Anda di halaman 1dari 195

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS STEAM

DALAM MENUMBUHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

DI SD MY LITLE ISLAND MALANG

SKRIPSI

Oleh :

Beatrica Aulia Rahmawati

NIM. 16140014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARIBYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG

Desember,2020
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS STEAM

DALAM MENUMBUHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

DI SD MY LITLE ISLAND MALANG

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S,Pd)

Oleh :
Beatrica Aulia Rahmawati
NIM. 16140014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARIBYAH DAN KEGURUAN (FITK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG

Desember,2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS STEAM
DALAM MENUMBUHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
DI SD MY LITTLE ISLAND MALANG

SKRIPSI

Oleh:
Beatrica Aulia Rahmawati
NIM. 16140014

Telah Diperiksa dan Disetujui untuk Diujikan


Oleh Dosen Pembimbing

Dr. M. Zubad Nurul Yaqin, M.Pd


NIP. 19740228 200801 1 003

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Dr. H. Ahmad Sholeh, M.Ag


NIP. 19760803 200604 1 001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS STEAM DALAM


MENUMBUHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
DI SD MY LITTLE ISLAND MALANG

SKRIPSI
dipersiapkan dan disusun oleh:
Beatrica Aulia Rahmawati (16140014)
telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 18 Desember 2020 dan
dinyatakan
LULUS
serta diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Dewan Penguji Tanda Tangan

Ketua Sidang
Muh. Zuhdy Hamzah, S.S., M.Pd :
NIP. 19801211 201503 1 001

Sekretaris Sidang
Dr. M. Zubad Nurul Yaqin, M.Pd :
NIP. 19740228 200801 1 003

Pembimbing
Dr. M. Zubad Nurul Yaqin, M.Pd :
NIP. 19740228 200801 1 003

Penguji Utama
Dr. Hj Sulalah M,Ag :
NIP. 19651112 199403 2 002

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. H. Agus Maimun, M.Pd


NIP. 19650817 199803 1 003

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamiin

Puji Syukur kehadirat Allah SWt yang telah melimpahkan rahmat serta karunia
Nya kepada saya. Shalawat dan salam saya panjatkan kepada Nabi Muhammady
SAW. dengan ridho Allah SWT saya persembahkan skripsi ini kepada:

Kedua orang tuaku Bapak dan Ibu ( H. Sugeng Sudarsono, M.Pd dan Hj.Istianah)

Telah mengajarkan serta membimbing saya dengan tulus danikhlas untuk terus
mencari ilmu serta berkat doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT yang
mengiringi disetiap perjalanan hidup saya hingga saat ini dan seterusnya.
Terimakasih atas pengerobanan yang diberikan sehingga dapat menjalani
kehidupan hingga saat ini.

Kepada ke dua saudaraku, Dhimas Fajdar Adhi Nugraha dan Dimas Firdaus Putra
Iswara yang telah memberi semangat dalam hidup ini. Terimaksih atas doa yang
telah dipanjatkan dan dukungan yang diberikan.

Kepada teman-temanku Cahya Yudi Avianto, Amd.Pi yang telah membantu


dalam menyelesaikan skripsi ini, Ngakak So Hard team yang selalu mewarnai dan
memberi semangat selama kehidupan perkuliahan, Teman-teman PGMI A ,
Keluarga Besar PGMI 2016, Teman-teman Sanggar Seni Bina Madrasah (SSBM),
Teman-teman kamar ma’had USA 25, serta immawan dan immawati IMM
Pelopor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberikan banyak
pengalaman dan pelajaran yang berharga.

Terakhir untuk diriku sendiri yang telah berjuang untuk menghadapi segala
permasalahan dan kebahagiaan kehidupan di masa yang lalu hingga masa yang
akan datang.

iv
HALAMAN MOTO

(۹۱۱ :‫(األعراف‬ َ‫ض َع ِن ْالجٰ ِه ِليْن‬ ِ ‫ُخ ِذ ْالعَ ْف َو َوأْ ُم ْر بِ ْالعُ ْر‬
ْ ‫ف َواَع ِْر‬
“Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan
pedulikan orang-orang yang bodoh”. (QS. al-A’raf: 199)1

1
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya Dilengkapi dengan Asbabun
Nuzul dan Hadits Shahih (Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema, 2011), hlm. 176

v
Pembimbing : Dr. M. Zubad Nurul Yaqin, M.Pd
Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING


Hal : Skripsi Beatrica Aulia Rahmawati Malang, 08 Desember 2020
Lamp : 3 ( Tiga ) Ekslempar

Yang Terhormat,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang
di
Malang

Assalamualaikum Wr.Wb
Setelah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini:

Nama : Beatrica Aulia Rahmawati


NIM : 16140014
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Skripsi : Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM dalam
Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis di SD My
Little Island Malang

Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Waasalamu’alaikum Wr.Wb.

Pembimbing,

Dr. M. Zubad Nurul Yaqin, M. Pd


NIP. 19740228 200801 1 003

vi
vii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

nikmat serta hidayah-Nya, tiada kata yang pantas selain kata syukur atas berkah

kesehatan, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan judul

“IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS STEAM DALAM

MENUMBUHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DI SD MY

LITTLE ISLAND MALANG” dengan baik. Shalawat serta salam tetap

tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang memberikan jalan terang

dan mengajarkan agama Allah SWT yakni agama islam. Semoga kita mendapatkan

syafaat di akhirat kelak sebagai orang-orang yang beriman dijalan Allah SWT.

Amin Amin Ya Robbal Alamin.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih khusus kepada:

1. Prof. Dr. H. Abd. Haris, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Dr. H. Ahmad Sholeh, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Dr. M. Zubad Nurul Yaqin,M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah mencurahkan pemikiran,tenaga,serta waktunya untuk membimbingb

dan mengarahkan dalammenyusun skripsi ini hingga selesai.

4. Bintoro Widodo,M.Kes selaku dosen wali senantiasa memberikan arahan

dan bimbingan sejak semester awal hingga semester akhir.

viii
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah dan memberikan

pengalaman berharga kepada penulis selama perkuliahan di Universitas

Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

6. Rurik Herawati, M.Pd selaku Kepala Sekolah SD My Little Island Malang

yang telah memberi izin penulis untuk melakukan penelitian di SD My

Little Island Malang.

7. Dino Sugiarto, S.Pd selaku Waka Kurikulum SD My Little Island Malang

yang telah menyempatkan waktu serta tenaganya untuk memberikan

informasi kepada penulis saat penelitian di SD My Little Island Malang.

Hanya ucapan terimakasih yang dapat penulis sampaikan, semoga doaserta

bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amal ibadah yang diterima di sisi

Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini, maka

kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk memperbaiki karya tulis

ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga

dapat dijadikan sebagai refrensi penelitian selanjutnya.

Malang, 8 Desember 2020


Penulis,

Beatrica Aulia Rahmawati


NIM. 16140014

ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan

pedoman transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 tahun 1987 dan No. 0543

b/U/1987 yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Huruf

‫ا‬ = a ‫ز‬ = z ‫ق‬ = q


‫ب‬ = b ‫س‬ = s ‫ك‬ = k
‫ت‬ = t ‫ش‬ = sy ‫ل‬ = l
‫ث‬ = ts ‫ص‬ = sh ‫م‬ = m
‫ج‬ = j ‫ض‬ = dl ‫ن‬ = n
‫ح‬ = h ‫ط‬ = th ‫و‬ = w
‫خ‬ = kh ‫ظ‬ = zh ‫ه‬ = h
‫د‬ = d ‫ع‬ = ‘ ‫ء‬ = ,
‫ذ‬ = dz ‫غ‬ = gh ‫ي‬ = y
‫ر‬ = r ‫ف‬ = f

B. Vokal Panjang C. Vokal Diftong


Vokal (a) panjang = â ‫وأ‬ = aw
Vokal (i) panjang = î ‫أي‬ = ay
Vokal (u) panjang = û ‫أُو‬ = û
‫أِي‬ = î

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Persamaan, perbedaan, dan originalitas penelitian............................. 19

Tabel 4.1 Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island Malang ........... 58

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 37

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Jadwal Pelajaran di SD My Little Island Malang

Lampiran II : Jadwal Kegiatan di SD My Little Island Malang

Lampiran III : Transkrip Wawancara Waka Kurikulum

Lampiran IV : Transkrip Wawancara Guru Mata Pelajaran

Lampiran V : RPP

Lampiran VI : Dokumentasi

Lampiran VII : Bukti Konsultasi

Lampiran VIII : Surat Izin Penelitian

Lampiran IX : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran X : Biodata Mahasiswa

xiii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii


HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
HALAMAN MOTO .................................................................................... v
NOTA DINAS PEMBIMBING .............................................................................. vi

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... vii


KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ....................................... x


DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xii
DAFTARLAMPIRAN ............................................................................................... xiii

DAFTAR ISI ............................................................................................... xiv


ABSTRAK ...................................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Konteks Penelitian..................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian................................................................................... 10
E. Originalitas Penelitian ............................................................................ 12
F. Definisi Istilah ........................................................................................ 20
G. Sistematika Pembahasan.......................................................................... 21
BAB II PRESPEKTIF TEORI ................................................................. 24
A. Landasan Teori ....................................................................................... 24
1. Konsep Pembelajaran ...................................................................... 24
a. Pembelajaran Berbasis STEAM ............................................ 26
2. Berpikir Kritis .................................................................................. 30
B. Kerangka Berpikir ................................................................................... 36

xiv
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 38

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ............................................................. 38


B. Kehadiran Peneliti ................................................................................... 38
C. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 39
D. Data Dan Sumber Data ............................................................................ 39
E. Teknik Penelitian .................................................................................... 40
F. Analisis Data ........................................................................................... 42
G. Uji Keabsahan Data ................................................................................. 44
H. Prosedur Penelitian .................................................................................. 45
BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN .......................... 49
A. Objek Penelitian ....................................................................................... 49
B. Paparan Data dan Hasil Penelitian .............................................................. 54
1. Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island Malang .............. 54
2. Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM dalam Menumbuhkan
Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island Malang ............... 59
3. Problematika dan Solusi dari Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM
dalam Menumbuhkan Kterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island
Malang ................................................................................................ 76
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................... 81
A.Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island Malang ..................... 49
B. Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM dalam Menumbuhkan
Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island Malang .................... 49
C. Problematika dan Solusi dari Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM
dalam Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island
Malang ..................................................................................................... 49
BAB VI PENUTUP .................................................................................. 95
A. Kesimpulan ........................................................................................... 95
B. Saran ..................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 98
LAMPIRAN

xv
ABSTRAK
Rahmawati, Beatrica Aulia. 2020. Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM dalam
Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island Malang.
Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing
Skripsi : Dr. M. Zubad Nurul Yaqin, M.Pd.

Keterampilan merupakan suatu hal yang penting dimiliki peserta didik di era
modern. Salah satu keterampilan yang dapat di tumbuhkan yakni keterampilan berpikir
kritis. Keterampilan berpikir kritis memiliki peran penting bagi peserta didik berkembang
di era modern. Pembelajaran merupakan wadah yang tepat dalam membantu guru
menumbuhkan keterampilan berpikir kritis pada peserta didik. Salah satu pembelajaran
yang dapat digunakan yaitu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STEAM atau
dapat disebut pembelajaran berbasis STEAM.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) pelaksanaan pembelajaran
berbasis STEAM dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis di SD My Little Island
Malang, (2) Problematika dan solusi pelaksanaan pembelajaran berbasis STEAM dalam
menumbuhkan keterampilan berpikir kritis di SD My L0ittle Island Malang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.
Peneliti sebagai intrumen dari penelitian ini, dengan menggunakan teknsik pengumpulan
daa wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan mereduksi data
yang tidak diperlukan, serta menyajikan data dan menarik kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Pembelajaran berbasis STEAM
di SD My Little Island diterapkan pada subject mata pelajaran yang menggunakan
Cambridge Curriculum yakni pada mata pelajaran Science, English, dan Mathematics.
Pembelajaran berbasis STEAM dilaksanakan dengan baik karena materi yang di gunakan
tidak semua namun hanya materi pembelajaran tertentu sehingga hasil dari pembelajaran
tersebut maksimal. Selain pemilihan materi yang sesuai hubungan antar guru dibangun
dengan baik. Sehingga diskusi dan kerja sama antar guru digunakan dalam mempersiapkan
pembelajaran berbasis STEAM ini. Penerapan pembelajaran bebasis STEAM ini
membantu guru dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis pada peserta didik.
Ditunjukkan dengan peserta didik melaksanakan setiap komponen pada STEAM dalam
satu waktu sehingga melatih siswa untuk berpikir lebih dalam melaksanakan pembelajaran.
Melatih siswa untuk membantuk pengetahuannya sendiri serta pemecahan masalah selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. (2) Kendala yang dialami guru yakni lama waktu yang
dibutuhkan dalam pembelajaran tidak sesuai dengan yang di rencakan, namun kendala
tersebut dapat diatasi dengan menyampaikan waktu pengerjaan project lebih singkat pada
peserta didik dan guru telah menyiapkan waktu lebih apabila terjadi kekurangan waktu.
Guru juga melakukan diskusi dengan guru yang lain untuk menggunakan waktu yang lebih
pada mata pelajaran lain.

Kata Kunci : Keterampilan Berpikir Kritis, STEAM

xvi
ABSTRACT
Rahmawati, Beatrica Aulia. 2020. Implementation of science, technology, engineering, art.
Based Learning in Developing Critical Thinking Skills at Elementary school My
Little Island Malang. Thesis, Department of Teacher Education at elementary school
, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Islamic University of Maulana Malik
Ibrahim Malang. Thesis Advisor: Dr. M. Zubad Nurul Yaqin, M.Pd.

Skill is important thing that students have in the modern era. One of the skills that
can be cultivated is critical thinking skills. Critical thinking skills have an important role
for students to develop in the modern era. Learning is the right place to help teachers foster
critical thinking skills in students. One of the lessons that can be used is learning using the
science, technology, engineering, art. approach or it can be called STEAM-based learning.
This study aims to describe: (1) the implementation of science, technology,
engineering, art. based learning in developing critical thinking skills at Elementary school
My Little Island Malang, (2) Problems and solutions for implementing science, technology,
engineering, art.based learning in developing critical thinking skills at Elementary school
My Little Island Malang.
This study uses a qualitative approach using descriptive methods. The researcher
as the instrument of this research, using the techniques of collecting interview data and
documentation study. Data analysis was performed by reducing unnecessary data,
presenting data and drawing conclusions.
The results of this study indicate that: (1) science, technology, engineering,
art.based learning at Elementary school My Little Island is applied to subjects using the
Cambridge Curriculum, namely Science, English, and Mathematics. science, technology,
engineering, art.based learning is carried out well because not all materials are used but
only certain learning materials so that the results of the learning are maximized. In addition
to selecting the appropriate material, the relationship between teachers is well developed.
So that discussions and cooperation between teachers are used in preparing for this science,
technology, engineering, art. based learning. The application of science, technology,
engineering, art.based learning helps teachers foster critical thinking skills in students. It
was shown by students implementing each component of science, technology, engineering,
art. at one time so as to train students to think deeper in implementing learning. Train
students to help their own knowledge and solve problems during learning activities. (2)
The constraint experienced by the teacher is that the length of time required for learning is
not in accordance with what was planned, however, this obstacle can be overcome by
conveying that the project time is shorter to students and the teacher has prepared more
time if there is a shortage of time. The teacher also holds discussions with other teachers to
spend more time on other subjects.
Keywords: Critical Thinking Skills, science, technology, engineering, art.

xvii
‫ملخص‬
‫رحمواتي‪ ,‬بياتريجا أوليا‪ .2222 ..‬تنفيذ التعلم القائم على العلوم و التكنولوجيا و‬
‫التقنية و الفن في تطوير مهارات التفكير النقدي في المدرسة األبتدائية مي‬
‫ليتل إس الالالالالالند ما ن ‪ .‬البحث العلمي‪ .‬قس الالالالالم التعليم المعلمين بالمدرس الالالالالة‬
‫اإلبتدائية‪ ,‬كلية التربية والتعليم ‪ ,‬الجامعة اإلسالالالالمية مو نا مالك إبراهيم‬
‫م الالا ن ‪ .‬مشالالالالالالرف البح الالث العلمي ‪ :‬ال الالدكتوو محمالالالد بيالالالد نور اليقين‬
‫الماجستيىر‪.‬‬

‫المهالارات أيالالالالالاليا المهمة التي يمتلكها الطالص في العثالالالالالالر الحديث‪ .‬من‬


‫المهارات التي يمكن صالالالالالالقلها مهارات التفكير النقدي‪ .‬مهارات التفكير النقدي لها‬
‫دور مهم يج ال على الطالص تطويرهالالا في العثالالالالالالر الحالالديالالث‪ .‬التعلم هو المكالالا‬
‫المناسال لمساعد المعلمين على تعييي مهارات التفكير النقدي لدو الطالص‪ .‬أحد‬
‫الدروس التي يمكن اسالالالالالت دامها هو التعلم باسالالالالالت دام نه العلوم و التكنولوجيا و‬
‫التقنية و الفن أو يمكن تسالالالالالالميتم التعلم القائم على العلوم و التكنولوجيا و التقنية و‬
‫الفن‪.‬‬
‫أه الالداف البح الالث إلى وصالالالالالال ‪ )1 :‬تنفي الالذ التعلم الق الالائم على العلوم و‬
‫التكنولوجيا و التقنية و الفن في تطوير مهارات التفكير النقدي في في المدرسالالالالالة‬
‫األبتدائية مي ليتل إسالالالند ما ن ‪ )2 .‬المش الالكالت والحلون تنفيذ التعلم القائم على‬
‫العلوم و التكنولوجي الالا و التقني الالة و الفن في تطوير مه الالارات التفكير النق الالدي في‬
‫المدرسة األبتدائية مي ليتل إسالند ما ن ‪.‬‬
‫البحث تسالت دم المنه النوعي باسالت دام األساللوص الوصفية‪ .‬الباحث كأدا‬
‫لهذا البحث باسالالت دام تقنيات جمع بيانات المقابلة ودراسالالة التوثيق‪ .‬إجرا تحليل‬
‫البيانات عن طريق تقليل البيانات غير الضالالرورية ‪ ,‬وتقديم البيانات واسالالت ال‬
‫النتائ ‪.‬‬
‫نتائ هذا البحث تش الالالير إلى ما يلي‪ (1 :‬تطبيق التعلم القائم على العلوم و‬
‫التكنولوجيا و التقنية و الفن في المدرسالالة األبتدائية مي ليتل إسالالالند ما ن ‪ .‬على‬
‫المواد التي تست دم منه كامبريدج ‪ ،‬وهي العلوم واللغة اإلنجلييية والرياضيات‪.‬‬
‫يتم تنفيذ التعلم القائم على العلوم و التكنولوجيا و التقنية و الفن بشالالكل جيد ألنم‬
‫يتم اس الالالالت دام جميع المواد ولكن فقط مواد تعليمية معينة بحيث يتم تعظيم نتائ‬
‫التعلم‪ .‬باإلضالالافة إلى اختيار المواد المناسالالبة ‪ ،‬فإ العالقة بين المعلمين متطور‬
‫بشكل جيد‪ .‬بحيث يتم است دام المناقشات والتعاو بين المعلمين في التحضير لهذا‬

‫‪xviii‬‬
‫التعلم القائم على العلوم و التكنولوجيا و التقنية و الفن‪ .‬يسالالاعد تطبيق التعلم القائم‬
‫على العلوم و التكنولوجيا و التقنية و الفن المعلمين على تعييي مهارات التفكير‬
‫النقدي لدو الطالص‪ .‬تم عرضالالم من قبل الطالص الذين قاموا بتنفيذ كل مكو من‬
‫مكونات العلوم و التكنولوجيا و التقنية و الفن في وقت واحد لتدري الطالص على‬
‫التفكير بشالالكل أعمق في تنفيذ التعلم‪ .‬تدري الطالص على مسالالاعد معارفهم وحل‬
‫المش الالكالت أثنا أنش الالطة التعلم‪ (2.‬القيد الذي يواجهم المعلم هو أ طون الوقت‬
‫المطلوص للتعلم يتوافق مع ما تم الت طيط لم ‪ ،‬ومع ذلك ‪ ،‬يمكن التغل على‬
‫هذه العقبة من خالن إيثالان أ وقت المشالرو أقثالر للطالص وأ المعلم قد أعد‬
‫المييد من الوقت إذا كا هناك نقص في الوقت‪ .‬يعقد المعلم أيضالالا مناقشالالات مع‬
‫مدرسين آخرين لقضا المييد من الوقت في مواضيع أخرو‪.‬‬

‫الكلمة األساسية‪ :‬مهارات التفكير النقدي ‪ ،‬العلوم و التكنولوجيا و التقنية و ان‬

‫‪xix‬‬
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

2003. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 2

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan oleh pendidik kepada siswa

yang berupa ilmu pengetahuan, membentuk keterampilan serta sikap dan

menumbuhkan siswa agar terjadinya suatu kegiatan proses pembelajaran.

Pembelajaran merupakan bentuk singkat dari kata belajar dan mengajar.

Kegiatan belajar lebih cenderung pada aktivitas yang dilakukan oleh siswa,

sementara mengajar cenderung pada aktivitas yang dilakukan oleh seorang

guru. Adanya suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada siswa agar

terjadinya suatu kegiatan belajar mengajar atau proses pembelajaran. Namun,

pembelajaran juga dapat diartikan bagaimana cara seorang pendidik mengajar

agar peserta didik mau belajar.

Berdasarkan aspek kegunaannya, mengajar dapat dipandang dari dua

aspek, yakni mengajar secara tradisional dan mengajar secara modern.

Mengajar secara tradisional adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa

di sekolah. 3 Pada pengertian ini proses belajar mengajar hanya pada

meyampaikan ilmu pengetahuan pendidik kepada siswa.

2
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2013), hlm. 19.
3
Ibid, hlm. 20.

1
2

Aktivitas pendidik dalam kegiatan belajar mengajar secara tradisional ini

lebih lebih berperan aktif, sedangkan siswa hanya mendengarkan apa yang

disampaikan oleh guru. Kegiatan belajar mengajar seperti ini membuat siswa

diam, dan tidak kritis. Mengajar adalah suatu aktivitas membimbing atau

menolong seseorang untuk mendapatkan, mengubah, atau mengembangkan

keterampilan sikap (attitude), cita-cita (ideals), pengetahuan (knowledge), dan

penghargaan (appreciation).4

Pengertian mengajar dalam konteks modern, peran guru dalam

pelaksanaan pembelajaran sebagi moderator atau alat bantu bagi siswa dalam

mendapatkan ilmu pengetahuan. Namun dalam proses pembelajarannya siswa

tidak hanya fokus pada penerimaan ilmu pengetahuan saja, siswa juga

mengembangkan keterampilan pada diri siswa, dengan begitu maka pada

proses pembelajaran siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran tersebut,

siswa ikut serta dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

Pembelajaran pada konteks modern merupakan kegiatan belajar mengajar

yang sesuai kehidupan pada masa sekarang, karena kita telah hidup dimasa

modern. Seperti yang telah dijelaskan, pembelajaran dalam konteks modern

merupakan pembelajaran yang dalam pelaksaanaannya peserta didik yang

berperan lebih aktif dibandingkan dengan peran seorang guru. Dalam

pembelajarannya disini guru sebagai moderator dan pengarah bagi siswa saat

proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Salah satu keterampilan yang harus

dimiliki oleh peserta didik yakni keterampilan berpikir kritis. Adanya

4
Ibid, hlm. 21.
3

keterampilan ini pada diri siswa, dapat mempersiapkan siswa dalam menjalani

kehidupan sehari-hari pada saat ini dan yang akan datang.

Berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau

gagasan yang berhubungan dengan konsep yang diberikan atau masalah yang

dipaparkan. 5 kegiatan yang dapat dipahami dalam berpikir kritis ini yakni

kegiatan mengidentifikasi, menganalisis, dan mengembangkannya ide ke arah

yang lebih baik. Berdasarkan kegiatan tersebut akan membuat siswa tidak

mudah menerima informasi yang diberikan begitu saja, perlu adanya perlakuan

kritis yang akan menumbuhkan keyakinan siswa terhadap suatu informasi yang

didapat, dengan begitu siswa dapat mengunakan informasi tersebut dalam

pengambilan keputusan atau pemberian solusi dalam suatu permasalahan.

Kemampuan berpikir kritis dapat diukur melalui lima aspek yang

merupakan indikator dari berpikir kritis, yaitu memberikan penjelasan

sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, memberikan

penjelasan lanjut, mengatur strategi dan taktik. 6 Apabila siswa telah memenuhi

indikator-indikator tersebut maka siswa dapat dikatakan telah memiliki

keterampilan berpikir kritis.

Melatih berpikir kritis pada siswa dapat diterapkan melalui kegiatan proses

pelaksanaan pembelajaran. Pada proses pembelajaran diselipkan tahapan-

tahapan dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis yang diantaranya:

keterampilan menganalisis, keterampilan menyintesis, keterampilan mengenal

dan memecahkan masalah, keterampilan menyimpulkan, dan keterampilan

5
Op.cit., hlm. 121.
6
Ibid, hlm. 125.
4

mengevalusi atau menilai. 7 Dengan melaksanakan tahapan tersebut maka siswa

akan memiliki keterampilan berpikir kritis. Pemilihan tahapan tersebut dapat

dilakukan oleh setiap jenjang sekolah dasar, namun level kesulitan disetiap

tahapan tersebut yang dapat dikembangkan.

Melalui keterampilan berpikir kritis dapat menjadikan suatu kehidupan

bermakna bagi siswa. Maksud dari bermakna yaitu siswa peka terhadap

masalah yang ada disekitarnya. Siswa mampu memahami serta menyelesaikan

masalah, dapat menerapkan konsep pada permasalahan yang berbeda. Siswa

dapat mencerna informasi dengan baik, seperti mempertanyakan kebenaran

dari informasi dan mengapa siswa harus percaya dengan informasi tersebut.

Hal ini membuat siswa mengetahui tindakan apa yang harus siswa lakukan dan

bagaimana cara siswa menanggapi informasi tersebut.

Memiliki keterampilan berpikir kritis dapat membiasakan siswa tidak

gegabah serta tidak salah dalam mengambil suatu keputusan, karena sebelum

mengambil keputusan siswa telah mendalami informasi yang diterima. Cara

yang dapat digunakan dalam mengkritisi informasi dengan menguji kebenaran

informasi melalui pengalaman pembelajaran yang dilakukan secara langsung

oleh siswa. Pembelajaran dapat dilaksanakan dengan mempersiapkan atau

menentukan model, metode ataupun teknik yang digunakan dalam

pembelajaran. Karena pembelajaran merupakan salah satu yang dapat

membantu guru dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis. Maka dari

itu guru haruslah pandai dalam menentukan pendekatan, model, metode,

7
Ibid, hlm. 129.
5

ataupun teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu

pendekatan yang dapat membantu pembelajaran dalam menumbuhkan

keterampilan berpikir kritis yakni dengan menerapkan pendekatan STEAM.

Dengan karakteristik pendekatan STEAM yang mengintegrasikan ilmu Science,

Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics dapat menciptakan

pembelajaran yang aktif dan nyata. Namun dalam pelaksanaannya masih

sedikit sekolah yang menggunakan pendekatan STEAM dalam proses

pembelajaran.

Salah satu pembelajaran yang dapat dilakukan untuk melaksanakan

pembelajaran dalam konteks modern dapat diterapkan melalui pembelajaran

berbasis STEAM atau pembelajaran yang menggunakan pendekatan STEAM

dalam pelaskanaannya. STEAM diinisiasi oleh Rhode Island School of Design,

tujuannya adalah untuk menumbuhkan inovasi yang berkembang dengan

menggabungkan pikiran seorang ilmuwan atau teknolog dengan seorang

seniman atau desainer.8

STEAM merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dilakukan

untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis pada diri siswa. Dimana pada

pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini akan menghasilkan suatu

produk. Dengan adanya suatu produk maka pembelajaran ini dilaksanakan

dengan adanya pembelajaran dalam bentuk nyata yang mana siswa melihat dan

melaksanakan sendiri pembelajaran tersebut. Melalui pembelajaran yang

8
Siti Zubaidah, “STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics):
Pembelajaran untuk Memberdayakan Keterampilan Abad ke-21”, Conference Paper, 2019, FMIPA
Universitas Negeri Malang, hlm. 8
6

dilakukan oleh siswa secara langsung, maka dengan begitu siswa akan

mengetahui dampak dari pembelajarannya tidak sebatas mengetahui

pembelajaran tersebut. Menerapkan pembelajaran yang seperti itu dapat

menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, dimana siswa dapat mengetahui

banyak hal yang hanya bisa terlihat jika dilakukan secara praktik tidak dengan

duduk dan memperhatikan guru menjelaskan saja. Pembelajaran STEAM

membuat siswa menghargai seni dan sains secara bersamaan menggunakan

banyak bentuk keterampilan berpikir kritis, kreativitas dan imajinasi ketika

mereka mencoba memahami berbagai masalah nyata.9

Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan, pembelajaran merupakan

suatu proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik untuk

mencapai tujuan peserta didik mau belajar dan dalam suatu keadaan tertentu.

Sedangkan STEAM adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang

menggunakan Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics.

Berdasarkan pengertian pembelajaran dan STEAM tersebut dapat disimpulkan,

pengertian dari pembelajaran STEAM adalah suatu proses kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan pendekatan STEAM yang menggunakan

Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics.

Pada proses pembelajarannya, disiplin ilmu Science dilihat dari cara

berfikir siswa melalui aktivitas mengamati, melakukan percobaan, berpikir

bagaimana suatu itu bekerja. Technology pada STEAM dilihat dari bagaimana

siswa menggunakan alat dalam mempergunakan suatu pekerjaan. Engineering

9
Ibid, hlm. 8.
7

juga dapat dilihat kemampuan siswa dalam merangkai suatu bentuk, namun

dalam ranah pemecahan masalahnya menggunakan variasi bahan. Arts

merupakan cara mendesain serta berkreasi dengan seni. Mathematics

merupakan cara mengukur, seperti ukuran pola, bentuk, volumenya.

Pelaksanaan pembelajaran STEAM terdapat proses atau tahapan yang

dilakukan saat pembelajaran berlangsung yakni: Eksploration, Extend,

Engage, dan Evaluate.10 Pada saat pelaksanaan pembelajaran tersebut guru

memiliki peran fasilitator, yakni yang memfasilitasi atau sebagai pendamping

dan siswa sebagai pemeran utama dalam pembelajaran. Pembelajaran yang

dikemas dengan berbagai disiplin ilmu ini menjadi suatu daya tarik tersendiri

yang dimiliki oleh pembelajaran STEAM. Dimana siswa dilatih untuk

menemukan keterkaitan disiplin ilmu satu dengan yang lainnya, dengan begitu

akan menumbuhkan keterampilan berpikir kritis pada siswa.

Pembelajaran berbasis STEAM masih jarang penerapannya di sekolah

dikarenakan kurangnya pelatihan mengenai pengenalan pembelajaran STEAM

pada guru sekolah dasar. Hasil obersevasi yag dilakukan peneliti, sekolah yang

telah menggunakan pendekatan STEAM yaitu SD My Little Island Malang.

Pelaksanaan pembelajarannya SD My Little Island Malang memiliki kurikulum

yang dibentuk sendiri dengan mengkombinasikan Kurikulum Cambridge yang

mana terfokuskan pada mata pelajaran Sains, Bahasa Inggris dan Matematika

dengan menggunakan pengantar pembelajaran berbahasa inggris dan modul

10
Muniroh Munawar, dkk, Implementasi of STEAM (Science, Techlogy, Engineering, Arts, and
Mathematics)- Based Early Childhood Education Learning in Semarang City. Jurnal Ceria. No. 5
Vol. 2, September 2019, hlm. 282.
8

yang disediakan pada Kurikulum Cambridge. Sedangkan pada mata pelajaran

selain yang dilaksanakan dengan Kurikulum Cambridge, SD My Little Island

Malang mengadopsi Kurikulum 2013 dengan menggunakan KI dan KD yang

terdapat pada Kurikulum 2013, kemudian dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan sekolah. Jadi dalam pelaksanaannya Kurikulum Mind dapat

dikatakan seperti KTSP karena dalam pembelajarannya menggunakan mata

pelajaran subjektif bukan tema. Dalam penggunaan bahan ajarnya, SD My

Little Island Malang membuat modul sendiri.

SD My Little Island Malang dalam melaksanakan pembelajaran berbasis

STEAM tidak diterapkan pada semua mata pelajaran, namun di terapkan pada

bidang studi Sains, Bahasa Inggris, dan Matematika saja. Pada pembelajaran

Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, ataupun Pendidikan Agama tidak

diterapkan pendekatan STEAM dalam pembelajarannya. Karena pendekatan

STEAM ini hanya diterapkan pada mata pelajaran yang menggunakan

Kurikulum Cambridge, sedangkan untuk mata pelajaran selain Sains, Bahasa

Inggris, dan Matematika menggunakan Kurikulum Nasional yakni Kurikulum

2013.

Pada pelaksanaannya komponen pada STEAM yang mana “E” merupakan

ilmu Engineering namun di SD My Little Island Malang dalam penerapannya

komponen “E” menggunakan Ilmu English. Karena pada pembelajaran

keseharian SD My Little Island Malang menggunakan bahasa inggris dalam

berinteraksi. Penerapan Engineering pada jenjang sekolah dasar masih terlalu

kompleks maka ilmu Engineering digabung dengan Technology. Karakteristik


9

pembelajaran STEAM yang terdiri pengintegrasian ilmu Science, Technology,

Engineering, Arts, and Mathematics. Dalam proses pembelajaran berbasis

STEAM di SD My Little Island Malang tidak terfokuskan harus menggunakan

kelima dari ilmu tersebut. Apabila dalam pembelajaran sulit sekiranya dalam

menumbuhkan salah satu ilmu yang ada di pembelajaran STEAM maka

disahkan saja sebagai pembelajaran berbasis STEAM.

Dalam mempersiapkan proses pembelajaran berbasis STEAM tidak

terdapat suatu team atau guru-guru tertentu saja yang memahami pembelajaran

berbasis STEAM namun pada semua guru memiliki pemahaman mengenai

pembelajaran berbasis STEAM tersebut. Setiap guru mata pelajaran di SD My

Little Island memiliki Team Teaching, dimana terdapat sekumpulan guru yang

membidangi mata pelajaran yang sama. Dibentuknya suatu Team Teaching

tentu sangat membantu guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis STEAM

ini. Pembelajaran STEAM di SD My Little Island Malang telah diterapkan

mulai jenjang kelas 1 hingga kelas 6 SD, hanya saja dalam pelaksanaannya

disesuaikan dengan level kemampuan siswa setiap tingkatan kelasnya.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti melakukan penelitian dengan

judul “Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM dalam

Menumbuhkan Kterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island

Malang”.
10

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti mengambil fokus penelitian

sebagai berikut.

1. Bagaimana keterampilan berpikir kritis di SD My Little Island Malang?

2. Bagaimana implementasi pembelajarann berbasis STEAM dalam

menumbuhkan keterampilan berpikir kritis di SD My Little Island

Malang ?

3. Bagaimana problematika dan solusi dari implementasi pembelajaran

berbasis STEAM dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis di

SD My Little Island Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis di SD My Little Island

Malang

2. Mendeskripsikan implementasi pembelajaran berbasis STEAM dalam

menumbuhkan keterampilan berpikir kritis di SD My Little Island

Malang.

3. Mendeskripsikan problematika dan sulosi dalam implementasi

pembelajaran berbasis STEAM di SD My Little Island Malang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

terkait dalam penelitian ini. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara
11

teoritis maupun praktis. Secara teoritis dapat dimanfaatkan untuk menambah

pengetahuan atau ilmu mengenai pembelajaran berbasis STEAM dan

keterampilan berpikir kritis. Sedangkan manfaat praktisnya dapat menjadi

acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis STEAM dan

pembentukan keteramapilan berpikir kritis. Adapun pihak-pihak yang terkait

dalam penelitian ini:

1. Bagi Lembaga SD My Little Island Malang

Penelitian ini dapat digunakan oleh pihak lembaga sekolah sebagai

data evaluasi dan memperkaya teori mengenai kegiatan pembelajaran

berbasis STEAM dan keterampilan berpikir kritis. Serta penelitian ini

dapat memajukan dan mengembangkan proses pembelajaran berbasis

STEAM dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan atau

informasi mengenai penegbangan dalam pelaksanaan proses

pembelajaran, terlebih dala proses pembelajaran berbasis STEAM dalam

menumbuhkan keterampilan berpikir kritis. Serta dapat digunakan

sebagai solusi bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis

STEAM dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis di SD My

Litle Island Malang.

3. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat menambah informasi bagi siswa mengenai

bagaimana proses pembeajaran berbasis STEAM dan betapa pentingnya


12

menumbuhkan keterampilan berpikir kritis pada dirinya. Serta dapat

mengetahui bagaimana menjadikan diri yang memiliki keterampilan

berpikir kritis.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini bagi peneliti dapat menambah pemahaman

mengenai pembelajaran berbasis STEAM dan penumbuhan

keterampilan berpikir kritis. Sehingga peneliti dapat mengembangkan

dan menerapkan saat mengajar.

E. Originalitas Penelitian

Peneliti dalam menyusun penelitian ini mengumpulkan hasil penelitian

terdahulu sebagai bahan acuan dalam melaksanakan penelitian. Penelitian yang

dikumpulkan merupakan penelitian yang sejenis atau mendekati sama, namun

berbeda dari judul ataupun isinya. Berikut peneliti akan mendeskripsikan

penelitian terdahulu yang telah diambil.

Pertama penelitian tesis dari Luthfiyatul Hasanah, dari Universitas Negeri

Jember, Fakultas Keguruan, Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA dan

Program Studi Magister Pendidikan IPA tahun 2019 dengan judul:

Pengembangan Modul Bioteknologi Berbasis STEAM (Science, Technology,

Engineering, Arts, and Mathematics) dilengkapi Animasi Flash untuk

Pembelajaran Biologi di SMA/MA. 11 Penelitian ini di latar belakangi dengan

permasalahan bembelajaran bioteknologi erat dengan bahan ajar yang

11
Luthfiyatul Hasanah, “Pengembangan Modul Bioteknologi Berbasis STEAM (Science,
Technology, Engineering, Arts, and Mathematics)”, Tesis Jurusan Pendidikan MIPA// dan Program
Studi Magister Pendidikan IPA Universitas Negeri Jember, 2016.
13

digunakan dalam pembelajaran, tentu siswa membutuhkan adanya bahan ajar

untuk memahami konsep dari materi Bioteknologi.

Dari hasil penelitian tersebut, memaparkan bahwa modul bioteknologi

berbasis STEAM yang dilengkapi dengan animasi flash ini efektif dalam

penggunaannya, dengan nilai rata-rata posttest (80.09)> nilai rata-rata pretest

(27.51). berdasarkan hasil posttest dan hasil pretest tersebut dapat diketahui

bahwa modul bioteknologi berbasis STEAM yang dilengkapi dengan animasi

flash tersebut sangatlah efektif digunakan saat proses pembelajaran

berlangsung.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni pendekatan

yang digunakan adalah berbasis STEAM. Meskipun terdapat persamaan,

penelitian tersebut dengan penelitian ini juga terdapat perbedaan, yaitu fokus

pada pengembangan modul bioteknologi. Sedangkan penelitian ini fokus pada

pelaksanaan pembelajaran berbasis STEAM dalam menumbuhkan

keterampilan berpikir kritis di SD My Little Island Malang.

Kedua penelitian skripsi dari Choirul Anam, dari Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah tahun 2019 dengan judul:

Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa terhadap Implementasi

Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Tematik kelas VI di MIN Bojonegoro. 12

Penelitian ini di latar belakangi dengan adanya hambatan dalam

12
Choirul Anam, “Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa terhadap Implementasi Kurikulum
2013 pada Pembelajaran Tematik kelas VI di MIN Bojonegoro”, Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,
2019.
14

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, dikarenakan tidak semua

siswa itu aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

Dari hasil penelitian tersebut, memaparkan bahwa terdapat siswa yang

meiliki kemampuan berpikir kritis pada MIN Bojonegoro. Kemampuan

berpikir yang terlihat yakni dengan aktifnya siswa pada sat pembelajaran,

sering menanyakan mengenai pembelajaran yang berlangsung. Namun dalam

factor yang kurang dominan dari MIN Bojonegoro yakni terdapat beberapa

anak yang masih malu untuk mengemukakan pendapatnya.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni variabel pada

keterampilan berpikir kritis dan dalam melaksanaannya menggunakan

penelitian kualitatif. Meskipun terdapat persamaan, penelitian tersebut dengan

penelitian ini juga terdapat perbedaan, yaitu fokus pada pembelajaran tematik

Sedangkan penelitian ini fokus pada pelaksanaan pembelajaran berbasis

STEAM dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis di SD My Little

Island Malang.

Ketiga penelitian skripsi dari Yusuf Ahmadi, dari Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan

Pendidikan Matematika tahun 2016, dengan judul: Analisis Kemampuan

Berpikir Kritis Matematika Siswa pada Materi Segitiga (Penelitian pada SMP

Kharisma Bangsa).13 Penelitian ini di latar belakangi dengan kasus siswa yang

menerima mentah-mentah rumus matematika yang diberikan oleh guruya.

13
Yusuf Ahmadi, “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa pada Materi Segitiga
(Penelitian pada SMP Kharisma Bangsa)”, Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jarakta, 2016.
15

Siswa tidak mempertanyakan mengenai bagaimana datangnya rumus, mengapa

menggunakan operasi seperti ini.

Dari hasil penelitian tersebut tingkat kemampuan berpikir kritis matematis

siswa yang dikategorikan rendah sebanyak 20,83 %untuk kategori sedang, dan

22,9% untuk kategori tinggi. Ditemuka beberapa faktor yang sama yang

menentukan skor hasil kemampuan berpikir kritis siswa pada setiap indikator.

Siantaranya, pegetahuan siswa tentang materi-materi sebelumnya,

ekspresialjabar yang benar, melakukan langkah-langkah sesuai tahapan yang

benar, dan ketelitian siswa.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni pada

keterampulan berpikir kritis dan dalam pelaksanaanya menggunakan metode

kualitatif. Meskipun terdapat persamaan, penelitian tersebut dengan penelitian

ini memiliki perbedaan, yaitu objek penelitian pada siswa SMP, serta fokus

penelitian pada mata pelajaran matematika. Sedangkan penelitian ini fokus

pada pembelajaran berbasis STEAM dalam menumbuhkan keterampilan

berpikir kritis di SD My Little Island Malang.

Keempat penelitian skripsi dari Rifqah Humairah Amir, dari Universitas

Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2019, dengan judul: Efektivitas Model

Pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and

Mathematics) dalam Pembelajaran IPA Konsep Sumber Energi pada Siswa

Kelas 6 SD Pertiwi Makassar.14 Penelitian ini di latar belakangi dengan hasil

14
Rifqah Humairah Amir, “Efektivitas Model Pembelajaran STEAM (Science,Technology,
Engineering, Arts, and Mathematics) dalam Pembalajaran IPA Konsep Sumber Energi pada Siswa
16

studi awal di SD Pertiwi Makassar yang menjukkan bahwa 100% guru

menyatakan belum ada kebijakan berkaitan dengan model STEAM (Science,

Technology,Engineering, Art, and Mathematics) dan masih minimnya

pengetahuan guruterhadap model pembelajaran STEAM (Science, Technology,

Engineering, Art, and Mathematics).

Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat keefektifan

pembelajaran saat menggunakan model pembelajaran STEAM (Science,

Technology, Engineering, Art,and Mathematics). Dilihat dari indikator

keefektifan yaitu hasil belajar, aktivitas siswa, serta respon siswa yang

meningkat dari sebelumnya diterapkan model pembelajaran STEAM (Science,

Technology, Engineering, Art, and Mathematics). Hasil belajar siswa sebelum

diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics) dengan

skor rata-rata 31,25 dan devisi standar 8,79. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

31 siswa atau 100% siswa memperoleh skor dengan kategori sangat rendah.

Setelah diterapkannya model pembelajaran STEAM hasil belajar siswa kelas 6

di SD Pertiwi Makassar meningkat dikategori tinggi dengan skor rata-ratanya

84,18 danstandar deviasi 11,32. Dilihat dari rata-rata presentase frekuensi

aktivitasa setelah diterapkannya model pembelajaran STEAM (Science,

Technology, Engineering, Art,and Mathematics) presentasi aktivitas siswa

89,65% aktif pada pembelajaran IPA. Kemudian respons siswa terhadap

pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran STEAM (Science,

Kelas IV SD Pertiwi Makassar”, Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, 2019.
17

Technology, Engineering, Art, and Mathematics) memberikan tanggapan yang

positif dengan presentase siswa 95,85% memberikan respon positif.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni pada

penggunaan pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Art, and

Mathematics). Namun terdapat perbedaan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu yakni fokus penelitian pada penelitian terdahulu yakni meningkatkan

keefektifan pembelajaran sedangkan pada penelitian ini terfokus pada

menumbuhkan keterampilan berpikir kritis. Kemudian pada penelitian

terdahulu peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif sedangkan

penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.

Kelima penelitian artikel dari Haifaturrahman, Roni Hidayatullah, Sri

Maryani, dan Nurmiwati, dari Universitas Muhammadiyah Mataram, Fakultas

Ilmu Keguruan dan Pendidikan , Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar dan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia tahun 2020 dengan

judul Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis STEAM untuk Siswa

Sekolah Dasar.15 Penelitian ini dilatar belakangi mempersiapkan siswa dalam

menghadapi abad 21. Selain penerapan pendekatan yang tepat, bahan ajar juga

harus sesuaiagar keterampilan berpikir kritis siswa dapat terlatih. Melalui

bahan ajar dapat mengetahui keefektivitas kegiatan pembelajaran, salah

satunya yakni lembar kerja siswa (LKS). Berdasarkan hasil wawancara, guru

belum mengetahui penggunaan pendekatan STEAM. Guru belum pernah

15
Haifaturrahman, Roni Hidayatullah, Sri Maryani, dan Nurmiwati, “Pengembangan Lembar Kerja
Siswa Berbasis STEAM untuk Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Penelitian Program Studi Pendidikan
Sekolah Dasar dan Program Studi Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Mataram, 2020.
18

menyusun LKS sendiri yang digunakan dalam pembelajaran. Oleh karena itu

peneliti mengembangkan LKS berbasis STEAM untuk melatih keterampilan 4C

siswa.

Hasil penelitian tersebut memaparkan bahwa lembar kerja berbasis

STEAM ini sangat baik. Hasil uji coba validasi ahli ke SD-an dengan rata-rata

4,28 dan kriteria sangat baik serta layak digunakan. Kemudian hasil uji coba

pengguna pada guru dan siswa mendapatkan rata-rata skor sebesar 4,55 dan

dapat dikategorikan sangat baik.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yakni penggunaan

pendekatan STEAM atau berbasis STEAM penelitian sama-sama dilaksanakan

pada jenjang sekolah dasar. Meskipun terdapat persamaan, penelitian ini

dengan penelitian terdahulu mempunyai perbedaan. Fokus penelitian pada

penelitian ini dengan penelitian terdahulu berbeda, penelitian terdahulu

berfokus pada pengembangan lembar kerja sedangkan penelitian ini berfokus

pada pelaksanaan pembelajaran berbasis STEAM dalam menumbuhkan

keterampilan berfikir kritis di SD My Little Island Malang. Kemudian jenis

pendekatan penelitian yang digunakan padapenelitian terdahulu yaitu

penelitian Research and Development (RnD), sedangkan penelitian ini

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskrptif.


19

Tabel 1.1
Originalitas Penelitian
Nama Peneliti,
No. Judul,Bentuk, Originalitas
Persamaan Perbedaan
Penerbit, dan Penelitian
Tahun Penelitian
1 Luthfiyatul  Sama-sama  Objek penelitian Penelitian ini
Hasanah, menggunakan siswa SMA/MA meneliti
Pengembangan pendekatan STEAM  Penelitian mengenai
Modul berbentuk tesis Implementasi
Bioteknologi  Menggunakan Pembelajaran
Berbasis STEAM metode Berbasis
(Science, pengembangan STEAM dalam
Technlogoy, Menumbuhkan
Engineering, Arts, Keterampilan
and Mathematics) Berpikir Kritis
dilengkapi di D My Little
Animasi Flash Island Malang
untuk
Pembelajaran
Bioteknologi di
SMA/MA, Tesis,
Universitas Negeri
Jember, 2019
2 Choirul Anam,  Sama-sama meneliti  Penelitian berfokus Penelitian ini
Deskripsi kemampuan berpikir pada pembelajaran meneliti
Kemampuan kritis tematik mengenai
Berpikir Kritis  Sama-sama Implementasi
Siswa terhadap menggunakan Pembelajaran
Implementasi metode penelitian Berbasis
Kurikulum 2013 kualitatif STEAM dalam
pada Pembelajaran Menumbuhkan
Tematik kelas VI Keterampilan
di MIN Berpikir Kritis
Bojonegoro, di D My Little
Skripsi, Island Malang
Universitas Islam
Negeri Maulana
Malik Ibrahim
Malang, 2019
3 Yusuf Ahmadi,  Sama-sama meneliti  Objek penelitian Penelitian ini
Analisis mengenai berpikir siswa SMP meneliti
Kemampuan kritis  Fokus penelitian mengenai
Berpikir Kritis pada mata pelajaran Implementasi
Matematika Siswa matematika Pembelajaran
pada Materi Berbasis
Segitiga STEAM dalam
(Penelitian pada Menumbuhkan
SMP Kharisma Keterampilan
Bangsa), Skripsi, Berpikir Kritis
Universitas Islam di D My Little
Negeri Syarif Island Malang
20

Hidayatullah
Jakarta, 2016
4 Rifqah Humairah  Sama-sama  Fokus penelitian Penelitian ini
Amir, Efektivitas menggunakan meningkatkan meneliti
Model pendekatan STEAM keefektivan mengenai
Pembelajaran atau berbasis pembelajaran Implementasi
STEAM (Science, STEAM  Penelitian Pembelajaran
Technology,  Objek penelitian menggunakan Berbasis
Engineering, Arts, dilaksanakan metode penelitian STEAM dalam
and Mathematics) padajenjang sekolah kuantitatif Menumbuhkan
dalam dasar (SD) Keterampilan
Pembelajaran IPA Berpikir Kritis
Konsep Sumber di D My Little
Energi pada Siswa Island Malang
Kelas IV SD
Pertiwi Makassar,
Skripsi,
Universitas
Muhammadiyah
Makassar, 2019
5 Haifaturrahman,  Sama-sama  Penelitian Penelitian ini
Roni Hidayatullah, menggunakan menggunakan meneliti
Sri Maryani, pendekatan STEAM metode penelitian mengenai
Nurmiwati,Jurnal, atau berbasis Reserch and Implementasi
Universitas STEAM Development Pembelajaran
Muhammadiyah  Objek penelitian (RnD) Berbasis
Mataram, padajenjang STEAM dalam
Pengembangan sekolahdasar (SD) Menumbuhkan
Lembar Kerja Keterampilan
Siswa Berbasis Berpikir Kritis
STEAM untuk di D My Little
Siswa Sekolah Island Malang
Dasar, 2020

F. Definisi Istilah

1. Pembelajaran STEAM

Pembelajaran STEAM adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran,

dimana dalam proses pembelajarannya akan diterapkan empat disiplin

ilmu yakni Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics.

2. Berpikir Kritis

Pada penelitian ini, maksud dari berpikir kritis yaitu siswa mampu

menganalisis dan memberikan argument mengenati situasi yang sedang


21

dihadapi. Berpikir kritis adalah suatu keterampilan yang mana seseorang

dapat menganalisis dan mengevaluasi dari apa yang sedang sesorang

tersebut hadapi.

3. Sekolah Dasar

Sekolah Dasar atau biasa di sebut dengan SD yaitu pendidikan formal pada

jenjang dasar di Indonesia yang ditempuh selama 6 tahun, mulai kelas 1

hingga kelas 6.

G. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini terdapat beberapa pembahasan BAB mengenai kajian

penelitian. Sistematika pembahasan ini dapat mempermudah pembaca dalam

mengetahui serta memahami isi dari pembahasan dalam penelitian. Dalam

BAB I membahas mengenai konteks penelitian dalam melakukan penelitian.

Bagian ini bemaparkan mengenai alasan mengapa peneliti memilih fenomena

penelitian. Kemudian dalam BAB I ini terdapat fokus penelitian yang

membahas mengenai fokus dan fenomena penelitian. Selanjutnya terdeapat

tujuan serta manfaat penelitian yang ditujukan kepada pihak-pihak yang

bersangkutan dengan penelitian.

Penelitian terdahulu atau Originalitas penelitian membahas mengenai

persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang

dilakukan pada skripsi ini. Definisi istilah bertujuan memperjelas kata-kata

yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, agar tidak terjadi kesalah

pahaman dalam megartikan kata ataupun istilah yang digunakan dalam


22

penelitian. Sitematika pembahasan menjelaskan menganai urutan pembahasan

dari penelitian.

Bagian BAB II membahas mengenai prespktif teori dan kerangka berfikir.

Isi dari prespektif teori yaitu penjabaran dan pembahasan penelitian menurut

para ahli yang dikutip dari buku dan literatur. Buku dan literature yang

digunakan berkaitan dengan yang diteliti. Dalam penelitian ini, prespektif teori

yang digunakan terdapat tiga poin yang dibahas, yaitu Kurikulum Cambridge,

Pembelajaran Berbasis STEAM, dan Keterampilan Berfikir Kritis. Kerangka

berfikir penjelasan secara singkat arah dari penelitian yang dilakukan dalam

bentuk bagan.

Bagian BAB III membahas mengenai metode penelitian yang digunakan

oleh peneliti dalam melaksanaan penelitian. Metode penelitian ini menjabarkan

pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan peneliti, kehadiran peneliti,

lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data,

dan prosedur penelitian. Pada BAB ini membahas mengenai bagaimana

strategi yang digunakan serta dilakukan peneliti dalam memperoleh data yang

digunakan untuk menjawab fokus penelitian.

Bagian BAB IV membahas mengenai paparan data serta hasil dari

penelitian yang dilaksanakan. Paparan data ini didapatkan dari data yang

menjawab atau mendukung fokus penelitian serta identitas sekolah yang

diteliti. Hasil penelitian ini didapatkan dari narasumber yang sesuai dengan

fenomena yang diteliti. Paparan dan hasil penelitian diapatkan dari pihak

sekolah yang diteliti.


23

Bagian BAB V menjabarkan mengenai pembahasan dari fokus penelitian.

Penafsiran hasi penelitian ini didapatkan dari paparan data dan hasil penelitian

yang diperoleh oleh peneliti delama melaksankan penelitian. Penafsiran ini

juga menjawab fokus penelitian dan fenomena yang terdapat disekolah yang

bersangkutan.

Bagian BAB VI membahas mengenai kesimpulan dan saran mengenai

penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Kesimpulan menjelaskan mengenai

jawaban singkat dari fokus penelitian serta poin penting yang berkaitan dengan

peneltiian. Saran menjelaskan mengenai masukan yang diharapkan dari

pembaca penelitian ini agar penelitian memiliki kemanfaatan bagi pembaca.


BAB II

PERSPEKTIF TEORI

A. Landasan Teori

1. Konsep Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang terdapat interaksi

antara guru dan siswa. Dalam kata lain dapat diartikan perpaduan atau

bentuk singkat dari dua kegiatan, yaitu kegiatan belajar dan mengajar.

Dimana kegiatan belajar merupakan kegiatan yang cenderung pada

kegiatan siswa. Belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk

memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan

tingkah laku. Sedangkan mengajar merupakan kegiatan yang cenderung

pada kegiatan guru. Dengan kata lain, pembelajaran adalah

penyederhanaan dari kata belajar dan menganjar (BM), proses belajar

mengajar (PBM), atau kegiatan belajar mengajar (KBM). Kata

pembelajaran yang semula diambil dari kata “ajar” ditambah awalan

“pe” dan akhiran “an” menjadi kata “pembelajaran”, diartikan sebagai

proses, perbuatan, cara mengajar, atau mengajarkan sehingga anak didik

mau belajar.16

Masa sekolah dasar dimana anak-anak berada pada usia enam

tahun hingga sekitar sebelas atau dua belas tahun. Sehingga

dapatdisesuaikan dengan karakter anak pada usia sekolah dasar suka

16
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2013), hlm. 86

24
25

bermain, memiliki rasa ingin tahu yang besar, mudah terpengaruh oleh

lingkungan dan gemar membentuk kelompok sebaya. 17 Maka dari itu

pembelajaran dibentuk sedemikian mungkin menciptakan suasana yang

kondusif dan menyenangkan. Dengan begitu guru perlu memperhatikan

prinsip dalam pembelajaran, agar dapat terbentuk suasana pembelajaran

yang kondusif dan menyenangkan. Adapun prinsip pembelajaran agar

menciptakan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan yaitu:

prinsip motivasi, latar belakang, pemusatan perhatian, keterpaduan,

pemecahan masalah, menemukan , belajar sambil bekerja, belajar

sambil bermain, perbedaan individu, dan hubungan sosial.

Pengertian mengajar dalam konteks modern, peran guru dalam

pelaksanaan pembelajaran sebagi moderator atau alat bantu bagi siswa

dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Namun dalam proses

pembelajarannya siswa tidak hanya fokus pada penerimaan ilmu

pengetahuan saja, siswa juga mengembangkan keterampilan pada diri

siswa, dengan begitu maka pada proses pembelajaran siswa berperan

aktif dalam proses pembelajaran tersebut, siswa ikut serta dalam

mendapatkan ilmu pengetahuan.

Pembelajaran pada konteks modern merupakan kegiatan belajar

mengajar yang sesuai kehidupan pada masa sekarang, karena kita telah

hidup dimasa modern. Seperti yang telah dijelaskan, pembelajaran

dalam konteks modern merupakan pembelajaran yang dalam

17
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2013), hlm. 86
26

pelaksaanaannya peserta didik yang berperan lebih aktif dibandingkan

dengan peran seorang guru. Dalam pembelajarannya disini guru sebagai

moderator dan pengarah bagi siswa saat proses mendapatkan ilmu

pengetahuan. Salah satu pembelajaran dalam konteks modern yakni

pembelajaran berbasis STEAM atau pembelajaran yang menggunakan

pendekatan STEAM.

a. Pembelajaran berbasis STEAM

Pembelajaran STEAM merupakan proses pembelajaran yang

menggunakan pendekatan STEAM. STEAM merupkan singkatan

dari Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics.

Adapun pengertian dari STEAM adalah sebuah pendekatan dalam

pembelajaran yang menggunakan Sains, Teknologi, Ilmu Teknik,

dan Matematika sebagai pintu masuk untuk membimbing penelitian

siswa, diskusi dan kolaborasi, serta berfikir kritis. 18 Melalui

pembelajaran berbasis STEAM dapat membimbing penelitian.

Maksud kata penelitian disini siswa mengerjakan suatu proyek dari

pengerjaan tersebut akan timbul suatu kegiatan penelitian dari apa

yang siswa kerjakan. Karena dalam pembelajaran STEAM akan

menghasilkan suatu proyek maka siswa akan belajar bagaimana

bekerja sama bersama temannya, dan bagaimana mereka mengambil

suatu keputusan dan menyelesaikan suatu permasalahanan. Semua

kegiatan tersebut akan tercipta juga kegiatan berfikit kritis, karena

18
Loc.cit.
27

dalam mengambil suatu keputusan dalam mengambil suatu tindakan

dibutuhkan pemikiran yang kritis yakni bernalar dengan kegiatan

menganalisis dan sebagainya.

Melalui pembelajaran berbasis STEAM ini akan

menumbuhkan pertanyaan bagaimana dan mengapa pada setiap

informasi ataupun fenomena yang terjadi pada sekitar siswa.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwasanya pendekatan STEAM

merupakan pendekatan yang mengintegrasikan ilmu Science,

Technology, Engineering, Arts, and Mathematics, dengan begitu

kita ketahui bahwa pembelajaran berbasis STEAM dapat

berlangsung atau suatu pembelajaran dapat dikatakan menggunakan

pendekatan STEAM apabila mengggunakan ke lima ilmu yang

diintegrasikan pada STEAM. Oleh karena itu kelima ilmu tersebut

lah yang menjadi karakteristik dari pendekatan STEAM, yaitu:

1) Science

Penerapan sains di sekolah merupakan pembelajaran

yang penerapan ilmu pengetahuannya berhubungan dengan

keseharian seperti alam sekitar, gejala alam, dan diri sendiri.

Melalui sains siswa dapat mengembangkan keterampilan

proses dasar sains yakni pada aktivitas mengamati,

mengukur, serta memaparkan hasil pengamatan.


28

2) Technology

Pembelajaran ilmu Technology mengacu pada

penggunaan peralatan dan mengembangkan motorik kasar.

Melalui ilmu ini dapat mengetahui bagaimana siswa dalam

menggunakan suatu alat, alat elektronik maupun non

elektronik. Penggunaan alat elektronik seperti penggunaan

gunting, pipet, penggaris, pelubang kertas, dan

lainsebagainya.

3) Engineering

Engineering pada pembelajaran yakni kemampuan

mendesain, merangkai atau mengoprasikan sesuatu untuk

menyelesaikan suatu masalah.

4) Arts

Kemampuan seni pada pembelajaran ini yaitu

mengenal dan menunjukkan karya serta kegiatan yang

berhubungan dengan seni seperti meronce, mengecap,

melipat, menggambar dan lain sebagainya.

5) Mathematics

Penerapan matematika disini seperti mengukur,

mengenal pola, dan lain sebagainya. 19

19
Muniroh Munawar, Fenny Roshayanti, dan Sugiyanti, Implementation of STEAM (Science
Technology Engineering Art Mathematics) – Based Early Childhood Education Learning in
Semarang City. Jurnal Ceria. No. 5. Vol 2. September 2019.
29

Pengalaman pembelajaran STEAM sejatinya melibatkan

minimal dua atau lebih bidang dari Sains, Teknologi, Teknik, Seni,

dan Matematika. Dengan begitu dapat kita ketahui bahwa dalam

pelaksanaanya tidak harus menggunakan kelima ilmu tersebut.

Pembelajaran STEAM dapat dilakukan melalui beberapa

tahapan yakni:

1) Eksploration

Memberi kesempatan pada siswa untuk

mengeksplorasi alat dan bahan bermain dengan berbagai

indera, sehingga mendorong asiswa untuk bertanya. Untuk

mendukung eksplorasi anak, guru sebagai fasilitator

melakukan invitasi.

2) Extend

Guru mengajak siswa untuk melakukan investigasi

dan tantangan. Tantangan yang terbuka agar siswa

memecahkan masalah dengan material yang ada. siswa dapat

ditantang secara individu dan juga kelompok. Ilmu yang

diintegrasikan pada STEAM dapat digunakan untuk

menjawab pertanyaan siswa mengenai lingkungan atau

dunia sekitarnya.

3) Engage

Guru mengajak siswa untuk terlibat dalam

pengalaman belajar, mengkaitkan minat amal dengan


30

kompetensi dasar yang akan dicapai, sehingga tampak anak-

anak konsentrasi, tekun, energik dan kreatif dalam kegiatan

main.

4) Evaluate

Kegiatan akhir pembelajaran ini guru mengevaluasi

kegiatan pembelajaran, evaluasi yang dilakukan bagi siswa

serta guru.20

Melalui pembelajaran berbasis STEAM ini siswa

diharapkan dapat berpikir lebih luas, memiliki kebebasan dan aman

dalam mengekspresikan ide-ide, merasa nyaman melakukan

kegiatan belajar sambil melakukan, menentukan sendiri

pembelajaran mereka, dapat bekerja sama atau kolaboratif.

2. Keterampilan Berpikir Kritis

Berpikir kritis berarti membuat penilaian-penilaian yang masuk

akal”. 21 Mengenai pengertian berpikir kritis tersebut dapat diketahui

bahwa berpikir kritis kemampuan dalam merumuskan atau mencerna

sesuatu informasi yang dapat diterima dengan akal serta dapat

dipertanggung jawabkan. Berpikir kritis merupakan aktivitas berpikir

melalui proses berpikir komplek untuk menganalisis pernyataan atau

argument dan generalisasi menuju makna dan interprestasi khusus,

20
Ibid, hlm. 282
Siti Zubaidah, “Berpikir Kritis: Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi yang Dapat Dikebangkan
21

melalui Pembelajaran Sains ”, Conference Paper, Umiversitas Negeri Malang, 2010, hlm. 3.
31

melalui pola-pola penalaran logis dan pemahaman asumsi. 22

Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwa inti

dari berpikir kritis yaitu berpikir secara logis atau masuk akal dalam

menerima suatu informasi atau argument dengan membertanyakan

banyak hal dari informasi atau argument tersebut.

Berpikir kritis memiliki beberapa ciri atau kriteria dalam

menilaiannya. Untuk mengetahui apakan siswa tersebut telah berpikir

kritis atau belum pemikir kritis ideal nya mempunyai 12 kemampuan

berpikir kritis yang dikelompokkan menjadi 5 aspek kemampuan

berpikir kritis, antara lain:

a. Elementary clarification (memberikan penjelasan dasar) yang

meliputi:

1) Fokus pada pertanyaan (dapat mengidentifikasi pertanyaan/

masalah, jawaban.

2) Berusana mengklarifikasi suatau penjelasan melalui Tanya

jawab.

b. The basic for the decision (menentukan dasar pengambilan

keputusan) yang meliputi:

1) Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau

tidak .

2) Mengamati dan mempertimbangkan suatu lapran hasil

observasi.

22
Agung W. Subianto dan Bahrudin Fatkurohman, “Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam
Pembelajaran Biologi Menggunakan Media Koran”, Artikel, Jurdik Biologi FMIPA UNY, hlm. 1.
32

c. Inference (menarik kesimpulan) yang meliputi:

1) Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi.

2) Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.

3) Membuat dan menentukan pertimbangan nilai.

d. Advanced clarification (memberikan penjelasan lanjut) yang

meliputi:

1) Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi

tersebut.

2) Mengidentifikasi asumsi.

e. Supposition and intergration (memperkirakan dan

menggabungkan) yang meliputi:

1) Mempertimbangkan alasan atau asumsi yang diragukan

tanpa mengertakannya dalam anggapan pemikiran kita.

2) Menggabungkan kemampuan dan karakter yang lain dalam

penentuan keputusan. 23

Adapun tahapan-tahapan dalam berpikir kritis adalah sebagai

berikut:

a. Fokus (Focus). Langkah awal dari berpikir kritis adalah

mengidentifikasi masalah dengan baik. Permasalahan yang

menjadib fokus bisa terdapat dalam kesimpulan sebuah

argumen.

Nur Fitri Amalia dan Emi Pujiastuti, “Kemampuan Berpikir Kritis dan Rasa Ingin Tahu melalui
23

Model PBL”, Conference Paper, FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2016, hlm. 3.
33

b. Alasan (Reason). Apakah alasan-alasan yang diberikan logis

atau tidak untuk disimpulkan seperti yang tercantum pada fokus.

c. Kesimpulan (Inference). Jika alasannya tepat, apakah alasan itu

cukup untuk sampai pada kesimpulan yang diberikan.

d. Situasi (Situasion). Mencocokkan dengan situasi yang

sebenarnya.

e. Kejelasan (Clarity). Harus ada kejelasan mengenai istilah-istilah

yang dipakai dalam argument tersebut sehingga tidak terjadi

kesalahan dalam membuat kesimpulan.

f. Tinjauan ulang (Overview). Artinya kita perlu mencek apa yang

sudah ditemukan, diputuskan, diperhatikan, dipejarai dan

disimpulkan. 24

Menumbuhkan keterampilan berpikir kritis terdapat beberapa tahap

yang dapat dilakukan, tahapan ini dapat diaplikasikan pada aktivitas

pembelajaran. Adapun tahapan-tahapan yang dapat diterapkan dalam

menumbuhkan keterampilan berpikir kritis sebagai berikut:

a. Identifikasi komponen-komponen procedural

Mengajarkan keterampilan berpikir pada siswa dengan

memperkenalkan keterampilan serta kerangka berpikir yang

digunakan dalam melatih pemikiran siswa.

a. Instruksi dan pemodelan langsung

24
Salvina Wahyu Prameswari, Suharno, Sarwanto “ Inculcate Critical Thinking Skills in Primary
Schools”, Conference Paper. Universitas Sebelas Maret. 2018. hlm. 746
34

Guru menyampaikan pembelajaran dengan jelas supaya mudah

dipahami siswa serta siswa dapar memiliki pemahaman yang baik

yakni pemahaman yang sedikit namun bermakna mengenai

pembelajarannya.

1) Latihan terbimbing

Membimbing siswa agar mamppu menerapkan keterampilan

tanpa membutuhkan bantuan dari orang lain.

2) Latihan bebas

Guru menyusun kegiatan pembelajaran dengan baik, agar

siswa dapat mengembangkan keterampilan dengan

menemukan pemahamannya sendiri. 25

Selain mengetahui apa saja tahapan dalam menumbuhkan

keterampilan berpikir kritis. Tentu saja terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi tumbuhnya keterampilan berpikir kritis pada diri

seseorang. Adapun berikut beberapa faktor yang mempengaruhi

kemampuan berpikir kritis siswa sebagai berikut:

a. Kondisi Fisik

Kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-

komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik

peningkatan maupun pemeliharaanya. Apabila kondisi siswa

akan menurun dan semangat belajarnya menjadi berkurang.

25
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Prenamedia Grup,
2013), hlm. 130-131.
35

b. Motivasi

Memotivasi siswa dapat menumbuhkan minat belajar siswa,

dengan tumbuhnya minat belajar siswa maka tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan mudah. Dengan diberikan

motivasi juga dapat mempermudah guru untuk menyampaikan

bahan pengajaran karena minat belajar siswa sudah tumbuh.

c. Kecemasan

Kecemasan timbul secara otomatis jika individu menerima

stimulus secara berlebih yang melampaui untuk menanganinya

(internal, eksternal). Reaksi terhadap kecemasan dapat bersifat ;

1) konstruktif, memottivasi individu untuk belajar dan

mengadakan perubahan terutama perubahan perasaan tidak

nyaman, serta terfokus pada kelangsungan hidup ; 2) destruktif,

menimbulkan tingkah laku meladaptif dan disfungsi yang

menyangkut kecemasan berat atau panic serta dapat membatasi

seseorang dalam berpikir.

d. Perkembangan Intelektual

Tingkat perkembangan intelektual siswa berbeda satu siswa

dengan yang lain. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

perkembangan intelektual siswa. Perkembangan intelektual juga

dipengaruhi oleh usia dari siswa itu sendiri. Semakin bertambah

umur anak, semakin tampak jelas kecenderungan dalam

kematangan proses.
36

e. Interaksi

Salah satu faktor mempengaruhi perkembangan kemampuan

berpikir kritis adalah interaksi antara pengajar dan siswa.

Suasana pembelajaran yang kondusif akan berkonsentrasi dalam

memecahkan masalah yang diberikan.26

B. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir berfungsi sebagai pedoman mengarahkan serta

menjelaskan tujuan dari penelitian yang dilaksanakan. Kerangka berfikir

dalam penelitian ini yaitu menjelaskan mengenai “Implementasi

Pembelajaran Berbasis STEAM dalam Menumbuhkan Keteampilan Berfikir

Kritis di SD My Little Island Malang”.

Kerangka berfikir yang terdapat pada penelitian ini bersumber dari

salah satu keterampilan yang dibutuhkan siswa yakni keterampilan berfikir

kritis. Maka dari itu pendidikan perlu mewadahi melalui pembelajaran yang

dapat menumbuhkan keterampilan tersebut. Salah satu pembelajaran yang

dapat membantu siswa dalam menumbuhkan keterampilan berfikir kritis

yakni pembelajaran yang menerapkan pendekatan STEAM atau dapat

disebut pembelajaran berbasis STEAM. Berikut ini bagan kerangka berfikir

dalam penelitian ini

26
Op, cit. hlm. 746
37

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Salah satu keterampilan yang harus


dimiliki siswa

Berpikir Kritis

Implementasi pembelajaran berbasis


STEAM

Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM


dalam Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis
di SD My Little Islaand Malang
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian dilaksanakan kepada objek

penelitian tanpa rekayasa ataupun manipulasi data yang dilakukan oleh

peneliti. Metode ini dibutuhkan untuk mengetahui fenomena yang diamati

oleh peneliti yang sedang terjadi. Hal tersebut berfungsi untuk

mengungkapkan bagaimana implementasi pembelajaran berbasis STEAM

dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis di SD My Little Island

Malang.

B. Kehadiran Peneliti

Penelitian ini dilaksanakan dengan peneliti mendatangi lokasi penelitian

untuk melaksanakan penelitian mengenai implementasi pembelajaran

berbasis STEAM dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis.

Pelaksanakan penelitian ini dilaksanakan peneliti dengan berhati-hati dalam

bertutur kata, karena terdapat warga sekolah pada lokasi penelitian seperti

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki agama atau

kepercayaan yang berbeda-beda. Sikap berhati-hati ini dilakukan agar tidak

menyinggung perasaan narasumber dari penelitian. Peneliti menciptakan

suasana yang baik serta berkomunikasi dengan baik agar penelitian berjalan

dengan baik dan memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Kehadiran peneliti juga mempengaruhi data yang didapatkan, karena subjek

38
39

pada penelitian ini yaitu peneliti yang mana sebagai pengamat dalam

penelitian

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD My Little Island Malang yang terletak

di Jalan Raya Lembah Dieng No. 7, Keluraham Pisang Candi, Kecamatan

Sukun Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. SD My Little Island Malang ini

berada dalam satu lokasi dengan Playgroup Mighty Room dan TK My Little

Island.

Peneliti memilih SD My Little Island Malang dikarenakan sekolah yang

telah menerapkan pendekatan STEAM pada pembelajarannya. SD My Little

Island Malang merupakan salah satu sekolah yang telah menetapkan

pendekatan STEAM sebagai pendekatan yang di terapkan pada proses

pembelajaran. Dengan adanya fenomena yang ada di SD My Little Island

Malang ini mendukung fokus penelitian yang dilakukan peneliti.

D. Data dan Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang

berhubungan serta dapat menjawab fokus penelitian, yaitu mengenai

Implementasi Pembeajaran Berbasis STEAM dalam Menumbuhkan

Keterampilan Berfikir Kritis di SD My Little Island Malang. Jenis data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data

primer didapatkan melalui lisan dalam bentuk kata-kata dari narasumber

yaitu Waka Kurikulum dan Guru Mata Pelajaran Sains, Bahasa Inggris dan

Matematika yang menerapkan pendekatan STEAM, serta siswa di SD My


40

Little Island Malang untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis di SD

My Little Island Malang. Data sekunder diperoleh dalam bentuk foto

ataupun file yang mendukung proses pembelajaran.

Sumber data merupakan subjek yang dapat menghasikan suatu data.

Maka dari itu sumber data harus dipilih dengan tepat agar mendapatkan data

sesuai dengan yang dibutuhkan dan mendukung fokus penelitian. Sumber

data dapat dibagi menjadi dua yaitu subjek penelitian atau informan

penelitian dan sumber data beruba benda seperti foto ataupun tulisan yang

berkaitan serta dibutuhkan dalam penelitian.

E. Teknik Penelitian

Memperoleh data yang berkaitan dengan fokus penelitian merupakan

suatu hal yang penting. Maka dari itu untuk mendapatkan data tersebut

peneliti menggunakan 3 teknik pengumpulan data dalam penelitian ini,

yaitu:

1. Teknik Observasi

Teknik observasi ini dilakukan untuk mengetahui keadaan lapangan

atau sekolah yang berhubungan dengan fokus penelitian. Observasi

dilakukan dengan datang ke sekolah secara langsung. Selain mendatangi

sekolah dalam pelaksanaan observasi ini peneliti menggunakan video

kegiatan pembelajaran berbasis STEAM, dan video siswa saat

melaksanakan presentasi project pembelajaran berbasis STEAM yang

diberikan oleh pihak sekolah dalam membantu pelaksanaan observasi.


41

Dikarenakan pada saat penelitian berlangsung kegiatan pembelajaran

dilaksanakan secara dalam jaringan (daring).

2. Teknik Wawancara

Teknik wawancara merupakan teknik wawancara anatara peneliti

dengan subjek peneliti yang dapat dilakukan secara berhadapan secara

langsung ataupun melalui alat komunikasi. Penelitian ini dalam

pelaksanaannya menggunakan wawancara berhadapan secara langsung

dan wawancara melalui video call. Wawancara ini dilaksanakan secara

semi terstruktur agar data yang diapatkan lebih terbuka dan luas. Dalam

pelaksanaan wawancara peneliti telah menyiapkan pedoman instrument

wawancara namun dalam pelaksanaannya peneliti juga mengajukan

pertanyaan yang berkaitan dengan fokus penelitian atau data yang

dibutuhkan.

Teknik wawancara ini digunakan untuk menjawab fokus penelitian

yang diteliti. Wawancara dilaksanakan dengan subjek penelitian yang

berkaitan dengan penelitian. Wawancara dibutuhkan agar memperoleh

data primer yang digunakan sebagai pemerkuat pengamatan serta

pengumpulan data penelitian.

Wawancara dilaksanakan dengan informan yang berkaitan dengan

fokus penelitian. Wawancara ini dilakukan dengan Waka Kurikulum

dan Guru yang mengajar dengan menggunakan pendekatan STEAM

yakni guru pada mata pelajaran Sains, Bahasa Inggris, dan Matematika

di SD My Little Island Malang.


42

3. Teknik Angket/ Kuisioner

Teknik Angket atau Kuisioner ini dilakukan dengan informan yang

berkaitan dengan fokus penelitian. Teknik ini dilakukan untuk

menggantikan wawancara dengan siswa di SD My Little Island Malang,

untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis yang terdapat pada siswa.

Teknik ini dilakukan dengan membagikan kuisioner melalui google

form.

4. Teknik Studi Dokumentasi

Dokumentasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa catatan,

foto, file, rekaman wawancara yang berhubungan dengan fokus

penelitian. Dalam penelitian ini dokumentasi yang dibutuhkan berupa

foto kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan STEAM di

dalam maupun di luar kelas. File-file perangkat pembelajaran yang di

pelajari secara langsung bertemu dengan guru yang bersangkutan.

F. Analisis Data

Kegiatan analisis data ini menggunakan data yang diperoleh dari

pengumpulan data yang bersumber dari wawancara maupun hasil

pengamatan dari studi dokumentasi. Analisis data diperlukan agar dapat

mengetahui kesimpulan atau kebenaran data yang diperoleh dari berbagai

sumber. Analisis data juga bertujuan menjawab fokus penelitian yang

dipaparkan oleh peneliti dalam penelitian yang dilakukan. Menganalisis

data perlu dilakukan dengan beberapa proses secara sistematis dalam


43

menyusun agar data dapat dijabarkan dalam setiap bagian yang

berhubungan dengan fenomena penelitian.

Analisis data dilakukan saat saat sebelum pengumpulan data, ketika

pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai melakukan pengumpulan

data. Saat peneliti melakukan pengumpulan data yang bersumber dari

wawancara dan studi dokumentasi peneliti menggunakan teknik Miles dan

Huberman. Dalam melakukan analisis data terdapat langkah-langkah

sistematis dalam menganalisis data:

1. Reduksi Data

Data yang didapat saat penelitian jumlahnya cukup banyak. Dalam

penelitian kualitatif deskriptif membutuhkan data yang cukup banyak

agar data yang didapatkan jenuh. Pada proses reduksi data harus

dikategorikan sesuai dengan fokus penelitian dan kajian yang sesuai

dengan fenomena penelitian. Data yang telah direduksi akan

memperjelas jawaban dari sokus penelitian. Melalui reduksi data juga

dapat mempermudah peneliti mengetahui apabila masih terdapat data

yang belum ditemukan atau data yang kurang jelas.

2. Penyajian Data

Proses penyajian data dilakukan setelah penyajian data , langkah

selanjutnya yaitu menyajikan data. Bagaimana data disajikan sehingga

data dapat mudah dipahami. Pada penelitian kualitatif, data sering

disajikan dalam bentuk teks atau narasi. Penyajian data yang baik akan

mempermudah peneliti dalam memahami data yang telah diperoleh


44

serta mempermudah peneliti untuk mengetahui apa yang harus

dilakukan pada tahap selanjutnya. Penyajian data juga mempermudah

peneliti mengetahui data yang masih kurang utuk menjawab fokus

penelitian.

3. Verifikasi

Langkah selanjutnya setelah mereduksi data dan penyajian data

yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Penarikan kesimpulan

padatahap ini masih bersifat sementara apabila ditemukan data yang

lebih baik dan akurat. Karena kesimpulan dalampenelitian kualitatif

harus sesuai dengan fokus penelitian.

G. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data diperlukan dalam penelitian agar mendapatkan data

yang benar dan terpercaya. Metode yangdigunakan untuk mendapatkan

keabsahan data yaitu melalui metode triangulasi. Triangulasi dalam

fungsinya sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dan berbagai cara

serta berbagai waktu. Dengan itu triangulasi yang digunakan yaitu

triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber digunakan untuk mengecek keabsahan data dari

berbagai sumber data saat melaksanakan wawancara dengan peneliti.

Triangulasi sumber pada penelitian ini didapatkan dari waka kurikulum

dan guru mata pelajaran yang menggunakan pendekatan STEAM pada

proses pembelajaran, yaitu guru mata pelajaran IPA, Bahasa Inggris dan
45

Matematika. Hasil wawancara yang telah dilakukan disimpulkan

kemudian menghasilkan kesepakatan hasil wawancara dari berbagai

sumber yang berbeda.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik ini untuk melihat hasil dari sumber data dengan

teknikyang berbeda apakah mendapatkan data yang hamper sama.

Triangulasi teknik pada penelitian ini menggunakan dua teknik yaitu

wawancara dan studi dokumentasi. Penggunaan dua teknik yang

berbeda tersebut harus menghasilkan data yang valid satu dengan yang

lainnya. Agar peneliti mendapatkan data yang akurat.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini menjelaskan bagaimana tahapan-tahapan saat

proses pelaksanaan penelitian. Adapun tahap penelitian yang laksanakan

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan

a. Menyusun rancangan penelitian (Proposal)

Tahap pertama ini peneliti menyusun proposal penelitian

yang akan diajukan ke Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Maulana Malik Ibrahim Malang. Sebelum menyusun

proposal, peneliti melakukan observasi pra-lapangan untuk

mengetahui fenomena yang ada di lokasi penelitian yaitu SD My

Little Island malang. Observasi pra-lapangan ini digunakan peneliti


46

untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan

proposal penelitian.

b. Mengurus Perizinan

Peneliti mengajukan surat perizinan melaksanakan

penelitian, kepada pihak Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang. Surat izin yang telah

dikeluarkan pihak Fakultas menjelaskan permohonan izin penelitian

yang akan dilakukan peneliti di SD My Little Island Malang.

c. Melakukan Observasi

Observasi lapangan dilakukan peneliti untuk melihat

keadaan lokasi penelitian agar lebih mengenal lingkungan tempat

penelitian.

d. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Peneliti menentukan informan yang akan dijadikan sumber

data dan telah disesuaikan dengan fokus penelitian. Setelah peneliti

menentukan informan yang tepat, dilaksanakan kegiatan wawancara

dengan dengan informan mengenai data yang dibutuhkan agar fokus

penelitian terjawab.

e. Menyiapkan Perlengkapan dan Pertanyaan

Dalam memudahkan pelaksanaan wawancara dengan

informan, peneliti menyusun daftar pertanyaan terkait fokus

penelitian. Daftar wawancara digunakan peneliti untuk

memfokuskan atau mengarahkan pembicaraan ketika wawancara


47

berlangsung. Ketika proses wawancara berlangsung peneliti

merekam proses wawancara dengan menggunakan gawai serta

mencatat poin-poin penting saarproses wawancara berlangsung.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data ini peneliti mengumpulkan data lebih

mendalam dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Melaksanakan wawancara dengan informan yang mendukung

data sehingga data yang dibutuhkan dalam penelitian tercapai.

2) Melaksanakan studi dokumentasi berupa file-file seperti

perangkat pembelajaran kepada informan secara langsung untuk

mengetahui dokumen-dokumen penting yang mendukung

penelitian agar data yang dibutuhkan tercapai.

3) Mengumpulkan data dokumentasi berupa foto dan video yang

dapat memperkuat data yang telah diperoleh.

b. Analisis Data

Tahap analisis data ini digunakan peneliti untuk mengetahui

apakah data yang telah didapatkan menjawab fokus penelitian atau

data yang telah didapatkan belum menjawab fokus penelitian.

5. Tahap Akhir Penelitian

Kemudian padatahap akhir penelitian ini, peneliti menarik

kesimpulan dari penelitian yang telah dilakaanakan. Setelah


48

mendapatkan kesimpulan, peneliti menyusun laporan hasil penelitian

secara tertulis.
BAB IV

PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Objek Penelitian

1. Latar Belakang Berdirinya Sekolah

Yayasan Pendidikan dan Sosial Bunda Malang mendidikan SD My

Little Island Malang pada tahun 20016. Nama My Little Island pada

sekolah ini diambil dari bahas inggris yang memiliki arti “Pulau

Kecilku”. SD My Little Island Malang ini merupakan Satuan Pendidikan

Kerjasama yang berpayung nasional, yang mana merefleksikan kualitas

pendidikan nasional yang tingggi dan berkualitas. Terwujudnya

pendidikan nasional di SD My Little Island Malang dengan

melaksanakan pendidikan dengan menggunakan kurikulum nasional

yakni Kurikulum 2013 yang dikolaborasikan dengan kurikulum

internasional (Cambridge Curiculum).

Sejak tahun 2017, SD My Little Island Malang bekerjasama secara

akademik maupun non akademik dengan Cambridge dalam penggunaan

kurikulum dan menyelenggarakan program, yaitu materi pembelajaran

(subject matter)dan penyelenggaraan ujian. Kolaborasi kurikulum pada

SD My Little Island Malang tidak hanya memeberikan wawasan yang

lebih kepada siswa secara global, namun tetap melestarikan dan

mengembangkan kearifan lokal dan budaya Indonesia.

SD My Little Island Malang mengaplikasikan Blanded Curriculum,

yaitu Cambridge International Curriculum dan Kurikulum 2013.

49
50

Kurikulum tersebut diberi nama Curriculum MINE 4.0. Blanded

Curriculum, ini didasari untuk tercapainya tujuan yang terdapat

dalamvisi danmisi sekolah. dasar pengembangan ini pun tanpa

meningglakan kurikulum yang di terapkan di Indonesia yakni

Kurikulum 2013. Adapun beberapa pertimbangan dalam menyusun

blanden curriculum yang dilaksanakan oleh SD My Little Island

Malang:

a. Persamaan Cambridge Internasional dan Kurikulum 2013

1) Menggunakan Scientific Approach dan Student Centered Approach

2) Mata pelajaran disampaikan saling berkaitan dengan mata pelajaran

lain.

b. Perbedaan Cambridge International Curriculum dan Kurikulum 2013

1) Kurikulum 2013 menerapkan pendidikan karakter yang cukupkuat

2) Metode mengajar yang digunakan Cambridge International

Curriculum menekankan pada project based learning, contextual

learning, inquiry based learning dan HOTS.

3) Pendidikan patriotism dan nasionalisme diterapkan pada Kurikulum

2013, sedangkan pada Cambridge International Curriculum

menggunakan “Word Perspective” sebagai pembelajaran budaya

dunia serta memuat 4C,literasi, dan PPK.

Berdasarkan yang telah di uraikan, SD My Little Island menyusun

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang diberi nama MINE

4.0 .
51

SD My Little Island Malang ini memiliki tujuan untuk menciptakan

lulusan yang : (1) menyadari dan mencapai batas maksimal dari potensi

yang dimiliki untuk keluarga, negara, dan Tuhan; (2) dapat menemukan

identitas diri mereka sebagai pribadi yang diciptakan dengan indah; dan

(3) menyadari bahwa mereka unik dan dapat menggunakan seluruh

keunikan yang diberikan. SD My Little Island Malang dalam mencapai

tujuan terssebut menerapkan pendidikan yang mengembangkan

kecakapan abad XXI yaitu penguatan Pendidikan Karakter (PKK), 4C

(Critical thinking and problem solving, Collaboration,

Commmunication, Creativity, and Innovation), literasi dan HOTS.

Penerapan pendekatan STEAM merupakan ciri khas yang dimiliki SD

My Little Island Malang. Berkeinginan menciptakan lulusan yang

memiliki kecakapan abad XXI menjadikan SD My Little Island Malang

sekolah yang menerapkan pendekatan STEAM pada proses

pembelajarannya.

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

a. Visi Sekolah

Adapunn Visi dari SD MY Little Island Malang adalah “Unggul

dalam karakter,iman, dan prestasi serta memiliki wawasan nasional

dan internasional dalam era teknologi”

b. Misi Sekolah

Misi sekolah ini untuk mewujudkan visi dari sekolah. adapun misi

dari SD My Little Island Malang sebagai berikut:


52

1) Mewujudkan peserta didik berkepribadian unggulyang bertaqwa

kepadaTuhan yang Maha Esa serta memiliki akhlak mulia.

2) Meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia

sebagai generasi muda yang handal dan professional.

3) Meningkatkan dan mengembangkaan kompetensi peserta didik

sesuai dengan minat dan bakatnya.

4) Meingkatkan keberanian dan rasa percaya diri peserta didik

untuk berkomunikasi menggunakan bahasa nasional dan

internasional secara lisan dan tulisan

5) Meningkatkan wawasan siswa tentang perkembangan IPTEK

dan budaya dunia tanpa meninggalkkan budaya Indonesia dan

norma-norma Pancasila.

c. Tujuan Sekolah

Tujuan sekolah dari SD My Little Island Malang sebagai berikut:

1) Dapat menciptakan pembelajaran aktif, kratif, efektif, dan

menyenangkan yang membuat siswa bertanya,mengemukakan

gagasan,dan melakukan kegiatan belajar.

2) Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran

dan kegiatan pembiasaan.

3) Meraih prestasi akademik maupun non akademik.

4) Menguasai dasar-dasar ilmupengetahuan danteknologi sebagai

bekal untukmelanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.


53

5) Menjadi sekolah pelopor dan penggerak di lingkungan

masyarakat sekitar.

6) Menjadi sekolah yang diminati masyarakat.

3. Profil Sekolah27

Kepala Sekolah : Rurik Herawati

Operator : Ronald Steven R, S. Kom

Akreditas :A

Kurikulum : Kurikulum 2013

Waktu : Sehari Penuh (5h/m)

Identitas Sekolah

NPSN : 20540190

Bentuk Pendidikan : SPK SD

Status Kepemilikan : Yayasan

SK Pendirian Sekolah : 421.8/2802/35.73.307/2011

Tanggal SK Pendirian : 28-09-2006

SK Izin Operasional : 421.2/9815/35.73.307/2011

Data Lengkap

Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada

Nama Bank : Bank Jatim

Cabang KCP/ Unit : Malang

Rekening Atas Nama : My Little Island

27
http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/00bd8f7c-8d18-e111-9680-
4312beaeee32 diakses pada tanggal 20 November 2020.
54

Luas Tanah Milik : 1710 𝑚2

Data Rinci

Status BOS : Tidak Bersedia Menerima

Sertifikasi ISO : 9001.200

Sumber Listrik : PLN

Daya Listrik : 22000

Akses Internet : Tidak Ada

B. Paparan Data dan Analisis Data

1. Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island Malang

Siswa di SD My Little Island Malang telah memliki keterampilan

berpikir kritis. Mereka dapat memecahkan suatu masalah dengan

memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Selain memberikan

solusi dari suatu permasalahan siswa juga memikirkan bagaimana cara

menyusun atau melaksanakan solusi tersebut. Siswa memikirkan secara

baik dari bebrbagai segi dalam melaksanakan solusi tersebut. Seperti

pada permasalahan air yang kotor, siswa memberikan solusi dengan

membuat filter air. Untuk membuat filter air maka siswa harus

mempertimbangkan banyak hal dalam membuat filter air, seperti bahan

ataupun ukuran dari bahan yang digunakan. Setelah membuat filter air

tersebut siswa akan mengkoreksi pekerjaanya sendiri.seperti yang

dipaparkan oleh Miss Berlian selaku Guru Mata Pelajaran Sains dalam

hasil wawancara sebagai berikut:

“…seperti misalnya. Sungai disini kotor, kamu


sebaiknya bagimana, apa yang harus kamu lakukan. Oh
55

membuat filter ini miss. Nah kalau kamu ingin membuat


filter ini kamu membutuhkan apa?. Kita sudah masuk
procedural text. Kalau untuk air bahan yang paling bagus
apa, sudah masuk science property, seperti begitu. Kalau
untuk kelas kecil 1dan 2 begitu bisa seperti membuat baling-
baling itu sudah sangat sederhana. Pasti nanti mereka
berpikir bagaimana bisa nempel begitu.”
Pada kegiatan ini siswa mampu mengoreksi diri sendiri, dapat

mengetahui letak kesalahan dan kebenarannya. Tentu juga saat

menyelesaikan suatu permasalahan siswa tetap mendiskusikan kepada

teman-temannya yang lain untuk mengetahui keputusan yang

seharusnya mereka ambil dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Seperti yang dipaparkan oleh Miss Nita selaku Guru Mata Pelajaran

Sains dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“…jadi nanti diawal kita ada bahan seperti ini lalu


kita tanyakan ke mereka dengan bahan ini kita akan
membuat apa. Kita tidak memberi tahu langsung caranya
bagaimana, tanyakan ke mereka menurut kalian kita akan
membuat apa. Biarkan mereka berpikir terlebih dahulu. Lalu
kita kasih tunjuk bahwa kita akan membuat ini. Lalu kita
minta mereka untuk mencoba cara membuatnya sesuai
dengan sepaham dan sebisa mereka. Jadi biarkan mereka
mencoba terlebih dahulu, untuk dihasilnya benar tidaknya
bisa di luruskan di akhir. Yang penting dengan mereka
mencoba mereka kreatif dan rasa ingin tahu nya semakin ada
begitu. Nanti di akhir saya luruskan saya coba minta mereka
koreksi kira-kira salahnya dimana begitu”
Siswa di SD My Little Island juga dapat menyelesaikan suatu

permasalahan melalui cara mendiskusikan dengan teman yang lain.

Dengan begitu siswa dapat menentuka keputusan terbaik yang dilakukan

dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Seperti yang dipaparkan oleh

Miss Berlian selaku Guru Mata Pelajaran Sains dalam hasil wawancara

sebagai berikut:
56

“… biasanya saya menyampaikan kepada siswa


bahwa yang dinilai dalam project ini apa saja begitu. Dengan
begitu nanti siswa biasanya akan membicarakan dengan
teman-temannya apa yang harus dilakukan agar penilaian
yang disampaikan oleh saya itu tercapai. Yaa pastilah
mereka akan ada yang bertengkar begitu. Tapi dengan begitu
mereka bisa saling memberikan solusi dan menyelesaikan
secara bersama-sama…”
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa

narasumber yakni guru-guru di SD My Little Island Malang yang

menggunakan pendekatan STEAM dalam pembelajaran telah

menyatakan secara tidak langsung bahwa siswa di SD My Little Island

Malang telah memiliki keterampilan berpikir kritis. Tidak hanya

denganwawancara, peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa di

SD My Little Island Malang melalui Kuisioner yang dibagikan melalui

google form, karena keadaan tidak memungkian peneliti untuk bertemu

langsung dengan siswa.

Berdasarkan hasil pembagian kuisioner tersebut dapat diketahui

bahwa siswa di SD My Little Island Malang dapat menjawab pertanyaan

guru saat proses pembelajaran. Siswa berusaha meikirkan jawaban yang

tepat saat menjawab pertanyaan guru. Selain menjawab pertanyaan guru,

siswa juga dapat memberikan pertanyaan atau melakukan Tanya jawab

kepada guru mengenai materi pelajaran yang sedang dilaksanakan. Siswa

bertanya kepada guru hingga siswa merasa bahwa dia telah benar-benar

memahami pembelajaran pada saat itu.

Siswa di SD My Little Island Malang selalu melakukan diskusi

dengan teman sebayanya dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau


57

mengambil suatu keputusan. Siswa dapat menentukan atau membedakan

mana keputusan yang benar dan salah. Dengan begitu pula siswa tidak

gegabah dalam mengambil suatu keputusan. Siswa berhati-hati dan

mempertimbangkan banyak hal dalam mengambil suat keputusan.

Diakhir pembelajaran siswa dapat menyimpulkan materi pelajaran

yang sedang mereka pelajari atau yang mereka dapat dari kegiatan

pembelajaran tersebut. Selain itu siswa juga dapat memahami dengan

mudah prosedur dalam menyelesaikan suatu project atau permasalahan.

Denganbegitu dapat diartikan bahwa siswa dapat memahami mana

kegiatan yang paling utama harus dilakukan hingga selesainya project

atau permasalahan tersebut secara urutatau sistematis.

Saat diskusi sedang berlangsung siswa di SD My Little Island

Malang selalu memperhatikan keputusan ataupun hasil pekerjaan

temannya. Kemudian siswa juga berusaha memahami keputusan dan

hasil pekerjaan temannyahingga siswa tersebut paham akan maksud dari

temannya. Dalam memperhatikan keputusan atau pekerjaantemannya

siswa tidak menyangkut pautkan dengan pendapat pada dirinya. Selain

beberapa yang telah dijelaskan tadi, siswa di SD My Little Island Malang

juga senang merasa tertantang dalam menyelesaikan suatu permasalahan

ataupun soal yang menantang. Dari paparan data diatas dapat

disimpulkan keterampilan berpikir kritis siswa di SD My Little Island

Malang dalam table berikut ini:


58

Tabel 4.1
Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island Malang

Indikator Keterampilan Berpikir Kritis


Aspek Keterampilan di SD My Little Island
No Keterampilan
Berpikir Kritis Malang
Berpikir Kritis
Fokus pada Siswa dapat berusaha
pertanyaan (dapat memikirkan jawaban yang
mengidentifikasi tepat saat guru bertanya
Elementary pertanyaan atau
clarification masalah, jawaban)
1
(memberikan Berusaha Siswa selalu bertanya sesuai
penjelasan dasar) mengklarifikasi materi pelajaran hingga
suatu penjelasan siswa memahami materi
melalui tanya jawab pelajaran tersebut
Mempertimbangkan Siswa selalu melakukan
apakah sumber diskusi dengan teman hingga
dapat dipercaya atau siswa tersebut dapat
tidak membedakan pendapat yang
The basic for the
benar dan pendapat yang
decision (menentukan
2 salah
dasar pengambilan
keputusan) Mengamati dan Siswa mengkoreksi kembali
mempertimbangkan jawaban atau hasil pekerjaan
suau laporan hasil sebelum mengumpulkan
observasi kepada guru
Menarik Siswa dapat menyimpulkan
kesimpulan sendiri kegiatan
Inference (menarik pembelajaran atau
3
kesimpulan) eksperimen yang telah
dilakukan
Mengidentifikasi Siswa dapat memahami
istilah dan dengan mudah perintah
mempertimbangkan dalam melakukan
Advanced
definisi tersebut eksperimen atau
clarification
4 menyelesaikan suatu project
(memberikan
penjelasan lanjut ) Mengidentifikasi Siswa selalu memperhatikan
asumsi pendapat atau hasil
pekerjaan temannya
Mempertimbangkan Siswa memikirkan pendapat
alasan atau asumsi atau keputusan teman
yang diragukan sehingga siswa tersebut
tanpa menyertakan dapat memahami maksud
Supposition and
anggapan pemikiran dari keputusan temannya
intergration
5 kita
(memperkirakan dan
Menggabungkan Siswa senang untuk berusaha
menggabungkan)
kemampuan dan menyelesaikan
karakter yang lain permasalahan atau soal yang
dalam penentuan menantang
keputusan
59

2. Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM (Science, Technology,

Engineering, Arts, and Mathematics) dalam Menumbuhkan

Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island Malang

a. Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM di SD My Little Island

Malang

Perencanaan menerapkan pembelajaran STEAM pada setiap


subject mata pelajaran di SD My Little Island didiskusikan oleh
setiap team teaching yang telah di tentukan. Pada setiap awal tahun
masing masing team teaching mendiskusikan materi mana yang
akan di terapkan dengan pendekatan STEAM. Team teaching terdiri
dari guru-guru yang mengajar dengan bidang sama namun tingkatan
kelas yang berbeda. Seperti team teaching science, team teaching
english, team teaching art, team teaching math dan sebagainya.
Setiap materi yang akan dikoordinasikan kepada setiap team
teaching apakah materi ini dapat dikolaborasikan dengan
komponen-komponen tersebut. Seperti yang dipaparkan oleh Miss
Berlian Guru Mata Pelajaran Sains. Dalam hasil wawancara sebagai
berikut:
“untungnya kita disini ada team teaching seperti saya
dengan Miss Nita, jadi saat saya tidak ada ide saya punya
team teaching sains, jadi saya koordinasi dengan teacher
lainnya lainnya”
Seperti yang dipaparkan oleh Miss Rina Guru Mata Pelajaran

Matematika. Dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“ iya diskusi, sebelum kita melaksanakan STEAM


guru-guru meeting bersama-sama begitu, kita menentukan
pelajaran apa yang cocok sama math misalkan. Itu termasuk
kita menyiapkan rubric, soal, dan semuanya begitu…”
RPP atau lesson plan untuk pembelajaran yang berbasis

STEAM di SD MY Little Island Malang ini tidak terlalu kelihatan

perbedaannya dengan lesson plan yang guru susun untuk

pembelajaran yang tidak menggunakan STEAM. Ke lima komponen

yang terdapat pada STEAM tidak di jabarkan secara terperinci, jadi


60

penggunaan kelima komponen tersebut tersampaikan secara tidak

langsung hanya saja di bagian kegiatan itu terdapat keterangan pada

kegiatan yang dilakukan bahwa pada kegiatan tersebut kolaborasi

dengan mata pelajaran yang terdapat pada lima komponen STEAM.

Seperti yang dipaparkan oleh Miss Bearlian Guru Mata Pelajaran

Sains. Dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“… selama ini tidak, jadi saya kasih tanda kurung.


Misalnya siswa melakukan kegiatan apa begitu jadi saya
kasih kurung dengan keterangan collaborate with math
begitu. Jadi saya masukkan begitu saja tidak yang untuk
math tugasnya ini art ini begitu tidak. Cuman untuk reminder
ke saya aja di mind lesson saya kasih keterangan collaborate
with apa begitu”
Berbeda dengan perencanaan yang disusun untuk

pelaksanaan steam project besar seperti kegiatan Outing Class. Pada

kegiatan Outing Class ini lesson plan disusun secara terperinci

kegiatan dari kelima komponen STEAM yang digunakan pada

pembelajaran Outing Class tersebut. Selain keterangan

pembelajaran pada kelima komponen terdapat juga keterangan

pembelajaran yang hanya didapatkan dengan belajar diluar kelas

atau belajar dengan mengunjungi suatu tempat tersebut. Seperti

yang dipaparkan oleh Mr. Dino selaku Waka Kurikulum. Dalam

hasil wawancara sebagai berikut:

“… jadi pada Outing Class STEAM ini pada lesson


plan terdapat tujuan dari pembelajarannya apa, kemudian
setiap komponen STEAM yang digunakan dijelaskan secara
terperinci apa saja yang dipelajari. Kita juga mencantumkan
materi atau pembelajaran apa yang tidak didapatkan di dalam
kelas atau hanya didapatkan di luar kelas. Kemudian setiap
61

teacher mata pelajaran yang bersangkutan membuat kegiatan


disana apa saja disetiap subject mata pelajaran tersebut”
Selain menyusun lesson plan guru juga menyiapkan media

atau alat dan bahan yang akan digunakan untuk melaksanakan

pembelajaran berbasis STEAM. Alat bahan yang akan digunakan

akan dibawa atau disiapkan oleh siswa ketika bahan tersebut mudah

didapatkan, namun jika sulit didapatkan maka pihak guru atau

sekolah akan menyediakan bahan-bahan tersebut. Seperti pada masa

sekolah dalam jaringan atau sekolah daring ini, orang tua akan

dating kesekolah untuk mengambil bahan yang akan digunakan saat

pembelajaran. Seperti yang dipaparkan oleh Miss Berlian Guru

Mata Pelajaran Sains. Dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“… karena saya mengajar kelas 3 dan 4 jadi saya


sudah menyiapkan project yang sudah jadi dan bagaimana
cara membuatnya. Nanti yang mereka buat ya mereka sendiri
yang menyiapkan atau membawa alat dan bahannya selagi
mudah didapatkan, kalau sulit ya saya yang menyiapkan…”
Ketika kegiatan Outing Class selain menyusun lesson plan,

saat sudah berada di tempat kegiatan outing class, guru menyiapkan

map tugas-tugas yang nantinya akan dibagikan kepada setiap siswa,

dimana tugas tersebut nanti akan dikerjakan saat kegiatan outing

class berlangsung. Seperti yang dipaparkan oleh Mr. Dino sebagai

Waka Kurikulum. Dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“ jadi nanti sebelum Outing Class dimulai teachernya


sudah menyiapkan lembar observasi ataupun tugas-tugas
yang akan dilaksanakan dalam satu map. Nanti saat sampai
di tempat Outing Class setiap siswa akan mendapatkan satu
map, jadi mereka sudah memegang tugasnya masing-
masing”
62

Pelaksanaan pembelajaran berbasis STEAM (Science,

Technology, Engineering, Art, and Mathematics) di SD My Little

Island Malang diterapkan pada subject mata pelajaran yang

menggunakan Kurikulum Cambridge yaitu Science (sains), English

( bahasa inggris), dan Mathematics (Matematika). Seperti yang

dipaparkan oleh Waka Kurikulum yakni Mr. Dino dalam hasil

wawancara sebagai berikut:

“ … Sejak adanya dua kurikulum ini yang di


blanding menjadi satu, makakita tidak bisa purely ambil
tematik. Karena bagaimanapun yang kita terapkan memang
untuk matematika sendiri, science dan juga bahasa inggris
itu purely kita ambil dari Cambridge, yang ini kalau
notabene ada di kurikulum 2013 itu kan ranahnya juga
berbeda karena bahasa inggris tidak ada di kurikulum 2013.
Sehingga ketika itu pembelajaran yang cakupannya dalam
STEAM makakita purely tentang STEAM. Tetapi ketika itu
pembelajaran tentang budaya, seni, sejarah,wawasan
kebangsaan maka kita ambil dari kurikulum 2013. Kenapa
kok tidak pakai tematik? Kita pindahkan aspeknya, kalau
STEAM pure tentang STEAM. Kalau tentang keagamaan,
pkn maka kurikulum 2213 kita ambil”
Pada dasarnya STEAM (Science, Technology, Engineering,

Art,and Mathematics) ini terdiri dari 5 komponen yaitu Science

(sains), Technology (teknologi), Engineering (teknik), Art (seni),dan

Mathematics (matematika). Namun penerapan STEAM di SD My

Little Island Malang ini pada komponen Engineering di gantikan

dengan English. Karena Engineering pada jenjang sekolah dasar

masihlah terlalu berat. Seperti yang dipaparkan oleh Waka

Kurikulum Mr. Dino dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“… Semua buku yang diadopsi anak-anak untuk


pembelajaran dari Cambridge itu kan sebenarnya
63

menggunakan bahasa inggris, dari science ini kita kuatkan


dengan “E” nya English, “E” nya kan sebenarnya
engineering cuman kalau SD kita bilang engineering yang
terlalu kompleks susah, kita bilang ini yang sederhana kita
kolaborasikan dengan IT di teknologinya. “E” nya kita ganti
dengan English, sehingga englishnya ini menjadi acuan
untuk science. Itu korelasi sederhananya. Project anak-anak
itu nanti mereka akan panen. Memang mata pelajarannya
science dan merekajual itu. Korelasi T nya (technology)
merekamembuat design logo sendiri. E nya secara
pemasaran dipasarkan menggunakanenglish. Artnya anak-
anakmenyusun sesuatuyang artistic. Mathnya itutentang
berapa banyak laba yang dihasilkan dari penjualan”
Pelaksanaan pembelajaran berbasis STEAM ini di SD My

Little Island Malang di terapkan mulai dari kelas 1 hingga kelas 6,

bahkan pada pendidikan jenjang taman kanak-kanak di My Little

Island juga telah menerapkan pembelajaran yang menggunakan

pendekatan STEAM. Seperti yang dipaparkan oleh Guru Mata

Pelajaran Sains Miss. Nita dalam hasil wawancara sebagai berikut.

“…soalnya STEAM itu bisa digunakan dari yang TK


ya. Kebetulan kita disini juga dari playgroup TK begitu
sudah menerapkan STEAM. Karena apa ya karena lebih
aplikatif jadi anak-anak itu lebih paham hanya saja memang
setiap jenjang itu tahapan sama aplikasinya itu berbeda jadi
disesuaikan dengan usianya. Seperti di SD yang kelas 1 dan
2 itu mereka baru di SD jadi komunikasi juga jadi untuk yang
kelas 1 dan 2 itu mereka lebih seperti diulang-ulang. Ketika
kita praktik itu kita juga mengulang keywordnya, jadi anak-
anak itu lebih hafal lebih paham, karena kalau anak kecil
tidak diulang mereka jadi akan ya sudah begitu saja. Kalau
yang di kelas 3 dan 4 mereka itu sudah mulai membuat
kesimpulan sendiri namun masih di bantu. seperti yang kelas
5 dan 6 mereka sudah analisis problem …”
Seperti yang dipaparkan oleh Guru Sains Miss Berlian dalam

hasil wawancara berikut:

“… sebenarnya cocok dari kelas kecil hanya saja


disesuaikan dengan tingkatnya. Jadi untuk kelas 1,2, dan 3
sebaiknya guru memberi contoh produk lalu mereka
64

membuat produk itu. Hanya saja untuk kelas 4,5, dan 6 kita
kasih masalah mereka cari ide di STEAM kan. Misalkan ada
permasalahan ini. Ini ada sungainya kotor kalian punya ide
bagaimana kemudian nanti mereka akan berpikir kasih ide.
Oh ya miss membuat filter ini begitu. kemudian bagaimana
cara kamu membuatnya apa yang harus dipersiapkan, nah itu
dengan begitu sudah masuk procedural text. Kemudian
untuk air kamu harus menggunakan bahan yang seperti apa.
Itu dia sudah belajar sains. Jadi STEAM itu bagus untuk
semuanya hanya saja level kesulitannya disesuaikan”
Dalam pelaksanaannya STEAM di SD My Little Island

Malang selain pembelajaran di dalam kelas, pembelajaran

dilaksanakan di luar kelas seperti pada kegiatan STEAM tertentu

yang berupa project besar atau belajar dengan mengujungi tempat

tertentu atau outing class. Seperti yang dipaparkan oleh Mr.Dino

selaku Waka Kurikulum. Dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“Outing Class STEAM bisa dilakukan dua bulan


sekali atau empat bulan sekali. Karena kita
menggangtungkan pada yang mereka pelajari. Jadi seperti
contoh science sudah sampai pada tahap ini, math sudah
sampai tahap ini kemudian kita buat desain
pembelajarannya, anak-anak kita ajak keluar untuk
mempelajari real thing. Jadi kita benar-benar menggunakan
project besar ataupun project sederhana yang bisa mereka
lakukan di sekolah, tergantung dari indikator pencapaian
keberhasilan siswa learning goals nya atau tujuan
pembelajaran itu mereka sudah mampu untuk diluar kelas.
Jadi mereka mengobersvasi disitu anak-anak mencari living
thing and no living thing. Apa yang mereka temukan
mungkin rumput, batu, belalang atau apa. Mereka
mengobservasi, mereka mengklasifikasikan living thing.
Mungkin mereka menemukan semut, belalang non living
thing seperti contoh mereka menemukan tanah, batu. Yang
kedua mereka mempelajari kosakata, mungkin awal
pengolahan agri culture, ini kan mereka masih awam, tetapi
setelah dari sana mereka menemukan kosa kata tentang
perkebunan. Apa itu pengolahan agriculture. Kemudian ada
technology fokus padamaking procces, ini sangat menarik
bagi anak-anak. Karena mereka langsung terjun ke pabrik.
Jadi bagian teh mana yang harus diambi, kenapa ada yang
65

namanya black tea, greentea, white tea. Nah akhirnya mereka


tahu ini the kualitas A mereka juga tahu mana teh kualitas B
dan C. Art ini anak-anak saat itu membuat sketsa panorama
membuat gambar. Vocabulary itu mereka tetap ada
panduannya, kita memberikan clue jawaban disitu mereka
jawab apa. Jadi deskripsi yang akan membantu mereka
mengetahui vocabulary. Math nya mengukur distance
perpos, menghitung langkah setiap pos ke posnya berapa
langkah begitu. Jadi kita sudah mengira-ngira berapa
langkah dari pos A ke pos B lalu kita lihat kira-kira mereka
mendekati atau bahkan langkah yang dihitung sangat jauh
atau terlampau banyak jadi nanti kita tanyakan kenapa
langkahnya segitu, jadi secara tidak langsung mereka telah
belajar numbering”
Pada saat pembelajaran di dalam kelas guru-guru tidak

memaksanakan terdapat ke lima komponen dari STEAM tersebut,

guru-guru hanya menerapkan 2-3 komponen saja. Namun dalam

kegiatan STEAM tertentu guru-guru sebisa mungkin untuk

menerapkan ke lima komponen tersebut. Seperti yang dipaparkan

oleh Guru Mata Pelajaran Sains Miss Itha dalam hasil wawancara

sebagai berikut:

“…menurut saya art, science, math sama technology


itu tidak harus menjadi satu. misalnya hanya science dengan
technology saja itu sudah dapat dikatakan STEAM. Tidak
harus, tapi jika saat project besar, seperti yang eventnya kita
STEAM itu memang harus diusahakan kelima komponennya
tercakup. Tapi untuk yang di dalam kelas 2 sampai 3 itu
sudah termasuk pendekatan STEAM. di SD My Little Island
Malang sendiri, STEAM itu sudah ada seperti waktunya
sendiri. Jadi kita memang menarik guru-guru untuk
membuat project STEAM. Jadi memang STEAM ini kita
jadikan salah satu unggulan di sekolah kita. Bukan anak-
anak ada project kemudian mereka memilih pakai STEAM
sendiri tidak seperti itu. Tetapi memang STEAM ini ada suatu
event yang memang untuk semua kelas begitu…”
Seperti yang dipaparkan juga oleh Guru Mata Pelajaran Matematika

Miss. Rina dalam hasil wawancara sebagai berikut”


66

“… karena kita juga tidak memaksakan misalkan ini


memang tidak bisa di terapkan STEAM, ya sudah berarti
tidak kita terapkan pendekatan STEAM. Kita akan ambil
yang memang terhubung begitu. Tetapi tetap kemampuan
literasi, critical thinking anak-anak tercapai…”
Penerapan pendekatan STEAM di SD My Little Island

Malang diterapkan pada materi di mata pelajaran yang memang

dapat diterapkan dengan pendekatan STEAM. Jadi tidak semua

materi di terapkan STEAM, namun guru-guru memilih materi-materi

yang memang jika di terapkan dengan menggunakan pendekatan

STEAM akan tercapai dengan baik. Seperti yang dipaparkan oleh

Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Miss. Mita dalam hasil

wawwancara sebagai berikut.

“… kalau saat ini yang kita lakukan memang ada


beberapa project yang tidak pure menggunakan STEAM.
Menyesuaikan dengan tema yang kita lakukan, misalnya
membuat bilangan kira-kira dari lima komponen tersebut
mana yang bisa masuk ke tema itu. Jadi memang tidak semua
materi atau tema bisa menggunakan STEAM, mungkin bisa
namun sedikit sulit dan tidak tercapai dengan maksimal. Jadi
jika memang ada tema atau materi yang tidak
memungkinkan untuk menggunakan STEAM maka kita tidak
paksakan…”
Kegiatan pembelajaran berbasis STEAM di dalam kelas
diawali dengan penyampaian guru kepada siswa mengenai tema
yang akan dipelajari hari ini, kemudian guru akan menstimulus
dengan mengamati perlengkapan project yang telah disiapkan atau
mengamati permasalahn yang ada disekitar. Setelah pembelajaran
terlaksanaka guru memberikan penjelasan ulang mengenai kegiatan
yang telah dipelajari agar guru dapat mengetahui pemahaman siswa.
Jadi pada proses ini guru benar-benar hanya mendampingi serta
mengarahkan, kemudian siswa yang menjalankan pembelajaran dan
pengetahuan mereka akan seperti bagaimana. Seperti yang
dipaparkan oleh Miss Yessika Guru Mata Pelajaran Sains sebagai
berikut:
“… jadi nanti diawal kita ada bahan seperti ini lalu
kita tanyakan ke mereka dengan bahan ini kita akan
membuat apa. Kita ga kasih langsung caranya apa, tanyakan
67

ke mereka menurt kalian kita mau buat apa. Biarkan mereka


berfikir terlebih dahulu. Lalu kita kasih tunjuk bahwa kita
akan membuat ini. Lalu kita minta mereka untuk mencoba
cara membuatnya sesuai dengan sepaham dan sebisa mereka.
Jadi biarkan mereka mencoba dulu, untuk dihasilnya benar
tidaknya bisa di luruskan di akhir. Yang penting dengan
mereka mencoba mereka kreatif dan rasa ingin tahu nya
semakin ada begitu. Nanti di akhir baru saya luruskan saya
coba suru koreksi kira-kira salahnya dimana begitu saya
hanya menyampaikan hari ini belajar dengan suara lalu aku
menyampaikan bahwa nanti kita akan keluar mengamati
suara yang ada begitu. Jadi aku benar benar tidak
menyampaikan materi diawal pembelajaran. Setelah
pembelajaran berlangsung diakhir pembelajaran aku
luruskan aku tanayaka kenapa si kita kok bisa mendengarkan
suara. Supaya mereka tidak berfikir terlalu kejauhan jadi
harus tetap diluruskan. Jadi materi dari satu bab aku
sampaikan materi 20-30 % aja jadi selebihnya mereka
mengerjakan kelompok atau indiviu…”
Pada pelaksanaan STEAM dalam bentuk project besar di SD

My Little Island Malang dikemas dalam bentuk STEAM Days atau

Outing Class. Pelaksanaan ini dengan menentukan tema besar dan

bisa sesuai dengan 5 komponen STEAM tersebut. Saat kegiatan

STEAM Days penyusunan dan pemilihan materi hampir mirip

dengan yang dilaksanakan dalam pembelajaran sehari-hari hanya

saja project ini berupa produk yang nantinya akan di presentasikan

di depan kelas lainnya. Seperti yang dipaparkan oleh Waka

Kurikulum Mr. Dino dalam hasil wawancara sebagai berikut :

“… STEAM Day itu akumulasi dari pembelajran


STEAM yang sudah dilakukan anak-anak. Ini loh saatnya
show off, salah satu menunjukkan hasilnya, kelas 2 ke kelas
3, kelas 3 ke kelas 4, dan seterusnya. Jadi mereka
menunjukkan project mereka tapi secara pembelajaran
seperti yang saya katakana bahwa muatannya English tapi
ada STEAM nya…”
68

Saat kegiatan Outing Class pelaksanaan pembelajaran

berbasis STEAM dengan mengoberservasi kegiatan yang ada di

tempat yang di kunjungi, kemudian melaksanakan kegiatan

pengerjaan soal dari setiap komponen STEAM yang terdapat pada

kegiatan outing class. Kegiatan pengerjaan soal dilaksanakan seperti

jelajah dengan disiapkan soal yang akan diselesaikan disetiap pos

yang telah dijaga oleh guru yang bertugas. Seperti yang dipaparkan

oleh Waka Kurikulum Mr. Dino dalam hasil wawancara sebagai

berikut:

“… jadi kita disana saat outing class pelaksanaannya


perpos begitu. Itu kita berikan pos jadi anak-anak setiap pos
itu menghitug jarak atau langkahnya begitu. Jadi di setiap
pos nya siswa menyelesaikan soal atau tugas disetiap
komponen pada STEAM sesuai dengan yang sedang
dipelajari di tempat yang dikunjungi…”
Penilaian pada saat pembelajaran berbasis STEAM di SD My

Little Island Malang yang dilaksanakan di dalam kelas dengan

menyusun rubrik untuk menilai pembelajaran pada hari itu. Rubric

disusun dengan koordinasi dengan guru pelajaran yang lain dan

sesuai dengan komponen yang ada pada STEAM, jadi koordinasi

dilakukan dengan guru mata pelajaran sains, Teknologi Informasi

(TIK), English, Seni,dan Matematika. Seperti yag dipaparkan oleh

guru sains Miss. Berlian pada hasil wawancara sebagai berikut:

“… kalau untuk penilaian STEAM memang idealnya


pakai rubrik karena STEAM itu dia menilainya bukan secara
kuantitatif, jadi kualitatif. Jadi untuk STEAM ini saya
sebagian besar penilaiannya menggunakan rubrik. Jadi
dalam penyusunan rubrik kita menyusun sendiri-sendiri.
Misalnya dari art yang dinilai apa, sain juga menyusun
69

sendiri yang dinilai apa seperti misalnya benar tidak ya


peletakkan lebelnya dengan tulangnya. Jadi kalau math dia
bikin rubrik benar tidak ya dia membagi cotton buds nya
begitu. Jadi setiap lesson beda rubrik. Setiap teacher
membuat rubrik untuk di kumpulkan ke saya karena ini kelas
saya begitu, tetapi nanti saat menilai ya semua rubrik saya
yang menggunakan untuk menilai. jadi itu nanti untuk
menilai projectnya dan nanti pada akhirnya nilai yang
diakhir dalam bentuk nilai sains…”
Lembar kerja di SD My Little Island Malang disebut dengan

worksheet atau workbook. Selain worksheet yang disediakan oleh

Cambridge guru juga menyusun soal latihan yang sesuai dengan

pembelajaran pada hari itu dengan dikoordinasikan kepada guru

yang lain. Seperti yang dipaparkan oleh Guru Matematika Mr.

Taufik dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“… untuk pembuatan soal-soal begitu guru


matematikanya atau guru yang lainnya menyusun soal,
kemudian nanti ke HOD (ketua team teaching seperti team
teaching science, team teaching math dll). Jadi disana nanti
dicek grammarnya kemudian pembahasannya juga sudah
benar atau belum…”
Jadi dalam penyusunan soal guru tidak menyusun sendiri. Namun

dibantu dengan guru-guru yang lain sesame team teachingnya.

Seperti yang dipaparkan oleh guru Bahasa inggris Miss Mita dalam

wawancara sebagai berikut:

“… untuk penyusunan soal biasanya kita sharing


antar teacher, kira-kira komponen A yang akan
dievaluasikan apa. Kemudian ya sama kita susun sama-
sama…”
Pada pelaksanaan STEAM dalam bentuk project besar di SD

My Little Island Malang dikemas dalam bentuk STEAM Days atau

Outing Class. Pelaksanaan ini dengan menentukan tema besar dan

bisa sesuai dengan 5 komponen STEAM tersebut. Saat kegiatan


70

STEAM Days penyusunan dan pemilihan materi hampir mirip

dengan yang dilaksanakan dalam pembelajaran sehari-hari hanya

saja project ini berupa produk yang nantinya akan di presentasikan

di depan kelas lainnya. Seperti yang dipaparkan oleh Waka

Kurikulum Mr. Dino dalam hasil wawancara sebagai berikut :

“… STEAM Day itu akumulasi dari pembelajaran


STEAM yang sudah dilakukan anak-anak. Ini loh saatnya
show off, salah satu menunjukkan hasilnya, kelas 2 ke kelas
3, kelas 3 ke kelas 4, dan seterusnya. Jadi mereka
menunjukkan project mereka tapi secara pembelajaran
seperti yang saya katakana bahwa muatannya English tapi
ada STEAM nya…”
Kegiatan pembelajaran STEAM yang dikemas dalam Outing

Class biasanya dengan mengajak siswa untuk mengunjungi suatu

tempat untuk melakukan pembelajaran di luar. Karena pada

pembelajaran ini sebisa mungkin siswa tetap mengerjakan tugas dari

yang diberikan guru namun tetap memperhatikan apa yang sedang

dipelajarinya jadi penilaianya di susun dalam bentuk singkat dan

mudah. Seperti dalam bentuk gambar namun menjawab dengan

diberi ceklist tanpa menuliskan kata-kata atau kalimat yang panjang.

Seperti yang dipaparkan oleh Waka Kurikulum Mr. Dino dalam

hasil wawancara sebagai berikut:

“… contohnya ketika di kebun teh contoh worksheet


itu disusun sesederhana mungkin. Seperti di satu petak
mungkin mereka menemukan snail atau spider kemudian
setelah menemukan dimana mereka menemukannya di tanah
atau kondisinya terbang. Seperti contoh mereka menemukan
ladybug sedang terbang jadi mereka tinggal centang. Jadi
worksheetnya bukan worksheet yang sangat komplek.
Karena fokus kita sebenarnya mereka itu belajar real thing
tanpa terbebani mengerjakan worksheet, jangan sampai
71

anak-anak ketika jalan mereka harus sibuk menulis, jadi kita


desain sesederhana mungkin agar anak itu belajar juga bisa
nyaman. Tapi untuk anak SD berjalan dan melakukan
kegiatan menulis untuk membuat laporan itu sangatlah sulit.
Jadi ketika mereka bertemu sesuatu tinggal centang begitu
jadi dia fokus terhadap apa yang mereka teliti. Tidak sibuk
untuk membuat laporan…”
b. Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM dalam Menumbuhkan

Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island Malang

Salah satu keterampilan yang dapat ditumbuhkan di SD My

Little Island Malang melalui pendekatan STEAM ini yaitu

keterampilan berfikir kritis. Jadi dalam pelaksanaannya

pembelajaran yang menggunakan pendekatan STEAM dapat

menumbuhkan keterampilan berfikir kritis pada siswa. Seperti yang

dipaparkan oleh Guru Mata Pelajaran Matematika Mr. Taufik dalam

hasil wawancara sebagai berikut:

“… kalau dibandingkan dengan project biasanyaa.


Kalau STEAM itu kan bagaimana mereka bisa
mengaplikasikan 5 komponen tersebut dalam satu pekerjaan
sekaligus. Contohnya seperti kegiatan cooking class, jadi
STEAM nya itu seperti proses pembekuan es batu,
bagaimana agar air itu dapat membeku. Kemudian mengapa
dapat tidak membeku lagi dan pada akhirnya cair, itu
science. Kemudian matematika bagimana mereka dapat
membuat resep atau komposisi itu dengan rasa yang pas,
misalkan buat es buah, susunya seberapa, perbandingan
sirup dengan susunya, seperti itu. Kalau art misalkan mereka
bisa decorate makanan tersebut. IT mungking kayak mereka
dapat membuat pamphlet untuk promosi supaya es buah
menarik. Dengan begitu mereka harus berfikir lebih dalam
mengerjakan semua kegiatan tersebut dalam satu kegiatan.
Harus menumbuhkan ide menyelesaikan permasalahan yang
ada, itu sudah termasuk kategori dia berpikit kritis…”
Menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dengan

menggunakan pendekatan STEAM dilakukan dengan membiasakan


72

berpikir lebih. Memberi kebebasan kepada siswa untuk membangun

pemahaman mereka sendiri. Memberi kebebasan kepada siswa

untuk menentukan apa yang akan mereka lakukan akan melatih

siswa untuk tidak takut salah. Namun perlu adanya peran guru untuk

membenahi atau meluruskan apabila ada siswa yang belumbenar

dalam melakukan kegiatan tersebut atau ada kesalahan dalam

memahami pembelajaran. Apapun yang dilakukan siswa diberikan

kebebasan kepada siswa, dengan begitu siswa dapat menilai atau

mengetahui sendiri salah dan benar serta dapat mengkoreksi langkah

apa yang sebaiknya dilakukan. Seperti yang dipaparkan oleh Miss

Nita selaku Guru Mata Pelajaran Sains. Dalam hasil wawancara

sebagai berikut:

“kalau saya biasanya kita kasih, kita mau belajar ini


hari ini. Kita mau belajar peredaran darah , kemudian yang
kalian tahu tentang peredaran darah itu apa ? . Kemudian
setelah ditanya, kita perlihatkan video atau kita perlihatkan
model tubuhnya itu. Kemudian mereka diminta untuk
mengamati. Kemudian, menurutmu apa yang terjadi,
menurut pendapatmu apa. Nanti mereka akan jawab menurut
ku begini miss, yang aku lihat ini miss, aku lebih fokus ke
yang ini miss. Dari situ nanti kita diskusi secara bersama,
mereka idenya jauh lebih banyak. Apalagi saat kita akan
membuat suatu project. Seperti contoh akan membuat trans
model atau apa begitu. Kita punya bahan ini, jadi kita
sediakan bahannya. jadi nanti diawal kita ada bahan seperti
ini lalu kita tanyakan ke mereka dengan bahan ini kita akan
membuat apa. Kita tidak memberi tahu langsung caranya
bagaimana, tanyakan ke mereka menurut kalian kita akan
membuat apa. Biarkan mereka berpikir terlebih dahulu. Lalu
kita kasih tunjuk bahwa kita akan membuat ini. Lalu kita
minta mereka untuk mencoba cara membuatnya sesuai
dengan sepaham dan sebisa mereka. Jadi biarkan mereka
mencoba terlebih dahulu, untuk dihasilnya benar tidaknya
bisa di luruskan di akhir. Yang penting dengan mereka
73

mencoba mereka kreatif dan rasa ingin tahu nya semakin ada
begitu. Nanti di akhir saya luruskan saya coba minta mereka
koreksi kira-kira salahnya dimana begitu”
Menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dengan

menerapkan pendekatan STEAM, dengan melakukan setiap kegiatan

dari komponen yang dilakukan pada STEAM dalam waktu yang

sama. Melatih siswa memikirkan dari segala sisi yang ada pada

kegiatan tersebut. Serta dapat melatih siswa untuk menentukan,

memilih jawaban atau solusi dari yang mereka dapatkan, perlu

adanya berfikir lebih atau berpikir dalam memecahkan masalah

dapat melatih siswa dalam berpikir kritis. Seperti yang dipaparkan

oleh Miss Berlian selagu Guru Mata Pelajaran Sains. Dalam hasil

wawancara sebagai berikut:

“pasti sangat bisa sekali. Jadi bukan hanya berpikir


kritis, kita juga menimbulkan masalah. Kalau kita ada
masalah mereka pasti mau tidak mau harus memikirkan
solusinya bagaimana. Jadi STEAM itu pasti bagus untuk
menstimulus critical thingkingnya mereka. Kemarin yang
anak-anak lumayan senang itu yang mereka membuat
kerangka itu. Jadi saya minta mereka membuat kerangka
manusia dari cotton buds kasih 3 size. Oke kamu pakai size
yang full 20 stick, kamu pakai size yang separuh 10 stick,
pakai size yang seperempat 20 stick. Kalau kamu mau
jadikan rangka, ini seharusnya diletakkan dimana saja. Jadi
mereka berpikir. Oh yang panjang ini di kaki sebagai tulang
panjang. Yang pendek ini di lengan, yang paling kecil jadi
jari. Dengan begitu mereka berpikir, saya tidak memberi
tahu. jadi bahanmu hanya saya kasih cotton buds ini kamu
berpikir sendiri kalau ingin jadi kerangka yang bagus
posisinya harus seperti apa. Nanti setelah itu biasanya saya
kasih ke art mereka kasih lebel. Oh ini tulang kepala,
fungsinya sebagai ini mereka menghiasnya disitu. Jadi
sciencenya hanya nempelin aja nempelin rangkanya. Kalau
merek asalah ya saya pancing atau saya minta untuk
memikirkan letak kesalahannya, kakimu pendek gini jadi
seperti contoh salah taruh cotton budsnya ya. Kamu yakin
74

sama ini. Itu juga bisa masuk math, siapkan yang panjang
20, mereka hitung sendiri 20. Kadang juga bisa seperti kita
kasih masalah terus nanti mereka cari ide dari ide itu kita
STEAM kan, seperti misalnya. Sungai disini kotor, kamu
sebaiknya bagimana, apa yang harus kamu lakukan. Oh
membuat filter ini miss. Nah kalau kamu ingin membuat
filter ini kamu membutuhkan apa?. Kita sudah masuk
procedural text. Kalau untuk air bahan yang paling bagus
apa, sudah masuk science property, seperti begitu. Kalau
untuk kelas kecil 1dan 2 begitu bisa seperti membuat baling-
baling itu sudah sangat sederhana. Pasti nanti mereka
berpikir bagaimana bisa nempel begitu.”
Selain keterampilan berpikir kritis, dengan menerapkan

pembelajaran berbasis STEAM ini kita dapat menumbuhkan

keterampilan yang lain. Seperti keterampilan kreatifitas,

komunikasi, kepemimpinan dan lain sebagainya. Seperti yang

dipaparkan oleh Mr. Taufik selaku Guru Mata Pelajaran

Matematika. Dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“ banyak yang bisa ditumbuhkan, seperti literasi


sains, creative thingking, dan komunikasi…”
Seperti yang di paparkan oleh Miss Bearlian juga selaku Guru Mata

Pelajaran Sains. Dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“ pasti bisa menumbuhkan keterampilan berpikir


kritis, komunikasi, team work. Karena STEAM itu mereka
kebanyakan kerjanya berkelompok. Pasti ada ributnya, ada
nangis-nangisnya pasti ada problem solvingnya. Misalnya
temennya tidak meminjamkan glue, ya kamu sebagai grup
teachernya tidak ingin tahu ini harus selesai. Itu masalah
lemnya punya siapa ya terserah mereka. Ya rebut cuman
mereka pasti ada senengnya seperti, Hee kamu tidak boleh
begitu kita kerjanya harus sama-sama kita kan team nanti
missnya nilainya dikit juga. Jadi nanti sebelum meeka
kerjakan saya sampaikan yang dinilai kerjasama kerapian
begitu. Jadi ya mau tidak mau mereka harus berkomunikasi
kerja sama”
Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara yang dilakukan

dengan Waka Kurikulum menyatakan bahwa dengan menerapkan


75

pendekatan STEAM ini sekolah ini mempersiapkan peserta didiknya

untuk menghadapi pekembangan yang ada. Seperti menumbuhkan

keterampilan 4C. Kemudian seperti wawancara yang dilakukan

dengan guru sains yang menyatakan, dengan adanya team teaching

dapat membantu guru-guru yang lain dalam mempersiapkan

pembelajaran berbasis STEAM ini dengan baik. Adanya team

teaching juga dapat mempermudah guru saat mengalami kendala

saat mempersiapkan pembelajaran dengan melakukan diskusi

dengan guru yang lain atau sesame team teaching. Pembentukan

hubungan dan komunikasi antar guru yang baik di SD My Little

Island Malang ini mendukung pembelajaran berbasis STEAM dapat

dilaksanakan dengan baik.

Penerapan pendekatan STEAM ini dapat digunakan sebagai

alat bantu dalam melatih siswa untuk menumbuhkan keterampilan

berpikir kritis. Seperti wawancara yang dilakukan dengan guru

matematika yang memaparkan bahwa dengan menerapkan

pendekatan STEAM ini dapat menumbuhkan keterampilan berpikir

kritis siswa. Selain itu juga dapat menumbuhkan keterampilan

berkomunikasi, literasi sains, dan lain sebagainya.

Selain melakukan wawancara dengan waka kurikulum dan

guru mata pelajaran yang menggunakan pendekatan STEAM.

Peneliti juga melakukan studi dokumentasi dengan waka kurikulum

dan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Studi dokumentasi ini


76

dilakukan untuk melihat perangkat pembelajaran mengenai

pendekatan STEAM serta guru menjelaskan salah satu kegiatan

pembelajaranyang sudah dilakukan dengan menggunakan

pendekatan STEAM.

Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi yang

dilakukan dengan berbagai sumber peneliti dapat menyimpulkan

bahwa dengan implementasi pembelajaran STEAM ini akan

menimbulkan beberapa permasalahan. Sehingga siswa dapat

berlatih dalam memecahkan permasalahan tersebut seperti

menentukan tindakan yang harus dilakukan atau menemukan solusi.

Guru tidak sepenuhnya membimbing kegiatan pembelajaran siswa,

siswa menyelesaikan dan menemukan pembelajarannya

sendirisesuai dengan kemampuan dan pemahaman siswa. Kemudian

guru betugas untuk menjelaskan atau membantu siswa dalam

membenahi kegiatan atau pemahaman siswa yang telah didapatkan.

Kegiatan tersebut dapat malatih siswa untuk menumbuhkan

keterampilan berpikir kritis siswa.

3. Problematika dan Solusi Implementasi Pembalajaran Berbasis STEAM

dalam Menumbuhkan Keterampilan Berfikir Kritis di SD My Little

Island Malang

Pembelajaran STEAM masih menjadi hal yang baru di Indonesia,

masih sedikit sekolah yang menerapkan pendekatan STEAM pada proses

pembelajarannya. Dengan begitu tentu adanya kendala atau


77

problematika saat menerapkan pembelajaran berbasis STEAM ini.

Namun di SD My Little Island Malang tidak terlalu banyak problematika

yang ditemukan dan pihak sekolah telah mewadahi untuk solusi yang

diberikan dengan adanya problematika tersebut.

Kendala yang dialami guru di SD My Little Island Malang dalam

melaksanakan pendekatan STEAM yaitu waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan project cukup lama. Waktu yang telah direncakan pada

penyusunan lesson plan terkadang tidak sesuai dengan yang telah terjadi

dilapangan. Namun guru telah memiliki solusi dengan memberikan

waktu lebih pada perencanaannya, namun dalam penyampaian waktu

yang diberikan pada siswa kurang dari waktu yang telah di rencakan.

Seperti yang dipaparkan oleh Miss Itha Guru Mata Pelajaran Sains.

Dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“… di waktu , terkadang melebihi waktuyang


direncanakan. Jadi biasanya di RPP nya lesson plan kita tulis
misalkan 3X JP untuk STEAM. Tapi ternyata saat kita yang
kerjakan pasti bisa 3JP, misalnya ya. Tapi kalau anak-anak
pasti otomatis mundur. Karena memang anak-anak juga cara
pikirnya beda dengan kita, cara kerjanya juga beda dengan
kita, cara kerjanya juga beda. Itu waktunya aja, mungkin
selalu sedikit molor. Tidak sesuai lesson plan. Kita itu sudah
punya strategi sebenarnya, kita sampaikan ke anak-anak itu
ini waktunya 2 minggu, padahal kita sudah punya spare time
1 minggu untuk menyelesaikan. Jadi sebenarnya 3 minggu
tapi yang disampaikan ke anak-anak ini 2 minggu. Jadi anak-
anak ada target 2 minggu sudah selesai, nanti yang 1 minggu
ini bisa digunakan untuk revisi atau refleksi begitu…”
Seperti yang di paparkan oleh Mr. Taufik juga Guru Mata Pelajaran

Matematika. Dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“… tetap sisa, karena kita sudah ada time tablenya.


Misalkan oh matematika ini susah jadi kita ambilnya 1 bulan
78

misalkan, atau jika gampang 1-2 minggu saja cukup. Jadi


jadi 1 lesson ada yang lama ada yang sebentar, tergantung
project dan tingkat kesulitannya…”
Namun terdapat guru yang memberi solusi dengan menambah jam

pelajaran di pulang sekolah atau dengan mendiskusikan dengan guru

yang lain atau guru yang memiliki jam pelajaran lebih. Seperti yang

dipaparkan oleh Miss Nita Guru Mata Pelajaran Sains. Dalam hasil

wawancara sebagai berikut:

“… biasanya yang belum selesai itu tidak semua


anak, hanya anak tertentu. Biasanya kita kasih jam tambahan
waktu tapi tetap kita diskusikan dengan guru mata pelajaran
lain atau wali kelas. Jadi dikerjakan setelah pulang sekolah
selesai jam mata pelajaran, atau disaat ada mata pelajaran
yang jamnya ada sedikit kelebihan jam. Jadi misal saya
setelah ini Bahasa Indonesia, ternyata mata pelajaran Bahasa
Indonesia ada sisa waktu jadi saya diskusikan boleh atau
tidak saya gunakan waktunya, kalau tidak ya saat pulang
sekolah…”
Selain waktu yang kurang, ide dalam menentukan pembelajaran

yang akan dilaksanakan juga menjadi kendala dalam melaksanakan

pembelajaran berbasis STEAM, namun pihak sekolah sudah mewadahi

yang menjadi solusi dalam kendala ini. Jadi guru di SD My Little Island

Malang terdapat team teaching pada setiap mata pelajaran seperti

kelompok guru mata pelajaran sains, kelompok mata pelajaran

matematika dan lain sebagainya. Kerja sama dan hubungan antar guru

dibentuk dengan baik di SD My Little Island Malang. Ketika guru

memiliki kendala maka guru tersebut dapat mendiskusikan atau

meminta saran dengan sesame team teaching ataupun dengan team

teaching yang lain. Seperti yang dipaparkan oleh Miss. Berlian guru

mata pelajaran sains. Dalam hasil wawancara sebagai berikut:


79

“… kendalanya ide, kita menentukan tujuan dulu


kemudian kita cari idenya apa. Tapi untungnya kita disini
ada team teaching seperti aku dengan Miss Nita. Jadi saat
saya tidak meiliki ide jadi saya masih memiliki team
teaching sains, jadi saya koordinasi dengan teacher
lainnya…”
Seperti yang dipaparkan oleh Miss. Yessika Guru Mata Pelajaran Sains.

Dalam hasil wawancara sebagai berikut:

“ … biasanya sulit mencari ide. Sharing dengan


teman yang satu departemen science, seminggu sekali
diadakan pertemuan…”
Pemahaman siswa sangatlah penting dalam suatu proses

pembelajaran. Problem atau kendala yang ditemukan di SD My Little

Island Malang berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru

yaitu, terdapat beberapa siswa yang belum paham saat melaksanakan

pembelajaran berbasis STEAM. Seperti yang dipaparkan oleh Miss.

Yessika Guru Mata Pelajaran Sains. Dalam hasil wawancara sebagai

berikut:

“… ada cuman 1 atau 2 anak yang tidak mengerti


dengan pembelajaran. Biasanya diberikan kelas tambahan
sepulang sekolah, namun konsultasi dengan orang tua
terlebih dahulu”
STEAM terdiri dari 5 komponen didalamnya, pembelajaran berbasis

STEAM pembelajaran yang mana secara tidak langsung kita telah

mempelajari komponenyang terdapat pada STEAM. Kendala yang

terdapat di SD My Little Island Malang saat melaksanakan pembelajaran

berbasis STEAM yakni siswa tidak mengetahui materi apa yang

sebenarnya sedang dipelajari pada pembelajaran tersebut seperti yang

dipaparkan oleh Miss.Bearlian Guru Mata Pelajaran Sains. Dalam hasil

wawancara sebagai berikut :


80

“… karena ini belajarnya barsamaan, dia belajar ipa,


teknologi, english, art dan math in one time in one product.
Terkadang mereka tidak tahu belajar sainsnya dimana, jadi
bagus sebenarnya ketika mereka tidak mengotak-ngotakan,
hanya saja untuk penilaian sendiri mencapai indikatornya itu
sulit jadi seperti sebenarnya mereka sudah bisa atau belum,
sudah paham atau belum. Jadi kita harus ada ekstra untuk
menjelaskan bahwa tadi itu pembelajarannya seperti apa…”
Beeberapa penejalsan dalam wawancara dan teknik penelitian yang

dilakukan oleh peneliti yang telah dijabarkan. Maka dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat kendala yang serius bagi guru dalam menerapkan

pembelajaran berbasis STEAM dalam menumbuhkan keterampilan

berpikir kritis di SD My Little Island Malang. Adapun kendala yang

terjadi juga dapat diatasi atau telah mendapatkan solusi dengan adanya

perkumpulan guru atau team teaching. Sehingga kendala yang dialami

oleh guru diskusikan dengan guru laindan diapatkan solusi dari guru-

guru yang lain juga.


BAB V

PEMBAHASAN

A. Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island Malang

Siswa di SD My Little Island malang telah memiliki keterampilan

berpikir kritis. Sikap siswa dalam memilah keputusan atau suatu tindakan

dalammenyelesaikan suatu permasalahan. Serta siswa dapat membedakan

mana keputusan yang benar dan salah. Sikap siswa di SD My Little Island

ini telah sesuai dengan indikator berpikir kritis sebagai berikut:

1. Elementary clarification (memberikan penjelasan dasar) yang meliputi:

a. Fokus pada pertanyaan (dapat mengidentifikasi pertanyaan/

masalah, jawaban.

b. Berusana mengklarifikasi suatau penjelasan melalui Tanya

jawab.

2. The basic for the decision (menentukan dasar pengambilan keputusan)

yang meliputi:

a. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak

b. Mengamati dan mempertimbangkan suatu lapran hasil

observasi.

3. Inference (menarik kesimpulan) yang meliputi:

a. Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi.

b. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.

c. Membuat dan menentukan pertimbangan nilai.

81
82

4. Advanced clarification (memberikan penjelasan lanjut) yang meliputi:

a. Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi

tersebut.

b. Mengidentifikasi asumsi.

5. Supposition and intergration (memperkirakan dan menggabungkan)

yang meliputi:

a. Mempertimbangkan alasan atau asumsi yang diragukan tanpa

mengertakannya dalam anggapan pemikiran kita.

b. Menggabungkan kemampuan dan karakter yang lain dalam

penentuan keputusan. 28

Berdasarkan indikator diatas dikembangkanmenjadi keterampilan

berpikir kritis di SD My Little Island Malang sebagai berikut:

1. Fokus pada pertanyaan (dapat mengidentifikasi pertanyaan atau

masalah jawaban)

Siswa di SD My Little Island Malang berusaha memikirkan jawaban

yang tepat saat guru bertanya mengenai materi pembelajaran. Dengan

begitu siswa mempertimbangkan dalam menjawab suatu pertanyaan

2. Berusaha mengklarifikasi suatu penjelasan melalui tanya jawab

Siswa di SD My Little Island Malang selalu bertanya kepada guru

sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. Siswa melakukantanya

Nur Fitri Amalia dan Emi Pujiastuti, “Kemampuan Berpikir Kritis dan Rasa Ingin Tahu melalui
28

Model PBL”, Conference Paper, FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2016, hlm. 3.
83

jawab dengan guru hingga siswa benar-benar merasa bahwa dirinya

memahami materi pada pembelajaran saat itu.

3. Mempertimbangkan sumber dapat dipercaya atau tidak

Saat proses pembelajaran siswa di SD My Little Island Malang selalu

mendiskusikan kepada temannya dalam menentukan suatu keputusan

atau menyelesaikan stau permasalahan. Siswa melakukan diskusi

dengan temannya hingga siswa tersebut dapat membedakan mana

keputusan yang benar dan keputusanyang salah. Dengan begitu

membuat siswa tidak gegabah dalam mengambil suatu keputusan.

4. Mengamati dan mempertimbangan suatu laporan hasil observasi

Siswa di SD My Little Island Malang memperhatikan segalahal dalam

mengambil suatu keputusan. Seperti saat siswa akan mengumpulkan

hasil pekerjaan siswa akan mengkoreksi kembali pekerjaan tersebut

sebelum mengumpulkan kepada guru.

5. Menarik kesimpulan

Siswa di SD My Little Island Malang saat berakhirnya pembelajaran

dapat menyimpulkan materi yang dipelajari pada proses pembelajaran.

Serta menyimpulkan kegiatan pembelajaran saat itu.

6. Mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi tersebut

Siswa di SD My Little Island Malang dapat memahami dengan baik

prosedur dalam menyelesaikan suatu pemasalahan atau project.

Denganbegitu siswa dapat selalu membiasakandiri dalam

menyelesaikan suatu permasalahan secara runtun atau sistematis.


84

Dengan begitu siswa akan lebih teliti dalam menyelesaikan segala

sesuatunya.

7. Mengidentifikasi asumsi

Siswa di SD My Little Island Malang selalu memperhatikan pendapat

atau hasil pekerjaan dari temannya. Dengan begitu siswa tersebut dapat

mengidentifikasi atau mengetahui bagaimana cara teman

menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan begitu siswa dapat

mengoreksi apakah terdapat kesalahan atau kelebihan dari penyelesaian

masalah temannya tersebut.

8. Mempertimbangkan alasan atau asumsi yang diragukan tanpa

menyertakan dalam anggaapan pemikiran kita

Siswa di SD My Little Island Malang selalu memikirkan pendapat atau

keputusan yang dipilih teman. Sehingga siswa dapat memahami

maksud dari keputusan temannya. Serta dengan begitu siswa dapat

mempertimbangkan keputusan teman tanpa mengikut sertakan

pemikiran siswa itu sendiri.

9. Menggabungkan kemampuan dan karakter lain dalam penentuan

keputusan

Siswa di SD My Little Island Malang senang dalamberusaha

menyelesaikan suatu permasalahan. Serta soal yang menantang dirinya.

Dengan begitu siswa dapat menngabungkan antara kemampuan dan

karakter yang dimiliki siswa.


85

B. Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM dalam Menumbuhkan

Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island Malang

1. Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM di SD My Litlle Island

Malang

Pembelajaran berbasis STEAM di SD My Little Island Malang

ini diterapkan pada kelas 1 hingga kelas 6 karena pembelajaran

berbasis STEAM ini dapat diterapkan pada jenjang sekolah dasar.

Bahkan di SD My Little Island Malang ini pada jenjang TK sudah

menerapkan pembelajaran berbasis STEAM. Sekolah dasar dan

menengah pertama yang cocok untuk penerapan pembelajaran

berbasis STEAM.29Walaupun pelaksanaan STEAM ini diterapkan

pada kelas 1 hingga kelas 6. Pelaksanaannya di sesuaikan dengan

tingkat kemampuan setiap jenjangnya.

Seperti pada jenjang kelas 1 dan 2 masih adanya bimbingan penuh

dalam menyelesaikan project. Prosedur pelaksanaan project

disampaikan secara berulang agar siswa semakin paham akan perintah

dari kegiatan tersebut. Sebagai mana yang dijelaskan oleh salah satu

guru di SD My Little Island Malang bahwa pada jenjang kelas 1-2 harus

ada pengulangan agar anak terbiasa dan paham. Kemudian pada jenjang

kelas 3-4 siswa melaksanakan kegiatannya sendiri namun guru masih

membimbing siswa atau mengarahkan untuk menemukan

29
IIk Nurhikmayati, Implementasi pembelajaran STEAM dalam Pembelajaran Matematika, Jurnal
Didactical Mathematics Vol. 1 No. 2. Hal. 45
86

pembelajarannya sendiri. Jenjang kelas 5-6 pembelajaran sepenuhnya

ditentukan oleh siswa, guru hanya menyampaikan permasalahan yang

harus ditemukan pemecahan maslaahnya namun tetap dalam bimbingan

guru agar tidak salah dalam pemahaman siswa tersebut.

Pelaksanaan pembelajaran STEAM di SD My Little Island Malang

dapat berjalan dengan baik karena hubungan antar guru dibentuk dengan

baik. Kerjasama antar guru di SD My Little Island Malang sangatlah

baik. Seperti yang di paparkan olehs alah satu guru di SD My Little

Island Malang bahwa terddapat departemen atau team teaching di SD

My Little Island Malang. Terdapat sekelompok guru dengan mata

pelajaran yang sama. Setiap team teaching pasti akan melakukan rapat

untuk mendiskusikan pembelajaran yang akan diterapkan dengan

menggunakan pendekatan STEAM. Materi apa yang akan disampaikan

dengan menggunakan pendekatan STEAM, mencari ide, menyusun

lesson plan, rubric penilaian dan lain sebagainya.

Selain mendiskusikan dengan sesama anggota team teaching, guru

juga akan mendiskusikan dengan guru pada team teaching lain untuk

menentukan apakah materi ini dapat diterapkan dengan kompnenyang

lain. Seperti contoh ketika guru ingin mengenatahui dengan materi ini

apakah pembelajaran yang dilakukan dilihat dari sisi matematika, maka

guru akan mendiskusikandengan guru atau team teaching matematika

apakah materi matematika yang cocok dengan materi ini. Diadakannya

team teaching dan rapat disetiap departemen akan mempermudah guru


87

dalam melaksanakan pendekatan STEAM. Karena akan mendapatkan

masukan dari guru-guru lain, dan apabila terdapat kesulitan dalam

menyusun atau melaksanakan seperti belum mendapatkan ide dalam

menentukan pembelajaran akan dipermudah dengan adanya diskusi

antar guru tersebut. Hubungan guru yang baik merupakan salah satu

yang harus disiapkan dalam menerapkan pembelajaran berbasis STEAM

ini. Minta bantuan lebih awal dan lebih sering. Jangan ragu meminta

dukungan rekan guru bahkan di tingkat kelas yang berbeda atau di

sekolah yang berbeda, dan tentu saja kepada pimpinan sekolah. jangan

dilupakan forum guru yang dapat saling mendukung untuk tetap

mengikuti trend pembelajaran. 30

Pendekatan STEAM di SD My Little Island Malang hanya di

terapkan di subject mata pelajaran yang menggunakan Cambridge

International Curriculum. Salah satu yang harus disiapkan dalam

menerapkan pendekatan STEAM adalah kurikulum yang digunakan . hal

ini sesuai dengan salah satu perencanaan dalam pembelajaran STEAM.

Kurikulum adalah hal penting, mulailah dengan standar yang diinginkan

sekolah, penentuan kegiatan tahunan dan semester perlu dilakukan

dengan cermat, termasuk jadwal penggunaan ruangan yang akan

digunakan untuk kegiatan STEAM. Perencanaan termasuk penilaian

pembelajaran STEAM, jangan sampai penilaian kegiatan STEAM

30
Siti Zubaidah, STEAM (Science, Technology,Engineering, Arts,and Mathematics): Pembelajaran
untuk Memberdayakan KeterampilanAbad ke-21, Artikel, Hlm. 7.
88

berdasarkan tes tulis semata, namun penting untuk mengembangkan

rubrik yang digunakan untukmlacak perkembanagan siswa. 31Karena

dalam menerapkan pendekatan STEAM terhadap sesuatu pembelajaran

harus disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan. Ketepatan

kurikulum yang digunakan akan mempermudah dalam melaksanakan

pembelajaran dengan pendekatan STEAM. Seperti yang dipaparkan oleh

guru di SD My Little Island Malang bahwa penerapan pendekatan

STEAM pada pembelajaran yang dengan kurikulum 2013 mungkin bisa

diterapkan hanya saja sedikit sulit dalam menyiapkannya.

Pelaksanaan pendekatan STEAM di SD My Little Island Malang

dibagi menjadi pembelajaran dengan integrasi STEAM dan STEAM

project. Pembelajaran dengan integrasi STEAM dapat dikatakan dengan

STEAM project kecil atau sederhana. Pembelajaran ini dilakukan

dengan materi sederhana yang dapat dilakukan di dalam kelas. Project

yang dilakukan dengan mengintegrasikan minimal dua atau tiga

komponen yang terdapat pada STEAM. Seperti contoh sains berbasis

STEAM, dengan begitu materi utama pada pembelajaran tersebut yaitu

mata pelajaran sains yang nantinya akan dikombinasikan dengan

pelajaran lain seperti matematika, art atau yang lainnya. Penerapan

STEAM ini dilakukan tidak di semua materi, materi yang dipilih benar-

benar materi yang apabila diterapkan dengan pendekatan STEAM akan

tercapai dengan baik.

31
Ibid, Hlm. 7
89

Penilaian yang dilakukan pada pembelajaran berbasis STEAM

dengan project sederhana ini dinilai dengan menggunakan rubrik yang

telah disesuaikan dengan komponen yang bersangkutan. Seperti contoh

pada mata pelajaran sains berbasis STEAM dengan menggunakan

komponen sains, seni, bahasa inggris, dan matematika. Maka nilai akhir

dari pembelajaran tersebut adalah sains namun rubrik yang digunakan

sesuai dengan komponen yang terdapat, jadi rubrik tersebut terdapat

rubrik sains, seni, bahasa inggris, dan matematika. Penyusunan rubrik

tersebut disusun oleh masing-masing guru mata pelajaran. Ketika sains

menggunakan integrasi matematika, seni dan bahsa inggris. Maka rubrik

akan disusun oleh guru matematika, seni dan bahasa inggris yang

nantinya akan diberikan kepada guru sains.

Kemudian untuk STEAM project ini dilaksanakan dengan

melakukan project besar berbasis STEAM. Kegiatan ini dilaksanakan di

sekolah maupun di luar sekolah. Integrasi kelima komponen pada

STEAM project ini diusahakan menggunakan kelima komponen tersebut

namun kembali lagi disesuaikan dengan tema yang telah ditentukan.

Sebelum melakukan kegiatan ini disesuaikan dengan materi

pembelajaran dan mata pelajaran apa yang dapat disesuaikan dengan

mata pelajaran yang lain dalam waktu yang bersamaan. Kemudian akan

diutentukanlah tema dari STEAM project tersebut. STEAM project yang

dilakukan di dalam sekolah, setiap siswa akan melakukan atau

mengerjakan project dikelas masing-masing dengan jangka waktu yang


90

panjang. Kemudian akan di presentasikan di lingkungan sekolah dengan

sistem both dan dijadwal. Seperti contoh pada jam segini terdapat lima

both untuk kelas satu hingga kelas 3. Maka kelas satu hingga kelas 3

akan mempresentasikan atau menunjukkan hasil projectnya didepan

siswa kelas 4, 5, dan 6 begitu juga sebaliknya.

Pembelajaran berbasis STEAM project yang dilaksanakan diluar

sekolah atau bisa disebut Outing Class. Dilaksanakan dengan

mengunjungi suatu objek wisata atau pabrik objek wisata yang

didalamnya nanti kita bisa mempelajari hal-hal yang telah ditentukan

dari kelima komponen tersebut. Selain mempelajari materi

pembelajaran, siswa juga mempelajari hal-hal yang tidak didapatkan di

sekolah, seperti pengalaman-pengalaman dalam bekerja disuatu pabrik

tersebut. Di object outing class siswa melaksanakan observasi kecil

dengan lembar kerja yang telah disediakan guru. Siswa berjalan menuju

pos-pos yang telah ditentukan dan mengerjakan tugas atau observasi

sederhana sesuai dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari object

tersebut.

2. Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM dalam Menumbuhkan

Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island Malang

Salah satu keterampilan yang dapat ditumbuhkan dengan

menggunakan pendekatan STEAM ini adalah keterampilan berpikir

kritis. Dapat ditunjukkan dengan kegiatan yang dilakukan saat

pembelajaran berbasis STEAM di SD My Little Island Malang.


91

Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan dengan memberikan sebagian

besar kebebasan bagi siswa dalam melakukan sesuatu kegiatan atau

melakukan pembelajaran. Seperti pada proses pembuatan suatu project

siswa akan diminta untuk menyelesaikan project sesuai dengan yang

mereka ketahui, dengan begitu siswa akan belajar bagaimana dalam

menyelesaikan suatu permasalahan atau kegiatan. Melaluai kegiatan

tersebut siswa belajar dalam pemecahan suatu masalah dan kerja sama

tim.

Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menyelesaikan suatu

project namun siswa tetap memikirkan dari segi materi pembelajaran.

Namun pembelajaran yang didapatkan langsung sesuai dengan yang

sedang dilakukan. Seperti contoh saat siswa ingin membuat suatu filter

penyaring air,maka siswa harus mnentukan bahan bahan yang mereka

gunakan. Secara tidak langsung dari segi sains siswa telah menentukan

bahan yang tahan akan air. Hal-hal yang seperti itu siswa dapat terapkan

langsung dalam kegiatan project tersebut. Kegiatan seperti itu dapat

melatih siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau

pemecahan masalah, siswa dilatih berpikir lebih dalam melakukan

sesuatu siswa dapat terbiasa mempersiapkan semua dengan

memperhatikan dari segala aspek. Kegiatan seperti itu dapat melatih

siswa dalam menumbuhkan keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan

hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mengajar seperti yang

dipaparkan sebelumnya. Siswa di SD My Little Island Malang dapat


92

menemukan ide-ide saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa dapat

mengemukakan solusi dari permasalahan. Serta dapat mengetahui atau

mengoreksi diri sendiri yang benar maupun yang salah. Karakteristik

siswa yang mampu berpikir kritis sebagai berikut:

a. Mampu memahami hubungan logis antara ide-ide

b. Mampu merumuskan ide secara ringkas dantepat

c. Mampu mengidentiikasi, membangun, dan mengevaluasi

argument

d. Mampu mengevaluasi keputusan

e. Mampu mengevaluasi bukti dan mampu hipotesis

f. Mampumendetaksi kesalahan umum dalam penalaran

g. Mampu menganalisis masalah secara sistematis

h. Mampu mengidentifikasi relevan dan pentingnya ide

i. Mampu meyakinkan dan nilai-nilai yang dipegang seseorang

j. Mampu mengevaluasi kemampuan berpikir seseorang32

Berdasarkan kriteria yang di jelaskan sebelumnya danberdasarkan

paparan data mengenai kegiatan pembelajaran STEAM dapat diketahui

bahwa melalui kegiatan STEAM dapat melatih atau menumbuhkan

karakter keterampilan berpikir kritis seperti yang disebutkan.

Selain menumbuhkan keterampilan berpikir kritis,dengan

menerapkan pembelajaran berbasis STEAM ini siswa dapat

32
Mira Azizah, joko Sulianto,dan Nyai Cintang, Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sekolah
Dasar pada Pembelajaran Matematika Kurikulum2013, Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 35 No.
1. Hlm. 62
93

menumbuhkan kreatifitas, komunikasi, kerja sama tim, serta dapat

menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan. Sebagaimana yang dijelaskan bahwa STEAM mengabungkan

“arts” (seni) dengan pembelajaran STEAM untuktujuan meningkatkan

keterlibatan siswa, kreativitas, inovasi, keterampilan pemecahan

masalah, dan manfaat kognitif lainnya, dan untuk meningkatkan

keterampilan kerja (misalnya kerja tim, komunikasi, kemampuan

beradaptasi) yang diperlukan untuk karier dan kemajuan ekonomi. 33

C. Problematika dan Solusi Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM

dalam Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little

Island Malang

Terdapat beberapa Kendala yang dialami guru SD My Little Island

Malang dalam menerapkan pembelajaran berbasis STEAM ini. Namun

dapat diatasi oleh guru dengan wadah yang telah diberikan sekolah untuk

digunakan sebagai tempat berdiskusi sesame guru mata pelajaran atau

dengan guru mata pelajaran lain. Salah satu kendala yang sering dialami

guru adalah mengenai waktu yang terkadang tidak sesuai dengan yang

direncanakan diawal sebelum pembelajaran. Namun guru dapat menangani

permasalahan dengan mendiskusikan dengan guru yang lain untuk

menggunakan jam pelajaran yang lebih, atau dengan melanjutkan peroject

dijam pulang sekolah dengan mendiskusikan terlebih dahulu dengan wali

murid.

33
Op.cit, Zubaidah. Hlm.8
94

Selain itu kendala yang dialami guru di SD MY Little Island Malang

yaitu mengintegrasikan setiap ilmu dari komponen STEAM yang akan

dilakukan padasaat pembelajaran. Sebelum guru membantu siswa

menumbuhkan keterampilan-kertampilan dengan menggunakan

pendekatan STEAM. Guru tersebut harus terlebih dahulu kreatif dan berpikir

lebih dalam merencanakan suatu pembelajaran. Namun permasalahan itu

dapat diatasi oleh guru dengan mendiskusikan kendala kepada guru-guru

yang lainnya, atau dengan melihat di youtube atau buku bacaan lainnya.

Guru juga harus menstimulus siswa dalam membantu mengerjakan

atau menjalankan suatu kegiatan pembelajaran. Karena pada pembelajaran

berbasis STEAM ini guru hanya mendampingi kegiatan pembelajaran, siswa

yang berperan penuh dalam meembentuk pengetahuannya. Namun guru

tetap mengarahkan saat pembelajaran berlangsung ataupun diakhir

pembelajaran agar tidak terjadi kesalah pahaman siswa dalam memahami

pembelajaran tersebut.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Implementasi pembelajaran berbasis STEAM di SD My Little Island

Malang telah dilaksanakan dengan baik. Salah satu yang dapat

mendukung terlaksananya dengan baik pembelajaran berbasis

STEAM di SD My little Island Malang ini yakni hubungan atau kerja

sama tim antar guru yang dibentuk dengan baik. Hubungan antar

guru dan kerja sama tim yang baik akan memudahkan setiap guru

dalam melaksanakan pembelajaran berbasis STEAM. Karena perlua

danya diskusi dalam mempersiapkan pembelajaran berbasis STEAM

dengan guru yang lain agar pembelajaran dapat dilaksanakan dengan

baik dan tentunya pembelajaran tersebut dilaksanakan dengan hasil

yang sesuai harapan.

Pembelajaran berbasis STEAM di SD My Little Island Malang ini

dapat membantu guru dalam menumbuhkan keterampilan berpikir

kritis. Selain gaya atau cara guru dalam mengajar,tentu saja dengan

adanya pembelajaran berbasis STEAM ini dapat lebih memudahkan

guru dalam melatih siswa menumbuhkan keterampilan berpikir

kritis. Karena dengan menerapkan pembelajaran berbasis STEAM

ini guru dpaat melatih siswa dalam memecahkan suatu masalah,

menentukan solusi dari suatu permasalahan.

95
96

2. Kendala yang dialami guru dalam mengimplementasikan

pembelajaran berbasis STEAM ini seperti jam pelajaran tidak sesuai

yang direncakan, mencari ide dalam menyusun pembelajaran.

Namun kendala tersebut dapat diatasi guru dengan baik. Kendala

tersebut diselesaikan dengan mendiskusikan dengan sesama guru

mata pelajaran ataupun dengan guru mata pelajaran yang lainnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran

yang mungkin berguna bagi SD My Little Island Malang sebagai objek

penelitian. Sehingga dapat menjadi masukan oleh pihak sekolah dalam

mengimplementasikan pembelajaran berbasis STEAM. Berikut saran-

saran yang dapat peneliti berikan:

1. Bagi SD My Little Island Malang, hendaknya selalu meningkatkan

kegiatan pembelajaran berbasis STEAM, seperti menerapkan

pembelajaran berbasis STEAM pada subject pelajaran yang tidak

menggunakan kurikulum Cambridge. Karena dengan tujuan agar

dapat menjadi contoh bagi sekolah lain. Karena sebagian besar

sekolah di Indonesia tentunya menggunakan kurikulum nasional

yakni kurikulum 2013.

2. Bagi guru di SD My Little Island Malang, hendaknya

mengembangkan kembali dalam menyusun perencanan

pembelajaran berbasis STEAM, seperti memberi keterangan

kegiatan yang menjadi ciri khas pembelajaran berbasis STEAM.


97

Karena dengan tujuan agar mudah dipahami dengan orang lain jika

pembelajaran tersebut menggunakan pendekatan STEAM apabila

nantinya menjadi acuan guru-guru dari sekolah lain dalam

menerapkan pembelajaran berbasis STEAM.

3. Bagi peneliti, penelitian ini masih banyak kekurangan dan hanya

sebatas pembelajaran berbasis STEAM dalam menumbuhkan

keterampilan berpikir kritis. Maka dari itu perlu adanya penelitian

lain dengan pembahasan yang lebih luas serta mendalam.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Yusuf. 2016. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa


pada Materi Segitiga (Penelitian pada SMP Kharisma Bangsa). Skripsi
tidak diterbitkan. Jakarta: FITK UIN Syarifhidyatullah Jakarta.

Amalia, Nur Fitria dan Eni Pujiastuti. 2016. Kemampuan Berpikir Kritia dan Rasa
Ingin Tahu melalui Model PBL. Conference Paper. FMIPA Universitas
NegeriSemarang.(https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/arti
cle/view/21571), diaskses 21 November 2019, pukul 18. 11. WIB.

Anam, Choirul. 2019. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Terhadap


Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Tematik Kelas VI di
MIN Bojonegoro. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FITK UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang.

Azizah, Mira, Joko Suliato, Nyai Cuilang. 2018. Analisis Keterampilan Berpikir
Kritis Siswa Sekolah Dasar pada Pembelajaran Matematika Kurikulum
2013. Jurnal Penelitian Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Semarang.

Fuadi, Alvin. 2018. Implementasi Proses Pembelajaran pada


KurikulumCambridge di SD Islam Bayanul Azhar Tulungagung.
Artikel. FI Penddidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Dari http:/-
*+9*kl-
/journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/fipmp/article/view/12378.
Diakses 21 November 2019, pukul 19. 15. WIB.

Haifaturrahman, Roni Hidayatullah, Sri Maryani, Nurmiwati. 2020.


Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis STEAM untuk Siswa
Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian. Universitas Mataram.

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

98
99

Hasanah, Luthfiyatul. 2016. Pengembangan Modul Berbasis STEAM (Science,


Technology, Engineering, Arts, and Mathematics). Tesis tidak
diterbitkan. Jember: Pascasarjana UNJ.

http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/00bd8f7c-8d18-
e111-9680-4312beaeee32 . diaskes pada 14 November 2019, pukul 19.
31. WIB.

Humairah Amir, Rifqah. 2019. Efektivitas Model Pembelajaran STEAM (Science,


Technology,Engineering, Arts,and Mathematics) dalam Pembelajaran
IPA Konsep Sumber Energi pada SIswa Kelas IV SD Pertiwi Makassar.
Skripsi Tidak diterbitkan. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar.

Munawar, Muniroh, Fenny Roshayanti, dan Sugiyanti. 2019. Implementation of


STEAM (Science, Technology, Engineering Arts and Mathematics)-
Based Early Childhood Learning in Semarang City. Jurnal Ceria, 5(2).
Dari
https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/ceria/article/download/34
00/pdf. diakses pada 12 November 2019, pukul 19. 31. WIB

Nasution, S. 2003. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhikmati, Iik. 2019. Implementasi Pembelajaran STEAM dalam Pembelajaran


Matematika. Jurnal Didactical Mathematics FKIP Universitas
Majalengka. http://jurnal.unma.ac.id/index.php/dm. diakses pada
tanggal 12 November 2019, pukul. 19.56. WIB.

Prameswari, Salvina Wahyu, Suharno, Sarwanto. 2018. Inclucate Critical Thinking


Skills in Primary Schools. Conference Paper. Universitas Sebelas
Maret. https://jurnal.uns.ac.id/shes. Diakses pada 20 Desember 2020,
pukul 20.19. WIB.

Rahim, Fathur. 2019. How to STEAM Your Class. DPP Asosiasi Guru Teknologi
Informasi.
100

Subiantoro, Agung. W dan Bahrudin Fatkhurohman. 2017. Keterampilan Berpikir


Kritis dalam Pembelajaran Biologi Menggunakan Media Koran. Jurdik
BIologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Dari
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpms/article/view/12438. Diakses
pada 28 November 2020, pukul 13.00. WIB.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.

Zubaidah, Siti. 2010. Berpikir Kritis: Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi yang
Dapat Dikembangkan melalui Pembelajaran Sains. Conference Paper.
Universitas Negeri Malang. (Online).
(https://www.researchgate.net/publication/318040409_Berpikir_Kritis
_Kemampuan_Berpikir_Tingkat_Tinggi_yang_Dapat_Dikembangkan
_melalui_Pembelajaran_Sains). Diakses pada tanggal 20 November
2019, pukul 16.00. WIB.

Zubaidah, Siti. 2019. STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and


Mathematics): Pembelajaran untuk Memberdayakan Keterampilan
Abad ke-21. Conference Paper. FMIPA Universitas Negeri Malang.
(Online). (https://www.researchgate.net/profile/Siti_Zubaidah5).
Diakses pada tanggal 20 November 2020, pukul 16. 117. WIB
LAMPIRAN I

Schedule of Home Based Learning


My Little Island Primary School
2020 - 2021
P-1A
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday
07.00 - 07.20 Daily Bread
07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50
English (Ms. Irene) Bahasa Indonesia Maths (Ms. Yulia)
08.50 - 09.25 English (Ms. Irene) Maths (Ms. Yulia)
(Ms. Ari)
09.25 - 10.00 Science (Ms. Vivian) CSI (1JP)
10.00 - 10.15 Tea Time

10.15 - 10.50
Mandarin (Ms. Ling) Science (Ms. Vivian) PPKn (Ms. Ari) Religion Science (Ms. Vivian)
10.50 - 11.25
11.25 - 11.45 Closing
11.45 - 12.15 Lunch
12.15 - 12.50
Reading & Writing Reading & Writing Art (Ms. Ari)
12.50 - 13.25
13.25 - 13.45 Daily Report
Schedule of Home Based Learning
My Little Island Primary School
2020 - 2021
P-1B
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday
07.00 - 07.20 Daily Bread
07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50
Mandarin (Ms. Ling) Science (Ms. Vivian) Bahasa Indonesia PPKn (Ms. Ari)
08.50 - 09.25 English (Ms. Irene)
(Ms. Ari)
09.25 - 10.00 Science (Ms. Vivian) Maths (Ms. Yulia) CSI (1JP)
10.00 - 10.15 Tea Time
10.15 - 10.50
Science (Ms. Vivian) Maths (Ms. Yulia) English (Ms. Irene) Religion Maths (Ms. Yulia)
11.25 - 11.45
11.45 - 12.15 Closing
11.25 - 12.15 Lunch
12.15 - 12.50
Reading & Writing Reading & Writing Art (Ms. Yulia)
12.50 - 13.25
13.25 - 13.45 Daily Report
Schedule of Home Based Learning
My Little Island Primary School
2020 - 2021
P-1C
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday
07.00 - 07.20 Daily Bread
07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50 CSI (1JP)
Maths (Ms. Bahasa Indonesia
08.50 - 09.25 English (Ms. Gloria) Science (Ms. Yesika)
Wanda) (Ms. Debi) Maths (Ms. Wanda)
09.25 - 10.00
10.00 - 10.15 Tea Time
10.15 - 10.50 Mandarin (Ms.
Science (Ms. Yesika) English (Ms. Gloria) Religion PPKn (Ms. Debi)
10.50 - 11.25 Ling)
11.25 - 11.45 Closing
11.45 - 12.15 Lunch
12.15 - 12.50 Reading &
Reading & Writing Art (Ms. Yesika)
12.50 - 13.25 Writing

13.25 - 13.45 Daily Report

Schedule of Home Based Learning


My Little Island Primary School
2020 - 2021
P-1D
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday

07.00 - 07.20 Daily Bread


07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50 CSI (1JP)
Mandarin (Ms. Ling) Bahasa Indonesia (Ms.
08.50 - 09.25 Maths (Ms. Wanda) Science (Ms. Yesika)
Debi) English (Ms. Gloria)
09.25 - 10.00 English (Ms. Gloria)

10.00 - 10.15 Tea Time

10.15 - 10.50
PPKn (Ms. Debi) English (Ms. Gloria) Science (Ms. Yesika) Religion Maths (Ms. Wanda)
10.50 - 11.25
11.25 - 11.45 Closing

11.45 - 12.15 Lunch


12.15 - 12.50
Reading & Writing Reading & Writing Art (Ms. Debi)
12.50 - 13.25

13.25 - 13.45 Daily Report


Schedule of Home Based Learning
My Little Island Primary School
2020 - 2021
P-2A
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday

07.00 - 07.20 Daily Bread


07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50
PE Mandarin (Ms. Ling) Bahasa Indonesia
08.50 - 09.25 English (Ms. Cory) Science (Ms. Itha)
(Mr. Rizal)
09.25 - 10.00 Maths (Ms. Tika) CSI (1JP)

10.00 - 10.15 Tea Time

10.15 - 10.50
Maths (Ms. Tika) Art PPKn (Ms. Desi) IT Religion
10.50 - 11.25

11.25 - 12.15 Lunch


12.15 - 12.50
Reading & Writing Reading & Writing Science (Ms. Itha) English (Ms. Cory) Maths (Ms. Tika)
12.50 - 13.25

13.25 - 13.45 Daily Report

Schedule of Home Based Learning


My Little Island Primary School
2020 - 2021
P-2B
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday
07.00 - 07.20 Daily Bread
07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50
PE English (Ms. Cory) Bahasa Indonesia
08.50 - 09.25 Maths (Ms. Tika) English (Ms. Cory)
(Mr. Rizal)
09.25 - 10.00 Science (Ms. Itha) CSI (1JP)
10.00 - 10.15 Tea Time
10.15 - 10.50
Science (Ms. Itha) PPKn (Ms. Desi) Mandarin (Ms. Ling) Maths (Ms. Tika) Religion
10.50 - 11.25
11.25 - 12.15 Lunch
12.15 - 12.50
Reading & Writing Art Reading & Writing IT Science (Ms. Itha)
12.50 - 13.25
13.25 - 13.45 Daily Report
Schedule of Home Based Learning
My Little Island Primary School
2020 - 2021
P-2C
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday

07.00 - 07.20 Daily Bread


07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50 CSI (1JP)
Bahasa Indonesia
08.50 - 09.25 English (Ms. Cory) Maths (Ms. Tika) Science (Ms. Itha)
(Mr. Rizal) Maths (Ms. Tika)
09.25 - 10.00

10.00 - 10.15 Tea Time

10.15 - 10.50
PE Art Science (Ms. Itha) PPKn (Ms. Desi) Religion
10.50 - 11.25

11.25 - 12.15 Lunch


12.15 - 12.50 Reading &
Reading & Writing Mandarin (Ms. Ling) IT English (Ms. Cory)
12.50 - 13.25 Writing

13.25 - 13.45 Daily Report

Schedule of Home Based Learning


My Little Island Primary School
2020 – 2021
P-3A
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday
07.00 - 07.20 Daily Bread
07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50 Mandarin (Ms.
PE Bahasa Indonesia
08.50 - 09.25 English (Ms.Mitha) Maths (Mr. Taufik) Ling)
(Ms.Wiwin)
09.25 - 10.00 Science (Ms.Rere) CSI (1JP)
10.00 - 10.15 Tea Time
10.15 - 10.50 Soc. Study

PPKn (Ms. Desi) Science (Ms.Rere) Art IT


10.50 - 11.25

(Ms.Wiwin)
11.25 - 12.15 Lunch
12.15 - 12.50
Science (Ms.Rere) Religion English (Ms. Mitha) Maths (Mr. Taufik) Musik
12.50 - 13.25
13.25 - 13.45 Daily Report
Schedule of Home Based Learning
My Little Island Primary School
2020 - 2021
P-3B
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday
07.00 - 07.20 Daily Bread
07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50
Bahasa Indonesia PE Maths (Mr. Taufik) Maths (Mr.
08.50 - 09.25 Science (Ms.Rere)
(Ms.Wiwin) Taufik)
09.25 - 10.00 English (Ms. Mitha) CSI (1JP)
10.00 - 10.15 Tea Time

10.15 - 10.50
Science (Ms.Rere) English (Ms. Mitha) Soc. Study (Ms.Wiwin) Mandarin (Ms. Ling) Musik
10.50 - 11.25
11.25 - 12.15 Lunch
12.15 - 12.50
English (Ms. Mitha) Religion Art PPKn (Ms. Desi) IT
12.50 - 13.25

13.25 - 13.45 Daily Report

Schedule of Home Based Learning


My Little Island Primary School
2020 - 2021
P-3C
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday
07.00 - 07.20 Daily Bread
07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50 CSI (1JP)
Bahasa Indonesia
08.50 - 09.25 Maths (Mr. Taufik) English (Ms.Mitha) Science (Ms.Rere)
(Ms.Wiwin) English (Ms. Mitha)
09.25 - 10.00
10.00 - 10.15 Tea Time

10.15 - 10.50 Soc. Study


PE Maths (Mr. Taufik) Science (Ms.Rere) IT
10.50 - 11.25 (Ms.Wiwin)

11.25 - 12.15 Lunch


12.15 - 12.50
PPKn (Ms. Desi) Religion Art Mandarin (Ms. Ling) Musik
12.50 - 13.25
13.25 - 13.45 Daily Report
Schedule of Home Based Learning
My Little Island Primary School
2020 - 2021
P-4A
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday
07.00 - 07.20 Daily Bread
07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50
Science (Ms.Berlian) PE Bahasa Indonesia
08.50 - 09.25 English (Mr. Rizal) Science (Ms.Berlian)
(Mr.Okie)
09.25 - 10.00 CSI (1JP) Maths (Ms. Flo)
10.00 - 10.15 Tea Time
10.15 - 10.50 Soc. Study (Mr.
IT Religion Maths (Ms. Flo) Musik
10.50 - 11.25 Okie)

11.25 - 12.15 Lunch


12.15 - 12.50 Mandarin (Ms.
Art PPKn (Mr.Okie) English (Mr. Rizal) Maths (Ms. Flo)
12.50 - 13.25 Ling)

13.25 - 13.45 Daily Report

Schedule of Home Based Learning


My Little Island Primary School
2020 - 2021
P-4B
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday

07.00 - 07.20 Daily Bread


07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50
Bahasa Indonesia PPKn (Mr.Okie) PE
08.50 - 09.25 Maths (Ms. Flo) Science (Ms.Berlian)
(Mr.Okie)
09.25 - 10.00 CSI (1JP) English (Mr. Rizal)

10.00 - 10.15 Tea Time

10.15 - 10.50
Art Religion English (Mr. Rizal) English (Mr. Rizal) Maths (Ms. Flo)
10.50 - 11.25

11.25 - 12.15 Lunch


12.15 - 12.50
IT Science (Ms.Berlian) Soc. Study (Mr. Okie) Musik Mandarin (Ms. Ling)
12.50 - 13.25

13.25 - 13.45 Daily Report


Schedule of Home Based Learning
My Little Island Primary School
2020 - 2021
P-5A
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday
07.00 - 07.20 Daily Bread
07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50 CSI (1JP)
Bahasa Indonesia
08.50 - 09.25 Science (Ms.Berlian) English (Mr. Dino) Maths (Ms. Flo)
Maths (Ms. Flo) (Ms.Vita)
09.25 - 10.00
10.00 - 10.15 Tea Time
10.15 - 10.50 Mandarin (Ms.
Musik IT PE Art
10.50 - 11.25 Ling)

11.25 - 12.15 Lunch


12.15 - 12.50 Soc. Study
PPKn (Ms.Vita) English (Mr. Dino) Religion Science (Ms.Berlian)
12.50 - 13.25 (Ms.Vita)

13.25 - 13.45 Daily Report

Schedule of Home Based Learning


My Little Island Primary School
2020 - 2021
P-5B
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday

07.00 - 07.20 Daily Bread


07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50 CSI (1JP)
Bahasa Indonesia
08.50 - 09.25 English (Mr. Dino) Science (Ms.Nita) Maths (Ms.Rina)
(Ms.Vita) Soc. Study (Ms.Vita)
09.25 - 10.00

10.00 - 10.15 Tea Time

10.15 - 10.50
PPKn (Ms.Vita) English (Mr. Dino) PE Maths (Ms.Rina) Mandarin (Ms. Ling)
10.50 - 11.25

11.25 - 12.15 Lunch


12.15 - 12.50
Musik IT Religion Art Science (Ms.Nita)
12.50 - 13.25

13.25 - 13.45 Daily Report


Schedule of Home Based Learning
My Little Island Primary School
2020 - 2021
P-6A
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday
07.00 - 07.20 Daily Bread
07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50 CSI (1JP)
Mandarin (Ms. Ling)
08.50 - 09.25 Maths (Ms.Rina) Science (Ms.Nita) B. Indonesia (Ms.Dina)
IT
09.25 - 10.00 English (Ms. Nina)
10.00 - 10.15 Tea Time
10.15 - 10.50
Maths (Ms.Rina) Musik PPKn (Ms. Nina) PE English (Ms. Nina)
10.50 - 11.25

11.25 - 12.15 Lunch


12.15 - 12.50 Soc. Study (Ms.
Science (Ms.Nita) English (Ms. Nina) Religion Art
12.50 - 13.25 Nina)

13.25 - 13.45 Daily Report

Schedule of Home Based Learning


My Little Island Primary School
2020 - 2021
P-6B
Day
Time
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday
07.00 - 07.20 Daily Bread
07.20 - 07.30 Open Room
07.30 - 08.00 Greeting
08.00 - 08.15 Daily CSI
08.15 - 08.50 CSI (1JP)
IT Mandarin (Ms. Ling)
08.50 - 09.25 B. Indonesia (Ms.Dina) Maths (Ms.Rina)
PPKn (Ms. Nina)
09.25 - 10.00 Science (Ms.Nita) Art
10.00 - 10.15 Tea Time

10.15 - 10.50 Art


Science (Ms.Nita) Science (Ms.Nita) Maths (Ms.Rina) PE
10.50 - 11.25 English (Ms. Dina)
11.25 - 12.15 Lunch
12.15 - 12.50 Soc. Study (Ms.
Musik English (Ms. Dina) Religion English (Ms. Dina)
12.50 - 13.25 Nina)

13.25 - 13.45 Daily Report


LAMPIRAN II
LAMPIRAN III

Transkrip Wawancara Waka Kurikulum

Narasumber : Mr. Dino

Tanggal Wawancara : 5 November 2019

Pertanyaan Jawaban
STEAM itu sesuatu yang baru Pertama STEAM itu Science Technology Engineering Art and
di Indonesia, di Malang hanya Mathematics. Jadi kalo kita mengenal pembelajaran tematik
disini yang pake STEAM. pada kurikulum 2013 itu kan menggabungkan antara
STEAM itu gimana ya pak Matematika, IPA, Seni budaya, dsb. Ini cakupannya hampir
sebenernya? sama seperti itu hanya saja ranahnya lebih luas. Kalo kita
sekarang membuat project tidak lagi fokus “ oh ini project
science” tetapi bagaimana hal tersebut dikemas menjadi satu
pembelajaran. Contoh yang real sekarang anak-anak membuat
namanya save our plant project/SOP.
Menggabungkan secara teknologi anak-anak membuat
hidroponik, secara science mereka mengamati tentang sayuran,
secara art mereka belajar bagaimana cara membuat secara baik
dan benar. Itulah pembelajaran secara STEAM yang ingin kita
lakukan.
Sejak kapan STEAM itu ada di Secara planning tahun 2018, mencari referensi bagaimana
My little island? STEAM akan diadopsi di Indonesia, 2019 juli , 2018 secara
resmi STEAM di adopsi di My little island.
Kenapa menggunakan Secara konsep visi adalah jamannya generasi milenial, kalo
pembelajaran STEAM? dulu anak-anak cita-citanya jadi dokter,astronot atau tentara,
sekarang bayangkan anak-anak cita-citanya jadi
youtuber,influencer oleh karena itu pendekatan klasikal itu
mulai kita tinggalkan. STEAM ini kan inovasi dalam hal untuk
peningkatan di twenty first generation, kita tidak bisa
mengubah 1+1=2 tapi bagaimana mengolah ini.
Bagaimana ketika pengajaran STEAM anak-anak berkendara
secara aplikatif dalam kehiduan sehari-hari. Anak-anak ketika
berkendara dari rumahnya mereka akan paham jarak dari
rumahnya ke sekolah. Itu kenapa secara aplikatif STEAM kita
canangkan agar inovasi dalam pendidikan tidak berhenti pada
pendidikan secara klasikal tetapi kita akan menjawab tantanan
twenty first generation yang saat ini mulai di negara-negara
eropa, amerika bahkan di indonesia sudah beberapa masuk.
STEAM dengan tematik Berdasarkan dengan kurikulum dulu My little island
hampir sama hanya saja mengadopsi 2 kurikulum, yang pertama kurikulum Cambridge
STEAM lebih luas yang notabennya kita adopsi langsung dari UK, kita secara
cakupannya, namun kenapa di lisensi resmi My little island bekerja sama dengan Cambridge
My little island STEAM tidak International Examination yang ada di Cambridge UK. Yang
diterapkan pada pembelajaran kedua kami juga menerapkan kurikulum 2013. Nah sejak ada
tematik namun dipisah? nya 2 kurikulum ini yang di blending menjadi satu maka kita
tidak bisa purely ambil tematik, karna bagaimanapun yang kita
terapkan memang untuk matematika sendiri, science dan juga
bahasa inggris itu purely kita ambil dari Cambridge, yang ini
kalo notabene ada di kurikulum 2013 itu kan ranahnya juga
berbeda karena bahasa inggris tidak ada di kurikulum 2013.
Sehingga ketika itu pembelajaran yang cakupannya dalam
STEAM maka kita purely tentang STEAM tetapi ketika itu
pembelajaran tentang budaya, seni, sejarah, wawasan
kebangsaan maka kita ambil dari kurikulum 2013. Kenapa kok
tidak pakai tematik? Kita pidahkan aspeknya. Kalo STEAM
pure tentang STEAM. Kalo tentang keagamaan, pkn, maka
2013 kita ambil.
Tematik kan kita pake tema, Kita mata pelajarannya adalah subjective ya, misal
kalo STEAM itu gimana? Apa pembelajaran pada pagi hari kita mempelajari tema 1 tema 2 itu
dari pihak sekolah membuat terjadi taun 2017-2018 setelah itu kita subjective. Pagi Science,
rencananya sendiri atau jam 9-12 English, tetapi antara satu pelajaran dan lainnya ini
disesuaikan permata pelajaran saling berintegrasi artinya dalam bahasa inggris pun kita
atau bagaimana? mengadopsi tematik. Masih dimasukkan tematiknya tapi tidak
dengan kurikulum 2013. Kurikulum dalam bentuk Cambridge
namun isinya ada tematik.
Bagaimana proses pemilihan Pelaksanaan STEAM tidak bisa purely harus dalam setiap
materi dalam penyampaian pembelajaran menggunakan sistem tetapi memang STEAM
perencanaan STEAM? bisa diaplikasikan secara terapan maupun project. Dalam artian
secara scoop keseluruhan kita rangkum dalam satu wadah yang
dinamakan STEAM tetapi memangg secara pembelajaran kita
bisa melaksanakan secara terpisah. Artinya terpisah itu bukan
namanya STEAM tetapi Science muatannya ada STEAM-nya,
English muatannya ada STEAM- nya.
STEAM-Day itu dilakukan STEAM-Day itu akumulasi dari pembelajaran STEAM yang
pada saat tertentu atau setiap sudah dilakukan anak-anak. Ini lho saatnya show off, salah satu
pembelajaran ada atau menunjukan hasilnya, kelas 2 ke kelas 3, kelas 3 ke kelas 4 dst.
STEAM-Day itu ada khusus Jadi mereka menunjukan project mereka tapi secara
sendiri ada yang diperlihatkan pembelajaran seperti yang saya katakan tadi bahwa muatannya
sendiri gitu? (8.50) english tetapi ada STEAM-nya.
Di indonesia pengggunaan Sejak My little island mengadopsi kurikulum Cambridge yang
STEAM masih sedikit ,saya notabene negara-negara Eropa maupun sebagian di Amerika itu
juga reverensi bacaannya meraka kan pembelajarannya sejak lama sudah STEAM, kalo
masih sedikit, hanya jurnal trus di negara eropa kan sangat trending. Nah darisana kita lebih
acuan dalam pembuatan acuan mudah karena satu pembelajaran dengan pembelajaran lain
pembelajaran STEAM itu sudah korelasinya antar STEAM kita sudah tidak terlalu
gimana? Tentu kan dalam banyak memilih hanya saja jika kita pribadi atau sekolah
pembelajarannya ada silabus, menginginkan ada suatu pengembangan STEAM yang lain
RPP, itu gmn pak? Ata maka akan kita masukkan dalam kurikulum maupun
mengacu K13 cuman silabusnya. Jadi secara garis besar kita sudah ada pakemnya
dimodifikasi dalam bentuk silabusnya kurikulum. Kalo kita namakan adalah kurikulum
STEAM atau gmn? framework, kemudian silabusnya sudah turun, tinggal kita
mengembangkan lesson plannya. Bagaimana pelaksanaannya,
jadi secara keseluruhan STEAM itu sudah terangkum.
Setelah hampir setaun Kalo dari penerapan kita lebih banyak PBL (project base
menggunakan STEAM ada learning) karena STEAM mengharuskan PBL anak-anak lebih
perbedaan tidak jika dilihat banyak mencoba, experiment daripada pembelajaran secara
dari siswa? konsep. Kalo secara konsep mungkin anak-anak terpaku pada
konsep saja, terbatas dengan apa yang mereka dapatkan tanpa
adanya experiment kalo secara STEAM anak-anak bisa
meneliti hasil yang mereka kerjakan langsung.
Kalo dari STEAM penilaian Hampir sama penilaiannya, ada penilaian observasi kemudia
nya gimana? penilaian secara aspek kognitif tergantung bagaimana kita
kemas sendiri, misalnyanya di k13 ada sikap spiritual nah maka
sikap spiritual itu kita ambil sebagai satu nilai tetapi bukan atas
dasar sikap spiritual pada STEAM, jadi emang kita ada
observasi untuk anak-anak tetap ada tetapi tidak kita namakan
bahwa ini ranah kognitif, ranah psikomotor, ataupun ranah
aspek sosial. Misalnya si A dalam keseharian nilainya secara
konsisten 80, kita lihat nilai projectnya kemudian kita liat nilai
ulangannya. Dan itu tidak dijadikan dalam 1 STEAM, nilai
dipisahkan secara korelasi kita liat anak kuat dimana. STEAM
menyeluruh kita liat dari project
Selama ini kira-kira Kendalanya terbatas source, dalam artian untuk
kendalanya apa? pengembangan, kalo untuk dasar kita sudah punya dari
Cambridge. Artinya kalo kita mau sharing dengan sekolah yang
juga mengunakan STEAM itu masih susah karena tidak semua
sekolah menerapkan STEAM.
Narasumber : Mr. Dino
Tanggal Wawancara : 12 November 2019

Pertanyaan Jawaban
Bagaimana pelaksanaan Ini kombinasi antara K13 dan kurikulum Cambridge yang kita
STEAM di SD My Little namakan kurikulim MLI namanya adalah MINE, jadi ini
Island, karena di sekolah emamg kalo kita tarik mundur ke beberapa taun lalu dulu
inimenggunakan sempat trending yang namanya KTSP. Sebenernya MINE ini
duakurikulum adalah KTSP pada dasarnya tetapi tidak menjadi kurikulum
dari satuan pendidikan itu sendiri. Jadi ga purely K13 diambil,
Cambridge ga purely diambil. Kalo secara garis besar memang
2 ini langsung diadopsi tapi memang sesuai dengan kebutuhan
dari sekola sendiri. Kemudian dalam perjalanannya kita bagi
karena di My little island tidak ada tematik sehingga setiap
mata pelajaran memiliki muatan sendiri, pada
mengaplikasiannya tentang kurikulum MINE ini dengan
metode pembelajaran STEAM. STEAM disini bukan
kurikulum tapi sebagai pendekatan. Semua buku yang diadopsi
oleh anak-anak untuk pelajaran dari cambridge itukan
sebenarnya menggunakan bahasa inggris, dari Science ini kita
kuatkan dengan “E” nya english, E nya kan sebenernya
engineering cuman kalo anak SD sih kita bilang engineering
yang terlalu komplex susah, kita bilang ini yang sederhada kita
kolaborasikan dengan IT di teknologinya, E nya kita gantingan
dengan English, sehingga English nya ini menjadi acuan untuk
science. Itu korelasi sederhananya. Contoh yang kedua ,
project anak-anak. Itu nanti mereka akan panen. Memang mata
pelajarannya science dan mereka akan jual itu, korelasi T nya
(teknologi) mereka membuat design logisendiri. E nya secara
pemasaran, dipasarkan menggunakan English, Art nya anak-
anak menyusun sesuatu yang artistik, Math nya itu tentang
berapa banyak laba yang dihasilkan dari penjualan.
Subject science, math, english Khusus social study kita buat bahan ajar kita sendiri, karena
itu kan pake bahan ajar dari melihat kompleksitas pelajaran IPS punyanya kurikulum dinas
Cambridge, kalo PkN itu yaitu korelasinya pada pelajaran tematik, itu agak susah karena
bahan ajarnya gmn? setiap tema berubah. Kalo sosial study itu anak-anak tiap
semester hanya belajar 1 tema.
Kalo PkN sama B. Indo? Pkn sama indo kita gabung itu kita combine namanya CSI
(Caracter Solution International) pada umumnya orang
bilangnya Bk, materi tetap dari k13 namun pengembangan kita
sendiri.
Mata pelajaran diluar cambridge (pkn,ips,indo) KIKD diambil
dari tematik tapi indikatornya dibuat sesuai kebutuhan sekolah.
Buku pegangan siswanya kita buat sendiri.
Narasumber : Mr. Dino
Tanggal Wawancara :14 September 2020
Pertanyaan Jawaban
Ini lesson plan kami, memang tidak sedetail lesson plan yang
disini karena sifatnya adalah project. Cuman secara fisitis kami
sangat jelas, ada step by stepnya. Activitiesnya apa, learning
pointnya apa, tujuan pembelajarannya apa, itu sudah sangat
jelas. Dari aktivitas ini, ini sangat kompleks, berbeda dengan
lesson plan pada umumnya, khusus untuk lesson plan STEAM,
secara keseluruhan ini aspeknya ada yang seperti ini. Ada yang
kita namakan dengan konsenform. Jadi dengan adanya
konsenform ini itu juga meliputi persetujuan dari orang tua.
Misalnya kelas 1 di kampung sapi nah jadi keterlibatan dari
orang tua itu kamu juga libatkan dalam hal ini termasuk juga
perizinan. Jadi outing class kami seperti apa sih aktivis kami,
itu 3 hal yang berlangsung di sekolah tapi juga diluar sekolah.
Kalo outing class itu rutin Kalo cyclesnya untuk STEAM ya, itu kita tidak tentu. Artinya
dilaksanakannya setiap berapa bisa 2 bulan 1 kali, bisa dalam misalnya 4 bulan 1 kali. Kenapa?
bulan sekali? Kita tergantung dengan chapter yang mereka pelajari. Ketika
mereka sudah mencapai ditahapan ini sama akademik baru kita
membuat suatu design pembelajaran, anak-anak kita ajak
keluar untuk outing. Bisa saja projectnya kita begitu besar atau
bahkan project yang sebenarnya bisa mereka lakukan di
sekolah. Jadi tergantung dari indikator pencapaian keberhasilan
siswa, kemudian learning goals, itu mereka sudah mampu atau
tidak. Jadi gak harus bulan ini harus kesini, kemudian bulan
segini harus kesini, tidak ada. Disesuaikan.
Kalo yang di kebun teh Mengobservasi dibatasi dengan radius 1 meter persegi. Jadi
projectnya apa ya? setiap anak punya petaknya sendiri. Disitu anak-anak mencari
living things dan non living things. Misalkan belalang, rumput,
batu, tanah, dll. Yang ke 2 adalah note-taking dan menambah
vocabullary. Teknologi, anak-anak langsung ke pabrik. Art,
anak-anak membuat sketsa panorama bebas setelah selesai
kegiatannya.
Yang english kan mereka cari Dipandu dan membentuk group setelah itu mereka mencari
vocab sendiri atau diberitahu tahu dengan dibantu deskripsi.
teacher?
Kalo math kan tadi mengukur Kalo math, mengukur perpos mengukur mengggunakan
jarak, bagaimana cara mereka langkah, seperti anak pramuka begitu. Karena temanya waktu
mengukur jarak? itu numbers from 50-200. Jadi kita berikan mereka pos dan
guru sudah bisa memperkirakan dari pos A ke pos B kira-kira
125. Nah kita lihat dari jawaban anak-anak apakah jawaban
mereka mendekati range ini atau ada yang sangat jauh seperti
70 atau bahkan ada yang terlampau sampai ke 300. Nah disitu
kita investigasi ke anak-anaknya kenapa kok bisa banyak,
kenapa? Begitu.
Ini project ke 2 untuk anak kelas 3, mereka di aktivitas ini
science, characteristic of animals dan fokusnya ke sapi si,
habitatnya. Mathnya pengukuran selisih cc dan milimeter saat
itu. English mereka belajar descriptive text dan procedure.
Procedure ini mereka tentang pengelolaan susu, descriptivenya
itu adalah tentang milk itu sendiri. Engineering, mereka tools
and their function seperti freezer jenis-jenisnya apa. Ini
kegiatannya lalu edisi experience ini ada value yang mereka
dapatkan. Nilai yang tidak bisa mereka dapatkan disekolah.
Misalkan saat ke pabrik, ada batas-batasan yang lebih strict
dibandingkan di sekolah seperti ada garis kuning, garis merah,
dll. Itu kan selalu ada artinya. Kalo di sekolah mereka hanya
kalo naik tangga di sisi kiri, mengantri, dsb.
Ini contoh kegiatannya, detail aktivitasnya seperti apa,
kemudian subject yang related ada math, science, sosial study,
english, indonesian, engineering. Ini yang mereka dapatkan di
kelas kemudian ini subject yang tidak mereka dapatkan. Yang
tidak mereka dapatkan adalah poin pentingnya.
Teknologinya yang mana? Sebenarnya ini kan di teknologi, engineering ini. Kenapa?
Karena kan STEAM kita sebenernya di english. Jadi memang
tidak semua aktivitas kita bisa memaksakan untuk dibuat
STEAM. Mungkin ada mathnya tapi tidak bisa dicapai,
dipaksakan. Tapi overall, rangkumannya tetap kita lakukan
STEAM.
Setiap teacher membuat Iya. Ini contohnya ketika di kebun teh. Contohnya sesimpel ini.
kegiatan masing-masing Misalkan apa yang mereka jumpai, misalkan ketemu keong
disana, berarti nanti siswanya atau laba-laba, dll. Ketika mereka menemukan itu, dimana,
membuat laporan disana? Dan apakah kondisinya terbang, nempel di rumput. Fokus kita
apakah laporannya dipisah sebenarnya mereka belajar outing tanpa terbebani dengan work
atau jadi 1? sheet. Jangan sampai mereka saat jalan sambil sibuk. Jadi kita
sesederhana mungkin agar anak-anak nyaman. Ini contoh work
sheetnya. Nah dari sini mereka sudah punya pos masing-
masing. Jadi guru yang bersangkutan sudah packing, ada
sciene, math dan itu dikerjakan tidak dalam 1 waktu. Jadi
misalkan pos 1 khusus science saja, pos 2 math saja.
Kenapa STEAM–D lebih Karena tidak semua chapter bisa mencakup STEAM. Misalkan
lengkap? saya kebetulan mengajar english. Pertemuan 1 dengan
pertemuan 2 belum tentu ada STEAMnya. Baru pertemuan ke
3, ke 4 baru ketemu STEAM. Karena kita juga tidak bisa
memaksakan. Saya bisa memasukan math di dalamnya, tapi apa
bisa masuk science, jadi tidak bisa dipaksakan.
Ini contoh project mereka ketika di kelas, tentang tools,
kemudian mereka presentasi juga, tentang beans. Jadi mereka
mempelajari tentang pertumbuhan kacang, segala macam
kacang atau biji. Kemudian ini kecambah, di lab science.
Artnya mereka menggunakan teknik pewarnaan sablon. Ini
contoh-contoh kegiatan STEAM kita, ini discussion di kelas.
Ini presentasinya. Ini STEAM Day kita, presentasi ya.
STEAM-Day gak hanya buat Mostly presentasi. Kita buat beberapa group untuk mewakili
project aja? dan mempresentasikan ke siswa lainnya.
STEAM-Day ada beberapa Praktek mereka bisa berbeda ataupun sama dengan yang
kelompok anak yang mereka presentasikan. Ini bisa kita katakan stimulus. Jadi anak
presentasi apakah prakteknya kelas 1 gak mungkinlah mereka presentasi digital music gitu.
sama? Jadi kelas 1 apa yang bisa mereka presentasikan.
Secara keseluruhan kita memang tidak ada yang tertulis itu
STEAM. Cuman nanti secara rapor, kalo kita bicara lapor, itu
STEAMnya akan tertata sendiri. Saya berikan contoh rapornya
ya. Jadi misalkan kayak outing class itu masuknya ke project.
Afirmasinya dari mana, dari nilai harian, project, itu udah jelas
disitu. Science, IT, dapat berbentuk nilai harian atau project.
Nilainya walaupun STEAM sudah termasuk semuanya, project
di kelas maupun di luar kelas dan juga nilai harian mereka.
Disini pun kita sangat menghargai proses berkembangnya
anak. Artinya kita tidak memberikan ketentuan yang besar di
nilai akhir. 40%nya adalah nilai keseharian. Project 20%, 20%
sisanya nilai ulangan harian, dan 20% lagi dari BPTP PAS. Jadi
60% nilai harian. Baik kegiatan yang kita design secara khusus
tentang STEAM maupun pembelajaran yang melingkup
STEAM didalamnya.
Designnya apa sih? Ini 6 cakupan yang ingin kita kebangkan
kepada anak-anak. Kolaborasi, lebih kepada pengumpulan
informasi, fakta, data. Komunikasi, salah satu caranya
presentasi, diskusi. Pengembangan critical thinking. Creativity.
Research. Problem solving, ini adalah tujuan akhir.
LAMPIRAN IV
Transkrip Wawancara Guru Mata Pelajaran
Narasumber : Miss. Yessica (Guru Mata Pelajaran Sains)
Tanggal Wawancara : 4 Juni 2020
Pertanyaan Jawaban
Jadi pendekatan STEAM itu Kalau menurut saya yang membedakan pendekatan STEAM
gimana sih? Maksudnya apa dengan pendekatan lain kalo STEAM itu kan lebih STEAM nya
yang bedain STEAM sama aja sudah punya arti masing-masing ya jadi di setiap
pedekatan yang lain? pembelajaran itu pasti apa nggak lepas, pasti itu adalah satu
kesatuan yang gak lepas gitu jadi setiap ada misalnya kita
belajar science gitu saya sih nggak hanya science kita juga
belajar tentang math, kita juga belajar teori tentang IT, dsb. Jadi
lebih apa ya lebih lengkap lah gitu jadi pendekatan yang
memicu kreativitas anak, menstimulus daya pikir mereka jadi
STEAM itu lebih ke kaya apa sih critical thinking gitu, dilatih
ke critical thinking nya, itu sih. Gak yang text book, gak yang
apa gitu.

Kalo ciri khas yang paling Kegiatan yang paling menonjol pastinya adalah bukan
menonjol dari kegiatan pembelajaran yang di kelas menurut saya ya jadi lebih ke
pemelajaran STEAM itu apa? pembelajaran yang dikit-dikit experiment dikit-dikit apa itu
sudah dari kelas 1 sering banget experiment sering banget
explore sering observasi dan lain sebagainya gitu jadi bukan
yang di kelas terus ada buku tebel gitu kan terus ya anak-anak
hari ini belajar ini baca ini sampe ini gak gitu jadi kita bagimana
caranya kita ngajak anak itu keluar gitu bahkan tema-temanya
mendukung ya untuk itu, mendukung untuk anak lebih berpikir
kritis kita juga dikit-dikit experiment dikit-dikit mencoba hal
baru dikit-dikit projek gitu sih yang sangat membedakan yah
menurut saya.

Apa semua STEAM itu nanti tergatung sih, tergantung jadi apa namanya ada yang memang
bakal, maksudnya setiap kita hasilnya harus menghasilkan produk tertentu ada yang memang
melaksanakan pendekatan hasil pikiran anaknya sendiri itulah yang jadi produk atau
STEAM itu apa harus ada dipresentasikan gitu jadi nggak melulu produk yang ada
produknya atau kita bisa pake bentuknya gitu kadang juga produk yang gak keliatan kalo anak
STEAM tanpa ada produk itu gak ditanya gitu maksudnya mungkin kita menilainya
gitu? produk akhirnya adalah anak ini sejauh apa berpikir tentang bab
ini misalnya gitu, jadi dia melalui kita tanya melalui dia
presentasi ya jadi STEAM itu memang sekecil mungkin itu
anak-anak sudah bisa gitu lho, untuk presentasi bahkan untuk
kelas 1 itu udah biasa gitu presentasi ke depan kelas apa yang
kamu pikirkan dari yang kita sudah lakukan tadi kaya gitu. Jadi
kadang juga bikin sesuatu bikin produk yang bener-bener ada
keliatan gitu, keliatan hasilnya keliatan karyanya lah gitu
karena kan STEAM juga ada art nya ya. Jadi itu, gitu si.
Kegiatan STEAM yang seperti Jadi kalo saya, saya itu kan megang science di kelas satu ya,
bagaimana dapat gitu jadi kalo saya biasanya menerapkan pola STEAM itu
menumbuhkan berfikir adalah gini misalnya anaknya belajar tentang suara. Contoh ya
kritisnya siswa miss? misalnya anaknya belajar tentang suara, maka hari itu saya akan
bawa anak-anak keluar dan saya suruh gitu mereka coba kalian
cari suara-suara yang kalian dengar, misalnya gitu. Suara-suara
apapun yang kalian dengar, nah trus habis itu setelah mereka
keliling-keliling dan lain sebagainya kan pasti dapet ya oh aku
denger suara ini suara ini kadang kalo kita tanya tu ada anak
yang “aku denger lho miss suaranya itu, suaranya jam
berdetak. Jam apa tektektektek gitu dia denger gitu” wah kan
itu sesuatu yang menurut saya kritis loh anaknya, kenapa?
Karena itu gak, kita gak bisa kepikiran kadang kita kalo
misalnya ditanya “kamu denger suara apa ya?” ya sudah yang
kedengeran aja gitu, gak yang suara detail-detail. Kadang “itu
miss ada suara orang jalan” gitu bunyi tapak kakinya bunyi
itukan sudah menstimulus mereka untuk berpikir lebih gitu.
Ini mungkin ada yang Kalo saya, saya sejauh ini ngajarnya science aja ya, udah berapa
menbedakan gak langkah- lama science jadi saya menganut STEAM tapi kalo untuk
langkah pembelajaran yang ngajar yang lain ya kaya bahasa Indonesia dll itu saya kurang
dilakuakn saat miss bisa untuk pake STEAM nya kapan, bahasa Indo lebih kan
menggunakan pendekatan lebih ke textbook dan lain sebagainya. Itu bedanya sih di situ
STEAM sama gak melakukan sih yang paling saya soroti makanya saya bilang dari awal beda
pendekatan STEAM? Kalo banget STEAM sama pelajaran biasa karena kita ya kalo kamu
misalnya emang ada, letak pernah lihat itu bukunya Cambridge yang dipake anak-anak,
bedanya itu dimana gitu miss? science dan lain sebagainya itu bener-bener tipis, tipis banget
gitu bukunya bahkan 1 bab itu cuman 2 halaman, cuman 2
halaman dan itu bener-bener gambarmya itu 80% teksnya
cuman 20% di setiap halaman jadi itu si yang sangat
menbedakan, jadi STEAM itu memang gak hanya untuk
muridnya berfikir ya gurunya pun juga mikir gitu buat apa coba
supaya anak-anak ini bisa terstimulus lah critical thinking nya
gitu, dan lebih tanyain, kalo misalnya STEAM itu lebih tanyain
ke mengapa bukan apa. Jadi kaya misalnya anak-anak tadi
denger, bukan denger sih, dia bilang misalnya tangga yang
turun pegangannya itu terbuat dari besi. Tak tanya lho kenapa
kamu bilang itu dari besi? Kan dia mikir, oh mungkin ini miss
karena kalo besi itu biasanya dingin kalo dipegang agak-agak
cold gitu.
Saat pembelajaran STEAM Kalo di STEAM menurut saya perantara itu saya hanya kasi tau
Miss langsung menyampaikan bahwa hari ini kita akan belajar misalnya tentang suara, oke
materi atau dengan miss akan kasi guide misalnya kalian kita akan keluar kalian
perantaraterlebih dahulu? harus cari blablabla, jadi aku gak ngasi materi sama sekali jadi
ketika semua hal itu telah selesai maka aku cuman menguatkan
aja gitu bahwa suara itu kenapa sih kita bisa dengar suara, oh
karena kita punya telinga kita punya blablablablabla dan lain
sebagainya gitu. Jadi materi misalnya dari 1 bab gitu aku paling
kasi materi cuman 20-30% aja sisanya anak-anak bener-bener
ngerjain sama temen-temennya kalo aku suruh perkelompok.
Gitu-gitu sih. Itu jadi beda.
Mungkin selain keterampilan Menurut aku sih kerja sama sih juga karena kadang mereka itu
berpikir kritis dan creative ada kalo mikir yang aneh-aneh itu kadang juga bisa discuss ke
gak keterampilan yang lain temennya gitu “eh coba deh kamu liat yang ini, kok ini kaya
yang bisa ditumbuhkan dari gini ya?” akhirnya temennya juga mikir “oh iyaya kok bisa
pembelajaran yang kaya gitu ya, mungkin gini mungkin gini” nanti yang lain kepo
mengggunakan pendekatan pada ikutan gitu. Jadi apa ya 1 orang yang, STEAM itu gak
STEAM? hanya critical thinking dan kreativitas itu juga berpengaruh sih
lebih ke apa ya nular lah kerja samanya itu nular banget kalo di
STEAM terutama apalagi untuk project, kalo saya kelas 1
mungkin masih gampang ya kalo misalnya kelas-kelas atas gitu
dia sudah buat hal-hal yang besar, presentasi yang besar itu
pasti gak mungkin deh gurunya ngurusinnya kasi dia sendirian
itu gak mungkin banget pasti lebih ke team work gitu, gitu sih
yang paling utama.
Selama miss apa namanya, STEAM itu cocok lah bahkan dari TK menurut saya udah pas
mengaplikasikan pembelajaran banget, apalagi itu lebih ke kreativitas lebih ke critical thinking
STEAM, STEAM di terapkan lebih ke sesuatu yang fun learning lah, STEAM itu fun learning
padajenjang SD terlalu dini banget buat anak-anak, jadi menurut saya sampe anak itu SMA
atau tidak? pun kalo misalnya bisa pake gitu why not? Karna itu support
banget apalagi di MLI kan pake curriculum Cambridge nah itu
sangat support banget sistem karena memang apa ya,
kreativitas gurunya dan ya itu sih tema- tema yang personally
saya gak temukan di sekolah negeri, gitu kan kalo missal
belajar IPA, ikan bernafas dengan apa langsung semua gitu.
Kalo di science nya Cambridge gak pernah belajar kaya gitu,
bener-bener hal yang simple yang sekeliling mereka tapi
mereka bisa mikir itu dari situ. Itu si yang saya dapet.
Untuk penyusunan seperti Jadi selama saya kuliah kan belajarnya RPP ya tapi masuk MLI
perangkat pembelajarannya jadinya namanya lesson plan itu beda si, kalo misalnya RPP itu
miss kaya silabus trus RPP, ya jujur aja ribet banget sampe detail banget, alatnya harus apa
urutannya bagaimana? trus dipembukaan gurunya harus ngapain ya kan ya, harus
malah ditulisin kaya guru menstimulus anak untuk blablabla
kaya ngapain gitu kan. Kalo selama ini saya nyusun lesson plan
di MLI itu ringkes banget si jadi kayak cuman ya basic lah ya,
tanggal itu semua pasti harus, sub tema dan lain sebagainya itu
pasti wajib gitu kan, cuman kalo dikita lebih ke lesson objective
sih jadi ke tujuan pembelajaran yang bener-bener itu apa trus
habis itu yaudah singkat aja, secara singkat trus misalnya
pembukaan awal pembelajaran itu gurunya ngapain. Itu-itu aja
sih misalnya gini di pembukaan gurunya ingin mengenalkan
atau menginformasikan bahwa hari ini kita belajar ini trus guru
membagi kelompok atau apa-apa itu yasudah cuman gitu doang
trus ada waktunya berapa menit gitu. Jadi gak yang per
pergerakan guru dicatat gitu enggak. Jadi lesson plan biasa aku
1 lembar cukup.
Adakan keterangan kegiatan Kalo kaya gitu sih gak ada, kalo di lesson plan. Jadi kita gak
disetiap komponen ada tulis bahwa science nya tu kita ngelakuin ini, untuk artnya kita
STEAMyang digunakan? ngelakuin ini, itu enggak. Jadi kayak ya langsung aja si tulis aja
gitu gak yang detail banget.
Bagaimana mengembangkan Kita kalo mengembangkan indikator tergantung lagi sama
indikator yang diseuaikan kegiatannya kan ya, cuman kalo indikator sih 122amper sama
dengan pembelajaran dengan Kurikulum K13 hampir sama kok yang kaya apa si ada
STEAM? skalanya atau pake dulu saya di TK soalnya jadi pake bintang,
sama aja sih cuman bedanya dalam bahasa Inggris gitu aja.
Untuk pedoman penyusunan Iya dapet dari kurikulum Cambridge nya, dapet bukunya.
rpp dapat dari pihak
kurikulumcambridge?
Apakah saat menerapkan Seperti saya bilang di awal STEAM itu kan memang sudah satu
pendekatan STEAMkita harus serangkai ya, memang sudah 5 itu jadi kalau misalnya ada
mengggunakan kelimab orang cuman pake menghubungkan misalnya, menghubungkan
kompone ntersebut? antara science sama art aja gitu trus math nya gak kesentuh
menurut saya sih bukan STEAM ya. STEAM yang sebenarnya
ya yaudah lah udah dibuat seperti itu, itu udah yang baik banget
ngapain di copot-copot cuman sedikit gitu mending gak usah.
Selama miss ngajar pake Kalo misalnya, ini saya ngomong dari sisi kelas 1 ya, kalo kelas
pendekatan STEAM itu miss 1 kan gak jauh-jauh beda ya sama TK cuman lebih bisa duduk
pernah gak mencontohkan diam gitu, jadi kalo gak ada contoh sama sekali itu juga gak
dulu media maksudnya benar menurut saya, karena ya namanya anak kelas 1 gak bisa
produknya yang mau dibuat itu juga di cul gitu juga gak bisa, jadi seperti yang saya bilang tadi
kayak gimana gitu miss apa saya cuman menjelaskan dari 1 pelajaran 20 – 30% aja itu
pokoknya buat gini terserah, berarti saya, misalnya anak-anak akan membuat poster gitu
miss ngasi kebebasan saya akan contohkan gak contohkan semua ya, saya cuman
kesiswanya terserah mau bawa poster yang anak-anak itu misalnya seragam buatnya
dibuat kayak gimana atau miss berapa kali berapa misalnya saya udah bawa kertasnya dan saya
mencotohkan terlebih dahulu? udah tulis 1 contoh aja misalnya anak itu akan ngerjain 6/5 saya
sudah kasi contoh 1, satu tok. Misal contohnya 1 tulisan metal
dikasih tulisan garis-garis gitu trus mereka gambar hal apa yang
terbuat dari metal atau besi. Udah gitu aja, nanti untuk yang
lainnya ya terserah anaknya mau ngerjainnya gimana, mau
hiasnya gimana, itu terserah kalian sekreatif-kreatifnya kalian.
Itu sih, tapi kalo untuk kelas atas itu sepertinya pure sih
anaknya jadi gurunya gak ngasi contoh misalnya kaya kalian
akan buat diorama udah kalian cari aja di google diorama itu
seperti apa nanti kan pasti muncul. Gitu.
Selain textbook yang dari Experiment dari Camridge sudah cukup tambahannya mungkin
Cambridge mungkin miss sesuatu yang gak bisa kita observasi saat itu contohnya anak-
pernah gak pake sumber anak belajar tentang animal kan gak mungkin semua animal
belajar yang lain atau cukup kita bawa ke sekolah itu saya pasti pake video di YouTube,
pake textbook yang dari mostly YouTube si yang saya pake. Sumber dari teacher
Cambridge itu aja? guidenya sendiri sudah lengkap menurut saya.
Selama miss ngajar pake Kendala saya kendalanya adalah karena enggak textbook ya,
pendekatan STEAM dan satu sisi kita tu kalo lagi mumet gak ada ide bikin ngapain itu
nyusunnya kan pake sesuai susah banget untuk melaksanakan pelajaran. Karena anak gak
RPP yang di Cambridge, ada bisa belajar apa-apa kalo missal cuman dari textbook karena
gak si kendala atau kan cuman 2 halaman doang. Kalo kita yang prepare dengan
kesulitannya miss selama baik apalagi kalo idenya pas lagi buntung, nah itu susah banget
ngajar nusun RPP pake sih. Jadi kaya STEAM itu gak bisa h-1 h-5 menit kita ngajar
Cambridge itu miss? baru kita bikin itu gak bisa. At least kalo saya sebulan dua bulan
sebelum saya ngajar itu harus sudah siap sudah mulai
merancang, kendalanya lebih ke anu sih kendalanya apa ya
kendalanya lebih ke kreativitas yang kadang mampet gitu aja
sih. Karena kan gak gampang ya STEAM ini, satu sisi gak
gampang tapi hasilnya bagus cuman butuh perjuangan dan
kerja keras gurunya.
Saat miss menggunakan Kalo yang hubungkan gitu enggak si, maksudnya gini.
pendekatan STEAM itu apa Maksudnya STEAM itu kalo menurut saya misalnya kita
ada maksudnya ada nilai-nilai, belajar science tapi gak lepas dari math, gak lepas dari IT, gak
maksudnya dalam menilai lepas dari art, tapi kalo penilaiannya ya itu tergantung penilaian
kegiatannya gitu ada tertentu saya gitu kan. Beda lagi kalo misalnya math, math kan juga ada
gak miss. Misalnya STEAM dalam STEAM nya. Math kita belajar math ya math itu gak bisa
itu kan bisa menumbuhkan lepas jauh dari IT, gak bisa lepas jauh dari science dan lain
keterampilan berfikir kritis trus sebagainya. Tapi penilaian itu masuk math, gitu. Kecuali ya
kreativitas kolaborasi kayak kecuali kalo projek tertentu misalnya kita kolaborasi nih
tadi itu, itu dimasukkan ga sih? mumpung materinya sangat related misalnya, related sama ini
Maksudnya digabungkan gak sama ini di luar dari STEAM yang sudah dibuat, ini kolaborasi
ke instrument penilaian siswa gitu pasti nilainya ya sama-sama gitu. Ya kolaborasi nilainya,
dan keseharian gitu atau misalnya kayak oh dia bisa ini, bisa ini, bisa ini.
enggak gitu? Kayak tadi
STEAM kan ada 5 komponen
itu atau siswa tu ada nilainya
sendiri. Kayak siswa itu
misalnya namanya Meli nah
Meli ini dalam science itu
keliatan banget atau dalam
math gini gini itu dikasi gak si
gitu?
Ada kendala gak selama Instrument penilaian? Kalo kendala sih gak begitu ya, gak yang
nyusun instrumennya itu miss? gimana-gimana. Kendala terberat yang kayak tadi saya bilang
sih waktu nyusun RPP, lesson plan paling ruwet. Kalo
instrumentnya kan yang penting kita udah tau mau belajar apa
anak itu diukurnya darimana itukan sudah ada lesson
objectivenya ya, udah ada tujuan pembelajaran di teacher slide
nya itu lah yang kita nilai.
Tadi kan katanya biasanya Oke biasanya sih sharing ya ke teman-temen saya, jadi di
kesulitan atau kendalanya sekolah di MLI itu setiap pelajaran itu ada department nya
dalam menyusun RPP kan sendiri jadi kayak misalnya department English, department
dalam mencari ide-ide buat math, department science gitu jadi seluruh guru yang ngajar
STEAM nya itu di buat gimana science itu jadi satu ada perkumpulannya dan setiap minggu
gitu pelajarannya gitu kan setiap 1 minggu sekali memang kumpul untuk bahas kendala-
miss, nah biasanya kalo miss kendala apa yang terjadi dalam pembelajaran, saran atau kritik
lagi buntu itu solusinya gimana apa dari temen-temen lain buat kita. Disitu sih digunakan
sih miss biar ada ide itu, apa sebagai ajang aduh ngajar apa lagi ya kalo kaya gini, mungkin
miss biasanya buka-buka ada miss-miss yang lain yang pernah ngajar dikelas 1 oh gini
YouTube dulu nyari referensi aja dulu aku pernah gini gini gini, oh yaudah dijadikan
atau gimana gitu miss? alternative lah kalo lagi buntu. Jadi pertemuan itu sangat
dimanfaatkan sih.
Bagaimana worksheet yang Kalo di pendekatan STEAM itu saya kalo ngasi worksheet ke
digunakansaat menerapkan anak-anak itu gak pernah yang nomer 1 ini pertanyaannya
pendekatan STEAM? pilihannya a b c d enggak. Kalo di STEAM itu mostly saya pasti
menggunting nempel bikin sesuatu gambar nah itu tuh sih yang
paling, jadi saya gak pernah ngasi soal ke anak-anak nomer satu
apa jawabannya a b c d, gak pernah sama sekali. Jadi lembar
kerjanya anak-anak itu seperti itu, kayak TK sih sebenernya
cuman lebih ribet-ribet ya secara pertanyaan dan lain
sebagainya. Apa yang harus mereka kerjakan intruksi dan lain
sebagainya pasti leih naik lah levelnya daripada TK.
Trus selama miss udah Menurut saya kendalanya itu guru harus well-preapared saat
setaunan lah ini ya pake mengajar, karena terkadang ketika kita menstimulus berfikir
pembelajaran pendekatan anak tiba-tiba muncul 1 2 pertanyaan yang bahkan kita sendiri
STEAM biasanya dari kaya ih iyaya kok bisa gitu ya. Jadi apa ya makanya saya sering
keseluruhan miss janji ke anak-anak kalo misalnya saya tidak bisa menjawab
melaksanakan pendekatannya saya juga gak berani jawab, saya bilang nanti miss akan jawab,
itu ada kesulittan gak miss? miss cari tau dulu jawabannya gitu karena kadang kita tu kayak
Maksudnya biasanya gak nyentuh bagian itu tiba-tiba anak itu kepikiran nyentuh
kendalanya apa selain dari bagian itu. Itu sih yang muncul banget kalo di STEAM. Jadi
yang tadi selain menyusun pertanyaan-pertanyaan seperti itu kan pertanyaan riskan ya kalo
RPP. Ini kan secara kita jawab salah dia akan pegang itu selamanya. Jadi yang
keseluruhan nah itu biasanya susah yang jadi kendala menurut saya sih disitu, itu sebenenrya
kendalanya apa yang pernah positif ya positif yang bisa jadi disaster lah buat saya kalo dapet
miss rasakan? pertanyaan kaya gitu.
Selama miss melakukan Kalo kesusahan pasti ada di 1 kelas itu pastilah 1-2 anak yang
pendekatan STEAM ini miss gak nyantol-nyantol itu pasti ada, cuman kalo di MLI itu
pernah gak maksudnya sesuai namanya ada pelajaran extra lesson jadi ketika anak itu setelah
pengamatan miss ke siswanya beberapa kali pelajaran kok kayaknya gak nyantol-nyantol gitu
miss itu siswanya pernah gak kan apapun gak bisa gitu mungkin ngerjain yang masalah fun-
kaya mengalami kesulitan fun nya bisa lah cuman dia fun aja, misalnya kita suruh gambar
dalam pembelajarannya apa kayak tadi gambar benda yang terbuat dari plastik gitu dia
have fun terus karena kan seneng aja gambar tapi kan salah. Dia nulisnya mungkin pintu,
kegiatanya pasti seru karena pintu mana yang dari plastik di sekolah misalnya gitu, gak ada
gak ngebosenin kayak cuman pintunya itu dari kayu gitu kan. Akhirnya itu kan menjadi salah
mendengarkan kayak gitu-gitu padahal dia fun aja ngerjain sambil warnain itu kan fun tapi dia
aja miss? salah konsep nah itu kalo di MLI khusus yang kelas 1 itu ada
extra lesson jadi ketika anak itu beberapa kali gak bisa maka
akan didiskusikan dengan orang tua untuk meminta waktu
tambahan pelajaran setelah dia pulang sekolah mungkin
setengah jam sampai 1 jam itu kita ngajarin dia secara private.
Gitu jadi di pastikan dia gak salah konsep, gak cuman fun aja
tapi memang dia tau gitu.
Di extra lessonnya itu miss Nah kalo di extra lesson saya mostly lebih ke materi karena gini
kayak lebih menekankan refleksi lah kan misalnya kalo tindakan yang fun kita udah
meluruskan konsepnya, ngelakuin misalnya observasi bareng kan kita udah sama-sama
maksudnya kayak memberikan dikelas gitu. Nanti saya cuman Tanya feedback nya aja loh
materi atau tetep ngulang menurut kamu tadi kita kesana itu kamu ngeliat apa, jadi dari
kegiatan yang tadi itu miss? situ kan kita tau gitu cara berfikir dia yang salah habis itu kita
lurusin pelan-pelan. Itu kalo lebih ke materi ya karena gak bisa
kalo misalnya kita juga dikejar waktu ya karena gak mungkin
juga ngasi extra lesson lama-lama gitu kan karena biasanya
anak yang gak bisa itu diberapa pelajaran lain juga gak bisa.
Karena apa, seperti yang saya bilang tadi STEAM itu kan
logical thinking ya, rata-rata pembelajaran di MLI logical
thinking iya kan, kalo anaknya biasanya gak bisa di satu
pelajaran gak bisa di science pasti dia terkendala di math pasti
dia terkendala di English itu pasti. Jadi gak hanya satu yang
bermasalah. Itu juga sih kekurangannya ya bener,
kekurangannya gitu karena banyak daerah yang dikuasai ketika
kita menerapkan STEAM jadi anak itu kaya ketahuan gitu lho,
yah ini science nya gak bisa pasti yang ini gak bisa. Biasanya
gitu. Proses benerinnya juga lama karena ya itu kita all in one
gitu kan jadi ketauan udah. Biasanya science nya gak bisa math
pasti gak bisa, englishnya juga gak bisa karna lebih ke bahasa
itu juga susah. Jadi rentet gitu.
Di MLI itu khusus cuman Saya cuman science aja
ngajar science aja atau pernah
ngajar pembelajaran yang lain
miss?
Apakah ada perbedaan respon Menurut saya si secara interest ya, interest nya pasti beda. Kalo
siswa saat pembelajaran yang textbook dengan mereka baca kerjain nomer 1 apa itu ya
menggunakanpendekatan beda sih ke anak-anaknya. Tapi kalo kita udah bawain materi
STEAMatau tidak? science kita keluar kelas nah itu sudah girang deh anak-anak.
Mempresentasikan hasil 1 sekolah. Jadi apa namanya, tiap acara beda-beda ya jadi
project dari kegiatan STEAM pokoknya pengaturannya kaya sistem booth gitu kadang.
disampaikan dalamlingkup Misalnya kelas 1 gitu akan tampil dari jam 8 sampai setengah
kelasatau bagaimana ? 9 di lantai 1 dengan booth nya sendiri-sendiri sesuai
kelompoknya sendiri, nanti jam 9 keatas gantian kelas 2
semuanya bisa liat. Kadang juga orang tua bisa liat, ada
beberapa acara yang parent nya boleh liat ada yang memang
khusus internal anak-anaknya aja, jadi gak tentu juga kadang
misalnya ada yang cuman lower grade lower grade itu kelas 1
sama 2 aja yang bulan itu kayak presentasi. Kaya gitu gitu sih.
Dalam menentukan Jadi seperti yang saya bilang ada kadang ada materi yang
pendekatan STEAM misalnya mungkin gak seluruhnya bisa STEAM karena materinya sangat
materi kayak tadi materi suara lingkupnya kecil yang gitu-gitu kan, jadi terserah gurunya sih.
pake pendekatan STEAM itu
dari pihak sekolah sudah
menentukan materi ini yang
pake STEAM atau terserah
gurunya materi apa aja yang
mau digunakan dengan
pendekatan STEAM atau
semua BAB atau materi yang
di Cambridge itu semuanya
pake pendekatan STEAM?
Sebelum prosesnya bisa Saya belum setahun di MLI, jadi saya belum dikasi pembekalan
melakukan pendekatan seperti itu, tapi kalo guru-guru lama mungkin dikasi. Saya
STEAM itu di MLI apakah ada hanya belajar dan dapat bimbingan dari Pak Dino dan teman-
buku khusus tentang STEAM teman science.
yang diberikan kepada guru
atau sebelumnya ada
pelaksanaan STEAM itu dikasi
pelatihan beberapa bulan dulu
gitu miss?
Narasumber : Miss. Nita (Guru Mata Pelajaran Sains)
Tanggal Wawancara : 15 Juli 2020
Pertanyaan Jawabann
menurut Miss sesuai dengan Kalau yang saya tahu STEAM itu lebih ke , ini sih lebih banyak
yang Miss tahu pendekatan prakteknya jadi anak-anak juga pengenalannya itu lebih real
STEAM itu apa ya Miss ya?
Gimana gitu?
STEAM itu kan singkatan dari Selain 5 bidang itu sih cirri khususnya biasanya lebih ini lebih
Science, Technology, ke memunculkan benda real apa ya kaya ada realianya ada
Engineering , Arts, dan benda contohnya atau lebih ke praktek soalnya kan biasanya
Mathematics nah selain dari kalo dipisah-pisah kalau mapelnya sendiri-sendiri gitu kan ga
cangkupan 5 bidang tersebut selalu ada contoh bendanya. Kalo STEAM ini kaya
apakah ada ciri khas lain dari stimulusnya itu lebih ada, di awal itu stimulusnya lebih ke
pendekatan STEAM itu sendiri bendanya yang real atau contoh realitanya
gitu?
STEAM itu kan juga ada yang Bisa banget, bisa banget soalnya anak-anak bekreasinya itu
menghasilkan projek gitu kan justru lebih kadang itu lebih baik dari ekspetasi kita
Miss ya nah berart kan dalam
melakukan atau melaksanakan
pendekatan STEAM itu pati
kita kaya melatih keterampilan
kreativitasnya siswa kaya gitu
gitu Miss nah menurutnya
Miss Nita dengan menerapkan
pendekatan STEAM itu bisa ga
sih melatih atau menumbuhkan
ketrampilan berpikir kritisnya
siswa?
Mungkin bisa kasih salah satu Biasanya sih kalo di Science kita kasih kita mau belajar ini nih
contoh maksudnya gimana sih hari ini eee kita belajar peredaran darah gitu terus yang kalian
caranya biasanya Miss seperti tahu tentang peredaran darah itu apa udah setelah ditanya
menstimulus siswa agar mereka ini loh eee kita kasih video atau kita kasih bentuk apa
menumbuhkan berpikir model tubuhnya it uterus mereka suruh mengamati baru mereka
kritisnya akan, menurutmu apa yang terjadi dari video itu pendapatmu
apa jadi mereka akan lebih, kalo menurutku biasanya mereka
aku litany yang ini Miss yang satunya aku lebih focus ke yang
ini Miss nah dari situ terus kita duskusi bareng mereka idenya
jauh lebih banyak apalagi kalo kita pas mau bikin projek kayak
mau bikin trans model atau apa gitu kta punya bahan ini jadi
kita sediain aja bahannya terus kira-kira eee dikasih bahannya
aja belom, kita ga kasih langsung caranya jadi kita mau ngapain
sih Miss menurutmu kita mau ngapain jadi biar mereka mikir
dulu nanti terus kita mau bikinnya ini caranya gimana coba
crania seperti apa. Jadi mereka akan mencoba duu baru setelah
itu mungkin ya salah sana sininya itu baru dibetulkan di
akhirkan dengan mereka mencoba kreativitasnya akan semakin
ini terus mereka akan semakin tahu
Nah setelah tadi itu berbicara Mereka bisa lebih percaya diri, apa ya kayak sosialnya itu juag
tentang STEAM kan eee bisa karakternya juga bisa keluar. Kalo pas individu eee
ternyata STEAM itu bisa percaya dirinya tumbuh tapi kelas berkelompok itu juga eee
menimbulkan ketrampilan leadershipnya, karakternya kayak saling membantu macem itu
berpikir kritis terus kreativitas pasti akan keluar
juga. Menurut Miss Nita selain
kedua ketrampilan itu apa aja
yang bisa kita tumbuhkan dari
siswa-siswa tersebut dengan
menggunakan pendekatan
STEAM ini?
Umm ya ya. Nah terus itu Miss Yang saya tahuitu kombinasi. Jadi ga selalu whole kelima
kan STEAM itu dari terdiri limanya dipake tapi ada 2 atau 3 itu udah bisa dikatakan
dari 5 komponen Miss ya STEAM
kayak Science Engeenering,
Arts dan Mathematics nah eee
ada ga sih syarat tersendiri
misalnya nih saya mau pake
STEAM gitu Miss ya nah saya
itu bisa dikatakan sudah
mengunakan pendekatan
STEAM saat saya sudah
menggunakan 5 komponen
tersebut atau hanya beberapa
saja atu harus berupa projek
atau engga kayak gitu Miss
Apa pembelajaran berbasis Ga harus projek sih, jadi selama kita ga langsung menjelaskan
STEAMitu harus jadi selama masih kayak apa ya kayak kasih pancingan ya
menghasilkan suatu project? istilahnya jadi persepsinya bentuknya real kayak lebih ke lebih
mengena ke anak-anak itu udah masuk STEAM ga selalu harus
bentuknya harus ada projeknya gitu ga selalu
Mungkin Miss pernah Yang ga pake projek kemarin itu saya pake peredaran darah
maksudnya bisa kasih contoh karena peredaran darah itu kebetulan kan pas peredaran darah
selama mengajar pake STEAM itu nenek di rumah jadi pas habis HBL jadi mereka ga pake
materi apa yang pernah Miss projek cuman merek aharus membuat bagian peredaran darah,
ajar maksudnya dengan menuliskan bagian peredaran darah itu dari video yang mereka
menggunakan STEAM tapi lihat jadi say ga jelasin dulu saya kasih video dulu terus dari
tidak ada projeknya video itu yang kamu tangkep tentang peredaran darah apa terus
mereka harus buat eh iya mereka buat video feedbac k, jadi
kaya model wawancara tapi mereka sendiri yang ngomong dari
video tadi aku taunya ini loh gambar peredaran darahnya kayak
gini terus menurutku peredaran darah itu seperti ini kan ga pake
projek benda ya mereka cuman kayak retell
Apa yang membedakan Lebih ke aplikasi sih menurut saya. Anak-anak itu bener-bener
STEAM dengan mengalami dulu baru mereka dapet materi engga kita jelasin
pendekatanyang lain? dulu baru mereka, jadi lebih ke mereka bener-bener mengerti
coba dulu baru mereka tahu itu intinya apa itu lebih ke STEAM
kalau yang lain kan biasanya mereka kasih materi terus baru
mereka mengerjakan
Apakah menerapkan Cocok sih sebetulnya soalnya STEAM itu juga bisa dipake
pendekatan STEAM mulai dari anak TK kebetulan kita di sini dari playgroup itu
padajenjang SD masih terlalu udah pake pendekatan STEAM. Lebih apa ya karna lebih
dini? aplikatif jadi anak-anak itu lebih paham cuman memang eee
setiap jenjang itu tahapan sama aplikasinya beda disesuaikan
sama usianya anak
Kalau yang tahapannya buat d Kalau yang di Sd kalo yang di kelas 1, 2 itukan mereka karena
SD itu gimana Miss? mereka baru di SD komunikasi juga ini kalo yang di kelas 1, 2
itu mereka lebih diulang-ulang lebih ke ketika kita praktek
sama diulang-ulang keyword jadi anak anak itu lebih hafal,
lebih bukan hafal sih sebetulnya lebih paham karna kan kalo
anak kecil ga diulang mereka juga akan yaudah hilang kalau
yang di kelas 3, 4 mereka sudah mulai membuat kesimpulan
sendiri tapi masih dibantu kalo kelas 5, 6 mereka sudah ini
sudah analisis mulai analisis problem
Kalau analisis problem itu Analisis problemnya kayak kalo di kelas 5 kita ada like sama
contoh materinya gimana ya movement, jadi kayak misalnya kita kan tinggal di khatulistiwa
Miss? kenapa kita ga punya apa 4 musim kayak negara yang lain terus
coba sih kamu pake ini ada kertas inia das enter, coba kamu
senterin kertasnya kamu litany apa. Sekarang kertasnya yang
kamu puter di kertas itu kelihatannya kayak apa yang ini begini
Miss yang ini begini. Bener ga kertasnya yang kamu puter itu
yang kamu puter itu bukan senternya gitu. Sama ga hasilnya,
kalau ga sama terus kita diskusi terus mereka udah jawab kita
kasih eee globe atau videonya ini loh coba kalian liat sama kan
ketika kalian puter senternya itu matahari teru posisi kertasnya
itu posisi bumi. Waktu kamu kasih senternya lurus kertasnya
semua dapet sinar selalu dapet sinar kan tapi ketika senternya
berputar ga semuanya dapet sinar kan itu sama dengan posisi
bumi, kalo buminya yang di tengah selalu dapet sinar makanya
kita cuman punya 2 musim sedangkan yang di atas ga selalu
dapet sinar makanya ga punya 2 musim punyanya 4 musim jadi
mereka ditanya terus mereka oh iya ya jadi bener ya jadi kalo
begini gimana ya, mereka bakal punya pertanyaan balik gitu
biasanya
Apa yang membedakan RPP Iya, seperti kegiatan intinya itunya aja yang berbeda. Kalo
saat menggunakan pendekatan templatenya masih sama karna kan kita satu sekolah pasti
STEAM dengan tidak disamakan templatenya
menggunakan pendekatan
STEAM
Berarti yang membedakan Engga, diapake yang terinci harus ini Technologynya apa itu
susunan kegiatannnya kalo branding cuman lebih ke kegiatan aplikatifnya itu lebih
yang STEAM begini apa kelihatan kalo yang di sini
dijelasin kegiatannya misalnya
kayak STEAM ka nada 5 itu
misalnya di lesson plannya itu
kayak Miss bisa jelaskankah
atau engga eee dia tu belajar
Science dari mana ,
Technologynya daet dari sini
Berarti pedoman RP nya Iya, kita dapet dari Cambirdge nya itu dikolaborasi dengan
emang pake lesson plan yag templatenya sekolah
apet dari Cambridgenya Miss
ya?
saat Miss mengembangan Indokatornya kan emang kita buat sendiri jadi indikatornya itu
indicator di lesson plan itu memang kita sesuaikan di situ tertulis gitu loh, siswa mampu
gimana caranya kayak, menganalisa siswa lebih apa ya saya ga bawa sih (tertawa)
maksudnya gini indokatornya gimana ya jelasinnya aplikatifnya itu lebih kelihatan gitu loh,
saat Miss menggunkan jadi ini indikatornya
pendekatan STEAM sama
engga kan pasti beda Miss,
gimana caranya Miss bisa
mengembangkan indikatornya
itu kayak lebih menonjol ke
menghasilkan pendekatan
STEAM itu Miss?
Biasanya kita selain Kebetulan kalau Science saya sering pake WBT sama ini
menggunakan pendekatan diskusi
pake kayak strategi, nah
biasanya menurut Miss selama
Miss ngajar gitu yang sering
Miss gunakan saat
mengunakan pendekatan
STEAM itu juga menggunakan
strategi atau metode apa sih
yang pas dengan pendekatan
STEAM?
Kalo yang WBT itu yang WBT itu yang kalo brand teaching jadi eee kita melakukan
gimana? pergerakan ama mengulang ee contoh kalo misalnya menghafal
organ-organ pencernaan gitu kan namanya anak SD kadan
sering lupa jadi kita sambil bergerak kayak kalo di kelas terus
membuat anak-anak focus itu kan kalo di sini kita pakeknya
WBT class class mereka akan jawb yes yes nah mereka udah
focus sama kita, kita bilang “eyes on me” mereka akan
menghadap kita terus kita bilang “mirrored” mereka akan
otomatis begini okay ketika mirroring mereka akan mengulang
apa yang kita lakukan, itu lebih ke gerakan agar anak-anak
lebih mengingat missal eee organ-rgan perncernaan gitu, mulut,
enzim, amilase mengubah zat teput menjadi eh menjadi zat gula
gitu, gerakan apa gitu, meraka akan ngulangin. Nah setelah
mereka ngulang eee kita akan bilang eee okay now face to your
friend repeat dengan mengulang itu, sering kali mengulang itu
dengan bergerak mereka akan lebih inget daripada cuman
melihat dan menulis dan menghafalkan gitu kalo di Science
saya lebih sering pake itu
Berarti kan seperti yang tadi Kalo yang kelas besar saya ga kasih tau saya kan kasih
Miss jelaskan pendekatan contohnya di akhir, kalo yang kelas kecil emang di awal
STEAM juga biasanya pake pembelajaran itu kan kita selalu ada nanti kita aka nada materi
globe kayak gitu gitu kan ini ini ini itu kita kasih contoh dulu kalo yang kelas besar udah
berarti Miss dalam memilih engga, kalo yang kelas kecil kan memang mereka perlu tahu
media yang bisa mendukung dulu ya
pendekatan STEAM itu kan
berarti udah sesuai dengan
lesson plannya gitu ya Miss ya.
Nah itu biasanya pernah ga
kayak misalnya kayak yang
bikin bagan itu ka eee Miss
bilang ke siswanya hari ini kita
bikin bagan ini nah setelah itu
baru Miss siswa terserah
gimana pokoknya bikin bagan
nah itu biasanya Miss selalu
bikin bagannya terlebih dahulu
ditunjuk bagan tuh kayak gini
loh atau ga misalnya dia emang
suruh cari tahu sendiri bagan tu
kek mana gitu
Selain buku, kalo Science pake Ada sih, di sini kita ada buku my house terus pake eee internet
buku Cambridge ya nah selain juga, terus kayak yang buku-buku Science lainnya yang support
pake buku Cambridge itu ada ensiklopedi juga
sendiri biasanya eee Miss pake
sumber belajar selain
Cambridge itu apa?
Selama Miss pernah Biasanya sih ini, kadang kan kelas kan perlu hal yang real
menggunakan pendekatan kadang itu ga selalu bisa dapetin kayak bendanya yang real eee
STEAM itu ada menurutnya kalo yang simple-simple mungkin bisa kayak contohnya eee
Miss kendala apa yang Miss alat pengukur gaya , terus pengukur intensitas cahaya itu-itu aja
alami selama ngajar terus kek sih semacam itu sama kalo misalnya kita perlu ke tempat yang
selama Miss nyusun lesson missal gini belajar planet itu kan ga ada benda realnya yang bisa
plan kayak gitu Miss di tunjukkan gitu planet kayak mau ke tempat yang ada
teleskopnya kan juga ada jauh yah hal–hal semacam itu sih
biasanya kendala
Berarti eee instrumennya sama Pilihan itu sudah jarang banget kita gunakan sih terutama kalo
aja kayak mata pelajaran saya memang sudah bnar-benar saya eliminir sudah beberapa
biasanya Mis ya dan kalo ini tahun ini saya ga pernah pake pilihan ganda
soal-soalnya lebih kayak
menurut pendapat si siswanya
alasan terbuka gitu kan ga ada
kayak pilihannya engga Miss
ya?
Berarti untuk soal dan Engga sih lebih ke model soal Cambridge kalo kita
instrument penilaiannya ga ada
kayak khususnya khasnya dari
STEAM itu ga kelihatan gitu
Miss ya?
Kalo soalnya gitu? Nah terus Ya emang kaoo selama ini cuman dari Science cuman kalau
kalo soalnya Miss nya kan kayak penilaian ketika mereka diskusi, mengerjakan projek,
guru Science nah saat Miss itukan ada rubriknya itu biasanya di rubriknya ada masuk kayak
melakukan penilaian kan pasti nilai-nilai Artnya memang masuk jadi kayak ketepatan mereka
ga kayak soal aja dalam kayak Engineering juga Technology sebagian juga masuk tapi
kegiatannya kan juga dinilai gak tertera di situ oh ini technology engga rubrinya itu
juga nah itu tu waktu Miss nilai bentuknya kaya misalnya ketepatan mereka menggunakan
Miss ada ga kayak eee murni bahan, terus eee kerapiannya mereka, itukan juga itu kita nilai
nilainya itu dari Science atau juga
Miss kasih nilai dari STEAM
nya itu kalo misalnya saya
technology Arts oh anak ini di
Science gini di Arts nya kayak
gini terus dari Mathematics
keliatannya gini, ada ga apa
yaudah Sciencenya gini gitu?
Kalo misalnya kayak di sini di Umm dulu sebelum kita pake Cambridge emang kita ada LKS
My Little Island ada ga kayak kayak dari dinas gitu tapi kalo sekarang kita udah ga pernah
kalo di SD mungkin kayak pake itu jadi kita bentuknya ya bener-bener cuman activity
LKS gitu gitu Miss? book sama worksheet nya itu kita bikin sendiri
Kalo activity book itu yang Jadi buku Cambridge itu kan ada 2 kayak ada teks booknya gitu
kayak gimana Miss? itu yang kita sebut learners book di situ juga tetep ada soalnya
cuman lebih ada ke materinya terus kalo yang di activity book
itu lebih ke kayak worksheet terstruktur hampir seperti LKS
cuman ada kayak ada misalnya ada eksperimen juga masuk di
situ itu yang dari Cambridegnya kita juga punya worksheet
sendiri jadi kalo misalnya mereka observb sesuatu kita juga ada
lembar kita buat sendiri dalam bentuk LKS yang dibukukan
Berarti disesuaikan dengan Fokusnya emang kalo di Science lebih ke Science cuman
kayak ada yang dapet dari memang untuk yang lain itu kayak masuknya kayak
Cambridge ada yang Miss buat terintergrasi gitu kayak memang ga terpampang jelas tapi
sendiri. Saat Miss masuk
menggunakan pendekatan
STEAM itu Miss ada ga kayak
eee worksheetnya ada bedanya
ga sama yang lain maksudnya
kemabli lagi sih kayak lebih
kelima itu atau yaudah tentang
pengetahuan Science aja karna
kita kan belajarnya Science
gitu atau ada diselipin?
Kalau ada siswa yang belum Biasanya itu ga selalu semua anak ya biasanya kalo anak
selesai mengerjaikan project tertentu aja itu biasanya eee kita kasih tambahan waktu tapi eee
bagaimana ? didiskusikan dengan guru mape yang lain sama guru kelasnya
juga bisa kita ambil di jam pulang sekolah atau bisa kita ambil
ketika ada maple lain yang emang ada sedikit kelebihan jam
gitu
Berarti siswanya Iya jadi misalnya ada saya sekarang Science setelah jam saya
menyelesaikan tugasnya itu itu ada Bahasa Indonesia kebetulan Bahasa Indonesia itu punya
hasilnya itu dari ngambil spare waktu 5 menit apa berapa gitu itu saya konsultasikan dulu
waktu-waktu lain gitu ya Miss boleh ga saya ambil kalo ga bisa biasanya kita selesaikan
ya pulang sekolah jadi di jam pulang sekolah jadi anaknya pulang
agak sedikit terlambat
Oh ya Miss mau tanya di Iya. Kalo templatenya itu kan template umum ya itu sama lah
lesson plannya itu ada ga kayak yang Cambridge
keterangan kayak misalnya
kegiatan inti, penutup, nah itu
ada komulasi waktunya juga
Nah selama Miss Apa ya, umm kalo STEAM nya sendiri sebetulnya membantu
menggunakan pendekatan banyak jadi kendalanya itu ga terlalu banyak sih sebetunya
STEAM ada ga kendaka- cuman memang ya kadang pas ga sesuai dengan prediksi atau
kendala lain selain yang tadi yang namanya anak kadang ada yang pas moddy atau segala
tapi yang ini selama macem itu aja sih ketika mereka ga focus ada beberapa anak
menggunakan atau yang ga focus akhirnya eee kondisi STEAM nya ga tercapai itu
melaksanakan pernah sih jadi misalnya tiba-tiba ada yang merasa bad mood
pembelajarannya gitu Miss terus ketika kita ngerjain projek akhirnya jadinya ga selesai.
Setelah itu kan setelah anaknya sudah dikondisikan lagi itu kita
bisa melanjutkan memang akhirnya jadi misal seharusnya
selesai satu kali pertemuan jadi selesai dua kali pertemuan
Berarti kalo misalnya itu Miss Kalo yang kemarin maksudnya yang video yang sebelum tahun
tetep ngajar seperti biasa ke ajaran baru ini itukan karena kita mendadak kondisi darurat jadi
siswanya kalau misalnya pake ada yang saya pake video ada yang saya lansgung ngajar
video ya Miss ya tetep nagjar langsung dengan pake saya siapin gitu ada papan tulisnya gitu
kayak biasanya oh ini belajar kayak ngajar di kelas. Terus kalau yang video yang itu kayak
tentang ini terus tapi sebelum saya menjelaskan kayak di kelas terus itu videonya yang saya
itu Miss sudah suruh siapnya kirimkan. Nah yang tahun ajaran baru ini kan kita juga
apa kayak projeknya ini berarti memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sebelumnya misalnya
siswa tetep di rumah kayak kadang ka nada anak yang miss kalo yang pas kita Zoom atau
sama lah kayak di kelas cuman apa gitu jadi pagi mereka akan tetep ada Zoom meetingnya dulu
Miss mantaunya dari sini setelah itu baru kita kayak ngajar di eklas tapi bentuknya lebih
kayak gitu atau gimana gitu? ke engga yang seharian penuh itu pake Zoom meting gitu jadi
introductionnya kita memang tatap muka terus setelah tatap
muka online it uterus kita kasih video kita kasih slideshow kuta
kasih penugasannya setelah itu nanti di akhir jam itu kita Zoom
meeting lagi untuk refleksi
Kalo misalnya kayak siswanya Yang kemarin sebelum tahun ajaran baru ini yang kelas 3 saya
bikin projek pernah ga selama minta mereka buat projek dari bahan daur ulang tentang
daring gini Miss ya disuruh materiil jadi mereka boleh berkresi baut apapun dengan bahan
yang ada di rumah mereka terus alasannya kenapa mereka pilih
bikin projek gitu pake bahan itu jadi ada yang bikin kotak pensil dari kardus alasannya
pendekatan STEAM? karna mudah ditemukan, terus ada yang bikin dari plastic
kemudian dihias pake lem tembak segala macem itu karna
menurut dia itu kalau dua kali dibuat seperti ini itu lebih kuat
Jadi langsung tau saat siswa Ada sih kadang anak-anak di sini sangat kommunikatif mereka
menjelaskannnya kayak itu kalau misalnya ada yang ga bisa mereka akan lansgung
gimana gitu. Nah itu terus tanya, Miss kok aku ga bisa seperti itu kan ketika mereka kok
selama Miss menggunakan punya temenku begitu kok punya temenku begini mereka juga
pendekatan STEAM ini akan mengkomunikasikan, jadi biasanya walaupun di rumah
menurut Miss yang penting mereka juga akan tetap mengkomunikasikan kok ga bisa akses
yang harus diamati itu kira-kira yang ini aku buatnya yang seperti ini kok jadinya punyaku
ada ga sih kendala yang begini, ini kenapa Miss yang ini mereka akan selalu
dialami sama siswanya Miss komunikasiin jadi adalah pasti ada namanya anak-anak ga bisa
sat belajar gitu apa ya ga bisa seperti orang dewasa yang ngerti kan pasti ada
tapi mereka selalu komunikasikan kita selalu ada solusi
bersama
Berarti kendalanya lebih kayak Engga cuman hasil capaian sih kadang terutama kalau kels
hasil capai siswananya itu besar kan mereka melakukan dulu baru kita refleksi kan itu
kayak berasa kok beda sih mereka akan mengungkapkan tadi aku mengerjakannya
sama punya temenku kayak prosesnya seperti ini terus kan yang lain loh aku begini, itu
gitu ya Miss ya selama proses itu kan juga kadang anak-anak ada yang berbeda
itu juga pasti adalah
Biasanya dengan kendala- Kita diskusikan, tadi punyamu salahnya di mana tadi aku begini
kendala seperti itu caranya nah ayo kita lihat lagi tahapannya kan kita harusnya
Miss menanggapinya itu melakukannya seperti ini seperti ini gitu Missnya gimana oh
gimana Miss? berarti aku mereka sudah bisa menganalisa sendiri berarti
salahku tadi mungkin salahku di bagian ini atau mungkin oh
yang ini aku kurang tepat kurang ini mereka bisa menganalisa
dari diskusinya itu mereka bisa dapet solusi sendiri ga dari
sayanya kan kalau di STEAM kan maunya emang begitu kita
cuman fasilitatornya bukan kita yang (50:41) dengan anak anak
Selama Miss ngajar itu kan Kalo ga pake STEAM itu biasanya kan karna kalo STEAM itu
Miss pasti pernah kayak ga kan lebih aplikatif ya anak-anak itu pasti akan gini, Miss ini kok
melulu harus pake STEAM begini ya masih belum paham agak apa ya merka kan lebih suka
terus nah kan saat Miss yang lebih aplikatif kan. Mereka pasti namanya anak kecil kalo
mengajar ga menggunakan ga pake STEAM itu cenderung menurut mereka itu
STEAM ada perbedaannya ga membosankan karna kan kalo kita modelnya lecturing mereka
Miss dari kondisi siswanya ? pasti bosen

Berarti Miss sering ga pake Sering sih cuman kadang kalo kayak pas kita perlu materi yang
pendekatanSTEAM atau anak-anak perlu diulang itu kan memang ada yang ga pake
emang selalu pake? STEAM bener- bener menjelaskan itu ada tapi ga sesering
lebih ke STEAM nya
Nah menurutnya Miss kan Materi-materi yang lebih membutuhkan contoh nyata gimana
pasti adalah kayak tadi yang ga ya umm yang ada contoh nyatanya yang bisa kita dapatkan di
bisa digunakan dengan
pendekatan STEAM
menurutnya Miss materinya kehidupan sehari-hari itu yang sangat cocok banget pake
yang kayak gimana sih yang STEAM
cocok buat pendekatan
STEAM?
Berarti ga semua bisa gitu ya Sebetulnya sih semua bisa cuman kadang kayak kalo kita pake
Miss ya tapi materi-materinya misalnyakan contoh kalo kelas 5 kita ada sistem tubuh. Kalo di
yang bisa STEAM kita emang lebih aplikatif nah kayak misalnya system
tubuh, ketika kita belajar system tubuh kan anak-anak juga
benda nyatanya kayak model tubuh kita kan ada anak-anak bisa
melihat secara langsung cuman kan kalo belajar begitu saja
mereka namnya anak-anak ya jadi ketika perlu pengulangan
alurnya harus begini begini begini itu ketika mengulang
memang saya ga pake STEAM lebih ke yang bener-bener butuh
mereka harus bener-bener paham penjelasannya kenap sih ini
begini kenapa sih ini begini
Jadi sebenernya bisa tapi kayak Kurang maksimal jadi harus ada penambahn gitu loh nah ketika
hasil akhirnya yang dicapai itu pengulangannya itu
Menurutnya Miss yang di sini Cuman mungkin kalo materi itu ga semua ya tidak seperti
yang dipake pendekatan Sciencetific Metariil seperti kayak PPK nada yang memang
STEAM lebih ke mapel yang benar-benar butuh pemahaman itu mungkin tidak semua bisa
di Cambridge nya Miss ya pake pendekatan STEAM
kayak English, Science, sama
Matematika nah kalau
misalnya pelajaran yang lebih
umum kayak
Kewarganegaraan terus
Bahasa Indonesia, Agama itu
tu bisa ga sih Miss menurutnya
Miss diterapin pendekatan
STEAM?
Sepengetahuan Miss di sini Saya pernah tanya di kelas 3 itu Miss Wiwin itu menurut saya
pernah ga sih pelajaran selain lebih sering menggunakan pendekatan STEAM entah itu
di Cambridge yang pake memang dituliskan secara langsung atau tidak langsung saya ga
STEAM ? tau tapi kayak lebih mereka belajar seperti PPKn gitu jadi lebih
ada storynya dulu terus garis ceritanya mereka ambil apa itu tu
menurut saya udah pendekatan STEAM
Kan di My Little Islan pake Kita dikasih introduction sih kalau yang primary jadi kita
STEAM hampir setahunan ya dikasih introduction sama Mr. Edward putranya Mr. Agus yang
Miss ya nah itu awal-awal pake punya sekolah. Nah saat dia memberikan introduction jadi
STEAM itu sebenernya kayaks emacam introduction pelatihan singkat itu ketika dia
dikasih pelatihan dulu atau menjelaskan oh ternyata kita udah pake ya cuman kita ga tahu
gimana gitu Miss atau kita itu namanya STEAM akhirnya kita ebih emngembangkan,
belajar murni belajar sendiri? memang ada introduction
Itu dari Mr. Edward ngasih Setahu saya sih yang kemarin itu yang saya dapet cuman
kayak pedoman STEAM itu pengenalan-pengenalan aja sih sama contoh-contoh bukan
kayak gini gitu Miss atau pedoman tertulis sih ga ada. Sebenernya sepertinya aka nada
pelatihan lagi cuman kita belm tahu karna jadwalnya juga
murni hanya pengenalan- masih nyari schedule. Kalo yang TK playgroup mereka lebih
pengenalan? sering mendapatkan pelatihan
Narasumber : Miss. Berlian
Tanggal Wawancara : 15 Juli 2020
Pertanyaan Jawaban
Menurut Ms. Berliana apa itu Cara pembelajaran, pembelajaran science yang saya kaitkan
pendekatan STEAM? dengan Art, Technology, sama Engineering.

Ciri khas STEAM seperti apa? Science kelas 4 sudah menggunakan STEAM mulai setahun yang
Apa yang membedakan lalu. Untuk mengajarnya memang science, cuman dalam produk,
dengan metode-metode yang yang membedakan itu produknya. Produknya pada saat jadi bisa
memakai project? gak seperti science. Jadi contohnya art. Beda projectnya science
dengan produknya STEAM itu adalah hasil akhirnya. Tidak
kelihatan sebenernya itu lesson apa sih.

Apakah langkah saat Beda, jauh lebih susah STEAM karena kita harus koordinasi
pembelajaran menggunakan dengan teacher yang kita ajak kerja sama misalnya guru Math
pendekatan STEAM dan tidak ingin membuat pecahan, ia ingin membuat pizza ia harus
itu sama? koordinasi dengan guru Art baiknya bagaimana. Jadi STEAM
lebih ribet karena kita harus berkoordinasi dengan guru yang lain.
Kita harus menyamakan tugas.

Bagaimana langkah-langah Kalo ke siswa kita harus tetap belajar dari sisi Science. Misalnya
pembelajaran STEAM ke kemarin belajar tentang rangka, rangka itu apa aja sih ini bones-
siswa dan ke guru? nya. Mereka memberi simbol secara Science dengan jumlah
tulang yang benar, dengan letak yang benar. Setelah itu diberikan
ke mata pelajaran Art untuk diberikan warna biar bagus. Jadi
pelengkapan produk dipakai dengan mata pelajaran lain yang di
STEAM.

Apakah dengan menerapkan Sangat bisa dan juga dari adanya masalah mereka jadi berpikir
STEAM bisa menumbuhkan untuk mencari solusi. Jadi STEAM sangat bagus untuk
cara berpikir kritis anak? menstimulus otak mereka.
Apa salah satu contoh Contohnya membuat rangka manusia dari cotton buds . Saya
pembelajaran menggunakan berikan 3 size, size full dengan 20 sticks, size setengah dengan 10
STEAM? sticks, seperempat dengan 20 sticks. Jadi mereka akan berpikir
yang panjang di kaki yang pendek di tagan, paling pendek jari-
jari. Mereka cuman saya kasi bahannya saja dan saya tidak
memberi tahu mereka sebelumnya kalau mau buat rangka
posisinya seperti apa. Kalau sudah jadi produknya baru saya kasih
tau yang benar. Setelah itu saya kasih ke Art untuk memberikan
lebel ini tulang kepala fungsinya apa. Untuk dekorasi kita kasih
ke Art. Itu juga termasuk Math karena ada menghitung jumlah
sticks.

Selain membuat anak berpikir Komuniksi, teamwork karena kebanyakan STEAM itu kan
kritis apa lagi yang bisa diasah mereka kerja team, pasti ada ributnya, nangisnya. Misalnya ada
dari pendekatan STEAM? yang tidak mau minjemin glue, sebagai group itu mereka harus
atasi sendiri bagaimana agar projeknya selesai, guru tidak ikut
campur itu masalahmu gitu. Sebelumnya anak-anak dikasih rubric
dulu untuk diberitahu apa saja yang akan dinilai. Dari bertengkar
mereka juga mendapatkan ilmu.

Apa ada syarat tertentu untuk Sebenarnya tidak, bagus jika semunaya mencakup kelima
mengunakan pendekatan komponen tapi karena keterbatasan waktu, guru, dan pikiran juga
STEAM? Apa harus jadi 2 -3 saja okelah nanti komponen yang lain pasti akan
kelimanya? mengikuti bisa dihubung-hubungkan. Misalkan project besarnya
math, art dan science. Nanti technologynya dicari-cari aja gitu.
Untuk di MLI sendiri E pada STEAM bukan Engineering namun
English. Itu dikarenakan Engineering terlalu sulit untuk anak SD.
Untuk English biasanya diaplikasikan saat presentasi. Jadi saat
mereka mempresentasikan produk, mereka ngomong dalam bahas
inggris, ya udah. Tinggal cari T nya aja.
Apakah STEAM cocok Sebenarnya cocok dari kelas kecil cuman mungkin tingkatannya
diterapkan di SD? Atau lebih yang disesuaikan untuk kelas 1, 2, 3 gurunya yang memberikan
cocok ke SMP atau SMA? contoh produk terlebih dahulu, sedangkan kelas 4, 5, 6 kita kasi
masalah, mereka mencari ide dan di STEAMkan. Misalnya sungai
ini kotor, apa yang kamu harus lakukan? Apa yang harus kamu
lakukan? Oh harus buat filter ini miss, dsb. Nah kalo buat filter itu
apa saja yang kamu butuhkan? Kalo untuk air bahan yang bagus
apa? Ini sudah masuk science, property. Menurut aku STEAM
bagus untuk semuanya, cuman tingkat kesulitannya saja yang
harus disesuaikan. Misalkan kelas 1 2 3, kita mau buat baling-
baling air, kan itu gampang. Dari sendok, nah mereka mikir, kok
bisa nempel ya sendoknya. Bahkan di sini di MLI sejak TK sudah
diterapkan pendekatan STEAM.
Apakah ada perbedan lesson Selama ini tidak tapi bisa jadi disana letak kekurangannya, susah
plan berdasarkan kurikulum memasukkan STEAM. Misalkan dibagian main idea, siswa akan
Cambridge dengan kurikulum membuat ini, aku kasi tanda kurung “(collaborate math and art)”
yang biasa? gitu. Jadi tak masukannya begitu, bukan untuk math tugasnya
begini, art begitu. Jadi sebagai reminder aja.

Apakah ada pedoman khusus Seharusnya ada. Sudah diberikan contoh, tapi jujur saya sendiri
menyusun RPP pembelajaran belum ada. Dalam RPP itu semuanya sudah menjadi satu seperti
STEAM? tugas guru, siswa, dan parent. Jadi di RPP ini, guru memberikan
probem, siswa bagian solving dan parents menyediakan media.
Ada peran siswa ngapain, guru ngapain, orang tua ngapain.

Apakah ada pengembangan Indikatornya sendiri dari kurukulumnya, kebanyakan dari buku
khusus indikator STEAM? Cambridge diberikan indikator 3 yaitu seperti bisa mengukur
secara tepat, dll. Sedangkan di STEAM berkurang hanya
diberikan 1 atau 2 yang bisa terpenuhi jadi itu disesuaikan. Jadi
yang sisanya bisa saya cari di lesson lainnya.

Apakah pernah Pasti, seperti lecturing, discuss, video problem nanti mereka pikir
mengkombinasikan STEAM sendiri. Jadi di combine. Presentasi juga pasti.
dengan motode yang lain?

Apakah perlu menyiapkan Iya, karena selama ini aku masih mengajar kelas 3 dan 4, pasti ada
media sebelum medianya. Contohnya skeleton itu. Aku kasi tau dulu mereka
mengaplikasikan STEAM? harus gimana, baru aku tunjukan produknya.
Selain Cambridge apakah ada Pasti, Cambridge hanya memberikan materi, kadang idenya saya
mengunakan sumber lain dapat dari buku lain atau dari media yang lain bisa youtube,
dalam menerapkan pendekatan pinterest, google, dll. Kalo literature pasti kita butuh yang lain.
STEAM?

Apakah ada kendala dalam Waktu, karena susah menyesuikan dengan guru mata pelajaran
penyusunan RPP untuk yang lain. Contohnya saya perlu guru Art untuk mengambarkan
STEAM? segitiga namun kurikulum dia belum sampai disana. Tapi
kebetulan disini fleksibel, cuman masih susah untuk
menggabung-gabungkan.
Apa lembar penilaiannya Idelnya memang harus membuat rubric, karena STEAM itu
disesuaikan dengan menilainya bukan kuantitaif tapi kualitatif, jadi untuk STEAM ini
pendekatan STEAM dari 5 saya kebanyakan menilai dari rubric. Kalau workbook science
komponen? saja, jadi gak jadi satu.

Apa rubric disusun dari 5 Rubric dibuat sendiri-sendiri seperti art sendiri, yang mau dinilai
komponen STEAM? apa, scince juga sendiri. Misalnya dari sisi science apa benar
labelnya dengan tulangnya, art proporsi warnanya dan juga
bentuk, math benar tidak membagi pecahan cotton buds. Setiap
lesson beda rubic tapi menilai produk yang sama.

Apakah Ms. Berliana Sendiri, karena aku yang menentukan indikator rubricnya. Jadi
menyusun rubric sendiri atau tergantung setiap guru, mereka mau menilai apanya.
disiapkan dari kurikulum?
Apa kendala saat menyusun Penyesuaian ekspektasi kita saat membuat dengan yang terjadi di
rubric? lapangan seperti “kok gak sesuai sama rubric”. Namun
sebenarnya mudah jika yang membuat detail dan jelas, karena
saya kurang detail jadi agak sulit.

Apakah kalau soal Science Murni Science. Untuk soal aku ambil yang mencakup science
murni tentang Science atau ada saja.
komponen dari STEAMnya
lagi?

Bagaimana bentuk soalnya? Kalo untuk project biasanya instruksi atau produk. Kalau untuk
assessment ada lembar penilaian yang beda seperti quiz.

Apakah ada pedoman untuk Tidak, itu dari guru sendiri. Disesuaikan sendiri dengan
instruksi? teachernya, Namun dari pihak sekolah ada templatenya tapi
teachernya bisa mengadaptasikannya lagi.
Apakah ada kendala saat Waktu, saya pribadi susah di waktu karena saya bukan hanya guru
menyusun instrument tersebut subject, saya juga wali kelas. Jadi kalau saat project aku mengajar
seperti instruksi dan lain-lain? di kelas lain. Ada waktu cuman sedikit. Waktu untuk memikirkan
penilaiannya on the spot langsung di lapangan, itu pribadi saya
belum tertata.

Apa saja persiapan sebelum Melihat tujuan pembelajaran dulu baru ide, apakah ide masuk ke
mengajar dengan pendekatan tujuan tersebut.
STEAM?
Apa ide bisa menjadi kendala? Untungnya disini ada teaching team khusus perkomponen seperti
Science jadi bisa saling berbagi ide.

Apa kendala dalam proses Team worknya anak-anak, karena kadang ada anak yang tidak
pembelajaran pendekatan mengerti instruksi sehingga menjelaskan lagi, memakan waktu
STEAM? lebih lama. Mengerjakannya juga pasti ada konfliknya sampai
nangis, memakan waktu lagi, selesai hasilnya tidak puas, minta
diulang namun tidak ada waktu lagi. Kendalanya ya disitu.

Bagaimana cara menanggapi Saat akhir ada presentasinya jadi itu perkelompok digilir,
hal tersebut? misalkan project 1 kelompok 1 yang presentasi, nanti project 2
kelompok 2 yang presentasi, jadi giliran. Dan dipresentasipun
juga kadang ada masalah. Walaupun di RPP dibuat semua anak
mempresentasikan, namun di lapangan hanya satu kelompok saja
karena keterbatasan waktu.

Apa kendala yang dialami oleh Karena mereka belajarnya bareng-bareng, all in once jadi mereka
siswa saat belajar tidak tahu mana itu Science atau Math atau Art. Jadi untuk
menggunakan pendekatan mendapatkan indikatornya susah. Namun bagusnya anak jadinya
STEAM? tidak mengkotak-kotakkan komponen tersebut.

Apa perbedaan yang dirasakan Anak-anak lebih senang jika diberikan projek bersama teman-
anak-anak saat belajar temannya dan guru.
menggunakan STEAM dan
tidak?
Kalau dari segi Kita sebagai guru harus kerja extra lagi, menjelaskan yang kita
pemahamannya bagaimana? mau, kita harus ada extra waktu untuk menjelaskan kalau mereka
belum mengerti. Menjelaskan learning objectivenya.
Apakah siswa lebih mengerti Iya, namun tidak semua indikator yang kena.
menggunakan STEAM atau
tidak?
Menurut Ms. Berliana apakah Kalau mikirnya secara scientist harusnya bisa, seperti Pancasila
STEAM bisa diaplikasikan ke sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bagaimana
mata pelajaran yang bukan caranya kamu berlaku adil? Jika kamu punya permen 5 dan 3
Cambridge seperti bahasa teman, gimana kamu caranya adil? Jadi ke sana berpikir, Math.
Indonesia, Pkn atau agama? Namun memang agak susah tidak semua bisa diaplikasikan
STEAM.

Apakah selama sekolah daring Tidak, itu yang susah. Saya lebih ke project science, masih belum
tetap menggunakan STEAM? berani STEAM. STEAM juga butuh teamwork kalau daring susah
sekali. Kalau anak SMP kan bisa buat zoom sendiri, kalau SD kan
susah mereka.

Disini memakai STEAM 2 2 tahunan, cuman aku baru jalaninnya tahun lalu.
tahun atau setahun?

Apakah di MLI sejak awal Ada pelatihan. Ada sekolah provide untuk pelatihan, kalau buku
diberikan buku pedoman atau kita sendiri yang menyimpulkan. Jadi dari pelatihan saja.
pelatihan?
Narasumber : Miss. Itha
Tanggal Wawancara : 21 Juli 2020
Pertanyaan Jawaban
Menurut Miss pendekatan Steam itu sudah satu rangkaian dan uji pembelajarannya sudah
steam itu apa sih? menurut saya untuk anak-anak itu lebih gampang karena kan
science, teknologi, engineering, art sama mathematic jadi satu
gitu. Jadi pendekatannya lebih terarah kalo ke anak-anak jadi
gak keliatan ini pelajaran science, ini pelajaran teknologi, itu
gak keliatan jadi sudah terintegrasi jadi satu. Jadi kesatuan
pembelajaran buat anak anak itu lebih interaktif.
Apa yang membedakan steam Kalo steam itu yang jelas menghasilkan produk. Ya memang
dengan metode lain atau ciri gak harus project sih tapi pasti ada produknya yang kelihatan.
khasnya dari steam itu sendiri Jadi anak-anakku juga seneng, ini aku bikin seperti ini, tanpa
yang bener-bener bisa kita disadari mereka itu sudah belajar banyak. Padahal kan cuman
lihat? satu produk yang digunakan. Itu aja. Jadi produknya yang
kelihatan banget kalo itu steam, seperti itu. Ciri khas
pendekatannya adalah produk dari projectnya sendiri.
Apakah kita bisa melihat saat Enggak, kalo di My Little Island sendiri, steam itu sudah ada.
siswa membuat suatu produk Semacam waktunya sendiri. Jadi kita itu memang menarik dari
dan kita menilai metode yang guru-guru untuk membuat project steam. Jadi memang steam
digunakan adalah steam? ini kita jadikan salah satu unggulan di sekolahnya kita. Bukan
anak-anak ada project trus mereka milih pake steam sendiri gak
seperti itu, tapi memang steam ini ada satu event yang memang
untuk semua kelas begitu.
Selain event steam itu sendiri, Pembelajarannya selalu pake steam, tapi emang ada event
kadang pernah gak pake steam sendiri kayak nunjukin ini steamnya MLI kek gitu. Kalo setiap
pembelajarannya gitu? pembelajaran, science sih terutama itu pasti menggunakan
steam.
Apa saja langkah-langkah Sama aja sih sebenernya, cuman penyampaiannya aja sih yang
pembelajaran steam selama berbeda. Jadi misalnya kayak tadi, kita kan belajar tentang the
HBL dan dikelas? earth and the sun, disitu ada revolution sama rotation. Aku gak
jelasin rotation itu apa, revolution itu apa, gak seperti itu. Jadi
aku kasi dulu, Miss have a paper, and you may colour it, colour
the earth and the sun. Pokoknya kita udah kasi template seperti
itu. Trus akhirnya kita kasi instruction. Instructionnya apa gitu,
jadi cuman ngasi instruction aja. Jadi ini stepnya seperti ini
mereka sudah kerja sendiri.
Nah selain berfikir kritis, Kalo untuk kelas 1 dan 2 itu melatih motorik. Karena kan anak-
menurut Miss keterampilan anak ini pembentukan motoriknya ini sampe kelas 3, bisanya
apa aja lagi yang bisa dibentuk nulis halus, gunting-gunting. Namanya anak kelas 1, 2 masi
dari menggunakan pendekatan kepengen main-main, kalo kita kasi ini bacaan habis itu minggu
steam ini? depan kita ulangan, kayaknya udah gak jaman gitu. Motoriknya
jalan, otaknya juga oke, mereka juga merasa senang kayak gitu.
Ada syarat tertentu kah jika Sebenernya kalo menurut saya, art, science, math sama
saya ingin dikatakan memakai technology itu gak harus jadi 1. Misalnya cuman science sama
steam? Misalnya ikut technology aja, itu sudah stem kok. Gak harus, tapi kan
mencakupi 5 bidang ilmu ini memang kalo project besar, kayak yang eventnya kita steam itu
semua atau cukup pake 1 aja? memang harus 5-5 nya tercakup. Tapi kalo untuk yang dikelas,
Atau 2 aja? 2 aja itu sudah termasuk pendekatan steam.
Untuk eventnya itu dibikin Per kelompok. Jadi kalo steam di kita, kalo misalnya kelas 1 2
projectnya itu per kelas apa 3 4 5, kan ada satu bahasan yang mau diangkat sama gurunya.
gimana ya Miss? Jadi misalnya kelas 1 kemarin itu, food colouring. Trus kelas 2
itu make a natural playdoh, itu sudah termasuk steam juga sih.
Jadi tingkatannya juga tergantung kelasnya.
Menurut Miss selama Enggak sih kalo menurutku, mulai dari TK pun itu sudah pantes
memakai steam untuk jenjang dan cocok karena memang lebih ke project jadi gak yang
SD itu cocok gak sih? Sudah monoton belajar. Jadi meskipun masih kecil itu sudah cocok.
bagus diterapin steam apa Meskipun gak yang ribet, steam kan macem macem tuh,
masih terlalu dini? kadang kan orang mikirnya kalo steam itu harus robot. Enggak
kok, hanya simple, itu sudah steam gitu.
Apakah ada perbedaan RPP Gak ada deh, pedoman lesson plannya sama aja. Dan
waktu kita pakai pendekatan pedomannya lesson plannya pakai yang Cambridge.
steam dan enggak?
Bagaimana pengembangan Kalo indikatornya sih lebih berat sih sebenernya karena kan
indikator saat menggunakan kita sudah ke C3 dan C4. Jadi memang biasanya kalo ada di
pendekatan steam? IKDnya itu kadang memang biasanya kita diatasnya itu. Karena
disitu biasanya cuman mengetahui, itu sudah lewatlah,
maksudnya kalo anak-anak pake steam otomatis sudah
identifikasi trus membandingkan. Jadi otomatis indikatornya
berbeda. Apa yang kita capai kan juga beda. Kebanyakan
indikatornya lebih mengembangkan ke C3 dan C4. Lebih berat
sih memang sebenarnya tapi jatuhnya lebih ringan ke anak-
anak enggak yang mikir hafalan gitu gak bikin otak capek.
Biasanya metode atau strategi Disebutnya sih pake metode stem jadi lebih ke project gitu.
yang Miss pake waktu
pendekatan steam itu apa?
Apakah ada kegiatan intinya Kalo di RPPnya jelas, ada. Jadi misalnya artnya apa, itu ada
yang dari lesson plan yang disitu. Mewarnai, atau buat apa. Trus teknologinya apa,
detail ini menggunakan steam, printing misalnya. Memang ada kegiatan jelasnya, jadi
sciencenya ini, technologynya memang kita kan ada 5 pelajaran itu kita kerjasama gitu,
ini, kayak gitu di RPPnya? misalnya dari art aku mintanya ini, ini yang tak ambil. Tapi
biasanya, sebagian besar pokok bahasannya dari science.
Tinggal artnya mengikuti, teknologi mengikuti gitu.
Saat akan membuat project Kalo kelas 2 kebetulan memang aku kan ngasi contoh dulu kita
gitu biasanya Miss sudah mau bikin kayak gini loh, tapi gak aku jelaskan cara buatnya
menyiapkan medianya atau gimana, karena memang akan ada nanti, mereka juga sudah
langsung? belajar, ada instructionnya. Nah kalo misalnya salah, gak sesuai
sama yang punyaku, berarti kan ada something wrong.
Kalo misalkan ada yang salah, Iya, kalo memang dia ngomong miss kok beda ya. Saya coba
apa Miss ngasi tau gak kamu ngarahkan sih, coba di step yang ke sekian di cek lagi, kan
itu salahnya disini, dll? kelihatan biasanya. Misalkan dia guntingnya salah, itu kan
keliatan. Teachernya juga harus bener-bener ngerti
instructionnya jadi biasanya aku kasi contoh, jadi ini kita mau
bikin seperti ini sudah gitu aja. Nih instructionnya, cuman
dikasi itu, nanti begitu kelihatan gak sama mereka akan
respond.
Biasanya waktu Miss Pakai. Jadi biasanya buku science yang lain karena kita
melakukan pembelajaran, memang ada buku steam sendiri, jadi ada 1 pack bundle itu
selain buku dari Cambridge, steam semua, jadi kita bisa liat disitu. Pengen bikin apa, ada
Miss pakai bantuan buku-buku disitu semua.
yang lain gak?
Apakah ada kendala saat akan Gak ada sih ya, ngarasa nyaman, ngerasa lebih enak juga sih
menyusun RPP pendekatan pake steam. Biasanya kalo kita bikin RPP yang panjang gitu
steam? kan bingung menuangkan gitu. Kalo pake steam ya udah jalan
aja, soalnya kan udah ngerti langkah-langkahnya.
Trus kalo misalnya mau Ada aja sih, mengalir, karena kan biasanya diperbanyak sama
memunculkan idenya ini nanti baca buku, trus lihat di Tiktok itu banyak banget sih, di Tiktok
dibuat apa gitu, gimana Miss? itu sebenernya banyak sekali steam, trik-trik itu kan banyak, itu
juga udah termasuk steam. Jadi banyak sekali, di Tiktok itu
cukup banyak, di Youtube malah lebih banyak lagi. Pokoknya
cari yang aplikatif ajalah yang kehidupan sehari-hari, yang
mudah.
Saat menilai, itu cukup ini nilai Ada semua, kita selalu di RPP itu tercantum, misalnya,
sciencenya. Atau mencakup penilaiannya itu sudah ada. Artnya yang mau dinilai apa aja,
dari sciencenya, trus indikatornya apa aja, itu sudah ada. Jadi kita sebelum masuk ke
technologynya gitu? pembelajaran di RPPnya sudah ada. Kalo yang di kelas 2 loh
ya. Misalkan di art yang mau dinilai ini indikatornya ini.
Technology, itu apa, itu sudah ada semua. Science nanti masuk
ke sini, math masuk kesini.
Apa masih diterapin ke Miss Harusnya menerapkan karena itu sudah aturan dari kurikulum.
sendiri atau guru lain gak? Jadi kita setiap kali steam selalu ada penilaian begitu.
Kalo pedoman nulis steamnya Iya, tapi kita menambahi juga sih, yang pengen dicapai apa,
berarti emang dari buku yang balik ke indikatornya yang awal tadi.
ada itu, kayak nilainya gimana
gitu?
Ada kendala gak Miss kalo Selama ini belum ada sih. Jadi memang lebih enak aja gitu, kalo
nyusun penilaian kek gitu? kita indikatornya ini ya sudah berarti sudah terukur, harus
sudah terukur, gak mungkin kita mau bikin stem tapi belum
terukur. Jadi otomatis misalnya kalo anak gunting lurus,
guntingnya agak miring itu sudah ada nilainya begitu. Dari guru
artnya juga sudah ngasi pedomannya. Jadi nanti dia sendiri
yang nilai tapi kita kan juga mengarahkan biar nilainya juga
bagus. Guru art itu sudah ngasi nilai ke kita, instrument
penilaiannya. Apa-apa saja yang mau dinilai dari art, gitu
misalkan.
Worksheet untuk steam itu ada Ada. Tapi yang biasanya ditambah worksheetnya itu science
sendiri? karena kan kalo ini misalkan bikin steamnya kan medianya
science. Trus misalnya kalo stemnya medianya math berarti
worksheet stemnya yang tadi ditambah mathnya.

Untuk worksheet, Miss yang Tetep team worknya, dari stem itu tadi. Dari guru kelas,
susun sendiri atau team begitu? misalkan yang ngajar teknologi itu siapa, yang ngajar art siapa,
yang ngajar math siapa. Awal tahun pelajaran itu kita kan sudah
ngerti yang dipake steam apa aja, jadi nanti yang guru science,
teknologi, art, math itu langsung, otomatis gitu.
Biasanya ada kendala dalam Kendala waktu aja sih, jadi misalnya kita nih mau meeting
menyusun worksheet? tentang steam ini, yang ini belum bisa, yang ini belum bisa,
akhirnya nyamain waktu dulu.
Apakah Miss menemukan Di waktu sih, kadang molor. Jadi biasanya di RPP nya, lesson
kendala saat pembelajaran full plan kita itu kita tulis misalkan 3x JP untuk steam. Tapi
dari awal sampai akhir? ternyata, kalo itu kita yang ngerjain pasti bisa 3 JP, misalnya
ya. Tapi kalo anak-anak pasti otomatis mundur. Karena
memang anak-anak juga kan cara pikirnya beda sama kita, cara
kerjanya juga beda. Itu sih waktunya aja, mungkin selalu agak
molor. Tidak sesuai dengan lesson plan.
Biasanya kalo Miss punya Kita itu sudah punys strategi sebenernya, ngomongnya ke anak-
kendala waktu, cara anak itu udah ya ini 2 minggu, padahal kita sudah punya spare
menanggapinya itu gimana? time 1 minggu untuk penyelesaian. Jadi sebenernya 3 minggu
tapi yang diomongkan ke anak-anak ini 2 minggu. Jadi anak-
anak kan ada target, 2 minggu udah selesai, nanti kan yang 1
minggu ini bisa untuk definisi gitu.
Biasanya selama Miss ngajar Kendalanya untuk keterampilan anak ini kan beda-beda jadi
pake steam itu apa sih biasanya memang kalo yang project pribadi itu saya gak masang standar
yang Miss perhatikan dari yang tinggi. Tapi untuk yang kelompok, kan steam itu ada 2
peserta didiknya itu? macem ya, ada yang individu ada yang kelompok, yang untuk
kelompok ini menyiasati anak yang memang misalnya nih 4
kelompok, 1 anak ini pasti ada yang up, trus 1 pasti saya kasi
yang agak kurang gitu, ada 1 yang seneng gunting gunting, ada
yang 1 seneng mewarnai. Jadi kita juga harus memahami
karakter anak-anak. Oh anak ini kurang dalam mewarnainya,
misalnya anak ini lebih pinter gunting, jadi kita jadikan 1. Kalo
yang individu saya gak pernah bikin steam yang berat. Karena
disesuaikan dengan komposisi anak kan beda-beda cara
kerjanya juga beda.
Berarti yang bentuk kelompok Iya, gak pernah saya membiarkan kalo untuk steam
itu Miss sendiri ya? membiarkan anak-anak itu memilih kelompoknya sendiri. Atau
gak biasanya saya pilih leadernya, saya gandengkan siapa, trus
kerena itu sudah up sama yang kurang kan, nanti yang 2 boleh
pilih sendiri.
Narasumber : Mr. Taufik (Guru Mata Pelajaran Matematika)
Tanggal Wawancara : 22 Juli 2020

Pertanyaan Jawaban
Menurut Mr, pendekatan Menurut saya pendekatan steam itu mengajarkan kombinasi.
steam itu apa? Contohnya seperti saya mengajar math dan bagaimana math itu
bisa teraplikasikan di mata pelajaran lain seperti science, art,
technology dan English.
Apa sih yang membedakan Menurut saya metode pembelajaran itu kan ada banyak ya
steam dengan pendekatan yang seperti PPL, PJBL, Discovery, dll. Nah kalo steam ini tidak
lain seperti project walaupun hanya berbasis project tapi teachernya juga menjelaskan seperti
steam juga sama-sama membuat matematika pecahan tetapi terdapat unsur artnya juga,
melakukan project? Ciri khas atau ada teknologinya juga. Intinya dalam pendekatan ini harus
steam itu apa? lengkap semuanya S.T.E.A.M nya. Kalo PPL kan ya sudah
project saja seperti itu. Kalo steam kita lebih mengharapkan
setiap siswa itu memiliki kemampuan kecakapan dalam bidang
teknologi, matematika dan juga seni, dll.
Ada perbedaan kah saat Mr Kalo steam lebih kompleks ya. Kalo stepnya itu basic sih, jadi
melakukan pendekatan steam untuk merangsang pikiran anak-anak itu harus ke tujuan
ataupun tidak? Dilihat dari segi pembelajarannya, hari ini itu tentang apa sih gitu. Kalo
langkah pembelajarannya. misalkan math gak langsung ke mathnya sih, bisa dari kegiatan
sehari-hari dulu.
Setiap lesson plan kan ada metode pembelajarannya sendiri,
kalo steam itu kita persiapannya lebih matang dan lebih detail
seperti sebulan atau 2 bulan sebelumnya.
Dengan menerapkan Pasti sih, kalo dibandingkan dengan project bisa ya. Kalo steam
pendekatan steam apa bisa itu kan bagaimana mereka bisa mengaplikasikan 5 hal tersebut
menumbuhkan tingkat berfikir dalam 1 pekerjaan. Contohnya seperti kegiatan cooking class,
kritisnya siswa? jadi steamnya itu seperti proses pembekuan es batu, gimana sih
biar air itu bisa beku. Trus kok lama-lama udah gak membeku
lagi dan akhirnya jadi cair. Itu sciencenya. Nah kalo
mathematicnya gimana mereka bisa membuat resep atau
komposisi itu dengan rasa yang pas, misalkan buat es buah,
susunya berapa, perbandingan sirup sama susunya, seperti itu.
Kalo artnya misalkan gimana mereka bisa decorate makanan
tersebut biar interesting gitu. Kalo IT nya mungkin kayak
mereka bisa bikin pamphlet untuk promosi supaya esnya
menarik.
Apa ada syarat tertentu jika Sebenarnya menggunakan 2 atau 3 itu sudah disebut
misakan saya ingin melakukan pendekatan steam. Steam itu sebenarnya tanpa disadari kita
pendekatan steam? Apa harus sudah menggunakan ke 5-5 nya. Contohnya misalkan pake
memakai 5 bidang ilmu crayon mungkin kita bisa ganti ke paint jadi itu termasuk IT.
tersebut atau bisa hanya 2 atau Tinggal teachernya saja sih yang mengintegrasikannya mana
3? yang sciencenya, mana yang math, mana yang engineering dan
mana yang artnya.
Selain keterampilan berfikir Banyak, seperti literasi sains, creative thinking, dan
kritis, keterampilan apa saja komunikasi.
sih yang bisa kita temukan saat
menggunakan pendekatan
steam?
Selama membuat lesson Di steam sendiri itu untuk pendekatan indikatornya itu pasti
plannya itu, untuk pendekatan ada. Tapi kembali lagi karena tidak semua di steamkan begitu.
steamnya, pengembangan Setiap guru itu tau mana sih yang lebih maksimal untuk project
indikatornya seperti apa sih? dan mana sih yang tidak usah menggunakan project, jadi guru
itu sudah tau mana yang harus di steam kan. Untuk pendekatan
indicator, itu sudah pasti, tidak hanya steam saja. Ketika kita
tidak membuat steam itu pasti akan tujuannya itu minimal
indicator kompetensinya tercapai. Jadi tetap dikembangkan.
Biasanya strategi atau metode Kalo aku sih problem, PPL. Kalo saya sendiri punya kepuasan
apa sih yang Mr satukan ketika siswa itu bisa melihat pertanyaannya sendiri.
dengan pendekatan steam?
Yang paling cocok itu yang
mana?
Untuk kelas kecil dan kelas Kalo di kelas 6, mereka harus membuat 3D shape, itu saya
atas kan biasanya berbeda ya, cuman kasi ide aja, tapi saya gak kasi contoh 3Dnya seperti apa.
kalo membuat project gitu Mr Jadi saya suruh mereka mengembangkan kreativitas mereka.
sudah menyiapkan contohnya Jadi mereka harus berfikir dari 0 saya cuman memberi ide ini,
atau murni aja gitu? ini, ini, begitu. Kalo dikelas tinggi memang harus dirangsang
agar lebih kreatif.
Kalo dikelas kecil mungkin harus dikasi contohnya ya, tapi
untuk menghiasnya sekreatifitas mereka. Dan dikelas math ini
kita punya perayaan matematika sendiri. Jadi kita
menghadirkan produk dari siswa dan guru dan itu juga
diperlihatkan ke sekolah-sekolah lain.
Untuk instrument penilaian Kalo kelas saya menilainya itu dari rubric, penilaiannya itu
apakah dibagi science, math, semuanya. Ketika saya modern art misalkan warnanya berapa
dll atau murni nilai matematika nilainya, keserasiannya, meskipun tidak sciencenya berapa
gitu? teknologinya berapa, itu kita pasang dulu rubricnya. Apakah
kita melihat dari komunikasi, keaktifan, seni dan gradasi warna.
Dan itu yang menilai bukan saya sendiri, kalau gradasi warna,
saya komunikasi dengan guru artnya.
Kalau di kelas 1, karena kebetulan IT sama art kan dipegang 2
kelasnya juga ya, jadi itu bisa sekalian kita nilai juga jadi lebih
gampang untuk menilainya.
Selama Mr menggunakan Waktu sih ya. Karena kalau menggunakan steam memang
pendekatan steam, ada gak sih harus konsen dan relate gitu. Sebenernya kalo 1 steam
kesulitan dalam menyusun semuanya harus steam biar bisa memadupadankan waktu dan
penilaian, RPPnya gitu? kerjasamanya gitu.
Worksheetnya ada gak sih? Bisa, kita gak mengklasifikasi ini math, math aja gitu, tapi
Misalkan kayak math, ya digabung. Saat saya mengajar kelas 1 jadi disitu ada mewarnai,
soalnya math aja atau kita bisa jadi disitu ada bunga, misalkan perkalian yang hasilnya 20
buat soal yang bisa ada steam diwarnai biru, seperti itu. Jadi steam itu bukan hanya
gitu? dipembelajaran tapi untuk dibuat soal-soal juga bisa. Ataupun
project berbasis prosedur, kalo misalkan project kan kita
disekolah, kalo dirumah bisa banget, jadi kita sudah
menyiapkan modul. Kita susun alatnya seperti ini, bahannya
seperti ini, lalu langkah-langkah kerjanya seperti apa. Jadi nanti
anak-anak saya suruh mengeksekusi kerjanya dan diakhirnya
ada pertanyaan juga bisa seperti itu.
Kendala selama menyusun Menghubungkan supaya tetap integrated dan dipahami anak-
worksheet itu apa sih? anak gitu. Pertanyaan dan jawaban yang seperti apa yang kita
mau. Dan ekstimasi waktu juga, jadi misalkan kayak outing, itu
sudah pulang jam berapa nah jadi kita mengekstrak
pertanyaannya, jadi misalkan pertanyaannya itu 5 tapi
bagaimana 5 ini bisa represent ke materi yang akan kita
sampaikan.
Kalau di kelas kecil apa tetap Disini kalo dari kelas 1 sih udah pasti ya aka nada stem. Sama
dibuat steam atau bagaimana? sih sebenernya kayak kelas-kelas besar, kita harus konsultasi
dulu dengan guru science, art, dll. Cuman pertanyaannya gak
serumit di kelas besar sih, masih basic gitu. Untuk pembuatan
soal-soal gitu guru matematikanya membuat, lalu nanti ke
HOD, jadi disana di cek grammarnya, apanya gitu. Kalau sudah
benar nanti kita tanya ke guru bahasa Inggris udah benar atau
belum grammarnya, jadi dari kebahasaannya juga.
Selama mempersiapkan media Enggak sih ya. Karena kita juga gak maksain misalkan ini
ada kendala gak? Seperti susah memang tidak bisa disteamkan, ya udah enggak gitu. Kita akan
mencari bahan? ambil yang memang terhubung begitu. Tapi tetap kemampuan
literasi, creative thinking anak-anak tercapai.
Ada kendala saat mengajar Kendala mungkin karena kemampuan anak-anak kan beda ya,
pendekatan steam? jadi misalkan yang 1 paham, tapi yang lagi 1 gak ngerti disuruh
ngapain. Nah jadi kita harus menjelaskan lebih biar dia itu lebih
nangkap maksudnya, steam dihari itu apa sih begitu. Kalo dari
waktu sih lumayan lama ya, 8 jam seminggu.
Pernah kekurangan waktu saat Tetap sisa. Karena kita sudah ada time tablenya, misalkan oh
membuat project? matematika ini susah jadi kita ambilnya satu bulan misalkan,
atau kalo gampang 1-2 minggu saja cukup. Jadi gak yang 1
lesson ada yang lama, ada yang sebentar, tergantung projectnya
dan tingkat kesulitannya.
Kalau di kelas 1 sama aja sih, cuman lebih rewel, karena anak-
anak takut salah.
Pernah gak Mr kesulitan dalam Ya sering sih ya. Untuk membuat kalimat untuk
mencari ide untuk project? menggabungkan ke 5-5nya itu. Kadang misalkan sama science
udah cocok nih, eh tapi ternyata sama teknologinya belum
cocok.
Selain buku Cambridge, ada Kalo buku khusus steam sih gak ada ya, pinter-pinter gurunya
gak sih buku lain? Seperti buku aja untuk memperkaya literasi. Kalau buku lain ada sih seperti
khusus steamnya sendiri? buku pembelajaran dan worksheet gitu tapi yang dibuku.
Steam disini baru 2 tahun ya, Ada pelatihannya tapi internal. Kalo dari luar itu belum, cuman
awal mulanya itu sampai guru- kalo internal dari sekolah udah. Dan kebetulan juga beberapa
guru tau ada steam itu apakah guru sudah tau steam itu apa gitu.
diberi pelatihan dulu atau
gimana?
Kalau misalkan ada guru baru Kalau saya kemarin, saya kan guru baru, jadi kemarin itu lewat
apakah pelatihannya zoom karena jauh kan. Itu ya ditanya udah tau steam belum,
disendirikan atau belajar dari gitu.
guru-guru yang sudah
mengikuti pelatihan?
Narasumber : Miss. Rina (Guru Mata Pelajaran Matematika)
Tanggal Wawancara : 22 Juli 2020
Pertanyaan Jawaban
Menurut yang Miss tau, Steam itu pengajaran lewat project, tapi tidak hanya untuk math
pendekatan steam itu apa sih tapi gabungan dari beberapa mapel trus dijadikan 1 project
Miss? seperti itu.
Apa sih yang membedakan Steam itu project dari beberapa mapel yang saya lihat. Project
steam dengan metode-metode itu kan ada 2, project besar dan kecil. Nah kalo yang kecil itu
lainnya? setiap mapel, nah kalo yang steam ini project besar jadi
kebanyakan menggaet mapel yang lain seperti science, art, dll.
Langkah-langkah apa yang Sebenernya sih sama aja ya, mungkin kalau steam lebih
dilakukan saat akan memulai complete ya. Kalo misalkan pembelajaran biasa kan kadang ada
pembelajaran dengan yang bisa kelewat. Tapi kalo steam itu harus terurut, kalo gak
menggunakan pendekatan terurut bukan student center jadinya.
steam?
Kalo steam kan lebih ke Kelompok. Dan itu secara tidak langsung melatih siswa untuk
project, itu pengerjaannya kerjasama, kayak gitu.
individu atau kelompok?
Selain kerjasama apa kita bisa Bisa. Itu bisa kita lihat ketika kita mulai steam, kita sudah
menumbuhkan keterampilan memiliki runtutannya gitu kan, langkahnya mulai darimana.
berfikir kritis siswa dari Biasanya kalo kita sudah memberikan ke anak-anak mereka
menggunakan pendekatan sudah langsung punya ide. Misalkan mereka sudah mempunyai
steam? ide menghiasnya seperti apa.
Selain kolaborasi dan berfikir Komunikasi. Soalnya kalo disini cenderung anak-anaknya
kritis, keterampilan apa lagi punya temperamen tinggi ya. Kalau berkelompok kan lebih
yang bisa kita tumbuhkan? bisa berkomunikasi, soalnya umur-umur segitukan banyak
egoisnya. Kalo berkelompok kan gak bisa. Nah jadi mereka
harus bisa berkomunikasi yang baik biar ide itu berkembang.
Apa harus menggunakan 5 Minimal 2 sih bisa. Cuman kalo 1 mapel sih belum pernah.
bidang ilmu dalam pendekatan
steam atau bisa hanya
menggunakan 2 atau 3?
Steam itu kan diterapin di SD Kalau secara kemampuan sudah waktunya, malah harus ya.
dan TK. Apakah cocok Cuman kita bentroknya dengan kurikulum di sekolah juga.
pendekatan steam ini Yang kemarin-kemarin kan masih nilai oriented gitu, jadi
dilakukan di SD? misalkan 1 semester harus selesai 5 BAB gitu. Tapi kalau ada
steam pasti akan berkurang. Apalagi kalo yang kelas atas, 5 dan
6. Kelas 5 dan 6 kan mengejar materi ya, nah steam ini juga
harus berjalan, masalahnya steam ini kan butuh waktu juga gak
cuman sehari, 2 hari saja.
Dalam penyusunan lesson Ada, karena steam kan punya lesson plannya sendiri ya, jadi
plan, ada gak keterangan detail kalo meeting harian biasa itu ada, tapi kalo mau mengadakan
tentang steam? steam juga ada, individual map namanya.
Pedoman saat membuat RPP Kalau dari template ya dari sekolah, karena berurusan dengan
bagaimana? Apakah mencari dana juga, jadi sebelum kita mengajukan dana, materian untuk
sendiri atau dapat dari sekolah? steam, sekolah harus tau tujuannya apa, prosesnya bagaimana,
mungkin kalo ada referensi dari tempat lain dilampirkan
fotonya, hasilnya akan seperti apa, dll.
Contoh indikator saat Indikator itu disesuaikan sama projectnya seperti apa dan mau
melakukan pendekatan steam dikembangkan bagaimana begitu.
itu seperti apa?
Saat melakukan pembelajaran Gak mesti sih ya, kadang ya steam aja. Kadang kalo emang
kan ada beberapa metode agak sulit dikasi problem solving. Gak semua sih, biasanya
seperti metode project, cuman beberapa kelompok yang saya beri problem solving.
problem solving, dll. Nah kalo Kan setiap kelompok punya kemampuan yang beda-beda.
Miss biasanya pake metode
apa?
Sebelum Miss mulai Kalau saya sebenernya tergantung dari siswanya. Soalnya
pembelajaran, Miss sudah setiap siswa itu berbeda. Kalau rata-rata anak-anaknya sudah
menyiapkan projectnya itu mandiri, saya hanya memberikan petunjuk. Tapi kalau sebagian
seperti ini dan selanjutnya besar masih belum mandiri, biasanya saya arahkan dan berikan
terserah kalian atau Miss contoh. Jadi tergantung rata-rata kemampuan anaknya.
memberikan contoh terlebih
dahulu?
Apakah ada kendala saat Ada. Kendalanya biasanya waktu. Menempatkan waktu ini
menyusun lesson plan? dimana itu yang kadang susah.
Rubric penilaian Iya, tiap-tiap pelajaran juga. Misalkan science tentang tulang,
menyesuaikan sesuai nanti dia mengerti apa tentang tulang. Ketika kita membuat
projectnya? tulang mungkin kita bisa masukkan mapnya berat gitu. Itu nanti
ada sendiri rubricnya. Trus artnya rapi atau tidak, itu juga ada
rubricnya. Jadi setiap mapel ada rubricnya sendiri.
Saat menyusun rubric Waktu menyusun rubric sih gak ada kendala. Waktu
penilaian ada kendala gak sih menilainya sih biasanya saat waktunya mepet, kan ada batas
Miss? waktunya. Dan disaat seharusnya udah selesai tapi ternyata ada
yang belum selesai, kita pasti bantu yang gak selesai itu kan,
jadi kadang terlupakan rubric kelompok ini nilainya apa ya,
soalnya di proses kan juga ada penilaian gak cuman di akhir
saja.
Kalau di worksheet itu keliatan Iya, ada. Tapi porsinya setiap lesson. Jadi sciencenya sendiri,
sciencenya, technology, art, math sendiri. Ada templatenya juga, kayak math soalnya apa,
dll? science soalnya apa. Walaupun belajarnya lagi math begitu.
Bagaimana cara Miss Iya, diskusi. Sebelum kita melakukan steam, guru-guru
menyusun worksheetnya? meeting bareng gitu, kita menentukan pelajaran apa yang cocok
Apakah individu atau diskusi? sama math misalkan. Itu termasuk rubric, soal, semuanya gitu.
Kendala dalam Kalau untuk matematika untuk mencari ide sebenarnya sulit,
mempersiapkan bahannya apa kalau science kan banyak ya. Dan umumnya, biasanya
aja? matematika ngikut, bukan headnya. Kecuali kelas 6 ya, kalo
kelas 4 itu biasanya ngikut.
Saat mengajar apa Miss Kalau saya sih materi dulu baru project ya, supaya lebih lancar.
melakukan project terlebih
dahulu atau menjelaskan
terlebih dahulu?
Selama proses pembelajaran Kalau anak-anak sudah stuck ide. Dan kadang ada beberapa
berlangsung, kedala yang anak yang kurang menangkap materinya, itu jadi gak ngerti
pernah Miss alami itu seperti harus ngapain. Otomatis itu kan idenya gak berkembang,
apa? intinya begitu sih. Dan hasilnya gak sesuai harapan.
Kalau terjadi kendala seperti Biasanya saya selalu memberikan pancingan ide sih ya, setiap
itu, cara Miss menanggapinya kelompok itu pasti. Cuman gak setiap kelompok bisa
seperti apa? terpancing dan itu gak papa sebenarnya. Dan itu proses kan ya,
jadi terlihat sejauh mana kemampuan siswa.
Apakah ada perbedaan Sebenarnya lebih mudah menggunakan steam sih ya. Kalau ada
pemahaman siswa saat Miss siswa yang masih belum paham sih ya pasti dilain waktu kita
menggunakan steam dan akan mengulang lagi. Biasanya kalo ada sangat amat butuh
tidak? pengertian lebih, atau exercise lebih bisa ada intensive care
gitu, semisal sepulang sekolah dikasi tambahan.
Selama proses pembelajaran, Kalau yang saya lihat sih kesulitan dengan temannya.
apa aja kendala yang dialami Kerjasamanya gitu. Saya menanggapinya sih dengan
oleh para siswa saat sedang consequences, kalau tidak ikut bantu, apa konsekuensinya.
membuat project?
Selain menggunakan buku Iya, biasanya untuk steam itu kita mencari sendiri.
Cambridge apakah Miss
menambahkan buku-buku
lain? Itu didapat dari sekolah
atau mencari sendiri?
Untuk mapel lain seperti PKN, Bisa, kayak IPS misalkan, tentang keragaman budaya itu juga
IPS itu apakah bisa bisa.
menggunakan steam?
LAMPIRAN V

Lesson Plan

School

Subject

Grade/ Semester

Time Allocation

Unit/ Lesson

Lesson Objectives

Indicators

Key Words

Expected Character

Teaching Methods

Sources

Teaching Media

Assesment

Time Allocation Activities

Pre - Teaching

Time Allocation Activities


Whilst Teaching Pada inti kegiatan ini diberi keterangan kegiatan yang
sesuai dengan komponen STEAM seperti kolabirasi
dengan art

Time Allocation Activities

Post - Teaching
School Activities

Objective Criteria Report

(Lesson Plan Outing Class)

Venue

Grade

Activity details:

Memaparkan secara singkat kegiatan yang dilakukansaat outing class

Additional Expereience:

Memaparkan pembelajaran atau pengetahuan yang hanya didapatkan di tempat


outing class atau pembelajaranyang tidak didapatkan di dalamkelas.

Subject Relation to activity Chapters

Science

Technology

English b

Math

Art

Mata pelajaran di
luar STEAm apabila
ada contoh : PPKn
dll
LAMPIRAN VI

Kegiatan presentasi pada saat STEAM Day

Both atau stan siswa untuk mempresentasikan hasil project


Kegiatan presentasi project STEAM day kepada kelas lain

Kegiatan outing class kunjungan ke Kebun The Wonosari


Kegiatan observasi sederhanaatau mengerjakan worksheet saat outing class

Kegiatan presentasi di dalam kelas setelah membuat project pembelajaran berbasis


STEAM
Proses pembelajaran berbasis STEAM pembuatan project

Kegiatan pembelajaran berbasis STEAM saat pembelajaran daring


Project siswa pembelajaran berbasis STEAM membuat kerangka manusia

Worksheet siswa saat pembelajaran berbasis STEAM


Worksheet siswa saat kegiatan outing class
LAMPIRAN VII
BUKTI KONSULTASI SKRIPSI
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

Nama : Beatrica Aulia Rahmawati


NIM : 16140014
Judul : Implementasi Pembelajaran Berbasis STEAM dalamMenumbuhkan
Keterampilan Berpikir Kritis di SD My Little Island Malang
Dosen Pembimbing : Dr. Zubad Nurul Yaqin, M.Pd
NIP : 19740228 200801 1 003

No Tgl/Bln/Thn Materi Konsultasi Tanda Tangan


Dosen Pembimbing
1 13 April 2020 BAB I – BAB III

2 17 April 2020 Instrumen Wawancara

3 6 Mei 2020 Revisi Instrumen Wawancara

4 13 Oktober 2020 BAB I – BAB VI

5 25 November 2020 BAB I˗VI dan Abstrak

6 30 November 2020 Acc


LAMPIRAN VIII
LAMPIRAN IX
LAMPIRAN X

BIODATA PENULIS

Nama : Beatrica Aulia Rahmawati

NIM : 16140014

Tempat tanggal lahir : Negara, 30 Oktober 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Fakultas/ Jurusan : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan


Keguruan / Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Tahun Masuk : 2016

Alamat : Jl. Nusa Indah. Gang. XII. No. 4. Perumnas. Baler


Bale Agung. Negara-Bali

Nomor Telepon : 082144989861

E-mail : beatricaar45@gmail.com

Nama Orangtua Ayah : Drs. H. Sugeng Sudarsono, M.Pd

Ibu : Hj. Istianah

Pekerjaan Orangtua Ayah : Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Ibu : Ibu Rumah Tangga

Riwayat Pendidikan :

1. TK Aisyiyah Bustanul Athfal 2 Negara


2. MIN 3 Jembrana
3. Mts.N 4 Jembrana
4. MAN 1 Jembrana
5. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Anda mungkin juga menyukai