SKRIPSI
Oleh:
Muh. Dawud
NIM. 03110154
SKRIPSI
Oleh:
Muh. Dawud
NIM. 03110154
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Muh. Dawud
NIM. 03110154
Oleh :
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
dipersiapkan dan disusun oleh
Muh. Dawud (03110154)
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
15 April 2008 dengan nilai
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I)
pada tanggal: 15 April 2008.
Panitia Ujian
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Mengesahkan
Dekan Fakultas Tarbiyah
MOTTO
“Onoho sopo siro sakben dino ing tambah - Songko ilmu lan ngelangi segorone
faedah”
Dikutip dari Kitab Nadhom Alaa laa. Karangan Ibnu ‘Abdul Muhip. Bait ke 11
6
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Di
Malang
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Muh Dawud
NIM. 03110154
8
KATA PENGANTAR
rahmat, taufiq serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dan
Nabi Muhammad SAW. Yang telah menjadi qudwah dan uswah hasanah dengan
membawa pancaran cahaya kebenaran, sehingga pada detik ini kita masih mampu
menyampaikan terima kasih dan penghargaan tanpa batas kepada semua pihak
yang telah membantu memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk serta motivasi
3. Bapak Drs. Moh. Padil, M.Pd.I selaku Kajur Pendidikan Agama Islam.
5. Abah H. Thoyyib Harun dan Ibunda tersayang Hj. Halimah yang telah
do’a yang diberikan dengan penuh cinta, kasih sayang dan keikhlasan,
ipar gos Hafid, mbak Dewi Hafsoh (Alm) dan gos Hamzah yang banyak
dengan baik.
mereka semua diterima di sisi-Nya dan menjadi amal shaleh yang senantiasa
bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Amiin Ya Robbal
‘alamiin.
Penulis
10
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................i
Halaman Pengajuan......................................................................................ii
Halaman Persetujuan...................................................................................iii
Halaman Pengesahan....................................................................................iv
Halaman Persembahan.................................................................................v
Halaman Motto..............................................................................................vi
Nota Dinas......................................................................................................vii
Surat Pernyataan.........................................................................................viii
Kata Pengantar..............................................................................................ix
Daftar Tabel...................................................................................................xi
Daftar Gambar.............................................................................................xii
Daftar Isi.......................................................................................................xiii
Abstrak.........................................................................................................xvii
BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................7
D. Kegunaan Penelitian............................................................................7
F. Penegasan Judul...................................................................................8
G. Sistematika Pembahasan.....................................................................10
11
(PAI)..............................................................................................12
(PAI)....................................................................................................33
Islam (PAI)...................................................................................33
Islam (PAI)...................................................................................35
Islam (PAI)...................................................................................37
B. Kehadiran Peneliti..............................................................................49
C. Lokasi Penelitian................................................................................50
12
E. Tehnik Sampel....................................................................................52
I. Tahapan-Tahapan Penelitian..............................................................57
Payungrejo....................................................................................60
Muwahhidin Payungrejo...............................................................62
Muwahhidin Payungrejo...............................................................66
Payungrejo....................................................................................68
B. Penyajian Data..................................................................................70
Payungrejo....................................................................................76
Payungrejo..........................................................................................84
Muwahhidin Payungrejo.....................................................................87
A. Kesimpulan.........................................................................................90
B. Saran...................................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
14
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-
dan jiwa yang mampu bertahan dalam era hiperkompetisi. Tugas guru adalah
menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda
belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan peserta didik
menjadi manusia yang seutuhnya. Oleh karena itu, guru sebagai salah satu
Berdasarkan fungsi dan perannya yang sangat besar itu, maka idealnya
memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh
semabarang orang di luar bidang pendidikan. 2 Maka untuk menjadi guru harus
sertifikasi.
1
UU RI, Sisdiknas, (Bandung: Citra Umbara, 2003), hlm. 7.
2
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 15.
18
media dan sumber, dapat mengevaluasi hasil belajar siswa, dapat memotivasi
merefleksikan apa yang pernah ada, (2) dalam pelaksanaan tugas, guru pada
mampu menjawab tes dengan baik, (3) para guru enggan beralih dari model
mengajar yang sudah mereka yakini tepat, (4) guru selalu mengeluh tentang
kurang lengkap dan kurang banyaknya buku paket. Mereka khawatir kalau
yang diajarkan tidak sesuai dengan soal-soal yang akan muncul dalam UUB,
perhatian.3
dan motivasi kerja tinggi. Guru yang memiliki motivasi yang rendah biasanya
kurang memberikan perhatian kepada siswa, demikian pula waktu dan tenaga
3
Hadiyanto, Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2004), hlm: 18-19.
19
perwujudan perasaan dan sikap tidak puas terhadap pendidikan yang telah
dan kemajuan bidang tugasnya yang harus diikuti sejalan dengan kemajuan
mungkin diperoleh oleh guru yang berani dan selalu bersedia mewujudkan ide
lingkungan sekitar.
Akan tetapi sampai saat ini masalah guru dalam dunia pendidikan
keprofesionalan guru saat ini masih banyak dibicarakan orang dan masih saja
4
Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), hlm: 5.
20
dipertanyakan orang baik kalangan para pakar maupun di luar kalangan para
Orang tua siswa pun kadang mencemoohkan dan menuding guru kurang
persoalan yang ia hadapi sendiri atau memiliki kemampuan yang tidak sesuai
dengan keinginannya.
negeri dan swasta di Jakarta. Penelitian untuk disertasi Dr. Fakultas Psikologi
dan menetapkan karakteristik umum yang menjadi ciri kelasnya, dari ciri-ciri
pembelajaran. Dalam hal ini, guru harus memahami ciri-ciri peserta didik
5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dalam Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm: 222.
21
setingkat dengan profesi lain dan bahkan ada yang lebih baik.
tenaga kependidikan, baik kelemahan yang terdapat pada guru itu sendiri
Dari berbagai fenomena dari latar belakang yang tersebut di atas, maka
B. Rumusan Masalah
Kutorejo Mojokerto?
22
C. Tujuan penelitian
Mojokerto.
Kutorejo Mojokerto.
D. Kegunaan penelitian
yang pada nantinya akan berkecipung langsung dalam pendidikan dan juga
dapat membuka pola pikir tentang disiplin ilmu yang diketahui penulis dan
dijadikan pengalaman.
waktu dan tenaga, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan pada
Kutorejo Mojokerto.
F. Penegasan judul
memahami sebuah makna dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi
ini dengan mudah, sehingga dapat dimengerti gambaran dan arah dari judul
skripsi. Serta untuk menghindari terjadinya salah persepsi dari berbagai pihak,
1. Pengembangan
tingkat yang lebih tinggi dan meluas serta mendalam. Secara menyeluruh
2. Profesionalisme
harus dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang profesional ialah
mengandung keahlian (suatu profesi itu mesti ditandai oleh suatu keahlian
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah orang yang menguasai ilmu
6
Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003),
hlm. 191.
7
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 107.
25
G. Sistematika Pembahasan
Pendidikan Agama Islam (PAI), tugas guru Pendidikan Agama Islam (PAI),
penelitian.
8
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah,
dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005), hal. 51.
26
Kutorejo Mojokerto.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
9
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 107.
10
Ibid., hlm. 107.
28
untuk melakukannya.11
guru profesional.14
11
Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum (Ciputat: Pers,
2002), hlm.15.
12
M. Surya, dkk, Kapita Selekta Kependidikan SD (Jakarta: Universetas Terbuka, 2003),
hal. 45.
13
M. Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: Primashopie, 2004), hlm: 119.
14
Zainal Aqib, Elham Rohmanto, Membangun Profesionalisme Guru Dan Pengawas
Sekolah, (Bandung: Yrama Widya, 2007), hlm. 142.
29
oleh penulis.
mu’addib.
profesional, bila mana pada dirinya melekat sikap dedikatif yang tinggi
terhadap tugasnya, sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja,
15
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah,
dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 44.
30
zamannya.
Kata murabby berasal dari kata Rabb. Tuhan adalah sebagai Rabb
pengertian ini, maka tugas guru adalah mendidik dan menyiapkan peserta
identifikasi, atau menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta
peserta didiknya, baik yang berupa etos ibadahnya, etos kerjanya, etos
kemampuannya.
moral, etika dan adab. Atau kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir dan
batin. Guru adalah orang yang beradab sekaligus memiliki peran dan
masa depan.16
16
Muhaimin, Op. cit., hlm. 44-51.
17
Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya: Citra Media, 1996), hlm. 70.
32
lingkungannya.18
yang harus digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki kharisma
dinyatakan bahwa:
bahwa guru agama yang professional secara utuh yaitu: orang yang
didik agar dapat tumbuh dan berkembang kecerdasan dan daya kreasinya
d. Pengabdian
dilayani;
f. Otonomi
g. Kode etik
h. Klien
mengajar.
21
Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum (Ciputat: Pers,
2002), hlm. 16-17.
22
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar Dan Teknik Supervise Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bineka Cipta, 2000), hlm. 2.
36
sebaik-baiknya
berhasil
sebagai berikut:
1) Kompetensi kepribadian
keterampilan dalam:
bantu atau alat peraga) bagi murid dalam proses belajar yang
diperlukannya
yang efektif.24
luas dari subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta
24
Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), hlm. 263-264.
39
mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek. Dalam hal ini berarti
yaitu “Ing Ngarsa sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri
Handayani.
siswa di sekolah guru harus dapat menjadikan dirinya orang tua kedua, ia
a) Kompetensi personal
Kompetensi personal yaitu ciri hakiki dari kepribadian guru PAI untuk
menjaga harga diri dalam melaksanakan pekerjaannya guna mencapai
tujuan pendidikan agama yang ditetapkan.
25
Hamzah B. Uno, Op. cit., hlm. 69.
40
b) Kompetensi sosial
Kompetensi sosial, yakni perilaku guru PAI yang berkeinginan dan
bersedia memberikan layanan kepada masyarakat melaui karya
profesionalnya untuk mencapai tujuan pendidikan agama.
c) Kompetensi professional
Kompetensi professional menyangkut kemampuan dan kesediaan serta
tekad guru PAI untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan agama
yang telah dirancang melalui proses dan produk kerja yang bermutu.26
oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI), sehingga dapat diharapkan dari
bawah ini.
teladan yang baik kepada semua peserta didiknya, sejauh itu pelalah ia
26
Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Roesda karya, 2002), hlm. 115.
41
b) Berilmu
c) Sehat Jasmani
d) Berkelakuan Baik
diri pribadi peserta didik dan mungkin ini hanya bisa dilakukan jika
3. sertifikat pendidikan
27
Djamarah, Saiful Bahri, Guru dan Anak Didik Dalam interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.
Renika Cipta, 2000), hlm. 32-34.
42
dengan 12).28
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun
pada siswa.
28
Zainal Aqib, Elham Rohmanto, Op. cit., hlm. 151.
43
Islam tidak hanya mengajar tetapi tugas yang paling utama dari sekian
29
Jurnal “el-Harakah” Vol. 62, No. 1, Januari-April 2006, hlm. 71-72.
30
Madya. dkk. Criteria Guru Agama, www. Slideshare. Net.
44
pembelajaran.
a) Korektor
luar sekolah.
b) Informatory
c) Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi
peserta didik.
d) Organisator
e) Motivator
f) Inisiator
g) Fasilitator
h) Pembimbing
i) Demonstrator
Tidak semua bahan pelajaran dapat peserta didik pahami, guru harus
j) Pengelola data
k) Mediator
l) Supervisor
m) Evaluator
31
Djamarah, Saiful Bahri, Op. cit., hlm. 43-49.
47
pengelolaan.
siswa di atas maka dapat disimpalkan bahwa tanpa dukungan semua unsur
yang ada di sekolah termasuk kariyawan dan orang tua yang ada diluar
disamping kerja sama dengan siswa, guru juga dituntut untuk bekerja sama
32
Jurnal el-Harakah, Op. cit., hlm. 72.
33
Ibid., hlm. 72.
48
pemlajaran di sekolah.
Islam (PAI)
mutu pendidikan.
49
pendidikan lainnya
intelektual. 34
Islam (PAI)
menguasai cara bagaimana setiap aspek dan tahap tugas tersebut harus
dilaksanakan dengan satu cara dan tidak dengan cara lain, dan (b)
34
http://www.bappenas.go.id.
51
Ada dua hal pokok dalam tujuan ini. Pertama, meliputi penguasaan
filosofinya. Hal ini menuntut agar calon guru mampu secara mandiri
Hal ini meliputi (a) pengertian dan pemahaman yang berkaitan dengan
pemanduan penguasaan bidang ilmu dan bahan ajaran dengan teori dan
administratif rutin
di lingkungan sekolah.35
Islam (PAI)
35
Soetjipto dan Raflis kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2004),
hal.222-223.
53
kita dewasa ini. Hal ini menandakan mulai terjadinya kesadaran bersama
mutu pendidikan pada semua aspeknya. Salah satu faktor yang paling
peserta didik. Pembelajaran peserta didik merupakan salah satu hal paling
mutu lulusan.
1. kualifikasi akademik
3. pengalaman mengajar
6. prestasi akademik
kegiatan guru terdiri dari unsur penunjang, sedangkan apa yang dimaksud
pendidikan”.36
pembangunan bangsa.
masyarakat.
Tatang Sunendar, Pentingnya Karya Tulis Ilmiah Dalam Pengembangan Profesi Guru,
36
jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar. Upaya lain
adalah PKG (Pusat Kegiatan Guru), dan KKG (Kelompok Kerja Guru)
mengajarnya.38
37
http: // www. Suara Pembaruan, (com/news, 7 Juni 2001), hlm. 1-2
38
Pantiwati, Upaya Peningkatan Keprofeionalan Guru Melalui Program Sertifikasi Guru
Bidang Studi, (Malang: PSSJ PPS Universitas Malang).
57
pekerjaan.39
b. Menyediakan fasilitas
guru tidak seimbang dengan biaya hidupnya. Oleh karena itu Kepala
terpenuhi.41
e. Penataran (upgrading)
41
S.T. Vembrianto, Kapita Selekta Pendidikan, (Jogyakarta: Yayasan Pendidikan
Paramita, 1984), hlm. 39.
59
kedisiplinan yang sangat baik dari kepala sekolah maka guru akan
harus mampu menciptakan moral kerja yang baik dikalangan guru dan
42
Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda
Karya. 1984), hal.68.
60
mereka.44
a. Melanjutkan pendidikan
43
Dirawat, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983),
hlm. 36.
Ibid., hlm. 133.
44
61
b. Memperbanyak membaca
peserta didiknya.
secara terus menerus dari guru yang bersangkutan. Oleh karena itu
setiap guru harus sadar dan mau melatih diri jika ia benar-benar ingin
diri sendiri pula, dan hal ini akan terbawa pula pada disiplin diri
sendiri. Keadaan ini ditandai dengan adanya kritik dan saran yang
menyambut gembira dan lapang dada setiap kritik yang datang dari
e. Mengikuti penataran
45
S.T. Vembrianto, Op. cit., hlm: 39.
63
BAB III
METODE PENELITIAN
mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa
terjadi atau ada.47 Jadi dalam penelitian ini peneliti berusaha meneliti berbagai
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.48
46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1993), hlm. 309.
47
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), hlm. 26.
48
Moleong. J. Lexy, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja
Rosda Karya, hlm. 3.
65
B. Kehadiran Peneliti
data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Dalam penelitian ini
selalu berhadapan dengan obyek yang diteliti, baik berupa benda, manusia,
yaitu sebagai pengamat yang tidak terlibat secara langsung dengan subyek
menyerahkan surat izin penelitian dari pihak kampus kepada pihak sekolah
66
pada bulan Maret, dalam hal ini wakil dari Kepala sekolah yang berwenang,
peneliti sebagai langkah awal dan setelah itu penelitian mulai dilakukan sesuai
C. Lokasi Penelitian
sebagai lokasi penelitian karena lokasi madrasah dekat dengan tempat tinggal
peneliti sehingga memudahkan bagi peneliti, dalam segi pendanaan juga lebih
ekonomis, peneliti sedikit banyak sudah mengenal obyek penelitian, dan juga
madrasah ini salah satu madrasah yang setiap tahunnya selalu berbenah ke
jenis penelitian serta data-data apa yang diperlukan. Sumber data dalam
67
menurut Lofland yang dikutip oleh Lexi Moleong menyatakan bahwa bahwa
sumber data utama dalam penelitan kualitataif ialah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.50 Dari sinilah
peneliti dapat memahami bahwa yang dimaksud dengan sumber data adalah
dimana peneliti akan mendapatkan dan menggali informasi yang berupa data-
data yang diperlukan oleh peneliti sehingga mendukung penelitian ini. Sumber
data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti, karena ketetapan
memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan
kekayaan data yang diperoleh. Dan sumber data yang dimanfaatkan dalam
1. Data Primer
Yaitu data yang diambil dari sumber aslinya. Dalam bidang pendidikan
data primer ini berasal dari tes maupun wawancara dengan siswa. Pada
utama adalah responden. Dalam penelitian ini data primer berupa kata-
2. Data Skunder
Yaitu data yang berasal dari sumber kedua atau dari instansi seperti
dokumen hasil belajar siswa baik dalam bentuk lapor maupun data skunder
49
Suharsimi Arikunto, Op. cit., hlm. 107.
50
Lexi J. Moleong, Op. cit., hlm. 157.
68
lainnya atau dari teks book.51 Data skunder dalam penelitian ini adalah
bagian tata usaha. Dari data skunder ini diharapkan peneliti memperoleh
E. Tehnik Sampel
subjek bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan
1. Kepala sekolah
51
Yuswianto, Metodologi Penelitian, (Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2002), hlm. 60.
52
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hlm. 109.
53
Ibid., hlm. 117.
69
1. Metode Observasi
dalam kegiatan.
2. Metode Interview
Jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan dari pokok
54
Fathoni, Abdurrahman, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 104.
55
Suharsimi Arikunto, Op. cit., hlm. 133.
56
Fathoni, Abdurrahman, Op. cit., hlm. 105.
70
d. Peneliti akan dapat memperoleh data yang falid dan terhindar dari
kesalahan observasi.
3 Metode Dokumenter
57
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003),
hlm. 181.
71
valid dan dipercaya oleh semua pihak. Menurut Sugyono ada enam tehnik
58
Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2003), hlm. 63.
72
check.59 Dan untuk pengecekan keabsahan data yang peneliti gunakan dalam
1. Triangulasi.
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan/ sebagai
pembanding terhadap data itu.60 Data yang diperoleh dari satu sumber
akan dibandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber yang lain
dengan berbagai tehnik dan waktu yang berbeda. Sebagai contoh data
yang berbeda.
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
berkaitan.
59
Ibid., hlm. 121.
60
Lexi J. Moleong, Op. cit., hlm. 330.
61
Ibid., hlm. 330.
73
bantu perekam data dalam penelitian kualitatif, seperti kamera, alat rekam
I. Tahap-Tahap Penelitian
1. Tahap Pra-Lapangan
Pada tahap ini peneliti mengunjungi lokasi penelitian, dalam hal ini
62
Sugyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 1995), hlm. 129.
63
Lexi J. Moleong, Op. cit., hlm. 85.
74
penelitian.
dan berperan serta sambil mengumpulkan data. Pada tahap ini peneliti
bahasa dan sistematikanya agar dalam laporan hasil penelitian tidak terjadi
format yang sesuai dalam bentuk tulisan dan bahasa yang mudah dipahami
oleh pembaca.
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Mojokerto, visi, misi, tujuan, dan strategi MTs Darul Muwahhidin Payungrejo
obyektif, keadaan tenaga guru, karyawan dan siswa MTs Darul Muwahhidin
Kutorejo Mojokerto
a. Bapak Drs. H. Ali Arifin, yang merupakan kepala sekolah MTs Darul
Kutorejo Mojokerto
Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Ihyak selaku Kepala sekolah MTs Darul-
64
adalah:
Islami.65
65
Data papan dinding MTs Darul Muwahhidin Payungrejo Kutorejo Mojokerto.
78
TABEL I
STRUKTUR KURIKULUM DAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
MTs DARUL MUWAHHIDIN PAYUNGREJO
Mata Pelajaran ALOKASI WAKTU
Kls VII Kls VIII Kls IX
Akidah Akhlak 2 JP 2 JP 2 JP
Fikih 2 JP 2 JP 2 JP
Quran Hadits 2 JP 2 JP 2 JP
Bahasa Arab 3 JP 3 JP 3 JP
SKI 2 JP 2 JP 2 JP
Taisir Al-Halq 2 JP 2 JP 2 JP
Ta’lim 2 JP 2 JP 2 JP
Bahasa Indonesia 4 JP 4 JP 4 JP
Bahasa Inggris 4 JP 4 JP 4 JP
Matematika 4 JP 4 JP 4 JP
Ekonomi 2 JP 2 JP 2 JP
Penjaskes 2 JP 2 JP 2 JP
PPKn 2 JP 2 JP 2 JP
Kertakes 2 JP 2 JP 2 JP
Biologi 2 JP 2 JP 2 JP
Fisika 3 JP 3 JP 3 JP
79
Bahasa Daerah 2 JP 2 JP 2 JP
Geografi 2 JP 2 JP 2 JP
Sumber data: Dokumen MTs Darul Muwahhidin Payungrejo
pada awal tahun pelajaran baru dilakukan pembagian tugas guru mata
masing-masing guru.
adanya evaluasi antara lain ulangan harian, ujian tengah semester, ujian
Mojokerto
kompak dalam hubungan kerja yang jelas. Dengan demikian antara satu
Gambar I
KAKANDEPAG
KAB.
KEPALA SEKOLAH
WAKA WAKADrs. M. Ikhyak WAKA WAKA
Kurikulum Akhmadun, BA Humas Shobih Abidi Sarana & Prasarana Kesiswaan Hari Santoso, S.Pd
M. Suharto, S.Pd
Guru
Peserta Didik
IPA2 Wali Kelas X Wali Kelas XI IPS 1 Wali Kelas XII
IPS1
Bhs
81
Mojokerto
berikut:
Alamat : Wonokusumo
Desa : Payungrejo
Kecamatan : Kutorejo
Kab/Kota : Mojokerto
Jenjang Akreditasi :C
Luas Tanah/Lahan :-
Darul Muwahhidin
TABEL II
DATA KEADAAN GURU MTs DARUL MUWAHHIDIN
PAYUNGREJO 2007-2008
No Nama Jabatan Pendidikan Bidang studi
terakhir
1 Drs. M. Ihyak Kepsek UMS Sby -
Thn. 1993
2 H. Anwar Abbas Wakasek PGAN Quran Hadits
Thn. 1977
3 M. Hafid Romli, S.Ag Wali kelas SI IAIT Kediri Bhs. Arab,
Thn. 1997 Fiqh
4 Mukhlisatuddiniyah Guru MA Kutorejo Akidah Akhlak
Thn. 1997
5 A. Shobih Abidi Humas MA Tribakti Taisi al-Halq,
Thn. 1996 Ta’lim, Bhs.
Daerah
6 H. Badjuri, A.Ma Guru STIT Mjsari SKI
83
Thn. 2003
7 H. Zainul Arifin, S.Pd Wali kelas IKIP Sby Matematika
III Thn. 1993
8 A. Hari Santoso, S.Pd Waka IKIP PGRI Penjaskes
kesiswaan Thn. 1995
9 Akhmadun, BA Waka UNDAR Jbg B. Indonesia
Kurikulum Th. 1985
10 Ainul Afifah, S.Ag Wali kelas IKAHA Jbg Biologi
I Thn. 1998
11 Uliyawati, S.Pd Wali kelas STKIP PGRI Geografi,
Mr. Thn. 1997 Kertakes
12 Ir. Buaji, S.Pd Guru UNIMAS Mr. Fisika
Thn. 1995
13 Endah S. S.Pd Wali kelas UNIPA Sby Ekonomi
Thn. 2000
14 M. Suharto, S.Pd Sarpras UNIMAS Mr. Sejarah
Thn 1994
15 Khoirul Anam, S.Ag Wali kelas IAIN Malang PPKn
II Thn. 1996
16 Muh. Dawud Guru UIN Malang B. Inggris
Thn. 2008
17 Sugiono, A.Ma K TU STIT Mjsari -
Thn. 2003
Sumber Data: Data dokumentasi MTs Darul Muwahhidin 2007-2008
berikut:
84
TABEL III
DATA KEADAAN SISWA MTs DARUL MUWAHHIDIN
PAYUNGREJO 2007-2008
No Data Kelas Jumlah Ruang Jenis Kelamin Jumlah
1 7 1 18 24 42
2 8 1 16 20 36
3 9 1 18 21 39
Total 3 52 65 117
dengan baik jika sarana dan prasarana telah terpenuhi. Adapun sarana
adalah:
TABEL IV
DATA KEADAAN SARANA DAN PRASARANA MTs DARUL
MUWAHHIDIN PAYUNGREJO 2007-2008
UKURAN Kondisi
No Jenis Ruang Jumlah
PXL B CB KB TB
1 R. Kelas 3 7X6 √ - - -
85
3 R. Guru 1 6X4 √ - - -
5 R. UKS 1 4X3 √ - - -
6 R. BP/BK - - - - - -
7 R. Perpustakaan 1 7X6 √ - - -
8 KOPSIS 1 6X3 - √ - -
9 Aula 1 18 X 6 √ - - -
13 Masjid 1 - √ - - -
14 Asrama Putra 1 - √ - - -
15 Asrama Putri 1 - √ - - -
Keterangan kondisi :
B : Baik
KB : Kurang Baik
TB : Tidak Baik
TABEL V
DATA MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIMILIKI MTs DARUL
MUWAHHIDIN PAYUNGREJO
No Nama Media Kondisi
1 Televise Baik
2 Radio tape Baik
5 VCD Baik
6 Peta Baik
7 Globe Baik
8 Papan tulis Baik
Sumber Data: Data dokumentasi MTs Darul Muwahhidin 2008
B. Penyajian Data
Drs. M. Ihyak, serta dari guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 5
responden adalah guru yang mengajar pada mata pelajaran yang masuk
termasuk guru yang cukup lama mengabdikan diri pada Madrasah ini yaitu
dengan masa kerja antara 10-13 tahun. Dengan masa kerja yang cukup lama
MTs Darul Muwahhidin Payungrejo ini dari tahun ketahun sampai sekarang.
Sehingga dari responden Kepala Sekolah dan keempat guru Pendidika Agama
Islam (PAI) tersebut peneliti anggap sudah cukup representatif. Kelima guru
tersebut adalah Bapak H. Anwar Abbas, bidang studi Al-Qur’an Hadist lama
87
mengajar 13 tahun, bapak Hafid Ramli, S.Ag. bidang studi Fiqh dan bahasa
Arab lama mengajar 11 tahun, bapak Shobih Abidi, bidang studi Ta’lim dan
Taisir al-halq lama mengajar 9 tahun, bapak Badjuri, A.Ma, bidang studi
peserta didik menjadi manusia yang seutuhnya. Oleh karena itu, guru
profesional.
66
Wawancara dengan bapak Drs. M. Ihyak, pada tanggal 19 Maret 2008 jam 08.13.
88
67
Wawancara dengan bapak Drs. M. Ihyak, pada tanggal 19 Maret 2008 jam 14.13.
68
Wawancara dengan bapak Hafid Romli, pada tanggal 22 Maret 2008 jam 14.00.
89
“Belajar dengan membaca literatur yang ada, baik itu buku-buku yang
terdapat di sekolah maupun buku-buku yang saya beli sendiri dan juga
mengikuti seminar-seminar.”69
Mengikuti pelatihan-pelatihan, melanjutkan jenjang pendidikan,
kesesuaian jurusan pendidikan guru dengan materi yang diajarkan, serta
lama atau pengalaman guru dalam mengajar.70
Memperbanyak baca buku, menguasai materi pelajaran baik dalam segi
penyampaian maupun dalam menggunakan metode yang tepat, dan
berupaya mengembangkan atau mempunyai SDM yang khusus untuk
menjadi tenaga pendidik.71
Bias melalui banyak hal, seperti memperbanyak baca buku, selalu
mengikuti wacana yang terbaru, sehingga dalam menjelaskan materi
pelajaran tidak terpatok pada satu sumber.72
Akan tetapi sampai saat ini masalah guru dalam dunia pendidikan
69
Wawancara dengan Ibu Mukhlisatuddiniyah, pada tanggal 23 Maret 2008 jam 15.00.
70
Wawancara dengan bapak H. Anwar Abbas, pada tanggal 29 Maret 2008 jam 15.00.
71
Wawancara dengan bapak Ahmad Shobih Abidi, pada tanggal 30 Maret 2008 jam
14.30.
72
Wawancara dengan bapak Badjuri, pada tanggal 31 Maret 2008 jam 114.30.
90
sudah bergelar Sarjana Strata Satu (S1), hal ini diungkapkan dalam
menjelaskan:
pendidiknya.
“Masalah yang kami hadapi guru PAI di sini sudah berkeluarga sehingga
sulit mengajak mereka untuk melanjutkan pendidikannya lagi. Mereka
beralasan sulit membagi waktu dan utamanya yang dihadapi mereka dalam
segi dana untuk melanjutkan pendidikan, kurangnya waktu persiapan guru
agama dalam mengajar karena disibukkan dengan usaha non guru untuk
mencukupi kebutuhan ekonomis sehari-hari atau mengajar di sekolah-
sekolah lainnya.
73
Wawancara dengan bapak Drs. M. Ihyak, pada tanggal 19 Maret 2008 jam 14.13.
91
Senada dengan yang diutarakan oleh semua guru guru bidang studi
74
Wawancara dengan bapak Drs. M. Ihyak, pada tanggal 19 Maret 2008 jam 14.13.
75
Wawancara dengan bapak Hafid Romli, pada tanggal 22 Maret 2008 jam 14.00.
76
Wawancara dengan Ibu Mukhlisatuddiniyah, pada tanggal 23 Maret 2008 jam 15.00.
77
Wawancara dengan bapak H. Anwar Abbas, pada tanggal 29 Maret 2008 jam 15.00.
78
Wawancara dengan bapak Ahmad Shobih Abidi, pada tanggal 30 Maret 2008 jam
14.30.
92
Payungrejo
menjelaskan:
79
Wawancara dengan bapak Badjuri, pada tanggal 31 Maret 2008 jam 114.30.
80
Wawancara dengan bapak Drs. M. Ihyak, pada tanggal 19 Maret 2008 jam 14.13.
93
81
Wawancara dengan bapak Hafid Romli, pada tanggal 22 Maret 2008 jam 14.00.
82
Wawancara dengan Ibu Mukhlisatuddiniyah, pada tanggal 23 Maret 2008 jam 15.00.
83
Wawancara dengan bapak H. Anwar Abbas, pada tanggal 29 Maret 2008 jam 15.00.
84
Wawancara dengan bapak Ahmad Shobih Abidi, pada tanggal 30 Maret 2008 jam
14.30.
85
Wawancara dengan bapak Badjuri, pada tanggal 31 Maret 2008 jam 114.30.
94
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penyajian data pada bab IV, maka untuk mengetahui secara
sebagai berikut:
bahwa guru Pendidikan Agama Islam (PAI) harus profesional sebagai tenaga
pembelajaran.
metode pengajaran dengan tepat, guru yang masa kerjanya cukup lama
mengajar.
Kepala Sekolah pada hari rabu tanggal 19 Maret 2008 jam 14.13 dan
Muwahhidin Payungrejo yaitu ada satu guru sudah S1, satu PGA, satu D2 dan
Islam (PAI) di MTs Darul Muwahhidin Payungrejo dapat diketahui dari hasil
wawancara dengan bapak Hafid Romli selaku guru Pendidikan Agama bidang
studi Bahasa Arab dan Fiqh pada hari sabtu tanggal 22 Maret 2008 jam 14.00
Akhlak, hasil wawancara pada hari minggu tanggal 23 Maret 2008 jam 15.00
86
Sahertian, Piet A., Konsep Dasar Dan Teknik Supervise Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Bineka Cipta, 2000), hlm. 2.
96
beliau menuturkan mulai mengajar sejak tahun 1999 H. Anwar Abbas, selaku
guru Pendidikan Agama bidang studi Al-Qur’an Hadist, hasil wawancara pada
pada tanggal hari sabtu tanggal 29 Maret 2008 jam 15.00 beliau menuturkan
mulai mengajar sejak tahun 1995. Ahmad Shobih Abidi, selaku guru
Pendidikan Agama bidang studi Ta’lim dan Taisir al-Halq, hasil wawancara
pada hari minggu pada tanggal 30 April 2008 jam 14.30 beliau menuturkan
mulai mengajar sejak tahun 1999. Sedangkan bapak Badjuri, A.Ma, selaku
guru Pendidikan Agama bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) hasil
wawancara pada hari senin pada tanggal 31 April 2008 jam 16.00 beliau
kegiatan guru Pendidikan Agama Islam dalam mengajar dan mendidik siswa.
bidang studi sesuai dengan kurikulum dan bahan pendalaman aplikasi bidang
studi. Kesemuanya ini amat perlu dibina karena selalu dibutuhkannya dalam:
97
Sekolah Drs. M. Ihyak, bahwa suatu keharusan bagi semua guru bidang studi
Dalam hal ini bapak Hafid Romli, S.Ag salah satu guru Pendidikan Agama
sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat, karena kenyataan yang ada
87
Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), hlm. 263-264.
98
dijadikan pedoman pengajaran agar terarah dan tidak simpang siur dalam
pencapaian tujuan.
semua metode dengan pokok bahasan yang diberikan dan situasi belajar yang
mengatakan bahwa semua guru dan termasuk guru Pendidikan Agama Islam
metode demonstrasi dan lain-lain. Karena metode tersebut adalah metode yang
baik dan cocok untuk manyampaikan materi pelajaran. Selain metode tersebut,
guru juga menggunakan metode kerja kelompok, hal ini digunakan untuk
Oleh karena itu, guru Pendidikan Agama Islam (PAI) harus dapat
metode yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi dapat menumbuhkan
minat belajar siswa terhadap mata pelajaran yang diberikan oleh guru.
luar sangat berguna bagi guru dalam menjalankan tugas sebagai tenaga
pengetahuan dan kecakapan para guru. Dengan demikian bertambah luas dan
99
mendalam untuk meningkatkan kualitas guru menuju arah yang efisien dan
efektifitas kerja yang optimal. Dengan kegiatan tersebut para guru khususnya
guru profesional.
88
Piet A. Sahertian, Op. cit., hlm. 108.
100
usaha-usaha untuk menjadi guru yang profesional sesuai dengan bidang studi
yang diajarkan.
mencapai ketiga hal tersebut guru harus menggunakan strategi yang tepat
maksimal.
Akan tetapi sampai saat ini masalah guru dalam dunia pendidikan
menjadi topik yang aktual sehingga problem pendidikan yang
membutuhkan penanganan karena semakin bertambahnya penduduk dan
cepat lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan
membuat sulitnya mengatasi masalah-masalah tersebut. Dimana
pembahasan tentang keprofesionalan guru saat ini masih banyak
dibicarakan orang dan masih saja dipertanyakan orang baik kalangan para
pakar maupun di luar kalangan para pakar pendidikan. Bahkan banyak
yang cenderung melecehkan posisi guru. Orang tua siswa pun kadang
mencemoohkan dan menuding guru kurang profesional, tidak berkualitas,
ketika anaknya tidak dapat menyelesaikan persoalan yang ia hadapi sendiri
atau memiliki kemampuan yang tidak sesuai dengan keinginannya.
Bukti lain kelemahan sebagian guru juga ditunjukkan oleh hasil
penelitian psikologi yang melibatkan responden sebanyak 1975 siswa SD
101
dengan Kepala Sekolah Drs. M. Ihyak dan Guru Pendidikan Agama Islam
MTs Darul Muwahhidin Payungrejo masih terdapat guru yang belum S1.
beralasan sulit membagi waktu dan utamanya yang dihadapi mereka dalam
89
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dalam Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), hlm. 222.
102
sekolah
keluarnya.
antara lain:
103
terlebih lagi bagi guru yang belum S1. Hal ini sangat perlu diperhatikan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar. Upaya lain
adalah PKG (Pusat Kegiatan Guru), dan KKG (Kelompok Kerja Guru)
mengajarnya.91
90
http: // www. Suara Pembaruan, (com/news, 7 Juni 2001), hlm. 1-2.
91
Pantiwati, Upaya Peningkatan Keprofeionalan Guru Melalui Program Sertifikasi Guru
Bidang Studi, (Malang: PSSJ PPS Universitas Malang).
92
S.T. Vembrianto, Op. cit., hlm: 39.
104
dengan baik
pekerjaan.
menumbuhkan kreatifitasnya.
93
Cece Wijaya, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar-Mengajar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1991), hlm: 25.
106
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Kendala yang dihadapi oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam
antara lain:
e. Mengikuti penataran-penataran
B. Saran
1. Kepada lembaga
meningkatkan profesionalitasnya.
109
DAFTAR PUSTAKA
A. Pius Partanto dan Dahlan Al-Barry. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:
Arkola.
Darajat, Zakiyah, dkk. 2004. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta:
Bumi Aksara.
Djamarah, Saiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT. Renika Cipta.
http://www.bappenas.go.id
Madya, dkk. Kriteria Guru Agama. www. Slideshare. Net. 03 Desember 2007.
Muzayyin, Arifin. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar Dan Teknik Supervise Pendidikan Dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bineka
Cipta.
Soedarwan, Danim. 2002. Guru dan Anak Didik Dalam Upaya meningkatkan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Soetjipto dan Raflis kosasi. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya.
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan Dalam Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
111
Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan Islam Dalam Perspektif Islam. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah B., 2007. Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Lampiran-Lampiran
113
PEDOMAN INTERVIEW
A. Kepala Sekolah
B. Guru PAI
Hasil Interview
(14:15)
Hasil Wawancara dengan bapak Hafid Romli, pada tanggal 22 Maret 2008
jam 14.00
Jabatan Mengajar
No. Nama guru Pendidikan Terakhir
Mata Pelajaran
1. Drs. M. Ihyak Kepsek - UMS Sby. Thn. 1993
2. H. Anwar Abbas Wakasek Quran Hadits PGAN Thn. 1977
3. M. Hafid Romli, S.Ag Wali kelas Bhs. Arab, SI IAIT Kediri. Thn.
Fiqh 1997
4. Mukhlisatuddiniyah Guru Akidah Akhlak MA Kutorejo. Thn. 1997
5. A. Shobih Abidi Humas Taisi al-Halq, MA Tribakti. Thn. 1996
Ta’lim, Bhs.
Daerah
6. H. Badjuri, A.Ma Guru STIT Mjsari. Thn. 2003
SKI
7. H. Zainul Arifin, S.Pd Wali kelas III Matematika IKIP Sby. Thn. 1993
8. A. Hari Santoso, S.Pd Waka Penjaskes IKIP PGRI. Thn. 1995
kesiswaan
9. Akhmadun, BA Waka B. Indonesia UNDAR Jbg.Thn. 1985
Kurikulum
10. Ainul Afifah, S.Ag Wali kelas I Biologi IKAHA Jbg. Thn. 1998
11. Uliyawati, S.Pd Wali kelas Geografi, Kertakes STKIP PGRI Mr.Thn.
1997
12. Ir. Buaji, S.Pd Guru Fisika UNIMAS Mr.Thn. 1995
13. Endah S. S.Pd Wali kelas Ekonomi UNIPA Sby.Thn. 2000
14. M. Suharto, S.Pd Sarpras Sejarah UNIMAS Mr.Thn 1994
15 Khoirul Anam, S.Ag Wali kelas II PPKn IAIN Malang. Thn. 1996
16. Muh. Dawud Guru B. Inggris UIN Malang. Thn. 2008
17. Sugiono, A.Ma K TU - STIT Mjsari. Thn. 2003
2. VIII 16 20 36
3. IX 18 21 39
JUMLAH PA 52 PI 65 117
KAKANDEPAG
KAB.
KEPALA SEKOLAH
WAKA WAKADrs. M. Ikhyak WAKA WAKA
Kurikulum Akhmadun, BA Humas Shobih Abidi Sarana & Prasarana Kesiswaan Hari Santoso, S.Pd
M. Suharto, S.Pd
Guru
Peserta Didik
IPA2 Wali Kelas X Wali Kelas XI IPS 1 Wali Kelas XII
IPS1
Bhs
122
PELANGGARAN KELOMPOK A
1. Memalsu tanda tangan Kepala Sekolah/Wakasek/Wali kelas/Orang tua
wali murid.
2. Membawa/minum-minuman beralkohol atau berada di sekitar mereka
yang minum-minuman beralkohol (minuman keras).
3. Membawa/merokok di dalam lingkungan sekolah atau berada di sekitar
mereka yang merokok.
4. Membawa obat-obatan terlarang (Narkoba).
5. Membawa senjata tajam, senjata api, atau yang terkategori alat berkelahi.
6. Berkelahi atau yang menyebabkan terjadinya perkelahian masal
(Tawuran).
7. Berpacaran di dalam kelas maupun di lingkungan madrasah.
8. Mencuri dalam lingkungan sekolah.
9. Meninggalkan sekolah tanpa ijin atau tidak melalui pintu utama.
Sanksi Denda
Membayar denda sekurang-kurangnya Rp. 1.000,- setinggi-tingginya Rp. 10.000,-
Sanksi Administrasi
1. Pihak sekolah mengundang orang tua atau wali (yang tertera pada buku
induk siswa) ke sekolah disertai dengan peringatan keras.
2. Bila siswa mengulang pelanggaran kelompok A dalam satu (satu) tahun
ajaran yang sama, siswa diserahkan pembinaannya kepada orang tua.
PELANGGARAN KELOMPOK B
1. Melanggar ketentuan seragam sekolah.
a. Senin - Selasa : Baju putih - celana/rok biru
b. Rabu - Kamis : Baju hijau - celana/rok hijau
c. Sabtu - Miggu : Baju pramuka - celana/rok pramuka
123
Sanksi Denda
Membayar denda sekurang-kurangnya Rp. 500,- setinggi-tingginya Rp. 5.000,-
Sanksi Adminstrasi
1. Pelanggaran pertama diingatkan
2. Pelanggaran kedua dicatat pada buku pelanggaran
3. Pelanggaran ketiga dicatat pada buku pelanggaran, diserahkan pada orang
tua (skorsing) selam satu hari
4. Pelanggaran keempat dicatat pada buku pelanggaran, diserahkan pada
orang tua (skorsing) selama dua hari
5. Pelanggaran kelima dicatat pada buku pelanggaran, diserahkan pada orang
tua (skorsing) selama tiga hari
6. Pelanggaran keenam dicatat pada buku pelanggaran, pihak sekolah
mengundang orang tua atau wali (yang tertera pada buku induk siswa) ke
sekolah disertai dengan peringatan keras
7. Pelanggaran ketujuh dalam satu tahun ajaran yang sama, siswa diserahkan
pembinaannya kepada orang tua.
Catatan:
Apabila pelanggaran kelompok B ini, menyebabkan rusaknya sarana dan
prasarana sekolah, siswa diminta mengganti sebesar nilai sarana dan
prasarana yang dirusak tersebut.
124
PELANGGARAN KELOMPOK C
1. Menggunakan jaket dan sejenisnya pada saat proses belajar mengajar
2. Makan makanan dan sejenisnya pada saat proses belajar mengajar
3. Baju tidak dimasukkan, tidak terkecuali siswa putrid yang berjilbab
4. Mengucapkan kata-kata tidak seronok atau mengumpat
5. Mengotori tembok, meja dan kursi
6. Menyemir rambut selain warna hitam lebih dari 1/6 bagian di kepala
7. Rambut gondrong untuk siswa putra
8. Menggunakan anting-anting untuk siswa putra
9. Tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru (termasuk pekerjaan rumah)
Sanksi Denda
Membayar denda sekurang-kurangnya Rp. 100,- setinggi-tingginya Rp. 1.000,-
Catatan:
Jika pelanggaran terjadi di dalam kelas uang denda diserahkan pada
bendahara kelas tersebut untuk dipergunakan kepentingan kelas tersebut
dengan sepengetahuan kelas tersebut dengan sepengetahuan sekurang-
kurangnya wali kelasnya.
125
PROFIL MADRASAH
Keterangan kondisi :
B : Baik
TB : Tidak Baik
128