Anda di halaman 1dari 105

PROPOSAL

PTK

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS)

“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAK (PENDIDIKAN


AGAMA KRISTEN)
POKOK BAHASAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DARI
SETIAP ANGGOTA KELUARGA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA
KELAS VI SD NEGERI KOTARAJA SEMESTER 1 TAHUN
PELAJARAN 2021/2022”

DI SUSUN OLEH :

SELAMAT FERNANDUS PURBA, S. Pd. K

NIP.19830614 201505 100 1

DINAS PENDIDIKAN KOTA JAYAPURA

SEKOLAH DASAR NEGERI KOTARAJA

2021 / 2022
LEMBAR PENGESAHAN

“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAK (PENDIDIKAN


AGAMA KRISTEN) POKOK BAHASAN TUGAS DAN
TANGGUNGJAWAB DARI SETIAP ANGGOTA KELUARGA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI KOTARAJA
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2021/2022”

Oleh :

Selamat Fernandus Purba, S. Pd. K

Nip.19830614 201505 100 1

Jayapura, Oktober 2021

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mapel,

Dorce, Elsye Mano, S. Pd, M. Si Selamat Fernandus Purba, S. Pd. K


NIP. 19691210 199910 2 004 Nip.19830614 201505 100 1

Mengetahui / Mengesahkan,

Pengawas MaPel PAK (Pendidikan Agama Kristen)

DisDik Kota Jayapura

........................................

NIP..............................
BERITA ACARA

PELAKSANAAN SEMINAR LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada hari ini : ………........................

Tanggal : Oktober 2021

Pukul : 08.00 WIB s.d Selesai


Bertempat di ruang : SD Negeri Kotaraja

Pada Sekolah : SD Negeri Kotaraja

Telah diselenggarakan acara Seminar Hasil Penelitian:

Dengan Judul : Berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar PAK


(Pendidikan Agama Kristen) Pokok Bahasan Tugas
dan Tanggung jawab dari Setiap Anggota Keluarga
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Kotaraja
Semester 1 Tahun Pelajaran 2021/2022”

Hasil Karya : Selamat Fernandus Purba, S. Pd. K

NIP : 19830614 201505 100 1

Jabatan : Guru

Pangkat/Golongan : III B / Penata Muda Tingkat I

Tempat Tugas : SD Negeri Kotaraja

Alamat Rumah : Rumah Murah Gang Bisoka No.IA No.62

Nomor Telphon/ HP : 082199900368, 081248731238


Pada Acara Seminar tersebut :

Sebagai Penyaji : …………..

Sebagai Moderator : ……………….

Sebagai Pembahas :

Susunan Acara Seminar :

(a) Pembukaan, (b) Sambutan Kepala Sekolah dan / atau Pengawas Sekolah,
(c) Pemaparan Singkat Laporan Hasil Penelitian Oleh Penyaji/ Penulis
Laporan, (d) Tanggapan, pertanyaan, kritik/ saran, masukan dari Peserta
Seminar dan Tanggapan dari Penyaji, (e) Penutup.

Jumlah Peserta yang Hadir : …….. Orang (Daftar Hadir Terlampir)

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat


dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jayapura, Oktober 2021

Mengetahui,
Kepala Sekolah Ketua Seminar,

Dorce, Elsye Mano, S. Pd, M. Si ..............................................


NIP. 19691210 199910 2 004 NIP. ........................................
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Biografi ....................................................................................................... 88

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra Tindakan ................. 89

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ......................... 92

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ......................... 95

Lampiran 4 Lembar Observasi Siswa ......................................................... 98

Lampiran 5 Angket Motivasi Belajar Siswa ............................................... 99

Lampiran 6 Format Nilai Hasil Tes Hasil belajar Siswa .......................... 101

Lampiran 7 Wawancara Pratindakan kepada Guru .................................. 103

Lampiran 8 Wawancara Pasca tindakan Siklus I kepada Guru................. 104

Lampiran 9 Wawancara Pasca tindakan Siklus 2 kepada Guru................ 105

Lampiran 10 Foto Pelaksanaan Penelitian................................................. 106


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Waktu Penelitian ......................................................................... 40

Tabel 2. Daftar Subjek Penelitian ............................................................. 41

Tabel 3. Motivasi Belajar Siswa Pada Pratindakan .................................. 54

Table 4. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Pra Penelitian ............................... 56

Tabel 5. Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pratindakan ............................... 59

Tabel 6. Pembagian Kelompok ................................................................. 62

Tabel 7. Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I ......................................... 64

Table 8. Rekapitulasi Hasil Siklus I .......................................................... 66

Tabel 9 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ...................................... 68

Tabel 10 Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II ....................................... 72

Tabel 11 Rekapitulasi Angket Siklus II .................................................... 74

Tabel 12 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II .................................... 75


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Bagan Model Penelitian Tindakan Kelas

(Kemmis dan Mc Taggart).......................................................................... 46


DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I .............. 65

Grafik 2 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II ............. 73


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat TUHAN atas segala limpahan


rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar PAK
(Pendidikan Agama Kristen) Pokok Bahasan Tugas dan Tanggung jawab
dari Setiap Anggota Keluarga Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Kotaraja Semester 1 Tahun
Pelajaran 2021/2022”

Tujuan penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk


memenuhi salah satu persyaratan untuk kenaikan pangkat golongan pegawai
negeri sipil dan sebagai bentuk profesionalitas guru. Dalam penulisan
Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
segala ketulusan hati penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Dinas pendidikan pemuda dan olah raga pemerintah Kota


Jayapura
2. Guru-Guru SD Negeri Kotaraja yang memberikan motivasi, ide-
ide, gagasan, dan dukungan kepada penulis.
3. Kelas VI D SD Negeri Kotaraja yang telah menjadi subjek
penelitian
4. Keluarga dan sahabat tercinta yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu yang sangat mendukung terseleseikannya PTK ini

Penulis menyadari bahwa mungkin terdapat kesalahan dan


kekurangan dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini. Untuk itu kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan.

Jayapura, Oktober 2021

Peneliti,

Selamat Fernandus Purba, S. Pd. K

Nip.19830614 201505 10
PERSEMBAHAN

PTK (Penelitian Tindakan kelas) yang berjudul “Meningkatkan

Hasil Belajar PAK (Pendidikan Agama Kristen) Pokok Bahasan Tugas

dan Tanggung jawab dari Setiap Anggota Keluarga Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VI SD Negeri

Kotaraja Semester 1 Tahun Pelajaran 2021/2022” ini saya

persembahkan untuk:

1. Dinas pendidikan pemuda dan olah raga pemerintah Kota Jayapura

yang telah menyetujui dan mengesahkan PTK ini.

2. Dewan guru beserta stafnya yang telah membantu dalam proses

penyelesaian PTK ini.

3. Siswa Kelas VI SD Negeri Kotaraja Tahun Pelajaran 2021/2022

yang menjadi subjek penelitian kami.

4. Tentu Saja untuk UNIVERSITAS IAKN Ambon (sebagai Panitia

terlaksananya PPG Guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) dan

Budi Pekerti, dan

5. Keluarga dan sahabat tercinta yang telah mendukung sampai

selesainya penelitian ini.


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses menimba ilmu. Dengan belajar

seseorang akan mendapatkan ilmu baru. Dengan adanya ilmu yang

dimiliki, seseorang akan mudah menyelesaikan suatu permasalahan, baik

permasalahan dalam diri ataupun permasalahan yang terjadi di sekitar

lingkungan. Oleh karenanya siswa harus mempunyai Hasil belajar yang

tinggi.

Salah satu tanggung jawab guru dalam proses belajar pengajar

adalah meningkatkan Hasil belajar siswa agar proses belajar berhasil

dengan baik. Keberhasilan ini banyak tergantung pada usaha guru untuk

membangkitkan Hasil belajar siswa, sebagaimana guru menggunakan

berbagai cara, pendekatan dengan siswa dan metode untuk

membangkitkan belajar siswa dalam meningkatkan Hasil belajarnya,

karena Prestasi meningkat bukan hanya dambaan setiap siswa maupun

orang tua murid, seorang guru pun memiliki harapan akan peningkatan

Hasil belajar siswa yang dibinanya. Akan tetapi tidak banyak guru

memiliki ilmu atau kemapuan tentang strategi peningkatan Hasil belajar

siswa.

Akan tetapi kondisi di lapangan saat mengajar guru menemukan

banyak kendala. Salah satu masalah di kelas VI adalah tentang Hasil


belajar siswa khususnya pada pelajaran PAK (Pendidikan Agama

Kristen) Pokok Bahasan Tugas dan Tanggung jawab dari Setiap Anggota

Keluarga. Hal ini di tunjukkan adanya kemauan siswa untuk belajar yang

sangat kurang. Mungkin disebabkan karena tidak menariknya kondisi

yang tercipta ketika proses belajar mengajar dilakukan. Sebagian besar

guru hanya mengajar dengan metode lama yaitu berceramah. Mulai dari

pagi hingga siang, guru yang berdiri di depan kelas, selalu hanya

berceramah tanpa ikut melibatkan langsung siswa dalam proses

pembelajaran. Oleh karena itu, siswa merasa bahwa ke sekolah itu hanya

menjadi rutinitas yang membosankan.

Selain metode ceramah yang PAK (Pendidikan Agama Kristen),

guru sangat tidak menarik siswa untuk belajar, kurangnya minat siswa

dalam menuntut ilmu ini juga disebabkan oleh kurang sadarnya siswa

akan pentingnya ilmu itu. Siswa tersebut tidak tahu untuk apa mereka

belajar ke sekolah. Mereka datang ke sekolah dari pagi hingga siang hari

hanya sebagai kegiatan yang mereka anggap sebagai rutinitas yang harus

dilakukan karena mengikuti perintah orang tua.

Dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka guru PAK

(Pendidikan Agama Kristen) kelas VI merasa berkewajiban untuk

melaksanakan pengembangan metode belajar siswa yang dalam hal ini

sekaligus di jadikan oleh peneliti sebagai tindakan penelitian di dalam

kelas.
Sehubungan dengan itu, guru hendak mencoba menerapkan metode

Jigsaw, Melalui metode jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang

anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang

heterogen. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks;

dan tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari

bahan akademik tersebut.

Para anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung

jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan

selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan

tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut "kelompok pakar" (expert

group). Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar

kembali kembali ke kelompok semula (home teams) untuk mengajar

anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok

pakar. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam "home teams",

para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah

dipelajari.

Oleh karena itu, guru merasa penting untuk melaksanakan

penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar PAK (Pendidikan

Agama Kristen) Pokok Bahasan Pokok Bahasan Tugas dan Tanggung

jawab dari Setiap Anggota Keluarga Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa VI SD Negeri Kotaraja Semester 1

Tahun Pelajaran 2021/2022”


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah di jelaskan sebelumnya

maka rumusan masalah yang akan di kaji dalam Penelitian Tindakan

Kelas pada Mata pelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen) Tahun

Ajaran 2021/2022 ini adalah:

1. Bagaimana Hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Kotaraja Tahun

Ajaran 2021/2022 pada pelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen)

Pokok Bahasan “Tugas dan Tanggung jawab dari Setiap Anggota

Keluarga” sebelum di terapkan Metode Jigsaw ?

2. Bagaimana Hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Kotaraja Tahun

Ajaran 2021/2022 pada pelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen)

Pokok Bahasan Tugas dan Tanggung jawab dari Setiap Anggota

Keluarga sesudah di terapkan Metode Jigsaw ?

3. Apakah Metode Jigsaw dapat meningkatkan Hasil belajar siswa kelas

VI SD Negeri Kotaraja Tahun Ajaran 2021/2022 pada pelajaran PAK

(Pendidikan Agama Kristen) Pokok Bahasan Tugas dan Tanggung

jawab dari Setiap Anggota Keluarga ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah di tentukan di atas di

atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Bagaimana Hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Kotaraja Tahun

Ajaran 2021/2022 pada pelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen)


Pokok Bahasan Tugas dan Tanggung jawab dari Setiap Anggota

Keluarga sebelum di terapkan Metode Jigsaw.

2. Bagaimana Hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Kotaraja Tahun

Ajaran 2021/2022 pada pelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen)

Pokok Bahasan Tugas dan Tanggung jawab dari Setiap Anggota

Keluarga sesudah di terapkan Metode Jigsaw.

3. Apakah Metode Jigsaw dapat meningkatkan Hasil belajar siswa kelas

VI SD Negeri Kotaraja Tahun Ajaran 2021/2022 pada pelajaran PAK

(Pendidikan Agama Kristen) Pokok Bahasan Tugas dan Tanggung

jawab dari Setiap Anggota Keluarga.

D. Pembatasan Penelitian

1. Hasil belajar Siswa

Hasil belajar siswa yang di maksud dalam penelitian ini adalah :

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajar.

2. Metode Jigsaw

Metode Jigsaw yang di maksud dalam penelitian ini adalah : teknik

pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan guru, yang memiliki

tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran.

E. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini, di harapkan mampu memberikan manfaat bagi:

1. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan


Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang sangat

berharga pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada

penerapan model-model pembelajaran untuk meningkatkan hasil

proses pembelajaran dan hasil belajar di kelas.

2. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki

praktik-praktik pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan

efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa

meningkat.

3. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar dan solidaritas siswa untuk

menemukan pengetahuan dan mengembangkan wawasan,

meningkatkan kemampuan menganalisis suatu masalah melalui

pembelajaran dengan model pembelajaran inovatif.

4. Bagi Guru atau Calon Peneliti

Sebagai sumber informasi dan referensi dalam pengembangan

penelitian tindakan kelas dan menumbuhkan budaya meneliti agar

terjadi inovasi pembelajaran.

5. Bagi Peneliti

Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan

keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat,


merasakan, dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang

dilakukan selama ini sudah efektif dan efisien.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1) Hasil Belajar

1. Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya

kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat

ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis

mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut

dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan

suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul

dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar

(Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3).

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125)

mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan

adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen


pada diri orang yang belajar. Sehubungan dengan pendapat itu,

maka Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa sesorang

dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu

menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan-

perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan

berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu objek.

Jika dikaji lebih mendalam, maka hasil belajar dapat

tertuang dalam taksonomi Bloom, yakni dikelompokkan dalam

tiga ranah (domain) yaitu domain kognitif atau kemampuan

berpikir, domain afektif atau sikap, dan domain psikomotor atau

keterampilan. Sehubungan dengan itu, Gagne (dalam Sudjana,

2010: 22) mengembangkan kemampuan hasil belajar menjadi

lima macam antara lain: (1) hasil belajar intelektual merupakan

hasil belajar terpenting dari sistem lingsikolastik; (2) strategi

kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang dalam

arti seluas-luasnya termaksuk kemampuan memecahkan masalah;

(3) sikap dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional

dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan

bertingkah laku terhadap orang dan kejadian; (4) informasi verbal,

pengetahuan dalam arti informasi dan fakta; dan (5) keterampilan

motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup

serta memprestasikan konsep dan lambang.


Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan

dengan melakukan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran

memerlukan alat sebagai pengumpul data yang disebut dengan

instrumen penilaian hasil belajar. Menurut

Wahidmurni, dkk. (2010: 28), instrumen dibagi menjadi dua

bagian besar, yakni tes dan non tes. Selanjutnya, menurut

Hamalik (2006: 155), memberikan gambaran bahwa hasil belajar

yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh

siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Hasil belajar

tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang

dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan

keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya

peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan

dengan sebelumnya.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut

Munadi (Rusman, 2012:124) antara lain meliputi faktor internal

dan faktor eksternal:

 Faktor Internal

Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti

kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek,

tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal


tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima

materi pelajaran.

· Faktor Psikologis. Setiap indivudu dalam hal ini

peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang

berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil

belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi

(IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan

daya nalar peserta didik.

 Faktor Eksternal

Faktor Lingkungan. Faktor lingkungan dapat

mempengurhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi

lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam

misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah

hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat

berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran

pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan

ruangan yang cukup untuk bernafas lega.

Faktor Instrumental. Faktor-faktor instrumental

adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang

sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini

diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya


tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor

instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru

Menurut Sunarto (2009) faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar antara lain:

 Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari

dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi

belajarnya. Diantara faktor-faktor intern yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar seseorang antara lain:

a. Kecerdasan/intelegensi

b. Bakat

c. Minat

d. Motivasi

e. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar seseorang yang sifatnya

berasal dari luar diri seseorang tersebut. Yang termasuk

faktor-faktor ekstern antara lain:

a. Keadaan lingkungan keluarga

b. Keadaan lingkungan sekolah

c. Keadaan lingkungan masyarakat


3. Hubungan Media Pembelajaran dengan Hasil Belajar

Reigeluth dan Merril (1979 dan 1983) mengklasifikasikan

variable pembelajaran menjadi tiga, yaitu:

1. Instructional conditions

2. Instructional methods

3. Instructional outcomes

Instructional conditions, didefinisikan sebagai factor yang

mempengaruhi metode pembelajaran dalam meningkatkan hasil

pembelajaran. variable ini berinteraksi dengan metode

pembelajaran, dan pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi oleh

perancang pembelajaran. variable ini harus diterima apa adanya,

tetapi menjadi bahan pijakan dalam penetapan metode

pembelajaran. contohnya seperti motivasi, minat, tingkat social

siswa, bakat siswa, tingkat ekonomi dan sebagainya. Meskipun

tidak dapat dimanipulasi, pada saat tertentu ia dapat pula

dimanipulasi, jika pada saat posisinya berubah menjadi metode

pembelajaran. contoh: siswa akan giat belajar, sebelum tes harian

dilakukan, jika ada motivasi kepada siswa “Anak – anak, minggu

depan tes harian! Bagi anak – anak yang memperoleh nilai 100,

maka akan dapat hadiah berupa ‘hadiah’. Ini berarti kondisi

sebelumnya siswa kurang berminat terhadap pelajaran tersebut.


Oleh karena itu, guru menggunakan cara – cara agar memperoleh

hasil tes meningkat.

Instructional methods, didefinisikan sebagai cara – cara

yang berbeda untuk mencapai instructional outcomes yang

berbeda yang berada di bawah instructional conditions yang

berbeda pula. Berarti strategi pembelajaran merupakan komponen

variable dari instructional methods (Degeng, 1997:10). Pada

dasarnya semua variable yang diklarifikasikan ke dalam metode

pembelajaran dimanipulasi oleh perancang pembelajaran untuk

dilihat tingkat kefektifannya dalam mencapai hasil pembelajaran

yang diinginkan.

Instructional outcomes, mencakup semua kaibat yang

muncul dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi

pembelajaran yang berbeda. Akibat-akibat inilah yang dapat

dijadikan indicator ketercapaian kompetensi dasar. Oleh karea itu,

indicator ketercapaian kompetensi dasar dapat berupa:

1. Hasil pembelajaran yang nyata (actual outcome)

2. Hasil pembelajaran yang diinginkan (desire outcomes)

(Degeng, 1997:11)

Berdasarkan uraian di atas, maka kedudukan strategi

pembelajaran ada pada variable instructional methods dan ini

sangat penting dikuasai oleh seorang guru ketika merancang


pembelajaran. Ketika seorang guru akan melaksanakan

pembelajaran dari rancangan yang telah disiapkan, maka

bagaimana menata materi pembelajarannya, bagaimana

menyajikannya, serta alat apa yang akan digunakannya, disitulah

peran kedudukan strategi pembelajaran.

Berdasarkan pola tersebut di atas, maka hubungan media

pembelajaran audio visual dengan hasil belajar merupakan

hubungan kualitas. Artinya hasil belajar sangat dipengaruhi oleh

pemilihan media pembelajaran yang tepat, yang sesuai dengan

materi yang ingin disampaikan, sebaliknya hasil belajar yang

diinginkan juga menjadi perhatian yang serius dalam memilih

media pembelajaran yang tepat.

2) Metode Jigsaw

Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-

kawannya dari Universitas Texas dan kemudian di adaptasi oleh

Slavin dan kawan-kawannya. Melalui metode jigsaw kelas dibagi

menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa

dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan

kepada siswa dalam bentuk teks; dan tiap siswa bertanggung jawab

untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.

Para anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung

jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan


selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan

tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut "kelompok pakar"

(expert group). Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok

pakar kembali kembali ke kelompok semula (home teams) untuk

mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam

kelompok pakar. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam

"home teams", para siswa dievaluasi secara individual mengenai

bahan yang telah dipelajari.

1. Pengertian Metode Jigsaw

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode jigsaw. Istilah

metode berasal dari bahasa Yunani "Metodos". Kata ini terdiri dari

dua suku kata yaitu "Metha" yang berarti melalui atau melewati

dan "hodos" jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang

dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian Kata jigsaw berasal

dari bahasa Inggris yang berarti “gergaji atau memotong”. Dalam

metode pembelajaran teknik jigsaw termasuk dalam jenis metode

pembelajaran kooperatif.

Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di

mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih

besar dalam melaksanakan pembelajaran. Jigsaw adalah teknik

pembelajaran aktif yang biasa digunakan karena teknik ini

mempertahankan tingkat tanggung jawab pribadi yang


tinggi. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim,

ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara

mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba

untuk mempelajari semua materi sendirian.

Pengertian jigsaw learning adalah sebuah teknik yang

dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknis

"pertukaran dari kelompok ke kolompok lain." (group to group

exchange) dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik

mengajarkan sesuatu. Sedangkan menurut Arends (1997) model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model

pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok

kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama

saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas

ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan

menyampaikan materi tersebut kepada kelompok yang lain.

2. Sejarah Jigsaw

Teknik jigsaw adalah salah satu teknik cooperative

learning yang pertama kali diterapkan oleh aronson tahun 1971 dan

dipublikasin tahun 1978. Pada awalnya penelitiannya kelas jigsaw

ini dipakai untuk tujuan agar mengurangi rasa kompetisi

pembelajar dan masalah ras yang terdapat di sebuah kelas yang

berada di Austin, Texas. Kota texas ini termasuk mengalami


masalah rasis yang sangat parah, dan itu pun memunculkan

intervensi dari sekolah-sekolah untuk menghilangkan masalah

tersebut.

Di dalam suatu kelas banyak pembelajar amerika keturunan

afrika, keturunan hispanik (latin), dan pembelajar kulit putih

amerika untuk yang pertama kalinya berada dalam sebuah kelas

bersama-sama. Situasi semakin memanas dan mangancam

lingkungan belajar mereka. Dan pada tahun 1971 Aronson dan

beberapa lulusan pembelajar lainnya menciptakan jigsaw dan

mencoba untuk menerapkannya didalam kelas. Dan usaha keras ini

berhasil dengan sukses, pembelajar yang pada awalnya kurang

berkomunikasi mulai berkomunikasi dan mulai bekerja sama.

Eksperimen ini terdiri dari membentuk kelompok

pembelajaran (kelompok jigsaw) dimana tiap pembelajar

tergantung kepada anggota kelompoknya untuk mendapatkan

informasi yang diperlukan untuk lulus dalam ujian. Tanpa

memandang ras, mereka digabungkan menjadi sebuah grup dan

wajib berkerjasama diantara anggotanya agar mencapai sukses

akademik. Ketika dibandingkan dengan kelas tradisional dimana

pembelajar-pembelajar bersaing secara individu, pembelajar-

pembelajar di dalam kelas.


Wardani mengatakan bahwa teknik jigsaw adalah salah satu

cooperative learning mendorong pembelajar aktif dan saling

membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai

prestasi yang maksimal. Dimana dalam belajar teknik jigsaw

terdapat tahap-tahap dalam penyelenggaraannya yaitu :

a. Pengelompokan pembelajar.

b. Pemberian tugas untuk setiap anggota kelompok.

c. Diskusi kelompok yang terdiri dari kelompok ahli.

Yaitu kelompok yang terdiri dari kelompok ahli yaitu

kelompok yang terdiri dari pembelajar heterogen , ditinjau dari segi

kemampuan dan jenis kelamin yang tergabung dalam bahasan,

tema, ataupun masalah yang sama. Sedangkan kelompok asal yaitu

masing masing kelompok terdiri dari pembelajar yang heterogen,

ditinjau dari kemampuan dan jenis kelamin yang tergabung dalam

bahasan, tema, masalah yang berbeda.

a. Pemberian tes/kuis.

b. Perhitungan penghargaan kelompok.

Hariyanto menyatakan bahwa metode cooperative

learning Pengertian Metode Jigsaw merupakan model belajar

dimana pembelajar belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari

empat sampai enam orang secara heterogen dan bekerja sama

saling bergantung positif dan bertanggung jawab secara mandiri.


Setiap anggota kelompok asal bertemu dalam kelompok ahli untuk

membahas materi yang ditugaskan pada masingmasing anggota

kelompok ahli untuk membahas materi yang ditugaskan pada

masing-masing anggota kelompok dan bertanggung jawab atas

bagian dari materi belajar yang ditugaskan kepadanya. Setelah

pembahasan tugas seleseai kemudian kembali ke kelompok semula

(asal) dan menjelaskan pada teman sekelompoknya untuk mencapai

ketuntasan materi.

3. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Jigsaw

Dalam pembelajaran kooperatif jigsaw langkah-langkah

yang harus dilakukan antara lain :

1) Pembelajaran jigsaw diawali dengan pengenalan topik. Guru

menuliskan topik tersebut di papan tulis dan menanyakan

kepada peserta didik apa yang mereka ketahui mengenai topik

tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengaktifkan

skemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap

menghadapi kegiatan pelajaran yang baru.

2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan

jumlah topik yang akan dibahas yang memiliki kemampuan

akademik yang heterogen. Kelompok ini dinamakan kelompok

asal.
3) Masing-masing anggota kelompok asal mengambil undian

untuk menentukan topik yang akan dibahas.

4) Dari undian yang telah mereka ambil, peserta didik yang

mendapat undian pertama maka akan membahas topik

pertama, sedangkan yang mendapat undian kedua maka akan

membahas topik kedua, demikian seterusnya. Kelompok ini

dinamakan kelompok ahli yang bertanggung jawab untuk

mengkaji secara mendalam topik yang mereka dapatkan. Guru

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mendiskusikannya

5) Setelah selesai, peserta didik dari masing-masing kelompok

ahli kembali kekelompok asal untuk membagikan pengetahuan

yang mereka dapatkan dari kelompok ahli. Guru memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi.

6) Sebelum pembelajaran diakhiri, diadakan diskusi dengan

seluruh kelas. Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan

memberikan review terhadap topik yang telah dipelajari dan

tentu saja memberikan penghargaan berupa ‘hadiah’ kepada

kelompok atau individu peserta didik yang bisa menjawab dan

memiliki nilai yang terbaik

Fasilitator dapat mengatur strategi jigsaw dengan dua cara:

a. Pengelompokkan Homogen
Instruksi : Kelompokkan para peserta yang memiliki

kartu nomor yang sama. Misalnya, para peserta akan

diorganisir ke dalam kelompok diskusi berdasarkan apa yang

mereka baca. Oleh karena itu, semua peserta yang membaca

Bab 1, Bab 2, dst, akan ditempatkan di kelompok yang sama.

Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing

menjadi dua menjadi papan nama, berilah nomor 1 sampai 4

dan letakkanlah di atas meja.

Kelebihan : Pengelompokan semacam ini

memungkinkan peserta berbagi perspektif yang berbeda

tantang bacaan yang sama, yang secara potensial diakibatkan

oleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap salah satu

bab. Potensi yang lebih besar untuk memunculkan proses

analisis dari pada hanya sekedar narasi sederhana.

Kelemahan : fokusnya sempit (satu bab) dan

kemungkinan akan berlebihan.

b. Pengelompokkan Hiterogen

Instruksi : Tempatkan para peserta yang memiliki

nomor yang berbeda-beda untuk duduk bersama. Misalnya,

setiap kelompok diskusi kemungkinan akan terdiri atas 4

individu: satu yang telah membaca Bab 1, satu yang telah

membaca Bab 2, dsb.


Sediakanlah empat kertas lipat, lipatlah masing-masing

menjadi dua menjadi papan nama, berilah nomor 1 sampai 4

dan letakkanlah di setiap meja. Biarkan para peserta mencari

tempatnya sendiri sesuai bab yang telah mereka baca

berdasarkan “siapa cepat ia dapat”.

Kelebihan: Memungkinkan “peer instruction” dan

pengumpulan pengetahuan, memberikan peserta informasi dari

bab-bab yang tidak mereka baca.

Kelemahan: Apabila satu peserta tidak membaca

tugasnya, informasi tersebut tidak dapat dibagi / didiskusikan.

Potensi untuk pembelajaran yang naratif (bukan interpretatif)

dalam berbagi informasi.

4. Faktor Penghambat Metode Jigsaw

Tidak selamanya proses belajar dengan metode jigsaw berjalan

dengan lancar. Ada beberapa hambatan yang dapat muncul, yang

paling sering terjadi adalah kurang terbiasanya peserta didik dan

pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan pengajar masih

terbawa kebiasaan metode konvensional, dimana pemberian materi

terjadi secara satu arah. Faktor penghambat lain adalah kurangnya

waktu, proses metode ini membutuhkan waktu yang lebih banyak,

sementara waktu pelaksanaan metode ini harus disesuaikan dengan

beban kurikulum.
3) Tugas dan Tanggung jawab dari Setiap Anggota Keluarga

A. Peranan Anggota Keluarga

1. Peran Setiap Anggota Keluarga

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa didalam keluarga seorang

ayah mempunyai kedudukan sebagai kepala keluarga. Kepala keluarga

bertanggung jawab atas keselamatan dan kesejahteraan anggota

keluarganya. Tugas pokonya ayah adalah bekerja mencari nafkah untuk

memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, ada juga ibu yang ikut bekerja

untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama.

Kedudukan Ibu sangat penting dalam rumah tangga. Ia

berkedudukan sebagai ibu rumah tangga. Ibu juga mempunyai kewajiban

membimbing dan mendidik anak-anak. Setiap hari, ibu selalu

menyediakan makanan bergizi agar seluruh anggota keluarga sehat.

Ibu juga memasak dan menyelesaikan tugas ibu rumah tangga yang

lain. Namun jika ada pembantu rumah tangga, maka tugas ibu terbantu.

Meskipun tugas ibu banyak, ibu tidak pernah mengeluh, bahkan tetap

penuh dengan kasih saying dan perhatian. Ibu tetap melaksanakan

tugasnya dengan baik. Disamping itu, ibu merupakan pendamping suami

dikala suka maupun duka. Bagaimanapun keadaan suami/ayah, ibu harus

tetap mendampingi sang ayah. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita

menghormati dan menyayangi ibu dengan mengikuti nasihat dan

perintahnya.
Peran anak-anak dirumah, sebenarnya banyak sekali. Tetapi peraan

anak yang utama adalah membantu meringankan beban/pekerjaan orang

tua. Misalnya belajar yang rajin tanpa harus disuruh. Ketika melihat ibu

bekerja, anak dapat membantu semampunya, atau paling tidak, tidaak

mengganggu. Bila ayah sedang capai kita hibur, kita pijit agar capainya

hilang dan ayah jadi senang. Beberapa peran anggota keluarga adalah

sebagai berikut;

a. Ayah

Ayah berperan sebagai kepala keluarga dan kepala rumah

tangga. Beliau memiliki kewajiban untuk memberi nafkah dan

melindungi keluarganya. Ayah bekerja untuk mencari nafkah. Ayah

juga bekerja dengan ikhlas dan sekuat tenaga, agar kebutuhan

keluarga tercukupi. Ayah juga mempunyai kewajiban mendidik putra-

putrinya. Oleh sebab itu, seorang ayah berhak dan wajib dihormati

oleh setiap anggota keluarga.

b. Ibu

Seorang ibu berperan sebagai pendamping suami/ayah. Bahakan

dalam perannya mendampingi ayah, ibu juga sering membantu ayah

dalam mencukupi kebutuhan keluarga. Tidak jarang saat ini seorang

ibu bekerja seperti ayah, agar semua kebutuhan keluarga tak ada

kekurangannya. Selain itu, ibu juga berperan sebagai pengurus semua


keperluan rumah tangga. Tugas ibu sanga berat, untuk itu kita harrus

berbakti kepadanya.

c. Anak

Anak sebagai anggota keluarga, harapannya setia, artinya harus

taat dan patuh kepada orang tua. Nasihat dan saran orang tua harus

ditaati agar tidak menyesal dikemudian hari. Semua nasihat dari orang

tua bertujuan baik, demi masa depan anak-anaknya.

2. Kecenderungan Perubahan Peran Dalam Keluarga

Denagan perkembangan jaman yang semakin maju dan semamkin

meningkatnya kebutuhan keluarga, maka saat ini peran anggota keluarga

dirumah cenderung berubah pula. Misalnya, seorang ibu duli hanya

sebagi pendamping suami dan pengasuh putra-putrinya. Tetapi saat ini

banyak ibu-ibu yang harus bertanggung jawab terhadap hidup

kelangsungan keluarganya. Hal-hal yang dapat menyebabkan perang

seorang ibu dalam keluarga beruba antara lain berikut ini;

a. Tingkat pendidikan dan disiplin ilmu yang diperoleh ibu/wanita

sehingga harus bekerja. Mereka harus mengamalkan ilmu yang

didapat agar bermanfaat, yaitu dengan bekerja.

b. Suami belum dapat bekerja sesuai yang diinginkan.

c. Gaji suami kurang mencukupi.

Perubahan peran dalam keluarga juga terkadang dialami anak,

ketika hal-hal berikut terjadi;


1) Orang tua sudah tiada

2) Pengahsilan orang tua kecil

3) Jumlah anggota keluarga yang besar

B. Pengalaman Melaksanakan Peran dalam Anggota Keluarga

Peran seorang anak tentu berbeda dengan peran anggota

keluarga yang lain. Semuanya punya peran masing-masing. Dalam

melaksanakan peran sebagai anggota keluarga, harus dilaksanakan

dengan tulus ikhlas, selalu tersenyum, tidak menggerutu, cemberut,

karena berakibat tidak baik. Apabila dalam keluarga, setiap

anggotanya sudah melaksanakan tugas masing-masing dengan

seimbang, maka keluarga akan harmonis, rukun, dan damai.

B. KERANGKA BERPIKIR

Proses belajar mengajar adalah proses komunikasi yang

didalamnya terdapat berbagai kegiatan belajar, salah satunya adalah

dengan penyampaian media pembelajaran oleh guru. Guru sebagai

pendidik dan penyelenggara kegiatan pembelajaran di kelas harus dapat

mengoptimalkan kegiatan belajar. Pembelajaran merupakan suatu upaya

yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu

pengetahuan dan menciptakan sistem lingkungan belajar mengajar

dengan berbagai media, sumber dan metode. Dimana dengan

menggunakan media, sumber, dan metode pembelajaran dimaksudkan

agar siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien
sehingga hasil belajarnya dapat optimal. Agar dapat diperoleh hasil

belajar yang optimal, maka dalam proses pembelajaran diperlukan suatu

media, sumber, dan metode pembelajaran yang tepat.

Metode ceramah masih digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar. Dalam metode ini guru hanya menyampaikan materi pelajaran

secara lisan, sehingga siswa cenderung bersifat pasif. Dengan

menggunakan metode konvensional ini pembelajaran menjadi kurang

efektif dalam proses belajar mengajar, karena dengan selesainya

pembelajaran, materi akan dilupakan siswa begitu saja. Hal ini tentunya

akan menghambat pencapaian kompetensi yang diharapkan. Selain itu

metode ceramah merupakan metode yang bersifat satu arah yaitu

berfokus pada guru saja dalam kegiatan pembelajaran, akibatnya proses

pembelajaran kurang efektif sehingga hasil belajar siswa rendah.

Pencapaian kompetensi sangat ditentukan oleh keaktifan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu ditingkatkan keaktifan

siswa dalam preses pembelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen)

karena pada hakikatnya siswa mendapatkan pengetahuannya jika mereka

mampu mengoptimalkan aktivitas belajarnya.

Keaktifan siswa selama proses pembelajaran mempunyai pengaruh

yang sangat besar terhadap hasil belajar yang akan dicapai. Untuk

mengatasi hal itu perlu diupayakan suatu media, sumber belajar, dan

metode pembelajaran yang efektif, salah satunya dengan menggunakan


modul pembelajaran.

Penggunaan metode jigsaw dapat mendorong siswa untuk lebih

aktif, kreatif, dan mandiri dalam mempelajari materi pelajaran. Dengan

adanya tujuan yang jelas, sikap aktif, kreatif, dan mandiri siswa.

Peningkatan pemahaman materi pelajaran yang dialami siswa diharapkan

akan mampu menigkatkan hasil belajar.

C. HIPOTESIS PENELITIAN

1. Terdapat perbedaan hasil belajar pada siswa yang menggunakan

metode pembelajaran jigsaw dan yang tidak menggunakan metode

pembelajaran jigsaw pada pembelajaran PAK (Pendidikan Agama

Kristen) Kelas VI SD Negeri Kotaraja.

2. Terdapat kenaikan hasil belajar yang signifikan berdasarkan nilai pre-

test dan post-test siswa dalam pembelajaran PAK (Pendidikan Agama

Kristen) dengan menggunakan metode pembelajaran Jigsaw.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian mengenai peningkatan hasil belajar PAK (Pendidikan

Agama Kristen) Pokok Bahasan Tugas dan Tanggung jawab dari Setiap

Anggota Keluarga melalui metode kooperatif tipe jigsaw ini

dilaksanakan di SD Negeri Kotaraja. Penelitian tersebut berlangsung

pada semester 1 tahun ajaran 2021/2022 tepatnya yakni pada bulan

September sampai November.

Berikut uraian kegiatan dan waktu penelitian:

Tabel 1 Waktu Penelitian:

Kegiatan Sep Okt Nov


Observasi Awal
Berdiskusi dengan kepala sekolah
Menyusun proposal
Menyusun instrument penelitian
Pelaksanaan siklus I
Analisis hasil siklus I
Pelaksanaan siklus II
Analisis hasil siklus II
Menyusus Laporan

B. Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas VI SD Negeri Kotaraja. Kelas ini

berjumlah 20 siswa. Penelitian ini dilakukan di kelas VI, karena


rendahnya Hasil belajar PAK (Pendidikan Agama Kristen) di kelas

tersebut. Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas terhadap

pembelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen) yang berlangsung di

kelas VI pada siswa dengan menerapkan metode Jigsaw. Selanjutnya

peneliti melakukan wawancara dengan siswa dengan fokus pertanyaan

yang tertuju pada peningkatan Hasil belajar PAK (Pendidikan Agama

Kristen) melalui metode Jigsaw. Dalam menentukan segala bentuk

peningkatan Hasil belajar PAK (Pendidikan Agama Kristen), peneliti

membagikan angket kepada siswa kelas VI dengan tujuan untuk

mempermudah peneliti dalam merekap hasil penelitian.

Objek dalam penelitian ini mencakup proses dan hasil, yaitu

pelaksanaan proses pembelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen)

dengan menggunakan metode Jigsaw pada kelas VI SD Negeri Kotaraja

dan hasil dari proses pembelajaran berupa nilai tes.

Tabel 2 Daftar Subjek Penelitian

NO NAMA
1 ANDY PUTRA PANJAITAN

2 CLIMBERSON JOY DIRGA RAHASATY

3 DANIELLA WELMA M. E. HALIATU

4 DELANO CRISTIAN RATU KRISTANTO

5 ELISABETH ANIKE KAMBU


6 ELISABETH ITLAY

7 ERNES YUAN SONAP

8 ESTER CAROLIN C. WANANE

9 GLEDYS CHRISTIAN M. RIWU

10 JOE CHRISTO MANUEL SEMBUNG

11 JULIAN JEALIEN SIHAYA

12 JULISTY DAYREN GIANNI MATUI

13 NATALI PUTRI ANGGEL RUMAYOMI

14 NILAM HANAELA HORTANSIA RUM

15 PASCALYTA OLIVIA R. KAMBU

16 RAFI YUNIOR HATTO MANGAMBEAS

17 SMITH EXEL ITAAR

18 TIMOTY FREDERICK ARA SIMATUPANG

19 VINNA ROIMA KABAK

20 YEHEZKIEL BARUNG

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini berawal dari masalah dalam pembelajaran PAK

(Pendidikan Agama Kristen) di kelas VI SD Negeri Kotaraja. Hasil yang

diperoleh melalui pengamatan menjadi dasar perencanaan penelitian ini.

Tindakan yang dilakukan adalah dengan penerapan metode Jigsaw untuk


meningkatkan Hasil belajar PAK (Pendidikan Agama Kristen) pada

siswa kelas VI SD Negeri Kotaraja.

D. Prosedur Penelitian

1. Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I difokuskan untuk mengetahui

Prestasi siswa dalam belajar PAK (Pendidikan Agama Kristen)

menggunakan metode Jigsaw dalam proses pembelajaran yang

berlangsung.

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan tindakan peneliti membuat rencana

pembelajaran tari PAK (Pendidikan Agama Kristen) yang memuat

tentang tujuan yang ingin dicapai, materi pelajaran tari yang akan

disampaikan, metode yang akan digunakan, bahan ajar, alat, dan

evaluasi.

b. Implementasi Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini didasarkan pada

rencana yang telah disusun, yaitu menerapkan metode Jigsaw

dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui

seberapa tinggi Prestasi siswa dalam belajar PAK (Pendidikan

Agama Kristen).

c. Observasi

Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui


keaktifan belajar siswa, baik dalam perilaku, Prestasi, penerimaan

materi, suasana pembelajaran serta aktivitas siswa terhadap

penerapan media pembelajaran dalam proses pembelajaran PAK

(Pendidikan Agama Kristen). Pelaksanaan observasi dilakukan

pada saat proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi dan Evaluasi

Setelah melakukan kegiatan observasi selama proses

pembelajaran, kemudian dilakukan refleksi untuk mengingat dan

merenungkan kembali hasil tindakan yang sudah dilaksanakan.

Refleksi bertujuan untuk memperoleh dasar dari upaya dalam

perbaikan dari hasil pembelajaran selanjutnya. Adapun evaluasi

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan siswa dalam penguasaan materi pembelajaran PAK

(Pendidikan Agama Kristen).

2. Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II ini bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan serta Prestasi siswa dalam belajar PAK

(Pendidikan Agama Kristen). Siklus ini dilaksanakan untuk

mencermati aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dan hasil kerja

kelompok. Dalam kegiatan siklus II ini juga terdiri atas 4 tahapan

yang sama seperti siklus I, yaitu perencanaan, implementasi,

observasi, refleksi, dan evaluasi.


a. Perencanaan

Pelaksanaan siklus II merupakan refleksi dari perlakuan

tindakan di siklus I, yaitu upaya dalam meningkatkan perbaikan.

Tujuan pada siklus II ini menekankan pada peningkatan Hasil

belajar PAK (Pendidikan Agama Kristen) dengan kembali

menerapkan metode Jigsaw pada pembelajaran yang berlangsung.

b. Implementasi Tindakan

Pelaksanaan implementasi tindakan dalam penelitian ini

didasarkan pada rencana yang telah disusun, yaitu penerapan

metode Jigsaw sebagai upaya peningkatan Hasil belajar PAK

(Pendidikan Agama Kristen) bagi siswa.

c. Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini untuk

mengamati keaktifan belajar siswa, baik dalam perilaku, Prestasi,

penerimaan materi, suasana pembelajaran serta aktivitas siswa

terhadap penerapan media pembelajaran yang digunakan dalam

proses pembelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen).

Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

d. Refleksi dan Evaluasi

Setelah melakukan kegiatan observasi selama proses

pembelajaran, kemudian dilakukan refleksi untuk mengingat dan


merenungkan kembali hasil tindakan yang sudah dilaksanakan.

Refleksi bertujuan untuk memperoleh dasar dari upaya dalam

perbaikan dari hasil pembelajaran selanjutnya. Adapun evaluasi

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan

siswa dalam penguasaan materi pembelajaran PAK (Pendidikan

Agama Kristen).

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti

menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang dirancang

dalam 2 siklus tindakan, masing- masing terdiri dari 4 tahap, yaitu:

(1) perencanaan, (2) implementasi, (3) observasi, dan (4) refleksi.

Tahapan-tahapan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1: Bagan Model Penelitian Tindakan Kelas

(Kemmis dan Mc Taggart)

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam PTK (Penelitian Tindakan Kelas) ini


tentang peningkatan Prestasi siswa dalam belajar PAK (Pendidikan

Agama Kristen) melalui metode Jigsaw di kelas VI SD Negeri

Kotaraja dilakukan dengan pengamatan, angket, dan wawancara.

a. Pengamatan

Kegiatan yang dilakukan adalah dengan pengamatan dan

pengambilan data untuk melihat seberapa jauh efek tindakan yang

telah dicapai. Pengamatan dilakukan dengan instrumen lembar

obsevasi, dokumentasi foto, dan catatan lapangan agar segala

sesuatu yang terjadi pada saat pengambilan data bisa terangkum.

b. Angket

Angket akan dibagikan sebelum dan sesudah tindakan dengan

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden tentang hal-hal yang diketahui siswa.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan guru dan siswa. Wawancara

dilakukan sesuai dengan jadwal penelitian yang sudah ditentukan.

Guru yang diwawancari adalah siswa kelas VI SD Negeri Kotaraja

dengan tujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang telah

dilakukan. Selain itu, siswa yang diwawancarai hanya perwakilan

dari kelas VI saja.

d. Alat Pengumpulan Data

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian sebagai proses


pengumpulan data selain pengumpulan angket siswa, yaitu alat

bantu seperti alat rekam, antara lain HP (Hand Phone) yang ada

fasilitas untuk rekam dan foto, kamera digital, serta alat tulis untuk

mencatat hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan peneliti

untuk memudahkan pekerjaan dalam mengumpulkan data penelitian

(Muhadi, 2011: 112). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini,

instrumen yang digunakan adalah dengan melakukan pembagian

selebaran angket kepada siswa kelas VI, kemudian melakukan

wawancara dengan siswa kelas VI SD Negeri Kotaraja yang berkaitan

dengan peningkatan Prestasi siswa dalam belajar PAK (Pendidikan

Agama Kristen) melalui metode Jigsaw di kelas VI Wawancara

dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan

sebelumnya. Daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan, disusun dan

disesuaikan dengan sumber data yang akan menjadi pendukung dalam

menentukan hasil penelitian terhadap objek yang akan menjadi dasar

dilakukannya penelitian, yaitu siswa kelas VI

G. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah

melakukan analisis data. Adapun analisis data yang dilakukan meliputi


tiga tahap.

1. Reduksi data

Dalam hal ini peneliti melakukan proses seleksi, pemfokusan,

dan penyederhanaan data dari hasil pengumpulan angket siswa serta

hasil wawancara dengan siswa kelas VI SD Negeri Kotaraja. Peneliti

memilih dan memilah data sehingga terkumpul data yang akurat

sebagai dari hasil penelitian. Data dari hasil angket siswa dan

wawancara diseleksi oleh peneliti berdasar fokus permasalahan yang

telah ditetapkan.

2. Penyajian data

Proses selanjutnya adalah menyajikan data yang merupakan

suatu rangkaian informasi dari hasil angket siswa dan wawancara

yang disajikan secara dekriptif dalam bentuk narasi. Sajian data

merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan

sistematis, sehingga saat dibaca akan mudah untuk di pahami Guru

PAK (Pendidikan Agama Kristen) dan memungkinkan peneliti untuk

dapat menganalisis lebih lanjut.

3. Penarikan kesimpulan serta verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan proses akhir dalam

menganalisis hasil penelitian yang dilakukan ini. Oleh karena itu,

perlu adanya penelusuran akhir sebagai langkah pemantapan seperti

mengkaji kembali data yang diperoleh, seperti data tambahan sebagai


pertimbangan yang diperoleh dari dokumentasi dan hasil wawancara.

H. Indikator Keberhasilan

Komponen-komponen yang dijadikan sebagai indikator

keberhasilan dalam penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut:

1. Jika pada akhir siklus 2 data yang diperoleh adanya peningkatan Hasil

belajar PAK (Pendidikan Agama Kristen) dari siklus sebelumnya.

2. Pada akhir siklus 2 diperoleh data yang menunjukkan adanya

peningkatan ketuntasan minimal.

Pencapaian indikator keberhasilan dapat dikatakan meningkat

dalam penelitian ini, apabila data yang diperoleh telah menunjukkan

bahwa indikator keberhasilan dalam peningkatan Hasil belajar PAK

(Pendidikan Agama Kristen) pada siklus kedua lebih meningkat dari

indikator keberhasilan pada siklus yang pertama dan seterusnya.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam BAB ini akan diuraikan tentang deskripsi setting penelitian,

hasil penelitian, dan pembahasannya. Bagian deskripsi setting penelitian

berisi uraian tempat dan waktu penelitian. Hasil penelitian yang akan

diuraikan berisi tentang informasi peningkatan hasil belajar PAK

(Pendidikan Agama Kristen) kelas VI SD Negeri Kotaraja, dengan

menggunakan metode Jigsaw. Pada bagian pembahasan, berisi informasi

prestasi awal belajar PAK (Pendidikan Agama Kristen), pelaksanaan

tindakan kelas, dan peningkatan hasil belajar PAK (Pendidikan Agama

Kristen) siswa kelas VI SD Negeri Kotaraja, dengan metode Jigsaw.

A. Deskripsi Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas VI SD Negeri Kotaraja,

yang beralamat di kecamatan Satui Kabupaten Bengkulu

Selatan. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada rendahnya

prestasi siswa dalam belajar PAK (Pendidikan Agama Kristen)

di kelas VI SD Negeri Kotaraja Pemilihan kelas VI didasarkan

pada wawancara, bahwa rendahnya tingkat hasil belajar PAK

(Pendidikan Agama Kristen) pada siswa kelas VI dibandingkan

dengan kelas yang lainnya. Selain itu, pemilihan tempat

disebabkan kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran


PAK (Pendidikan Agama Kristen), sehingga peneliti mencoba

menggunakan metode Jigsaw untuk memperbaiki pembelajaran

PAK (Pendidikan Agama Kristen) yang kurang optimal di

sekolah tersebut.

B. Deskripsi Per Siklus

1. Pra Tindakan

Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran

yang berupa proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling

pokok. Dengan demikian keberhasilan pendidikan untuk mencapai

tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar mengajar yang

dirancang secara profesional.

Belajar dan mengajar merupakan dua aktivitas yang

berlangsung secara bersamaan, simultan, dan memiliki fokus yang

dPAK (Pendidikan Agama Kristen)hami bersama. Sebagai suatu yang

terencana, belajar memiliki tujuan yang bersifat permanen, yakni

terjadi perubahan pada anak didik. Perubahan yang dimaksud

diantaranya, perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan secara

kontiniu dan profesional, perubahan yang bersifat positif dan aktif,

perubahan yang bertujuan dan terarah, dan perubahan yang mencakup

seluruh aspek tingkah laku.

Keberhasilan belajar mengajar lebih ditekankan pada proses

dan sedikit pada hasil yang diperoleh siswa. Untuk melakukan proses
diperlukan prestasi baik yang timbul dari dalam maupun luar individu.

Pada penelitian ini, penilaian keberhasilan proses belajar mengajar

diamati dari perubahan – perubahan antara lain: aktivitas siswa selama

pembelajaran yang mengarah pada kategori baik, dan tercapainya

syarat ketuntasan belajar mengajar pada siswa. Tindakan yang

dilakukan berupa prestasi atau pengkondisian lingkungan belajar

siswa agar terjadi perubahan seperti yang diinginkan.

Diharapkan, hasil penelitian nantinya mendeskripsikan bahwa

desain pembelajaran yang disusun dan diimplementasikan dengan

baik memberikan hasil yang baik pula.

1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan merupakan kegiatan pertama yang

dilakukan dalam melaksanakan PTK. Pada tahap ini peneliti

melakukan beberapa kegiatan, yaitu :

a. Mempersiapkan materi ajar yaitu Genetik.

b. Menyusun RPP pelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen)

dengan menerapkan penggunaan metode Jigsaw.

c. Menentukan nilai KKM

d. Menyiapkan daftar nama-nama siswa berupa absensi

e. Menyusun instrumen penelitian: lembar observasi aktivitas

siswa, lembar kuesioner prestasi siswa, lembar panduan

wawancara teman guru / sejawat, lembar panduan


wawancara peserta didik, perangkat soal, dan lembar

observasi untuk prestasin peserta didik dalam pembelajaran

PAK (Pendidikan Agama Kristen) menggunakan metode

Jigsaw.

f. Pada akhir pembelajaran peneliti membagikan lembar

kuisioner prestasi kepada masing-masing siswa.

2) Hasil Observasi Pra Tindakan

Sebelum dilaksanakan penelitian, peneliti melakukan studi

pendahuluan pada kelas VI, SD Negeri Kotaraja. Sebelumnya

peneliti juga mengadakan observasi awal. Selain itu, peneliti juga

berdiskusi dengan sesama teman guru bidang PAK (Pendidikan

Agama Kristen) untuk kelas yang lain.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa

yang dilakukan selama proses pra penelitian tindakan kelas

diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 3 Motivasi Belajar Siswa Pada Pratindakan

No Kategori pengamatan Persentase

1. Memperhatikan penjelasan guru 37,5 %

2. Membaca buku siswa 57,5 %

3. Mengajukan pertanyaan 5%

4. Menanggapi pertanyaan/pendapat guru 10 %


5. Menanggapi pertanyaan/pendapat 5%

siswa

6. Bertukar pendapat dengan teman 2,5 %

7. Menulis yang relevan dengan KBM 50 %

8. Menyatakan ide dengan jelas 10 %

9. Mendengarkan penjelasan guru 10 %

10. Perilaku yang tidak relevan dengan 20 %

KBM

Keterangan :

Jumlah = jumlah siswa menurut kategori pengamatan dalam satu siklus.

% = persentase jumlah siswa yang beraktivitas berdasarkan kategori

pengamatan.

Kesepuluh kategori di atas didasarkan pada pengamatan

peneliti atas kegiatan atau aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Kesepuluh kategori ini terus dijadikan

sebagai acuan pengamatan tindakan, untuk melihat hasil belajar

siswa dalam setiap siklus yang digunakan pada penelitian. Kategori

pengamatan aktivitas siswa tersebut dapat digambarkan dalam

bentuk grafik sehingga terlihat dengan jelas kemajuan ataupun

kemunduran aktivitas yang terjadi selama prapenelitian

berlangsung. Perubahan perilaku yang terjadi dalam kegiatan


pembelajaran tergambar dengan jelas.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD Negeri

Kotaraja, ditunjukkan persentase hasil belajar siswa pada

pratindakan penelitian dengan kategori pengamatan: (1)

mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru 37,5%, (2)

membaca buku siswa 57,5%, (3) mengajukan pertanyaan 5%, (4)

menanggapi pertanyaan/pendapat guru 10 %, (5) menanggapi

pertanyaan/pendapat siswa 2,5%, (6) bertukar pendapat dengan

teman sekelompok 2,5%, (7) menulis yang relevan dengan KBM

50%, (8) menyatakan ide dengan jelas 12,5%, (9) mendengarkan

penjelasan siswa 10 %, dan (10) perilaku yang tidak relevan

dengan KBM 20%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa

mengikuti KBM masih rendah, dan masih ada siswa yang belum

ikut terlibat dalam diskusi.

Adapun hasil rakapitulasi kuisioner pra tindakan adalah

sebagai berikut:

Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Pra Penelitian

NO PERNYATAAN JAWABAN

SS S KS TS

1 Pertama mengikuti, kesan saya materi 15 12 8 5

pelajaran ini sulit


2 Setelah membaca informasi 12 10 15 3

pendahuluan,saya mulai memahami

3 Saya merasa bingung dengan pertanyaan 14 12 10 4

yang diajukan guru.

4 Saya merasa senang ketika dibentuk 25 10 5 -

kelompok belajar.

5 Saya semakin merasa terarah setelah 18 20 2 -

berada dalam kel.belajar.

Saya merasa terdorong menjawab

6 pertanyaan guru karena pertanyaannya 12 16 6 6

cukup jelas.

Saya terkesan dengan penampilan guru

7 yang memberi prestasi dalam kelompok 12 20 6 2

belajar

Banyak manfaat yang mengesankan

8 bahwa materi ini penting bagi saya dalam 15 23 2 -

kehidupan sehari-hari.

9 Saya sangat menyenangi suasana belajar 23 14 2 1

kelompok seperti ini.

RATING 4 3 2 1
Keterangan :

SS = Sangat Setuju (Nilai 4)

S = Setuju (Nilai 3)

KS = Kurang Setuju (Nilai 2)

TS = Tidak Setuju (Nilai 1)

Alternatif pilihan jawaban yang disediakan pada setiap

kolom menggunakan peringkat (bergradasi). Karena itu, setiap

kolom dalam tabel menunjukkan rating nilai yang berbeda. Sebagai

konsekwensinya, setiap centang dalam kolom pada tabel kuesioner

menunjukkan nilai jawaban tertentu. Analisis perhitungan

dilakukan dengan mencermati banyaknya centangan dalam kolom,

dan mengalikannya dengan rating yang telah ditentukan. Setelah

kuisioner dikumpulkan kembali, perhitungan dilakukan dengan

menghitung jumlah siswa yang memberikan jawaban pada kolom

tertentu. Hasil akhirnya nanti akan didapati frekuensi jumlah

centang pada kolom tertentu dikalikan dengan rating nilai dan

dibagikan jumlah responden.

3) Hasil Tes Pra Tindakan


Setelah pembelajaran berakhir, hasil yang diperoleh berupa

nilai akhir test siswa pada perlakuan pratindakan penelitian adalah

sebagai berikut :
Tabel 5 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pratindakan

No NAMA SISWA NILAI KETERANGAN


1 ANDY PUTRA PANJAITAN 60 BelumTuntas

2 CLIMBERSON JOY DIRGA RAHASATY 75 Tuntas

3 DANIELLA WELMA M. E. RHSATY 70 Belum Tuntas

4 DELANO CRISTIAN RATU KRISTANTO 60 Belum Tuntas

5 ELISABETH ANIKE KAMBU 70 Belum Tuntas

6 ELISABETH ITLAY 65 Belum Tuntas

7 ERNES YUAN SONAP 70 Belum Tuntas

8 ESTER CAROLIN C. WANANE 75 Tuntas

9 GLEDYS CHRISTIAN M. RIWU 70 Belum Tuntas

10 JOE CHRISTO MANUEL SEMBUNG 75 Tuntas

11 JULIAN JEALIEN SIHAYA 75 Tuntas

12 JULISTY DAYREN GIANNI MATUI 75 Tuntas

13 NATALI PUTRI ANGGEL RUMAYOMI 85 Tuntas

14 NILAM HANAELA HORTANSIA RUM 75 Tuntas

15 PASCALYTA OLIVIA R. KAMBU 75 Tuntas

16 RAFI YUNIOR HATTO MANGAMBEAS 75 Tuntas

17 SMITH EXEL ITAAR 70 Belum Tuntas

18 TIMOTY FREDERICK ARA 85 Tuntas


SIMATUPANG

19 VINNA ROIMA KABAK 70 Belum Tuntas

20 YEHEZKIEL BARUNG 70 Belum Tuntas

Rata-rata Kelas / Persentase Ketuntasan 40 40 %

2. Siklus I

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I ini

dilakukan sama seperti pra tindakan kelas sebelumnya. Dimulai dari

aktivitas mempersiapkan bahan ajar berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Guru melakukan proses pembelajaran

berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah di

tetapkan. Pembelajaran dimulai dengan menggunakan metode Jigsaw

pada Pokok Bahasan Tugas dan Tanggungjawab dari Setiap Anggota

Keluarga.

Berikutnya, guru membagi siswa menjadi delapan kelompok

yang disebut kelompok asal. Dalam kegiatan ini Guru memberikan

intruksi dimana para anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki

tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama

dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian

bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut "kelompok

pakar" (expert group). Selanjutnya para siswa yang berada dalam

kelompok pakar (murid yang memiliki kemampuan di atas rata-rata),


lalu kembali kembali ke kelompok semula (home teams) untuk

mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam

kelompok pakar. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam

"home teams", para siswa dievaluasi secara individual mengenai

bahan yang telah dipelajari. Langkah-langkah sesuai Metode Jigsaw :

1. Guru membuat kelompok "kelompok pakar" (expert group),

murid-murid yang memiliki kemampuan dan bisa

mewujudkan metode ini, lalu guru memberikan materi atau

menjelaskan materi kepada “kelompok pakar”

2. Berikut, peserta didik ‘kelompok pakar” kembali ke

kelompok yang sudah di buat 4 kelompok (terdiri 5 orang

setiap 1 kelompok), lalu mulai menyampaikan materi atau

penjelasan apa yang sudah diterima oleh peserta didik

“kelompok pakar” dan kelompok tersebut mulai berdiskusi

dan menjawab kuis yang di berikan oleh guru (peserta didik

secara individu bisa menjawab).

3. Sebelum pembelajaran diakhiri, diadakan diskusi dengan

seluruh kelas. Selanjutnya, guru menutup pembelajaran

dengan memberikan review terhadap topik yang telah

dipelajari dan tentu saja memberikan penghargaan berupa

‘hadiah’ kepada kelompok atau individu peserta didik yang

bisa menjawab dan memiliki nilai yang terbaik


Setiap kelompok diberikan soal yang berkaitan dengan

perhitungan mawaris dan mendiskusikannya. Adapun pembagian

kelompok asal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6 Pembagian Kelompok


Nama Kelompok Anggota
ANDY PUTRA PANJAITAN

CLIMBERSON JOY D.
Kelompok 1 RAHASATY

DANIELLA WELMA M. E.
RHSATY

DELANO CRISTIAN RATU


KRISTANTO

ELISABETH ANIKE KAMBU

ELISABETH ITLAY

ERNES YUAN SONAP


Kelompok 2
ESTER CAROLIN C. WANANE

GLEDYS CHRISTIAN M. RIWU

JOE CHRISTO MANUEL


SEMBUNG

JULIAN JEALIEN SIHAYA

JULISTY DAYREN GIANNI


Kelompok 3 MATUI
NATALI PUTRI ANGGEL
RUMAYOMI

NILAM HANAELA HORTANSIA


RUM

PASCALYTA OLIVIA R. KAMBU

RAFI YUNIOR HATTO


MANGAMBEAS

SMITH EXEL ITAAR

TIMOTY FREDERICK ARA


Kelompok 4
SIMATUPANG

VINNA ROIMA KABAK

YEHEZKIEL BARUNG

1) Perencanaan Tindakan Siklus I

Perencanaan tindakan merupakan kegiatan pertama yang

dilakukan dalam melaksanakan PTK. Pada tahap ini peneliti

melakukan beberapa kegiatan, yaitu :

a. Mempersiapkan materi ajar yaitu Genetik.

b. Menyusun RPP pelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen)

dengan menerapkan penggunaan metode Jigsaw.

c. Menentukan nilai KKM

d. Menyiapkan daftar nama-nama siswa berupa absensi

e. Menyusun instrumen penelitian: lembar observasi aktivitas


siswa, lembar kuesioner prestasi siswa, lembar panduan

wawancara teman guru / sejawat, lembar panduan

wawancara peserta didik, perangkat soal, dan lembar

observasi untuk prestasi peserta didik dalam pembelajaran

PAK (Pendidikan Agama Kristen) menggunakan metode

Jigsaw.

f. Pada akhir pembelajaran peneliti membagikan lembar

kuisioner prestasi kepada masing-masing siswa.

2) Hasil Observasi Siklus I

Hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa yang

dilakukan selama proses penelitian tindakan kelas siklus I diperoleh

data sebagai berikut :

Tabel 7 Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I

No Kategori pengamatan Persentase

1. Memperhatikan penjelasan guru 50 %

2. Membaca buku siswa 50 %

3. Mengajukan pertanyaan 12,5 %

4. Menanggapi pertanyaan/pendapat guru 17,5 %

5. Menanggapi pertanyaan/pendapat 10 %

siswa

6. Bertukar pendapat dengan teman 15 %


7. Menulis yang relevan dengan KBM 40 %

8. Menyatakan ide dengan jelas 17,5 %

9. Mendengarkan penjelasan guru 22,5 %

10. Perilaku yang tidak relevan dengan 15 %

KBM

Keterangan :

Jumlah = jumlah siswa menurut kategori pengamatan dalam satu siklus.

% = persentase jumlah siswa yang beraktivitas berdasarkan kategori

pengamatan.

Untuk lebih jelas lagi perkembangan dapat dilihat melalui

grafik di bawah ini.

Grafik 1 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I

60%

50%

40%

30%

20% PROSENTASE

10% Column1

0% Column2
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD Negeri

Kotaraja, ditunjukkan persentase jumlah siswa yang mengikuti

aktivitas belajar pada siklus I dengan kategori pengamatan: (1)

mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 50%, (2) membaca

buku siswa 50%, (3) mengajukan pertanyaan 12,5%, (4)

menanggapi pertanyaan/pendapat guru 17,5%, (5) menanggapi

pertanyaan/ pendapat siswa 10%, (6) bertukar pendapat dengan

teman sekelompok 15%, (7) menulis yang relevan dengan KBM

40%, (8) menyatakan ide dengan jelas 17,5%, mendengarkan

penjelasan siswa 22,5%, dan (10) perilaku yang tidak relevan

dengan KBM 15%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa

mengikuti KBM sudah tinggi.

Adapun hasil rakapitulasi kuisioner siklus I adalah sebagai

berikut:

Tabel 8 Rekapitulasi Hasil Siklus I

NO PERNYATAAN JAWABAN

SS S KS TS

1 Pertama mengikuti, kesan saya materi 15 10 8 7

pelajaran ini sulit

2 Setelah membaca informasi 18 8 10 4

pendahuluan,saya mulai memahami


3 Saya merasa bingung dengan pertanyaan 12 7 15 6

yang diajukan guru.

4 Saya merasa senang ketika dibentuk 25 10 5 -

kelompok belajar.

5 Saya semakin merasa terarah setelah 16 18 4 2

berada dalam kel.belajar.

Saya merasa terdorong menjawab

6 pertanyaan guru karena pertanyaannya 10 15 8 7

cukup jelas.

Saya terkesan dengan penampilan guru

7 yang memberi prestasi dalam kelompok 15 16 5 4

belajar

Banyak manfaat yang mengesankan

8 bahwa materi ini penting bagi saya dalam 20 14 6 -

kehidupan sehari-hari.

9 Saya sangat menyenangi suasana belajar 20 15 2 3

kelompok seperti ini.

RATING 4 3 2 1

Keterangan :

SS = Sangat Setuju (Nilai 4)

S = Setuju (Nilai 3)
KS = Kurang Setuju (Nilai 2)

TS = Tidak Setuju (Nilai 1)

Alternatif pilihan jawaban yang disediakan pada setiap

kolom menggunakan peringkat (bergradasi). Karena itu, setiap

kolom dalam tabel menunjukkan rating nilai yang berbeda. Sebagai

konsekwensinya, setiap centang dalam kolom pada tabel kuesioner

menunjukkan nilai jawaban tertentu. Analisis perhitungan

dilakukan dengan mencermati banyaknya centangan dalam kolom,

dan mengalikannya dengan rating yang telah ditentukan. Setelah

kuisioner dikumpulkan kembali, perhitungan dilakukan dengan

menghitung jumlah siswa yang memberikan jawaban pada kolom

tertentu. Hasil akhirnya nanti akan didapati frekuensi jumlah

centang pada kolom tertentu dikalikan dengan rating nilai dan

dibagikan jumlah responden.

3) Hasil Tes Siklus I


Setelah pembelajaran berakhir, hasil yang diperoleh berupa

nilai akhir test siswa pada Siklus I adalah sebagai berikut :

Tabel 9 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No NAMA SISWA NILAI KETERANGAN


1 ANDY PUTRA PANJAITAN 70 BelumTuntas

2 CLIMBERSON JOY DIRGA RAHASATY 80 Tuntas

3 DANIELLA WELMA M. E. HALIATU 70 Belum Tuntas


4 DELANO CRISTIAN RATU KRISTANTO 60 Belum Tuntas

5 ELISABETH ANIKE KAMBU 80 Tuntas

6 ELISABETH ITLAY 65 Belum Tuntas

7 ERNES YUAN SONAP 70 Belum Tuntas

8 ESTER CAROLIN C. WANANE 60 Belum Tuntas

9 GLEDYS CHRISTIAN M. RIWU 75 Tuntas

10 JOE CHRISTO MANUEL SEMBUNG 90 Tuntas

11 JULIAN JEALIEN SIHAYA 70 Belum Tuntas

12 JULISTY DAYREN GIANNI MATUI 80 Tuntas

13 NATALI PUTRI ANGGEL RUMAYOMI 85 Tuntas

14 NILAM HANAELA HORTANSIA RUM 75 Tuntas

15 PASCALYTA OLIVIA R. KAMBU 70 Belum Tuntas

16 RAFI YUNIOR HATTO MANGAMBEAS 75 Tuntas

17 SMITH EXEL ITAAR 65 Belum Tuntas

18 TIMOTY FREDERICK ARA 85 Tuntas


SIMATUPANG

19 VINNA ROIMA KABAK 70 Belum Tuntas

20 YEHEZKIEL BARUNG 70 Belum Tuntas

Rata-rata Kelas / Persentase Ketuntasan 73,25 45 %


3) Refleksi Siklus I

Refleksi ini dilakukan untuk menentukan apakah

tindakan Siklus I harus diulangi atau sudah mencapai

keberhasilan, dalam kegiatan belajar mengajar diperoleh

informasi dari hasil pengamatan atau adalah sebagai berikut :

a. Berdasarkan hasil tes akhir pada tindakan Siklus diperoleh

data bahwa yang mendapat skor ? 75 adalah (70%) peserta

didik dengan demikian kriteria keberhasilan pembelajaran

sudah mencapai kriteria yang telah ditetapkan pada

tindakan (Siklus I).

b. Hasil yang diperoleh bahwa peneliti sudah maksimal

dalam memberikan prestasi kepada peserta didik.

c. Hasil yang dilihat dari aktivitas siswa, sudah seperti yang

diharapkan dan diperoleh keterangan dari peserta didik

umumnya mereka senang dengan metode yang di gunakan.

Hanya waktunya terlalu cepat habis yang 2 x 45 menit itu.

d. Hasil yang diperoleh dari kuissioner yang dibagi kepada

siswa menunjukkan jawaban yang menggembirakan

berdasarkan perhitungan yang dilaksanakan oleh peneliti

pada jawaban masing-masing peserta.

3. Siklus II

Mengacu pada hasil (refleksi) pelaksanaan tindakan pada siklus


I, disusun pula rencana yang dilakukan pada siklus berikutnya (siklus

II). Dalam siklus ini, siswa terlebih dulu diberikan tugas untuk

membaca buku yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas,

selanjutnya guru membagi siswa dalam beberapa kelompok seperti

pada siklus I.

1) Perencanaan Tindakan Siklus II

Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa kegiatan, yaitu :

a. Mempersiapkan materi ajar yaitu Genetik.

b. Menyusun RPP pelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen)

dengan menerapkan penggunaan metode Jigsaw.

c. Menentukan nilai KKM

d. Menyiapkan daftar nama-nama siswa berupa absensi

e. Menyusun instrumen penelitian: lembar observasi aktivitas

siswa, lembar kuesioner prestasi siswa, lembar panduan

wawancara peserta didik, perangkat soal, dan lembar

observasi untuk prestasin peserta didik dalam pembelajaran

PAK (Pendidikan Agama Kristen) menggunakan metode

Jigsaw.

f. Pada akhir pembelajaran peneliti membagikan lembar

kuisioner prestasi kepada masing-masing siswa.

2) Hasil Observasi Siklus II

Hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa yang


dilakukan selama proses penelitian tindakan kelas siklus II

diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 10 Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II

No Kategori pengamatan Persentase

1. Memperhatikan penjelasan guru 62,5 %

2. Membaca buku siswa 30 %

3. Mengajukan pertanyaan 25 %

4. Menanggapi pertanyaan/pendapat guru 25 %

5. Menanggapi pertanyaan/pendapat 20 %

siswa

6. Bertukar pendapat dengan teman 30 %

7. Menulis yang relevan dengan KBM 25 %

8. Menyatakan ide dengan jelas 35 %

9. Mendengarkan penjelasan guru 32,5 %

10. Perilaku yang tidak relevan dengan 10 %

KBM

Keterangan :

Jumlah = jumlah siswa menurut kategori pengamatan dalam satu siklus.

% = persentase jumlah siswa yang beraktivitas berdasarkan kategori

pengamatan.

Untuk lebih jelas lagi perkembangan dapat dilihat melalui


grafik di bawah ini.

Grafik 2 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II

70%
60%
50%
40%
PROSENTASE
30%
Column1
20%
10% Column2
0%

Berdasarkan penelitian siklus II, ditunjukkan persentase

jumlah siswa yang mengikuti aktivitas belajar dengan kategori

pengamatan: (1) mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru

62,5%, (2) membaca buku siswa 30%, (3) mengajukan pertanyaan

25%, (4) menanggapi pertanyaan/pendapat guru 25%, (5)

menanggapi pertanyaan/pendapat siswa 20%, (6) bertukar pendapat

dengan teman sekelompok 30%, (7) menulis yang relevan dengan

KBM 10%, (8) menyatakan ide dengan jelas 35%, (9)

mendengarkan penjelasan siswa 32,5%, dan (10) perilaku yang

tidak relevan dengan KBM 10%. Hal ini mengindikasikan bahwa

hasil belajar siswa mengikuti KBM sudah baik walaupun masih ada

siswa yang belum ikut terlibat dalam diskusi.

Adapun hasil rakapitulasi kuisioner siklus II adalah sebagai

berikut:
Tabel 11 Rekapitulasi Angket Siklus II

NO PERNYATAAN JAWABAN

SS S KS TS

1 Pertama mengikuti, kesan saya materi 15 10 15 7

pelajaran ini sulit

2 Setelah membaca informasi 15 10 10 5

pendahuluan,saya mulai memahami

3 Saya merasa bingung dengan pertanyaan 8 10 12 10

yang diajukan guru.

4 Saya merasa senang ketika dibentuk 24 6 6 4

kelompok belajar.

5 Saya semakin merasa terarah setelah 20 18 2 -

berada dalam kel.belajar.

Saya merasa terdorong menjawab 15 10 10 5

6 pertanyaan guru karena pertanyaannya

cukup jelas.

Saya terkesan dengan penampilan guru 15 15 8 2

7 yang memberi prestasi dalam kelompok

belajar

Banyak manfaat yang mengesankan

8 bahwa materi ini penting bagi saya dalam 24 10 4 2

kehidupan sehari-hari.
9 Saya sangat menyenangi suasana belajar 25 12 1 2

kelompok seperti ini.

RATING 4 3 2 1

Keterangan :

SS = Sangat Setuju (Nilai 4)

S = Setuju (Nilai 3)

KS = Kurang Setuju (Nilai 2)

TS = Tidak Setuju (Nilai 1)

Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap sembilan butir indikator

prestasi tersebut dapat disampaikan bahwa nilai yang paling tinggi

adalah butir 9= 3,50, kemudian butir 5 = 3,45, lalu disusul butir 8 =

3,40, lalu butir 4 = 3,25berikut butir 7 = 3,07 , kemudian berikut

butir 6 = 2,87, dilanjutkan butir 3 =2,8.

3) Hasil Tes Siklus II


Setelah pembelajaran berakhir, hasil yang diperoleh berupa

nilai akhir test siswa pada Siklus II adalah sebagai berikut :

Tabel 12 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No NAMA SISWA NILAI KETERANGAN


1 ANDY PUTRA PANJAITAN 80 Tuntas

2 CLIMBERSON JOY DIRGA RAHASATY 80 Tuntas


3 DANIELLA WELMA M. E. HALIATU 85 Tuntas

4 DELANO CRISTIAN RATU KRISTANTO 80 Tuntas

5 ELISABETH ANIKE KAMBU 80 Tuntas

6 ELISABETH ITLAY 85 Tuntas

7 ERNES YUAN SONAP 85 Tuntas

8 ESTER CAROLIN C. WANANE 75 Tuntas

9 GLEDYS CHRISTIAN M. RIWU 80 Tuntas

10 JOE CHRISTO MANUEL SEMBUNG 90 Tuntas

11 JULIAN JEALIEN SIHAYA 85 Belum Tuntas

12 JULISTY DAYREN GIANNI MATUI 80 Tuntas

13 NATALI PUTRI ANGGEL RUMAYOMI 85 Tuntas

14 NILAM HANAELA HORTANSIA RUM 75 Tuntas

15 PASCALYTA OLIVIA R. KAMBU 70 Belum Tuntas

16 RAFI YUNIOR HATTO MANGAMBEAS 75 Tuntas

17 SMITH EXEL ITAAR 70 Belum Tuntas

18 TIMOTY FREDERICK ARA 85 Tuntas


SIMATUPANG

19 VINNA ROIMA KABAK 70 Belum Tuntas

20 YEHEZKIEL BARUNG 80 Tuntas

Rata-rata Kelas / Persentase Ketuntasan 79,75 90 %


3) Refleksi Siklus II

Refleksi ini dilakukan untuk menentukan apakah

tindakan Siklus II harus diulangi atau sudah mencapai

keberhasilan. Dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran dapat

dilihat pada informasi dan hasil pengamatan sebagai berikut :

a. Berdasarkan penelitian siklus II, ditunjukkan persentase

jumlah siswa yang mengikuti aktivitas belajar dengan

kategori pengamatan: (1) mendengarkan/ memperhatikan

penjelasan guru 62,5%, (2) membaca buku siswa 30%, (3)

mengajukan pertanyaan 25%, (4) menanggapi

pertanyaan/pendapat guru 25%, (5) menanggapi

pertanyaan/pendapat siswa 20%, (6) bertukar pendapat

dengan teman sekelompok 30%, (7) menulis yang relevan

dengan KBM 10%, (8) menyatakan ide dengan jelas 35%,

(9) mendengarkan penjelasan siswa 32,5%, dan (10)

perilaku yang tidak relevan dengan KBM 10%.

b. Hasil belajar pada Siklus II, pada ranah kognitif sudah

menunjukkan peningkatan.

c. Pembelajaran pada Siklus II sudah mencapai indikator baik

dari segi proses maupun hasil.

C. Pembahasan

Salah satu faktor penentu keberhasilan proses belajar mengajar di


sekolah adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran di kelas.

Pengelolaan pembelajaran yang dimaksud adalah pengelolaan

pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa sebagai bagian dari proses

pembelajaran tersebut. Artinya pembelajaran tidak harus selalu berpusat

pada guru, tetapi juga melibatkan siswa sebagai objek yang paling

berperan di dalamnya. Bila pembelajaran direncanakan dan dikelola

dengan baik akan menciptakan proses belajar yang efektif bagi siswa dan

guru.

Guru yang mengorganisasikan kelasnya dengan baik, yang

memungkinkan berlangsungnya pembelajaran yang berstruktur,

menghasilkan rasio keterlibatan siswa yang lebih tinggi, dan hasil belajar

yang lebih tinggi dari pada guru yang menggunakan pendekatan kurang

formal dan kurang terstruktur. Perencanaan dan pengelolaan yang baik

oleh guru dapat membantu guru untuk lebih meprestasi siswa mengikuti

pelajaran yang disajikan. Dengan terprestasinya siswa terhadap

pembelajaran, berarti guru dapat lebih mengarahkan aktivitas siswa

dalam pembelajaran. Perencanaan dan pengelolaan ini pun nantinya

dapat menghasilkan hasil belajar yang lebih baik pula.

Salah satu perencanaan dan pengelolaan yang dimaksud adalah

pembelajaran yang di desain dengan menggunakan metode belajar yang

bervariasi. Salah satunya adalah dengan penggunaan metode Jigsaw.

Setelah kegiatan diskusi berlangsung, sebagian siswa mempresentasikan


hasil diskusi ke depan kelas dan guru memepersilakan siswa lain untuk

mengomentarinya. Kegiatan pembelajaran berlangsung santai,

menyenangkan, dan siswa merasa tidak tertekan. Guru dapat melihat

antusias siswa selama KBM berlangsung. Tujuan pembelajaran tercapai

dan hasilnya pun cukup baik. Desain belajar dengan menggunakan

metode Jigsaw ini ternyata memberikan hasil akhir pembelajaran yang

cukup memuaskan. Hal ini diindikasikan dengan keterlibatan dan

keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang sebelumnya

memiliki rasa kurang tertarik menjadi terprestasi untuk mengikutinya.


BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Upaya untuk meningkatkan hasil belajar PAK (Pendidikan Agama

Kristen) melalui metode Jigsaw pada siswa kelas VI SD Negeri Kotaraja,

dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu siklus I dan siklus II sudah ada

peningkatan dan memenuhi kriteria keberhasilan tindakan. Hal itu terlihat

pada hasil hasil belajar PAK (Pendidikan Agama Kristen) dilihat dari

hasil observasi dan hasil rekapitulasi angket. Peningkatan secara proses

dan hasil dapat dilihat berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh pada

siklus II dibandingkan dengan skor rata-rata yang diperoleh pada saat

siklus I.

Persentase hasil belajar siswa pada pratindakan penelitian dengan

kategori pengamatan: (1) mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru

37,5%, (2) membaca buku siswa 57,5%, (3) mengajukan pertanyaan 5%,

(4) menanggapi pertanyaan/pendapat guru 10 %, (5) menanggapi

pertanyaan/pendapat siswa 2,5%, (6) bertukar pendapat dengan teman

sekelompok 2,5%, (7) menulis yang relevan dengan KBM 50%, (8)

menyatakan ide dengan jelas 12,5%, (9) mendengarkan penjelasan siswa

10 %, dan (10) perilaku yang tidak relevan dengan KBM 20%.

Adapun hasil persentase jumlah siswa yang mengikuti aktivitas

belajar pada siklus I dengan kategori pengamatan: (1)


mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 50%, (2) membaca buku

siswa 50%, (3) mengajukan pertanyaan 12,5%, (4) menanggapi

pertanyaan/pendapat guru 17,5%, (5) menanggapi pertanyaan/ pendapat

siswa 10%, (6) bertukar pendapat dengan teman sekelompok 15%, (7)

menulis yang relevan dengan KBM 40%, (8) menyatakan ide dengan

jelas 17,5%, mendengarkan penjelasan siswa 22,5%, dan (10) perilaku

yang tidak relevan dengan KBM 15%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil

belajar siswa mengikuti KBM sudah tinggi.

Hasil siklus II, ditunjukkan persentase jumlah siswa yang mengikuti

aktivitas belajar dengan kategori pengamatan: (1) mendengarkan/

memperhatikan penjelasan guru 62,5%, (2) membaca buku siswa 30%,

(3) mengajukan pertanyaan 25%, (4) menanggapi pertanyaan/pendapat

guru 25%, (5) menanggapi pertanyaan/pendapat siswa 20%, (6) bertukar

pendapat dengan teman sekelompok 30%, (7) menulis yang relevan

dengan KBM 10%, (8) menyatakan ide dengan jelas 35%, (9)

mendengarkan penjelasan siswa 32,5%, dan (10) perilaku yang tidak

relevan dengan KBM 10%. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil belajar

siswa mengikuti KBM sudah baik.

B. Implikasi Hasil Penelitian dan Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, dapat diketahui bahwa

dengan penggunaan metode Jigsaw dalam proses pembelajaran PAK

(Pendidikan Agama Kristen) telah memberikan sumbangan yang besar


terhadap peningkatan hasil belajar PAK (Pendidikan Agama Kristen)

pada siswa. Metode Jigsaw yang digunakan dalam proses pembelajaran

PAK (Pendidikan Agama Kristen) dapat membantu siswa dalam belajar

PAK (Pendidikan Agama Kristen) dan suasana pembelajaran menjadi

lebih menyenangkan serta menumbuhkan hasil belajar PAK (Pendidikan

Agama Kristen) pada siswa.

Tindak lanjut setelah penelitian ini adalah menggunakan metode

Jigsaw dalam proses penyampaian beragam materi pembelajaran PAK

(Pendidikan Agama Kristen). Hal itu berdasarkan penelitian tindakan

yang berlangsung terbukti bahwa dengan menggunakan metode Jigsaw

menjadi cara efektif dan tepat untuk memudahkan siswa dalam belajar

PAK (Pendidikan Agama Kristen). Adapun dengan penggunaan metode

Jigsaw dalam pelaksanaan belajar mengajar ini, tujuan dan hasil belajar

dapat tercapai dan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu,

setelah penelitian ini metode Jigsaw akan tetap dilaksanakan dan

diterapkan dalam penyampaian beragam materi PAK (Pendidikan Agama

Kristen).

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian di atas, saran untuk

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi guru khususnya PAK (Pendidikan Agama Kristen)

disarankan untuk menggunakan metode Jigsaw dalam


pembelajaran gar pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan.

Bagi siswa, hasil belajar PAK (Pendidikan Agama Kristen) ditingkatkan dan

dipertahankan secara terus-menerus, kemudian diharapkan siswa dapat

memanfaatkan sebaik mungkin kegiatan belajar secara berkelompok.


DAFTAR PUSTAKA

Zaini, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka


Insan Madani, 2006

http:///sunartombs.wordpress.com/2009/06/15/pengertian-dan-penerapan-
metode-jigsaw: Diakses pada tanggal 07 Maret 2012
www.kabarpendidikan.blogspot.com,www.arminaperdana.blogspot.com,w
ww.kmpmalang.com : Diakses pada tanggal 07 Maret 2012’

http://carapedia.com/model_pembelajaran_jigsaw_info587.html : Diakses
pada tanggal 07 Maret 2012

http://infoini.com/2012/pengertian-metode-jigsaw.html : Diakses pada


tanggal 07 Maret 2012

Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran Mengembangkan


Profesionaisme Guru.Jakarta:Rajawali Pers.

Budiyono,Budi Usodo &Yemi Kuswardi.2012.Model,Media dan Evaluasi


Pembelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen).Surakarta:UNS

Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW . 2011


. http://www.sarjanaku.com ( 24 September 2012 )

Paul M La Bounty dkk . 2011 . International Society of Sports Nutrition


position stand: meal frequency.springer.com (20 September 2012)

Irma Pujiati . 2008 .Peningkatan Prestasiidan KetuntasanBelajar PAK


(Pendidikan Agama Kristen) Melalui Pembelajaran
KooperatifTipe JIGSAW . Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 1

Mega Irhamna. 2009 . Cooperative Learning dengan Model JIGSAW pada


Pembelajaran PAK (Pendidikan Agama Kristen) Kelas III DI SMP
Negeri 2 Delitu. Jurnal Penelitian Kependidikan , Tahun 19,Nomor 2,
Oktober 2009

Nanik Pudjowati . 2009 . Implementasi Model JIGSAW (Student Teams


Achievement Divisions) Sebagai Upaya Peningkatan Apresiasi HAM
Pada Peserta Didik Kelas III DI SMP 1. Jurnal Lemlit, Volume 3,
Nomer 2, Desember 2009
Rosdakarya. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava
Media.

Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang


Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

John W, Santrock. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba

Kanwa Publisher. Muhadi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:


Shira Media.

Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Astion


Research) Pedoman Praktis bagi Guru Profesional. Jakarta: Bumi
Aksara.

Prasetya, Ardhiyan. 2012. Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah


Drama Satu Babak dengan Media Gambar Seri pada Siswa Kelas III
D-E SMP Negeri 2 Gamping, Sleman. Skripsi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia FBS UNY.

Rudi Susila dan Cepi Riyana. 2008. Media Pembelajaran. Bandung:


Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Degeng, I.S. (1997). Strategi Pembelajaran: Mengorganisasi isi dengan


Model Elaborasi. Malang: IKIP dan Ikatan Profesi Teknologi
Pendidikan Indonesia

Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran


(SMA, SMK, dan SLB). Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Gafur A. 2004. Pedoman Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional


Material. Jakarta:Depdiknas

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi


Aksara
Mulyasa E. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Panen, P & Purwanto, 1997. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikti
Depdikbud.

Reigeluth, C.M. Merril MD. 1979. Classes of Instructional Variables


Educational Technology.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer


Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung:
ALFABETA

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :


Sinar Baru Algensido Offset.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet.


XV). Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya.
BIOGRAFI PENULIS

Selamat Fernandus Purba, S. Pd. K lahir di Medan tanggal 14 Juni


1983. Penulis
Merupakan putra ke – 4 dari 4 bersaudara pasangan dari Bapak Pdt.
Jhon Pieter Purba, S.Th. M. Th (almarhum)
dan Pdt. Ibu Rosmaida Boru Simbolon (almarhum)
Pendidikan SD Negeri Rancamalang Margaasih Bandung Tahun 1996
Pendidikan SMP Negeri Margaasih Bandung Tahun 1999
Pendidikan SMA Warga Bhakti Cimahi Tahun 2002
Sekolah STT Alkitab SELARAS di Malang 2005
Sekolah Tinggi Theologi STT IKAT Jakarta S1 Jurusan PAK
(Pendidikan Agama Kristen) Tahun 2013

MOTTO : Melayani dengan setulus hati.


Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Pra Tindakan

Sekolah : Sekolah Dasar Negeri Kotaraja


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen.
Kelas / Semester : VI (enam) / Ganjil

Standar Kompetensi : Memahami Ibadah yang Benar dan sesuai dengan


Firman Tuhan dan bisa melakukannya dalam
kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar : Memahami pentingnya menjalin hubungan akrab


dengan Allah secara terus menerus sebagai wujud
Ibadah.

Indikator : Menjelaskan makna persembahan dalam ibadah


Kristen

Alokasi Waktu : 12 jam

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran


dan Pendekatan Scientific Learning, Yaitu dengan Metode Ceramah,
Diskusi, Tanya Jawab dan Penugasan, tentang Memberi dengan Rela
dan Hati yang Gembira, Peserta Didik Dapat :

1. Menjelaskan Pengertian tentang Memberi


2. Memahami makna Memberi dengan Rela Hati
3. Mengimplementasikan Sikap Memberi dengan Rela Hati
4. Menguraikan bentuk0-bentuk Memberi, sesuai dengan ajaran
Alkitab
5. Merumuskan contoh-contoh Pemberian yang benar (Baik di dalam
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru)
6. Merencanakan Kegiatan Kasih (berkunjung ke orang sakit dan lain-
lain)

B. MATERI : Memberi dengan Rela dan Hati yang Gembira


1. Memberi dengan Rela dan Hati yang Gembira
1. Fakta
Persembahan
2. Konsep
 Persembahan yang Benar
 Memberi dengan Rela Hati dan Hati yang Gembira (1 Tawarikh 29;1-9 : 2
Korintus 9:7 ; 8:12 ;
Lukas 6:38)
3. Prinsip
Memberi dengan rela tanpa ada imbalan / pambrih
4. Prosedur
Konsep Persembahan yang Benar

C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Strategi : Discovery Based Learning.
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab dan
Penugasan

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Pertemuan Pertama
a. Pendahuluan
1).Membuka dengan kata motivasi
2).Mengajak siswa menyanyi “Brilah yang baik, TUHAN sudah
memb’ri yang Terbaik” lalu Berdoa bersama (guru yang pimpin).
3).Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang pesan lagu tersebut
untuk kita.
4). Meminta informasi dari siswa apakah pernahkah menerima hadiah
ketika berulang tahun. Dari siapa, dan mengapa mereka memberi
hadiah (alasan mereka memberi hadiah).
5). Menginformasikan topik yang akan dibelajarkan yaitu tentang
“Memberi dengan Rela dan Hati yang Gembira”
b. Kegiatan inti
1.Guru mengajak siswa membaca 1Tawarikh 29 ; 1 - 9, dan
mendiskusikan dengan temannya tentang isi dari kitab tersebut.
2.Siswa berdiskusi 1Tawarikh 29;1-9, dan mempresentasikannya
didepan kelas tentang isi dari kitab tersebut.
3.Guru menyampaikan materi :
- Makna persembahan dalam ibadah Kristen.
- Jenis-jenis persembahan kepada Tuhan dalam kekristenan
 Penilaian : Unjuk Kerja
4.Guru memberi kesempatan kepada siswa menuliskan jenis- jenis
persembahan yang dihaturkan kepada Tuhan dan manfaatnya.
c. Penutup
1). Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/ rangkuman hasil
belajar
2). Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi)
3).Mengajak siswa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
 Mengamati sikap siswa dalam berdoa (sikap duduknya, cara
menghafalkan ayat emas dsb).
 Menyanyikan lagu pujian “Brilah yang baik, TUHAN sudah
memb’ri yang Terbaik” lalu Berdoa (guru memimpin).
.
E. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
 Kurikulum tahun 2013.
 Alkitab : Ulangan 10:12-22 ; Ratapan 3: 21-22
 Buku Guru dan Buku Siswa Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti Kelas VI
 Alam sekitar
 Gambar-gambar Pendukung
 Modul Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen
 Alat Musik Gitar
F. PENILAIAN

1. Prosedur Penilaian
a. Penilain Proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam
kegiatan
pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan
kegiatan akhir

b. Penilaian Hasil Belajar


Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis dan lisan
(terlampir)

2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Penilaian Sikap Spiritual
2) Penilaian Sikap Sosial (Pengamatan)
3).Penilaian Sikap Keterampilan
Jayapura, 12 Juli 2021

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru PAK

Dorce Elsye Mano, S. Pd,. M. Si Selamat F. Purba, S. Pd. K

NIP. 19691210 199910 2 004 NIP. 19830614 201505 1 001


Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS I

Sekolah : Sekolah Dasar Negeri Kotaraja


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen.
Kelas / Semester : VI (enam) / Ganjil

Standar Kompetensi : Memahami Ibadah yang Benar dan sesuai dengan


Firman Tuhan dan bisa melakukannya dalam
kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar : Membiasakan diri beribadah dengan cara
mengikuti ibadah di Sekolah Minggu, setia
berdoa dan membaca Alkitab

Indikator : Merancang kegiatan yang menunjukkan


penghayatan member persembahan

Alokasi Waktu : 12 jam

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran


dan Pendekatan Scientific Learning, Yaitu dengan Metode Ceramah,
Diskusi, Tanya Jawab dan Penugasan, tentang Memberi dengan Rela
dan Hati yang Gembira, Peserta Didik Dapat :

1. Menjelaskan Pengertian tentang Memberi


2. Memahami makna Memberi dengan Rela Hati
3. Mengimplementasikan Sikap Memberi dengan Rela Hati
4. Menguraikan bentuk0-bentuk Memberi, sesuai dengan ajaran
Alkitab
5. Merumuskan contoh-contoh Pemberian yang benar (Baik di dalam
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru)
6. Merencanakan Kegiatan Kasih (berkunjung ke orang sakit dan lain-
lain)

B. MATERI : Memberi dengan Rela dan Hati yang Gembira


1. Memberi dengan Rela dan Hati yang Gembira
1. Fakta
Persembahan
2. Konsep
 Persembahan yang Benar
 Memberi dengan Rela Hati dan Hati yang Gembira (1 Tawarikh
29;1-9 : 2 Korintus 9:7 ; 8:12 ; Lukas 6:38)
3. Prinsip
Memberi dengan rela tanpa ada imbalan / pambrih
4. Prosedur
Konsep Persembahan yang Benar

C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Strategi : Discovery Based Learning.
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab dan
Penugasan

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Pertemuan Kedua
a. Pendahuluan
1).Membuka dengan kata motivasi
2).Mengajak siswa menyanyi “Brilah yang baik, TUHAN sudah
memb’ri yang Terbaik” lalu Berdoa bersama (guru yang pimpin).
3).Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang pesan lagu tersebut
untuk kita.
4). Meminta informasi dari siswa apakah pernahkah menerima hadiah
ketika berulang tahun. Dari siapa, dan mengapa mereka memberi
hadiah (alasan mereka memberi hadiah).
5). Menginformasikan topik yang akan dibelajarkan yaitu tentang
“Memberi dengan Rela dan Hati yang Gembira”

b. Kegiatan inti
1. Guru memberi kesempatan kepada siswa membaca 2
Korintus 9 : 6 -15.
2. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi isi kitab 2 Korintus 9 : 6 -
15
3. Guru menyampaikan materi
- Menuliskan sebuah doa pribadi.
- Mencontohkan sikap doa yang baik dan benar
c. Penutup
1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/ rangkuman hasil
belajar
2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi)
3. Mengajak siswa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
a. Mengamati sikap siswa dalam berdoa (sikap duduknya, cara
melafalkannya dsb)
b. Menyanyikan lagu “Brilah yang baik, TUHAN sudah memb’ri
yang Terbaik” lalu Berdoa (guru memimpin).

E. ALAT DAN SUMBER BELAJAR


 Kurikulum tahun 2013.
 Alkitab : Ulangan 10:12-22 ; Ratapan 3: 21-22
 Buku Guru dan Buku Siswa Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti Kelas VI
 Alam sekitar
 Gambar-gambar Pendukung
 Modul Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen
 Alat Musik Gitar
F. PENILAIAN

1. Prosedur Penilaian
a. Penilain Proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam
kegiatan
pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan
kegiatan akhir

b. Penilaian Hasil Belajar


Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis dan lisan
(terlampir)

2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Penilaian Sikap Spiritual
2) Penilaian Sikap Sosial (Pengamatan)
3).Penilaian Sikap Keterampilan
Jayapura, 12 Juli 2021

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru PAK

Dorce Elsye Mano, S. Pd,. M. Si Selamat F. Purba, S. Pd. K

NIP. 19691210 199910 2 004 NIP. 19830614 201505 1 001


Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS II

Sekolah : Sekolah Dasar Negeri Kotaraja


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen.
Kelas / Semester : VI (enam) / Ganjil

Standar Kompetensi : Memahami Ibadah yang Benar dan sesuai dengan


Firman Tuhan dan bisa melakukannya dalam
kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar : Memahami pentingnya menjalin hubungan akrab


dengan Allah secara terus menerus sebagai wujud
Ibadah.

Indikator : Menjelaskan makna persembahan dalam ibadah


Kristen

Alokasi Waktu : 12 jam

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran


dan Pendekatan Scientific Learning, Yaitu dengan Metode Ceramah,
Diskusi, Tanya Jawab dan Penugasan, tentang Memberi dengan Rela
dan Hati yang Gembira, Peserta Didik Dapat :

7. Menjelaskan Pengertian tentang Memberi


8. Memahami makna Memberi dengan Rela Hati
9. Mengimplementasikan Sikap Memberi dengan Rela Hati
10. Menguraikan bentuk0-bentuk Memberi, sesuai dengan ajaran
Alkitab
11. Merumuskan contoh-contoh Pemberian yang benar (Baik di
dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru)
12. Merencanakan Kegiatan Kasih (berkunjung ke orang sakit
dan lain-
lain)

B. MATERI : Memberi dengan Rela dan Hati yang Gembira


1. Memberi dengan Rela dan Hati yang Gembira
1. Fakta
Persembahan
2. Konsep
 Persembahan yang Benar
 Memberi dengan Rela Hati dan Hati yang Gembira (1 Tawarikh 29;1-9 : 2
Korintus 9:7 ; 8:12 ;
Lukas 6:38)
3. Prinsip
Memberi dengan rela tanpa ada imbalan / pambrih
4. Prosedur
Konsep Persembahan yang Benar

C. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Strategi : Discovery Based Learning.
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab dan
Penugasan

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
2. Pertemuan Pertama
a. Pendahuluan
1).Membuka dengan kata motivasi
2).Mengajak siswa menyanyi “Brilah yang baik, TUHAN sudah
memb’ri yang Terbaik” lalu Berdoa bersama (guru yang pimpin).
3).Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang pesan lagu tersebut
untuk kita.
4). Meminta informasi dari siswa apakah pernahkah menerima hadiah
ketika berulang tahun. Dari siapa, dan mengapa mereka memberi
hadiah (alasan mereka memberi hadiah).
5). Menginformasikan topik yang akan dibelajarkan yaitu tentang
“Memberi dengan Rela dan Hati yang Gembira”
b. Kegiatan inti
5.Guru mengajak siswa membaca 1Tawarikh 29 ; 1 - 9, dan
mendiskusikan dengan temannya tentang isi dari kitab tersebut.
6.Siswa berdiskusi 1Tawarikh 29;1-9, dan mempresentasikannya
didepan kelas tentang isi dari kitab tersebut.
7.Guru menyampaikan materi :
- Makna persembahan dalam ibadah Kristen.
- Jenis-jenis persembahan kepada Tuhan dalam kekristenan
 Penilaian : Unjuk Kerja
8.Guru memberi kesempatan kepada siswa menuliskan jenis- jenis
persembahan yang dihaturkan kepada Tuhan dan manfaatnya.
c. Penutup
1). Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/ rangkuman hasil
belajar
2). Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi)
3).Mengajak siswa untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
 Mengamati sikap siswa dalam berdoa (sikap duduknya, cara
menghafalkan ayat emas dsb).
 Menyanyikan lagu pujian “Brilah yang baik, TUHAN sudah
memb’ri yang Terbaik” lalu Berdoa (guru memimpin).
.
E. ALAT DAN SUMBER BELAJAR
 Kurikulum tahun 2013.
 Alkitab : Ulangan 10:12-22 ; Ratapan 3: 21-22
 Buku Guru dan Buku Siswa Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti Kelas VI
 Alam sekitar
 Gambar-gambar Pendukung
 Modul Bahan Ajar Pendidikan Agama Kristen
 Alat Musik Gitar
F. PENILAIAN

1. Prosedur Penilaian
a. Penilain Proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam
kegiatan
pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan
kegiatan akhir

b. Penilaian Hasil Belajar


Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis dan lisan
(terlampir)
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Penilaian Sikap Spiritual
2) Penilaian Sikap Sosial (Pengamatan)
3).Penilaian Sikap Keterampilan
Jayapura, 12 Juli 2021

Mengetahui

Kepala Sekolah Guru PAK

Dorce Elsye Mano, S. Pd,. M. Si Selamat F. Purba, S. Pd. K

NIP. 19691210 199910 2 004 NIP. 19830614 201505 1 001


Lampiran 4
Lembar Observasi Siswa

No Kategori pengamatan Persentase

1. Memperhatikan penjelasan guru

2. Membaca buku siswa

3. Mengajukan pertanyaan

4. Menanggapi pertanyaan/pendapat guru

Menanggapi pertanyaan/pendapat
5.
siswa

6. Bertukar pendapat dengan teman

7. Menulis yang relevan dengan KBM

8. Menyatakan ide dengan jelas

9. Mendengarkan penjelasan guru

Perilaku yang tidak relevan dengan


10.
KBM
Lampiran 5

Angket Motivasi Belajar Siswa

JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S KS TS
Pertama mengikuti, kesan saya materi
1
pelajaran ini sulit
Setelah membaca informasi
2
pendahuluan,saya mulai memahami
Saya merasa bingung dengan pertanyaan
3
yang diajukan guru.
Saya merasa senang ketika dibentuk
4
kelompok belajar.
Saya semakin merasa terarah setelah
5
berada dalam kel.belajar.
Saya merasa terdorong menjawab
6 pertanyaan guru karena pertanyaannya
cukup jelas.
Saya terkesan dengan penampilan guru
7 yang memberi motivasi dalam kelompok
belajar
Banyak manfaat yang mengesankan
8 bahwa materi ini penting bagi saya dalam
kehidupan sehari-hari.
Saya sangat menyenangi suasana belajar
9
kelompok seperti ini.
RATING
Keterangan :
SS = Sangat Setuju (Nilai 4)

S = Setuju (Nilai 3)

KS = Kurang Setuju (Nilai 2)

TS = Tidak Setuju (Nilai 1)


Lampiran 6
Format Nilai Hasil Tes Hasil belajar Siswa

No NAMA SISWA NILAI KETERANGAN


1 ANDY PUTRA PANJAITAN

2 CLIMBERSON JOY DIRGA RAHASATY

3 DANIELLA WELMA M. E. RHSATY

4 DELANO CRISTIAN RATU KRISTANTO

5 ELISABETH ANIKE KAMBU

6 ELISABETH ITLAY

7 ERNES YUAN SONAP

8 ESTER CAROLIN C. WANANE

9 GLEDYS CHRISTIAN M. RIWU

10 JOE CHRISTO MANUEL SEMBUNG

11 JULIAN JEALIEN SIHAYA

12 JULISTY DAYREN GIANNI MATUI

13 NATALI PUTRI ANGGEL RUMAYOMI

14 NILAM HANAELA HORTANSIA RUM

15 PASCALYTA OLIVIA R. KAMBU

16 RAFI YUNIOR HATTO MANGAMBEAS

17 SMITH EXEL ITAAR


18 TIMOTY FREDERICK ARA
SIMATUPANG

19 VINNA ROIMA KABAK

20 YEHEZKIEL BARUNG

Rata-rata Kelas/ Persentase Ketuntasan


Lampiran 7.

Pedoman Wawancara Dengan Guru Agama Kristen

Wawancara Pratindakan kepada Guru

1. Apakah Bapak dan Ibu mengalami permasalahan dalam pembelajaran

PAK?

2. Jika ada, permasalahan apa yang Bapak dan Ibu rasakan atau yang terjadi

dalam pembelajaran PAK?

3. Bagaimana sikap Bapak dan Ibu dalam menyikapi permasalahan yang

Bapak dan Ibu rasakan?

4. Apakah Ibu dan Bapak sudah menggunakan metode yang bervariasi

dalam mengajarkan pelajaran PAK, terutama dalam persoalan yang

dihadapi siswa maupun Bapak dan Ibu dalam pembelajaran PAK?

5. Perlukah diadakan penelitian untuk membantu mengatasi permasalahan

yang Bapak dan Ibu rasakan maupun yang dialami siswa dalam

pembelajaran PAK?
Lampiran 8.

Pedoman Wawancara Dengan Guru Agama Kristen

Wawancara Pascatindakan Siklus I kepada Guru

1. Bagaimana komentar Bapak dan Ibu terhadap kegiatan belajar-mengajar

dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw?

2. Menurut Bapak dan Ibu, apakah dengan menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam pembelajaran Memahami

Tugas dan Tanggug Jawab dari setiap anggota keluarga?

3. Kendala apa saja yang Bapak dan Ibu hadapi ketika menerapkan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Memahami Tugas dan

Tanggug Jawab dari setiap anggota keluarga pada siklus I?

4. Apakah penelitian ini perlu dilanjutkan Siklus 2?


Lampiran 9.

Pedoman Wawancara Dengan Guru Agama Kristen

Wawancara Pascatindakan Siklus 2 kepada Guru

1. Apakah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat membantu

mengatasi permasalahan dalam Memahami Tugas dan Tanggug Jawab

dari setiap anggota keluarga?

2. Bagaimana komentar Bapak dan Ibu terhadap pembelajaran dengan

menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw?

3. Menurut Bapak dan Ibu, apakah dengan menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Memahami Tugas dan

Tanggug Jawab dari setiap anggota keluarga?

4. Kendala apa saja yang dihadapi Bapak dan Ibu, ketika menerapkan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Memahami Tugas dan

Tanggug Jawab dari setiap anggota keluarga pada siklus 2?

5. Apakah pelaksanaan penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya

atau siklus 3?
Lampiran 10
Foto Pelaksanaan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai