SKRIPSI
OLEH:
MIATI AYU MAGHDALENA
NIM: 16.20.77
NIM : 16.20.77
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya dan bukan merupakan
duplikasi sebagian atau seluruhnya dari karya orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam skripsi ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Pernyataan ini dibuat dengan
sebenar-benarnya secara sadar dan bertanggung jawab dan saya bersedia menerima sanksi
pembatalan skripsi dan pencabutan gelar akademik apabila di kemudian hari terbukti
melakukan duplikasi terhadap skripsi atau karya ilmiah lain yang sudah ada
Yang Menyatakan
i
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 16.220.77
Konsentrasi : Islamologi
pada tanggal -0. Telah diperbaiki dan diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Teologi (S.Th) pada Program Sarjana Program Studi Teologi di Sekolah Tinggi
Disetujui,
Pembimbing/Penguji I
Diketahui
Ketua STT GKE
ii
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpah berkat
serta penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Nabi
Ismail Dalam Islam” tepat pada waktunya. Penulisan skripsi ini diajukan kepada Program
Strata Satu Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis (STT GKE), sebagai
kepada semua pihak yang terlibat langsung mendukung penulis dalam hal memperkaya
penulisan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat menjadi suatu tulisan yang berguna untuk
setiap pembacanya terutama dalam mata kuliah Islamologi. Dalam penulisan skripsi ini,
penulis juga menyadari bahwa tentu ada banyak kekurangan yang dikarenakan suatu
keterbatasan penulis. Oleh sebab itu penulis juga mengharapkan adanya kritik dan saran
yang bersifat membangun, sehingga tulisan ini semakin diperkaya di masa yang akan
Penulis
iii
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
UCAPAN TERIMAKASIH
Bukan hal yang mudah untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, dalam
prosesnya terkadang penulis berpikir untuk menyerah bahkan ada rasa takut untuk terus
sehingga penulis tetap bertahan dan berdiri tegak untuk terus berjuang menjadi yang
terbaik.
memberi kesempatan dan ketekunan kepada penulis untuk menyelesaikan tulisan skripsi
ini. Terimakasih Tuhan Yesus karena telah menitipkan orang-orang baik yang senantiasa
mendukung dan memberi semangat kepada penulis untuk terus tegar berjuang dalam
setiap proses yang telah penulis lalui. Oleh sebab itu tulisan ini penulis persembahkan
kepada-Mu sebagai bentuk ungkapan syukur dan terimakasih penulis atas setiap
kebaikan-Mu.
Secara khusus skripsi ini juga penulis persembahkan kepada orang-orang yang
telah mendukung penulis untuk menyelesaikan tulisan ini dengan baik seraya
1. Terimakasih kepada orang tua: Big Boss (Istono) dan Mami Boss (Misleluni)
untukku terus belajar, sehingga aku dapat melalukan segala sesuatu dengan penuh
Karena kalianlah alasan untuk aku bisa dan bertahan, untuk itulah aku
yang terkasih. Terimakasih karena selalu memberi semangat sukacita dikala aku
mau menyerah dalam penulisan skripsiku dan memberi keyakinan yang kuat,
iv
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
kalian meskipun kecil tetapi mampu menunjukan bahwa kalian ade-ade yang
hebat.
Dayansi Milawati (Anci), Novita Sari (Ayie), Feby Apriani (Febing), Srimasloli
(Ayang Lolol), Trio Lousania (Oca), Monica Berliana (Onic), Riska Puspita Sari
banyak perbedaan baik dari sisi cara pandang, perkataan, bahasa, budaya, pola
pikir, perilaku dan banyak hal lainnya. Tidak jarang itu menjadi perdebatan tetapi
di sisi lain itu juga menjadi hal yang menyatukan kita dan membuat kenangan
manis yang tidka dapat dilupakan selama kita bersama menempuh pendidikan
atau lagi kumpul bersama di base camp. Terimakasih sudah memberikan banyak
pelajaran, teguran, candaan, serta menjadi motivasi ketika orang lain selalu
menghujat kita.
yang diberikan.
5. Terimakasih kepada Dosen Waliku Pdt. May Linda Sari (Bunda May),
terimakasih sudah memberikan naungan dan menajdi orang tua pengganti selama
aku berkuliah di STT GKE, terimakasih atas kasih saying dan nasihat-nasihat.
6. Terimakasih kepada setiap dosen terutama kepada Pdt. Kinurung dan Pdt Sudianto
yang telah menjadi ayah serta pemotivasi yang tak pernah berhenti. Sehingga
v
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................iii
UCAPAN TERIMAKASIH................................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................................vi
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.2.1. Bagaimana hak waris Ismail menurut ajaran Alquran dan para Ulama?..........6
1.2.2. Bagaimana pemahaman umat terhadap hak waris Ismail dalam Islam?...........6
1.2.3. Mengapa terjadinya perbedaan pemahaman makna hak waris dalam Islam?. .6
1.2.4. Bagaimana nilai-nilai positif bagi gereja khususnya bagi Warga Jemaat
GKE?.............................................................................................................................7
1.3.1. Memaparkan mengenai hak waris Ismail menurut ajaran Alquran dan Para
Ulama............................................................................................................................7
vi
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
1.5. Hipotesa.....................................................................................................................7
1.6.1. Signifikansi teoritis, tulisan ini berguna dalam hal referensi dan menjadi
1.6.2. Signifikansi praktis, tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan untuk memahami makna qurban dalam Islam. Penulisan mengenai hak
waris Ismail dalam Islam ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk penulisan
skripsi............................................................................................................................8
vii
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
1.9.3. Verifikasi...........................................................................................................13
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................13
PARA ULAMA...........................................................................................................13
WARIS........................................................................................................................13
BAB VI PENUTUP.....................................................................................................14
BAB II................................................................................................................................15
BAB III..............................................................................................................................31
viii
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
3.1. Pro dan Kontra pada Hak Waris Nabi Ismail dalam Islam......................................32
BAB IV..............................................................................................................................43
4.3. Kesimpulan Mengenai Perbedaan Pemahaman Makna Waris Ismail dalam Islam 59
BAB V................................................................................................................................62
DALAM ISLAM...............................................................................................................62
5.4. Ayah yang Selalu Memperhatikan Kondisi Anak-anaknya dan Memberi Nasihat.74
5.6.2 Poligami..............................................................................................................80
BAB VI..............................................................................................................................82
PENUTUP..........................................................................................................................82
6.1. Kesimpulan..............................................................................................................82
6.2.Saran.........................................................................................................................84
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................89
LAMPIRAN.......................................................................................................................93
x
BAB I
PENDAHULUAN
beragama akhirnya sulit membedakan antara mana yang doktrin yang bersifat
normatif yang bisa dilandasi oleh ayat-ayat Kitab Suci dan mana yang disebut
penafsiran seseorang atau kelompok terhadap doktrin yang seringkali dimuati dan
kehidupan umat beragama terutama umat Kristen maupun Islam. Hal ini juga
diperkuat oleh para Da’i dan Misionaris dengan landasan Kitab Suci masing-
masing. Kenyataan ini sangat sulit untuk dilerai hanya dengan menggunakan cara-
1
Doktrinal: sebuah ajaran pada suatu aliran politik dan keagamaan serta pendirian segolongan
ahli ilmu pengetahuan, keagamaan, ketatanegaraan secara bersistem, khususnya dalam
penyusunan kebijakan negara. Secara singkat, doktrin ialah ajaran yang bersifat mendorong
sesuatu seperti memobilisasinya. Teologis: ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan
dengan keyakinan beragama. Teologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan
Tuhan.https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/doktrin diakses 23 April 2020 pukul 21:08 WITA.
2
Kultural: hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Sosiologis: ilmu yang
mempelajari tentang perilaku sosial antara individu dengan individu, individu dengan kolompok,
dan kelompok dengan kelompok. Syarifudin Jurdi, sosiologi Islam & Masyarakat Modern (Jakarta:
Kencan, 2010), 129.
3
Yunus Muhammad & Rahmatia Yunus, Rekonsiliasi Manusia Ekonomi: Tuma’ninah vs
self- interest. Kajian Hikmah dan Makna Makro-Mikro Al Quran. Ed 1; Cet-1(Jakarta: Feliz Book,
2013),
401.
1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
dengan cara baik dan jujur, maupun melalui studi agama-agama4 Hal in juga
Islam.
Umat Muslim merayakan hari lebaran Idul Adha dan festival kurban, untuk
menekankan aspek ketaatan mereka dalam berserah diri kepada Allah SWT.
bagi Ismail dan Ishaq. Para ahli tafsir (mufassir) modern memang berasumsi
bahwa Ismail adalah anak yang dimaksud, kendati sumber-sumber tafsir awal
Menurut sejarah, karena lama tidak mempunyai anak, Sarah (yang saat itu
masih bernama Sarai, isteri Ibrahim, mengambil Siti Hajar, hambanya, orang
isterinya. Ketika itu Ibrahim (waktu itu masih bernama Abram) telah 10 tahun
tinggal di tanah Kanaan dan berusia 85 tahun. Menurut adat waktu itu, anak dari
Siti Hajar akan menjadi anak Sarah dan Ibrahim. Hal ini merupakan usaha Sarah
rumah Ibrahim sebagai bagian tanda perjanjian antara Allah SWT dengan
Ibrahim dan keturunannya. Ibrahim disunat pada hari yang sama, ketika berusia
99 tahun. Dalam
4
Ruslani. Masyarakat Kitab dan Dialog Antaragama (Yogyakarta: Yayasan Bentang
Budaya,2000), xii-xiii.
2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
5
Ibid.
6
H. Salim Bahreisy. Sejarah Hidup Nabi-Nabi (Surabaya: PT BINA ILMU, 1980), 87.
3
peristiwa itu Allah SWT mengganti nama Abram menjadi Ibrahim, dan Sarai
menjadi Sarah. Allah SWT berjanji bahwa Ia akan memberkati Sarah, dan dari
bahkan Allah SWT akan memberkatinya, sehingga Sarah menjadi ibu bangsa-
sebagai salah satu nabi dan bapa leluhur umat Islam. Tradisi Islam menganggap
Ismail sebagai leluhur bangsa Arab, tetapi bukan orang-orang Arab yang adalah
disebutkan 10 kali, kebanyak bersama leluhur dan nabi-nabi zaman dahulu. Dalam
cerita pengorbanan putra Ibrahim, nama putra ini di dalam Alquran adalah Ismail.
identitas putra itu tidak penting, karena yang dipentingkan identitas putra itu
7
Alquran dan Terjemahan. Surat: Ash-Shaaffat. (Jakarta: Salman Harun Intitute, 2008).
8
Glasse, C., "Ishmael", Concise Encyclopedia of Islam (New York: Harper Collins Publisher,
1991), 214.
Dalam berbagai “komentari Alquran dan sejumlah koleksi cerita nabi, Ismail
mempunyai peran besar dalam mendirikan Kaabah. Menurut tradisi Islam, Ismail
dikuburkan di Hijir Ismail, di dalam Masjidil Haram.”9 Dalam tradisi Islam, ketika
Ibrahim meninggalkan Siti Hajar dan Ismail di padang gurun, Siti Hajar kehabisan
air dan untuk mencarikan minum bagi Ismail yang menangis kehausan, Siti Hajar
berlari 7 kali antara bukit-bukit Al-Safa dan Al-Marwah, sampai kemudian Allah
SWT menunjukkan mata air yang membual. Mata air itu dikenal sebagai sumur
Zam- zam. Untuk memperingati peristiwa ini, orang-orang Islam pada waktu
4
menunaikan ibadah Haji lari di antara kedua bukit yang sama. “Ketika pergi ke
Kaabah.”10
tradisi Islam, Kaabah pertama kali didirikan oleh Adam. Ibrahim dan
Ismail membangunnya kembali di atas landasan yang lama. Menurut silsilah yang
disusun oleh pakar Islam, Muhammad adalah keturunan Ismail melalui garis
tersebut ada hal-hal yang harus menjadi perhatian mengenai kedudukan Ismail: “11
1. Perbedaan yang sangat mencolok adalah dalam agama Islam, Ismail yang
hendak di kurbankan. Sedangkan dalam agama Kristen, Ishaq lah yang hendak
adalah sah dan benar. Seperti ketetapan janji Allah SWT kepada Ismail:
"Apabila seorang laki-laki mempunyai dua istri, yang seorang dicintai dan
yang seorang
9
E.J. Brill’s, Encyclopedia of Islam Volume 4, Ismail. (New York: Laiden, 1993).
10
Azraqi, Akhbar Makkah Volume 1 (New York: Darussalam), 58-66.
11
https://christology.wordpress.com/2014/10/05/ismail-dalam-islam-dan-ishaq-dalam-
kristen/ Diakses 16 Mei 2020 Pukul 08:28 WITA.
5
tidak dicintainya, dan mereka melahirkan anak laki-laki baginya, baik istri yang
dicintai maupun yang tidak dicintainya, dan anak sulung adalah anak dari istri
yang tidak dicintai, maka pada waktu dia membagi warisan hartanya kepada
anak-anaknya itu, tidak boleh dia memberikan bagian anak sulung kepada anak
dari istri yang dicintai, merugikan anak dari istri yang tidak dicintai, yang
merupakan anak sulung". Hukum ini jelas menyatakan bahwa hak Waris
berlaku, anak bungsu berhak mewarisi kemah ayahnya. Sedangkan anak sulung
sebagai anak sulung Ibrahim, bukan dalam bentuk kemah atau hewan yang
terbentang dari Sungai Nil sampai Sungai Eufrat beserta seluruh penduduknya.
Ismail dikirim ke Hijaz untuk menjaga Baitullah yang telah dibangun bersama
ayahnya. Suatu kenyataan yang terjadi sampai saat ini adalah semua kawasan
Romawi dan Persia. Walaupun kemudian mereka menjadi kaum pagan, mereka
tetap tidak bisa melupakan Allah SWT, Ibrahim, Ismail dan nabi-nabi lainnya,
6
2. Islam mengimani kenabian Ishaq dan Ya'qub sebagaimana mengimani semua
nabi yang dikisahkan dalam Alquran. Dari semua kisah tersebut kita
menemukan fakta bahwa perjanjian agung antara Allah SWT kepada Ibrahim
kekuasaan yang luar biasa, memiliki kerajaan sampai akhir jaman dan nabi yang
benar dan tidak berubah-ubah. Paham mutlak benar dan tidak berubah-ubah
mempunyai pengaruh bagi sikap mental dan tingkah laku pemeluknya. Umat
1.2.1. Bagaimana hak waris Ismail menurut ajaran Alquran dan para Ulama?
1.2.2. Bagaimana pemahaman umat terhadap hak waris Ismail dalam Islam?
1.2.3. Mengapa terjadinya perbedaan pemahaman makna hak waris dalam Islam?
12
https://christology.wordpress.com/2014/10/05/ismail-dalam-islam-dan-ishaq-dalam- kristen/ diakses 16 Mei 2020 Pukul
09:50 WITA.
Kabilah : kaum yang berasal dari satu ayah. https://kbbi.web.id/kabilah Diakses 05 November
2020 Pukul 11:28 WITA.
13Harun Nasution, Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran (Bandung: Mizan, 1995), 167.
7
1.2.4. Bagaimana nilai-nilai positif bagi gereja khususnya bagi Warga Jemaat
GKE?
1.3.1. Memaparkan mengenai hak waris Ismail menurut ajaran Alquran dan Para
Ulama.
Perlunya batasan masalah ini yaitu agar menghindari meluasnya topik atau
pokok dari yang akan penulis paparkan. Untuk memfokuskan tulisan agar menjadi
makna hak waris Ismail dalam Islamsecara khusus di dalam Alquran, Hadist dan
Hukum Islam. Melihat pemahaman akan makna hak waris Ismail tersebut dalam
1.5. Hipotesa
umat Islam
14
Sanon dan Sudianto, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Makalah, Laporan, Proposal
Skripsi, Skripsi, Proposal Tesis, dan Tesis (Banjarmasin: Unit Publikasi Informasi Sekolah Tinggi
Teologi GKE, 2019), 38.
8
sangat menganggap penting Hak waris sehingga ini merupakan suatu hal untuk
memahami siapa Nabi terdahulu bagi umat Islam. Meskipun dari masa ke masa
hak waris Ismail memiliki perbedaan makna bagi umat Islam, perubahan pasti
memperlihatkan bahwa ajaran itu akan ikut berkembang dan dapat berubah
dikarenakan banyak orang yang kurang memahami tentang makna waris Ismail itu
sendiri.
1.6.1. Signifikansi teoritis, tulisan ini berguna dalam hal referensi dan menjadi
1.6.2. Signifikansi praktis, tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
mengenai hak waris Ismail dalam Islam ini ditujukan sebagai salah satu
Sayyid Quthb dalam Kitab Tafsir Fi Zhilal Al-Quran. Dalam hal ini berbicara
9
Ibrahim memperebutkan kekuasaan wilayah yang terbentang dari sungai Nil di
Mesir sampai sungai Efrat di Irak yang di diami puluhan bangsa. Sampai pada hal
yang mendasar seperti munculnya konsepsi tentang Tuhan. Tulisan yang dibuat
oleh penulis berbicara mengenai Hak Waris Ismail dalam Islam menurut Alquran,
para Ulama dan bagaimana refleksi teologis bagi warga Jemaat GKE. 16
Para tokoh berpendapat bahwa anak pertama merupakan anak yang sah dan
di akui di dalam Islam. Seperti yang dikatakan bahwa Islam memberikan hak-hak
sah kepada masing-masing istri dan membuat laki-laki bertanggung jawab secara
hukum kepada setiap istrinya dan karenanya dari mereka lahir anak-anak yang sah
dan terhormat di mata masyarakat dan hukum. Hak waris Ismail dalam
Alquran terdapat dalam Surat Ash Shafaat Ayat 101-113 “Maka kami beri dia
kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah SWT kamu akan
dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.” Perlu dipahami bahwa mimpi para
Nabi itu wahyu yang mesti dipenuhi. Dalam hadits mawquf –hanya sampai
pada
16
Musyrifah, Teologi dan Manuver Yahudi Nasrani Menurut Penafsiran Sayyid Quthb dalam Kitab Tafsir Fi Zhilal
Al-Quran (Banjarmasin: UIN Antasari, 2009)1-3. Pengelola File:///Telepone/ Downloads/Documents/BAB I.pdf
17
H. Salim Bahreisy. Sejarah Hidup Nabi-Nabi (Surabaya: PT BINA ILMU, 1980), 112-113.
10
perkataan sahabat Ibnu ‘Abbas- disebutkan, “Penglihatan para nabi dalam mimpi
itu wahyu.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak 2: 431. Hadits ini kalau
dikatakan marfu’ –sabda Nabi- itu dha’if. Yang benar, hanyalah perkataan sahabat
atau hadits mawquf. Lihat tahqiq Tafsir Ibnu Katsir, 6: 386 oleh Syaikh Abu Ishaq
Al-Huwaini hafizhahullah). 18
Menurut Irwan Winardi dalam memahami hak anak pertama atau hak waris
yaitu terdapat dalam sebuah poligami Islam, semua istri adalah istri resmi, para
istri memiliki status, kedudukan, hak dan kewajiban yang setara dalam rumah
tangga. Demikian juga dengan anak-anak yang dilahirkannya, anak dari istri
pertama, kedua, ketiga dan keempat semuanya mempunyai status dan hak yang
sama, baik dari segi nafkah maupun dalam masalah waris.19 Dalam hal ini
ditunjukan bahwa semua anak di anggap sama meskipun lahir dari istri pertama,
diharamkan atas tuannya ibu dan anak-anak perempuan budak itu selamanya.
Demikian juga budak itu haram bagi anak-anaknya serta ayah sang tuan.
Demikian pula haram bagi tuan saudari-saudari budak yang digaulinya, bibinya,
seharusnya perempuan ini merdeka menjalani masa iddah, yang disebut sengan
18
https://rumaysho.com/11623-pelajaran-dari-kisah-nabi-ibrahim-menyembelih-
ismail.html di akses 29 Maret 2020, pukul 22:22 WITA.
19
Irwan Winardi, Monogami VS Poligami (Bandung: Bumi Rancaekek Kencana, 2006), 22
istibra’. Istibra’ disyariatkan karena pergantian status, dari asalnya merdeka
budak. Jika seorang budak wanita digauli oleh tuannya, dan ia melahirkan anak
tuannya, maka budak itu disebut sebagai umm walad, dimana anak-anak yang lahir
obyek sebagai sesuatu yang utuh dinamis, hasil rekontruksi pemikiran dan
interpretasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh karena setiap aspek dari obyek
Satuan unit kajian merupakan satuan objek studi yang menjadi fokus
individu dan kelompok yang dijadikan unit atau hal yang diteliti.24
20
https://www.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2019/10/02/171572/milkul-
yamin- dalam-pandangan-syariat.html diakses pada Rabu 11 Maret 2020 Pukul 20:02
21
Asep Saepul Hamdi, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan
(Yogyakarta: CV Budi Utama, 2014), 234.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2016), 22.
23
Sanon dan Sudianto, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Makalah, Laporan, Proposal
Skripsi, Skripsi, Proposal Tesis, dan Tesis (Banjarmasin: Unit Publikasi Informasi Sekolah Tinggi
Teologi GKE, 2019), 41.
24
Husaiani Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi
AkSarah, 1996), 109
1.8.3. Teknik Alat dan Pengumpulan Data
pustaka.25
langkah-langkah yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi, yang akan
25
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), 1-
2.
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2016),
246.
27
Ibid.,
247.
28
Ibid.,
249.
1.9.3. Verifikasi
berupa deskripsi atau gambaran masalah yang masih belum jelas sehingga menjadi
jelas.29
studi pustaka.
BAB I PENDAHULUAN
Ulama. Memaparkan pengertian serta pemahaman hak Waris dalam Alquran dan
Para Ulama.
29
Ibid., 253.
BAB IV ISMAIL SEBAGAI ANAK SULUNG IBRAHIM DAN PERBEDAAN
PEMAHAMAN MAKNA HAK WARIS DALAM ISLAM
Bab IV ini membahas bagaimana Islam mengakui Ismail sebagai anak sulung
serta mengapa terjadi perbedaan pengertian atau pemahaman hak waris dalam
umat Islam dan Kristen. Memaparkan pemahaman umat dalam memahami hak
waris.
diambil secara kekristenan sehingga nilai-nilai positif itu dapat digunakan untuk
BAB VI PENUTUP
Ismail adalah tokoh dalam Alquran. Dalam Islam, dia dipandang sebagai
nabi, Ismail juga dikaitkan dengan Makkah dan pembangunan Ka’abah. Ismail
(Arab-yang- di Arabkan), karena mereka bukan asli arab dan memperlajari bahasa
Ismail berasal dari dua kata "dengarkan" (isma) dan "Tuhan" (al/il), yang
Ibrahim dan kafilah pengikutnya hijrah dari Iraq ke Syam.2 Namun Syam
mengalami
paceklik hebat sehingga mereka pergi ke Mesir. Dalam sebuah riwayat disebutkan
bahwa raja memerintahkan untuk membawa Sarah, istri Ibrahim, ke istananya saat
utusan raja tiba dan menanyai mengenai Sarah, Ibrahim menjawab bahwa dia
adalah saudarinya. Ibrahim juga berpesan kepada Sarah agar mengaku sebagai
saudarinya, agar raja tersebut tidak membunuh Ibrahim. (HR. Bukhari 2217)
tangannya menjadi lumpuh mendadak. Raja memohon agar Sarah berdoa pada
kelumpuhan
yang lebih berat dari sebelumnya. Raja kembali meminta Sarah mendoakannya
15
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
1
Omar Hashem. Muhammad Sang Nabi: Penelusuran Sejarah Nabi Muhammad Secara
Detail. Bab 1. Kondisi Geografis - Kafilah Nabi Ibrahim. 10.
2
Ibid.
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
dan berjanji tidak akan mengganggunya lagi. Setelahnya, raja memerintahkan agar
Sarah dipulangkan kepada Ibrahim. Sarah juga diberi budak perempuan bernama
Hajar sebagai hadiah.3 Peristiwa Ibrahim dan Sarah di Mesir tidak tercantum
dalam Alquran.
Ibrahim dan Sarah kembali ke Syam. Setelah sekian tahun tinggal di sana,
mereka tidak juga memiliki keturunan. Ibnu Katsir dalam karyanya, menuliskan
bahwa Sarah kemudian memberikan Hajar sebagai selir atau menjadi istri Ibrahim
lantaran dia sudah yakin tidak akan memiliki anak. Namun setelah mengandung,
Hajar menjadi merasa lebih mulia dari Sarah dan itu membuat marah Sarah
sehingga dia memberi hukuman yang berat kepada Hajar. Hajar kemudian
melarikan diri, tetapi dia didatangi malaikat yang menyuruhnya untuk kembali
sampai tak bisa dihitung, juga menyuruhnya untuk memberikan anaknya dengan
nama Ismail karena Allah SWT mendengar penindasan atas Hajar. Disebutkan
Pandangan mengenai waktu saat Hajar dan Ismail diungsikan ke Arab. Meski
Alquran sendiri tidak mengisahkan peristiwa ini, hadits dan tafsiran para ulama
sepakat bahwa Hajar dan Ismail diungsikan saat Ismail masih kecil dan menyusu.
Dalam sebuah riwayat hadits diterangkan bahwa Ibrahim mendapat perintah untuk
mengungsikan Hajar dan Ismail dari Syam dan menempatkan mereka di tengah
padang pasir tak berpenghuni. Saat Ibrahim beranjak pergi, Hajar membuntutinya
3
Ibnu Katsir. Shahih Tafsir Ibnu Katsir (Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 2014), 214-217.
4
Ibid., 219-220.
17
dan bertanya, "Wahai Ibrahim, engkau hendak ke mana? Apakah kamu akan
meninggalkan kami di lembah yang tidak ada seorang manusia dan tidak ada suatu
tanamanpun ini?" Namun Ibrahim tetap tidak menjawab meski Hajar bertanya
jawaban, "Iya." Hajar kemudian membalas, "Jika demikian, Allah SWT tidak akan
Hal ini menjelaskan bahwa Ismail diungsikan pada sekitar usia enam belas
tahun. Disebutkan bahwa Ismail lahir saat Ibrahim berusia 86 tahun dan Ishaq lahir
saat Ibrahim berusia 100 tahun sehingga keduanya terpaut sekitar empat belas
tahun. Saat pesta penyapihan Ishaq, Sarah melihat Ismail bermain bersama Ishaq
dan dia tidak menyukai hal tersebut. Sarah mengatakan pada Ibrahim, "Usirlah
hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi
ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishaq.” Meski Ibrahim kesal dengan
Ismail dipandang sebagai nabi dan rasul. Ibnu Katsir menyebutkan bahwa
Ismail diutus untuk berdakwah pada penduduk Makkah dan sekitarnya, seperti
kabilah Jurhum, Amaliq, dan penduduk Yaman. Penyebutan Ismail dalam Alquran
seringnya tidak terkait kisahnya. Kisah Ismail yang terdapat dalam Alquran sendiri
adalah sepintas tentang haji dan pembangunan Ka'bah (Al-Baqarah 02: 125-127).
Bagian kisah Ismail yang lain diambil dari sumber non-Quran, seperti riwayat
hadits, tafsiran ulama, dan sumber-sumber Yahudi dan Kristen. Dalam Alquran,
18
nama Ismail hampir selalu dirangkaikan dengan para nabi yang lain. Disebutkan
bahwa Ismail (dan beberapa nabi yang lain) dilebihkan derajatnya di atas umat
yang lain, sosok pilihan Allah SWT, dan dianugerahi petunjuk ke jalan yang lurus
(Al-An'am
06: 86-87). Dia juga disebut sebagai sosok yang benar janjinya dan seorang yang
diridhai Allah SWT.Ismail juga disifati sebagai orang yang sabardan termasuk
Ismail juga erat kaitannya dengan Ka'bah yang menjadi kiblat umat Islam.
malaikat), Ibrahim dan Ismail berperan sebagai pembangun ulang. Keduanya juga
mengajarkan syariat haji dan rukun Islam kelima ini menjadi ibadah yang Saraht
kenangan dan keteladanan akan sosok Ibrahim, begitu juga dalam hari raya Idul
Adha. 5
pasutri, yakni keinginan untuk segera memiliki anak karena hingga hampir usia
Secara etimologi kata poligami berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri atas
katapoly (polus) yang berarti banyak dan gamein yang berarti kawin atau
5
Firestone, Reuven. Journeys in Holy Lands: The Evolution of the -Ishmael Legends in Islamic
Exegesis. (New York: SUNY Press, 1990), 98. ISBN 978-0791403310.
6
Iqbal Harahap. Ibrahim Bapa Semua Agama: Sebuah Rekonstruksi Sebuah Sejarah Kenabian
Nabi Ibrahim As Sebagaimana Tertuang Dalam Taurat, Injil dan Alquran (Jakarta: Lentera Hati,
2014), 243-244.
19
perkawinan.7 Dalam bahasa Arab, poligami disebut dengan ta’adud al-zaujah,
mengenai poligami. Poligami berarti ikatan perkawinan yang salah satu pihak
(suami) mengawini beberapa lebih dari satu istri dalam waktu yang bersamaan,
bukan saat ijab qabul melainkan dalam menjalani hidup berkeluarga. Poligami
adalah suatu bentuk perkawinan di mana seorang pria dalam waktu yang sama
pembesar Negara dan orang-orang kaya. Mereka mengambil beberapa wanita, ada
yang dikawini dan ada pula yang hanya dipergunakan untuk melampiaskan hawa
nafsunya akibat perang, dan banyak anak gadis yang diperjual belikan, diambil
Dengan demikian poligami itu adalah sisa-sisa pada waktu peninggalan zaman
perbudakan yang mana hal ini sudah ada dan jauh sebelum masehi.
Namun dalam Islam, poligami mempunyai arti perkawinan yang lebih dari
satu dengan batasan. Umumnya dibolehkan hanya sampai empat wanita saja.
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-
wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak
akan dapat berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu
miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”
7
Hassan Shadily, Ensiklopedi Indoneasia (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1989), 27.
8
Rahmat Hakim. Hukum Perkawinan Islam (Bandung: Pustaka Setia. 2000), 133.
20
Maksudnya berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri
seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah. Islam
poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para nabi sebelum nabi
Muhammad SAW. Ayat Ini membatasi poligami sampai empat orang saja.
dan hanya berurusan dengan dapur, sumur dan mengikuti keinginan suami saja
sehingga ketika banyak suami meninggal dunia akibat perang, hancurlah ekonomi
Hal menarik untuk diperhatikan terkait poligami karena alasan personal ini
adalah bahwa inisiatif poligami tidak berasal dari suami tetapi dari istri. Dalam
poligami yang dilakukan Nabi Ibrahim, Sarah adalah inisiator. Artinya poligami
perkawinannya dengan Nabi Ibrahim yang sudah berjalan puluhan tahun belum
Ibrahim untuk menikahi Hajar yang tak lain adalah pembantunya sendiri.
perempuan atau istri. Jadi bukan atas inisiatif sepihak dari laki-laki atau suami.
21
Dengan kata lain, istri adalah pihak yang secara moral menjadi penentu
apakah seorang suami sebaiknya berpoligami atau tidak untuk keluar dari
sosial, hak poligami ada pada suami dengan syarat mampu secara ekonomi karena
bertujuan mengatasi masalah kemiskinan. Selain itu harus sanggup berlaku adil
kepada para istri dan anak-anaknya. Jadi poligami dengan alasan sosial
kepada pengertian “anak”, antara lain kata “al-walad” atau “al-aulad” (seperti
dalam QS. Luqman: 13, QS. Al- Kahfi: 46, QS. Ali Imron: 14), “al-ghulam”
(seperti yang tercantum dalam QS. Maryam: 7, QS. As- Shaffat: 101). Demikian
pula dalam hadits-hadits Nabi, istilah al-walad, al-aulad, al-maulud, al-ibnu, al-
banin, dan al- ghulam sering digunakan untuk memberikan pengertian anak ini,
itu bagaikan kupu-kupu surga”. Adanya ayat-ayat Alquran dan al-Hadits yang
berbicara tentang anak seperti di atas, dan sebenarnya masih banyak lagi dalam
ayat atau hadits Nabi yang lain, menunjukkan betapa perhatian Islam terhadap
anak atau dengan perkataan lain, Islam memandang bahwa anak sulung memiliki
kedudukan atau fungsi yang sangat penting, baik untuk orang tuanya sendiri,
Umumnya orang sudah maklum, bahwa yang dimaksud hak ialah sesuatu
yang mestinya didapatkan atau diperoleh untuk dirinya dari orang lain. Lawan dari
22
kata hak ialah kewajiban, yaitu sesuatu yang harus diberikan atau dilakukan
dirinya untuk keuntungan orang lain. Jadi yang dimaksud hak anak ialah segala
sesuatu, baik itu berupa hal yang konkrit maupun yang abstrak, seperti hak untuk
hidup dan berkembang, hak mendapatkan perlindungan dan penjagaan dari siksa
api neraka, hak untuk mendapatkan nafkah dan kesejahteraan, hak mendapatkan
keadilan dan persamaan derajat9 yang semestinya didapatkan atau diperoleh oleh
anak dari orang tuanya atau walinya. Apa yang menjadi hak anak, berarti menjadi
ternyata bahwa ia adalah seorang wanita mandul yang tidak dapat diharapkan akan
memberikan keturunan bagi Nabi Ibrahim yang sangat dirindukan dan yang selalu
tugas menyebarkan iman dan tauhid kepada masyarakat yang masih berada dalam
kegelapan. 10
keinginan suaminya yang memang sudah menjadi ketentuan umum, bahwa tiap
9
Ali Ghufran. Lahirlah dengan Cinta: Fikih Hamil dan Menyusui. (Jakarta: Amzah, 2007),
70.
10
Ibnu Katsir. KISAH PARA NABI: Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi Sejak Adam
Hingga Isa. (Jakarta: Qisthi Press, 2015), 284-285.
23
suami dan kepala keluarga mendambakan keturunan untuk meneruskan misi Nabi
Adam yang ditentukan Allah SWT tatkala diturunkan ke bumi. Dengan menyadari
hal tersebut dan menyadari bahwa dirinya sendiri tidak dapat memenuhi keinginan
suaminya itu, maka dengan menekan sifat egoisme dan cemburu yang ada dalam
hatinya, bahkan dalam hati tiap wanita, Sarah memberikan ijin kepada Nabi
Ibrahim untuk mendekati Hajar, dayang hadiah yang diperolehnya dari Raja
Mesir. Kemudian hasil pendekatan Nabi Ibrahim dan Hajar, lahirlah Ismail putera
pertamanya. 11
penyantun, sabar, rendah hati, tepat janji dan selalu menjaga shalat. Ismail
“maka kami beri ia kabar gembira dengan seorang anak yang sangat sabar. Maka
Allah SWT engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS.
Ash-Shaffat:
102-102)
tersebut)
24
11
Ibid., 284-285.
25
dalam Alquran, sesungguhnya, dia adalah seorang yang benar janjinya dan ia
adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh ahlinya (keluarganya) untuk
mengerjakan shalat dan menunaikan zakat dan ia adalah seorang yang diridhai di
“katakanlah (hai orang-orang Mukmin): ‘kami beriman kepada Allah SWT dana
pa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,
“Dan ingatlah hamba-hamba kami: Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub yang mempunyai
pilihan yang paling baik. Dan ingatlah tentang Ismail, Ilyasa, Dzulkifli, semuanya
Dapat dipastikan bahwa putera pertama Nabi Ibrahim adalah Ismail dan hal
ini tidak diragukan lagi kebenarannya. Dengan demikian, Ismail disebut sebagai
putera Nabi Ibrahim satu-satunya, baik dari sisi wujud keberadaannya atau makna
yang sebenarnya. Adapun dari sisi wujud keberadaannya, dapat diketahui bahwa
Nabi Ibrahim memiliki putera lagi setelah Ismail berusia 13 tahun. Sementara itu
dilihat dari sisi maknanya, dapat diketahui Ismail ikut hijrah bersama ayah dan
ibunya yaitu Nabi Ibrahim dan Hajar. Nabi Ibrahim menempatkan Ismail dan
Hajar di lembah Gunung Faran, yaitu disekitaran Gunung dekat Mekah yang
Ali bin Abi Thalib karya Ali Audah dijelaskan bagaimana kisah di balik
menikah dengan gadis keluarga Jurhum dan telah memiliki beberapa anak. Dalam
Nabi Ismail pun ikut serta membangun Ka’abah di kawasan tersebut. Mereka
berdua segera bekerja keras membangunnya. Nabi Ismail mengangkut batu dan
Nabi Ibrahim menyusunnya sehingga menjadi sebuah bangunan yang kuat. Bila
bangunan itu sudah setinggi Nabi Ibrahim saat berdiri, Nabi Ismail membawa
sebuah batu besar sebagai tempat untuk menopang ayahnya berdiri. Hingga
menyebutnya dengan kata al-bait (rumah) atau lebih tepatnya dengan redaksi baiti
Salah satu bagian Ka’bah terdapat batu hitam bernama hajar aswad.
Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Katsir bahwa saat pembangunan Ka’bah hampir
selesai, saat itu masih ada ruang kosong untuk menutupi temboknya. Berkatalah
Nabi Ibrahim pada anaknya, Ismail. Meminta ia untuk mencari sebuah batu agar
ruang kosong itu bisa tertutupi. ‘Pergilah engkau mencari sebuah batu yang bagus
untuk aku letakkan di salah satu sudut Ka’bah sebagai penanda bagi manusia.”
Ismail pun menuruti perintah ayahnya dan pergi menuju suau bukit ke bukit
lainnya untuk mencari batu terbaik. Saat dalam pencariannya, Ismail bertemu
dengan malaikat Jibril yang memberinya batu hitam (Hajar Aswad) yang paling
bagus. Dengan gembira, Ismail pun menerimanya dan segera memberikan batu
tersebut pada sang ayah. Nabi Ibrahim pun ikut bergembira dan mencium batu itu
berkali-kali.
Sedangkan dalam buku Ibnu Katsir disebutkan bahwa saat Nabi Ibrahim
meminta Ismail untuk mencari batu tersebut, Ismail merasa Lelah dan ia pun
27
mengeluh pada ayahnya. Hingga akhirnya Ibrahim berakat, “Biar aku saja yang
mencari.” Lalu ia pergi menemui malaikat Jibril yang membawakan batu hitam
dari India yang sebelumnya batu itu berwarna putih bersih seperti permata. nabi
Adam lah yang membawa batu itu ketika ia turun dari surga. batu itu kemudian
Nabi Ismail kemudian datang membawa sebuah batu, namun ia telah melihat
batu tersebut di salah satu sisi Ka’bah. Ismail berkata, ''Wahai ayahku, siapakah
yang membawa batu ini.'' Ibrahim menjawab, ''Yang membawa adalah yang lebih
''Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah
ditulis Said Hijazi dan Abdul Wahab ‘Isiy dalam surat kabar al-Wathan beberapa
waktu lalu. Al-Maghāmisi mengatakan bahwa yang dijadikan qurban itu Ishaq AS
Tafsirnya menulis bahwa para ulama berbeda pendapat tentang orang yang
28
dijadikan qurban, kebanyakan mereka berpendapat Ishaq. Orang yang berpendapat seperti
itu al-Abbas bin Abdul Muthalib dan putaranya (Abdullah bin Abbas).12
dijadikan qurban itu Ishaq. Para Tabiin juga berpendapat seperti itu, antara lain Alqamah,
al-Sya’bi, Mujāhid, Sa’id bin Jubair, Ka’ab bin al-Ahbār. Qutadah, Masrūq, Ikrimah, al-
Qāsim bin Barrah, Athõ, Maqātil, Abdurrahman bin Sābith, al- Zuhri, al-Saddi, Abdullah
bin Abi Hudail, dan Mālik bin Anas, semuanya mengatakan bahwa yang dijadikan
menggunakan pendapat ijma ulama, bahwa yang dijadikan qurban itu Ismail. Selaras
dengan fatwa al-Azhar yang disampaikan al- Syaikh ‘Athiyyah Shofar bahwa yang
dijadikan qurban itu Ismail bukan Ishaq AS. Kelompok terakhir ini memperkuat
1. Tatkala Nabi Ibrahim diselamatkan Allah SWT dari api, lalu ia hijrah dari Iraq
pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”
(QS As-Saffat: 99) Lalu ia memohon kepada Rabnya agar diberi seorang anak:
orang yang saleh. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak
yang amat sabar.” (QS As-saffaat: 100-101) Anak yang disebut dalam ayat itu
adalah anak yang lahir dari ibunda Hajar yaitu Ismail. Kala itu Sarah belum
dikaruniai
12
https://republika.co.id/berita/qdhaiu320/siapa-yang-akan-diqurbankan-ibrahim-ishaq-
atau- ismail-as diakses pada senin 07 September 2020 pukul 12:19 WITA.
29
13
Ibid
30
anak, maka muncullah rasa cemburu. Kemudian Allah SWT SWT
memerintah Ib rahim untuk menjauhkan Hajar dan anaknya (Ismail RA) dari
istri pertamanya.
SWT SWT menguji Ibrahim agar menyembelih anak semata wayang (Ismail),
dan ujian itu terlaksaana di Makkah. Adapun Ishaq merupakan kabar gembira
qurban, kemudian Allah SWT memberi contoh Ismail sebagai qurban agung.
Allah SWT, sedangkan Ibrahim sendiri tinggal di Syam jauh dari Hajar dan
meningkat dengan mimpi menyembelih buah hatinya yang tak lain adalah
Ismail.
3. Ada perbedaan situasi dan kondisi, ketika Ibrahim mendapat kabar gembira
kelahiran kedua putranya (Ismail dan Ishaq). Kabar gembira kelahiran Ismail
ketika ia hijrah dari Iraq, waktu itu ia memohon kepada Allah SWT agar diberi
Malaikat yang akan menemui kaum Luth, sewaktu itu Ismail beserta ibunya
Hajar jauh dari rumah. Di rumah Ibrahim itu hanya ada Sarah yang terkaget-
kaget akan punya anak, padahal ia tua dan mandul bersama seorang kakek-
kakek yang tua renta, tidak ada permintaan dari keduanya untuk punya anak.
31
Ujian untuk menyembelih anak yang diminta dan yang dikangeninya, yaitu
dimaksud untuk dijadikan qurban itu Ismail bukan Ishaq. Yaitu yang
untuk dijadikan qurban jauh dari ibunya, lalu di perjalanan bertemu dengan
simbolis dalam melempar Jamrah pada pelaksanaan ibadah haji. Peristiwa itu
berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari Ishaq (akan lahir putranya)
Ya'qub.” (QS Hud: 71). Maksudnya, bahwa Ishaq akan lahir, akan nikah,
dan akan punya putra bernama Ya’qub. Apakah masuk akal jika setelah
senang atas kehidupan Ishaq, lalu ayahnya menyembelihnya? Jika benar terjadi
munculnya Ya’qub? Alasan ini menunjukkan secara kuat bahwa yang dijadikan
halīm (anak sabar), sifat ini sangat cocok bagi orang yang mentaati perintah
membangkang. Tokoh ini tak lain adalah Ismail. Adapun berita gembira
kelahiran Ishaq dinarasian dengan diksu ghulām alīm (anak pintar), sifat ini
32
BAB III
ajarannya sendiri. Dalam konteks ini agama tetap memainkan perannya di tengah
proses globalisasi. Agama Islam tidak akan berada di pinggiran dalam proses
tersebut. Baik secara teologis maupun sosiologis, agama Islam di pandang sebagai
bahwa kehadiran agama Islam selalu disertai dengan “Dua Muka (Janus Face)”.
Pada satu sisi, secara yang melekat pada agama Islam memiliki identitas yang
bersifat khusus, kepentingan individu dan menjunjung tinggi ikatan social yang
berupa ajaran-ajaran. Akan tetapi pada waktu yang sama agama Islam juga kaya
akan identitas yang bersifat menempatkan diri ke cara pendang orang lain,
memiliki dalil yang umum, dan kesadaran akan ke-Tuhanan serta kesadaran
Jadi ada dua hal yang harus dilihat dari gambaran penjelasan itu. Yaitu
memahami posisi agama Islam dan meletakannya dalam situasi yang lebih nyata.
1
Robert, N. Bellah. Islamic Tradition and the Problems of Modernization (Los Angeles:
University of California Press, 1991), 146.
2
Jose Casanova. Public Religions in the Modern Word, 4.
31
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
sangat penting, agar nilai-nilai terbaik yang pernah dimiliki suatu bangsa
yang terkadung dalam kisah sejarah Nabi Ismail memberi makna terdalam bagi
generasi muda sekaligus memberi rasa bangga dan pesan moral akan identitas
agama Islam.
3.1. Pro dan Kontra pada Hak Waris Nabi Ismail dalam Islam
Jenis dan wujud pesan moral yang terdapat dalam kisah Nabi Ismail akan
Terlebih dalam pro dan kontra yang terjadi, hal ini di lihat dari pemahaman umat.
Jenis dan wujud pesan moral mencakup seluruh persoalan kehidupan, serta
sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk
Islam sendiri, yang berpendapat bahwa yang disembelih ialah Ismail antara lain
Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Ali bin Abi Thalib, Abu Hurairah, dan
Abu at-Thufail ‘Amir bin Watsilah. Dari kalangan tabiin antara lain Sa’id bin al-
4
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi. (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1995
324.
32
mendukung pendapat ini ialah Wahbah az-Zuhaili, Ar-Razi, At-Thabrisi,
untuk pertama kali atas kelahirannya adalah Ismail. Adapun Ishaq lahir setelah
Ismail. Dengan demikian, Ismail adalah anak tertua dan yang disembelih. Dalam
tahun, sedangkan sewaktu Ishaq lahir, Ibrahim berumur 99 tahun. Kedua, riwayat
dari al-Hakim dalam al-Manaqib yang menyebutkan bahwa Nabi SAW bersabda:
Saya adalah keturunan orang yang disembelih yaitu Ismail yang kemudian lahir
Nabi Muhammad melalui jalur Abdullah. Ketiga, riwayat dari al-Ashma’i bahwa
Ismail yang berada di Makkah dan Ishaq tidak pernah di sana. Ismail membangun
Ka’bah bersama ayahnya, Ibrahim. Keempat, Allah menyifati Ismail dengan as-
shabr (sabar), sedangkan Ishaq tidak demikian, sebagaimana tertera dalam QS Al-
Anbiya’ 21:85, ”Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Zulkifli, semua mereka
Para ahli tafsir (mufassir) modern memang berasumsi bahwa Ismail adalah
perbedaan pendapat dalam soal tersebut. Baru pada masa Ibnu Taimiyah dan
luas dan diikuti kaum Muslim hingga sekarang. Untuk mendukung pandangannya,
Ibnu Taimiyah bukan hanya mengaitkan berbagai kisah Ibrahim dalam Alquran
orang-orang Yahudi dan Kristen menambahkan nama Ishaq. Tidak dijelaskan dari
mana penambahan nama Ishaq itu diperoleh. Di tangan Ibnu Katsir, pandangan
pro-Ismail
dipromosikan sebagai paham ortodoksi. Pendapat yang berbeda dituduh “kidzb wa
buhtan” (bohong dan dusta), yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam dan
Bagi umat Islam secara umum, Ismail memainkan peran lebih menonjol dan
penting dari figur Ishaq. Menurut kesepakatan kaum muslim dan kaum Ahli Kitab,
anak
Ismail, ia berusia delapan puluh enam tahun. Dan ketika beliau mempunyai anak
Ishaq, usia beliau sembilan puluh sembilan tahun. Sebenarnya keberadaan Ismail
anak yang membantu Ibrahim membangun fondasi Ka’bah (Q. 2:127). Keduanya
mengajarkan ritual haji yang kelak menjadi bagian dari rukun Islam. Walaupun
Salah satu aspek cukup menonjol dalam perkembangan identitas hak Waris
Arab. Menurut ahli nasab, seluruh kaum Arab berasal dari keturunan satu di antara
dua pendahulu mereka: Qathan dan Adnan. Yang pertama dianggap sebagai Arab
asli, sebuah sebutan yang meliputi suku Jurhum. Dalam sistem nasab yang disusun
oleh Ibnu al-Kalbi pada abad kesembilan dan kemudian diterima luas, Ismail
disebut sebagai kakek-moyang suku-suku Arab utara yang dikenal dengan Adnan.
Ismail kawin dengan wanita dari suku Jurhum, yang berafiliasi dengan kota
seorang Arab karena Jurhum termasuk dari Qathan, Arab asli dari selatan.6
5
Mun’im Sirry. Scriptural Polemics: The Qur’an and Other Religions (Oxford: Oxford
University Press, 2014). 224.
Rentetan genealogi di atas hendak memperlihatkan bahwa dalam figur Ismail
bersatu suku-suku Arab kutub utara dan selatan, yang menjadi asal-muasal
Quraisy- suku Arab yang melahirkan Nabi Muhammad. Walaupun Ismail berasal
menggambarkan skema Arabisasi figur Bible Ismail yang tak lain adalah putra
patriakh Ibrahim yang berasal dari kota Ur di lembah Babilonia. Para ahli nasab
Muslim Arab telah menggabung- gabungkan sistem genealogi Arab pra-Islam dan
Nabi Muhammad. 7
Umat yang berpendapat yang disembelih ialah Ishaq antara lain ‘Umar bin
Khatthab, Jabir, Al-’Abbas, dan Ka’ab al-Akhbar. Dari kalangan tabiin ialah
Qatadah, Masruq, ‘Ikrimah, ‘Atha’, Muqatil, Az-Zuhri, As-Saddi, dan Malik bin
Anas.8 Argumen yang menyebut Ishaq yang disembelih Pertama, pada ayat QS
Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Maksudnya ialah Ibrahim
berhijrah dari negeri kaum yang telah menyakitinya lantaran fanatik terhadap
agar dianugerahi seorang anak saleh yang dapat memotivasinya untuk senantiasa
taat kepada Allah. Untuk itu, Allah menggembirakannya dengan seorang anak
6
Mun’im Sirry. Polemik Kitab Suci: Tafsir Reformis atas Kritik Al-Quran terhadap Agama
Lain (Jakarta: Gramedia, 2013), 82-83.
Kedua, tulisan Ya’qub kepada Yusuf, ”Dari Ya’qub Israil Nabi Allah putra
Ishaq yang disembelih Allah putra Ibrahim Khalilullah.” Ketiga, sebuah riwayat
yang bersumber dari Abdullah bin Mas’ud bahwa seseorang berkata kepadanya:
”Wahai anak orang tua yang mulia.” Abdullah bin Mas’ud berkata: “Orang itu
adalah Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq sembelihan Allah bin Ibrahim Khalilullah
dikorbankan, bukan Ismail. Muqatil B. Sulaiman, ahli tafsir paling awal yang
karya utuh tafsirnya sampai kepada kita sekarang, secara tegas menyebut Ishaq
sebagai dzabih (anak yang disembelih). Bahkan, hingga abad kesepuluh (atau
keempat Hijriah) jumlah riwayat yang pro-Ishaq dan pro-Ismail masih berimbang.
Hal itu dapat dilihat dalam tafsir al-Tabari (w.310/923), yang merekam beragam
sebagai korban. Dari sekian riwayat tersebut, misalnya, terdapat pernyataan para
yang dinisbatkan pada Nabi Muhammad. Yang menarik ialah Tabari sendiri
7
Mun’im Sirry. Polemik Kitab Suci: Tafsir Reformis atas Kritik Al-Quran terhadap Agama
Lain (Jakarta: Gramedia, 2013), 84.
8
Wahbah az-Zuhaili. At-Tafsir al-Munir. (Juz XXIII), 126.
https://mediaindonesia.com/read/detail/120276-kurban-ismail-atau-ishaq diakses 19 Oktober 2020
pukul 14:40 WITA.
9
Mun’im Sirry. Islam Revisionis: Kontestasi Agama Zaman Radikal (Yogyakarta: Suka Press,
2018), 102.
Selain itu hak Waris Nabi Ismail tidak lepas dari kontra bagi umat
Islam, dikarena lahir dari istri kedua Nabi Ibrahim yang merupakan seorang
budak. Hal ini ada karena adanya poligami yang terjadi. Poligami termasuk
masalah serius atau kontra yang selalu ditatap tajam oleh kaum hawa. Menurut
wanita hanya selalu dijadikan alat pelampiasan nafsu belakang oleh kaum adam.
Sementara di sisi yang lain, sejumlah aktifis dakwah berkata lain mengenai
khalayak umum
Alasan yang berikan oleh penentang poligami adalah pertama, dari segi
ushul-fiqh juga, bahwa perintah menikah yang diambil dari dalil tersebut (QS. an-
Nisaa: 3), jenis hukumnya masih belum dapat dipastikan, apakah menikah itu
sunnah, wajib, halal, haram, atau makruh. Yang menjadi kesepakatan bersama
para ahli ushul-fiqh dan fukaha, bahwa hukum asal menikah adalahmubah, bukan
wajib, begitu juga dengan hukum asal poligami, mubah, bukan sunnah apalagi
wajib.
10
Soemiyari. Hukum-Hukum Perkawinan Islam dan UU Perkawinan (Yogyakarta: Liberty,
1997), 74.
11
Bibit Suprapto. Liku-Liku Poligami (Yogyakarta: Al-Kautsar, 1990), 71.
12
Murthada Muthahari. Wanita dan Hak-Haknya Dalam Islam (Bandung: Pustaka, 1985), 270.
Dalam hal ini, berarti hukum berpoligami dari sudut pandang ushul-fiqh,
mulanya bersifat nihil, tidak ada ikatan, tidak ada aturan, yang dalam bahasa
oleh mereka yang menghalalkan poligami, lebih tertuju pada penilaian subjektif
yang menyebutkan bahwa jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki. Mereka
mencari kesenangan dengan menggoda para lelaki dan bahkan para suami, yang
bisa jadi akan membuat rumah tangga orang menjadi berantakan. Menurut mereka,
poligami akan mengurangi problema sosial yang demikian dan poligami akan
suami. Padahal, penggambaran kasus sosial seperti ini, jelas sekali sangat
Pada zaman primitive atau zaman jahiliyah, mungkin bisa diterima karena
para perempuan kala itu masih terbelakang, masih seperti budak zaman Jahiliyah,
dan masih memunyai ketergantungan hidup pada lelaki yang menyintainya atau
kepada suaminya, tetapi untuk zaman sekarang dan nanti, di mana kaum
perempuan secara umum sudah mulai berpendidikan, bahkan sudah banyak yang
mengalahkan kaum lelaki dalam berkarir, maka secara otomatis kemaslahan bagi
kaum perempuan tidak lagi berkisar pada penampungan seks laki-laki dan dalam
konteks seksualitas akan lebih memilih suami yang belum mempunyai istri.
banyaknya kaum istri yang memilih lebih baik hidup sendiri daripada harus
membagi suami (dipoligami). Dalam konteks ini, keihlasan seorang istri bukan
terletak pada ketaatan terhadap kemauan suami yang ingin menikah lagi
(poligami), melainkan terletak pada keteguhan sang istri untuk terus berusaha agar
sang suami tetap menyayangi dirinya tanpa orang ketiga (selingkuhan/istri selain
dirinya). Inilah yang menjadi kenyataan di dalam umat Islam umunya terutama
kaum hawa. 13
Bagi umat Islam kehadiran unsur religius dan keagamaan dalam kisah Nabi
Ismail adalah suatu keberadaan kisah itu sendiri. Bahkan, kisah tumbuh dari
sesuatu
yang bersifat religius. Istilah “religius” membawa konotasi pada makna agama.
Religius dan agama memang erat berkaitan, berdampingan bahkan dapat melebur
dalam satu kesatuan, namun sebenarnya keduanya menyarankan pada makna yang
berbeda. Religius bersifat mengatasi lebih dalam, dan lebih luas dari agama yang
Pesan Religius yang terdapat pada kisah Ismail adalah Allah SWT maha
pengasih dan penyayang agar bagi umat Islam untuk segera menunaikan ibadah
haji dan selalu berbuat amal saleh di jalan Allah SWT terlebih dalam memahami
Bagi umat Islam Ismail adalah karunia luar biasa bagi Nabi Ibrahim. Tapi
Allah SWT memintanya untuk disembelih. Sangat berat, tapi harus dilaksanakan.
Nabi Ibrahim menyampaikan perintah Allah SWT itu kepada Ismail. Di luar
ketaqwaan. Bersabar dalam mengharapkan ridho Allah SWT. Yakni ridho untuk
13
file:///C:/Users/ACER/AppData/Local/Temp/9-Article Text-27-1-10-20180203.pdf diakses
26 September 2020 Pukul 21:56 WITA
14
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi. (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1995),
327.
memiliki momongan. Lalu bersabar dalam menerima ujian Allah SWT untuk
menjalankan perintah Allah SWT. Teladan yang luar biasa. Keduanya ihlas
merelakan apa yang dimiliki untuk menjalankan perintah Allah SWT. Ketaqwaan
Agama Islam, merupakan salah satu agama terbesar yang dianut oleh umat
Agama Islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia
sebagai istri Nabi Ibrahim berkorban adanya kebahagiaan dalam diri Nabi Ibrahim
kemudian dibatalkan dan Allah SWT menebusnya dengan domba dapat dimaknai
bahwa tiada sesuatu yang mahal untuk dikurbankan kalau panggilan Ilahi telah
datang. Ini memunjukan bahwa apa yang harus di kurbankan dalam diri manusia
adalah adalah sifat-sifat kebinatangan dalam diri manusia itu sendiri, yakni rakus,
ingin menang sendiri, mengabaikan norma dan nilai. Dr. H. Muh. Guntur Alting,
M.Pd, M.Si dalam ceramahnya menjelaskan cara memahami Waris seperti itu
bukan hanya ujian untuk keduanya, Nabi Ibrahim dan Ismail, tetapi juga untuk
Bagi umat Islam hak Waris Nabi Ismail menjadi contoh dalam membangun
generasi yang berkarakter. Setidaknya terdapat tiga pola Nabi Ismail yang penting
diteladani umat Islam untuk mencetak generasi penerus. Pertama, konsistensi pada
kesalehan. Nabi Ismail selalu bertanya, “apa yang kau sembah sepeninggalku”
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
dan tidak bertanya “apa yang akan dimakan oleh anaknya”. Artinya, Nabi Ismail
benteng utama menuju kehidupan yang lebih baik. Teladan kedua, Nabi Ismail
berhala yang kala itu cukup kuat. Ketiga, dalam menerapkan pendidikan, Nabi
spritualnya.
dimensi nilai ibadah Nabi Ismail yang patut dijadikan pelajaran yaitu tauhid,
spiritual, moral, dan social. Dimensi tauhid seperti dicontohkan Ibrahim yang
Allah SWT dari yang lain. Dimensi kedua adalah spiritual yakni Sarana
pembuktian, keimanan, dan ketaatan Nabi Ismail kepada Allah SWT yang dengan
ikhlas seperti perintah Allah SWT dalam Alquran. Dimensi moral adalah
sosial yakni ibadah Nabi Ismail bukan hanya mencapai kebahagiaan di akhirat,
dalam khotbah Idul Adha 1435 Hijriah dihadapan seribu lebih warga negara
dan Nabi Ismail yang menghubungkannya dengan konteks saat ini baik di
44
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
karena itu, baik Indonesia dan Malaysia apabila menghadapi permasalahan sudah
musyawarah bersama.
Dari segi formulasi, pola hubungan antara agama Islam dan Negara
Indonesia bersifat unik. Yaitu bahwa Indonesia bukanlah negara sekular atau
negara agama. Dengan itu yang hendak dikatakan bahwa Indonesia, meskipun
secara teokratis Islam. Tetapi Indonesia juga bukan komunitas yang ditata secara
teori yang tidak meletakan hubungan antara kedua wilayah itu dalam mekanistik
moral: subtansi.
15
Djohan Effendi. Agama dan Pembangunan Nasional: Himpunan Sambutan Presiden
Soeharto (Jakarta: Pustaka Biru,1981), 68.
45
BAB IV
ISMAIL SEBAGAI ANAK SULUNG IBRAHIM DAN PERBEDAAN
Pada bab IV ini penulis akan memaparkan mengenai hasil analisis mengenai
masalah yang terjadi di ruang lingkup umat Islam dalam pengakuan umat terhadap
Nabi Ismail sebagai anak sulung Nabi Ibrahim dan pergeseran makna hak Waris
dalam Islam. Analisi dalam bab IV ini membahas mengenai pengakuan umat
terhadap sahnya Nabi Ismail sebagai anak sulung Nabi Ibrahim yang di lengkapi
oleh pengertian hak Waris dalam Alquran dan pendapat para ulama. Penulis juga
Islam.
penulis akan menganalisis kasus yang terjadi terhadap umat Islam yang
menjadikan Nabi Ismail sebagai Nabi terdahulu umat Islam. Penulis akan
memaparkan hak waris Nabi Ismail dalam Islam dan menurut para Ulama,
kemudian menganalisi pemahaman umat Islam terhadap hak Waris itu sendiri.
Nabi menuliskan bahwa Ismail adalah tokoh dalam Alquran, Alkitab, dan Tanakh.
Dalam Islam, dia dipandang sebagai nabi. Ismail juga dikaitkan dengan Makkah
dan pembangunan Ka'bah. Ismail merupakan anak pertama Ibrahim dan moyang
46
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
kan"), karena mereka bukan asli Arab dan mempelajari bahasa Arab dari
penduduk asli setempat.1 Mengapa ada bagian dari kisah Ismail yang dikatakan
Arab yang di Arabkan? Menurut penulis ini adalah politik, karena mulanya
kebanyakan bangsa- bangsa ini bukanlah bangsa Arab yang asli, melainkan
menjadi bangsa Arab karena diarabkan atau terarabkan. Meski menjadi bangsa
Arab karena diarabkan (Arabisasi) bukan berarti kearaban diri Ismail tidak kuat:
orang yang seperti ini semuanya mengidentifikasikan dirinya sebagai bangsa Arab
oleh karena berbahasa Arab dan kearaban ('Urubah) bangsa-bangsa itu tetap
Menurut Omar Hashem Ismail berasal dari dua kata "dengarkan" (isma) dan
"Tuhan" (al/il), yang artinya "Dengarkan (doa kami wahai) Tuhan. Dilihat dari arti
nama Ismail pun memperlihatkan bahwa nama Ismail jawaban doa Ibrahim. Hal
ini juga memperlihatkan memang benar hak waris diberikan kepada Ismail.
Mengapa demikian? Karena jawaban doa Ibrahim ada di Siti Hajar yang
Iraq ke Syam. Namun Syam mengalami paceklik hebat sehingga mereka pergi ke
membawa Sarah, istri Ibrahim, ke istananya saat mendengar laporan dari para
punggawanya mengenai kecantikan Sarah. Saat utusan raja tiba dan menanyai
mengenai Sarah, Ibrahim menjawab bahwa dia adalah saudarinya. Ibrahim juga
berpesan kepada Sarah agar mengaku sebagai saudarinya, agar raja tersebut tidak
membunuh Ibrahim. (HR. Bukhari 2217) Mengapa hal ini terjadi? Di satu sisi
Ibrahim seperti ingin memperlihatkan bahwa dia ingin melindungi Sarah dari raja
47
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
1
Lihat Bab II, halaman 18.
2
Ibid.
48
yang menginginkan Sarah. Disisi lain Ibrahim egois karena ingin melindungi
dirinya sendiri dari para utusan raja yang ingin membawa Sarah. Sehingga
Ibrahim berpesan untuk Sarah menganggap dirinya adalah saudarinya. Dua sisi ini
menunjukan bahwa Ibrahim sangat mencintai Sarah, tetapi juga sangat egois
sendiri adalah sepintas tentang haji dan pembangunan Ka'bah (Al-Baqarah 02:
125-127).3 Bagian kisah Ismail yang lain diambil dari sumber non-Quran, seperti
riwayat hadits, tafsiran ulama, dan sumber-sumber Yahudi dan Kristen. Dalam
Alquran, nama Ismail hampir selalu dirangkaikan dengan para nabi yang lain.
Disebutkan bahwa Ismail (dan beberapa nabi yang lain) dilebihkan derajatnya di
atas umat yang lain, sosok pilihan Allah SWT, dan dianugerahi petunjuk ke jalan
yang lurus (Al-An'am 06: 86-87). Ismail juga mengajarkan syariat haji dan rukun
Islam kelima ini menjadi ibadah yang Saraht kenangan dan keteladanan akan
sosok Ibrahim, begitu juga dalam hari raya Idul Adha.4 Hal ini memperlihatkan
bahwa sosok Ismail merupakan anak yang di ridhai Allah SWT. Penulis melihat
banyak hal dari sisi Ismail yang membuat Ismail menjadi anak sulung Ibrahim,
terlebih dari dari kisah-kisah yang terpapar kemudian dari para ulama dan
ditinggikan dan dia sosok pilihan Allah SWT. Hal ini dikarenakan keikhlasan
Ismail, ikhlas memang tidak semudah seperti apa yang diucapkan. Butuh
pengorbanan, bahkan butuh proses dan penempaan diri. Keikhlasan juga menjadi
3
Ibid., 20.
49
ikhlas terhadap apa yang telah digariskan Allah SWT. Ini juga memperlihatkan
bahwa Ismail lah anak sulung Ibrahim. Ismail dikenal sebagai anak yang taat
kepada Allah SWT dan berbakti kepada orangtua. Ketika Nabi Ibrahim menerima
Allah SWT.
Mengapa Ismail menjadi pemilik hak waris dari nabi Ibrahim? Menurut
penulis perjanjian ini dibuat sebelum Ishaq dilahirkan. Apabila Ishaq disapih (kira-
kira) umur 2-5 tahun maka umur Ismail saat itu sekitar 16-21 tahun dan Ibrahim
berumur 102-105 tahun. Mana yang lebih mungkin untuk menjadi anak sulung?
Hak anak sulung atau hak anak pertama untuk mewarisi kepemimpinan keluarga,
seperti kependetaan tinggi atau kerajaan. Sejak Ismail kecil hingga dewasa telah
memperlihatkan jiwa yang taat kepada Allah SWT dan jiwa yang mampu
memimpin bangsa. Kelahiran anak pertama sangat diharapkan oleh Ibrahim, ini
tercermin pada doa permohonannya anak itu dinamakan Ismail. Menceritakan janji
Allah SWT pada Ibrahim tentang keturunannya dan tidak disebutkan keturunan
anak yang mana (saat itu Ibrahim beranak tunggal dan Ismail dinyatakan sebagai
dan ini terjadi di kehidupan nyatanya. Nilai dari hal ini adalah Sabar, seorang ayah
sendiri, ini lah salah satu syarat bahwasanya Ismail ditukar Allah SWT cepat-cepat
dengan seekor anak domba jantan. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mendirikan
Ka’bah. Apa nilai dari pembangunan Ka’abah ini? Nilai dari hal ini adalah Taat
kepada Allah SWT, ini merupakan tempat sujud atau rumah Allah SWT yang
sampai sekarang umat Islam bisa menikmatinya. Hal inilah yang menunjukan
50
Ismail menjadi anak sulung Ibrahim dan tidak dapat di pungkiri bahwa banyak
Dalam jurnal Reuven yang berjudul Journey in Holy Lands ada beberapa
istilah yang sering digunakan Alquran untuk menunjuk kepada pengertian “anak”,
antara lain kata “al-walad” atau “al-aulad” (seperti yang tercantum dalam QS.al-
ibnu” atau “al-banun” (seperti yang tercantum dalam QS. Luqman: 13, QS. Al-
Kahfi: 46, QS. Ali Imron: 14), “al-ghulam” (seperti yang tercantum dalam QS.
dijelaskan secara spesifik bahwa Ismail sebagai anak sulung Ibrahim melalui
pengorbanan sembelihan, hanya saja umat Islam secara umum dan poltik arab
membuat Ismail menjadi anak sulung dan ini sudah menajdi turun temurun.
Sehingga banyak tulisan yang memperlihatkan bahwa Ismail benarlah anak sulung
yang sah Ibrahim. Penulis menganalisis hal ini yaitu perintah Allah SWT kepada
Ibrahim untuk menyembelih anaknya dilihat sebagai ujian ketaatan. Sekilas, tidak
ada yang salah dengan anggapan ini, meski sebenarnya kurang tepat.
putranya justru semata-mata pengingat terhadap apa yang Ibrahim nadzarkan sejak
5
Lihat Bab II, halaman 21.
51
lama. Dulu, saat malaikat mengabarkan kabar gembira kelahiran calon putranya
seperti dijelaskan dalam Tafsir al-Thabari, jarang diketahui dan sangat miris
sambil membawa pisau dan tali seolah tidak ada apa-apa. Tetapi ketika Ismail siap
untuk jadi Kurban kepada Allah SWT, karena ketaatan Imsail kepada ayahnya dan
ketaatan Ibrahim kepada Allah SWT, nyawa Ismail di ganti dengan domba jantan.
yang ditujukan kepada Tuhan telah ada sejak lama. Sejarah mencatat, pertama kali
pada 2600-1900 SM. Sementara Ibrahim hidup di antara 1996-1821 SM, besar
anak pertama dalam keluarga terutama anak laki-laki yang taat kepada kedua
orang tuanya tidak hanya sebatas materi saja, melainkan fisik yang harus di
keluarga.
Inilah bagi penulis yang menjadi perbedaan pemahaman makna anak sulung
di umat Islam secara umum. Bagi umat seorang anak laki-laki tidak hanya duduk
diam bersantai di dalam rumah, melainkan juga harus mencari pekerjaan yang
52
Islam memandang bahwa anak sulung memiliki kedudukan atau fungsi
yang sangat penting, baik untuk orang tuanya sendiri, masyarakat maupun bangsa
secara keseluruhan. Tetapi bagi penulis hal ini hanya semata-mata sebuah tulisan
saja. Anak sulung tidak sepenuhnya merasakan atau memiliki fungsi yang penting
di dalam sebuah keluarga. Terlihat dalam kisah Ismail bahwa dirinya dan Siti
Kedudukan Ismail sebagai anak sulung hanya sebagai cap atau stempel
semata karena Ismail lahir sebelum Ishaq. Sampai pada masa sekarangpun begitu
adanya, ketika suami memiliki anak pertama dari perempuan lain yang merupakan
bukan istri sah atau poligami, anak tersebut hanya memiliki cap sebagai anak
pertama tetapi tidak mendapatkan kedudukan dan fungsi yang sangat penting.
Melihat dalam Alquran yaitu QS. Ash-Shaffat: 102-102, QS. Maryam: 54-
55, QS. Al-Baqarah: 136, dan QS- Shad: 45-48. Bagi penulis dapat dipastikan
bahwa putera pertama Nabi Ibrahim adalah Ismail dan hal ini tidak diragukan lagi
kebenarannya. Dengan demikian, Ismail disebut sebagai putera Nabi Ibrahim satu-
satunya, baik dari sisi wujud keberadaannya atau makna yang sebenarnya.
Nabi Ibrahim menempatkan Ismail dan Hajar di lembah Gunung Faran, yaitu
sebagaimana ditulis Said Hijazi dan Abdul Wahab ‘Isiy dalam surat kabar al-
memiliki hak waris dari Nabi Ibrahim adalah Ismail, segi makna yang di lihat dari
ucapan nya adalah hak anak sulung yang diwriskan Ibrahi kepada Ismail melalui
53
teladan dan contoh kehidupan yang di perlihatkan Ismail kepada orang tuanya,
dijadikan qurban itu Ismail bukan Ishaq AS. Ini memperlihatkan bahwa para
Ulama berpendapat qurban adalah lambang hak waris seorang anak terlebih apa
khotbah Idul Adha 1435 Hijriah dihadapan seribu lebih warga negara Indonesia di
Ismail yang menghubungkannya dengan konteks saat ini baik di Indonesia maupun
keputusan yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak.8 Dalam hal ini
dengan cara bermusyawarah terutama dalam kepentingan umum. Hal ini sangat
rekonsiliasi, jangankan pada konflik besar yang melibatkan orang banyak, konflik
kecil dalam keluarga pun, Allah SWT mendorong agar memilih jalan rekonsiliasi
perseteruan dan pertikaian. Teladan Ibrahim dan Ismail tentang rekonsiliasi layak
diaktualisasikan untuk konteks saat ini. Ketika konflik dengan latar apa pun sering
berujung pada penghilangan nyawa manusia atau polarisasi tanpa ujung, maka
54
jalan rekonsiliasi menjadi harapan agar keutuhan bangsa, masyarakat, dan
bagian tak terpisah dari kehidupan. Jika perbedaan itu tidak dikelola dengan
baik, maka ujungnya pasti konflik dan tidak ada yang diharapkan dari konflik,
disaksikan di banyak negara yang dilanda peperangan akibat konflik yang tak
Terdapat tiga pola Nabi Ismail yang penting diteladani umat Islam untuk
selalu bertanya, “apa yang kau sembah sepeninggalku” dan tidak bertanya “apa
yang akan dimakan oleh anaknya”. Artinya, Nabi Ismail lebih memprioritaskan
pembangunan mental dan karakter sebagai bekal dan benteng utama menuju
kehidupan yang lebih baik. Dengan karakter yang baik, tidak bisa terpengaruh
cara-cara yang salah dan melanggar aturan. Dengan karakter yang baik, harus
melakukan sesuatu dengan cara yang benar dan sikap yang baik, karena karakter
yang baik akan membawa pada kebaikan perbuatan dan akan mendapatkan hasil
yang baik. Teladan kedua, Nabi Ismail sangat selektif memilih lingkungan
pendidikan yang tepat baginya. Nabi Ibrahim senantiasa memproteksi Nabi Ismail
agar tidak terkontaminasi ajaran berhala yang kala itu cukup kuat. Ketiga, dalam
Penulis melihat dari pemahaman umat Islam bahwa tidak ada hal buruk bagi
umat menganggap Ismail sebagai Nabi terdahulu umat Islam. Setidaknya terdapat
empat dimensi nilai ibadah Nabi Ismail yang patut dijadikan pelajaran yaitu
Ibrahim yang
55
mengorbankan Ismail semata-mata karena perintah Allah SWT. Nabi Ibrahim
Allah SWT dari yang lain. Dimensi kedua adalah spiritual yakni Sarana
pembuktian, keimanan, dan ketaatan Nabi Ismail kepada Allah SWT yang dengan
ikhlas seperti perintah Allah SWT dalam Alquran. Dimensi moral adalah
sosial yakni ibadah Nabi Ismail bukan hanya mencapai kebahagiaan di akhirat,
tapi juga kemaslahatan dunia. Inilah yang menjadi tolak ukur utama yang
menajdi awal pemahaman umat Islam dalam menganggap hak Waris diberikan
dari kegiatan yang di lakukan umat tidak mengerti makna atau arti yang
terkandung di dalamnya. Begitu pula dengan hak waris yang sudah lama
mendarah daging di dalam diri umat manusia terlebih di dalam agama Islam
sampai saat ini. Ada hal yang sangat menjadi permasalahan tersendiri di dalam
sepengetahuan istri. Ini membuat sang istri sah tidak ingin mengakui anak tersebut
sebagai anak dari suaminya. Inilah yang akan menjadi awal dari pergeseran
makna hak waris bagi umat Islam sampai saat ini. Sering penulih mendengar
kampanye bahwa poligami adalah bagian dari syariat Islam dan bisa dilakukan
56
asal adil kepada para istri. Tetapi, apa yang terjadi di masyarakat? Pada
harus menjadi syarat ketika seorang lelaki Muslim menikahi lebih dari satu
perempuan. Meski ada slogan-slogan seperti poligami adalah bagian dari syariat,
sunnah Rasul, lebih baik daripada zina, dan solusi bagi prostitusi, penulis
dengan beragam alasan mulai dari ingin mendapat keturunan, pemuasan hasrat
seksual, dan ‘jalan keluar’ dari perselingkuhan. Sementara itu, banyak perempuan
bagian dari syariat” memberikan justifikasi bagi tekanan sosial terhadap para
perempuan ini ketika mereka ingin melawan, sehingga bukannya suami yang
dipertanyakan, malah istri yang dituding idak bisa melayani suami dengan baik.
Oleh sebab itu yang lebih mendasar lagi dari soal pengetatan aturan poligami dan
persoalan cara pandang: yang lebih dominan bersuara dalam konstruk hukum
perkawinan masih lelaki. Suara perempuan sendiri, sebagai pihak yang dipoligami,
kurang mendapat nilai dengar yang setara sebagaimana lelaki. Maka, bila ada
penelitian terhadap praktik poligami selama ini: apakah mayoritas dari praktik-
praktik itu benar-benar berjalan adil dan, tak kalah penting, mengangkat suara
8
Lihat Bab III, Halaman 34.
57
waris dalam umat Islam. Pada saat ini hak waris anak dari istri kedua (nikah siri)
dianggap tidak terdaftar dalam akta kelahiran. Salah satu syarat utama untuk
membuat akta kelahiran adalah buku nikah. Keadaan ini, sering menjadi awal
kehancuran biduk rumah tangga. Istri kedua yang dinikahi secara siri pada situasi
ini biasanya menjadi iri dan akan menuntut sang suami untuk mengesahkan status
memang adalah hal yang biasa saja karena diperbolehkan dalam ajaran agama
Islam. Tapi dari aspek sosiologisnya ada dua pendapat berbeda. Pendapat yang
berlaku adil dan bijaksana kepada istri serta anak-anaknya. Kelompok perempuan
yang hanya membaca teks saja tanpa berpikir kritis cenderung menerima poligami
agama. Perceraian hanya akan membuat mereka kesepian dan membiarkan istri
mereka.
Pada saat ini umat Islam terutama kaum ibu-ibu sangat anti terhadap
poligami. Karena prinsipnya tidak mungkin bisa berlaku adil, terutama dalam hal
mereka sulit mendapatkan izin berpoligami dari istri yang harus dilakukan di
Pengadilan Agama setempat. Peran para tokoh agama dalam menyebarkan ajaran
agama Islam di media sosial juga turut mempengaruhi suami melakukan poligami.
58
Yang juga logis sebagai implikasi, para suami yang berpoligami sulit untuk
membagi waktu dan kasih sayang kepada para istri beserta dengan anak-anaknya.
Karena sebagai kepala keluarga, suami pasti sibuk bekerja guna memenuhi
kebutuhan ekonomi para istri dan anak-anaknya terlebih ketika istri pertama tidak
sepenuhnya kepada istri kedua yang memberikan keturunan kepada suami. Inilah
pergeseran makna hak Waris yang terjadi, yang berawalkan dari poligami yang
tidak dikehendaki oleh istri pertama, ini menyebabkan suami melakukan nikah siri
secara diam-diam guna untuk mendapatkan anak dari perempuan lain. Tetapi
secara hukum Islam anak ini tidak menjadi anak sah karena tidak mendapatkan
akta kelahiran dan tidak menjadi anak sulung atau menjadi ahli waris dalam
keluarga.
Perihal hal tersebut yaitu kurangnya ajaran dari orang-orang yang mengerti
agama Islam yaitu kurangnya dalam membina umatnya untuk dapat mendalami
dan memahami bersama mengenai ajaran yang ada, sehingga dapat semakin
memahami dan menghayati hal yang ia jalani. Sebagai seseorang yang memahami
ajaran yang harus untuk dilaksanakan, sama seperti hak waris yang kurang
Memiliki pemahaman yang benar dan banyak mengenai ajaran yang ada
dalam agama yang dianut merupakan suatu hal yang baik, sehingga dapat
melaksanakan setiap ajaran dengan benar dan tahu makna yang ada di dalamnya.
Memiliki pemahaman yang luas memang sangat baik, sehingga ketika kurang
59
dalam memaknai setiap ajarannya maka ketika melaksanakan ajaran akan
maknanya berkurang. Terlebih tentang hak waris anak dan poligami tersebut.
Umat yang memiliki pemahaman yang luas tentang hal ini tidak akan
terjadi pro dan kontra dalam kalangan umat Islam sendiri. Kurangnya pemahaman
yang terjadi dalam umat Islam yaitu ketidaktahuan dalam ajaran tersebut secara
serta ingin anak saja, terlebih hal ini terjadi hanya karena hawa nafsu saja.
Kurangnya pemahaman serta ajaran dari hal ini yaitu karena pengetahuan
yang sedikit tentang poligami serta tentang hak waris anak atau ahli waris. Ini juga
kemudian berdampak pada anak yang dilahirkan dari pernikahan yang tidak sah,
terutama anak tersebut anak pertama dari sang suami dan istri kedua. Oleh sebab
hormat dan pengakuan ini adalah bagian tak terpisahkan dan kehidupan baik
secara pribadi maupun sosial. Pendidikan agama Islam sangat erat sekali kaitannya
yang sejalan dengan misi Islam yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlak. Tujuan dari
orang yang bermoral, jiwa yang bersih, kemauan yang keras, cita-cita yang benar
Orang tua dan anak-anak pada umumnya memiliki hubungan yang sangat
erat
baik secara fisik maupun secara emosional. Dari sinilah penulis mengambil sebuah
keputusan bahwa orang tualah yang sangat berperan penting dalam mengajarkan
agama seorang anak. Jika seorang anak tidak ditanamkan nilai agama sejak kecil
maka seorang anak inilah adalah salah satu generasi yang akan menghancurkan
dunia. Terlebih anak tersebut hasil dari pernikahan siri. Sang anak akan merasa
60
sakit, baik secara emosional atau fisiknya. Pendidikan agama dan bimbingan
dimulai sejak usia dini tujuannya dalah agar membuat anak memiliki kepribadian
yang Islami, dengan karakter dan moral yang baik, prinsip-prinsip Islami yang
kuat, memiliki Sarana untuk menghadapi tuntutan hidup dengan cara yang matang
dan bertanggung jawab. Dengan diberikannya pendidikan agama pada anak sejak
usia dini akan, menjadikan seorang anak menjadi lebih baik, beragama, bermoral
pendidikan yang tidak penting dan menjadi jalan kosong dalam perkembangan
bangsa ini, umat tidak sadari bahwa agama mampu dalam memperkembangkan
bangsa ini menjadi bangsa yang maju. Mengapa agama mampu mengembangkan
bangsa ini? Bagi penulis ini dapat untuk meminimalisir kesalahan dalam
pendekatan iman seperti itu akan menumbuhkan fanatisme keagamaan yang kental
dan pada akhirnya nilai-nilai toleransi dan pluralisme yang diemban oleh penganut
merasakan apa yang dialami dan dirasakan orang lain. Untuk membantu seorang
yang kurang pemahamannya merasakan apa yang dialami oleh orang lain,
agamanya,
61
umat mempunyai nilai-nilai moral yang biasa menghasilkan dampak positif,
memberikan rasa kenyamanan dalam umat yang selama ini dihantui oleh hal-hal
yang bersifat tidak baik secara individu atau kelompok dan pastinya mengurangi
angka poligami dan pembulian terhadap anak yang lahir diluar pernikahan secara
mendapatkan perhatian dan pegangan hidup dari orang tuanya, dalam arti mereka
lain yang orang tuanya selalu kompak. Adanya keadaan demikian disebabkan
antara ayah dan anak, maka anak merasa kurang dekat dengan ayahnya dan
Kurangnya kasih sayang ayah kepada anaknya, berarti anak akan menderita
karena kebutuhan batinnya yang tidak terpenuhi. Selain itu, kurangnya perhatian
dan kontrol dari ayah kepada anak-anaknya maka akan menyebabkan anak
tumbuh dan berkembang dengan bebas. Dalam kebebasan ini anak tidak jarang
agama karena merasa diharuskan dan diwajibkan sejak lama, namun kurang dalam
memahami alasan ajaran tersebut harus dan wajib dalam agamanya. Akibat yang
terjadi merupakan hal yang sangat kurang baik, karena iman buta ini membuat
semua umat berpikir bahwa ajaran mengenai hak Waris anak hanya sebagai
62
4.3. Kesimpulan Mengenai Perbedaan Pemahaman Makna Waris
Melalui setiap sumber terutama buku dan realitas yang didapatkan, penulis
kemudian melihat bahwa qurban merupakan ajaran yang diharuskan dan sangat
ditekankan secara turun temurun. Hak waris Ismail merupakan ajaran yang masih
tidak sepeunhnya diajarkan kepada umat Islam. Hal ini ditemukan dalam
realitasnya banyak umat yang masih belum memahami seperti apa hak waris
Ismail tersebut. Umat Islam seringkali menjawab bahwa hak waris Ismail
merupakan suatu hak waris bagi anak pertama dari istri sah. Oleh sebab itu ini
makna yang penting namun tidak di anggap penting oleh umat Islam pada
umumnya.
Hak waris Ismail hanya dipahami oleh sebagian orang yang memiliki
pendidikan Islam yang tinggi dan dianggap pembicara didepan umat Islam pada
umumnya. Tetapi realitasnya, para pemuka agama hanya sebagian saja yang
menjelaskan atau memberikan pengertian secara khusus tentang hak waris Ismail,
oleh sebab itu banyak umat yang hanya mengerti luarnya saja tanpa milhat kilas
balik kehidupan Ismail yang merupakan anak hasil dari poligami. Ini juga yang
Sulung Nabi Ibrahim dan yang memegang hak waris Nabi Ibrahim.
secara benar atau menyeluruh kepada umat. Hal ini agar menjadi luaslah wawasan
ilmu seseorang itu tentang Islam sehingga semakin lapang dada untuk menerima
63
agamanya tidak seharusnya untuk menghindar dan menyarankan bertanya dengan
suatu perubahan dari masa ke masa, hal ini terlihat pula dalam ajaran yang ada
dalam berbagai agama. Setiap agama memiliki suatu kedisiplinan berbeda dalam
memaknai ajarannya sendiri, ada yang berpegang teguh sehingga tidak boleh ada
suatu perubahan dalam ajarannya dan ada pula yang memaknai ajaran dengan
bersifat mutlak benar dan tidak berubah-ubah. Paham mutlak benar dan tidak
Kenyataan saat ini yang terjadi adalah umat Islam menganggap bahwa
ajaran mengenai hak waris Ismail yang didasarkan poligami merupakan ajaran
yang mutlak benar di dalam Islam, namun yang terjadi adalah umat Islam kurang
ada di dalamnya.
oleh kurangnya pendidikan dan pengetahuan Islam secara mendalam. Hak waris
11
Lihat Bab I, halaman 8.
64
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
ulama dan juga orang-orang yang memiliki pengetahuan mendalam karena bergaul
dengan orang yang memang memiliki pengetahuan luas mengenai Islam. Hak
Waris Ismail memang dapat dikatakan kerap disampaikan dan diingatkan ketika
menyambut hari raya Idul Adha itu sendiri, namun penyampaian tidak secara
mendalam sehingga umat pun tidak semua dapat memahami makna, tujuan, dan
memberikan ajaran yang mendalam bagi umat. Hal inipun akan membuat umat
semakin menghayati dan tidak buta terhadap iman mereka. Perlu juga niat umat
Islam yang tidak memiliki pendidikan atau pengetahuan luas tentang Islam untuk
serius. Perlunya pemahaman serius dari umat dan pembinaan serius pula dari
orang- orang yang memiliki pendidikan atau pengetahuan mengenai Islam, dalam
65
BAB V
dan tanggapan kritis dalam hak waris Ismail yang dapat di ambil secara ke
Kristen. Nilai positif yang dimaksud dalam tulisan ini yaitu nilai ajaran hak waris
Ismail melalui poligami Nabi Ibrahim. Disini penulis mengajak untuk melihat sisi
positif yang dapat di ambil melalui ajaran ini, sehingga dapat menjadi contoh dan
teladan untuk menguatkan iman dan percaya kepada Tuhan. Nilai positif yang
boleh dilihat bagi kehidupan orang Kristen masa kini khususnya Gereja
Nilai-nilai positif bagi umat Kristen dalam hal ini sulit untuk ditemukan. Hal
yang harus dilakukan yaitu melihat lebih dalam agar mendapat sisi positif untuk
membangun iman setiap orang yang di luar Islam. Memahami makna dari ajaran
dalam agama lain haruslah mulai dari mendalaminya dengan pandangan terbuka.
Sisi positif akan dapat dilihat ketika seseorang memiliki keterbukaan kepada
agama lain dan percaya bahwa tidak semua ajaran itu negatif, karena jika
kebanyakan hanya negatif tentu agama tersebut tak mampu untuk bertahan.
ajarannya sendiri, seperti halnya dalam ajaran hak Waris Ismail yang diiringi
dengan poligami Nabi Ibrahim. Dalam konteks ini agama tetap memainkan
perannya di tengah proses pergeseran makna hal tersebut. Agama Islam tidak akan
66
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
berada di pinggiran dalam proses tersebut. Baik secara teologis maupun sosiologis,
agama Islam di pandang sebagai instrument untuk memahami dunia dan ajarannya
dengan baik. Jadi ada dua hal yang harus dilihat dari gambaran penjelasan itu.
Yaitu memahami posisi agama Islam dan meletakannya dalam situasi yang lebih
nyata. Hak Waris merupakan hal yang unik dan memiliki nilai positif yang
tersebut, umat Islam memiliki ketaatan besar kepada Tuhan karena umat
mengisahkan seorang isteri ditinggalkan suami. Ada banyak faktor dan alasan
meninggal karena menderita sakit parah. Selain itu, terjadi keretakan rumah
tangga yang berakibat pada perceraian. Dalam keadaan seperti ini, ada isteri yang
bisa menerima, menanggung beban yang ada, dan menjalaninya dengan baik.
Tetapi ada juga isteri yang tidak bisa menerima, putus asa, dan tidak mempunyai
Seperti dijelaskan sebelumnya, Siti Hajar lahir sebagai budak. Siti Hajar
mengabdi pada keluarga Ibrahim dan diusir dari keluarga yang seharusnya
cemburu dengan kehadiran Siti Hajar dan Ismael. Dalam keadaan seperti ini, Siti
sendiri. Pada titik tertentu, Siti Hajar merasa putus asa dan tidak mempunyai
67
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
harapan lagi. Karena tidak ada orang yang membantu, Siti Hajar hampir
membuang Ismael.
68
Pada akhirnya Siti Hajar mampu bangkit, malaikat Tuhan memberikan
(Yakub), cucu dari keponakannya sendiri. Hal ini memperlihatkan bahwa Allah
SWT tetap setia pada janji-Nya, tidak membiarkan Siti Hajar dan Ismael mati
dalam penderitaan. Kisah Siti Hajar dan Ismail dapat ditempatkan sebagai simbol
perempuan tertindas. Dalam keadaan tertindas, Siti Hajar mampu bertahan dan
bangkit dari keterpurukan. Namun, ini bukan pertama-tama kisah Siti Hajar, tetapi
kisah Allah SWT yang tidak bisa diam saja ketika ada orang yang menderita dan
putus asa. Allah SWT tetap peduli dan mengasihi siapa saja tanpa memandang
Kita harus meyakini kasih Allah SWT mengalir terus-menerus. Allah SWT
orang yang merasa diri ditinggalkan, putus asa, dan tidak mempunyai harapan
hidup. Oleh karena itu, seberapa pun berat permasalahan yang kita hadapi saat ini,
kita harus percaya bahwa Allah SWT tidak pernah meninggalkan kita. Allah SWT
selalu memberikan yang terbaik dan membantu mengatasi kesulitan dan beban
hidup yang kita rasakan. Ketika ditinggalkan suami, kita harus yakin bahwa Allah
SWT selalu menyertai dan memberikan pertolongan. Karena Allah SWT sangat
mencintai dan menyayangi kita, sekalipun kita adalah pendosa. Perlu diingat kasih
Allah SWT bersifat universal, berlaku untuk siapa saja. Keputusan Allah SWT
tidak terselidiki. Selain itu, jalan-Nya juga tidak terselami. Dia memilih yang satu,
tanpa menolak yang lain. Memperkaya yang seorang, tanpa merugikan yang lain.
Dia ingin mempersatukan yang tercerai berai. Demikian berita gembira yang kita
69
Allah SWT mempunyai rencana besar. Tetapi rencana ini hanya bisa
terlaksana kalau ada yang mau berkorban seperti Ibrahim. Allah SWT bekerja
Allah SWT memilih Ishaq, tetapi Dia juga memberkati dan menyertai
Ismael. Siti Hajar diusir dan dibuang oleh tuannya. Tetapi Allah SWT menerima
dia dan mendengarkan jeritan hatinya. Di hadapan Allah SWT tidak ada orang
yang terbuang. Dia adalah Allah SWT yang senantiasa mengangkat orang yang
hina dina. Jika Allah SWT murah hati kepada yang seorang, itu tidak berarti
bahwa Dia bertindak tidak adil terhadap yang lain. Allah SWT itu lebih murah
hati daripada adil. Beberapa hal yang menjadi nilai positif hak Waris Ismail dalam
Kisah Ismail adalah potret dari kepatuhan yang demikian total dari seorang
Kecintaan Nabi Ibrahim terhadap putra kesayangannya juga tidak bisa diragukan
lagi. Namun, demi sebuah kurban yang diperintahkan Allah SWT, Ibrahim pun
tunduk dan patuh tanpa syarat. Itulah yang kemudian kurban menjadi sebuah kata
Ibrahim kepada Tuhan, hal itu tergambar jelas dari kisah hidup sosok ini. Ibrahim
adalah manusia yang sangat taat beragama. Ibrahim sendiri disebut sebagai
penganut agama hanif, yakni agama yang lurus penuh kepasrahan total terhadap
70
Kepasrahan total itu kemudian terwujud ketika ia hendak mengambil risiko
anaknya sendiri? Ibrahim, begitu pula Ismail, tidak pernah membangkang terhadap
perintah Tuhan. Keduanya patuh dan pasrah, tanpa protes, karena mereka yakin,
Kepasrahan dan kepatuhan Ibrahim ini bukan kali pertama. Ibrahim pernah
meninggalkan istrinya, Hajar dan Ismail di sebuah padang tandus hanya untuk
Hajar bertanya, “Wahai Ibrahim, apakah Engkau tinggalkan kami di sini karena
Tuhan.” Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail adalah simbol kesalehan dan kepatuhan
kepada perintah Tuhan. Ketaatannya total pada perintah Tuhan dan terhadap
perintah atau ajaran-ajaran agama. Sang Nabi menjalankan perintah Tuhan tanpa
manusia dari kematian.” Pesan tersirat dari adegan ini yakni bahwa Islam begitu
Pesan yang tersirat dalam hal ini di lihat dalam Alkitab yaitu bagi orang
Kristen yaitu betapa pentingnya menjadi orang percaya yang setia dan taat kepada
perintah Tuhan serta ajaran- ajaranNya. Tanpa protes dan tidak menuntut banyak
hal dari Tuhan, mengikuti apa yang Tuhan mau di dalam kehidupan kita sebagai
moralitas dan kesetian pribadi atau kelompok di dalam gereja kepada Tuhan.
71
Menguatkan dan mengokohkan iman percaya terhadap janji Tuhan
kepada umat manusia. Dalam Injil dikisahkan mengenai wanita yang kedapatan
berzinah, masyarakat dapat menghukum wanita itu dengan melempari batu. Tetapi
ironinya, pria yang menjadi pasangan wanita tersebut tidak mendapat sanksi yang
sama dengan wanita tersebut. Dalam hal ini nampak diskriminasi, perlakuan
terhadap pria dan wanita yang tidak adil. Kesalehan hidup masyarakat semacam
semacam itu. Tuhan Yesus datang untuk merevolusi kembali ajaran yang salah
kemudian meletakkan kembali kedasar awal yang benar : dalam hal zinah Tuhan
sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya (Matius 5:28). Itulah sebabnya terjadi
Mereka memandang ajaran Tuhan Yesus sangat berat untuk mereka kenakan dan
mereka yang menolak ini adalah mereka yang sudah terbiasa hidup didalam
kedagingan. Kesucian hidup orang percaya memiliki ukuran yang sangat tinggi
Tuhan Yesus Kristuslah ukuran kesalehan dan kesucian orang percaya satu-
satunya. Itulah sebabnya setiap orang percaya harus memiliki pergaulan pribadi
yang harmonis dengan Tuhan. Dalam pergaulan pribadi tersebut orang percaya
akan dimuridkan secara pribadi oleh Tuhan Yesus agar bisa memiliki hidup seperti
Dia hidup.
Hal ini sesuai dengan Amanat Agung Tuhan Yesus yang menyatakan agar
jadikanlah semua bangsa murid-Nya. Hal ini menunjuk dimana setiap kita juga
dipanggil untuk dimuridkan secara pribadi oleh Tuhan Yesus serta menularkannya,
mengajarkan segala sesuatu kepada orang lain sesuai apa yang telah kita terima
72
dari hasil pemuridan yang Tuhan Yesus ajarkan didalam kehidupan kita.
Perlu dicatat disini, menjadi orang saleh bukan bermaksud supaya kita beroleh
selamat. Sebab keselamatan bukan karena kesalehan kita, tetapi oleh karena
anugerah Tuhan Yesus Kristus. Ini harga mati yang tidak dapat diubah sama
sekali.
harus bertumbuh menjadi manusia yang saleh seperti kesalehan yang dikenakan
atau diperagakan oleh Tuhan Yesus. Hanya dengan memiliki kesalehan seperti
Tuhan Yesus seseorang dapat memiliki persekutuan yang harmoni dengan Tuhan.
Itulah sebabnya Tuhan berfirman: Kuduslah kamu sebab Aku kudus (1 Petrus
6:14-16).
sampai hari dimana kita menutup mata. Idealnya ini adalah merupakan prioritas
perjuangan yang harus kita miliki sebagai orang yang terpilih, yaitu sebagai anak-
anak Allah. Terkait dengan hal ini harus diingatkan bahwa menjadi anak Allah
bukan sekadar status, tetapi keberadaan. Semua manusia pada dasarnya adalah
anak Allah, tetapi hanya mereka yang mengikuti perlombaan yang diwajibkan dan
berhasil memiliki iman yang sempurna, artinya berkelakukan seperti Tuhan Yesus,
yang disebut sebagai anak Allah yang sah bukan anak-anak gampang/anak yang
tidak sah/anak anak yang tidak mau belajar dan tidak mau menerima didikan dari
Tuhan guna dibentuk menjadi manusia yang berkodrat Ilahi yang selalu dapat
73
Beriman kepada qadha dan qadar merupakan salah satu rukun iman, dimana
tidaklah sempurna dan sah iman seseorang kecuali beriman kepada perkara ini. leh
karena itu, iman kepada qadha dan qadar ini merupakan faridhah dan kewajiban
yang harus dilakukan setiap muslim dan mukmin. Seperti yang dilakukan oleh
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Beriman kepada qadha dan qadar berarti harus
beriman kepada Ilmu Allah SWT yang merupakan deretan sifat-sifat-Nya sejak
azali. Dia mengetahui segala sesuatu. Tidak ada makhluk sekecil apa pun di langit
dan di bumi ini yang tidak Dia ketahui. Dia mengetahui seluruh makhluk-Nya
sebelum mereka diciptakan. Dia juga mengetahui kondisi dan hal-ihwal mereka
yang sudah terjadi dan yang akan terjadi di masa yang akan datang oleh karena
Di sini mukmin harus beriman bahwa Allah SWT Ta’ala menulis dan
manusia dan sunnah kauniah yang terjadi di bumi di Lauh Mahfuzh “buku catatan
yang dijaga”. Tidak ada suatu apa pun yang terlupakan oleh-Nya. Seorang
mukmin yang telah mengimani qadha dan qadar harus mengimani masyi`ah
(kehendak) Allah SWT dan kekuasaan-Nya yang menyeluruh. Apa pun yang Dia
sebaliknya, apa pun yang tidak dikehendaki pasti tidak akan terjadi meskipun
manusia memohon dan menghendakinya. Hal ini bukan dikarenakan Dia tidak
74
Allah SWT Ta’ala berfirman “Sesungguhnya iman kepada qadar adalah
Rasul shallAllah SWTu ‘alaihi wa sallam dan sahabatnya beriman kepada qadha
dan qadar akan tetapi mereka tidak meninggalkan usaha. Hidayah adalah qadar
dari qadar-qadar Allah SWT untuk manusia. Allah SWT memberi hidayah kepada
pengetahuan seperti ini Rasul shallAllah SWTu ‘alaihi wa sallam dan sahabatnya
jalanNya. Rejeki juga merupakan qadar dari qadar-qadar Allah SWT. Dengan
pengetahuan seperti ini mereka bekerja dalam mencari rizki. Kesehatan dan sakit
adalah qadar dari qadar-qadar Allah SWT. Dengan keyakinan ini Rasul shallAllah
dalam menghadapi segala problematika kehidupan. Karena jiwa yang beriman itu
mengetahui bahwa Allah SWT yang telah menentukan kebaikan dan keburukan itu
mendapat satu kenikmatan dan tidak akan berkeluh kesah manakal mendapat
Segala hal yang menjadi ketentuan Tuhan dalam umat adalah baik adanya,
tidak pernah ada rancangan-rancangan jahat yang ingin diberikan kepada umatnya.
Begitu juga apa yang di rancangan Tuhan dalam diri orang percaya. Bahwa
ketetapan Tuhan ini bersifat kekal. Ketetapan- ketetapan itu merupakan rencana
abadi Allah. Ia tidak membuat rencana-Nya atau mengubah rencana yang sudah
dalam kekekalan, dan karena Ia tidak berubah maka semua rencana tersebut tidak
pernah berubah (Mazmur 33:11; Yakobus 1:17). Dengan demikian, tidak ada satu
75
hal pun yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk dimasukkan atau dikeluarkan
dari determinasi tersebut. Ada dua Aspek Ketetapan Allah yaitu: Kehendak Allah
Ada hal-hal yang direncanakan Allah dan yang ditetapkan-Nya harus terjadi secara
efektif dan ada hal-hal lainnya yang sekadar diizinkan Allah untuk terjadi (Roma
8:28). Beberapa hal dimana Allah terlihat sebagai penggerak yang secara aktif
alam semesta (Daniel 4:35); menetapkan penguasa (Daniel 2:21); memilih orang
untuk diselamatkan (Efesus 1:4). Bebarapa hal menunjukkan kehendak Allah yang
permisif, yaitu: Allah mengizinkan kejatuhan dan dosa, tetapi Ia bukan pencipta
tetapi, dalam hal ketetapan-ketetapan yang permisif itu pun, Allah mengarahkan
semuanya bagi kemuliaan-Nya (Matius 18:7; Kisah Para Rasul 2:23). Hal ini
terjadi dan ada. Ketetapan-ketetapan itu meliputi segala sesuatu di masa lampau,
masa kini, dan masa depan; ketetapan-ketetapan itu meliputi juga hal-hal yang
diadakannya secara efektif dan hal-hal sekedar yang diizinkannya (Yesaya 46:10-
11), dengan kata lain, dengan kuasa dan kebijaksanan yang tidak terbatas, sejak
segenap kekekalan yang silam, Allah telah memutuskan dan memilih serta
menentukan jalannya semua peristiwa tanpa kecuali bagi segenap kekekalan yang
akan datang. Sudah sepatutnya orang Kristen melihat titik balik dalam beriman
kepada Tuhan dan ilmu- ilmu yang diberikan, baik melalui Alkitab dan dogma-
dogma yang ada. Beriman terhadap apa yang diberikan oleh Alkitab merupakan
76
5.3. Istri Salehah adalah Keberkahan bagi Keluarga
Istri saleha dalam hal ini adalah penulis ambil SIti Siti Hajar, beliau adalah
seorang hamba sahaya (budak) yang dihadiahkan oleh raja Mesir kepada Nabi
Ibrahim dan istrinya Sarah. Meski seorang budak, Hajar adalah sosok wanita yang
beriman kepada Allah SWT dan patuh terhadap ajaran Nabi Ibrahim. Hajar
kemudian diambil istri oleh Nabi Ibrahim atas permintaan Sarah. Hal ini dilakukan
karena Sarah telah berusia lanjut dan merasa dirinya tidak mampu lagi memberi
bayi bernama Ismail. Keluarga Nabi Ibrahim menyambut gembira dan penuh rasa
syukur. Betapa tidak, di usia yang telah senja, Allah SWT masih berkenan
Tidak. Nabi Ibrahim tetap menempatkan Allah SWT sebagai Dzat tertinggi yang
wajib dipatuhi segala perintah-Nya. Pada suatu ketika Allah SWT berkenan
Sebagai istri yang solehah, Hajar pun patuh kepada suaminya. Ia tidak
Ismail dalam gendongan menuju suatu tempat yang sangat jauh. Hajar pun tidak
marah ketika Nabi Ibrahim meninggalkan dirinya beserta bayi Ismail di tengah
gurun pasir tak berpenghuni tanpa sepatah kata terucap dari mulut suaminya itu.
Hajar dengan kesabaran dan ketabahannya mencoba memahami apa yang tengah
terjadi. Ia yakin apa yang dilakukan Nabi Ibrahim dengan meninggalkan anak dan
istri di padang tandus tak berpenghuni, adalah salah satu ujian dan perintah dari
77
Allah SWT. Keyakinan itulah yang menjadikan hati dan perasaan Hajar tenang
dan ikhlas. Sepeninggal Nabi Ibrahim, Hajar harus berjuang seorang diri agar bisa
bertahan hidup. Bayi Ismail menangis kehausan membuatnya harus rela berlari-
lari sepanjang bukit Safa dan Marwa. Sembari tiada henti berdoa memohon
dan tetap taat kepada suami, inilah yang dapat umat Kristen ambil dalam
mengambil keputusan dan tetap meletakan Allah sebagai kepala keluarga, setia
dan taat terhadap suami dalam hal apapun, baik suka dan duka. Isteri yang
berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya. Ia
mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. Ia serupa
masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-
yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya. Ia mengikat
yang miskin. Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi
78
kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan. Ia membuka mulutnya
31:10-27. Umat Kristen yang meletakan Allah sebagai kepala keluarga dapat
melihat bagaimana Allah bekerja dalam keluarga tersebut. Nilai kehidupan yang
diberikan Ibrahim dan Hajar merupakan tolak ukur dalam menjalankan rumah
Memberi Nasihat.
Ayah dan ibu memiliki peran penting masing-masih dalam tumbuh kembang
bagaimana untuk hidup di dunia. Jika ibu tampil dengan sosok lembut, ayah
biasanya akan tampak memiliki karakter yang bijaksana dan penyayang. Dalam
Islam, ayah memiliki peran khusus untuk anak. Di sinilah perlu kedekatan
spiritual,
emosi, dan juga fisik dengan seorang ayah. Idealnya, ayah selalu dekat dengan
anak
sehingga anak merasa aman, nyaman, dan bisa berkomunikasi dengan harmonis.
Seorang gadis akan terarah kehidupan akhirat dan dunianya ketika ayahnya selalu
dekat hatinya. Hal yang terpenting yang harus diperhatikan ayah terhadap
kasih saying dan perhatian, agar dirinya tidak merasa kebutuhan yang satu ini
tidak terpenuhi. Ini menjadi unsur utama dalam mendidik anak, terutama anak
pertama, karena sensitivitas dan sentimental memang sudah menjadi tabiat anak.
Peran ayah menurut Islam untuk anak yang selanjutnya adalah ayah
memiliki tempat tersendiri di hati anak. Karena itulah, jika kedekatan terjalin,
79
anak akan dengan senang hati akan mentaati ayah sekaligus menjadikannya
panutan. Sehingga di samping ibu, ayah bisa menjadi sosok yang bisa berbagi
perhatian, perasaan dan meminta nasihat. Ayah memiliki peran sebagai panutan
Tentunya semua ini bukan saja karena ayahnya adalah utusan Allah SWT
yang harus dijadikan panutan, akan tetapi disebabkan beliau adalah sosok ayah
Ayah memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk corak dan warna
anak di masa depan. Anak yang terbiasa dekat dan akrab dengan ayahnya, insyaa
Allah SWT ia akan mudah diarahkan ayahnya, memiliki rasa percaya dan
Nabi Ibrahim melakukan evaluasi dini terhadap Ismail untuk meninjau sikap
meninjau kembali tentang bagaimana sikap selama ini dan yang akan datang
terhadap anak-anak. Sebagai masa depan masyarakat dan bangsa sangat erat
hubungannya dengan bagaimana sikap dan perilaku terhadap mereka pada saat
sekarang.
Nilai postitif dari kisah Ismail ini yaitu rasa kekeluargaan yang tinggi
keagamaan dan sisi kemanusiaan Ismail terhadap Allah SWT dan sesamanya.
Meskipun di dalam kesibukan yang tidak pernah putus. Bagi warga Jemaat GKE
khususnya dalam hal belajar para orang tua sangat perlu meninjau dan
80
datang. Kasih sayang Tuhan kepada kita hadir dalam bentuk yang begitu intim,
begitu dekat, seperti kedekatan seorang ayah dengan anaknya. Lagu Jeffry S
Tjandra di atas sepertinya terinspirasi dari apa yang dikatakan oleh Daud yang
demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia." (Mazmur
Agar tidak bingung, maka Tuhan pun memberikan contoh yang tentu mudah
kita terima. Seperti ayah yang baik menyayangi kita, seperti itulah Tuhan mengasihi
anak-anakNya yang taat dan tidak mau mengecewakanNya.Itu tentu tidak sulit
untuk dipahami bukan? Dalam banyak kitab lainnya kita bisa menemukan
gambaran yang sama akan Allah yang berperan sebagai Bapa yang penuh kasih
kepada kita anak-anakNya. Misalnya dalam kitab Yesaya: "Bukankah Engkau Bapa
kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak
mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus
kami" sejak dahulu kala." (Yesaya 63:16), atau dalam Maleakhi dikatakan:
"Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam,
pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang
menyayangi anaknya yang melayani dia." (Maleakhi 3:17). Lebih jauh lagi kita
tentu bisa melihat bagaimana Yesus selalu mengajarkan kita untuk menyebut Tuhan
sebagai Bapa. Seperti halnya ayah kita di dunia menyediakan segalanya bagi kita,
melindungi kita, demikian pula Bapa di Surga. Tapi di sisi lain, ketika kita
melakukan kesalahan, ayah biologis kita terkadang perlu mendisiplinkan kita, dan
salah satunya adalah melalui hukuman. Hal yang sama pula oleh Bapa Surgawi kita.
mendisiplinkan dan itu semua demi kebaikan anak sendiri. Orangtua sangat perlu
81
yang benar dan efektif sehingga pengetahuan, keterampilan dan keluhuran budi
mengatur waktunya, karena hal itu lebih penting daripada menangisi kesalahan
dimasa yang akan datang. Karena masa depan anak sangat erat hubungannya
dengan apa dan bagaimana kehidupan belajar yang dibiasakan dalam kehidupan
belajar yang diterapkan oleh orangtua dimasa kini. Orangtua yang baik dan
bijaksana akan memikirkan dan berbuat sesuatu yang baik bagi kehidupan anak-
anaknya dimasa datang. Istilahnya, walau kaki menjadi kepala dan kepala menjadi
kaki, orangtua akan berusaha sekuat tenaga demi masa depan anak-anaknya.
Anak yang ideal yang selalu kita do’akan dan harapkan kehadirat Allah
SWT adalah mereka yang mempunyai keadaan yang baik, bukan saja dalam aspek
fisik biologis tetapi juga psikis dan sosial serta keagamaannya. Orang Kristen
selalu mendambakan anak-anak menjadi buah hati dan harapan dimasa depan.
Yakni anak-anak yang cerdas, terampil, dan taqwa. Jadi bukan saja orang Kristen
upayakan anak-anak yang ayu, cantik, gagah, dan sehat, tetapi juga luhur budi
pekertinya.
dan bimbingan yang penuh kasih saying dari kedua orang tuanya dan orang-orang
dewasa lainnya dalam rumah tangga, agar mereka dapat mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang terarah kepada kebahagiaannya antara lain dalam bidang
proses belajar. Tidaklah tepat jika kita membiarkan tanpa pengarahan yang tepat
atau menyerahkan seutuhnya kepada bapak dan ibu guru di sekolah, sebab
disamping waktu yang sangat terbatas juga perhatian dan kasih saying yang tulus
seperti yang didapatkan dari ayah dan ibu. Orangtua yang baik pasti bukan hanya
82
akan memperhatikan aspek lahiriah dan badaniah saja, namun tidak kurang
dan pakaian yang cukup, namun anak sangat memerlukan perhatian dan
Pada hakikatnya, was was adalah penyakit berbahaya, ia termasuk tipu daya
menyibukkan mereka dari berbuat taat kepada Rabb mereka. Karena alasan inilah,
Allah SWT memerintahkan NabiIbrahim dan Ismail agar berlindung dari waswas
ini dan menurunkan satu surat lengkap tentang hal itu, firman Allah SWT. Setan
mempunyai (kemampuan melakukan) waswas kepada anak cucu Adam, dan hal
itu sangat kuat dalam diri orang-orang yang beriman. Hal inilah yang dapat di
kepada waswas ini, bahkan menolaknya secara sempurna, karena ia adalah setan
kepada Tuhan, karena seorang pengikut Allah SWT apabila sibuk berdoa
kepada Allah SWT, niscaya setan menjauh darinya. Karena inilah, Allah SWT
kepada hamba di saat seorang hamba lupa dari berdoa kepada Allah SWT dan
karena alasan inilah, Dia menggambarkan bahwa dia adalah setan yang
mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1 Petrus 5:8). Dia
yang memiliki kekuatan lebih besar daripada Lusifer, Dia yang adalah benteng kita
serta kekuatan kita, dapat mendukung kita di saat-saat godaan besar. Sementara
83
Tuhan tidak akan pernah secara paksa membawa seseorang keluar dari dosa atau
pendosa untuk melakukannya dengan bantuan ilahi. Dan orang yang tunduk
kepada pengaruh dan permohonan manis dari Roh serta melakukan segalanya
dalam batas kemampuannya untuk bertahan dalam sikap bertobat diberi jaminan
Qadha secara bahasa yang berarti hukum, ketetapan, dan kehendak Allah.
Semua yang terjadi berasal dari Allah SWT, sang pemilik kehidupan. Sebelum
adanya proses kehidupan, Allah sudah menuliskan apa saja yang akan terjadi.
Baik itu tentang kebaikan, keburukan dan juga tentang hidup atau mati. Qadar
secara bahasa diartikan sebagai sebuah ketentuan atau kepastian dari Allah.
Sedangkan secara istilah, qadar berarti sebuah penentuan yang pasti dan sudah
ditetapkan oleh Allah SWT. Baik yang sudah terjadi, sedang terjadi, maupun
yang akan terjadi. Bagi penulis ketentuan-ketentuan yang telah di tetapkan oleh
Allah ini sesuai dengan ilmu dan kehendak Allah. Takdir yang didapat oleh
ketika manusia beriman kepada takdir, maka manusia juga harus percaya bahwa
Allah mengetahui segala sesuatunya secara terperinci. Setiap hal dari zaman awal
kehidupan terbentuk hingga nanti hari akhir, sudah diketahui dengan baik oleh
Allah. Baik yang berhubungan dengan perbuatan Allah mau pun yang dibuat
84
sesuatu sesuai dengan ketentuan dan ilmunya, setiap hambanya pun memiliki hak
pilih dan kehendak. Setiap hal yang hendak ia kerjakan memiliki pilihan.
5.6.2 Poligami
Pada umumnya kalau seorang istri kalau disodori surat ijin agar suami
berpoligami, tentu akan marah, kecewa, sebel, benci, dan lain-lain. Hanya sedikit
seorang istri mampu menandatangani surat ijin untuk dipoligami. Manakah wanita
itu dekat dengan cemburu. Karena wanita lebih memankan perasaan. Kata orang
cemburu itu tanda sayang (tanda sayang atau tanda tidak percaya ya..? Pasti
kecemburuan itu adalah suatu bentuk ketidak inginan kita untuk kehilangan
pasangan. Itulah yang membuat wanita sangat sensitif jika disinggung tentang
poligami. Yang terbersit dalam pikiran tentulah rasa cemburu jika melihat
pasangan yang kita cintai membelai istri yang lain. Yang terlintas adalah
bagaimana sepinya tidur kita ketika suami harus hadir di tengah istri yang lain.
Atau ketika melihat kemesraan suami kita dengan istri yang lain suatu hal yang
sangat wajar dan manusiawi. Bahkan seorang wanita tidak akan mencium baunya
Apa sih yang membuat wanita menolak jika dipoligami? Tentu karena di
yang membuat mereka melupakan tanggung jawab kepada istri tua dan anak-
anaknya. Atau memilih istri kedua dengan hanya berbekal nafsu, dan poligami
dilakukan dengan tanpa ilmu. Bisa juga karena ekspose yang berlebih tentang
poligami yang gagal. Sehingga jelas wanita Indonesia phobia dengan poligami,
karena para lelaki yang mau melakukan poligami tapi tidak membaca aturan
menetapkan pasangan kita berjodoh kembali dengan wanita lain, apakah kita bisa
urusan itu, maka tidak akan ada poligami bagi wanita tersebut. Jadi para pasangan,
menetapkan sebuah takdir, maka hal itula yang terbaik bagi umatnya.
86
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
BAB VI
PENUTUP
Bab VI ini akan berisi penutup yang memuat mengenai dua hal, yaitu
kesimpulan dan Saran. Bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan yang
penulis dapat lihat mengenai hak Waris Ismail di dalam Islam dan pemahaman
umum umat Islam, serta dilengkapi dengan kritik dan saran dari penulis yang akan
6.1. Kesimpulan
Penulis menyimpulkan bahwa hak Waris Ismail merupakan suatu tolak ukur
umum umat Islam dalam melihat dan mengambil hak Waris bagi seorang anak di
dalam keluarga. Namun di lihat dari sudut pandang Alquran dan para Ulama, hak
Waris Ismail erat kaitannya dengan kisah pembangunan Ka’abah dan hijrahnya
Nabi Ibrahim dan Hajar. Hak Waris Ismail dalam Islam sudah ada sejak kisah
poligami Nabi Ibrahim di mulai dengan Hajar. Islam menegaskan bahwa orang
diwajibkan atau diharuskan untuk memiliki istri dua dalam rumah tangga. Hak
waris Ismail mendekatkan iman umat Islam terhadap Allah SWT yang dapat
diartikan bahwa hak waris Ismail sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada
pembelajaran moralitas dan pendidikan dengan orang lain khususnya orang yang
82
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
Hak waris Ismail sangat penting dalam Islam sebagai ajaran dan ibadah
yang diharuskan yang harusnya menjadi pengetahuan umum bagi umatnya. Masa
kini ternyata terdapat orang Islam yang kurang memahami dan menghayati ajaran
yang ada dalam agamanya, dan hal ini membuktikan bahwa tidak semua orang
memahami yang ia imani, ia yakini serta lakukan. Terlebih dalam janji Allah SWT
ketika pemberian keturunan yang harus diterima dengan iman dalam perjalanan
iman. Bukan hanya diterima dengan iman kepada Allah SWT tetapi proses
penerimaanitu sekaligus akan menjadi perjalanan iman. Artinya janji itu adalah
konteks dimana umat Islam secara umum masuk ke dalam dimensi iman dan
melihat Allah SWT bekerja dengan cara tersendiri dan bukan dengan cara manusia
tetapi dalam proses menuju penerimaan janji tersebut mereka harus berjalan
bersama dengan Allah SWT dan iman. Berjalan dengan Allah SWT ini akan
membawa umat Islam secara umum dalam pengenalan akan Allah SWT dan
Meskipun perjalanan tersebut bukanlah perjalanan yang mudah bagi umat Islam
yang belum memahami ajaran itu dengan benar dan sungguh- sungguh.
Hak waris Ismail berkaitan dengan hari raya qurban terlihat melalui sejarah
yang dimulai sejak Nabi Ibrahim, karena qurban pun bermula sejak masa Nabi
Ibrahim. Hak waris Ismail merupakan ajaran yang juga dilaksanakan oleh nabi-
nabi sesudahnya, dan ini pun diajarkan kembali dan dilakukan oleh umatnya. Hak
83
Kurangnya pemahaman memperlihatkan bahwa nantinya hak waris Ismail
dijadikan sebagai sebuah cerita belaka dan hanya menjadi pemahaman yang
kosong, dalam artian ikut-ikutan saja namun tidak memahami makna dan
tujuannya. Hak waris Ismail sangat penting bagi umat Islam secara umum, namun
sayang ternyata hanya dipahami oleh orang yang memiliki pendidikan dan
pengetahuan lebih dalam Islam, dan mereka kurang dalam membantu orang lain
mendalami arti hak Waris Ismail itu sendiri. Penulis menyimpulkan bahwa
ketidakpahaman umat mengenai makna hak waris Ismail dalam Islam merupakan
bentuk dari kurangnya keseriusan umat dalam memaknai hak waris Ismail dengan
menunjuk pada kurangnya pembinaan yang serius kepada umatnya sehingga perlu
upaya pembinaan bagi umat secara umum untuk memahami dan mendalami ajaran
dalam agamanya.
6.2.Saran
Secara umum yang menjadi Saran dan harus diperhatikan yaitu untuk dapat
mendalami dan memahami secara mendalam mengenai ajaran dalam agama yang
dianut. Agama tentu memiliki ajaran yang harus dan kerap dilaksanakan, sehingga
harus pula disertai dengan pemahaman yang mendalam bukan hanya menjadi
rutinitas dan hanya ikut-ikutan saja. Banyak upaya dalam mendalami setiap makna
dari ajaran yang ada, yang diperlukan adalah kemauan dan upaya dari orang-orang
84
yang memiliki pendidikan dan pengetahuan lebih dalam Islam, sehingga tidak
hanya mereka yang memahami ajaran tersebut namun juga orang lain yang
makna setiap ajaran merupakan upaya meningkatkan iman dan penghayatan akan
Penulis sangat menyadari kalau penelitian ini masih terlalu subyektif. Oleh
karena itu penulis memberikan Saran kepada para mahasiswa jurusan Teologia
agar pengetahuan kita tentang agama orang lain lebih baik dan sempurna, maka
aspek yang berbeda. Sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Tinggi
Teologi (STT) haruslah memiliki ketaatan yang besar kepada Tuhan dan takut
akan Dia. Memiliki iman dan percaya kepada Tuhanlah yang juga dapat
membantu untuk seseorang dapat melaksanakan segala hal yang baik dan
Tuhan, sehingga haruslah semakin banyak ilmu maka semakin dalam pula
pemahaman mengenai segala makna dari yang diyakini dan diimani. Sebagai
sehingga dapat memahami dan mendalami mengenai segala makna yang menjadi
dipercaya dan diyakini sebagai seorang Kristen. Sebagai seorang mahasiswa dan
mahasiswi teologi perlulah memiliki pemahaman mendalam atas segala hal yang
diimani, dan
85
juga memiliki rasa kasih yang besar sehingga dapat juga menjadi seseorang yang
suka berbagi dengan orang lain bahkan orang yang memerlukan bantuan.
Umumnya yang menjadi Saran dari penulis yaitu memiliki iman dan
ketaatan kepada Tuhan, memiliki kasih besar dan belajar dengan sungguhsungguh,
menjadi teladan dan mau berbagi ilmu dan pengetahuan mengenai pendalaman
ajaran yang ada dalam Kristen untuk memuliakan nama Tuhan dan menghayati
setiap ajaran yang diyakini dan diimani dalam kehidupannya. Menjadi seseorang
yang penuh kasih selain mau berbagi, juga mau mengajarkan dan berbagi ilmu
pengetahuan akan ajaran yang diimani dalam kehidupan orang percaya, sehingga
memperbanyak literature yang berkaitan dengan ilmu Islam. Karena melalui buku-
buku seperti ini diharapkan mahasiswa sebagai intelektual tidak saja mengetahui
ilmu yang berkaitan dengan ajaran agama yang dianut. Karena sangat terbatasnya
penulis mengharapkan agar kepada pemuka agama, khususnya agama Kristen agar
berkualitas, bukan hanya dikampus tapi juga diluar kampus, bahkan setelah lulus
kuliah dan berada ditengah-tengah masyarakat. Hal ini dilakukan dengan cara
mengembangkan
86
bidang keilmuan dan teknologi informasi yang disertai nilai-nilai kehidupan masyarakat
Kepada umat Islam umumnya penulis berharap melalui tulisan ini dapat
menambah keimanan umat terhadap kebenaran Alquran, untuk itu penulis menyarankan
supaya umat dapat meluangkan sedikit waktu untuk membaca, memahami dan mencoba
membaca.
Taat kepada Allah SWT merupakan hal yang sangat penting dan haruslah
mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan sukacita dan selalu bersyukur dalam
hilang, bagi umat Islam perlulah memahami makna yang terkandung dari ajaran.
Sebagai umat Islam haruslah memahami makna hak Waris Ismail dengan baik dan
secara mendalam, sehingga melakukan ajaran itu dapat dengan penuh penghayatan.
Penulis menyarankan bahwa umat Islam haruslah memahami yang diimani dan
diyakini. Penulis juga menyarankan agar dapat berbagi kepada orang lain khususnya
orang yang membutuhkan dan kurang mampu, tidak membedakan agama dan budaya
sama halnya dengan memahami hak Waris Ismail yang tidak memandang perbedaan
Setiap agama baiknya memiliki suatu upaya bersama untuk dapat memahami
makna dan tujuan yang terkandung dalam setiap ajaran, karena hal tersebut sangat
dalam setiap ajaran yang ada dapat meningkatkan rasa ketaatan dan ungkapan syukur
87
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
kepada Tuhan. Melalui tulisan mengenai hak Waris Ismail dalam Islam ini, penulis
menyarankan bahwa adanya kesadaran setiap orang untuk dapat saling membagi ilmu
dan pengetahuan yang dalam dan luas bagi orang lain yang kurang memahami. Hal
tersebut berguna bagi orang lain sehingga makna yang terkandung dalam setiap ajaran
tidak berkurang atau bahkan hilang. Makna yang berkurang atau bahkan hilang,
mengakibatkan banyak orang akan melaksanakan segala ajaran sebagai suatu rutinitas
dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan sebagai tuntutan agama, atau bahkan
88
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
2018.
Ghufran, A. Lahirlah dengan Cinta: Fikih Hamil dan Menyusui. Jakarta: Amzah,
2007.
Publisher, 1991.
Katsir, I. Shahih Tafsir Ibnu Katsir . Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir, 2014.
Katsir, I. KISAH PARA NABI: Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi Sejak Adam
2009.
1995.
Book, 2013.
Sirry, M. Polemik Kitab Suci: Tafsir Reformis atas Kritik Al-Quran terhadap
Sirry, M. Scriptural Polemics: The Qur’an and Other Religions . Oxford : Oxford
Press, 2018.
Liberty, 1997.
Skripsi, Skripsi Proposal Tesis dan Tesis. Banjarmasin: Unit Publikasi Informasi
2016.
Internet:
https://mediaindonesia.com/read/detail/120276-kurban-ismail-atau-ishaq.
https://christology.wordpress.com/2014/10/05/ismail-dalam-islam-dan--ishaq-dalam-
https://rumaysho.com/11623-pelajaran-dari- kisah-nabi-ibrahim-menyembelih-
https://www.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2019/10/02/171572/mil kul-yamin-
dalam-pandangan-syariat.html.
LAMPIRAN
I. Surat Permohonan Ujian Skrips
II. Surat Layak Ujian Skripsi
III. Biodata