Anda di halaman 1dari 97

URGENSI ZUHUD PRESPEKTIF AL-GHAZALI DAN RELEVANSINYA

DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT KONSUMERISME DI DESA


SUKAMULYA KECAMATAN LEMPUING KABUPATEN OKI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Dalam Ilmu Aqidah Dan Filsafat Islam

Oleh

APRILIA NOVITA SARI


NIM: 1730302042

JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2020 M/ 1441 H
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Kepada Yth.
Bapak Dekan Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran
Islam
UIN Raden Fatah
Di_
Palembang
Assalammualaikum wr. wb.
Dengan Hormat,
Setelah mengadakan bimbingan dan perbaikan, maka kami berpedapat
bahwa skripsi yang berjudul “Urgensi Zuhud Prespektif Al-Ghazali dan
Relevansinya Dalam Kehidupan Masyarakat Konsumerisme di Desa
Sukamulya Kecamatan Lempuing Kabupaten OKI” yang ditulis oleh saudari :

Nama : Aprilia Novita Sari


Nim : 1730302042

Sudah dapat diajukan dalam siding Munaqosah Fakultas Ushuluddin dan


Pemikiran Islam UIN Raden Fatah Palembang.
Demikian terima kasih
Wassalammualaikum wr. wb.
Palembang, 26 November 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Mugiyono,S.Ag., M.Hum, H.A.Soleh Sakni,Lc.,MA


NIP.197301162000031002 NIP.197508252003121002
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Aprilia Novita Sari

Nim : 1730302042

Tempat / Tanggal Lahir : Sukamulya, 04 April 1999

Status : Mahasiswi Fak. Ushuluddin dan Pemikiran Islam

UIN Raden Fatah Palembang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Urgensi

Zuhud Prespektif Al-Ghazali dan Relevansinya Dalam Kehidupan Masyarakat

Konsumerisme di Desa Sukamulya Kecamatan Lempuing Kabupaten OKI”

adalah benar karya saya, kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya.

Apabila dikemudian hari terbukti tidak benar atau merupakan hasil jiplakan dari

orang lain, saya siap dan bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar.

Palembang, Kamis 11 november 2021

Aprilia Novita Sari


1730302042
HALAMAN PENGESAHAN

Setelah diujiankan dalam siding Munaqosah Fakultas Ushuluddin UIN


Raden Fatah Palembang pada :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Maka skripsi saudari

Nama : Aprila Novita Sari


Jurusan : Aqidah dan Filsafat Islam
Judul : Urgensi Zuhud Perspektif Al-Ghazali dan Relevansinya Dalam
Kehidupan Masyarakat Konsumerisme di Desa Sukamulya
Kecamatan Lempuing Kabupaten OKI.

Dapat diterima untuk melengkapi sebagian syarat guna memperoleh gelar


Sarjana Agama Islam 1 (S.I) Pada Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam.

Palembang, 2021

Dekan

Prof. Dr. Ris’an Rusli, M.Ag


NIP:196505191992031003

Tim Munaqosah
KETUA SEKRETARIS

PENGUJI 1 PENGUJI 2
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

“Balaslah Kejahatan dengan Kebaikan, teruslah bersabar sampai


menemukan titik terbaik menurut Allah SWT”.

PERSEMBAHAN :

Alhamdulilahrobbilalamin Puji Syukur Atas Rahmat Allah SWT, yang telah


memberikan kelancaran dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya
persembahkan kepada
1. Kedua orang tua saya tercinta Bpk. Margiyono dan Ibu. Sumi wahyuni
yang selalu memberikan do’a, serta memberikan semangat motivasi, dan
mengharapkan keberhasilan saya.
2. Saudara kandung saya, Kakak, Rudi Purnomo, SE. Adik tersayang Santi
Pratiwi, serta istri kakak saya Nur Khotijah, Amd.Keb. yang senantiasa
mendoakan dan memberi saya semangat untuk berjuang demi keluarga.
3. Calon Imam yang Allah takdirkan untukku, mas Muhammad Nurkhozin,
SE. yang selalu mensuport dan mendoakanku.
4. Sahabat-sahabat terbaik, Ayun Lestari, Aprilia Dwi Andini, Linda
Winarsih.
5. Teman-teman seperjuangan angkatan 2017 terkhusus kelas Aqidah
Filsafat Islam 1
6. Almamater UIN Raden Fatah Palembang
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT,Rabb semesta alam yang tidak pernah

berhenti memberikan berjuta nikmatnya Maha suci Allah yang telah memudahkan

segala urusan, karena berkat kasih saying-Nya lah akhirnya saya dapat

menyelesaikan tugas akhir (skripsi) ini. Shalawat dan salam semoga tercurah

kepada Rasulullah SAW. Beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang setia

sampai akhir zaman.

Saya menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini bukan

hanya karena usaha keras saya sendiri, akan tetapi karena adanya dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu saya ingin berterima kasih kepada :

1. Ibu Prof.Dr. Nyayu Khodijah,S.Ag M.Si Rektor Universitas Islam (UIN)

Raden Fatah Palembang, semoga Allah SWT memberikan kelancaran

rezeki, kesehatan, dan kelancaran.

2. Bapak Prof. Dr Ris’an Rusli, M.Ag, dekan Fakultas Ushuluddin. Terima

kasih atas ilmu yang telah bapak berikan, semoga Allah SWT.

Memberikan kelancaran rezeki, kesehatan, dan sukses selalu.

3. Bapak Zamhari, M.Fil, kaprodi Aqidah Filsafat Islam yang tak pernah

mengingatkan dan membantu peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir.

4. Bapak Mugiono,S.Ag.,M.Hum, pembimbing materi yang selalu

meluangkan waktu dalam pengerjaan skripsi ini, kecermatan dan


kesabaran beliau dalam member arahan serta masukan kepada peneliti

sangat membantu penyusunan skripsi.

5. Bapak H.A.Soleh Sakni, Lc.,MA pembimbing yang juga bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing dengan penuh kesabaran, arahan

dan masukan beliau sangat membantu penyusun skripsi ini hingga

selesai.

6. Bapak Dr. A. Muhammad Rifai, M.hum, M.h, pembimbing Akademik

yang selalu member arahan dan motivasi terbaik

7. Para dosen Aqidah Filsafat Islam, terimakasih atas ilmu yang bapak dan

ibu berikan selama peneliti menempuh pendidikan. Semoga Allah SWT

memberikan rezeky, kesehatan, dan kelancaran selalu.

8. Kepada orang tua tercinta, Bapak Margiyono dan Ibu Sumi Wahyuni,

tanpa doa restu dan ketulusan dari kalian, peneliti tak akan mungkin bisa

melangkah sejauh ini. Lalu kepada kakak tersayang kak Rudi

Purnomo,SE. dan ayuk Ipar Nur Khotijah, Amd.Keb. yang tak pernah

lelah mendoakan untuk kelancaran skripsi saya, dan juga adek tersayang

Santi Pratiwi yang selalu membantu pekerjaan rumah dan selalu

menghibur disaat lelah mengerjakan skripsi.

9. Kawan-kawan ku seperjuangan : Dea Suciyani, Dewi Sartika, Samlianto,

Ermila, Novta Viola Eka Sapitri. Terimakasih karena sudah mau berbagi

semangat selama duduk di bangku perkuliahan semoga segala impian

dan cita-cita kalian terwujud.


10. Yang terbaik mas Muhammad Nur Khozin,SE. Terimkasih selalu

memberi semangat dan selalu menghibur dikala sedih dan jatuh bangun

tiap harinya, selalu mendengarkan dan memberi motifasi masalah

kehidupanku , semoga semua harapan yang diingin terwujud dan Allah

kabulkan dengan jalan yang terbaik.

11. Sahabat-sahabat ku tersayang : Ayun Lestari, Desi Mustika Wati, Linda

Winarsih yang selalu memberikan dorongan hidup untuk lebih maju dan

bisa membahagiakan orang tua.

12. Seluruh karyawan Tata Usaha Prodi Aqidah Filsafat Islam, terimakasih

yang selalu memberikan Informasi akademik dan membantu peneliti

dalam proses adminitrasi.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, pada akhirnya peneliti sangat berharap skripsi ini dapat

bermanfaat dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi para

pembaca budiman.

Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palembang, November 2021

Aprilia Novita Sari

NIM.1730302042
ABSTRAK

Penelitian ini diberijudul “Urgensi Zuhud Prespektif Al-Ghazali dan


Relevansinya Dalam Kehidupan Masyarakat Konsumerisme di Desa Sukamulya
Kecamatan Lempuing Kabupaten OKI”. Masyarakat di Indonesia khususnya saat
ini memiliki tingkat konsumerisme yang tinggi. Hal tersebut ditunjukkan melalui
penjelasan sebelumnya mengenai konsumsi masyarakat Indonesia yang tertarik
dan berlebihan dalam memiiliki produk-produk dari luar negeri. Masyarakat
berlebih-lebihan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kondisi ini merupakan
urgenzi zuhud dimana manusia cenderung untuk mengejar duniawi. Penelitian ini
bertujuan menganalisis isi diantara lain urgensi zuhud menurut prespektif Al-
Ghazali, dampak prilaku konsumerisme dalam kehidupan sehari-hari, cara
penerapan konsep zuhud imam Al-Ghazali terhadap pola hidup masyarakat
konsumerisme di Desa Sukamulya, Kecamatan Lampuing Kabupaten OKI.
Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini menggunakan metode
penelitian jenis penelitian field research (penelitian lapangan), jenis datanya
adalah data kualitatif. Sumber data untuk penelitian ini menggunakan dua sumber
data yaitu sumber data primernya yaitu kepala desa serta tokoh masyarakat didesa
dan sumber data sekunder merupakan dari data-data pustaka, seperti dokumen-
dokumen resmi. Teknik pengumpulan datanya melalui observasi dilakukan untuk
mengetahui kondisi lokasi yang diteliti, wawancara merupakan kegiatan tatap
muka untuk mendaptkan informasi atau narasumber peneliti ,dan dokumentasi
merupakam kegiatan mengabadikan suatu momen yang penting dalam bentuk foto
ataupun video. Sedangkan teknik analisis data dengan mereduksi data merupakan
penyerderhanaan data atau mengambil data-data yang sesuai dengan
permasalahan, menyajikan data yaitu menyusun data seacara terstruktur dan
terorganisir secara rapi dan menarik kesimpulan merupakan data-data yang telah
disederhanakan kemudian disusun dan disajikan dengan tepat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sikap zuhud sesuai dengan Imam
Al-Ghazali harus diterapkan terutama pada masyarakat yang cenderung memiliki
sifat konsumerisme karena sikap konsumerisme ini memiliki berbagai dampak
buruk salah satunya adalah kerusakan lingkungan alam serta hilangnya iman
terhadap Allah karena merasa serba kekurangan. Sikap zuhud yang utama yaitu
bersyukur atas segala hal yang dimiliki dan menahan keinginan atas kebutuhan
yang tidak penting seperti sikap konsumerisme dan membeli barang yang tidak
berguna. Urgensi zuhud ini akhirnya sebagai keadaan yang kritis dan mendesak
akibat banyaknya sikap-sikap manusia didunia yang telah melampaui batas.

Kata Kunci :Urgensi Zuhud, Konsumerisme, Al-Ghazali


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................. i

HALAMAN PERNYATAAN............................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................ iv

KATA PENGANTAR............................................................................ v

ABSTRAK.............................................................................................. vii

DAFTAR ISI........................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah............................................. 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian........................................... 4

D. Kajian Pustaka....................................................................... 5

E. Metodologi Penelitian............................................................ 11

F. Sistematika Pembahasan........................................................ 15

BAB II TINJAUAN UMUM URGENSI ZUHUD AL-GHAZALI DAN


KONSUMERISME........................................................
A. Urgensi Zuhud....................................................................... 16

B. Profil Singkat Al-Ghazali...................................................... 23

C. Konsumerisme....................................................................... 31
BAB III DESKRIPSI DESA SUKAMULYA KECAMATAN LEMPUING

KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR........................

A. Sejarah Desa Sukamulya...................................................... 41

B. Letak geografis Desa Sukamulya........................................ 43

C. Kondisi Demografi Desa Sukamulya................................... 44

Bab IV KONSEP ZUHUD IMAM AL-GHAZALI DAN RELEVANSINYA


TERHADAP MASYARKAT KONSUMERISME DESA
SUKAMULYA KECAMATAN LEMPUING KABUPATENG
OGAN KOMERING ILIR............................................
A. Urgensi Zuhud menurut Imam Al-Ghazali?...................... 50

B. Dampak prilaku Konsumerisme dalam Kehidupan

sehari- hari ?........................................................................ 57

C. Penerapan Konsep Zuhud Imam Al-Ghazali terhadap pola hidup

masyarakat konsumerisme Desa Sukamulya Kecamatan Lempuing

Kabupaten Ogan Komering Ilir ?........................................ 65

BAB V PENUTUP.................................................................................

A. Kesimpulan ........................................................................ 70

B. Saran .................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP..............................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia telah mengalami perkembangan secara pesat.Tanda perkembangan

zaman ini melalui adanya globalisasi. Proses globalisasi ini merupakan masuknya

seluruh kebudayaan sehingga menghilangkan batas-batas negara. Penyebab

globalisasi terhadap Indonesia ini salah satunya masuknya produk-produk

perdagangan dari negara asing ke Indonesia.Banyak negara asing yang mengimpor

produk-produknya ke Indonesia. Produk-produk tersebut meliputi berbagai macam

bidang yaitu : (1) teknologi, (2) makanan dan minuman, (3) peraawatan tubuh, (4)

fashion, dan (5) otomotif. Segala macam bidang ini telah masuk ke Indonesia dan

respon masyarakat Indonesia adalah menerima dengan baik.1

Bukti tanda menerima masyarakat Indonesia ini terhadap produk impor dari

negara asing ialah melalui penggunaannya sehari-hari.Dalam bidang teknologi,

masyarakat Indonesia banyak menggunakan produk-produk seperti telepon genggam

dan laptop dari negara asing.Masyarakat lebih memilih produk dari negara asing

karena lebih canggih dan efektif serta memberikan fungsional secara

optimal.Kemudian, dari bidang makanan dan minuman seperti produk makanan dari

luar negeri juga dikonsumsi masyarakat Indonesia setiap harinya.Seperti restoran luar

negeri dari Jepang, Amerika, China dan Korea yang membuka usahanya di Indonesia

banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia sendiri.Selain itu, dari bidang fashion
1
Hafiun, Muhammad, ‘Zuhud Dalam Ajaran Islam’, 14 (2017), 77–93
yang merupakan indicator paling terlihat dari tingkat konsumsi masyarakat

Indonesia.Masyarakat Indonesia lebih memilih produk pakaian dari luar negeri

seperti merek yang terkenal secara internasional.Masyarakat Indonesia khususnya

kaum selebritis menggunakan pakaian yang mahal dan bagus dari merek luar negeri

yang terkenal.

Yang terakhir, dalam bidang otomotif masyarakat Indonesia juga sebagaian

besar menggunakan kendaraan yang diproduksi dari luar negeri.Masyarakat Indonesia

jarang menggunakan kendaraan yang merupakan buatan anak Indonesia.Mereka lebih

menyukai menggunakan produk kendaraan dari luar negeri.Ketertarikan ini dapat

dilihat melalui penawaran yang menarik dari produk luar negeri tersebut.Kendaraan

dari luar negeri tersebut memberikan fungsi yang luar biasa canggih sehingga

menarik minat konsumen khsusnya pangsa pasar di negara berkembang seperti

Indonesia. Hal tersebut berhasil dilakukan oleh pemilik perusahaan dengan

menawarkan kecanggihan maka masyarakat cenderung akan tertarik untuk

memilikinya.

Masyarakat di Indonesia khususnya saat ini memiliki tingkat konsumerisme

yang tinggi.Hal tersebut ditunjukkan melalui penjelasan sebelumnya mengenai

konsumsi masyarakat Indonesia yang tertarik dan berrlebihan dalam memiiliki

prroduk-produk dari luar negeri.Masyarakat berlebih-lebihan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya.2Mereka bekerja dengan jerih payah untuk mendapatkan

2
Hidayati, Tri wahyu, ‘Perwujudan Sikap Zuhud Dalam Kehidupan Pendahuluan Kemajuan
Teknologi Melahirkan Berbagai Kemudahan Dalam Hidup’, 1 (2016), 243–58
kesenangan duniawi.Kesenangan tersebut didapatkan apabila segala keinginannya

dapat terpenuhi semuanya.Kondisi masyarakat yang tidak pernah puas menyebabkan

tingkat konsumerisme semakin tinggi. Kepemilikan kendaraan bermobil tidak akan

berhenti dan puast dengan satu mobil saja. Tetapi, mereka akan cenderung menambah

kepemilikan kendaraan bermobil. Tidak hanya itu saja, kepemilikan ini bisa

bertambah semuanya dalam segala bidang, tidak hanya dalam kendaraan bermobil

saja.Setiap hari masyarakat berbelanja untuk kehidupan duniawi secara berlebihan.

Kegiatan ini salah satunya membeli pakaian setiap harinya di Mall

Jika terdapat model pakaian baru maka langsung akan dibeli untuk mengikuti

kemajuan zaman. Setiap produk yang hadir tersebut baru, maka masyarakat akan

berlomba-lomba untuk membelinya. Secara sosilogis kondisi ini dapat diartikan

sebagai pemenuhan hak strata sosial. Hak yang dimaksud ini adalah pemenuhan

untuk gengsinya yang tinggi di masyarakat. Masyarakat tersebut tentunya tidak ingin

terpandang miskin maka dari itu mereka berlomba-lomba untuk menunjukkan asset

dan gaya hidup yang dimilikinya yaitu berada dalam starata atas. Kondisi seperti ini

dapat dikatakan sebagai ugensi zuhud. Dimana manusia lebih fokus dalam

pemenuhan duniawi dan mengumpulkan kekayaan dengan cara membeli secara

berlebihan secara terus menerus.

Menurtu Al-Ghazali 3yang menyatakan bahwa pemenuhan harta dan tahta bisa

saja dilakukan tanpa harus meninggalkan perintah dan kewajiban sebagai manusia

3
Rosia, Rina, ‘Pemikiran Tasawuf Imam Al-Ghazali dalam Pendidikan Islam’, 1 (2018), 86–
104
yang beragama Islam.Urgensi zuhud ini ditandai dengan kecintaan manusia ini

terahadap harta dan tahta yang ada didunia ini.Mereka sibuk mengumpulkan

kekayaan dan asset serta berlomba-lomba menunjukkan kekuasaan dan

kekayaan.Manusia saat ini dibutakan oleh harta dan kekayaan karena

ambisinya.Manusia cenderung bersifat konsumerisme dalam jangka waktu dekat dan

berulang kali.Dari uraian permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul urgensi zuhud menurut prespektif Al-Ghazali dan

relevansinya dalam kehidupan masyarakat knsumerisme di Desa Sukamulya,

Kecamatan Lempuing, Kabupaten Oki.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan yaitu :

1. Apa Urgensi Zuhud menurut Imam Al – Ghazali ?

2. Apa dampak prilaku Konsumerisme dalam kehidupan sehari –hari?

3. Bagaimana cara penerapan konsep Zuhud Imam Al-Ghazali terhadap pola hidup

masyarakat konsumerisme di Desa Sukamulya Kecamatan Lempuing Kabupaten

Ogan Komering Ilir?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis urgensi zuhud

menurut prespektif Al-Ghazali terhadap kehidupan masyarakat konsumerisme di

Desa Sukamulya, Kecamatan Lampuing Kabupaten Oki.

2.Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi serta studi literature pada

penelitian selanjutnya berkaitan dengan dengan urgensi zuhud oleh Al-Ghazali.

b.Kegunaan Praktis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan wawasan khususnya

pada masyarakat pembaca berkaitan dengan urgensi zuhud sesuai dengan prespektif

Al-Ghazali.

D. Kajian Kepustakaan

Kajian kepustakaan merupakan pengkajian terhadap penelitian

terdahulu.Tujuan mengkaji penelitian terdahulu tersebut untuk mengetahui penelitian

sejenis yang telah dilakukan.Sehingga, setelah mengetahui penelitian terdahulu maka

penulis dapat menentukan perbedaan penelitian agar tidak terjadi kesamaan pada

penelitian tersebut.

Kajianpustaka juga digunakan untuk memperkuat konsep-konsep dalam penelitian

yang akan dilakukan.4

4
Muh Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian ”penelitian kualitatif, tindakan kelas dan
studi kasus” Sukabumi, CV Jejak, 2017 ,Hlm 138
Penelitian yang dilakukan oleh Tri Hidayati.Penelitian ini dilakukan pada

Tahun 2016.Penelitian ini berjudul Peran Zuhuddalam Kehidupannya Sehari-

hari.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.Penelitian ini dilakukan

dengan teknik wawancara.Hasil penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa zuhud

memberikan ketenangan hati, ketentraman hati dan kenyamanan.Selain itu, melalui

penerapan zuhud mampu menjadikan seseorang memiliki jiwa sosial dan saling

membantu terhadap sesame. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu sama-sama meneliti tentang penerapan zuhud dalam kehidupan sehari

hari. Namun, perbedaannya penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan

yaitu prespektif pada penelitian yang akan dilakukan melalui prespektif urgensi

zuhud Al-Ghazali.5

Penelitian yang dilakukan oleh Zaini.Penelitian ini dilakukan pada Tahun

2016.Penelitian ini berjudul Pemikiran Tasawuf dalam Zuhud oleh Al-Ghazali.Pada

penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan melalui jurnal dan artikel.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa manusia mengalami tingkatan dalam proses

tasawuf salah satunya adalah zuhud. Zuhud sangat diperlukan karena berguna untuk

menghapuskan kecintaannya terhadap duniawi. Zuhud ketika diterapkan maka akan

membersihkan diri dari duniawi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang

akan dilakukan terletak pada pengkajian zuhud terhadap kehidupan. Namun,

perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada metode

dan tujuan penelitiannya. Pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan jenis
5
Iswanto, Oleh Agus, ‘Dalam Mewujudkan Good Governance di Indonesia’, 125–40
penelitian secara kualitatif deskriptif yaitu menganalisa urgensi zuhud menurut

prespektif Al-Ghazali serta relevansinya terhadap kehidupan masyarakat

konsumerisme dalam sehari-hari.

Penelitian yang dilakukan oleh Rina Rosia.Penelitian ini dilakukan pada Tahun

2018.Judul pada penelitian ini yaitu Pemikiran oleh Al-Ghazali Mengenai Tasawuf

yang didalmnya Terdapat Zuhud dalam Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini

menggunakan teknik penelitian ini yaitu penelitian tokoh.Penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kualitatif deskriptif.Penelitian ini bertujuan mengungkap isi

pemikiran Al-Ghazali mulai dari tasawuf hingga sampai pada zuhud.Penelitian ini

merupakan kajian terhadap tokoh. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa

pemikiran Al-Ghazali mengenai zuhud yaitu termasuk salah satu komponen dari

proses tasawuf.Zuhud ialah membersihkan diri dari kotoran duniawi.

Zuhud digunakan untuk membersihkan diri dari fokus manusia yang cinta

terhadap harta benda duniawi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan yaitu terletak pada pemikiran zuhud yang dikemukakan oleh Al-Ghazali.

Kemudian, perbedaan penelitian inidengan penelitian yang akan dilakukan yaitu

teknik penelitiannya. Pada penelitian ini menggunakan teknik penelitian tokoh yaitu

hanya mengungkap pemikiran tokoh Al-Ghazali yang berkaitan dengan zuhud dan

tsawasuf. Sedangkan pada pneleitian yang akan dilakukan menggunakan teknik studi

kasus serta implementasi pemikiran Al-Ghazali tersebut berkaitan dengan zuhud

apabila dierapkan pada kehidupan konsumerisme masyarakat dalam sehari-harinya.6


6
Zaini, Ahmad, and Ahmad Zaini, ‘Pemikiran Tasawuf Imam Al-Ghazali’, 2 (2016), 146–59
Menurut Ghozali (2002)7 zuhud dapat benar-benar diterapkan bagi manusia

ketika manusia tersebut mendapat harta yang berlimpah maka manusia itu tidak

sombong dan bangga atas harta yang dimilkinya serta tidak menghamburkan harta

titipan Allah SWT tersebut namun menggunakan uang tersebut untuk bermanfaat

bagi orang lain. Selain itu, jika orang tersebut mendapatkan musibah dan kehilangan

atas semua harta-hartanya, maka orang tersebut akan ikhlas dan menerima semua

kehilangan hartanya serta tidak bersedih dalam jangka waktu lama. Hal itu dapat

dikatakan sebagai zuhud.

Zaman sekarang terjadi urgensi zuhud karena penyebab modernisasi yang

masuk keseluruh negara di dunia.Salah satu contoh urgensi zuhud ialah bentuk

konsumerisme yang dilakukan orleh sebagian besar masyarakat.Masyarakat

melakukan konsumerisme semata-mata untuk mendapatkan kepuasan pada dirinya

dan kesenangan pada dirinya namun, masyarakat telah lupa bahwa harta-harta

tersebut yang dibelinya dengan uang kekayaannya merupakan titipan Allah SWT.

Harta tersebut dapat diambil oleh-Nya jika berkehendak.8

Diperlukan perbaikan keimanan dengan menerapkan zuhud seusai dengan

ajaran kegamaan.Zuhud diperlukan untuk membentengi diri dari gemerlapnya

duniawi, agar tetap terjaga dengan keimanan yang dimiliki.Berusaha menghilangkan

nafsu duniawi dan lebih mementingkan kebutuhan di akhirat nanti.Zuhud apabila

diterapkan, maka kecil persentasenya masyarakat yang melakukan tindak kriminal,

7
Al-Ghazali. 2002. Samudera Pemikiran al-Gazali.Yogyakarta: Pustaka Sufi. 126-127
8
Bauman, Zygmunt. 2007. Consuming Life. Cambridge: Polity Press. 34-39
kosumerisme, dan koruptor.9Perbaikan zuhud saat ini sangat diperlukan dalam

membangun masyarakat yang beriman.Menurut Ghozali (2002) 10terapi zuhud adalah

membuat hati kita senang apabila mendapatkan musibah secara terus menerus dan

membuat diri kita sedih apabila mendapatkan suatu kekayaan yang berlimpah.Hal

tersebut merupakan salah satu terapi zuhud yang dikemukakan oleh Ghozali dalam

perbaikan urgensi zuhud.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Sri Wening.Penelitian ini dilakukan pada

tahun 2015.Penelitian ini berjudul membentengi keluarga dari budaya konsumerisme

melalui nilai-nilai kehidupan.Penelitian ini menggunakan metode studi

kepustakaan.Penelitian ini bertujuan untuk memberikan strategi terhadap masyarakat

luas khususnya anggota keluarganya agar tidak terjerumus pada budaya

konsumerisme.Budaya konsumerisme tersebut merupakan kegiatan mengkonsumsi

baik berupa makanan maupun barang dengan skala berlebihan.Pada penelitian ini

ditemukan bahwa sebagian besar masyarakat yang terbiasa dengan pola budaya

konsumerisme disebabkan karena kurangnya wawasan pada dirinya sendiri.

Mereka tidak memahami bahwa dampak kegiatan tersebut dapat mempengaruhi

keuangan dimasa depan. Selain kurangnya wawasan, kegiatan budaya konsumerisme

juga disebabkan karena kurangnya keterampilan dalam mengelolah sebuah keuangan.

Pengelolaan keuangan merupakan cara yang tepat agar tidak terjerumus pada budaya

konsumsi. Pada kondisi ini diperlukan suatu cara yaitu kegiatan penyadaran kepada

9
Featherstone, Mike. 2007. Consumen Culture and Postmodernism. London: SAGE
Publications. 12-13
10
Al-Ghazali. 2002. Samudera Pemikiran al-Gazali.Yogyakarta: Pustaka Sufi. 78-80
pelaku yang terjerumus konsumerisme. Strategi penyadaran tersebut dilakukan

dengan cara memberikan pendidikan konsumen agar terhindar dari budaya

konsumerisme.

Masyarakat konsumerisme pada penelitian ini adalah masyarakat yang

mengkonsumsi atau membeli maupun menggunakan suatu produk berbagai macam

bidang dalam jangka waktu yang lama serta perbuatan tersebut dilakukan secara sadar

tanpa berhenti.Kegiatan tersebut dilakukan setiap harinya tanpa timbul adanya rasa

bosan karena telah menjadi sebuah kebiasaan.Menurutnya,masyarakat konsumerisme

ini merupakan konstruksi dari korban-korban kapitalisme

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Grace

Putli.Penelitian ini dilakukan pada tahun 2018.Judul pada penelitian ini yaitu budaya

konsumerisme yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap starbuck cofffe dan motivasi

hedonism.Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dengan jenis penelitian

kualitatif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku konsumerisme yang

dilakukan oleh mahasiswa ini dikarenakan motivasi hedonism yang tinggi dimana

perilaku mereka diperbudak oleh budaya fetisisme juga. Adanya fetisisme seperti

pembranding an sebuah merk coffe terkenal menyebabkan mahasiswa terus

mengkonsumsi coffe tersebut dengan tujuan gaya hedonism.

Perilaku tersebut yang menyebabkan kegiatan konsumerisme dikalangan

mahasiswa terjadi.Mahasiswa tersebut ingin menampilkan dan menunjukkan bahwa

dirinya adalah orang yang kaya dan memiliki harta berlimpah.Cara yang ditunjukkan

tersebut melalui kegiatan mengkonsumsi starbucks coffe karena produk tersebut


memiliki nila jual yang mahal dibandingkan coffe pada umumnya.Hal inilah yang

memancing mahasiswa terjebak budaya konsumerisme dengan tujuan hedonisme.

Terdapat beberapa faktor pendukung dari kegiatan mahasiswa

konsumerisme.Salah satunya adalah trend masa kini atau biasanya disebut sebagai

kekinian. Masyarakat dengan sifat konsumerisme merupakan dasar dari gaya hidup

yang hedonism. Gaya hidup hedonism ini merupakan gaya hidup dengan sifat

konsumerisme yang tinggi. Mengeluarkan uang untuk membeli segala macam hal

khususnya untuk mengikuti trend yang kekinian.Hal tersebut dipengaruhi oleh peran

media yang memberikan periklanan sehingga memancing serta menarik masyarakat

untuk memiliki sifat konsumerisme.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field reseach),

penelitian lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan

data dan informasi yang di peroleh dari responden.

2. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah kualitatif.Menurut Moleeong (2007)11

penelitian kualitatif yaitu penelitian yang hasilnya berupa tulisan secara teks yang

dipaparkan secara induktif. Hasil penelitian kualitatif akan dikelola dan direduksi.

11
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Kemudian, data akan disajikan dalam bentuk teks dan wacana. Pada penelitian ini

menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu menganalisis mengenai urgensi zuhud

dalam prespektif Al-Ghazali dan relevansinya masyarakat konsumerisme pada

kehidupan sehari-hari.

3. Sumber Data

Menurut Moleong (2007)12 sumber data merupakan bahan referensi serta

literature dalam mengkaji permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian ini sumber

data dibagi menjadi dua yaitu :

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data utama dalam kegiatan penggalian

data.Sumber data ini digunakan untuk memecahkan permasalahan yang telah

dirumuskan. Sumber data primer pada penelitian ini yaitu kepala desa dan tokoh

masyarakt di Desa Sukamulya Kecamatan Lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilir

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang digunakan untuk

mendukung sumber utama.Fungsi dari sumber data sekunder ini untuk memperkuat

serta menunjang sumber data primer untuk memecahkan permasalahan yang telah

dirumuskan.Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa kondisi geografis

lokasi peneelitian yaitu Desa Sukamulya.Kemudian, profil Desa Sukamulya.Selain

itu, data sekunder juga didapatkan melalui bahan refenrensi serta studi literature yang

12
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
berkaitan dengan urgensi zuhud prespektif Al-Ghazali dan relevansinya dalam

masyarakat konsumerisme pada kehidupan sehari-hari khususnya di Desa Sukamulya

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi lokasi. Observasi juga disebut

sebagai pengamatan untuk mengidentifikasi karakteristik serta pengetahuan awal

untuk mengetahui kondisi lokasi yang akan dilakukan penelitian khususnya pada

penelitian studi kasus. Pada penelitian ini observasi dilakukan di Desa Sukamulya,

Kecamatan Lempuing, Kabupaten Oki.Observasi juga digunakan untuk mengamati

perilaku masyarakat Desa Sukamulya mengenai konsumerisme kehidupan setiap

harinya.

b. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan tatap muka antara informan atau narasumber

dengan peneliti.Wawancara ini digunakan untuk menggali data-data secara akurat

terhadap informan langsung secara mendalam.Wawancara ini untuk mendapatkan

temuan data yang valid.Dalam kegiatan wawancara harus memiliki pedoman

wawancara yang sesuai dengan rumusan permasalahan yang telah di kerucutkan

indicator-indikator permasalahan tersebut untuk mencapai tujuan permasalahan yang

diteliti.Pada penelitian ini wawancara dilakukan langsung pada masyarakat Desa

Sukamulya, Kecamatan Lempuing, Kabupaten Oki.

c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan mengabadikan suatu momen yang penting

dalam bentuk foto maupun video.Dokumentasi pada penelitian ini yaitu saat kegiatan

penelitian.Foto dan video berupa kegiatan penelitian saat wawancara dan observasi

pengamatan.Dokumentasi juga digunakan sebagai bukti penelitian bahwa penelitian

tersebut benar-benar dilakukan.

5. Teknik Analisa Data

Menurut Miles dan Huberman (Moleong, 2007)13 kegiatan analisa data kualitatif

berlngsung dalam tiga kegiatan yaitu :

a. Reduksi Data

Pada tahap ini data yang telah didapatkan akan direduksi. Maksud dari reduksi

adalah penyederhanaan data.Mengambl data-data yang sesuai dengan permasalahan.

Temuan data yang berada diluar konteks permasalahan akan disisihkan dan tidak

digunakan.

b. Penyajian Data

Pada tahap ini, data yang telah didederhanakan dan telah dipisahkan pada tahap

sebelumnya yaitu reduksi data.Maka, pada tahap penyajian data yaitu menyusun data

secara terstruktur dan terorganisir secara rapi. Penyajian data dapat dilakukan dengan

cara penyajian melalui grafik dan diagram.

c. Penarikan Kesimpulan

13
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Data-data yang telah disederhanakan, kemudian disusun dan disajikan dengan

tepat.Maka, langkah selanjutnya adalah tahap penarikan kesimpulan.Pada tahap ini

hasil dari penelitian dapat disimpulkan apakah penelitian yang dilakukan sesuai

dengan teori yang telah dikemukakan atau tidak.Kolerasi anatara teori dengan realitas

kenyataan sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan.

F. Sistematika Penulisan

Bab pertama merupakan pendahuluan. Pada bab ini tercantum latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, kajian pustaka,

metodologi penelitian, dan sistematika penelitian

Bab kedua ini ialah Tinjauan Umum Urgensi Zuhud Al-Ghazali dan

Konsumerisme yang merupakan kajian penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

Urgensi Zuhud, Profil Singkat Al-Ghazali, Konsumerisme, penelitian ini yang akan

dilakukan di Desa Sukamulya, Kecamatan Lempuing, Kabupaten Oki. Kemudian,

ditunjang melalui konsep-konsep serta kerangka teori yang sesuai dengan penelitian.

Bab ketiga, ialah Deskripsi Desa Sukamulya Kecamatan Lempuing

Kabupaten Ogan Komering Ilir, Pada bab ini mencakup Sejarah Desa Sukamulya,

Letak Geografis Desa Sukamulya, Kondisi Demografis Desa Sukamulya

Bab keempat merupakan bab hasil dan temuan. ialah Konsep Zuhud Imam Al-

Ghazali dan Relevansinya Terhadap Masyarakat Konsumerisme Desa Sukamulya

Kecamatan Lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilir, yang membahas Urgensi

Zuhud menurut Imam Al-Ghazali, dampak prilaku Konsumerisme dalam kehidupan


sehari-hari, penerapan Konsep Zuhud Imam Al-Ghazali terhadap pola hidup

masyarakat Konsumerisme Desa Sukamulya Kecamatan Lempuing Kabupaten Ogan

Komering Ilir.

Dan Bab kelima mencakup kesimpulan dan saran dari peneliti terhadap hasil

penelitian.saran dari penulis dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan obyek

penelitian untuk melakukan progress kedepannya menjadi lebih baik.

BAB II
TINJAUAN UMUM URGENSI ZUHUD IMAM AL-GHAZALI DAN
KONSUMERISME
A. Urgensi Zuhud
1. Pengertian Urgensi Zuhud

Sebelum memahami urgensi zuhud maka perlu untuk memahami pengertian

urgensi terlebih dahulu.Urgensi merupakan sebuah keadaan darurat atau kritis akibat

keadaan tersebut sudah melampaui batas standar yang telah ditentukan segera perlu

untuk melakukan perubahan secara cepat untuk menuju ke arah yang lebih baik lagi.

Sedangkan, zuhud menurut Imam Al-Ghazali merupakan kegiatan atau tindakan

meninggalkan hal-hal yang halal dari dunia akibat takut atas hisabnya sehingga

meninggalkan yang haram juga didunia karena takut akan siksaannya. Perilaku

menghindari dan meninggalkan apapun yang dihalalkan karena semua akan

dipertanggung jawabkan di akhirat sehingga untuk menghindari hisab tersebut perlu

memiliki sifat zuhud agar tidak di hisab dan dipertanggung jawabkan di

akhirat.14Menurut Jazairi (2000)15 zuhud memiliki arti dan pengertian yaitu seseorang

manusia yang berusaha untuk meninggalkan sesuatu yang halal dari dunia.

Tindakan tersebut dilakukan dengan melepaskan kehalalan dunia karena

manusia tersebut takut dengan hisabnya saat di akhirat. Manusia tersebut juga akan

berusaha untuk meninggalkan dan menolak sesuatu yang haram serta menjauhinya

dengan tujuan takut terhadap siksaannya di akhirat nanti. Perbuatan tersebut yang

dinamakan sebagai zuhud.Manusia meninggalkan kecintaannya terhadap dunia baik

berupa harta dan kekayaannya yang ada didunia serta menjauhi yang haram dapat

dikatakan sebagai manusia yang berzuhud.16

14
Imam Ahmad Bin Hambal (2000).Zuhud. Jakarta: Darul Falah. 1-3
15
Al- Jazairi, A.B.J. (2000). Ensiklopedi Muslim. Jakarta: PT. Darul Falah. 230-232
16
Abu Daud, Anas Ismail. (2008). Daliil as-Saailin,Maktabah al-Mulk Fahd. 1-56
Namun,di zaman yang modern seperti ini dunia telah dikuasai oleh kaum

kapitalisme. Kapitalisme memberikan pengaruh yang sangat besar bagi dunia.Produk-

produk kapitalisme sangat menarik sehingga banyak sekali masyarakat yang

menginnginkan produk tersebut.Salah satu pengaruh kapitalisme di dunia ini yang

menyebabkan hilangnya nilai-nilai zuhud dari dalam diri manusia.Manusia menjadi

tergila-gila terhadap produk-produk duniawi sehingga melupakan keimanan serta

agamanya.Hal inilah yang dimaksud sebagai urgensi zuhud.17

2. Latar Belakang Kemunculan Urgensi Zuhud

Perkembangan dunia yang semakin modern menjadikan segala aspek

perubahan juga terjadi baik dari bidang pendidikan, ekonomi dan hiburan.Semua

perubahan tersebut terjadi karena adanya globalisasi.Kemajuan zaman yang semakin

modern membawa dampak yang sangat besar terutama dalam sektor perekonomian di

dunia.Adanya revolusi industry juga ditandai dengan kemunculan berbagai macam

perusahaan dan kegiatan perekonomian menjadi sangat kompleks.Banyaknya

aktivitas perekonomian di dunia yang muncul ini menyebabkan semua manusia

memili ketergantungan terhadap barang-barang yang di produksi oleh suatu

perusahaan tersebut.Manusia memang memiliki beragam kebutuhan untuk

mencukupi kebutuhan hidupnya seperti sandang, pangan dan papan.18

17
Abu Daud, Anas Ismail. (2008). Daliil as-Saailin,Maktabah al-Mulk Fahd. 1-56

18
Hamka, (1988), Tasawuf Modern, Jakarta: Pustaka Panjimas. 20-24
Sebagai manusia mencukupi kebutuhannya dengan makanan dan minuman

adalah hal yang utama karena itu adalah kebutuhan pokok bagi manusia yang tidak

dapat dihindari.Kemudian, manusia juga membutuhkan pakaian untuk menutup aurat

nya dengan baik selanjutnya adalah kebutuhan papan yaitu tempat tinggal.Manusia

membutuhkan tempat tinggal untuk melangsungkan hidupnya dengan baik.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut memang harus dipenuhi oleh setiap manusia karena

jika tidak dipenuhi kebutuhan pokok tersebut menyebabkan manusia tersebut akan

mengalami kesusahan seperti jika tidak bisa makan maka akan kelaparan dan akan

sakit.

Manusia yang tidak terpenuhi sandangnya juga tidak biak begitupun juga

manusia yang belum terpenuhi kebutuhan tempat tinggal maka manusia tidak akan

memiliki tempat untuk berteduh. Sebagai mansuia memang wajib untuk bekerja dan

memenuhi segala kebutuhan hidupanya supaya dapat melangsungkan hidupnya

dengan baik sehat jasmani dan rohani.Namun, didunia yang telah berkembang dan

serba modern ini manusia telah memiliki sifat yang serakah dan berlebihan. Manusia

di zaman yang modern seperti ini memiliki perilaku yang sangat boros dan berambisi

untuk mendapatkan segala macam kekayaan dengan cara yang baik ataupun tidak

baik.

Manusia memiliki sifat yang tidak pernah puas dikarenakan manusia memiliki

keinginan yang sangat kuat untuk menguasai dunia dan mendapatkan kekayaan yang

berlebihan.Ambisi manusia ini diiringi dengan berbagai macam sikapnya salah

satunya adalah konsumtif. Masyarakat di zaman yang modern ini sangat konsumtif
karena merasa bahwa dirinya telah memiliki kekayaan yang banyak sehingga perilaku

konsumtif adalah wajar sebagai bentuk kenikmatan yang didapatkan dari hasil

kerjanya. Manusia saat ini memiliki gaya hidup yang sering mengkonsumsi berbagai

macam hal mulai makanan, minuman, pakaian, kendaraan dan rumah.19

Masyarakat sudah sangat buta dengan adanya kehidupan akhirat yang sedang

menunggunya.Manusia sudah tidak mempedulikan hubungannya dengan Allah SWT.

Manusia hanya terfokus untuk terus bekerja mengejar harta duniawi sehingga bisa

mencukupi kebutuhannya yang konsumtif seperti membeli makanan yang mewah dan

serba mahal.Makanan yang dikonsumsi tersebut setiap hari sehingga mengeluarkan

banyak uang untuk memenuhi kebutuhan yang konsumtif tersebut.Manusia saat ini

juga berlomba-lomba untuk mengoleksi mobil mewah agar terpandang seperti orang

yang kaya raya serta memberli kendaraan-kendaraan yang mewah lainnya.

Padahal jika dilihat melalui fungsi dan efektivitasnya satu mobil sudah cukup

untuk beberapa anggota keluarga yang banyak namun manusia saat ini lebih

mementingkan gengsi dan status sebagai orang yang kaya sehingga gaya hidup

konsumtif smuncul dalam diri manusia karena sudah tidak memperdulikan hal

lainnya akibat kekayaan dunia yang menjadi target dan sasaran keberhasilannya.

Kondisi ini menyebabkan perlunya sikap zuhud bagi seluruh umat manusia di dunia

untuk memahami apa yang dimaksud dengan kebutuhan hidup dan perlunya untuk

19
Muhammad, Hasyim, (2002), Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
menghindari hal-hal yang berlebihan karena sesuatu yang berlebihan sangat tidak

baik. Sikap yang dimiliki umat manusia saat ini menimbulkan urgensi zuhud.20

Urgensi zuhud ini akhirnya sebagai keadaan yang krtisi dan mendesak akibat

banyaknya sikap-sikap manusia di dunia yang telah melampaui batas.Urgensi ini

muncul akibat suasana dan kondisi yang sangat mendesak.Adanya perubahan zaman

ini menjadikan munculnya urgensi zuhud dimana perlu untuk segera adanya

perubahan secepat mungkin menuju ke arah yang lebih baik.Perlunya sikap zuhud

serta menjadikan urgensi zuhud karena manusia saat ini tidak memiliki nilai zuhud

dalam dirinya karena haus kekuasaan duniawi.Urgensi zuhud saat ini terjadi akibat

pola dan sikap amnusia yang mengejar kekayaan duniawi.

3. Dalil Mengenai Urgensi Zuhud

Terdapat beberapa dalil yang mengungkapkan bahwa kondisi mendesak

terkait zuhud.Urgensi zuhud di dunia telah terjadi akibat sifat tamak dan rakus

manusia. Berikut adalah hadist Riwayat Tirdmizi :

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه‬


َ   ِ‫ال َرسُوْ ُل هللا‬ َ َ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ق‬
َ َ‫ ق‬: ‫ال‬ ِ ‫ك َر‬ ِ ‫ع َْن َك ْع‬
ٍ ِ‫ب ب ِْن َمال‬

ِ ْ‫ان ُأرْ ِساَل ِف ْي َغن ٍَم بَِأ ْف َس َد لَهَا ِم ْن ِحر‬


‫ص ْال َمرْ ِء َعلَى ْال َما ِل‬ ِ ‫ َما ِذْئبَا ِن َجاِئ َع‬  ‫َو َسلَّ َم‬

ِ ‫َوال َّش َر‬


‫ف لِ ِد ْينِ ِه‬

20
Najar, Amir, An-, (2001). al-‘Ilmu an-nafsi ash-Shufiyah, Kairo, al-Ma’arif terj. Hasan
Abrori, Jakarta: Pustaka Azzam. 11-13
Artinya : Rasulullah bersabda terdapat dua serigala yang lapar dan dilepas di

tengah perkumpulan kambing. Serigala tersebut tidak lebih merusak dibandingkan

sifat yang tamak manusia akibat ahrta dan kedudukan sehingga merusak agamnya.21

Berdasarkan dalil hadist tersebut menyatakan sifat tamak manusia lebih jahat

dapat merusak agamnya dibandingkan serigala yang sedang kelaparan.Hal ini

menunjukkan bahwa manusia sangat tamak dan rakus terhadap harta duniawi

sehingga menimbulkan urgensi zuhud. Sikap zuhud telah hilang dan hamper musnah

akibat sifat manusia yang tamak dan rakus terhadap harta duniawi. Selanjutnya,

dalam surat AL-Hadid Ayat 20 juga menyatakan urgensi zuhud sebagai berikut :22

       

        

          

         

    

Artinya : “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah

permainan dan melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta

berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-

21
HR. Tirdmizi. 2002
22
Al-Hadid Ayat 20.
tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan

kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.

Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta

keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang

menipu”.

4. Urgensi Zuhud Al-Ghazali

Menurut Ghozali (2002)23 zuhud dapat benar-benar diterapkan bagi manusia

ketika manusia tersebut mendapat harta yang berlimpah maka manusia itu tidak

sombong dan bangga atas harta yang dimilkinya serta tidak menghamburkan harta

titipan Allah SWT tersebut namun menggunakan uang tersebut untuk bermanfaat

bagi orang lain. Selain itu, jika orang tersebut mendapatkan musibah dan kehilangan

atas semua harta-hartanya, maka orang tersebut akan ikhlas dan menerima semua

kehilangan hartanya serta tidak bersedih dalam jangka waktu lama. Hal itu dapat

dikatakan sebagai zuhud.

Zaman sekarang terjadi urgensi zuhud karena penyebab modernisasi yang

masuk keseluruh negara di dunia.Salah satu contoh urgensi zuhud ialah bentuk

konsumerisme yang dilakukan orleh sebagian besar masyarakat.Masyarakat

melakukan konsumerisme semata-mata untuk mendapatkan kepuasan pada dirinya

dan kesenangan pada dirinya namun, masyarakat telah lupa bahwa harta-harta

23
Al-Ghazali. 2002. Samudera Pemikiran al-Gazali.Yogyakarta: Pustaka Sufi. 126-127
tersebut yang dibelinya dengan uang kekayaannya merupakan titipan Allah

SWT.Harta tersebut dapat diambil oleh-Nya jika berkehendak.24

Diperlukan perbaikan keimanan dengan menerapkan zuhud seusai dengan

ajaran kegamaan.Zuhud diperlukan untuk membentengi diri dari gemerlapnya

duniawi, agar tetap terjaga dengan keimanan yang dimiliki.Berusaha menghilangkan

nafsu duniawi dan lebih mementingkan kebutuhan di akhirat nanti.Zuhud apabila

diterapkan, maka kecil persentasenya masyarakat yang melakukan tindak kriminal,

kosumerisme, dan koruptor.25

Perbaikan zuhud saat ini sangat diperlukan dalam membangun masyarakat yang

beriman.Menurut Ghozali (2002) terapi zuhud adalah membuat hati kita senang
26

apabila mendapatkan musibah secara terus menerus dan membuat diri kita sedih

apabila mendapatkan suatu kekayaan yang berlimpah.Hal tersebut merupakan salah

satu terapi zuhud yang dikemukakan oleh Ghozali dalam perbaikan urgensi zuhud.

B. Profil Singkat Al-Ghazali

1. Sejarah Hidup Imam Al-Ghazali

Al-Ghazali merupakan nama populernya. Nama aslinya adalah Abu Hamid

Muhammad Bin Muhammad At-Thuis. Beliau adalah pemikir islam sepanjang

sejarah. Pemikirannya mencakup sejarah islam, teologi, filsuf dan sufi termahsyur.

Beliau lahir tahun 450 H atau 1058 M. Beliau lahir di desa kecil dengan nama
24
Bauman, Zygmunt. 2007. Consuming Life. Cambridge: Polity Press. 34-39
25
Featherstone, Mike. 2007. Consumen Culture and Postmodernism. London: SAGE
Publications. 12-13
26
Al-Ghazali. 2002. Samudera Pemikiran al-Gazali.Yogyakarta: Pustaka Sufi. 78-80
Ghazallah Thabaran merupakan bagian dari kota Thus. Daerah tersebut terletak di

wilayah Iran.Orang tua beliau memiliki pekerjaan sebagai pemintal benang

wol.Beliau selalu membantu orangtuanya untuk mempekerjakan pemintal wol

tersebut dan Sebagian penduduk di lingkungannya sangat senang dengan sikap beliau

karena patuh dan taat dengan orangtuanya selalu membantunya bekerja.27

Al-Ghazali hidup ditengah-tengah keluarga yang taat dengan agamanya serta

bersahaja.Keluarga beliau yang mengajarkan Al-Quran. Ayahnya seorang muslim

yang salih dan termasuk orang yang cukup serta tidak kaya yang belebihan. Namun

sikap orang tuanya ini juga sangat rutin untuk mengikuti berbagai pengajian yang

diadakan oleh ulama serta sangat mencintai ilmu sering mencari ilmu. Orangtuanya

khususnya ayahnya sangat menginginkan Ghazali menjadi seorang ulama sehingga

akhirnya keinginan tersebut terwujud karena doa orang tuanya. Menjelang akhir

hayatnya ayah Ghazali memberikan titipan kepada kedua anaknya terhadap saudara

karibnya.Pesan yang disampaikan adalah supaya saudara karibnya tersebyt dapat

mendidikan anak-anaknya menjadi baik sampai harta peninggalannya habis.

Akhirnya Ghazali ini dipelihara dan dirawat oleh karib ayahnya ini yang juga

merupakan seorang sufi.28

Seiring waktu berlalui karib ayahnya ini juga tidak mampu untuk mencukupi

kehidupan Ghazali akhirnya sufi tersebut menyarankan agar Ghazali tersebut tetap

belajar dengan mengabdi di sebuah sekolahan sehingga bisa dapat belajar dan

27
Al-Ghazali. 2002. Samudera Pemikiran al-Gazali.Yogyakarta: Pustaka Sufi. 78-80
28
Ghazali, Imam al-, (2002).Ringkasan Ihya' Ulumuddin, Terj. Ust Labib MZ, Surabaya :
Bintang Usaha Jaya, 67-68.
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Di akhir hayatnya Ghazali meninggal

pada hari senin tanggal 14 Jumadil akhir tahun 505 H di Thusia.jenazahnya

dimakamkan di Thabiran bedekatan dengan makam Al-Firdausi seorang ahli syair

yang termahsyur juga. Sebelum meninggal Ghazali mengucapkan “kuletakkan

arwahku dihadapan Allah dan tanamkanlah jasadku dilipat bumi yang sunyi senyap.

Namaku akan bangkit menjadi sebutan dan buah bibiru mat manusia di masa depan”.

1. Pendidikan Imam Al-Ghazali

Pada masa kecilnya Ghazali selalu mempelajari ilmu fikih di negerinya

sendiri. Beliau berguru dengan syekh ahmad bin Muhammad Ar-Razikani. Ghazali

yang awalnya mempelajari fikih akhirnya belajar unruk kehidupan spiritualnya dan

menghafalkan beberapa syair-syair dalam muhabbah, Al-Quran dan As-Sunnah.Saat

biaya hidup Ghazali yang habis akibat peninggalan ayahnya yang habis maka

pendidikan Ghazali berlangsung di asrama. Asrama tersebut didirikan oleh Perdana

Menteri Nizam Al-Muluk di kota Thus. Al-Ghazali ini emmpelajari ilmu fikih dengan

mendalam terhadap Ahmad Rizkani dan mempelajari tasawuf juga dari Yusuf Al-

Nassahsaj.Beliau juga menempuh pendidikan di Jurjan setelah tamat dari

asramanya.Ketika usianya menginjak 20 tahun Jurjan menjadi tempat belajar

agamanya. Selain belajar agama beliau juga belajar Bahasa arab Persia dan gurunya

ssat itu adalah Abu Nashir.29

29
Al-Ghazali. 2002. Samudera Pemikiran al-Gazali.Yogyakarta: Pustaka Sufi. 78-80
Ghazali merasa kurang puas dengan pengetahuannya tersebut sehingga

melanjutkan pendidikannya di Naisabur. Di kota tersebut akhirnya beliau belajar

kepada Al-Harmain dan Al-Juwani. Disana beliau melihat tanda-tanda ketajaman

otaknya.Kemampuan otaknya berkembang pesat dan mampu menguasai beberapa

ilmu pengetahuan di masa itu seperti ilmu mantik, falsafah dan fikih. 30Al-Ghazali

mendapat julukan sebagai lautan yang tak bertepi.Selanjutnya beliau menyinggahi

dan berhidmat di Nizhamiah yang merupakan tempat pendidikan paling berjasa

dalam mengembangkan bakat dan kemampuannya.Berkat tuntunan dari Al-Juwaini

Ghazali terbentuk jiawanya dan kepribadiannya menjadi ulama yang kritis.

Setelah Al-Juwaini wafat, Ghazali tetap berguru ke Mua’askar dan menetap

disana selama 5 tahun.Kegiatan utamanya adalah menjadi guru besar di madarasah

dan sebelumnya juga pernah mengikuti pertemuan-pertemuan ilmuah oleh Wasir

seorang negarawan Baghdad.Akhirnya Ghazali juga menjadi guru besar di perguruan

tinggi Nizhamiyah dan menjadi seorang yang terkenal di umur 43 tahun.Wawasan

Ghazali semakin luas dan menguasai berbagai cabang ilmu sehingga dapat

memadukan pengetahuannya melelalui suatu masalah termasuk dalam bidang akhlak

meliputi zuhud dan tasawuf.

2. Pemikiran Imam Al-Ghazali

30
. Abu hamid al ghazali, Ihya Ulum Al Diin (kairo: Maktabah al usmaniyyah, 1993), jilid
IVhlm, 793
Beberapa pemikiran Al-Ghazali tersebut terbagi menjadi beberapa bidang

yaitu sebagai berikut :

a. Filsafat

A-Ghazali seorang pemikir yang banyak menulis tentang kajian filsafar

seperti yang tertuang dalam bukunya yaitu Tahafat Falsafah yang merupakan salah

satu bukunya denga nisi kritikan sangat keras terhadap pemikiran filsuf yang

dianggap dapat mengguncang sendi keimanan namun beliau juga mengemukakan

kaidah filsafat sebagai cara untuk menguraikan permasalahan yang berkaitan dengan

logika, teologi dan metafisika.31

Pada prinsip pemikirannya terkait filsafat Ghazali tidak memiliki tujuan untuk

menghancurkan filsafat dalam pengertian yang sesungguhnya dan juga bukan pada

pemikiran yang sangat awam.Beliau juga seorang yang mendalami dan berfilsafat.

Konteks ini dapat diketahui melalui sikap Ghazali yang sama sekali tidak menyukai

Tindakan menyerang filsafat dengan arti filsafat namun tujuannya adalah utnuk

memberikan penjelasan kesalahan pendapt para filsuf sebelumnya dan bentuknya

ditujukan pada Farabi dan Ibnu Sina.32

Pemikiran filsafat yang dikemukakannya berhubungan dengan Tuhan dan

alam semesta yang dipahami sebagai hubungan identitas yang sejati namun memiliki

perbedaan yang nyata.Dunia materi ini berasal dari Tuhan dan ditunjukkan melalui

mengalirnya sungai.Penciptaan tersebut disertai dengan obyek dan tujuan yang


31
Ghazali, Imam al-, (2002).Ringkasan Ihya' Ulumuddin, Terj. Ust Labib MZ, Surabaya :
Bintang Usaha Jaya, 67-68.
32
Ghazali, Imam al-, (2002).Ringkasan Ihya' Ulumuddin, Terj. Ust Labib MZ, Surabaya :
Bintang Usaha Jaya, 67-68.
pasti.Maksudnya adalah pengetahuan Tuhan dan cinta terhadap Tuhan. Beliau

meyakini kualitas iman dan eksistensi fenomena serta cara yang diperlukan dengan

mempercayai TUhan satu-satunya sebab sejati bagi segala akibat.

a. Tasawuf

Tasawuf menurut pemikiran Ghazali mengandung dua bagian yang sangat

penting.Bagian yang pertama ini mengandung Bahasa-bahasa yang menyangkut ilmu

muamalah dan bagian keuda ini menyangkut keilmuan mukasyaffah.Ilmu tasawuf ini

mengandung bagian ilmu yang dijelaskan secara rinci dalam karyanya Ihya

Ulumuddin. Kitab ini disusun menjadi empat bab utama dan setiap bab dibagi

menjadi sepuluh fasal. Bab utama ini menyangkut ibadah dan keuda mencakup adat

istiadat. Ketiga menyangkut hal-hal yang mencelakakan dan bab keempat terkait

muqamat dan ahwal.

Ghazali menyatakan bahwa perjalanan tasawuf ini pada hakikatnya

merupakan pembersihan diri dan membeningkan hati supaya mampu mencapai

musyahadah.Beliau menkankan pentingnya pelatihan jiwa dan moral supaya

memiliki akhlak yang terpuji baik di sisi manusia dan sisi Tuhan. Hati merupakan

cerminan dari apa yang bisa ditangkan ke Tuhan. Kemampuan hati ini bergantung

dari cara bersihnya dan putihnya hati tersebut. Jika hati tersebut dalam keadaan yang
kotor maka dosa tidak akan bisa ditangkap oleh marifat itu. Metode pencapaian

pemberishan hati ini dapat dilakukan dengan jalan Zuhud salah satunya.33

b. Kalam

Pemikiran Ghazali yang berkaitan dengan Kalam menyatakan bahwa Tuhan

adalah pencipta daya dan perbuatan untuk membuat yang ada dalam diri manusia ini

lebih dekat dan menyerupai impotensi. Ghazali memberi kesan bahwa ala mini selalu

berproses sehingga alam tidak akan berhenti. Hal ini mengakibatkan terjadinya materi

ini sudah ada sejak awal dulu yaitu sejak Qadim.Ghazali menentang filsuf yang

menyatakan alam adalah Qadim. Jika ala mini Qadim maka tidak ada arti dari Tuhan

sebagai pencipta karena Tuhan dan alam semesta ini sama yaitu Qadim. Tuhan

sebagai pencipta tidak dapat dibuktikan sehingga Ghazali melawan pernyataan ini.

Ghazali memiliki pendapat juga bahwa akal ini yidak dapat membawa kwajiban

manusi dan kwajiban bagi manusia yang telah ditentukan oleh wahyu sehingga

terdapat masalah dimana baik dan yang buruk. Akal bagi beliau tidak dapat

diketahuinya karenakan suatu perbuatan baik jika perbuatan tersebut sesuai dengan

maksud dari pembuatnya maka akan disebut buru jika tidak sesuai dengan

pembuatnya. Tujuan disini adalah akhirat sehingga diketahu dengan wahyu yang

telah ada dan diturunkan. Perbuatan buruk hanya akan diketahui melalui wahyu.34

c. Akhlak

33
Abu hamid al ghazali, Ihya Ulum Al Diin (kairo: Maktabah al usmaniyyah, 1993), jilid
IVhlm, 793
34
mam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali, Murâja’ah : Shidqi Muhammad
Jamil al ‘Aththa. 2008. Ihyâ’ ‘Ulûmiddîn. Beirut: Darul Fikr. 505 H, Juz III.hlm. 57
Pemikiran Ghazali terkait dengan akhlak didefinisikan sebagai sikap yang

mengakar dan berada dalam jika mulai lahir dan berabagai perbuatan dengan mudah

tanpa adanya pemikiran dan pertimbangan.Sikap merupakan bawaan dari lahir yang

baik dan terpuji baik dari segi akal maupun syara’. Akhlak yang baik adalah akhlak

yang terpuji sesuai dengan syara’ namun sikap yang tidak sesuai dengan syara’ maka

akan disebut sebagai akhlak yang buruk.

Ghazali berpendapat bahwa pendidikan moral ini sangat utama. Pendidikan moral

yang utama menurutnya adalah cara berperilaku dengan baik artinya Tindakan-

tindakan yang dilakukan manusia ini baik. Beliau juga menetapkan bahwa mencari

moral dengan perantara bertingkah laku moral adalah sebuah jalinan relasi yang

menunjukkan kalbu dan anggota tubuhnya sehingga Ghazali menysuun argument

bahwa setiap sifat yang Nampak di kalbu dapat memancarkan pengaruhnya pada

semua anngota tubuhnya.Anggota tubuh ini tidak dapat bergerak kecuali tanpa

pengaruh tersebut.35

b. Karya Ilmiah Imam Al-Ghazali

Beberapa karya ilmiah Ghazali dapat disebutkan beberapa sebagai berikut :

a. Maqashid Al-Falsah (Tujuan-Tujuan Para Filsuf)

b. Tahafut Al -Falsifah merupakan buku karangan saat di Baghdadh tentang

kecaman filsafat filsuf dengan keras.

35
Ismail, Sya’ban Muhammad. 1999. At Tasyri’ Al Islamy. Masadiruh Wa At Waruh, cet 2.
Kairo: Maktabah An Nahdah Al Misriyyah
c. Al-Munqids merupakan buku sejarah perkembangan tentang refleksi sikap

terhadap jalan mencapai Tuhan

d. Mi’yar Al-Ilm merupakan buku tentang kriteria ilmu-ilmu

e. Ihya Ulum Al-Din merupakan buku terbesar dtentang panduan fikih, tasawuf

dan filsafat.

f. Al-Marifah merupakan buku pengetahuan yang rasional

g. Misykat Al-Anwar merupakan buku pembahasan akhlak dan tasawuf juga.

h. Minhaj Al-Abidin merupakan buku tentang mengabdi kepada Tuhan

i. Al-Iqtishad fi Al-Itiqad merupakan buku tentang moderasi di dalam sebuah

akidah.

j. Ayyuha Al-Walad

k. Mizal Al-Amal36

2. Konsumerisme

1. Pengertian Konsumerisme

Konsumerisme ini memiliki arti yang sangat dekat dengan istilah konsumtif

yang artinya berupa sikap atau perilaku maupun gaya hidup manusia dengan

mengkonsumsi barang-barang secara berlebihan dan melewati batas kebutuhannya.

Gaya hidup konsumerisme saat ini sudah banyak terjadi dalam masyarakat

36
Ali Mahdi Khan. 2004. Dasar-Dasar Filsafat Islam (Pengantar Ke Gerbang Pemikiran),
Nuansa : Bandung. hal 135.
dengantujuan supaya mampu mendapatkan kepuasan tersendiri dan memenuhi gaya

hidup di masyarakat supaya mendapat julukan orang yang mampu serta kaya raya.

Konsumerisme merupakan keinginan masyarakat di era kehidoan yang

modern dan berkembangnya teknologi dalam mengkonsumsi sesuai yang telah

kehilangan hubungan dengan kebutuhan yang sesungguhnya.Pembelian yang

dilakukan secara berulang-ulang dan berlebihan karena merupakan sebuah usaha juga

untuk mendapatkan kesenangan duniawi walaupun sebenarnya kebahagiaan tersebut

yang didapatkan melalui konsumtif hanya semu dan sementara. Kebahagiaan tersebut

akan hilang kemudian akan mengkonsumsi lagi supaya mendapatkan kebahagiaan

Perilaku konsumerisme ini juga merupakan perkembangan sosial ekonomi yang

dipengaruhi oleh faktor kultural juga sehingga pentingnya peran mode yang mudah

menularkan serta menyebabkan produk-produk tertentu. 37

Perilaku konsumerisme juga merupakan sifat kecenderungan seseorang dalam

berperilaku yang berlebihan dalam membeli sesuatu serta tidak adanya perencanaan

dalam pembelian tersebut.Pembelian tersebut dilakukan karena kesenangannya saja.

Akibatnya sikap konsumerisme ini akan menjadikan pemikiran manusia tidak

rasional dalam membelanjakan uangnya untuk mendapatkan beberapa barang-barang

yang menurutnya menjadi symbol keistimewaan.38

1. Pengertian Budaya Konsumerisme


37
Ghazali, Imam al-, (2002).Ringkasan Ihya' Ulumuddin, Terj. Ust Labib MZ, Surabaya :
Bintang Usaha Jaya, 67-68.
38
Ali Mahdi Khan. 2004. Dasar-Dasar Filsafat Islam (Pengantar Ke Gerbang Pemikiran),
Nuansa : Bandung. hal 135.
Dari pengertian tersebut maka dapat diartikan bahwa masyarakat

konsumerisme adalah masyarakat yang mengkonsumsi atau membeli maupun

menggunakan suatu produk berbagai macam bidang dalam jangka waktu yang lama

serta perbuatan tersebut dilakukan secara sadar tanpa berhenti.Kegiatan tersebut

dilakukan setiap harinya tanpa timbul adanya rasa bosan karena telah menjadi sebuah

kebiasaan. Menurutnya,masyarakat konsumerisme ini merupakan konstruksi dari

korban-korban kapitalisme.39

Saat ini dunia yang modern menyebabkan berbagai macam produk dari

berbagai macam negara dan budaya masuk ke dalam negeri khususnya negara

Indoneisa.Produk tersebut yang merupakan asal dari luar negeri dan budaya asing

dikonsumsi serta digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam kegiatan sehari-

hari.Bahkan, terdapat sifat konsumerisme dengan membeli suatu produk yang tidak

memiliki nilai guna.Sehingga, barang-barang tersebut yang dibeli setiap harinya tidak

dapat dipergunakan dalam kegiatan sehari-harinya.Sehingga, sifat konsumerisme ini

terkadang menjadi perbuatan yang tidak bermanfaat.40

Terdapat beberapa faktor pendukung dari kegiatan masyarakat

konsumerisme.Salah satunya adalah trend masa kini atau biasanya disebut sebagai

kekinian. Masyarakat dengan sifat konsumerisme merupakan dasar dari gaya hidup

yang hedonism. Gaya hidup hedonism ini merupakan gaya hidup dengan sifat

39
Sri Wening and others, ‘Membentengi Keluarga Terhadap Budaya Konsumerisme Dengan
Nilai-nilai Kehidupan Sehari-Hari , Memilih Pendidikan Pemilikan Barang-Barang Maupun Jasa
Yang ASEAN,'1.1 (2015).
40
Arnold, J.M., dan Reynolds, E.K. (2003). Hedonic shopping motivations. Journal of
retailing, 79, 77-95
konsumerisme yang tinggi. Mengeluarkan uang untuk membeli segala macam hal

khususnya untuk mengikuti trend yang kekinian.Hal tersebut dipengaruhi oleh peran

media yang memberikan periklanan sehingga memancing serta menarik masyarakat

untuk memiliki sifat konsumerisme.41

Teknologi yang berkembang semakin pesat, ditunjukkan dengan adanya

ponsel pintar (Smartphone), televise, media sosial dan teknologi canggih lainnya.

Perkembangan teknologi ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkaitan untuk

pemasangan iklan-iklan produk yang dimilikinya misalkan iklan makanan,

minuman, kendaraan, perabotan rumah tangga, hiburan, musik, dan

handphone.Iklan-iklan tersebut dapat disebarluaskan melalui media sosial serta

teknologi canggih lainnya.Bahkan, orang asing pun yang berasal dari luar negeri

dapat memasarkan produk yang dimilikinya melalui media sosial hingga ke seluruh

penjuru dunia.42Hal tersebut menyebabkan pola penyebaran periklanan suatu produk

yang semakin cepat juga mempengaruhi masyarakat semakin tinggi memiliki sifat

konsumerisme.

Menurut Marisa Liska (2011)43 terdapat dua proses yang terjadi dalam

konsumerisme. Beberapa proses yang ada dalam konsumerisme yang pertama ialah

komoditasi. Komoditasi tersebut merupakan proses konsumerisme pada awal mula

terjadi proses konsumsi. Proses komoditasi ini berhubungan dunia periklanan.

41
Solomon, Michael R. 2007, Consumer behavior: Buying, Having, and Being, 7thed, Upper
Saddle River, NJ: Prentice Hall. 66-67
42
Lee, Martyn J. (2006) Budaya Konsumen Terlahir Kembali. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
43
Marisa liska, (2011), Konsumerisme Sebagai Faktor Penarik Terjadinya Fenomena
Enjokousai Dalam Masyarakat Jepang Kontemporer. 18-20
Dunia periklanan membentuk hiperealitas untuk mempengaruhi konsumen agar

terus mengkonsumsi produk yang telah diiklankan tersebut sehingga muncul lah

sifat konsumerisme44. Selanjutnya adalah dekomoditasi

Sedangkan, proses dekomoditasi ini dipengaruhi oleh sebuah nilai-nilai yang

komersial.Nilai-nilai komersial tersebut berkaitan dengan adanya simbolisme, status

dan kedudukan. Dimisalkan pada pengertian ini adalah masyarakat akan membeli

sebuah mobil yang bagus ditahun 2020. Kemudian, pada tahun 2021 keluar mobil

yang baru lagi sehingga memancing masyarakat untuk membeli lagi. Nilai komersial

nya terletak pada ketika mampu mengikuti dan membeli produk mobil yang terbaru

maka akan mendapat status sebagai orang yang kaya. Dekomoditasi inilah yang

merupakan ddari proses masyarakat tersebut dalam mengkonsumsi suatu produk

secara terus menerus dan berlebihan

2. Nilai-Nilai Budaya Konsumerisme

Terdapat beberapa nilai negative dalam budaya konsumerisme. Beberapa nilai

tersebut yaitu :

a. Pengaburan Nilai Guna

Sistem budaya konsumen dengan rasionalitas telah berubah dikarenakan

masyarakat ini mengkonsumsi bukan untuk memenuhi kebutuhannya namun

44
Nugraheni, P. N. A (2003) “Perbedaan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis pada Remaja
ditinjau dari Lokasi Tempat Tinggal,” Skripsi, Surabaya: FISIP Unair. 31-33
masyarakat ini mengkonsumsi untuk pemenuhan Hasrat dan keinginan saja dimana

sebenarnya tidak memiliki nilai guna sama sekali. Kebutuhan dan keinginan Hasrat

yang harus dipenuhi oleh masyarakat dengan sikap konsumerisme ini bergantung

pada objek nya sehingga objek yang semakin lama semakin banyak dan diperbarui

sehingga keinginan dan hasratnya tidak akanpuas walaupun obyek tersebut tidak

memiliki nilai guna45. Hasrat dan keinginan ini tidak akan bisa terpenuhi karena akan

selalui di resproduksi dalam bentuk yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan kurangnya

alamiah dan rasionalitas atas obyek tersebut sehingga memunculkan perasaan yang

serba kurang dan tidak puas serta mengabaikan nilai guna dari konsumsi obyek

tersebut.46

b. Nilai Periklanan Dalam Budaya Konsumerisme

Perkembangan teknlogi komunikasi saat ini berkembang secara pesat dan

semakin canggih.Hal ini memiliki peran dalam mempengaruhi masyarakat untuk

menjadi konsumtif.Media memiliki peran yang sangat signifikan dalam mentransfer

dan menyebarkan nilai simbolis kepada masyarakat.media komunikasi yang

berkembang akibat teknologi ini menjadikan produksi image dan komodifikasi nilai

simbolis pada suatu obyek ini dapat semakin mudah dan cepat serta lebih efisien. 47Hal

ini yang menjadikan masyarakat memiliki keinginan dan tertarik karena pengaruh

media tersebut.Budaya konsumerisme memiliki nilai periklanan yang disebabkan

45
Nugraheni, P. N. A (2003) “Perbedaan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis pada Remaja
ditinjau dari Lokasi Tempat Tinggal,” Skripsi, Surabaya: FISIP Unair. 31-33
46
Marcuse, Herbert. 2016. Manusia Satu Dimensi. Yogyakarta: Narasi. 37
47
Nugraheni, P. N. A (2003) “Perbedaan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis pada Remaja
ditinjau dari Lokasi Tempat Tinggal,” Skripsi, Surabaya: FISIP Unair. 31-33
media sangat mendukung budaya konsumerisme mulai dari media sosial, televisi dan

srat kabar secara onlinen maupun offline menampilkan program yang komersial

dengan tujuan membentuk masyarakat supaya menjadi konsumerisme.

c. Hilangnya Nilai Rasionalitas

Perkembangan yang semakin modern menyebabkan beragam produk dan obyek di

produksi secara lebih maksimal sehingga obyek tersebut memiliki beragam

keistimewaan.Hal ini menyebabkan masyarakat melakukan pembelian terhadap

produk atau obyek tersebbut karena memiliki nilai keistimewaan

tersendiri.Keistimewaan tersebut menyebabkan masyarakat menghilangkan nilai

rasionalitas atas pembelian suatu produk atau obyek dikarenakan pembelian yang

dilakukan tanpa melihat fungsi dan kebutuhannya. Walaupun produk tersebut telah

dimiliki namun jika Kembali ada pembaruan produk naka akan dibeli lagi sebagai

cara untuk memenuhi kepuasannya atas keistimewaan barang tersebut. Hal ini

memberikan nilai rasionalitas menghilang pada budaya konsumerisme.48

3. Karakteristik Budaya Konsumerisme

Beberapa karakteristik dari budaya konsumerisme ini yaitu sebagai berikut:

a. Pemenuhan Keinginan

48
Rohman, Abdur. (2016). Budaya Konsumerisme dan Teori Kebocoran di Kalangan
Mahasiswa. Karsa: Jurnal Sosial dan Budaya Keislaman. Vol 24. No. 2, 23
Manusia memiliki sifat yang tidak pernah puas sehingga menimbulkan sikap

konsumerisme.Manusia selalui ingin mengkonsumsi sebagai pemenuhan

kebahagiaannya walaupun barang tersebut tidak diperlukan namun dapat memberikan

kebahagiaan. Kebahagiaan tersebut akan didapatkan ketika dapat membeli barang

tersebut hanya sebagai pemenuhan keinginannya.

b. Barang Diluar Jangkauan

Karakteristik budaya konsumerisme yaitu Bilamana manusia menjadi konsumtif,

tindakan konsumtifnya menjadi kompulsif dan tidak rasional.Manusia selalu merasa

belum lengkap dan mencari kepuasan akhir dengan membeli barang baru.Manusia

sudah tidak lagi membeli barang tersebut atas kebutuhan atau kegunaan bagi dirinya.

Seperti halnya membeli produk yang harganya diluar batas kemampuan, berusaha

keras membeli produk diluar jangkauan dengan menggunakan uang saku atau

simpanan, hingga meminjam uang

c. Pemenuhan Status

Perilaku individu bisa menjadi konsumerisme jika ia memiliki barang-barang

lebih karena pertimbangan status. Manusia mendapatkan barang-barang untuk

memilikinya. Tindakan konsumsi itu sendiri tidak lagi merupakan pengalaman yang

berarti, manusiawi dan produktif karena hanya merupakan pengalaman pemuasan

angan-angan untuk mencapai suatu status melalui barang atau kegiatan yang bukan

merupakan bagian dari kebutuhan dirinya49

49
Rohman, Abdur. (2016). Budaya Konsumerisme dan Teori Kebocoran di Kalangan
Mahasiswa. Karsa: Jurnal Sosial dan Budaya Keislaman. Vol 24. No. 2, 23
4. Ciri-Ciri Pelaku Konsumerisme

Terdapat beberapa ciri-ciri pelaku konsumerisme. Beberapa ciri-ciri pelaku

konsumerisme tersebut yaitu :50

a. Melakukan Pembelian Impulsif

Pelaku konsumerisme memiliki ciri-ciri pembelian impulsive.Pembelian ini

merupakan pembelian yang tidak rasional dan pembelian yang dilakukan secara cepat

akibat dorongan keinginan individu.Dorongan tersebut adalah dorongan emosional

yang terkait dengan perasaannya secara mendalam untuk membeli produk terbaru

tersebut sesegera mungkin tanpa memikirkan adanya konsekuensi yang negative serta

berusaha untuk menyenangkan dirinya secara pribadi dan memberikan kepuasan

dirinya pribadi.

b. Pembelian Secara Boros dan Berlebih

Seorang yang konsumerisme akan melakukan pembelian secara berlebih

dikarenakan pembelian satu produk tidak dapat memberikan kepuasan bagi dirinya

sehinggs melakukan pembelian berlebih serta pembelian tersebut dilakukan secara

berulang-ulang untuk menyenangkan dirinya sendiri berulang-ulang juga. Pembelian

ini juga menyebabkan sikap yang boros dalam hal kebutuhan.Kebutuhan yang dibeli

tidak sesuai dengan kebutuhan yang sesungguhnya dikarenakan hanya kesenangan

saja maka pembelian dilakukan secara berlebih.

50
Mugeni. Fetrianna T. 2017. Gaya Hidup Shopaholic Sebagai Bentuk Perubahan Perilaku di
Kalangan Sosialita. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung, 54-58
c. Tidak Memiliki Perencanaan Pembelian

Seseorang dengan perilaku konsumtif akan melakukan pembelian secara cepat

tanpa adanya perencanaan ataupun penyusunan sistematis kebutuhan yang harus

dibeli dan kebutuhan yang tidak perlu untuk dibeli. Semua kebutuhan yang tidak

berguna akan dibeli secara cepat tanpa adanya pertimbangan semata-mata untuk

memnuhi kesenangan emosional dirinya saja. Pembelian yang dilakukan tanpa

adanya pola perencanaan yang matang supaya dapat diatur lebih hemat.Seorang

konsumerisme membeli produk secara cepat tanpa berpikiran panjang.51

5. Faktor Penyebab Konsumerisme

Perilaku konsumerisme seseorang dapat disebabkan oleh beberapa faktor

penyebab yaitu sebagai berikut :

a. Faktor Budaya

Faktor budaya merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku pembelian

yang mana faktor budaya ini terdiri dari budaya dan kelas sosial.Budaya merupakan

penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Kelas social adalah pembagian

dalam masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkis

dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa

a. Faktor Sosial

51
Mugeni. Fetrianna T. 2017. Gaya Hidup Shopaholic Sebagai Bentuk Perubahan Perilaku di
Kalangan Sosialita. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung, 60-61
Faktor sosial ini adalah pengaruh yang diberikan dari kelompok lingkungan

sekitar, keluarga dan status sosial.Kelompok ini sangat berpengaruh seacara langsung

terhadap sikap dan perilaku seseorang untuk melakukan konsumerisme terutama

dalam keluarga yang menjadi peran penting paling berpengaruh.Peran dan status

sosial ini merupakan peran yang meliputi perlakuan seseorang yang mempengaruhi

dan menjadikan kepemilikan status apabila melakukan konsumerisme.

b. Faktor Pribadi

Faktor pribadi ini merupakan penyebab seseorang melakukan konsumerisme

karena keinginannya secara pribadi dalam melakukan pembelian dan mengkonsumsi

barang dan jasa sebagai gaya hidup, pola hidup seseorang didunia serta minat untuk

menyatakan konsep dirinya dan menunjukkan identitas dirinya sebagai seseorang

yang mampu. Tanpa pembelian barang-barang tersebut dan tanpa budaya

konsumerisme maka dirinya tidak akan mendapatkan identitas serta status sosial yang

tinggi.52

52
Falach.Ghulam.(2018). Konsumerisme Manusia Satu Dimensi Tesis Aqidah dan Filsafat
Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 40-43
BAB III
DESKRIPSI UMUM DESA SUKAMULYA KECAMATAN LEMPUING
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
A. Sejarah DesaSukamulya

Desa Sukamulya adalah desa Ex Transmigrasi, yang penduduknya berasal

dari pulau jawa, berdiri dan berada di Kabupaten Ogan Komering ilir , pada tahun

1977 atau sekitar 37 tahun yang lalu, sejak pemerintah presiden yang kedua atau

zaman orde baru. Pada saat itu pemerintah pusat merencanakan kebijakan untuk

menekan kepadatan penduduk yang ada di pulau jawa yang mengakibatkan

meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran serta kesenjangan social lainnya.

Sehingga progam pemerintahan penduduk atau penyebaran penduduk dari daerah

padat penduduk kedaerah yang jarang penduduk diterapkan , atau

lebihdikenaldengansebutan “Transmigrasi”.

Untuk penyebaran dan pemerataan penduduk tersebut yang menjadi salah satu daerah

tujuan adalah sumatera, khususnya sumtera selatan dan tepatnya di daerah Ogan

Komering ILir OKI, Masyarakat pendatang/transmigrasi tersebut didatangkan dari

daerah –daerah di pulaujawa, seperti, jawa timur, jawa tengah, jawa barat yang

keseluruhannya adalah transmigrasi. Adapun system penempatan di lokasi tujuan

trasnmigrans tersebut diberlakukan sebuah system tempat pemukiman yang disebut

“UNIT” dengan tujuan untuk mempermudah penempatan transmigrans dilokasinya.

Sebagaimana yang telah ditetapkan dari kementerian tenaga kerja dan transmigrasi
yang dituangkan dalam peraturan daerah provinsi sumatera selatan kala itu. Sehingga

jumlah unit-unit yang ada berjumlah 7 (tujuh unit) dari unit 1 sampaidengan unit VII.

Kemudian dibentuklahsuatudesa yang terdiridari 500 KK dan 2927 Kepala

RumahTangga, lalu Sukamulya tidak semena-menahanya sekedar nama biasa tetapi

ada makna tersendiri yakni kata Suka (Sukiran) yaitu kepala desa pertama yang

merintis desa Sukamulya sehingga nama tersebut dijadikan simbolis sebagainama

desa, kemudian kata Mulya (Mulyono) yaitu Kepala dusun pada awal desa

Sukamulya dan dibentuknya DesaSukamulya ini memiliki arti yaitu Suka Kemuliaan,

Suka Kebahagiaan dan Mulia itu damai ataupun sejahtera.

Desa Sukamulya sejak tahun 1981 telah menjadi desa definitive pada bulan

agustus dan kepala Desa yang PernahMenjabat yaitu:

a. Tahun 1981 s/d 1987 Kepala Desa Sukiran Ismail

b. Tahun 1988 s/d 1994 Kepala Desa oleh Bakrie

c. Tahun 1995 s/d 2002 Kepala Desa Sukiran Ismail

d. Tahun 2003 s/d 2007 Kepala Desa Subani

e. Tahun 2008 s/d 2013-2014 s/d2019 Kepala Desa Ali Sodik

f. Tahun 2020 s/d Sekarang Kepala DesaMargiyono

Sekarang Penduduk desa Sukamulya mayoritas masyarakat pendatang baru

dari pulau Jawa, yang keseluruhan berjumlah1659 kepala keluarga dengan jumlah

jiwa 5240 jiwa. Setelah berdomisili dan menetap di desa Sukamulya selama lebih dari

dua dasawarsa penduduk desaSukamulya senantiasa hidup rukun, aman dan damai

mereka mengembangkan keterampilan bercocok karet dan kelapa sawit serta


perkebunan lainnya. Mereka juga melestarikan nilai-nilai norma sosial budaya dan

agama (mayoritas Islam) sertaadatistiadat yang baik seperti sifat dan sikap saling

menghargai, toleransi serta bergotong royong, hal ini terbukti bahwa selama ini belum

ada pergesean atau konflik yang bermotif sara, baik dengan sesama warga maupun

dengan warga tetangga desa sekitar.

B. Letak Geografis Desa Sukamulya

Geografis adalah tinjauan atau gambaran umum tentang suata daerah atau

wilayah tenntang letak dan batas – batas suatu daerah atau wilayah dengan daerah

atau wilayah yang membatasinya dan keadaan social, ekonomi ,budaya suatu daerah

atau wilayah tersebut, yang diatur secara hukum dan melalui kesepakatan baik antar

individu dengan individu, individu dengan kelompok , maupun kelompok dengan

kelompok.

Desasukamulya secara geografis terletak pada dataran wilayah yang tergolong

strategis, terletak dikecamatan lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilir, wilayahnya

membentang dari utara, keselatan mengahampar dari barat ketimur dengan bentangan

perkebunan karet warga desa, yang menghamapr menghiasi bumi sukamulya yang

asri, posisi dibelah oleh jalan poros desa sebagai penghubung kecamatan lempuing

kecamatan Mesuji raya, strategis bagi pengembangan pembangunan oleh karena itu

wajar jika desa sukamulya dikategorikan desa “makmur,mapan, dan tentrem”

DesaSukamulyasebagai wilayah pengabdian KKN yang berada di wilayah

kecamatanLempuingmemilikibatasan-batasansebagaiberikut:
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan desa Mulya Jaya

b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan DabukRejo

c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan desa Jaya Bhakti

d. Sebelah Barat : Berbatasan dengan BumiArjo

Secara administratif desa Sukamulya termasuk dalam wilayah Kecamatan Lempuing,

Kabupaten Ogan Komering Ilir dan desa Sukamulya terdiri dari Delapan Belas RT

dan Empat dusun.

C. Kondisi Demografi DesaSukamulya

1. Kependudukan

Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, umur,

jenis kelamin agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan, kematian, persebaran,

mobilitas dan kualitas yang ada pada perorangan di Desa Sukamulya, di dalam desa

Sukamulya juga melahirkan anak-anak yang berpendidikan serta berakhlak mulia.

Desa Sukamulya termasuk dalam wilayah Kecamatan Lempuing Kabupaten

Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Secara menyeluruh Penduduk Desa

Sukamulya sebanyak 500 KK dan 2927 Kepala. Data tersebut di bagi menjadi

beberapa dusun dan termasuk kedalam PT sawit sukamulya. Untuk dusun I ada 847

jiwa, Dusun II ada 985 jiwa, Dusun III ada 878 jiwa, Dusun IV ada 997 jiwa, PT

Buluh Cawang Sukamulya ada 202 jiwa. Data tersebut saya dapat dari pendataan

online atau SDGS yaitu untuk mengaploud seluruh KK di online.

2. Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan

sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi kegenerasi berikutnya melalui

pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi dibawah bimbingan

orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Dalam pendidikan ada

tingkatan yang harus di lampaui. Dan pendidikan sejak dini adalah salah satu

keterpurukan bangsa pendidikan semakin

Tabel I

JumlahPendudukMenurut Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)

TK(Taman Kanak-kanak) 108

Sekolah Dasar 405

SMP/Sederajat 182

SMA/Sederajat 90

Akademi 29

Sarjana 55
3. Keagamaan

Agama memiliki arti sebagai ajaran, sistem yang digunakan dalam mengatur

tata keimanan ataupun kepercayaan terhadapTuhan Yang MahaEsa. Agama juga

mengatur tata peribadatan dan tata kaidah sehingga manusia yang ada di dunia dapat

patuh terhadap ajarannya serta agama juga menjadikan manusia menjaga

lingkungannya melalui kepercayaan tersebut. Menjaga lingkungan adalah menjaga

alam semesta dengan berbuat kebaikan dan tidak merusak lingkungan alam serta

berbuat baik terhadap seluruh umat manusia.53

Agama juga merupakan sebuah sistem yang memiliki keyakinan serta sistem

ritual dan upacara keagamaan. Agama juga dalam menjalankan kegiatannya juga

menggunakan peralatan serta tempat pelaksanaan peribadatannya. Setiap agama

memiliki buku panduan atau dapat disebut sebagai lbukupedoman yang

digunakansebagaipetunjukbagiumat yang beragama. Agama inimemilikiperanan yang

penting dalam kehidupan manusia karena agama ini tidak hanya mengatur

kebhidupan manusia di dunia saja melainkan agama akan mengatur kehidupan di

akhirat.54

Agama di dunia berfungsi untuk mengatur nilai-nilai moral dan mengajak

manusia supaya manusia ini berbuat kebajikan dan baik dalam hubungannya baik

dengan manusia ataupun dengan alam semesta. Kebenaran agama sertanilai-nilai

dalam agama adalah hasil dari turunan wahyu yang diberikan kepada nabi yang telah

53
Wawancaradenganketuadesa pada tanggal 1 Oktober 2021
54
Wawancaradenganketuadesa pada tanggal 1 Oktober 2021
diberi kepercayaan untuk menyampaikan ajaran agama. Agama dapat dirasakan

dengan hati, pemikiran serta Tindakan manusia yang membentuk dan diwujudkan

dalam bentuk sikap cara mnghadapi kehidupan lainnya.

Agama sebagai Sistem keyakinanya kepercayaan yang memilik ipengalaman sakral

serta berbeda dengan hallainnya.

Setiap daerah memiliki keberagaman agama. Seperti salah satunya di Desa

Sukamulya. Desa Sukamulya ini memiliki keberagaman Agama. Terdapatempat

agama yang dianut dalam Desa Sukamulya ini. Agama islam sebanyak 92%.

Kemudian, agama Hindu sebanyak 2,45%, agama Kristen sebanyak 2,12% yang

terbagi atas Kristen protestan sebanyak 1,26% dan Kristen Katolik sebanyak 0,86%.

Selanjutnya agama Buddha sebanyak 0,89%. Berdasarkan aspek Keagamaan ini di

Desa Sukamulya paling banyak adalah yang menganut agama Islam. Sebagian

besardidominasi oleh agama Islam.

4. SosialBudaya

Sosial Budaya merupakan bentuk berbagai hal yang bersangkutan dengan cara

hidup berkembang yang dimiliki secara bersama pada suatu kelompok seseorang

yang bisa diwariskan juga terhadap generasi kegenerasi. Sosial budaya ini sudah

terbentuk dari berbagai unsur dan komponen didalamnya termasuk unsur agama,

politik, adat istiadat, bahasa dan social. Sosial budayai ini merupakan hal yang
kompleks karena mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral dan adat

yang dilakukan oleh masyarakat dalam lingkungannya. 55

Masyarakat ini menghasilkan suatu kebiasaan dimana kebiasaan tersebut telah

menjadi bentuk budaya yang turun-temurun. Sosial budaya ini mencakup segalanya

yang bisa didapatkan secara langsung ataupun bisa juga untuk dipelajari oleh manusia

lainnya karena berada diluar budaya tersebut dan ingin mempelajari budaya yang

baru juga. Budaya ini juga mencakup segala cara pola berpikir serta bertindak

seseorang. Seluruh obyek terkait social budaya termasuk suku, ras, bahasa dan

istiadat yang terbentuk dalam lingkungan masyarakat social.56

Sosial budaya ini memiliki beberapa unsur yang membentuk terjadinya sistem dalam

social budaya ini. Pertamaadalahsistem normal yang dapat menjadikan kerjasama

antara anggota masyarakat satu dengan masyarakat lainnya dalam menguasai alam

serta manusia disekelilingnya. Sosial budaya juga dapat terbentuk melalui organisasi

di lingkungan masyarakat sosialnya seperti organisasi ekonomi dan politik.

Hasil budaya ini dapat berupapenciptaan manusia seperti ilu dan filsafat yang

beruwujud seperti teori yang murni ataupun teori tersebut telah di susun secara

sistematis dan di lakukan oleh lingkungan masyarakat social. Hasil rasa manusia juga

merupakan wujud dari social budaya seperti suku, ras dan agama merupakan

permasalahan social yang diciptakan untuk keberagaman supaya saling menghormati

dan menghargai sebagai ekspresi jiwa masyarakat sosial.57


55
Wawancaradenganketuadesa pada tanggal 1 Oktober 2021

56
Wawancaradenganketuadesa pada tanggal 1 Oktober 2021
57
Wawancaradenganketuadesa pada tanggal 1 Oktober 2021
Pada Desa SukaMulya khususnya diKabupaten Ogan Komering Ilir ini terbagi atas

beberapa suku bangsa. Suku bangsa ini terbagi atas suku asli dan pendatang baik dari

Jawa, Bali dan Sunda. Berikut adalah beberapa suku asli dari penduduk Kabupaten

Ogan Komering Ilir. Pada suku Melayu terdiri atas penduduk asli tersebar di

Kecamatan Teluk Gelam terkecuali Desa Talang Pangeran, Bumi Harapan, Panca

Tunggal Benawa dan Sinar Harapan Mulya dan Mulya Guna di Kecamatan

Kayuagung terkecuali 11 Kelurahan dan DesaCelikah.

Selanjutnya di Kecamatan Pedamaran meliputi Desa Sukadamai, Serinanti dan

Sukaraja, di Kecamatan Tanjung Lubuk meliputi Desa SukaMulya, sebagian

Kecamatan Sirah Pulau Padang, Pampangan, Pangkalan Lampam, Tulung Selapan.

Kemudian pada suku Bali, Madura dan Bugis ini meliputi penduduk di Kecamatan

Lempuing, Lempuing Jaya, Mesuji, Mesuji Raya, Mesuji Makmur, Sungai Menang,

Air Sugihan, Pedamaran Timur dan Telukgelam. Selainsuku pada Kabupaten ini juga

memiliki beberapa budaya tarian daerah salah satunya adalah tari gopung.

Tarian ini adalah tarian untuk penobatan raja. Tarian ini muncul sejak tahun

1778 pada suku Komering. Fungsi dari Gerakan tarian ini yaitu untuk kegiatan

penobatan kenaikan pangkat serta untuk menyambut tamu-tamu daripemerintahan

juga. Beberapa budaya dalam wujudpakaianadat juga terdapat Angkinan yang

merupakan baju pengantin, Kebaya Karung Panjang yang mendandakan sudah

berusami dan kebaya KurungPendek yang menandakan masih belum menika


BAB VI
KONSEP ZUHUD IMAM AL-GHAZALI DAN RELEVANSINYA TERHADAP
MASYARKAT KONSUMERISME DESA SUKAMULYA KECAMATAN
LEMPUING KABUPATENG OGAN KOMERING ILIR

A. Urgensi Zuhud Menurut Imam Al-Ghazali

Menurut warga desa Sukamulya58zuhud dapat benar-benar diterapkan bagi

manusia ketika manusia tersebut mendapat harta yang berlimpah maka manusia

itu tidak sombong dan bangga atas harta yang dimilkinya serta tidak

menghamburkan harta titipan Allah SWT tersebut namun menggunakan uang

tersebut untuk bermanfaat bagi orang lain. Selain itu, jika orang tersebut

mendapatkan musibah dan kehilangan atas semua harta-hartanya, maka orang

tersebut akan ikhlas dan menerima semua kehilangan hartanya serta tidak bersedih

dalam jangka waktu lama. Hal itu dapat dikatakan sebagai zuhud.

Zaman sekarang terjadi urgensi zuhud karena penyebab modernisasi yang

masuk keseluruh negara di dunia.Salah satu contoh urgensi zuhud dialah bentuk

konsumerisme yang dilakukan orleh sebagian besar masyarakat. Masyarakat

melakukan konsumerisme semata-mata untuk mendapatkan kepuasan pada dirinya

dan kesenangan pada dirinyanamun, masyarakat telah lupa bahwa harta-harta

tersebut yang dibelinya dengan uang kekayaannya merupakan titipan Allah SWT.

Harta tersebut dapat diambil oleh-Nya jika berkehendak.59

Diperlukan perbaikan keimanan dengan menerapkan zuhud seusai dengan ajaran

kegamaan. Zuhud diperlukan untuk membentengi diri dari gemerlapnya duniawi,

58
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 2 Oktober 2021
59
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 2 Oktober 2021
agar tetap terjaga dengan keimanan yang dimiliki. Berusaha menghilangkan nafsu

duniawi dan lebih mementingkan kebutuhan di akhirat nanti. Zuhud apabila

diterapkan, maka kecil persentasenya masyarakat yang melakukan tindak

kriminal, kosumerisme, dan koruptor.60

Perbaikan zuhud saat ini sangat diperlukan dalam membangun masyarakat

yang beriman .MenurutGhozali (2002) 61terapi zuhud adalah membuat hati kita

senang apabila mendapatkan musibah secara terus menerus dan membuat diri kita

sedih apabila mendapatkan suatu kekayaan yang berlimpah.Halter sebut

merupakan salah satu terapi zuhud yang dikemukakan oleh Ghozali dalam

perbaikan urgensi zuhud.

Isu Zuhud sangat urgen untuk ditangani, terutama di era modernisasi saat ini

yang telah membawa perubahan di segala bidang; pendidikan, sosial, politik, dan

budaya. Perubahan dan dampak modernisasi tidak bisa kita hindari, baik positif

maupun negatif. Sisi negatif dari modernisasi ini terjadi karena pandangan dunia

Barat yang sekuler dan materialistis yang menitik beratkan pada pengukuran

kemajuan dan perkembangan pada aspek material, bukan nilai spiritual. Perspektif

ini mempengaruhi semua bidang kehidupan.62

Aspek pendidikan juga dipengaruhi oleh pandangan sekuler dan materialistis

ini sehingga tujuan menuntut ilmu juga bersifat materialistis, hanya untuk

kemaslahatan dunia dan bukan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Bahkan

ilmu-ilmu agama seperti ilmu-ilmu Ushuluddin, Syariat, dan sejenisnya dibentuk

dan diarahkan dengan tujuan yang lebih duniawi, untuk mendapatkan pekerjaan
60
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 2 Oktober 2021
61
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 2 Oktober 2021
62
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 2 Oktober 2021
guna mengumpulkan kekayaan materi. Akibatnya, berbagai masalah terjadi dalam

dunia pendidikan, terutama kemerosotan akhlak. Dalam hal ini, al-Attas

menyebutnya sebagai hilangnya adab. Selain itu, modernisasi telah menciptakan

krisis makna hidup, kekosongan spiritual, dan pengucilan agama dalam kehidupan

manusia; di bidang pendidikan, sosial, politik, ekonomi, dan budaya.

Dalam situasi yang mengkhawatirkan ini, gerakan Islam diperlukan untuk

mengatasi berbagai dampak negatif dan penyimpangan akibat modernisasi. Di

antara ulama yang sangat gigih dalam menjalankan gerakan islâm adalahAl-

Ghazali. Di saat banyak kerusakan dan pergolakan di masanya, Al-Ghazali dengan

kerendahan hatinya mampu memainkan peran yang baik dalam gerakan Islam. Al-

Ghazali melakukan gerakan islâh dengan mereformasi makna Zuhud yang

sebenarnya, mendirikan pendidikan dan pengajaran yang sistematis, dan

melakukan dakwah dan ceramah baik kepada murid-muridnya maupun kepada

masyarakatluas.

Dari gerakan Islam inilah kemudian muncul orang-orang yang sangat

berpengaruh dalam mengemban amanah umat dan mengembalikan al-Quds dari

jajahan Tentara Salib kepangkuan kaum muslimin. Misalnya, Ibn Naja, seorang

ulama, murid yang menjadi penasihat Salahudin al-Ayyubi di bidang politik dan

militer. Sejarawan mencatat bahwa pergerakan islâh Al-Ghazali dimulai pada 521

H/1127 M.8 Oleh karena itu, penulis menyebut tahun ini sebagai awal pergerakan

islâhnya hingga ia wafat pada tahun 561 H/1166 M. Pembatasan ini dilakukan

untuk memudahkan kajian dan analisis implementasi Zuhud dalam gerakan islâh

Al-Ghazali.63
63
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 3 Oktober 2021
Sejauh penulis dapat mengakses dari penelitian sebelumnya (al-buhûts

al-sâbiqah) tentang Al-Ghazali, ditemukan bahwa banyak peneliti telah

membahasnya, termasuk studi tentang pemikirannya dan ajaran dalam tasawufnya.

Hanya saja, sejauh ini penulis belum menemukan tulisan yang membahas tentang

implementasi Zuhud dalam gerakan islâh Al-Ghazali. Ada satukarya yang sangat

membantu penulis dalam melakukan penelitian ini, yaitu sebuah buku berjudul

Hakadza Dhahara Jail Shalâhuddîn waHakadza `Âdat al-Quds, yang ditulis oleh

Al-Ghazali. Buku ini menggambarkan proses kebangkitan Islam hingga mampu

mengembalikan al-Quds kepangkuan umat Islam setelah diduduki oleh Tentara

Salib. Dalam beberapa diskusinya, beliau menyinggung tentang sikap Zuhud.64

Zuhud adalah salah satu stasiun sufi yang paling penting. Secara

terminology adalah berpaling dari sesuatu dan meninggalkannya untuk sesuatu

yang lain yang lebih berharga atau kebalikan dari cinta dunia (hubb al-dunyâ) dan

kecenderungan kearah itu. Dalam arti yang lebih luas, al-Taftazani menjelaskan:

Zuhud bukan lahimamat atau pemutusan kehidupan duniawi. Namun,

kebijaksanaan pemahamanlah yang membuat penganutnya memiliki pandangan

khusus tentang kehidupan duniawi. Mereka terus bekerja dan berjuang tetapi

kehidupan duniawi ini tidak mengendalikan kecenderungan hati mereka dan tidak

membuat mereka mengingkari Tuhannya.65

Oleh karena itu, orang kaya sekalipun sekaligus dapat menjadi orang yang

mengamalkan hidup Zuhud. Senada dengan pandangan para ulama di atas, Al-

Ghazali menjelaskan bahwa orang yang jujur dengan amalan Zuhudnya, akan

64
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 2 Oktober 2021
65
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 2 Oktober 2021
makan , berpakaian lahiriah sementara hatinya penuh dengan amalan Zuhud di

dalam dan di luar. Dia juga mengatakan dengan jelas tentang sifat Zuhud: “Ada

seorang pria yang memiliki dunia di tangannya tetapi dia tidak menyukainya; dia

memilikinya (dunia) tetapi tidak memilikinya; dunia mencintainya sedangkan dia

tidak menyukainya (dunia); dunia menjadi musuh di belakangnya, sementara dia

bukan musuh di belakangnya; dia memakainya tetapi dunia tidak; dia memisahkan

dunia dan dunia tidak memisahkannya. Sesungguhnya hatinya benar kepada Allah

`AzzawaJalla, sehingga ia tidak menjadi rusak karena harta. Dia bias

menggunakan dunia sementara dunia tidak bias menggunakannya.

Oleh karena itu, Ibn Taimiyah mendefinisikan Zuhud secara terminology

ssebagai, “Meninggalkan yang tidak bermanfaat di akhirat. Kemudian Ibn Qayyim

menambahkan bahwa ungkapan Ibn Taimiyah adalah ungkapan yang terbaik,

singkat, dan ringkas terkait dengan makna zuhud. Dari para ulama di atas, Zuhud

bukanlah sikap apatis terhadap kehidupan duniawi dan juga tidak meninggalkan

dunia secara mutlak dengan hanya menjalankan ibadah ritual individu, namun kita

tetap aktif berinteraksi dengan dunia dan segala isinya untuk menunjang amal

shaleh dan meraih kebahagiaan. Di dunia dan khususnya di akhirat. Karena

urgensi masalah Zuhud, Al-Ghazali mencurahkan perhatian khusus untuk

memulihkan pemahaman dan pandangan Zuhud sebagaimana dikemukakan oleh

para sufi berwibawa dan kemudian menggunakannya untuk berkontribusi dalam

perjuangan. untuk Islam dan meluruskan masyarakat.66

Upaya Al-Ghazali dalam hal ini dapat dilihat sebagai berikut: Pertama:

memurnikan tasawuf dari segala penyimpangan pemikiran (teoritis) dan praktik


66
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 4 Oktober 2021
(praktis) kemudian mengembalikannya pada tujuan utama, yaitu menanamkan

nilai-nilai kebenaran. kebebasan dan Zuhud sejati. Dua karyaAl-Ghazali, yaitu al-

Ghunyah li ThalibTharîq al-Haq (Cukup Bekal Bagi Mereka yang Mencari Jalan

Kebenaran) dan Futûh al-Ghayb (Mengungkap Metafisika) merupakan rangkuman

pemikirannya dalam edisi ini. Buku kedua (Futûh al-Ghayb) diberi penjelasan

lebih panjang oleh Ibnu Taimiyah dalam jilid kesepuluh Majmû al-Fatâwa

berjudul Kitâb al-Sulûk. IbnuTaimiyahjuga menghadirkannya sebagai model ideal

untuk Zuhud yang diajarkan oleh Al-Qur'an dan Sunnah.

Kedua: Mengkritisi para sufiekstrim. Dalam setiap ceramah dan buku-buku

yang ditulisnya, Al-Ghazali mengkritik orang-orang yang berpura-pura menjadi

Sufi atau merusak citra tasawuf. Menurutnya, tasawuf sejati mengandung

kejernihan dan keikhlasan yang tidak bias dicapaihanya dengan pakaian compang-

camping, mengubah warna wajah menjadi kuning dan meluruskan badan, lidah

berbusa karena banyak berbica ratentang orang-orang shaleh, dan menggerakkan

hati. Jemari dengan tasbih dan tahlil, namun, baginya tasawuf sejati membawa

keikhlasan dalam proses mencari Allah `AzzawaJalla, menjadi Zuhud dalam

kehidupan dunia, mengeluarkan makhluk dari hatinya, dan membebaskan dirinya

dari selain Allah `AzzawaJalla. Selain mereformasi makna Zuhud menuju makna

yang sebenarnya sebagaimana telah dijelaskan di atas Al-Ghazali juga

mengimplementasikan makna Zuhud kedalam gerakan islâhnya dalam kehidupan

umat, baik dalam pendidikan dan pengajaran maupun dalam ceramah dan

nasehatnya.67

67
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 4 Oktober 2021
Gerakan Islam dalam Islam adalah kewajiban. Termasuk dalam kategori

al-amru bi alma`rûfwa al-nahy `an al-munkar atau amarma'ruf dan mencegah

munkar. Kata islâh, secara bahasa berasal dari kata shalahayashluhu-shulhun-

shalâhan yang artinya kebalikan dari kerusakan. Sedangkan islâh adalah kebalikan

dari ifsâd atau merusak. Adapun istilah islâh adalah mengubah keadaan dari buruk

menjadi baik; dari kekacauan dan perselisihanmenujuperdamaian dan istiqamah.

Oleh karenaitu, Al-Ghazali berpendapat bahwa islâh atau al-amru bi al-ma`rûfwa

al-nahy `an al-munkar merupakan kebutuhan yang sangat mendesak bagi

kelangsungan kemaslahatan masyarakat. Sebaliknya, jika islâh tidak dilaksanakan,

maka masyarakat akan hancur dan akhirnya hancur. Misi ini juga merupakan

kewajiban bagi setiap Muslim sesuai dengan status dan kemampuannya; seorang

sultan harus mencegahnya dengan tangan (memaksa), ulama mencegahnya dengan

lisan dan masyarakat umum mengingkarinya dengan hati.68

Al-Ghazali juga mengambil perannya dalam gerakan islâh, termasuk

dengan mengintegrasikan Zuhud kedalam gerakan islâh. Para sejarawan mencatat

bahwa kegiatan dakwah atau islâhAl-Ghazali dimulai pada 512 Hijriah /1127

M .Namun, menurut Majid Irsan al-Kailani, Al-Ghazali telah memulai gerakan

islâhnya sebelum itu. Ia mengaku telah mengajar sebelum masa persiapan dan

mengumpulkan para sahabat dan pengikut setianya untuk melakukan hal yang

sama.Awalnya, santri Al-Ghazali hanya ada dua, namun terus bertambah hingga

jumlahnya mencapai 70.000 orang. semakin lama siswatumbuh, wilayah madrasah

tidak dapat menampung mereka.69

68
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 2 Oktober 2021
69
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 3 Oktober 2021
Al-Ghazali kemudian memindahkan lokasi penelitian kedekat pagar kota

Baghdad, di sebelahRibath-nya. Bahkan tempat baru ini juga ramai dikunjungi

orang dan banyak orang yang bertaubat di hadapannya.50 Padahal menurut Majid

Irsan al-Kailani gerakan islâhAl-Ghazali sudah dimulaisebelumtahunitu, Hal

inimengacu pada tahun 521. H/1127 M sebagaiawalgerakanislâhnya. Saatitu, Al-

Ghazali menjalankan aktivitasnya dengan menggunakan metode baru yang

didasarkan pada duahal: Pertama, menyelenggarakanpengajaran dan pendidikan

jiwa secara sistematis. Kedua, memberikan ceramah dan dakwah

kepadamasyarakat secara umum.70

B. Dampak prilaku Konsumerisme dalam Kehidupan sehari- hari

Era modern bisnis telah mendorong peningkatan fokus pada konsumen

dan tanggung jawab perusahaan untuk mempertimbangkan kewajibanetis dan

social mereka kepada pelanggan mereka. Munculnya gerakan konsumerisme telah

mendorong penelitian dan pengembangan lebih lanjut tentang topic

konsumerisme, memungkinkan bisnis untuk berhasil di pasar yang digerakkan

oleh konsumen. Konsumerisme telah menjadi subyek diskusi yang cukup besar

selama empat decade terakhir. Gerakan sosialini - yang berusaha membantu

konsumen mendapatkan produk yang lebih aman, lebih banyak informasi, pilihan

yang memadai, dan akses yang lebih baik kemekanisme ganti rugi setelah

diperiksa oleh para peneliti dari berbagai disiplin ilmu dengan menggunakan

berbagai pendekatan penelitian.

70
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 5Oktober 2021
Peneliti berusaha untuk menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan

mengontrol pergerakan konsumen secara keseluruhan dan organisasi, individu,

dan isu-isu yang membentuk pergerakan tersebut. Dengan kata lain, dapat

dikatakan bahwa telah mempelajari konsumerisme secara ekstensif baik pada

tingkat makro maupun mikro. Konsumerisme di pasar global, berfokus pada cara

bisnis dapat meningkatkan hubungan mereka dengan pelanggan serta menganalisis

dan memengaruhi perilaku pembelian. Sebagai sumber referensi yang

komprehensif tentang topik-topik seperti konsumerisme dan yang terkait.71

Pengaruh masyarakat, sebagai pengguna akhir produk dan jasa, terhadap cara

perusahaan memproduksi dan menjual barangnya. Konsumen mengerahkan

kekuatan yang cukup besar atas perusahaan karena organisasi menjadi lebih

berfokus pada pelanggan. Meningkatnya permintaan akan produk yang berkualitas

tinggi, diproduksi secara etis, harga terjangkau, dan aman, serta konsumerisme

menekan perusahaan untuk beroperasi dan memproduksi barang dan jasa sesuai

dengan keinginan masyarakat. Bentuk khusus dari tekanan konsumen, yang

dimotivasi oleh kepedulian lingkungan, adalah konsumerisme hijau, yang

mengkampanyekan barang, jasa, dan alat produksi yang ramah lingkungan.

Konsumerisme harus diistilahkan sebagai gerakan terrorganisir warga dan

pemerintah untuk memperkuat hak dan kekuatan pembeli dalam hubungannya

dengan penjual. Ini adalah ideologi dan konsep, yang telah tinggal dalam literature

bisnis. Konsumen dihadapkan pada banyak bahaya-fisik, lingkungan dan

eksploitasi karena praktik perdagangan yang tidak adil. Konsumen membutuhkan

perlindungan, misalnya, terhadap produk yang tidak aman untuk dikonsumsi,


71
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 6Oktober 2021
yang dapat menyebabkan cedera parah seperti peralatan listrik yang rusak.

Konsumen membutuhkan perlindungan terhadap mal praktek dan penipuan oleh

penjual. Hal ini juga merupakan salah satudampak yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari ketika bersikap terlalu konsumerisme hingga membeli barang-barang

secara online maka seringkali terjadi penipuan. Uang yang dimilikinya hilang dan

barang yang diinginkan juga tidakada.72

Konsumen harus memiliki hak yang memadai dan hakjalan lain untuk

langkah-langkah ganti rugi terhadap pengusaha yang wanprestasi. Konsumen

perlu dilindungi dari pencemaran lingkungan udara; air dan kebisingan

sertalangkah-langkah efektif harus dirancang untuk menjaga lingkungan tetap rapi

dan bersih. Selanjutnya, kebijakan untuk melindungi dan menginformasikan

konsumen melalui kejujuran dalam periklanan dan pengemasan dan peningkatan

standar keamanan. Hal ini dampak salah satu sikap konsumerisme oleh

masyarakat di Desa Sukamulya yaitu banyaknya sampah dan mencemari

lingkungan.73

Seperti halnya semua hal psikologis, hubungan antara keadaan mental dan

materialism adalah kompleks. Materialisme memicu ketidak bahagiaan, ketidak

bahagiaan memicu materialisme, atau keduanya. Sehingga menyarankan bahwa

beberapa factor dapat membantu menjelaskan kerugiannya tadari pengejaran

kekayaan. Dalam istilah sederhana, kecenderungan konsumerisme yang kuat yaitu

bias mendapatkan dan membelanjakan kemudian dapat meningkatkan ketidak

bahagiaan karena membutuhkan waktu jauh darihal-hal yang dapat memelihara

72
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 6 Oktober 2021
73
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 4 Oktober 2021
kebahagiaan, termasuk hubungan dengan keluarga dan teman, penelitian

menunjukkan. Tidak mutlak bahwa mengejar kekayaan materi akan mengganggu

kehidupan social. Tapi hal ini bias terjadi dan jika terjadi itu mungkin memiliki

hasil negative bersih dalam hal kepuasan hidup dan kesejahteraan.74

Seseorang dengan nilai materialistis yang kuat terlihat memiliki orientasi

tujuan yang dapat menyebabkan kesejahteraan yang lebih buruk, Pandangan

tentang hubungan antara konsumerisme, kesejahteraan dan factor lingkungan dan

social menjelaskan ketika orang mengatur kehidupan mereka di sekitar tujuan

ekstrinsik seperti perolehan produk, mereka melaporkan ketidak bahagiaan yang

lebih besar dalam hubungan, suasana hati yang lebih buruk. dan lebih banyak

masalah psikologis. Terdapat perbedaan tujuan ekstrinsik yang cenderung

berfokus pada kepemilikan, citra, status dan menerimapenghargaan dan pujian

dari tujuan intrinsik, yang bertujuan pada hasil seperti pertumbuhan pribadi dan

koneksi komunitas dan memuaskan dalam dan dari diri mereka sendiri.

Materialis menempatkan harapan yang terlalu tinggi pada apa yang dapat

dilakukan barang-barang konsumen untuk mereka dalam hal hubungan, otonomi

dan kebahagiaan. Mereka berpikir bahwa memiliki hal-hal ini akan mengubah

hidup mereka dengan segala cara yang dapat Anda pikirkan. Hal ini dapat

dicontohkan ketika menginginkan kolam renang sehingga dia dapat meningkatkan

hubungannya dengan putrinya yang murung berusia 13 tahun. Baik uang maupun

materialism tidak dapat membelike bahagiaan, faktanya penelitian menunjukkan

bahwa orang yang menghargai kekayaan, status, dan barang-barang bernilai tinggi

lebih tertekan dan cemas dan kurang bersosialisasi dari pada mereka yang tidak.
74
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 5Oktober 2021
Sekarang penelitian baru menunjukkan bahwa materialism bukanhanya masalah

pribadi. Ini juga lingkungan.75

Hal ini menjadi salah satu dampak juga terkait konsumerisme.

Konsumerisme merupakan sikap yang bias dikatakan hedonism namun sikap

konsumerisme ini tidak selamanya dapat memberikan kebahagiaan karena banyak

juga seseorang yang memiliki banyak harta dan kekayaan melakukan sikap yang

konsumerisme dengan tujuan berusaha untuk membahagiakan dirinya sendiri

bahkan keluarganya. Namun sikap ini tidak memberikan kebahagiaan selamanya.

Hal ini terjadi sebaliknya bahwa sikap konsumerisme dapat menjadi tekanan bagi

konsumen tersebut apabila harta yang digunakan untuk mengkonsumsi secara

terus menerus maka hal yang ditakutkan harta yang dimilikinya akan habis maka

akan menimbulkan kecemasan dan tekanan serta beban dalam hidupnya. Hal ini

yang merupakan salah satu dampak sikap konsumerisme yang bias menjadikan

seseorang cemas, tertekan dan memiliki beban atas barang kemewahannya.

Berdasarkan teori William Rees, seorang perencanakota di University of

British Columbia, memperkirakan bahwa dibutuhkan empat hingga enam hektar

lahan untuk mempertahankan tingkat konsumsi rata-rata orang dari negara dengan

konsumsi tinggi. Masalahnya adalah bahwa pada tahun 1990, di seluruh dunia

hanyaada 1,7 hektar lahan yang produktif secara ekologis untuk setiap orang. Dia

menyimpulkan bahwa deficit dibuat di negara-negara inti dengan menariks umber

daya alam negara mereka sendiri dan mengambil alih sumber daya, melalui

75
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 6 Oktober 2021
perdagangan, dari negara-negara pinggiran. Dengan kata lain, seseorang harus

membayar untuk tingkat konsumsi.76

Konsumsi barang yang digunakan jelas merupakan fungsi dari budaya.

Hanya dengan memproduksi dan menjual barang dan jasa, kapitalisme dalam

bentuknya yang sekarang bekerja, dan semakin banyak yang diproduksi dan

semakin banyak yang dibeli, semakin banyak kemajuan dan kemakmuran. Ukuran

pertumbuhan ekonomi yang paling penting adalah, bagaimanapun, produk

nasional bruto (GNP), jumlah total barang dan jasa yang diproduksi oleh

masyarakat tertentu pada tahun tertentu. Ini adalah ukuran keberhasilan

masyarakat konsumen jelas untuk mengkonsumsi. Namun, produksi, pemrosesan,

dan konsumsi komoditas memerlukan ekstraksi dan penggunaan sumber daya

alam (kayu, bijih, bahan bakar fosil, dan air); hal ini membutuhkan penciptaan

pabrik dan kompleks pabrik yang operasinya menghasilkan produk sampingan

yang beracun, sedangkan penggunaan komoditas itu sendiri (misalnya mobil)

menciptakan polutan dan limbah.

Namun dari tiga faktor yang sering disebut oleh para pencinta lingkungan

sebagai penyebab pencemaran lingkunganya itu populasi, teknologi, dan

konsumsi-konsumsi tampaknya kurang mendapat perhatian. Salah satu alasannya,

tidak diragukan lagi, adalah bahwa itu mungkin yang paling sulit untuk diubah;

pola konsumsi adalah bagian dari kehidupan sehingga untuk mengubahnya akan

membutuhkan perombakan budaya besar-besaran, belum lagi dislokasi ekonomi

yang parah. Penurunan permintaan produk, seperti yang dicatat oleh para

76
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 3Oktober 2021
ekonomi, membawa pada resesi ekonomi atau bahkan depresi, bersama dengan

pengangguran besar-besaran.77

Banyaknya masyarakat yang bersikap konsumerisme dapat berdampak

juga bagi kerusakan alam dan lingkungannya. Hal ini dapat dicontohkan ketika

seseorang hedonism saling bersaing untuk membeli mobil mewah maka

penggunaan bahan bakar juga semakin tinggi yang digunakan oleh mobil tersebut.

Semakin banyak mobil yang digunakan masyarakat di Dunia maka akan

menyebabkan banyaknya polusi juga. Polusi ini sangat merugikan alam bahkan

manusia sendiri. Manusia yang terkena dampak polusi akan terserang berbagai

macam penyakit. Kondisi lingkungan yang banyak polusi merupakan lingkungan

yang sangat tidak sehat dan hal ini disebabkan karena masyarakat konsumerisme

yang konsumtif terhadap pembelian kendaraan mewah seperti mobil dan sepeda

motor.78

Dampak konsumterisme lainnya adalah ketika lahan digunakan untuk

menghasilkan makanan dapat memiliki dampak yang sangat besar terhadap

lingkungan dan keberlanjutannya. Hal ini kadang-kadang dapat menantang asumsi

pada naluri dan kepercayaan umum bahwa kita kelebihan penduduk dengan

jumlah yang banyak dan bahwa ini adalah penyebab utama degradasi lingkungan.

Sementarapopulasidapatmembebanilingkungan, wilayah terpadat di dunia

menggunakan sumber daya yang jauh lebih sedikit dari pada negara terkaya, jadi

masalahnya lebih tentang bagaimana sumber daya digunakan dan untuk tujuan

apa.79
77
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 2 Oktober 2021
78
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 2 Oktober
79
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada Oktober 2021
Hal ini dapat dicontohkan melalui rantai makanan cepat saji, termasuk KFC dan

Pizza Hut, mendapat serangan dari kelompok lingkungan utama di Amerika

Serikat dan negara maju lainnya karena dampak lingkungan mereka. Pemuliaan

ternak dan unggas secara intensif untuk restoran semacam itu menyebabkan

deforestasi, degradasi lahan, dan pencemaran sumber air dan sumber daya alam

lainnya. Untuk setiap pon daging merah, unggas, telur, dan susu yang diproduksi,

ladang pertanian kehilangan sekitar limapon lapisan tanah atas yang tak

tergantikan. Air yang diperlukan untuk pembiakan daging mencapai sekitar 190

galon per hewan per hari, atau sepuluh kali lipat dari yang seharusnya digunakan

keluarga India normal dalam satu hari, jika mendapat air sama sekali. Secara

keseluruhan, peternakan menggunakan hampir 40 persendari total produksi biji-

bijian dunia.

Di Indonesia, hampir 70 persen produksi biji-bijian diumpankan keternak.

Banyak sekali dampak buruk dari sikap konsumerisme masyarakat. Sumber daya

alam banyak yang digunakan untuk memenuhi keinginan masyarakat yang

konsumerisme sehingga lingkungan alam semakin rusak dan tidak seimbang. Hal

ini juga akanmenimbulkanberbagaibencanamisalnyabanjir. Masyarakat yang

konsumerisme Sebagian besar juga tidak memperhatikan sampah bekasnya.

Sampah tersebut dibuang sembarangan sehingga mencemari lingkungan dan

akhirnya menimbulkan banjir.80

80
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 2 Oktober 2021
C. Penerapan Konsep Zuhud Imam Al-Ghazali terhadap pola hidup

masyarakat konsumerisme Desa Sukamulya Kecamatan Lempuing

Kabupaten Ogan Komering Ilir

Sikap zuhud sesuai dengan Imam Al-Ghazali harus diterapkan terutama

pada masyarakat yang cenderung memiliki sifat konsumerisme karena sikap

konsumerisme ini memiliki berbagai dampak buruk salah satunya adalah

kerusakan lingnkungan alam serta hilangnya iman terhadap Allah karena merasa

serba kekurangan. Segala hal yang dipenuhi hanya untuk keinginan sesaat dan

memuaskan keinginannya saja. Berikut adalah beberapa implementasi atau

penerapan konsep zuhud dalam kehidupan sehari-hari di Desa Sukamulya.

1. Bersyukur atas hal yang dimilikinya

Ketika kita sebagai manusia bersyukur atas segala hal yang diberikan oleh

Allah SWT dan selalu bersyukur atas apa yang telah dimiliki maka segala

keinginan lainnya yang tidak diperlukan akan ditinggalkan karena merasa bahwa

segalanya telah tercukupi dan menghindari membeli hal-hal yang kurang

diperlukan dan tidak berguna. Ketika seseorang bersyukur juga maka menjadi

tolak ukur atas segala sesuatu yang dimilikinya sudah sangat cukup. Peningkatan

iman kepada Allah melalui sikap bersyukur ini adalah salah satu konsep

penerapan zuhud.

2. Menahan Pemenuhan Keinginan

Manusia memiliki sifat yang tidak pernah puas sehingga menimbulkan

sikap konsumerisme. Manusia selalu iingin mengkonsumsi sebagai pemenuhan


kebahagiaannya walaupun barang tersebut tidak diperlukan namun dapat

memberikan kebahagiaan. Kebahagiaan tersebut akan didapatkan ketika dapat

membeli barang tersebut hanya sebagai pemenuhan keinginannya.81 Hal ini lebih

baik untuk ditinggalkan. Cara yang dilakukan adalah berusaha untuk menahan

segala keinginann yang dimiliki supaya menghindari membeli barang barang yang

tidak diperlukan sama sekali. Ketika menahan pemenuhan atas hal yang

diinginkan maka sebagai manusia akan berusaha membeli barang-barang yang

diperlukan saja bukan barang yang diinginkan. Jika barang yang diingin kan tidak

akan ada habisnya. Maka lebih baik menahan hal yang diinginkan supaya lebih

berhemat. Konsep zuhud ini adalah menahan hawa nafsu keinginan atas

kemewahan duniawi.

1. Menghindari Barang Diluar Jangkauan

Karakteristik budaya konsumerisme yaitu Bilamana manusia menjadi

konsumtif, tindakan konsumtifnya menjadi kompulsif dan tidak rasional. Manusia

selalu merasa belum lengkap dan mencari kepuasan akhir dengan membeli barang

baru. Manusia sudah tidak lagi membeli barang tersebut atas kebutuhan atau

kegunaan bagi dirinya. Seperti halnya membeli produk yang harganya diluar batas

kemampuan, berusaha keras membeli produk diluar jangkauan dengan

menggunakan uang saku atau simpanan, hingga meminjam uang

2. Melupakan Pemenuhan Status

Perilaku individu bias menjadi konsumerisme jika ia memiliki barang-

barang lebih karena pertimbangan status. Manusia mendapatkan barang-barang

untuk memilikinya. Tindakan konsumsi itu sendiri tidak lagi merupakan


81
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 2 Oktober 2021
pengalaman yang berarti, manusiawi dan produktif karena hanya merupakan

pengalaman pemuasan angan-angan untuk mencapai suatu status melalui barang

atau kegiatan yang bukan merupakan bagian dari kebutuhan dirinya82 maka dari

itu lebih baik melupakan akan kebutuhan status sosial yang tinggi. Sebagai

manusia perlu menerapkan konsep zuhud. Drajat yang tinggi lebih baik dimata

Allah bukan dimata manusia sehingga tidak perlu utnuk menjadi tinggi dimata

manusia dengan cara memenuhi status sosialnya dengan membeli barang-barang

yang mewah supaya terlihat status sosialnya tinggi.

3. Menghindari Pembelian Impulsif

Pelaku konsumerisme memiliki ciri-ciri pembelian impulsive. Pembelian ini

merupakan pembelian yang tidak rasional dan pembelian yang dilakukan secara

cepat akibat dorongan keinginan individu. Dorongan tersebut adalah dorongan

emosional yang terkait dengan perasaannya secara mendalam untuk membeli

produk terbaru tersebut sesegera mungkin tanpa memikirkan adanya konsekuensi

yang negative serta berusaha untuk menyenangkan dirinya secara pribadi dan

memberikan kepuasan dirinya pribadi. Hal ini memerlukan konsep zuhud dimana

lebih baik menghindari pembelian impulsif. Membeli barang-barang yang

diperlukan saja dan berusaha untuk menjauhi pembelian impulsive.83

4. Menghindari Pembelian Secara Boros dan Berlebih

Seorang yang konsumerisme akan melakukan pembelian secara berlebih

dikarenakan pembelian satu produk tidak dapat memberikan kepuasan bagi

dirinya sehingga melakukan pembelian berlebih serta pembelian tersebut

82
Wawancara dengan warga Desa Sukamulya pada 2 Oktober 2021
83
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 2 Oktober 2021
dilakukan secara berulang-ulang untuk menyenangkan dirinya sendiri berulang-

ulang juga. Pembelian ini juga menyebabkan sikap yang boros dalam hal

kebutuhan. Kebutuhan yang dibeli tidak sesuai dengan kebutuhan yang

sesungguhnya dikarenakan hanya kesenangan saja maka pembelian dilakukan

secara berlebih.Berusaha menjadi seseorang yang berhemat. Sikap berhemat ini

lebih baik karena dapat menghemat pengeluaran juga. Dampak positifnya

kesejahteraan lebih tinggi jika lebih bias berhemat dibandingkan dengan perilaku

boros maka tidak akan memiliki tabungan investasi masa depan. Konsep zuhud

adalah menghindari perbuatan yang rakus dan tamak dengan cara membeli barang

berlebih dan boros. Lebih baik berhemat dengan membeli barang seperlunya.

5. Melakukan Perencanaan Pembelian

Seseorang dengan perilaku konsumtif akan melakukan pembelian secara

cepat tanpa adanya perencanaan ataupun penyusunan sistematis kebutuhan yang

harus dibeli dan kebutuhan yang tidak perlu untuk dibeli. Semua kebutuhan yang

tidak berguna akan dibeli secara cepat tanpa adanya pertimbangan semata-mata

untuk memnuhi kesenangan emosional dirinya saja. Pembelian yang dilakukan

tanpa adanya pola perencanaan yang matang supaya dapat diatur lebih hemat.

Seorang konsumerisme membeli produk secara cepat tanpa berpikiran panjang. 84

Hal ini perlu diperbaiki karena lebih baik melakukan perencanaan pembelian.

Ketika manusia melakukan perencanaan pembelia nmaka apapun hal yang

diperlukan telah direncanakan sehingga barang-barang yang tidak diperlukan serta

diluar perencanaan tidak akan dibeli.

84
WawancaradenganwargaDesaSukamulya pada 2 Oktober 2021
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan-penjelasan pada bab-bab sebelumnya, dapat

disimpulkan bahwa : urgensi zuhud maka perlu untuk memahami pengertian

urgensi terlebih dahulu.Urgensi merupakan sebuah keadaan darurat atau kritis

akibat keadaan tersebut sudah melampaui batas standar yang telah ditentukan

segera perlu untuk melakukan perubahan secara cepat untuk menuju ke arah yang

lebih baik lagi. Sedangkan, zuhud menurut Imam Al-Ghazali merupakan kegiatan

atau tindakan meninggalkan hal-hal yang halal dari dunia akibat takut atas

hisabnya sehingga meninggalkan yang haram juga didunia karena takut akan

siksaannya. Zuhud diperlukan untuk membentengi diri dari gemerlapnya duniawi,

agar tetap terjaga dengan keimanan yang dimiliki. Berusaha menghilangkan nafsu

duniawi dan lebih mementingkan kebutuhan di akhirat nanti. Zuhud apabila

diterapkan, maka kecil persentasenya masyarakat yang melakukan tindak

kriminal, kosumerisme, dan koruptor


Pengaruh masyarakat, sebagai pengguna akhir produk dan jasa, terhadap cara

perusahaan memproduksi dan menjual barangnya. Serta konsumerisme menekan

perusahaan untuk beroperasi dan memproduksi barang dan jasa sesuai dengan

keinginan masyarakat Hal ini menjadi salah satu dampak juga terkait

konsumerisme. Konsumerisme merupakan sikap yang bias dikatakan hedonism

namun sikap konsumerisme ini tidak selamanya dapat memberikan kebahagiaan

karena banyak juga seseorang yang memiliki banyak harta dan kekayaan

melakukan sikap yang konsumerisme dengan tujuan berusaha untuk

membahagiakan dirinya sendiri bahkan keluarganya. Dampak konsumterisme

lainnya adalah ketika lahan digunakan untuk menghasilkan makanan dapat

memiliki dampak yang sangat besar terhadap lingkungan dan keberlanjutannya

Sikap zuhud sesuai dengan Imam Al-Ghazali harus diterapkan terutama pada

masyarakat yang cenderung memiliki sifat konsumerisme karena sikap

konsumerisme ini memiliki berbagai dampak buruk salah satunya adalah

kerusakan lingnkungan alam serta hilangnya iman terhadap Allah karena merasa

serba kekurangan. Segala hal yang dipenuhi hanya untuk keinginan sesaat dan

memuaskan keinginannya saja. Berikut adalah beberapa implementasi atau

penerapan konsep zuhud dalam kehidupan sehari-hari di Desa Sukamulya, yaitu

bersyukur atas hal yang dimilikinya, Menahan Pemenuhan Keinginan,

Menghindari Pembelian Impulsif, Menghindari Pembelian Secara Boros dan

Berlebih, Melakukan Perencanaan Pembelian

B. Saran
Dari hasil analisi yang telah dilakukan peneliti, masih dapat untuk

dilakukan penelitian berikut seperti : dampak Urgensi Zuhud dan Konsumerime

dalam msayarakat Sukamulya.

. DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali. 2002. Samudera Pemikiran al-Gazali.Yogyakarta: Pustaka Sufi.

Al- Jazairi, A.B.J. (2000). Ensiklopedi Muslim. Jakarta: PT. Darul Falah.

Arnold, J.M., dan Reynolds, E.K. (2003). Hedonic shopping

motivations.Journal of retailing, 79, 77-95.

Bauman, Zygmunt. 2007. Consuming Life. Cambridge: Polity Press.

Featherstone, Mike. 2007. Consumen Culture and Postmodernism. London:

SAGE Publications.

Hafiun, Muhammad, ‘Zuhud Dalam Ajaran Islam’, Hedonis pada Remaja

ditinjau dari Lokasi Tempat Tinggal,” Skripsi, Surabaya: FISIP

Unair. 14 (2017), 77–93

Hidayati, Tri wahyu, ‘Perwujudan Sikap Zuhud Dalam Kehidupan

Pendahuluan Kemajuan Teknologi Melahirkan Berbagai Kemudahan

Dalam Hidup’, 1 (2016), 243–58

Iswanto, Oleh Agus, ‘Dalam mewujudkan good governance di Indonesia,


125–40

Lee, Martyn J. (2006) Budaya Konsumen Terlahir Kembali. Yogyakarta:

Kreasi Wacana.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Nugraheni, P. N. A (2003) “Perbedaan Kecenderungan Gaya Hidup

Rosia, Rina, ‘pemikiran tasawuf imam Al-Ghazali dalam pendidikan islam’,

1 (2018), 86–104

Solomon, Michael R. 2007, Consumer behavior: Buying, Having, and

Being, 7thed, Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall

Sri Wening and others, membentengi keluarga terhadap budaya konsumerisme

dengan nilai-nilai Kehidupan Sehari-Hari , Memilih Pendidikan Pemilikan

Barang-Barang Maupun Jasa Yang ASEAN,'1.1 (2015).

Zaini, Ahmad, and Ahmad Zaini, ‘Pemikiran Tasawuf Imam Al-Ghazali’, 2

(2016), 146–59
LAMPIRAN I

PANDUAN WAWANCARA

1. Bagaimana menurut anda terkait urgensi zuhud?

2. Bagaimana menurut anda terkait sikap konsumerisme yang lagi trend saat

ini?

3. Bagaimana dampak kosnumerisme yang dilakukan oleh masyarakat di

Desa Sukamulya ini ?

4. Bagaimana cara menghindari sikap konsumersime ?


. LAMPIRAN II

HASIL WAWANCARA

1. Bagaimana menurut anda terkait urgensi zuhud?

Jawaban :

Menurut saya urgensi zuhud ini berkaitan dengan sikap tamak manusia

yang selalu berfokus pada harta duniawi dan meninggalkan perintah Allah SWT.

Zaman sekarang terjadi urgensi zuhud karena penyebab modernisasi yang masuk

keseluruh negara di dunia.Salah satu contoh urgensi zuhud ialah bentuk

konsumerisme yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat. Masyarakat

melakukan konsumerisme semata-mata untuk mendapatkan kepuasan pada

dirinya dan kesenangan pada dirinya namun, masyarakat telah lupa bahwa

harta-harta tersebut yang dibelinya dengan uang kekayaannya merupakan titipan

Allah SWT. Harta tersebut dapat diambil oleh-Nya jika berkehendak.


Isu Zuhud sangat urgen untuk ditangani, terutama di era modernisasisaat

ini yang telah membawa perubahan di segala bidang; pendidikan, sosial, politik,

dan budaya. Perubahan dan dampak modernisasi tidak bisa kita hindari, baik

positif maupun negatif. Sisi negative dari modernisasi ini terjadi karena

pandangan dunia Barat yang sekuler dan materialistis yang menitik beratkan

pada pengukuran kemajuan dan perkembangan pada aspek material, bukannilai

spiritual. Perspektif ini mempengaruhi semua bidang kehidupan. Aspek

pendidikan juga dipengaruhi oleh pandangan sekuler dan materialistis ini

sehingga tujuan menuntut ilmu juga bersifat materialistis, hanya untuk

kemaslahatan dunia dan bukan untuk mendekat kandiri kepada Tuhan. Bahkan

ilmu-ilmu agama seperti ilmu-ilmu Ushuluddin, Syariat, dan sejenisnya dibentuk

dan diarahkan dengan tujuan yang lebih duniawi, untuk mendapatkan pekerjaan

guna mengumpulkan kekayaan materi. Akibatnya, berbagai masalah terjadi

dalam dunia pendidikan, terutama kemerosotan akhlak.


2. Bagaimana menurut anda terkait sikap konsumerisme yang lagi trend saat

ini?

Menurut saya sikap kosnumerisme ini kebiasaan seseorang dalam

melakukan konsumsi terhadap segala hal baik makanan, minuman, property dan

segala hal demi memuaskan keinginan pribadinya tanpa memikirkan kebutuhan

yang lebih penting. Budaya konsumerisme saat ini telah terjadi akibat adanya

perkembangan dunia yang semakin modern sehingga menyebabkan seluruh

manusia menjadi lebih konsumtif.. Budaya konsumerisme juga merupakan

kebiasaan dalam hal mengkonsumsi suatu produk dalam waktu jangka panjang

dan konsumsi tersebut dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti. Hal

tersebut dilakukan secara sadar dan sangat berlebihan sehingga dapat dikatakan

sebagai perilaku yang tidak pantas.

Saat ini dunia yang modern menyebabkan berbagai macam produk dari

berbagai macam negara dan budaya masuk kedalam negeri khususnya negara

Indoneisa. Produk tersebut yang merupakanasaldariluar negeri dan budaya asing

dikonsumsi serta digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam kegiatan sehari-

hari. Bahkan, terdapat sifat konsumerisme dengan membeli suatu produk yang

tidak memilik ini lagi guna.Sehingga, barang-baran gtersebut yang dibeli setiap

harinya tidak dapat dipergunakan dalam kegiatan sehari-harinya.Sehingga, sifat

konsumerisme ini terkadang menjadi perbuatan yang tidak bermanfaat.


3. Bagaimana dampak kosnumerisme yang dilakukan oleh masyarakat di Desa

Sukamulya ini ?

Banyak sekali ya dampak konsumerisme ini. Sesuai dengan yang saya

ketahui konsumerisme ini tidak selalu menyebabkan seseorang bahagia

tetapi malah menyebabkan seseorang cemas, tertekan dan memiliki beban.

Hal inimenjadi salah satudampak juga terkait konsumerisme.

Konsumerisme merupakan sikap yang bisa dikatakan hedonism namun

sikap konsumerisme ini tidak selamanya dapat memberikan kebahagiaan

karena banyak juga seseorang yang memiliki banyak harta dan kekayaan

melakukan sikap yang konsumerisme dengan tujuan berusaha untuk

membahagiakan dirinya sendiri bahkan keluarganya.

Namun sikap ini tidak memberikan kebahagiaan selamanya. Hal ini

terjadi sebaliknya bahwa sikap konsumerisme dapat menjadi tekanan bagi

konsumen tersebut apabila harta yang digunakan untuk mengkonsumsi

secara terus menerus maka hal yang ditakutkan harta yang dimilikinya

akan habis maka akan menimbulkan kecemasan dan tekanan serta beban

dalam hidupnya. Hal ini yang merupakan salah satu dampak sikap

konsumerisme yang bisa menjadikan seseorang cemas, tertekan dan

memiliki beban atas barang kemewahannya.

Banyaknya masyarakat yang bersikap konsumerisme dapat berdampak

juga bagi kerusakan alam dan lingkungan nya. Hal ini dapat dicontohkan

ketika seseorang hedonism saling bersaing untuk membeli mobil mewah


maka penggunaan bahan bakar juga semakin tinggi yang digunakan oleh

mobil tersebut. Semakin banyak mobil yang digunakan masyarakat di

Dunia maka akan menyebabkan banyaknya polusi juga. Polusi ini sangat

merugikan alam bahkan manusia sendiri. Manusia yang terkena dampak

polusi akan terserang berbagai macam penyakit. Kondisi lingkungan yang

banyak polusi merupakan lingkungan yang sangat tidak sehat dan hal ini

disebabkan karena masyarakat konsumerisme yang konsumtif terhadap

pembelian kendaraan mewah seperti mobil dan sepeda motor.


4. Bagaimana cara menghindari sikap konsumersime ?

Menurut saya cukup banyak yang bisa dilakukan untuk menghindari sikap

konsumerisme ini. Pertama, adalah sikap bersyukur. Ketika kita sebagai manusia

bersyukur atas segala hal yang diberikan oleh Allah SWT dan selalu bersyukur

atas apa yang telah dimiliki maka segala keinginan lainnya yang tidak diperlukan

akan ditinggalkan karena merasa bahwa segalanya telah tercukupi dan

menghindari membeli hal-hal yang kurang diperlukan dan tidak berguna. Ketika

seseorang bersyukur juga maka menjadi tolak ukur atas segala sesuatu yang

dimilikinya sudah sangat cukup. Peningkatan iman kepada Allah melalui sikap

bersyukur ini adalah salah satu konsep penerapan zuhud.

Kedua, menahan pemenuhan keinginan juga. Manusia memiliki sifat yang

tidak pernah puas sehingga menimbulkan sikap konsumerisme. Manusia selalui

ingin mengkonsumsi sebagai pemenuhan kebahagiaannya walaupun barang

tersebut tidak diperlukan namun dapat memberikan kebahagiaan. Kebahagiaan

tersebut akan didapatkan ketika dapat membeli barang tersebut hanya sebagai

pemenuhan keinginannya. Hal ini lebih baik untuk ditinggalkan. Cara yang

dilakukan adalah berusaha untuk menahan segala keinginan yang dimiliki supaya

menghindari membeli barang barang yang tidak diperlukan sama sekali. Ketika

menahan pemenuhan atas hal yang diinginkan maka sebagai manusia akan

berusaha membeli barang-barang yang diperlukan saja bukan barang yang

diinginkan. Jika barang yang diinginkan tidak akan ada habisnya. Maka lebih

baik menahan hal yang diinginkan supaya lebih berhemat. Konsep zuhud ini

adalah menahan hawa nafsu keinginan atas kemewahan duniawi.


Ketiga, melupakan pemenuhan status. Perilaku individu bisa menjadi

konsumerisme jika ia memiliki barang-barang lebih karena pertimbangan status.

Manusia mendapatkan barang-barang untuk memilikinya. Tindakan konsumsi itu

sendiri tidak lagi merupakan pengalaman yang berarti, manusiawi dan produktif

karena hanya merupakan pengalaman pemuasan angan-angan untuk mencapai

suatu status melalui barang atau kegiatan yang bukan merupakan bagian dari

kebutuhan dirinya maka dari itu lebih baik melupakan akan kebutuhan status

sosial yang tinggi. Sebagai manusia perlu menerapkan konsep zuhud. Drajat yang

tinggi lebih baik dimata Allah bukan dimata manusia sehingga tidak perlu utnuk

menjadi tinggi dimata manusia dengan cara memenuhi status sosialnya dengan

membeli barang-barang yang mewah supaya terlihat status sosialnya tinggi.

Keempat, menghindari pembelian secara boros. Seorang yang konsumerisme

akan melakukan pembelian secara berlebih dikarenakan pembelian satu produk

tidak dapat memberikan kepuasan bagi dirinya sehingga melakukan pembelian

berlebih serta pembelian tersebut dilakukan secara berulang-ulang untuk

menyenangkan dirinya sendiri berulang-ulang juga. Pembelian ini juga

menyebabkan sikap yang boros dalam hal kebutuhan. Kebutuhan yang dibeli

tidak sesuai dengan kebutuhan yang sesungguhnya dikarenakan hanya

kesenangan saja maka pembelian dilakukan secara berlebih. Berusaha menjadi

seseorang yang berhemat. Sikap berhemat ini lebih baik karena dapat menghemat

pengeluaran juga. Dampak positifnya kesejahteraan lebih tinggi jika lebih bisa

berhemat dibandingkan dengan perilaku boros maka tidak akan memiliki

tabungan investasi masa depan. Konsep zuhud adalah menghindari perbuatan


yang rakus dan tamak dengan cara membeli barang berlebih dan boros. Lebih

baik berhemat dengan membeli barang seperlunya.

Yang terakhir adalah melakukan perencanaan pembelian. Seseorang dengan

perilaku konsumtif akan melakuka npembelian secara cepat tanpa adanya

perencanaan ataupun penyusunan sistematis kebutuhan yang harus dibeli dan

kebutuhan yang tidak perlu untuk dibeli. Semua kebutuhan yang tidak berguna

akan dibeli secara cepat tanpa adanya pertimbangan semata-mata untuk

memnuhi kesenangan emosional dirinya saja. Pembelian yang dilakukan tanpa

adanya pola perencanaan yang matang supaya dapat diatur lebih hemat. Seorang

konsumerisme membeli produk secara cepat tanpa berpikiran panjang. Hal ini

perlu diperbaiki karena lebih baik melakukan perencanaan pembelian. Ketika

manusia melakukan perencanaan pembelian maka apapun hal yang diperlukan

telah direncanakan sehingga barang-barang yang tidak diperlukan serta diluar

perencanaan tidak akan dibeli


LAMPIRAN III
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai