Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MEMBANGUN


BANGSA MELALUI PERILAKU TAAT, KOMPETISI DALAM KEBAIKAN
DAN ETOS KERJA DENGAN MENERAPAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF JIGSAW PADA PEMBELAJARAN KELAS XI IPA 1 SMA
NEGERI 1 KADATUA”

OLEH:
AGUSLAN, S.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PRORAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
MAKASSAR
2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah wasyukurillah. Hanya itulah seuntai kalam pujian yang bisa


penulis lantunkan kehadirat Allah SWT Zat Penguasa Alam Semesta Raya. Segala
puji hanyalah milik Allah SWT yang tak henti-hentinya melimpahkan ketenangan
dan ketentraman di batin yang terdalam. Kenikmatan yang tak terhinggah itu semakin
mengokohkan iman kita untuk selalu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah utusan-Nya. Berkat Rahmat, Hidayah dan izin-Nya
sematalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas proposal Penelitian Tindakan
Kelas yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Membangun
Bangsa Melalui Perilaku Taat, Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja
dengan Menerapakan Model Pembelajaran kooperatif Jigsaw Pada
Pembelajaran Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kadatua” dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu walaupun dalam bentuk yang sederhana. Proposal ini disusun
dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah di Universitas Alauddin
Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Agama
Islam.
Untaian shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurah kepada uswah dan
khudwah hasanah umat, guru dari maha guru, murobbi, pejuang dan pahlawan
revolusioner sejati, pendobrak peradaban dan kebudayaan umat manusia, baginda
Rasulullah Shollahu Alaihi Wasallam, segenap keluarga, para sahabat, serta seluruh
pengikutnya yang setia hingga yaumil kiamah tiba. Aamiin Allahumma Aamiin.
Penulis menyadari dan mengakui penyelesaian proposal penelitian tindakan
kelas ini tidak dapat tercapai tanpa bantuan dari berbagai pihak dalam berbagai
bentuk secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis merasa perlu
menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya atas bimbingan, arahan,

2
bantuan, dukungan dan semangat yang luar biasa kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis selama proses pembuatan proposal tindakan kelas ini.
Penulis menyadari bahwa pembuatan proposal penelitian tindakan kelas ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya
membangun dari semua pihak senantiasa penulis harapkan. Terima kasih wassalamu
Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kadatua, November 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………...……………….…………………1

KATA PENGANTAR……………..………………..........……….………………....2

DAFTAR ISI…...……………………...……………………………….…………….4

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………6

1.1 Latar Belakang………………………..…………………………………………...6


1.2 Rumusan Masalah………………………………..……………………………......9
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………….……………………………9
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………….……………………....10

BAB II LANDASAN TEORI …………….............………………………………..12

A. Kajian Teori……………………………………………………..…………..........12
1. Rancangan Penelitian……………………………………………….…..........12
2. Pengertian Hasil Belajar………………………………….………………......12
3. Ciri-ciri Belajar………………………………….……………….….…..........13
4. Konsep Pembelajaran dan Teori Pembelajaran……………………………....14
5. Ciri-ciri Pembelajaran………………………………….……………….….....15
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar…………………………………..15
7. Macam-macam Belajar………………………………….……………….…...17
8. Pelajaran Pendidikan Agama Islam………………………………….……….18
B. Hasil Belajar………………………………….……………….….….....................19
C. Pembelajaran Kooperatif………………………………….……………….….…..23
D. Taat pada Aturan, Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja…………………..26

4
E. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW pada Pokok
Materi Taat pada Aturan, Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja...................27
F. Kerangka Pikir………………………………….……………….….…..................29
BAB III METODE PENELITIAN………………………….……………………..

A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Kadatua…………………………………….....

B. Subjek Penelitian…………….………..………………………..…………..........

C. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………………………

D. Kolaborator……………………………………...…...….…….….......................

E. Rencana Tindakan………………………………….……………….….….........

F. Teknik Analisis Data…………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………...……………………..………………...

5
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah bimbingan atau pembinaan secara sadar menuju


terbentuknya kepribadian yang utama. Dalam proses terbentuknya kepribadian yang
baik tidak hanya membutuhkan waktu yang singkat tetapi melalui beberapa tahapan.
Dalam proses pembelajaran tersebut mampumengubah manusia dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak baik menjadi baik.

Dalam Undang-undang SIKDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 disebutkan


bahwa pendidikan nasional bertujuan bertambahnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa. Berakhlak
mulia, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Tercapainya tujuan pendidikan nasional tersebut tidak terlepas
dalam memahami makna pendidikan itu sendiri. Sehingga dalam proses pembelajaran
seorang pendidik senantiasa mempunyai peranan penting dalam keberhasilan
pendidik dalam mengembangkan potensi peserta didik.

Tujuan mengembangkan potensi peserta didik mampu dilakukan melalui proses


pendidikan, yaitu melalui sekolah maupun madrasah, sekolah merupakan lembaga
yang menjalankan proses pendidikan memberi pengajaran kepada peserta didik.
Fungsi pendidikan atau guru paling utama adalah memimpin anakanak membawa ke
arah tujuan yang jelas. Guru sebagai orang tua juga harus menjadi model atau suri
tauladan bagi anak-anak. Anak mendapatkan rasa keamanan dengan adanya model
dan rela menerima petunjuk maupun teguran bahkan hukuman.

Pendidikan sekolah juga merupakan pendidikan yang diselenggarakan melalui


prasarana yang dilembagakan. Lembaga pendidikan sekolah merupakan tempat

6
menuntut ilmu yang kedua setelah keluarga. Proses belajar mengajar merupakan inti
dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemagang peranan
utama. Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.
Oleh karena itu gurulah yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan
dalam arti memberikan bimbingan dan pengajaran kepada peserta didik.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Kadatua, utamanya di kelas


XI IPA 1 ternyata tidak mudah. Adanya anggapan bahwa Pendidikan Agama Islam
hanyalah pelajaran yang dihafal dan tidak termasuk pelajaran yang menentukan saat
akhir sekolah yang membuat peserta didik menjadi statis dan kurang berprestasi. Hal
ini jika dibicarakan berlarut-larut tentunya akan sangat membahayakan akhlak dan
aqidah generasi muda. Pengaruh yang saat ini bisa kita lihat dari permasalahan ini
adanya penurunan kesadaran beribadah peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Jika melihat masalah yang dialami peserta didik SMAN 1 Kadatua, penulis
sebagai pendidik berasumsi bahwa untuk menarik minat belajar peserta didik
terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah dengan menciptakan suasana
senang dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, menciptakan suasana senang
tersebut adalah dengan guru memilih model pembelajaran yang tepat. Karena
pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat mampu menimbulkan kebosanan,
kurang paham, dan akhirnya menurunkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.

Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan sesuatu model pembelajaran yang


tepat dan menarik. Dimana peserta didik mampubelajar secara kooperatif dan
mampubertanya meskipun tidak kepada guru, sehingga tidak ada perasaan kurang
percaya diri atau takut bertanya, karena peserta didik bertanya kepada temannya
sendiri, selain itu peserta didik mampusaling bertukar pengetahuan yang dimiliki
untuk menyelesaikan masalah.

7
Dan salah satu alternatifnya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif. Dengan model pembelajaran kooperatif peserta didik belajar bersama
dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain. Setiap peserta
didik tidak hanya bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, tetapi juga dalam
kelompoknya, bahwa setiap kelompoknya harus siap dan produktif. Selain itu peserta
didik juga mampusaling bertanya dan saling melengkapi pengetahuan yang dimiliki.
Hal tersebut meningkat serta membangun kepercayaan diri peserta didik terhadap
kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran kooperatif tipe
JIGSAW. Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW merupakan model
pembelajaran yang menciptakan suasana kelas yang lebih santai, model pembelajaran
JIGSAW memberikan kebebasan pada peserta didik untuk mengekspresikan diri
melalui diskusi. Dalam JIGSAW anggota kelompok diberi tugas mempelajari suatu
materi atau topik yang berbeda, kemudian peserta didik bertemu dengan kelompok
lain untuk mempelajari dan saling bertukar pikiran membahas materi yang sama.
Setelah itu peserta didik kembali ke kelompok semula untuk menyampaikan hasil
diskusi kepada teman-teman satu kelompoknya.

Jadi pembelajaran di sekolah tidak hanya yang seperti kita ketahui yaitu
mendengarkan guru menerangkan, mencatat, kemudian mengerjakan latihan.
Pembelajaran yang seperti itu akan membuat peserta didik menjadi jenuh dan
membosankan, akan tetapi masih banyak lagi model pembelajaran yang melatih
peserta didik untuk aktif bukan pasif, dan salah satunya adalah pembelajaran
kooperatif tipe JIGSAW tersebut.

Dengan memperhatikan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan


penelitian tidakan kelas dengan judul : ”Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam
Membangun Bangsa Melalui Perilaku Taat, Kompetensi dalam Kebaikan dan
Etos Kerja dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada
Pembelajaran Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kadatua pada Mata Pelajaran

8
Pendidikan Agama Islam Materi Q.S. An-Nisa/4: 59 Tentang Taat pada Aturan,
Q.S. Al Maidah/5: 48 Tentang Kompetisi Dalam Kebaikan, dan Q.S. At-Taubah/9 :
105 Tentang Etos Kerja di SMAN 1 Kadatua Tahun Pelajaran 2021/2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, peneliti mampu


merumuskan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kadatua adalah:

1. Bagaimana Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW di kelas XI IPA


SMAN 1 Kadatua?
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW mampu meningkatkan
hasil belajar peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Kadatua dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam materi pokok taat pada aturan, kompetisi
dalam kebaikan, dan etos kerja?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan ini mempunyai tujuan


sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW di kelas XI


IPA 1 SMAN 1 Kadatua.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar materi taat pada aturan,
kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW peserta didik kelas XI IPA 1 SMAN 1
Kadatua dalam materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan
etos kerja.

D. Manfaat Penelitian

9
Hasil penelitian ini mampu memberi manfaat :

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah dan memperluas wawasan baru
dalam mengembangkan pengetahuan keilmuan yang digeluti mengenai
peningkatan hasil belajar materi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan,
dan etos kerja dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW
peserta didik kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kadatua dalam materi pokok taat pada
aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
b. Sebagai bahan acuan dan referensi dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan, terutama di bidang pendidikan agama Islam khususnya masalah
peningkatan hasil belajar materi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan,
dan etos kerja dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW
peserta didik kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kadatua dalam materi pokok taat pada
aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
c. Memperoleh panduan inovatif model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW
yang diharapkan mampu digunakan untuk kelas-kelas lainnya di SMAN 1
Kadatua. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran di SMAN 1 Kadatua,
maka di harapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik SMAN 1
Kadatua.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat praktis bagi siswa SMA Negeri 1 Kadatua yaitu:
1. Mampu mencapai tingkat kompetensi peserta didik dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam, khususnya pada materi taat pada aturan, kompetisi
dalam kebaikan, dan etos kerja.
2. Hasil belajar peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Kadatua.
3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW mampu
dikembangkan atau diterapkan pada peserta didik di kelas-kelas yang lain.

10
b. Manfaat praktis bagi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMAN 1
Kadatua yaitu:
1. Adanya inovasi model pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe.
2. Menjadi sumbangan pemikiran pada pengabdian guru dalam mencerdaskan
kehidupan anak bangsa melalui keahlian profesinya.
3. Terjalin kerja sama atau kolaborasi antar guru mata pelajaran.

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori

11
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) istilah dalam
bahasa inggris adalah Classroom Action Research (CAR) dilihat dari namanya sudah
menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan di
dalam kelas. Penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu suatu penelitian tindakan ( action
research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau
bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan
dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui
suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. (Kunandar, 2011 :45)
Menurut Rapoport (1970) dalam Hopkins (1993), mendefinisikan penelitian
tindakan kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara
praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian
tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.
Penelitian tindakan kelas dapat juga diartikan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan
oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati,
dan merefleksikan tindakan melalui beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif
yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di
kelas. (Kunandar, 2011: 46). Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah pencermatan
dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas yang bersamaan. (Suyadi, 2010 : 18).

2. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Skinner, belajar merupakan suatu proses adaptasi atau penyesuaian


atau tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Proses adaptasi tersebut akan
mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat.

12
Menurut Devista dan Thompson dalam bukunya Nana Syaodih Sukmadinata,
mengartikan belajar sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
hasil dari pengalaman.

Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan


tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.

Dari beberapa konsep di atas mampu disimpulkan bahwa belajar diartikan


sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang berlangsung secara progresif yang
diperoleh dari interaksi dan pengalaman, yang mana pengalaman itu akan lebih
bermakna jika diberi penguat dengan penguat yang lebih tepat.

3. Ciri-ciri Belajar

Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa
perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar antara lain: a.
Perubahan yang terjadi secara sadar. Ini berarti individu yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi
adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa
pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah.
1. Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung
terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan
perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar
berikutnya. Misalnya, jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami
perubahan dari tidak menulis menjadi mampu menulis

2. Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif

13
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju
untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian,
makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan
yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif maksudnya bahwa perubahan itu tidak
terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri.

3. Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara

Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk


beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan lain sebagainya
tidak mampudigolongkan sebagai perubahan dalam pengertian belajar.

4. Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang
akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-
benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah
menetapkan apa yang mungkin mampu dicapai dengan belajar mengetik, sebelumnya
sudah menetapkan apa yang mungkin mampu dicapai dengan belajar mengetik, atau
tingkat kecakapan mana yang dicapainya.

5. Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku


Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi
perubahan keseluruhan tingkah laku.

4. Konsep Pembelajaran dan Teori Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta


didik dengan pendidik, serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap. Oleh
karena itu baik konseptual maupun operasional konsep-konsep komunikasi dan
perubahan sikap akan selalu melekat pada pembelajaran. Pembelajaran adalah proses

14
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.Jadi mampudisimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik untuk mengubah sikap peserta didik supaya menjadi lebih
baik, serta menfasilitasi peserta didik dengan cara melengkapi sarana dan prasarana
yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat
hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan interaksi saling mempengaruhi dan saling
menunjang satu sama lain. Adapun teori-teori pembelajaran meliputi:

1. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan


kondisi belajar bagi peserta didik
2. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi
warga masyarakat yang baik.
3. Pembelajaran adalah suatu proses membantu peserta didik menghadapi
kehidupan masyarakat sehari-hari.

5. Ciri-ciri Pembelajaran

Adapun ciri-ciri pembelajaran adalah:


1. Rencana, ialah penataan ketenangan material, dan prosedur, yang merupakan
unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus
2. Saling ketergantungan (Interpendence) yaitu antara unsur-unsur sistem
pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan
3. Tujuan yaitu sistem tujuan tertentu yang hendak dicapai.

6. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali faktor-faktor.
Adapun faktor yang mempengaruhi belajar meliputi:

15
1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, yang digolongkan menjadi
dua golongan yaitu :
 Faktor-faktor non-sosial dalam belajar
Faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, misalnya:
keadaan udara, cuaca, waktu (pagi, siang, ataupun malam), tempat (letaknya,
pergedungannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis menulis,
buku-buku, alatalat peraga, dan lain sebagainya).
 Faktor-faktor sosial dalam belajar
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia (sesama
manusia), atau kehadiran orang atau orangorang lain pada waktu seseorang sedang
belajar, ada juga faktor yang berasal dari dalam kelas misalnya, kalau satu kelas
murid sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain
bercakapcakap di samping kelas, maka murid yang sedang mengerjakan ujian akan
sangat terganggu.

2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar


 Faktor-faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis ini mampu dibedakan menjadi dua yaitu tonus jasmani
pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu:

1. Keadaan tonus jasmani pada umumnya mampu dikatakan melatar belakangi


aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan
keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah lain
pengaruhnya daripada yang tidak lelah.

2. Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi panca indera. Panca


indera mampudimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh ke dalam

16
individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan
mempergunakan panca inderanya.

 Faktor-faktor psikologis dalam belajar

Menurut Arden N. Frandsen dalam bukunya Sumadi Suryabrata mengatakan


bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut:

1. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas
2. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu
maju
3. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan
teman-teman
4. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang
baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi
5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran
6. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar. Adapun
Moslow mengemukakan motif-motif untuk belajar itu adalah:
7. Adanya kebutuhan fisik;
8. Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran;
9. Adanya kebutuhan untuk mampu menjaga kehormatandari masyarakat;
10. Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri

7. Macam-macam Belajar
Walaupun belajar dikatakan berubah, namun untuk mendapatkan perubahan
bermacam-macam caranya. Setiap perbuatan belajar mempunyai ciri-ciri masing-
masing. Oleh karena itu macam- macam belajar terdiri dari:

1. Belajar arti kata-kata. Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai
menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan

17
2. Belajar kognitif,belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental,
objekobjek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan,
gagasan, atau lambang yang merupakan suatu bersifat mental. Misalnya,
seseorang menceritakan hasil perjalanannya berupa pengalaman kepada
temuannya.
3. Belajar teoritis, bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data
dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga
mampudipahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi
dalam bidang-bidang studi ilmiah.
4. Belajar konsep, konsep atau pengertian adalah suatu arti yang mewakili
sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Orang yang mempunyai
konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objekobjek yang dihadapi,
sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
5. Belajar menghafal, menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi
verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya mampumemproduksikan (diingat)
secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli

8. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah salah satunya mata pelajaran


yang diajarkan dalam satu bentuk kegiatan pembelajaran di sekolah. Kegiatan
pembelajaran tersebut dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan
terjadinya proses belajar dalam diri peserta didik.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah salah satu mata pelajaran
pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari Pendidikan Agama Islam
yang telah dipelajari oleh peserta didik di SMP. Peningkatan tersebut dilakukan
dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian Al-Qur’an
terutama menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan untuk melanjutkan

18
ke pendidikan yang lebih tinggi. Adapun tujuan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur’an
2. Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al- Qur’an
sebagai pedoman dalam menyikapi dan menghadapi kehidupan.
3. Meningkatkan pemahaman isi kandungan Al-Qur’an dan Hadits yang
dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan tentang Al-Qur’an dan Hadits.

B. Hasil Belajar
1. Definisi Hasil Belajar

Menurut Arikunto (1990: 102) yang dimaksud hasil belajar adalah suatu hasil
yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pengajaran yang dilakukan oleh guru.
Hal ini selaras dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 58 (1)
disebutkan bahwa evaluasi hasil belajar siswa dilakukan oleh pendidik untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa secara
berkesinambungan. Hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam angka, huruf atau
kata-kata baik, sedang maupun kurang.

Menurut Dengeng dalam Made Wena (2011: 16) hasil pembelajaran adalah
semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan
strategi pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. Variable hasil pembelajaran
dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:

a. Keefektifan pembelajaran, diukur dari tingkat pencapaian siswa, dan terdapat


empat indikator untuk mendeskripsikan, yaitu: (1) kecermatan penugasan, (2)
kecepatan kerja, (3) tingkat belajar, (4) tingkat penyimpanan.
b. Efesiensi pembelajaran, diukur dengan perbandingan antara keefektifan dari
jumlah waktu yang dipakai siswa dan jumlah biaya yang digunakan dalam
pembelajaran.

19
c. Daya tarik pembelajaran, diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk
terus belajar.
Menurut Gagne dan Dricoll dalam Ekawarna (2013:70) hasil belajar bukan
merupakan hasil tunggal, melainkan proses yang luas dan dibentuk oleh pertumbuhan
dan perkembangan tingkah laku, dimana tingkah laku tersebut merupakan hasil dari
efek komulatif dari belajar. Pemikiran Gagne ini dijabarkan kembali dalam Agus
Suprijono (2009: 5) bahwa hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa lisan maupun tertulis.
2) Keterampilan intelektual, yaitu keterampilan mempresentasikan konsep dan
lambing.
3) Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya.
4) Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap, adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut.
Dari beberapa pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli,
peneliti menarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh
seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang disengaja yang mencakup aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik
setelah menerima pengalaman belajar. Howard Kingsley membagi tiga macam hasil
belajar yakni: (a) ketrampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c)
sikap dan cita-cita. Adapun Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni
informasi verbal, ketrampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan ketrampilan
motoris.Ciri-ciri hasil belajar yang dicapai peserta didik melalui proses belajar
mengajar yang optimal adalah sebagai berikut.

20
1. Kepuasan dan kebanggaan yang mampu menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik.
2. Menambah keyakinan akan kemampuan diri
3. Kemantapan dan ketahanan hasil belajar
4. Hasil belajar yang diperoleh secara menyeluruh (komprehensif).
5. Kemampuan peserta didik untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
diri pada proses dan usaha belajar.

Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, kemampuan pendidik (guru) dalam
membimbing belajar peserta didik sangat dituntut. Apabila guru dalam keadaan siap
dan memiliki profesiensi (berkemampuan tinggi), harapan terciptanya sumber daya
manusia yang berkualitas akan tercapai.Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh proses belajar telah berjalan secara efektif.
Keefektifan pembelajaran akan tampak pada kemampuan peserta didik dalam
mencapai tujuan belajar.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Ada berbagai faktor yang mampu mempengaruhi proses dan hasil belajar
peserta didik di sekolah, secara garis besar faktor tersebut mampudibagi menjadi dua
bagian:
1. Faktor internal (faktor individu peserta didik) yaitu keadaan atau kondisi
jasmani dan rohani peserta didik yang meliputi kesehatan mata, telinga,
inteligensi, bakat dan minat peserta didik. Dan faktor fisiologis sekurang-
kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong faktor psikologis yaitu inteligensi,
minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar individu peserta didik).
1. Lingkungan sosial, lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi, dan teman-teman se-kelas mampumempengaruhi semangat
belajar seorang peserta didik.

21
2. Lingkungan non-sosial, faktor-faktor yang termasuk lingkungan sosial
adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga
peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan peserta didik.Yaitu segala sesuatu di luar
individu peserta didik yang merangsang individu peserta didik untuk
mengadakan reaksi atau pembuatan belajar dikelompokkan dalam faktor
eksternal, di antaranya faktor keluarga, masyarakat lingkungan, teman
sekolah, fasilitas, dan kesulitan bahan ajar.

4. Bentuk-bentuk Instrument Evaluasi Hasil Belajar

Dalam persiapan strategi proses belajar mengajar perlu disusun instrument


penilaian dalam standar penguasaan. Penyusunan instrumen penilaian ini
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan penguasaan peserta didik terhadap suatu
materi atau pokok bahasan. Istilah instrument penilaian disebut dengan istilah teknik
penilaian yang berupa tehnik tes dan non tes yaitu:

 Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi,


atautugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang di tes. Tes digunakan untuk
mengukur sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai pelajaran yang
disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.
 Non tes, Penilaian non tes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh
gambaran mengenai karakteristik minat, sifat, dan kepribadian melalui:
1. Pengamatan, yakni alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas
dasar pengamatan terhadap perilaku peserta didik, baik secara perorangan
maupun kelompok, di kelas maupun di luar kelas.
2. Skala sikap, yaitu alat penilaian yang digunakan untuk mengungkap sikap
peserta didik melalui pengajaran tugas tertulis dengan soal-soal yang lebih
mengukur daya nalar atau penmampupeserta didik.

22
C. Pembelajaran Kooperatif
1. Definisi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran JIGSAW mampu diartikan sebagai sistem pengajaran yang
memberi kesempatan kepada peserta didik dalam kelompok untuk mengerjakan
tugas-tugas yang terstruktur.
Menurut Eggen dalam Kaucak dalam buku karangan Triyanto pembelajaran
kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik
bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran
kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang bernaungan dalam teori
kontruktivis. Pembelajaran kooperatif muncul bahwa peserta didik akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan
teman-temannya. Di dalam kelas kooperatif peserta didik belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang peserta didik yang sederajat
tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling
membantu. Dengan pendekatan kelompok di harapkan mampu ditumbuhkan dan
dikembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik, mereka dibina
untuk mengendalikan rasa egoisme dalam diri mereka masing-masing, sehingga
terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas. Anak didik yang dibiasakan hidup
bersama dan bekerja sama dalam kelompok akan menyadari bahwa dirinya ada
kekurangan dan kelebihan.
Berdasarkan kelompok belajar dalam pembelajaran kooperatif biasanya terdiri
dari dua sampai enam anak. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan besarnya kelompok belajar, yaitu (1) kemampuan anak (2) ketersediaan
bahan, (3) ketersediaan waktu. Kelompok belajar hendaknya sekecil mungkin agar
semua anak aktif menyelesaikan tugas-tugas mereka.
Dari pengertian di atas mampudisimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi untuk
memecahkan masalah dalam kelompok.Tujuan dibentuknya kelompok tersebut
adalah untuk memberi kesempatan pada semua peserta didik untuk terlibat secara

23
aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar selama bekerja dalam kelompok,
tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru
dan saling membantu teman sekelompok untuk mencapai ketuntasan belajar.Kunci
JIGSAW adalah interdependensi, tiap peserta didik bergantung pada teman satu
timnya untuk mampu memberikan informasi yang diperlukan supaya
mampuberkinerja dengan baik pada saat penilaian.
6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW

JIGSAW menurut bahasa adalah menyusun potongan gambar. Metode


pengajaran JIGSAW dikembangkan oleh Elliot Aronson dan rekan-rekannya (1978).
Teknik ini serupa dengan pengajaran beregu (kelompok). Pembelajaran ini terletak
pada pelaksanaan pengajaran oleh sekelompok guru yang disesuaikan dengan tingkah
laku kemampuan belajar dan perbedaan individu peserta didik

a. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW


Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW adalah sebagai
berikut :
 Guru memilih materi pembelajaran yang mampudibagi menjadi beberapa
segmen (bagian)
 Guru membentuk kelompok heterogen yang terdiri atas 5-6 orang berdasarkan
nomor absen
 Setiap kelompok mendapat putugas membaca, memahami dan mendiskusikan
serta membuat ringkasan materi yang berbeda
 Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk
menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya
 Peserta didik kembali ke suasana kelas seperti semula, kemudian guru
bertanya kepada peserta didik seandainya ada persoalan-persoalan yang tidak
terpecahkan dalam kelompok

24
 Guru memberikan pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka terhadap
materi yang telah dipelajari
 Guru me-review materi dan memberi penguatan materi
 Guru memberikan soal tes evaluasi untuk dikerjakan oleh peserta didik secara
individu.

b. Keungulan dan keterbatasan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW


a.) Keunggulan pembelajaran koperatif:
1. Melalui Pembelajaran kooperatif peserta didik tidak terlalu menggantungkan
pada guru, akan tetapi mampumenambah kepercayaan kemampuan berfikir
sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari peserta
didik yang lain.
2. Pembelajaran kooperatif mengembangkan kemampuan mengungkapkan
ideatau gagasan dengan kata-kata secara verbal atau dan membandingkannya
dengan ide-ide orang lain.
3. Pembelajaran kooperatif membantu anak untuk respek pada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala berbedaan.
4. Interaksi selama kooperatif berlangsung mampu meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berpikir, hal ini berguna untuk proses
pendidikan jangka panjang.

b.) Keterbatasan pembelajaran kooperatif

1. Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan pada


hasil kerja kelompok, namun demikian guru perlu menyadari bahwa
sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu
peserta didik.

25
2. Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang sangat panjang. Hal
ini tidak mungkin mamputercapai hanya dengan satu kali saja.
3. Walaupun kemampuan bekerjasama merupakan kemampuan yang sangat
penting untuk peserta didik, akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan
yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individu.

c. Manfaat dan tujuan pembelajaran kooperatif

Adapun manfaat pembelajaran kooperatif bagi peserta didik adalah sebagai berikut:
 Mampu lebih meluangkan waktu pada tugas
 Membangun rasa percaya diri
 Memperbaiki kehadiran
 Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
 Memperkecil perilaku mengganggu atau konflik antar teman
 Mengurangi sikap apatis
 Memperdalam pemahaman
 Meningkatkan, motivasi, prestasi dan hasil belajar
 Retensi atau penyimpangan lebih lama
 Meningkatkan budi, kepekaan, dan toleransi.  

D. TAAT PADA ATURAN, KOMPETISI DALAM KEBAIKAN, DAN


ETOS KERJA
1. Standar Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan yang mampu dilakukan peserta didik yang
mencakup tiga aspek, yaitu: pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pembelajaran
yang basis kompetensi adalah pembelajaran yang memiliki standar, standar yang
dimaksud adalah acuan bagi guru tentang kemampuan yang menjadi fokus
pembelajaran dan penilaian. Jadi standar kompetensi adalah batas dan arah

26
kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran suatu mata pelajaran.

2. Kompetensi Dasar

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan kompetensi adalah


proses pendeteksian kemampuan dasar setiap peserta didik untuk memudahkan
terciptanya suatu tujuan secara teoritis dan praktis. Maka dengan itu kompetensi dasar
merupakan kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh
lulusan, kemampuan minimal yang harus didapatdilakukan atau ditampilkan oleh
peserta didik dari standar kompetensi untuk suatu mata pelajaran.
3. Indikator Kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang mampudiukur atau diobservasi


untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran.

4. Materi Pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja
Standar Kompetensi : menganalisis makna Q.S. al-Maidah/5 : 48; Q.S.
anNisa/4: 59, dan Q.S. at-Taubah/9 : 105, serta Hadis tentang taat pada aturan,
kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.

Kompetensi Dasar  : – menganalisis makna Q.S. al-Maidah/5 : 48; Q.S. an-


Nisa/4: 59, dan Q.S. at-Taubah/9 : 105, serta Hadis tentang taat pada aturan,
kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul
huruf. Adapun Materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan,dan etos
kerja meliputi:taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.

E. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW pada Pokok


Materi Taat pada Aturan, Kompetisi dalam Kebaikan, dan Etos Kerja

27
Adapun penerapan model pembelajaran tipe JIGSAW pada materi pokok taat
pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja mampuditempuh dengan
langkah-langkah sebagai berikut:

1. Guru menerangkan sekilas materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam
kebaikan, dan etos kerja yang akan diuji coba dalam model pembelajaran
kooperatif tipe JIGSAW.
2. Para peserta didik dibagi dalam kelompok kecil yang heterogen (satu kelompok
terdiri dari atas 5 sampai 6 peserta didik) setiap kelompok diberi materi taat
pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja yang meliputi: taat pada
aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja atau soal tertentu untuk
dipelajari/dikerjakan.
3. Ketua kelompok membagi materi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan,
dan etos kerja atau tugas dari guru agar menjadi topik-topik kecil untuk
dipelajari/ dikerjakan oleh masingmasing anggota kelompok (misalnya, setiap
peserta didik dalam satu kelompok menmampusatu soal tentang hukum tajwid,
maka kelompok yang lain berbeda).
4. Anggota kelompok yang mempelajari sub-sub bab atau soal yang sama bertemu
untuk mendiskusikan soal tersebut sampai mengerti benar isi dari sub-sub bab
atau cara menyelesaikan soal tersebut.
5. Peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajar teman
dalam satu kelompok.
6. Guru mereview materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan
etos kerja yang meliputi: taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos
kerja dan memberi penguatan materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam
kebaikan, dan etos kerja.
7. Guru memberikan soal tes akhir untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta didik.

28
F. Kerangka Berpikir

Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW menurut pemikir


peneliti, peserta didik dalam suatu kelompok (kelompok awal) terdiri dari enam
peserta didik. Peserta didik dalam kelompok selalu berpasangan, sehingga terdapat
tiga pasang dalam suatu kelompok.

Masing-masing pasangan akan mendapat putugas untuk menyelesaikan satu sub


materi. materi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah taat pada aturan,
kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja. masing-masing pasangan dengan tugas sub
materi sejenis dari masing-masing kelompok akan bergabung dalam suatu kelompok
baru. Kelompok ini disebut kelompok ahli.Setelah setiap pasang kelompok
menyelesaikan tugas dikelompok ahli, kemudian kembali ke kelompok awal mereka
akan bertukar informasi yang diperoleh dari pertukar pasangan dalam kelompok
(JIGSAW).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan model pembelajaran


kooperatif tipe JIGSAW antara lain :
1. Membagi materi pelajaran yang akan diberikan menjadi beberapa sub materi
2. Sebelum diskusi, guru memberikan atau menyampaikan materi secara singkat.
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta didik dalam menyelesaikan
masalah.
3. Peserta didik dibagi dalam kelompok terdiri dari enam peserta didik. Masing-
masing kelompok akan dipisah menjadi tiga pasang dalam kelompok, selian
itu masing-masing pasangan kelompok dengan tugas yang sama akan
bergabung menjadi kelompok baru.
4. Dari penggabungan kelompok baru (kelompok ahli) peserta didik akan
berdiskusi, bertukar pikiran, saling melengkapi dan berinteraksi antara satu
dengan yang lain.
5. Setelah diskusi antar anggota kelompok,setiap pasangan kelompok akan
kembali kekelompok awal untuk bertukar pengalaman yang telah diperoleh.

29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 1 Kadatua

B. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Kadatua. Adapun subyek penelitian ini


adalah peserta didik kelas XI IPA 1 jumlah peserta didik dalam kelas tersebut adalah
28 orang.

C. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan dilaksanakan pada tanggal 16 November
sampai dengan 23 November 2022 di Kelas XI IPA Semester ganjil SMAN 1
Kadatua.
D. Kolaborator
Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah orang yang
membantu untuk mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang digarap
bersama-sama dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini adalah guru
Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Kadatua.
E. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggunakan model pembelajaran
kooperatif Tipe JIGSAW pada materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam
kebaikan, dan etos kerja.PTK dilaksanakan pada kelas XI IPA di SMAN 1 Kadatua.
Waktu pelaksanaan menggunakan jam pelajaran reguler yang berlaku pada kelas
penelitian, sehingga kegiatan PTK tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar
mengajar (KBM). Penelitian sebagai berikut:

30
Siklus I : Model pembelajaran JIGSAW dengan sub materi. taat pada aturan,
kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja
Siklus II : Model pembelajaran kooperatif Tipe JIGSAW dengan membahas materi
pokok siklus I yang belum maksimal

Adapun langkah-langkah penelitian mampu dibuat diagram sebagai berikut:


Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan secara Kolaboratif antara guru
pengampu mata pelajar Pendidikan Agama Islam di kelas XIIPA semester ganjil
SMAN 1 Kadatua dengan peneliti. Adapun proses kerja dalam penelitian ini adalah:
1. Pra Siklus
Sebelum melakukan siklus I, peneliti melakukan diagnosis awal tentang kondisi
peserta didik sebelum penelitian yang disebut Pra siklus. Adapun Pra siklus
dilaksanakan melalui observasi dengan menganalisis data nilai ulangan harian peserta
didik pada materi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja pada
tahun sebelumnya, yaitu tahun pelajaran 2021/2022.
2. Siklus I
Pelaksanaan siklus I dari peneliti tindakan kelas ini dimulai pada 15November
2021 sampai dengan 18 November 2022, dengan mengambil tempat di ruang kelas XI
IPA. Jawal kegiatan siklus I sebagai berikut :
No Hari Dan Tanggal Waktu Kelas Kegiatan

Diskusi materi pokok


XI IPA Yang terdiri dari taat
1. 16 November 2022 09.40-11.00
pada aturan, kompetisi
dalam kebaikan, dan

XIIPA Evaluasi siklus I dan


2. 13 November 2022 09.40-11.00
pendalaman materi

31
a. Perencanaan
o Menyusun perencanaan pelaksanaan pembelajaran dengan materi pokok taat
pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
o Menetapkan materi pokok taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan
etos kerja yang meliputi taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos
kerja.
o Mengembangkan skenario pembelajaran taat pada aturan, kompetisi dalam
kebaikan, dan etos kerja;
1. Pembagian kelompok
2. Penetapan tugas untuk masing-masing kelompok
3. Mekanisme diskusi kelompok
o Menyusun lembar kegiatan peserta didik meliputi:
1. Pengertian, taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja
2. Menganalisis hukum tajwid taat pada aturan, kompetisi dalam kebaikan,
dan etos kerja
o Menyiapkan Sumber Belajar Meliputi:
1. Buku paket Pendidikan Agama Islam kelas XI
2. LKS Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Kadatua
3. Menyusun Format Evaluasi Hasil Belajar
o Menyusun Format Obsersi
1. Pelaksanaan pembelajaran oleh guru
2. Aktivitas belajar peserta didik
3. Kerja sama peserta didik
4. Tindakan
o Peserta didik akan dibagi dalam kelompok dengan ketentuan:
1. Satu kelompok terdiri enam peserta didik yang Heterogen
2. Peserta didik selalu berpasangan, sehingga satu kelompok terdapat tiga
pasangan.

32
o Guru akan menjelaskan gambaran tentang model pembelajaran JIGSAW.
o Setiap kelompok akan mempunyai tugas untuk menyelesaikan soal di lembar
kerja kelompok. Tugas akan dibagi dalam kelompok secara berpasangan.
o Setiap pasangan kelompok akan membahas satu Sub materi pokok taat pada
aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja.
o Kelompok akan dibagi menjadi empat bagian (satu Sub kelompok dua peserta
didik).
o Setiap Sub kelompok bergabung dengan Sub kelompok lain, dalam kelompok
gabungan ini terdiri dari tiga Sub kelompok yang membahas Sub materi yang
berbeda.
o Setiap kelompok akan melakukan diskusi tentang materi pokok taat pada
aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja 8)Peserta didik kembali ke
kelompok semula.
o Melakukan diskusi dari hasil temuan dengan kelompok lain.
b. Pengamatan
 Melakukan Observasi dengan menggunakan format observasi
1. Pelaksanaan pembelajaran oleh guru
2. Aktifitas belajar peserta didik
3. Kejasama peserta didik.
 Melakukan penilaian hasil pengerjaan lembar kerja peserta didik.

1. Refleksi

 Melakukan Evaluasi terhadap keefektifan pelaksanaan program


 Melakukan Evaluasi terhadap efisiensi penggunaan waktu
 Pembahasan skenario pelaksanaan penelitian siklus I dengan guru (pelaku
tindakan)
 Penyusunan Evaluasi tindakan untuk kegiatan berikutnya

33
F. Teknik Analisis Data
1. Pengumpulan Data
Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, dilakukan analisis hasil yang
telah dicapai oleh peserta didik melalui Observasi dan Tes Evaluasi. Data Observasi
penelitian diberikan dengan pemberian nilai berupa angka yang dikategorikan dengan
kurang, cukup, baik dan sangat baik, pada tindakan tiap siklus dan tiap siklus masing-
masing dua kali pertemuan kemudian diberi perilaku kegiatan yang meliputi
perencanaan, tindakan Observasi, dan Refleksi.
2. Hasil Observasi Proses Pembelajaran.
Hasil pengamatan (observasi) proses pembelajaran adalah dengan menghitung
jumlah skor pengamatan dengan teknik dan kriteria sebagai berikut:
1. Lembar Observasi tentang pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
Guru.
Data Observasi tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru meliputi aspek-
aspek yang telah dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Data
yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif
melalui persentase

Adapun rumus yang digunakan adalah:

Jumlah skor yang diperoleh  X 100%


Jumlah skor maksimal

Indikator kebersihan pelaksanaan pembelajaran oleh guru adalah

sebagai berikut :

: Pelaksanaan pembelajaran baik


Skor t 85 %
sekali

65 % d Skor d 84 % : Pelaksanaan pembelajaran baik

45 % d Skor d 64 % : Pelaksanaan pembelajaran cukup

34
Skor d 40 % : Pelaksanaan pembelajaran kurang

2. Lembar observasi tentang aktifitas belajar peserta didik.

Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan peserta didik dalam mengikuti


proses belajar mengajar, maka dibuat lima aspek pengamatan, meliputi:
memperhatikan penyelesaian, menyalin penjelasan, bertanya, menjawab, dan
mengerjakan tugas. Kemudian dilakukan analisis pada instrumen lembar observasi
dengan menggunakan teknik deskriptif melalui pro sentase.

Adapun perhitungan persentase keaktifan peserta didik adalah Indikator


kebersihan aktifitas belajar peserta didik ditentukan dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut:

Skor t 85 %             : Aktifitas belajar baik sekali

65 % d skor d 84 %              : Aktifitas belajar baik

45 % d skor d 64 %              : Aktifitas belajar cukup

Skor d 44 %            : Aktifitas belajar kurang

3. Lembar observasi tentang kerjasama peserta didik dalam kelompok.

Untuk mengetahui seberapa besar kerjasama peserta didik dalam mengikuti


proses belajar mengajar, maka dibuat tujuh aspek pengamatan, meliputi: membaca
dan memahami masalah, membagi kelompok, berdiskusi dan menyelesaikan tugas,
saling bertukar informasi/jawaban, memperhatikan jawaban, memberi respon
terhadap hasil diskusi. Kemudian dilakukan analisis pada instrumen lembar observasi
dengan menggunakan teknik deskriptif melalui persentase.
Adapun perhitungan persentase kerjasama peserta didik adalah:

35
Skor t 85% : Kerjasama peserta didik baik sekali

65 % d skor d 84% : Kerjasama peserta didik baik

45% d skor d 64% : Kerjasama peserta didik cukup

Skor  44% : Kerjasama belajar kurang

4. Hasil Evaluasi Siklus Peserta Didik

Hasil evaluasi siklus tiap peserta didik diperoleh  dari nilai Tes akhir siklus
berupa 20 soal (multiple choice) dan 5 soal essav. Kemudian dari data yang diperoleh
mampudianalisis nilai ketuntasan individu, ketuntasan klasik, dan nilai perkembangan
peserta didik setelah adanya tindakan. Adapun rumus dan kriteria yang digunakan
adalah sebagai berikut:

a. Ketuntasan individu, ketuntasan individu dihitung dengan menggunakan


analisis deskriptif persentase yaitu:Indikator keberhasilan peserta didik untuk
dikatakan tuntas belajar yaitu jika peserta didik memperoleh nilai sesuai
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu minimal 75.
b. Ketuntasan klasikal, ketuntasan belajar klasikal dihitung dengan
menggunakan analisis deskriptif persentase, yaitu:Indikator kebersihan
ketuntasan belajar klasikal ditentukan jika. Ratarata kelas yang diperoleh di
atas nilai kriteria ketentuan minimal (KKM) dan minimal 80% dari jumlah
peserta didik di kelas tersebut mendapatkan nilai minimal 75.
3. Siklus II.
Pelaksanaan siklus II dari penelitian tindakan kelas dimulai tanggal 16
November 2021 sampai 23 November 2022 dengan mengambil tempat yang sama
dengan penelitian pada siklus I.

Jadwal kegiatan siklus II sebagai berikut:

36
Kelas-IPA-
No Hari Dan Tanggal Waktu Kegiatan
1

Diskusi Materi Pokok


TAAT PADA ATURAN,
1. 16 November 2022 09.40-11.00 XI-IPA-1
KOMPETISI DALAM

KEBAIKAN, DAN ETOS


Evaluasi siklus II dan
2. 23 November 2022 09.40-11.00 XI-IPA-1
pendalaman materi.

1. Perencanaan
o Penyempurnaan pelaksanaan siklus I
o Menyusun perencanaan kegiatan siklus II
o Persiapan materi untuk siklus II
2. Pelaksanaan
o Kegiatan KBM sesuai dengan tindakan siklus II
o Model pembelajaran sama dengan pada siklus I
3. Pengamatan
o Melakukan observasi dengan format observasi
1. Pelaksanaan pembelajaran oleh guru
2. Aktifitas belajar peserta didik
3. Kerjasama peserta didik
o Melakukan penilaian hasil pengerjaan lembar kerja peserta didik

4. Refleksi.

 Pengolahan data hasil pengamatan


 Mengolah data hasil evaluasi siklus II

37
 Evaluasi keseluruhan program
 

BAB IV

38
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model


pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW, siswa terlebih dahulu  diberikan tes awal
untuk mengetahui kemampuan awal dan untuk pengelompokan siswa. Data hasil tes
awal (pre tes) disajikan dalam tabel berikut :

TABEL 1.1. Nilai Pre Test PAI Materi Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan
dan Etos Kerja  Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kadatua

No. Nama Siswa Nilai Keterangan


1 Adinda Ayu S 70 Belum tuntas
2 Andin Ananda 60 Belum tuntas
3 Arya Adha Pratama 40 Belum tuntas
4 Aulia Fransiska 40 Belum tuntas
5 Ayu Anisa Amelia 90 Tuntas
6 Bramantya Tri W 50 Belum tuntas
7 Bryan Dwika 60 Belum tuntas
8 Ceysha Nazwa 70 Belum tuntas
9 Dewi Rahmawati 50 Belum tuntas
10 Dian Septo Satrio 60 Belum tuntas
11 Divia Arifanti 40 Belum tuntas
12 Dodi Dwi P 50 Belum tuntas
13 Dwi Aulia A 70 Belum tuntas
14 Fajar Danuarta 40 Belum tuntas
15 Friska Adelia 80 Tuntas
16 Gys Shella 70 Belum tuntas

39
17 Iknafa Nafisah 70 Belum tuntas
18 Keisha Deinuna 50 Belum tuntas
19 Linse Zun Verar 80 Tuntas
20 Maynisa Salsabila 40 Belum tuntas
21 Meysa Afrika Dewi 80 Tuntas
22 Moch. Arif wahyu Hidayat 50 Belum tuntas
23 Muhammad Faizun Abdillah 60 Belum tuntas
24 Muhammad Firman Gani 60 Belum tuntas
25 Muhammad Haris afta F 80 Tuntas
26 Muhammad Tsalasa Putra 70 Belum tuntas
27 Novia Nur Aggraini 60 Belum tuntas
28 Nur Anini Puji 60 Belum tuntas
29 Rafael Setia Elang 80 Tuntas
30 Revalina Meisya A 60 Belum tuntas
31 Ridho Hadi A 80 Tuntas
32 Rista Puput M 70 Belum tuntas
33 Shinta Ari S 70 Belum tuntas
34 Syifa Rimba P 60 Belum tuntas
35 Zaneva Alzigery 50 Belum tuntas
       
Jumlah Seluruh Nilai : 2170  
Rata-rata Nilai Siswa : 62  
Jumlah Siswa yang Tuntas :7  
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas : 28  
Prosentase Ketuntasan Belajar : 20 %  

40
Dari tabel diatas dapat dijabarkan bahwa rata-rata nilai Pretes siswa Kelas XI
IPA 1 SMA Negeri 1 Kadatua adalah 62, yang tuntas belajar 7 anak (20%) dan yang
tidak tuntas belajar ada 28 anak {80%} dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah
40. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal siswa belum tuntas belajar,
karena siswa yang tuntas belajar hanya 7 orang,  artinya tingkat ketuntasan belajar
siswa masih rendah, sehingga perlu adanya peningkatan yang dilakukan pada mata
pelajaran PAI khususnya materi Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos
Kerja Sebagaimana disebutkan diatas bahwa Pretes ini diadakan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dalam memahami materi yang akan disampaikan dan untuk
membentuk kelompok. Selanjutnya kelompok-kelompok ini ditetapkan dalam
kegiatan pembelajaran pada setiap Siklus. Selanjutnya akan diadakan observasi pada
kelompok-kelompok tersebut, untuk mengetahui keaktifan siswa.

 Table 1.2 Aktivitas Belajar Siswa dengan Penerapan Pembelajaran JIGSAW


Siklus I dan Siklus II Kelas XI IPA 1 SMA Negeri Kadatua

No. Kegiatan pembelajaran Jumlah Prosentase Kriteria


Siswa memusatkan perhatian
1. 20 57 % Baik
pada kegiatan belajar
2. Siswa     menyelesaikan      
pekerjaan/tugas-tugas yang
  19 54 % Baik
diberikan oleh guru
Siswa mengerjakan soal secara
3. 15 43 % Cukup
sadar tanpa ditunjuk oleh guru
Siswa mempresentasikan hasil
4. 10 29 % Rendah
kerja di depan kelompoknya
5. Siswa menghabiskan waktu      
  belajar yang      cukup    untuk 22 63 % Baik

41
kegiatan belajar
6. Siswa     merasa gembira      
mempunyai keyakinan diri dan
  15 43 % Cukup
tegar pada situasi yang ada
7. Siswa memanfaatkan waktu      
luang sebaik mungkin untuk
  mencapai hasil belajar yang 25 71 % Baik
maksimal
8. Siswa     menanggapi       hasil      
pengerjaan         tugas     dari
  21 60 % Baik
kelompok lain
Siswa mengajukan pendapat
9. 5 14 % Rendah
kepada guru
Siswa mengajukan pertanyaan
10. 6 17 % Rendah
kepada guru

Kriteria Penilaian :

> 66% : Baik


Antara 41% – 65% : Cukup
< 40 % : Rendah

  Dari table diatas dapat dideskripsikan bahwa penerapan pembelajaran


kooperatif JIGSAW pada materi Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos
Kerja Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kadatua pada siklus I ini ada  5 aspek
berkategori baik, 2 aspek berkategori cukup dan 3 aspek berkategori rendah. Yang
berkategori rendah. Setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode

42
kooperatif jigsaw, baik di siklus I maupun siklus II. Selanjutnya adalah menganalisis
hasil belajar siswa  Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kadatua .

Table 1.3 Analisis Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kadatua
saat Penerapan Pembelajaran Kooperatif JIGSAW

No. Nama Siswa Nilai Keterangan


1 Adinda Ayu S 80 Tuntas
2 Andin Ananda 90 Tuntas
3 Arya Adha Pratama 60 Belum tuntas
4 Aulia Fransiska 80 Tuntas
5 Ayu Anisa Amelia 100 Tuntas
6 Bramantya Tri W 80 Tuntas
7 Bryan Dwika 80 Tuntas
8 Ceysha Nazwa 90 Tuntas
9 Dewi Rahmawati 80 Tuntas
10 Dian Septo Satrio 60 Belum tuntas
11 Divia Arifanti 80 Tuntas
12 Dodi Dwi P 50 Belum tuntas
13 Dwi Aulia A 80 Tuntas
14 Fajar Danuarta 80 Tuntas
15 Friska Adelia 80 Tuntas
16 Gys Shella 70 Belum tuntas
17 Iknafa Nafisah 70 Belum tuntas
18 Keisha Deinuna 80 Tuntas
19 Linse Zun Verar 90 Tuntas
20 Maynisa Salsabila 90 Tuntas
21 Meysa Afrika Dewi 100 Tuntas

43
22 Moch. Arif wahyu Hidayat 90 Tuntas
23 Muhammad Faizun Abdillah 80 Tuntas
24 Muhammad Firman Gani 80 Tuntas
25 Muhammad Haris afta F 100 Tuntas
26 Muhammad Tsalasa Putra 70 Belum tuntas
27 Novia Nur Aggraini 80 Tuntas
28 Nur Anini Puji 80 Tuntas
29 Rafael Setia Elang 90 Tuntas
30 Revalina Meisya A 80 Tuntas
31 Ridho Hadi A 90 Tuntas
32 Rista Puput M 80 Tuntas
33 Shinta Ari S 80 Tuntas
34 Syifa Rimba P 70 Belum tuntas
35 Zaneva Alzigery 80 Tuntas
       
Jumlah Seluruh Nilai : 2820
Rata-rata Nilai Siswa : 81
Jumlah Siswa yang Tuntas : 28
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas :7
Prosentase Ketuntasan Belajar : 80 %

Dari tabel di atas, dapat diuraikan bahwa jumlah nilai keseluruhan adalah 2820,
rata-rata nilai siswa adalah 81, siswa yang tuntas ada 28, dan yang tidak tuntas ada 7.

             

44
BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan terhadap metode


pembelajaran  kooperatif tipe Jigsaw pada pelajaran PAI pokok materi Taat Aturan
Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja Kelas XI IPA 1 SMA NEGERI 1 Kadatua
, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

45
1. Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil
belajar PAI peserta didik kelas XI IPA 1 SMA NEGERI 1 Kadatua pada materi
Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja, yaitu:  

Pembelajaran disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


yang memuat langkah-langkah proses pembelajaran yang bercirikan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw, meliputi: (1) membentuk kelompok ahli dan mendiskusikan
materi Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja, (2) kelompok ahli
kembali kekelompok asal untuk menjelaskan materi hasil diskusi, (3) setiap anggota
kelompok menjelaskan materi hasil diskusi secara bergantian kepada teman dalam
satu kelompok, (4) mengerjakan kuis materi Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan
dan Etos Kerja.

2. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatakan keaktifan dan hasil


belajar peserta didik kelas XI IPA 1 SMA NEGERI 1 Kadatua pada pelajaran PAI
materi pokok Taat Aturan Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja. Adapun
peningkatan keaktifan dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran baik
secara klasikal maupun kelompok dari siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:

Prosentase keaktifan peserta didik 45% dengan kriteria cukup baik . Hasil
belajar peserta peserta didik juga mengalami peningkatan. Hal ini terbukti ada
peningkatan rata-rata hasil belajar peserta didik dari pre test sampai test, yakni dari 20
% menjadi 80%.
B. Saran
Sebagai akhir dari penulisan ini, dengan mendasarkan pada penelitian tindakan
kelas yang peneliti lakukan, peneliti ingin menberikan saran yang mungkin dapat
menjadi bahan masukan antara lain sebagai berikut: (1) Metode pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw perlu dilakukan terutama oleh pengajar karena dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. (2) Guru atau peneliti yang ingin

46
menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw hendaknya mempersiapkan
secara matang materi yang akan disampaikan dan mampu mengelola kelas sehingga
hasil dapat dicapai secara maksimal. (3) Hendaknya metode pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw dapat diterapkan dalam setiap pembelajaran yang sesuai, karena selain
dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar, peserta didik juga akan mendapatkan
variasi pembelajaran sehingga mengurangi kejenuhan dan meningkatkan semangat
peserta didik dalam belajar.
C. Penutup
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas ini. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, penulis menyadari meskipun dalam
penulisan ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak
lepas dari kesalahan dan kekeliruan. Hal itu sematamata merupakan keterbatasan ilmu
dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan
datang untuk mencapai kesempurnaan. Akhirnya penulis hanya berharap semoga
penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya. Amin

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT


Rineka Cipta, 1999).

Arikunto, Suharsini, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara,


2008), cet. 5.

Hamalik, Oemar, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet.
8.

Ibrahim, Muslim, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: UNESA, 2000)

47
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem: Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan, (Semarang: RaSAIL, 2008), cet. 1.

Jihad, Asep, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran,(Yogyakarta:Multi Pressindo,


2008), cet. 1.

Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2008), cet. 5.

Silberman, Melvin. L,. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung:
Nusa Media, 2004), cet. 1.

Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995).

Slavin, Robert E,. Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2005), cet. 1.

Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1995),
cet. 3.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


2001), cet. 10.

Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru) 1982.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung:


Rosdakarya, 2003).

Team Redaksi Nuansa Aulia, Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan, (Bandung:


Nuansa Aulia, 2009), cet. 1 

48

Anda mungkin juga menyukai