Anda di halaman 1dari 81

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PERILAKU

ANAK USIA DINI DI PAUD TERANG BINTARO


TANGERANG SELATAN BANTEN

SKRIPSI

Diajukan kepada

Sekolah Tinggi Theologi “IKAT”

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen.

Oleh
Nama : Yulita Bate’e
NIM : 4159.34
Prodi : Pendidikan Agama Kristen
Kode Prodi : 86.208

Oleh:

Nama : YULITA BETE’E

NIM : 4159.34

Prodi : Pendidikan Agama Kristen

Kode Prodi : 86.208

SEKOLAH TINGGI THEOLOGI ‘IKAT” (233,105)

JAKARTA 2023
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Yulita Bate’e
Tempat,tanggal lahir : Somi, 17 September 1999
NIM : 4159.34
Program studi ` : Pendidikan Agama Kristen.

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tugas akhir dengan judul:
PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PERILAKU ANAK USIA DINI DI
PAUD TERANG BINTARO TANGERANG SELATAN, BANTEN adalah benar-benar
hasil karya saya sendiri dan benar keasliannya. Apabila dikemudian hari penulis skripsi ini
merupakan penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
berdasarkan aturan dan tata tertip yang berlaku di Sekolah Tinggi Theologi “IKAT”.

Didalam skripsi ini tidak terdapat sebagian atau keseluruhan tulisan ataupun gagasan orang
lain yang di ambil dengan cara menyalin kalimat, gambar, ataupun simbol, yang diakui
sebagai karya tulis saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada sumber asli atau
penulis sebenarnya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada paksaan dari
pihak mana pun.

Jakarta, Januari 2024


Yang memberi pernyataan

Yulita Bate`e
PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

Dosen pembimbing telah menerima hasil penelitian yang berjudul ”Pengaruh


Kompetensi Guru Terhadap Perilaku Anak Usia Dini Di PAUD Terang Bintaro,
Tangerang Selatan, Banten” yang diserah kan oleh YULITA BATE’E, untuk memenuhi
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Kristen dari Sekolah
Tinggi Theologi “IKAT” JAKARTA.

Jakarta, Januari 2024

Dosen Pembimbing

Dr. Maria Tonahati, M.Th


HASIL PERSIDANGAN

Setelah melalui pengujian komprehensif Skripsi, maka penguji menyatakan:

LULUS/TIDAK LULUS

NILAI:

Dengan ini memenuhi persyaratan untuk memperoleh Gelar

SARJANA PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

PENGUJI SKRIPSI

(…………………….)

KETUA

(……………………)

Anggota I

(……………………)

Anggota II
PENGESAHAN LEMBAGA PENDIDIKAN

Setelah memeriksa dan meneliti secara seksama serta mengetahui seluruh penelitian dan
cara penyusunan Skripsi yang dilakukan oleh YULITA BATE’E, yang berjudul
“PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PERILAKU ANAK USIA DINI
DI PAUD TERANG BINTARO, TANGERANG SELATAN, BANTEN” maka dengan
ini dinyatakan bahwa Skripsi ini telah diterima dan disahkan sebagai bagian dari
persyaratan guna mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN dari
SEKOLAH TINGGI THEOLOGI “IKAT” JAKARTA.

JAKARTA, JANUARI 2024

Ketua Sekolah Tinggi Theologi “IKAT”

DR.M.R.Lumintang,MA,MBA,M.TH
ABSTRAKSI

Nama : YULITA BATE`E

Tempat,tanggal lahir : Somi, 17 September 1999

NIM : 4159.34

Prodi : Pendidikan Agama Kristen

Judul Skripsi : PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP

PERILAKU ANAK USIA DINI DI PAUD TERANG


BINTARO TANGERANG SELATAN, BANTEN.

Kata Kunci : Kompetensi Guru

Isi ringkas :
Skripsi ini terdiri dari lima bab ditambah dengan lembar pernyataan keaslian, pengesahan
dosen pembimbing, hasil persidangan, pengesahan Lembaga Pendidikan, kata pengantar,
daftar isi, daftar pustaka, data pribadi, lembar konsultasi dan lampiran. Dalam penulisan
skripsi ini digunakan buku-buku yang secara teoritis berhubungan erat dengan
permasalahan yang dipaparkan.

Adapun garis besar setiap bab adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari Alasan pemilhan Judul, tujuan


penulisan, Rumusan masalah, Batasan Masalah, Hipotesa, Metode
penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Merupakan landasan, bab ini membahas tentang landasan teori yang
berisi tentang pengertian-pengertian, dari variabel judul yaitu:
Pengertian Guru Kompetensi, terhadap perilaku Anak Usia Dini Di
PAUD Terang Bintaro, serta hal-hal yang berhubungan dengan
variable judul

Bab III Area Riset, bab ini menjelaskan tentang sejarah berdirinya PAUD
terang Bintaro,Tangerang selatan, Banten.
Tujuan pendirian sekolah, Visi Misi sekolah, data guru, data siswa,
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, sertakendala dan masalah
yang dihadapi.

Bab IV Bab ini penulis menjelaskan tentang pentingnya kompetensi Guru


terhadap perilaku Anak Usia Dini dan diaplikasikan di PAUD
Terang Bintaro Tangerang Selatan yaitu dimulai dari hasil
pengamatan dan wawancara.

Bab V Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran yang penulis berikan.

Daftar Pustaka

Data Pribadi

Lembar konsultasi

Lampiran

Dosen Pembimbing: Dr. Maria Tonahati, M.Th


Kata pengantar

Segala Puji dan sembah dinaikan kepada Allah Bapa didalam Tuhan Yesus Kristus,
karena AnugerahNya yang sempurna, penulis diberi kesempatan untuk boleh
menyelesaikan tugas akhir sekolah dengan baik. Di waktu yang baik ini perkenankan
penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Tuhan yang Maha Esa atas cinta dan kasih dan tuntunan-Nya membuat penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2.Bapak Dr. Jimmy M.R. Lumintang, MA,MBA,MTh sebagai ketua STT “IKAT” Jakarta,
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan program Sarjana
PAK di STT “IKAT”. Jakarta.
3. Bapak Dr. Lasino J.W. Putro,MA,M.Th,M.Pd.K sebagai ketua I STT IKAT, Jakarta.
4. Ibu Dr.Donna Sampaleng, M.pd. Sebagai ketua II Sekolah Tinggi Theologi “IKAT”.
5. Dr. Ruben Nesimnasi, M.Th Sebagai ketua III Sekolah Tinggi Theologi “IKAT” Jakarta.
6. Dr. Simon Stevanus Baitanu,M.Th Sebagai ketua IV Sekolah Tinggi Theologi “IKAT”
Jakarta.
7. Dr. Maria Tonahati, M.Th sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan arahan
dan motivasi yang luar biasa kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Senat Perguruan Tinggi Serta Pemimpim dan Civitas Akademik STT “IKAT” Jakarta.
9. Dan terkhusus, skripsi ini penulis persembahkan untuk orang yang sangat berjasa dalam
hidup penulis, yaitu keluarga tercinta, untuk mama, abang dan kakak tuhan Yesus
memberkati.
10. Dan juga untuk orang tua Rohani saya bapak pdt Dolfy salem dan ibu Debbie
Lombogia bersama keluarga pastori yang telah memberikan dukungan dan bantuan bagi
penulis kiranya Tuhan Yesus memberkati.
11. Terima kasih juga bagi jemaat GPdI Shalom Graha Bintaro yang selalu memberikan
semangat bangi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, kiranya Tuhan Yesus
Memberkati.
12.Untuk semua teman-teman dan keluarga yang ada di kampung halaman, penulis
mengucapkan banyak terima kasih yang telah membantu dan memberikan dukugan bagi
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

vii
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyajikan karya ini, namun
disadari masih banyak kekurangan dan belum sempurna, maka penulis dengan ikhlas dan
ikhlas menerima kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun. Akhir kata, penulis
berharap semoga disertasi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan, dan semuanya berbakti demi kehormatan dan
kemuliaan Bapa Surgawi dalam nama Tuhan Yesus Kristus serta komitmen dan karya-
Nya. Roh Kudus di bumi ini, amin.

Jakarta, Januari 2024

Penulis

vii
DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN

PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

HASIL PERSIDANGAN

PENGESAHAN LEMBAGA PENDIDIKAN

ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

B. Tujuan penulisan masalah

C. Rumusan Masalah

D. Batasan Masalah

E. Hipotesa

F. Metode Penelitian

G. Sistimatika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kompetensi
A.1 Standar Kompetensi Guru

vii
A.2 Model dan Tipe Kompetensi
A.3 Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Guru
B. Pengertian Guru
B.1 Ciri-Ciri Guru Berkompetensi
B.2 Macam-Macam kompetensi Guru
B.3 Kompetensi Guru di Sekolah
C. Pengertian Perilaku
C.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
C.2 Pengaruh Pertumbuhan Fisik Terhadap Perilaku
C.3 Pengaruh terbentuknya Perilaku anak
C.4 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Perilaku Anak
D. Anak Usia Dini
D.1 Perilaku dan Ciri Anak Usia Dini
D.2 Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini
D.3 Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
BAB III AREA RISET

A.Sejarah Singkat Tentang PAUD Terang Bintaro

B.Visi Misi dan Tujuan Sekolah

C.Data Guru

D.Tata Tertib Sekolah

E.Kegiatan Belajar Yang di Lakukan di PAUD Terang Bintaro

F.Peran Guru Terhadap Perilaku Anak Usia Dini Di PAUD Terang Bintaro

G.Masalah Atau Kendala Yang Berkaitan Dengan Perilaku Anak.

vii
BAB IV PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PERILAKU MURID DI
PAUD TERANG BINTARO TANGERANG SELATAN, BANTEN

A. Analisa data penelitian


B. Pengumpulan data penelitian
C. Pembahasan Hipotesa
D. Hasil kompetensi Guru terhadap perilaku Anak
1.Anak semakin sopan dan Santun
2. Anak semakin disiplin
3. Anak semakin lancar berbicara
4. Anak semakin Mandiri
5. Anak dapat bertumbuh dengan baik.
E. Solusi
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DATA PRIBADI

LEMBAR KONSULTASI

vii
BAB I

PENDAHULUAN
A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Kompetensi adalah kemampuan untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan
berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan kinerja yang dibutuhkan.
Keahlian banyak disiplin ilmu merupakan prasyarat penting bagi penerapan kerangka
acuan dan tujuan organisasi. Persoalan kompetensi menjadi penting karena kompetensi
memberikan kerangka organisasi yang efektif dan efisien untuk penggunaan sumber daya
yang terbatas. Dalam pekerjaan atau profesi apapun khususnya dalam bidang pendidikan
sekolah, tenaga pengajar yang utama adalah guru, tentunya harus mempunyai kualifikasi
yang sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya. Seorang guru yang mempunyai
kualifikasi dibidangnya dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan efisien,
efektif, tepat waktu dan penuh tekad. Sebagai unsur dasar lembaga pendidikan. Guru Guru
dituntut mempunyai kompetensi dalam bidang pengajaran. Setidaknya berpengaruh pada
kemudahan penyampaian informasi kepada siswa yang menunjukkan kenikmatan belajar
dan dapat mempengaruhi perilaku setiap siswa. Oleh karena itu penulis melihat anak-anak
PAUD Terang Bintaro mempunyai latar belakang keluarga yang berbeda-beda sehingga
menimbulkan perbedaan.

Menjadi guru PAUD memerlukan kekuatan dan keikhlasan yang luar biasa serta
membutuhkan pengorbanan yang tidak mampu ditanggung oleh banyak orang. Sebab
setiap siswa mempunyai sikap dan perilaku yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tugas guru
merencanakan pembelajaran, merencanakan cara menghadapi perbedaan sikap setiap
siswa, melaksanakan pembelajaran dengan cara yang berbeda-beda agar siswa dapat
mengamati dan mengevaluasi pembelajaran dengan baik. Penguasaannya memerlukan
kualifikasi atau kemampuan guru dalam mengajar dengan menggunakan lingkungan
belajar yang dapat meningkatkan profesionalisme guru terhadap siswa.

PAUD Terang Bintaro merupakan lembaga subsidi gereja yang mengklaim mampu
melahirkan anak-anak yang religius dan berperilaku baik. Agar anak-anak PAUD Terang

vii
Bintaro dapat menjadi teladan, teladan dan juga berkah bagi banyak orang. Para guru
PAUD Terang Bintaro mempunyai tingkat pendidikan sekolah alkitabiah sebesar 70%,
oleh karena itu sekolah ini mempunyai peran penting dalam lingkungan hidup sebagai
panutan dan panutan. Pendidikan seseorang sangat mempengaruhi kinerja seseorang, yang
dalam penelitian ini adalah kualifikasi profesional guru. Guru merupakan faktor penentu
keberhasilan pembelajaran. Guru harus mempunyai keterampilan pendidikan. Apabila
tingkat pendidikan guru baik maka kualifikasi profesional guru juga tinggi. Sebaliknya jika
tingkat pendidikan guru kurang baik atau tidak, maka kualifikasi profesional guru juga
rendah dan berdampak pada pembelajaran dan perilaku anak. PAUD Terang Bintaro
didirikan sebagai sekolah nirlaba dengan siswa kelas bawah namun mahasiswa
pascasarjana yang kemampuan akademiknya mampu bersaing dengan sekolah swasta
lainnya. Hal ini dapat terjadi karena kualifikasi profesional guru.

PAUD Terang Bintaro merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menuntut
gurunya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup baik mengenai sikap maupun
proses pembelajaran. Seorang guru PAUD Terang Bintaro dituntut memiliki keterampilan
yang berbeda dengan guru di sekolah lain. Oleh karena itu, guru harus berkompeten dalam
membina siswa PAUD Terang Bintaro, agar perilaku setiap siswa PAUD Terang Bintaro
semakin hari semakin baik dan berdampak pada banyak orang.

Namun dalam membesarkan anak, pasti ada hal-hal yang mempengaruhi perilaku
dan cara berpikir anak, tidak hanya dari keluarga, tapi juga dari lingkungan luar. Beberapa
faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kejahatan remaja dan kenakalan remaja saat
ini antara lain:

Keluarga rumah tangga yang hancur. Kenakalan remaja saat ini menjadi penyebab
perselisihan keluarga. Dampak dari Broken Home pada anak dapat menyebabkan orang tua
kehilangan perhatian dan membiarkan anak menjadi jahat karena ingin mendapatkan
perhatian tersebut kembali. Mereka merasa sendirian dan tidak tahu di bawah pengawasan
keluarga. Broken home ini juga menyebabkan anak melakukan hal-hal yang tidak
disangka-sangka. Sekalipun anak tersebut belum tahu bagaimana cara menghindari kata-
kata kotor.

Pilihan yang salah untuk bergaul dengan teman. Teman merupakan salah satu pengaruh
terpenting dalam kehidupan seorang anak. Selain membesarkan anak yang baik, Anda juga

vii
membutuhkan teman yang memiliki sifat-sifat teman yang baik dan tulus. Pemilihan teman
yang salah banyak menimbulkan dampak negatif bagi anak dan keluarga itu sendiri,
misalnya menjadi penyebab pertengkaran anak dengan orang tuanya, penyimpangan sosial
dalam keluarga, dan lain-lain. Sebagai orang tua, Anda harus mengetahui perusahaan anak
Anda dan dengan siapa teman-temannya bergaul agar dapat mengontrol anak Anda.

Program anak dan media membaca. Ada banyak kemajuan teknologi saat ini.
Misalnya saja beberapa perangkat yang hampir dimiliki setiap anak. Berbeda halnya ketika
orang tua saya masih kecil, hanya bermain alam dan belum ada internet. Saat ini hampir
semua anak sudah mengetahui cara memasuki dunia maya. Merupakan tantangan bagi
orang tua saat ini untuk mengontrol apa yang dilihat dan dibaca anak-anak mereka secara
online. Jangan mengingkari hal-hal positif dan menghindari sifat orang tua yang terlalu
melindungi anaknya, tapi bantulah mereka menyaring informasi yang diterimanya.

Kurangnya dasar agama. Setiap anak yang cukup dibekali iman akan menguatkan
dirinya terhadap kejahatan lahiriah. Di sinilah pembelajaran tentang agama dimulai di
rumah dan di keluarga. Keluarga yang menganut suatu agama dan mengamalkannya dalam
kehidupannya dapat membawa anak-anaknya untuk mengamalkannya juga dalam
kehidupannya. Sebab sekolah kehidupan pertama yang diterima anak berasal dari keluarga.
Salah satu cara membesarkan anak yang baik adalah dengan memiliki landasan agama
yang kuat.

Anak tidak mendapatkan contoh yang baik dari keluarga. Perilaku anak juga dibentuk
oleh kebiasaan dan perilaku orang tuanya, karena anak merupakan peniru yang baik.
Sepanjang contoh yang diajarkan itu baik, maka baiklah, tetapi jika contoh yang mereka
lihat jelek, maka diambil pula. Oleh karena itu, orang tua juga harus memeriksa diri sendiri
sebelum menyalahkan anak.

Perceraian orang tua. Perceraian orang tua menyebabkan anak kehilangan citra
keluarga yang sebenarnya. Tidak semua orang benar-benar ingin bercerai, namun mereka
perlu berpikir matang dan mengambil keputusan tersebut. Dampak perceraian terhadap
anak sangatlah besar. Libatkan anak dalam hal ini, beri ia pemahaman tentang perpisahan
orang tua, sehingga perpisahan persahabatan yang diakibatkannya tidak terlalu menyakiti
hati anak.

vii
Pelecehan orang tua. Kekerasan verbal dan fisik tidak dianjurkan saat membesarkan
anak. Perlakuan kasar yang mereka terima akan selalu dikenang hingga mereka dewasa.
Jika terjadi kekerasan, anak mungkin merasa takut, namun tidak menutup kemungkinan di
kemudian hari mereka akan mengulangi kesalahan yang sama karena mereka sudah merasa
mengetahui apa yang terjadi pada dirinya. Selama anak dirawat, berikan nasihat yang baik
tanpa membentak atau memukul.

Nilai-nilai budaya yang baik kurang dimanfaatkan di lingkungannya. Tidak dapat


dipungkiri bahwa lingkungan juga memberikan teladan bagi anak dalam kehidupannya.
Berada di lingkungan yang buruk adalah hal yang tidak baik, dan memang seharusnya
demikian. Bisa dibayangkan perbedaan antara anak yang tinggal di komunitas keagamaan
dan anak yang tinggal di perumahan elit. Apakah anak harus memiliki pemikiran yang
berbeda? Yang mereka pikirkan tentu juga berbeda. Yang satu memikirkan cara untuk
lebih dekat dengan tuhannya dan yang lainnya memikirkan cara mendapatkan mobil baru.
Dan cara memanjakan anak di lingkungan itu juga berbeda-beda. kurangnya pendidikan
dan lingkungan sekolah yang buruk. Sekolah merupakan rumah kedua bagi anak untuk
menimba ilmu. Ajaran akademis dan moral yang diberikan guru merupakan penunjang
untuk membentuk cara berpikir anak. Lingkungan sekolah yang tidak mengajarkan moral
yang baik dan memungkinkan terjadinya perundungan di sekolah akan menciptakan
suasana pendidikan yang kondusif dan menyebabkan siswa lain melakukan hal yang sama.
Kenakalan anak juga dipicu oleh kurangnya perhatian guru terhadap siswanya di sekolah.

Sebab ada masalah yang terpendam pada diri anak. Kenakalan remaja terkadang dipicu
oleh permasalahan yang belum terselesaikan. Anak-anak berusaha mengalihkan pikirannya
dengan melakukan hal-hal buruk. Hal ini mungkin terjadi karena anak merasa tidak ada
orang yang bisa dipercaya untuk bercerita dan mencari solusi, atau karena anak terlalu
malu untuk mengutarakan pendapatnya. Oleh karena itu penulis tertarik dengan judul
“Pengaruh kompetensi Guru Terhadap Perilaku Anak Usia Dini di PAUD Terang Bintaro
di Tangerang Selatan Banten”

B. Tujuan penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk memenuhi Sebagian persyaratan untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan


Agama Kristen dari Sekolah Tinggi Theologi “IKAT” Jakarta.

vii
2. Untuk menjelaskan tentang kompetensi Guru yang berpengaruh dalam
memperbaiki perilaku Anak

3. Memberikan wawasan lebih kepada pembaca agar memiliki suatu pandangan yang
baik tentang “Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Perilaku Anak Usia Usia di
PAUD Terang Bintaro.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal di atas, penulis memaparkan permasalahan yang akan dibahas:

1.Apa yang di maksud dengan kompetensi guru?

2.Apa yang di maksud dengan perilaku?

3.Apakah ada pengaruhnya antara kompetensi guru terhadap perilaku anak usia dini

D. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi batas
masalah dalam pembuatan skripsi ini adalah: “PENGARUH KOMPETENSI GURU
TERHADAP PERILAKU ANAK USIA DINI DI PAUD TERANG BINTARO
TANGERANG SELATAN, BANTEN”

E. Hipotesa

Jila guru memiliki kompetensi dalam mengajar maka anak akan memiliki perilaku yang
baik dan dapat dilihat di kehidupan sehari-hari.

F. Metode penelitian.

Metode yang digunakan oleh penulis dalam membuat skripsi ini adalah sebagai berikut.

1.Penelitian kepustakaan (LibrayResearch)

Penulis mengumpulkan informasi teoritis dengan membaca buku-buku yang berkaitan erat
dengan judul disertasi, termasuk membaca beberapa artikel yang berkaitan dengan topik
yang dibahas, serta beberapa pendapat orang-orang yang ahli.

2. Penelitian lapangan.

vii
Penulis melakukan observasi lansung untuk melihat dan turut mengajar di PAUD Terang
Bintaro Tangerang Selatan, Banten.

3. Melakukan wawancara terhadap guru dan orang tua

4. Pembagian Angket kepada orang tua murid

G. Sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan pemilihan judul

B. Tujuan penulisan

C. Rumusan Masalah

D. Batasan Masalah

E. Hipotesa

F. Metode Penelitian

G. Sistimatika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI


A. Pengertian Kompetensi
A.1 Standar Kompetensi Guru
A.2 Model dan Tipe Kompetensi
A.3 Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Guru
B. Pengertian Guru
B.1 Ciri-Ciri Guru Berkompetensi
B.2 Macam-Macam kompetensi Guru
B.3 Kompetensi Guru di Sekolah
C. Pengertian Perilaku
C.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
C.2 Pengaruh Pertumbuhan Fisik Terhadap Perilaku
C.3 Pengaruh terbentuknya Perilaku anak

vii
C.4 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Perilaku Anak
D. Anak Usia Dini
D.1 Perilaku dan Ciri Anak Usia Dini
D.2 Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini
D.3 Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
BAB III AREA RISET
A. Sejarah Singkat Tentang PAUD Terang Bintaro
B. Visi Misi dan Tujuan Sekolah
C. Data Guru
D. Tata Tertib Sekolah
E. Kegiatan Belajar Yang di Lakukan di PAUD Terang Bintaro
F. Peran Guru Terhadap Perilaku Anak Murid Di PAUD Terang Bintaro
G. Masalah Atau Kendala Yang Berkaitan Dengan Perilaku Anak.
BAB IV PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP PERILAKU MURID DI
PAUD TERANG BINTARO TANGERANG SELATAN, BANTEN
A. Analisa data penelitian
B. Pengumpulan data penelitian
C. Pembahasan Hipotesa
D. Hasil kompetensi Guru terhadap perilaku Anak
1.Anak semakin sopan dan Santun
2. Anak semakin disiplin
3. Anak semakin lancar berbicara
4. Anak semakin Mandiri
5. Anak dapat bertumbuh dengan baik.
E. Solusi
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran, kesimpulan bab ini adalah hasilnya
diperoleh penulis untuk menjawab permasalahan dari penelitian berdasarkan temuan fakta
dilapangan dan saran yang diberikan sehubungan dengan hasil yang di peroleh.
A. Kesimpulan
B. Saran

vii
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
LEMBAR KONSULTASI
LAMPIRAN

BAB II
LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN KOMPETENSI GURU

Standar kompetensi guru merupakan beberapa indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur karakteristik guru yang berkualifikasi profesional. Kualifikasi guru merupakan
gabungan keterampilan personal, ilmiah, teknis, sosial, dan spiritual yang bersama-sama
membentuk standar kompetensi profesi guru, yang meliputi penguasaan materi,
pemahaman peserta didik, pembelajaran edukatif, pengembangan kepribadian, dan
kompetensi profesional. Namun dalam praktiknya, gaya mengajar seorang guru tidak
selalu sama dengan guru lainnya. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri karena guru
mempunyai latar belakang pendidikan yang berbeda, pengalaman yang berbeda dan
pengalaman pengajaran. Guru merupakan komponen terpenting dari keseluruhan sistem
pendidikan yang memerlukan perhatian maksimal. Bab ini mendapat perhatian strategis
ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terlibat dalam segala aspek sistem
pendidikan. Tenaga pendidik mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan
tujuan pembangunan nasional khususnya di bidang pendidikan, sehingga harus
dikembangkan menjadi tenaga profesional yang bernilai dan terampil.

Menurut beberapa ahli, kualifikasi seorang guru adalah sebagai berikut:

vii
1. Menurut Mulyasa (2007, hal. 119). Kompetensi guru merupakan gabungan antara
keterampilan personal, ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, dan intelektual yang secara
tidak langsung membentuk standar kompetensi profesi guru, yang meliputi penguasaan
materi, pemahaman peserta didik, pembelajaran edukatif, pengembangan kepribadian, dan
profesionalisme mengajar. Kompetensi guru adalah kemampuan guru yang dinyatakan
dalam pikiran dan tindakan yang cerdas dan bertanggung jawab, sebagai suatu keadaan
yang dianggap masyarakat mampu melaksanakan tugas mengajar setelah mengalami
proses pembelajaran tertentu. Secara implisit, kualifikasi pendidik merupakan suatu
himpunan. Pengetahuan, keyakinan dan juga keterampilan yang harus dimiliki seorang
guru dalam melakukan pengajaran terhadap anak didik. Jika guru gagal memenuhi
kompetensinya maka guru gagal dalam mendidik dan mengajar anak.

2. Menurut Zamron (2001:60). Guru pengajar merupakan seseorang yang sangat beperan
penting dalam merencanakan materi pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran
sangat tergantung pada keefektifan guru dalam mengajar, dan seseorang yang telah
menjalani pelatihan tertentu untuk menjadi guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan
baik dan benar. Pernyataan tersebut membawa pada pemahaman bahwa mengajar adalah
suatu profesi dan pekerjaan seorang guru adalah pekerjaan profesional. Setiap pekerjaan
profesional memerlukan keterampilan atau kualifikasi tertentu bagi seseorang untuk
memenuhi tugas pekerjaannya. Guru adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab
terhadap pendidikan murid-muridnya. Artinya guru harus mempunyai kompetensi
wewenang dan kemampuan menjelaskan tanggung jawabnya. Oleh karena itu, keahlian
seperti keterampilan, kesanggupan dan kapabilitas kepemimpinan pendidikan harus
sepenuhnya menjadi milik guru. Guru harus mempunyai kualifikasi sesuai standar yang
telah ditetapkan, atau biasa disebut standar kualifikasi guru.

3. Menurut Suparlani (2006:85) menjelaskan bahwa: Standar kompetensi guru merupakan


pengukuran yang ditetapkan atau diperlukan dalam bentuk pengelolaan pengetahuan dan
perilaku agar seorang guru dapat melaksanakan tugas sesuai dengan peran, kompetensi,
dan tingkat pendidikannya.

4. Menurut Akmad Sudrajat (2007). Kualifikasi guru merupakan gambaran tentang apa
yang harus mampu dilakukan oleh seorang guru dalam pekerjaannya, baik dalam bentuk

vii
kegiatan maupun pembentukan perilaku peserta didik.

5. Menurut Nana Sudjana (2002:17). Kualifikasi guru merupakan keterampilan dasar yang
harus dimiliki seorang guru.

6. Sumitro dkk. (2002:70) menurut. Sekolah membutuhkan guru yang mempunyai


kemampuan mengajar dan membina yang inovatif, kreatif, manusiawi, mempunyai waktu
yang cukup untuk melatih keterampilan profesionalnya, yang dapat mempertahankan
wibawanya di mata siswa dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan. Harus
dipahami bahwa menjadi guru yang berkualitas tidaklah mudah, harus memiliki kesabaran
dan keikhlasan dalam menunaikan segala tugas dan tanggung jawab seorang guru untuk
membina peserta didik yang berkarakter dan berperilaku berbeda. Oleh karena itu,
diperlukan guru yang berkualitas untuk melatih siswa. Sehingga terbentuklah perilaku
siswa menjadi perilaku yang baik. Oleh karena itu peran guru dalam mendidik siswa
sangatlah penting.

A.1 PENGERTIAN GURU

Guru adalah seorang tenaga pendidik professional yang mendidik mengajarkan suatu
ilmu, membimbing, melatih, memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada
peserta didik. Defenisi guru adalah seseorang yang telah mengabdikan dirinya untuk
mengajarkan suatu ilmu, mendidik, mengarahkan, dan melatih muridnya agar memahami
ilmu pengetahuan yang diajarkan tersebut. Dalam hal ini guru tidak hanya mengajarkan
Pendidikan formal, tapi juga Pendidikan lainnya dan bisa menjadi sosok yang diteladani
oleh para muridnya. Dari penjelasan tersebut, maka dapat dipahami bahwa guru sangat
penting dalam proses menciptakan generasi penerus yang berkualitas, baik secara
intelektual, perilaku, maupun, akhlaknya.

Menurut para ahli, pengertian seorang guru meliputi :

1. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, guru dan dosen adalah pendidik
profesional yang tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

2. Menurut Dri Atmaka (2004:17), pendidik atau guru adalah orang yang bertugas
membantu peserta didik dan mengembangkannya baik lahir maupun batin.

vii
3. Menurut Drs.M.Uzer Usman (1996:15), guru adalah setiap orang yang diberi kekuasaan
dan bertugas dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal.

4. Menurut KBBI (2007:377), guru adalah orang yang tugasnya mengajar.

5. Menurut Ngalim Purwanto, guru adalah orang yang memberikan ilmu atau
kebijaksanaan kepada seseorang atau sekelompok orang.

6. Menurut Mulyasa, guru adalah orang yang mempunyai kualifikasi akademik dan
kualifikasi sebagai peserta didik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu melaksanakan
tujuan pendidikan nasional.

7. Dr. Ametembuni sebagaimana dikutip oleh Akmal Hawi “Guru adalah semua orang
yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik baik secara
individu maupun klasikal maupun di dalam dan di luar sekolah.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa guru adalah


mitra kerja siswa dalam kebaikan dimana guru ikut serta dalam mengajar, membimbing,
melatih dan mengarahkan ke arah yang lebih baik serta memberikan ilmu yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menjaga, membimbing dan membimbing peserta didik agar peserta didik
tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan kemampuannya. Guru sebagai
penggagas pembelajaran berhasil jika siswa termotivasi untuk belajar. Oleh karena itu,
guru hendaknya mengembangkan kesempatan belajar siswa. Guru lah yang akan
menggantikan orang tua mendidik anak ketika di lingkungan sekolah. Sekolah sangat
berperan penting untuk membimbing dan mengarahkan murid untuk mencapai tujuan
pendidikan dan menjadikan mereka manusia seutuhnya melalui keteladanan, semangat atau
dorongan untuk menjadi lebih baik, dan bimbingan atau pendampingan agar mereka selalu
pada jalurnya. kebenaran dalam mengembangkan potensi Anda. Menurut Pasal 4 UUD
1944, guru mempunyai beban dan tugas untuk mengembangkan bakat peserta didik guna
memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. untuk memperkaya kehidupan
masyarakat.

Selain guru memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru
juga memiliki tugas dan kewajiban dalam menjalankan perannya sebagai pelaksana
pembelajaran. Menurut Undang-Undang No 14 Tahun 2005 pasal 20, tugas dan kewajiban
guru, antara lain:

vii
1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

2. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara


berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

3. Bertindak objektif dan tidak deskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin,
agama, latar belakang, keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam
pembelajaran.

4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta
nilai-nilai agama dan etika.

5. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Warso (2014) dalam bukunya proses pembelajaran dan penilaiannya di


SD/MI/SMP/MT/MTS/SMA/MA/SMK mengatakan pada pelaksanaan proses
pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat penting. Peran dan tugas guru dalam
proses pembelajaran tersebut meliputi guru sebagai:

1. Guru sebagai sumber belajar, maka gurulah yang menjadi tempat peserta didik menggali
atau mengambil pelajaran. Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya
guru harus memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa dan
guru perlu melakukan pemetaan tentang materi Pelajaran.

2. Guru sebagai pemimpin pembelajaran, guru berperan dalam menciptakan suasana


belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan nyaman melalui pengelolaan kelas.

Ada 4 tugas umum sebagai guru administrasi pendidikan, yaitu:

a) Merencanakan tujuan studi.

b). Mengatur berbagai alat peraga.

c). Pimpin dan pimpin.

3. Guru sebagai demonstran, yaitu. berperan menunjukkan kepada siswa segala sesuatu
yang dapat membuat siswa memahami dan lebih memahami pesan/bentuk pembelajaran
yang disampaikan. Seorang guru juga merupakan role model atau panutan bagi siswanya.
4. Guru sebagai pembimbing, yaitu membimbing siswa agar dapat menentukan apa yang

vii
ditawarkannya, membimbing siswa untuk mencapai dan memenuhi tugas-tugas
perkembangannya, sehingga melalui prestasi tersebut ia dapat tumbuh dan berkembang
menjadi pribadi ideal yang menjadi pribadi yang ideal. harapan setiap cita-cita orang tua
dan masyarakat.

5. Guru sebagai motivator, pembelajaran berhasil apabila siswa termotivasi untuk belajar.
Oleh karena itu, guru hendaknya mengembangkan kesempatan belajar siswa. Untuk
mencapai hasil belajar yang terbaik, guru dituntut kreatif dalam menciptakan motivasi
belajar siswa.

6. Sebagai evaluator, tugas guru adalah mengumpulkan informasi tentang keberhasilan


pembelajaran yang telah diselesaikan. Dengan bantuan evaluasi, guru mengetahui atau
menentukan keberhasilan siswa dan mencapai tujuan pembelajaran. Dan guru juga dapat
menentukan keberhasilan dari setiap program yang dibuat guru

7. Guru sebagai evaluator, tugas guru adalah mengumpulkan informasi atau keterangan
tentang keberhasilan pembelajaran yang telah diselesaikan. Evaluatornya mempunyai dua
tugas.

a. Untuk menentukan keberhasilan sisa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan untuk
menentukan keberhasilan siswa dalam menyerap materi kurikulum.

b. untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah
diprogramkan.

8. Guru sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk


memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang perlu
dipahami:

a. Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsinya
masing-masing media tersebut

b. Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media.


c. Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis sumber belajar.
d. Guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi
dengan siswa.

A.2 PENGERTIAN KOMPETENSI

vii
Pengertian kompetensi menurut para ahli :

1. Kelayakan menurut Spencer dan Spencer, Palan (2007). Ciri-ciri utama seseorang yang
bersifat sebab akibat dengan terpenuhinya kriteria-kriteria yang diperlukan untuk bekerja
pada suatu jabatan. Kompetensi terdiri dari lima jenis karakteristik, yaitu motif (kehendak
dan alasan bertindak yang koheren), faktor bawaan (karakter dan reaksi yang konsisten),
konsep diri (citra diri), pengetahuan (pengetahuan tentang bidang tertentu), dan
keterampilan (kemampuan untuk melakukan tugas).

2. Hal ini sesuai dengan pandangan Becker dan Ulrich dalam Suparno (2005:24)
Kompetensi mencakup pengetahuan, keterampilan (skill) dan kemampuan atau ciri-ciri
kepribadian yang mempengaruhi kinerja.

3. Berbeda dengan Fogg (2004:90)

Kompetensi dibagi menjadi dua kategori, yaitu. kompetensi dasar dan pemisahan
kompetensi sesuai dengan kriteria yang digunakan dalam memprediksi prestasi kerja.
Kompetensi inti (threshold kompetensi) merupakan karakteristik yang paling penting,
biasanya berupa pengetahuan atau keterampilan dasar. Seperti halnya membaca dan
membedakan, kompetensi adalah kompetensi yang membedakan seseorang dengan orang
lain.

4.Nomor Direktur Badan Layanan Umum: 46A Tahun 2003.

Pengertian Kompetensi Menurut Kepala Badan Layanan Negara: 46A adalah


keterampilan dan karakteristik pegawai negeri sipil berupa pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya. pelaksanaan tugas resmi tugas agar
Pejabat Pegawai Negeri Sipil dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan
efisien.

5. Undang-undang No. 13 tahun 2003.

Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013, pengertian kompetensi adalah


kemampuan kerja setiap orang yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja
menurut standar tertentu. Dari uraian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kompetensi merupakan ciri dasar yang dimiliki atau bagian dari kepribadian yang
mendalam dalam diri seseorang sehingga sangat berperan penting untuk memotivasi dalam

vii
berbagai kondisi dan tugas pekerjaan, prestasi yang dimilikinya. dan keinginan untuk
mencoba menyelesaikan tugas secara efektif.

Kompetensi-kompetensi yang diuraikan di atas tentunya juga sangat diperlukan bagi


guru untuk memperoleh kualifikasinya, apalagi dalam mengabdi kepada siswa tidak hanya
dalam mengajar, tetapi juga sebagai teladan dalam pembelajaran yang diajarkannya. Sebab
anak sangat mudah meniru apa yang dilakukan guru saat mengajar.

A.3 CIRI-CIRI GURU BERKOMPETENSI

Ciri-ciri jabatan sangat diperlukan dalam pekerjaan, karena tujuannya adalah untuk
memisahkan tugas-tugas profesional yang mempunyai keahlian khusus dengan tugas-tugas
yang baku.

1. Sesuai dengan pendidikan khusus yang dimilikinya, ia melaksanakan tugasnya dengan


penuh tanggung jawab, mengambil keputusan secara mandiri, dan bekerja dengan terampil
dan kompeten. Biasanya pendidikan tinggi profesi berada pada jenjang pendidikan profesi.
2. Motif dan tujuan utama memilih suatu jabatan (pekerjaan) adalah untuk mengabdi pada
kemanusiaan, bukan imbalan materi (gaji) yang menjadi tujuan utama.

3. Terdapat kode etik yang diterima secara sukarela untuk memandu perilaku dan aktivitas
kelompok profesi terkait. Dengan demikian, kode etik merupakan standar moral perilaku
para anggotanya ketika melakukan pekerjaannya.

4. adanya semangat kesetiaan terhadap profesi (kelompok), misalnya dalam bentuk gotong
royong anggotanya baik dalam suka maupun duka.

Jurusan tenaga pengajar tidak hanya memikul keahlian khusus, kompetensi akademik
tenaga pengajar dan kompetensi profesional yang berkaitan dengan tugas Pembina, tetapi
juga tingkat kematangan dan kematangan. rasa tanggung jawab dan kemampuan
pengambilan keputusan yang tinggi. Keterampilan tersebut meningkatkan nilai dan wibawa
guru terhadap siswa yang diajarnya sesuai dengan sosial budaya kita, secara historis status
guru dalam masyarakat kita termasuk tinggi. Pendidik adalah orang yang pantas untuk
didengar perkataan dan perbuatannya, untuk ditiru (teladan). Motif utama menjadi seorang
pendidik bukanlah gaji (materi), melainkan panggilan untuk mengabdi kepada masyarakat
terutama karena Allah.

Fathur Rohman memaparkan ciri-ciri guru yang berkualitas sebagai berikut:

vii
• dia selalu mempunyai energi untuk para siswa. Guru yang baik akan memperhatikan
siswanya dalam setiap percakapan dengan mereka. Guru yang baik juga mempunyai
kemampuan mendengarkan dengan cermat.

• Anda sudah jelas mengenai tujuan pelajaran. Seorang guru yang baik menetapkan tujuan
yang jelas untuk setiap pelajaran dan berusaha untuk mencapai tujuan spesifik tersebut di
setiap kelas.

• Anda memiliki keterampilan disiplin yang efektif. Seorang guru yang baik memiliki
keterampilan disiplin yang efektif yang dapat mendorong perubahan perilaku positif di
kelas.

• Anda memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik. Seorang guru yang baik
memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan memastikan perilaku siswa yang
baik sementara siswa belajar dan bekerja secara efektif serta menghormati seluruh bagian
kelas.

• dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang tua. Guru yang baik menjaga jalur
komunikasi terbuka dengan orang tua dan terus memberikan informasi kepada mereka
tentang apa yang terjadi di kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan banyak lagi. Mereka
menyediakan diri untuk panggilan telepon dan rapat.

• mempunyai harapan yang tinggi terhadap murid-muridnya. Guru yang baik mempunyai
harapan yang tinggi terhadap siswanya dan mendorong seluruh siswa di kelasnya untuk
selalu bekerja sama dan mencapai yang terbaik.

• pengetahuan tentang kurikulum. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan


menyeluruh tentang kurikulum dan standar sekolah

• untuk menjual Mereka melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa pengajaran
mereka memenuhi standar ini.

• pengetahuan tentang mata pelajaran yang diajarkan. Hal ini mungkin terlihat jelas, namun
terkadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan dan antusiasme yang
luar biasa terhadap mata pelajaran yang diajarkan. Mereka bersedia menjawab pertanyaan
dan melestarikan materi tentang dampak atau pengaruh yang mereka miliki terhadap
kehidupan siswa, melibatkan siswa dan bahkan berkolaborasi dengan bidang akademik
lainnya untuk mendorong pembelajaran kolaboratif.

vii
• Selalu memberikan yang terbaik kepada anak dan proses pengajarannya. Seorang guru
yang baik bersemangat bekerja dengan anak-anak. Mereka senang membuat perbedaan
dalam kehidupan siswa dan memahami momen ketika siswanya tumbuh.

• memelihara hubungan berkualitas tinggi dengan siswa. Seorang guru yang baik
membangun hubungan yang kuat dan penuh hormat dengan siswanya serta membangun
hubungan saling percaya.

• mengajar siswa untuk belajar. Bukan hal yang mudah menjadikan proses pembelajaran
sebagai proses yang tetap. Ini adalah proses tetap di mana guru membiarkan siswa
menemukan pertanyaannya sendiri atau oleh guru. Banyak guru menunda proses ini karena
terbatasnya waktu dan banyaknya persyaratan kurikulum.

• Anda memiliki semua sifat baik yang dimiliki oleh sesama guru. Sebagai orang dewasa,
guru hendaknya bersikap ramah terhadap sesama guru. Kualitas yang baik adalah
kerendahan hati, kemauan untuk berbagi pengetahuan, fleksibilitas dan pengutamaan
penilaian yang baik, inklusi dan non-eksklusivitas, dan kemauan untuk membantu orang
lain yang membutuhkan bila memungkinkan. Semua kualitas ini sangat diperlukan untuk
menjadikan sekolah sebagai komunitas belajar dan bukan sekolah dengan guru-guru senior
yang berkuasa dan guru-guru muda yang menerima apa dan apa yang diperintahkan oleh
guru yang hadir di sekolah untuk mereka lakukan.

A.4 STANDAR KOMPETENSI GURU

Standar kualifikasi guru merupakan seperangkat indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur karakteristik guru yang dianggap memiliki kualifikasi pribadi. Kualifikasi guru
merupakan perpaduan keterampilan personal, ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, dan
spiritual yang secara bersama-sama membentuk standar kompetensi profesional yang
mencakup pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, pengembangan pribadi, dan
profesionalisme. Guru merupakan komponen terpenting dari keseluruhan sistem
pendidikan yang memerlukan perhatian maksimal. Bab ini mendapat perhatian strategis
ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terlibat dalam segala aspek sistem
pendidikan. Guru mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pelaksanaan tujuan
pembangunan nasional khususnya di bidang pendidikan, sehingga harus dikembangkan
menjadi tenaga profesional yang bernilai dan terampil.

Beberapa standar kualifikasi guru:

vii
1. Kompetensi pedagogis Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang harus
dimiliki guru. Pada dasarnya kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang guru
dalam mengendalikan belajar peserta didik. Kompetensi pedagogi memerlukan perhatian
khusus karena mencakup keterampilan dasar. Dimensi guru dengan kualifikasi pedagogi
adalah

a) Pemahaman guru terhadap konsep atau landasan pendidikan Guru harus memahami
pandangan dan landasan pendidikan agar dapat menerapkan praktik pendidikan secara
konsisten dan mencapai tujuan pembelajaran yang jelas. Kegiatan guru bertujuan agar
siswa dapat memenuhi peran yang berbeda-beda sesuai dengan kedudukannya berdasarkan
nilai dan standar yang diakui.

b) Pemahaman siswa Guru sekolah perlu memahami dan mempertanyakan siswa, seperti
menanyakan usia anak dan latar belakang keluarga. Dengan demikian, ia mampu
menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak dan juga mampu
menerapkan bimbingan yang terfokus. Sukmadinata dalam Musfah 2011: 31 guru harus
mengenal peserta didik dengan baik, memahami tahap-tahap perkembangan yang telah
dicapainya, kemampuan, kelebihan dan kelemahannya.

c). Pengembangan kurikulum Guru mempunyai kemampuan untuk membuat kurikulum


yang disesuaikan dengan kemampuan anak dalam memahami materi yang disampaikan.
Guru harus mempertimbangkan bahwa siswa memahami materi yang disampaikan.
Sehingga materi disampaikan dengan berbagai cara untuk mencapai pemahaman anak.

d). Desain pembelajaran. Desain pembelajaran mempunyai beberapa fungsi antara lain:
fungsi kreatif, fungsi inovatif, fungsi selektif, fungsi komunikatif, fungsi prediktif, fungsi
akurasi, fungsi pencapaian tujuan, dan fungsi manajerial.

e). Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran Guru cenderung lebih banyak


menggunakan papan tulis dan metode ceramah untuk menjelaskan materi.

f) Penilaian hasil belajar

2. Kualifikasi pribadi

Kemampuan pribadi adalah kemampuan pribadi yang mencerminkan pribadi yang tegas,
stabil, dewasa, bijaksana dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik serta
berakhlak mulia. Kepribadian seorang guru PAUD meniru perilaku orang-orang

vii
disekitarnya, terutama guru yang mengajarnya. Kepribadian yang stabil dan stabil berarti
guru harus bertindak sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Dalam bertindak sebagai guru, Anda harus bertindak konsisten sesuai dengan standar yang
berlaku. Seorang guru juga harus mempunyai kepribadian yang matang agar mampu
menunjukkan rasa percaya diri bekerja sebagai guru dan mempunyai etika mengajar yang
tinggi.

3. Keterampilan sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru berkomunikasi dan berkomunikasi secara


efektif dengan siswa, teman sekelas, dosen, orang tua/wali siswa, dan masyarakat sekitar.
Guru harus bekerjasama dengan pihak lain untuk pendidikan anak usia dini. Guru juga
harus mampu beradaptasi dengan lingkungan kerjanya, berkomunikasi secara lisan dan
tertulis, serta peka secara sosial terhadap orang lain atau kelompok lain.

4. Kualifikasi profesional.

Merupakan pengelolaan materi pendidikan yang menyeluruh dan mendalam, yang meliputi
pengelolaan mata pelajaran dan materi kurikulum sekolah, termasuk jurusan ilmu
pengetahuan alam dan pengelolaan struktur dan metodologi keilmuan.

A.5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMPETENSI

Pada dasarnya, peningkatan kualitas harus menjadi tanggung jawab Anda sendiri. Oleh
karena itu, peningkatan kualitas guru merupakan tanggung jawab guru itu sendiri. Oleh
karena itu, kesadaran diri guru sangat diperlukan, agar ia terus mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas guru agar
menjadi guru yang profesional. Namun tidak dapat dipungkiri terdapat berbagai faktor
internal dan eksternal di lapangan yang menghambat peningkatan dan pengembangan
kompetensi guru.

1. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri guru:

a) kesadaran

kesadaran adalah pengertian yang berhubungan dengan potensi psikologis seperti ingatan
yang memadukan sesuatu yang sering disebut dengan kesadaran lahir dalam hal itu
Purwanto (2008: 72) mengatakan bahwa kemampuan bawaan atau kecerdasan adalah

vii
kemampuan seseorang untuk bertindak dengan sengaja. Sehubungan dengan pendapat di
atas, kesadaran adalah milik setiap orang sejak lahir. Dengan kata lain kesadaran
merupakan ilham Yang Maha Kuasa kepada seseorang. Dengan demikian, seseorang
berharap menjadi lebih cerdas dengan mempelajari ilmu atau mengamalkan sesuatu.
Semua guru mengharapkan landasan yang tinggi bagi keinginan untuk berkembang dan
maju.

b) Sumbangan dan kepentingan Guru

Dapat melakukan pembelajaran di sekolah untuk mengetahui bahwa keberhasilan sekolah


sangat bergantung pada bakatnya karena faktor bakatlah yang sangat mempengaruhi dalam
pembelajaran. Ametabun (1976:31) menyatakan bahwa “bakat merupakan sifat yang
dimiliki setiap individu dalam derajat yang berbeda-beda”, sehingga bakat sebagai guru
merupakan sifat bawaan. Bakat ini nyata ketika seseorang mempunyai peluang atau
peluang untuk berkembang. Bakat sangat menentukan keberhasilan belajar, dan bakat
merupakan faktor keberhasilan yang paling penting untuk mencapai tujuan, tanpa bakat
sulit bagi seseorang untuk berhasil. Banyak orang gagal karena tidak punya bakat. Minat
merupakan keinginan guru untuk mencapai suatu tujuan. Minat juga merupakan salah satu
faktor yang dapat menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran. Seorang guru yang
tidak berminat dalam melaksanakan tugas mengajarnya tidak akan mencapai hasil yang
baik dan tidak akan melihat kemajuan siswa dalam berperilaku dan belajar.

c). Motivasi

Motivasi adalah proses psikologis yang mencerminkan interaksi sikap, kebutuhan persepsi
dan keputusan dalam diri seseorang. Hamzah (2006:3) menyatakan bahwa motivasi adalah
“kekuatan dasar yang menjadikan seseorang berperilaku”. Keinginan ini ada pada diri
seseorang yang tergerak untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan batinnya.
Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang dilandasi motivasi yang baik pastilah
mengandung hal-hal yang baik. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai pembeda antara
tindakan dan keinginan, motivasi lebih dekat dengan keinginan untuk menyelesaikan suatu
tugas. Menurut penulis, kebutuhan tidak selalu membawa perubahan pada perilaku
manusia, dengan kata lain perilaku adalah apa yang tidak kita lakukan, mengapa kita
melakukan sesuatu.

2. Faktor Eksternal adalalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang:

vii
a) Latar belakang pendidikan

Pendidikan merupakan modal dasar manusia untuk pengembangan sumber daya manusia.
Tujuan dari pelatihan adalah untuk melatih seseorang yang mempunyai keterampilan di
bidangnya. Adapun pelatihan kerja merupakan salah satu faktor terpenting dalam
mendapatkan jabatan yang lebih baik. Sebab, latar belakang pendidikan mencerminkan
kesadaran atau keterampilan tertentu sebagai indikator keberhasilan kerja. Pendidikan
adalah suatu usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai
watak dan watak cita-cita pendidikan. Jalaluddin (2008: 70) mengartikan pendidikan
sebagai “usaha mengarahkan dan mengembangkan potensi manusia baik sebagai individu
maupun sebagai makhluk sosial secara bertahap sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangannya.

Walton (1989) menyatakan bahwa “semakin tinggi jenjang pendidikan maka


semakin tinggi pula tingkat pendidikannya”. semakin besar kecenderungan berhasil dalam
pekerjaannya.” Dengan demikian, berarti terdapat hubungan yang positif antara latar
belakang guru dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi profesional guru, oleh
karena itu peningkatan pendidikan guru mempengaruhi pemenuhan pengajarannya. tugas
dan meningkatkan kompetensi profesional guru.

b) Pengalaman Dengan melakukan banyak kegiatan pembelajaran dapat menambah


pengetahuan dan keterampilan sehingga guru dapat lebih banyak mengerjakan pekerjaan
seseorang. John Dewey (dalam bukunya Sudjana, 1995) menyatakan bahwa melalui kerja,
orang memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang menciptakan pemahaman terhadap
objek, proposisi, dan teori yang berguna untuk mencapai tujuan. Pengalaman mengajar
seorang guru juga mempengaruhi profesionalitas guru dalam mengajar. George J (1986)
menyatakan dalam konteks pengalaman bahwa pengetahuan diperoleh melalui
pengalaman, bakat bawaan adalah kemampuan untuk berkembang. Guru dengan
pengalaman panjang mempunyai banyak pengalaman dalam memecahkan masalah. Pada
umumnya seorang pendidik yang mempunyai pengalaman panjang terbiasa menghadapi
dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang yang diajarkan.
Semakin lama pengalaman guru, maka semakin sering pula ia menemui permasalahan dan
menyelesaikannya.

vii
Dengan demikian, yang bersangkutan lebih profesional dalam bidang perawatannya,
yaitu mengajar. Dengan demikian, pengalaman mengajar seorang guru dapat memberikan
pengetahuan dan keterampilan mengajar yang lebih, atau dengan kata lain meningkatkan
keterampilan profesionalnya dalam melaksanakan tugas mengajar di sekolah. Pengalaman
adalah proses memperoleh ilmu dan keterampilan, pengalaman memberikan ilmu yang
tidak bisa didapat dari guru sekolah, pengalaman juga merupakan pengetahuan umum.
Guru dengan pengalaman mengajar yang panjang juga mempunyai kemampuan yang lebih
tinggi dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

c). Dukungan utama Pembinaan dan pengembangan pegawai/guru merupakan tugas dan
tanggung jawab pengurus yang menitikberatkan pada: memperoleh pegawai yang
berkualitas dan profesional sesuai kebutuhan, menggerakkannya untuk mencapai tujuan
organisasi, memelihara dan mengembangkan keterampilan dan kemampuannya.

Peran kepala sekolah sebagai administrator sistem, pengajar, dan direktur pendidikan
dalam aktivitas sehari-hari dipenuhi sesuai dengan kondisi yang ada dalam aktivitas
sekolah. Ia harus melaksanakan tugas-tugas administrasi dasar dengan baik. Sebagai
penanggung jawab kegiatan sekolah, di bawah pimpinan administrasi sekolah dan
mobilisasi bawahan berlangsung secara sistematis, berkesinambungan dan terkoordinasi
sehingga tercapainya tujuan pendidikan dan masyarakat sekolah masing-masing. siswa
terintegrasi. Pekerjaan mengajar sebagai guru dan pendidik merupakan suatu profesi yang
memerlukan keterampilan khusus dan minat yang besar, yang diiringi dengan kerja terus-
menerus untuk meningkatkan dan mengembangkan profesi tersebut.

B. KOMPETENSI KHUSUS GURU DISEKOLAH

1. kompetensi pribadi

Guru harus memiliki penampilan yang sopan saat mengajar di dalam kelas dan
lingkungan sekolah, guru juga harus memiliki kedisplinan saat mengajar didalam kelas.
Guru harus memiliki sikap yang sopan saat berkata-kata, guru harus memiliki tanggung
jawab dan semangat yang begitu kuat dalam mengajar murid yang ada karena guru adalah
sebagai contoh utama bagi anak-anak untuk mempraktekkan ketaatan dalam beragama dan
berbudi pekerti yang baik sehingga anak didik dapat mengikuti dengan baik. Guru juga
harus bijaksana dalam mengambil keputusan supaya keputusan yang diambil adalah
keputusan yang baik dan benar.

vii
2. Kompetensi profesional

Guru harus memahami materi pelajaran yang diajarkan, guru harus memberikan
jawaban yang sesuai ketika siswa bertanya didalam kelas, guru menyelenggarakan proses
belajar yang runtut dan mendidik dan juga guru garus menjelaskan materi pembelajaran
yang sesuai dengan tingkat pemahaman anak.

3. Kompetensi sosial

Guru harus mampu berkomunikasi dengan baik terhadap anak didalam kelas, guru juga
harus mampu bergaul dengan orang tua anak dengan baik, guru harus bersikap adil
terhadap anak didik yang ada dan juga mampu bergaul dengan murid, sesama guru dan
tenaga Pendidikan lainnya disekolah, juga guru mampu ikut serta dan berpartisipasi dalam
kegiatan-kegiatan sosial disekolah.

Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mengelola proses pembelajaran. Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh peserta didik
sebagai suatu seni pengelolaan proses pembelajaran yang diperoleh melalui latihan,
pengalaman, dan kemauan belajar yang tidak pernah putus. Guru harus menciptakan
suasana yang menarik sehingga mendorong peserta didik untuk bertanya,
mengamati,mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar.

C. PENEGERTIAN PERILAKU

Perilaku adalah serangkaian tindakan atau tindakan yang dilakukan seseorang terhadap
sesuatu dan kemudian menjadi suatu kebiasaan karena nilai-nilai yang diyakininya.
Perilaku manusia pada dasarnya adalah kegiatan atau tindakan manusia, baik yang dapat
diamati maupun tidak dapat diamati, melalui interaksi antara manusia dengan
lingkungannya, yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Secara
lebih rasional, perilaku dapat diartikan sebagai reaksi suatu organisme atau seseorang
terhadap rangsangan yang datang dari luar objeknya. Reaksi ini terbentuk melalui dua cara
yaitu bentuk pasif dan bentuk aktif, dimana bentuk pasif merupakan reaksi internal yang
terjadi pada diri seseorang dan tidak terlihat secara langsung oleh orang lain, sedangkan
bentuk aktifnya adalah apabila tingkah laku tersebut diamati secara langsung (Triwibowo,
2015).

vii
Menurut Dilapanga dan Jeane Mantiri dalam bukunya, perilaku berasal dari kata
“peri” dan “perilaku”. Memediasi berarti cara melakukan suatu tindakan, perilaku dan
sarana untuk melakukan suatu tindakan, perilaku, tindakan. Pembelajaran dapat
didefinisikan sebagai proses dimana suatu organisasi mengubah perilakunya sebagai hasil
dari pengalaman. Pada manusia, perilaku operatif atau psikologis ini dominan. Sebagian
besar perilaku ini merupakan perilaku yang dikembangkan dan diperoleh, perilaku yang
dikendalikan oleh pusat kesadaran atau otak (kognitif). Perilaku merupakan respon
psikologis seseorang terhadap lingkungannya.

Perilaku adalah tindakan individu, organisme, sistem, atau entitas buatan terhadap
dirinya sendiri atau lingkungan, perilaku manusia diyakini dipengaruhi oleh sistem
endokrin dan sistem saraf. Seringkali diyakini bahwa kompleksitas perilaku suatu
organisme berkorelasi dengan kompleksitas sistem sarafnya. Secara umum, organisme
dengan sistem saraf yang lebih kompleks memiliki kemampuan lebih besar untuk
mempelajari respons baru dan menyesuaikan perilakunya.

Dalam buku Wardiah (2016) yang berjudul Behavioral Theory and Organizational
Culture disebutkan beberapa definisi perilaku yang dikemukakan oleh para ahli, antara
lain:

Pertama, menurut Gibson, perilaku adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang.
Kedua, Leonard F. Polhaupessy mendeskripsikan perilaku sebagai gerakan yang dapat
diamati dari luar, misalnya orang berjalan kaki, bersepeda, mengendarai sepeda motor,
atau mengendarai mobil. Ketiga, menurut Soekidjo, perilaku adalah tindakan atau kinerja
organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Keempat, klaim Kementerian Pendidikan
Nasional (MONO).

Perilaku juga merupakan reaksi atau respons individu terhadap rangsangan atau
lingkungan. Kelima, Skinner berpendapat bahwa perilaku adalah reaksi atau tanggapan
seseorang terhadap rangsangan (rangsangan dari luar). Seorang anak mempunyai karakter
sejak lahir, seorang anak dapat melakukan sesuatu dari luarnya, keluarga dan lingkungan
dapat menentukan baik atau buruknya perilaku seorang anak. Apabila seorang anak
mendapat kasih sayang dari orang tuanya, lingkungan dan pola asuhnya, maka ia akan
berbuat baik dan berperilaku baik.

vii
Carton (1997) menyatakan bahwa perilaku fungsional dapat dikelompokkan menjadi
tiga jenis, yaitu:

1. Perilaku berupa informasi, seperti pengetahuan terhadap suatu situasi atau stimulus
eksternal.

2. Perilaku adalah suatu sikap, misalnya pikiran, terhadap rangsangan luar berupa keadaan
atau benda.

3. Perilaku berupa tindakan yang sudah konkrit berupa tindakan terhadap situasi atau
rangsangan luar. Dari pendapat di atas jelas terlihat bahwa pembentukan tingkah laku
selalu berlangsung dalam interaksi seseorang dengan lingkungannya. Pembentukannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya kecerdasan. Dorongan atau minat serta benda
dan hasil budaya dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan perilaku. Faktor-faktor ini
diintegrasikan ke dalam perilaku yang dihasilkan yang dapat diterima oleh individu itu
sendiri dan lingkungannya.

C.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ANAK

1. Faktor biologis

Perilaku dan emosi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Triyanto
Pristiwaluyo (2005), faktor-faktor tersebut bersifat herediter (genetik), neurologis,
biokimia atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Faktor biologis anak dapat
dipengaruhi oleh kekurangan gizi, penyakit, psikosis dan trauma atau disfungsi otak.
Adanya faktor biologis tersebut menandakan bahwa faktor genetik sangat mempengaruhi
perilaku dan sikap anak, yang terjadi dalam aktivitas anak sehari-hari.

2. Faktor keluarga

Faktor keluarga merupakan bagian terpenting dan paling dekat dengan pengaruh psikologis
anak. Menurut Triyanto Pristiwaluyo (2005), “hubungan interaktif dan transaksional yang
tidak akrab dalam keluarga seringkali menjadi penyebab utama permasalahan emosi dan
perilaku anak.” Pengaruh pribadi anak tergantung pada pola asuh keluarga atau orang tua
yang menerima anak tersebut. Pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak tercermin
dari bagaimana kepribadian anak berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya. Anak yang
kurang mendapat perhatian orang tua juga dapat menimbulkan perilaku buruk pada diri
anak karena anak sangat membutuhkan kasih sayang orang tuanya.

vii
3. Faktor sekolah

Pengalaman sekolah mempunyai pengaruh dan makna tersendiri bagi anak. Glidewel dkk
(19960 dan Thomas dkk (1968) Tryanto pristiwaluyo (2005) menunjukkan bahwa
“kompetensi sosial anak mempengaruhi perilaku guru dan teman sekelas, yang sangat
mempengaruhi masalah emosional dan perilaku”. Anak dapat mempunyai faktor lain.
pembentukan sikap dan perilaku.

C.2 PENGARUH PERTUMBUHAN FISIK TERHADAP PERILAKU

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002; 894) mengatakan pengaruh adalah suatu
kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang turut mempengaruhi
pembentukan watak, sikap, keyakinan atau tindakan. Pengaruh adalah suatu kekuatan yang
ada atau timbul dari sesuatu (seseorang atau benda) yang membantu membentuk watak,
sikap, keyakinan atau tindakan seseorang. Pertumbuhan fisik dapat mempengaruhi perilaku
seorang individu, pertumbuhan sesuatu (orang atau benda) yang membantu membentuk
tindakan.

C.3 PENGARUH PENGEMBANGAN PERILAKU BERMORAL

Ambunan (2002:97) mengemukakan beberapa cara untuk mengembangkan perilaku


moral anak:

a). Kami menyajikan nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat. Sumber nilai yang
dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat adalah agama, cara
pandang manusia terhadap kehidupan dan adat istiadat.

b) Memperkuat perilaku altruistik Perilaku altruistik dapat diartikan sebagai perilaku baik
hati, membagi harta milik kepada orang lain, dan mendahulukan kepentingan orang banyak
dibandingkan kepentingan sendiri.

vii
c). Menimbulkan rasa bersalah Para psikolog berpendapat bahwa perasaan moral harus
dipupuk, yaitu kepuasan dan kesenangan dari perilaku buruk atau pelanggaran aturan, rasa
bersalah membuat anak merasa bertanggung jawab untuk mengendalikan impuls buruk.

d). Untuk memperkuat hati nurani. Hati nurani merupakan seperangkat nilai-nilai moral
yang telah menjadi milik anak yang dijadikan untuk memahami baik dan buruk, salah dan
benar.

e). Menyediakan model Orang tua dan guru merupakan teladan atau teladan yang sangat
penting bagi perkembangan moral anak. Anak meniru atau meniru tingkah laku orang
dewasa, khususnya orang tua dan gurunya, dengan tingkah laku yang ditunjukkan oleh
gurunya.

f) Mendorong dan menegakkan disiplin.

Beberapa teknik disiplin yang dapat dilakukan antara lain:

1) Mencari alasan terjadinya perilaku buruk, guru cenderung memberitahukan cara


berperilaku yang benar, daripada memberikan hukuman untuk memperbaiki perilaku
tersebut.

2) Teknik disiplin melalui induksi, yaitu menjelaskan mengapa abjad dilarang atau
diperbolehkan melakukan fungsi tertentu.

3) teknik disiplin yang menimbulkan rasa sayang (attachment) terhadap orang yang
disiplin

4) Teknik disiplin dengan kasih sayang, misalnya guru berkata “Saya tidak sayang kamu
dengan tingkah laku seperti ini”.

5). Orang tua dan guru selalu menunjukkan sikap penuh kasih sayang, menciptakan situasi
moral-emosional, meningkatkan opini moral anak dengan mengedepankan kedisiplinan.

D. ANAK USIA DINI

Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Menurut Beihler dan
Snowman (Dwi Yulianti, 2010:7), anak usia dini adalah anak yang berusia 3-6 tahun.
Sedangkan hakikat anak usia dini (Augusta, 2012) adalah individu yang unik dimana ia
memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif,sosio-

vii
emosional, kreativitas, Bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang
sedang dilalui oleh anak tersebut.

Dari berbagai defenisi, peneliti menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang
berusia 0-8 tahun yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik
maupun mental. Masa anak usia dini sering disebut dengan istilah “golden age” atau masa
emas. Pada masa ini hampir seluruh pontensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh
dan berkembang secara cepat dan hebat. Perkembangan setiap anak tidak sama karena
setiap individu memiliki perkembangan yang berbeda. Makanan yang bergizi dan
seimbang serta stimulasi dan intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tersebut. Apabila anak diberikan stimulasi secara intensif dari
lingkungannya, maka anak mampu menjalani tugas perkembangannya dengan baik. Masa
kanak-kanak merupakan masa saat anak belum mampu mengembangkan potensi yang ada
dalam diri anak.

Mereka cenderung senang bermain pada saat yang bersamaan, ingin menang sendiri dan
sering mengubah aturan main untuk kepentingan diri sendiri. Dengan demikian,
dibutuhkan upaya Pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan,
baik perkembangan fisik maupun perkembangan psikis. Potensi anak yang sangat penting
untuk dikembangkan. Potensi-potensi tersebut meliputi kognitif, Bahasa, sosial emosional,
kemampuan fisik dan sebagainnya.

D.1 PERILAKU DAN CIRI ANAK USIA DINI

Anak usia dini ditandai dengan fisik, sosial, moral, dll. Menurut Siti Aisyah dkk (2010:
1.4-1.9), ciri-ciri anak usia dini adalah sebagai berikut: Rasa ingin tahu yang besar,
kepribadian yang unik, berfantasi dan berimajinasi, masa belajar paling potensial,
menunjukkan sikap egois, rentang perhatian yang pendek. sebagai bagian dari makhluk
sosial, penjelasannya sebagai berikut.

Anak usia dini merupakan masa emas, masa dimana anak tumbuh dan berkembang
dengan pesat. Pada usia ini anak paling sensitif, ada kesempatan mempelajari sesuatu, rasa
ingin tahu anak sangat tinggi. Hal ini kita lihat ketika anak-anak sering mempertanyakan
apa yang mereka lihat. Jika pertanyaan anak tidak terjawab, ia terus bertanya hingga anak
mengerti maksudnya. Selain itu, setiap anak mempunyai ciri khas tersendiri karena faktor
genetik atau bisa juga karena faktor lingkungan.

vii
Faktor genetik misalnya pada kecerdasan anak, sedangkan faktor lingkungan pada
gaya belajar anak. Anak usia dini suka bermimpi dan berimajinasi. Penting untuk
kreativitas dan perkembangan bahasa. Anak usia dini ingin membayangkan dan
mengembangkan sesuatu di luar kondisi nyata. Salah satu angan-angan anak, seperti
karton, bisa dijadikan mobil mainan anak. Menurut Berg, rentang perhatian anak usia 5
tahun untuk duduk diam dan memperhatikan apa pun kecuali hal-hal yang biasanya
membuatnya bahagia adalah sekitar 10 menit. Bahkan anak mudah sekali mengalihkan
perhatiannya pada kegiatan lain yang dianggapnya lebih menarik.

Anak yang egosentris biasanya lebih banyak berpikir dan berbicara tentang diri sendiri
dan tindakannya yang bertujuan untuk menguntungkan dirinya, misalnya anak masih suka
berebut mainan dan menangis ketika keinginannya tidak dipenuhi. Anak sering bermain
dengan teman0teman dilingkungan sekitarnya. Melalui bermain ini anak belajar
bersosialisasi. Apabila anak belim dapat beradaptasi dengan teman lingkungannya, maka
anak-anak akan dijauhi oleh teman-temannya. Dengan begitu anak akan belajar
menyesuaikan diri dan anak akan mengerti bahwa dia embutuhkan orang lain disekitarnya.
Pendidikan perlu memahami karakteristik anak untuk mengoptimalkan kegiatan
pembelajaran. Pendidik dapat memberikan materi pembelajaran sesuai dengan
perkembangan dan kemampuan daya tanggkap anak, sehingga anak mampu mengerti .

a) usia 0-1 tahun Pada masa kanak-kanak, perkembangan fisik tumbuh paling pesat
dibandingkan usia berikutnya, karena keterampilan dan kemampuan dasar dipelajari pada
usia ini. Keterampilan dan kemampuan dasar inilah yang menjadi modal anak untuk proses
perkembangan selanjutnya. Ciri-ciri bayi adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan motorik adalah saat anak mulai berguling, bergerak, duduk, berdiri dan
berjalan.

2. Kemampuan menggunakan panca indera, yaitu. anak melihat atau mengamati,


menyentuh, mendengar, mencium dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke
dalam mulutnya. 3. Interaksi sosial, yaitu interaksi orang dewasa, mendorong dan
memperluas respons verbal dan nonverbal bayi.

b) Anak usia 2-3 tahun Pada usia ini, perkembangan fisik anak masih pesat. Fungsi-fungsi
yang dilakukan anak usia 2-3 tahun adalah sebagai berikut:

vii
1. Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda disekitarnya. Eksplorasi anak terhadap
benda-benda yang ditemuinya merupakan sarana pembelajaran yang sangat efektif.

2. Anak mulai belajar mengembangkan kemampuan berbahasanya yaitu melalui berbicara.


Anak belajar berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan mengungkapkan isi
hati dan pikirannya.

3. Anak belajar mengembangkan emosi berdasarkan faktor lingkungan, karena emosi lebih
banyak terdapat pada lingkungan.

C. Anak usia 4-6 tahun. Anak-anak seusia ini kebanyakan bersekolah di Taman Kanak-
Kanak. Ciri-ciri anak usia 4-6 tahun adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai aktivitas untuk membantu
perkembangan otot anak.

2. Perkembangan bahasa semakin baik, semakin baik anak memahami pembicaraan orang
lain dan dapat mengungkapkan pikirannya.

3. Perkembangan kognitif (kemampuan berpikir) yang sangat pesat ditunjukkan oleh rasa
ingin tahu anak terhadap lingkungan sekitarnya. Anak-anak sering bertanya tentang apa
yang mereka lihat.

4. Bentuk permainan anak masih bersifat individual meskipun dilakukan bersama-sama.

Egosentrisme merupakan salah satu ciri anak yang melihat dan memahami sesuatu
biasanya dari sudut pandang dan mengikuti kepentingannya sendiri. Anak-anak berpikir
bahwa segala sesuatu penuh dengan hal-hal yang menarik dan menakjubkan. Dengan
berinteraksi dengan orang lain, anak mengembangkan konsep dirinya sedemikian rupa
sehingga anak dikatakan sebagai makhluk sosial. Anak-anak mempunyai imajinasi yang
berkembang melampaui apa yang dapat mereka lihat. Anak juga mempunyai rentang
perhatian yang pendek, kecuali pada hal-hal yang menyenangkan bagi anak. Beda anak,
beda cara pengobatan berat badan masing-masing anak. Pada masa potensi belajar ini, anak
mengalami masa sensitif dimana ia tumbuh dan berkembang dengan pesat. Anak usia dini
merupakan masa sensitif dalam berbagai bidang perkembangan yaitu tahap awal
perkembangan kemampuan fisik motorik, bahasa, sosial emosional dan kognitif.

vii
Menurut Piaget (Slamet Suyanto, 2003:56-72), anak mempunyai 4 tingkat perkembangan
kognitif, yaitu tahap sensorik motorik (0-2 tahun), tahap praoperasional spesifik (2-7
tahun), tahap operasional spesifik (7- 11). bertahun-tahun). tahun). ) dan fungsional (usia
11 tahun ke atas). Pada fase sensorimotor (0-2 tahun), anak mengembangkan kemampuan
mengatur dan mengoordinasikan gerakan dan aktivitas fisik. Anak lebih banyak
menggunakan refleks dan inderanya untuk berinteraksi dengan lingkungan. Pada
perkembangan pra-operasional, proses berpikir anak mulai menjadi lebih jelas dan
merangkum suatu objek atau peristiwa, meskipun sama sekali di luar pandangan,
pendengaran atau jangkauannya. Pada tahap aktif konkrit, anak mampu memecahkan
permasalahan konkrit sederhana dan memahami proposisi, mengkategorikan dan
mengurutkannyaPada tahap aktivitas formal, pikiran anak tidak lagi terbatas pada objek
dan kejadian yang ada di hadapan matanya. Pikiran seorang anak bebas dari kejadian-
kejadian yang terjadi secara langsung. Berdasarkan perkembangan kognitifnya, anak usia
dini berada pada fase praoperasional. Anak-anak mulai berpikir dan bernalar dengan lebih
jernih tentang suatu objek atau peristiwa, meskipun benda atau peristiwa tersebut berada di
luar jangkauan penglihatan, pendengaran, atau jangkauannya. Anak dapat berpikir tentang
ukuran, jumlah, bentuk dan benda melalui pengalaman konkrit. Kemampuan berpikir ini
adalah ketika anak bermain.

D.2 PRINSIP PERKEMBANGAN ANAK DINI

Menurut Bredekamp dan Coople (Siti Aisyah dkk, 2010: 1, 17-1.23), beberapa prinsip
perkembangan anak usia dini adalah sebagai berikut:

Aspek perkembangan anak seperti aspek fisik, sosial, emosional dan kognitif erat
kaitannya dengan perkembangan anak. satu sama lain Perkembangan seorang anak terjadi
dalam suatu rangkaian yang berkesinambungan, yang luasnya berbeda-beda antar anak dan
antar bidang perkembangan masing-masing fungsinya. Pembangunan berkembang menuju
kompleksitas, pengorganisasian, dan internalisasi yang lebih besar. Pengalaman pertama
seorang anak mempunyai pengaruh kumulatif dan tertunda terhadap perkembangan anak.
Perkembangan dan pembelajaran dapat terjadi karena dipengaruhi oleh konteks sosial dan
budaya, yang merupakan hasil interaksi kematangan biologis dan lingkungan baik
lingkungan fisik maupun sosial anak.

vii
Perkembangan dipercepat ketika anak mempunyai kesempatan untuk
mempraktikkan keterampilan baru dan ketika ia menghadapi tantangan. Sarana penting
bagi perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak serta merefleksikan
perkembangan anak yaitu dengan bermain. Melalui bermain anak memiliki kesempatan
dalam pertumbuhan dan perkembangannya sehingga anak disebut dengan pembelajar aktif.
Anak anak berkembang dan belajar dengan baik apabila berada dalam suatu konteks
komunitas yang aman (fisik dan psikologi0, menghargai, memenuhi kebutuhan-kebutuhan
fisiknya, dan anam secara psikologi. Anak menunjukkan cara belajar yang berbeda untuk
mengetahui dan belajar tentang suatu hal yang kemudian mempresentasikan apa yang
mereka tahu dengan cara mereka sendiri. Dari berbagai uraian, dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip anak usia dini adalah anak merupakan pembelajar aktif. Perkembangan dan
belajar anak merupakan interaksi anak dengan lingkungan antara lain melalui bermain.
Bermain itu sendiri merupakan sarana bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Melalui
bermain anak memiliki kesempatan untuk mempraktekkan keterampilan yang baru
diperoleh sehingga perkembangan anak akan mengalami percepatan.

D.3 TUJUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Tujuan pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman orang tua dan guru serta orang-orang yang terlibat dalam pendidikan dan
pengembangan anak usia dini. Untuk mengembangkan berbagai kemungkinan anak sejak
lahir, mempersiapkan kehidupan dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dengan
kata lain terbentuknya anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga mampu mempersiapkan
pendidikan dasar secara optimal dan merencanakan kehidupan masa depannya.

Secara khusus, tujuan pendidikan anak usia dini adalah:

1. Memahami perkembangan kreativitas pada anak usia dini dan upaya yang dilakukan
untuk mengembangkannya.

2. Memahami kecerdasan majemuk dan hubungannya dengan perkembangan anak usia


dini

3. Memahami metode pengajaran dan penerapannya dalam perkembangan anak usia dini.
4. Memahami pentingnya bermain pada anak usia dini.

vii
5. Mengidentifikasi perkembangan fisiologis anak usia dini dan menerapkan hasil
identifikasi tersebut pada perkembangan fisiologis tersebut.

6. Memahami secara dini kemungkinan gangguan tumbuh kembang pada anak.

Oleh karena itu pendidikan prasekolah sangat diperlukan bagi setiap anak sebelum
memulai sekolah dasar. Pendidikan anak usia dini ini merupakan tempat dimana anak
belajar banyak hal bahkan menjadi tempat untuk melatih anak dalam berperilaku dan
berkarakter.

BAB III

AREA RESEARCH

A. SEJARAH SINGKAT TENTANG PAUD TERANG BINTARO

vii
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2003, Bab 1 Pasal 1 Ayat
14 disebutkan bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah pekerjaan pelatihan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan umur 6 tahun, yang dilakukan melalui rangsangan
pendidikan. penumbuhan dan perkembangan mental agar anak siap melanjutkan
pendidikannya Sebagai warga negara, hal ini sangat penting untuk mensukseskan program
pemerintah dalam pembangunan bangsa dan negara, dalam hal ini di bidang pendidikan
khususnya pada anak usia dini. Pikiran, Gereja Pantekosta Indonesia (GPdI Shalom Graha
Bintaro) mulai berpikir untuk memulai kegiatan untuk mendukung pemerintah dalam
program pendidikan.Pendidikan anak usia dini juga diciptakan untuk membantu paroki-
paroki yang kurang mampu menyekolahkan anaknya.karena masalah biaya yang sangat
besar.

Oleh karena itu misi GPdI Shalom adalah menyelenggarakan pendidikan anak usia
dini untuk menjangkau jiwa-jiwa kurang mampu dan juga mendukung terselenggaranya
pendidikan serta memberikan kesempatan belajar bagi anak usia dini di dalam dan sekitar
Pondok kacang Barat. Oleh karena itu, PAUD TERANG BINTARO didirikan pada tahun
2015 di bawah Yayasan EL-Shalom Karunia Indonesia. Jadi, pada awal bulan Februari
2015, kegiatan belajar dimulai hingga saat ini.

B. VISI MISI DAN TUJUAN SEKOLAH PAUD TERANG BINTARO

Visi: Menjadikan dunia anak lebih indah dan bermakna.

Misi:

1. Melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada anak.


2. Memberikan kegiatan pembelajaran yang membebaskan proses berkembangnya
potensi anak.
3. Melakukan pembimbingan dan pengasuhan yang terbaik agar anak mendapat
pembelajaran yang terbaik.

4. Melaksanakan kerja sama dengan pihak lain seperti orang tua, Lembaga pengasuhan
lain agar dunia anak dapat dimiliki anak sepenuhnya.
5. Melakukan kampanye kepada masyarakat agar anak usia dini memperoleh
pembelajaran dan pengasuhan yang baik.

vii
Tujuan PAUD Terang Bintaro secara Umum adalah:

1. Membantu anak untuk terus belajar sepanjang hayat guna menguasai keterampilan
hidup. Pembelajaran bagi anak usia dini bukan berorientasi pada sisi akademis saja
melainkan menitikberatkan kepada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan
perkembangan fisik, Bahasa, intelektual, sosial-emosi serta seluruh kecerdasan
(kecerdasan jamak). Dengan demikian, dapat mengakomodasi semua aspek
pekembangan anak dalam suasana yang menyenangkan dan menimbulkan minat
anak.
2. Mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup
dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3. Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini
tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya.
4. Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi
penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.
5. Menyediakan pengalaman yang beraneka ragam dan mengasyikkan bagi anak usia
dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang,
sehingga siap untuk mengikuti Pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).

C. DATA GURU

KEPALA SEKOLAH

BERTHA DIMU

vii
Guru

Gladys Abigael Lamera Dian Firda Kristiani Michelle Elizabeth


Reppy Lidya Tumbel

Persatuan Orang Tua dan

Murid

D. PERATURAN SEKOLAH

Peraturan di PAUD Terang Bintaro :

1. Anak tiba di sekolah paling lambat pukul 07:50 WIB

2. Guru tiba di sekolah paling lambat pukul 07.30 WIB

3. 08.00-08.20 WIB : Ikut dan bernyanyi.

4. 08.20 - 09.10 WIB : pembelajaran di kelas masing-masing

5. 09.10-09.30 WIB : Istirahat dan makan

6. Pukul 09:30 WIB : Pulang

7. Guru pulang pukul 10.30 WIB (menyiapkan materi dan pekerjaan rumah anak untuk
besok).

Pakaian Seragam

Senin : Baju orange

vii
Selasa : Baju bebas

Rabu : Baju batik

Kamis : Baju orange

Jumat : Baju olahraga

Hari Belajar : Senin s/Jumat

Hari Sabtu LIBUR

Keadaan Siswa / Jumlah Anak Didik :

Tahun Ajaran 2015 – 2016 : 15 Anak

Tahun Ajaran 2016 – 2017 : 14 Anak

Tahun Ajaran 2017 – 2018 : 15 Anak

Tahun Ajaran 2018 – 2019 : 15 Anak

Tahun Ajaran 2019 – 2020 : 13 Anak

Tahun Ajaran 2020 – 2021 : 18Anak

Tahun Ajaran 2021 – 2022 : 20 Anak

Tahun Ajaran 2022 – 2023 : 26 Anak

Adapun kelas dibagi atas tiga yaitu:

Kelompok bermain

Kelompok A

Kolompok B

E. KEGIATAN BELAJAR YANG DILAKUKAN DI PAUD TERANG BINTARO

Kegiatan belajar mengajar berlansung selama empat hari, hari senin sampai dengan hari
kamis. Hari jumat diadakan kegiatan ibadah dan kegiatan olahraga.

vii
MATERI PELAJARAN DAN ALOKASI WKTU SESUAI DENGAN RENCANA
KEGIATAN HARIAN.

SEMESTER I :

1. Diri sendiri : 3 Minggu

Panca indera

2. Lingkungan Keluarag : 4 Minggu

Lingkungan Rumah

Lingkungan Sekolah

3. Kebutuhan Makanan dan Minuman : 4 Minggu

Kebutuhan Pakaian

Kebutuhan, Bersih, Sehat dan Aman

4. Binatang (Jenis Binatang) :3 Minggu

Binatang (Tempat hidup)

Binatang (Ciri-ciri dan Perkembangannya)

5. Tanaman (Macam-macam) : 3 Minggu

Tanaman (Fungsi Tanaman dan Cara Menanam)

6. Pengulangan dan Praktek lapangan (Pengenalan Lingkungan Sesuai Materi).

Untuk Pengenalan Binatang diadakan Studi Tour ke kebun Binatang Ragunan.

SEMESTER II

1. Rekreasi : 4 Minggu

Transportasi

2. Pekerjaan :Minggu

3. Air, Udara, dan Api : 2 Minggu

4. Alat Komunikasi : 2 Minggu

vii
Telefon, handphone, internet, berbicara dan Surat.

5. Tanah Airku : 3 Minggu

Negara, Bendera, Lambang dan Dasar

Negara, dan lain-lain tentang Indonesia.

6. Alam Semesta : 3 Minggu

7. Pengulangan dan Praktek lapangan. Untuk alat transportasi diadakan jalan-jalan dengan
menggunakan alat transportasi Bus ke Kota Tua.

ALOKASI WAKTU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

1. Pukul 08.00 – 08.20 WIB dilakukan Baris berbaris sambal menyanyi. Bernyanyi
dan melakukan Gerakan dilakukan untuk melatih gerk motoric bagi anak didik.
2. Pukul 08.20 WIB masuk kedalam kelas masing-masing, kemudian sebelum
memulai pelajaran anak didik diajak berdoa.
3. Pukul 08.30 – 09.00 WIB belajar sesuai tema materi mingguan yang sudah
ditetapkan didalam rencana kegiatan harian. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
mewarnai gambar dan menulis.
4. Pukul 09.10 – 09.30 WIB waktu istirahat dan makan.
5. Pukul 09.30 WIB waktu untuk pulang dengan diakhiri doa pulang. Sebelum
meninggalkan sekolah, anak-anak didik wajib memberi salam kepada Guru kelas.

F. PERAN GURU TERHAP PERILAKU ANAK DIDIK

Perlu kita ketahui bahwa anak bisa mempelajari berbagai macam hal disekolah. Sekolah
tidak hanya berperan dalam menjadikan anak didik pandai secara intelektual, tetapi juga
harus memperhatikan kebutuhan anak secara khusus, secara holistic, Misalnya dalam hal
perilaku anak. Hal tersebut akan membuat anak berkembang dengan lebih baik dan akan
mampu menghadapi masa depan dengan lebih percaya diri ketika memiliki perilaku yang
baik. Perilaku menentukan masa depan anak didik oleh sebab itu guru memiliki peran
penting dalam hal mendidik anak untuk memiliki perilaku dan karakter yang baik. Berikut

ini ada beberapa hal yang Paud Terang Bintaro lakukan disekolah dan mendidik anak
memilki perilaku yang baik dan bertumbuh dalam takut akan Tuhan.

vii
1. Menjadikan sekolah tempat bagi anak untuk berekspresi. Sekolah memberikan
kesempatan bagi anak u tuk menunjukkan lemampaun mereka, hal itu akan menjadi
modal siswa untuk meningkatkan rasa percaya diri. Bukan hanya belajar didalam
kelas saja, tapi juga kemampuan mereka di luar kelas. Melatih anak bagaimana harus
bersikap terhadap teman, melatih anak bagaimana bermain Bersama dll.
2. Menjadikan sekolah sebagai tempat belajar tentang pengenalan akan Takut akan
Tuhan. Karena Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan tetapi orang bodoh
menghina hikmat dan didikan Amsal 1: 7. Oleh sebab itu guru harus mengajarkan
anak tentang Takut akan Tuhan. Guru pun tidak dapat mengubah perilaku seorang
anak yang aktif untuk menjadi baik tanpa ada campur Tangan Tuhan. Karena Tuhan
lah yang mampu mengubah setiap perilaku anak untuk menjadi perilaku yang baik
dan menjadi berkat.
3. Menjadikan sekolah sebagai tempat untuk menemukan bakat masing-masing anak.
Akan tetapi tidak semua anak mengetahui bakat yang mereka miliki, walaupun ada
beberapa yang sudah mengetahui bakat mereka sejak kecil. Bagi anak yang belum
mengetahui bakat mereka, guru PAUD Terang Bintaro berkewajiban membekali
mereka dengan ilmu pengetahuan yang ada, agar anak mempu mengenali bakat
mereka.
4. Menjadikan sekolah sebagai tempat untuk belajar lebih menghargai. Saat berada
disekolah anak tidak hanya berinteraksi dengan orang-orang yang terasuk bagian dari
sekolah, seperti kepala sekolah, orang tua murid, yang selalu ada untuk mengantar
dan menunggu anak mereka selama anak mereka belajar, semua masyarakat
dilingkungan sekolah, ibu pedagang dilingkungan sekolah, dan juga tukang sapu yang
ada dilingkungan sekolah. Dengan berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai
kalangan akan membantu anak untuk belajar lebih menghargai apapun profesi orang
itu.
5. Menjadikan sekolah sebagai tempat yang mengajarkan persahabatan. Guru mengajar
anak didik untuk menjalain komunikasi yang baik denagn teman sekolah, dan sekolah
yang baik akan menciptakan persahabatan bagi para siswanya. Bagaimana cara dalam
bermain dengan teman, menjalain komunikasi antara anak yang satu dengan yang
lain. Bagaimana sikap terhadap teman, tidak boleh bertengkar dan lain sebagainya.

G. MASALAH DAN KENDALA YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU


ANAK

vii
1. Membantah dan Kurang Ajar

Perilaku membantah dan bersikap kurang ajar biasanya anak-anak yang sudah mulai
berkomunikasi dengan baik dari umur 4-5 tahun. Dan ini bisa disebabkan karena kurang
perhatian dari orang tua dan juga didikan dari orang tua.

2. Berkata kasar.

Perilaku berkata kasar biasanya di pengaruhi dari orang-orang yang ada di sekitarnya.
Karena anak usia 3-5 tahun adalah anak yang daya tangkapnya cepat, cepat meniru apa
yang di dengar dan yang dilakukan oleh orang sekitarnya.

3. Anak suka Berbohong

Perilaku berbohong biasanya anak melakukan mulai umur 2-3 tahun ini adalah sebagai
bagian normal dari perkembangan perilaku dan kemampuan kognitif anak. Dan anak
berbohong juga disebabkan untuk mencari perhatian dari guru dan teman-temannya.

4. Agresif atau menyakiti

Ada anak yang melampiaskan amarahnya dan emosinya dengan menyakiti temannya,
seperti memukul, melempar barang dan juga menggigit temannya.

5. Anak yang memiliki Gangguan Psikososial

Ini adalah perilaku anak yang cukup serius dan membutuhkan penanganan secara
profesional. Kondisi ini di mempengaruhi emosi, perilaku, fungsi fisik dan performa
mental anak.

6. Anak Merengek berlebihan

Meskipun normal bagi anak kecil merengek dan menangis karena frustrasi beberapa anak
menggunakannya demi mendapatkan apa yang ia inginkan karena anak tahu ketika
melakukan itu akan mendapat perhatian lebih.

7. Anak yang susah di atur

vii
Anak yang susah diatur adalah anak yang bertidak tidak sopan terhadap seusianya maupun
kepada orang yang lebih dewasa dari dia. Sebenarnya anak nakal bukanlah pilihan mereka
sendiri, tetapi disebabkan oleh faktor keadaan lingkungan sekitar yang memaksa mereka
untuk berbuat seperti itu.

8. Anak yang hiper aktif

Anak hiper aktif adalah anak yang jauh lebih sulit untuk diajak komunikasi, susah diatur,
dan juga susah berkonsentrasi.

9. Anak yang tidak Fokus Belajar

Anak yang tidak fokus belajar adalah anak yang mudah perpecah atau mudah teralihkan
perhatiannya. Sehingga membuat dia tidak fokus belajar.

10. Anak yang malas Belajar

Anak yang malas belajar adalah anak yang terlalu banyak waktu bermain dari pada belajar
dan juga kurang asupan vitamin/gizi.

vii
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian


diantaranya metode kepustakaan, observasi, dan wawancara langsung setelah penulis
mengadakan penelitian akan dituangkan oleh penulis. Hasil dari metode penelitian yang
akan dituangkan diantaranya:

A.1 OBSERVASI

Dari hasil observasi yang penulis lakukan secara langsung,di PAUD Terang Bintaro,
penulis dapat melihat bahwa guru-guru disana sangat memiliki kerinduan untuk anak-anak
memiliki cara hidup yang baik, diasaat anak-anak berada di keluarga, gereja, sekolah dan
juga lingkungan masyarakat. Dengan kerinduan tersebut maka setiap guru-guru di PAUD
Terang Bintaro selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik agar anak-anak tersebut
dapat terbentuk karakter dan perilakunya dengan baik.

Penulis juga menemukan bahwa dalam mendidik dan memberikan pengajaran kepda
anak-anak untuk memiliki sikap hidup takut akan Tuhan melalui persekutuan di dalam
beribadah yang di lakukan setiap hari jumat. Ketika ada hal yang salah baik dalam
perkataan guru-guru selalu menegur dan menasehati supaya anak-anak tidak mengulangi
lagi kesalahan yang ia lakukan.

Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa guru-guru di PAUD Terang Bintaro
telah menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam mendidik anak-anak, disebabkan
kerinduan yang sangat kuat dalam diri guru untuk memiliki cara hidup yang baik dan
memberikan stimulasi bagi anak supaya dimasa depan yang akan datang anak-anak
memiliki pola hidup yang baik, berperilaku yang baik sehinga dapat menjadi berkat buat
banyak orang.

A.2 WAWANCARA.

Untuk memperoleh data penulis telah melakukan wawancara langsung kepada guru di
PAUD Terang Bintaro. Penulis mengajukan pertanyaan pertanyaan yang berhubungan

vii
dengan bagaimana Pengaruh kompetensi Guru terhadap perilaku anak usia dini. Dari hasil
wawancara yang telah dilakukan maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

A. Hasil wawancara dengan ibu Bertha Dimu dilakukan pada Tanggal 17 Maret 2023,
ketika penulis melakukan wawancara dengan ibu Bertha Dimu.

Mengatakan bahwa cara mendidik anak diusia pra sekolah dengan tujuan agar anak
dapat bertumbuh dan berkembang secara maksimal baik dari segi fisik maupun secara
mental. Seperti yang kita ketahui bahwa anak usia dini merupakan usia dimana anak-anak
masih senang bermain Bersama teman-temannya dan mereka cenderung lebih aktif. Yang
tergolong anak usia dini yakni anak-anak mulai dari usia pra sekolah sehingga mereka
memasuki usia sekolah taman kanak-kanak.

Dalam mendidik anak usia dini, peran orang tua sangat penting sehingga wajib bagi
orang tua untuk terlibat lansung dalam menerapkan kedisiplina bagi anak mereka. Apabila
anak memasuki usia pra sekolah,maka peran orang tua akan dibantu oleh tenaga pendidik
ketika anak tengah berada dilingkungan sekolah mereka. Untuk itu, perlu kerja sama yang
baik antara guru dan orang tua untuk mendidik anak dalam hal kedisplinan dan perilaku
sang anak. Dalam hal mendidik anak usia dini, pertama orang tua harus mengenal dan
memahami karakter bawaan sang anak, apakah sang anak cenderung aktif, pendiam atau
pemalu. Orang tua perlu memberitahukan kepada guru disekolah tentang karakter anak
seperti apa, orang tua tidak boleh menyembunyikan karakter bawaan anak ataupun
kekurangan fisik sang anak.

Mengenali karakter sang anak sangat di perlukan agar orang tua ataupun guru dapat
mengambil Langkah yang tepat dalam memberikan Pendidikan kepada sang anak dan juga,
memudahkan guru untuk mendidik perilaku sang nak. Selain itu, mengenali karakter
bawaan sang anak juga membuat orang tua lebih berhati-hati dalam memberikan treatment
kepada anak sehingga baik orang tua ataupun guru akan mendapatkan respon dari sang
anak sesuai dengan yang di harapkan. Apabila orang tua belum mengetahui karakter dan
perilaku sang anak maka ada beberapa hal yang dapat membantu orang tua untuk
mengetahui karakter bawaan sang anak.

Langkah-langkah tersebut antara lain dengan mengamati perilaku anak sehari-hari dan
dengan mengamati respon anak terhadap perlakuan-perlakuan yang berbeda. Apabila orang
tua telah mengetahui perilaku sang anak maka orang tua lebih mudah untuk mengetahu

vii
metode apa yang akan di lakukan supaya perilaku anak berubah menjadi perilaku yang
baik. Orang tua harus memberitahukan perilaku sang anak kepada guru supaya guru juga
mampu mengatasi perilaku sang anak tersebut. Perlu kerja sama yang baik antara orang tua
dan guru dalam mendidik anak, dan guru harus memiliki kompetensi dalam hal mengatasi
setiap karakter dan perilaku anak yang berbeda-beda.

B. Hasil wawancara dengan Gladys Abigael Lamera dilakukan pada tanggal 17 Maret
2023, ketika penulis melakukan wawancara Gladys Abigael Lamera.

Mengatakan bahwa setelah orang tua memahami karakter bawaan sang anak dan
perilaku sang anak, maka orang tua dan tenaga pendidik hendaknya menerapkan metode
Pendidikan yang sesuai dengan pribadi anak.

Sebelum menerapkan metode Pendidikan yang sesuai, perlu di ingat bahwa anak usia
dini merupakan usia emas sekaligus retan bagi anak. Dikatakan usia emas karena dalam
tahap ini sang anak mampu menyerap pengetahuan sebaik mungkin dan cenderung
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal-hal baru yang ada disekitarnya.
Sebaliknya, dikatakan rentan karena dalam usia ini mereka sangat mudah mengalami
trauma apabila mereka mendapat input yang tidak baik yang berkaitan secara langsung
dengan mereka seperti kekerasan. Oleh sebab itu guru perlu berhati-hati dalam mendidik
anak bahkan dengan mengunakan metode Pendidikan yang ada. Karena setiap anak itu
berbeda-beda guru harus mengetahui pribadi setiap anak. Dalam hal ini guru sangat
berperan penting dalam mendidik anak. Karena apa yang guru lakukan dan guru
sampaikan itu yang anak didik terima. Trauma kekerasan yang di terima oleh anak sangat
mempengaruh perilaku sang anak.

Oleh, sebab itu orang tua juga perlu mendidik anak dirumah dengan baik, orang tua
tidak boleh mendidik anak dengan kekerasan karena hal itu akan membuat perilaku anak
semakin tidak baik, sehingga ketika di sekolah perilaku si anak tidak baik, karena anak
ingin mendapat perhatian dari teman dan guru-guru yang ada. Dalam hal ini, melatih
disiplin dirumah dapat dilaksanakan dengan membangunkan anak dipagi hari dan
memintanya untuk segera mandi, mengosok gigi dan memakai baju seraga sendiri dengan
baik tanpa marah-marah harus dengan penuh kesabaran. Sedangkan kalau disekolah guru
dapat melatih kedisplinan anak usia dengan cara meminta anak untuk berbaris didepan
kelas dan masuk ruangan dengan tertip. Selain itu, penerapan kedisplinan dilingkungan

vii
sekolah dapat dilakukan dengan meminta anak untuk berdoa sebelum dan sesudah
memulai pelajaran dalam kelas.

Dengan penerapkan hal tersebut,maka anak akan terbiasa untuk melakukan hal-hal
dengan baik dan tepat waktu sehingga mereka akan membawa kebiasaan baik seiring
dengan tumbuh kembang mereka. Yang paling pentng adalah baik orang tua dan guru
harus tetap mengawasi dan mendampingi sang anak serta meningkatkan apabila mereka
lupa melaksanakan kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah terbentuk. Dengan demikian,
anak akan dengan senang hati melakukan tindakan-tindakan positif yang telah dicontohkan
orang tuanya dirumah maupun gurunya disekolah.

Sehingga, sangat dilarang bagi orang tua untuk melakukan kekerasan terhadap sang
anak kerena akan berdampak buruk bagi pertumbuhan mental anak, bahkan sangat
mungkin terbawa hingga mereka tumbuh dewasa. Cara mendidik anak usia dini yang dapat
diterapkan baik dirumah maupun di lingkungan sekolah mereka yakni dengan melatih sang
anak untuk disiplin.

C. Hasil wawancara dengan Dian Frida Kristiani Reppy dilakukan pada tanggal 10 April
2023, ketika penulis melakukan wawancara Dian Frida Kristiani Reppy.

Mengatakan bahwa dalam mendidik anak kompetensi seorang guru sangat penting.
Guru yang berkompetensi mampu menciptakan pembelajaran yang baik dan juga mampu
mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, untuk
mewujudkan pembelajaran yang baik dibutuhkan guru yang berkompeten (mempunyai
kompetensi) begitu juga dalam hal pembentukan karakter dan perilaku anak dengan baik
membutuhkan kompetensi seorang guru. Guru yang memiliki kompetensi mampu
mendidik anak yang aktif dan anak yang berperilaku tidak baik menjadi baik karena
kompetensi yang di miliki seorang guru. Guru yang tidak memiliki kompetensi maka guru
tersebut tidak akan mampu merubah perilaku anak dari yang tidak baik menjadi baik. Guru
yang berkompetensi akan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan semangat
dan menyenangkan sehingga ketika anak belajar anak mampu mengikuti dan tidak
membosankan karena guru memiliki kreativitas untuk membuat sang anak tidak
membosankan.

D. Hasil wawancara dengan Michelle Elizabeth Lidya Tumbel dilakukan pada tanggal 10
April 2023, ketika penulis melakukan wawancara Michelle Elizabeth Lidya Tumbel

vii
Mengatakan bahwa kompetensi guru sangat penting dalam Pendidikan anak usia dini,
karena guru berperan sebagai pengganti orang tua. Disekolah guru tugasnya mengarahkan
peserta didik untuk mencapai tujuan Pendidikan dan juga membentuk karakter anak
menjadi karakter yang baik dan berperilaku baik. Guru juga harus memiliki kemampuan
untuk membimbing sang anak untuk bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi,
minat dan bakatnya. Apabila guru tidak memiliki kompetensi dalam mengajar maka anak
didik tidak akan mampu mengikuti pelajaran dengan baik. Anak usia dini lebih cenderung
suka bermain jadi saat belajar fokus mereka lebih cepat terahlihkan, oleh sebab itu guru
harus memiliki cara supaya anak tetap fokus saat belajar.

Dalam mendidik anak usia dini perlu kerja sama antara guru dan orang tua, karena
disekolah anak waktu belajarnya sedikit, anak lebih banyak waktu Bersama orang tua
dirumah oleh sebab itu orang tua juga harus mengajarkan anak dirumah dengan penuh
tanggung jawab, dengan penuh kasih sayang dan orang tua menemani anak saat belajar, itu
salah satu cara mengajar anak dengan baik. Orang tua saat mengajar anak tidak boleh
menggunakan yang namanya kekerasan terhadap anak karena itu membuat mental anak
jadi tidak baik sehingga membuat perilakunya sang anak tidak baik.

A.3 ANGKET

Dalam pembagian angket, penulis membagikan angket kepada 10 responden yaitu


orang tua dan angket tersebut nantinya akan diolah menjadi bukti jawaban hipotesa.
Angket terdiri 10 pertanyaan dan responden tinggal menjawab ya atau tidak dalam kertas
yang dibagikan.

B. PENYAJIAN DATA

Prosedur dan metode penelitian telah diuraikan tentang cara pengumpulan data
dilapangan. Data yang telah diperoleh dimasukan kedalam table.

Dalam penelitian populasi dari orang tua murid PAUD Terang Bintaro di ambil sebagai
sampel sebanyak 13 orang.

Adapun pertanyaan-pertanyaan yang dibagikan kepada orang tua murid sebagai berikut:

vii
Tabel 1

Daftar Pertanyaan Angket Peneliti

PETUNJUK PENGISIAN
1. Baca dengan seksama sebelum memberi tanda pada jawaban
2. Ceklislah pada kalimat ya atau tidak sebagai pilihan
3. Diharapkan memilih salah satu jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
4. TERIMA KASIH ATAS KESEDIAANNYA

No PERTANYAAN √ √
1 Apakah guru mampu mengatasi perilaku anak didik yang aktif? Ya Tidak
2 Apakah guru mampu menguasai materi saat mengajar? Tidak Ya
3 Apakah guru membangun kerja sama dengan orang tua didik? Ya Tidak
4 Apakah guru sudah mendidik dan membimbing anak dengan Tidak Ya
baik?
5 Apakah guru memiliki semangat dan energi dalam mengajar Ya Tidak
anak didik?
6 Apakah guru memiliki kreativitas dan inovasi dalam mengajar? Tidak Ya
7 Apakah guru mampu mengatasi karakter anak didik yang Ya Tidak
berbeda-beda ketika mengajar?
8 Apakah guru sudah mengajar dengan penuh tanggung jawab? tidak Ya
9 Apakah guru sudah mengajarkan kepada anak didik untuk Ya Tidak
memiliki perilaku bermoral?
10 Apakah guru sudah menjadi contoh dan teladan kepada anak Tidak Ya
didik?

C. PENGOLAHAN DATA

vii
Analisa yang diperoleh melalui angket adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Prosentase dari jawaban No 1

Apakah guru mampu mengatasi perilaku anak didk yang aktif?

Jumlah
No Klasifikasi Frekwensi Responden Prosentase
(F) (N) P=F/N*100%
Ya 92,3%
1 Tidak 13 7,7%

Berdasrkan dari prosentase diatas dapat disimpulkan bahwa dari 13 orang tua murid:

 92,3% orang tua menyatakan Ya


 7,7% orang tua murid menyatakan Tidak
Dari Analisa ini penulis menyimpulkan bahwa Sebagian besar orang tua murid
setuju dengan kemampuan mengajar guru. Hal ini terlihat dari pernyataan 92,3%
orang tua murid menyatakan Ya.

vii
Tabel 3

Prosentase dari jawaban No 2

Apakah guru mampu menguasai materi saat mengajar?

Jumlah
No Klasifikasi Frekwensi Responden Prosentase
(F) (N) P=F/N*100%
Ya 100%
1 Tidak 13 0%

Berdasrkan dari prosentase diatas dapat disimpulkan bahwa dari 13 orang tua murid:

 100% orang tua menyatakan Ya


 0% orang tua murid menyatakan Tidak
Dari Analisa ini penulis menyimpulkan bahwa orang tua murid setuju dengan
kemampuan mengajar guru. Hal ini terlihat dari pernyataan 100% orang tua murid
menyatakan Ya.

vii
Tabel 4

Prosentase dari jawaban No 3

Apakah guru membangun kerja sama dengan orang tua didik?

Jumlah
No Klasifikasi Frekwensi Responden Prosentase
(F) (N) P=F/N*100%
Ya 92,3%
1 Tidak 13 7,7%

vii
Berdasrkan dari prosentase diatas dapat disimpulkan bahwa dari 13 orang tua murid:

 92,3% orang tua menyatakan Ya


 7,7% orang tua murid menyatakan Tidak
Dari Analisa ini penulis menyimpulkan bahwa Sebagian besar orang tua murid
setuju dengan kemampuan mengajar guru. Hal ini terlihat dari pernyataan 92,3%
orang tua murid menyatakan Ya.

Tabel 5

Prosentase dari jawaban No 4

Apakah guru sudah mendidik dan membimbing anak dengan baik?

Jumlah
No Klasifikasi Frekwensi Responden Prosentase
(F) (N) P=F/N*100%
Ya 100%
1 Tidak 13 0%

vii
Berdasrkan dari prosentase diatas dapat disimpulkan bahwa dari 13 orang tua murid:

 100% orang tua menyatakan Ya


 0% orang tua murid menyatakan Tidak
Dari Analisa ini penulis menyimpulkan bahwa orang tua murid setuju dengan
kemampuan mengajar guru. Hal ini terlihat dari pernyataan 100% orang tua murid
menyatakan Ya.

Tabel 6

Prosentase dari jawaban No 5

Apakah guru memiliki semangat dan energi dalam mengajar anak didik?

Jumlah
No Klasifikasi Frekwensi Responden Prosentase
(F) (N) P=F/N*100%
Ya 100%
1 Tidak 13 0%

vii
Berdasrkan dari prosentase diatas dapat disimpulkan bahwa dari 13 orang tua murid:

 100% orang tua menyatakan Ya


 0% orang tua murid menyatakan Tidak
Dari Analisa ini penulis menyimpulkan bahwa orang tua murid setuju dengan
kemampuan mengajar guru. Hal ini terlihat dari pernyataan 100% orang tua murid
menyatakan Ya.

Tabel 7

Prosentase dari jawaban No 6

Apakah guru memiliki kreativitas dan inovasi dalam mengajar?

Jumlah
No Klasifikasi Frekwensi Responden Prosentase
(F) (N) P=F/N*100%
Ya 92,3%

vii
1 Tidak 13 7,7%

Berdasrkan dari prosentase diatas dapat disimpulkan bahwa dari 13 orang tua murid:

 92,3% orang tua menyatakan Ya


 7,7% orang tua murid menyatakan Tidak
Dari Analisa ini penulis menyimpulkan bahwa Sebagian besar orang tua murid
setuju dengan kemampuan mengajar guru. Hal ini terlihat dari pernyataan 92,3%
orang tua murid menyatakan Ya.

Tabel 8

Prosentase dari jawaban No 7

Apakah guru mampu mengatasi karakter anak didik yang berbeda-beda ketika mengajar?

Jumlah
No Klasifikasi Frekwensi Responden Prosentase
(F) (N) P=F/N*100%

vii
Ya 92,3%
1 Tidak 13 7,7%

Berdasrkan dari prosentase diatas dapat disimpulkan bahwa dari 13 orang tua murid:

 92,3% orang tua menyatakan Ya


 7,7% orang tua murid menyatakan Tidak
Dari Analisa ini penulis menyimpulkan bahwa Sebagian besar orang tua murid
setuju dengan kemampuan mengajar guru. Hal ini terlihat dari pernyataan 92,3%
orang tua murid menyatakan Ya.

Tabel 9

Prosentase dari jawaban No 8

Apakah guru sudah mengajar dengan penuh tanggung jawab?

Jumlah
No Klasifikasi Frekwensi Responden Prosentase
(F) (N) P=F/N*100%

vii
Ya 100%
1 Tidak 13 0%

Berdasrkan dari prosentase diatas dapat disimpulkan bahwa dari 13 orang tua murid:

 100% orang tua menyatakan Ya


 0% orang tua murid menyatakan Tidak
Dari Analisa ini penulis menyimpulkan bahwa orang tua murid setuju dengan
kemampuan mengajar guru. Hal ini terlihat dari pernyataan 100% orang tua murid
menyatakan Ya.

Tabel 10

Prosentase dari jawaban No 9

Apakah guru sudah mengajarkan kepada anak didik untuk memiliki perilaku bermoral?

Jumlah
No Klasifikasi Frekwensi Responden Prosentase
(F) (N) P=F/N*100%

vii
Ya 100%
1 Tidak 13 0%

Berdasrkan dari prosentase diatas dapat disimpulkan bahwa dari 13 orang tua murid:

 100% orang tua menyatakan Ya


 0% orang tua murid menyatakan Tidak
Dari Analisa ini penulis menyimpulkan bahwa orang tua murid setuju dengan
kemampuan mengajar guru. Hal ini terlihat dari pernyataan 100% orang tua murid
menyatakan Ya.

Tabel 11

Prosentase dari jawaban No 10

Apakah guru sudah menjadi contoh dan teladan kepada anak didik?

Jumlah
No Klasifikasi Frekwensi Responden Prosentase
(F) (N) P=F/N*100%

vii
Ya 100%
1 Tidak 13 0%

Berdasrkan dari prosentase diatas dapat disimpulkan bahwa dari 13 orang tua murid:

 100% orang tua menyatakan Ya


 0% orang tua murid menyatakan Tidak
Dari Analisa ini penulis menyimpulkan bahwa orang tua murid setuju dengan
kemampuan mengajar guru. Hal ini terlihat dari pernyataan 100% orang tua murid
menyatakan Ya.

D. JAWABAN HIPOTESA

Dari berbagai hasil penelitian pada Bab 1 sampai Bab IV dapat diketahui bahwa
kompetensi guru tentang perilaku anak usia dini di PAUD Terang Bintaro, guru sangat
berkompeten memperhatikan kepribadian anak dalam proses belajar mengajar. dalam
prosesnya dan juga dalam membentuk karakter dan perilaku anak. Guru sangat
bertanggung jawab dalam mendidik dan mendidik anak. Guru juga memahami keadaan
anak dengan karakteristik yang berbeda-beda. Guru mengetahui cara menghadapi dan
mengatasi perilaku setiap anak karena guru tersebut berkualitas dan mempunyai banyak
pengalaman dalam mengajar anak aktif. Para guru juga selalu mendoakan setiap individu
siswanya, agar para siswa juga melihat perubahan dari hari ke hari, yang semuanya
merupakan berkat dari Tuhan Yesus Kristus. Selain itu, guru juga mempunyai hubungan
yang baik antara guru dan orang tua siswa, sehingga guru lebih mudah dalam mendidik
anak dengan benar dan bertanggung jawab dalam karakter dan tingkah laku.

Orang tua dapat bekerja sama dengan baik dengan guru di sekolah sehingga mereka leluasa
dalam mendidik, membimbing dan membimbing anak ketika berada di rumah bersama
keluarga.

Dengan demikian hipotesis penulis “diduga kualifikasi guru mempunyai pengaruh


yang kuat terhadap perilaku anak usia dini di PAUD Terang Bintaro” terbukti. Sehingga
kualifikasi guru mempunyai pengaruh yang besar dan nyata terhadap perkembangan
perilaku dan kepribadian anak yang lebih baik.

E. SOLUSI

vii
Orang tua dan guru harus bekerja sama untuk mendidik, membimbing, membimbing
dan membentuk kepribadian anak. Sebab tanpa kerjasama yang baik dari orang tua dan
guru dalam pendidikan dan pengasuhan anak, maka tidak akan terlihat hasil yang baik pada
kepribadian anak. Anak tidak akan mengalami perubahan karakter jika orang tua tidak
bekerjasama dengan guru. Guru juga harus mempunyai kemampuan kedisiplinan yang
efektif, guru harus mampu berkomunikasi dengan baik kepada orang tua siswa. Oleh
karena itu, profesi guru dapat disimpulkan sebagai pekerjaan yang mengandung unsur
profesionalisme, karena untuk menjadi seorang guru diperlukan pengetahuan substantif
dan pedagogis. Profesionalisme guru menjadi perhatian global karena guru memiliki
tanggung jawab dan peran tidak hanya untuk menyebarkan pengetahuan ilmiah dan
teknologi, tetapi juga untuk mengembangkan sikap dan spiritualitas yang dapat bertahan di
era persaingan yang sangat ketat. Untuk menyandang gelar guru, guru harus mempunyai
kompetensi, tanggung jawab dan komitmen yang besar.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah disajikan Bab I sampai 4 pembahasan mengenai pengaruh kompetensi guru


terhadap perilaku anak usia dini di PAUD Terang Bintaro, Tangerang Banten. Dengan
demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan perpaduan
keterampilan personal, ilmiah, teknologi, sosial, dan spiritual, yang semuanya membentuk

vii
standar kompetensi profesi guru, yang meliputi penguasaan materi, pemahaman peserta
didik, kemampuan pribadi belajar pendidikan, pengembangan dan profesionalisme.
Kompetensi guru merupakan gabungan antara keterampilan personal, ilmu pengetahuan,
teknologi, sosial, dan intelektual yang secara tidak langsung membentuk standar
kompetensi profesi guru, yang meliputi penguasaan materi, pemahaman peserta didik,
pembelajaran edukatif, pengembangan kepribadian, dan profesionalisme mengajar. Harus
dipahami bahwa menjadi guru yang berkualitas tidaklah mudah, harus memiliki kesabaran
dan keikhlasan dalam menunaikan segala tugas dan tanggung jawab seorang guru untuk
membina peserta didik yang berkarakter dan berperilaku berbeda.

Guru menggantikan orang tua sekolah yang berperan membimbing siswa


mencapai tujuan pendidikan dan menjadikan mereka manusia seutuhnya melalui
keteladanan, semangat atau dorongan untuk menjadi lebih baik, dan bimbingan atau
pendampingan agar mereka selalu pada jalurnya. kebenaran dalam mengembangkan
potensi Anda. Pembinaan guru harus membimbing peserta didik agar dapat menentukan
potensi-potensi apa saja yang dimilikinya, membimbing peserta didik untuk mencapai dan
memenuhi tugas-tugas perkembangannya sehingga melalui prestasi tersebut dapat tumbuh
dan berkembang sebagai suatu cita-cita. sosok yang menjadi harapan setiap orang tua dan
masyarakat.

Dari uraian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan ciri
dasar atau bagian dari kepribadian seseorang yang mendalam dan dapat diprediksi, dan
perilaku dalam berbagai kondisi dan tugas pekerjaan sebagai motivasi, mempunyai prestasi
dan keinginan untuk berusaha. Menyelesaikan tugas secara efektif. Seorang guru yang baik
memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan memastikan perilaku siswa yang
baik sementara siswa belajar dan bekerja secara efektif serta menghormati seluruh bagian
kelas. Kualitas yang baik adalah kerendahan hati, kemauan untuk berbagi pengetahuan,
fleksibilitas dan prioritas prasangka baik, inklusivitas dan non-eksklusivitas, dan kemauan
untuk membantu orang lain yang membutuhkan bila memungkinkan. Semua kualitas ini
sangat diperlukan agar sekolah menjadi komunitas belajar dan bukan sekolah dengan guru
yang lebih tua berkuasa dan guru yang lebih muda yang menyerah pada apa yang
dilakukan dan diperintahkan oleh guru di sekolah tersebut.

Guru yang berkualitas pedagogi diukur dari pemahaman guru terhadap sudut pandang
atau landasan pendidikan, guru harus memahami sudut pandang dan landasan pendidikan

vii
agar dapat konsisten melaksanakan praktik pendidikan dan mencapai tujuan pembelajaran
yang jelas. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri guru: kesadaran,
kesadaran adalah suatu pengertian yang berkaitan dengan potensi-potensi psikologis
seperti ingatan, semacam pergaulan, yang dalam pengertian sehari-hari disebut kesadaran
dalam hal ini Purwanto (2008: 72) dibawa sejak lahir mengemukakan bahwa kemampuan
atau kecerdasan bawaan adalah kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan.
Mendukung direktur sekolah untuk memajukan dan mengembangkan keterampilan
pegawai/guru merupakan tanggung jawab dan tanggung jawab manajemen yang fokus
pada: memperoleh staf yang berkualitas dan profesional sesuai kebutuhan, menggerakkan
mereka untuk mencapai tujuan organisasi, memelihara dan mengembangkan keterampilan
dan keterampilan.

Guru harus sopan dalam berbicara, guru harus mempunyai tanggung jawab dan
semangat yang kuat dalam mendidik siswa yang ada, karena guru adalah teladan utama
bagi anak dalam mengamalkan ketaatan beragama dan akhlak yang baik agar siswa dapat
mengikutinya dengan baik. Kompetensi profesional Guru harus memahami mata pelajaran
yang diajarkan, guru harus memberikan jawaban yang tepat ketika siswa mengajukan
pertanyaan di kelas, guru melaksanakan proses pembelajaran runtut dan instruktif, dan
guru juga harus menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan tingkat pemahaman anak.
Kompetensi sosial Guru harus mampu berkomunikasi dengan baik dengan anak di kelas,
guru juga harus bisa bergaul dengan baik dengan orang tua anak, guru harus bersikap adil
terhadap siswa yang ada dan juga bergaul dengan siswa, guru dan pendidikan lainnya. staf
sekolah dan guru dapat menghadiri dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial sekolah.
Adanya faktor biologis tersebut menandakan bahwa faktor genetik sangat mempengaruhi
perilaku dan sikap anak, yang terjadi dalam aktivitas anak sehari-hari. Karakter anak usia
dini (Augusta, 2012) adalah individu unik yang memiliki ciri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan fisik, kognitif, sosioemosional, kreatif, linguistik, dan komunikatif sesuai
tahapan- tahapan anak.

B. Saran

Setelah mengambil kesimpulan mengenai pengaruh kompetensi guru terhadap


perilaku anak usia dini PAUD Terang Bintaro (Tangerang Selatan, Banten) untuk
memperbaikinya dimasa yang akan datang, maka penulis ingin menyampaikan saran
kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini dengan harapan agar dapat

vii
memperbaiki perilakunya. semoga bermanfaat dan menjadi acuan untuk meningkatkan
atau meningkatkan kompetensi guru pada anak usia dini. Usulannya adalah sebagai
berikut:

1. Manajer Umum Kepala sekolah sebagai pengawas harus terus menerus melakukan
pengawasan dan pembinaan terhadap guru PAUD Terang Bintaro untuk memaksimalkan
kompetensi guru.

2. Guru Sebagai seorang guru, ada empat kompetensi yang harus dimiliki, dan keempat
kompetensi tersebut hendaknya dipraktikkan secara maksimal di lingkungan sekolah dan
bersama masyarakat. Tugas seorang guru adalah membesarkan anak-anak yang berperilaku
baik. Oleh karena itu, guru harus lebih memperhatikan perilaku pemaparan siswa dan
mendorong pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi perilaku anak dengan baik.

3. Orang tua Orang tua juga harus bekerja sama dengan baik dengan guru sekolah untuk
melatih anak berperilaku baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pengertian Guru http://www.jurnalponsel.com/pengertian-guru/


2. Kualifikasi guru https://Kbbi.Kemdikbud.go.id/entri/teacherkompetense

3. Paradigma Kualifikasi Guru Majalah M.Only PGGSD UNIGA

vii
4.Agus Wasisto Warso. (20140). Pembelajaran dan Penilaian di
AD/MI/SMP/MTS/SMA/MA/MSK. Yogyakarta: Graha Ilmiah.

5. Depdiknas RI:Jakarta. Edy Wibowo Agung 2012

6. Mulyasa, E. (2007). Standar kualifikasi dan sertifikasi guru. Bandung: Pemuda


Rosdakarya, 2007

7. Zamroni. (2001:60). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yongyakarta: Biograf


publishing

8. Ahmad sudrajat. 2007. Kompetensi Guru dan Peran Kepala Sekolah.


http://www.Goegle.com

9. Suparlan. 2006. Mengajar Sebagai Profesi Yogyakarta: Penerbit Hikayat.

10. Ahmad Susanto. Program anak usia dini. (Jakarta: Bumi Aksa. 2017)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
vii
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Yulita Bate’e

Tempat/Tanggal Lahir : Somi, 17 September 1999

Jenis Kelamin : Perempuan


Warga Negara : Indonesia
Agama : Kristen
Status : Belum Menikah

DATA ORANG TUA


Nama Ayah : Yasozatulo Bate’e
Nama Ibu : Ramilia zamasi
Alamat : Dusun II Tehondro Kec. Gido Kab. Nias.

DATA PENDIDIKAN
Sekolah Dasar Botogo’o : Tamat 2011
Sekolah Menegah Pertama Swasta Idanoi : Tamat 2014
Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 1 Sogaeadu : Tamat 2017
Sekolah Alkitab Cianjur Tingkat 1 : Tamat 2020
Sekolah Tinggi Theologi “IKAT”. : Tamat 2024

Data pekerjaan dan pelayanan:


Saya Mengajar di PAUD Terang Bintaro : Sebagai Guru kelas dan Bendahara
Saya Guru sekolah Minggu : Sebagai Koordinator
Saya pelayanan di pemuda remaja : Sebagai Pembina
Saya pelayan di komsel- komsel : Wl dan Firman Tuhan
Pelayanan di ibadah raya : Wl dan singer

vii
DATA ADSENSI KONSULTASI
No Tanggal Uraian Petunjuk Paraf
1 06 Pengajuan Proposal Skripsi Ketua 1
Agustus
2023
2 08 ACC Proposal Skripsi Ketua 1
Agustus
2023
3 Perbaikan Judul Skripsi Ketua 1
4 Konsultasi BAB dan Dosen
ACC BAB pembimbing
5 Konsultasi BAB Dosen
Pembimbing

Jakarta, Januari 2024


Dosen Pembimbing

Dr. Maria Tonahati, M.Th

vii
vii

Anda mungkin juga menyukai