OLEH:
AGUSLAN, S.Pd
1
KATA PENGANTAR
2
bantuan, dukungan dan semangat yang luar biasa kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis selama proses pembuatan proposal tindakan kelas ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan proposal penelitian tindakan kelas ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya
membangun dari semua pihak senantiasa penulis harapkan. Terima kasih wassalamu
Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………...……………….…………………1
KATA PENGANTAR……………..………………..........……….………………....2
DAFTAR ISI…...……………………...……………………………….…………….4
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………6
A. Kajian Teori……………………………………………………..…………..........12
1. Rancangan Penelitian……………………………………………….…..........12
2. Pengertian Hasil Belajar………………………………….………………......12
3. Ciri-ciri Belajar………………………………….……………….….…..........13
4. Konsep Pembelajaran dan Teori Pembelajaran……………………………....14
5. Ciri-ciri Pembelajaran………………………………….……………….….....15
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar…………………………………..15
7. Macam-macam Belajar………………………………….……………….…...17
8. Pelajaran Pendidikan Agama Islam………………………………….……….18
B. Hasil Belajar………………………………….……………….….….....................19
C. Pembelajaran Kooperatif………………………………….……………….….…..23
D. Taat pada Aturan, Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja…………………..26
4
E. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW pada Pokok
Materi Taat pada Aturan, Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja...................27
F. Kerangka Pikir………………………………….……………….….…..................29
BAB III METODE PENELITIAN………………………….……………………..
B. Subjek Penelitian…………….………..………………………..…………..........
D. Kolaborator……………………………………...…...….…….….......................
E. Rencana Tindakan………………………………….……………….….….........
DAFTAR PUSTAKA……………………...……………………..………………...
5
BAB 1
PENDAHULUAN
6
menuntut ilmu yang kedua setelah keluarga. Proses belajar mengajar merupakan inti
dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemagang peranan
utama. Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.
Oleh karena itu gurulah yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan
dalam arti memberikan bimbingan dan pengajaran kepada peserta didik.
Jika melihat masalah yang dialami peserta didik SMAN 1 Kadatua, penulis
sebagai pendidik berasumsi bahwa untuk menarik minat belajar peserta didik
terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah dengan menciptakan suasana
senang dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, menciptakan suasana senang
tersebut adalah dengan guru memilih model pembelajaran yang tepat. Karena
pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat mampu menimbulkan kebosanan,
kurang paham, dan akhirnya menurunkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.
7
Dan salah satu alternatifnya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif. Dengan model pembelajaran kooperatif peserta didik belajar bersama
dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Setiap peserta
didik tidak hanya bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, tetapi juga dalam
kelompoknya, bahwa setiap kelompoknya harus siap dan produktif. Selain itu peserta
didik juga mampusaling bertanya dan saling melengkapi pengetahuan yang dimiliki.
Hal tersebut meningkat serta membangun kepercayaan diri peserta didik terhadap
kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran kooperatif tipe
JIGSAW. Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW merupakan model
pembelajaran yang menciptakan suasana kelas yang lebih santai, model pembelajaran
JIGSAW memberikan kebebasan pada peserta didik untuk mengekspresikan diri
melalui diskusi. Dalam JIGSAW anggota kelompok diberi tugas mempelajari suatu
materi atau topik yang berbeda, kemudian peserta didik bertemu dengan kelompok
lain untuk mempelajari dan saling bertukar pikiran membahas materi yang sama.
Setelah itu peserta didik kembali ke kelompok semula untuk menyampaikan hasil
diskusi kepada teman-teman satu kelompoknya.
Jadi pembelajaran di sekolah tidak hanya yang seperti kita ketahui yaitu
mendengarkan guru menerangkan, mencatat, kemudian mengerjakan latihan.
Pembelajaran yang seperti itu akan membuat peserta didik menjadi jenuh dan
membosankan, akan tetapi masih banyak lagi model pembelajaran yang melatih
peserta didik untuk aktif bukan pasif, dan salah satunya adalah pembelajaran
kooperatif tipe JIGSAW tersebut.
8
Pendidikan Agama Islam Materi Q.S. An-Nisa/4: 59 Tentang Taat pada Aturan,
Q.S. Al Maidah/5: 48 Tentang Kompetisi Dalam Kebaikan, dan Q.S. At-Taubah/9 :
105 Tentang Etos Kerja di SMAN 1 Kadatua Tahun Pelajaran 2021/2022”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
9
Hasil penelitian ini mampu memberi manfaat :
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah dan memperluas wawasan baru
dalam mengembangkan pengetahuan keilmuan yang digeluti mengenai
peningkatan hasil belajar materi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan,
dan etos kerja dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW
peserta didik kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kadatua dalam materi pokok taat pada
aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
b. Sebagai bahan acuan dan referensi dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan, terutama di bidang pendidikan agama Islam khususnya masalah
peningkatan hasil belajar materi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan,
dan etos kerja dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW
peserta didik kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kadatua dalam materi pokok taat pada
aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
c. Memperoleh panduan inovatif model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW
yang diharapkan mampu digunakan untuk kelas-kelas lainnya di SMAN 1
Kadatua. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran di SMAN 1 Kadatua,
maka di harapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik SMAN 1
Kadatua.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat praktis bagi siswa SMA Negeri 1 Kadatua yaitu:
1. Mampu mencapai tingkat kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, khususnya pada materi taat pada aturan, kompetisi
dalam kebaikan, dan etos kerja.
2. Hasil belajar peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Kadatua.
3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW mampu
dikembangkan atau diterapkan pada peserta didik di kelas-kelas yang lain.
10
b. Manfaat praktis bagi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMAN 1
Kadatua yaitu:
1. Adanya inovasi model pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe.
2. Menjadi sumbangan pemikiran pada pengabdian guru dalam mencerdaskan
kehidupan anak bangsa melalui keahlian profesinya.
3. Terjalin kerja sama atau kolaborasi antar guru mata pelajaran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
11
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) istilah dalam
bahasa inggris adalah Classroom Action Research (CAR) dilihat dari namanya sudah
menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan di
dalam kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu penelitian tindakan ( action
research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau
bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan
dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui
suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. (Kunandar, 2011 :45)
Menurut Rapoport (1970) dalam Hopkins (1993), mendefinisikan penelitian
tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara
praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian
tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.
Penelitian tindakan kelas dapat juga diartikan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan
oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati,
dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif
yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di
kelas. (Kunandar, 2011: 46). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah pencermatan
dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas yang bersamaan. (Suyadi, 2010 : 18).
12
Menurut Devista dan Thompson dalam bukunya Nana Syaodih Sukmadinata,
mengartikan belajar sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
hasil dari pengalaman.
3. Ciri-ciri Belajar
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa
perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar antara lain: a.
Perubahan yang terjadi secara sadar. Ini berarti individu yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi
adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa
pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah.
1. Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung
terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan
perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar
berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami
perubahan dari tidak menulis menjadi mampu menulis
13
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju
untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian,
makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan
yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif maksudnya bahwa perubahan itu tidak
terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang
akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-
benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah
menetapkan apa yang mungkin mampu dicapai dengan belajar mengetik, sebelumnya
sudah menetapkan apa yang mungkin mampu dicapai dengan belajar mengetik, atau
tingkat kecakapan mana yang dicapainya.
14
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.Jadi mampudisimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik untuk mengubah sikap peserta didik supaya menjadi lebih
baik, serta menfasilitasi peserta didik dengan cara melengkapi sarana dan prasarana
yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat
hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan interaksi saling mempengaruhi dan saling
menunjang satu sama lain. Adapun teori-teori pembelajaran meliputi:
5. Ciri-ciri Pembelajaran
Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali faktor-faktor.
Adapun faktor yang mempengaruhi belajar meliputi:
15
1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, yang digolongkan menjadi
dua golongan yaitu :
Faktor-faktor non-sosial dalam belajar
Faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, misalnya:
keadaan udara, cuaca, waktu (pagi, siang, ataupun malam), tempat (letaknya,
pergedungannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis menulis,
buku-buku, alatalat peraga, dan lain sebagainya).
Faktor-faktor sosial dalam belajar
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia (sesama
manusia), atau kehadiran orang atau orangorang lain pada waktu seseorang sedang
belajar, ada juga faktor yang berasal dari dalam kelas misalnya, kalau satu kelas
murid sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain
bercakapcakap di samping kelas, maka murid yang sedang mengerjakan ujian akan
sangat terganggu.
Faktor-faktor fisiologis ini mampu dibedakan menjadi dua yaitu tonus jasmani
pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu:
16
individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan
mempergunakan panca inderanya.
1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas
2. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu
maju
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan
teman-teman
4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang
baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi
5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran
6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Adapun
Moslow mengemukakan motif-motif untuk belajar itu adalah:
7. Adanya kebutuhan fisik;
8. Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran;
9. Adanya kebutuhan untuk mampu menjaga kehormatandari masyarakat;
10. Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri
7. Macam-macam Belajar
Walaupun belajar dikatakan berubah, namun untuk mendapatkan perubahan
bermacam-macam caranya. Setiap perbuatan belajar mempunyai ciri-ciri masing-
masing. Oleh karena itu macam- macam belajar terdiri dari:
1. Belajar arti kata-kata. Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai
menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan
17
2. Belajar kognitif,belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental,
objekobjek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan,
gagasan, atau lambang yang merupakan suatu bersifat mental. Misalnya,
seseorang menceritakan hasil perjalanannya berupa pengalaman kepada
temuannya.
3. Belajar teoritis, bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data
dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga
mampudipahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi
dalam bidang-bidang studi ilmiah.
4. Belajar konsep, konsep atau pengertian adalah suatu arti yang mewakili
sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Orang yang mempunyai
konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objekobjek yang dihadapi,
sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
5. Belajar menghafal, menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi
verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya mampumemproduksikan (diingat)
secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli
18
ke pendidikan yang lebih tinggi. Adapun tujuan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur’an
2. Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al- Qur’an
sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan.
3. Meningkatkan pemahaman isi kandungan Al-Qur’an dan Hadits yang
dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang Al-Qur’an dan Hadits.
B. Hasil Belajar
1. Definisi Hasil Belajar
Menurut Arikunto (1990: 102) yang dimaksud hasil belajar adalah suatu hasil
yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pengajaran yang dilakukan oleh guru.
Hal ini selaras dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 58 (1)
disebutkan bahwa evaluasi hasil belajar siswa dilakukan oleh pendidik untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa secara
berkesinambungan. Hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam angka, huruf atau
kata-kata baik, sedang maupun kurang.
Menurut Dengeng dalam Made Wena (2011: 16) hasil pembelajaran adalah
semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan
strategi pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. Variable hasil pembelajaran
dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
19
c. Daya tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk
terus belajar.
Menurut Gagne dan Dricoll dalam Ekawarna (2013:70) hasil belajar bukan
merupakan hasil tunggal, melainkan proses yang luas dan dibentuk oleh pertumbuhan
dan perkembangan tingkah laku, dimana tingkah laku tersebut merupakan hasil dari
efek komulatif dari belajar. Pemikiran Gagne ini dijabarkan kembali dalam Agus
Suprijono (2009: 5) bahwa hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan intelektual, yaitu keterampilan mempresentasikan konsep dan
lambing.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap, adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut.
Dari beberapa pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli,
peneliti menarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh
seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang disengaja yang mencakup aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik
setelah menerima pengalaman belajar. Howard Kingsley membagi tiga macam hasil
belajar yakni: (a) ketrampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c)
sikap dan cita-cita. Adapun Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni
informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan ketrampilan
motoris.Ciri-ciri hasil belajar yang dicapai peserta didik melalui proses belajar
mengajar yang optimal adalah sebagai berikut.
20
1. Kepuasan dan kebanggaan yang mampu menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik.
2. Menambah keyakinan akan kemampuan diri
3. Kemantapan dan ketahanan hasil belajar
4. Hasil belajar yang diperoleh secara menyeluruh (komprehensif).
5. Kemampuan peserta didik untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
diri pada proses dan usaha belajar.
Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, kemampuan pendidik (guru) dalam
membimbing belajar peserta didik sangat dituntut. Apabila guru dalam keadaan siap
dan memiliki profesiensi (berkemampuan tinggi), harapan terciptanya sumber daya
manusia yang berkualitas akan tercapai.Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh proses belajar telah berjalan secara efektif.
Keefektifan pembelajaran akan tampak pada kemampuan peserta didik dalam
mencapai tujuan belajar.
Ada berbagai faktor yang mampu mempengaruhi proses dan hasil belajar
peserta didik di sekolah, secara garis besar faktor tersebut mampudibagi menjadi dua
bagian:
1. Faktor internal (faktor individu peserta didik) yaitu keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani peserta didik yang meliputi kesehatan mata, telinga,
inteligensi, bakat dan minat peserta didik. Dan faktor fisiologis sekurang-
kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong faktor psikologis yaitu inteligensi,
minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar individu peserta didik).
1. Lingkungan sosial, lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi, dan teman-teman se-kelas mampumempengaruhi semangat
belajar seorang peserta didik.
21
2. Lingkungan non-sosial, faktor-faktor yang termasuk lingkungan sosial
adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga
peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan peserta didik.Yaitu segala sesuatu di luar
individu peserta didik yang merangsang individu peserta didik untuk
mengadakan reaksi atau pembuatan belajar dikelompokkan dalam faktor
eksternal, di antaranya faktor keluarga, masyarakat lingkungan, teman
sekolah, fasilitas, dan kesulitan bahan ajar.
22
C. Pembelajaran Kooperatif
1. Definisi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran JIGSAW mampu diartikan sebagai sistem pengajaran yang
memberi kesempatan kepada peserta didik dalam kelompok untuk mengerjakan
tugas-tugas yang terstruktur.
Menurut Eggen dalam Kaucak dalam buku karangan Triyanto pembelajaran
kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik
bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran
kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang bernaungan dalam teori
kontruktivis. Pembelajaran kooperatif muncul bahwa peserta didik akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan
teman-temannya. Di dalam kelas kooperatif peserta didik belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang peserta didik yang sederajat
tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling
membantu. Dengan pendekatan kelompok di harapkan mampu ditumbuhkan dan
dikembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik, mereka dibina
untuk mengendalikan rasa egoisme dalam diri mereka masing-masing, sehingga
terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Anak didik yang dibiasakan hidup
bersama dan bekerja sama dalam kelompok akan menyadari bahwa dirinya ada
kekurangan dan kelebihan.
Berdasarkan kelompok belajar dalam pembelajaran kooperatif biasanya terdiri
dari dua sampai enam anak. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan besarnya kelompok belajar, yaitu (1) kemampuan anak (2) ketersediaan
bahan, (3) ketersediaan waktu. Kelompok belajar hendaknya sekecil mungkin agar
semua anak aktif menyelesaikan tugas-tugas mereka.
Dari pengertian di atas mampudisimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi untuk
memecahkan masalah dalam kelompok.Tujuan dibentuknya kelompok tersebut
adalah untuk memberi kesempatan pada semua peserta didik untuk terlibat secara
23
aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar selama bekerja dalam kelompok,
tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru
dan saling membantu teman sekelompok untuk mencapai ketuntasan belajar.Kunci
JIGSAW adalah interdependensi, tiap peserta didik bergantung pada teman satu
timnya untuk mampu memberikan informasi yang diperlukan supaya
mampuberkinerja dengan baik pada saat penilaian.
6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW
24
Guru memberikan pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka terhadap
materi yang telah dipelajari
Guru me-review materi dan memberi penguatan materi
Guru memberikan soal tes evaluasi untuk dikerjakan oleh peserta didik secara
individu.
25
2. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang sangat panjang. Hal
ini tidak mungkin mamputercapai hanya dengan satu kali saja.
3. Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat
penting untuk peserta didik, akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan
yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individu.
Adapun manfaat pembelajaran kooperatif bagi peserta didik adalah sebagai berikut:
Mampu lebih meluangkan waktu pada tugas
Membangun rasa percaya diri
Memperbaiki kehadiran
Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
Memperkecil perilaku mengganggu atau konflik antar teman
Mengurangi sikap apatis
Memperdalam pemahaman
Meningkatkan, motivasi, prestasi dan hasil belajar
Retensi atau penyimpangan lebih lama
Meningkatkan budi, kepekaan, dan toleransi.
26
kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran suatu mata pelajaran.
2. Kompetensi Dasar
4. Materi Pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja
Standar Kompetensi : menganalisis makna Q.S. al-Maidah/5 : 48; Q.S.
anNisa/4: 59, dan Q.S. at-Taubah/9 : 105, serta Hadis tentang taat pada aturan,
kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
27
Adapun penerapan model pembelajaran tipe JIGSAW pada materi pokok taat
pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja mampuditempuh dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Guru menerangkan sekilas materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam
kebaikan, dan etos kerja yang akan diuji coba dalam model pembelajaran
kooperatif tipe JIGSAW.
2. Para peserta didik dibagi dalam kelompok kecil yang heterogen (satu kelompok
terdiri dari atas 5 sampai 6 peserta didik) setiap kelompok diberi materi taat
pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja yang meliputi: taat pada
aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja atau soal tertentu untuk
dipelajari/dikerjakan.
3. Ketua kelompok membagi materi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan,
dan etos kerja atau tugas dari guru agar menjadi topik-topik kecil untuk
dipelajari/ dikerjakan oleh masingmasing anggota kelompok (misalnya, setiap
peserta didik dalam satu kelompok menmampusatu soal tentang hukum tajwid,
maka kelompok yang lain berbeda).
4. Anggota kelompok yang mempelajari sub-sub bab atau soal yang sama bertemu
untuk mendiskusikan soal tersebut sampai mengerti benar isi dari sub-sub bab
atau cara menyelesaikan soal tersebut.
5. Peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajar teman
dalam satu kelompok.
6. Guru mereview materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan
etos kerja yang meliputi: taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos
kerja dan memberi penguatan materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam
kebaikan, dan etos kerja.
7. Guru memberikan soal tes akhir untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta didik.
28
F. Kerangka Berpikir
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Kadatua
B. Subyek Penelitian
30
Siklus I : Model pembelajaran JIGSAW dengan sub materi. taat pada aturan,
kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja
Siklus II : Model pembelajaran kooperatif Tipe JIGSAW dengan membahas materi
pokok siklus I yang belum maksimal
31
a. Perencanaan
o Menyusun perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan materi pokok taat
pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
o Menetapkan materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan
etos kerja yang meliputi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos
kerja.
o Mengembangkan skenario pembelajaran taat pada aturan, kompetisi dalam
kebaikan, dan etos kerja;
1. Pembagian kelompok
2. Penetapan tugas untuk masing-masing kelompok
3. Mekanisme diskusi kelompok
o Menyusun lembar kegiatan peserta didik meliputi:
1. Pengertian, taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja
2. Menganalisis hukum tajwid taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan,
dan etos kerja
o Menyiapkan Sumber Belajar Meliputi:
1. Buku paket Pendidikan Agama Islam kelas XI
2. LKS Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Kadatua
3. Menyusun Format Evaluasi Hasil Belajar
o Menyusun Format Obsersi
1. Pelaksanaan pembelajaran oleh guru
2. Aktivitas belajar peserta didik
3. Kerja sama peserta didik
4. Tindakan
o Peserta didik akan dibagi dalam kelompok dengan ketentuan:
1. Satu kelompok terdiri enam peserta didik yang Heterogen
2. Peserta didik selalu berpasangan, sehingga satu kelompok terdapat tiga
pasangan.
32
o Guru akan menjelaskan gambaran tentang model pembelajaran JIGSAW.
o Setiap kelompok akan mempunyai tugas untuk menyelesaikan soal di lembar
kerja kelompok. Tugas akan dibagi dalam kelompok secara berpasangan.
o Setiap pasangan kelompok akan membahas satu Sub materi pokok taat pada
aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
o Kelompok akan dibagi menjadi empat bagian (satu Sub kelompok dua peserta
didik).
o Setiap Sub kelompok bergabung dengan Sub kelompok lain, dalam kelompok
gabungan ini terdiri dari tiga Sub kelompok yang membahas Sub materi yang
berbeda.
o Setiap kelompok akan melakukan diskusi tentang materi pokok taat pada
aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja 8)Peserta didik kembali ke
kelompok semula.
o Melakukan diskusi dari hasil temuan dengan kelompok lain.
b. Pengamatan
Melakukan Observasi dengan menggunakan format observasi
1. Pelaksanaan pembelajaran oleh guru
2. Aktifitas belajar peserta didik
3. Kejasama peserta didik.
Melakukan penilaian hasil pengerjaan lembar kerja peserta didik.
1. Refleksi
33
F. Teknik Analisis Data
1. Pengumpulan Data
Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, dilakukan analisis hasil yang
telah dicapai oleh peserta didik melalui Observasi dan Tes Evaluasi. Data Observasi
penelitian diberikan dengan pemberian nilai berupa angka yang dikategorikan dengan
kurang, cukup, baik dan sangat baik, pada tindakan tiap siklus dan tiap siklus masing-
masing dua kali pertemuan kemudian diberi perilaku kegiatan yang meliputi
perencanaan, tindakan Observasi, dan Refleksi.
2. Hasil Observasi Proses Pembelajaran.
Hasil pengamatan (observasi) proses pembelajaran adalah dengan menghitung
jumlah skor pengamatan dengan teknik dan kriteria sebagai berikut:
1. Lembar Observasi tentang pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
Guru.
Data Observasi tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru meliputi aspek-
aspek yang telah dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Data
yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif
melalui persentase
sebagai berikut :
34
Skor d 40 % : Pelaksanaan pembelajaran kurang
35
Skor t 85% : Kerjasama peserta didik baik sekali
Hasil evaluasi siklus tiap peserta didik diperoleh dari nilai Tes akhir siklus
berupa 20 soal (multiple choice) dan 5 soal essav. Kemudian dari data yang diperoleh
mampudianalisis nilai ketuntasan individu, ketuntasan klasik, dan nilai perkembangan
peserta didik setelah adanya tindakan. Adapun rumus dan kriteria yang digunakan
adalah sebagai berikut:
36
Kelas-IPA-
No Hari Dan Tanggal Waktu Kegiatan
1
1. Perencanaan
o Penyempurnaan pelaksanaan siklus I
o Menyusun perencanaan kegiatan siklus II
o Persiapan materi untuk siklus II
2. Pelaksanaan
o Kegiatan KBM sesuai dengan tindakan siklus II
o Model pembelajaran sama dengan pada siklus I
3. Pengamatan
o Melakukan observasi dengan format observasi
1. Pelaksanaan pembelajaran oleh guru
2. Aktifitas belajar peserta didik
3. Kerjasama peserta didik
o Melakukan penilaian hasil pengerjaan lembar kerja peserta didik
4. Refleksi.
37
Evaluasi keseluruhan program
BAB IV
38
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
TABEL 1.1. Nilai Pre Test PAI Materi Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan
dan Etos Kerja Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kadatua
39
17 Iknafa Nafisah 70 Belum tuntas
18 Keisha Deinuna 50 Belum tuntas
19 Linse Zun Verar 80 Tuntas
20 Maynisa Salsabila 40 Belum tuntas
21 Meysa Afrika Dewi 80 Tuntas
22 Moch. Arif wahyu Hidayat 50 Belum tuntas
23 Muhammad Faizun Abdillah 60 Belum tuntas
24 Muhammad Firman Gani 60 Belum tuntas
25 Muhammad Haris afta F 80 Tuntas
26 Muhammad Tsalasa Putra 70 Belum tuntas
27 Novia Nur Aggraini 60 Belum tuntas
28 Nur Anini Puji 60 Belum tuntas
29 Rafael Setia Elang 80 Tuntas
30 Revalina Meisya A 60 Belum tuntas
31 Ridho Hadi A 80 Tuntas
32 Rista Puput M 70 Belum tuntas
33 Shinta Ari S 70 Belum tuntas
34 Syifa Rimba P 60 Belum tuntas
35 Zaneva Alzigery 50 Belum tuntas
Jumlah Seluruh Nilai : 2170
Rata-rata Nilai Siswa : 62
Jumlah Siswa yang Tuntas :7
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas : 28
Prosentase Ketuntasan Belajar : 20 %
40
Dari tabel diatas dapat dijabarkan bahwa rata-rata nilai Pretes siswa Kelas XI
IPA 1 SMA Negeri 1 Kadatua adalah 62, yang tuntas belajar 7 anak (20%) dan yang
tidak tuntas belajar ada 28 anak {80%} dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah
40. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal siswa belum tuntas belajar,
karena siswa yang tuntas belajar hanya 7 orang, artinya tingkat ketuntasan belajar
siswa masih rendah, sehingga perlu adanya peningkatan yang dilakukan pada mata
pelajaran PAI khususnya materi Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos
Kerja Sebagaimana disebutkan diatas bahwa Pretes ini diadakan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dalam memahami materi yang akan disampaikan dan untuk
membentuk kelompok. Selanjutnya kelompok-kelompok ini ditetapkan dalam
kegiatan pembelajaran pada setiap Siklus. Selanjutnya akan diadakan observasi pada
kelompok-kelompok tersebut, untuk mengetahui keaktifan siswa.
41
kegiatan belajar
6. Siswa merasa gembira
mempunyai keyakinan diri dan
15 43 % Cukup
tegar pada situasi yang ada
7. Siswa memanfaatkan waktu
luang sebaik mungkin untuk
mencapai hasil belajar yang 25 71 % Baik
maksimal
8. Siswa menanggapi hasil
pengerjaan tugas dari
21 60 % Baik
kelompok lain
Siswa mengajukan pendapat
9. 5 14 % Rendah
kepada guru
Siswa mengajukan pertanyaan
10. 6 17 % Rendah
kepada guru
Kriteria Penilaian :
42
kooperatif jigsaw, baik di siklus I maupun siklus II. Selanjutnya adalah menganalisis
hasil belajar siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kadatua .
Table 1.3 Analisis Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kadatua
saat Penerapan Pembelajaran Kooperatif JIGSAW
43
22 Moch. Arif wahyu Hidayat 90 Tuntas
23 Muhammad Faizun Abdillah 80 Tuntas
24 Muhammad Firman Gani 80 Tuntas
25 Muhammad Haris afta F 100 Tuntas
26 Muhammad Tsalasa Putra 70 Belum tuntas
27 Novia Nur Aggraini 80 Tuntas
28 Nur Anini Puji 80 Tuntas
29 Rafael Setia Elang 90 Tuntas
30 Revalina Meisya A 80 Tuntas
31 Ridho Hadi A 90 Tuntas
32 Rista Puput M 80 Tuntas
33 Shinta Ari S 80 Tuntas
34 Syifa Rimba P 70 Belum tuntas
35 Zaneva Alzigery 80 Tuntas
Jumlah Seluruh Nilai : 2820
Rata-rata Nilai Siswa : 81
Jumlah Siswa yang Tuntas : 28
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas :7
Prosentase Ketuntasan Belajar : 80 %
Dari tabel di atas, dapat diuraikan bahwa jumlah nilai keseluruhan adalah 2820,
rata-rata nilai siswa adalah 81, siswa yang tuntas ada 28, dan yang tidak tuntas ada 7.
44
BAB V
A. Kesimpulan
45
1. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil
belajar PAI peserta didik kelas XI IPA 1 SMA NEGERI 1 Kadatua pada materi
Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja, yaitu:
Prosentase keaktifan peserta didik 45% dengan kriteria cukup baik . Hasil
belajar peserta peserta didik juga mengalami peningkatan. Hal ini terbukti ada
peningkatan rata-rata hasil belajar peserta didik dari pre test sampai test, yakni dari 20
% menjadi 80%.
B. Saran
Sebagai akhir dari penulisan ini, dengan mendasarkan pada penelitian tindakan
kelas yang peneliti lakukan, peneliti ingin menberikan saran yang mungkin dapat
menjadi bahan masukan antara lain sebagai berikut: (1) Metode pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw perlu dilakukan terutama oleh pengajar karena dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. (2) Guru atau peneliti yang ingin
46
menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw hendaknya mempersiapkan
secara matang materi yang akan disampaikan dan mampu mengelola kelas sehingga
hasil dapat dicapai secara maksimal. (3) Hendaknya metode pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw dapat diterapkan dalam setiap pembelajaran yang sesuai, karena selain
dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar, peserta didik juga akan mendapatkan
variasi pembelajaran sehingga mengurangi kejenuhan dan meningkatkan semangat
peserta didik dalam belajar.
C. Penutup
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, penulis menyadari meskipun dalam
penulisan ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak
lepas dari kesalahan dan kekeliruan. Hal itu sematamata merupakan keterbatasan ilmu
dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan
datang untuk mencapai kesempurnaan. Akhirnya penulis hanya berharap semoga
penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet.
8.
47
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem: Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan, (Semarang: RaSAIL, 2008), cet. 1.
Silberman, Melvin. L,. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung:
Nusa Media, 2004), cet. 1.
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995).
Slavin, Robert E,. Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2005), cet. 1.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1995),
cet. 3.
48