Anda di halaman 1dari 24

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

SPECIAL GRACE DALAM AGAMA KRISTEN SEBAGAI


KUNCI KESELAMATAN
(Melihat Keistimewaan Agama Kristen Diantara Agama-Agama
Menggunakan Model Pemenuhan)

MAKALAH

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Nilai Kelompok Mata

Kuliah Teologi Agama-Agama

Dosen Pengampu : Enta Malasinta Lantigimo, D.Th.

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Wahyu Setiawan 202579
Annes Monica Setiani 212594
Candra Kurniawan 212600
Daniel Saputra 212603
Dessy 212607
Jhon H.A. 212615
Lisa Mareta Hawini 212618
Paska Hawini 212631
Shindy Feluanita 212639

Program Sarjana Program Studi Teologi


BANJARMASIN
MARET 2024
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

KATA PENGANTAR
Segala ucapan syukur dan terima kasih kelompok ucapkan kepada Tuhan

Yesus karena berkat dan kemurahan-Nya, sehingga penulis diperkenankan untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah Teologi Agama-Agama ini sesuai dengan waktu

dan kesempatan yang telah ditentukan. Kelompok juga mengucapkan terima kasih

kepada Pdt. Enta Malasinta Lantigimo, D.Th, selaku dosen pengampu mata kuliah

Teologi Agama-Agama yang telah memberikan arahan serta membimbing

kelompok dalam rangka penyelesaian tugas kelompok ini.

Kelompok berharap dengan adanya tulisan dalam makalah ini dapat

memberikan manfaat serta memperkaya ilmu bagi semua orang yang membaca

makalah ini. Kelompok dengan rendah hati menyadari bahwa penulisan ini pastinya

terdapat banyak kekurangan, karena itu kelompok memohon saran dan masukan

dari pembaca sekiranya mampu membangun serta memberikan kontribusi untuk

pengembangan tulisan-tulisan ilmiah lainnya. Demikian pengantar dari kelompok,

atas perhatian dan kerjasamanya kelompok ucapkan terima kasih, Tuhan Yesus

memberkati.

Banjarmasin, Maret 2024

Kelompok 4

i
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1. Pengertian Model Pemenuhan ..................................................................... 3

2.2. Dinamika Munculnya Model Pemenuhan ................................................... 4

2.3. Model Pemenuhan Menurut Paul F. Knniter............................................... 6

2.4. Pemahaman Mengenai Anugerah Umum dan Anugerah Khusus ............... 6

2.5. Konsep Keselamatan Menurut Agama Kristen ........................................... 9

2.5.1. Manusia Berdosa .................................................................................. 10

2.5.2. Penebusan Dosa ................................................................................... 10

2.5.3. Yesus Sang Penebus Dosa dan Juruselamat ........................................ 11

2.6. Kemungkinan Berdialog dalam Model Pemenuhan .................................. 13

2.7. Kelebihan dan Kekurangan Model Pemenuhan ........................................ 14

2.7.1. Kelebihan ............................................................................................. 14

2.7.2. Kekurangan .......................................................................................... 15

2.8. Analogi Model Pemenuhan ....................................................................... 15

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 17

3.1. Refleksi Teologis ....................................................................................... 17

3.2. Kesimpulan ................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

ii
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya dan terdiri atas beragam budaya dan

agama. Secara etimologis kata keberagaman berasal dari kata ragam yang artinya

tingkah laku, macam, atau jenis, warna, corak.1 Salah satu keberagaman Indonesia

adalah terdiri dari enam agama resmi yakni Konghucu, Budha, Hindu, Kristen,

Katolik dan Islam. Agama-agama ini hadir di tengah masyarakat Indonesia dan

saling bertemu melalui penganut-penganutnya. Supaya tidak ada aksi yang bersifat

intoleransi, maka setiap agama berupaya untuk berdialog antara agama satu dengan

yang lainnya yang tujuannya adalah untuk saling memahami dan menghormati

keyakinan agama lain.2 Salah satu pelajaran yang berkaitan dengan hal itu adalah

Teologi Agama-Agama.

Teologi Agama-Agama adalah upaya dari sebuah komunitas keagamaan

untuk melakukan refleksi tentang kesadaran baru sebagai upaya untuk memberikan

respon terhadap persoalan pluralisme. Dalam teologi agama-agama, masyarakat

diarahkan pada upaya menjaga identitas agama sendiri tanpa meremehkan dan

bahkan bisa menghargai agama lain.3 Dengan adanya studi-studi yang semacam ini,

maka sikap toleransi antar umat beragama di Indonesia akan terpupuk dan aksi

intoleransi dapat diminimalisir. Pada teologi agama-agama terdapat berbagai model

1
Armen, Buku Ajar Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar (Yogyakarta : Deepublish, 2015), 37,
diakses pada tanggal 23 Maret 2024, Buku Ajar Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar - Google Books.
2
Layla Nur Zakiya, “Dialog Antra Agama: Sebuah Upaya Kerukunan Umat Beragama”,
dalam Hidayatuna.com pada tanggal 27 Januari 2023, diakses pada tanggal 23 Maret 2024, Dialog
Antar Agama: Sebuah Upaya Kerukunan Umat Beragama - HIDAYATUNA.
3
Martina Novalina dan Herman Pakiding, Pengantar Teologi Agama-Agama (Jakarta :
Martina Publisher, 2019), 7, diakses pada tanggal 23 Maret 2024, Pengantar Teologi Agama-Agama
(Konteks Indonesia) - Google Books.

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

pemahaman, salah satunya adalah model pemenuhan. Model inilah yang akan

menjadi fokus utama dalam makalah ini secara khusus bagaimana model ini melihat

keistimewaan agama Kristen diantara agama-agama lainnya.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana Pengertian Model Pemenuhan ?

1.2.2. Bagaimana Sejarah Munculnya Model Pemenuhan ?

1.2.3. Bagaimana Model Pemenuhan Menurut Paul F. Knniter ?

1.2.4. Bagaimana Pemahaman mengenai Anugerah Umum dan Anugerah Khusus

dalam Agama Kristen ?

1.2.5. Bagaimana Konsep Keselamatan Menurut Agama Kristen ?

1.2.6. Bagaimana Kemungkinan Berdialog dalam Model Pemenuhan ?

1.2.7. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Model Pemenuhan ?

1.2.8. Bagaimana Analogi Model Pemenuhan ?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Menjelaskan Pengertian Model Pemenuhan.

1.3.2. Menjelaskan Sejarah Munculnya Model Pemenuhan.

1.3.3. Menjelaskan Model Pemenuhan Menurut Paul F. Knniter.

1.3.4. Menjelaskan Pemahaman mengenai Anugerah Umum dan Anugerah Khusus

dalam Agama Kristen.

1.3.5. Menjelaskan Konsep Keselamatan Menurut Agama Kristen.

1.3.6. Menjelaskan Kemungkinan Berdialog dalam Model Pemenuhan.

1.3.7. Memaparkan Kelebihan dan Kekurangan Model Pemenuhan.

1.3.8. Menjelaskan Analogi Model Pemenuhan.

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Model Pemenuhan

Model pemenuhan merupakan salah satu model yang dijelaskan dalam

teologi agama-agama, model pemenuhan merupakan model yang dimana model ini

dijelaskan Yang Satu Menyempurnakan Yang Banyak. Mayoritas penganut model

ini adalah gereja-gereja aliran utama: Lutheran, reformasi, Methodis, Anglikan,

Ortodoks Yunani, dan Roma Katolik. Karena disajikan oleh teolog agama-agama

Katolik, teolog yang dikaitkan adalah Karl Rahner dari Jerman. Dasar teologi

Rahner adalah bahwa Tuhan itu kasih, seperti yang tertulis pada 1 Yohanes 3:8.

Allah mengaruniakan Rahmat kepada tiap-tiap orang. Kasih-Nya bekerja dan

mewujud termasuk dalam agama-agama. Dipahami bahwa agama bisa menjadi

jalan keselamatan.4

Secara keseluruhan dengan agama lain, Rahner berpendapat bahwa mereka

yang tidak mengenal Yesus bisa merasakan kasih Allah yang menyelamatkan,

tetapi tidak begitu jelas. Yesus adalah juruselamat yang mutlak, yang jelas dan

pasti. Dengan kehadiran Yesus, Tuhan benar-benar bersama umat-Nya dan ini tidak

dapat ditarik kembali. Yesus adalah jaminan mutlak, Peran Injil adalah

menyempurnakan dan menegaskan. Dalam model ini menawarkan satu teologi

yang dapat memberikan bobot kepada dua keyakinan dasar Kristiani yang telah di

dengar Bersama bahwa kasih Allah itu universal, diberikan kepada semua bangsa,

namun kasih itu juga Partikular yang dimana diberikan secara nyata di dalam Yesus

Kristus.5 Dalam pandangannya Rahner berpendapat bahwa setiap agama bisa

4
Paul F. Knitter, Pengantar Teologi Agama-Agama (Yogyakarta : Kanisius, 2008), 73-74.
5
Ibid.

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

menjadi jalan keselamatan, Allah juga bisa berbicara dalam bahasa yang berbeda

untuk tiap agama, tidak hanya itu tiap agama akan mengerti Bahasa Allah dan

mengalami kasih Allah di dalam agama mereka masing-masing namun sekuat

apapun agama lain dalam memahami dan menerima anugerah kasih Allah namun

dirinya tidak akan pernah tahu kemana arah keselamatan yang sebenarnya. 6 Agama

lain merupakan jalan persiapan untuk menerima Injil, oleh sebab itu keselamatan

agama-agama lain pun hanya akan dipenuhi di dalam Yesus Kristus, Yesus Kristus

yang menjadi alasan final bagi keselamatan manusia.7 Dari hal ini dapat dijelaskan

bahwa semua agama itu baik dan benar, kasih Allah juga akan dicurahkan melalui

semua agama namun tetap keselamatan akhir yang nantinya akan diterima hanya

ada dan dipenuhi dalam agama Kristen yakni melalui Yesus Kristus.

2.2. Dinamika Munculnya Model Pemenuhan


Sikap orang Kristen terhadap agama lain telah mengalami dinamika. Pada

awalnya orang Kristen percaya bahwa kasih Allah dirasakan oleh semua orang

(universal), hal ini tercermin dari ajaran Yesus tentang kasih terhadap sesama.

Namun seiring perkembangannya, terjadi pergeseran pemahaman bahwa

keselamatan hanya diperoleh melalui Yesus dan gereja-Nya. Pemahaman bahwa

Yesus dan gereja adalah bagian penting dari keselamatan lebih menonjol

dibandingkan percaya akan kasih Allah yang universal. Perubahan ini dipengaruhi

oleh teolog yang kemudian menjadi santo, yaitu Augustinus. Secara bertahap ia

mulai meyakini bahwa penyelamatan tidak ditemukan di luar melainkan hanya di

dalam gereja. Hal ini bertahan hingga sekitar abad ke-16 yang di dalamnya terdapat

6
Enta Malasinta, Materi Pembelajaran Pertemuan ke-3 (Banjarmasin : STT GKE,2024).
7
Ibid.

4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

sikap fundamental terhadap umat beragama lain melalui frasa yang terkenal, yaitu

:"Di luar gereja, tidak ada keselamatan."8

Masalah utama dalam teologi agama-agama yang dikembangkan oleh Rahner

adalah sama dengan kehidupan dan kepercayaan Kristiani, yaitu Tuhan itu kasih.

Rahner mengatakan bahwa Tuhan menyatakan diri-Nya kepada semua orang.

Namun, teologi agama-agama yang dinyatakan oleh Rahner membatasi gereja atau

agama-agama lain. Sebesar apapun usaha yang dilakukan untuk memahami tentang

anugerah Allah, akhirnya mereka yang berjalan dalam agama-agama lain tidak

menemukan arah dan tujuan yang sebenarnya menuju keselamatan.9

Konsili Vatikan II (1962-1965) berdiri di atas satu tonggak sejarah tentang

hal yang telah dikatakan gereja Kristiani mengenai agama-agama lain dan

hubungan dirinya dengan mereka. Sebelumnya gereja tidak pernah membuat

pernyataan resmi dan menyatakan berbagai hal yang positif tentang agama-agama

lain, bahkan belum pernah dilakukan dialog dengan agama-agama lain.10 Deklarasi

tentang umat beragama yang ada di luar gereja ini dilatarbelakangi oleh pengakuan

kembali Konsili tentang apa yang sudah diajarkan sejak Konsili Trente bahwa kasih

dan kehadiran Tuhan yang menyelamatkan tidak dapat dikunci di dalam tembok-

tembok gereja. Deklarasi ini mengakui dan menghargai "rasa religius mendalam"

yang menjiwai semua agama lain dan menyetujui bahwa ajaran serta perbuatan

mereka adalah "benar dan suci". Setelah mengakui adanya kebenaran dan rahmat

serta kebaikan di dalam agama- agama lain, maka agar Konsili Vatikan II tetap setia

pada identitas haruslah memegang teguh keyakinannya terhadap Allah di dalam

8
Paul F. Knitter, Pengantar Teologi Agama-Agama..., 74-76.
9
Ibid., 79-87
10
Ibid., 87-88.

5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Yesus, dan yang terus dilakukan di dalam gereja. Karena hanya di dalam Yesus

"manusia menemukan kepenuhan hidup dan Allah mendamaikan dunia dengan diri-

Nya oleh Kristus..." (2 Kor 5:18-19). Oleh karena itu, Konsili Vatikan II merupakan

satu tonggak sejarah tentang sikap Kristiani terhadap agama-agama lain sebagai

suatu tonggak sejarah yang "setia". Sementara menunjuk ke arah yang belum

pernah terpikirkan oleh umat Kristiani sebelumnya, Vatikan II juga berusaha agar

arah itu tidak menyimpang dari inti Injil dan Yesus Kristus dalam memberitakan

kasih Allah kepada semua.11

2.3. Model Pemenuhan Menurut Paul F. Knniter


Model Pemenuhan muncul dalam usaha Agama Kristen membangun suatu

pemahaman yang seimbang dengan agama-agama lain. Knniter mengatakan bahwa

model ini memberikan satu ukuran teologis yang sama terhadap dua kepercayaan

orang Kristen yakni kasih Allah itu bersifat universal yang dianugerahkan kepada

semua bangsa dan yang kedua adalah kasih secara partikular dan khusus yang

diberikan secara nyata di dalam Yesus Kristus. Model pemenuhan menggambarkan

sikap umat Kristen terhadap agama lain. Secara sudut pandang, agama-agama lain

juga mempunyai nilai dan Tuhan ada disana dan umat Kristen perlu berdialog

dengan mereka dan bukan hanya memberitakan Injil saja kepada mereka.12

2.4. Pemahaman Mengenai Anugerah Umum dan Anugerah Khusus


Anugerah merupakan karunia dari Allah yang diberikan tanpa campur tangan

manusia dan disampaikan secara cuma-cuma kepada manusia sebagai inisiatif

Allah untuk menyelamatkan umat-Nya. Anugerah ini terkait dengan keselamatan

11
Ibid., 88-91.
12
Ibid., 73.

6
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

yang diberikan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus

sebagai Tuhan dan Juruselamat. Pengampunan dan penerimaan Allah kepada orang

percaya telah diberikan melalui karya penebusan Yesus Kristus di atas kayu salib.

Hal ini merupakan anugerah terbesar yang diberikan kepada setiap orang yang

mempercayai-Nya. Anugerah merupakan hal yang sangat penting bagi manusia dan

sangat dibutuhkan. Hanya melalui anugerahlah orang-orang yang berdosa dapat

bertobat, orang-orang yang fasik dipertemukan kembali dengan Allah, dan orang-

orang yang tidak benar dinyatakan benar di hadapan-Nya.13

Anugerah terbagi menjadi dua jenis, yaitu anugerah umum (common grace)

dan anugerah khusus (special grace). Anugerah umum (common grace) meliputi

pemberian Allah terhadap kebutuhan sehari-hari manusia, memberikan kepandaian

dan kebijaksanaan untuk mengelola alam, serta memberikan manusia moralitas

agar dapat menahan diri dari dosa secara maksimal. Menurut Kuyper, Allah

merupakan inti dari segala sesuatu, sehingga pengakuan terhadap-Nya juga

mencerminkan penghargaan terhadap manusia dan dunia sebagai ciptaan-Nya.

Anugerah umum seperti alarm kehidupan bagi orang Kristen, karena meskipun

manusia telah berdosa, Allah tidak meninggalkan ciptaan-Nya. Secara teologis,

anugerah umum ini menegaskan bahwa meskipun dunia telah jatuh ke dalam dosa,

itu tidak berubah menjadi neraka.14

13
Christopher Alexander, Duma F. Pakpahan, dan Yohanes R. Suprandono, “Panggilan Allah
Kepada Abraham: Konsep Anugerah dan Implikasinya dalam Kehidupan Orang Percaya,”
Pengarah: Jurnal Teologi Kristen 4, No. 2 (2022): 13, diakses pada tanggal 23 Maret 2024,
https://www.researchgate.net/publication/370714340_Panggilan_Allah_kepada_Abraham_Konsep
_Anugerah_dan_Implikasinya_dalam_Kehidupan_Orang_Percaya.
14
Kasieli Zebuaa, dan Melianus Hura, “Sebuah Refleksi Misi Berdasarkan Pemikiran
Abraham Kuyper,” Skenoo: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol.2, No.1 (2022): 7-
8, diakses pada tanggal 23 Maret 2024,
https://journal.sttia.ac.id/skenoo/article/download/20/15/316.

7
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Anugerah ini diberikan kepada semua manusia. Anugerah umum merupakan

sarana yang diberikan Allah untuk menopang seluruh manusia. Anugerah umum

dibagi dua yaitu lahiriah dan sengaja diadakan Allah atas tabiat dosa perbuatan

manusia. Anugerah umum lahiriah bersifat menyeluruh tanpa melihat statusnya

sebagai orang percaya atau tidak, contohnya matahari, oksigen, dan hujan bagi

setiap manusia. Anugerah umum yang sengaja Allah adakan ialah sebagai bentuk

tanggung jawab Allah dalam memelihara dunia ciptaan-Nya. Manusia yang telah

rusak total selalu berkeinginan untuk melakukan dosa secara pikiran, hati, dan

perbuatan. Sehingga anugerah umum memiliki sifat untuk mencegah manusia

dalam bertindak semena-mena. Contohnya adalah negara, norma, dan agama

sebagai sebuah sarana Allah dalam memimpin dan menjalankan pemerintahannya

dengan baik dan benar serta dipertanggungjawabkan kepada Allah sehingga dunia

tetap terjaga.15

Anugerah khusus (special grace), berkaitan dengan keselamatan dari dosa,

merupakan karunia Allah yang sangat penting. Manusia hanya bisa diselamatkan

semata-mata karena kasih karunia Allah. Meskipun manusia berdosa dan

melanggar hukum Allah, sebenarnya tidak layak untuk diselamatkan atau untuk

bersatu dengan Allah. Namun, hanya melalui kasih karunia Allah yang begitu besar,

manusia dapat menjadi layak menerima keselamatan. Bahkan lebih dari sekadar

keselamatan, melalui anugerah Allah, manusia yang menerima anugerah itu

memperoleh kepastian keselamatan yang kekal sesuai dengan janji-Nya yang tidak

pernah gagal. Kasih karunia yang Allah berikan adalah abadi, seperti yang

diungkapkan oleh Paulus bahwa kasih karunia itu akan diperlihatkan kepada

15
Ibid.

8
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

manusia sepanjang kekekalan Allah, yang terus menyelamatkan melalui kasih

karunia-Nya (Efesus 2:7). Ketika manusia mempercayai Allah, anugerah-Nya

menjadi bagian dari manusia dan keselamatannya di jamin kekal. Keselamatan yang

kekal hanya bisa diperoleh melalui tanggapan manusia terhadap kasih karunia yang

telah diberikan Allah di dalam Yesus Kristus.16

Dapat disimpulkan bahwa keragaman agama yang ada saat ini tidak terjadi

secara kebetulan. Perbedaan utama antara anugerah umum dan anugerah khusus

adalah bahwa anugerah umum berlaku untuk semua orang, sementara anugerah

khusus menyediakan keselamatan bagi orang-orang yang dipilih oleh Allah.

Anugerah umum adalah cara Allah menjaga manusia, tetapi tidak secara langsung

berkaitan dengan keselamatan. Dalam model pemenuhan, kekhasan Kristen terletak

pada pengertian akan anugerah khusus yang diberikan Allah kepada orang percaya,

sehingga potensi keselamatan ada bersama Yesus Kristus. Keselamatan hanya

dapat dicapai melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Itu adalah anugerah

khusus atau jalan keselamatan yang hanya tersedia melalui Yesus Kristus.

2.5. Konsep Keselamatan Menurut Agama Kristen


Penjelasan mengenai bagaimana manusia diselamatkan melalui agama

Kristen tentu tidak bisa dilepaskan dari Alkitab yang merupakan sumber iman dari

orang Kristen dan teologi Kristen. Hal ini bertujuan untuk melihat keistimewaan

keselamatan yang diperoleh orang Kristen dari agama-agama lainnya.

16
Selvie Lasewa, “Analisis Teologis Terhadap Berbagai Pandangan Soteriologi Ditinjau Dari
Kebenaran Alkitab,” EULOGIA: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristiani, Vol.3, No. 2 (2023):
118, diakses pada tanggal 23 Maret 2024,
https://ojs.sttblessing.ac.id/index.php/eulogia/article/download/57/37.

9
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

2.5.1. Manusia Berdosa

Setelah kegagalan Adam dan Hawa untuk tidak melakukan larangan Allah

terkait buah pengetahuan, semua manusia telah berdosa (Roma 5:12-13).17

Konsekuensi dari dosa adalah maut seperti yang tertulis dalam Roma 6:23 “Sebab

upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dan Yesus

Kristus, Tuhan kita.” oleh karena itu Allah yang kudus tidak mungkin bisa bersama

dengan manusia yang berdosa. Manusia akan bersama dengan Allah apabila

dosanya ditebus (mendapat anugerah), karena itulah Yesus datang ke dalam dunia

untuk menebus dosa manusia agar manusia dapat dipersatukan dengan Allah dalam

hidup kekal.18

2.5.2. Penebusan Dosa

Paulus menggunakan istilah “kemarahan Tuhan” istilah ini diambil olehnya

dari istilah atau ungkapan yang biasa digunakan oleh para nabi. Istilah kemarahan

Tuhan merujuk kepada kehidupan yang mengerikan atau hukuman Tuhan bagi

seseorang yang tidak setia kepada-Nya. Hubungan manusia dengan Allah telah

terputus akibat dari dosa, dalam keadaan yang berdosa maka tidak mungkin

manusia diselamatkan.19 Murka Allah akan dosa tidak akan berhenti sebelum ada

Sang Pendamai yang menjadi korban pengampunan dosa karena dosa diibaratkan

17
Didiek Hardiyanto Soegiantoro, Pengantar Ilmu Resep dalam Perspektif Teologi Kristen
(DKI Jakarta : Scifintech Andrew Wijaya, 2023), 36, diakses pada tanggal 22 Maret 2024,
https://www.google.co.id/books/edition/Pengantar_Ilmu_Resep_dalam_Perspektif_Te/g8SqEAAA
QBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=manusia+berdosa+sejak+kapan+menurut+Teologi+Kristen&pg=PA36
&printsec=frontcover.
18
Karyo utomo, Teologi Pembenaran : Pandangan Paulus dalam Kitab Roma (Jawa Timur :
Uwais Inspirasi Indonesia, 20231), 47, diakses pada tanggal 22 Maret 2024,
https://www.google.co.id/books/edition/TEOLOGI_PEMBENARAN_Pandangan_Paulus_Dala/Jh
HYEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=upah+dosa+adalah+maut+menurut+Teologi+Kristen&pg=P
A47&printsec=frontcover.
19
Amedee Brunot, Paulus (Yogyakarta : Kanisius, 1973), 96.

10
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

sebagai hutang yang harus dibayar.20 Hutang tidak akan lunas apabila tidak dibayar

meskipun selanjutnya manusia tidak akan berhutang di warung atau tempat yang

sama, karena itu supaya hutang yang terdahulu lunas maka harus dibayar.

Perbuatan baik tidak bisa membayar hutang dosa sebab hal ini bertentangan

dengan keadilan Allah. Keadilan sejati memutlakkan adanya penghukuman kepada

orang yang melakukan dosa. Dalam konsep keadilan Allah, dosa tidak bisa ditebus

dengan perbuatan baik.21 Untuk membayar dosa manusia, maka diperlukan darah

yang kudus, jikalau pada Perjanjian Lama imam Yahudi melakukan secara

berulang-ulang korban penebusan dosa, namun kualitas darah korban itu sangat

rendah.22 Artinya korban itu tidak bersifat kekal, untuk membayar dosa dengan sifat

yang kekal diperlukan darah dari entitas yang suci.

2.5.3. Yesus Sang Penebus Dosa dan Juruselamat

Yesus merupakan anak Allah yang telah menjelma menjadi manusia melalui

Roh Kudus dan rahim Maria. Dia merupakan bentuk penggenapan janji mesianik

yang telah dinubuatkan semenjak zaman para nabi untuk membebaskan umat-Nya

dari belenggu dosa (Yesaya 53:4-12). Yesus adalah Anak Domba Allah yang

dikorbankan demi keselamatan umat-Nya.23 Dalam Perjanjian Baru dijelaskan

20
Jonar T.H. Situmorang, Peristiwa Penumpahan Tujuh Cawan Murka Allah : Mari Belajar
kitab Wahyu (Yogyakarta : ANDI, 2023), 25, diakses pada tanggal 22 Maret 2024,
https://www.google.co.id/books/edition/Peristiwa_Penumpahan_Tujuh_Cawan_Murka_A/Y47kE
AAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=dosa+ibarat+hutang&pg=PA25&printsec=frontcover.
21
Muriwali Yanto Matalu, Apologetika Kristen (Malang : Gerakan Kebangunan Kristen
Reformed, 2018), 109-110, diakses pada tanggal 22 Maret 2024,
https://www.google.co.id/books/edition/Apologetika_Kristen/ZFVhEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&
dq=dosa+tidak+bisa+dibayar+dengan+perbuatan+baik&pg=PA109&printsec=frontcover.
22
M. Hashem, Misteri Darah Dan Penebusan Dosa di Mata Agama Purba, Yahudi, Kristen
dan Islam (Cipete : PT Hikmah, 20051), 117, diakses pada tanggal 29 November 2023,
https://www.google.co.id/books/edition/Misteri_Darah_Penebusan_Dosa/rSsH7c6xJTcC?hl=id&g
bpv=1&dq=Yesus+membayar+hutang+dosa&pg=PA119&printsec=frontcover.
23
A. Hari Kustono, Yesus Siapakah Engkau? (Yogyakarta : Kanisius, 2013), 43, diakses pada
tanggal 22 Maret 2024,
https://www.google.co.id/books/edition/Yesus_Siapakah_Engkau/uOjiEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=
1&dq=Yesus+sebagai+korban+yang+sempurna&pg=PA44&printsec=frontcover.

11
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

ketika Yesus mati di kayu salib, Dia mati bersama dengan manusia (Gal. 2:19b-

20a), karena Dia mati dalam daging maka manusia yang merupakan daging

(mengandung dosa) juga mati.24 Artinya bukan manusia mati secara fisik, namun

hakikat kedagingan manusia yang adalah dosa itulah yang mati karena darah Yesus

yang suci dan itulah korban penghapus dosa yang sempurna.

Penghapusan atau pembayaran hutang dosa telah dilakukan oleh Yesus

dengan darah-Nya di kayu salib, hal ini bukan hasil dari usaha manusia tetapi

semata-mata karena anugerah Allah.25 Sebagai manusia Yesus mati di kayu salib,

namun kebangkitan-Nya menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan sejati.26 Alkitab

menyebutkan bahwa berbalik dari dosa adalah “penyesalan” dan bertobat kepada

Yesus adalah “iman”.27 Setiap manusia yang menerima Yesus sebagai juruselamat,

mereka juga akan menerima anugerah pengampunan dosa dan keselamatan.28

Orang yang tidak menerima anugerah Kristus tidak akan selamat29 sebab hanya

Yesus satu-satunya yang dapat memberikan jaminan keselamatan karena Dialah

jalan, kebenaran dan hidup (Yoh.14:6).30 Setelah menerima Yesus sebagai

juruselamat maka manusia harus memulai hidup yang baru dengan mentaati

24
Witness Lee, Kehidupan Orang Kristen (Jakarta : Yayasan Perpustakaan Injil Indonesia,
2019), 41.
25
Harianto GP, Teologi Misi : dari Missio Dei menuju Missio Ecclesia (Yogyakarta : ANDI,
2017), 274.
26
Harold Lolowang, Yesus Nazaret VS Yesus Makam Talpiot (Yogyakarta : ANDI, 2021),
265, diakses pada tanggal 22 Maret 2024, kebangkitan Yesus sebagai - Penelusuran Google.
27
Antoni Stephens dan Daniel Yudianto, Mengejar Perkenanan Tuhan (Yogyakarta : ANDI,
2016), 120.
28
Lucy Cortes De Nieves, Saat Teduh (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 20091), 19.
29
Allen Pangaribuan, Rancangan Allah Menciptakan Manusia (Yogyakarta : ANDI, 2022),
104.
30
Elisa B. Surbakti, Benarkah Yesus Juruselamat Universal ? (Jakarta : BPK Gunung Mulia,
2006), 101.

12
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Firman-Nya31 serta berbuat baik kepada sesama sebagai ucapan syukur karena

kebaikan Allah. 32

2.6. Kemungkinan Berdialog dalam Model Pemenuhan

Kemungkinan yang dapat terjadi dalam model pemenuhan ini pendialog hadir

untuk menyempurnakan, menambah dan dengan hal ini juga dapat memberi

kepenuhan kepada agama-agama lain. Pada dialog ini, pihak lain dari pendialog

tersebut juga akan tetap pada agamanya, dan tidak ada konversi bagi agama-agama

lain. Setelah terjadinya dialog maka lawan dialog dianggap akan menjadi lebih baik

dengan agamanya karena telah mendengar bagaimana kesempurnaan agama (secara

teologis) dari pendialog.33 Berdialog dengan model pemenuhan berarti melihat

yang lain untuk saling belajar dan bukan untuk menghakimi namun untuk

introspeksi diri. Dalam hal ini juga memberikan masukan kepada yang lain agar

dapat menemukan keselamatan. 34

Berdialog dalam model pemenuhan ini meyakinkan bahwa kasih sayang

Tuhan yang secara universal yang diberikan kepada setiap manusia meskipun

dengan agama yang berbeda-beda. Namun secara agama Kristen kasih dirasakan

secara partikular (khusus) menganggap bahwa kasih sayang Tuhan yang

sebenarnya hanya ada di agama yang diyakini. Dalam berdialog dengan model

31
Yusuf Eko Basuki, Kristen Pemenang : Meraih Kemenangan Iman dengan Strategi Tuhan
(Yogyakarta : Garudhawaca, 2014), 92, diakses pada tanggl 23 Maret 2024, Kristen Pemenang -
Google Books.
32
Alon Mandimpu Nainggolan, Memahami Kepastian Keselamatan Dari Masa Ke Masa :
Sebuah Kajian Historis dan Teologis (Palu : Feniks Muda Sejahtera, 2023), 4.
33
Komaruddin Hidayat, Satu Tuhan Banyak Agama, (Jakarta: PT Gramedia, 2021), 436,
diakses pada tanggal 23 Maret 2024,
https://books.google.co.id/books?id=wXBMEAAAQBAJ&pg=PT457&dq=kemungkinan+berdial
og+dalam+model+pemenuhan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&
sa=X&ved=2ahUKEwjB3brjoomFAxVsRmwGHWv1B7EQ6wF6BAgNEAU#v=onepage&q=ke
mungkinan%20berdialog%20dalam%20model%20pemenuhan&f=false
34
Enta Malasinta, Materi Pembelajaran Pertemuan ke-3, (Banjarmasin: STT GKE, 2024).

13
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

pemenuhan ini juga menganggap bahwa di agama lain juga Allah hadir dan

kebenaran ada disana. Dialog yang dilakukan juga akan berdampak baik karena dari

dialog ini akan mulai memahami adanya keberagaman dari agama-agama lain.

Dialog yang dilaksanakan juga bertujuan untuk menguatkan dan mempertahankan

kebenaran yang diyakini dari masing-masing agama.35

2.7. Kelebihan dan Kekurangan Model Pemenuhan


2.7.1. Kelebihan

2.7.1.1. Model Pemenuhan tidak menolak keberadaan agama lain serta tidak

menyalahkan akan adanya keberadaan agama lain.

2.7.1.2. Model pemenuhan tetap memandang bahwa agama-agama lain tetap

memiliki nilai dan percaya bahwa Tuhan juga ada di agama-agama lain.36

2.7.1.3. Model pemenuhan tidak menolak untuk berdialog dengan agama lain,

model ini menganggap bahwa berdialog dengan agama-agama lain juga

adalah hal yang penting. Berdialog dengan agama lain adalah suatu metode

dan cara untuk saling berbagi pengetahuan dan saling memperkaya

pengetahuan.37

2.7.1.4. Terbuka untuk mencari berbagai macam kebenaran tentang Tuhan dan

kemanusiaan di dalam agama-agama.

35
Zilal Afwa Ajidin, “PRAKTIK DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA”, Jurnal Sosial
Keagamaan, Vol. 1, No. 1, (Juni 2020): 70, diakses pada tanggal 24 Maret 2024,
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kemungkinan+berdialog+dalam+mo
del+pemenuhan&btnG=#d=gs_qabs&t=1711162596283&u=%23p%3D6RpOa5EY-ikJ.
36
Kesia Martini Pesik, “Semboyan “Torang Semua Basudara” Dalam Interaksi Penganut
Kristen Dengan Penganut Agama Lain Di Manado” Jurnal Kajian Teologi, Vol. 8, No. 2 (Desember
2022): 366, diakses Pada Tanggal 23 Maret 2024, https://core.ac.uk/download/573328888.pdf.
37
Paul F. Knitter, Pengantar Teologi Agama-Agama..., 98.

14
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

2.7.2. Kekurangan

2.7.2.1. Model Pemenuhan bisa berpotensi memicu rasa prasangka yang negatif

dari agama lain saat berdialog karena menempatkan Yesus sebagai dasar

utama dari keselamatan dan di agama lain tidak ada keselamatan dan hanya

ada kebenaran.

2.7.2.2. Pengakuan bahwa hanya agama Kristen yang benar berpotensi

menghalangi dialog yang lebih baik antar umat beragama.

2.8. Analogi Model Pemenuhan


Bayangkan seorang mahasiswa yang sedang belajar di perguruan tinggi yang

elit. Selama masa perkuliahan, dia menerima beasiswa umum yang

memungkinkannya untuk membayar biaya kuliah, membeli buku, dan memenuhi

kebutuhan dasarnya. Beasiswa umum ini diberikan kepada mahasiswa yang

memenuhi syarat, tanpa memandang latar belakang atau prestasi mereka. Selain itu,

mahasiswa tersebut juga menerima anugerah khusus berupa beasiswa akademik

yang diberikan berdasarkan prestasi akademiknya yang luar biasa oleh pihak

kampus. Beasiswa ini memberinya akses ke sumber daya tambahan, kesempatan

untuk belajar dengan profesor terkemuka, dan pengakuan atas dedikasinya dalam

studi bahkan pengakuan akan prestasinya dikalangan mahasiswa lainnya.

Dalam analogi tersebut, beasiswa umum mencerminkan anugerah umum

yang diberikan kepada semua orang tanpa pandang bulu, seperti karunia umum

yang diberikan Tuhan kepada seluruh umat manusia. Ini berarti bahwa Tuhan

memberikan rahmat, kasih, dan berkat-Nya kepada semua orang, tanpa memandang

status sosial, latar belakang, atau prestasi mereka. Anugerah umum ini hadir dalam

bentuk berbagai kebaikan yang dinikmati dalam kehidupan sehari-hari, seperti

15
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

udara segar, matahari, makanan, dan kemampuan untuk merasakan cinta dan

kebahagiaan.

Di sisi lain, beasiswa akademik mencerminkan anugerah khusus yang

diberikan kepada orang-orang yang merespons panggilan khusus Tuhan. Anugerah

khusus ini memberikan kesempatan untuk lebih mendalami iman, menerima

pengertian yang lebih dalam tentang kebenaran iman, dan tumbuh dalam hubungan

pribadi dengan Tuhan. Orang-orang yang menerima anugerah khusus ini mungkin

melakukan tindakan-tindakan nyata demi nama Tuhan Yesus, seperti melayani

gereja, mengajar agama, atau hidup dalam ketaatan yang lebih tinggi terhadap

kehendak Tuhan.

Analogi ini menggambarkan bahwa sementara semua orang menerima

rahmat umum dari Tuhan, hanya beberapa orang yang merespons panggilan

khusus-Nya untuk menerima anugerah khusus yang memperdalam hubungan

mereka dengan-Nya. Analogi ini mengilustrasikan pemikiran Rahner tentang dua

jenis anugerah yang berbeda namun saling melengkapi dalam pemenuhan spiritual

manusia.

16
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

BAB III

PENUTUP

3.1. Refleksi Teologis

Model pemenuhan merupakan model Yang Satu Menyempurnakan Yang

Banyak. Model pemenuhan memandang semua agama benar akan tetapi hanya

melewati Yesus adanya jalan keselamatan. Kelompok mengangkat sebuah tema

“Special Grace Dalam Agama Kristen Sebagai Kunci Keselamatan” dimana

melihat sebuah keistimewaan dari agama Kristen dalam memberikan keselamatan

berdasarkan pada apa yang ditekankan model pemenuhan. Terdapat beberapa dari

nas Alkitab yang menjelaskan dari sebuah konsep keselamatan melalui anugerah

khusus bagi orang-orang Kristen. Dalam Efesus 2:8-9, berbicara tentang kasih

karunia dari Allah, dimana untuk mengingatkan bagi semua orang bahwa

keselamatan kita adalah hasil dari anugerah Allah melalui iman, kata kunci

“menyelamatkan” menunjukan bagaimana kasih karunia Allah membawa keluar

dari belenggu dosa kedalam terang keselamatan-Nya.

Kemudian dalam Roma 6:23, dikatakan dalam ayat ini merupakan sebuah

peringatan bahwa upah dari dosa adalah maut dan sebagaimana mestinya orang

yang berdosa tidak akan memperoleh sebuah keselamatan dari Allah, akan tetapi

karena kasih karunia Allah yang hidup kekal dalam Yesus Kristus, dimana dari

kematian Yesus dikayu salib adalah sebuah jalan untuk menebus dosa manusia dan

bagi setiap orang yang percaya serta berharap kasih pengampunan maka akan

diselamatkan dari maut. Melewati beberapa ayat Alkitab tersebut merupakan

sebuah pengingat bagi setiap orang bahwa sumber dari keselamatan hanya

diperoleh melalui Allah saja, berdasarkan juga pada konsep model pemenuhan yang

17
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

menegaskan bahwa keselamatan ada daripada Yesus dan tidak ada sumber lain dari

keselamatan dan dari pandangan model pemenuhan ini bahwa semua agama-agama

itu benar serta sama-sama mendapatkan anugerah umum dari Allah, akan tetapi

sumber dari keselamatan dan anugerah khusus (special grace) hanya didapati

melewati Yesus.

3.2. Kesimpulan
Kelompok menyimpulkan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan

keberagaman budaya dan agama, termasuk memiliki enam agama resmi. Salah satu

pembelajaran yang berkaitan dengan keberagaman agama adalah Teologi Agama-

Agama, di mana terdapat berbagai model pemahaman, salah satunya adalah model

pemenuhan yang dijelaskan sebagai Yang Satu Menyempurnakan Yang Banyak.

Model pemenuhan ini muncul dalam usaha Agama Kristen untuk membangun

pemahaman yang seimbang dengan agama-agama lain. Anugerah dalam model ini

terbagi menjadi anugerah umum (common grace) dan anugerah khusus (special

grace), yang mencakup pemberian Allah terhadap kebutuhan sehari-hari manusia

serta moralitas agar dapat menahan diri dari dosa. Sikap orang Kristen terhadap

agama lain telah mengalami perubahan, dipengaruhi oleh teolog Augustinus, yang

membuat pemahaman bahwa penyelamatan hanya ditemukan di dalam gereja.

Model pemenuhan memiliki kelebihan, seperti tidak menolak keberadaan agama

lain, tetap memandang nilai agama-agama lain, dan terbuka untuk berdialog dengan

agama lain. Namun, model ini juga memiliki kekurangan, seperti berpotensi

memicu prasangka yang tidak baik dari agama lain saat berdialog dan menghalangi

dialog yang lebih baik antar umat beragama dengan mengakui hanya agama Kristen

yang benar.

18
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

DAFTAR PUSTAKA
Buku Cetak dan Buku Online

Armen. Buku Ajar Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Yogyakarta : Deepublish, 2015.
Diakses pada tanggal 23 Maret 2024. Buku Ajar Ilmu Sosial Dan Budaya
Dasar - Google Books.

Basuki, Yusuf Eko. Kristen Pemenang : Meraih Kemenangan Iman dengan


Strategi Tuhan. Yogyakarta : Garudhawaca, 2014. Diakses pada tanggl 23
Maret 2024, Kristen Pemenang - Google Books.

Brunot, Amedee. Paulus. Yogyakarta: Kanisius, 1973.

GP, Harianto. Teologi Misi : dari Missio Dei menuju Missio Ecclesia. Yogyakarta:
ANDI, 2017.

Hashem, M. Misteri Darah Dan Penebusan Dosa di Mata Agama Purba, Yahudi,
Kristen dan Islam. Cipete: PT Hikmah, 20051. Diakses pada tanggal 22 Maret
2024.https://www.google.co.id/books/edition/Misteri_Darah_Penebusan_D
osa/rSsH7c6xJTcC?hl=id&gbpv=1&dq=Yesus+membayar+hutang+dosa&p
g=PA119&printsec=frontcover.

Hidayat, Komaruddin. Satu Tuhan Banyak Agama. Jakarta: PT Gramedia, 2021.


Diakses pada tanggal 23 Maret 2024.
https://books.google.co.id/books?id=wXBMEAAAQBAJ&pg=PT457&dq=
kemungkinan+berdialog+dalam+model+pemenuhan&hl=id&newbks=1&ne
wbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjB3brjoo
mFAxVsRmwGHWv1B7EQ6wF6BAgNEAU#v=onepage&q=kemungkina
n%20berdialog%20dalam%20model%20pemenuhan&f=false

Knitter, Paul F. Pengantar Teologi Agama-Agama. Yogyakarta: Kanisius, 2008.

Kustono, A. Hari. Yesus Siapakah Engkau?. Yogyakarta: Kanisius, 2013. Diakses


pada tanggal 22 Maret 2024.
https://www.google.co.id/books/edition/Yesus_Siapakah_Engkau/uOjiEAA
AQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Yesus+sebagai+korban+yang+sempurna&pg=
PA44&printsec=frontcover.

Lee, Witness. Kehidupan Orang Kristen. Jakarta: Yayasan Perpustakaan Injil


Indonesia, 2019.

Lolowang, Harold. Yesus Nazaret VS Yesus Makam Talpiot. Yogyakarta: ANDI,


2021. Diakses pada tanggal 22 Maret 2024. kebangkitan Yesus sebagai -
Penelusuran Google.

Matalu, Muriwali Yanto. Apologetika Kristen. Malang: Gerakan Kebangunan


Kristen Reformed, 2018. Diakses pada tanggal 22 Maret 2024.

19
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

https://www.google.co.id/books/edition/Apologetika_Kristen/ZFVhEAAAQ
BAJ?hl=id&gbpv=1&dq=dosa+tidak+bisa+dibayar+dengan+perbuatan+bai
k&pg=PA109&printsec=frontcover.

Nainggolan, Alon Mandimpu. Memahami Kepastian Keselamatan Dari Masa Ke


Masa : Sebuah Kajian Historis dan Teologis. Palu : Feniks Muda Sejahtera,
2023.

Nieves, Lucy Cortes De. Saat Teduh. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 20091.

Novalina, Martina dan Pakiding, Herman. Pengantar Teologi Agama-Agama.


Jakarta : Martina Publisher, 2019. Diakses pada tanggal 23 Maret 2024.
Pengantar Teologi Agama-Agama (Konteks Indonesia) - Google Books.

Pangaribuan, Allen. Rancangan Allah Menciptakan Manusia. Yogyakarta : ANDI,


2022.

Situmorang, Jonar T.H. Peristiwa Penumpahan Tujuh Cawan Murka Allah : Mari
Belajar kitab Wahyu. Yogyakarta: ANDI, 2023. Diakses pada tanggal 22
Maret 2024.
https://www.google.co.id/books/edition/Peristiwa_Penumpahan_Tujuh_Ca
wan_Murka_A/Y47kEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=dosa+ibarat+hutang
&pg=PA25&printsec=frontcover.

Soegiantoro, Didiek Hardiyanto. Pengantar Ilmu Resep dalam Perspektif Teologi


Kristen. DKI Jakarta: Scifintech Andrew Wijaya, 2023. Diakses pada tanggal
22 Maret 2024.
https://www.google.co.id/books/edition/Pengantar_Ilmu_Resep_dalam_Pers
pektif_Te/g8SqEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=manusia+berdosa+sejak+
kapan+menurut+Teologi+Kristen&pg=PA36&printsec=frontcover.

Stephens, Antoni. dan Yudianto, Daniel. Mengejar Perkenanan Tuhan.


Yogyakarta: ANDI, 2016.

Surbakti, Elisa B. Benarkah Yesus Juruselamat Universal ?. Jakarta : BPK Gunung


Mulia, 2006.

Utomo, Karyo. Teologi Pembenaran : Pandangan Paulus dalam Kitab Roma (Jawa
Timur: Uwais Inspirasi Indonesia, 20231. Diakses pada tanggal 22 Maret
2024.
https://www.google.co.id/books/edition/TEOLOGI_PEMBENARAN_Pand
angan_Paulus_Dala/JhHYEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=upah+dosa+ad
alah+maut+menurut+Teologi+Kristen&pg=PA47&printsec=frontcover.

Jurnal dan Artikel Online

20
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Ajidin, Zilal Afwa. “PRAKTIK DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA”. Jurnal


Sosial Keagamaan. Vol. 1, No. 1, (Juni 2020). Diakses pada tanggal 23 Maret
2024.https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kemung
kinan+berdialog+dalam+model+pemenuhan&btnG=#d=gs_qabs&t=171116
2596283&u=%23p%3D6RpOa5EY-ikJ.

Alexander, Christopher. Duma F. Pakpahan. dan Yohanes R. Suprandono.


“Panggilan Allah Kepada Abraham: Konsep Anugerah dan Implikasinya
dalam Kehidupan Orang Percaya,” Pengarah: Jurnal Teologi Kristen. Vol.4,
No. 2 (2022). Diakses pada tanggal 23 Maret 2024.
https://www.researchgate.net/publication/370714340_Panggilan_Allah_kep
ada_Abraham_Konsep_Anugerah_dan_Implikasinya_dalam_Kehidupan_Or
ang_Percaya.

Lasewa, Selvie. “Analisis Teologis Terhadap Berbagai Pandangan Soteriologi


Ditinjau Dari Kebenaran Alkitab”. EULOGIA: Jurnal Teologi Dan
Pendidikan Kristiani 3, No. 2 (2023). Diakses pada tanggal 23 Maret 2024.
https://ojs.sttblessing.ac.id/index.php/eulogia/article/download/57/37.

Pesik, Kesia Martini. “Semboyan “Torang Semua Basudara” Dalam Interaksi


Penganut Kristen Dengan Penganut Agama Lain Di Manado” Jurnal Kajian
Teologi,, Vol. 8, No. 2 (Desember 2022). Diakses Pada Tanggal 23 Maret
2024, https://core.ac.uk/download/573328888.pdf.

Zakiya, Layla Nur. “Dialog Antra Agama: Sebuah Upaya Kerukunan Umat
Beragama”. Dalam Hidayatuna.com pada tanggal 27 Januari 2023. Diakses
pada tanggal 23 Maret 2024. Dialog Antar Agama: Sebuah Upaya Kerukunan
Umat Beragama - HIDAYATUNA.

Zebuaa, Kasieli. dan Hura, Melianus. “Sebuah Refleksi Misi Berdasarkan


Pemikiran Abraham Kuyper”. Skenoo: Jurnal Teologi dan Pendidikan
Agama Kristen Vol.2, No.1 (2022). Diakses pada tanggal 23 Maret 2024,
https://journal.sttia.ac.id/skenoo/article/download/20/15/316.

Bahan Kuliah

Malasinta, Enta. Materi Pembelajaran Pertemuan ke-3. Banjarmasin: STT GKE,


2024.

21

Anda mungkin juga menyukai