Anda di halaman 1dari 94

PENINGKATAN SPIRITUALITAS JAMAAH MANAQIB SYEKH ABDUL

QADIR AL-JAILANI DI DESA SUMBER HIDUP KECAMATAN MUARA


TELANG KABUPATEN BANYUASIN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Dalam Aqidah dan Filsafat Islam

Oleh:

MUHAMMAD TOHA
NIM: 1830302101

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023 M/1444 H
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Kepada Yth.
Bapak Dekan Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran Islam
UIN Raden Fatah Palembang di-
PALEMBANG

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Setelah mengadakan bimbingan dan perbaikan, maka kami berpendapat bahwa


skripsi berjudul “Peningkatan Spiritualitas Jamaah Manaqib Syekh Abdul
Qadir Al-Jailani Di Desa Sumber Hidup Kecamatan Muara Telang
Kabupaten Banyuasin” yang ditulis oleh sdr. :

Nama : Muhamad Toha

NIM : 1830302101

Sudah dapat diajukan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan


Pemikiran Islam UIN Raden Fatah Palembang.

Demikianlah terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

i
PENGESAHAN SKRIPSI MAHASISWA

Setelah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan


Pemikiran Islam UIN Raden Fatah Palembang pada :

Hari / Tanggal :
Tempat :
Maka skripsi saudari :
Nama : MUHAMAD TOHA
NIM : 1830302101
Jurusan : Aqidah dan Filsafat Islam
Judul : PENINGKATAN SPIRITUALITAS JAMAAH
MANAQIB SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI DI
DESA SUMBER HIDUP KECAMATAN MUARA
TELANG KABUPATEN BANYUASIN
Dapat diterima untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) dalam
ilmu Aqidah dan Filsafat Islam.
Palembang 3 Januari 2023
Dekan

Pof. Dr. H. Ris’an Rusli, MA


NIP. 196505191992031003
Tim Munaqasyah
KETUA
SEKRETARIS

NIP.
NIP.
PENGUJI I PENGUJI II

NIP. NIP.

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhamad Toha


NIM : 1830302101
Tempat/Tgl. Lahir : Sumber Hidup, 3 Desember 1999
Status : Mahasiswa Fak. Ushuluddin dan Pemikiran Islam
UIN Raden Fatah Palembang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul


“PENINGKATAN SPIRITUALITAS JAMAAH MANAQIB SYEKH ABDUL
QADIR AL-JAILANI DI DESA SUMBER HIDUP KECAMATAN MUARA
TELANG KABUPATEN BANYUASIN” adalah benar karya saya, kecuali
kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya. Apabila di kemudian hari terbukti
tidak benar atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, saya siap dan
bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar.

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Teruslah Mendengarkan nasihat. Karena bila hati jauh dari nasihat, hati akan

menjadi buta”. (Syekh Abdul Qadir Jailani).

PERSEMBAHAN

1. Kupersembahkan karya kecil ini, untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada

saat suka maupun duka, yang selalu setia mendampingi, saat ku lemah dan

tak berdaya yaitu ayahanda tercinta Bapak Tumingan dan Ibu Jumrotun.

Yang selalu memanjatkan doa kepada putra Mu tercinta dalam setiap

sujud. Terima kasih Untuk semuaya.

2. Untuk Kakak-kakak Saya tercinta Eko Purnomo, Nurhayati, Siti

Munawaroh dan Muhammad Imron yang telah memberikan semangat dan

Motifasi.

3. Segenap civitas akademika kampus Universitas Islam Negeri Raden Fatah

Palembang, staf pengajar dan seluruh mahasiswa semoga tetap semangat

dalam beraktifitas mengisi hari-harinya di kampus Universitas Negeri

Raden Fatah Palembang.

4. Untuk Almamater Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang yang

telah menaungi dalam menuntut ilmu, semoga ilmu yang diperoleh dapat

bermanfaat.

iv
KATA PENGATAR

‫انر ِحيْم‬
‫انرحْ َم ِه ه‬
‫َّللاِ ه‬
‫س ِم ه‬
ْ ِ‫ب‬

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur kepada Allah SWT yang telah

memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini guna mendapat kelulusan dalam pendidikan stara satu dan memperoleh

gelar sarjana agama (S.Ag) dalam program studi Aqidah dan Filsafat Islam.

Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, Aamiin.

Skripsi ini berjudul “Peningkatan Spiritualitas Jamaah Manaqib Syekh

Abdul Qadir Al-Jailani Di Desa Sumber Hidup Kecamatan Muara Telang

Kabupaten Banyuasin”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak

mendapatkan bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan juga arahan dari berbagai

pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta, Bapak Tumingan dan Ibu Jumrotun. Terimakasih

untuk semua yang telah Bapak dan Ibu lakukan, terlebih untuk doa-doa

yang terus mengalir untuk anakmu ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ris‟an Rusli, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

dan pemikiran Islam.

3. Bapak Jamhari, M.Fil.l selaku Ketua Program Studi Aqidah dan Filsafat

Islam Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam.

4. Ibu Yen Fikri Rani, M.Ag selaku dosen pembimbing Akademik (PA) yang

telah memberikan saran-sarannya.

v
5. Bapak Dr. Idrus Alkaf, M.A Selaku Dosen Pembimbing 1 dan Ibu Yen

Fikri Rani, M.Ag selaku Dosen Pembimbing ll yang selalu memberikan

bimbingan dan arahan serta motivasi kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

6. Seluruh Dosen dan tenaga kependidikan di Fakultas Ushuluddin dan

pemikiran Islam yang telah memberikan pelayanan terbaik pada penulis

selama menempuh studi di Fakultas di Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran

Islam.

7. Kanggo Sedulur-sedulurku, keluarga, konco, sahabat, seng takon wae

“Kapan Sidang?”, “Kapan Wisuda?”, “Kapan nyusul”, kalian adalah

alasanku agar cepat bisa menyelesaikan tugas akhir ini. Matur suwon

kanggo sekabehane.

8. Kepada Teman-teman saya Muhamad Kholilulrohman, Riza Hardian,

Muhammad Yusuf, wahyu kertapati, ihsan al-gandusi, riski Randa, indra

lesmana, Dwi Gondo yang selalu memberikan motivasi dan dukungan.

9. Dan yang terakhir terima kasih kepada air hujan hingga banjir yang sudah

merendam kosan penulis selama proses pengerjaan skripsi, terimakasih

sudah mengajarkan arti perjuangan dalam menuntut ilmu.

Palembang, 3 Januari 2023

Muhamad Toha
NIM: 1830302101

vi
ABSTRAK

Skripsi yang berjudul Peningkatan Spiritualitas Jamaah Manaqib


Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di Desa Sumber Hidup Kecamatan Muara
Telang Kabupaten Banyuasin dilatar belakangi oleh adanya upaya untuk
meningkatkan spiritual dari anggota jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-
Jailani. Upaya dalam peningkatan tersebut tentunya disesuaikan dengan kondisi
jamaah, karena jamaah memiliki latar belakang yang berbeda sehingga
mempengaruhi kesadaran jamaah. Adapun yang mempengaruhinya diantaranya
adalah faktor pendidikan, ekonomi, kultur dan budaya. Dengan demikian maka
penelitian ini akan menelaah lebih dalam tentang bagaimana pelaksanaan dan
peran manaqib tentang peningkatan spiritualitas jamaah.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam bentuk riset lapangan.
Sumber data dalam penelitian ini yaitu menggunakan data primer dan sekunder.
Data primernya bersumber dari observasi dan wawancara dengan Jamaah
Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Sementara data sekunder meliputi
dokumentasi-dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian. Pengumpulan
datanya dilakukan dengan cara mendokumentasikan hasil dari observasi dan
wawancara yang dilakukan di Jamaah Manaqib serta berbagai rujukan dan
referensi lainnya. Adapun analisisnya menggunakan metode analisis deskriptif
kualitatif, data yang didapat dilakukan pemilihan terlebih dahulu, lalu disusun
agar mudah dipahami, kemudian ditarik kesimpulan dengan metode deduktif.
Hasil penelitian ini, bahwa pelaksanaan manaqib Syekh Abdul Qadir Al-
Jailani yaitu: 1). Bertawasul, yaitu dengan cara membaca Al-Fatihah sebanyak 7
kali untuk para arwah yang ditulis dikertas dan dibacakan oleh pemimpin
manaqib. 2). Pembacaan sholawat yang dibacakan jamaah secara bersama-sama.
3). Pembacaan manaqib yang dibacakan jamaah sesuai bab manaqib yang telah
ditentukan oleh pemimpin manaqib. 4). Doa yang dibacakan oleh pemimpin
manaqib. Adapun peran manaqib dalam meningkatkan spiritual jamaah yakni
mengubah pola pikir jamaah, hal ini dapat dilihat ketika setelah mengikuti
kegiatan manaqib jamaah merasa lebih tenang damai, ada juga jamaah yang
menjadi lebih bersyukur dengan hidup yang dimiliki, jamaah juga menjadi lebih
khusyu‟pada mengerjakan sholat, ada juga jamaah yang tidak merasakan apapun
dalam mengikuti kegiatan manaqib dan mengalami peningkatan spiritualitas.
Adapun kendala dalam meningkatkan spiritualitas yakni latar belakang jamaah
yang berbeda seperti faktor pendidikan, ekonomi, kultur dan budaya sedangkan
solusi dalam meningkatkan spiritualitas adalah dengan meneladani kisah spiritual
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang terdapat dalam manaqib.

Kata Kunci : Manaqib, Spiritualitas Jamaah, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................................ iii
PENGESAHAN SKRIPSI MAHASISWA ................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................................. v
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ix
BAB l : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................... 9
D. Kajian Kepustakaan ............................................................................ 10
E. Definisi Konseptual ............................................................................ 13
F. Metode Penelitian ............................................................................... 15
G. Sistematika Penulisan ......................................................................... 21
BAB ll : SPIRITUALITAS JAMAAH MANAQIB SYEKH
ABDUL QADIR AL- JAILANI
A. Spiritualitas .........................................................................................
1. Pengertian Spiritualitas .................................................................. 23
2. Faktor Peningkatan Spiritualitas .................................................... 26
3. Cirir-Ciri Spiritualitas .................................................................... 27
4. Jenis Jiwa Spiritualitas................................................................... 31
B. Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani .............................................
1. Pengertian Manaqib ....................................................................... 34
2. Praktek Manaqib ............................................................................ 36
3. Sejarah Munculnya Manaqib di Indonesia .................................... 36
4. Tujuan Penyelenggaraan Manaqib ................................................ 38

viii
BAB lll : GAMBARAN UMUM DESA SUMBER HIDUP KECAMATAN
MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN
A. Profil Desa Sumber Hidup... .............................................................. 55
1. Kondisi Geografi ........................................................................... 57
2. Kondisi Penduduk.......................................................................... 57
3. Bahasa ............................................................................................ 58
4. Sistem Kepemerintahan ................................................................. 60
5. Mata Pencahariaan ......................................................................... 60
B. Kearifan Desa Sumber Hidup dibidang Keagamaan .......................... 61
BAB lV : DAMPAK PEMBACAAN MANAQIB SYEKH ABDUL
QADIR AL-JAILANI DALAM MENINGKATKAN
SPIRITUALITAS JAMAAH MANAQIB DI DESA
SUMBER HIDUP
A. Biografi Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ............................................ 40
1. Riwayat Hidup Syekh Abdul Qadir Al-Jailani .............................. 40
2. Ajaran-ajaran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ................................ 45
3. Karya-karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani .................................. 51
B. Pembacaan Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di Desa
Sumber Hidup .................................................................................. 63
C. Peran Manaqib Dalam Meningkatkan Spiritualitas Jamaah di
Desa Sumber Hidup............................................................................ 65
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 76
B. Saran ................................................................................................... 77

ix
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Spiritualitas ialah kesanggupan dalam menganalisa dan juga

menyelesaikan semua permasalahan yang berhubungan pada substansi dan

nilai. Dan dapat mengikuti berbagai macam aktivitas dalam perjalanan hidup,

selain itu juga bisa menilai dan mengukur bahwa salah satu aktivitas dan

proses kehidupan tertentu lebih berguna dari pada yang lain. Seseorang yang

cerdas berlandaskan spiritual, tidak dapat menyelesaikan permasalahan

hidupnya berdasarkan logika dan perasaan saja. Ia akan mengaitkannya

dengan substansi dan hidup secara spiritual.1

Spiritual mempunyai arti kata spirit yang bermakna roh. Kata ini

berasal dari bahasa latin, spiritus yang bermakna nafas. Selain itu kata

spiritus bisa bermakna “sebuah alkohol yang dimurnikan”, oleh karena itu

spiritual bisa diartikan sebagai sesuatu yang murni. Diri kita yang

sesungguhnya merupakan roh kita. Roh dapat diartikan sebagai energi

kehidupan yang menjadikan kita bisa hidup, bernapas, serta bergerak.

Spiritual merupakan segala sesuatu kecuali tubuh fisik, pikiran, perasaan,

serta karakter diri kita.

Dewit-Weaver (dalam McEwen,2004) mengartikan spiritualitas

merupakan bagian dari dalam diri individu (core of individuals) yang

1
Farida Aisyah Hanief, Pengaruh Tradisi Membaca Manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-
Jailani Dalam Upaya Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Santriwati Pondok Pesantren Ahmada
Al-Hikmah Purwosari Kediri. (Skripsi : 2017). hlm., 4.
1
2

tersembunyi (unseen, invisible) yang berkontribusi terhadap keunikan serta

bisa menyatu dalam nilai-nilai transendental (suatu kekuatan yang maha

tinggi/high power dengan Tuhan/God) yang memiliki arti, tujuan, serta

keterhubungan. Pendapat lain juga memberikan arti bahwa memiliki

hubungan dengan sesuatu yang dipandang misterius, mahakuasa, Tuhan, dan

sesuatu yang universal adalah dasar spiritualitas sebagai cara hidup. Tischler

menyatakan bahwa spiritualitas mirip dengan cara yang berkaitan dengan

emosi, perilaku maupun sikap tertentu dari individu seseorang.

Dengan begitu, maka spiritual mendekat kepada sebuah Experience

relatif dari yang relevan untuk seseorang. Spiritual juga tidak memandang

hidup itu berharga ataupun tidak, namun hidup juga merupakan sesuatu yang

berharga.2

Perjalanan Spiritual adalah sesuatu hal diperlukan setiap orang,

untuk memahami esensi dan karakter kemanusiaan. seseorang yang tidak

menempuh perjalanan spiritual tidak akan mengerti banyak hal seperti

cakrawala al-nafs serta substansinya. Sselain itu, jika seseorang tidak

memulai perjalanan spiritual, dia tidak akan belajar apa pun tentang

penciptanya, aqliyah, yang menggabungkan teori dan iman, adalah

Dzauqiyah. Jika jiwa manusia tidak mengikuti jalan spiritual, ia mungkin

tidak merasakan ketenangan hati. Kebahagiaan adalah sesuatu yang

2
Endahing Noor Iman Pustakasari, Hubungan Spiritualitas dengan Resiliensi Survivor
Remaja Pasca Bencana Erupsi Gunung Kelud di Desa Pandansari-Ngantang-KabupatenMalang
(Skripsi: 2014). hlm., 20.
3

didambakan jiwa manusia secara terus-menerus, namun tidak dapat dialami

tanpa mengikuti jalan spiritual.3

Salah satu cara agar meningkatnya Spiritual seseorang yaitu

mencontoh perilaku para wali Allah adalah salah satu pendekatan untuk

mengembangkan spiritualitas seseorang. Jamaah manaqib juga telah diajarkan

hal ini. Adapun cara mendekatkan diri dengan sang pencipta, yaitu mencoba

memahami dan mengerjakan isi perintahnya serta meneladani utusan dan

kekasihnya. Di Desa Sumber Hidup terdapat sebuah rutinitas dan tradisi

pembacaan Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang merupakan suatu

ritual yang dijadikan tradisi sebagian masyarakat agar mendapatkan

keberkahan dari pembacaan Manaqib, selain itu juga untuk menjaga

silaturahmi kepada masyarakat serta menciptakan kerukunan.4

Kata Manaqib berasal dari bahasa Arab, dari lafaz naqaba, naqabu

naqban, yang bermakna menyelidiki, memeriksa, melubangi dan menggali.

Kata Manaqib berarti jama‟ dari lafaz manaqibun yang merupakan isim

makan dari lafaz naqaba.5 Pendapat lain tentang arti munaqib menurut

Mahmud Yusuf dalam kamus Indonesia-Arab yang memberikan arti berjalan

di bukit, sifat, kebaikan. Pendapat tersebut masih bisa dikatakan relevan

dengan arti yang sesungguhnya.6

3
Https://www.google.com/amp/s/id.Wikihow.com/Melakukan-Perjalanan-
Spiritual%3famp=1, Diakses Tanggal 18 September 2022.
4
Wawancara dengan Bapak Ustad Ahmad Rifa‟i Selaku Pimpinan Manaqib Desa Sumber
Hidup , Dilakukan wawancara Tanggal 14 September 2022 pukul 19.200 WIB.
5
Abdullah, Zakiy Al-Kaaf. Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, (Bandung: Pustaka
Setia, 2003), hlm., 59.
6
Abdullah, Zakiy Al-Kaaf. Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.... hlm., 61.
4

Umat Islam yang terlibat dalam praktik keagamaan yang dikenal

sebagai Dzikir Manaqib, yang akhirnya menjadi kebiasaan dan berfungsi

untuk mengintegrasikan budaya lokal dengan islam.7

Dzikir manaqib ini bertujuan untuk mendorong masyarakat supaya

senang berdzikir, dan tidak membed-bedakan kelompok manapun. Selain itu

jika seseorang senang dengan dzikrullah (ketika hidup diduia), pada dasarnya

dzikir yang dilaksanakan secara terus menerus dengan sungguh-sungguh akan

membawa pengaruh yang bermanfaat untuk ketenangan hati.8 dalam hadits

yang diriwayatkan tirmidzi, dzikir sangat sedikit kegunaannya jika hanya

dilakukan oleh lidah dan hati dalam kondisi lalai. adapun yang diriwayatkan

Abu Hurairah: “ Ketahuilah bahwa Allah tidak akan menerima doa dari hati

yang lalai”.9

Ritual dan Spiritual Keagamaan adalah dua fenomena sosial dan

Psikologis yang saling terkaitan satu sama lain. Dalam setiap ritual

keagamaan, tersimpan makna spiritual. Hubungan antara ritual dan spiritual

keagamaan yaitu seperti hubungan antara materi dan bentuk atau kulit dan isi.

Akan tetapi, dalam realitas kehidupan praktik ritual keagamaan tidak selalu

merefleksikan nilai atau kematangan spiritual keagamaan seseorang. Selain

itu, makna ritual dan spiritual keagamaan tidak lepas dari pengaruh kondisi

serta konteks dimana seseorang melaksanakannya.

7
M Darori Amin, Islam dan Kebudayaan Jawa (Jakarta: Gama Media, 2000), hlm., 9.
8
Wiliam C. Chittick, Tasawuf di Mata Kaum Sufi (Bandung: Mizan Media Utama, 2002),
hlm., 102.
9
Abu Hamid Al-Ghazali, Rahasia Dzikir dan Doa (Bandung: Karisma, 1998), hlm., 37.
5

Ritual, bagi sebagian ahli memberikan arti yaitu dasar setiap agama,

sehingga dapat diketahui dengan cara menelusuri sejarah-sejarah agama.

Sebaliknya, beberapa ahli mengatakan bahwa ritual tidak berhubungan

dengan asal muasal keyakinan atau ajaran tertentu. Ritual adalah perilaku

hasil kontruksi budaya manusia yang dilakukan untuk menciptakan

keseimbangan serta beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Meskipun

terdapat perbedaan ontologis, ritual tidak bisa dipisahkan dari ide kesucian,

waktu dan tempat dimana ritual itu dilaksanakan.10

Setiap ritual Islam mempunyai tujuan dan hikmah tersendiri. Seperti

shalat 5 waktu yang mengajarkan ketaatan serta kedisiplinan bagi seseorang

yang melaksanakanya. Al-quran menjelaskan bahwa shalat memiliki

kelebihan mencegah seseorang terlibat dalam perbuatan maksiat dan dosa

(QS.Al-„Ankabut: 45). Sholat berhubungan langsung dengan kualitas

spiritualitas seseorang. Ritual shalat sangat berat untuk dijalankan secara

konsisten kecuali oleh mereka yang yakin akan bertemu dengan Tuhan

diakhirat nanti (QS.Al-Baqarah: 45-46). Ritual shalat Jamaah dalam islam

sangat dianjurkan dan diyakini memiliki pahala 27 kali lipat dibanding

dengan melaksanakan shalat sendiri. Dengan menjalankan Sholat jamaah,

masyarakat muslim dbisa saling bertemu dengan saudara sesama muslim.

Dengan begitu, shalat jamaah mempunyai dampak moral dan sosial dengan

implikasi persatuan dan kesatuan dalam melaksanakannya.

10
Sulaiman, Mappiase, Ritual dan Spiritual Keagamaan Mahasiswa Muslim diwilayah
Minoritas Plural, Vol. 12, 2020. hlm., 101.
6

Selain itu, ritual membaca Al-Qur‟an dari setiap huruf dan ayat-ayat

Al-Qur‟an mempunyai makna spiritual sehingga mendapatkan ganjaran

pahala bagi siapapun yang membacanya, baik mengerti ataupun tidak

mengerti.11

Tujuan melaksanakan Manaqib pada Masyarakat Desa Sumber

Hidup memiliki tujuan diantaranya: 1. Untuk bertawasul kepada Syekh Abdul

Qadir Al-Jailani supaya permohonan dikabulkan oleh Allah dan diperbuat

atas dasar imanan kepada Allah. 2. Untuk melaksanakan nazar karena Allah

semata-mata, bukan karena maksiat 3. Untuk memperoleh berkah dari Syekh

Abdul Qadir Al-Jailani 4. Untuk mencintai, menghormati, dan memuliakan

para ulama Salafus Shalihin, Auliya, Syuhada dan lain-lain.12

Manaqib menjadi upacara yang dilakukan secara rutin dan

berkembang dalam budaya Indonesia. Manaqib adalah riwayat hidup yang

berfungsi sebagai tauladan dalam hal keramahan, moral, dan keturunan.

Rutinitas Manaqib yang berada di Desa Sumber Hidup merupakan

kegiatan yang diagendakan setiap satu minggu satu kali yaitu pada hari selasa

malam. Manaqib dilaksanakan pertama kali pada Tahun 2021 yang

dilaksanakan salah satu jamaah dengan didatangi beberapa masyarakat

sekitar. Siapapun yang mengikuti kegiatan tersebut mendapatkan ijazah dari

Habib Dahlan Assegaf yang berasal dari Purworejo Jawa Tengah.13

11
Sulaiman, Mappiase, Ritual dan Spiritualitas keagamaan Mahasiswa Muslim diwilayah
Minoritas Plural.... hlm., 101.
12
Abdullah, Zakiy Al-Kaaf. Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.... hlm., 62.
13
Wawancara dengan Bapak Ustad Ahmad Rifa‟i Selaku Pimpinan Manaqib Desa
Sumber Hidup , Dilakukan wawancara Tanggal 14 September 2022 pukul 20.00 WIB.
7

Ustad Ahmad Rifa‟i selaku pimpinan Manaqib di Desa Sumber

Hidup mengatakan jumlah Jamaah yang mengikuti Manaqib adalah 20 orang,

mayoritas diikuti oleh bapak-bapak namun ada beberapa diikuti oleh anak

muda.14 Kegiatan ini dilaksanakan secara rutin dan terus berkembang akan

tetapi, tidak semua masyarakat Desa Sumber Hidup ikut serta dalam kegiatan

ini. Berdasarkan hasil pengalaman bagi masyarakat yang mengikuti jamaah

Manaqib, kegiatan ini memberikan semangat untuk selalu menjalankan

perintahNya terutama melaksanakan shalat wajib 5 waktu. Kitab Manaqib

memberikan materi tentang kehidupan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang

bisa contoh dalam hidup keseharian baik sikap maupun kebaikan-kebaikan

yang beliau lakukan, sehingga menumbuhkan semangat kepada jamaah

Munaqib di Desa Sumber Hidup..15

Berbeda dengan masyarakat yang belum mengenal apa itu Manaqib,

mereka tentu bertanya-tanya tentang kegiatan jamaah Munaqib tersebut.

Sebagian masyarakat merasa berat untuk mengikuti kegiatan Manaqib, karena

belum mendapatkan hidayah untuk terus belajar seperti belajar membaca Al-

Qur‟an. Tentu kita tidak bisa memaksa karena pada dasarnya hidayah itu

milik Allah SWT akan tetapi, jika tidak memiliki keinginan untuk belajar

maka akan semakin sulit untuk menerima hidayah tersebut lalu hati kita

14
Wawancara Dengan Bapak Ustad Ahmad Rifa‟ai Selaku Pimpinan Manaqib Desa
Sumber Hidup. Dilakukan Wawancara Tanggal 14 September 2022 Pukul 20.20 WIB.
15
Wawancara Dengan Bapak Ustad Ahmad Rifa‟ai Selaku Pimpinan Manaqib Desa
Sumber Hidup. Dilakukan Wawancara Tanggal 14 September 2022 Pukul 20.10 WIB.
8

semakin tertutup dan tidak ada semangat untuk mengikuti kegiatan

keagamaan yang lainnya.16

Berdasarkan observasi dari penelitian lapangan ini, maka Jamaah

Manaqib Desa Sumber Hidup yang aktif mengikuti kegiatan manaqib akan

memiliki hubungan yang semakin erat kepada Allah SWT. Lantaran dengan

bacaan-bacaan manaqib mereka percaya akan mendapat barokah dari setiap

bacaan Al-Fatihah yang disampaikan dalam kegiatan manaqib tersebut. Selain

itu, terdapat juga nilai moral yang dapat meningkatkan Spiritualitas

masyarakat di Desa Sumber Hidup, dengan begitu memberi semangat dalam

mengikuti kegiatan ibadah seperti meneladani nilai-nilai yang diajarkan

Syekh Abdul Al-Qadir Al-Jailani yang termasuk di dalam kitab manaqib

Jawahirul ma‟ani.

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, jadi

peneliti bertujuan mengkaji lebih dalam penelitian yang akan ditulis dalam

bentuk skripsi yang berjudul “Peningkatan Spiritualitas Jamaah Manaqib

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Di Desa Sumber Hidup Kecamatan

Muara Telang Kabupaten Banyuasin”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penyelenggaraan kegiatan Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-

Jailani di Desa Sumber Hidup Kecamatan Muara Telang Kabupaten

Banyuasin ?

16
Wawancara Dengan Muhammad Kholilul Rohman Selaku Jamaah Manaqib Didesa
Sumber Hidup. Dilakukam Wawancara Tanggal 14 September 2022 Pukul 13.20 WIB.
9

2. Bagaimana Dampak Peningkatan Spiritual Jamaah Manaqib Syekh Abdul

Qadir Al-Jailani di Desa Sumber Hidup Kecamatan Muara Telang

Kabupaten Banyuasin ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk Mengetahui pelaksanaan Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

di Desa Sumber Hidup Kecamtan Muara Telang Kabupaten Banyuasin.

b. Untuk Mengetahui Dampak Peningkatan Spiritualitas Jamaah Manaqib

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di Desa Sumber Hidup Kecamatan Muara

Telang Kabupaten Banyuasin

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, temuan penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan ilmiah pada jurusan Aqidah Filsafat Islam dan menjadi

panduan terkait metode dalam Peningkatan Spiritualitas Jamaah

Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

b. Manfaat Praktis

Adapun Penelitian ini dapat digunakan, khususnya untuk para

jamaah agar dapat meningkatkan spiritualitas sehingga mendapatkan

manfaat didalam kehidupan sehari-hari, Dapat menambah wawasan

pada Jamaah Manaqib tentang agama terutama tentang spiritual,

Manaqib dapat meningkatkan kualitas pada Jamaah dalam

mengamalkan ajaran agama islam.


10

D. Kajian Kepustakaan

Tinjauan pustaka adalah salah satu cara untuk mengumpulkan

informasi terkini karena penelitian membutuhkan data untuk membuat

kesimpulan, meramalkan gejala di masa depan, dan mengisi celah yang

mungkin ada saat ini atau sebelumnya telah terjadi.17 Pada proses menulis

penelitian ilmiah dibutuhkan beberapa tinjauan dari penelitian sebelumnya

yang mempunyai tema terkait, kedekatan tujuan serta arah untuk memudahkan

penelitian.

Pertama, Skripsi yang ditulis oleh Wahyuning Kholida pada tahun

2007 dengan judul “Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di kecamatan

Gajah kabupaten Demak”. Karya ini menjelaskan mengenai akulurasi budaya

lokal dengan islam. Dengan begitu, dalam penelitian ini, upacara manaqib

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dianggap sebagai hasil akulturasu antara budaya

lokal-jawa dengan Islam.18

Kedua, Skripsi yang ditulis oleh Ali Husen pada tahun 2007 yang

berjudul “Tradisi Manaqib di Tanggulangin: suatu kajian Sosio-Kultural”.

Penelitian ini menjelaskan mengenai dimensi tradisi manaqib (dimensi agama

dan dimensi sosial), dan menjelaskan tentang fungsi manaqiban dalam

masyarakat Islam di Kecamatan Tanggulangin.19

Ketiga, Skripsi yang ditulis oleh oleh Siti Maimunah pada tahun

1994 yang berjudl “Realisasi Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam

17
Taufik Abdullah dan Rusli Karim. Metodologi Penelitian Agama, Sebuah
PengantarYogyakarta: PT. Tiara Wacana. 1991), hlm., 4.
18
Skripsi, Wahyuning Kholida, Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Kecamatan
Gajah Demak, 2007.
19
Skripsi, Ali Husen , Tradiisi Manaqib di Tanggulangin: Suatu Kaiian-Kultural, 2007.
11

hubungannya dengan kehidupan sosial keagamaan di pobdok Pesantren Al-

Qadiri Jember”. Penelitian ini membahas tentang sejarah timbul dan

berkembangnya Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani serta realisasinya

dalam kehidupan sosial di Pondok Pesantren Al-Qadiri di Jember. Di dalam

penelitian ini juga siti Maimunah membahas mengenai adanya hubungan erat

diantara para jamaah Manaqib dengan pondok Pesantren Al-Qadiri yaitu pada

aspek sosialnya.20

Keempat, Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ainur Rokhim

pada tahun 2010 yang berjudul “Manaqib Syekh Abdul Qadir A-Jailani dalam

perspektif Al-Quran”. karya ini khusus membahas tentang masalah Manaqib

dalam perspektif Al-Quran dan pemahaman kontekstualisasi Al-Quran tentang

kisah-kisah orang shalih pada zaman dulu dengan mengkorelasikan pada

Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Hal ini sama dengan perintah Al-

Quran agar selalu mengikuti kisah-kisah orang sholeh seperti mengikuti kisah-

kisah yang ada pada kitab Manaqib.21

Kelima, penelitian yang dilaksanakan oleh Ary Ginanjar Agustin di

tahun 2001 yang berjudul “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan

Spiritual ESQ”. penelitian ini membahas mengenai rahasia sukses dalam

menciptakan kepintaran emosi serta spiritual yang terinspirasi oleh Rukun

Iman serta Rukun Islam. yaitu, Rukun Iman serta Rukun Islam bukan hanya

pengajaran atau ritual belaka, akan tetapi memiliki arti yang tak kalah penting

20
Skripsi, Siti Maimunah, Realisasi Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Dalam
Hubungannya Dengan Kehidupan Sosial Keagamaan di Pondok Pesantren Al-Qadiri Jember,
1994.
21
Skripsi, Muhammad Ainur Rokhim, Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam
Perspektif Al-Quran, 2010.
12

untuk mencitakan kepitaran emosi dan spiritual dengan menggunakan Asmaul

Husna.22

Berdasarkan beberapa penelitian yang lebih awal tampak bahwa

masih belum ada yang menjelaskan secara rinci mengenai Peningkatan

Spiritualitas Jamaah Manaqib sebab masalah tersebut membuat peniliti untuk

melaksanakan penelitian lebih jauh tentang Peningkatan Spiritual terhadap

Jamaah Manaqib.

E. Definisi Konseptual

Definisi Konseptual amerupakan penjelasan secara teoritik tentang

variabel dengan teori-teori ataupun indikator-indikator yang telah dipilih

penelitian sebagai bentuk “abstrak atau teori”.23 Adapun menurut Singa

Rimbun dan Efendi yaitu pemahaman dari konsep yang akan digunakan,

sehingga memudahkan peneliti dalam menjalakan konsep tersebut di lapangan .

Spiritualitas merupakan keahlian untuk memaknai dan

menyelesaikan semua kendala yang berhubungan pada nilai serta substansi.

Dan juga dapat menempatkan berbagai aktivitas pada perjalanana hidup, serta

mampu meramal dan menilai bahwa salah satu aktivitas maupun proses

kehidupan terutama lebih berguna dari yang lain. Seseorang yang cerdas

berdasarkan spiritual, tidak akan memecahkan masalah hidupnya berdasarkan

22
Skripsi, Ary Ginanjar Agustin, Rahasia Suukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual ESQ, 2001.
23
Ade Heryana, Buku Ajar Metode Penelitian Pada Kesehatan Masyarakat (E-book),
2020. hlm., 21.
13

logika serta perasaan saja. Ia akan mengaitkannya pada substansi dalam

kehidupn secara spiritual.24.

Spiritual mempunyai makna kata spirit yaitu roh. Selain itu berasal

dari bahasa latin, spiritus yaitu nafas. Makna lain dari kata spiritus yaitu

“sebuah bentuk alkohol yang dimurnikan”, maka dari itu spiritual bisa

dimaknai sebagai sesuatu yang murni. Diri kita yang sesungguhnya yaitu roh

kita. Roh dapat dimaknai sebagai energi kehidupan, yang membuat kita dapat

hidup, bergerak, dan bernafas. Spiritual merupakan segala sesuatu kecuali

tubuh fisik kita, perasaan, termasuk pikiran serta karakter kita.

Manaqib berasal dari bahasa Arab, dari lafaz naqaba, naqabu

naqban, yaitu menyelidiki, memeriksa,melubangi, serta menggali. Kata

manaqib merupakan jama‟ dari lafaz manaqibun yang bermakna isim makan

dari lafaz naqaba.25 Manaqib menurut kamus Bahasa Indonesia-Arab yang

dikatakan Mahmud Yusuf adalah kebaikan.26

Secara umum, masyarakat Desa Sumber Hidup menyelenggarakan

Manaqib dengan maksud dan tujuan sebagai berikut: 1. Agar dapat bertawasul

kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dengan harapan Allah mengabulkan

permintaan dan akan dilaksanakan sesuai dengan keimanan terhadap Alah. 2.

Untuk memenuhi nazar semata-mata hanya kepada Allah 3. Agar dapat

24
Farida Aisyah Hanief, Pengaruh Tradisi Membaca Manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-
Jailani Dalam Upaya Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Santriwati Pondok Pesantren Ahmada
Al-Hikmah Purwosari Kediri. (Skripsi : 2017). Hlm., 4.
25
Abdullah, Zakiy Al-Kaaf. Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, (Bandung: Pustaka
Setia, 2003), hlm., 59.
26
Abdullah, Zakiy Al-Kaaf. Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, (Bandung: Pustaka
Setia, 2003), hlm., 61.
14

barokah dari Syekh Abdul Qadir Al-Jailani 4. Agar dapat memuliakan dan

dzuriyat nabi.27

Manaqib menjadi upacara yang dilakukan secara rutin pada

masyarakat Indonesia, serta berkembang di tengah masyarakat Indonesia.

Manaqib merupakan riwayat hidup yang berkaitan dengan tokoh masyarakat

untuk dijadikan dicontoh tauladan, baik dalam silsilah,moral, akhlak serta

keramahantamahan.

F. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah aspek terpenting dalam keberhasilan

suatu penelitian yang mengambarkan tentang penelitian yang sedang

dilaksanakan oleh peneliti. Adapun metodologi penelitian ini adalah cara yang

dipakai peneliti untuk mendapatkan data dari permasalahan yang sedang diteliti

secara terperinci, melalui permasalahan yang sedang dihadapi bisa diselesaikan

berdasarkan penelitian yang dilaksanakan.28

1. Jenis dan Bentuk Penelitian

penelitian ini menggunakan metode Kualitatif, Yang dikaitkan

dengan Filsafat postpositivme, yang dipakai untuk meneliti kondisi objek

alamiah. Disini posisi peneliti sebagai instrument kunci, kemudian teknik

pengumpulan data bersifat kualitatif dan kesimpulan penelitian lebih

menekankan pada makna daripada generalisasi.29 Jenis penelitian kualitatif

yanag bertujuan untuk memahami fenomena yng dihadapi subjek peneliti.

27
Abdullah, Zakiy Al-Kaaf. Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, (Bandung: Pustaka
Setia, 2003),hlm., 62
28
Sudharto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Grafindo Persada, 2002). hlm., 5.
29
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D.
15

Adapun bentuk penelitian yang digunakan adalah riset (lapangan),

yang bertujuan mengungkapkan fakta yang ada yaitu peningkatan

spiritualitas Manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani di Desa Sumber Hidup.

2. Model dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini memakai model studi kasus yaitu suatu model

penelitian yang mempunya analisis yang lebih berfokus pada serangkaian

perilaku dari pada orangn atau organisasi tertentu.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan ilmu

Tasawuf yang artinya metode untuk lebih dekat dengan Tuhan. untuk

menjalankan pendekatan tasawuf dengan dzikir yang pada hakikatnya

adalah mempunyai persamaan seperti manaqib yang melaksanakan

pendekatan melalui dzikir dan sholawat.

3. Jenis dan Sumber Data

Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti ini termasuk bentuk

penelitian lapangan (Field Risearch), yaitu jenis penelitian yang digunakan

untuk mendapatkan data di lapangan dengna cara turun langsung pada objek

yang akan diteliti agar selanjutnya mendapatkan informasi yang berkaitan

dengan objek peneliti.30

Dalam penelitian ini ada dua sumber data yaitu:

a. Data Primer

Data primer menjelaskan mengenai sumber-sumber utama yang

dipakai oleh peneliti untuk penelitiannya, adapu didalam penelitian ini

30
Muslich Ansori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Airlangga
University Press, 2017). Hlm., 13.
16

ialah penelitian lapangan yang memakai studi kasus sebagai sumber

utama, melalui metode observasi ataupun wawancara langsung kepada

objek penelitian yaitu para jamaah.31

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan suatu data yang menyimpan sumber data

yang didapatkan oleh peneliti melalui buku-buku, kepustakaan yang

berisikan data-data tentang objek penelitian, data-data tersebut

berhubungan dengan Peningkatan Spiritualitas Jamaah Manaqib Syekh

Abdul Qadir Al-Jailani.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini peneliti memakai teknik pengumpulan data

sebagai salah satu cara dalam metode penelitian untuk memperoleh tujuan

dari penelitian, melalui Peningkatan Spiritualitas Jamaah Manaqib Syekh

Abdul Qadir Al-Jailani di desa Sumber Hidup Kecamatan Muara Telang

Kabupaten Banyuasin. Pada penelitian ini membahas tentang Peran

Manaqib untuk membentuk Spiritualitas pada Jamaah Manaqib. Metode

pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu:32

a. Observasi

Observasi ialah proses mengamati yang dilaksanakan oleh

peneliti pada saat mengamati tujuan pada saat penelitian, dalam hal ini

yang diamati oleh peneliti yaitu Peningkatan Spiritualitas Jamaah

31
Yusuf Muri, Metodologi Penelitiian, (Jakarta: Prenamedia Group, 2014). hlm., 38.
32
Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2016). hlm., 60.
17

Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Selain itu yang menjadi objek

pengamatan peneliti yaitu berbagai fenomena yang terjadi pada

Jamaah Manaqib yang berkaitan dengan Spiritual. Informasi yang

didapatkan di lapangan akan dituliskan dalam bentuk laporan yang

relevan dengan berpedoman pada kaidah yang berlaku.33

b. Wawancara

Wawancara menjadi salah satu teknik dalam pengumpulan

data pada penelitian yaitu hasil dari proses wawancara kepada

responden yaitu Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Jailani.

Pertanyaan yang diberikan oleh peneliti telah tersusun secara

sistematika sehingga memudahkan pada saat wawancara berlangsung.

Hal ini dilaksanakan agar hasil dari wawancara lebih bersifat objektif

dan dapat menjawab permasalahan yang sedang diangkat oleh peneliti

dalam penelitiannya.34

c. Dokumentasi

Dokumentasi berarti metode yang dipakai peneliti agar

dapat menyatukan data penelitian berupa dokumen yang berkaitan

dengan penelitian yang dijalankan, seperti dalam bentuk penulisan

berupa buku-buku, tesis, jurnal, maupun foto-foto yang dikaitkan pada

saat penelitian berlangsung. Tujuannya yaitu agar peneliti memiliki

pendukung atas penelitian yang telah dilksanakan, selain itu untuk

33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineke
Cipta, 2006). hlm., 129.
34
https://id.berita.yahoo.com/wawancara-adalah-tanya-jawab-untuk-informasi-
100518169.html, Diakses tangga 18 sptember 2022.
18

membantu dalam menyiapkan data agar sesuai dengan referensi judul

penelitian yang diangkat, serta dengan adanya dokumentasi

memudahkan dalam mencari data yang diambil di lapangan yang

dijadikan bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

5. Teknik Analisis Data

Dalam Penelitian ini memakai metode deskriptif kualitatif,

yaitu data yang sudah didapatkan oleh peneliti kemudian dianalisis dan

dipaparkan sehingga setiap data yang dikumpulkan akan

menggambarkan mengenai “Peningkatan Spiritualitas Jamaah Manaqib

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di Desa Sumber Hidup Kecamatan

Muara Telang Kabupaten Banyuasin.”. Data yang didapatkan dengan

cara observasi, wawancara serta dokumentasi kemudian dibagi menjadi

beberapa kategori tertentu yang selanjutnya akan dianalisis dengan

menggunakan analisis berfikir induktif.

metode yang digunakan pada analisis data menurut Matter B.

Milles Hubermen dalam bukunya yaitu:35

a. Reduksi Data

yaitu cara memilih, memusatatkan dan proses menyederhanakan

data yang ada terhadap catatan yang ditulis di tempat.

Berlangsungnya reduksi data secara konsisten pada waktu proses

penelitian dimulai. Tindakan ini adalah proses analisis yang mana

Abdurrahman Fathoni, Metode Penelitian Dan Tehnik penyususnan Skripsi, Disertasi,


Dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011). Hlm., 112.
19

peneliti mengkhususkan data dan membuang data yang tidak

dibutuhkan.

b. Penyajian Data

adalah tata cara penyusunan informasi terhadap data yang peneliti

peroleh dari informan. Ini melibatkan catatan pengamatan selama

proses penelitian dengan tujuan membantu peneliti dalam

mengidentifikasi temuan, sehingga data yang telah dikumpulkan

harus disusun menjadi bentuk yang diinginkan untuk

menghubungkan informasi yang relevan. Pengumpulan data akan

memudahkan audiens menjelaskan dan memahami berdasarkan

teori yang relevan, apa yang terjadi dan apa yang yang harus

dilakukan.

c. Penarikan Kesimpulan

adalah lingkungan perbaikan ulang terhadap catatan-catatan yang

terdapat di lapangan melalui cara memahami lagi catatan untuk

menyajikan kesimpulan yang tertulis di bagian penutup. Dengan

kata lain, verifikasi memerlukan upaya untuk menarik rincian yang

lebih halus dari materi yang telah disusun dan dievaluasi dengan

tetap menjaga integritas penelitian. Verifikasi adalah salah satu

cara untuk mengurangi klaim yang yang kurang baik.

G. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:


20

Bab l: yaitu pendahuluan, latar belakang, Rumusan Masalah, Batasan

Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode

Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

Bab ll: membahas tentang Landasan Teori yang mendukung penelitian

meliputi uraian teoritis yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, antara

lain Arti Spiritualitas, Faktor Peningkatan Spiritualitas dan pengertian

Manaqib.

Bab lll: berisi tentang Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di Desa Sumber

Hidup, Profil Desa, Biografi dan Karya-karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

Bab lV: Menjelaskan Analisis Data meliputi: Pelaksanaan Manaqib Syekh

Abdul Qadir Al-Jailani, Dampak Manaqib dalam Meningkatkan Spiritualitas,

serta kendala dan solusi dalam Meningkatkan Spiritualitas Jamaah Manaqib

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

Bab V: Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.


BAB ll

SPIRITUALITAS JAMAAH MANAQIB SYEKH ABDUL QADIR

AL-JAILANI

A. Spiritualitas

1. Pengertian Spiritualitas

Spiritual mengambil namanya dari kata Latin spiritus, yang artinya

murni didalam roh. Dalam istilah modern cenderung menitikberatkan

dengan energi non-jasmani seperti karakter dan emosi. Spirit ialah istilah

yang digunakan dalam buku teks psikologi yang mengacu pada kumpulan

immateria yang maknanya berasal dari banyak karakteristik manusia seperti

semangat, kekuatan, tenaga, disposisi, motivasi, atau moralitas.1

Selain itu, kata "spiritualitas" sendiri berasal dari kata bahasa

Inggris "spiritualitas", yang awalnya merupakan kata dalam bahasa

tersebut.2 Dalam bahasa istilah "spiritus" mengacu pada roh yang dikaruniai

sifat-sifat jiwa, roh, dan kebijaksanaan.3 Selain itu, istilah "spiritualitas"

berasal dari kata "spiritualitas", yang diterjemahkan sebagai "benda" atau

"spiritualitas yang cukup". Spiritualitas adalah konsep yang tidak terkait

dengan agama dan kemunafikan. Spiritualitas dipahami sebagai cara hidup,

ketenangan, dan panduan yang terhubung dan bermanfaat bagi masyarakat

umum dan lingkungan sekitarnya tanpa mengorbankan identitas seseorang.

1
J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi Cet, Ke-1, (Jakarta: Rajawali Pers, 1989), hlm.,
480.
2
Afiful Ikhwan, Pendidikan Agama Islam, (Jawa Tengah: PT. Tunas Artha Mandiri,
2021), hlm., 1.
3
Adiwarman Azwar Karim, Spiritual Managemen From Personal Towards God
Coperate Governance, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2009), hlm., 18.

23
24

Sebutan lain dari spiritualitas adalah beramal, doa, berbagi, bersyukur, dan

ikhlas terhadap apapun yang ada.4

Sehingga bisa diartikan bahwa spiritualitas adalah semangat hidup

yang terdapat dalam roh untuk penghayatan batiniah yang memiliki tujuan

untuk mengharap ridho Allah SWT serta meninggakan larangannya dengan

meningkatkan semangat untuk beribadah lainnya. Spiritualitas merupakan

cara seseorang untuk menghayati pengalaman yang telah dilakukan oleh

seseoranng sebagai kepercayaan kepada Allah. penjelasan tentang

spiritualitas bersumber pada filsafat spiritualisme yakni aliran yang

mengatakan bahwa dasar dari realita yaitu spirit yang meliputi dunia seperti

alam semesta.5

Sebagian orang memahami nilai spiritualitas mengacu pada

pedoman hidup bahwa jabatan dan segala yang dimiliki didunia ini semata-

mata hanyalah Amanah dari Allah yang nanti akan dipertanggung jawabkan

diakhirat. Jika seseorangn memiliki spiritual yang tinggi maka ia akan

berhati-hati dan berpikir jernih tentang sesuatu serta lebih mengutamakan

bekal di akhirat kelak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa spiritualitas

adalah kesadaran manusia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan.

Spiritualitas adalah aspek yang meliputi idealisme, pemikiran, individu,

sikap, serta perasaan kepada Tuhan yang berhubungan dengan kehidupan

sehari-hari.6

4
Michell Suharli, Habit Delapan Kebiasaan yang Mengubah Nasib Anda, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama 2009), hlm., 296.
5
Muhammad Zaki, Spiritualitas Enterpreneurship Tranformasi
6
Michell, Habit Delapan Kebiasaan yang Mengubah Nasib Anda....hlm., 36.
25

Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa manusia diartikan seperti

“makhluk” yaitu “jasad” dan “jiwa”. Jiwa merupakan bagian tak terpisahkan

dari umat manusia sebagai rabbani spiritual yang sangat berbudi luhur. Jika

jiwa berada di alam spiritual, maka jasad berada di alam materi. Maka jiwa

diturunkan dari Allah yang memiliki kemampuan kodrati seperti

kecenderungan kebaikan dan keengganan untuk kekejian. Karena jiwa fitrah

ini secara konsisten mendapat hidayah dari Allah, para pencari spiritual

lebih mampu mengungkapkan ketakwaannya kepada-Nya melalui

ma'rifatnya. Jiwa manusia itu memiliki sifat yang mengarah pada kebaikan

dikarenakan mendapatkan cahaya sehingga dapat mendekatkan diri kepada

Allah SWT, pada dasarnya.7

Ary Ginanjar Agustian mengatakan bahwa spiritual merupakan

potensi akan memberikan arti berdoa kepada tingkah laku, sikap, serta

aktifitas dengan cara pemikiran dan langkah mengarah kepada manusia

yang sesungguhnya serta mempunyai gagasan yang tauhid (integralistik),

dan berprinsip "hanya karena Allah”. hubungan antara yang maha kuasa dan

maha pencipta ini disebut dengan spiritual, berdasarkan pada keyakinan

yang diikuti bagi seseorang. Arti dari Spiritual adalah keterkaitan antara

seseorang terhadap transenden. Spiritual meliputi inner life seseorang, sikap,

pikiran idealisme, serta harapan kepada yang mutlak. Spiritual juga meliputi

7
Hasyim Syah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), hlm., 89.
26

cara seseorang mengungkapkan hubungannya pada transenden dalam

kehidupan sehari-hari.8

2. Faktor Peningkatan Spiritualitas

Peningkatan spiritualitas merupakan suatu proses perubahan dari

yang tidak baik menjadi baik dengan senantiasa melaksanakan perintah dan

menjauhi larangan Allah secara konsisten dengan bimbingan nilai-nilai

rukun iman untuk mengenali dan memahami perasaan sendiri, orang lain,

dan memotivasi diri.

Untuk meningkatkan spiritual, upaya, kegiatan, atau metode apa

pun dapat digunakan, baik secara mandiri maupun kolaboratif. Peningkatan

Spiritual bukanlah kursus atau kelas tunggal yang dirancang hanya untuk

mengajarkan materi tentang spiritualitas. Aspek spiritual ini mungkin

berkembang melalui setiap kegiatan yang diberikan dengan cara yang lebih

luas.

Terdapat jalan untuk meningkatkan spiritual antara lain:9

a. Pengenalkan diri, manusia mesti bisa untuk mencari eksistensi pada

dirinya, sebab seseorang yang tidak dapat mencari tahu eksistensinya

dapat mengakibatkan kekurangan terhadap tujuan hidup serta kurangnaya

spiritual.

8
Ary Ginanjar Agustin, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual
ESQ, (Jakarta: Penerbit Agra, 2001), hlm., 57.
9
Sukidi, Rahasia Sukses Hidup Bahagia Kecerdasan Spiritual Mengapa SQ Lebih
Penting dari pada IQ, EQ, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm., 99.
27

b. Intropeksi diri didalam agama diartikan sebagai pertaubatan. Mungkin

disaat seseorang melakukan intropeksi, seseorang menemukan kesalahan,

kemunafikan, serta kecurangan kepada seseorang.

c. Membiasakan membuka hati, didalam konteks keagamaan yaitu

memikirkan Tuhan, sebab Tuhan merupakan sumber kebenaran paling

tinggi dan kepadaNyalah seseorang akan kembali. sehingga hati

seseorang akan lebih tenang. Kejadian ini menjadi bukti bahwa seseorang

berupaya memikirkan Allah melalui berdzikir, shalat malam, bertafakur,

bermeditasi, mengikuti tasawuf.

d. Setelah mengingat Allah SWT, seorang muslim akan menemukan

ketenagan hidup, seseorang enggan melakukan perbuatan serakah

terhadap materi, dan juga bisa merasa puas dengan bersyukur serta

mendapat ketenangan pada jiwa dan hati, sehingga seseorang mencapai

keseimbangan hidup serta mengalami kebahagiaan spiritual.

3. Ciri-ciri Spiritualitas

Ciri-ciri seseorang cerdas dalam spiritualitas adalah sebagai berikut:

a. Merasakan kehadiran Allah

Mereka yang bertanggung jawab dan cerdas secara ruhaniah, bisa

mengetahui adanya Allah SWT. Seseorang yakin dan hasil dari

keyakinan tersebut yaitu menghasilkan kecerdasan spiritual yang


28

menimbulkan pikiran yang dalam, dirinya selalu dalam pengawasan

Allah.10

Allah berfirman dalam Al-quran surah Qaaf ayat 16:

ُ ‫س ٗه َۖووَحْ هُ اَ ْق َر‬
‫ب اِنَ ْي ِه ِم ْه َح ْب ِم ا ْن َو ِر ْي ِد‬ ُ ‫س بِ ٖه وَ ْف‬ ْ ‫سانَ َووَ ْعهَ ُم َما ت َُو‬
ُ ‫س ِو‬ ِ ْ ‫َونَقَ ْد َخهَ ْقىَا‬
َ ‫اْل ْو‬

Artinya: “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan

mengetahui apa apa yang di bisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat

kepadanya daripada urat lehernya”. (Q.S. Qaaf :16).11

Seseorang mesti yakin bahwasanya Allah selalu mengawasi

mereka dan keyakinan mereka bahwa Allah selalu melihat mereka, yang

merupakan bentuk keimanan manusia, maka standar moral akan

terjaga.12

b. Sabar

Artinya mengekang, mencegah, dan mencegah hati terhadap sikap cemas,

mencegah perkataan agar tidak mengalami cemas. Pendapat lain

menyatakan bahwa frasa sabar berarti bermakna merangkum dan

menghimpun dikarenakan seseorang yang sabar merupakan mereka yang

memiliki kemampuan mengkonsentrasikan hatinya agar tidak mengalami

cemas.13

10
Toto Tasmara, kecerdasan Rohaniah (Transendental Intelegence), Membentuk
Kepribadian yang bertanggung jawab, Profesional, dan Berakhlak, (Jakarta: Gma Insani, 2001),
hlm., 14.
11
Depag RI, Yayasan Penyelenggaraan Penerjemah Al-quran, Al-quran dan Terjemhnya,
(Bandung: Syamsil Al-quran, 2005), hlm., 519.
12
Toto Tasmara, Kecerdasan Rohaniah (Transendental Intelegence), Membentuk
Kepribadian yang bertanggung jawab, Profesional, dan Berakhlak.... hlm., 14.
13
Imam Syamsuddin Muhammad bin abi bakar Ibnu Al-Qayyim Al-Jauzy, Sabar dan
Syukur kiat Sukses Menghadapi Problematika Hidup (Semarang: Pustaka Nuun, 2005), hlm., 13.
29

Nilai sabar itu muncul pada sikap yang sangat menonjol yaitu

perilaku percaya diri, kukuh, dapat menahan beban, ujian, serta terus

berusaha mengganti tenaga (Mujahaddah). Sabar didefinisikan sebagai

memiliki kemampuan untuk mendapatkan hadiah seperti ujian, beban,

atau tantangan tanpa menurunkan ego untuk menampilkan hasil yang

telah ditentukan untuk itu.

c. Empati

Empati merupakan kesanggupan pada diri seseorang agar bisa

memahaminya, dapat mengetahui kondisi hati dari seseorang.

Allah berfirman dalam QS. At-Taubah ayat 128:

ٌ ٌۭ ‫عهَ ْيكُم ِبٱ ْن ُمؤْ ِمىِيهَ َر ُء‬


‫وف هر ِحي ٌۭ ٌم‬ َ ‫عهَ ْي ِه َما‬
َ ٌ‫عىِت ُّ ْم ح َِريص‬ ِ ُ‫سو ٌۭ ٌل ِ ّم ْه أَوف‬
ٌ ‫س ُك ْم ع َِز‬
َ ‫يز‬ ُ ‫نَقَ ْد َجا ٓ َء ُك ْم َر‬

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu

sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan

(keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi

penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah :128).14

Di dalam Al-qur'an serta Tafsir disebutkan bahwasanya Rasulullah

selalu menunjukkan kebaikan kepada umat Islam. Hal ini sesuai dengan

tujuan Sang Kekasih, yaitu memastikan agar manusia menjalani

kehidupan yang bahagia baik di Bumi maupun di Akhirat.

Seseorang dikatakan memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi; ini

berarti bahwa mereka tidak hanya memikirkan akhirat saja, akan tetapi

juga dengan memikirkan dunia. Maksud dari gaya hidup sehat adalah

14
Depag RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-quran, Al-quran dan
Terjemahnya.... hlm., 207.
30

untuk memiliki standar yang tinggi untuk perilaku yang diterima dan

untuk mencapai tingkat kebahagiaan yang dapat dicapai dalam

kehidupan duniawi.

d. Berjiwa Besar

Jiwa besar merupakan suatu sikap berani agar bisa mengiklaskan

dan juga memaafkan sikap yang dilakukan oleh seseorang. Seseorang

yang ada sikap spiritual tinggi yaitu seseorang bisa memberikan maaf

kepada seseorang, bahwasanya sadar sikap memaafkan adalah suatu

wujud tanggung jawab atas kehidupanya. seseorang yang mempunyai

sifat mengiklaskan bisa mempermudah atas dirinya untuk bersosialisasi

kepada seseorang sehingga memiliki sikap yang lebih baik. Memaafkan

juga bisa memberi energi tersendiri untuk melakukan kehidupannya.15

e. Jujur

Aspek kerohanian yang paling mendasar diungkapkan dalam

ungkapan “mahkota kepribadian orang-orang yang mulia” dalam ayat

Kebenaran. Kejujuran diartikan kerohanian yang dijiwai dengan

bermacam-macam perilaku baik. manusia yang berada di puncaknya

adalah mereka yang jujur dan terbuka membicarakan topik-topik

sensitif, termasuk segala kepalsuan dan penipuan.

terdapat lima perilaku dalam hal spiritual diantaranya.16

a. Karakter Orang Relegius

15
Toto Tasmara, kecerdasan Rohaniah (Transendental Intelegence), Membentuk
Kepribadian yang bertanggung jawab, Profesional, dan Berakhlak.... hlm., 36.
16
Danah Zohar dan Lan Marsal, SQ, (Jakarta: Mirzan, 2002), hlm., 88.
31

Karakter ini digambarkan sebagai seseorang yang

menjalani kehidupan yang teratur dan religius, seperti kebanyakan

orang; Namun, jika dilihat dari luar, tidak serta merta terlihat seperti

itu, meskipun dia mengakui bahwa situasinya ada. Baginya, setiap

kegiatan keagamaan itu sama saja, seperti membuat rahasia-rahasia

simbolis; itu adalah meditasi kitab suci digunakan sebagai peringatan

karena jelas bahwa hanya orang yang berwawasan agama, bukan

orang lain, yang terlibat, meskipun menurut hukum Islam, orang

tersebut adalah makhluk spiritual.

b. Pikiran Filosofis

Manusia yang cenderung spiritual diwakili pada wacana

filosofis. Seseorang sama sekali tidak memberi isyarat ortodoksi atau

kesalehan. Setiap orang berpotensi tampil sebagai pemimpin atau

orang sibuk di dunia. Ia menunjuk pekerjaan sebagai platform

pembuatan realitas spiritual. Dengan cara ini, kehidupan di bumi

menjadi tidak masuk akal, dan spiritualitas realitas manusia terungkap.

c. Menjadi Pelayan

Peranan kalangan spiritual adalah sebagai pelayan, yang

bermanfaat bagi orang lain. Ada juga metode untuk memupuk

spiritualitas. Mereka tidak pernah membahas spiritualitas atau

kehidupan filosofis. Setiap hari, mereka terus menerus terpancar dari

hati mereka. Mereka melakukan perbuatan baik untuk orang lain. Jika

seseorang secara konsisten memperluas kebaikan kepada orang lain,


32

kenikmatan akan berkembang. serta yang demikian menciptakan surga

pada kehidupan spiritualnya. Dunia tidak lepas dari duri,

kesengsaraan, penuh masalah, dan pada dunia yang demikian ia hidup.

tetapi secara kebenaran jika memiliki usaha yang sungguh-sungguh

maka hal tersebut dapat disingkirkan dari kehidupan, meskipun

mereka menolaknya, namun ia memberikan kenyamanan batin yang

menjadi realisasi pada spiritualnya.

d. Mistikus

Mistisme bukan hanya sesuatu yang diajarkan sebaliknya,

itu adalah temperamen tertentu. Seorang pria bermata berkabut

menyerang wajah di keutaranya saat dia benar-benar berada di

selatan. Orang yang mistikus dapat membuka kepalanya kapan saja,

tetapi dia saat ini sedang bergerak ke bawah. Orang-orang awam

tidak dapat memahami orang lain karena mereka secara konsisten

kurang memahami ketika berada di dekatnya. Hampir setiap kata

dalam sebuah kalimat mengandung simbol yang bermakna. Setiap

tindakan lahiriah memiliki batiniah. Seseorang yang tidak mampu

memahami arti dari simbol Makna dapat menjadi tidak rasional dan

keliru mempercayai sesuatu sebagai sesuatu yang lain dari yang

sebenarnya, kecuali sesuatu itu adalah sesuatu yang dimaksudkan

untuk dipahami secara harafiah.


33

B. Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

1. Pengertian Manaqib

Sebuah Sinonim Murodhif yang mencakup Sejarah, Tarikh, Hiyah,

Kisah, dan Biografi disebut Kata Manaqib. Terlepas dari perbedaan lafadz

dan pemahaman, setiap orang memiliki dashboard keyakinan yang sama.

Manaqib adalah sesuatu yang dipahami dan diakui oleh setiap orang untuk

dirinya sendiri. Ia terdiri dari kepribadian yang bersih, suci yang lebih

luhur, kepribadian lebih manis dari sebelumnya, sikap yang lebih baik dari

sebelumnya, suci yang lebih tinggi, serta keselarasan.17

menurut bahasa manaqib berarti cerita tentang kekeramatan para

wali.18 Adapun menurut istilah arti manaqib adalah kisah tentang

kekeramatan para wali yang biasanya bisa diperoleh pada juru kunci

makam, pada keluarga muridnya, serta dibacakan dalam kisahnya 19

secara istilah manaqib dapa diartikan melihat cerita orang shaleh,

contohnya tentang Auliya atau Nabi (dengan nama Allah), dengan maksud

untuk mencontoh perbuatan terpuji mereka serta menulisnya dalam kalimat

yang jelas.

17
Achmad Asrori Al Ishaqy, Apa Manaqib itu?, (Surabaya : Al Wafa, 2010), hlm., 9.
18
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1990), hlm., 533.
19
Abu Bakar Aceh, Pengantar Sejarah sufi dan Tasawuf, (Solo: Romadhoni, 1990), hlm.,
355.
34

Dalam bahasa Arab manaqib berarti melubangi, menyelidiki,

memeriksa, dan menggali. Manaqib berasal dari lafadz manaqibun yang

merupakan isim makan dari lafadz “naqoba”.20

Sejumlah cendekiawan Muslim dan Barat terkemuka, antara lain

Az-Zahabi, Ibnu Hajar Al-Asqolani, Poerbatjaraka, Walther Branne, Shouck

Hurgronce, dan Drewes, telah mengkaji Kitab Manaqib Syekh Abdul Qadir

Al-Jailani secara otoritatif. Manaqib Syekh Abdul Qadir menegaskan, yang

dimaksud adalah orang yang sangat beriman kepada Nabi Muhammad Saw

melalui putri fatimah. Fatimah binti Syekh Abdullah as-Samma'i, tokoh

yang sedang terkenal saat ini karena perilaku kebajikan mereka. Selain

digambarkan menjadi tokoh sufi, wali, dan pendiri tarekat, Syekh Abdul

Qadir juga disebut sebagai muhyiddin (yang menghidupkan kembali

agama). Syekh Abdul Qadir membahas tentang disiplin ilmu, antara lain

tafsir, hadits, fiqih, nahwu, dan sharaf.21

2. Praktek Manaqib

Meskipun ada manaqib lain, seperti Manaqib Syekh Abdul Qasim

Al-Junaidi Al-Baghdadi, metode kegiatan manaqib yang dilakukan di

Indonesia selalu sama dengan manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. ada

yang menyebut Dulkadiran. Ini menandakan kentalnya pengaruh Syekh

Abdul Qadir Al-Jailani di Indonesia.

20
Habib Abdullah Zakiy Al-kaaf, Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani: Perjalanan
Spiritual Sulthonul Auliya’, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), hlm., 59.
21
J. Suyuti Pulungan, “Manaqib, “Ensiklopedia Islam, Vol.4, ed. Nina Armando, et.
Al.,(Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005), hlm., 264.
35

Manaqib telah berkembang menjadi ritus yang memandu masyarakat

Islam Indonesia dan masih terus berkembang. Kegiatan ini bisa dilakukan

kapanpun diinginkan.

dimulainya acara manaqib diawali dengan bacaan surah Al-Fatihah

dan dihadiahkan kepada nabi, aulia, syuhada, dan shalihin, di pimpin oleh

imam manaqib dan kemudian dilanjutkan pada pembacaan kitab manaqib.

3. Sejarah Munculnya manaqib di Indonesia

Tujuan dari manaqib ini merupakan agar mencintai serta mencintai

keluarga dan keturunan Rasulullah, mencintai para orang soleh, dan

auliya‟, mengharapkan barokah kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani,

bertawasul pada beliau.

Di Indonesia manaqib memiliki hubungan yang kuat dengan

datangnya tasawuf di Indonesia, Karena banyak ragam ajaran Islam yang

diajarkan di kelas tasawuf. Mirip dengan bagaimana thoriqoh kemudian

berkembang menjadi prinsip Islam. Selain itu, hadir pula Thoriqoh yang

kemudian berubah menjadi amalan lain seperti Halnya Manaqib.22

Tasawuf semakin populer di Indonesia sejak ajaran Islam

diperkenalkan ke Negeri ini. Pedagang Muslim menggunakan

perdagangan dan tasawuf untuk mengubah orang Indonesia menjadi

Islam.23 Kebanyakan sufi, baik yang tergabung dalam thoriqoh maupun

yang tidak, telah menyebarkan ajaran Islam ke Indonesia sebagai akibat

22
Habib Abdullah Zakiy Al-Kaaf, Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.... hlm., 61.
23
Mahjudin, Kuliah Akhlak Tasawuf (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), hlm., 93.
36

dari hakikat tasawuf tertentu yang telah diterima oleh orang-orang non-

Islam terhadap lingkungannya.

Demikian pula perkembangan manaqib yang telah berkembang

menjadi tradisi dan masih berkembang diIndonesia, khususnya di Jawa,

dan tidak terlepas dari peran ulama atau wali yang menebarkan agama

Islam.

4. Tujuan Menyelenggarakan Manaqib

Sudah menjadi kebiasaan bagi anggota Ahlussunah wal Jama'ah

untuk membaca tulisan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Banyaknya

pelajaran didalam kitab manaqib tersebut, antara lain kisah teladan dan

karomah.

Terselenggaranya manaqib yang berlangsung di Desa Sumber

Hidup didasari dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:24

a. Untuk bertawasul kepada syekh Abdul Qadir Al-Jailani, dengan tujuan

supaya doanya di ijabah oleh Allah serta melakukan didasari iman

terhadap Allah.

b. Mengharapkan karunia oleh Allah, barokah, dan memohonan

ampunan atas dosa-dosa

c. Supaya terwujudnya keinginan serta tercapainya pribadi hamba Allah

yang taat, beramal soleh, beriman, serta berakhlak mulia.

d. agar menghormati, mencintai, dan memuliakan para ulama, auliya‟,

syuhada‟.

24
Habib Abdullah Zakiy Al-Kaaf, Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.... hlm., 59.
37

e. Memuliakan dan juga mecintai keturunan Nabi, Ahlul bait atau

keluarga dan dzuriyyah Rasulullah sangat dimuliakan oleh Allah

dengan mengilangkan dosa-dosa mereka sehingga tetap terpelihara

kesuciannya.
BAB lll

MANAQIB SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI DI DESA SUMBER

HIDUP KECAMATAN MUARA TELANG

A. Profil Desa Sumber Hidup

Dalam bahasa Sanskerta desa berarti dhesi yang artinya tanah

kelahiran, secara Universal desa merupakan suatu wilayah aglomerasi mukim

penduduk di area pedesaan. Sedangkan menurut “peraturan pemerintah

Nomor 57 Tahun 2005 yang membahas mengenai desa, desa sendiri adalah

satu kesatuan hukum yang memliki batas-batas wilayah yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus hal-hal penting terkait masyarakat yang

desanya secara resmi telah diakui oleh pemerintah Negara Republik

Indonesia”.

Desa menurut P.j Bouman merupakan suatu bentuk kehidupan

prasejarah yang membuktikan akan sebuah kehidupan manusia yang hidup

dengan beberapa ratus bahkan juga beribu orang yang hampir seluruhnya

saling mengenal satu sama lain, karena pada dasarnya hidup ditengah

pedesaan identik dengan kesederhanaan yang mayoritas penduduknya itu

berkehidupan secara agraris dan bergantung pada alam.1

Desa Sumber Hidup merupakan salah satu desa yang terletak di

Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin. Di desa ini terdapat

beberapa desa diantara Desa Telang makmur, Desa Terusan Dalam, Desa

1
Pengertian Desa dan Artikel, diakses, pada tanggal 15 November 2022 Pukul 20.10 Dari
Http://Subiantogeografi:wordpress.com.

40
41

Telang Jaya, Desa Mekar Mukti, Desa Sumber Marga Telang, Desa Telang

Indah, Desa Mekar Sari, Desa Telang Karya, Desa Telang Rejo.2

Awal mula nama Desa Sumber Hidup ini adalah Desa Wono Terto

dan kemudian diganti dengan nama Desa Sumber Hidup pada tahun 1979.

Masyarakat berharap dengan bergantinya nama desa akan merubah struktur

penduduk Desa Sumber Hidup dan menuju kesejahteraan bagi

masyarakatnya. Jumlah penduduk Desa Sumber Hidup dari data yang

diperoleh dari buku arsip desa sekitar 3018 orang, laki-laki berjumlah 1451

orang dan perempuannya berjumlah 1567 orang .3

Desa Sumber Hidup ialah desa yang terletak di Kecamatan Muara

Telang Kabupaten Banyuasin yang masih melesatarikan adat budaya dan

kebiasaan orang-orang terdahulu, dapat dilihat dari masih berlakunya adat

istiadat seperti prosesi mandi pengantin, kesenian kuda lumping, pembacaan

yasin dan tahlil, pembacaan Manaqib, dan lain sebagainya. Adat istiadat

seperti seperti ini masih dilakukan oleh masyarakat setempat dari dahulu dan

berlaku sampai saati ini dan dilaksankan pada acara tertentu. Mayoritas mata

pencaharian masyarakat Desa Sumber Hidup ialah petani padi dan karet tetapi

ada juga yang mempunyai mata pencaharian pedagang, pengrajin anyaman

tikar, dan lain sebagainya.4

Berdasarkan data pemerintah desa Sumber Hidup menerangkan

beberapa hal mengenai wilayah desa Sumber Hidup:

1. Kondisi Geografis
2
Data Desa Sumber Hidup, Tanggal 14 November 2022.
3
Arsip Desa Sumber Hidup, 14 November 2022.
4
Data Desa Sumber Hidup, 15 November 2022.
42

Adapun kondisi geografis desa Sumber Hidup yang letak

wilayahnya 2000 hektar, pada sektor pertanian terdiri atas 1500 hektar

dengan jumlah penduduknya kurang lebih 800 per kepala keluarga. Desa

Sumber Hidup berada di tengah-tengah pulau yang dikelilingi sungai

Musi. Desa-desa yang berbatasan dengan Sumber Hidup yaitu sebagai

berikut.5

a. Sebelah selatan yang berbatasan dengan Desa Terusan Dalam

b. Sebelah Utara yang berbatasan dengan Desa Telang Indah

c. Sebelah Timur yang berbatasan dengan Desa Telang Makmur

d. Sebelah Barat yang berbatasan dengan Desa Telang Rejo

2. Kondisi Penduduk

Pada Tahun 2022 ini terpantau dicacatan balai desa, menurut

catatan balai desa jumlah penduduk yang bermukim di desa Sumber

Hidup Kecamatan Banyuasin berjumlah kurang lebih 3018 Jiwa, yang

terdiri atas 800 kepala keluarga, terdiri orang dewasa, remaja, anak-anak

dan balita. Hal ini bisa dilihat dari tabel dibawah:

5
Hamam Muhdi,.... Kepala Desa Sumber Hidup, Tanggal 16 November, Pukul 10.18
WIB.
43

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Desa Sumber Hidup

NO Kelompok Jumlah

1 Orang Tua 547

2 Dewasa 871

3 Remaja 952

4 Anak-anak 648

Jumlah 3018 Jiwa

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa jumlah penduduk desa

Sumber Hidup sebanyak 3018.6

3. Bahasa

Bahasa adalah salah satu dari tujuh komponen budaya, dan

komunikasi dengan orang lain sangat bergantung pada bahasa. Tanpa

bahasa, orang akan merasa tidak mungkin untuk mengenal satu sama

lain. Orang-orang akan merasa sulit untuk menjalani kehidupan sehari-

hari mereka tanpa bahasa, oleh karena itu tidak ada seseorang di dunia ini

tanpa menggunakan bahasa. Sebagian besar Desa Sumber Hidup adalah

menggunakan bahasa Jawa, dan desa-desa di dekat Desa Sumber Hidup

juga berbicara bahasa Jawa.

Bahasa Jawa digunakan dalam kegiatan sehari-hari masyarakat

Desa Sumber Hidup, akan tetapi apabila pada acara kegiatan formal

seperti Pernikahan, sedekah desa, dan syukuran masyarakat

menggunakan bahasa indonesia. Penduduk Desa Sumber Hidup


6
Data Kantor Desa Sumber Hidup, Tanggal 17 November tahun 2022.
44

tampaknya berbicara bahasa yang sangat mirip dengan yang ada di

Kecamatan Muara Telang, berdasarkan penggunaan bahasa mereka.

tetapi yang membedakan terletak pada intonasi ataupun nada bicaranya.7

4. Struktur Pemerintahan Desa Sumber Hidup


STRUKTUR DESA SUMBER HIDUP

DESA SUMBER HIDUP KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN

KEPALA DESA
BPD LPM
HAMAM MUHDI

SEKERTARIS
KASI PELAYANAN KAUR KEUANGAN
FAJAR ISTAROM
FAHRUR ROZI S.pd APRILIA E.y S.pd
S.pd

KASI PEMERINTAHAN KAUR TATA USAHA


ARSAD S.T LUKMAN HARIANTO
KASI KESEJAHTERAAN
KAUR PERENCANAAN
MAHMUD S.T
FAHARUL HIDAYAT

KEPALA DUSUN l KEPALA DUSUN ll KEPALA DUSUN lV


KEPALA DUSUN lll
SUDARTO TUMARNO WAHONO FAHRUL HIDAYAT

Sumber : Data Sekretaris desa Fahrurozi

5. Sistem Mata Pencaharian

Pertanian merupakan sumber pendapatan utama bagi warga Desa

Sumber Hidup. Selain bertani perdagangan merupakan merupakan

sumber pendapatan lain bagi warga desa Sumber Hidup. Para pedagang

ini biasanya bermigrasi dalam kelompok yang berpindah dari satu desa

7
Fahrur Rozi Selaku Sekertaris Desa Sumber Hidup, Dilakukan Wawancara Pada
Tanggal 14 November 2020 Pukul 11.00
45

berikutnya setiap minggu. Beberapa orang berdagang sambil tinggal di

rumah mereka sendiri.

Masyarakat desa tidak hanya mengandalkan pada sektor pertanian

dan perdagangan sebab masyarakat juga ada yang bekerja menjadi

pegawai Negeri Sipil (PNS), aparatur pemerintahan, kesehatan, dan lain

sebagainya.

Luasnya lahan pertanian sangat ditunjang oleh struktur tanah

mengandung air yang berguna bagi tanaman, oleh karena itu kondisi

tanah di desa Sumber Hidup sangatlah subur dan sangat cocok untuk

ditanami sayur-mayur. Pemerintah juga sempat membantu masyarakat

untuk bisa mengembangkan disektor pertanian dengan memasok pupuk

yang bersubsidi. Adapun tanaman yang ditanam oleh petani ialah seperti

padi, kebun karet, sayur-sayuran, dan tanaman lainnya.8

B. Kearifan Desa Sumber Hidup dibidang Keagamaan

Berdasarkan hasil dari pengamatan yang dilakukan penulis di desa

Sumber Hidup, penulis melihat bahwa seluruh masyarakat desa memeluk

agama Islam. Terkait dengan kearifan lokal dibidang keagamaan yang

dilakukan di desa Sumber Hidup segalanya berhubungan dengan kajian

pokok agama Islam, karena hampir setiap hari selalu ada kegiatan

keagamaan yang dilakukan masyarakat terutama dibidang pendidikan

8
Data Kantor...., Tanggal 15 November 2022
46

agama Islam, seperti kegiatan TK/TPA, majelis ta‟lim ibu-ibu, yasinan

bapak-bapak, acara Manaqiban dan lain sebagainya.9

Pada Pendidikan keagamaan bagi anak-anak dengan memanfaatkan

masjid Al-Ikhlas sebagai sebagai sarana untuk mengaji dan belajar ilmu

agama. Ada beberapa ustadz yang mengajar anak-anak mengaji setiap

harinya dan biasanya yang mengajar disetiap harinya bergantian, anak-

anak yang mengaji disini tidak dipungut biaya atau secara sukarela ustadz

memberikan ilmu kepada anak-anak.

Adapun kegiatan keagamaan lainnya yang dilkukan masyarakat

desa Sumber Hidup terkhususnya mengenai kegiatan remaja yang

disatukan dalam satu wadah ikatan Remaja Masjid Al-Ikhlas yang

dipimpin oleh ustad Abdullah, Ustad Ahmad Rifa‟i, bapak suradi, dan

bapak naskur.

Kemudian ada beberapa hal yang dilakukan para remaja masjid

seperti dalam perayaan hari besar Islam (PHBI), remaja di desa Sumber

Hidup ikut serta dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan

peringatan Isra‟ Mi‟raj, dengan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Adapun hal lain yang dilakukan remaja masjid desa Sumber Hidup seperti

kegiatan bersih masjid ini juga bertujuan untuk mengeratkan tali

persaudaraan, hidup rukun, damai, sikap saling tolong menolong.

9
Abdullah, Selaku Ketua Majelis Ta‟lim Desa Sumber Hidup, Tanggal 10 November
2022 Pukul 14.00 WIB.
BAB lV

PEMBACAAN MANAQIB SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI DALAM

MENINGKATKAN SPIRITUALITAS JAMAAH MANAQIB DI DESA

SUMBER HIDUP

A. Biografi Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

1. Riwayat Hidup Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Abdul Qadir bin Abu Shalih Musa janki Dausat bin Abu Abdullah

bin Yahya Az-Zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin

Yahya Az-Zahid bin Abdullah Al-Mahadh adalah nama pejabat tersebut.1

Beliau biasanya dikenal sebagai Syekh Muhyiddin Abu Muhammad Abdul

Qadir bin Abu Saleh Jinki Dusat bin Musa Al-Juun bin Abdullah Al-Mahd

bin Hasan Al-Mutsanna bin Amirul Mu'minin Abu Hasan bin Amirul

Mu'minin Ali bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul

manaf Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab.2

Beliau merupakan cucu dari Syekh Abdullah Ash-Shauma'i, ketua

zuhud komunitas pertapa dan seorang syekh terkemuka di daerah Jilan yang

juga mengajarkan berbagai karomah. Beliau adalah orang yang mustajab

mengerjakan segala sesuatu. Jika beliau itu sedang berduka, Allah akan

segera mengakhiri apa yang telah ia kumpulkan, dan jika beliau itu

melakukan suatu perbuatan, Allah akan menyesuaikan perbuatan itu dengan

apa yang diperintahkan kepada beliau. Berbeda dengan rasa malu dan

1
Said bin Musfir Al-Qahthani, Buku Putih Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, (Jakarta: Darul
Falah, 2005), hlm., 13.
2
Syaikh Muhammad bin Yahya At-Tadafi, Syaikh Abdul Qadir al-Jailani Mahkota para
Aulia Kemuliaan Hamba yang Ditampakkan-Nya, (Jakarta: Prenada Media, 2005), hlm., 1.

47
48

kerentaan umat, beliau konsisten menjalankan sunnah dan dzikir. Setiap

orang mampu mengungkapkan kekhusyu'an, dan orang tersebut sangat

konsisten dan memperhatikan waktu. Beliau sering membahas situasi

hipotetis yang tidak pernah terwujud sebelum terjadi seperti yang dia

perkirakan dan kemudian terjadi.

Selain itu yang terkenal adalah karya-karya Syekh Abdul Qadir Al-

Ghauts Al-Azham, sulthanul Aulia, Ghauts Al-Pak, dan lain-lain. Menurut

Riwayat Shahih, Sayyid Al-Ghauts Al-Azham Syekh Abdul Qadir Al-

Jailani disemayamkan di sebuah tempat bernama Nif yang terletak di Jilan

(Persia). Menurut Imam Yaqut Hamwi Ra, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

lahir di sebuah tempat bernama Basyir. Kebanyakan sejarawan sepakat

bahwa Nif dan Basyir adalah dua nama yang berbeda untuk tempat yang

sama. Karena lahir di Jilan, Al-Jilani atau ejaan varian namanya adalah cara

kebanyakan orang menyebutnya. Menurut kesaksiannya sendiri, Al-Ghauts

Al-Azham membuat ungkapan berikut dalam kitab Qashidah Al-

Ghautsiyah: "Saya penduduk Jil, dan nama saya Muhyiddin. Panji

keagunganku menancap kokoh di atas gunung-gunung," aku dikatakan.3

terdapat dua riwayat yang berkaitan dalam hal tanggal lahir

beliau. Pada Riwayat pertama bahwa ia dilahirkan pada 1 Ramadhan 470

Hijriyyah. Riwayat kedua menyataka bahwa beliau lahir pada malam dua

Ramadhan 471 Hijriyyah. Nampaknya riwayat kedua bertambah dipercayai

kepada orang saleh, lahirnya beliau adalah berkah bagi umat manusia.

3
Muhammad Aftsab Cassim Siddiq Osman, Rahasia Cinta Ajaran Hidup Cinta dan
Karamah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, (Yogyakarta: Diva Press, 2008), hlm., 15.
49

Sulthanul Auliya, juga dikenal sebagai Sultan Para Wali, disebutkan selama

proses persalinan sebagai petunjuk. Ummul Khair Fatimah Sayyidah Ra. 60

tahun telah berlalu ketika Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dibaringkan. Kami

memahami bahwa seorang perempuan dalam situasi ini mustahil menyakiti

seorang anak. Dalam hal kelahiran sang Wali Agung,4

kejadian tersebut dianggap sebagai karomah dari Syekh Abdul

QadirAl-Jailani. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani sudah menunjukkan tanda-

tanda keistimewaanny sejak kelahirannya, tepatnya di hari pertama

Ramadhan. Beliau sudah ikut berpuasa akan tetapi cuaca berawan dan

mendung, masyarakat akan menjadi cemas sehingga sulit untuk melihat

apakah hari sudah berbuka atau belum. Mereka menginformasikan kepada

Ibunda Syekh Abdul Qadir Al-Jailani bahwa Sayyidah Fatimah karena

mereka sadar anak-anak Sayyidah Fatimah tidak pernah terlihat menyusu

disiang hari saat Ramadhan. Saat mereka menerima jawabannya, semua

orang di teluk sudah mulai berteriak. Ini menandakan bahwa waktu telah

berlalu dan sekarang sudah masuk puasa lagi.5 Fenomena tersebut dianggap

sebagai karomah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tiba di Bagdad pada waktu yang

tepat dalam sejarahnya sebagai seorang damai, tidak mengetahui cara hidup

kota sebelumnya, dan juga tidak mengetahui siapa pun di Baghdad. Beliau

di Baghdad berteman pada beberapa ulama terkenal yang mahir pada

4
Makhfudz Kholiq, Pepenget Islam Budi Pekerti Wali, (Tegal: Yayasan Modern Darul
Hikmah, 2007), hlm., 204.
5
Zaiur Rofiq Al-Shadiqi, Biografi Syekh Abdul Qadir Al-Jailani (Jombang: Darul
Hikmah, 2011), hlm., 42-43.
50

banyak keahlian, dan setelah berguru kepada mereka dan memperoleh

manfaat dari ilmunya, ia menjadi salah satu ulama di bidang tersebut. Beliau

menuntut ilmu mulai tahun 520 H, didalamnya belajar berbagai macam ilmu

syariat, dan menuntut ilmu selama 30 tahun.6

Setelah menerima pendidikan dari ulama dan sufi terkemuka, Syekh

Abdul Qadir melakukan perjalanan melintasi Sahara Irak selama 25 tahun

sambil menjumpai kawat berduri dan tanah terjal. Pengembaraan ini

menjadi tanggapan akan kekhawatiran menyaksikan menurunnya kejujuran

separuh dari masyarakat pada waktu itu, serta untuk melatih kerentanan

hatinya. Sepanjang pengembara spiritual, ia selalu memalingkan hubungan

kepada orang lain. Beliau mengggunakan berpakaian seadanya tanpa alas

yang terdiri dari jubah dari bulu domba dan kepalanya ditutup dari sesobek

kain.7 Beliau hanya memakan buah segar dari pohonan yang ada, rumput

yang masih muda di pinggir sungai, dan juga sayuran yang telah dibuang.

Hanya minum pada saat diperlukan. Namun, waktu tidur yang sangat

singkat. Belakangan hari itu, terus dipertahankan dengan kesederhanaan.

Keikhlasan Beliau membawanya untuk mendakwahkan ajaran

islam dan menjalankan tasawuf, dan pada akhirnya ia ditemukan kembali

dengan Nabi Khidhir AS. Namun, meski sudah menjadi sahabat, Syekh

Abdul Qadir kembali menjalani pengujiannya. Begitu berbalik, Nabi Khidir

memperingatkan sang wali agar tidak meninggalkan tempat duduk. Namun,

Syekh Abdul Qadir tidak meninggalkan lokasi tempat mereka berkumpul

6
Said bin Musfir Al-Qahthani, Buku Putih Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, hlm., 16-17.
7
Mahfudz Kholiq, Pepenget Islam Budi Pekerti Wali.... hlm., 204.
51

selama tiga tahun, kecuali untuk upacara keagamaan. Banyak godaan yang

mencoba membujuknya, tetapi dia tetap tabah. Hanya menengok setahun

sekali, itupun hanya sesaat, Nabi Khidhir As.

Dari beberapa uraian di atas dapat dipahami bahwasanya

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ialah salah satu tokoh muslim yang berjasa

bagi umat muslim. Beliau merupakan seorang mujahid yang sangat tidak

tertarik dan memusuhi pada hidup kemewahan dan keyakinan lain yang

tidak ada pada agama Islam. Beliau tidak diragukan lagi sebagai Muslim

terkemuka yang telah secara aktif memberikan kontribusi baik bagi keadaan

umum Islam maupun dunia Tasawuf. Mengingat saat ini banyak orang yang

mengasosiasikan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dengan kelemahan dan

karomah, yang membuat mereka konsisten menunjuk sosoknya sebagai

penyelesai perselisihan secara kekeluargaan, situasi belakangan ini telah

berganti. Melalui cara, serta memeladani kebersihan hati dan ketabahannya

di bidang istiqomah dalam ibadah serta menunaikannya ajarannya.

2. Ajaran-ajaran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Di madrasah, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani meluangkan kesehari.

Ia berangkat ke masjid pada hri Jumat dan menginformasikan mengenai

nasehat serta tuntunan. Di hari itu Beliau berada di madrasah pada hari

Jumat dan merasa sakit. Sebaliknya, keesokan harinya, beliau itu


52

betempat di Ribath. Peristiwa inilah telah berlangsung dalam waktu 33

tahun, dari tahun 528 sampai 561 H.8

Mereka yang melarikan diri dari Salib Bahaya di Syam tiba di

madrasah terdekat, berguru di sana dan menyelesaikan ribath beliau,

kemudian kembali ke negaranya sebagai dai dan pembimbing. Ibnu Naja

Al-Wa'izh, Penasihat Shalahuddin, Al Hafizh Al-Rahawi, Muwaffiqudin

Ibnu Qudamah, dan Penulis Al-Muhgni adalah anggota kelompok

terkemuka. Ia mengajar pada madrasah tersebut dan menghitung 3.000

lulusan tiap tahunnya.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, yang dibimbing oleh Syekh lain,

mengajari sejumlah konsep keislaman terhadap siswa madrasah,

terkadang sampai 13 jenis ajaran Islam yang berbeda. Beliau

memberikan ilmu fiqh ibadah, aqidah Ahlu Sunnah Wal Jamaah, dan

konsep berbuat baik kepada anggota masyarakat lainnya yang bersumber

dari kitab Al-Qhunyah li Thalibi Al-Hag. Beliau juga membahas hadits,

perbedaan madzhab, ilmu ushul, nahwu, adab, dan topik. Selain itu, dia

mengajarkan mereka untuk menjalin hubungan antara fiqh dan tasawuf

dan menunjuk fiqh sebagai pembela tasawuf. Beliau sering berkata pada

saat itu:

“Setiap hakikat yang tidak sesuai dengan syari‟at, maka dia

adalah zindiq. Terbanglah kepada Al-Haqq dengan kedua sayap, yakni

Al-quran dan Sunnah.

8
Abdul Razzaq Al-Kailani, Syekh Abdul Qadir Jailani Guru Para Pencari Tuhan,
(Bandung: Mizan Media Utama, 2009), hlm., 169.
53

Sepanjang pengajaran, dia sering mengkritik dan bertentangan

perilaku para al-Khalifah. Beliau juga mengkritik kewenang-wenangan

penguasa, kezaliman, dan berfoya-foyanya orang kaya. Dalam

ceramahnya, dia terus-menerus menyebutkan kelompok orang yang

berada dalam kesesatan dan menyesuaikan di antara Ahlulbait dan

Jama'ah. Meskipun Beliau mengeluarkan fatwa berdasarkan madzhab

Syafi'i dan Hambali, namun tidak membedakan keduanya, sehingga

Imam Al-Nawawi menyatakan, "Beliau Adalah Syekh dari para Syekh

Syafi'iyyah dan Hambaliyyah." Diantara Ajaran-ajaran Beliau adalah

sebagai berikut:

a. Masalah-masalah Aqidah

Aqidah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani (mengikuti tuntunan

Rasulullah Saw). Bukan ibtida' (berbuat bid'ah), serta bertakwa

kepada sunnah dan Al-Qur'an dalam segala situasi. Beliau sering

menyebutkan hal ini dalam pelajaran, juga dalam pertemuan, dalam

khutbah dan doa, dan dalam beberapa buku dan khotbah. Dia

menyatakan di antara hadirin, "

“kamu tidak akan mendapatkan keuntungan hingga kau

mengikuti Al-qur‟an dan Sunnah. Ikutilah para Syekh, yang

memahami dan mengamalkan Al-qur‟an dan Sunnah, atau berbaik

sangkalah kepada mereka. Bergurulah kepada mereka dan berlaku

baiklah di hadapan mereka serta bergaullah dengan mereka, niscaya

kau beruntung. Jika kau tidak mengikuti Al-qur‟an dan Sunnah, serta
54

para syekh yang memahami keduanya, niscaya kau tidak akan pernah

beruntung selamanya. Apakah kau pernah mendengar, barang siapa

merasa cukup dengan pendapatnya sendiri, maka ia telah sesat.”9

a. Tawakal dan Amal

Tawakal ialah memahami sesuatu yang dikatakan Allah

serta memiliki sikap pesimis terhadap sesuatu yang ada dalam

pikiran seseorang10 Aqidah Ahlu Sunnah Wal Jama'ah ialah yang

berpikirlah serta bertawakalah. Beramallah, lalu sujud di hadapan

Allah. Karena itu, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani selalu

mengungkapkan perasaan syukurnya terhadao Allah SWT pada

semua amal dan juga kelakuannya. serta dengan mencurahkahn

berbagai usaha. ia mendorong pada seseorang yang malas dan

saling menggantungkan kepercayaan, lalu beliau memerintahkan

agar beramal serta berusaha.

“Dalam hal ini Hendaklah dirimu mencari nafkah dan

bergantung kepada sebab hingga imanmu menjadi kuat. Lalu

beralihlah kamu dari sebab itu menuju nusabib. Para Nabi pun

mencari nafkah dan pernah meminjam serta bergantung kepada

sebab pada awal urusan mereka, lalu akhirnya mereka bertawakal.

9
Abdul Razzaq Al-Kailani, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Guru Para Pencari Tuhan....
hlm., 177
10
Said bin Musfir Al-Qahthani, Buku Putih Syekh Abdul Qadir Al-Jailani... hlm., 89.
55

Mereka menggabungkan antara bekerja dan tawakal, pada awal dan

akhir urusan mereka, baik secara syariat maupun hakikat”.11

b. Wara‟

Selama beliau hidup, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tetap

bersikap wara‟, bagaimanapun ia tidak lupa untu menjalankan

sholat, bermunajat, ber-tadharru’ (merendahkan diri) saat malam

tiba, senatiasa menyambung wudhu apabila batal, serta tidak mau

menerima imbalan pemberian dari aparat pemerintah sebab

mengandung unsur subhat.

c. Amar Ma‟ruf Nahi Munkar

Selama hidup Syekh Abdul Qadir Al-Jailani melakukan

perbuatan baik dan melarang orang berbuat jahat. Pada khutbhnya

dipenuhi dengan beliau memerintahkan agar berbuat baik. Pada

saat beliau menyampaikan khutbah Jumat, beliau menceramahi

Khalifah Al-Muqtafi Li Amrillah yang memberikan kekuasaan

untuk pemerintahan kepada Yahya Ibn Said.

d. Jihad

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengimbau setiap orang

untuk berjihad terhadap dirinya sendiri, yang dilanjutkan dengan

jihad terhadap orang lain yang melakukan maksiat, sesat, dan fasik.

ia terus membahas perbedaan antara khalifah, pemimpin, dan

11
Abdul Razzaq Al-Kailani, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Guru Para Pencari Tuhan....
hlm., 190.
56

pemerintah. Beliau tidak memperhatikan banyak celaan di daerah

sekitarnya.

Karena menjadi landasan bagi setiap jihad, Syekh Abdul

Qadir sangat teguh dalam menegakkan keadilan bagi dirinya

sendiri maupun dalam membela dan melindunginya. Tanpa Jihad

terhadap diri sendiri, satu Jihad tidak akan berhasil dilakukan,

beliau menyatakan:

Jihad memiliki 2 macam: bathin dan Zhahir. Jihad bathin

diartikan sebagai jihad terhadap diri sendiri, hawa, tabiat, setan,

taubat dari Maksiat Perbuatan, dosa, dan tetap melakukan setiap

perbuatan tersebut dengan menjauhi syahwat dan perbuatan yang

dilarang. Jihad Zhahir melibatkan pertempuran melawan orang-

orang yang tidak menaati Allah dan Nabi-Nya serta menahan

pedang, panah, dan tombak. Jihad bathin lebih berat dari jihad

zhahir karena selalu melekat dan terus-menerus. Barang siapa yang

taat terhadap perintah Allah selama kedua jihad ini maka akan

diberikan keutamaan didunia dan akhirat. Luka yang ada di tubuh

orang yang mati syahid tidak sakit karena pendarahan diterapkan

pada tangan orang yang ada di antara kamu. Sebaliknya, kematian

dalam kebenaran orang yang berjihad dan bertobat atas dosanya,

seperti orang yang meminum air dingin pada saat kehausan.12

12
Abdul Razzaq Al-Kailani, Syekh Abdul Qadir Jailani Guru Para Pencari Tuhan....
hlm., 204.
57

e. Taubat

Taubat merupakan kembalinya kepada Allah dengan

mengurangi kotoran yang semakin meningkat dari hati dan

kemudian menjalankan setiap perintah-Nya. Untuk menerima

keridhaan dari Allah di dunia dan di akhirat, menurut Syekh Abdul

Qadir Al-Jailani, taubat harus dianggap sebagai pintu masuk

menuju jalan Allah, oleh karena itu seseorang harus dekat

dengannya dan menahan diri untuk tidak mengungkapkan

kebencian. 13

Sesungguhnya Allah menyayangi setiap hambanya yang

meminta ampunan dan bertaubat. Yang terpenting, Syekh Abdul

Qadir Al-Jailani, yang terpenting ialah gigih serta bersungguh-

sungguh terhadapnya. Beliau menyatakan:

“Bertaubatlah dan konsistenlah terhadap taubatmu. Jika kamu

bertaubat maka kamu harus konsisten, jika kamu menanam, maka

kamu harus tumbuh, bercabang dan berbuah.”14

f. Zuhud

Zuhud memiliki arti yang luas menurut istilah tersebut,

namun Ibnu Qadamah Al-is Maqdisi yang, yang mengajarkan kita

bagaimana mentransfer ilmu dari satu hal ke hal lain yang lebih

baik bagi kita. Atau, dengan cara lain, dengan menghindari dunia

dan memperdalam prinsip-prinsip akhirat. Menurut Syekh Syekh


13
Said bin Musfir Al-Qahthani, Buku Putih Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.... hlm., 485.
14
Abdul Razzaq Al-Kailani, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Guru Para Pencari Tuhan....
hlm., 169.
58

Abdul QadirAl-Jailani Perbedaan antara mutazahid shuwari (zuhud

lahir) dan zahid hakiki adalah sebagai berikut:

“Zahid Shuwari mengeluarkan dunia dari hadapannya, sedangkan

zahid hakiki mengeluarkan dunia dari hatinya”.15

3. Karya-karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani sering menyibukkan dirinya

dalam memberi nasihat serta mengajari. Beliau mengahabiskan

waktunya demi kepentingan ilmu juga pengajaran akibatnya

perhatiannya kepada tulisan dan karya ilmiah yang sangat kurang.

Dia akan meninggalkan warisan ilmiah yang jauh lebih bermanfaat bagi

disiplin ilmunya jika dia menuliskan pengetahuan dan

pemahamanannya, sama seperti ulama lainnya yang hidup sebelum dan

sesudahnya.16

Keteguhannya dalam menjalankan syariat dan luasnya

keilmuan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani diriwayatkan mampu

menyadarkan ribuan orang yang menyimpang ia juga mampu

mengubah pola pikir masyarakat hingga mengislamkan sejumlah umat

nasrani dan yahudi. Syekh Abdul Qadir mendirikan tarekat Qadiriyah

yang berkembang dipersia seperti Iraq, Iran, dan Syria dan tarekat

Qadiriyah mampu berkembang di Yaman, Turki, Mesri, dan india.

15
Abdul Razzak Al-Kailan,i Syekh Abdul Qadir Jailani Guru Para Pencari Tuhan....
hlm., 210.
16
Said bin Musfir Al-Qahthani, Buku Putih Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.... hlm., 27.
59

Tarekat Qadiriyah kemudian berkembang pada abad ke-13 dan mulai

terkenal di Dunia pada abad ke-15.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani sangat dekat denga Al-Kitaab dan

ahli di dalamnya. Dia juga mengajar tiga belas cabang ajaran Islam di

kelas, murid-murid mempelajari masalah hadits, tafsir, madzhab-

madzhab, dan Khilafiyyah. Di hari kedua, mereka mempelajari hukum

Islam, pemahaman madzhab, krisis Khilafiyyah, ushul, dan nahwu.

Setelah dzhuhur, ia mulai mengajar Al-Qur'an dan mengeluarkan fatwa

yang didirikan atas mazhab Asy-Syafi‟i Rahimahumullah dan dan

Imam Ahmad bin Hamabal. Mereka benar-benar terkejut mengeahui

betapa berpengaruhnya fatwanya dengan fatwa para ulama di.17

a) Bagian yang beliau karang sendiri

1. Al-Ghinyah Lithalib Al-Haq Azza wa Jalla.

Dalam bidang fikih, akidah, dan adab, buku ini merupakan

karya terbaik penulis. Ditulis dengan cara yang mudah

dipahami, dan penjabarannya yang mendalam didukung oleh

dalil-dalil sharih dari Kitabullah dan Sunnah Nabi. Kitab

tersebut telah beberapa kali dikutip, antara lain oleh Darul

Huriyyah di Bagdad pada tahun 1408 H, Maktabah Musthafa

Al-Halbi wa Auladihi di Mesir pada tahun 1375 H, dan Darul

Albab di Damaskus pada waktu yang tidak disebutkan.

2. Futuh Al-Ghaib

17
Said bin Musfir Al-Qahthani, Buku putih syekh Abdul Qadir Al-Jailani.... hlm., 30.
60

Buku ini membahas tentang nasehat, pemikiran, dan pendapat

yang terfokus pada berbagai persoalan, antara lain penjelasan

tentang kesengsaraan duniawi, jiwa dan syahwatnya

kesengsaraan, dan ketundukan kepada Allah SWT. Buku ini

juga mencangkup tentang kedudukan tawakal, rasa takut (al-

khauf), harapan (ar-raja), ridha, dan nasehat-nasehat lain yang

ditujukan untuk anak-anaknya.

3. Kitab Al-Fath Ar-Rabbani wa Al-Faidh Ar-Rahmani

Kitab ini mencakup tentang nasihat, petunjuk dan wasiat dari

62 pertemuan dakwah dan pengajaran yang berlangsung antara

Tahun 545 dan 546 Masehi. Pertemuan ini mencakup berbagai

masalah, termasuk ketulusan, agama, perlaku, dann topik

lainnya.

b) buku yang ditulis oleh muridnya

1. Al-Auraad Al-Qadiriyyah

Buku ini membahas banyak jenis doa, keagamaan, dan

syahadat sesat. Termasuk juga syirik ayat-ayat yang disusun

oleh Muhammad Salim Bawwab dan kemudian diterbitkan oleh

Darul Albab Damaskus pada tahun 1992 lalu dinisbatkan

kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Penisbatan ini tidak

benar karena buku Al-Aurad ini, termasuk pelanggaran yang

tidak ada hubungannya dengan itu, dan ada kemungkinan

bahwa bagian-bagian itu diciptakan oleh para penganutnya,


61

yang kemudian diberi penghargaan untuk mereka ketika

mereka menjadi campur aduk dan didistrbusikan secara luas.

2. Al-Safinah Al-Qadiriyyah

Biografi Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tertuang dalam buku ini

dengan judul Ghabatu An-Nadzir fi Tarjamati Syekh Abdul

Qadir. Ini juga berisikan shalawat-shalawat dan wirid-wirid,

yang digunakan sebagai wasiat dan dikaitkan dengan Syekh

Abdul Qadir Al-Jailani, yang ditulis oleh Muhammad Amin Al-

Kailani.

3. Al-Fuyudhaat Ar-Rabbaniyyah fi Al-Ma’atsir wa Al-Auraad Al-

Qadiriyyah..

Buku ini dikumplkan dan disusun oleh Ismail bin Sayyed

Muhammad Al-Qadiri, terlepas dari klaim Az Zarkali bahwa

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menulisnya dalam buku Al-

A‟lam, yang ia sendiri mempertanyakan. Buku ini dipenuhi

dengan banyak khufarat, syirik wirid, dan banyak mengandung

bid‟ah. Ini juga termasuk pembagian yang tidak ada dalil untuk

menutupi pembagian jiwa menjadi maqam sufi.


62

b. Pembacaan Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di Desa Sumber

Hidup

Sebelum acara manaqiban dimulai penulis melihat melalui observasi

bahwa acara manaqiban yang dilakukan pada malam selasa sudah

dipersiapkan dengan sedemikian rupa sejak senin sore. Pada senin sore terlihat

beberapa jamaah yang bertindak selaku panitia mempersiapkan tempat di

rumah jamaah manaqib yang telah ditentukan. Di dalam rumah tersebut panitia

membentang karpet besar, meja panjang, dan juga panitia mempersiapkan

makanan untuk dihidangkan, makanan yang biasa dihidangkan ketika

pelaksanaan manaqiban biasanya berbeda dengan yang lainnya. hal ini

memang dalam kegiatan manaqib tidak ada kewajiban menghidangkan suatu

makanan yang khusus atau harus ada dalam pelaksanaan manaqiban. Makanan

yang dihidangkan pemilik hajat dalam pelaksanaan manaqiban tidaklah

menggunakan piring untuk tiap individu, melainkan menggunakan nampan.

Makanan di atas nampan tersebut biasanya berisi nasi, lauk pauk, serta

minuman seperti teh, kopi dan air mineral. Penggunaan nampan sebagai tempat

makan bertujuan agar menciptakan komunikasi dan kebersamaan diantara

sesama jamaah. Namun panitia dalam hal ini hanya membantu terkait dengan

kelengkapan pelaksanaan manaqiban.18

Kegiatan yang dilakukan panitia tidak lupa dibimbing oleh kiai atau

ustadz, dalam observasi penulis kiai terlihat memberikan perintah intruksi agar

jamaah mempersiapkan media sarana secara baik. Para jamaah yang berasal

18
Hasil Wawancara dengan Ustadz Ahmad Rifa’i selaku pemimpin Manaqib Syekh Abdul
Qadir Al-Jailani Dilkukan Wawancara Tanggal 14 November 2022 Pukul 21.10 WIB
63

dari luar desa datang lebih awal ketimbang jamaah yang berada di Desa

Sumber Hidup mereka rata-rata datang dengan menggunakan kendaraan roda

dua yaitu motor, terlihat mereka datang secara berombongan dan membawa

alat-alat kebutuhan pada saat acara manaqiban seperti kain dan kitab manaqib.

Persiapan ini dilakukan menjelang sampai sekitar jam 7 malam sehingga

sebelum solat isya banyak peserta jamaah yang sudah memenuhi duduk

ditempat acara.

Setelah persiapan dilakukan maka masuklah tahap pelaksanaan tahap

pelaksanaan ini dimulai ketika setelah shalat Isya berjamaah yang dipimpin

oleh ustadz Ahmad Rifai dalam pelaksanaan shalat Isya tersebut penulis

melihat mereka langsung melaksanakan duduk berkelompok di bawah

pimpinan ustadz ada dua kelompok jamaah yaitu kelompok laki-laki dan

kelompok perempuan secara jumlah laki-laki berkisar sekitar 20 orang dan

perempuan berkisar 10 orang. Mereka duduk dalam satu majelis laki-laki

duduk di depan dan perempuan duduk dibelakang. Selanjutnya pembukaan

acara manaqib yang dibuka oleh ketua panitia, dan selanjutnya acara manaqib

dimulai dengan membaca alfatihah dan dikirimkan untuk baginda Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya serta para

ulama/waliyullah. Selanjutnya pimpinan atau guru membaca bacaan manakib

yang berisikan riwayat Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Setelah pembacaan

manaqib selesai, ustadz atau pemimpin manaqib memimpin doa dan menutup

acara kemudian ustadz dan para jamaah makan bersama. Bagi sebagian jamaah

yang mengikuti manaqiban Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mereka memiliki


64

tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mereka sadar bahwa hidup

tidak hanya ada di dunia saja, melainkan ada diakhirat yang bersifat abadi.

Oleh karena itu, mereka membutuhkan seorang yang dapat membiming ke

jalan yang baik, yang bisa menghantarkan kesurga.

c. Peran Manaqib dalam Meningkatkan Spiritualitas Jamaah di Desa

Sumber Hidup

Manaqiban atau membaca manaqib dipercaya sebagai jalinan untuk

terus menjalin silaturahmi dengan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang dikenal

dengan sultanul aulia. Adapun tujuan melaksanakan manaqib ialah untuk

meningkatkan amal ibadah kepada Allah SWT dengan cara mencintai dan

memuliakan para orang saleh (kekasih Allah) dengan maksud untuk

meneladani atau mencontoh amal salehnya sehingga kelak di akhirat akan

dikumpulkan bersama orang-orang yang dicintai dan diteladani seperti sabda

Nabi Saw.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui beberapa peran manaqib Syekh

abdul Qadir Al-Jailani dalam meningkatkan spiritual jamaah di Desa Sumber

Hidup Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin yaitu:

1. Aspek Semangat Beribadah

Dari aspek semangat beribadah setelah dilakukan wawancara

kepada para subjek penelitian, dapat dipahami bahwa ada peningkatan dari

aspek semangat beribadah para jamaah mengikuti manaqib Syekh Abdul

Qadir Al-Jailani. Salah satu hal yang signifikan adalah dalam hal evaluasi
65

diri dalam semangat beribadah untuk solat tepat waktu, seperti hasil

wawancara kepada Bapak Nur Sito, dia menuturkan:

“alhamdulillah, setelah mengikuti manaqib saya sadar banyak kesalahan-


kesalahan saya yang harus diperbaiki. Untuk semangat beribadah,
alhamdulillah saya merasakan ada peningkatan, kalau ibadah masih belum
salat sunnah yang lainnya, yang saat ini alhamdulilah sejak mengikuti
manaqib yang salat rawatibnya jarang alhamdulillah dipaksakan untuk bisa
salat. Yang biasanya lambat, masbuq salatnya lebih tepat waktu,
alhamdulillah”.19

Dari penuturan Bapak Nur Sito dapat disimpulkan bahwa setelah

mengikuti manaqib Nursito sito lebih banyak evaluasi diri yang

membuatnya semakin semangat beribadah, dari yang dia kadang jarang

salat tepat waktu menjadi semangat untuk salat tepat waktu, begitu pula

dengan ibadah yang lain khususnya salat sunah rawatib. Pada aspek

semangat beribadah dari evaluasi setelah mengikuti manaqib berdasarkan

pengakuan bapak Mulyono selaku jamaah manaqib Syekh Abdul Qadir

Al-Jailani dia mengatakan sebelum mengikuti manaqib dia lalai terhadap

pelaksanaan waktu salat fardhu namun setelah mengikuti manaqib Syekh

Abdul Qadir Al-Jailani dia lebih disiplin dalam salat fardhu 5 waktu,

seperti hasil wawancara kepada bapak Mulyono berikut ini:

“Iya benar kak, ada peningkatan. Jadi dulu saya salatnya itu tidak bisa
tepat waktu. Pasti saya itu selalu lalai, misalkan ketika saya mau salat
Dzuhur saya shalatnya itu sudah mendekati waktu Asar tapi sebelum orang
Adzan Asar. Nah, setelah saya mengikuti manaqib Syekh Abdul Qadir Al-
Jailani, ibadahnya itu makin meningkat alhamdulillah dan saya merasa
sendiri bahwa sangat berpengaruh”.20

19
Wawancara dengan Nur Sito, 14 November 2022 Pukul 21.40
20
Wawancara dengan Mulyono, 14 November 2022 Pukul 21.55
66

Dari pernyataan bapak Tomo di atas juga sejalan dengan

pernyataan hasil wawancara dengan bapak Antok yaitu dalam hal

semangat ibadah dan evaluasi diri setelah mengikuti manaqib dia

merasakan ada peningkatan meskipun belum sepenuhnya melaksanakan

nasehat-nasehat dan ilmu yang didapatnya ketika mengikuti manaqib, dia

menuturkan:

“setelah mengikuti manaqib saya lebih banyak evaluasi diri, alhamdulillah


walaupun belum saya laksanakan paling tidak saya sudah meresapi,
memikirkan dan merenungkan. Dalam mengikuti manaqib ada juga
berpengaruh pada semangat ibadah, terutama pada aspek hablum
minannas sangat berdampak sekali terutama setelah mendengar
manqobah”.21

Dari penjelasan bapak antok di atas dapat dipahami bahwa

manaqib memiliki peran yang sangat signifikan kepadanya terutama pada

aspek semangat beribadah dan mengevaluasi diri, meskipun tidak semua

dan sepenuhnya dia laksankan segala nasehat dan pelajaran yang didalam

manaqib, namun ia sudah mulai meresapi, merenungkan dan memikirkan

dari setiap nasehat pesan dan ilmu yang ada dalam manaqib sehingga hal

tersebut membuatnya semangat dalam beribadah.

Bapak dayat, salah seorang jamaah manaqib Syekh Abdul Qadir

Al-Jailani beliau mengungkapkan:

“yang saya rasakan setiap kali mengikuti pengajian manaqib yaitu saya
merasa tenang, nyaman, dan damai. Walaupun saat itu saya terasa capek
dikarenakan habis kesawah menanam padi, tapi saat sedang mengikuti
pengajian manaqib seakan-akan masalah itu hilang”.22

21
Wawancara dengan Bapak Tomo, 14 November 2022 Pukul 21.15
22
Wawancara dengan Bapak Dayat, 14 November 2022 Pukul 21.20
67

Wawancara kepada bapak Sutar bahwa ada evaluasi diri dan

pengaruh dalam semangat beribadah setelah mengikuti manaqib,

sebagaimana hasil wawancara kepada bapak Sutar berikut:

“Iya sangat berpengaruh, setelah saya mengikuti manaqib Syekh Abdul


Qadir Al-Jailani saya lebih banyak muhasabah diri dan berpengaruh dalam
semangat beribadah agar lebih baik dari sebelumnya”.23

Namun, ada juga yang jamaah yang merasa belum ada peningkatan

dalam semangat beribadah setelah mengikuti manaqib, sebagaimana hasil

wawancara kepada bapak Musafa‟:

“yang saya rasa sih belum ada peningkatan dalam semangat ibadah, tapi
kalau saya pribadi rasa ingin meningkatkan semangat dalam beribadah itu
ada”.24
2. Aspek Ikhlas

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari subjek penelitian ada

banyak perubahan yang dirasakan pada peningkatan rasa ikhlas dalam diri

mereka. Perubahan yang sangat signifikan mereka rasakan adalah rasa

ikhlas ketika menghadapi masalah dalam kehidupan. Sebagaimana hasil

wawancara kepada bapak Joko, dia mengatakan:

“setelah saya mengikuti manaqib saya lebih banyak ikhlas seperti


pengalaman yang saya rasakan. Jadi dulu ceritanya waktu almarhum ayah
saya meninggal, saya itu merasa tidak ikhlas semua yang saya salahkan
itu Allah. Tetapi setelah mengikuti manaqib dan setelah saya kenal
dengan orang-orang baik di kehidupan saya. Saya mulai mengikhlaskan
jika itu memang jalan-Nya”.25

Dari pernyataan Bapak Joko di atas bahwa ada rasa lebih ikhlas

dalam mengikuti manaqib, lain halnya dengan bapak Yusuf dia

23
Wawancara dengan Bapak Sutar, 14 November 2022 Pukul 21.30
24
Wawancara dengan Bapak Musafa’, 14 November 2022 Pukul 21. 40
25
Wawancara dengan Bapak Joko, 14 November 2022 Pukul 21.50
68

mengatakan kalau ikhlas masih belum merasa tetapi mungkin lebih ke

rasa sabar, seperti wawancara kepada bapak Aris berikut:

“kalau untuk sampai ke taraf ikhlas itu mungkin belum sampai ya, Cuma
jika ada sesuatu yang tidak sesuai kehendak saya, pasti sedih itu ada. Tapi
saya cepat-cepat istighfar dan kembalikan kepada Allah. Jadi apapun ya
kembali ke Allah mungkin saya arahnya lebih banyak kesabar”.26

Pernyataan adanya peningkatan rasa ikhlas setelah mengikuti

manaqib juga dituturkan oleh bapak Yarmo, sebagaimana berikut:

“Karena pada saat mengikuti manaqib ada rangkaian nasehat-nasehat


yang didalamnya saya ambil hikmah sehingga dalam menjalani kehidupan
saya lebih ikhlas”.27

Ada peningkatan dalam aspek ikhlas juga dituturkan oleh bapak

Arif, sebagaimana dia menuturkan:

“Dalam perjalanan hidup pasti ada lika-liku ya, dengan banyak berteman
dengan orang baik termasuk jamaah manaqib ini tentu kita banyak belajar
ikhlas”.28

Berdasarkan dari hasil wawancara kepada para subjek penelitian dapat

disimpulkan bahwa ada peningkatan pada aspek ikhlas dalam diri mereka

setelah mengikuti manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.

3. Aspek Sabar

Berdasarkan hasil wawancara kepada para subjek penelitian, sangat

besar sekali peran mengikuti manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

dalam kehidupan mereka. Ada banyak peningkatan dari sisi aspek

spiritual yang mereka rasakan dan alami berkat mengikuti manaqib Syekh

Abdul Qadir Al-Jailani.

26
Wawancara dengan Bapak Aris , 14 November 2022 Pukul 21.15
27
Wawancara dengan Bapak Yarmo, 14 November 2022 Pukul 21.20
28
Wawancara dengan Bapak Arif, 14 November 2022 Pukul 21.30
69

Wawancara kepada bapak Imron dia mengakui sebelum mengikuti

manaqib dulunya sering marah-marah namun setelah mengikuti manaqib

dia menjadi pribadi yang lebih sabar dan dapat mengendalikan emosinya,

seperti yang disampaikan:

“Setelah saya mengikuti manaqib saya lebih banyak sabar dibanding yang
dulunya. Dulu saya sering marah-marah sekarang setelah saya mengikuti
manaqib saya lebih banyak untuk bersabar. Mengambil hikmah dari orang
lain maupun baik dan buruk semuanya ada hikmahnya yang saya rasakan
pada saat ini”.29

Berdasarkan wawancara kepada bapak Imron dapat dipahami

bahwa dia mampu lebih sabar setelah mengikuti manaqib, dia juga lebih

bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian yang menimpanya. Lain

halnya dengan pernyataan bapak Sukiman dia mengakui mengikuti

manaqib merupakan salah satu faktor yang membuatnya sabar dan dia

menambahkan bahwa sabar itu memiliki tahapan dan proses yang

panjang, sebagaimana yang dituturkan bapak Sukiman:

“Sabar ini tidak bisa langsung begitu, tentu harus melalui tahap-tahap dan
proses. Jika mendengar cerita Syekh Abdul Qadir Al-Jailani bisa langsung
sabar, tidak begitu juga. Melainkan ada timbul rasa kesabaran walaupun
memang ada momen-momen juga tidak sabar namun setidaknya sudah
ada perubahan yang lebih dari sebelumnya”.30

Dari pernyataan bapak Sukiman di atas dapat dipahami bahwa

menurutnya ada peningkatan dalam kesabaran setelah mengikuti manaqib.

Dari analisis dan pembahasan hasil penelitian di atas dapat

disimpulkan bahwa manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di Desa

Sumber Hidup memiliki peran yang signifikan dalam peningkatan

29
Wawancara dengan Bapak Imron, 14 November 2022 Pukul 21.35
30
Wawancara dengan Bapak Sukiman, 14 November 2022 Pukul 21.40
70

Spiritualitas Jamaah di Desa Sumber Hidup Kecamatan Muara Telang

Kabupaten Banyuasin.
71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Pelaksanaan manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yaitu: Bertawasul,

yaitu dengan cara membacakan Al-Fatihah sebanyak 7 kali untuk para

yang ditulis dikertas dan dibacakan oleh pemimpin manaqib, Pembacaan

sholawat yang dibacakan jamaah secara bersama-sama, Pembacaan

manaqib yang dibacakan jamaah sesuai bab manaqib yang telah

ditentukan oleh pemimpin manaqib, Doa yang dibacakan oleh pemimpin

manaqib.

2. Adapun peran manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam

meningkatkan spiritual jamaah ialah mengubah pola pikir jamaah, hal ini

dapat dilihat ketika setelah mengikuti kegiatan manaqib jamaah merasa

lebih tenang damai, ada juga jamaah yang menjadi lebih bersyukur

dengan hidup yang dimiliki, jamaah juga menjadi lebih khusyu‟pada

mengerjakan sholat, ada juga jamaah yang tidak merasakan apapun

dalam mengikuti kegiatan manaqib dan tidak mengalami peningkatan

spiritualitas

B. Saran

Dalam penelitian ini penulis dapat menyarankan:

1. Secara akademis penelitian ini adalah penelitian permulaan awal bisa

dilanjutkan pada aspek lainnya.


72

2. Untuk jamaah mungkin lebih bisa meningkatkan spiritualitasnya dengan

berbagai cara.
73

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abdullah, Taufik dan Karim, Rusli. Metodologi Penelitian Agama, Sebuah


Pengantar: Yogyakarta: PT. Tiara Wacana. 1991.

abi bakar Ibnu Al-Qayyim Al-Jauzy, Imam Syamsuddin Muhammad.. Sabar dan
Syukur kiat Sukses Menghadapi Problematika Hidup. Semarang:
Pustaka Nuun. 2005.

Aceh, Abu Bakar. Pengantar Sejarah sufi dan Tasawuf. Solo: Romadhoni. 1990.

Agustian, Ari Ginanjar. Rahasia Sukses Membangun ESQ Power. Jakarta: Arga.
2009.

Al Ishaqy, Achmad Asrori. Apa Manaqib itu. Surabaya : Al Wafa. 2010.

Al-Kaaf, Habib Abdullah zakiy. Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani,


Bandung: Pustaka Setia. 2016.

Al-Shadiqi, Zaiur Rofiq. Biografi Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Jombang: Darul
Hikmah. 2011.

Anshori, Muslich dan Iswati, Sri. Metodologi Penelitian Kualitatif, Surabaya:


Airlangga University Press. 2017.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:


Rineke Cipta. 2006.

Azwar Karim, Adiwarman. Spiritual Managemen From Personal Towards God


Coperate Governance. Bandung: PT. Mizan Pustaka. 2009.

Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi Cet, Ke-1. Jakarta: Rajawali Pers. 1989.

Danah Zohar dan Lan Marsal. SQ, Jakarta: Mirzan. 2002.

Depag RI, Yayasan Penyelenggaraan Penerjemah Al-quran, Al-quran dan


Terjemhnya. Bandung: Syamsil Al-quran. 2005.

Ikhwan,Afiful. Pendidikan Agama Islam, Jawa Tengah: PT. Tunas Artha Mandiri.
2021.

Kailani, Abdul Razzaq. Syekh Abdul Qadir Jailani Guru Para Pencari Tuhan.
Bandung: Mizan Media Utama. 2009.
74

Kholiq, Makhfudz. Pepenget Islam Budi Pekerti Wali. Tegal: Yayasan Modern
Darul Hikmah. 2007.

Ma‟rifat, Samsul. Berguru pada sulthanul Aulia’ Syekh Abdul Qadir Al-JAilani

Mahjudin. Kuliah Akhlak Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia. 1991.

Musfir, Said. Al-Qahthani, Buku Putih Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Jakarta:
Darul Falah. 2005.

Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


1990.

Sofyan, Siregar. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana. 2015.

Sudarto, 2002. Metodologi penelitian Filsafat. Jakarta Raja Grafindo persada.

Sugiono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D, Bandung:


Alfabeta, 2016.

Suharli, Michel. Habit Delapan Kebiasaan yang Mengubah Nasib Anda, Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama 2009.

Sukidi. Kecerdasan Spiritual. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2002.

Syah Nasution, Hasyim. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama. 2002.

Tasmara, Toto. kecerdasan Rohaniah,Transendental Intelegence, Membentuk


Kepribadian yang bertanggung jawab, Profesional, dan Berakhlak.
Jakarta: Gma Insani. 2001.

Thohir, Ajid. Historisitas dan Signifikasi Kitab Manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-
jailani: dalam historiografi Islam Jakarta: Puslitbang Lektur dan
Khazanah Keagamaan, 2011.

Yahya At-Tadafi, Muhammad. Syaikh Abdul Qadir al-Jailani Mahkota para Aulia
Kemuliaan Hamba yang Ditampakkan-Nya. Jakarta: Prenada Media.
2005.

Zaki, Muhammad. Spiritual Enterpreneurship Tranformasi Spiritual


Kewirausahaan Yogyakarta: PT. LKIS Printing Cemerlang. 2013.

ARTIKEL

Aisyah Hanief, Farida. Pengaruh Tradisi Membaca Manaqib Syaikh Abdul Qadir
Al-Jailani Dalam Upaya Meningkatkan Kecerdasan Spiritual
Santriwati Pondok Pesantren Ahmada Al-Hikmah Purwosari Kediri,
Skripsi. 2017.
75

Pulungan, J.Suyuti. Manaqib, “Ensiklopedia Islam, Vol.4 No.5 2005.

Rofiq Faudy Akbar, “Pengembangan Kecerdasan Emosional dan Spiritual


Melalui Budaya Disiplin”, Konseling Religi, Vol.2. No.5.2011

Siddiq Osman, Muhammad Aftsab Cassim. Rahasia Cinta Ajaran Hidup Cinta
dan Karamah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Yogyakarta: Diva Press.
2008.

WEBSITE

Dian. Metode Penelitian, https://www.torracino.id/metode-penelitian/. Diakses 23


Februari 2022.

Pengertian Desa dan Artikel, diakses, pada tanggal 15 November 2022 Pukul
20.10 Dari Http://Subiantogeografi:wordpress.com.

Setiawan, Dimas. http://id.m.wikipedia.org/wiki//Bahasa diaksese Tanggal 10


November 2022.

SUMBER PRIMER

Wawancara mulyono. Selaku Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani


Desa Sumber Hidup, 14 November 2022.

Wawancara Abdullah. Selaku Ketua Majelis Ta‟lim Desa Sumber Hidup. Tanggal
10 November 2022.

Wawancara Antok. Selaku Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Desa
Sumber Hidup, 14 November 2022.

Wawancara Dayat. Selaku Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Desa
Sumber Hidup, 14 November 2022.

Wawancara Imron. Selaku Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Desa
Sumber Hidup, 14 November.

Wawancara Joko. Selaku Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Desa
Sumber Hidup, 14 November.

Wawancara muarif. Selaku Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Desa
Sumber Hidup, 14 November 2022.

Wawancara Muhdi, Hamam. Kepala Desa Sumber Hidup. Tanggal 16 November.

Wawancara Nur Sito. Selaku Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
Desa Sumber Hidup, 14 Novembar 2022.
76

Wawancara Rozi, Fahrur. Selaku Sekertaris Desa Sumber Hidup. Dilakukan


Wawancara Pada Tanggal 10 November 2020.

Wawancar Simun. Selaku Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Desa
Sumber Hidup, Tanggal 14 November 2022.

Wawancara Sukiman. Selaku Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani


Desa Sumber Hidup, Tanggal 14 November 2022.

Wawancara Sutar. Selaku Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Desa
Sumber Hidup, Tanggal 14 November 2022.

Wawancara Ustad Ahmad Rifa‟i. Selaku pemimpin Manaqib Syekh Abdul Qadir
Al-jailani Desa Sumber Hidup, Tanggal 14 November 2022.

Wawancara Yarmo. Selaku Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Desa
Sumber Hidup, 14 November.

Wawancara Yasir. Selaku Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Desa
Sumber Hidup, 14 November.

Wawancara Yusuf. selaku Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Desa
Sumber Hidup, 14 November.
77
78
79
80
81
82
83

Gambar 1 Wawancara Ustad Ahmad Rifai Pemimpin Manaqib Syekh


Abdul Qadir Al Jailani

Gambar 2 Wawancara Bapak Antok Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir


Al-Jailani

Gambar 3 Wawancara Bapak Yasir Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir


Al-Jailani
84

Gambar 4 Wawancara Bapak Joko Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir


Al-Jailani

Gambar 5 Pelaksanaan Kegiatan Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-


Jailani
85

Gambar 6 Wawancara Bapak Mulyono Jamaah Manaqib Syekh Abdul


Qadir Al-Jailani

Gambar 7 Wawancara Bapak Nursito Jamaah Manaqib Syekh Abdul


Qadir Al-Jailani

Gambar 8 Jamaah Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani


86

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana Sejarah masuknya Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-

Jailani ke Desa Sumber Hidup?

2. Bagaimana Pelaksanaan Kegiatan Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-

Jailani?

3. Manfaat apa yang dilakukan Bapak atau Ibu setelah mengikuti

Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani?

4. Apakah Ada Persyaratan Khusus untuk ikut dalam Manaqib Syekh

Abdul Qadir Al-Jailani?

5. Perubahan seperti apa yang dirasakan setelah mengikuti Manaqib

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani?

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
87

Nama : MUHAMMAD TOHA

NIM : 1830302101

Tempat dan Tgl Lahir : SUMBER HIDUP, 3 DESEMBER 1999

Alamat : JALUR 8 TELANG RT.007 RW.002 DESA

SUMBER HDUP KEC. MUARA TELANG

KAB. BANYUASIN

Pekerjaan : MAHASISWA

Status : BELUM MENIKAH

Hobi : Volleyball

Email : muhammad192203@gmail.com

Data Orang Tua

Nama Orang Tua:

1. Ayah : Tumingan

2. Ibu : Jumrotun

Pekerjaan Orang Tua:

1. Ayah : Petani

2. Ibu : Petani

Pendidikan

 SD Negeri 3 Muara Telang (2006-2012)

 SMP Negeri 1 Muara Telang (2012-2015)


88

 SMA Negeri 1 Muara Telang (2015-2018)

Organisasi

 Seni bela diri Persaudaraan Setia Hati Terate, (PSHT), 2015.

 Persatuan Bola voli Mahasiswa (Perbolim) UIN Raden Fatah

Palembang, 2018.

 Komunitas Sedulur jowo UIN Raden Fatah Palembang, 2019.

Anda mungkin juga menyukai