Anda di halaman 1dari 187

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI

PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING )


PADA SISWA KELAS IV SDN MADYOPURO I DI MALANG

SKRIPSI

Oleh

Nurul Hidayah

NIM. 07140085

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2010
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI
PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
PADA SISWA KELAS IV SDN MADYOPURO I DI MALANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN)


Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Nurul Hidayah

NIM. 07140085

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2010
HALAMAN PERSETUJUAN

PENINGKATAN PRESTASIBELAJAR MATEMATIKA MELALUI


PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
PADA SISWA KELAS IV SDN MADYOPURO I DI MALANG

SKRIPSI

Oleh:

Nurul Hidayah

07140085

Telah Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing

Mujtahid M.Ag

NIP. 150 368 789

Tanggal, 28 Januari 2010

Mengetahui,

Ketua Jurusan PGMI

Dra. Hj. Sulalah, M.Ag

NIP. 150 267 279


HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASIBELAJAR MATEMATIKA MELALUI


PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)
PADA SISWA KELAS IV SDN MADYOPURO I DI MALANG

Dipersiapkan dan disusun oleh


NURUL HIDAYAH (07140085)
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
11 Febuari 2010 dengan nilai …..
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada tanggal : 11 Febuari 2010
Panitia Ujian Tanda Tangan
Ketua Sidang:
Mujtahid M.Ag :

NIP. 197501052005011 003


Sekretaris Sidang:
Dr. Abdul Bashit, M. Si : ____________________

NIP. 19760022003121 003


Pembimbing :
Mujtahid M.Ag :

NIP. 197501052005011 003


Penguji Utama :
Dr. Wahidmurni, M.Pd., Ak : ____________________

NIP. 196903032000031 002


Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. H. M. Zainuddin, MA,

NIP. 19620507199503 1001


HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirromanirrohim….
Dengan senantiasa memanjatkan puji syukur Alhamdulilah kehadirat Allah SWT,
maka saya persembakan skripsi ini kepada:
Kupersembahkan skripsi ini kepada orang yang paling berarti dalam hidupku yang
mempunyai ketulusan jiwa dan senantiasa mendampingi serta mengarahkanku
dalam mengarungi samudra kehidupan.
Ayah dan Ibunda tercinta.
Pelita hidupku yang selalu mengasihi dan menyayangiku dengan kasih tak
terbatas dari buaian hingga mengerti akan arti sebuah ilmu dengan belasan sesejuk
embun dan do’a suci di malam hari. Ia sayang ayah dan bunda.
Palik dan bulik yang senantiasa menyemangatiku sabar dalam membimbingku
Adik-adikku yang ku cintai
Yang selalu mendoakan dan memberi semangatku semoga aku bisa menjadi
kakak yang menjadi teladan baginya
Kakak-kakakku tersayang
Yang selalu menemani dan memotivasi sehingga aku bisa terpacu dan maju
menjadi orang yang engkau banggakan.
Ponakan-ponakanku yang lucu-lucu
Kalian adalah penyemangatku, membuat canda tawa di dalam hari-hariku. Neng
sayang kalian semua.
Kakek dan Nenekku terkasih
Yang telah mendoakan dan memberi nasihat serta menyayangiku. Semoga ia bisa
menjadi cucu yang dapat beliau banggakan.
Guru-guruku dan dosenku
Yang selalu mendidik dalam studiku sehingga aku dapat mewujudkan harapan
dan anganku sebagai awal berpijak dalam menggapai cita-cita
Teman-temanku PGMI angkatan 2005-2006
Selamat Berjuang dan Melangkah ke masa depan dengan kesuksesan yang
gemilang.
MOTTO

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia ciptakan? Dan
langit, bagaimana ia tinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia tegakkan?
Dan bumi bagaimana ia hamparkan?” (QS.al-Ghaasyiyah, ayat 17-20)

Sumber: Al Quran dan Terjemahannya terbitan Departemen Agama 1992


Mujtahid, M. Ag
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Nurul Hidayah Malang, Januari 2010


Lamp : 4 (Empat) Eksemplar
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
di
Malang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa,
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini:
Nama : Nurul Hidayah
NIM : 07140085
Jurusan : PGMI
Judul Skripsi : Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui
Pendekatan CTL (Contextal Teaching And Learning)
Pada Siswa Kelas IV SDN Madyopuro I di Malang
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,

Mujtahid, M.Ag
NIP. 150 368 789
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

Malang, Januari 2010

Nurul Hidayah
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan trasliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan


pedoman transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 Tahun 1987 dan no. 0543 b/ u/
1987 yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Huruf
= a = z = q
= b = s = k
= t = sy = l
= ts = sh = m
= j = dl = n
= h = th = w
= kh = zh = h
= d = ' = ,
= dz = gh = y
= r = f

B. Vokal Panjang
Vokal (a) panjang =â

Vokal (i) panjang = iˆ


Vokal (u) panjang = û
C. Vokal Diftong
= aw = û

= ay ! = iˆ
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah rabbil alamiin, penulis panjatkan puji syukur kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Prestasi Belajar
Matematika Melalui Pendekatan CTL (Contextal Teaching And Learning) Pada
Siswa Kelas IV SDN Madyopuro I di Malang, sesuai dengan waktu yang
ditentukan.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita pada jalan dan agama yang
mutlak kebenarannya yaitu Agama Islam.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, doa,


bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu itu penulis dalam
kesempatan ini ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Ibuku yang selalu menjadi kebanggaanku atas bimbingan, do’a,


dukungan dan dorongan dari beliau, baik secara moral maupun material.
2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang yang telah menyediakan fasilitas guna kelancaran
pembelajaran.
3. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang.
4. Ibu Sulalah, M.Ag, selaku Ketua Jurusan PGMI UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang
5. Bapak Mujtahid,M.Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam menyusun skripsi ini.
6. Bapak Hadi Pranowo BA, selaku Kepala SDN Madyopuro 01 Malang yang
telah bersedia menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengadakan penelitian guna penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak/Ibu Guru serta staf karyawan SDN Madyopuro I Malang, serta seluruh
pihak yang berpartisipasi untuk membantu proses penyelesaian skripsi ini.
8. Mbak kah yang memberiku semangat dan dorongan tuk menyelesaikan
skripsi ini.
9. Saudarah-saudarahku (mbak Mu, Kak Mufid, kak Tar, endik, Rifan) yang
begitu perhatian dan selalu menyemangatiku.
10. Sahabat-sahabatku, Afi, mbak Milah, Aulina, Anny, Riska, pak Huda, pak
Irkham, dan semua teman-teman PGMI angkatan 2005 terima kasih atas
do’anya.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas do’a,
motivasi, bantuan, perhatian, dan partisipasinya dalam kesempurnaan
penulisan skripsi ini.
Sebagai manusia biasa saya, penulis menyadari bahwa banyak kekhilafan
baik saat membuat penelitian ini. Untuk itu merupakan suatu kewajiban bagi
penulis untuk memohon maaf atas segala kekurangan, karena hanya itu yang
dapat penulis berikan. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca agar penulis tidak melakukan kesalah yang serupa
di lain hari.

Akhirnya, penulis berharapan mudah-mudahan hasil penulisan skripsi ini


dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya. Semoga segala bantuan dan amal semua pihak yang membantu dapat
diterima oleh Allah SWT. Amiin ya rabbal alamiin.

Malang, Januari 2010

Penulis
DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 1 : Perbedaan Pendekatan Kontekstual Dengan

Pendekatan Tradisioanal ............................................... 35

Tabel 2 : Distribusi skor pre tes ………………………………... 64

Tabel 3 : Hasil Penilaian individu Proses Pengamatan Selama

Pembelajaran Siklus I pertemuan I ......................................... 72

Tabel 4 : Skor Yang Di peroleh Siswa Siklus I Pertemuan I .................. 72

Tabel 5 : Hasil Penilaian individu Proses Pengamatan Selama

Pembelajaran Siklus I pertemuan II ........................................ 77

Tabel 6 : Skor Yang Di peroleh Siswa Siklus I Pertemuan II ................ 78

Tabel 7: Hasil Penilaian individu Proses Pengamatan Selama

Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ....................................... 82

Tabel 8: Skor Yang Diperoleh Siswa Siklus II Pertemuan I…. …… 82

Tabel 9: Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Selama proses

Pembelajaran Siklus II Pertemuan II ...................................... 86

Tabel 10: Skor Yang Di peroleh Siswa Siklus II Pertemuan II ............... 86


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I....101

Lampiran 2 : Soal........................................................................................ 106

Lampiran 3: Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Pembelajaran

Siklus I Pertemuan I ............................................................. 108

Lampiran 4: Hasil Penilaian Kelompok Proses Pengamatan Pembelajaran Siklus


I Pertemuan I ....................................................................... 110

Lampiran 5: Hasil Penilaian Siklus I Pertemuan I……………………….. 112

Lampiran 6: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II.......... 114

Lampiran7: Lembar Kegiatan siswa Siklus I Pertemuan II .......................... 119

Lampiran 8: Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Pembelajaran

Siklus I Pertemuan II............................................................ 121

Lampiran 9: Hasil Penilaian Kelompok Proses Pengamatan

Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ...................................... 123

Lampiran 10: Hasil Penilaian Siklus I Pertemuan II……………………….. 125

Lampiran 11: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan……...127

Lampiran 12: Lembar Kegiatan siswa Siklus II Pertemuan I. ....... ………… 133

Lampiran 13: Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Pembelajaran

Siklus II Pertemuan I............................................................ 135


Lampiran 14: Hasil Penilaian Kelompok Sikap ProsesPengamatan Pembelajaran
Siklus II Pertemuan I……………............................................. 137

Lampiran 15: Hasil Penilaian Siklus II Pertemuan I…………………..…… 139

Lampiran 16: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II…...141

Lampiran 17: Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Pembelajaran

Siklus II Pertemuan II .......................................................... 145

Lampiran 18: Hasil Penilaian Siklus II Pertemuan I……………………… 147

Lampiran 19: Instrumen Observasi ……………………………………… 148

Lampiran 20 : Instrument Dokumentasi .................................................... 150

Lampiran 21 : Angket Guru .......................................................................... 151

Lampiran 22 : Panduan Wawancara Respon Siswa ....................................... 154

Lampiran 23: Bagan Struktur Organisasi Komite Dewan Sekolah .............. 155

Lampiran 24: Bagan Struktur Organisasi Sekolah........................................ 156

Lampiran 25: Denah Sekolah ..................................................................... 157

Lampiran 26: Foto Kegiatan Pembelajaran.................................................. 158

Lampiran 27: Bukti Konsultasi ................................................................... 177

Lampiran 28: Surat Izin Penelitian ............................................................ 178

Lampiran 29: Surat Bukti Telah Melaksanakan Penelitian........................... 179


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. I

HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………... iv

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………….. v

HALAMAN NOTA DINAS ………………………………………………… vi

HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………………. vii

HALAMAN PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN…………… viii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. ix

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… xii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… xiv

HALAMAN ABSTRAK ……………………………………………………. xvii

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1

B. Kajian Terdahulu……………………………………………...…... 6

C. Rumusan Masalah …………………………………………...…...... 9


D. Tujuan Penelitian ……………………………………………..…... 9

E. Manfaat Penelitian …………………………………………..…… 10

F. Definisi Oprasional………………………………………….… 11

G. Ruang Lingkup Penelitian ………………………………...…… 11

H. Sistematika Pembahasan …………...…………………………… 12

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………… 14

A. PENGERTIAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA…… 14

1. Pengertian Belajar ………………………………………...… 14


2. Prestasi Belajar ………………………………..…………… 17
3. Pengertian Matematika………… …………………………… 20
4. Kraktristik Belajar Matematika di Sekolah Dasar …………... 22
5. Pemahaman Konsep Matematika di Sekolah Dasar ………… 23
6. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ……… 25
B. PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING END
LEARNING)… ………………………………………………… 27
1. Pengertian CTL …………………………..….......................... 27
2. Penerapan Pembelajaran CTL di Kelas……..……………… 28
3. Karaktristik Pembelajaran CTL……… …….……………… 32
4. Perbedaan Pendekatan CTL dengan Pendekatan
Tradisional…………………..……………………………… 35
BAB III : METODE PENELITIAN ………………………………………… 39

A. Pendekatan …………………………………………….…. 39
B. Jenis Penelitian ………………………………………..……….. 41
C. Kehadiran Peneliti …………………………………...…………... 43
D. Lokasi Penelitian …………………………………..……………. 44
E. Sumber Data…… ………………………………..……………… 45
F. Prosedur Pengumpulan Data …………………………………….. 46
G. Analisis Data ………….………………………….……………... 50
H. Pengecekan Keabsahan Data …………………………………….. 52
I. Tahapan-tahapan Penelitian …………………………………… 54
BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN ………………………………. 56

A. Latar Belakang Obyek Penelitian………………………………… 56


1. Sejarah Berdirinya SDN Madyopuro I Malang ........................ 56
2. Visi, Misi …………………………….…………………..…... 58
3. Tujuan SDN Madyopuro ……………………………...……… 58
4. Struktur Organisasi…………………………………………… 59
5. Dena Sekolah…………………………………….………… 59
6. Program Ekstrakurikurer…………………………………. 59
B. Paparan Data Siklus Penelitian ………………….…………… 60
1. Observasi ……………………………………….………….. 60
2. Siklus I ……………………………………………………. 66
3. Siklus II ………………………………….………………… 79
BAB V : PEMBAHASAN ………………………………………………….. 88

BAB VI : PENUTUP ……………………………………………………….. 97

A. Kesimpulan .…………………………………………………… 97
B. Saran ………….……………………………………………….. 99
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………….
ABSTRAK

Hidayah, Nurul. 2009. Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui


Pendekatan CTL (Contextal Teaching End Learning) Pada Kelas IV
SDN Madyopuro I di Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang. Mujtahid, M.Ag.

Pendekatan CTL adalah, yang mana siswa dituntut untuk menemukan


pemecahan masalah dari pengetahuan yang mereka miliki, dan hal itu
dilakukan sebagai upaya untuk mengaktifkan siswa ketika proses belajar
mengajar berlangsung. Penulis menggunakan pendekatan CTL dalam
penelitian ini karena materi-materi matematika membahas tentang hubungan
manusia dengan alam dan segala keanekaragamannya sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari, sehingga pendekatan CTL ini dirasa dapat membantu
proses pembelajaran menjadi lebih efektif.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1)
Mendiskripsikan poreses peningkatan prestasi belajar matematika melalui
pendekatan CTL (contextual teaching end learning) pada kelas IV SDN
Madyopuro I di Malang. (2) Untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan
CTL (contextual teaching end learning) dapat meningkatkan prestasi belajar pada
kelas IV SDN Madyopuro I di Malang.

Penelitian yang penulis lakukan ini adalah termasuk dalam penelitian


tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif. Dalam mengumpulkan data,
penulis menggunakan beberapa metode yaitu: metode observasi, metode
dokumentasi dan metode wawancara, adapun yang menjadi responden adalah
guru mata pelajaran matematika kelas IV SDN Madyopuro I dan semua siswa
kelas IV SDN Madyopuro I Malang. Sedangkan untuk menganalisisnya penulis
menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu berupa data–data yang tertulis
atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati sehingga dalam hal ini penulis
berupaya mengadakan penelitian yang bersifat menggambarkan secara
menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya. Selain itu, untuk mendukung
uraian dari keadaan yang sebenarnya di lapangan, disini penulis sertakan tabel
sebagai pelengkap data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan
pendekatan CTL (Contextal Teaching And Learning) dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dan mengembangkan keterampilan proses untuk siswa. Hal ini bisa
dilihat selama menjalankan kegiatan, yang meliputi merumuskan masalah,
mengamati atau melakukan observasi, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis,
dan menarik kesimpulan. Dan dapat terbukti dari nilai hasil evaluasi menunjukan
adanyah peningkatan prestasi, dari pre tes ke siklus satu pertemuan pertama
21,27%. Dari siklus satu pertemuan satu kepertemuan dua naik 29,8%. Dari
siklus satu pertemuan dua kesiklus dua pertemuan satu naik 2,14%. Dari siklus
dua pertemuan satu kepertemuan dua naik 10,64%. Sehinga dapat disimpulkan
bahwa dengan pendekatan CTL siswa dapat lulus 100% padahal sebelum tindakan
yang lulus hanyak 40,43%.

Kata Kunci : CTL, (Contextal Teaching And Learning)


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat

menuntut sumber daya manusia yang memilih keahlian dan keterampilan

yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman sekarang. Oleh sebab itu

pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam upaya untuk

membebaskan manusia dari keterpurukan, keterbelakangan, kebodohan,

kehinaan, dan ketertinggalan globalisasi. Peranan pendidikan dalam

kehidupan manusia adalah sebagai upaya untuk mengangkat dan dapat

mengatasi permasalahan kehidupan.

Secara fitrah, manusia memiliki potensi membina dan

mengembangkan aspek-aspek jasmani dan rohani yang telah dianugerakan

oleh Allah Swt. Pematangan potensi jasmani dan rohani dapat dicapai melalui

pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara 1

1
UU.RI.No.20.Tahun 2003, Tentang System Pendidikan Nasional Beserta
Penjelasannya (Bandung: CV. Citra Umbara), hal.72
Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.

Peran pendididkan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang

cerdas, dinamis, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan

pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendididkan

nasional.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen Pasal 10, dinyatakan bahwa kompetensi guru

meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,

dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Dalam penjelasannya kompetensi paedagogik adalah kemampuan

guru mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi kepribadian adalah

kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa

serta menjadi teladan peserta lain. Kompetensi profesional adalah

kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan

mendalam. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi

dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,

orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Keberhasilannya proses belajar mengajar dalam rangka mewujudkan

tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Baik itu secara

teknis maupun nonteknis. Tidak hanya guru dan murid yang berperan dalam

keberhasilan pendidikan akan tetapi lebih dari itu juga harus ditunjang aspek

lain. Salah satu aspek yang sangat penting dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan adalah metode. Ketepatan dalam pemilihan metode merupakan


kesesuaian antara karakteristik materi dan karakteristik siswa baik secara

psikologis maupun jasmani dan untuk itu diperlukan kejelian seorang guru

dan keterampilan dalam mendiaknosa dan menentukan strategi serta metode

yang akan diterapkan. Karena kesalahan dalam pemilihan metode

pembelajaran akan mengakibatkan tidak maksimalnya pemahaman siswa

yang berimbas pada tidak maksimalnya pencapaian materi dan tujuan.

Dalam pengelolahan kelas dan penguasaan emosional siswa, biasanya

sangat tergantung pada metode pengajaran guru disaat kegiatan pembelajaran

berlangsung. Jika guru kurang jeli dalam memilih metode mengajar maka

akan menimbulkan kondisi jenuh, membosankan, monoton dan kurang

direspon oleh siswa yang berujung pada tidak maksimalnya pemahaman

siswa terhadap materi. Oleh karena itu menghindari keadaan seperti itu maka

harus diambil sesuatu hal yang baru yaitu, dengan menerapkan sebuah

pendekatan atau metode yang sekiranya dapat mengantisipasi demi

tercapainya tujuan belajar. Sebenarnya dari beberapa pendekatan atau metode

mengajar tersebut tidak ada satupun yang merupakan metode mengajar yang

terbaik. Karena hal ini tergantung dari kondisi siswa itu sendiri pada

hakikatnya sebuah metode mengajar adalah baik, karena mengandung unsur

keaktifan belajar dari semua komponen maka dari itu dalam penilaian metode

hendaknya disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi siswa.

Selama ini hasil pendidikan hanyak tampak dari kemampuan siswa

dalam menghafal, walapun banyak siswa yang mampu menyajikan hafalan

dengan baik terhadap materi yang diterimanya. Tetapi pada hakikatnya


mereka seringkali tidak memahami secara mendalam subtansi materinya.

Pertanyaannya, bagimana pemahaman anak terhadap dasar kualitatif, di mana

fakta-fakta saling berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk

mengunakan pengetahuan dalam situasi belajar.

Selama ini metode yang digunakan oleh guru-guru SDN Madyopuro

I dalam proses pembelajaran adalah metode pembelajaran konvensional yang

hanya meliputi siswa datang, duduk, menulis materi yang telah dituliskan

oleh guru dipapantulis, mendengarkan guru menjelaskan materi dan

mengerjakan tugas, dengan menggunakan metode yang masih konvensioanal

yaitu metode ceramah, dengan menggunakan metode ceramah kondisi siswa

SDN Madyopuro khususnya siswa kelas IV cenderung pasif dalam proses

pembelajaran, dan cepat bosan bila mendengarkan penjelasan dari guru,

banyak siswa yang ngantuk, malas mengerjakan tugas ketika mengikuti

pembelajaran matematika, maka dari itu untuk lebih meningkatkan

pemahaman materi yang dijelaskan, peneliti dan guru bidang studi mencoba

mengoptimalkan penerapan pendekatan CTL dalam pembelajarannya

sehingga dalam penelitian tindakan kelas ini coba kami paparkan dan bahas

mengenai “peningkatan prestasi belajar matematika melalui pendekatan CTL

(contextual teaching and learning) pada siswa kelas IV SDN Madyopuro I di

Malang”. rendahnya kualitas pembelajaran di SD atau MI disebabkan karena

kebanyakan kegiatan belajar mengajar yang hanya meliputi datang, duduk

mengikuti ceramah guru melihat guru menulis dipapan tulis, lalu mengingat
atau bahkan mengkopi apa adanya segala informasi yangt dipresentasikan

oleh guru.

Sebagian besar masalah yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran

matematika ini adalah siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang

mereka pelajari degan pengetahuan mereka dengan lingkungan sehari-hari.

karena guru dianggap sebagai sumber utama, ceramah sebagai pilihan utama

metode belajar siswa, sementara siswa dipaksa menerima dan menghafal

materi pelajaran.

Permasalahannya yang muncul dalam pikiran peneliti adalah

pembelajaran yang bagaimana yang dapat mengaktifkan siswa dalam

pembelajaran, dan pengetahuan siswa dalam memahami materi. Agar

diperoleh yang bermakna perlu diciptakan lingkungan yang alami dan dekat

dengan dunia nyata siswa. Oleh sebab itu pembelajaran matematika perlu

dikaitkan dengan kehidupan siswa sehari-hari.

Mengingat keberhasilan yang telah terjadi di Amerika serikat maka

penulis menyadari bahwa pembelajaran CTL ini sangat cocok jika

diaplikasikan dalam pembelajran matematika. Karena matematika penting

dan harus dikuasai oleh siswa secara komperehensip, dan holistik.

Mengajar ilmu pengetahuan termasuk matematika, mempunyai cara-

cara yang bersifat umum dan khusus. Keduanya harus mencakup hakekat

pemahaman kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu tidak kalah

pentingnya bagaimana menkomunikasikan ide atau gagasan yang dikandung

oleh ilmu pengetahuan tersebut kepada orang lain. Karena pada dasarnya,
pembelajaran adalah proses menjadikan orang lain paham dan mampu

menyebarluaskan apa yang dipahami tersebut.

Dari sini penulis memberikan pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Adalah suatu pendekatan

pengajaran yang dari karaktristiknya dapat memenuhi harapan para ahli

pendidikan dan pengajar dalam upaya menghidupkan kelas secara alami

dalam bentuk kegiatan siswa berkerja, dan mengalami, bukan transfer

pengetahuan dari guru ke siswa.

Pembelajaran kontekstual merupakan konsepsi belajar yang

membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan dunia nyata dan

memotivasi siswa untuk mengaitkan pengetahuan yang dipelajari dengan

kehidupan mereka sehari-hari.

Pendekatan pembelajarpun seharusnya juga diubah, pendekatan

pembelajaran yang berorentasi pada guru (teacher oriented) harus diubah

menjadi pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student

oriented) Pentingnya perubahan pendekatan pembelajaran ini dapat kita

kaitkan dengan ungkapan filosofis besar cina Konfusius yakni “apa yang saya

dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; apa yang saya lakukan,

saya paham”. Ungkapan Konfusius tersebut memeberikan inspirasi terhadap

pendekatan pembelajaran di kelas yang sering dikenal dengan istilah (active


learning). Dalam model ini, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan

ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa sendiri.2

Berpijak dari latar belakang di atas maka perlu kiranya diadakan suatu

penelitian tindakan kelas (PTK), dalam hal ini penulis akan mengangkat suatu

judul. “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SDN MADYOPURO I DI

MALANG”.

Dengan menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan

contextual teaching and learning di harapkan siswa memiliki pengalaman

baru dalam belajar, yakni pembelajaran diluar kelas, pengalaman belajar sama

dan pengalaman untuk menyampaikan gagasan atau informasi di depan kelas

disamping para siswa memperoleh pengalaman langsung dalam menemukan

pengetahuannya.

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Untuk menambah referensi dan sebagai rujukan, penulis

mengungkapkan beberapa penelitian terdahulu yang di tulis mahasiswa

Universitas Negeri Malang (UM) Fakultas MIPA, Universitas Islam Negeri

(UIN) Malang Fakultas Tarbiyah menunjukan bahwa hasil penelian

pembelajaran mengunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching And

Learning) adalah sebagai berikut:

M. Silberman dalam Fatah Yasin, Dimensi – Dimensi Pendidikan Islam (Malang:


UIN – Malang Pres 2008), hlm. 181
1. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Armiya, yang berjudul

“Pembelajaran Volum tabung dan Kerucut dengan Pendekatan

Kontestual Pada Siswa Kelas I SMAN I Samudra”. Pada tahun 2006

peneliti mengatakan bahwa respon siswa dalam pembelajaran volum

tabung dan kerucut degan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching

And Learning) sangat positif. Berdasarkan hasil pengamatan ketika

pembelajaran berlangsung, siswa nampak sangat antusias melakukan

kerjasama dalam diskusi kelompok, siswa aktif mengajukan pertanyaan

dan sanggahaan. Hal ini dinilai dari hasil kerjasama kelompok, yang

menunjukan kenaikan nilai rata-rata di atas 75. Berdasarkan penelitian

tersebut dirasa masih perlu adanya penelitian kembali.

2. Hasil penelitian yang dilakukan Siti Cholipah, yang berjudul “Penerapan

Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) Dalam

Pembelajaran Pembagian Untuk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas III di

SDN Tasikmadu Malang”. Diantaranya: (1) sebelum diterapkan

pendekatan Contextual tampak siswa kurang berminat terhadap materi

pelajaran matematika sehingga prestasi belajar siswa kurang memuaskan,

(2) setelah diterapkan pendekatan CTL pada siklus 2 dan siklus 3 selama

proses belajar mengajar berlangsung cukup berhasil hal ini tampak pada

keaktifan siswa dalam menanggapi baik berupa pertanyaan dan sanggahan

yang berlangsung selama proses pembelajaran. Siswa nampak antusias

memahami materi di bandingkan dengan pendekatan yang digunakan

sebelumnya, (3) penggunaan pendekatan CTL pada siklus 1, siklus 2,


siklus 3 dapat meningkatkan nilai prestasi belajar siswa materi pelajaran

matematika pokok bahasan pembagian. Pada tahun 2006 peneliti

menyimpulkan bahwa, pembelajaran dengan pendekatan kontekstual

mampu meningkatkan perestasi dan pemahaman siswa terhadap materi

pembagian.

3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mikrotul Jamilah, yang berjudul

“Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning)

Melalui Metode Inquiry Dan Tanya Jawab Untuk Meningkatkan

Pemahaman Konsep Energi Bunyi Pada Siswa Kelas IV MI Al Fatah

Banjarejo Pakis di Malang”. Pada tahun 2009 penulis menyatakan bahwa,

pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching

And Learning) dan tanya jawab dalam penelitian ini karena materi-materi

Ilmu Pengetahuan Alam membahas tentang hubungan manusia dengan

alam dan segala keanekaragamannya sangat dekat dengan kehidupan

sehari-hari, sehingga pendekatan CTL ini dirasa dapat membantu proses

pembelajaran menjadi lebih efektif karena pendekatan CTL ini merupakan

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dari sini maka, MI Al

Fatah Banjarejo Pakis di Malang sudah mulai menerapkan pembelajaran

dengan pendekatan CTL dan ini menjadi motivasi bagi guru dalam

pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas.


C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dijabarkan di depan,

maka peneliti dapat simpulkan bahwa rumusan masalah yang diajukan dalam

skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagimana proses peningkatan prestasi belajar matematika melalui

pendekatan CTL (contextual teaching and learning) pada siswa kelas IV

SDN Madyopuro I di Malang?

2. Apakah penerapan pendekatan CTL (contextual teaching and learning)

dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas IV SDN

Madyopuro I di Malang?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendiskripsikan poreses peningkatan prestasi belajar matematika

melalui pendekatan CTL (contextual teaching and learning) pada siswa

kelas IV SDN Madyopuro I di Malang.

2. Untuk mendiskripsikan penerapan pendekatan CTL (contextual teaching

and learning) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa

kelas IV SDN Madyopuro I di Malang.


E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Guru

Diharapkan akan dapat membantu mempermudah para guru dalam

mengerjakan atau menyampaikan materi pelajaran matematika dan untuk

menambah literatur guru tentang pendekatan, metode, dan strategi

pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Untuk belajar, khususnya dalam mempelajari mata pelajaran matematika

tanpa rasa jenuh. Siswa juga diharapkan mampu meningkatkan keaktifan

mereka di kelas dalam memahami dan mengkaitkan dengan kehidupan

sehari-hari.

3. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan bahan pertimbangan atau pijakan bagi lembaga sekolah

sekaligus sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan hal-hal yang

berkaitan dengan pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan

motivasi, dan prestasi belajar siswa.

4. Bagi peneliti

Sebagai sarana untuk menambah wawasan tentang pembelajaran di

sekolah dan sebagai pengalaman yang sangat berharga dalam

mengimplementasikan pendekatan CTL (Contextual Teaching And

Learning) di lapangan secara langsung yang selama ini hanya berupa teori

saja.
F. Penegasan Istilah

Untuk memudahkan dan menghindari kemungkinan terjadinya

kekeliruan atau kesalahpahaman dalam menafsirkan pengertian atau makna

dari judul penelitian ini, peneliti perlu memberikan penegasan istilah sebagai

berikut:

a. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam melakukan

usaha belajar, atau bisa diartikan sebagai bentuk hasil belajar yang berupa

sekor dari hasil belajar.

b. Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi

dunia nyata siswa yang mendorong dan membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari.

c. Matematika adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Hal

ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran,

akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia

rasio (penalaran), sedang dalam ilmu lain lebih menekankan hasil

observasi atau eksperimen di samping penalaran.

G. Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk memfokuskan pembahasan pada penelitian ini maka ruang

lingkup dari penelitian ini adalah berkisar pada peningkatan prestasi belajar

matematika melalui pendekatan CTL (contextual teaching and learning) pada

kelas IV SDN Madyopuro I di Malang.


Materi yang dibahas dalam penelitian ini dikembangkan dari

kompetensi dasar “ mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung bilangan,

melakukan operasi perkalian dan pembagian ” pada semester satu kelas IV

SDN Madyopuro I malang.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pembahasan penelitian ini peneliti

mensistematiskan uraian sebagai berikut:

BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang

masalah, kajian penelitian terdahulu, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional,

ruang lingkup pembahasan, dan sistematika pembahasan.

Uraian dalam bab I ini dimaksudkan untuk memberikan

gambaran secara umum tentang penelitian yang akan dikaji.

BAB II : Kajian pustaka meliputi landasan teori yang memuat

pembahasan umum tentang belajar, prestasi belajar,

matematika, dan pendekatan CTL.

BAB III : Merupakan bab yang menerangkan tentang metode penelitian

yang digunakan peneliti dalam pembahasannya meliputi:

pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi

penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis

data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.


BAB IV : Merupakan bab paparan data hasil penelitian sekilas tentang

SDN Madyopuro I Malang. Perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan serta refleksi pada setiap siklus dipaparkan pada

bab ini.

BAB V : Bab ini menjelaskan tentang pembahasan hasil penelitian

yang didapatkan oleh peneliti di lapangan. Pada bab ini akan

membahas temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan

dalam bab sebelumnya, dan mempunyai arti penting bagi

keseluruhan penelitian serta untuk menjawab permasalahan

yang ada dalam penelitian ini.

BAB VI : Bab ini merupakan akhir dari tahap penulisan skripsi, dimana

disajikan kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian

secara keseluruhan, dan juga saran-saran sebagai bahan

pertimbangan.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Prestasi Belajar Matematika

1. Prestasi Belajar

Istilah prestasi ditunjukan untuk menunjukkan suatu pencapaian

tingkat keberhasilan dari usaha yang dilakukan. Jika dikaitkan dengan konsep

belajar, maka pengertian akan mengarah pada satu tujuan belajar.

Menjelaskan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai siswa yang

dilakukan melalui tes, prestasi hasil belajar yang bertujuan untuk memperoleh

gambaran daya serap siswa untuk menerapkan tingkat prestasi atau tingkat

keberhasilan siswa terhadap suatu bahasan.

Seluruh aktivitas manusia pasti memiliki tujuan tertentu. Pengukuran

dan penilaian sebagai parameter keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut

senantiasa dilakukan dalam proses belajar mengajar untuk mengetahui hasil

atau prestasi belajar siswa. Dengan mengetahui prestasi belajar siswa, akan

diketahui pula kedudukan siswa di dalam kelas. Prestasi belajar ini biasanya

dinyatakan dengan bentuk angka, huruf, atau simbol dalam buku raport.

Prestasi belajar berasal dari dua kata yaitu “prestasi dan belajar”.

Sebelum prestasi belajar didefinisikan, maka arti dari masing-masing kata

harus diketahui terlebih dahulu agar dapat mudah dipahami.


Dalam bahasa Inggris, prestasi biasanya disebut dengan achievement

yang berasal dari kata achieve yang berarti meraih, sedangkan achievement

diartikan hasil atau prestasi.3 Dalam kamus bahasa Indonesia, prestasi artinya

hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan).4 Menurut

Mas’ud Khasan Abdul Qahar, prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan,

hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan

keuletan kerja. Menurut Nasrun Harahap, prestasi adalah penilaian guru

tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan

penugasan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai

yang terdapat dalam kurikulum.5

Adapun pengertian belajar, dalam kamus bahasa Indonesia berarti

berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; atau berubahnya tingkah laku

yang disebabkan oleh pengalaman.6 Para ahli psikologi dan pendidikan

mengemukakan rumusan yang berbeda tentang makna belajar sesuai dengan

keahlian masing-masing, di antara definisi tersebut:

1. James O. Wittaker mengemukakan bahwa belajar adalah proses dimana

tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

2. Cronbach mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang

ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

3
Peter Salim, The Contemporary English-Indonesia Dictionary (Jakarta: Modern
English Press, 1986), hlm. 18
4
Pusat Pembinaan Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, 1989), hlm. 787
5
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), hlm. 20-21
6
Pusat Pembinaan Bahasa Indonesia, op.cit., hlm. 16
3. Howard L. Kingskey mengemukakan bahwa belajar adalah proses dimana

tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek

atau latihan.7

4. Hintzman mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan yang

terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh

pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.8

Belajar pada dasarnya merupakan kegiatan setiap orang. Pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, kegemaran, intelegensi, dan sikap seseorang tersebut

dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Seseorang dikatakan

belajar jika dapat diasumsikan dalam diri seseorang terjadi suatu perubahan

tingkah laku. Perubahan tingkah laku inilah yang disebut prestasi belajar.9

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksinya

dengan lingkungan yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Jadi hakikat belajar adalah perubahan, tapi tidak semua perubahan dapat

dikatakan hasil belajar seperti perubahan tingkah laku akibat mabuk karena

minum-minuman keras, akibat gila, akibat tabrakan dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan prestasi belajar

matematika adalah pemahaman atau kemampuan akademik yang dapat

7
Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hlm. 12-13
8
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 90
9
Hudojo, Mengajar Belajar Matematika (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 1
dicapai oleh siswa terhadap materi yang diajarkan. Baik berupa pengetahuan,

pemahaman konsep, maupun keterampilan menyelesaikan soal, dan

kemampuan menerapkan materi dalam memecahkan masalah sehari-hari.

Prestasi belajar dapat diketahui melalui tes prestasi belajar. Dari tes ini akan

didapatkan skor hasil tes yang dapat mengambarkan sejauh mana siswa

memahami konsep yang mereka terima sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

2. Pengertian Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secar etimologis belajar

memiliki arti ”berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini

memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai

kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu

merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu

atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar

itu menusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan

memiliki tentang sesuatu.10

Definisi etimologis di atas mungkin sangat singkat dan sederhana,

maka diperlukan penjelasan secara terminologis. Dalam hal ini banyak ahli

yang mengemukakan pengertian belajar. Pertama, Cronbach dalam

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni ”Learning is shown by change in

behavior as result of experience”. Belajar yang baik adalah melalui

10
Baharuddin dan Wahyuni. Teori Belajar dan Pembelajaran.(Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media. 2007), hal. 13
pengalaman.11 Dengan pengalaman tersebut pelajar menggunakan seluruh

pancaindranya. Kedua, Morgan dan kawan-kawan, yang menyatakan bahwa

belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai

hasil latihan atau pengalaman.12 Pernyataan ini sesuai dengan yang telah

dikemukakan oleh para ahli yang menyatakan bahwa belajar merupakan

proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya

reaksi terhadap suatu situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi

di dalam diri seseorang.

Dari berbagai definisi di atas, kita dapat menemukan kesamaan-

kesamaan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli psikologi maupun ahli

pendidikan. Bedanya, ahli psikologi memandang belajar sebagai perubahan

yang dapat dilihat dan tidak peduli apakah hasil belajar tersebut menghambat

atau tidak menghambat proses adaptasi seseorang terhadap kebutuhan-

kebutuhan dengan masyarakat dan lingkungannya.

Sedangkan para ahli pendidikan memandang bahwa belajar adalah

proses perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi

dirinya maupun orang lain. Dengan demikian, terlihat bahwa para ahli

psikilogi lebih netral dalam memandang perubahan yang terjadi akibat adanya

proses belajar, tidak peduli apakah positif atau negatif. Sedangkan para ahli

11
Ibid., hal 13
12
Ibid., hal 14
pendidikan memandang perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan

positif yang ingin dicapai.13

Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu

bersifat relatif, konstan, dan berlanjut.14

Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu

disadari kepada apa yang telah diketahui orang itu. Karena itu untuk

mempelajari suatu materi matematika yang baru, pengalaman belajar yang

lalu dari seseorang itu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar

matematika.

Berdasrakan definisi para ahli pendidikan (Hudojo dan Winkel), di

atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha sadar dan aktif yang

dilakukan seseorang secara bertahap dan berurutan serta mendasarkan kepada

pengalaman belajar yang lalu untuk memperoleh perubahan perilaku,

pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap yang diharapkan bertahan relatif

lama.

Dengan demikian belajar matematika dapat diartikan sebagai usaha

sadar dan aktif yang dilakukan seseorang secara bertahap dan berurutan serta

mendasarkan kepada pengalaman belajar yang lalu untuk memperoleh

13
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hal. 15
14
Winkel, Psikologi Pembelajaran (Jakarta: Gramedia, 1987), hal. 12
perubahan perilaku, pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap yang

berhubungan dengan bidang matematika serta diharapkan bertahan relatif

lama.

Belajar matematika akan terjadi dengan lancar apabila belajar

dilakukan secara kontinyu. Pada saat belajar matematika, terjadi proses

berfikir. Seseorang dikatakan berfikir apabila ia melakukan kegiata mental.

Oleh karena itu seseorang yang belajar matematika pasti melakukan kegiatan

mental. Dalam berfikir orang itu menyusun hubungan-hubungan antara

bagian informasi yang telah direkam didalam pikirannya itu sebagai

pengetahuan. Dari pengetahuan tersebut terbentuklah pendapat yang pada

akhirnya dapat ditarik kesimpulan. Sehingga kemampuan berfikir seseorang

itu dipengarui oleh intelegensinya. Dengan demikian ada kaitn antara

intelengensi dengan belajar matematika.

Keberhasilan dalam belajar matematika juga tidak terlepas dari

metode mengajar yang digunakan oleh guru sebagai pendidik yang dimaksud

dengan metode mengajar matematika adalah suatu cara atau teknik mengajar

yang disusun secara sistematik dan logis. Ini ditinjau dari segi hakikat

matematika, dan dari segi psikologisnya.15

15
Hudojo. Strategi Mengajar Belajar Matematika (Malang: IKIP, 1990), hal 117
3. Pengertian Matematika

Istilah mathematics (Inggris), mathemetik (Jerman), dan matematico

(Itali), berasal dari kata latin mathematike yang mulanya diambil dari

perkataan Yunani, mathematike yang berarti “relating to learning”. Perkataan

itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu,

perkataan mathematike sangat berhubungan dengan sebuah kata lain yang

serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar atau berfikir.16

Jadi berdasarkan etimologi perkataan matematika berarti “ilmu

pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar”. Hal ini dimaksudkan bukan

berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam

matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran), sedang

dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi atau eksperimen di

samping penalaran. Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia

yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Pada tahun awal

matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunia secara empiris,

karena matematika sebagai aktivitas manusia, kemudian pengalaman itu

diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis dengan

penalaran didalam struktur kognitif, sehingga sampailah pada suatu

kesimpulan berupa konsep-konsep matematika. Agar konsep-konsep

matematika yang telah terbentuk itu dapat dipahami orang lain dan dapat

dengan mudah dimanipulasi secara tepat, maka digunakan notasi atau istilah

16
Suherman Erman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer
(Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 15
yang cermat yang disepakati secara global (universal) yang bisa dikenal

dengan bahasa matematika.17

4. Karaktristik Belajar Matematika di Sekolah Dasar

Pembelajaran matematika di sekolah tidak bisa terlepas dari sifat-sifat

matematika yang abstrak dan sifat perkembangan intelektual siswa yang

diajar. Oleh karena itu, perlu memperhatikan beberapa sifat atau karaktristik

pembelajaran matematika di sekolah, sebagai berikut:18

a. Pembelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap).

Bahan kajian matematika diajarkan secara berjenjang atau bertahap,

yaitu dimulai dari hal yang konkrit dilanjutkan pada perkara yang abstrak,

dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks. Dengan kata lain, dari

konsep yang mudah menuju konsep yang lebih sukar.

b. Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral.

Dalam setiap memperkenalkan konsep atau bahan yang baru perlu

memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipelajari siswa sebelumnya.

Bahan yang baru selalu dikaitkan dengan bahan yang telah dipelajari, dan

sekaligus untuk mengingatkan lagi. Pengulangan konsep dalam bahan ajar

dengan cara memperluas dan memperdalam adalah perlu dalam pembelajaran

17
Ibid., hal 16.
18
Ibid., hal 68.
matematika. Motede spiral bukanlah mengajarkan konsep hanya dengan

pengulangan atau perluasan saja tetapi harus ada peningkatan.

c. Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif.

Matematika adalah ilmu deduktif, matematika tersusun secara

deduktif aksiomatik. Namun demikian kita harus memilih pendekatan yang

cocok dengan kondisi siswa/anak didik yang diajar.

d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsisten.

Kebenaran dalam matematika sesuai dengan struktur deduktif

aksiomatiknya. Kebenaran-kebenaran matematika pada dasarnya merupakan

kebenaran konsistensi, tidak ada pertentangan antara kebenaran suatu konsep

dengan yang lainnya. Suatu pernyataan dianggap benar bila didasarkan atas

pernyataan-pernyataan terdahulu yang telah diterima kebenarannya. Dalam

pembelajaran di sekolah, meskipun ditempu pola induktif, tetapi tetap bahwa

generalisasi suatu konsep haruslah bersifat deduktif. Kebenaran konsisten

tersebut mempunyai nilai yang sangat tinggi dan amat penting unuk

pembinaan sumber daya manusia dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pemahaman Konsep Matimatika di Sekolah Dasar

Konsep matematika dapat diartikan sebagai presepsi anak/siswa

terhadap bilangan, bangun ruang, dan waktu. Pada usia dini siswa sangat

tergantung manipulasi dan eksplorasi lingkungannya. Sebagaimana kita

ketahui bahwa obyek langsung belajar matematika itu pada hakikatnya


merupakan penanaman penalaran dan pembinaan keterampilan dari konsep-

konsep, yaitu ide-ide atau gagasan-gagasan yang terbentuk dari sifat-sifat

yang sama.19

Menurut Karso konsep matematika dapat dikelompokan ke dalam tiga

jenis konsep, diantaranya:

a. Konsep dasar

Konsep dasar dalam pembelajaran matematika merupakan materi-materi

atau bahan-bahan dari sekumpulan bahasan, dan umumnya merupakan

materi baru bagi para siswa yang mempelajarinnya.

b. Konsep yang berkembang

Konsep yang berkembang dari konsep dasar merupakan sifat atau

penerapan dari konsep-konsep dasar.

c. Konsep yang harus dibina keterampilanya

Konsep yang dimaksud dalam konsep ini dapat merupakan konsep-konsep

dasar atau konsep-konsep yang berkembang.

Matematika sering disebut ilmu deduktif, karena baik isi maupun

metode pencarian kebenaran dalam matematika berbeda dengan ilmu

pengetahuan alam apalagi ilmu pengetahuan umumnya. Metode mencari

kebenaran yang dipakai oleh matematika adalah motode deduktif atau

19
Karso, Pendidikan Matematika 1(Jakarta: Depdikbud, 1998), hal. 137
eksperimen. Namun dalam matematika mencari kebenaran itu bisa dimulai

dengan cara induktif, tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk semua

keadaan harus dibuktikan secara deduktif.20

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan, bahwa matematika dikenal

sebagai ilmu deduktif. Ini berarti proses pengajaran matematika harus bersifat

deduktif. Matematika tidak menerima generalisasi berdasarkan pengamatan

(induktif), tetapi harus berdasarkan pembuktian (deduktif).

6. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Tujuan pembelajaran matematika pada jenjang dasar adalah

memberikan penekanan pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa.

Tujuan umum adalah memberikan penekanan pada keterampilan dalam

penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainya.21

Tujuan pembelajaran matematika adalah untuk membuat para siswa

berfikir secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif. Kesemuaannya

akan didapat jika para siswa terus dilatih untuk aktif berbuat, bertindak, dan

berfikir.

Jelas bahwa mata pelajaran matematika membutuhkan pendekatan

kontekstual. Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar di mana guru

menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa

20
Suherman Erman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer
(Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 19
21
Ibid., hlm. 58
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.22

Dalam kurikulum 2006 mata pelajaran matematika untuk sekolah

dasar (SD) madrasah ibtidaiyah (MI), mata pelajaran matematika bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara tuntas, akurat,

efensien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generlisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecakan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperolehnya.

d. Megkomunikasikan gagasan dengan simbul, tabel, diagram, atau media

lain untuk mempelajari keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

22
Nurhadi, dkk , pembelajaran konstektual dan penerapannya dalam KBK (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2004), hal,. 12
B. Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning)

1. Pengertian CTL

Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar dimana guru

menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa

membuat hubungan antar pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam

kehidupan mereka sebagai angota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep

itu pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran

berlangsung alami dalam bentuk kegiatan siswa berkerja dan mengalami

bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi lebih dipentingkan

dari pada hasil belajar.23

Menurut Johnson dalam Nurhadi, sistem CTL merupakan suatu proses

pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan

pelajaran yang mereka pelajari dengan cara mengubungkan dengan konteks

kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadi,

sosialnya, dan budayanya.24

Menurut The Wasihington State Consortium for Contextual teaching

learning dalam Nurhadi, pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang

memungkinkan siswa memperkuat, memperluas, dan menerapkan

23
Ibid., hlm. 4.
24
Ibid., hlm. 12
pengetahuan, dan keterampilan akademiknya dalam berbagai latar sekolah

dan di luar sekolah untuk memecahkan problem di dunia nyata.25

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat dinyatakan bahwa

pembelajaran kontekstual Contextual teaching and learning (CTL) adalah

merupakan suatu konsep belajar di mana guru mengahdirkan situasi dunia

nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dari kontek yang terbatas, sedikit-demi sedikit, dan dari proses

mengkontruksikan sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam

kehidupannya sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

2. Penerapan Pembelajaran CTL di Kelas

Model penerapan pembelajaran berbasis CTL ini memiliki tujuh

komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran

kontekstual di kelas. Ketuju komponen utama itu adalah konstruktivisme

(Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat

belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection),

dan penilaian sebenarnya (Auhentic Assessment). Sebuah kelas dikatakan

menggunakan pendekatan kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen

tersebut dalam pembelajaranya.26

25
Ibid., hlm. 12
26
Ibid., hlm. 31
a. Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivisme (Constructivism) merupakan landasan berfikir

(filosofi) pembelajaran kontekstual, bahwa pengetahuan dibangun oleh

manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang

terbatas (sempit) dan tidak sekoyong-koyong. Pengetahuan bukanlah

seperangkat fakta-fakta, konsep, dan kaidah yang kontruksi pengetahuan itu

dan memberi makna melalui pengalaman nyata.27

b. Bertanya (Questioning)

Bertanya (Questioning) merupakan strategi utama pembelajaran yang

berbasis kontekstual. Bertanyak dalam pembelajaran dipandang sebagai

kegiatan guru untuk mendorong, membingbing, dan menilai kemampuan

berfikir siswa. Dan bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting

dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiry, yaitu menggali

informasi, menkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan

perhatian pada aspek yang belum diketahui.28

c. Menemukan (Inquiry)

Menemukan (Inquiry) merupakan bagian inti dari kegiatan

pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang

diperoleh oleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-

27
Ibid., hlm. 33
28
Ibid., hlm. 45
fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan

yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan.29

d. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Masyarakat Belajar (Learning Community) merupakan pembelajaran

yang diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari

shering antar teman, antar kelompok, antar mereka yang tahu, ke mereka

yang belum tahu.

Dalam kelas pendekatan kontekstual, kegiatan pembelajaran dapat

dilakukan dalam kelompok-kelompok belajar: siswa yang pandai mengajari

siswa yang lemah, dan yang tahu memberi tahu yang belum tahu. Masyarakat

belajar bisa tercipta apabila ada proses komunikasi dua arah.30

e. Pemodelan (Modeling)

Pemodelan (Modeling) adalah sebuah pembelajaran keterampilan atau

pengetahuan tertentu, pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang

dipikirkan, mendemonstrasikan, dan melakukan apa yang guru inginkan agar

siswa-siswanya melakukan.

29
Fatah Yasin, Dimensi – Dimensi Pendidikan Islam (Malang: UIN – Malang Pres
2008), hlm. 166.
30
Ibid., hlm. 166-167
Dalam pembelajaran kontekstual guru bukan satu-satunya model.

Model dapat dirancang melibatkan siswa. Seorang siswa bisa ditunjuk untuk

memberi contoh temen-temannya.31

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi (Reflection) merupakan bagian penting dari pembelajaran

kontekstual. Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari

atau berfikir kebelakang tentang apa yang sudah kita lakukan di masa yang

lalu. Refleksi merupakan gambaran terhadap kegiatan atau pengetahuan yang

baru saja diterima. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai

struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari

pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian,

aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.32

g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)

Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment) adalah proses yang di

lakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar

yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah

siswa benar-benar belajar atau tidak. Apakah pengalaman belajar siswa

memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual

maupun metal siswa.

31
Nurhadi, dkk , pembelajaran konstektual dan penerapannya dalam KBK (Malang:
Universitas Negeri Malang, 2004), hal. 49
32
Fatah Yasin, Dimensi – Dimensi Pendidikan Islam (Malang: UIN – Malang Pres
2008), hlm. 167
Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses

pembelajaran. Penilaian ini di lakukan secara terus menerus selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, tekanannya diarakan pada proses

belajar bukan pada hasil belajar.33

3. Karaktristik Pembelajaran CTL

Contextual teaching and learning (CTL) adalah suatu pendekatan

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara

penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan mengubungkannya

dengan dunia nyata mereka sehingga mendorong mereka untuk dapat

menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Menurut Wina Sanjaya ada tiga hal yang harus kita pahami sebagai

berikut:

a. Contextual teaching and learning (CTL) menekankan pada proses

keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar

diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses dalam

konteks CTL tidak mengarapkan siswa hanya menerima pelajaran, akan

tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.

b. Contextual teaching and learning (CTL) mendorong agar siswa dapat

menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi

kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan

antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini


33
Nurhadi, op.cit., hlm. 51
sangat penting, sebab dengan siswanya dapat mengkorelasikan materi

yang di temukan dengan kehidupan nyata.

c. Contextual teaching and learning (CTL) mendorong siswa untuk dapat

menerapkan dalam kehidupanya, artinya CTL bukan hanyak mengharap

siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana

materi pelajaran itu dapat mewarnai perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan hanya ditumpuk di otak dan

kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka mengarungi

kehidupan nyata.34

Menurut Johnson dalam Nurhadi ada delapan karaktristik komponen

utama dalam sistem pembelajaran kontekstual, sebagai berikut:

a. Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful connections).

Siswa dapat mengatur diri senidri sebagai orang yang secara aktif dalam

mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat berkerja

sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil

berbuat (learning by doing).

b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work).

Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks

yang ada dalam kehidupan nyata sebagai anggota masyarakat.

34
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Kompetensi
(Jakarta: Kencana, 2005), hlm. 109-110
c. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning). Siswa melakukan

pekerjaan yang signifikan: ada tujuannya, ada urusannya dengan orang

lain, ada hubngannya dengan penentu pilihan, dan ada produknya/hasilnya

yang sifatnya nyata.

d. Berkerja sama (collaborating). Siswa dapat berkerja sama. Guru

membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu

mereka memahami bagimana mereka saling mempengarui dan saling

berkomunikasi.

e. Berfikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking). Siswa dapat

mengunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif dan

dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat

keputusan, dan menggunakan logika dengan bukti-bukti.

f. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nurturing the individual). Siswa

memelihara pribadinya, mengetahui, memberi perhatian, memiliki

harapan-harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri.

g. Mencapai standar yang tinggi (reaching high standard). Siswa mengenal

dan mencapai standar yang tinggi: mengidentifikasi tujuan dan motivasi

siswa untuk mencapainya.

h. Mengunakan penilaian autentik (using authentic assessment). Siswa

mengunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata untuk satu

tujuan yang bermakna.


4. Perbedan Pendekatan CTL dengan Pendekatan Tradisional

Ada perbedaan pokok antara pendekatan kontekstual dengan

pendekatan tradisional seperti yang banyak diterapkan di sekolah-sekolah

sekarang ini.

No Pendekatan CTL Pendekatan Tradisional

1 Siswa secara aktif terlibat dalam Siswa adalah penerima

proses pembelajaran informasi secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui Siswa belajar secara individu

kerja kelompok, diskusi, saling

mengoreksi.

3 Pembelajaran dikaitkan dengan Pembelajaran sangat abstrak dan

kehidupan nyata dan atau yang teoritis

disimulasikan

4 Perilaku dibangun atas dasar Perilaku dibangun atas dasar

kesadaran diri kebiasaan

5 Ketrampilan dikembangkan atas Ketrampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman dasar latihan

6 Hadiah untuk perilaku baik Hadiah untuk perilaku baik

adalah kepuasan diri adalah pujian (angka) raport

7 Seorang tidak melakukan yang Seorang tidak melakukan yang

jelek karena dia sadar hal itu jelek karena dia takut hukuman
keliru dan merugikan

8 Bahasa diajarkan dengan Bahasa diajarkan dengan

pendekatan komunikatif, yakni pendekatan struktural: rumus

siswa diajak menggunakan diterangkan sampai paham

bahasa dalam konteks nyata kemudian dilatihkan

9 Pemahaman siswa Pemahaman ada di luar siswa,

dikembangkan atas dasar yang yang harus diterangkan,

sudah ada dalam diri siswa diterima, dan dihafal

10 Siswa menggunakan Siswa secara pasif menerima

kemampuan berfikir kritis, rumusan atau pemahaman

terlibat dalam mengupayakan (membaca, mendengarkan,

terjadinya proses pembelajaran mencatat, menghafal) tanpa

yang efektif, ikut bertanggung memberikan kontribusi ide

jawab atas terjadinya proses dalam proses pembelajaran

pembelajaran yang efektif dan

membawa pemahaman masing-

masing dalam proses

pembelajaran

11 Pengetahuan yang dimiliki Pengetahuan adalah

manusia dikembangkan oleh penangkapan terhadap

manusia itu sendiri. Manusia serangkaian fakta, konsep, atau

diciptakan atau membangun hukum yang berada di luar


pengetahuan dengan cara manusia

memberi arti dan memahami

pengalamannya

12 Karena ilmu pengetahuan itu Bersifat absolut dan bersifat

dikembangkan oleh manusia final

sendiri, sementara manusia

selalu mengalami peristiwa baru,

maka pengetahuan itu selalu

berkembang.

13 Siswa diminta bertanggung Guru adalah penentu jalannya

jawab memonitor dan proses pembelajaran

mengembangkan pembelajaran

mereka masing-masing

14 Penghargaan terhadap Pembelajaran hanya terjadi

pengalaman siswa sangat dalam kelas

diutamakan

15 Hasil belajar diukur dengan Hasil belajar hanya diukur

berbagai cara: proses, bekerja, dengan hasil tes

hasil karya, penampilan,

rekaman, tes, dan lain-lain

16 Pembelajaran terjadi di berbagai Pembelajaran hanya terjadi

tempat, konteks dan setting dalam kelas


17 Penyesalan adalah hukuman dari Sanksi adalah hukuman dari

perilaku jelek perilaku jelek

18 Perilaku baik berdasar motivasi Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsic ekstrinsik

19 Berbasis pada siswa Berbasis pada guru

20 Seseorang berperilaku baik Seseorang berperilaku baik

karena ia yakin itulah yang karena dia terbiasa melakukan

terbaik dan bermanfaat begitu. Kebiasaan ini dibangun

dengan hadiah yang

menyenangkan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini mengkaji tentang penggunan pendekatan CTL

(Contextual Teaching Learning) dalam pembelajaran matematika di SDN I

Madyopuro Malang. Sesuai dengan fokus penelitian, maka penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian

kualitatif merupakan suatu konsep penelitian yang menyeluruh untuk

mengungkapkan rahasia sesuatu, dilakukan dengan menghimpun data pada

keadaan sewajarnya, menggunakan cara kerja yang sistematik, terarah, dan

dapat dipertanggungjawabkan, sehingga tidak kehilangan sifat ilmiahnya

Menurut Denzin dan Lincoln, penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang

terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.35

Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.36

Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui

pendekatan kualitatif, karena tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk

35
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 5
36
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 36
menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang –

orang dan perilaku yang dapat diamati. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Nana Syaodih. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk mendiskripsikan dan

menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,

persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.37 Penelitian

kualitatif mempunyai karakteristik antara lain: (1) latar alamiah, (2) manusia

sebagai alat (instrumen), (3) metode kualitatif, (4) analisis data secara

induktif, (5) lebih mementingkan proses daripada hasil, dan (6) desain yang

bersifat sementara.38

Penelitian ini menerapkan pembelajaran dengaaan pendekatan CTL

(Contextual Teaching And Learning) dalam pembelajaran matematika.

Penelitian dilakukan dalam tatanan kelas reguler. Peneliti bertindak sebagai

instrumen kunci karena peneliti yang merencanakan, merancang,

melaksanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan,

dan membuat laporan. Prosedur penelitian ini akan menghasilkan data

deskriptif berupa uraian yang menjelaskan prosedur pembelajaran operasi

hitung bilangan. Analisis data dilakukan secara induktif, artinya upaya

pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis yang telah

dirumuskan sebelum penelitian, namun lebih merupakan pembentukan

abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan, kemudian

37
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan ( Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2007), hlm. 60
38
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 8-13
dikelompok-kelompokkan. Dalam penelitian ini, peneliti mengutamakan

bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan, tetapi tetap memperhatikan

hasil belajarnya. Desain penelitian dapat disempurnakan selama penelitian

berlangsung sesuai dengan kenyataan di lapangan. Dengan melihat

karakteristik penelitian ini, yakni berlatar alamiah, manusia sebagai alat

(instrumen), menggunakan metode kualitatif, analisis data dilakukan secara

induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil dan desain penelitian

yang bersifat sementara, maka pendekatan yang sesuai dengan penelitian ini

berdasarkan pada karakteristik penelitian kualitatif yang dinyatakan Moleong

di atas termasuk pendekatan kualitatif.

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah

penelitian tindakan kelas (classroom Action Research) dengan jenis

kolaborasi partisipatoris. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan

penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang

berkolaboratif bersama guru di dalam kelas, dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya dalam pembelajaran sehingga kualitas proses dan

hasil belajar siswa meningkat. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

yang bertujuan meningkatkan pembelajaran secara berkesinambungan, yang

pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi profesional pendidikan yang

diemban guru. Penelitian tindakan kelas adalah suatu pendekatan untuk


meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan

terhadap hasil pembelajaran.39

Sebuah tindakan untuk dapat digunakan memperbaiki proses tindakan

pada siklus-siklus selanjutnya, fokus penelitian berupa kegiatan

pembelajaran, dan bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.40

Penelitian ini berangkat dari permasalahan praktis yang ada di kelas

dimana peneliti selaku pengelola pembelajaran, kemudian direfleksikan

(dilakukan pemikiran kembali terhadap proses pembelajaran yang selama ini

telah dijalankan) dan dianalisis berdasarkan teori-teori yang menunjang.

Dalam penelitian ini fokus utamanya adalah kegiatan pembelajaran dan

berupaya untuk memperbaiki pembelajaran. Peneliti juga terlibat langsung

dari awal sampai akhir. Peneliti bertindak sebagai perencana, perancang,

pelaksana, pengumpul data, penganalisis data, dan pelapor penelitian. Dengan

melihat karakteristik penelitian ini, yakni penelitian berawal dari

permasalahan praktis yang ada di kelas, penelitian melalui refleksi diri, fokus

penelitian adalah kegiatan pembelajaran dan bertujuan untuk memperbaiki

pembelajaran, maka jenis penelitian yang sesuai dengan penelitian ini

39
Arikunto (dkk), Peneltian Tindakan Kelas (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), hlm. 105
40
Wardani, I.G.A.K., dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, 2003), hlm. 13
berdasarkan pada karakteristik penelitian tindakan kelas yang dinyatakan di

atas termasuk jenis penelitian tindakan kelas.41

Dipilihnya jenis penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini adalah

karena tujuan penelitian ini sesuai dengan karakteristik PTK, yaitu ingin

memperbaiki pembelajaran pada materi operasi hitung bilangan dengan

peningkatan prestasi belajar matematika melalui pendekatan CTL (contextual

teaching and learning) pada kelas IV SDN Madyopuro I di Malang.

B. Kehadiran Peneliti

Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, maka kehadiran peneliti

ditempat penelitian sanggat diperlukan sebagai instrumen utama. Peneliti

bertindak sebagai pengumpul data, menganalisis dan pelaporan hasil

penelitian Seperti yang dikatakan oleh Lexy J. Moleong bahwa peneliti

dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana,

pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data dan pada akhirnya ia

menjadi pelapor hasil penelitiannya.42

Karena peneliti merupakan instrument dalam penelitian ini, maka

kehadiran peneliti di lokasi penelitian mutlak diperlukan sesuai dengan

prinsip-prinsip penelitian kualitatif, yaitu peneliti harus menciptakan

hubungan yang baik dengan subyek penelitian. Hubungan baik diciptakan

sejak penjajakan awal tahap seting penelitian, selama penelitian bahkan

41
Ibid., hlm. 13
42
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 168
sesudah penelitian. Sebab hal itu menjadi kunci utama dalam kesuksesan

penelitian, terutama dalam hal pengumpulan data di lapangan.

Kehadiran peneliti di lokasi penelitian sangat diutamakan karena

selain sebagai pemberi tindakan, peneliti merupakan instrumen kunci.

Sebagai pemberi tindakan, peneliti bertindak sebagai pengajar yang membuat

rancangan pembelajaran dan sekaligus menyampaikan bahan ajar selama

kegiatan penelitian. Sebagai instrumen kunci berarti bahwa peneliti adalah

pengumpul data. Peneliti bertindak sebagai pewawancara terhadap subjek

penelitian. Untuk menghasilkan data pengamatan dan pengumpulan data,

maka peneliti akan dibantu oleh guru mata pelajaran matematika.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di sekolah SDN I Madyopuro Malang.

Pemilihan lokasi ini berdasarkan asumsi bahwa SDN I Madyopuro Malang

memiliki kreatifitas dalam proses pembelajaran.

Pertimbangan pemilihan lokasi ini sebagai lokasi penelitian adalah

karena sekolah ini adalah sekolah yang baik dan terakreditasi A. Sekolah ini

telah menunjukan kualitasnya dengan banyaknya prestasi yang telah diukir.


D. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dimana

data diperoleh.43 Sedangkan menurut Lofland, yang dikutip oleh Moleong, sumber

data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata atau tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun data dan informasi

dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber yaitu.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang bersumber dari informan secara langsung

berkenaan dengan masalah yang diteliti. Seperti dikatakan Moelong,

bahwa kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku manusia merupakan data

utama dan data primer dalam suatu penelitian.44

2. Data Sekunder

Data kedua adalah data skunder, yaitu data yang dimaksudkan untuk

melengkapi data primer dari kegiatan penelitian. Data skunder berasal dari

dokumen-dokumen berupa catatan-catatan. Moelong menjelaskan tentang

sumber data penting lainnya adalah berbagai sumber tertulis seperti buku,

disertasi buku riwayat hidup, jurnal, dokumen-dokumen, arsip-arsip,

evaluasi, buku harian dan lain-lain. Selain itu foto dan data statistik juga

termasuk sebagai sumber data tambahan.45

43
Suharsmi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Rineka
Cipta: Jakarta, 2002), hlm. 107
44
Lexy J. Moelong, Op.Cit hal. 112.
45
Ibid., hlm. 113-116
Data sekunder yang diperoleh penulis adalah data yang diperoleh

langsung dari pihak-pihak yang berkaitan berupa data-data sekolah dan

berbagai arsip atau dokumen-dokumen yang relevan dengan pembahasan.

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: (1) hasil

tes siswa dalam mengerjakan soal-soal tes awal dan tes akhir, (2) hasil

wawancara terhadap subjek penelitian, (3) hasil observasi guru dan siswa

selama kegiatan pembelajaran, (4) hasil catatan lapangan, (5) hasil angket

siswa.

Subjek dalam penelitian ini adalah satu kelas dari siswa kelas IV SDN

I Madyopuro sebagai sumber data. Sedangkan siswa yang diambil sebagai

subjek untuk wawancara adalah 6 siswa dengan pertimbangan agar

memudahkan fokus perhatian dan pengamatan sehingga mencapai refleksi

mendalam. Pemilihan subjek untuk wawancara ditentukan berdasarkan hasil

tes awal dan pertimbangan dari guru mata pelajaran matematika seperti

mudah diajak berkomunikasi dan bekerja sama. Keenam siswa ini terdiri dari

2 siswa berkemampuan tinggi, 2 siswa berkemampuan sedang, dan 2 siswa

berkemampuan rendah. Derajat kemampuan siswa ditentukan berdasarkan

hasil tes awal.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang valid pada suatu penelitian, maka

prosedur pengumpulan data sangat membantu dan menentukan kualitas dari

penelitian dengan kecermatan memilih dan menyusun. prosedur pengumpulan

data ini akan memungkinkan dicapainya pemecahan masalah yang valid


Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah (1) tes, (2) observasi, (3) wawancara, (4) dokumentasi.

1. Tes yang akan dilakukan yaitu tes awal dan tes akhir. Tes awal

dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Materi yang akan

disajikan dalam tes awal adalah operasi hitung bilangan. Tes awal ini juga

dimaksudkan untuk pembentukan kelompok dan juga untuk menentukan

subjek wawancara. Sedangkan tes akhir dimaksudkan untuk mengetahui

penguasaan siswa terhadap konsep operasi hitung bilangan. Tes akhir ini

juga dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan penguasaan siswa

terhadap sifat-sifat operasi hitung bilangan.

2. Metode observasi adalah metode yang digunakan dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap objek yang diteliti sebagaimana yang

diungkapkan Sutrisno Hadi:

“Metode observasi bisa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan

dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki”.46

Dengan demikian pengamatan atau observasi dapat dilaksanakan

secara langsung dan sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek

penelitian untuk memperoleh data tentang permasalahan dan segala sesuatu

yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan. Dengan kata lain,

peneliti terjun langsung ke lapangan yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti

ikut langsung saat proses pembelajaran berlangsung dalam kelas. Tujuannya

agar terdapat gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

46
Sutrisno Hadi, Metodologi Research II (Yogyakarta: Andi Offset, 1984), hlm. 126
Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data tentang

bentuk penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran matematika yang

disesuaikan dengan hasil belajar siswa berkaitan dengan pemahaman siswa

terhadap pelajaran dan sikap atau prilaku siswa setelah menerima pelajaran.

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan di kelas selama proses

pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang diamati meliputi aktivitas peneliti

sebagai pengajar dan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran.

Pengamatan dilakukan oleh peneliti, guru matematika.

3. Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab

sepihak yang dikerjakan dengan cara sistematis dan berlandaskan pada

tujuan penyelidikan.47

Lexy J. Moleong, menjelaskan wawancara (interview) merupakan

percakapan-percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilaksanakan

oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan yang

diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu.48

Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data tentang persiapan

pembelajaran yang dibuat oleh guru bidang studi, bagaimana proses

penerapan pendekatan CTL yang digunakan dalam pembelajaran matematika.

Wawancara dilakukan untuk menelusuri dan mengetahui pemahaman

siswa (subjek wawancara) pada materi operasi hitung bilangan. Wawancara

47
Ibid., hlm. 193
48
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 135
juga dilakukan untuk mengetahui respon subjek terhadap pembelajaran yang

telah diikuti. Wawancara dilakukan pada subjek wawancara di akhir

pembelajaran dan didasarkan pada format wawancara yang disediakan

peneliti.

4. Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa didalam melaksanakan metode

dokumentasi peneliti menyelidiki benda tertulis seperti buku-buku,

majalah, peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.49

Dari rujukan diatas, teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah dengan menganalisa data-data tertulis seperti: arsip-

arsip, catatan-catatan administrasi yang berhubungan dengan penelitian.

Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data tentang

rencana pembelajaran, mengajar guru, data tentang sarana dan prasarana

mengajar mata pelajaran matematika, rapot siswa, struktur organisasi sekolah,

daftar guru dan pegawai dan daftar siswa di SDN I Madyopuro Malang dan

dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan penelitian.

Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data yang tidak terekam

dalam lembar observasi dan bersifat penting sehubungan dengan kegiatan

pembelajaran.

49
Sutrisno Hadi, op.cit, hlm: 131
F. Analisis Data

Analisis data adalah sebuah proses yang dilakukan melalui pencatatan,

penyusunan, pengolahan, dan penafsiran serta menghubungkan makna data

yang ada kaitannya dengan masalah penelitian.50 Lexy J Moleong

menyebutkan bahwa analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola kategori, dan satuan uraian dasar sehingga

dapat ditentukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data.51

Data yang terkumpul akan terdiri dari hasil tes, observasi, wawancara,

catatan lapangan, dan angket. Analisis data akan dilakukan setiap kali setelah

pemberian suatu tindakan. Teknik analisis data yang akan digunakan adalah

model alir (flow model) yang dikemukakan Miles dan Huberman (1992:18)

yang meliputi kegiatan (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3)

menarik kesimpulan serta verifikasi.

1. Mereduksi Data

Mereduksi data adalah kegiatan menyeleksi, menfokuskan, dan

menyederhanakan semua data mentah dan kasar yang telah diperoleh.

Reduksi data dapat dilakukan dengan memilih, menyederhanakan,

menggolongkan sekaligus menyeleksi informasi yang relevan dengan

masalah penelitian. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang

50
Nana Sudjana, Awal Kusumah, Proposal Penelitian di Perguruan Tinggi
(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000), hlm. 89
51
Lexy J. Moleong, op. cit., hlm. 103.
jelas sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah kegiatan menyajikan hasil reduksi data secara

naratif sehingga memungkinkan penarikan kesimpulan dan keputusan

pengambilan tindakan. Data yang telah disajikan tersebut selanjutnya

dibuat penafsiran dan evaluasi untuk tindakan selanjutnya. Hasil

penafsiran dan evaluasi dapat berupa (a) perbedaan antara jenis penelitian

dan pelaksanaan tindakan, (b) perlunya perubahan tindakan, (c) alternatif

tindakan yang dianggap tepat, (d) persepsi peneliti, guru, dan teman

sejawat mengenai tindakan yang telah dilaksanakan, dan (e) kendala-

kendala yang muncul dan alternatif pemecahannya.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah memberikan kesimpulan

terhadap hasil penafsiran dan evaluasi. Kegiatan ini juga mencakup

pencarian makna data serta pemberian penjelasan. Kegiatan verifikasi

merupakan kegiatan mencari validitas kesimpulan. Kegiatan yang

dilakukan adalah menguji kebenaran, kekokohan, dan kecocokan makna

yang ditemukan.

Pengelolaan data atau analisis data merupakan tahap yang penting dan

menentukan. Karena pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan


sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang

diinginkan dalam penelitian.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.

Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.

Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility),

keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian

(confirmability).52

Untuk mendapat data yang lebih relevan dan urgen terhadap data yang

terkumpul, maka penulis menggunakan kriteria derajat kepercayaan. Lexy J

Moleong menyebutkan bahwa kriteria derajat kepercayaan menggunakan

teknik pemeriksaan sebagai berikut:

a. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-

unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang

sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara

rinci. Hal ini berarti bahwa peneliti mengadakan pengamatan dengan teliti

dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol

kemudian menelaahnya secara rinci.

52 52
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 173
b. Triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

c. Pemerikasaan sejawat melalui diskusi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau

hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan

sejawat.

d. Analisis kasus negatif

Teknik ini digunakan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus

yang tidak sesuai dengan pola dan kecendrungan informasi yang telah

dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

e. Kecukupan referensial

Maksud dari teknik ini adalah mengumpulkan bahan-bahan yang

tercatat dan terekam untuk digunakan sebagai patokan untuk menguji

sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data.

f. Pengecekan anggota

Hal ini dilakukan dengan mengecek data, para anggota yang terlibat

yang mewakili rekan-rekan mereka dimanfaatkan untuk memberikan


reaksi dari segi pandangan dan situasi mereka sendiri terhadap data yang

telah diorganisasikan oleh peneliti.53

H. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang dilakukan meliputi tiga tahap yaitu: (1)

tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap penyelesaian.

1. Tahap Persiapan

a. Pengajuan judul dan proposal ke jurusan

b. konsultasi proposal ke dosen pembimbing

c. Melakukan kegiatan kajian pustaka yang sesuai dengan judul

penelitian

d. Menyusun metodologi penelitian

e. Mengurus surat izin penelitian kepada dekan fakultas Tarbiyah UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang yang di tujukan kepada kepala

sekolah SDN Madyopuro I Malang.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengadakan penelitian tindakan kelas bersama guru bidang studi,

penelitian ini terdiri dari dua siklus yang dilaksanakan selama empat

kali pertemuan.

b. Melakukan wawancara kepada siswa kelas empat dan guru bidang

studi.

53
Ibid., hlm. 175-181
c. Menggali data penunjang melalui dokumen-dokumen yang diperlukan,

pengelolaan data dilakukan dengan cara data yang diperoleh dari hasil

penelitian dengan teknis analisis yang telah ditetapkan.

3. Tahap Penyelesaian.

a. Menyusun kerangka hasil penelitian

b. Menyusun laporan akhir penelitian dengan selalu berkonsultasi

kepada dosen pembimbing

c. Ujian pertanggung jawaban hasil penelitian di depan dewan penguji

d. Penggandaan dan penyampaian laporan hasil penelitian kepada pihak

yang berwenang.
BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini mendeskripsikan tentang keberadaan obyek penelitian

dan hasil paparan data ketika proses belajar mengajar berlangsung, yaitu ketika

menerapkan pendekatan CTL (contextual teaching and learning) pada pokok

bahasan operasi hitung bilangan yang telah peneliti terapkan di kelas IV SDN

Madyopuro I Malang. Supaya situasi pembelajaran dapat diikuti secara utuh,

maka peneliti memaparkan semua proses yang terjadi selama berlangsungnya

pembelajaran, mulai dari kegiatan awal hingga peneliti menutup pembelajaran

dari masing-masing pertemuan. Penelitian dimulai pada tanggal 3 Agustus

2009. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, dan satu siklus selama

dua kali pertemuan.

A. Latar Belakang Obyek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SDN Madyopuro I Malang

SD Madyopuro I didirikan pada tahun 1912 yang merupakan, SD

konvensional. Dikatakan SD konvensional dikarnakan SD ini merupakan, SD

peningalan pada zaman Belanda, yang dulunya disebut sekolahan rayat (SR),

atau “sekolah ongko loro” karena cuma memiliki dua lokasi/dua kelas saja.

Bangunan tertua di SDN Madyopuro I adalah ruang yang sekarang

digunakaan kelas III A dan Kelas III B, dimana bangunannya sampai

sekarang belum perna di bongkar dan dindingnya terbuat dari bambu.


Dikarenakan perkembangan zaman, dulunya sekolah rayat 2 tahun

beruba menjadi sekolah dasar yaitu 6 tahun, akhirnya menamba 4 lokal yaiu

ruang kelas II, IV, V, VI. Dimana dahulu dana untuk membangun adalah

berasal dari swadaya masyarakat. Dahulu yang merupakan SD konvesional

adalah SD Madyopuro I dan II tetapi pada tahun 1973 ada impres 10 sepuluh

yaitu penambahan di sekolah, dan tenaga guru yang dikarenakan banyaknya

murid yang ingin masuk ke sekolah tersebut.

Pada tahun 1990 terjadi perubahan nama yaitu SDN Madyopuro I

tetap, sedangkan SDN II berubah menjadi SDN Madyopuro IV, lalu SDN

Madyopuro V berubah menjadi SDN Madyopuro II. Pada tahun 2000 SDN

Madyopuro II direkrut dengan SDN Madyopuro I. dari dua lembaga menjadi

satu lembaga, dari dua kepala sekolah menjadi satu kepalah sekolah, dan dari

dua administrasi menjadi satu administrasi.

Adapun alasan pereggrutan adalah sebagai berikut:

1. Penyempitan lokasi

2. Pengurangan tangungan kepalah sekolah

3. Mengefektifkan dan menefensiensikan tenaga pendidikan, dan

biaya pendidikan

Di halaman SDN Madyopuro I terdapat bambu bersejarah, yaitu

dibangun monumen bambu runcing, dan sumur maut. Bangunaan ini

membawah sejarah positif selama penjajahan Belanda, yaitu menceritakan

bahwa terdapat masyarakar Madyopuro yang dibantai di sumur maut yang


sekarang terletak di belakang sekolah, di mana separuh dari sumur tersebut

berada di kelas satu A yang tertutup tembok kelas, ditambah bangunan

bambu runcing yang menunjukan sejarah rakyat membela tanah air, yang

setiap bulan September selalu diperingati oleh angkatan 45. Monumen

bambu runcing dibangun menggunakan dana dari pemerintahan, dan

masyarakat yang disponsori oleh angatan 45.

2. Visi dan Misi

VISI

Mewujudkan manusia yang menguasai IPTEK dan IMTAQ serta berbudi luhur

MISI

Menumbuhkan siswa siswi yang unggul dan berprestasi dibidang

1. Ilmu pengetahuan dan teknologi

2. Seni budaya

3. Berwatak demokrasi

4. Terampil dan mandiri

3. Tujuan SDN Madyopuro I

Membina siswa-siswi agar memiliki ilmu pengetahuan, teknologi,

ketrampilan, keimanan, ketakwaan serta akhlak terpuji yang berguna bagi

Agama, Nusa dan Bangsa.


4. Struktur Organisasi SDN Madyopuro I

Adapun struktur organisasi SDN Madyopuro I adalah sebagaimana

terlampir pada lampiran

5. Denah Lokasi

Adapun denah lokasi SDN Madyopuro I adalah sebagaimana

terlampir pada lampiran

6. Program Ekstrakurikuler dan Muatan Lokal

1. Bidang Keagamaan

a. Praktek sholat berjamaah

b. Sholat dhuha

c. Sholat gerhana

d. Sholat rawatib

e. Tartil Al-Qur’an

2. Pembinaan pramuka

a. Latihan siaga/ penggalang

b. Perkemahan

3. Bidang kesenian

a. Seni membaca

b. Seni kaligrafi

c. Seni dekorasi

d. Seni tari
4. Bidang kemasyarakatan

a. Bakti sosial

b. Peringatan hari besar Islam

c. Pemberian santunan

5. Lain-lain

Studi banding.

B. Paparan Data

Paparan hasil penelitian ini membahas mengenai “Penerapan pendekatan

CTL (contextual teaching and learning) untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa tentang operasi hitung bilangan pada siswa kelas IV SDN

Madyopuro I di Malang”. Dengan Mengacu pada tujuan penelitian yaitu.

(a) Mendiskripsikan poreses peningkatan prestasi belajar matematika

melalui pendekatan CTL (contextual teaching and learning) pada kelas IV

SDN Madyopuro I di Malang. (b) Untuk mendiskripsikan penerapan

pendekatan CTL (contextual teaching and learning) dapat meningkatkan

prestasi belajar matematika pada kelas IV SDN Madyopuro I di Malang.

1. Observasi Awal

Pada waktu melaksanakan observasi awal di SDN Madyopuro I di

Malang. Peneliti melakukan pengamatan untuk mengetahui sejauh mana

tingkat motivasi, keaktifan dan prestasi belajar peserta didik. Peneliti

melakukan wawancara awal kepada kepala sekolah yang akan dijadikan

subyek penelitian. Kemudian peneliti diberi kesempatan untuk langsung masuk

ke kelas IV B, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas IV B,


perolehan dari hasil wawancara tersebut, bahwa guru masih menggunakan

pembelajaran tradisional, adapun metode yang dipakai sampai saat itu adalah

ceramah, tanya jawab, dan hafalan. Dari hasil pantauan peneliti, belum ada

inovasi baru dari pihak sekolah untuk memperbaiki pembelajaran, khususnya

mata pelajaran matematika. sehingga motivasi, keaktifan, dan prestasi siswa

dalam mempelajari pelajaran matematika cenderung rendah, hal ini

ditunjukkan pada hasil nilai rapot yang diperoleh siswa kelas IV pada semester

ganjil sangat minim. Setelah memperoleh beberapa data yang menunjukkan

bahwa siswa di SDN Madyopuro I Malang, khususnya kelas IV perlu diberikan

tindakan yang positif dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi, prestasi

siswa dalam mempelajari matematika, maka mulai tanggal 31 Juli 2009,

peneliti mendapat izin dari pihak fakultas dan kepala sekolah SDN Madyopuro

I Malang untuk mengadakan penelitian. Peneliti juga meminta data-data yang

diperlukan sebagai tolak ukur keberhasilan ketika menerapkan pembelajaran

dengan pendekatan CTL (contextual teaching and learning) yang akan

dilaksanakan.

2. Pre-Tes

a. Rancangan Pre-Tes

Pre-tes dirancang dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman peserta didik terhadap situasi pembelajaran sebelumnya, yaitu

pembelajaran dengan menggunakan metode tradisional yaitu metode ceramah.

Adapun persiapan dalam pelaksanaan pre-tes yaitu membuat rencana

pembelajaran sebagai berikut:


1. Kegiatan awal, guru memberikan salam, memberikan motivasi,

perkenalan dengan siswa, dan menayakan kabar siswa.

2. Kegiatan inti, guru mulai bertanya sedikit tentang pelajaran sebelumnya.

Kemudian dilanjutkan dengan pemberian pre tes kepada peserta didik

untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan atau daya ingat

peserta didik terhadap pembelajaran yang diperoleh selama

menggunakan metode yang tradisional yaitu ceramah.

3. Kegiatan akhir, guru memberikan pesan-pesan yang bermanfaat sebelum

meninggalkan kelas, agar peserta didik selalu belajar, dan mengucapkan

salam penutup.

b. Pelaksanaan Pre-Tes

Pre-tes dilaksanakan pada tanggal 03 Agustus 2009 pada jam pertama,

pre tes dilaksanakan selama 2 x 35 menit jam pelajaran. Suasana di kelas mulai

agak gaduh setelah peneliti membagikan soal yang akan dijawab oleh peserta

didik, banyak peserta didik yang bertanyak kepada teman sebelahnya untuk

memperoleh jawaban yang sesuai. Bahkan ada yang jalan-jalan untuk mencari

jawaban dari teman-temannya yang lain. Itu semua karena ketidaksiapan

peserta didik dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru atau peneliti.

c. Observasi dan Hasil Pre-Tes

Dilihat dari hasil pre-tes, banyak sekali siswa yang asal-asalan

menjawab pertanyaan yang diberikan, dan mereka kurang semangat serta

kurang antusias untuk mengerjakannya, banyak peserta didik yang putus asa

dengan kemampuan yang dimilikinya. Hal ini dapat dilihat dari ketidaksiapan
mereka dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. dilihat dari prestasi/nilai

yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa siswa memperoleh prestasi yang

cenderung rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa metode ceramah saja kurang

cocok jika diterapkan dalam pembelajaran matematika. Indikator rendahnya

motivasi, kurang aktif, dan rendanya prestasi adalah banyak siswa yang

cenderung tidak peduli dengan jawabannya, apakah salah atau betul, tidak

adanya keinginan untuk bertanya jika mengalami kesulitan, mereka cenderung

diam, tidak peduli dengan perolehan hasil yang mereka dapatkan. Itulah

dampak karena siswa tidak diikutsertakan untuk berperan aktif pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

Pada saat mengerjakan pre tes, peserta didik kurang begitu semangat,

dan isi jawabannya masih ada yang kosong atau hanya separuh yang dijawab,

tidak secara keseluruhan. Hasil nilai pre tes dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 1

Distribusi skor pre-tes mata pelajaran matematika kelas IV

No. Interval Skor Frekwensi Keterangan

1. 96-100 7 Lulus

2 71-75 5 Lulus

8. 61-65 4 Lulus

9. 56-60 3 Lulus

11. 46-50 4 Tidak Lulus

13. 36-40 3 Tidak Lulus

15. 00-30 21 Tidak Lulus

Jumlah 47

* Diambilkan dari Kriteria Penilaian di SDN Madyopuro I Malang

tahun ajaran 2008-2009.

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan

siswa dalam satu kelas adalah 40,43 % yakni dari 47 peserta tes, yang

dinyatakan lulus sebanyak 19 orang. Sedangkan yang gagal sebanyak 28 orang

atau sebesar 59,57 %, dan di bawah standar kelulusan. Sembilan orang izin

tidak masuk karena ada kepentingan, sakit. Ini semua menunjukkan bahwa

peserta didik selama ini kurang termotivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran matematika, sehingga berpengaruh pada prestasi belajar peserta

didik yang sangat rendah.


d. Refleksi Pre-Tes

Dari hasil pre-tes dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi

tradisional dengan metode ceramah saja, kurang mengena dan kurang cocok

diterapkan dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan operasi hitung

bilangan perkalian dan pembagian, karena strategi ini menyebabkan siswa

kurang semangat dan antusias dalam belajar, nampak pada raut wajah peserta

didik yang malas-malasan dalam menjawab soal pre tes yang diberikan oleh

guru, peneliti, dan rasa ingintahu yang dimiliki kurang, sehingga

mengakibatkan suasana kelas menjadi pasif dan berdampak pada rendahnya

prestasi belajar siswa. Dengan metode ceramah ini, peserta didik hanya

mengandalkan informasi dari guru saja, padahal materi yang disajikan, dapat

diakses dari berbagai sumber.

Untuk menyikapi hasil dari pre-tes yang telah di laksanakan, maka

perlu adanya perbaikan, pembenahan sebagai berikut:

a) Mengaktifkan peserta didik dengan menggunakan strategi dan

metode yang tepat sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.

Peneliti dalam hal ini akan melakukan tindakan kepada peserta

didik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan

menggunakan pendekatan CTL (contextual teaching and learning),

dengan strategi learning start with quesetion (belajar dimulai

dengan pertanyaan)

b) Mengadakan refleksi pada setiap pertemuan untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan.


Setelah peneliti mengadakan pre-tes, rencana selanjutnya adalah

menerapkan pembelajaran dengan pendekatan CTL (contextual teaching and

learning) sesuai dengan tujuan kedatangan peneliti di SDN Madyopuro I yaitu

meningkatkan prestasi belajar peserta didik untuk belajar perkalian dan

pembagian pada mata pelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan

CTL (contextual teaching and learning).

C. Paparan Data dan Temuan Penelitian Siklus I

1. Paparan Data Siklus I, Pertemuan I

a. Perencanaan Tindakaan

Sebelum penelitian melakukan peneliti membuat perencanaan atas

dasar sebagai berikut:

(1) Pengamatan peneliti dengan melihat nilai pre-tes yang

dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2009, menunjukkan bahwa

nilai mata pelajaran matematika sangat rendah, hal ini dapat

dikaitkan dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

matematika juga rendah, karena pada bayangan mereka belajar

tentang berhitung itu susah karena tidak menarik, menyenangkan,

dan harus berfikir. sebab selama ini strategi pembelajaran yang

digunakan guru masih konvensional yaitu dengan metode ceramah,

menghafal perkalian satu sampai sepuluh yang dirasa kurang

mengena, dan membosankan.


(2) Dengan menerapkan pendekatan CTL (contextual teaching and

learning) yang di dalamnya mengikut sertakan peserta didik secara

aktif dan alami dalam proses pembelajaran, dengan harapan

kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, dan dapat menumbuhkan

motivasi, prestasi belajar dalam setiap individu peserta didik.

Dalam tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) untuk standar kompetensi peserta didik Memahami dan

menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah

Secara rinci rencana pembelajaran pada siklus pertama yang terdiri

dari dua pertemuan, dengan menggunakan pendekatan CTL (contextual

teaching and learning) adalah sebagai berikut:

1) Guru menjelaskan standar kompetensi, kompetensi dasar serta

tujuan yang akan dicapai atau dikuasai peserta didik dalam proses

pembelajaran.

2) Menyampaikan materi secara garis besar, yang didalamnya

terdapat beberapa pemahaman konsep hitung bilangan bulat.

3) Tahap Tanya jawab antara pendidik dan peserta didik mengenai

hal-hal yang belum dimengerti..

4) Pembagian kelompok, masing-masing terdiri atas 4 orang siswa,

yang mana penentuan kelompok berdasarkan pertimbangan

tertentu.
5) Melaksanakan kuis antar kelompok, dengan beberapa pertanyaan

tentang perkalian satu angka dengan dua atau tiga angka yang

sudah disiapkan oleh guru sebelumnya.

6) Pada akhir sesi, guru melakukan evaluasi individu dan memberikan

kesimpulan atas pembelajaran yang telah dilakukan (RPP

terlampir).

Kriteria (indikator yang menjadi penanda) untuk menentukan bahwa

strategi yang dikembangkan telah berhasil memecahkan masalah yang sedang

diupayakan pemecahannya, dilakukan secara kualitas maupun kuantitas. Secara

kualitas dapat dilihat dari aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran,

seperti tingkat motivasi, keceriaan, keantusiasan dan kreativitas dalam

mengikuti proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan peneliti

selama pembelajaran matematika berlangsung.

Sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan cara tes. Keberhasilan

individual ditetapkan jika siswa memperoleh ketuntasan belajar minimal 56 ini

adalah skor minimal batas kelulusan sebagaimana ketentuan sistem evaluasi

yang tercantum dalam pedoman pendidikan SDN Madyopuro I tahun akademik

2008/2009. 54

Pada rencana tindakan siklus pertama, peneliti menerapkan

pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi Bermain jawaban dan

learning start with question (belajar di mulai dengan pertanyaan), cerama, dan

54
Pengumpulan data yang peneliti peroleh pada tanggal 03 Agustus2009.
diskusi. Strategi ini diupayakan agar siswa mempunyai prestasi, motivasi yang

tinggi dan mampu berperan aktif dalam belajar di kelas serta terlibat aktif

dalam kerjasama antar siswa sehingga prestasi belajar mereka meningkat. Hal

ini dilakukan agar masing-masing siswa tidak melakukan tindakan semaunya

sendiri, seperti bermain, membuka buku mata pelajaran selain matematika, dan

mau berfikir sendiri serta tanggap dengan berbagai macam perintah guru yang

sifatnya membangun, sehingga pengetahuan tentang pelajaran matematika

menjadi maksimal dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Siklus pertama dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan atau selama

140 menit, yang dilaksanakan pada tanggal 03 dan 04 Agustus 2009. Kegiatan

pembelajaran dirancang untuk memberikan pemahaman secara garis besar

kepada peserta didik tentang bagaimana cara yang efektif dan efisien untuk

dapat menguasai perkalian, pembagian bilangan bulat dalam pembelajaran

matematika. RPP dikembangkan berdasarkan silabus yang dipakai guru

matematika di SDN Madyopuro I Malang selama ini.

Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran adalah buku

panduan matematika sesuai dengan kurikulum KTSP. Sedangkan alat atau

bahan yang dibutuhkan dalam program pembelajaran adalah potongan-

potongan kertas warna yang berisi beberapa pertanyaan. Adapun untuk

mengungkap hasil peningkatan prestasi, motivasi belajar siswa digunakan

instrumen penilaian berupa pedoman pengamatan terhadap aktivitas peserta

didik selama mengikuti proses pembelajaran, dan tes hasil belajar.


b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pembelajaran siklus I, pertemuan I dilaksanakan pada tanggal

04 Agustus 2009. Pada kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan

mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa, menjelaskan tujuan

pokok bahasan, menanyakan materi yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya, memberikan soal pada siswa.

Kegiatan inti : guru membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 4 siswa, kemudian guru membagikan kertas kepada siswa untuk di

kerjakan secara berkelompok. Setiap kelompok membuat sebanyak mungkin

soal beserta jawabannya dari ringkasan materi yang disediakan. Guru

memberikan waktu bagi siswa untuk mengerjakan soal dan diskusi bersama

teman sekelompolnya.

Siswa membaca ringkasan materi dengan cermat, siswa membuat

sebanyak- banyaknya soal tentang perkalian dua, tiga angka dikalikan dengan

satu angka beserta jawabannya guru berkeliling mengamati siswa sambil

melakukan penilaian proses serta memberi motivasi, mengarahkan memberi

jawaban atas pertanyaan siswa dalam kelompok siswa.

Setelah siswa selesai mendiskusikan lembar kerjanya dengan

membuat soal beserta jawabannya, maka setiap kelompok menunjuk salah satu

temannya sebagai perwakilan untuk membacakan hasil diskusinya dengan

membuat soal beserta jawabannya, dan kelompok lain memberikan tanggapan.

Kegiatan Akhir: guru menganalisis hasil kegiatan siswa kemudian

guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah


dilaksanakan. Guru mengadakan tanya jawab pada siswa untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari, kemudian guru

memberitahukan pada siswa materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Setelah pelaksanaan pembelajaran berakhir guru mengadakan wawancara

dengan siswa tentang kesan-kesan siswa terhadap pembelajaran yang telah

dilakukan.

Berikut hasil wawancara responden dengan siswa:

“Saya menyukai metode ini karena saya bisa mengerti


materi yang disampaikan, menurut pendapat saya tentang cara guru
menerangkan/menjelaskan materi pelajaran sudah baik, saya pun
dapat memahami materi dengan baik, selama proses pembelajaran
saya tidak mengalami kesulitan untuk mengerjakan lembar kerja yang
di sediakan, saran saya untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya
adalah kalau menerangkan materi lebih dijelaskan lagi”.55

“Saya menyukai metode ini karena bisa belajar dan faham


tentang materi yang disampaikan yaitu tentang perkalian, menurut
pendapat saya cara guru menerangkan /menjelaskan materi pelajaran
enak, dan saya pun faham dengan materi yang baru saya ikuti, selama
proses pembelajaran saya tidak mengalami kesulitan dalam
mengerjakan lembar kerja siswa yang telah disiapkan, untuk kegiatan
pelajaran selanjutnya lebih diperjelas dalam menerangkan materi”.56

“Saya menyukai metode pembelajaran ini, pendapat saya


tentang guru dalam menerangkan/menjelaskan materi pelajaran enak,
dan saya dapat memahami pelajaran yang sudah saya ikuti, selama
kegiatan pembelajaran saya tidak mengalami kesulitan dalam
mengerjakan lembar kerja yang sudah disediakan”.57

Wawancara dengan Elsa M siswa kelas IV,( 4 Agustus 2009, Jam 08.30- 08. 45.
di ruang kelas IV)
Wawancara dengan Bella S siswa kelas IV,( 4 Agustus 2009, Jam 08.30- 08. 45.
di ruang kelas IV)
57
Wawancara dengan Diyas siswa kelas IV,( 4 Agustus 2009, Jam 08.30- 08. 45. di
ruang kelas IV)
Hasil Wawancara responden Guru:

“Menurut pendapat saya tentang PBM yang baru dilakukan


sudah baik, tetapi performance perlu ditingkatkan, bagian yang sudah
baik dalam proses pembelajaran persepsi, kegiatan inti dan penutup
dan bagian yang perlu di perbaiki adalah dalam penyampaian materi
jangan terlalu luas, dan jangan terlalu cepat, saya yakin bahwa
penerapan pembelajaran kontekstual (CTL) dapat meningkatkan
prestasi, pemahaman konsep matematika pokok bahasan perkalian,
karena dapat memadukan berbagi metode, sesuai karakter materi yang
dibutuhkan, Saran saya untuk perbaikan PBM selanjutnya adalah
menyampaikan materi jangan terlalu luas, dan jangan terlalu cepat,
kuasai kelas dengan baik”.58

c. Hasil Observasi

Penerapan pendekatan CTL pada siklus I pertemuan pertama ini

menimbulkan peningkatan yang lebih baik dari pada sebelum siswa belajar

dengan metode ceramah. Suasana kelas menjadi menyenangkan, karena siswa

tidak hanya berdiam diri pada bangku mereka masing-masing akan tetapi

mereka berusaha mencari pengetahuan baru dengan berdiskusi dengan teman

dalam kelompok. Hal ini terlihat dari pertemuan pertama, siswa terlihat mampu

bersosialisasi di dalam kelompok meski terlihat asing dengan penggunaan

metode ini. Ada juga siswa yang sulit di arakan, banyak juga siswa yang

terkesan pendiam malu-malu untuk menggukapkan pendapatnya.

58
Wawancara dengan Bapak Slamet Guru bidang studi matematika kelas IV, (4
Agustus 2009, Jam 09.30- 09. 45. di ruang guru)
Tabel 2

Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Selama proses


pembelajaran Siklus I Pertemuan I

No Kriteria Penilaian Frekwensi %

1. 20 – 24 (antusias sekali) 11 siswa 23,4

2. 14 – 19 (cukup antusias) 13 siswa 27,7

3. 8 – 13 (kurang antusias) 17 siswa 36,2

Tabel 3

Skor yang Diperoleh Siswa pada Siklus I Pertemuan I

NO Skor Yang Diperoleh Frekwensi %

1. 11 2 28,6

2. 12 15 31,9

3. 16 11 23,4

4. 18 2 4,3

5. 22 2 4,3

6. 23 3 6,4

7. 24 6 12,8
Pengolahan data hasil penilaian proses pengamatan sikap selama proses

pembelajaran di hitung dengan rumus:

F
P= x 100%
N

Keterangan:

F = Jumlah nilai aspek tahapan pembelajaran yang teramati di

lapangan.

N = Jumlah skor (maksimal).

P = Presentase keterlaksanaan tahapan pembelajaran.59

d. Refleksi Pelaksanaan Tindakan

Pada kegiatan siklus pertama pertemuan pertama,

menunjukkan bahwa ada permasalahan dalam proses perencanaan

tindakan dalam kegiatan penilai yang di capai siswa hanya mencapai

rata- rata kelas 67. Sedangkan pada tahap pelaksanaan tindakan

menunjukkan bahwa (1) para siswa masih memerlukan waktu untuk

menyesuaikan diri dengan kelompoknya, karena pada pelaksanaan

pembelajaran sebelumnya tidak di bentuk berkelompok; (2) terdapat

satu kelompok yang lambat dalam menyelesaikan lembar kerja

kelompok Karena kurang kerja sama sesama anggota kelompok; (3) di

lihat dari hasil penilaian individu selama proses pembelajaran, dari 47

siswa ada, 11 siswa sangat antusias dalam berdiskusi, siswa

memperoleh skor 22 (4,3 %), 3 siswa memperoleh skor 23 (6,4 %), 6

siswa memperoleh skor 24 (12,4 %). 17 siswa yang kurang antusias

59
Arikunto, Prosedur Penelitian Jakarta: PT Rineka Cipta,( 2002),hlm 246
dalam berdiskusi, 2 siswa memperoleh skor 11 (28,6 %), 15 siswa

memperoleh skor 12 (31,9 %). 13 siswa yang cukup antusias dalam

berdiskusi, 11 siswa memperoleh skor 16 (23.4 %), 2 siswa

memperoleh skor 18 (4,3 %). Dan untuk siswa yang diyatakan lulus 29

siswa dengan skor 100-56 (61,70%), siswa yang tidak lulus 18 siswa

dengan skor 55-00 (38,30%).

2. Paparan Data Siklus I, Pertemuan II

a. Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan dalam siklus pertama pertemuan kedua ini di

fokuskan siswa mempelajari perkalian dan pembagian bilangan bulat dengan

melakukan percobaan, mengerjakan lembar kegiatan percobaan, dan

mempresentasikan hasil diskusi kelompok dari percobaan yang telah

dilakukan.

Sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran adalah Buku teks

matematika kelas IV dari berbagai macam penerbit, kurikulum dan standar

kompetensi mata pelajaran umum SD.

Adapun untuk mengungkap prestasi belajar yang di capai siswa

digunakan instrumen penilaian individu dan kelompok berupa pedoman

pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pembelajaran pada siklus pertama pertemuan kedua

dilaksanakan pada hari selasa tanggal 5 Agustus 2009, pada kegiatan awal

guru menyampaikan apersepsi dengan mengucapkan salam, menanyakan


keadaan siswa dan memberi motivasi belajar, memberitahukan kepada siswa

tujuan pembelajaran materi pada pertemuan kali ini, menanyakan pada siswa

tentang pelajaran pada pertemuan sebelumnya dan dikaitkan dengan materi

yang akan dipelajari.

Pada kegiatan inti guru memberikan pengantar materi tentang

perkalian dengan penyelesaian bersusun, guru membentuk kelompok, setiap

kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa, kemudian guru membagikan lembar

kegiatan percobaan kepada setiap kelompok. Kemudian setiap kelompok

menyiapkan peralatannya diatas meja masing-masing. Guru memberikan

kesempatan waktu bagi setiap kelompok untuk melakukan percobaan dan

mengerjakan lembar kegiatan percobaan.

Siswa melakukan percobaan, siswa melakukan penyelidikan terhadap

jawabannya untuk melakukan pembuktian terhadap. apa yang didiskusikan

dengan temannya guru berkeliling mengamati siswa sambil melakukan

penilaian proses serta memberi motivasi, mengarahkan memberi jawaban atas

pertanyaan siswa dalam kelompok.

Setelah semua kelompok selesai melakukan kegiatan, maka setiap

kelompok menunjuk salah satu temannya untuk maju ke depan membacakan

hasil diskusinya, kelompok yang lain menanggapi hasil diskusi yang sudah

dibacakan.

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi

yang belum dipahami dan memberitahukan materi yang akan dipelajari, guru

mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam pada siswa. Setelah


pelaksanaan pembelajaran berakhir guru mengadakan wawancara dengan siswa

tentang kesan-kesan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Berikut hasil wawancara responden dengan siswa:

“Saya menyukai metode ini karena gurunya baik, pendapat saya


tentang cara guru menerangkan dan menjelaskan materi pelajaran
sudah baik, dan saya faham dengan materi yang sudah pelajari, saya
tidak mengalami kesulitan dalam melakukan percobaan dan
mengerjakan lembar kerja yang sudah di sediakan”.60

“Saya Menyukai metode ini karena bisa dengan mudah


mengetahui operasi hitung bilangan, pendapat saya tentang cara guru
menerangkan dan menjelaskan materi yang sudah dipelajari sudah
jelas, dan saya faham dengan materi yang sudah dipelajari, saya tidak
mengalami kesulitan dalam mengerjakan lembar kerja”.61

“Saya menyukai metode ini karena saya menyukai pelajaran


matematika, pendapat saya tentang cara guru dalam menerangkan dan
menjelaskan materi sudah enak, ada sedikit materi yang belum saya
pahami, saya mengalami sedikit kesulitan dalam mengerjakan lembar
kerja siswa dan melakukan percobaan”.62

“Saya menyukai metode ini karena saya dapat mudah


mempelajari perkalian dan pembagian, menurut pendapat saya tentang
cara guru menerangkan dan menjelaskan sudah enak, saya dapat
memahami materi yang baru saya ikuti, dan saya tidak mengalami
kesulitan selama proses pembelajaran dan mengerjakan lembar kerja
yang sudah disediakan”.63

Wawancara Responden Guru.

“Menurut pendapat saya tentang PBM yang baru dilakukan


sudah baik, tetapi kelas perlu dikondisikan dengan sempurna, karena
masih ada beberapa siswa bagian belakang yang tidak memperhatikan
penjelasan guru, dalam menjelaskan sudah baik dengan memberikan
pengantar materi yang sudah pernah di dengar siswa, sehingga mereka

60
Wawancara dengan Fatimah siswa kelas IV,( 5 Agustus 2009, Jam 09.30- 09. 45.
di ruang kelas IV)
61
Wawancara dengan Yeni siswa kelas IV,( 5 Agustus 2009, Jam 09.30- 09. 45. di
ruang kelas IV)
62
Wawancara dengan Samsul siswa kelas IV,(5 Agustus 2009, Jam 09.30- 09. 45. di
ruang kelas IV)
63
Wawancara dengan Wildan siswa kelas IV,( 5 Agustus 2009, Jam 09.30- 09. 45.
di ruang kelas IV)
tertarik untuk memperhatikan materi yang di jelaskan, penerapan
pembelajaran kontekstual (CTL) dapat meningkatkan pemahaman
konsep operasi hitung bilangan dengan menggunakan pendekatan
CTL siswa akan lebih bersemangat dan faham dalam pembelajaran
matematika ini”.64

c. Hasil Observasi

Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran menunjukkan

bahwa pembelajaran telah berlangsung cukup baik karena tahapan-tahapan

yang direncanakan dalam RPP dapat terlaksana walaupun ada sebagian yang

belum dilaksanakan oleh guru. Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa selama

proses pembelajaran berlangsung terlihat bahwa siswa dapat merespon

pembelajaran dengan baik. Sosialisasi siswa dalam diskusi sudah cukup baik.

Mereka cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan dan

cukup aktif berdiskusi. Sebagian besar siswa sudah berani untuk

mengungkapkan ide-idenya pada temannya dalam satu kelompok, demikian

juga saat diskusi kelas.

Pada pertemuan kedua siswa cukup senang dengan proses belajar

mengajar yang sedang berlangsung, yaitu dengan belajar bersama dengan

kelompok. Akan tetapi masih ada anak yang bermain sendiri seperti memukul-

mukul bangku sehingga kelas menjadi ramai.

Peningkatan keaktifan pada siklus ini terlihat dari keantusiasan siswa

dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan dengan siswa

aktif dalam kerja kelompok dan mereka cukup mudah menjalin partisipasi

belajar dengan siswa lain, mereka terlihat tidak tertekan dalam menjalankan
64
Wawancara dengan Bapak Slamet Guru bidang studi matematika kelas IV, (5 Agustus 2009,
Jam 10.00- 10. 15. di perpustakan)
proses belajar mengajar. Tatapi ada satu kelompok yang terlihat canggung

dalam kelompok,

Tabel 4

proses pembelajaran Siklus I Pertemuan II Data Hasil Penilaian Proses


Pengamatan Sikap Selama

No Kriteria Penilaian Frekwensi %

1. 20 – 24 (antusias sekali) 17 36,2

2. 14 – 19 (cukup antusias) 19 40,4

3. 8 – 13 (kurang antusias) 11 23,4

Tabel 5

Skor yang Diperoleh Siswa Siklus I Pertemuan II

No Skor Yang Frekwensi %


Diperoleh
1. 11 2 4,3
2. 12 10 21,3
3. 16 18 38,3
4. 18 2 4,3
5. 22 4 8,5
6. 23 4 8,5
7. 24 7 14,9
d. Refleksi Pelaksanaan Tindakan

Pada kegiatan siklus pertama pertemuan kedua, menunjukkan

bahwa tidak ada permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan.

Perencanaan tindakan terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

sebelum melaksanakan pelaksanaan tindakan. Sedangkan pada pelaksanaan

tindakan menunjukkan bahwa (1) siswa tidak lagi kesulitan dalam membentuk

kelompok karena pembentukan kelompok disesuaikan dengan pertemuan

pertama. (2) terdapat beberapa siswa kelompok bagian belakang yang kurang

memperhatikan penjelaskan dari guru ketika menerangkan. (3) dilihat dari hasil

penilaian individu selama proses pembelajaran ada peningkatan dari pertemuan

pertama yaitu dari 47 siswa ada 11 siswa yang kurang antusias dalam proses

pembelajaran. Sedangkan siswa yang sangat antusias selama proses

pembelajaran pada pertemuan kedua ini meningkat menjadi 17 siswa, 4 siswa

memperoleh skor 22 (8,5%), 4 siswa memperoleh skor 23 (8,5%), 7 siswa

memperoleh skor 24 (14,9%). Untuk siswa yang cukup antusias menjadi 19

siswa, 18 siswa memperoleh skor 16 (38,3%), 2 siswa memperoleh skor 18

(4,3%). Dan untuk siswa yang lulus 43 dengan sekor 100-56 (91,50%), yang

tidak lulus 4 siswa skor yang diperoleh 55-00 (8,50%), dan dua tidak masuk

karena sakit.
3. Paparan Data Siklus II Pertemuan I

a. Perencana Tindakan

Dalam tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) untuk standar kompetensi peserta didik Memahami dan

menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah.

Secara rinci rencana pembelajaran pada siklus kedua yang terdiri dari dua

pertemuan, dengan menggunakan pendekatan CTL (contextual teaching end

learning)

Pada siklus kedua, peneliti dan guru bidang studi menetapkan dua

kali pertemuan selama 140 menit sebagai kegiatan pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran dirancang untuk memberikan pemahaman secara garis besar

kepada para siswa tentang pembagian dengan sisa dan tampa sisa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pembelajaran pada siklus kedua pertemuan peretama

dilaksanakan pada hari senin tanggal 10 Agustus 2009, pada kegiatan awal

guru menyampaikan apersepsi dengan mengucapkan salam, menanyakan

keadaan siswa dan memberi motivasi belajar, memberitahukan kepada siswa

tujuan pembelajaran materi pada pertemuan kali ini, menanyakan pada siswa

tentang pelajaran pada pertemuan sebelumnya dan dikaitkan dengan materi

yang akan dipelajari. Untuk memberikan semangat dan motivasi kepada siswa

di minta untuk berdiri semua untuk bertepuk.

Setelah semua siswa sudah siap untuk melakasanakan pembelajaran

pada kegiatan ini, guru memberikan pengantar materi tentang pembagian


kemudian siswa diminta untuk membentuk kelompok sendiri seperti pertemuan

sebelumnya. Kemudian guru membagikan lembar kegiatan percobaan kepada

setiap kelompok. Kemudian setiap kelompok menyiapkan alat dan bahan

percobaan diatas meja masing-masing. Guru memberikan kesempatan waktu

bagi setiap kelompok untuk mengerjakan lembar kegiatan percobaan.

Siswa membuktikan percobaan sebelum melakukan kegiatan

percobaan siswa sibuk menyiapkan alat yang digunakan dalam percoabaan

seperti: pensil, kelereng, dan alat hitung lainnya, semua alat sudah siap semua

siswa secara berkelompok melakukan percobaan, selama kegiatan ini

berlangsung guru berkeliling mengamati siswa sambil melakukan penilaian

proses serta memberi motivasi, mengarahkan memberi jawaban atas

pertanyaan siswa dalam kelompok.

Setelah semua kelompok selesai melakukan kegiatan, maka setiap

kelompok menunjuk salah satu temannya untuk maju ke depan membacakan

hasil diskusinya, kelompok yang lain menanggapi hasil diskusi yang sudah

dibacaka

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi yang

belum dipahami dan memberitahukan materi yang akan dipelajari, guru

mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam pada siswa. Setelah

pelaksanaan pembelajaran berakhir guru mengadakan wawancara dengan siswa

tentang kesan-kesan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Berikut hasil wawancara responden dengan siswa:


“Saya menyukai metode ini karena ada percobaannya, pendapat
saya tentang cara guru menerangkan dan memjelaskan materi sudah
baik dan sayapun dapat memahami materi dengan mudah”.65

“Saya menyukai metode ini karena saya bisa dengan mudah


mengerjakan lembar kegiatan, dari penjelasan guru saya dapat
\memahami materi yang baru saja saya ikuti.”.66

“Saya menyukai metode ini karena saya bisa mudah mengerti


tentang perkalian, pembagian, pendapat saya tentang guru dalam
menerangkan materi pelajaran sudah enak dan saya dapat memahami
pelajaran yang baru saya ikuti dengan baik. Saya sedikit mengalami
kesuliatan dalam mengerjakan lembar kerja kelompok, saran saya
untuk kegiatan pembelajaran yang akan datang melakukan kegiatan
percobaan lagi.”.67

“Saya menyuakai metode ini karena saya mudah mengerti


pembagian bisa kupelajari di rumah, tentang cara guru menjelaskan
sudah baik sehingga saya dapat memahami materi yang baru saya
ikuti, saran saya untuk pembelajaran berikutnya kita melakukan
kegiatan percobaan lagi.”.68

c. Hasil Observasi

Ketika guru mengulas kembali pembelajaran sebelumnya, keadaan

siswa pada saat itu tenang karena memperhatikan setiap detail keterangan yang

disampaikan oleh guru. Semua pandangan peserta didik menuju kedepan,

karena mereka merasa kesulitan dengan materi yang di bahas pada waktu itu,

bahkan banyak siswa yang terangsang untuk bertanya atas hal-hal yang belum

dimengerti. Peserta didik juga sangat antusias mengerjakan tugas yang

diberikan guru, ini dibuktikan tidak ada satupun dari siswa yang merasa

Wawancara dengan Novia siswa kelas IV,( 10 Agustus 2009, Jam 08.30- 08. 45.
di ruang kelas IV)
Wawancara dengan Stefani siswa kelas IV,( 10 Agustus 2009, Jam 08.30- 08. 45.
di ruang kelas IV)
Wawancara dengan Dwi K siswa kelas IV,( 10 Agustus 2009, Jam 08.30- 08. 45.
di ruang kelas IV)
Wawancara dengan Sulistiyo siswa kelas IV,( 10 Agustus 2009, Jam 08.30- 08.
45. di ruang kelas IV)
keberatan dan protes, pada waktu peneliti memerintahkan membuat contoh soal

sebanyak-banyaknya, minimal 7 soal seperti yang sudah dicontohkan oleh

guru.

Hasil dari pengamatan keseluruhan pada tahap ini, bahwa peserta

didik sudah mencapai indikator yang harus dicapai, hal ini dapat ditunjukkan

bahwa motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran matematika

meningkat, peserta didik lebih bersemangat terhadap tugas yang diberikan,

tergerak untuk selalu belajar dan melakukan pekerjaan sesuai dengan minatnya,

terangsang untuk mewujudkan keinginannya, mempunyai keinginan yang kuat

terhadap sesuatu, mengikuti KBM dengan senang dan tidak merasa jenuh

dengan pelajaran, selalu merasa penasaran dan bertanya untuk mencari tahu.

Tabel 6

Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Selama Proses

Pembelajaran Siklus II Pertemuan I

No Kriteria Penilaian Frekwensi %

1. 20 – 24 (antusias sekali) 33 70,2

2. 14 – 19 (cukup antusias) 8 17

3. 8 – 13 (kurang antusias) 4 8,5


Tabel 7
Skor yang Diperoleh Siswa Siklus II Pertemuan I

No Skor Yang Diperoleh Frekwensi %

1. 12 2 4,3

2. 13 2 4,3

3. 16 6 12,8
4 18 2 4,3
5 23 10 21,3
6 24 23 48,9

d. Refleksi Tindakan

Pada kegiatan pembelajaran ini, menunjukkan bahwa terdapat sedikit

permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan hal ini dikarenakan guru

bidang studi tidak bisa hadir secara penuh dalam pembelajaran siklus II

pertemuan I ini sehingga peniliti melaksanakan perumusan tindakan

perencanaaan kegiatan sendiri. Meskipun guru bidang studi tidak hadir

perencanaan tindakan tetap terlaksana sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelum melaksanakan pelaksanaan tindakan. Sedangkan pada

pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa (1) siswa tidak lagi kesulitan dalam

membentuk kelompok karena pembentukan kelompok disesuaikan dengan

pertemuan pertama. (2) terdapat beberapa siswa dari salah satu kelompok yang

melakukan kegiatan tidak sesuai dengan petunjuk kerja, hal ini dikarenakan

kurang kerja sama antar individu dalam kelompok. (3) ada 7 kelompok yang

bersemangat sekali dalam melakukan kegiatan percobaan dan mereka tidak


mengalami kesulitan dalam mengerjakan lembar kegiatan percobaan. (4)

dilihat dari hasil penilaian individu selama proses pembelajaran ada

peningkatan dari siklus II pertemuan I yaitu dari 47 siswa, ada 4 siswa yang

kurang antusias dalam proses pembelajaran. Sedangkan siswa yang sangat

antusias selama proses pembelajaran pada siklus II pertemuan I ini meningkat

menjadi 33 siswa, 23 siswa memperoleh skor 24 (48,9%), 10 siswa

memperoleh skor 23 (21,3%). Untuk siswa yang cukup antusias menjadi 8

siswa, 6 siswa memperoleh skor 16 (12,8%) 2 siswa memperoleh skor 18

(4,3%). Untuk siswa yang kurang antsias 2 siswa memperoleh skor 12 (4,3%)

2 siswa memperoleh skor 13 (4,3%). Siswa yang lulus menjadi 42 dan skor

yang diperoleh 100-56 (89,36%) sedangkan siswa yang tidak lulus 5 siswa skor

yang diperoleh 55-00 (10,64%).

4. Paparan Data Siklus II Pertemuan II

a. Perencanaan Tindakan

Pada siklus kedua pertemuan kedua ini kegiatan pembelajaran

dirancang untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang perkalian, dan

pembagian. dengan melakukan kegiatan untuk membuktikan bahwa perkalian

adalah kebalikan dari pembagian. Sumber belajar yang digunakan dalam

pembelajaran adalah Buku teks matematika kelas IV dari berbagai macam

penerbit, kurikulum dan standar kompetensi mata pelajaran umum sekolah

dasar.
Untuk mengetahui hasil pembelajaran pada pertemuan kedua ini

digunakan instrumen penilaian individu berupa pedoman pengamatan terhadap

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan angket siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pembelajaran pada siklus kedua pertemuan kedua

dilaksanakan pada hari tangal 12 Agustus 2009, pada kegiatan awal seperti

pada kegiatan pada pertemuan sebelumnya guru menyampaikan apersepsi

dengan mengucapkan salam, menanyakan keadaan siswa dan memberi

motivasi belajar, memberitahukan kepada siswa tujuan pembelajaran materi

pada pertemuan kali ini, menanyakan pada siswa tentang pelajaran pada

pertemuan sebelumnya dan dikaitkan dengan materi yang akan dipelajari.

Untuk memberikan semangat dan motivasi kepada siswa di minta untuk berdiri

semua untuk mengerakan tangannya.

Setelah semua siswa sudah siap untuk melaksanakan pembelajaran

pada kegiatan ini, guru menjelaskan materi pembelajaran pada pertemuan kali

ini yaitu tentang perkalian dan pembagian. Kemudian guru membagikan

lembar kegiatan percobaan kepada setiap siswa. Kemudian setiap siswa

menyiapkan dan mulai mengihitung.

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan materi

yang belum dipahami dan memberitahukan materi yang akan dipelajari, guru

mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam pada siswa. Setelah

pelaksanaan pembelajaran berakhir guru mengadakan wawancara dengan

siswa tentang kesan-kesan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.


Berikut hasil wawancara responden dengan siswa:

“Saya menyukai metode ini karena saya bisa memahami materi


yang diajarkan yaitu pembagian, dan saya tidak mengalami kesulitan sedikit
pun selama proses pembelajaran”.69

“Saya menyukai metode ini karena saya suka pelajaran


matematika, menurut pendapat saya tentang cara guru menerangkan dan
menjelaskan sudah bagus, dan saya dapat memahami pelajaran yang baru
saya ikuti dengan baik”.70

“Saya menyukai metode ini karena saya dapat memahami pelajaran


yang dijelaskan oleh guru, menurut pendapat saya tentang cara guru
menerangkan sudah baik, dan saya tidak mengalami kesulitan selama proses
pembelajaran”.71

c. Hasil Observasi

Siklus II ini sebagai tindak lanjut atas kekurangan-kekurangan yang

ditemukan pada siklus I. Pada tahap ini, peneliti juga memberikan evaluasi

sebagai tolak ukur peningkatan keberhasilan siswa dalam melaksanakan

proses pembelajaran.

Hasil pegamatan yang peneliti peroleh pada tahap ini adalah, pada

waktu pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi, siswa begitu ceria dan

antusias, sehingga tercipta suasana yang menyenangkan, sedangkan pada

waktu siswa melaksanakan evaluasi suasana kelas sepi, tidak ada yang

berjalan-jalan untuk mencari jawaban. Siswa lebih percaya diri untuk

menjawabnya sendiri. Bahkan tidak ada satupun siswa yang bertanya kepada

Wawancara dengan Bagus siswa kelas IV,( 12 Agustus 2009, Jam 09.30- 10. 00.
di ruang kelas IV)
Wawancara dengan Alfan siswa kelas IV,( 12 Agustus 2009, Jam 09.30- 10. 00. di
ruang kelas IV)
Wawancara dengan Luluk siswa kelas IV,( 12 Agustus 2009, Jam 09.30- 10. 00.
di ruang kelas IV)
guru terkait dengan soal-soal yang diberikan oleh peneliti, Keadaan ini

berlangsung sampai waktu yang ditentukan habis. Ini menunjukkan bahwa

seluruh peserta didik faham dengan apa yang dimaksudkan dalam soal

tersebut.

Hasil dari pelaksanaan evaluasi siklus II ini, menunjukkan adanya

peningkatan prestasi siswa jika dibandingkan antara hasil pre tes, Pos tes

siklus I yang dilaksanakan sebelumnya. Peningkatan yang diperoleh peserta

didik dari setiap pertemuan terus meningkat. Mulai dari tingkat keberhasilan

pre test sebesar 40,43% menjadi 91,50% dan kemudian pada siklus II

meningkat lagi menjadi 100%. Ini membuktikan 100% siswa berhasil

mempelajari operasi hitung bilangan pada mata pelajaran matematika dengan

menggunakan pendekatan CTL (contextual teaching and learning) .

Tabel 9

Data Hasil Penilaian Proses Pengamatan Sikap Selama Proses

Pembelajaran Siklus II Pertemuan II

No Kriteria Penilaian Frekwensi %

1. 20 – 24 (antusias sekali) 39 83

2. 14 – 19 (cukup antusias) 6 12,8

3. 8 – 13 (kurang antusias) 0 0
Tabel 10

Skor yang Diperoleh Siswa Siklus II Pertemuan II

Skor yang Diperoleh Frekwensi %

1. 16 4 8,5

2. 18 1 2
3 19 1 2
4 23 8 17

5 24 31 66

c. Refleksi Pelaksaan Tindakan

Pada kegiatan siklus kedua pertemuan kedua, menunjukkan bahwa

tidak ada permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan. Perencanaan

tindakan terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelum

melaksanakan pelaksanaan tindakan. Sedangkan pada pelaksanaan tindakan

menunjukkan bahwa dilihat dari hasil penilaian individu selama proses

pembelajaran ada peningkatan dari siklus kedua pertemuan kedua yaitu dari

47 siswa tidak ada yang kurang antusias dalam proses pembelajaran.

Sedangkan siswa yang sangat antusias selama proses pembelajaran pada

pertemuan kedua ini meningkat menjadi 39 siswa, 31 siswa skor yang

diperoleh 24 (66%), 8 siswa skor yang diperoleh 23 (17%) untuk siswa yang

cukup antusias menjadi 6 siswa, 4 siswa skor yang diperoleh 16 (8,5%) 1

siswa skor yang diperoleh 18 (2%) 1 siswa skor yang diperoleh 19 (2%).
Sedang untuk siswa yang diyatakan lulus ada 47 siswa, skor yang diperoleh

80-100 (100%).
BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Proses kegiatan pembelajaran dalam menerapkan pendekatan CTL

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, dilakukan sebanyak 2 siklus

selama 4 kali pertemuan, dilalui dalam 3 tahap, yaitu: tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan tahap refleksi.

Berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, hasil tes atas penerapan

pembelajaran dengan pendekatan CTL pada mata pelajaran matematik.

Perencanaan pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus 4 kali

pertemuan, siklus pertama terdiri dari dua kali pertemuan yang dirancang

untuk memberikan pemahaman dan peningkatan prestasi kepada siswa tentang

oprasi hitung bilangan. Siklus kedua juga terdiri dari dua kali pertemuan yang

di rancang untuk memberikan pemahaman dan peningkatan prestasi kepada

siswa tentang operasi hitung bilangaan pembagian. Dengan melakukan

kegiatan pembuktian yang berupa percobaan, dan mempresentasikan hasil

diskusi kelompok dari percobaan yang telah dilakukan.


A. Proses peningkatan prestasi belajar matematika melalui pendekatan

CTL (contextual teaching and learning) pada kelas IV SDN

Madyopuro I di Malang

1. Data Hasil Penelitian Siklus Pertama

a. Perencanaan Pembelajaran

Pada siklus pertama, peneliti dan guru bidang studi menetapkan dua

kali pertemuan selama 140 menit sebagai kegiatan pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran dirancang untuk memberikan pemahaman secara garis besar

kepada para siswa tentang operasi hitung bilangan perkalian.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran pada kedua siklus pada kegiatan awal guru

menyampaikan apersepsi dengan mengucapkan salam, menanyakan keadaan

siswa dan memberi motivasi belajar, memberitahukan kepada siswa tujuan

pembelajaran materi pada pertemuan kali ini, menanyakan pada siswa tentang

pelajaran pada pertemuan sebelumnya dan dikaitkan dengan materi yang akan

dipelajari.

Sebelum kegiatan inti dimulai guru memberikan soal tanya jawab

untuk mengetahui prestasi, pemahaman siswa tentag perkalian sebelm proses

pembelajaran ini dilaksanakan. Kemudian guru melaksanakan kegiatan inti

dengan memberikan pengantar materi kemudian siswa diminta untuk

membentuk kelompok. Guru membagikan lembar kegiatan percobaan kepada

setiap kelompok. Setiap kelompok menyiapkan alat dan bahan di atas meja
masing-masing. Untuk melakukan percobaan semua siswa diharap ikut

berpartisipasi

Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

menanyakan materi yang belum dipahami serta memberitahukan materi yang

akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

c. Refleksi Pembelajaran

Pada kegiatan pembelajaran ini, menunjukkan bahwa terdapat sedikit

permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan. Evaluasi dalam siklus

pertama dalam penelitian ini dilaksanakan dengan cara melakukan pengamatan

untuk memberikan penilaian dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran,

kerjasama masing-masing siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran

dan hasil kerja individu, evaluasi ini dilakukan pada tiap pertemuan setelah

proses pembelajaran berlangsung untuk menentukan sudah sejauh mana

prestasi siswa, dan pengembangan pendekatan yang sedang dikembangkan

telah berhasil sesuai dengan yang direncanakan.

2. Data Hasil Penelitian Siklus Kedua

a. Perencanaan Pembelajaran

Pada siklus kedua, peneliti menetapkan dua kali pertemuan selama

140 menit sama seperti pada siklus pertama, kegiatan pembelajaran pada

siklus kedua ini dirancang untuk memberikan pemahaman dan peningkatan

prestasi siswa tentang pembagian.


b. Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran pada kedua siklus Pada kegiatan awal guru

menyampaikan apersepsi dengan mengucapkan salam, menanyakan keadaan

siswa dan memberi motivasi belajar, memberitahukan kepada siswa tujuan

pembelajaran materi pada pertemuan kali ini, menanyakan pada siswa tentang

pelajaran pada pertemuan sebelumnya dan dikaitkan dengan materi yang akan

dipelajari.

Kegiatan inti dimulai dengan memberikan pengantar materi

kemudian siswa diminta untuk membentuk kelompok. Guru membagikan

lembar kegiatan percobaan kepada setiap kelompok. Setiap kelompok

menyiapkan alat dan bahan diatas meja masing-masing, dan semua siswa

semuanya diminta ikut berpartisipasi.

Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan pada siswa untuk

menanyakan materi yang belum dipahami serta memberitahukan materi yang

akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

c. Refleksi Pembelajaran

Pada kegiatan siklus kedua menunjukkan bahwa tidak ada

permasalahan dalam perumusan perencanaan tindakan. Perencanaan tindakan

terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelum melaksanakan

pelaksanaan tindakan. Evaluasi pembelajaran pada siklus kedua dilaksanakan

seperti pada siklus pertama yaitu dengan cara melakukan pengamatan untuk

memberikan penilaian dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran,

kerjasama masing-masing siswa dalam kelompok selama proses pembelajaran


dan nilai individu siswa. Evaluasi dalam penelitian ini dilakukan pada tiap

pertemuan setelah proses pembelajaran berlangsung untuk menentukan sudah

sejauh mana prestasi, dan pengembangan pendekatan CTL yang sedang

dikembangkan telah berhasil sesuai dengan yang direncanakan.

B. Penerapan pendekatan CTL (contextual teaching and learning) dapat

meningkatkan prestasi belajar matematika pada kelas IV SDN

Madyopuro I di Malang

Untuk mengetahui penerapan pendekatan CTL dalam penelitian ini.

Digunakan instrumen penilaian individu dan kelompok berupa pedoman

pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung

Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama pertemuan

pertama, siswa masih banyak bertanya dan binggung untuk membentuk

kelompok, ini dikarenakan pada pembelajaran sebelumnya siswa belum

dibiasakan berkelompok dalam pembelajaran dan kurang bimbingan dari

guru. Pada siklus kedua guru memperbaikinya dengan membentuk siswa

berkelompok dan memberikan bimbingan pada siswa saat melakukan

kegiatan pembelajaran, sehingga siswa sudah terkondisikan untuk belajar

mandiri secara berkelompok, guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran

yang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah

dirancang bersama peneliti.

Melalui penelitian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran

matematika dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar dan

mengembangkan keterampilan proses untuk siswa. Hal ini bisa dilihat selama
menjalankan kegiatan, yang meliputi merumuskan masalah, mengamati atau

melakukan observasi, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan menarik

kesimpulan. Siswa diberikan kesempatan berkreasi, yaitu siswa diberi

kebebasan untuk melakukan kegiatan dengan pendekatan CTL dengan

mengembangkan beberapa komponen dalam keterampilan proses mulai dari

mengamati, klasifikasi, prediksi, eksperimen, komunikasi, dan

menyimpulkan. Interaksi antara guru dan siswa lebih bermakna yaitu guru

sebagai fasilitator dan motivator. Tugas guru hanya mengamati,

mengobservasi, menilai, dan menunjukkan hal-hal yang dilakukan siswa.

Dari hasil penelitian tampak bahwa pembelajran dengan pendekatan CTL

mempunyai kelebihan yang sangat terlihat jelas, yaitu situasi proses belajar

menjadi lebih terangsang, siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai

sumber belajar yang ada, mendorong untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif

sendiri, siswa memiliki konsentrasi yang lebih baik dari pada siswa menerima

materi pelajaran dengan mendengarkan ceramah saja dan pengajaran berubah

dari teacher centered menjadi student centered.

Secara teoritis memang pendekatan CTL ini lebih menekankan pada

kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan, kemudian

menyimpulkan jawaban dari permasalahan yang ada. Fakta-fakta konkrit

dapat dijumpai secara langsung oleh siswa dalam kegiatan ini, seperti siswa

dapat membuktikan bahwa operasi hitung bilangan baik perkalian dan

pembagian dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga melalui

pendekatan CTL ini prestasi siswa meningkat, siswa lebih mudah dalam
membangun pemahaman suatu materi pelajaran dalam kegiatan belajar

mengajar, dan Siswa dibimbing untuk menemukan konsep matematika

dengan melakukan suatu pengamatan secara langsung pada suatu peristiwa

dan kemudian melakukan suatu percobaan untuk mendapatkan kesimpulan.

Dengan cara ini siswa dituntut kemampuannya untuk meningkatkan prestasi

belajar matematika.

Dari hasil evaluasi dapat diketahui bahwa tingkat prestasi siswa kelas

IV SDN Madyopuro I masih rendah yaitu hanya mencapai nilai rata kelas 67.

Pada pertemuan pertama prestasi siswa masih belum meningkat dilihat dari

nilai individu selama proses pembelajaran. dari 47 siswa ada, 11 siswa sangat

antusias dalam berdiskusi, siswa memperoleh skor 22 (4,3 %), 3 siswa

memperoleh skor 23 (6,4 %), 6 siswa memperoleh skor 24 (12,4 %). 17 siswa

yang kurang antusias dalam berdiskusi, 2 siswa memperoleh skor 11 (28,6 %),

15 siswa memperoleh skor 12 (31,9 %). 13 siswa yang cukup antusias dalam

berdiskusi, 11 siswa memperoleh skor 16 (23.4 %), 2 siswa memperoleh skor

18 (4,3 %). Dan untuk siswa yang diyatakan lulus 29 siswa dengan skor 100-56

(61,70%), siswa yang tidak lulus 18 siswa dengan skor 55-00 (38,30%).

Pada pertemuan kedua prestasi siswa kelas IV SDN Madyopuro I

mulai meningkat, dari 47 siswa ada 11 siswa yang kurang antusias dalam

proses pembelajaran. Sedangkan siswa yang sangat antusias selama proses

pembelajaran pada pertemuan kedua ini meningkat menjadi 17 siswa, 4 siswa

memperoleh skor 22 (8,5%), 4 siswa memperoleh skor 23 (8,5%), 7 siswa

memperoleh skor 24 (14,9%). Untuk siswa yang cukup antusias menjadi 19


siswa, 18 siswa memperoleh skor 16 (38,3%), 2 siswa memperoleh skor 18

(4,3%). Dan untuk siswa yang lulus 43 dengan sekor 100-56 (91,50%), yang

tidak lulus 4 siswa skor yang diperoleh 55-00 (8,50%), dan dua tidak masuk

karena sakit.

Dari hasil evaluasi proses pembelajaran individu prestasi siswa kelas

IV SDN Madyopuro I pada siklus kedua sudah mulai meningkat. Pada

pertemuan pertama dari 47 siswa ada 4 siswa yang kurang antusias dalam

proses pembelajaran. Sedangkan siswa yang sangat antusias selama proses

pembelajaran pada siklus II pertemuan I ini meningkat menjadi 33 siswa, 23

siswa memperoleh skor 24 (48,9%), 10 siswa memperoleh skor 23 (21,3%).

Untuk siswa yang cukup antusias menjadi 8 siswa, 6 siswa memperoleh skor

16 (12,8%) 2 siswa memperoleh skor 18 (4,3%). Untuk siswa yang kurang

antusias 2 siswa memperoleh skor 12 (4,3%) 2 siswa memperoleh skor 13

(4,3%). Siswa yang lulus menjadi 42 dan skor yang diperoleh 100-56 (89,39)

sedangkan siswa yang tidak lulus 5 siswa skor yang diperoleh 55-00 (10,64%).

Pada siklus kedua pertemuan kedua yaitu dari 47 siswa tidak ada yang

kurang antusias dalam proses pembelajaran. Sedangkan siswa yang sangat

antusias selama proses pembelajaran pada pertemuan kedua ini meningkat

menjadi 39 siswa, 31 siswa skor yang diperoleh 24 (66%), 8 siswa skor yang

diperoleh 23 (17%) untuk siswa yang cukup antusias menjadi 6 siswa, 4 siswa

skor yang diperoleh 16 (8,5%) 1 siswa skor yang diperoleh 18 (2%) 1 siswa

skor yang diperoleh 19 (2%). Sedang untuk siswa yang dinyatakan lulus ada

47 siswa, skor yang diperoleh 80-100 (100%).


Peningkatan prestasi belajar matematika tidak dapat tertanam secara

mendalam dalam diri siswa apabila siswa hanya diberi pengetahuan dengan

ceramah. Menurut Rudi Budiman menjelaskan bahwa belajar sesuatu itu

bukan sekedar mendengarkan orang berbicara tentang hal yang sedang

dipelajari itu, tetapi juga bertindak terhadap yang dipelajarinya itu.

Pengalaman-pengalaman yang kongkrit akan sangat membantu dalam

penguasaan suatu materi. Selain itu proses belajar mengajar akan lebih

berkesan sehingga siswa akan lebih antusias dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran. Secara langsung siswa terlibat dalam mengikuti kegiatan

secara pembelajaran. Di dalam pelaksanaan pendekatan CTL ini masing-

masing kelompok diminta merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,

mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan dari

permasalahan yang telah disajikan guru. Dalam pelaksaan pendekatan CTL

ini siswa yang terbagi dalam kelompok harus aktif melakukan pengujian

sehingga terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, akan diuraiakan mengenai hasil kesimpulan dan

saran. Kesimpulan merupakan hasil dari penelitian yang telah dijabarkan

sebelumnya sedangkan saran merupakan pendapat peneliti untuk hasil

penelitan lebih lanjut.

A. Kesimpulan

1. Proses kegiatan pembelajaran dalam menerapkan pendekatan CTL untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa, dilakukan sebanyak 2 siklus selama 4

kali pertemuan, dilalui dalam 3 tahap, yaitu: tahap perencanaan, pelaksanaan,

dan tahap refleksi. (1) tahap perencanaan yaitu persiapan yang dilakukan

sehubungan akan dilakukan tindakan kepada siswa; (2) tahap pelaksanaan

pembelajaran , dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah disusun. Pada kedua siklus di kegiatan awal guru menyampaikan

apresepsi, kegiatan inti dimulai memberikan pengantar materi kemudian siswa

diminta membentuk kelompok dan melakukan percobaan , pada kegiatan

akhir siswa diberi kesempatan menanyakan materi yang belum dipahami

serta memberitahukan materi yang belum dipelajari. (3) refleksi pembelajaran

pada penelitian ini dilaksanakan dengan cara melakukan pengamatan untuk

memberikan penilaian dari aktivitas siswa dalam proses pembelajaran,

kerjasama masing-masing siswa dalam kelompok selama proses

pembelajaran. Proses evaluasi dilakukan pada tiap pertemuan setelah proses

pembelajaran berlangsung untuk menentukan sudah sejauh mana


pengembangan metode yang sedang dikembangkan telah berhasil sesuai

dengan yang direncanakan.

2. Dari hasil penelitian membuktikan adanya peningkatan prestasi belajar siswa

adalah sebagai berikut: Pada saat peserta tes, yang dinyatakan lulus

sebanyak 19 siswa atau sebesar 40.43%, sedangkan siswa yang tidak lulus

28 siswa atau sebesar 59,57%. Pada siklus pertama pertemuan pertama

untuk siswa yang diyatakan lulus 29 siswa (61,70%), siswa yang tidak

lulus18 siswa (38,30%). Dengan nilai rata-rata 67,44. Siklus pertama

pertemuan kedua untuk siswa yang lulus 43 (91,50%), yang tidak lulus 4

siswa (8,50%), dan dua tidak masuk karena sakit. Nilai rata-rata 76,5. Pada

siklus kedua pertemuan pertama Siswa yang lulus menjadi 42 atau (89,36%)

sedangkan siswa yang tidak lulus 5 siswa (10,64%), nilai rata-rata 88,3.

Siklus kedua pertemuan kedua untuk siswa yang diyatakan lulus ada 47

siswa, skor yang diperoleh 80-100 (100%). Dengan nilai rata-rata 91.

Dari analisa penelitian kami di atas bisa kita lihat, menunjukan

adanyah peningkatan prestasi, dari pre tes ke siklus satu pertemuan pertama

21,27%. Dari siklus satu pertemuan satu kepertemuan dua naik 29,8%. Dari

siklus satu pertemuan dua kesiklus dua pertemuan satu naik 2,14%. Dari

siklus dua pertemuan satu kepertemuan dua naik 10,64%. Sehinga dapat

disimpulkan bahwa dengan pendekatan CTL siswa dapat lulus 100% padahal

sebelum tindakan yang lulus hanyak 40,43%.


B. Saran

Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Hendaknya siswa lebih aktif dan mandiri dalam kegiatan

pembelajaran, tidak pasif menunggu informasi dari guru akan tetapi

berusaha memperoleh pengalaman belajar bisa dari teman atau sumber-

sumber belajar yang lain. Selain itu hendaknya lebih meningkatkan

kerjasama dan komunikasi yang baik dalam kelompok untuk dapat bertukar

pendapat tentang pengalaman belajar yang telah diperoleh.

2. Bagi guru

Hendaknya tidak menggunakan pembelajaran yang monoton agar

pengalaman belajar siswa lebih bermakna dan prestasi belajar meningkat.

Dalam mengajarkan suatu konsep hendaknya siswa diberi kesempatan untuk

menemukan dengan mengalami sendiri. Dalam pembelajaran hendaknya

berpusat pada siswa bukan pada guru. Dalam pembelajaran hendaknya

memilih media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang

diajarkan. Penerepaan pendekatan CTL dapat diterapkan pada materi ini

sebagai upaya meningkatkan prestasi siswa tentang materi operasi hitung

bilangan.

3. Bagi kepala sekolah

Hendaknya mengembangkan penggunaan pendekatan CTL dengan

mengikut sertakan guru-guru untuk mengikuti penataran atau pelatihan yang

berkaitan dengan pendekatan CTL.


4. Bagi peneliti lain

Penelitian ini masih terbatas pada tema tertentu untuk itu perlu ada

penelitian lebih lanjut dengan tema dan pembahasan yang lebih luas. Selain

itu, media yang ada di lingkungan siswa khususnya di kelas yang dekat

dengan siswa bisa digunakan dan dimanfaatkan dalam pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Armiya. 2006. Pembelajaran Volum tabung dan Kerucut dengan Pendekatan


Kontestual Pada Siswa Kelas I Sman I Samudra.Tesis. Malang.
PPS. UM.

Baharuddin dan Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Cholipa Siti. 2006. Penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching
Learning) Dalam Pembelajaran Pembagian Untuk Meningkatkan
Prestasi Siswa Kelas Iii Di Sdn Tasikmadu Malang. Skripsi.
Malang. PPS UM.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.


Surabaya: Usaha Nasional.

Hundo, Herman.1990. Strategi Mengajar Belejer Matematika. Malang. IKIP.


Hundo, Herman. 1988. Mengajar Pembelajaran Matematika. Jakarta
Depdikbut.

Jamilah, Mikrotul. 2009. Penerapan Pendekatan CTL Melalui Metode


Inquiry Dan Tanya Jawab Untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Energi Bunyi Pada Siswa Kelas IV Mi Al Fatah Banjarejo
Pakis Malang. Skripsi. Malang. PPS UIN.

Karso, dkk. 1998. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Depdikbud.


Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


Nurhadi, Yasin Burhan. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya
Dalam KBK Malang: UM Press.

Pusat Pembinaan Bahasa Indonesia. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka.
Roebyanto. 2001. Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas V SD
Terhadap Oprasi Perkalian Pecahan Desimal. Tesis. Malang. PPS
UM.

Suherman, Erma, Turmudi, dkk. 2003. \Strategi Pembelajaran Matematika


Kontemporer. Bandung UPI.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007, Metode Penelitian Pendidikan Bandung:


Remaja Rosda Karya.

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Salim, Peter. 1986. The Contemporary English-Indonesia Dictionary. Jakarta:


Modern English Press.

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum


Berbasis Kompetensi. Jakarta : Kencana.

Sudjana, Nana, Awal Kusumah. 2000. Proposal Penelitian di Perguruan


Tinggi. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

UU. RI, No. 20. Tahun 2003, Tentang System Pendidikan Nasional Beserta
Penjelasannya. Bandung: CV Citra Umbara.

Winkel, W. S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.


Wardani, I.G.A.K., dkk.. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
Yasin, Fatah.2008. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Malang : UIN
Malang Pres.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I PERTEMUAN I
Nama Sekolah : SDN Madyopuro I Malang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IV/ I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi
• Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
• Siswa diharapkan mampu melakukan dan menggunakan sifat-sifat
operasi hitung bilangan dalam pemecaha masalah
• Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung
bilangan perkalian
C. Indikator Keberhasilan Siswa
• Siswa mampu mengalikan bilangan tiga angka dengan bilangan satu
angka
• Siswa mampu mengalikan bilangan tiga angka dengan bilangan satu
angka dengan cara bersusun pendek
• Siswa mampu mengidentifikasi dan menyeselesaikan soal cerita dengan
perkalian
D. Materi Pembelajaran
Perkalian
E. Metode Pembelajaran
• Bermain jawaban dan learning start with question (belajar di mulai
dengan pertanyaan)
• Ceramah
• Diskusi
F. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
No Langkah-Langkah Pembelajaran Waktu Fokus
1 Kegiatan Awal (Apersepsi) 10 menit Apersepsi
• Salam, basmalah dan berdoa serta
menanyakan keadan siswa dan memberi
motivasi belajar.
• Guru memberitahuakn kepada siswa
tujuan pembelajaran materi pada
pertemuan kali ini.
• Guru bertanya tentang pelajaran pada
pertemuan sebelumnya dan di kaitkan
dengan materi yang akan di pelajari.
• Untuk mengetahui penegtahuan siswa
tentang perkalian guru memberikan soal
pre-tes (learning start with question)
2 Kegiatan Inti 50 menit Penanaman
• Siswa mendengarkan penjelasan materi Konsep
yang dijelaskan guru tentang perkalian tiga
angka dengan satu angka.
• Guru membagi siswa menjadi sepulu
kelompok, masing-masing kelompok
membuat soal dan jawabannya dari materi
yang telah dijelaskan.
• Setiap wakil kelompok maju kedepan atau
berdiri ditempat untuk membacakan
pertanyaan dan hasil jawabannya,
kelompok yang lain mencocokannya.
• Guru mengulas kembali dengan jawaban
yang tepat.
• Siswa mengerjakan soal cerita sehari-hari
yang berhubungan dengan perkalian.
3 Penutup 10 menit Penutup
• Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk bertanya mengenai materi
yang sudah dibahas dan yang belum di
pahami.
• Guru memberitahuakn kepada siswa
tentang materi yang akan dipelajari pada
pertemuan yang akan datang.
• Guru mengakhiri pelajaran dengan
salam.
G. Alat dan Sumber Belajar
• Buku Matematika Kelas 1V Terbitan Erlangga Halaman 22-23
• Buku Matematika Kelas IV Buku Sekolah Elektronik Terbitan
Departemen Pendidikan Nasional Halaman 19
• Buku Matematika Idolaku Kelas IV Terbitan PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri
• Buku PR SD Kelas IV Halaman 10-11
• Kurikulum dan Standar kompetensi mata pelajaran umum
H. Penilaian
1. Jenis penilaian
• Tes tertulis
• Tes lisan
• Diskusi kelompok
2. Rubrik penilaian
Format Penilaian Individu

No Aktivitas Kriteria
1. Keaktifan siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Aktif
menjawab dan mengerjakan aktif aktif sekali
soal dalam satu kelompok
2. Keaktifan masing – masing 1. Kurang 2. Cukup 3. Aktif
siswa dalam berkelompok aktif aktif sekali
3. Keberanian siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Berani
mengerjakan soal dalam satu berani berani sekali
kelompok
4. Kemampuan menjawab 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik
pertanyaan dari guru usaha usaha sekali
usahanya
5. Kerjasama siswa dengan 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik
temannya dalam kegiatan sekali
kelompok
6. Kemampuan siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik
membuat kesimpulan dari
pekerjannya
7. Rasa keingintahuan siswa 1. Kurang 2. Cukup 3. Besar
dalam pembelajaran sekali
8. Minat siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Berminat
pembelajaran minat berminat sekali

Rubrik Penilaian Kelompok


Aspek yang dinilai
No Nama Kelompok Keaktifan Kerjasama Prestasi
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Pemberian kriteria penilaian pada pembelajaran ini adalah setiap anak minimal
mendapat nilai satu (1) kriteria dari 3 kriteria yang ditentukan.
Nilai :
1. Antusias
2. Cukup antusias
3. Antusias sekali
Keterangan:

4 : Sangat baik

3 : Baik

2 : Cukup

1 : Kurang

Soal
A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!
1. 212 2. 205 3. 345
4x 6x 7x

4. 896 5. 975
4x 3x

B. Kerjakan soal cerita di bawah ini dengan jelas dan benar!


1. Harga sebuah pensil 2B Rp 750. Agus membeli satu bungkus pensil berisi 9 biji
berapa uang yang harus di bayar Agus?
2. Dalam kandamg terdapat 8 ekor kambing, tiap ekor kambing beratnya 347 kg.
berapa kg berat kedelapan ekor kambing tersebut?
Kunci Jawaban
A. 1. 848
2. 1230
3. 4215
4. 3584
5. 92 25
B. 1. 750 x 9 = 6750
2. 8 x 347 = 2776
Malang, 3 Agustus
2009

Guru Bidang Studi Guru Peneliti

Drs. Slamet Nurul Hidayah, A. Ma


Nip.196109291983031011
Lampiran 2
Soal
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV /I
Pokok Bahasan : Perkalian
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

Nama : ………………………….
No.Absen : ………………………….
Kelas : ………………………….

Standar kompetensi

Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam


pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
Siswa diharapkan mampu melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan dalam pemecaha masalah
Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung bilangan
perkalian
Petunjuk kerja
• Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
• Tulis nama , No. Absen dan kelas dengan jelas.
• Jawablah semua soal dengan benar dan jelas.
A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan benar!
1. 212 2. 205 3. 345
4x 6x 7x

4. 896 5. 975
4x 3x

B. Kerjakan soal cerita di bawah ini dengan jelas dan benar!


1. Harga sebuah pensil 2B Rp 750. Agus membeli satu bungkus pensil berisi 9 biji
berapa uang yang harus di bayar Agus?
2. Dalam kandamg terdapat 8 ekor kambing, tiap ekor kambing beratnya 347 kg.
berapa kg berat kedelapan ekor kambing tersebut?
Jawaban A

1…………………………………………….

2. ……………………………………………

3. ……………………………………………

4. ……………………………………………

5. …………………………………………….

Jawaban B
1. …………………………………

2. …………………………………….
Lampiran 3

Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Sikap Selama Proses


Pembelajaran Siklus pertama pertemuan pertama

No Nama Aktivitas Jumlah Ket


1 2 3 4 5 6 7 8
1 FACHRUL AMY NURDIN 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
2 KHOIRUL MUKLIS 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
3 ANINDIYA PUTRI PERMATA S 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
4 DWI FRANS DICY 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
5 JIHAN ADE SYAPUTRA 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
6 NOVIA CATUR R 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
7 SOFYAN 2 3 2 3 2 2 2 2 18 CA
8 SULISTIYO NINGSIH IJIN
9 ACHMAD BAGUS D S 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
10 ACHMAD RAMADANI DWI N S 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
11 ACHMAD RIZAL FAUZI 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
12 ADINDA NELALULLIA F 3 3 3 3 3 2 3 3 23 AS
13 AFIYANTI NAFISATUL IJIN
14 AGIEL BISMA ALWIE 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
15 AGUS SETIAWAN 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
16 AHMAD KHOIRON NAZILAH R 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
17 AHMAD RISKI 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
18 ALFAN CAHYO W 2 2 3 2 2 2 2 3 18 CA
19 ANDHIKA RADYAS 2 1 1 1 1 2 2 1 11 KA
20 BELLA STYAWATI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
21 DINDA PRAMUDITA PUTRI H 3 3 3 3 2 2 3 3 22 AS
22 DIYAS ANDIKA 3 3 3 3 3 2 3 3 23 AS
23 DWI KRISTI NINGRUM 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
24 ELSA MAULIDIYA WATI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
25 ERSA ADISA A 1 1 1 1 1 2 2 2 11 KA
26 FERDIAN RAMADHAN 2 2 2 2 1 1 1 1 12 KA
27 HANIF ADI SAPUTRA 3 3 3 3 3 3 3 2 23 AS
28 HENDRIK PRIYANTO 2 2 2 2 1 1 1 1 12 KA
29 LULUK NABILA K 2 2 2 2 1 1 1 1 12 KA
30 M SAMSUL ARIFIN IJIN
31 M ZIDANE FERNANDA 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
32 MADE DYAH AMBARINI DWI E 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
33 MOULFIENAZIER PUTRA P S 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
34 M MALIKI HUSEIN 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
35 M RAFIK KUSUMA 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
36 NANDA KUSUMA DEWI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
37 RAFI ANDISA AL RAMADHAN 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
38 RIFKI WAYULO 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
39 RIZA DAMAYANTI 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
40 RIZKA AULIA N IJIN
41 SETYO AGUNG W IJIN
42 STEFANI EMILIANA 3 3 3 3 2 3 2 3 22 AS
43 WILDAN NUR MUHAMMAD 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
44 YENI NUR FITRIANA TRI T D 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
45 YOHANES WAHYU MEWO IJIN
46 RIGSKY FAISAL S H 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
47 NI MADE R DEVI 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
Lampiran 4
Hasil Penilaian Kelompok Proses Pengamatan Sikap Selama Proses
Pembelajaran Siklus pertama pertemuan pertama
No Nama kelompok Aspek yang dinilai
keaktifan kerjasama Partisipasi
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Kompok 1
1 Diki
2 Andika
3 Zidan
Klompok 2
1 Diyas Andika
Rafi Adisa
Jihan
Ferdian
Klompok 3
Bagus
Riski
Wildan
Khoiron
Klompok 4
1 Didin
2 Agung
3 Rizal
4 Muklis
Klompok 5
1 Dani
2 Malfi
3 Rafi
4 Samsul
Klompok 6
1 Nanda
2 Afianti
3 Sulis
4 Riza
Klompok 7
1 Dinda
2 Luluk
3 Yeni
4 Milania
Klompok 8
1 Alfan
2 Agus
3 Safyan
4 Hendrik
Klompok 9
1 Bella
2 Elsa
3 Yohanes
4 Hanif
Klompok 10
1 Devi
2 Titin
3 Nindy
4
Klompok 11
1 Malik
2 Rifki
3 Aulia
Lampiran 5

Hasil Penilaian Siklus Pertama Pertemuan Pertama

No Nama Nilai Keterangan


1 FACHRUL AMY NURDIN 70
2 KHOIRUL MUKLIS 65
3 ANINDIYA PUTRI PERMATA S 75
4 DWI FRANS DICY 40
5 JIHAN ADE SYAPUTRA 50
6 NOVIA CATUR R 40
7 SOFYAN 70
8 SULISTIYO NINGSIH 80
9 ACHMAD BAGUS D S 65
10 ACHMAD RAMADANI DWI N S 70
11 ACHMAD RIZAL FAUZI 70
12 ADINDA NELALULLIA F 95
13 AFIYANTI NAFISATUL - IJIN
14 AGIEL BISMA ALWIE 100
15 AGUS SETIAWAN 55
16 AHMAD KHOIRON NAZILAH R 65
17 AHMAD RISKI 60
18 ALFAN CAHYO W 75
19 ANDHIKA RADYAS 55
20 BELLA STYAWATI 100
21 DINDA PRAMUDITA PUTRI H 60
22 DIYAS ANDIKA 75
23 DWI KRISTI NINGRUM 40
24 ELSA MAULIDIYA WATI 100
25 ERSA ADISA A 80
26 FERDIAN RAMADHAN 75
27 HANIF ADI SAPUTRA 100
28 HENDRIK PRIYANTO 20
29 LULUK NABILA K 65
30 M SAMSUL ARIFIN - IJIN
31 M ZIDANE FERNANDA 75
32 MADE DYAH AMBARINI DWI E 40
33 MOULFIENAZIER PUTRA P S 75
34 M MALIKI HUSEIN 30
35 M RAFIK KUSUMA 75
36 NANDA KUSUMA DEWI 100
37 RAFI ANDISA AL RAMADHAN - IJIN
38 RIFKI WAYULO 70
39 RIZA DAMAYANTI 65
40 RIZKA AULIA N - IJIN
41 SETYO AGUNG W - IJIN
42 STEFANI EMILIANA - IJIN
43 WILDAN NUR MUHAMMAD 55
44 YENI NUR FITRIANA TRI T D 100
45 YOHANES WAHYU MEWO 50
46 RIGSKY FAISAL S H 70
47 NI MADE R DEVI 45
JUMBLAH NILAI KESELURUHAN 2765
NILAI RATA-RATA KELAS 67,44
Lampiran 6

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Siklus I, Pertemuan II

Nama Sekolah : SDN Madyopuro I Malang


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IV/ I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi
• Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
• Siswa diharapkan mampu melakukan dan menggunakan sifat-sifat
operasi hitung bilangan dalam pemecaha masalah
• Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung
bilangan perkalian, dan pembagian.
C. Indikator Keberhasilan Siswa
• Siswa mampu membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu angka.
• Siswa mampu membagi bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka
dengan cara bersusun kebawah.
• Siswa mampu mengidentifikasi dan mennyeselesaikan soal pembagian
dua bilangan tanpa sisa.
D. Materi Pembelajaran
Pembagian
E. Metode Pembelajaran
• Ceramah
• Inquiry
• Tanya jawab
• Diskusi kelompok
F. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
No Langkah-Langkah Pembelajaran Waktu Fokus
1 Kegiatan Awal ( Apersepsi ) 10 menit Apersepsi
• Salam, basmalah dan berdoa serta
menanyakan keadan siswa dan memberi
motivasi belajar.
• Guru memberitahuakn kepada siswa tujuan
pembelajaran materi pada pertemuan kali
ini.
• Guru bertanya tentang pelajaran pada
pertemuan sebelumnya dan dikaitkan
dengan materi yang akan dipelajari.

2 Kegiatan Inti 55 menit Penanaman


• Guru memberikan sedikit pengantar materi Konsep
kemudian mengajukan pokok masalah
untuk dibuktikan dan dikerjakan melalui
soal pembagian dalam kehidupan mereka.
• Membagi dan membentuk kelompok
diantara siswa menjadi dua belas kelompok
(tiap kelompok terdiri dari 4 siswa)
• Tiap kelompok melakukan 2 percobaan
untuk melakuakan pembuktian terhadap
pembagian dua bilangan dengan satu
bilangan, membagi dua bilangan tanpa sisa.
• Setelah melakukan pembuktian melalui
percobaan tiap siswa mengerjakan LKS
yang kemudian di diskusikan bersama-
sama.

3 Penutup 5 menit Penutup


• Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya mengenai materi yang sudah
dibahas dan yang belum di pahami.
• Guru memberitahuakn kepada siswa tentang
materi yang akan dipelajari pada pertemuan
yang akan datang.
• Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
G. Alat dan Sumber Belajar
• Buku Matematika Kelas 1V Terbitan Erlangga Halaman 24-25
• Buku Matematika Kelas IV Buku Sekolah Elektronik Terbitan
Departemen Pendidikan Nasional Halaman 20-21
• Buku Matematika Idolaku Kelas IV Terbitan PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri
• Buku PR SD Kelas IV
• Kurikulum dan Standar kompetensi mata pelajaran umum
H. Penilaian
1. Jenis Penilain
• Tes tertulis
• Tes unjuk kerja
• Diskusi kelompok
2. Rubrik Penilaian
Format Penilaian Individu

No Aktivitas Kriteria
1. Keaktifan siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Aktif
menjawab dan mengerjakan aktif aktif sekali
soal dalam satu kelompok
2. Keaktifan masing – masing 1. Kurang 2. Cukup 3. Aktif
siswa dalam berkelompok aktif aktif sekali
3. Keberanian siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Berani
mengerjakan soal dalam satu berani berani sekali
kelompok
4. Kemampuan menjawab 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik
pertanyaan dari guru usaha usaha sekali
usahanya
5. Kerjasama siswa dengan 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik
temannya dalam kegiatan sekali
kelompok
6. Kemampuan siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik
membuat kesimpulan dari
pekerjannya
7. Rasa keingintahuan siswa 1. Kurang 2. Cukup 3. Besar
dalam pembelajaran sekali
8. Minat siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Berminat
pembelajaran minat berminat sekali

FORMAT PENILAIAN KELOMPOK


Aspek yang dinilai
No Nama Kelompok Keaktifan Kerjasama Prestasi
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Pemberian kriteria penilaian pada pembelajaran ini adalah setiap anak


minimal mendapat nilai satu (1) kriteria dari 3 kriteria yang ditentukan.
Nilai : 1. Antusias
2. Cukup antusias
3. Antusias sekali
Keterangan:

4 : Sangat baik

3 : Baik

2 : Cukup

1 : Kurang
Soal
A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. 54 : 6 =………….
2. 36 : 4 =………..
3. 63 : 9 =……………..
4. 48 : 6 =………………
5. 76 : 4 =……………
B. Kerjakan dengan cara bersusun!
1. 175 : 7 =
2. 240 : 6 =
3. 936 : 9 =
4. 76 : 4 =
5. 30 : 7 =
Kunci jawaban
A. 1. 9 2. 9
3. 7 4. 8
5. 19
B. 1. 25
2. 40
3. 140
4. 19
5. 4,28

Malang, 4 Agustus 2009

Guru Bidang Studi Guru Peneliti

Drs. Slamet Nurul Hidayah, A. Ma


Nip. 196109291983031011
Lampiran 7
Mata pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV /I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

Nama : ………………………….
No.Absen : ………………………….
Kelas : ………………………….

Standar Kompetensi
• Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
• Siswa diharapkan mampu melakukan dan menggunakan sifat-sifat
operasi hitung bilangan dalam pemecaha masalah
• Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung
bilangan perkalian, dan pembagian.
Soal
A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. 54 : 6 =………….

2. 36 : 4 =………..

3. 63 : 9 =……………..

4. 48 : 6 =………………

5. 76 : 4 =……………
B. Kerjakan dendan cara bersusun!
1. 175 : 7 = 2. 240 : 6 = 3. 936 :
9=

4. 76 : 4 = 5. 30 : 7 =
Lampiran 8

Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Sikap Selama Proses


Pembelajaran Siklus pertama pertemuan kedua

No Nama Aktivitas Jumlah Ket


1 2 3 4 5 6 7 8
1 FACHRUL AMY NURDIN 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
2 KHOIRUL MUKLIS 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
3 ANINDIYA PUTRI PERMATA S 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
4 DWI FRANS DICY 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
5 JIHAN ADE SYAPUTRA 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
6 NOVIA CATUR R 2 2 2 2 2 2 2 2 12 CA
7 SOFYAN 2 3 2 3 2 2 2 2 18 CA
8 SULISTIYO NINGSIH 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
9 ACHMAD BAGUS D S 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
10 ACHMAD RAMADANI DWI N S 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
11 ACHMAD RIZAL FAUZI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
12 ADINDA NELALULLIA F 3 3 3 3 3 2 3 3 23 AS
13 AFIYANTI NAFISATUL 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
14 AGIEL BISMA ALWIE 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
15 AGUS SETIAWAN 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
16 AHMAD KHOIRON NAZILAH R 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
17 AHMAD RISKI 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
18 ALFAN CAHYO W 2 2 3 2 2 2 2 3 18 CA
19 ANDHIKA RADYAS 2 1 1 1 1 2 2 1 11 KA
20 BELLA STYAWATI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
21 DINDA PRAMUDITA PUTRI H 3 3 3 3 2 2 3 3 22 AS
22 DIYAS ANDIKA 3 3 3 3 3 2 3 3 23 AS
23 DWI KRISTI NINGRUM 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
24 ELSA MAULIDIYA WATI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
25 ERSA ADISA A 1 1 1 1 1 2 2 2 11 KA
26 FERDIAN RAMADHAN 2 2 2 2 1 1 1 1 12 KA
27 HANIF ADI SAPUTRA 3 3 3 3 3 3 3 2 23 AS
28 HENDRIK PRIYANTO 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
29 LULUK NABILA K 2 2 2 2 1 1 1 1 12 KA
30 M SAMSUL ARIFIN 3 3 3 3 3 2 3 3 23 AS
31 M ZIDANE FERNANDA 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
32 MADE DYAH AMBARINI DWI E 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
33 MOULFIENAZIER PUTRA P S 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
34 M MALIKI HUSEIN 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
35 M RAFIK KUSUMA 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
36 NANDA KUSUMA DEWI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
37 RAFI ANDISA AL RAMADHAN 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
38 RIFKI WAYULO 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
39 RIZA DAMAYANTI 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
40 RIZKA AULIA N 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
41 SETYO AGUNG W 3 3 2 2 3 3 3 3 22 AS
42 STEFANI EMILIANA 3 3 3 3 2 3 2 3 22 AS
43 WILDAN NUR MUHAMMAD 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
44 YENI NUR FITRIANA TRI T D 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
45 YOHANES WAHYU MEWO 2 2 3 3 3 3 3 3 22 AS
46 RIGSKY FAISAL S H 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
47 NI MADE R DEVI 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
Lampiran 9
Hasil Penilaian Kelompok Proses Pengamatan Sikap Selama Proses
Pembelajaran Siklus pertama pertemuan kedua
No Nama kelompok Aspek yang dinilai
keaktifan kerjasama partisipasi
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Kompok 1
1 Alfan
2 agus
3 safyan
Klompok 2
1 Risa
Belia
Elsa
Klompok 3
Made
Devi
Titin
Klompok 4
1 Dinda
2 Yeni
3 Ersa
Klompok 5
1 Andika
2 Faisal
3 Zidan
Klompok 6
1 Imam malik
2 Rifky wahyu
Klompok 7
1 Riski
2 Qoiron
3 Ulindah
Klompok 8
1 Nuaroha
2 Muklis
3 Bagus
Klompok 9
1 Samsul
2 Agil besman
3 Rizal
Klompok 10
1 Nanda
2 Novia
3 Adinda
Klompok 11
1 Maulfi
2 Rafi
3 Dani
Klompok 12
1 Diyas
2 Jihan
3 Ferdian
Lampiran 10
Hasil Penilaian Siklus Pertama Pertemuan Kedua

No Nama Nilai Keterangan


1 FACHRUL AMY NURDIN 75
2 KHOIRUL MUKLIS 80
3 ANINDIYA PUTRI PERMATA S 75
4 DWI FRANS DICY 60
5 JIHAN ADE SYAPUTRA 75
6 NOVIA CATUR R 60
7 SOFYAN 80
8 SULISTIYO NINGSIH 80
9 ACHMAD BAGUS D S 75
10 ACHMAD RAMADANI DWI N S 70
11 ACHMAD RIZAL FAUZI 70
12 ADINDA NELALULLIA F 95
13 AFIYANTI NAFISATUL 100
14 AGIEL BISMA ALWIE 100
15 AGUS SETIAWAN 70
16 AHMAD KHOIRON NAZILAH R 95
17 AHMAD RISKI 80
18 ALFAN CAHYO W 85
19 ANDHIKA RADYAS 90
20 BELLA STYAWATI 100
21 DINDA PRAMUDITA PUTRI H 90
22 DIYAS ANDIKA 90
23 DWI KRISTI NINGRUM 60
24 ELSA MAULIDIYA WATI 100
25 ERSA ADISA A 85
26 FERDIAN RAMADHAN 70
27 HANIF ADI SAPUTRA 100
28 HENDRIK PRIYANTO 70
29 LULUK NABILA K 80
30 M SAMSUL ARIFIN - IJIN
31 M ZIDANE FERNANDA 85
32 MADE DYAH AMBARINI DWI E 70
33 MOULFIENAZIER PUTRA P S 80
34 M MALIKI HUSEIN 75
35 M RAFIK KUSUMA 75
36 NANDA KUSUMA DEWI 100
37 RAFI ANDISA AL RAMADHAN 55
38 RIFKI WAYULO 75
39 RIZA DAMAYANTI 65
40 RIZKA AULIA N 50
41 SETYO AGUNG W 70
42 STEFANI EMILIANA 70
43 WILDAN NUR MUHAMMAD 60
44 YENI NUR FITRIANA TRI T D 100
45 YOHANES WAHYU MEWO 50
46 RIGSKY FAISAL S H 80
47 NI MADE R DEVI 75
JUMBLAH NILAI KESELURUHAN 3595
NILAI RATA-RATA KELAS 76,5
Lampiran 11

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Siklus II, Pertemuan I


Nama Sekolah : SDN Madyopuro I Malang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IV/ I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi
• Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
• Siswa diharapkan mampu melakukan dan menggunakan sifat-sifat
operasi hitung bilangan dalam pemecaha masalah
• Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung
bilangan perkalian, dan pembagian.
C. Indikator Keberhasilan Siswa
• Siswa mampu membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu angka.
• Siswa mampu membagi bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka
dengan cara bersusun kebawah.
• Siswa mampu mengidentifikasi dan mennyeselesaikan soal pembagian
dua bilangan tanpa sisa.
D. Materi Pembelajaran
pembagian
E. Metode Pembelajaran
• Ceramah
• Inquiry
• Tanya jawab
• Diskusi kelompok
F. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
No Langkah-Langkah Pembelajaran Waktu Fokus
1 Kegiatan Awal (Apersepsi) 10 menit Apersepsi
• Salam, basmalah dan berdoa serta
menanyakan keadan siswa dan memberi
motivasi belajar.
• Guru memberitahuakn kepada siswa
tujuan pembelajaran materi pada
pertemuan kali ini.
• Guru bertanya tentang pelajaran pada
pertemuan sebelumnya dan di kaitkan
dengan materi yang akan di pelajari.
2 Kegiatan Inti 50 menit Penanaman
• Guru memberikan sedikit pengantar Konsep
materi kemudian mengajukan pokok
masalah untuk dibuktikan dan
dikerjakan melalui percobaan.
• Siswa melakukan percoban dengan
mengerjakan soal cerita.
• Guru membagi dan membentuk
kelompok diantara siswa menjadi
duabelas kelompok (tiap kelompok
terdiri dari 3 siswa)
• Tiap kelompok melakukan 2 percobaan
untuk melakuakan pembuktian terhadap
operasi hitung bilangan pembagian.
• Setelah melakukan pembuktian melalui
percobaan, tiap siswa mengerjakan LKS
yang kemudian di diskusikan dengan
dicocokan bersama-sama.
• Guru dan siswa membuat kesimpulan
dari hasil pembuktian masing- masing
kelompokn yang dilakukan melalui
percobaan.
3 Penutup 10 menit Penutup
• Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk bertanya mengenai materi
yang sudah dibahas dan yang belum di
pahami.
• Guru memberitahuakn kepada siswa
tentang materi yang akan dipelajari pada
pertemuan yang akan datang.
• Guru mengakhiri pelajaran dengan
salam.

G. Alat dan Sumber Belajar


• Buku Matematika Kelas 1V Terbitan Erlangga
• Buku Matematika Kelas IV Buku Sekolah Elektronik Terbitan
Departemen Pendidikan Nasional
• Buku Matematika Idolaku Kelas IV Terbitan PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri
• Buku PR SD Kelas IV
• Kurikulum dan Standar kompetensi mata pelajaran umum
• LKS Matematika
H. Penilaian
1. Jenis Penilain
• Tes tertulis
• Tes lisan
• Tes unjuk kerja
• Diskusi kelompok
2. Rubrik Penilaian
FORMAT PENILAIAN INDIVIDU

No Aktivitas Kriteria
1. Keaktifan siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Aktif
mengemukakan pendapat aktif aktif sekali
2. Keaktifan siswa dalam menanggapi 1. Kurang 2. Cukup 3. Aktif
pendapat teman aktif aktif sekali
3. Keberanian siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Berani
mengajukan pertanyaan kepada berani berani sekali
teman jika ada hal yang kurang jelas
4. Usaha siswa dalam menyelesaikan 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik
masalah usaha usaha sekali
usahanya
5. Kerjasama siswa dengan temannya 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik
dalam kegiatan kelompok sekali
6. Keaktifan siswa dalam mengerjakan 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik
tugas
7. Rasa keingintahuan siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Besar
pembelajaran sekali
8. Minat siswa dalam pembelajaran 1. Kurang 2. Cukup 3. Berminat
minat berminat sekali
Format Penilaian Kelompok
Aspek yang dinilai
No Nama Kelompok Keaktifan Kerjasama Prestasi
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Pemberian kriteria penilaian pada pembelajaran ini adalah setiap anak
minimal mendapat nilai satu (1) kriteria dari 3 kriteria yang ditentukan.
Nilai : 1. Antusias
2. Cukup antusias
3. Antusias sekali
Keterangan:

4 : Sangat baik

3 : Baik

2 : Cukup

1 : Kurang
Soal

A. Kerjakan soal cerita dibawah ini dengan benar dan jelas!

1. Sebuak kereta api terdiri dari 9 gerbong. Kereta tersebut dapat menampung
432 penumpang. Berapa penumpang yang dapat ditampung di setiap
gerbong?
2. Ibu membeli 7 bua kue serharga Rp 2.625,00. Berapa harga setiap kue?
3. Ayah mempunyai 3666 ekor ikan emasyang disebar secara merata kedalam 6
kolam ikan. Berapa ekor ikan emas yang dapat ditampung dalam satu kolam
ikan?
4. Seorang pembuat batu bata dapat membuat 5.994 buah bata setiap mingunya.
Jika ia berkerja 6 hari dalam seminggu, berapa buah bata yang dapat
dikerjakan rata-rata dalam setiap hari?
5. Sebanyak 3.600 peserta ujian akan menempati 90 ruangan. masing-masing
ruangan berisi peserta sebanyak. Berapa banyak peserta dalam setiap
ruangan?

B. kerjakan pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. 175 : 7 =………… 4. 3. 096 : 6 = ……………..

2. 540 : 3 = ……………. 5. 1.836 : 4 = …………..

3. 672 : 3 = ………….
Jawaban A
1. 48
2. 375,00
3. 611
4. 999
5. 40
Jawaban B
1. 25
2. 180
3. 224
4. 516
5. 459

Malang, 11 Agustus 2009


Guru Bidang Studi Guru Peneliti

Drs. Slamet Nurul Hidayah, A.Ma


Nip. 196109291983031011
Lampiran12

Mata pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : IV /I
Pokok Bahasan : pembagian
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

Nama : ………………………….
No.Absen : ………………………….
Kelas : ………………………….

Standar Kompetensi
• Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
• Siswa diharapkan mampu melakukan dan menggunakan sifat-sifat
operasi hitung bilangan dalam pemecaha masalah
• Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung
bilangan perkalian, dan pembagian.
Soal
A. Kerjakan soal cerita dibawah ini dengan benar dan jelas!
6. Sebuak kereta api terdiri dari 9 gerbong. Kereta tersebut dapat menampung
432 penumpang. Berapa penumpang yang dapat ditampung di setiap
gerbong?
7. Ibu membeli 7 bua kue serharga Rp 2.625,00. Berapa harga setiap kue?
8. Ayah mempunyai 3666 ekor ikan emasyang disebar secara merata kedalam 6
kolam ikan. Berapa ekor ikan emas yang dapat ditampung dalam satu kolam
ikan?
9. Seorang pembuat batu bata dapat membuat 5.994 buah bata setiap mingunya.
Jika ia berkerja 6 hari dalam seminggu, berapa buah bata yang dapat
dikerjakan rata-rata dalam setiap hari?
10. Sebanyak 3.600 peserta ujian akan menempati 90 ruangan. masing-masing
ruangan berisi peserta sebanyak. Berapa banyak peserta dalam setiap
ruangan?
B. kerjakan pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1. 175 : 7 =………… 4. 3. 096 : 6 = ……………..

2. 540 : 3 = ……………. 5. 1.836 : 4 = …………..

3. 672 : 3 = ………….
Lampiran 13

Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Sikap Selama Proses


Pembelajaran Siklus kedua pertemuan pertama

No Nama Aktivitas Jumlah Ket


1 2 3 4 5 6 7 8
1 FACHRUL AMY NURDIN 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
2 KHOIRUL MUKLIS 3 3 3 3 3 3 3 2 23 AS
3 ANINDIYA PUTRI PERMATA S 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
4 DWI FRANS DICY 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
5 JIHAN ADE SYAPUTRA 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
6 NOVIA CATUR R 3 3 3 3 3 2 3 3 23 AS
7 SOFYAN 2 3 2 3 2 2 2 2 18 CA
8 SULISTIYO NINGSIH 3 3 3 3 3 3 3 2 23 AS

9 ACHMAD BAGUS D S 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS

10 ACHMAD RAMADANI DWI N S 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS


11 ACHMAD RIZAL FAUZI 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
12 ADINDA NELALULLIA F 3 3 3 3 3 2 3 3 23 AS
13 AFIYANTI NAFISATUL 3 2 2 2 2 2 2 2 23 AS
14 AGIEL BISMA ALWIE 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
15 AGUS SETIAWAN 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
16 AHMAD KHOIRON NAZILAH R 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
17 AHMAD RISKI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
18 ALFAN CAHYO W 2 2 3 2 2 2 2 3 18 CA
19 ANDHIKA RADYAS 2 1 1 1 2 2 2 2 13 KA
20 BELLA STYAWATI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
21 DINDA PRAMUDITA PUTRI H 3 3 3 3 2 3 3 3 23 AS
22 DIYAS ANDIKA 3 3 3 3 3 2 3 3 23 AS
23 DWI KRISTI NINGRUM 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
24 ELSA MAULIDIYA WATI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
25 ERSA ADISA A 1 1 1 2 2 2 2 2 13 KA
26 FERDIAN RAMADHAN 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
27 HANIF ADI SAPUTRA 3 3 3 3 3 3 3 2 23 AS
28 HENDRIK PRIYANTO 2 2 2 2 1 1 1 1 12 KA
29 LULUK NABILA K 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
30 M SAMSUL ARIFIN 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
31 M ZIDANE FERNANDA 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
32 MADE DYAH AMBARINI DWI E 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
33 MOULFIENAZIER PUTRA P S 2 3 3 3 3 3 3 3 23 AS
34 M MALIKI HUSEIN 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
35 M RAFIK KUSUMA 1 1 1 1 2 2 2 2 12 KA
36 NANDA KUSUMA DEWI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
37 RAFI ANDISA AL RAMADHAN 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
38 RIFKI WAYULO 2 3 3 3 3 3 3 3 23 AS
39 RIZA DAMAYANTI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
40 RIZKA AULIA N IJIN
41 SETYO AGUNG W IJIN
42 STEFANI EMILIANA 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
43 WILDAN NUR MUHAMMAD 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
44 YENI NUR FITRIANA TRI T D 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
45 YOHANES WAHYU MEWO 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
46 RIGSKY FAISAL S H 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
47 NI MADE R DEVI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
Lampiran 14
Hasil Penilaian Kelompok Proses Pengamatan Sikap Selama Proses
Pembelajaran Siklus Kedua Pertemuan Pertama
No Nama kelompok Aspek yang dinilai
keaktifan kerjasama Partisipasi
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
Kompok 1
1 Diki
2 Andika
3 Zidan
Klompok 2
1 Diyas Andika
Rafi Adisa
Jihan
Ferdian
Klompok 3
Bagus
Riski
Wildan
Khoiron
Klompok 4
1 Didin
2 Agung
3 Rizal
4 Muklis
Klompok 5
1 Dani
2 Malfi
3 Rafi
4 Samsul
Klompok 6
1 Nanda
2 Afianti
3 Sulis
4 Riza
Klompok 7
1 Dinda
2 Luluk
3 Yeni
4 Milania
Klompok 8
1 Alfan
2 Agus
3 Safyan
4 Hendrik
Klompok 9
1 Bella
2 Elsa
3 Yohanes
4 Hanif
Klompok 10
1 Devi
2 Titin
3 Nindy
4
Klompok 11
1 Malik
2 Rifki
3 Aulia
Lampiran 15

Hasil Penilaian Siklus Kedua Pertemuan Pertama

No Nama Nilai Keterangan


1 FACHRUL AMY NURDIN 100
2 KHOIRUL MUKLIS 100
3 ANINDIYA PUTRI PERMATA S 85
4 DWI FRANS DICY 90
5 JIHAN ADE SYAPUTRA 100
6 NOVIA CATUR R 70
7 SOFYAN 100
8 SULISTIYO NINGSIH 95
9 ACHMAD BAGUS D S 90
10 ACHMAD RAMADANI DWI N S 80
11 ACHMAD RIZAL FAUZI 90
12 ADINDA NELALULLIA F 100
13 AFIYANTI NAFISATUL 100
14 AGIEL BISMA ALWIE 100
15 AGUS SETIAWAN 70
16 AHMAD KHOIRON NAZILAH R 100
17 AHMAD RISKI 100
18 ALFAN CAHYO W 90
19 ANDHIKA RADYAS 100
20 BELLA STYAWATI 100
21 DINDA PRAMUDITA PUTRI H 100
22 DIYAS ANDIKA 100
23 DWI KRISTI NINGRUM 70
24 ELSA MAULIDIYA WATI 100
25 ERSA ADISA A 85
26 FERDIAN RAMADHAN 100
27 HANIF ADI SAPUTRA 100
28 HENDRIK PRIYANTO 90
29 LULUK NABILA K 80
30 M SAMSUL ARIFIN 100 IJIN
31 M ZIDANE FERNANDA 100
32 MADE DYAH AMBARINI DWI E 80
33 MOULFIENAZIER PUTRA P S 100
34 M MALIKI HUSEIN 100
35 M RAFIK KUSUMA 90
36 NANDA KUSUMA DEWI 100
37 RAFI ANDISA AL RAMADHAN 75
38 RIFKI WAYULO 80
39 RIZA DAMAYANTI 85
40 RIZKA AULIA N
41 SETYO AGUNG W 75
42 STEFANI EMILIANA 90
43 WILDAN NUR MUHAMMAD 90
44 YENI NUR FITRIANA TRI T D 100
45 YOHANES WAHYU MEWO 75
46 RIGSKY FAISAL S H 100
47 NI MADE R DEVI 100
JUMBLAH NILAI KESELURUHAN 4150
NILAI RATA-RATA KELAS 88,3
Lampiran 16

RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Siklus II, Pertemuan II
Nama Sekolah : SDN Madyopuro I Malang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : IV/ I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi
• Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar
• Siswa diharapkan mampu melakukan dan menggunakan sifat-sifat
operasi hitung bilangan dalam pemecaha masalah
• Siswa diharapkan mampu mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung
bilangan perkalian, dan pembagian.

C. Indikator Keberhasilan Siswa


• Siswa mampu mengalikan bilangan tiga angka dengan bilangan satu
angka
• Siswa mampu mengalikan bilangan tiga angka dengan bilangan satu
angka dengan cara bersusun pendek
• Siswa mampu mengidentifikasi dan mennyeselesaikan soal cerita dengan
pembagian
• Siswa mampu membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu angka.
• Siswa mampu membagi bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka
dengan cara bersusun kebawah.
• Siswa mampu mengidentifikasi dan menyeselesaikan soal pembagian dua
bilangan tanpa sisa.
D. Materi Pembelajaran
Pembagian
E. Metode Pembelajaran
• Ceramah
• Inquiri
• Tanya jawab
F. Kegiatan Pembelajaran
Langkah-langkah Pembelajaran
No Langkah-Langkah Pembelajaran Waktu Fokus
1 Kegiatan Awal ( Apersepsi ) 10 menit Apersepsi
• Salam, basmalah dan berdoa serta
menanyakan keadaan siswa dan memberi
motivasi belajar.
• Guru memberitahuakn kepada siswa tujuan
pembelajaran materi pada pertemuan kali
ini.
• Guru bertanya tentang pelajaran pada
pertemuan sebelumnya dan d kaitkan
dengan materi yang akan dipelajari.
2 Kegiatan Inti 50 menit Penanaman
• Guru memberikan sedikit pengantar materi Konsep
kemudian mengajukan pokok masalah
untuk dibuktikan dan dikerjakan melalui
lembar tes formatif.
• Guru membagikan lembar soal untuk di
kerjakan dengan baik dan benal.
• Siswa dimintak untuk berdo’a sebelum
mengerjakan soal.
• Siswa mengerjakan soal dengan batas
waktu 40 menit.
3 Penutup 10 menit Penutup
• Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk bertanya mengenai materi yang sudah
dibahas dan yang belum di pahami.
• Guru mengucapkan terimakasih dan salam
perpisahan pada semua siswa.
• Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
G. Alat dan Sumber
• Buku Matematika Kelas 1V Terbitan Erlangga
• Buku Matematika Kelas IV Buku Sekolah Elektronik Terbitan
Departemen Pendidikan Nasional
• Buku Matematika Idolaku Kelas IV Terbitan PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri
• Buku PR SD Kelas IV
• Kurikulum dan Standar kompetensi mata pelajaran umum
• LKS Matematika
H. Penilaian
1. Jenis Penilain
• Tes tertulis
• Tes unjuk kerja
2. Rubrik Penilaian

RUBRIK PENILAIAN INDIVIDU


No Aktivitas Kriteria
1. Keaktifan siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Aktif
mengemukakan pendapat aktif aktif sekali
2. Keaktifan siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Aktif
menanggapi pendapat teman aktif aktif sekali
3. Keberanian siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Berani
mengajukan pertanyaan kepada berani berani sekali
teman jika ada hal yang kurang
jelas
4. Usaha siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik
menyelesaikan masalah usaha usaha sekali
usahanya
5. Kerjasama siswa dengan 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik
temannya dalam kegiatan sekali
kelompok
6. Keaktifan siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Baik
mengerjakan tugas
7. Rasa keingintahuan siswa dalam 1. Kurang 2. Cukup 3. Besar
pembelajaran sekali
8. Minat siswa dalam pembelajaran 1. Kurang 2. Cukup 3. Berminat
minat berminat sekali

Pemberian kriteria penilaian pada pembelajaran ini adalah setiap anak


minimalmendapat nilai satu (1) kriteria dari 3 kriteria yang ditentukan.
Nilai :1. Antusias
2. Cukup antusias
3. Antusias sekali

Malang, 15 Agustus 2009


Guru Bidang Studi Guru Peneliti

Drs. Slamet Nurul Hidayah, A. Ma


Nip. 196109291983031011
Lampiran 17
Hasil Penilaian Individu Proses Pengamatan Sikap Selama Proses
Pembelajaran Siklus kedua pertemuan kedua

No Nama Aktivitas Jumlah Ket


1 2 3 4 5 6 7 8
1 FACHRUL AMY NURDIN 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
2 KHOIRUL MUKLIS 3 3 3 3 3 3 3 2 23 AS
3 ANINDIYA PUTRI PERMATA S 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
4 DWI FRANS DICY 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
5 JIHAN ADE SYAPUTRA 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
6 NOVIA CATUR R 3 3 3 3 3 2 3 3 23 AS
7 SOFYAN 2 3 2 3 3 3 3 3 23 AS
8 SULISTIYO NINGSIH 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
9 ACHMAD BAGUS D S 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
10 ACHMAD RAMADANI DWI N S 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
11 ACHMAD RIZAL FAUZI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
12 ADINDA NELALULLIA F 3 3 3 3 3 2 3 3 23 AS
13 AFIYANTI NAFISATUL 3 3 3 3 2 3 3 3 23 AS
14 AGIEL BISMA ALWIE 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
15 AGUS SETIAWAN 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
16 AHMAD KHOIRON NAZILAH R 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
17 AHMAD RISKI 2 3 3 3 3 3 3 3 23 AS
18 ALFAN CAHYO W 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
19 ANDHIKA RADYAS 2 3 3 2 2 2 2 3 19 CA
20 BELLA STYAWATI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
21 DINDA PRAMUDITA PUTRI H 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
22 DIYAS ANDIKA 3 3 3 3 3 2 3 3 23 AS
23 DWI KRISTI NINGRUM 3 3 3 3 3 3 3 3 24 SA
24 ELSA MAULIDIYA WATI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
25 ERSA ADISA A 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
26 FERDIAN RAMADHAN 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
27 HANIF ADI SAPUTRA 3 3 3 3 3 3 3 2 23 AS
28 HENDRIK PRIYANTO 2 2 2 2 3 3 2 2 18 CA
29 LULUK NABILA K 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
30 M SAMSUL ARIFIN 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
31 M ZIDANE FERNANDA 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
32 MADE DYAH AMBARINI DWI E 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
33 MOULFIENAZIER PUTRA P S 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
34 M MALIKI HUSEIN 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
35 M RAFIK KUSUMA 2 2 2 2 2 2 2 2 16 CA
36 NANDA KUSUMA DEWI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
37 RAFI ANDISA AL RAMADHAN 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
38 RIFKI WAYULO 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
39 RIZA DAMAYANTI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
40 RIZKA AULIA N IJIN
41 SETYO AGUNG W IJIN
42 STEFANI EMILIANA 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
43 WILDAN NUR MUHAMMAD 3 3 3 2 3 3 3 3 16 CA
44 YENI NUR FITRIANA TRI T D 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
45 YOHANES WAHYU MEWO 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
46 RIGSKY FAISAL S H 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
47 NI MADE R DEVI 3 3 3 3 3 3 3 3 24 AS
Lampiran 18
Hasil Penilaian Siklus Kedua Pertemuan Kedua

No Nama Nilai Keterangan


1 FACHRUL AMY NURDIN 100
2 KHOIRUL MUKLIS 80
3 ANINDIYA PUTRI PERMATA S 90
4 DWI FRANS DICY 100
5 JIHAN ADE SYAPUTRA 100
6 NOVIA CATUR R 90
7 SOFYAN 100
8 SULISTIYO NINGSIH 100
9 ACHMAD BAGUS D S 100
10 ACHMAD RAMADANI DWI N S 90
11 ACHMAD RIZAL FAUZI 95
12 ADINDA NELALULLIA F 100
13 AFIYANTI NAFISATUL 90
14 AGIEL BISMA ALWIE 100
15 AGUS SETIAWAN 80
16 AHMAD KHOIRON NAZILAH R 100
17 AHMAD RISKI 100
18 ALFAN CAHYO W 100
19 ANDHIKA RADYAS 100
20 BELLA STYAWATI 100
21 DINDA PRAMUDITA PUTRI H 100
22 DIYAS ANDIKA 100
23 DWI KRISTI NINGRUM 85
24 ELSA MAULIDIYA WATI 100
25 ERSA ADISA A 90
26 FERDIAN RAMADHAN 100
27 HANIF ADI SAPUTRA 90
28 HENDRIK PRIYANTO 100
29 LULUK NABILA K 80
30 M SAMSUL ARIFIN 100
31 M ZIDANE FERNANDA 85
32 MADE DYAH AMBARINI DWI E 80
33 MOULFIENAZIER PUTRA P S 100
34 M MALIKI HUSEIN 100
35 M RAFIK KUSUMA 90
36 NANDA KUSUMA DEWI 100
37 RAFI ANDISA AL RAMADHAN 90
38 RIFKI WAYULO 80
39 RIZA DAMAYANTI 100
40 RIZKA AULIA N
41 SETYO AGUNG W
42 STEFANI EMILIANA 100
43 WILDAN NUR MUHAMMAD 100
44 YENI NUR FITRIANA TRI T D 100
45 YOHANES WAHYU MEWO 90
46 RIGSKY FAISAL S H 100
47 NI MADE R DEVI 100
JUMBLAH NILAI KESELURUHAN 4275
NILAI RATA-RATA KELAS 91
Lampiran 19

INSTRUMENT OBSERVASI

Agar memperoleh data yang akurat, peneliti mengadakan observasi


langsung kepada obyek penelitian guna memperoleh data-data tentang :

1. Data geografis SDN Madyopuro I Malang.


2. Keadaan gedung, ruang kelas, serta kelengkapan isinya.
3. Keadaan struktur organisasi SDN Madyopuro I Malang.
4. Keadaan perpustakaan.
5. Keadaan sarana dan prasarana di SDN Madyopuro I Malang.
6. Pelaksanaan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
Lampiran 20

INSTRUMENT DOKUMENTASI

Dalam melengkapi data-data yang diperlukan dalam penelitian, maka


peneliti juga menggunakan dokumentasi yang memuat hal-hal sebagai berikut :

1. Sejarah berdirinya SDN Madyopuro I Malang


2. Visi, Misi dan Tujuan SDN Madyopuro I Malang
3. Struktur organisasi dan Komite SDN Madyopuro I Malang
4. Keadaan siswa di SDN Madyopuro I Malang
5. Keadaan sarana dan prasarana di Madyopuro I Malang
6. Denah lokasi SDN Madyopuro I Malang
Lampiran 21

ANGKET GURU

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : IV

Nama Guru : ……

Petunjuk : Isilah angket ini sesuai pendapat anda dengan sejujurnya.


Jawaban dalam angket ini tidak akan mempengaruhi penilaian kinerja
anda.

A. Berilah tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda!
1. Apakah anda telah menerapkan KTSP dalam pembelajaran di kelas?
Sudah Belum
2. Perangkat pembelajaran apa yang telah anda buat:
a. Program Tahunan
b. Program Semester
c. Silabus
d. RPP
c. Analisis
3. Apakah sarana dan prasarana di kelas mendukung kelancaran dalam
kegiatan belajar mengajar?
Ya Tidak
4. Apakah dalam pembelajaran anda menggunakan media pembelajaran?
Ya Tidak
5. Metode pembelajaran apakah yang anda gunakan selama ini?
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Penugasan
e. Lainnya sebutkan …

6. Apakah anda menerapkan pembelajaran Kontekstual (CTL)?


Sudah Belum
7. Jika sudah komponen CTL apa yang pernah anda terapkan:
a. Inkuiri
b. Kontruktivisme
c. Bertanya
d. Masyarakat belajar
e. Refleksi
f. Modeling
g. Penilaian sebenarnya
h. Jawaban boleh lebih dari satu
8. Sumber belajar apa yang sering anda gunakan dalam KBM?
a. Buku paket
b. Buku penunjang
c. LKS
d. Buku pedoman mengajar
e. Obyek langsung
9. Apakah anda melakukan evaluasi dalam setiap menyelesaikan
pembelajaran?
Ya Tidak Kadang-kadang
10. Alat evaluasi apa yang anda gunakan dalam KBM?
Tes Non Tes
11. Jika tes, jenis apa yang anda gunakan?
a. Tulis
b. Lisan
c. Perbuatan
d. Jawaban boleh lebih dari satu
12. Apakah anda mengumpulkan setiap hasil pekerjaan siswa?
Ya Kadang-kadang Tidak
13. Apakah anda melakukan pembelajaran di luar kelas?
Ya Kadang-kadang Tidak
14. Apakah anda melakukan program pengayaan dan perbaikan dalam setiap
evaluasi?
Ya Kadang-kadang Tidak

15. Apakah siswa mencapai ketuntasan belajar?


Sudah Belum
16. Jika sudah, berapa persen pencapaian ketuntasan tersebut?
10% - 30% 70% - 80%
40% - 60% 90% - 100%
17. Apakah anda mengalami hambatan dalam:
a. Merencanakan pembelajaran
b. Pelaksanaan pembelajaran
c. Pengelolaan kelas
d. Pelaksanaan evaluasi
e. Pemilihan metode
f. Pencapaian ketuntasan belajar
Lampiran 22

PANDUAN WAWANCARA
RESPONDEN SISWA

Siklus ke :
Kelas : IV
Hari/Tanggal :
Pukul :
1. Kemukakan alasanmu suka atau tidak suka dengan cara guru mengajar
(menggunakan metode CTL) yang baru saja kalian ikuti!
a. Saya menyukai metode ini karena .......................................................
b. Saya tidak menyukai metode ini karena ..............................................
2. Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru menerangkan/menjelaskan
materi pelajaran? Jelaskan! ......................................................................
3. Apakah kamu dapat memahami materi yang baru kamu ikuti? Jelaskan!
.................................................................................................................
4. Apakah kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran
berlangsung?
.................................................................................................................
5. Apa saran untuk kegiatan pembelajaran yang akan datang?
Lampiran 23
BADAN STRUKTUR ORGANISASI KOMITE / DEWAN SEKOLAH

TAHUN PELAJARAN: 2008/2009 SEKOLAH: SDN MADYOPURO I

# # # # & # & #

!$ % ! '

! " !
! ! )
! ! ! ) ! )
( !
( ( ( ( ( ( (
!

KETERANGAN.
………… Garis Koordinasi
----------- Garis Komando.
Lampiran 24
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH

TAHUN PELAJARAN: 2008/2009 SEKOLAH: SDN MADYOPURO I

* &+

& #

&
DOKUMENTASI PENELITIAN

Lampiran 26

Anda mungkin juga menyukai