SKRIPSI
Oleh:
i
DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS MORAL SISWA
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ISLAM JABUNG MALANG
SKRIPSI
Oleh:
Bahtiar Mirza AL - Khoir
06110107
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Oleh:
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Pendidikan Agama Islam
iii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh
Bahtiar Mirza Al – Khoir (06110107)
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
04 April 2011 dengan nilai……………
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
pada tanggal : 7 Mei 2011
Ketua Sidang
Drs. H. Suaib H. Muhammad, M. Ag :______________________
NIP. 195712311986031028
Sekretaris Sidang
M. Amin Nur, MA :______________________
NIP. 197501232003121 003
Pembimbing
Drs. H. Suaib H. Muhammad, M. Ag :______________________
NIP. 195712311986031028
Penguji Utama
Dr. Sugeng Listyo Prabowo. M. Pd :______________________
NIP.19690526 200003 1 003
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN MALIKI Malang
iv
M OTTO
ُ ُاْ ِاليْ َمانُُع ْريَانُُفَلِبَاسهُُالتَقْ َوىُ َو ِزيْنَتهُُالْ َحيَاءُُ َوثَ ْم َرتهُُالْ ِعلْم
“Iman itu telanjang. Pakaiannya taqwa, perhiasannya malu dan buahnya ilmu.”
(Al-Hakim dalam Tarikh Naisabur dari hadits Abu Darda')1
1
Alhasyimi Mukhtar , Ahmad. Mukhtarul Ahadits. (Pustaka Amani, 1995) hal. 17
v
PERSEMBAHAN
Dengan ucapan syukur Alhamdulillah, tiada untaian kata terlafal dari qalbu yang
dapat penulis senandungkan selain puji syukur atas semua nikmat yang telah
penglihatan dan semua yang ada pada diri hamba serta fikiran hamba adalah
Untuk keringat yang tak pernah mengering, untuk tubuh yang terbasuh peluh,
untuk jiwa yang terbakar, bagiku semua tercurah, engkaulah tumpuanku, untukmu
ku peresembahkan yang tak berarti ini, semoga dengan karya kecilku ini engkau
Untuk orang yang air matanya senantiasa terurai untuk cita-cita ananda
“Bundaku” engkaulah mata hati bagi perjalananku, tongkat bagi pencarian jati
diriku, Hanya duri yang engkau dapat dariku. Semoga karya kecil ini menjadi
vi
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
Penulis
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puja dan puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, juga sumber
Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil membimbing dan menuntun umatnya
kejalan yang benar dan di ridloi Allah SWT sehingga penulis mampu
penyusunan skripsi. Penulis meyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat
terlepas dari uluran tangan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini
4. Dr. Moh. Padil, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
viii
5. Drs. H. Suaib H. Muhammad, M. Ag selaku dosen pembimbing yang telah
kesabaran
7. Guru dan Dosenku yang selalu menjadi pelita dalam studiku, karena
engkau, aku dapat mewujudkan harapan dan anganku Sebagai awal untuk
mengapai cita-cita ku
penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kesalahan
baik sengaja maupun tidak sengaja. Semoga skripsi ini dapat menjadi
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xv
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian................................................................................. 6
F. Penegasan Istilah...................................................................................... 7
G. Sistematika Pembahasa
x
BAB II : KAJIAN PUSTAKA............................................................................. 11
A. Desain Pembelajaran.................................................................................. 11
3. Desainer Pembelajaran............................................................................. 13
D. Moral........................................................................................................ 28
3. Peningkatan Kualitas............................................................................... 33
C. Lokasi Penelitian...................................................................................... 37
xi
F. Analisis Data ........................................................................................... 44
H. Tahap-Tahap Penelitian............................................................................ 47
Malang.................................................................................................. 50
Malang ................................................................................................ 55
8. Kurikulum............................................................................................. 56
xii
4. Faktor-faktor yang Mendukung dan yang Menghambat dalam
BAB VI : PENUTUP............................................................................................ 77
A. Kesimpulan ................................................................................................. 77
B. Saran .......................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah Menengah Pertama Islam Jabung Malang
2. Pedoman Wawancara
3. Daftar guru dan karyawan Sekolah Menengah Pertama Islam Jabung Malang
xv
ABSTRAK
Kata kunci: Desain. Pembelajaran. Guru Pendidikan Agama Islam, dan Moral
siswa
i
ada. Metode yang dipakai oleh guru Pendidikan Agama Islam sudah sangat
mendukung dalam pembentukan kualitas moral siswa sehingga siswa dapat
terbentuk moral yang sesuai dengan harapan guru. Para guru Pendidikan Agama
Islam telah melakukan penggabungan atau memvariasikan serta mengevaluasi
desain pembelajaran yang sudah dibuat oleh guru dalam bentuk rancangan
perencanaan pembelajaran (2) Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, guru sudah melaksanakan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan baik dan seprofesional mungkin dalam meningkatkan kualitas moral
siswa, sehingga siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
(3) Dampak pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kualitas
moral siswa adalah terbentuknya moral yang baik, sehingga apa yang telah
diajarkan oleh para guru Pendidikan Agama Islam bisa di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari baik di dalam sekolah maupun di dalam masyarakat. (4)
Faktor yang mendukung dalam meningkatkan moral siswa, antara lain: Wali
murid bersedia untuk kami ajak bekerja sama dalam hal peningkatan moral siswa,
murid selalu mentaati peraturan sekolah baik di dalam sekolah maupun di luar
sekolah agar selalu berperilaku baik sebagai bentuk implikasi dari pembelajaran
pendidikan agama Islam. Faktor yang menghambat pembelajaran pembentukan
moral siswa antara lain: Kurangnya minat belajar peserta didik, karena minat
adalah sebagai penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan.
ii
ABSTRACT
i
Religious Education with a good and professional as possible in improving the
moral quality students, so students can apply in everyday life.
(3) The impact of learning of Islamic Education in improving the moral quality of
students is the establishment of good morals, so that what has been taught by
teachers of Islamic Religious Education can be applied in everyday life both in
school and in society. (4) Factors that support in improving the morale of
students, among others: Guardians we invite students willing to work together in
terms of improving student morale, student always obey the school rules both in
school and outside school to always behave as both forms of the implications of
learning Islamic religious education. Factors that inhibit the formation of moral
learning students include: Lack of learners' learning interests, because interest is
as a determinant of success in achieving educational goals.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga
Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan
warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum
nilai moral dan pendidikan budi pekerti, yakni pendidikan nilai-nilai luhur
yang tersedia melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Dalam
2
Bagi peserta didik masa sekolah adalah masa untuk belajar menjadi
santun, sehingga memberikan ciri khas sebagai manusia yang berbudi pekerti,
sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat sopan
santun.
sukarela. Sementara itu etika adalah sebagai ilmu yang mempelajari adat
telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Oleh karena itu, lembaga
Menengah Atas (SMA) di berbagai kota besar di negara ini. Hal ini
ini adalah sebuah ras yang non manusiawi, dan inilah mesin berbentuk
1
Zuhriah, Nurul.,Pendidikan Moral dan Budi Pekerti, (Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 1993) ,
hal. 17.
4
manusia yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan dan kehendak alam yang
fitrah.
pembelajaran yang aktual, tidak hanya terfokus pada substansi materi ajar,
termaktub di dalamnya mampu tercerap dengan baik oleh peserta didik dan
sekolah guru adalah orang tua kedua bagi anak didik. Dalam interaksinya,
sejumlah norma ke dalam jiwa anak didik, oleh karena itu, kegiatan yang
demikian itu disebut dengan proses interaksi edukatif. Guru dan anak didik
membutuhkan. Anak didik ingin belajar dengan menimba sejumlah ilmu dari
5
guru, dan guru ingin membina dan membimbing anak didik dengan
Oleh karena itu guru harus mampu membuat desain dan strategi pembelajaran
Islam Jabung”.
B. Rumusan Masalah
berikut;
Jabung Malang?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan persepsi yang tertera di atas dan berpijak pada rumusan
Jabung
Islam Jabung
D. Kegunaan Penelitian
berikutnya.
moral siswa yang meliputi: ciri siswa, tujuan yang akan di capai, metode dan
F. Penegasan Istilah
Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang
2
Martinis, Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: Gaung
Persada Perss, 2007), hal. 10
3
Syaiful, Bahri Djamarah Guru dan Anak Didik , (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 1-2
8
tentang guru dan dosen, bahwa yang di maksud dengan guru adalah
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
lakunya.
Dari uraian beberapa istilah di atas, maka yang dimaksud dengan judul
skripsi ini bahwa seorang guru Pendidikan Agama Islam bisa menciptakan
G. Sistematika Pembahasan
4
Tim, Kamus Besar,…, hlm. 570
9
penelitian, visi dan misi, kondisi sarana dan prasarana SMP Islam Jabung
dan kegiatan siswa di SMP Islam Jabung Malang. Kemudian dilanjutkan hasil
dalam meningkatkan kualitas moral siswa serta solusi untuk mengatasi faktor-
Jabung Malang.
penelitian dan pembahasan dari penelitian yang telah dikemukakan dalam bab
lV. Bab V ini meliputi pembahasan yang lebih rinci tentang temuan penelitian
10
yang disesuaikan dengan teori yang ada. Hal ini meliputi desain pembelajaran
yang di gunakan guru PAI dalam meningkatkan kualitas moral siswa di SMP
siswa serta solusi guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi faktor-
Jabung Malang.
skripsi yang terdiri dari kesimpulan dan dilanjutkan dengan saran-saran yang
serta segala hasil yang telah dicapai dapat ditingkatkan lagi ke arah yang
lebih baik.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. DESAIN PEMBELAJARAN
proses belajar itu sendiri memiliki tahapan segera dan jangka panjang.
Desain pembelajaran terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu
SISWA METODE
TUJUAN EVALUAS
I
5
Prawiradilaga, Dewi Salma, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2008), hal.
15
6
Yamin, M artinis.., Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2007), hal. 10-11
12
d. Evaluasi.
mengorganisir pengajaran. Satu di antara model itu adalah model Dick and
7
. B. Uno, Hamzah. Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hal 23
13
silabus).
3. Desainer Pembelajaran
8
Yamin, M artinis.., Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2007), hal.12-13
14
a. Perancang Pengajaran,
b. Pengajar,
Yaitu orang (atau anggota sebuah tim) yang memanfaatkan hasil dan juga
jawab atas pengecekan ketetapan isi dalam semua kegiatan, bahan dan
ujian.
d. Penilai,
pengujian untuk uji awal sejumlah ujian atau praktik dan penilaian hasil
a. Karakteristik Umum
yang menjadi mata rantai penguasaan isi atau materi dan menjadi penghambat
c. Gaya Belajar
9
Yamin, M artinis, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2007), hal 14-15
10
Prawiradilaga, Dewi Salma, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2008), hal.
20
16
moraldi sekolah
dicapai.
moral di sekolah. Guru tidak sama dengan pengajar, sebab pengajar itu
tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang pengajar apabila berhasil membuat
guru maupun sesama siswa, serta menghayati dan mengamalkan nilai moral
arah melalui bahasa yang mengandung tindakan dan perbuatan. Karena ada
aksi dan reaksi iitu, maka interaksi pun terjadi. Oleh karena itu interaksi
akan berlangsung bila ada hubungan timbal balik antara dua orang atau
edukatif, karena tujuan yang dibangun dari interaksi tersebut masih kurang
jelas.
11
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam M ulia, 1998), hal.36.
18
edukatif.
gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang
arah yang mengandung tindakan dan perbuatan saja, dalam hal ini adab
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam tulisan K.H. Hasyim Asy’ari itu
arti keberadaannya tidak hanya ditentukan oleh bentuk dan akibat langsung
dari perbuatan itu sendiri melainkan juga oleh situasi batin dan motivasi
pelakunya.
Bahwa ukuran tertinggi dan evaluasi moral dalam kitab Adab Al-Alim
termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadis serta dalil-dalil aqli. Sebab Al-
manusia.
penuntut ilmu dengan Tuhan, dengan guru, dan penuntut ilmu dengan
Pendidikan berasal dari kata didik, dengan diberi awalan “pe” dan akhiran
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan”. Sedangkan arti mendidik itu
sendiri adalah memelihara dan memberi latihan (ajaran) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran.
karena merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-
penalaran, perasaan, dan indera.Dasar untuk semua itu adalah firman Allah
Metode berasal dari bahasa latinmeta yang berarti melalui, dan hodos
yang berarti jalan ke atau cara ke. Dalam bahasa arab, metode disebut
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasul itu suri tauladan
yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang
mengharapkan rahmat Allah dan hari akhir dan dia banyak
mengingat Allah”. (QS Al-Ahzab:21).
ketika membina akhlak atau moral anak dengan contoh teladan beliau
langsung.
ilmiahnya.
Pada dasarnya hokum-hukum syariat Islam yang lurus dan adil prinsip-
hubungan dengan Tuhan, tentang hakikat dan maksud dari segala sesuatu
yang ada.13
sekaligus mendidik orang atau para murid-murid yang berada dalam tanggung
jawab baik didalam maupun diluar sekolah (formal, informal, dan non
12
Nurdin, Syafrudin, Guru professional dan implementasinya Kurikulum, (Jakarta: Intermas,
2002), hal. 7-9.
13
Poerbawakatja, Soegarda ,Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1982), Hal. 8
25
kedewasaan serta terbentuknya moral jiwa yang Islami. Seorang guru agama
Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang
Sehingga yang di maksud dengan guru agama islam dalam skripsi ini
adalah seorang pendidik yang mengajarkan ilmu pengetahuan yang ada dalam
Allah SWT:
26
yang memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pembinaan akhlak mulia dan
telah dijelaskan “tinta seorang ilmuwan (yang menjadi guru) lebih berharga
dari ibadah setahun, dan Al Ghozali juga menyimpulkan dari perkataan para
Oleh karena itu fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan Islam
dilakukan.
mengajar.14
D. Moral
1. Pengertian Moral
Moral berasal dari bahasa latin mores, yang artinya adat istiadat,
kebiasaan atau cara hidup. Kata mores mempunyai sinonim mas, moris,
manner mores atau manners, morals. Dalam bahasa Indonesia kata moral
berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib hati nurani
Kata moral sarna dengan istilah etika yang berasal dari bahasa Yunani
ethos, yaitu suatu kebiasaan adat istiadat. Secara etimologis etika adalah
ajaran tentang baik dan buruk, yang diterima umum tentang sikap dan
yang dikembangkan pada suatu profesi15 . Namun ada pengertian lain etika
14
M ujib, Abdul ,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2006), hal. 87-92.
15
Istanto, Budi , Pentingnya Pendidikan Moral Bagi Generasi Penerus, (Yogyakarta: M ajalah Dinamika,
2007)
29
berpakaian, tatakrama.
kebiasaan yang hams dipatuhi. Moral yaitu suatu ajaran-ajaran atau wejangan,
bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar menjadi manusia yang
baik16 . Sedang pengertian etika adalah suatu pemikiran kritis tentang ajaran-
baik buruk manusia, sehingga moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat
dari kebaikan manusia17 . Norma moral dipakai sebagai tolok ukur segi
kebaikan manusia. moral adalah sikap hati yang terungkap dalam sikap
lahiriah.
2. Pendidikan Moral
pae artinya anak dan ego artinya aku membimbing. Secara harafiah
16
Hendrowibow, Pendidikan Moral, (Yogyakarta: M ajalah Dinamika, 2007),
17
Kaelan,Pendidikan Moral Pancasila, (Yogyakarta: Penerbit Paradigma, 2001),
30
secara sadar yang dilakukan oleh pendidik melalui bimbingan atau pengajaran
mensosialisasikan nilai moral perlu adanya komitment para elit politik, tokoh
bagi kepala sekolah, guru-guru, murid-murid, orang tua murid, dan komunitas
sarana yang paling efektif adalah melalui kurikulum pendidikan anak SD.
meminta agar pendidikan moral dimasukkan dalam muatan lokal dan didanai
oleh pemerintah.
melalui penghormatan kepada orang tua dan bersumber dari nilai moral, harus
masyarakat luas.
moral yang tidak pemah gentar, putus asa atau frustasi meskipun rintangan,
moral untuk mewujudkan nilai moral secara universal yang menghargai orang
lain.
“Guru harus bersedia bersinergis dengan orang tua anak didik untuk
penyandang dana.
dalam bidang pendidikan moral yang telah diuji cobakan dan berhasil.
nilai moral. Penyandang dana bisa dari grand (hadiah) atau donatur, hibah
untuk mendanai riset dan sosialisasi nilai moral sehingga pendidikan moral
Jadi nilai moral dibawa seorang guru yang meyakini kebenaran moral
sebagai ideologi ideal dan harus ditanamkan pada setiap hati (personal,
33
individu) khsusnya anak SD agar suatu hari nanti kehidupan bangsa yang
bermasyarakat dan berbangsa. Modal nilai moral yang sudah ada dalam
juga digunakan konsep "Ingarso sung tuladllo, Ing madyo mangun karso, Tut
3. Peningkatkan Kualitas
18
Ibid.,Hal.. 1060
19
Ibid, hal754
34
diusahakan.
persatuan nasional.20
tidak lain juga adalah salah satu alat pembudayaan masyarakat manuisa itu
20
Muhaimin, Abd. Ghofur, Nur Ali Rahman, Strategi Belajar Mengajar(Penerapan Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama), (Surabaya: Citra Media, 1996), hal. 1
21
Supriyatno, Triyo ,Humanitas-Spiritual D0alam Pendidikan,(Malang: UIN-Malang Press,) hal.
82
35
BAB III
METODE PENELITIAN
kualitatif yaitu penelitian yang hasilnya berupa data deskriptif berupa kata-
22
Meleong, Lexy. J, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 4
23
Syaodih Sukmadinata, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), hal. 60
36
B. Kehadiran Peneliti
dilapangan telah diketahui dan seizing sekolah. Hal ini dimaksudkan agar
memudahkan dalam proses perolehan data yang sesuai dengan masalah yang
diangkat.
37
merupakan hal yang paling penting dalam mengamati dan mendapatkan data
pada prinsipnya sangat menekankan latar belakang yang alamiah dari objek
sedangkan civitas akademika yang ada dalam lembaga atau sekolah tersebut
yang terdiri dari kepala sekolah, waka kurikulum, guru pendidikan agama
islam yang ada di SMP Islam Jabung merupakan subyek yang diteliti.
C. Lokasi Penelitian
bawah naungan yayasan setempat. Dimana berdiri pada tahun 1994 dengan
tokoh pendiri Kyai Abdul Mukti (Alm) dan pelaksana pendiri oleh Bapak H.
dan berdaya saing tinggi hal ini terbukti dengan out put yang dihasilkan oleh
SMP Islam Jabung. Berdasarkan fakta yang dijadikan alasan bagi peneliti
untuk mengamati dan memilih sebagai lokasi penelitian yang tepat dalam
ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur untuk meraih cita-cita dan harapan
D. Sumber Data
Data yang akan dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data yang
jabung.Sumber data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. 24 Jadi,
sumber data itu menunjukkan asal informasi.Data itu harus diperoleh dari
sumber data yang tepat, jika sumber data tidak tepat, maka mengakibatkan
24
Arikunto, Suharsimi ,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hal.. 107
39
data yang terkumpul tidak relevan dengan masalah yang diteliti. Sehubungan
dengan wilayah sumber data yang dijadikan sebagai subjek penelitian ini ada
dua yaitu:
merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian yang lalu. Contoh dari
data atau sumber primer adalah: catatan resmi yang dibuat pada suatu
Data primer juga dapat diperoleh dalam bentuk verbal atau kata-
kata serta ucapan lisan dan perilaku dari subyek (informan).Jadi, data
Jabung.
mengenai kondisi dan keberadaan SMP Islam Jabung, fasilitas yang ada
25
Nazir, Mohammad ,Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), hal. 50
40
majalah ilmiah, dokumen pribadi, dokumen resmi sekolah, arsip dan lain-
1. Observasi
dilakukan dengan cermat dan kritis agar tidak ada satupun yang terlepas
dari pengamatan.
dapat diamati dan didengar secara berulang, memberikan dasar yang kuat
alat ini diantaranya memakan waktu, biaya, dan situasi latar pengamatan
dengan kesan umum dari objek yang diamati, sehingga pencatatan kurang
tepat. Jadi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan terhadap alat dan
bentuk, yaitu:
cermat, akurat dan sistematis mengenai kondisi fisik,, sarana dan prasarana
2. Wawancara
apa yang dipakai atau dirasakan orang tentang berbagai aspek kehidupan.27
26
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 161
27
S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal.. 113
43
melebar. Selain itu juga digunakan sebagai patokan umum dan dapat
wawancara berlangsung.
melalui percakapan atau tanya jawab. Dalam hal ini, peneliti menggunakan
dan tubuh responden yang bermakna dan yang tidak dapat ditangkap oleh
alat perekam. Percakapan dicatat dalam buku tulis, akan tetapi mencatat
dilengkapi dengan ingatan. Ingatan tidak selalu dapat dipercaya, selain itu
3. Dokumentasi
ada pula yang bersumber bukan dari manusia diantaranya, dokumen, foto,
b. Cek List, yaitu daftar variable yang akan di kumpulkan datanya. Dalam
hal ini peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan
dokumen tentang sejarah berdirinya SMP Islam Jabung, visi dan misi,
45
sarana dan prsarana, struktur organisasi, data guru dan pegawai, data
F. Analisis Data
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan
1. Mencatat yang menghasilkan catatab lapangan, dengan hal itu diberi kode
3. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
temuan-temuan.
bentuk tulisan dan dianalisis. Laporan yag telah disusun perlu direduksi,
kemudian data yang diperoleh dari kepala sekolah, waka kurikulum, guru
memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan penelitian. Begitu pula data
proses perolehan data penelitian yang tentunya akan berimbas kepada hasil
yang diperoleh dari informan satu ke informan lainnya. Mislanya guru yang
satu ke guru lainnya, dari kepala sekolah ke wakilnya, dan lain sebagainya.
1. Trianggulasi Sumber
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
2. Trianggulasi Metode
3. Trianggulasi teori
H. Tahap-Tahap Penelitian
1. Tahap Persiapan
peneliti mengurus surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Tarbiyah UIN
2. Tahap Pelaksanaan
penelitian dan dilakukan secara terus menerus dari awal sampai akhir
hal yang belum terungkap atau masih terloncati juga memeriksa keabsahan
melengkapi data yang kurang hingga memenuhi target dan agar lebih valid
3. Tahap penyelesaian
50
BAB IV
PAPARAN DATA
Sekolah Menengah Pertama ini telah berdiri sejak 16 tahun yang lalu
tepatnya 16 April 1995, yang digagas dalam bentuk yayasan dengan nama
kepemilikan yang diketahui oleh Romo Kyai Abdul Mukti yang hingga kini
baik yaitu kesalahan urusan administrasi dan keuangan maka sekolah tersebut
dibubarkan. Setelah itu para pengurus mendapat ide baru untuk mendirikan
51
melahirkan Sekolah Menengah Pertama Islam yang masih berdiri hingga saat
ini.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi sekolah ini terletak di Jl. Raya Kemantren No. 35. Luas
wilayah untuk sekolah ini termasuk luas untuk tingkatan sekolah menengah
pertama yaitu ± 1,5 Ha. Letak geografis sekolah ini sangat strategis dan juga
kondusif untuk belajar karena jauh dari keramaian atau kebisingan kota.
Sekolah ini terletak pada lokasi yang memiliki iklim yang dingin. Karena
tujuan dari penempatan sekolah ini akan sesuai dengan tujuan berdirinya
pengetahuan agama yang baik. Pada dasarnya berdirinya sekolah ini mengacu
terlepas dari beberapa faktor pendukung yang berupa sarana dan prasarana
yang memadai. Untuk sampai pencapaian pada target tersebut, sarana dan
sarana dan prasarana tentunya tidak bisa dilupakan pula perekrutan personal-
peralatan kantor, ATK, dan sebagainya. Adapun sarana dan prasarana fasilitas
Tabel 4.1
Tabel 4.2
5. Kondisi Ketenagaan
sebagai berikut: Sesuai dengan observasi peneliti SMP Islam Jabung memilki
20 orang personil guru maupun karyawan, para guru yang ada di SMP Islam
sebagian dari mereka telah menempuh pendidikan Sarjana Strata Satu (S1).
Strata Satu (S1). Para guru mengakui bahwa untuk meningkatkan hasil belajar
yang maksimal maka seorang guru harus memilki modal keilmuan yang
lembaga ini memang dibagi menjadi dua, ada yang bersifat tetap ataupun
Honorer, demikian pula dengan tenaga karyawan di lembaga ini kerja sama
yang baik antar guru yang bersifat tetap maupun tidak tetap ini tidak menutup
dan karyawan. Para tenaga kerja tersebut baik guru maupun karyawan diberi
Tabel 4.3
Kepala Sekolah
Yayasan
Miftahudin, S.Ag
GURU
SISWA
57
mengadakan penelitian adalah berjumlah 136 siswa. Dan dari jumlah tersebut
mulai dari kelas satu, dua dan tiga dalam mengetahui jumlah siswa di SMP
Tabel 4.4
8. Kurikulum
diterapkan kepada siswa. Adapun kurikulum yang dipake oleh SMP Islam
9. Kegiatan Siswa
1) Kegiatan intra kurikuler seperti Peringatan Hari Besar Islam (PHBI). Olah
B. Penyajian Data
Seperti RPP, mempersiapkan sumber ajar, bahan ajar, serta metode yang akan
A. Indikator
B. Tujuan Pembelajaran
benar.
D. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
sabar.
2. Kuis
sistem tercepat.
3. Latihan
Siswa mencari kejadian yang terkait dengan tawadhu’, ta’at, qana’ah dan
sabar.
1. Kegiatan Pendahuluan
surat pendek.
F. Kegiatan Inti
3. Siswa merumuskan hasil diskusi sifat tawadhu’, ta’at, qana’ah dan sabar.
61
G. Penutup
sabar.
I. Penilaian
A. Indikator
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami pengertian zuhud dan Tawakal.
2. Siswa dapat menemukancontoh-contoh zuhud dan Tawakal.
3. Siswa dapat mempraktekkan sifat zuhud dan Tawakal.
C. Materi Pembelajaran
D. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Kuis
sistem tercepat.
3. Latihan
1. Kegiatan Pendahuluan
surat pendek.
F. Kegiatan Inti
G. Penutup
dan Tawakal.
I. Penilaian
memberi suatu tanggapan. Agar desain yang dibuat, dapat diterapkan dengan
sekolah, guru Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Jabung, siswa, dan juga
siswa.
65
bahwa:
“Guru PAI saat ini sudah menjalankan tugasnya dengan baik dan
seprofesional mungkin.Disini, saya berperan disamping sebagai kepala
sekolah, juga sebagai guru PAI.Jadi, saya bisa secara langsung
mengaplikasikan pembelajaran PAI dengan tujuan meningkatkan moral
siswa, sekaligus mengevaluasinya.Apakah yang saya ajarkan benar-benar
dapat diterima atau tidak. Dari sini, saya berharap apa yang sudah didapatkan
oleh siswa-siswi kami, khususnya dalam hal pembelajaran peningkatan
kualitas moral dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya di
kawasan sekolah saja.”28
evaluasi yang akan digunakan. Berikut hasil wawancara peneliti terkait proses
28
Hasil wawancara dengan Kepala sekolah dan guru PAI. Bapak Miftahuddin, S. Ag. Pada Jum’at,
18 Maret 2011, pukul: 08.30 WIB
29
Ibid,.
66
“Pada saat pembelajaran PAI, dalam metode diskusi dan Tanya jawab di
kelas, kami diberikan beberapa contoh tentang sikap, akhlaq. Kemudian, kami
disuruh untuk membuat contoh lain tentang akhlak dan sikap dalam
kehidupan sehari-hari. Dan guru PAI menasehati serta memotivasi kami agar
selalu bersikap baik terhadap semua orang disekitar kami.”30
meningkatkan kualitas moral siswa di kelas, dapat diterima siswa dengan baik
tetapi juga didukung dengan ayat-ayat yang terkait dengan moral. Dengan
ditampilkannya beberapa contoh moral baik, maka siswa dapat mencerna apa
30
Hasil wawancara dengan Ketua kelas IX . Rizal Abdul Wahid. Pada Jum’at, 18 Maret 2011,
pukul: 09.30 WIB
31
Hasil wawancara dengan siswa kelas IX . Anita. Pada Jum’at, 18 Maret 2011, pukul: 09.30 WIB
67
yang telah mereka pelajari. Hal ini terlihat dari kualitas pertanyaan yang
terhadap guru. Dengan adanya desain ini, maka guru dengan mudah dapat
prilaku dansebagainya.
selaku Kepala Sekolah dan juga guru PAI di SMP Islam Jabung, mengatakan
bahwa:
perbuatan yang terlahir dari sebuah keinginan yang berdasarkan emosi. Jika
sehari-hari dan sudah ditanamkannya sejak kecil, maka tingkah lakunya akan
pendukung nya ada dua. Yaitu intern dan ekstern. Intern adalah dari guru
pentingnya moral baik. Kemudian ekstern adalah dari orang tua siswa, yang
fasilitas yang ada. Mungkin masih kurang memadai karena menurut peneliti,
lebih baik lagi jika didukung oleh fasilitas yang memadai dan lengkap.
pelaksanaan pembelajaran. Namun, kendala ini masih dapat diatasi oleh guru
69
pelaksanaan pembelajaran.
belajar. Pencapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
pembelajaran yang tepat sesuai dengan minat, motivasi, kebiasaan, dan cara
tepat adalah perlunya guru melakukan identifikasi perilaku awal untuk dapat
S. Ag selaku Kepala Sekolah dan juga guru PAI di SMP Islam Jabung,
mengatakan bahwa:
“Faktor pendukung dalam meningkatkan moral siswa, antara lain: Wali murid
bersedia untuk kami ajak bekerja sama dalam hal peningkatan moral siswa,
murid selalu mentaati peraturan sekolah baik di dalam sekolah maupun di luar
70
“Kurangnya minat belajar peserta didik, karena minat adalah sebagai penentu
keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Minat merupakan kekuatan
yang mendorong individu dalam memberi perhatian terhadap suatu kegiatan
tertentu, kurangnya kesadaran dari guru untuk membentuk kualitas moral
siswa, banyaknya media-media yang dapat mempengaruhi siswa berperilaku
tidak terpuji, kurangnya kesadaran dari orang tua siswa untuk memantau atau
memberikan pengarahan kepada siswa tersebut”.
71
BAB V
harus :
Bantu siswa untuk menentukan sendiri target yang akan dicapai sesuai
Untuk meningkatkan kualitas moral siswa, guru PAI harus lebih pro
gagasan baru dan. Kalau tidak maka dapat dipastikan peserta didik akan cepat
32
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam M ulia, 1998), hal.41
73
dilakukan
peserta didik
9. Beri kesempatan kepada siswa untuk dapat berinteraksi dan saling kerja
sama
kondusif33
Pendidikan Agama Islam yang diberikan kepada para siswanya tidak hanaya
siberikan secara teori saja melainkan diberikan secara praktek langsung. Jadi
guru tidak hanya terfokus kepada aspek kognitifnya saja, akan tetapi
33
bid, hal53
74
dan beragama.
akan menjadi penerus bangsa nantinya, serta tentang tanggung jawab dalam
karena itu para guru PAI harus mengadakan interaksi dengan wali murid dan
moral yang merupakan bagian dari materi pendidikan Agama Islam merupakan
tugas yang sangat urgen dan harus selalu dilaksanakan secara gradual dan
komprehensif serta dengan melibatkan semua unsur yang terkait dalam proses
agama Islam meliputi nilai-nilai aqidah dan akhlak. Dalam pembinaan nilai-
nilai aqidah ini memiliki pengaruh yang luar biasa pada kepribadian siswa,
pribadi siswa tidak akan didapatkan selain dari orang tuan dam guruya.
Dalam hal ini dampak siswa cukup signifikan dalam mangikuti dan
yang baik menjadi bukti bahwa guru telah membuat desain pembelajaran
potensi dasar siswa agar berani menghadapi problematika yang ada dan
berdampak baik pada moral siswa. yang dihadapi tanpa rasa tertekan, mampu
Jabung Malang?
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru PAI tentang faktor
pembelajaran PAI jika guru memberikan siswa untuk tanya jawab antar
hal yang kurang jelas, siswa akan terlatih berfikir ini sangat erat kaitannya
siswa yang terarah secara intensif kepada suatu obyek yang dianggap
sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan
bidang tertentu.
Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari
Kurangnya pantauan dari guru dan juga orang tua siswa, hal ini
asing lagi di mata kita. Hal-hal semacam itulah yang sangat mempengaruhi
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Desain pembelajaran yang digunakan oleh guru PAI di SMP Islam Jabung
Malang sudah sesuai dengan kurikulum yang ada. Metode yang dipakai
moral siswa sehingga siswa dapat terbentuk moral yang sesuai dengan
dan teknik evaluasi yang akan digunakan. Dengan langkah ini pelaksanaan
pembelajaran PAI bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
pihak sekolah.
adalah terbentuknya moral yang baik, sehingga apa yang telah diajarkan
oleh para guru PAI bisa di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik di
potensi dasar siswa agar berani menghadapi problematika yang ada dan
berdampak baik pada moral siswa. yang dihadapi tanpa rasa tertekan,
dan lingkungannya.
80
a. Faktor Pendukung
Wali murid bersedia untuk kami ajak bekerja sama dalam hal
b. Faktor penghambat
antara lain: Kurangnya minat belajar peserta didik, karena minat adalah
B. Saran
Seperti RPP, mempersiapkan sumber ajar, bahan ajar, serta metode yang
siswa akan mempunyai pengetahuan tentang moral dengan lebih luas, yang
atau memberi suatu tanggapan. Agar desain yang dibuat, dapat diterapkan
berani menghadapi problematika yang ada dan berdampak baik pada moral
adalah salah satu penentu dalam mencapai tujuan pendidikan. guru harus
DAFTAR PUSTAKA
Bahri Djamarah, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik.Jakarta: Rineka Cipta
Mujib, Abdul. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Jakarta Kecana
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Kepala Sekolah
Yayasan
Miftahudin, S.Ag
GURU
SISWA
DAFTAR WAWANCARA
KEPALA SEKOLAH
1. Bagaimana pendapat bapak, tentang guru PAI dalam meningkatkan
kualitas moral siswa?
2. Apakah di sekolah ini, juga ada program semacam peningkatan kualitas
moral siswa? Jika (ya), Dalam bentuk apakah program tersebut? Jika
(tidak), Menurut bapak, apakah perlu diadakan program peningkatan
kualitas moral diluar jam pelajaran sekolah?
3. Apa harapan bapak kedepan untuk meningkatkan kualitas moral siswa di
sekolah ini, terkait dengan kondisi saat ini yang sangat berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas moral siswa?
GURU PAI
1. Bagaimana desain pembelajaran PAI dalam meningkatkan kualitas moral
siswa dikelas?
2. Apa saja yang bapak lakukan terkait dengan perencanaan desain
pembelajaran PAI dalam meningkatkan kualitas moral siswa dikelas?
3. Bagaimanakah pelaksanaan dari perencanaan desain pembelajaran PAI
yang telah bapak buat dalam rangka meningkatkan kualitas moral siswa
dikelas?
4. Bagaimana system evaluasi yang bapak lakukan terkait dengan desain
pembelajaran PAI di kelas?
5. Media/ perangkat apa saja yang bapak gunakan dalam desain pembelajaran
PAI untuk meningkatkan moral siswa?
6. Bagaimana respon siswa terhadap desain pembelajaran PAI yang bapak
lakukan di kelas?
7. Faktor-faktor apa saja yang menghambat dan mendukung dalam hal
peningkatan kualitas moral siswa?
8. Solusi apa yang bapak gunakan untuk mengatasi hambatan tersebut?
9. Bagaimana implikasi dari desain pembelajaran PAI dalam meningkatkan
kualitas moral siswa dikelas?
10. Apa harapan bapak agar siswa bisa selalu dapat meningkatkan kualitas
moral siswa?
SISWA
1. Apakah guru PAI di kelas menerapkan desain pembelajaran terkait dengan
peningkatan kualitas moral?
2. Bagaimana pendapat/ tanggapan saudara tentang hal ini?
3. Apakah guru PAI melaksanakan desain pembelajaran tersebut dengan
baik?
4. Apa yang saudara dapatkan dari pembelajaran PAI tersebut? Apakah
saudara juga mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari?
CURRICULUM VITAE
Agama : Islam
Kewrganegaraan : Indonesia
No Hp : 085649845587
Email : mirza_al_choir@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
No Tingkat & Nama Sekolah Tempat Sekolah Tahun Ket