PROPOSAL PTK
Disusun Oleh
YENI MARLINA, S. Pd. K
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas kasih dan pertolongan-Nya, melalui
hikmat Roh Kudus-Nya memberikan pengetahuan kepada Penulis untuk
menyelesaikan penyusunan proposal PTK dengan judul Peningkatan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Kristen Dengan Diterapkannya Metode Demonstrasi
Pada Siswa Kelas IV Sdn. 05 Kelompu Kec. Kembayan Tahun Pelajaran
2023/2024.
Proposal penelitian tindakan kelas ini saya susun untuk memenuhi salah satu tugas
modul Lokakarya PPG Daljab PAK Gelombang 1 tahun 2023, IAKN Ambon. Penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan di SDN 05 Kelompu.
Dalam menyusun proposal penelitian tindakan kelas ini penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dengan
tulus dan sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
penulisan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal tindakan kelas ini jauh dari kata
sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak selalu penulis harapkan.
Demikian, semoga proposal PTK ini dapat diterima sebagai ide/gagasan yang
menambah kekayaan intelektual bangsa.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
D. Manfaat penelitian
BAB II KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
B. Penelitian Terdahulu
C. Hipotesis Penelitian (jika ada)
A. Jenis Penelitian
B. Variabel Penelitian
C. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis (jika ada)
Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah
tercapainya tujuan pengajaran. Apa pun yang termasuk perangkat program
pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak
dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun diwajibkan mempunyai
kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah guru. Kedua
unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.
Dengan memperhatikan gejala-gejala tersebut diatas maka timbul pertanyaan
dalam benak penulis sejauh manakah keberhasilan pengajaran Pendidikan
Agama Kristen selama ini? Padalah sering digembar-gemborkan sebagai bangsa
Indonesia kita harus atau wajib mengamalkan Pancasila sebagai pedoman hidup
dalam berbangsa dan bernegara. Tatapi kenyataannya masih banyak terdapat
penyimpangan-penyimpangan dan pengkhianatan terhadap nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam Pancasila. Bahwa ada beberapa faktor yang menjadi
penyebabnya. Diantaranya faktor tesebut adalah strategi pembelajaran yang
kurang mengena terhadap terhadap pelajaran Pendidikan Agama Kristen dalam
meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Kristen.
Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan tersebut diatas, maka dalam
penelitian ini penulis mengambil judul “Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan
Agama Kristen dengan Diterapkannya Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV
SDN 05 Kelompu Kec. Kembayan Tahun Pelajaran 2023/2024.
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka pembatasan dan rumusan
permasalahnnya sebagi berikut:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas IV SDN 05 Kelompu tahun
pelajaran 2023/2024.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli semester ganjil tahun palajaran
2023/2024.
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Allah Menciptakan Laki-laki
dan Perempuan Sama Istimewa.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
A. LANDASAN TEORI
Menurut pernyataan tersebut Sutomo (1993:68) mengemukakan bahwa belajar
adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang dengan sengaja dikalukan
sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah
laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan
perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang
bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah
pengetahuan, bekembang daya pikir, sikap dan lain-lain (Soetomo, 1993:120).
B. Penelitian Terdahulu
Kosasih dan Soetjipto (2009: 30) mengatakan, Pendidikan Agama Kristen yang
merupakan pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas
dan dalam hidup sehari-hari.
Wiyani (2015: 25) menyatakan, Pendidikan Agama Kristen merupakan asas dan nilai
yang dijadikan sebagai pedoman oleh organisasi dalam bertingkah laku atau berbuat.”
Sedangkan menurut Djamarah (2002: 115), Pendidikan Agama Kristen adalah motif-
motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Penulis belum mendapati jurnal atau
tulisan apa pun yang membahas dalam kaitan Peningkatan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Kristen Diterapkannya Metode Demontrasi Pada Siswa Kelas IV
SDN 05 Kelompu Kec. Kembayan Tahun Pelajaran 2023/2024 dengan kompetensi
Guru PAK yang diperlukan untuk melaksanakan proses penilaian di sekolah,
khususnya di tingkat SD. Dengan demikian, Penelitian ini merupakan PTK yang masih
baru di dunia PAK yang perlu terus dikembangkan sesuai kebutuhan di masing-
masing satuan pendidikan.
C. Hipotesis Penelitian
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian
dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga
termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik
pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Sukidin dkk. (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu: (1)
penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3)
penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan sosial
eksperimental.
Keempat bentuk penelitian tindakan di atas, ada persamaan dan perbedaannya.
Menurut Oja dan Smulyan sebagaimana dikutip oleh Kasbolah, (Sukidin, dkk.
2002:55), cirri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada: (1) tujuan utamanya atau
pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti dan peneliti dari luar,
(3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian, dan (4) hubungan antara
proyek dengan sekolah.
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru sangat
berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan
utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam
proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam
penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan.
Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa model penelitian tindakan adalah
berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan pada suatu siklus meliputi perencanaan
atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika
sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
B. Variabel Penelitian.
Term variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis
penelitian, FN Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep sepertihalnya laki-
laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran. 1
1
Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian(Jakarta: Bumi Aksara, 2010)
Menurut YW Best yang disu yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi
yang oleh peneliti dimanipulasi, dikon ting Sanpiah Faisal trol atau diobservasi
dalam suatu penelitian. 2 Sedagkan menurut Direktorat Pendidikan Tinggi Dekdikbud
menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
akan menjadi objek pengamatan penelitian.3 Dimana sub variabelnya terdiri dari :
a. Guru PAK sebagai pengajar, di mana dalam hal ini guru PAK menjalankan
tugasnya sebagai pengajar PAK yang terprogram dan terstruktur sehingga
hasilnya dapat dilihat pada output di variabel terikat.
b. Guru PAK sebagai evaluator, di mana dalam hal ini guru PAK menjalankan
tugasnya sebagai penilai yang menyusun dan menjalankan penilaian sesuai
rangkaian peniaian yang telah disusun sehingga menghasilkan output pada
varibel terikat secara jelas.
c. Guru PAK sebagai motivator, di mana setelah melakukan tindakan penilaian,
guru PAK perlu memotivasi siswa dalam mempertahankan ataupun
memperbaiki hasil belajar yang diperoleh sehingga ada peningkatan yang
dicapai oleh setiap peserta didik.
Populasi
Populasi merupakan keseluruhan komponen yang dijadikan objek penelitian. Menurut
Kamus Bahasa Indonesia, populasi adalah sekelompok orang, benda, atau hal yang
menjadi sumber pengambilan sampel; suatu kumpulan yang memenuhi syarat
tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian 4. Sedang menurut Mohamad
Nazir, “Populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah
ditetapkan. Kualitas atau ciri tersebut dinamakan variabel. Sebuah populasi dengan
jumlah individu tertentu dinamakan populasi finit 5.
Populasi dan sampel adalah subjek penelitian yang sangat penting diperhatikan
sebab dari populasi dan sampel, peneliti mendapatkan data yang diperlukan untuk
kepentingan penelitian. Populasi dan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik sampling bertujuan (purposive sampling), karena
anggota sampel dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian 6.
Sampel
Menurut Sugiyono (2009:73), sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Arikunto (2010:
109), menurutnya Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.
2
S. Margono,Metodologi Penelitian Pendidikan(Jakarta: Rineka Cipta, 1997)
3
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Pendidikan(Jakarta: Rineka Cipta, 2013)
4
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pusataka, 2003), hlm. 334
5
Mohamad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), hlm. 325
6
Husaini Usman, Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) hlm. 47
Mengenai penentuan besarnya sampel Suharsimi Arikunto (2010: 112),
mengemukakan di dalam pengambilan sampel apabila subyeknya kurang dari 100
diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10%. 15% atau 20%, 25% atau
lebih.Teknik atau jenis yang digunakan adalah teknik random sampling. Random
sampling adalah pengambilan sampling secara random atau tanpa pandang bulu.
Teknik ini kemungkinan tertinggi dalam menetapkan sampel, dalam teknik ini semua
individu dalam populasi, baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, Zuriah (2006:123).
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, (Arikunto, 2002).
Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan
hasil penelitian sampel. Sampel dalam penelitian ini heterogen maka masing-masing
subjek penelitian akan dihitung sampelnya untuk kepentingan penelitian.
a. Tahap Perencanaan
Hasil observasi berikutnya adalah aktivitas guru dan siswa seperti pada tabel
berikut.
Tabel 4.3. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus I
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan
pada siklus I adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep
yaitu 21,7%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah memberi umpan
balik/evaluasi/tanya jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing
sebesar 18,3% dan 13,3%. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah
mengerjakan/memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5%. Aktivitas lain yang
persentasenya cukup besar adalah Bekerja dengan sesama teman sebangku, diskusi
antar siswa/antara siswa dengan guru, dan membaca buku yaitu masing-masing
18,7% 14,4 dan 11,5%.
Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode
demonstrasi sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup
dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih
dirasakan baru oleh siswa.
Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
d. Refisi
a. Tahap perencanaan
Penilaian Rata
No Aspek yang diamati
P1 P2 -rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
3 4 3,5
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan 3 4 3,5
bersama siswa 4 4 4
I
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
4 4 4
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan
dalam kelompok
4 4 4
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil peneyelidikan 3 3 3
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 3 4 3,5
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 2
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa Antusias 4 3 3,5
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 41 43 42
Keterangan : Nilai
: Kriteria
1 : Tidak Baik
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Baik
Dari tabel diatas, tampak aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar
mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode
demonstrasi mendapatkan penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya
dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namum demikian penilaian
tersebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa aspek yang
perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan penerapan pembelajaran
selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah memotivasi siswa, membimbing siswa
merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan
pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep
yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan.
Aktivitas guru yang mengalami penurunan adalah memberi umpan
balik/evaluasi/tanya jawab (16,6%), menjelaskan materi yang sulit (11,7). Meminta
siwa mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan (8,2%), dan membimbing siswa
merangkum pelajaran (6,7%).
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus II adalah
Bekerja dengan sesama teman sebangku yaitu (21%). Jika dibandingkan dengan
siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas siswa yang mengalami
penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi
antar siswa/antara siswa dengan guru (13,8%), menulis yang relevan dengan KBM
(7,7%) dan merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktivitas siswa yang
mengalami peningkatan adalah membaca buku (12,1%), menyajikan hasil
pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan pertanyaan/ide (5,4%), dan
mengerjakan tes evaluasi (10,8%).
Berikutnya adalah rekapitulasi hasil tes formatif siswa terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 73,90 dan
ketuntasan belajar mencapai 78,00% atau ada 32 siswa dari 15 siswa sudah tuntas
belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara
klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya
peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa
setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya
siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa
yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan menerapkan metode demonstrasi.
c. Refleksi
3) Pengelolaan waktu
d. Refisi Rancangan
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan metode demonstrasi
dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal
16 Agustus 2023 di Kelas IV dengan jumlah siswa 15 siswa. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai pengajar, sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah
Kepala Sekolah SDN 05 KELOMPU dan Wali Kelas IV . Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada
siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi
pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi
tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut:
Penilaian Rata
No Aspek yang diamati
P1 P2 -rata
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
4 4 4
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan bersama 4 4 4
siswa 4 4 4
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan
I 4 4 4
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan
dalam kelompok
4 3 3,5
4. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mempresentasikan hasil peneyelidikan 3 3 3
5. Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 4 4 4
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 3
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa Antusias 4 4 4
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 45 44 44,5
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Baik
Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-aspek yang diamati pada kegiatan belajar
mengajar (siklus III) yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode
demonstrasi mendapatkan penilaian cukup baik dari pengamat adalah memotivasi
siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep, dan
pengelolaan waktu.
Penyempurnaan aspek-aspek diatas dalam menerapkan metode demonstrasi
diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin.
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada
siklus III adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu
22,6%, sedangkan aktivitas menjelaskan materi yang sulit dan memberi umpan
balik/evaluasi/tanya jawab menurun masing-masing sebesar (10%) dan (11,7%).
Aktivitas lain yang mengalami peningkatan adalah mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya (10%), menyampaikan materi/strategi /langkah-langkah (13,3%),
meminta siswa memikirkan untuk lebih memahami materi pelajaran (10%), dan
membimbing siswa merangkum pelajaran (10%). Adapun aktivitas yang tidak
mengalami perubaan adalah menyampaikan tujuan (6,7%) dan memotivasi siswa
(6,7%).
Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada siklus III adalah
Bekerja dengan sesama teman sebangku yaitu (22,1%) dan
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (20,8%), aktivitas yang mengalami
peningkatan adalah membaca buku siswa (13,1%) dan diskusi antar siswa/antara
siswa dengan guru (15,0%). Sedangkah aktivitas yang lainnya mengalami penurunan.
Berikutnya adalah rekapitulasai hasil tes formatif siswa seperti terlihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.10. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 77,80 dan
dari 15 siswa yang telah tuntas sebanyak 35 siswa dan 5 siswa belum mencapai
ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai
sebesar 87,80% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami
peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III
ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan
metode demonstrasi sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran
seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun
yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan
metode demonstrasi. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan
sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek
cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama
proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah
mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan metode demonstrasi dengan baik dan
dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar
mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak,
tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan
dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan
proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode demonstrasi dapat
meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong, ada beberapa alasan mengapa
metode observasi dimanfaatkan yaitu :
a. Teknik observasi ini didasarkan atas pengalaman secara langsung, karena
pengalaman secara langsung merupakan alat yang ampuh untuk mengetes suatu
kebenaran. Ini dilakukan jika data yang diperoleh kurang meyakinkan.
b. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri,
kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada
keadaan sebenarnya.
c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang
berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang
langsung diperoleh dari data.
d. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan ada data yang
dijaringnya “menceng” atau bias. Kemungkinan menceng itu terjadi karena kurang
dapat mengingat peristiwa atau hasil wawancara, adanya jarak antara peneliti dan
yang diwawancarai, ataupun karena reaksi peneliti yang emosional pada suatu
saat. Jalan yang terbaik untuk mengecek kepercayaan data tersebut ialah dengan
jalan memanfaatkan observasi.
e. Teknik observasi memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang
rumit. Situasi yang rumit mungkin terjadi jika peneliti ingin memperhatikan
beberapa tingkah laku sekaligus. Jadi pengamatan dapat menjadi alat yang ampuh
untuk situasi-situasi yang rumit dan untuk perilaku yang kompleks.
Dalam kasus-kasus tertentu di mana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan,
observasi dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.
Dari beberapa alasan yang diungkapkan oleh Guba dan Lincoln di atas, maka
semakin memantapkan peneliti untuk menggunakan observasi/pengamatan dalam
penelitian ini. Melalui observasi ini, peneliti mencoba melihat secara langsung situasi
bagaimana di lapangan, apakah berlangsung lancar atau terkendala.
a. Angket
Pada umumnya tujuan angket atau kuesioner penelitian adalah untuk memperoleh
data dan latar belakang suatu individu atau kelompok yang digunakan untuk sampel
penelitian. Untuk menghimpun sejumlah informasiinformasi yang relevan dengan
kepentingan penelitian yang dilakukan.
Kelebihan dari kuisioner adalah memberikan waktu kepada responden untuk
mempertimbangkan tanggapan mereka dengan hati-hati tanpa gangguan. Kuisioner
dapat diberikan kepada banyak orang secara bersamaan. Setiap responden
menerima pertanyaan yang sama.
Kuisioner dalam penelitian ini adalah kuisioner campuran, yaitu perpaduan antara
jenis kuesioner terbuka dan tertutup.
b. Tes
Tes merupakan prosedur sistematis yang direncanakan oleh evaluator guna
membandingkan perilaku dua orang atau siswa atau lebih. Dengan menggunakan tes.
c. Dokumentasi.
Studi dokumen dilakukan dengan mengkaji dokumen-dokumen terkait penelitian.
Dokumen tersebut berupa arsip foto, notulen rapat, jurnal, buku harian, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTKA