Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI MATERI IMAN KEPADA RASUL
ALLAH KELAS XI TPM 1 DI SMK NEGERI 1 TEKUNG TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Disusun untuk memenuhi tugas Lokakarya PPG dalam Jabatan 2022


LPTK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Walid, MA

Disusun Oleh :
Mochammad Miftach, S.Pd.I.
NIM : 220109110793

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


JURUSAN PENDIDIKA N AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVEERSITAS ISLAM NEGERI MALANG (UIN) MALANG
NOPEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang
telah membimbing umat manusia melalui lembaga pendidikan terbaik. Alhamdulillah, Proposal
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul : “Penerapan Metode Pembelajaran Think Pair
and Share Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Materi Iman Kepada Rasul
Allah Kelas XI TPM 1 di SMK Negeri 1 Tekung Tahun Pelajaran 2022/2023” dapat diselesaikan
sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami mengucapakan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. H. Nur Ali, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Ketua
LPTK UIN Maulana Malik Irahim Malang yang telah memberikan izin serta dukungan
secara moral maupun materiil dalam penyelenggaraan PPG Dalam Jabatan 2022.
2. Dr. Muhammad Samsul Ulum, selaku Ketua Program Studi PPG di LPTK UIN Maulana
Malik Irahim Malang yang telah memberikan layanan dan fasilitas dalam menempuh
kegiatan PPG Dalam Jabatan 2022 ini.
3. Dr. Muhammad Walid, MA selaku dosen pengampu Lokakarya Penelitian Tindakan Kelas
yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan motivasi dalam penyusunan Proposal
PTK ini.
4. Zainal Abidin, S.Pd. selaku Kepala SMKN 1 Tekung
5. Seluruh tim panitia penyelenggaraan PPG Dalam Jabatan 2022 yang telah memfasilitasi
dan mendampingi rangkaian kegiatan dengan sabar.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih belum sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi
kesempurnaan proposal kami. Penulis berharap mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi
semua pihak terkait.

Penulis

Mochammad Miftach, S.Pd.I.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH…………………………………………….. 4
B. PERMASALAHAN……………………………………………………………... 6
1. IDENTIFIKASI MASALAH ……….………………………………….. 6
2. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………… 6
D. CARA PEMECAHAN MASALAH…………………………………………….. 6
E. TUJUAN PENELITIAN………………………………………………………… 7
F. MANFAAT PENELITIAN……………………………………………………… 7
G. DEFINISI ISTILAH..…………………………………………………………… 7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA..…………………………………………………………… 8
1. Kajian Terdahulu……………………………………………………………… 8
2. Kajian Teori …………………………………………………………… 10
BAB III
METODE PENELITIAN…………………………………………………………….. 18
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian………………………………………………. 18
2. Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian……………………..…………………. 21
3. Prosedur Penelitian..…………………………………………………………… 21
4. Pelaksanaan Siklus Penelitian …………………..……………………………. 23
5. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………….. 23
6. Instrumen Penelitian…………………………………………………………… 24
7. Teknik Analisis Data…………………………………………………………… 24
8. Keabsahan Data………………………………………………………………… 25
9. Indikator Keberhasilan………………………………………………………… 26
10. Tim Peneliti …..………………………………………………………………. 26

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 27
Lampiran 1: Kriteria Ketuntasan Minimal
Tabel 1.1 Kriteria Ketuntasan Minimal
Tabel 1.2 Instrumen Observasi check list untuk siswa
Lampiran 2 : Instrumen Tes Lisan
Tabel 2.1 Instrumen Tes Lisan
Tabel 2.2 Lembar Penilaian Tes Lisan

Lampiran 3 : Tabel 3 Instrumen Questioner

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Balakang

Dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan formal mempunyai tantangan yang


sangat berat karena dituntut untuk dapat melahirkan manusia yang tidak hanya mampu
menguasai teknologi dan informasi agar dapat bersaing di dunia internasional akan tetapi
juga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlaq mulia, berbudi pekerti yang luhur sebagaimana tercantum dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2013 yang berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”

Dengan memperhatikan isi dari Undang-undang tersebut, kita dapat mengetahui


betapa besar peran seorang tenaga pendidik dalam mencapai sebuah keberhasilan tujuan
pendidikan yang lebih kita kenal dengan tujuan pembelajaran. Berhasilnya tujuan
pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi,
membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi
permasalahan di atas dan untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru
sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu
memilih model pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan mata pelajaran yang akan
disampaikan.
Salah satu bidang mata pelajaran yang dapat dipakai dalam menerapkan model /cara
pembelajaran adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Mata pelajaran ini sangatlah
penting karena mata pelajaran ini adalah sebagai salah satu bagian dari materi pendidikan
yang mempunyai tanggung jawab untuk dapat merealisasikan tujuan pendidikan Nasional
tersebut. Sebagai bagian dari mata pelajaran di sekolah, pendidikan agama Islam sering kali
mengalami kendala diantaranya keberadaan mata pelajaran agama Islam tidak
mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah, hal ini dapat dilihat dari alokasi waktu
yang hanya 3 jam pelajaran perminggu bila dibandingkan dengan mata pelajaran lain yang

Page 1 of 22
mempunyai alokasi waktu lebih banyak. Di sisi lain minat siswa terhadap mata pelajaran
pendidikan agama diakui sangat minim, mereka lebih suka dengan mata pelajaran berbasis
teknologi dan informasi. Hal ini terjadi karena salah satu kelemahan pendidikan agama
Islam adalah menerapkan metode atau strategi dalam proses pembelajaran, harus diakui
bahwa pendidikan agama Islam pada saat ini menemukan banyak tantangan dan berbagai
permasalahan yang belum teratasi.
Metode merupakan cara yang efektif dalam pendidikan yang bertujuan untuk
tercapainya tujuan pembelajaran, maka semakin baik metode mengajar yang dipakai guru
dan metode belajar yang diterapkan kepada siswa, maka semakin efektif suatu usaha
mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Selama ini, metodologi pembelajaran agama Islam yang diterapkan masih
mempertahankan cara-cara lama seperti ceramah, menghafal dan demonstrasi praktik-
praktik ibadah yang terlihat kurang menarik perhatian siswa. Seperti halnya pada materi
Iman Kepada Rasul-Rasul Allah Swt., dari waktu ke waktu selalu menggunakan cara-cara
lama dengan ceramah dan menghafal sehingga cara-cara seperti itu diakui atau tidak,
membuat siswa tampak bosan, jenuh dan kurang bersemangat dalam belajar agama.
Di kelas XI TPM 1 SMKN 1 Tekung terdapat berbagai macam tingkat kompetensi
siswa, seperti tingkat kepandaian, keberanian dan karakter yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada hasil belajar itu sendiri. Yang melatar belakangi adanya keanekaragaman
tersebut adalah karena Basic (dasar) dari siswa itu sendiri, yaitu tidak pernah belajar tentang
agama Islam dengan serius. Ada yang disebabkan oleh faktor keluarga, yaitu keluarga yang
kurang perhatian betul terhadap pendidikan agama Islam, dan juga dari pendidikan
sebelumnya dari siswa itu sendiri.
Di sisi lain permasalahan yang ditemui di kelas XI TPM 1 SMK Negeri 1 Tekung
yaitu keadaan yang tidak efektif dalam proses belajar mengajar, karena mayoritas bapak
ibu guru lebih sering menggunakan pendekatan pemelajaran berpusat pada guru. Untuk itu
diperlukan suatu pendekatan dan metode pembelajaran baru yang bisa membuat siswa
termotivasi untuk semangat belajar dan pendekatan belajarnya berubah menjadi berpusat
kepada siswa, yaitu dengan menggunakan pendekatan student center dan metode
pembelajaran think pair and share. Model pembelajaran ini diharapkan dapat membantu
menyelesaikan masalah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi Iman
kepada Rasul Allah khususnya dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 2 of 22
Penelitian yang telah ada menunjukkan bahwa metode memiliki kelebihan
dibanding dengan metode lain karena metode ini mudah dilakukan dan sederhana.
Kelebihan think pair and share yang lain dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa,
kekompakan dengan pasangan diskusinya dan meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
belajar mengajar dikelas. Metode think and pair share memberi waktu kepada para siswa
untuk berfikir secara mandiri dan merespon siswa lain serta berbagi dengan teman yang
lain. Pelaksanaan metode think pair and share dibagi menjadi tiga tahap yakni thinking
(berpikir), pairing (berpasangan), dan sharing (berbagi). Melalui proses ini siswa dapat
belajar dari pengalaman secara nyata sehingga keaktifan siswa dapat lebih meningkat.

Berdasarkan pada uraian di atas, diharapkan penelitian tindakan kelas ini mampu
menemukan cara yang tepat untuk diterapkan sebagai metode atau strategi dalam proses
pembelajaran, sehingga dalam hal ini penulis merumuskan sebuah judul penelitian yang
berjudul :
“Penerapan Metode Pembelajaran Think Pair and Share Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Materi Iman Kepada Rasul Allah Kelas XI TPM 1
di SMK Negeri 1 Tekung Tahun Pelajaran 2022/2023”.

C. Identifikasi Masalah. Batasan Masalah, dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan fenomena yang tampak pada observasi awal penulis, maka dapat di
identifikasikan masalah “Penerapan Metode Pembelajaran Think Pair and Share
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Materi Iman Kepada Rasul
Allah Kelas XI TPM 1 di SMK Negeri 1 Tekung Tahun Pelajaran 2022/2023” ditinjau
dari pelaksanaan proses pembelajaran yakni sebagai berikut :
a) Banyak siswa yang tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran PAI Materi Iman kepada
Rasul Allah, karena pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).
b) Banyak siswa yang merasa bosan dalam pembelajaran PAI, hal ini disebabkan karena
guru lebih banyak menggunakan metode ceramah sehingga kurang menarik minat
siswa.
c) Masih ada guru menggunakan metode yang tidak sesuai dengan materi.

Page 3 of 22
d) Banyak siswa yang menganggap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah
pelajaran yang sulit dipelajari karena penggunaan metode pembelajaran yang kurang
tepat.
e) Kurang aktifnya siswa-siswi dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(siswa lebih pasif)

2. Batasan Masalah
Dari bahasan yang akan dibahas peneliti, masih terlalu banyak masalah yang akan diteliti,
agar lebih terarah dan penelitian tidak meluas sehingga dapat berjalan efektif dan efisien
maka peneliti memberikan batasan masalah, diantaranya :
a) Penelitian ini hanya terbatas pada metode pembelajaran think pair and share dalam
mata pelajaran PAI materi Iman kepada Rasul Allah Kelas XI TPM 1 di SMK
Negeri 1 Tekung Tahun Pelajaran 2022/2023.
b) Untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah proses pembelajaran, peneliti
menggunakan pre-test dan post-test

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a) Bagaimana hasil belajar siswa kelas eksperimen di kelas XI TPM 1 dengan
menggunakan metode pembelajaran think pair and share pada materi Iman kepada
Rasul Allah ?
b) Bagaimana hasil belajar siswa kelas kontrol di kelas XI TPM 1 dengan
menggunakan metode pembelajaran think pair and share pada materi Iman kepada
Rasul Allah ?
c) Adakah pengaruh hasil belajar siswa kelas XI TPM 1 SMK Negeri 1 Tekung setelah
menggunakan metode pembelajaran think pair and share ?

D. Cara Pemecahan Masalah


Penelitian ini berusaha untuk memecahkan masalah pemahaman peserta didik yang ada
di Kelas XI TPM 1 SMK Negeri 1 Tekung melalui penerapan metode think pair and share.
Karena dengan memanfaatkan metode think pair and share, kondisi pembelajaran di kelas
menjadi aktif karena terjadi kolaborasi dalam pembelajaran sehingga pemahaman peserta didik
tentang Iman Kepada Rasul Allah lebih mudah dipahami, karena mereka memahami konsep

Page 4 of 22
tersebut secara mandiri dan kelompok melalui keaktifannya dalam menggali informasi dan
menyebarkannya ke teman sejawat.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas eksperimen di kelas XI TPM 1 dengan
menggunakan pembelajaran mengunakan metode think pair and share pada materi
Iman kepada Rasul Allah.
b) Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas kontrol di kelas XI TPM 1 dengan
menggunakan metode ceramah pada mata pelajaran agama islam materi Iman kepada
Rasul Allah.
c) Untuk mengetahui adakah pengaruh dari Implementasi pembelajaran mengunakan
metode metode think pair and share pada materi Iman kepada Rasul Allah di kelas XI
TPM 1 SMK Negeri 1 Tekung.

2. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi sebagai masukan bagi lembaga-lembaga
pendidikan yang berguna meningkatkan mutu pendidikan, khususnya bagi para
pendidik Agama Islam di SMK Negeri 1 Tekung.
b. Secara Praktis
1) Bagi Peneliti, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam penerapan
langsung terhadap hasil belajar siswa melalui pembelajaran mengunakan metode
think pair and share pada materi Iman kepada Rasul Allah di SMK Negeri 1
Tekung.
2) Bagi guru PAI, dapat menambah pengetahuan mengenai pembelajaran dalam
melaksanakan proses pembelajaran pada materi Iman kepada Rasul Allah.

Page 5 of 22
3) Bagi peneliti selanjutnya, menjadi rujukan untuk lebih meningkatkan hasil
penelitian selanjutnya dan sebagai tambahan kepustakaan yang dapat digunakan
sebagai salah satu sumber karya ilmiah lebih lanjut.

G. Definisi Istilah/Operasional

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Peningkatan Pemahaman adalah :
Pemahaman yang dinyatakan dalam bentuk sebuah pemahaman yang di nyatakan melalui
beberapa jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada siswa.
2. Iman kepada Rasul Allah adalah :
Iman kepada Rasul Allah adalah mempercayai bahwa Allah SWT telah mengutus rasul
untuk memberikan petunjuk dan pedoman hidup kepada umat manusia agar sejahtera dunia
dan akhirat.
3. Metode think pair and share adalah :
Metode pembelajaran dimana peserta didik berpikir secara mandiri tentang permasalahan
yang diberikan oleh guru kemudian diskusi dengan pasangan dan membagikan hasil diskusi
tersebut kepada teman di kelas.

Page 6 of 22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. KajianTerdahulu

Untuk mendapatkan hasil yang tepat dan kepercayaan yang kuat tentang penelitian ini,
maka diperlukan perbandingan dari hasil-hasil penelitian yang relevan, yang berkaitan
dengan judul penelitian ini, antara lain yaitu:
1. Agustin Eka Ariestari (2012) Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII 2 Matapelajaran PAI di SMP Negeri 2
Kayuagung Menyatakan bahwa bahwa penerapan metode pembelajaran Think Pair and
Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII 2 Matapelajaran PAI di SMP
Negeri 2 Kayuagung. Peningkatan hasil belajar tersebut terlihat pada peningkatan nilai
hasil belajar siswa pada siklus I dengan nilai rata-rata 75,16 dan pada siklus II menjadi
82,19.1
2. Muhammad (2007) “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Think-Pair-
Share Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Kelas IV SDN 1 Desa Kijang Ulu ”. Menyatakan bahwa dengan penerapan
pembelajaran kooperatif dengan metode Think Pair and Share pada mata Pelajaran
Pendidikan Agama islam di kelas IV SDN SDN 1 Desa Kijang Ulu, dapat meningkatakan
prestasi belajar dengan ditunjukkan meningkatnya nilai hasil belajar siswa. Adanya
peningkatan prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan meningkatnya aspek afektif,
kognitif dan psikomotorik masing-masing siswa.2
3. Dapat dilihat dari penelitian ada kesamaan dan perbedaan dalam penelitian,
persamaannya adalah sama-sama meneliti mengunakan metode kooperatif Think Pair and
Share dan perbedaannya adalah dalam meningkatkan prestasi belajar, sedangkan peneliti
dalam meningkatkan hasil belajar, dan sekolah yang diteliti SDN 1 Desa Kijang Ulu
peneliti di SMP Negeri 3 Palembang. Yosidita (2012) “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe ThinkPair-Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar

1
Agustin Eka Ariestari, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas VII 2 Matapelajaran PAI di SMP Negeri 2 Kayuagung”. Dalam skiripsi, Palembang: Fakultas Tarbiyah
UIN Raden fatah Palembang, 2010.
2
Muhammad, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Think-Pair-Share Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV SDN 1 Desa Kijang Ulu ”. Dalam skiripsi,
Palembang: Fakultas Tarbiyah UIN Raden fatah Palembang, 2007

Page 7 of 22
Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Kelas X A SMA Negeri 1 Baturaja”. Menyatakan bahwa
(1) Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas X A SMA Negeri 1
Baturaja, Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan
aktivitas belajar siswa pada siklus I dengan rata-rata mencapai 6,75 dan persentase rata-
rata aktivitas belajar mencapai 67,5% yang tergolong pada kategori cukup aktif. Pada
siklus II dengan rata-rata mencapai 8,11dan persentase rata-rata hasil belajar mencapai
81,1% yang berada pada kategori aktif. (2) Penerapan metode pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair and Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Geografi kelas X A SMA Negeri 1 Baturaja, Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal
tersebut dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dengan rata-rata
mencapai 74,24 yang berada kategori sedang, daya serap siswa mencapai 74,24%, dan
ketuntasan belajar klasikal mencapai 69,4 %. Pada siklus II dengan rata-rata mencapai
81,28 yang berada pada kategori tinggi, daya serap siswa mencapai 78,51%, dan
ketuntasan belajar klasikal mencapai 86,1%.3

Melihat dari penelitian diatas ada persamaan dan perbedaan dalam penelitiannya.
Persamaannya sama-sama menggunakan metode Think Pair and Share dan meningkatkan
hasil belajar dan perbedaanya mata pelajaran geografi, lokasi yang diteliti di SMA Negeri
1 Baturaja, sedangkan peneliti pada mata pelajaran pendidikan agama Islam penelitian di
SMK Negeri 1 Tekung.

2. Kajian Teori
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Secara etimologi metode berasal dari kata method yang berarti suatu cara kerja
yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan dalam mencapai suatu tujuan. Apabila
kata metode disandingkan dengan kata pembelajaran maka berarti suatu cara atas
system yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat
mengetahui, memahami, mempergunakan, dan menguasai bahan pelajaran tertentu.
Dalam makna lain metode pembelajaran diartikan sebagai prinsip-prinsip yang

3
Yosidita, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Kelas X A SMA Negeri 1 Baturaja”. Dalam skiripsi, Palembang:
Fakultas Tarbiyah UIN Raden fatah Palembang, 2012

Page 8 of 22
mendasari kegiatan mengarahkan perkembangan seseorang khususnya proses belajar
mengajar.4
Sedangkan Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai “a set of events
embedded in purposeful activities that facilitate learning”. Pembelajaran adalah
serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan
terjadinya proses belajar.5

b. Pengertian Metode Pembelajaran Think Pair and Share


Metode pembelajaran think pair and share mengunakan metode diskusi
berpasangan yang dilanjutkan dengan diskusi berpasangan yang dilanjutkan dengan
diskusi pleno. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih untuk mengutarakan
pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain tetap mengacu pada
materi atau tujuan pembelajaran.
Menurut pendapat Trianto “strategi think and pair and share atau berpikir
berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa”.
Senada dengan Arends ”menyatakan bahwa think pair and share merupakan
suatu cara efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi
bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan
kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat
memberi siswa lebih banyak waktu berfikir, untuk merespons dan saling menbantu”.6
Berdasarkan pendapat beberapa pakar dapat disimpulkan bahwa metode think
pair and share merupakan metode yang mudah, murah dan sederhana dengan
mengelompokkan siswa secara berpasangan yang dapat meningkatkan interaksi siswa,
kemandirian, tanggung jawab serta keaktifan siswa dalam belajar. Siswa dilatih untuk
aktif dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan berdiskusi dengan teman
pasangannya.

4
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Khodijah, Metode dan Tehnik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hlm. 29
5
Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Dian Rakyat, 2011), hlm. 9
6
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri), hlm 81

Page 9 of 22
c. Langkah-langkah metode pembelajaran Think Pair and Share
Langkah-langkah metode pembelajaran adalah :7
1. Guru menyampaikan inti materi Iman kepada Rasul Allah dan kompetensi yang
ingin dicapai.
2. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan Iman kepada Rasul
Allah yang disampaikan guru.
3. Siswa diminta berpasangan, dengan teman sebelahnya (kelompok dua orang) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya tentang Iman kepada Rasul Allah.
5. Berawal dari kegiatan tersebut, mengarakan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi Iman kepada Rasul Allah yang belum
diungkap oleh siswa.
6. Guru memberikan kesimpulan tentang materi Iman kepada Rasul Allah
7. Penutup.

d. Kelebihan dan Kelemahan Metode Think Pair and Share


Kelebihan metode think pair and share adalah sebagai berikut :8
1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Pengunaan metode pembelajaran
think pair and share menuntut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan
tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru diawal pertemuan
sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baiksebelum guru
menyampaikan pertemuan selanjutnya.
2. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru setiap pertemuan selain
untuk melibatkan siswa secara aktip dalam pembelajaran juga agar siswa dapat
selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak
hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan halini dapat
mempengaruhi hasil belajar mereka.

7
Zainal Aqib, Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontektual dan( Inovatif), (Bandung: Penerbit
Yrama Widya 2014), hlm. 24
8
Jumanta Hamdayama, Model Pembelajaran kreaktif dan berkarakter, (Bogor: Ghalia Indonesia 2014), hlm.203

Page 10 of 22
3. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran think pair and share
diharapkan dapat memotipasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar
siswa dapat lebih baik dari pada pembelajaran dengan metode konpensional.
4. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai, kecenderungan siswa
merasa malas karna proses belajar mengajar dikelas hanya mendengarkan apa
yang disampaikan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktip dalam proses
belajar mengajar, metode pembelajaran think pair and share lebih menarik dan
tidak menoton dibandingkan metode konvensional.
5. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model pembelajaran
konvensioanal, siswa yang aktif idalam kelas hanyalah siswa tertentu yang benar-
benar rajin dan tepat dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru
sedangkan siswa lain hanya “pendengar” materi yang disampaikan oleh guru.
Dengan pembelajaran think pair and share, hal ini dapat diminimalisir sebab semua
siswa dapat terlibat permasalahan yang diberikan oleh guru.
6. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter hasil proses belajar mengajar adalah hasil
belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran think pair and share,
perkembanagan hasil belajar siswa dapat diidentipikasikan secara bertahap,
sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal.
7. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi dan kerja sama yang
diterapkan dalam metode pembelajaran think pair and share menuntut siswa agar
dapat bekerja sama dalam tim, sehingga dituntut untuk dapat belajar berempati,
menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak
diterima.
Jadi, Kelebihan dari metode pembelajaran think pair and share yaitu membuka
kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis, dan siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran, siswa lebih berpikir lebih maju dan berani, dari pendapat diatas dapat
dipahami bahwa alur pembelajaran dengan think pair and share adalah dengan
mengajak siswa memikirkan solusi dari permasalahan yang ada dan mencoba untuk
berbagi solusi tersebut dengan teman yang lain secara berpasangan, sehingga ada
pertukaran pendapat dalam proses pembelajaran.

Page 11 of 22
Sedangkan beberapa kelemahan model pembelajaran think pair and share ini adalah
sebagai berikut :9
1. Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir sistematik.
2. Lebih sedikit ide yang masuk.
3. Jika ada perselisihan tidak ada penengah dari siswa dalam kelompok yang
bersangkutan sehingga banyak kelompok yang melapor dan dimonitor.
4. Jumlah murid yang ganjil berdampak pada pembentukan kelompok, karna ada
satu murid yang tidak mempunyai pasangan.
5. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak .
6. Mengantungkan pada pasangan.

Jadi, Kelemahan metode pembelajaran think pair and share adalah sangat sulit
diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah dan waktu yang
terbatas, sedangkan jumlah kelompok yang terbentuk banyak dan kekurangan dari
kelompok berpasangan ialah (kelompok yang terdiri dari 2 orang siswa) adalah : (1)
banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitori; (2) lebih sedikit ide yang
muncul; dan (3) tidak ada penengah jika terjadi perselisihan.

9
Trianto, Op. Cit., hlm. 204

Page 12 of 22
BAB III
METODE PENELITIAN

Metodelogi adalah ilmu tentang kerangka kerja untuk melaksanakan penelitian yang
bersistem; sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin
ilmu; studi atau analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode; atau cabang ilmu logika yang
berkaitan dengan prinsip umum pembentukan pengetahuan (knowledge).
Sudarwan Danim berpendapat bahwa penelitian merupakan penyelidikan yang dilakukan
secara kritis dan sistematik untuk menemukan fakta dari gejala atau hubungan antar gejala tertentu.
Penelitian dapat pula diartikan sebagai studi sistematik atau proses pencarian fakta secara
sistematik untuk menemukan fakta dari gajala atau hubungan antar gejala tertentu. 10
Jadi, metodologi penelitian adalah dasar-dasar filsafat ilmu dari suatu metode atau langkah
praktis penelitian untuk memperoleh kebenaran, harus didasari oleh proses berpikir ilmiah yang
dituangkan dalam metode ilmiah.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan
untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian
deskriptif kualitatif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan
dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research). Menurut Soedarsono penelitian tindakan kelas merupakan suatu
bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki
kondisi praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan.

Secara singkat Classroom Action Research juga dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara
professional.

10
Sudawan Danim, Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Perilaku, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 18.

Page 13 of 22
Dalam bagian ini peneliti ingin menunjukkan gambaran dari kegitan penelitian tindakan
kelas dalam gambar bagan 3.1.11

Peneliti menggunakan bagan ini supaya siklus atau prosedur penelitian dapat lebih mudah
untuk dimengerti oleh pembaca. Bagan 3.1. bagan yang ditunjukkan ini akan dijelaskan oleh
peneliti setahap demi setahap seperti: tahap 1) peneliti harus mendapatkan data pertama
tentang permasalahan yang dihadapi siswa sebagai materi yang akan dianalisa; tahap 2)
rencana: peneliti harus mempunyai persiapan dalam penelitian ini supaya kegiatan penelitian
ini dapat berjalan dengan baik dan sistematis; tahap 3) kegiatan penelitian: sebuah penerapan
metode penelitian yang baru yaitu metode tanya jawab untuk mengatasi permasalahan yang
ada di kelas; tahap 4) observasi, observasi dilaksanakan untuk mengoreksi proses belajar
mengajar di kelas, apakah siswa aktif atau tidak selama pelajaran berlangsung; tahap 5)
refleksi: fungsi dari refleksi adalah untuk mengetahui apakah penelitian ini berhasil atau tidak.
Jika hasil dari kegiatan penelitian pertama belum berhasil maka penelitian akan dilanjutkan ke
tahap penelitian yang kedua dengan metode yang sama.

11
Sukidin dalam Manajemen Penelitian Tindakan Kelas (2008:52)

Page 14 of 22
BAGAN
SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS
DI KELAS XI TPM 1 SMKN 1 TEKUNG

PERENCANAAN AWAL
Siswa kelas X ATU 1 SMKN
1 TEKUNG mempunyai ANALISA DATA
permasalahan dalam PERMASALAHAN
pemahaman konsep membaca Siswa kurang latihan
Al-Qur’an. Bagaimanakah membaca Al-Qur’an dan
peneliti dapat meningkatkan kurang memahami Tajwid
pemahaman dalam membaca
Al-Qur’an?

RENCANA
TINDAKAN
Memutuskan untuk
menggunakan PELAKSANAAN OBSERVASI
tanya jawab Menerapkan metode Memeriksa proses
dengan tanya jawab di belajar dan hasil
mempersiapkan: dalam kelas dari pembelajaran
- RPP
- Materi
pelajaran

REVISI TIDAK SUKSES

REFLEKSI
Hasil dari penelitian

Penelitian Di
Hentikan

SUKSES

Page 15 of 22
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Tekung, sedangkan waktu pelaksanaan


penelitian ini adalah pada bulan Nopember 2022, tepatnya pada pembelajaran semester ganjil
tahun pelajaran 2022/2023.
Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas XI TPM 1 di SMKN 1 Tekung tahun
pelajaran 2022/2023, dengan jumlah 32 siswa yang mempunyai kemampuan heterogen, yaitu
ada yang pintar, ada yang sedang dan ada yang rendah.

3. Prosedur penelitian
Penelitian tindakan kelas ini rencananya dilaksanakan 2 siklus, Setiap siklus terdiri dari
4 kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Akan tetapi, sebelum
melaksanakan penelitian pada siklus 1, peneliti dalam hal ini melaksanakan kegiatan pra siklus
(pengamatan awal). Pada kegiatan pra siklus, peneliti melakukan pengamatan awal yaitu
berupa pre test tentang materi Iman Kepada Rasul Allah. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa tentang pemahaman materi bacaan tajwid.
Kegiatan Penelitian (Siklus I)
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Koordinasi dengan Kepala Sekolah
2. Menentukan waktu penelitian.
3. Tanya jawab den gan teman sejawat tentang tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi Iman Kepada
Rasul Allah.
5. Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran audio
visual
6. Menyusun alat evaluasi berupa soal tes lisan
7. Menyiapkan instrumen penelitian untuk proses pengumpulan data
8. Mengkoordinasikan program kerja pelaksanaan tindakan dengan teman sejawat

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan


Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario dan rencana
pembelajaran. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

Page 16 of 22
1. Memberikan apersepsi berupa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari untuk mengetahui kesiapan dan kemampuan penguasaan materi yang
dimiliki masing-masing siswa
2. Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai siswa
3. Menjelaskan materi meniti hidup dengan kemuliaan melalui aplikasi prezi.
4. Guru menyampaikan inti materi Iman kepada Rasul Allah dan kompetensi yang
ingin dicapai.
5. Siswa diminta untuk berpikir tentang materi/permasalahan Iman kepada Rasul Allah
yang disampaikan guru.
6. Siswa diminta berpasangan, dengan teman sebelahnya (kelompok dua orang) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
7. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya tentang Iman kepada Rasul Allah
8. Berawal dari kegiatan tersebut, mengarakan pembicaraan pada pokok permasalahan
dan menambah materi Iman kepada Rasul Allah yang belum diungkap oleh siswa.
9. Guru memberikan kesimpulan tentang materi Iman kepada Rasul Allah
10. Memberikan evaluasi akhir kepada siswa.
11. Menutup kegiatan pembelajaran dan memberikan motivasi untuk lebih giat belajar

c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Peneliti
dibantu oleh seorang teman sejawat yaitu guru Kelas XII untuk mengamati kegiatan
belajar mengajar dan mencatat perilaku atau aktivitas belajar siswa ke dalam lembar
observasi yang telah disiapkan sebelumnya (lampiran 1 tabel 1.2). Variabel yang
diobservasi dengan menggunakan lembar observasi meliputi :
1. Aktivitas guru dalam menerapkan metode tanya jawab
2. Aktivitas siswa dalam mengikuti skenario pembelajaran dari awal hingga akhir.
Sedangkan saat guru melaksanakan proses pembelajaran, observer juga mengamati
kegiatan guru mengajar berdasarkan lembar observasi yang telah disiapkan
sebelumnya.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama guru (observer) melakukan analisis terhadap data-data
yang terkumpul baik melalui observasi maupun hasil tes, kemudian mentanya

Page 17 of 22
jawabkan kelemahan-kelemahan pembelajaran selama proses belajar mengajar
berlangsung. Kelebihan yang ada pada tahap ini akan dipertahankan, sedangkan
kelemahannya akan diperbaiki pada siklus II.

Kegiatan Penelitian (Siklus II)


Tahapan dalam kegiatan penelitian siklus II ini sama seperti pada tahapan dalam
kegiatan siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Jika
hasil pada siklus II ini sudah memenuhi kriteria ketuntasan belajar, maka penelitian
dianggap sudah berhasil dan selesai, namun apabila masih belum memenuhi kriteria
ketuntasan pemahaman yang diharapkan, maka akan dilanjutkan ke siklus III.

4. Pelaksanaan Siklus Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus. Masing-masing siklus


memiliki kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Setelah
melakukan refleksi pada siklus I, penelitian akan melanjutkan dengan kegiatan pada siklus II.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru dan peneliti.
b. Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini yaitu berupa data-data kuantitatif yaitu berupa nilai
hasil pengerjaan instrumen evaluasi akhir siklus dan data-data kualitatif yaitu berupa hasil
observasi selama pelaksanaan tindakan setiap siklus berlangsung.
c. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan
skor angka. Dalam hal ini tes diberikan kepada peserta didik kelas XI TPM 1 SMKN 1
TEKUNG tahun pelajaran 2022/2023 dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan
dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI & BP)

Page 18 of 22
khususunya dalam materi “Meniti Hidup dengan Kemuliaan” melalui metode tanya
jawab dengan model think, pair, share.
2. Observasi
Metode observasi ini digunakan untuk mendapatkan data yang berhubungan
dengan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI &
BP) khususunya dalam materi “Iman Kepada Rasul Allah” melalui metode tanya jawab
dengan model think, pair, share di kelas kelas XI TPM 1 SMKN 1 TEKUNG tahun
pelajaran 2022/2023 melalui pengamatan teman sejawat.

6. Instrumen Penelitian
Selain penulis sebagai seorang instrumen, penelitian ini juga memerlukan instrumen
lain untuk memperoleh data penelitian, yaitu sebagai berikut :

a. Instrumen Tes
Tes dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar soal.
Pengukuran tes pemahaman ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan
pemahaman siswa. Tes yang dimaksud meliputi tes awal/tes pengetahuan pra syarat, yang
akan digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep materi pelajaran sebelum pemberian
tindakan. Selain tes awal juga dilakukan tes pada setiap akhir tindakan, hasil tes ini akan
digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti.
b. Instrumen Observasi
Observasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data dengan cara melaksanakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena atau subyek yang
diselidiki. Adapun hal-hal yang diobservasi yaitu: (1) observasi terhadap rencana
pembelajaran, (2) observasi terhadap proses pembelajaran, dan (3) observasi terhadap hasil
yang diperoleh siswa setelah dilakukan tindakan.

7. Teknis Analisa Data


Data yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan kemudian dianalisis untuk
mengetahui peningkatan pemahaman siswa. Teknik analisisa data yang digunakan ada yang
bersifat kuantitatif dan kualitatif, sehingga data tersebut akan dianalisa secara deskriptif
kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dikategorikan dan diklasifikasikan

Page 19 of 22
berdasarkan analisis kaitan logisnya, kemudian disajikan secara aktual dan sistematis dalam
keseluruhan permasalahan dan kegiatan penelitian.
Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan Pemahaman Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti setelah menggunakan metode tanya jawab dengan model think, pair, share,
persentase ketuntasan Pemahaman siswa setelah pembelajaran berlangsung dapat
menggunakan rumus :
Keterangan:
P = Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa
n = Jumlah siswa yang tuntas belajar
N = Jumlah seluruh siswa

Kategori Persentase Peningkatan Pemahaman Siswa: (a) Ketuntasan perorangan,


seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila telah mencapai skor ≥ 70 dari skor
maksimal 100; (b) Ketuntasan klasikal, suatu kelas diyatakan tuntas apabila terdapat
minimal 75% telah mencapai ketuntasan individual ≥ 70 dari skor maksimal 100.

8. Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data diperlukan untuk membuktikan kebenaran data yang didapat
selama melakukan penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, kriteria utama terhadap data hasil
penelitian adalah valid, reliabel dan obyektif. Validitas merupakan derajat ketepatan antara
data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Sedangkan reliabel adalah suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam
obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda
menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan
data yang tidak berbeda. Sedangkan obyektivitas berkenaan dengan “derajat kesepakatan” atau
“interpersonal agreement” antar banyak orang terhadap suatu data.
Peneliti dapat memberikan data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai

Page 20 of 22
referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan
temuan yang diteliti.

9. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini dianggap berhasil jika memenuhi indikator keberhasilan
sebagai berikut :
a. Siswa dikatakan tuntas jika prosentase ketuntatasan kelas mencapai minimal 75%.
b. Siswa dikatakan berhasil dalam pembelajaran jika nilai rata-rata siswa mencapai 70
sesuai dengan KKM.

10. Tim Peneliti


Adapun Tim Peneliti yang terlibat dalam proses Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :
a. Guru Mapel PAI & BP (Peneliti)
b. Kepala Sekolah
c. Guru Sejawat (Guru Kelas XII)

Page 21 of 22
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standart Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008)
Sekretariat Negara RI, Undang-undang Republik Indonesia No 20 tahun 2013 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Soedarsono, Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau | Volume 7 | Nomor 2 | Oktober 2018 . Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.

Sukidin dalam Manajemen Penelitian Tindakan Kelas (2008:52)


Sukidin, dkk, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas (Surabaya: Insan Cendekia, 2002)
Sulaiman, dalam Kitab Tuhfatul Atfal
Supriawan Dedi dan A.Benyamin Surasega. Strattegi Belajar Mengajar (Bandung:FPTK-IKIP
Bandung, 1990)
Winataputra Udin S, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta;Penerbitan Universitas Terbuka, 2003)

Page 22 of 22

Anda mungkin juga menyukai