Anda di halaman 1dari 107

KONSEP HIDUP SEDERHANA BUYA HAMKA

(STUDI TENTANG BUKU FALSAFAH HIDUP HAMKA)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh


Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Dalam Ilmu
Aqidah Dan Filsafat Islam

Oleh :

SAMLIANTO
NIM: 1720302035

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2021 M / 1442 H
NOTA PEMBIMBING
Kepada Yth
Bapak Dekan Fakultas
Ushuluddin dan Pemikiran
Islam UIN Raden Fatah
Palembang
Di_

Palembang
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah melakukan bimbingan dan perbaikan, maka kami berpendapat bahwa
skripsi yang berjudul Konsep Hidup Sederhana Buya Hamka (Studi Tentang
Buku Falsafah Hidup Hamka), yang ditulis oleh saudara :
Nama : Samlianto
Nim : 1720302035
Prodi : Aqidah dan Filsafat Islam
Sudah dapat diajukan dalam sidang Munaqosyah Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam UIN Raden Fatah palembang.
Demikianlah terima kasih
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Palembang, 2022
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Idrus Alkaf, M.A Yulian Rama Pri Handiki, M.A


NIP. 196908021994031004 NIP. 2010078105

SURAT PERNYATAAN

i
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Samlianto

NIM : 1720302035

Tempat/Tgl. Lahir : Pulau Beringin, 09 Oktober 1999

Status : Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

UIN Raden Fatah Palembang

Menyatakan dengan sesugguhnya bahwa skripsi yang berjudul

“KONSEP HIDUP SEDERHANA BUYA HAMKA (STUDI TENTANG

BUKU FALSAFAH HIDUP HAMKA)” adalah benar-benar karya saya, kecuali

kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya. Apabila dikemudian hari terbukti

tidak benar atau merupakan jipalkan dari karya orang lain, saya siap dan bersedia

menerima sanksi berupa pencabutan gelar.

Palembang, 1 Juli 2022

SAMLIANTO
NIM: 1720302035

ii
HALAMAN PENGESAHAN
Setelah diujikan dalam sidang Munaqosyah Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran
Islam UIN Raden Fatah Palembang pada :
Hari/Tanggal
:
Tempat
:
Maka Skripsi Saudari :
Nama : SAMLIANTO
Nim : 1720302035
Jurusan : Aqidah dan Filsafat Islam
Judul : Konsep Hidup Sederhana Buya Hamka
(Studi Tentang Buku Falsafah Hidup Hamka)
Dapat diterima untuk melengkapi sebagian syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Agama Program Strata I (SI) pada Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam.

Palembang, 2022

Dekan

Prof. Dr. H. Ris’an Rusli, M.A


NIP. 196505191992031002

TIM MUNAQOSYAH
KETUA SEKRETARIS

………. ……….
NIP. …….. NIP. …….

PENGUJI I PENGUJI II

………. ……….
NIP. …… NIP. …….

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

” Khoirunnas anfauhum linnas”

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.

(HR. Ahmad)

PERSEMBAHAN:

Dengan penuh rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT, berikan dengan

semua pertolongann-Nya dapat tercipta karya tulis ini. Maka ku persembahkan

karya sederhanaku ini kepada :

1. Kedua Orang tuaku Ayahandaku Mulkan, Ibundaku Linaimi, terimakasih

banyak atas tetesan keringat dan doa kalianlah sehingga aku bisa

menyelesaikan skripsi ini .

2. Keluarga besarku yang tercinta terimakasih telah memberikan dukungan,

motivasi, nasehat-nasehat untukku serta yang selalu bertanya kapan lulus.

3. Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena dengan

limpahan rahmat dan karunia-Nya lah skripsi ini dapat diselesaikan. Tak lupa

pula shalawat beriring salam senantiasa tercurah kepada suri tauladan kita yaitu

Nabi besar Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul ‘’Konsep Hidup Sederhana Buya Hamka (Studi

Tentang Buku Falsafah Hidup Hamka), ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana Agama (S. Ag) dalam Ilmu Aqidah dan Filsafat

Islam di Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Raden

Fatah Palembang.

Dalam penulisan skripsi ini disadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi

ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dalam membantu penulis, penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang membantu dalam

penulisan skripsi ini.

1. Kedua Orang tuaku Ayahandaku Mulkan, Ibundaku Linaimi, Kakak

Perempuanku Herlita Yani dan Melta Puspita Sari, Kakak Laki-lakiku Dika

Andriansysah dan Fitrawan Hadi yang tak henti memberikan semangat serta

terus mengirim doa untukku terimakasih banyak atas tetesan keringat dan

doa kalianlah aku bisa sampai sejauh ini.

v
2. Rektor Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Prof. Dr. Nyayu

Khodijah, S.Ag., M.Si

3. Dekan Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Raden

Fatah Palembang Bapak Prof, Dr. H. Ris’an Rusli M.Ag terimakasih banyak

yang telah membimbing serta memberikan nasehat-nasehat selama dalam

masa perkulihan.

4. Bapak Muhammad Noupal. M.Ag selaku penasehat akademik. Terima kasih

atas pikiran-pikiran dan motivasi selama kuliah. Dan terima kasih atas

memberi izin kepada penulis untuk mengangkat judul penelitian yang

penulis kaji.

5. Ketua Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Islam Negeri Raden

Fatah Palembang Bapak Jamhari S.Ag, M.Fil dan Sekretaris Jurusan Aqidah

dan Filsafat Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Bapak

Aristopan Firdaus, M.S.I.

6. Dosen Pembimbing Skripsi Bapak Dr. Idrus Alkaf, MA dan Bapak Yulian

Rama Pri Handiki, MA yang telah banyak meluangkan waktu dan memberi

pengarahan sampai selesainya skripsi ini. Terimakasih Bapak dan Ibu

semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan Bapak dan Ibu.

7. Para dosen dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam yang

telah membantu kelancaran proses pendidikan.

8. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam yang telah

mendidik penulis selama menuntut ilmu di program studi S1 Aqidah dan

Fakultas Islam UIN Raden Fatah Palembang.

vi
9. Teman-teman Sfantar Family, Anggi, Lebra, Yansa, Elan, Sudial, Alex,

Anggo, Risan, Iqbal, Teguh, Dll. Teman Kecil, Alfatah, Agung, Rendy,

triadi, januar, Maja, Handipo, Sajidin. Teman Kost Padang, Dedi, Wira,

Rizki, Sugeng, Mahesa, Despar, Dayat, Edo, Rika, Reni, Roza, Lusi, Putri,

yang selalu memberi arahan dan dukungan serta motivasi dalam

penggarapan skripsi.

10. Teman-teman Angkatan 2017 Aqidah dan Filsafat Islam terkhusus AF 1

UIN Raden Fatah Palembang.

11. Kepada pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

memberikan dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung atas

kelancaran penyusunan tugas penelitian ini.

12. Agama, Bangsa dan Almamaterku.

Penulis sadar skripsi ini masih banyak kekurangan. Karena kritik dan saran

yang membangun sangat dibutuhkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Palembang, 07 juli 2022

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING..........................................................ii

SURAT PERNYATAAN.............................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................iv

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN...........................................v

KATA PENGANTAR..................................................................................vi

DAFTAR ISI.................................................................................................viii

ABSTRAK....................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................

B. Rumusan masalah........................................................................

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian................................

D. Tinjauan Pustaka..........................................................................

E. Defenisi Konseptual.....................................................................

F. Metodologi Penelitian..................................................................

G. Sistematika penulisan...................................................................

BAB II LANDASAN TEORI................................................................

A. Makna hidup ...............................................................................

B. Hidup sederhana .........................................................................

C. Hidup Sederhana Rasulullah SAW..............................................

BAB III BIOGRAFI BUYA HAMKA


A. Riwayat Hidup Buya Hamka.......................................................

B. Pendidikan Buya Hamka..............................................................

C. Karya-Karya Buya Hamka...........................................................

BAB IV HIDUP SEDERHANA MENURUT BUYA HAMKA

A. Sederhana Niat dan Tujuan..........................................................

B. Sederhana berpikir.......................................................................

C. Sederhana keperluan hidup..........................................................

D. Sederhana dalam sukacita............................................................

E. Sederhana pada harta benda.........................................................

F. Sederhana mencari nama.............................................................

G. Sederhana mencari pangkat.........................................................

H. Didikan kesederhanaan................................................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................

B. Saran............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................

LAMPIRAN..........................................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................


ABSTRAK

Skripsi ini dilatar belakangi oleh pola pemikiran hidup manusia di zaman
modern yang membawa kepada perilaku dan kepribadian hidup yang tidak sesuai
dengan Al-Qur’an dan hadis. Pemahaman manusia akan cita-cita dan keinginan yang
hanya mengikuti hawa nafsunya yang menjadi dasae atas segala urusan dan perbuatan
yang dilakukan. Mulai dari berniat, berpikir, memenuhi kebutuhan, bersenang-
senang,mencari harta benda, mencari nama dan jabatan serta mendidik yang tidak
sesuai dengan apa yang diperlukan. Konsep Hidup Sederhana Buya Hamka
merupakan sebuah tawaran solusi yang tepat dalam permasalahan tersebut termasuk
dalam memberikan pandangan dalam karyanya Falsafah Hidup. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan memberikan pandangan konsep Hidup
Sederhana Buya Hamka dalam falsafah Hidup. Penelitian ini juga diharapkan dapat
memberi manfaat dan kesadaran bagi umat manusia khususnya peserta didik, serta
memberi khasanah keilmuan dalam ruang lingkup kehidupan sehar-hari.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriftif kualitatif dalam bentuk
(Library Research). Adapun model penelitian yaitu konten analisis dengan
pendekatan filosofis. Penelitian ini menemukan beberapa fakta tentang pemikiran
Buya Hamka tentang Hidup Sederhana, yaitu Sederhana dalam niat dan tujuan,
sederhana dalam berpikir, sederhana keperluan hidup, sederhana dalam sukacita,
sederhana pada harta benda, sederhana mencari nama, sederhana mencari pangkat
dan sederhana dalam mendidik. Sederhana menurut Buya Hamka adalah bagaimana
manusia meletakkan sesuatu itu pada tempatnya dan tidak mengikuti hawa nafsunya
semata.
Dari fakta di atas dapat disimpulkan bahwa pemikiran Buya Hamka tentang
Hidup Sederhana sejalan dengan ajaran tasawuf dalam Islam.

Kata Kunci : Hidup Sederhana, Falsafah Hidup, Buya Hamka


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh Allah

SWT. Manusia memiliki keunikan, yaitu berbeda dari makhluk lain. Manusia

emiliki kepribadian yang baik dan dapat bertindak dengan panduan Al-Qur’an dan

Hadis. Pemahaman manusia akan cita-cita yaitu, orang yang dapat memahami diri

mereka sendiri dan tujuan serta sasaran hidup. Manusia harus memilki kesadaran,

karena itu akan membuat orang yang baik mencerminkan refleksi orang yang baik

pula. 1

Lantaran akal manusia itu senantiasa maju, tiada cukup dengan apa yang telah

ada. Lihatlah mode pakaian, bentuk rumah, jual beli yang mulanya dengan tukar-

menukar, akhirnya mempergunakan uang.2 Agama islam sangat membenci ikut-

ikutan, hanya mengikuti apa yang dikerjakan orang lain. Melainkan harus

dipahami secara luas, akal mesti dipertajam, pikiran di perpanjang karena kita

disuruh datang ke dunia bukan untuk ikut-ikutan saja. Kalau hanya akan

menggenapkan bilangan saja, mengapa kita menjadi manusia dan untuk apa

gunanya akal manusia itu sendiri.

Hidup adalah dasar nyata dan cahaya eksistensi. Kesadaran, kemudian adalah

cahaya hidup. Hidup juga menjadi pondasi segala hal dan menyelaraskan segala

1
Buya Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta: Repubilka Penerbit, 2015), hlm. 1- 2
2
Buya Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta: Repubilka Penerbit, 2015), hlm. 5

1
hal untuk setiap makhluk hidup. Hidup menyebabkan adanya potensi-potensi

untuk diwujudkan dan memberi pola dasar bagi eksistensi materi (eksistensi

benda-benda dalam pengetahuan pencipta). Melalui hidup manusia dapat mencari

hal-hal yang diinginkan.3

Banyak ragam jenis manusia dan pekerjaanya, berjenis beragam pula

kewajiban masing-masing. Orang kaya berkewajiban tidak serupa dengan

penganggur. Kewajiban seorang yang berkedudukan baik, orang yang telah

masyhur, berbeda dengan orang yang tidak terkenal. Kewajiban hakim tidak

serupa dengan guru sekolah. Santri tidak serupa dengan kiyai. Tukang kayu tidak

serupa dengan petani. Tapi sungguhpun bermacam ragam manusia dan berlain

corak kewajiban, namun wujudnya hanya satu. Siapa saja dia diantara mereka itu

menunaikan kewajibannya, sepanjang ukuran masing-masing dan sepanjang

pikulannya, tandanya bahwa kemanusiannya telah baik dan telah pantas menerima

pujian.

Setiap manusia tentu memiliki nafsu yang menjadi dasar atas segala urusan

atau perbuatan yang dilakukannya, entah itu perbuatan baik atau perbuatan buruk.

Sebenarnya nafsu itu sangatlah luas dan mencakup banyak hal.

Islam merupakan salah agama samawi yg meletakan nilai nilai kemanusia ata

u hubungan personal, interpersonal serta rakyat secara agung dan luhur. tidak terda

pat disparitas satu sama lain, keadilan, relevansi, kedamaian yang mengikat semua 

aspek insan. karena Islam yang berakar di kata salima bisa diartikan menjadi sebua
3
Buya Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta: Repubilka Penerbit, 2015), hlm. 5

2
h kedamaian yang hadir pada diri manusia itu sifatnya fitrah. kedamaian hadir, bila

manusia itu sendiri menggunakan dorongan diri ke arah

bagaimana memanusiakan insan serta atau memposisikan dirinya sebagai

makhluk ciptaaan Tuhan yang bukan saja unik, tapi juga sempurna, namun jika

sebaliknya manusia mengikuti nafsu dan tidak berjalan seiring fitrah, maka janji

Tuhan azab dan kehinaan akan datang.

Sebagai makhluk Tuhan, manusia senantiasa dituntut untuk mengabdi kepada-

Nya. Eksistensinya sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna, maka tentu

segala ketaatan dan pengabdiannya harus memiliki kualitas yang baik. Di dalam

pengabdian kepada Allah, maka Dia memberikan petunjuk melalui al- Qur’an bagi

manusia sebagai tuntunan, hidayah, peringatan dan hukum bagi kehidupan.

Al-Qur’an merupakan suatu ajaran dasar Islam yang sangat memperhatikan

tata cara tindakan manusia. Al-Qur’an menuntun agar setiap aktifitas manusia

dapat terwujud sebagai suatu aktifitas yang bernilai ibadah atau pengabdian

kepada Tuhan.

Problema sosial, atau masalah kemasyarakatan di era modern semakin hari

semakin meningkat. Ekses yang ditimbulkan dari perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi di era global ini sangat luar biasa, yakni terjadinya perubahan sosial

yang sangat drastis di masyarakat. Perubahan sosial yang bermuara pada problema

sosial di era global ditandai dengan beberapa indikator dan ciri khas.

3
Pertama, meningkatnya kebutuhan hidup. Semula, manusia sudah merasa

cukup apabila telah tercukupi kebutuhan primernya, seperti sandang, pangan dan

papan. Namun, sejalan dengan perkembangan masayarakat, kebutuhan primer tadi

berubah menjadi suatu prestise yang bersifat skunder. Segala upaya akan

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tadi. Sehingga, kadang harus melanggar

norma-norma yang ada, seperti manipulasi, dan pelanggaran lainnya yang

merugikan orang lain.

Kedua, rasa individualisme dan egois, karena kebutuhan skunder meningkat,

maka manusia cenderung mementingkan diri sendiri. Akibatnya, berkembanglah

rasa keterasingan dan terlepas dari ikatan sosial. Urusan orang lain tidak lagi

menjadi perhatiannya. Semua hubungan orang lain didasarkan pada kepentingan

dengan motif keuntungan, bukan hubungan persaudaraan yang berdasarkan kasih

sayang dan cinta-mencintai.

Dari ungkapan di atas kita ketahui bahwa kebutuhan hidup manusia dari tahun

ke tahun semakin meningkat. Manusia berusaha memenuhi kebutuhannya agar

tidak merasa terasingkan dan terlepas dari ikatan sosial. Maka mereka cenderung

mementingkan diri sendiri, berupaya mencari kepuasan hidup, mengikuti hawa

nafsunya yang seringkali berlebihan. Dan jauh dari kata hidup sederhana.

4
Kebutuhan manusia di dunia ini berbeda-beda. Tetapi terkadang bukan hnya

sekedar memenuhi kebutuhannya tetapi juga keinginan nafsunya, sehingga

kehidupannya tisdak sedrhana.4

Kesederhanaan merupakan cara berpikir dan cara hidup yang seimbang atau

proporsional, tidak terlalu berlebih-lebihan dan mampu meletakkan sesuatu yang

lebih dibutuhkan. Kesederhanaan adalah kemampuan untuk selalu ikhlas

menerima apa saja yang ada.5 Orang yang sederhana selalu bersikap rendah hati

kepada orang lain dan selalu patuh kepada Allah. Berusaha untuk selalu berlaku

adil dan bersyukur pada setiap rezeki yang didapat dengan tetap menggunakannya

pada hal-hal yang bermanfaat.6

Ada banyak orang yang mengikuti nafsu, tidak bepikir panjang dengan

keinginannya, sehingga mereka sering mengorbankan semua harta benda, nama

baik, bahkan keluarga, bangsa dan negaranya. Tidak peduli apa yang orang lain

katakan, hinaan atau celaan, karena mereka hanya mengikuti keinginan mereka

sendiri. Dengan cara ini ia dihancurkan dan binasa dalam tubuh dan jiwa, jatuh ke

lembah penghinaan. Ada juga orang yang tidak sepenuhnya menuruti

keinginannya. Hal tersebut belum disadari sama sekali, sehingga sebagian orang

tidak mau makan enak dan membeli pakaian bagus seumur hidup, bahkan ada

4
Wijaya, Menjadi Kaya dan terencana dengan reksa dana, (Jakarta: Jurnal ekonomi, 2014)
hal, 117

5
Buya Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta: Repubilka Penerbit, 2015), hlm.173
6
Muhammad Ali Al-Hasyimi, Muslim Ideal, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004), Hal 313

5
yang bahkan tidak mau menikah, sehingga rusak, lemas, tanpa gerak dan

perasaan.7

Orang yang sederhana tidak akan terlalu berat, dan tidak akan terlalu rebah.

membiarkan keinginannya, ketika dia memanfaatkan kesempatan itu, jangan

berlebihan. Sebagai seorang muslim mesti merawat tubuhnya, senantiasa

mennjaga kesehatan dan kekuatan. Maka, dia akan seimbang dalam makan dan

minum, menghindari kerakusan, mengkonsumsi hanya apa yang diperlukan untuk

menjga kesehatan tubuhnya.8 Misalnya, membeli dan makan makanan enak karena

dia tidak bisa (mungkin) ditelan di luar nafsu makannya.

Sederhana bukan berarti tidak memiliki keinginan bahkan untuk kerja keras,

tetapi tidak berlebih-lebihan dalam segala hal. Ada anak muda di kampung-

kampung, di tanah yang luas dan kebun yang subur, kerjanya hanya duduk,

ngobrol dan main game di warung kopi. atau pergi mengadu ayam, dan pekerjaan

lain yang tidak bermanfaat. Waktu makan pulang, dan tidak ada niatnya mencari

nafkah dan rezeki, sedangkan yang payah-payah masuk ke sawah, ke ladang, ke

kebun, adalah para perempuan. Akhirnya laki-laki di kampung itu bila telah tua

biasanya di tinggal di suatu surau tua, tidak dihargai oleh anak kemenankan, sebab

di waktu mudanya hanya duduk di warung tidak mau bekerja. Ada pula orang

yang bersungguh-sungguh mencari rezeki, siang malam, petang dan pagi. Lupa

7
Buya Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta: Repubilka Penerbit, 2015), hlm. 167.
8
Muhammad Ali Al-Hasyimi, Muslim Ideal, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004), Hal. 41

6
kesehatan, lupa tidur, lupa makanan yang enak bahkan lupa memakai pakaian yang

bagus. Karena meskipun dia bersungguh-sungguh mencari kehidupan, kerjanya

hanya mengumpulkan, bukan membelanjakan. 9

Di

antara dua macam sifat itu, ada sifat yang terletak di tengah-tengah, tidak

memperturutkan syahwat, tetapi diturutinya juga sedikit sekedar melepaskan

keinginan hatinya. Walau muda tidak di sia-siakan. Dia pergi mencari rezeki,

untuk mempersiapkan hari tua. Tetapi di dalam mencari rezeki tidak dilupakannya

mencukupkan yang perlu bagi hidupnya, tidak terlalu menyiksa diri. karena dia

berusaha ialah untuk dirinya.

Kelompok pertama dianggap tercela karena dilebih-lebihkan. Kelompok

kedua juga karena terlalu berkekurangan. Keduanya membahayakan diri sendiri.

Yang terpuji adalah metode perantara, yang dapat menggantikan hal-hal tertentu.

Memilih segala sesuatu yang baik itu sederhana.

Orang yang sederhana, meskipun ada sesuatu yang diperbolehkan, dia tetap

sangat sederhana. Ingatlah saat Rasulullah melihatnya. Dalam kehidupannya, umat

Islam diperintahkan untuk berpartisipasi dalam shalat malam "Qiyamul Lail"

(Tahajud). Tetapi kemudian, karena beberapa orang berusaha mencari nafkah,

berdagang dan melakukan perjalanan ke medan perang, urutannya lebih ringan

dari pada urutan aslinya, dan hanya pada Nabi SAW saja.

9
Buya Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta: Repubilka Penerbit, 2015), hlm. 168

7
Hidup ialah hak yang dimiliki oleh manusia, yang pertama di atas dasar hak

yang ada. Diibaratkan urat tunggang bagi kayu yang menjelang kokoh, darinya

urat-urat yang lain terhubung. Semua hak yang ada dalam diri manusia tidak akan

tertunaikan apabila manusia itu tidak hidup. Sebab hal itulah dari segala hak hidup

manusia, karna kehidupan itulah menjadi wasila yang utama dalam mencapai

segala angan-angan. Dengan hak itu juga manusia bisa mencapai kemaksimalan

dalam keegoan dirinya, yaitu salah satunya menggambil hak orang lain, itulah

yang harus dihindari. Kalau diri telah hilang nyawa dengan tidak bersebab,

hilanglah segenap hak yang ada pada diri sebagian manusia.

Makna hidup merupakan suatu motivasi, serta tujuan yang harus dimiliki oleh

setiap individu yang hidup di dunia ini. Untuk mencapai semua itu seorang harus

melakukan sesuatu dalam hisupnya, tidak hanya diam dan bertanya hdiup ini untuk

apa. Semua yang diinginkan dalam hidupnya dapat dicapai dengan usaha yang

maksimal.10

Seperti yang dijelaskan Hamka dalam bukunya Falsafah Hidup, bahwa

beberapa hal tentang menjadi orang yang sederhana. Pertama, tujuannya

sederhana. Dia menjelaskan: "Tidak perlu berniat Menjadi raja. Anda tidak harus

bercita-cita menjadi orang dengan bayaran tinggi, anda bisa berharap untuk

mendekorasi bintang di dada anda. Itu perlu untuk meluruskan niat.11

10
Naisaban, Ladislaus, Para Psikolog Terkemuka Dunia, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004), Hal,
135
11
Buya Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta: Repubilka Penerbit, 2015), hlm. 172

8
Hamka adalah seorang ulama, penyair, komentator, politikus, dan filsuf,

meskipun karena pemikirannya, masyarakat lebih mengenal Buya Hamka daripada

dirinya. Ia adalah sosok pemikir Islam yang memiliki banyak pemikiran filosofis

tentang nilai hidup, takwa kepada Tuhan dan pemikiran lain dalam berbagai

kehidupan. Apalagi saat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan

dan nilai-nilai yang harus dimiliki setiap orang, jadikanlah hidup sederhana

sebagai pedoman tanpa menyimpang dari tujuan baik umat manusia. Tentunya hal

pertama yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah riwayat hidupnya, yang

dirunut dari latar belakang internal dan eksternal, kemudian menelusuri gagasan

hidup sederhana dalam bukunya "falsafah hidup".

Menurut Buya Hamka, orang yang berpikiran bisa mengetahui dan

mengamalkan perbuatan baik, karena dari sudut pandang Buya Hamka, orang

memiliki kemampuan untuk berperan sebagai pemimpin dalam proses penentuan

pakaiannya. Karena itu, Buya Hamka melihat umat Islam dalam perbuatannya,

baik itu terkait perbuatan baik atau buruk, semua itu adalah pilihan pada dirinya

atas kehendak dan harus bertanggung jawab tehadap apa yang dilakukan. 12

Mengenai kesederhanaan, banyak orang keliru dalam hidup seperti sekarang

ini, cenderung mengabaikannya. Karena mereka selalu berpemikiran bahwa

sederhana identik dengan kata kemiskinan, tidak mampu dalam memenuhi

kebutuhan hidup. Sehingga banyak orang saat ini, mereka cenderung lebih

12
Nurcholish Madjid, Dialog Keterbukaan: artikulasi nilai islam dalam wacana sosial politik
konteporer (jakarta; paramadina), hlm.320 .

9
memperhatikan materi dan hedonisme, bahkan orang tua pun menjadi rakus. Dia

menuruti semua keinginannya untuk mewujudkan keinginannya. Padahal,

keinginan untuk menuruti semua keinginan itu tidak baik. Islam menginginkan

hidup yang sederhana, Buya Hamka menyebutnya dengan kata "Istiqomah" yang

artinya berpusat di tengah. Dan "pasang surut" berarti keseimbangan/bobot yang

sama.

Banyak orang beranggapan dengan mereka memakai pakaian dengan harga

murah, tidak memakai barang-barang mewah, tidak boros dan selalu bersikap agar

terlihat hidup yang biasa-biasa saja mereka sudah menyebut dirinya orang yang

sederhana. Berbeda dengan Hamka dengan pemikiran tasawufnya yang dituangkan

dalam buku Falsafah Hidup, bahwa hidup sederhana bukan hanya tentang hal-hal

murah atau tidak bermegah-megahan, melainkan bagaimana meletakkan sesuatu

itu pada tempatnya.

Dari uraian di atas yang menunjukan pentingnya falsafah kehidupan akan

tersusunnya aktifitas-aktifitas yang baik untuk diri kita ataupun untuk orang lain

serta rida dari sang ilahi, di sini maka penulis ingin meneliti pemikiran hamka

yang berjudul : “konsep hidup sederhana menurut hamka (studi tentang buku

falsafah hidup hamka)”.

B. Rumusan Masalah

10
Berdasarkan dengan latar belakang di atas dapat dirumuskan sebagai

berikut : Bagaimana konsep pemikiran Buya Hamka tentang hidup sederhana

dalam karyanya Falsafah Hidup ?

C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui konsep pemikiran Buya Hamka mengenai hidup

sederhana dalam karyanya Falsafah Hidup

2. Kegunaan penelitian

Setelah penelitian ini selesai, penulis sangat berharap hasil penelitian ini

dapat membawa manfaat, sebagai terlihat :

a. Secara Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan menjadi rujukan bagi intelektual,

terutama pemikiran tentang Hidup Sederhana Hamka

2. Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi

para pembaca untuk penelitian selanjutnya dan juga membawa

khazanah bagi ruang lingkup akademik UIN Raden Fatah

Palembang, Khususnya yang berada di jurusan Aqidah dan Filsafat

Islam tentang Hidup Sederhana.

b. Secara Praktis

11
1. Dengan penelitian ini penulisan berharap dapat memberikan suatu

hal yang bermanfaat berbentuk pengetahuan bagi mahasiswa

dalam menentukan mana yang baik dan yang buruk dalam

sosialisasi dikehidupan.

2. Dari segi praktis hasil penelitian ini diharapkan berguna dalam

kehidupan masyarakat Indonesia dan mampu memberikan

kontribusi positif bagi masyarakat dalam hidup, mengingat kajian

tentang hidup sederhana masuk dalam kehidupan sehari-hari.

D. Tinjauan Pustaka

Sudah ada beberapa penulis yang mengkaji dan berkaitan dengan

pemikiran Buya Hamka antara lain. 13


Pertama, Asep Awaludin dengan judul

pemikiran hamka tentang filsafat hidup, dalam skripsi ini membahas tentang

pemikiran Hamka bahwa setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Memiliki

pandangan hidup berarti juga memiliki pendapat dan pertimbangan yang dapat di

jadikah pegangan dan pedoman. Pendapat dan pertimbangan itu didapatkan dari

buah pemikiran manusia itu sendiri berdasarkan pengalaman hidupnya.

Kedua, Ahmad Sirayudin berjudul konsep etika sosial Hamka, dalam

skripsi ini membahas terkait buku falsafah hidup Hamka yang menunjukan bahwa

sebagai manusia harus memiliki sifat dan etika yang baik sehingga dalam

melakukan segala hal dapat mempertimbangkan dampat positif dan negatifnya.

13
Buya Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta: Repubilka Penerbit, 2015), hlm. 172

12
Sehingga antara akal dan hati memiliki hubungan terikat. buruknya. Sehingga

antara akal dan perasaan memiliki hubungan yang terikat.

Ketiga, Dhyan Fathiya berjudul Analisis pemikiran Buya Hamka dalam

tasawuf modern dalam skripsi ini membahas tentang Tasawuf Modern. Dan

pengaruh pemikiran dalm karya khususnya dengan tasawuf modern, yaitu

pengaruh terhadap pemikiran Islam di Nusantara. Yang dipaparkan secara kritis

terhadap persoalan kekinian dengan pemikiran Hamka

Keempat, Salihin yang berjudul Pemikiran Tasawuf Hamka dan

relevansinya dengan Kehidupan Modern. Dalam tulisan ini jelaskan bahwa hakikat

tasawuf menurut Buya Hamka adalah sesuatu yang bertujuan untuk meningkatkan

kepribadian dan pemurnian pikiran. Sufisme yang ditawarkan oleh Hamka adalah

tasawuf modern atau tasawuf aktif berdasarkan tauhid. Jalan tasawuf dicapai

melalui sikap zuhud (seperti zuhud) yang dilakukan dalam ibadah, yang tidak

menyimpang dari kehidupan normal.

E. Definisi Konseptual

Kesederhanaan merupakan cara berpikir dan cara hidup yang seimbang atau

proporsional, tidak terlalu berlebih-lebihan dan mampu meletakkan sesuatu yang

lebih dibutuhkan.14 Kesederhanaan adalah kemampuan untuk selalu ikhlas

menerima apa saja yang ada. Berusaha untuk selalu berlaku adil dan bersyukur

14
Naisaban, Ladislaus Para Psikolog Termuka Dunia, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004)
hal. 135

13
pada setiap rezeki yang didapat dengan tetap menggunakannya pada hal-hal yang

bermanfaat.15

Menurut Schultz, keberadaan seseorang (manusia) adalah bagaimana cara

dalam menerima nansib dan keberaniannya dalam menahan penderitaan. Schultz

juga menyatakan manusia dapat memaknai hidupnya dengan cara bekerja, karena

dengan cara bekerja seseorang dapat merealisasikan dirinya dan

mentranssendenkan diri mereka.16

Begitu pula seperti yang di jelaskan oleh Kruger makna hidup adalah

“manner”, suatu cara yang digunakan untuk menghadapi atau menjalani

kehidupan, untuk menunjukan eksistensi, dan cara pendekatan individu terhadap

kehidupannya sendiri berbeda-beda dan unik. Menurut Schultz makna hidup

adalah memberi suatu maksud bagi keberadaan seseorang dan memberi seseorang

kepada suatu tujuan untuk menjadi manusia seutuhnya Dan apabila seseorang telah

mencapai tingkat kesadaran yang lebih jelas kesadarannya lebih tertuju untuk

mencari makna-makna kehidupan, maka dapat dipastikan bahwa pemaknaan

seorang terhadap kehidupan dengan orang lainnya akan berbeda satu sama lain.17

Dari pengertian di atas dijelaskan bahwa di dalam hidup juga terdapat

tujuan hidup, memiliki keyakinan dan harapan bahwa dalam hidup ada yang ingin

didapatkan dan dipenuhi sehingga dari kehidupan itu sendiri dapat menemukan arti
15
Buya Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta: Republika Penerbit, 2015) hlm 5
16
Oktafia, serly (2008). Skripsi. “Hubungan Antara Dukungan Teman Sebaya Dengan
Kebermaknaan Hidup Pada Remaja Yang Tinggal Di Panti Asuhan”. Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Hal 3
17
Junaedi. “Makna Hidup Pada mantan Pengguna Napza”. Artikel, Universitas Guna Darma

14
sesungguhnya. Makna hidup tidak mudah ditemukan kehidupan seseorang, akan

tetapi makna hidup itu pasti ada dalam kehidupan. Apabila makna hidup berhasil

ditemukan dalam kehidupan, maka kehidupan akan terasa lebih berarti dan

berharga dan dapat melahirkan sebuah kebahagiaan.

Hidup sederhana merupakan cara hidup atau pandangan hidup seseorang

atau sekelompok orang yang di jalaninya dalam kehidupan seharu-hari. di filsafat

juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam

melakikan segala sesuatu secara sederhana dan menghindari dari kata berlebihan.

Seperti yang dijelaskan oleh Victor E Frankl bahwa hidup harus memiliki arti,

memiliki manfaat bagi manusia.18

Menurut wijaya sederhana adalah kebiasaan seseorang dalam hidup untuk

berperilaku sesuai kebutuhannya dan kemampuannya. Sederhana dapat pula

bebrarti tidak berlebih-lebihan dan tidak selalu menampakkan kemewahan.19

Kemendikbud mengungkapkan sederhana adalah bersahaja, sikap dan perilaku

yang tidak berlebihan, tidak banyak tingkah, tidak banyak pernak pernik, lugas,

dan apa adanya, hidup secara hemat dan sesuai kebutuhan dan selalu rendah hati.20

Dalam kesederhanaan ada kebersahajaan yang menuntun kepada

kebahagiaan nurani karena sesungguhnya yang kita butuhkan hanya sedikit dan

tidak selalu berupa materi, selebihnya untuk memberi dan memenuhi hak orang

18
Naisaban, Ladislaus Para Psikolog Termuka Dunia, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004) hal. 135
19
Wijaya, Menjadi Kaya dan terencana dengan reksa dana, (Jakarta: Jurnal ekonomi, 2014)
hal, 117.
20
Buya Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta: Repubilka Penerbit, 2015), hlm.

15
lain. Kesederhanaan memiliki arti dan manfaat yang luar biasa sebagai energi

kehidupan. Energi untuk bertahan, energi untuk memberi dan berbagi, serta energi

untuk mensyukuri hidup itu sendiri. Tidak mudah memang untuk menerapkan

kesederhanaan dalam diri dan kehidupan kita sehari-hari

Dalam tataran spiritual, kesederhanaan dapat memberikan energi untuk

membuat seseorang fokus dalam menjalankan sesuatu. Dengan fokus kepada

usaha dan keyakinan akan kekuatan Yang Maha Perkasa, sehingga mampu

menghadapi hambatan dan ujian, sehingga hidup terasa lebih ringan dan mudah

karena ada kepasrahan dan penyerahan diri yang utuh kepada kekuatan maha

melalui doa. Itulah energi kehidupan yang bisa memanusiakan manusia.

Memprioritaskan kebutuhan merupakan esensi dari kesederhanaan yang

juga bermanfaat sebagai management of life. Keinginan merupakan fitrah, tetapi

mampu membatasi keinginan yang berlebihan merupakan anugerah. Kemampuan

kita terbatas untuk memenuhi keinginan yang tiada batas. Karena itu, menelusuri

arti kesederhanaan membuat kita terus belajar  untuk lebih realistis dan peduli

terhadap kebutuhan, baik diri sendiri maupun orang lain. Jika kebutuhan lebih

mendesak, kesampingkan dulu keinginan kita. Tuhan lebih mengetahui apa yang

dibutuhkan sekalipun tidak sesuai dengan keinginan. Karena itu, kesederhanaan

merupakan cara proporsional dalam menyeimbangkan kebutuhan dengan

keinginan adalah pilihan bebasnya dan harus bertanggung jawab terhadapnya.

16
F. Metode penelitian

1. Jenis dan bentuk penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriftif kualitatif, yaitu dengan

menggambarkan secara fakta, data dan objek materialnya yang berupa

ungkapan bahasa atau wacana, melalui interpretasi yang tepat dan sistematis.

Adapun bentuk penelitian ini adalah penelitian pustaka (Library Research),

yaitu meneliti dari berbagai sumber buku referensi serta hasil penelitian

sebelumnya yang sejenis. dengan bentuk pendekatan filosofis.21

2. Model dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian analisis isi (Content

Analysis), yaitu model penelitian yang digunakan untuk menganalisis dan

memahami teks. Analisis isi juga diartikan sebagai teknik penyidikan yang

berusaha menguraikan secara objektif, sistematik dan kuantitatif. Untuk

menganalisis dan memahami isi dari pemikiran Buya Hamka. Dengan

menggunakan pendekatan filosofis yang bertujuan untuk menjelaskan atau

mengkaji pemikiran dari tokoh yang di teliti. Penulis menyajikan data-data

yang sesuai dengan kajian atau tema skripsi.

3. Sumber data

a. Data primer

21
Sugiono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabet,2014), hlm.
2.

17
Data primer merupakan data utama yang digunakan dalam penelitian

ini, baik berupa data langsung maupun data utama yang berkaitan dengan

objek bahan penelitian. Yaitu buku Falsafah Hidup karya Buya Hamka.22

b. Data Sekunder

Sumber data yang diperoleh bukan dari sumber asli atau pertama, tetapi yang

bersumber dari hasil rekontruksi orang lain dan mendukung dalam pembahasan

penelitian ini, baik berupa buku, jurnal, internet, majalah, dan hasil penelitian. Data

sekunder yang merupakan buku-buku atau tulisan yang berkaitan mengenai hidup

sederhana menurut Hamka.

4. Teknik pengumpulan data

a. Deskriptif

Menjelaskan mengenai inti dari pemikiran Buya Hamka yang

sedang diteliti, yaitu bagaimana hidup sederhana manurut Hamka

dalam buku yang berjudul Falsafah Hidup.

b. Interpretasi

Metode interpretasi ini diterapkan untuk memahami lebih

mendalam arti penting dari tema yang diteliti, penulis berusaha

menafsirkan jika perlu.

c. Analisis Data

22
Rukin, metode penelitian kualitatif, (sulawesi Selatan: Yayasan ahmar cendekia Indonesia,
2019), hlm. 6.

18
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Content

analysis yang meliputi prosedur khusus pengolahan data ilmiah.


23
Analis ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dengan cara

yang intuitif, memberikan wawasan yang lebih luas dan baru,

memberikan fakta dan panduan sederhana. Analisis isi dapat dicirikan

sebagai metode penelitian pesan simbolik. Dengan teknik analisis ini,

penulis dapat mencari dan menemukan jawaban yang terkandung

dalam pemikiran Buya Hamka tentang "hidup sederhana". Sebagai

referensi skripsi ini penulis mengutip buku pedoman penulisan skripsi

Universitas Islam Negeri Raden Fatah palembang.

Jadi, dalam analisis data, penulis mencari dan menggunakan

sumber-sumber dari tokoh Hamka sebagai rujukan dari penulisan

skripsi ini.

G. Sitematika Penulisan

Untuk mempermudah pencapaian dari pembahasan di atas agar sesuai

dengan tujuan. Metode yang digunakan dalam sebuah penelitian ini merupakan

metode penelitian Kualitatif. maka penulisan penelitian ini dapat disusun secara

sistematis dan berstruktur sebagai berikut :

23
Kalean, metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner, Yogyakarta, Paradigms, 2011
hlm 189

19
Bab I Pendahuluan, dalam Bab ini membahas latar belakang masalah,

rumusan dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian ini, metode

penelitian, dan penjelasan sistematika penulisan dalam peneitian.

Bab II : Landasan teori, dalam Bab ini membahsan mengenai pengertian

hidup sederhana, hidup sederhana dalam pandangan filsuf, dan hidup sederhana

dalam

Bab III : Sejarah hidup dan karya-karya Buya Hamka. Dalam bab ini

membahas tentang riwayat hidup, pendidikan, dan karya Buya Hamka.

Bab IV: Pemikiran Buya Hamka Tentang Hidup Sederhana, Dalam Bab ini

membahas mengenai pengertian, makna, serta pandangan sufistik Buya Hamka

tentang hidup sederhana.

Bab IV : Penutup, Dalam bab ini membahas mengenai kesimpulan dan

saran. Kesimpulan yang meupakan jawaban atas pertanyaan dari rumusan masalah.

Saran merupakan lanjutan dari kesimpulan yang telah di buat.

20
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Makna Hidup

1. Pengertian makna hidup

Makna hidup memiliki arti yang berbeda-beda pada setiiap individu

tergantung dari sudut pandang mana ia melihat dan mengartikannya. Banyak

yang telah meneliti keberadaan hidup dan memberikan pengertian mengenai

makna hidup. Setiap individu mempunyai keinginan masing-masing untuk

meraih makna hidup, seperti yang dijelaskan olah Frankl, bahwa dalam setiap

keadaan, bahkan dalam penderitaan sekalipun kehidupan ini selalu

mempunyai makna, dimana hidup secara bermakna merupakan motivasi

utama seseorang.24 Dalam batas-batas tertentu manusia memiliki kebebasan

dan tanggung jawab pribadi untuk memilih dan menemukan makna dan

tujuan hidpnya sendiri. Makna dan tujuan hidup merupakan sesuatu yang

tidak dapat dipisahkan. Ketika seseorang menemukan makna hidup maka ia

akan menemukan tujuan hidup yang pada akhirnya akan membuat segala

kegiatan menjadi lebih terarah.

Makna hidup merupakan suatu motivasi, tujuan dan harapan yang

dimiliki oleh setiap indiviu yang hidup di dunia ini. Hidup tiddak memiliki

makna dengan sendirinya, manusialah yang harus menciptakannya.25 Untuk

24
Naisaban, Ladislaus, (2004). “Para Psikolog Terkemuka Dunia”. PT. Grasindo, Jakarta,
Hal 135
25
Gede Sedena Yasa, Bimbingan Belajar (Yogyakarta: Graha Ilmu, 20140, hal : 36

21
mencapainya seseorang harus melakukan sesuatu dalam hidupnya, tidak

hanya dima bertanya hidup ini untuk apa. Semua yang diinginkan dalam

hidupnya sicapai dengan usaha yang maksimal.

Frankl juga mengatakan bahwa kebermaknaan hidup disebut sebagai

kualitas penghayatan individu terhadap seberapa besar ia dapat

mengembangkan dan mengajtualisasikan potensi-potensi dan kapasitas yang

dimilikinya dan seberapa jauh seseorang itu telah mencapai tujuan-tujuan

hidupnya, dalam hal memberi makna atau artii kepada kehidupannya.26

Menurut Bastaman, makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat

penting dan berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga

layak dijadikan tujuan dalam hidup (purpose life). Apabila hal-hal tersebut

dipenuhi akan menyebabkan seseorang meresakan kehidupan yang berarti dan

pada kahirnya akan menimbulkan perasaan bahagia.27.

Kebermaknaan hidup merupakan perasaan subjektif bahwa segala

sesuatu terjadi pada diri seseorang mempunyai dasar kokoh dan penuh arti

atau dengan kata lain seseorang merasa bahwa dirinya benar, dan tepat. Benar

dan tepat mengambil tindakan atau keputusan baik yang berhibungan dengan

dirinya sendiri maupun orang lain akan menimbulkan rasa penuh makna. Rasa

penuh makna tersebut tercapai kketika seseorang merasa telah menyesuaikan

26
Rochim, Ifaa. (2009). Skripsi. “Hubungan Antara Religiuusitas Dengan Kebermaknaan
Hidup Pada Santriwati Muallimin Pondok Pesantren Al_Mukmin Sukoharjo”. Fakultas Agama Islam
Surakarta, hal : 7
27
Bastaman, H,D. 2007. Logoterapi, “Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih
Hidup Bermakna”. Jakarta : raja Grafindo Persada, Hal : 43

22
diri secara memadai dengan tata nilai yang terjadi menjadi landasan bagi

hidupnya.

Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap penting dan berharga serta

memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan

dalam kehidupan. Seseorang yang mampu mensyukuri hidupnya bermakna

akan mampu mengatur diri dan membentuk harga diri yang kokoh. Orang

yang mengalami kekosongan makna hidup atau kehampaan eksistensial tidak

akan memiliki rasa harga diri yang kokoh, sehingga membuatnya tidak tahan

untuk menerima penderitaan. Di sini akan terbentuk pribadi yang rapuh

sehingga mudah patah dan hancur, mudah diombang-ambingkan oleh keadaan

sekitarnya.28

Pengertian makna hidup menjelaskan bahwa didalam makna hidup

juga terdapat tujuan hidup, memiliki keyakinan dan harapan bahwa ada hal-

hal yang perlu didapatkan dan dipenuhi dalam kehidupan ini. Makna hidup

tidak mudah ditemukan dalam kehidupan seorang individu, akan tetapi makna

hidup benar-benar ada dalam kehidupan. Apabila makna hidup berhasil

ditemukan dalam kehidupan, maka kehidupan akan terasa lebih berarti dan

berharga yang dapat melahirkan sebuah kebahagiaan. Kebahagiaan

merupakan suatu bentuk kebanggaan dari tercapainya makna hidup seseorang.

28
Oktafia, Serly (2008). Skripsi. “Hubungan Antara Dukungan Teman Sebaya Dengan
Kebermaknaan Hidup Pada Remaja Yang Tinggal DI Panti Asuhan”. Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Halm : 3

23
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian

makna hidup, yaitu hal-hal yang oleh seseorang dipandang penting, dirasakan

berharga dan diyakini sebagai suatu yang benar serta dapat dijadikan tujuan

hidupnya.

2. Indikator Makna Hidup

Manusia adalah makhluk yang mempunyai kebebasan untuk menentukan

hidupnya sendiri dan bebas berkehendak namun harus mampu untuk

mempertanggung jawabkan atas apa yang telah ia pilih.dari pengertian-

pengertian yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli di atas dapat

diklasifikasikan bagaimana ciri-ciri orang yang menemukan makna hidup.

Menurut Frankl, mengemukakan bahwa individu yang menemukan makna

hidup atau sering dikenan dengan istilah orang-orang yang sehat mempunyai

indikator sebagai berikut :

a. Bebas memilih langkah tindakan mereka sendiri.

b. Secara pribadi bertanggung jawab terhadap tingkah laku hidupnya dan

sikap yang mereka anut terhadap nasib sendiri.

c. Tidak ditentukan oleh kekuatan di luat dirinya.

d. Menemukan arti dalam kehidupan yang cocol dengan dirinya.

e. Mampu mengungkapkan nilai-nilai daya cipta, nilai-nilai pengalaman dan

nilai-nilai sikap.

f. Secara sadar mengontrol kehidupannya.

24
g. Telah mengatasi perhatian terhadap diri.

h. Berorientasi pada masa depan, diarahkan pada tujuan dan tugas-tugas

yang akan datang.

i. Komitmen terhadap pekerjaan.

j. Mampu memberi dan menerima cinta.

k. Memiliki alasan untuk meneruskan kehidupan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri individu yang telah

menemukan makna hidup, yakni seorang individu bebas meilih dan

menentukan langkah tindakan sendiri karena secara pribadi mampu

bertanggung jawab terhadap tingkah laku hidupnya dan sikap yang mereka

anut terhadap nasib sendiri. Hal itu didukung karena individu tersebut telah

menemukan arti dalam kehidupan yang cocok dengan dirinya.

B. Hidup Sederhana

a. Pengertian Sederhana

Kebutuhan mannusia di dunia ini berbeda-beda. Tetapi terkadang

manusia bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhhannya tetapi juga

keinginannya, sehingga kehidupannya tidak sederhana. Menurut Wijaya,

sederhana merupakan kebiasaan seseorang untuk berperilaku sesuai

kebutuhan dan kemampuannya. Sederhana dapat pula berarti tidak berlebihan

dan tidak mengandung unsur kemewahan. Sederhana adalah bersahaja, sikap

dan perilaku yang tidak berlebiihan, tidak banyak seluk-beluk, tidak banyak

25
pernak-pernik, lugas dan apa adanya, hemat sesuai kebutuhan, dan rendah

hati.29

Sederhana adalah kebiasaan atau perilaku sehari-hari yang dilakukan

sesuai kebutuhan dan kemampuan serta tidak mencerminkan sikap yang

berlebihhan atau mengandung untuk kemewahan. Sederhana ditekankan pada

unsur dan kemampuan tmateri atau keungan, misalnya: makan, minum, jajan,

membeli buku, rummah, dan kendaraan.30

Hidup sederhana merupakan upaya individu untuk menyesuaikan diri

sedemikian rupa untuk mencapai nilai dasar kehidupan, meskipun tgerjadi

perubahan lingkungan. Oleh karena itu, gaya hidup berubah seiring

berjalannya waktu secara sistematis, tidak secara acak sehingga

memungkinkan untuk menjaga keseimbangan antara perubahan dalam

lingkungan dan sistem yang dimiliki individual. Hal ini yang menyebabkan

segmen gaya hidup sering digunakan untuk memprediksi perilaku konsumen

untuk tujuan pemasaran.

Kebutuhan manusia di dunia ini berbeda-beda. Tetapi terkadang

manusia bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhannya tetapi juga

keinginannya, sehingga kehidupan tidak sederhana. Wijaya mengungkapkan

sederhana adalah kebiasaan seseorang untuk berperilaku sesuai kebutuhan dan

kemampuannya. Sederhana dapat pula berarti tidak berlebihan atau tidak

29
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), Hal : 108
30
Wijaya, Menjadi Kaya dan Terencana dengan reksa dana, (Jakarta: Jurnal ekonomi, 2014)
hal : 117

26
mengandung unsur kemewahan. Kemendikbud mengungkapkan sederhana

adalah bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak berlebihan, tidak banyak

seluk-beluk, tidak banyak pernik, lugas, dan apa adanya, hemat sesuai

kebutuhan dan rendah hati.

Sederhana adalah kebiasaaan atau perilaku sehari-hari yang dilakukan

sesuai kebutuhaan dan kemampuan serta tidak mencerminkan pada unsur dan

kemampuan materi atau keuangan, misalya: makan, minum, jajan, membeli

buku, rumah, dan kendaraan.

Hidup sederhana adalah sikap seseorang yang menggunakan seseuatu

dengan wajar. Hidup sederhana adalah membiasakan diri dan bersikap hemat.

Hidup sederhana berarti cermat atau benar-benar memperhitungkan baik dan

buruk ketika menggunakan sesuatu. Menerapkan hidup sederhana dalam

kehidupan sehari-hari merupakan suatu tindakan yang terpuji.

a. Sikap Hidup Sederhana

Pola hidup sederhana terdiri atas dua pengertian pokok, yaitu hidup

dengan sederhana. Pola hidup adalah cara berperilaku sehari-hari, sejak

bangun tidur sampai tidur lagi. Kegiatan berperilaku tersebut misalnya, tidur,

makan, mandi, olahraga, dan belajar. Pola hidup dapat disamakan dengan

kebiasaan, jika memiliki kebiasaan yang buruk berarti juga memiliki pola

hidup yang buruk, dan begitupun sebaliknya. Kebiasaan yang baik

menandakan telah melakukan pola hidup yang baik.

27
Pola hidup sederhana dalam hal materi antara lain meliputi sebabgai

berikut :

1. Mengonsumsi makanan yang sehat dan sederhana

2. Mamakai pakaian yang sopan sesuai dengan situasi

3. Memakain barang sesuai dengan kebutuhan

4. Tidak berlebih-lebihan dalam membelenjakan uang

Pola hidup sederhana juga dapat ditunjukan dalam sikap hidup berikut ini :

1. Tidak mudah menaruh ceriga kepada orang lain

2. Tidak suka pamer

3. Tidak sombong

4. Jujur

5. Suka menolong

Pola hidup sederhana adalah cara berpikir atau sesuatu kebiadaan yang

dilakukan sehari-hari secara terus menerus berdasarkan kebutuhan dengan

pendapatan yang dihasilkan dapat berjalan dengan seimbang. Pola hidup

tersebut tidak mengutamakan apa yang diinginkan tetapi melihat apa yang

menjadi kewajiban terpenting untuk dipenuhi, dengan pola hidup sedrhana

maka akan ditunjukan dalam sikap hidup yang tidak mudah menaruh curiga

kepada orang lain, tidak suka pamer, tidak sombong, jujur dan suka

menolong.

28
Sederhana itu selalu berhubungan dengan gaya hidup buka pada usaha

yang dilakukan. Untuk itu cara hidup sederhana adalah bagaimana seseorang

menggunakan harta yang dimiliki untuk mencukupi segala kebutuhan yang

ada secara cerdas. Berikut cara hidup sederhana.

1. Memiliki skala prioritas dalam memenuhi kebutuhan

Usaha seseorang selalu memiliki skala prioritas dalam memenuhi

kebutuhan. Seseorang harus memahami benar-benar apa yang menjadi

kebutuhan pokok. Inilah skala prioritas utama seseorang, kebutuhan pokok ini

meliputi, sandang, panga, papan, pendidikan dan pengembangan diri.

2. Tetap bekerja keras dan berusaha

Hidup sederhana bukan berarti miskin, artinya seseorang yang hidup

sederhana harus tetap bekerja dan melakukan usaha secara sungguh-sungguh

untuk memperbaiki kualitas hidup menjadi lebih baik dan sejahtera. Baru jika

setelah mendapatkan hasil dari apa yang sudah di usahakan mampu

menggunakan hasil itu secara sederhana, tidak bermewah-mewahan atau

membelanjakan uang secara berlebihan.

C. Hidup Sederhana Rasulullah

1. Duduk Saat Makan dan Minum

Saat sedang makan dan minum,Rasulullah selalu duduk dalam

menjalaninya. Saat seseorang duduk, secara medis ternyata rongga dalam

sistem pencernaan (perut) berbeda dengan keadaan apabila seseorang

29
dalam posisi berdiri. Rongga dalam sistem pencernaan menjadi lebih

terbuka sehingga kemudian saat makanan atau minuman ditelan makan

sistem pencernaan tubuh telah siap menerimanya. Ketika pencernaan

makanan telah siap menerima makan tidak ada paksaan agar sistem

pencernaan tersebut bekerja secara keras. Berbeda bila makan dan minum

dilakukan secara berdiri makan katub dalam sistem pencernaan belum

sepenuhnya terbuka sehingga ketika makanan atau minuman datang

makan sistem pencernaan akan bekerja keras untuk mencernanya dan bila

hal itu terus berlangsung lama-kelamaan sistem pencernaan menjadi

lemah sehingga kemudian menimbulkan gangguan-gangguan kesehatan.

Hal inilah yang membuat Rasulullah selalu mencontohkan ketika makan

dan minum selalu dalam keadaan duduk.

2. Rajin Melakukan Puasa

Dalam menjalani hidupnya, Rasulullah selalu melakukan Puasa Sunnah.

Selain puasa Ramadhan umat muslim banyak yang melakukan puasa

sunnah terutama pada hari senin dan kamis. Bagi umat muslim, selain

mendapatkan pahala ternyata secara medis pun puasa sangat berpengaruh

penting bagi kesehatan fisik dan psikologi seseorang. Saat berpuasa

kinerja organ tubuh akan menjadi lebih rilek dan tenang sehingga emosi

lebih mudah terkontrol dan pikiran jauh dari stres. Dan secara fisik, puasa

akan mengontrol jumlah makanan dan minuman dalam tubuh menjadi

30
lebih teratur dan tidak berlebih dengan demikian kinerja organ pencernaan

pun akan berjalan seimbang. Hal inilah yang menjadi betapi

bermanfaatnya puasa sunnah yang selalu dikerjakan oleh Rasulullah.

3. Makan Menggunakan Tangan Kanan

Saat makan Rasulullah selalu menggunakan tangan kanan dan hal ini

menjadi sunnah yang banyak diikuti umat mmuslim. Perlu diketahui

tenyata hasil penelitian medis, tangan kanan yang bergerak pada waktu

makan syaraf otak kiri akan tetp bekerja dan selalu aktif. Hal iini

berfungsi untuk melatih dan menjaga otak kiri menghasilkan pikiran yang

tetap fokus dan selalu aktif.

4. Keseimbangan Waktu Istirahat Tubuh

Secara medis, tubuh sangat dianjurkan untuk beristirahat secara cukup.

Rasulullah telah menerapkan hal itu semasa hidupnya. setiap hari

Rasulullah Saw membagi waktu dalam aktifitasnya dan tetap memberikan

keseimbangan agar tubuh tercukupi dalam beristirahat. Nabi Muhammad

SAW selalu membagi waktu menjadi 3 bagian, dimana1/3 waktu

dipergunakan untuk bekerja urusan dunia, kemudian 1/3 lagi digunakan

untuk urusan akhirat (beribadah) dan 1/3 terakhir digunakan untuk

beristirahat. Dalam kajian medis tubuh membutuhkan waktu istirahat

sebanyak 8 jam dalam sehari dan hal tersebut berasal dari 1/3 waktu

beristirahat yang diterapkan oleh Rasulullah.

31
5. Makan Sebelum Lapar dan Berhenti Sebelum Kenyang

Rasulullah talah memberikan teladan untuk hidup sehat dengan cara

makan sebekum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Hal ini berarti

seorang diharuskan untuk makan tidak secara berlebihan. Secara medis hal

ini ampuh dalam hal memelihara kesehatan organ pencernaan tubuh

terutama lambung, dimana saat makanan dan minuman masuk secara

berlebih makan organ pencernaan akan bekerja sangat keras untuk

mencerna itu semua. Hal ini justru akan melemahkan kinerja sistem

pencernaan tubuh dan akan menimbulkan penyakit dan gangguan

kesehatan lainnya.

Itulah beberapa hal sederhana yang sering dilakukan oleh Rasulluah dalm

kehidupan sehari-hari. Semua yang dilakukan oleh Rasulullah sangat

sederhana dan tidak berlebih-lebihan. Bahkan dalam hal kesehatanpun

dapat kita ketahui manfaat dari menjalankan hidup sederhan

32
33
BAB III

BIOGRAFI BUYA HAMKA

A. Sejarah Kelahiran HAMKA

Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan

Hamka, yakni singkatan namanya, ia lahir di Sungai Batang, Maninjau,

Sumatera Barat, pada tanggal 17 Februari 1908 M bertepatan dengan tanggal

14 Muharram 1326 H.31 Lahir dari pasangan Haji Abdul Karim Amrullah

lebih dikenal dengan nama Haji Rasul dan Shafiyah Tanjung, sebuah keluarga

yang taat beragama. Ayahnya adalah seorang ulama besar dan pembawa

paham-paham pembaruan Islam di Minangkabau. Ia meninggal pada tanggal

24 Juli 1981 di Rumah Sakit Pertamina Jakarta dalam usia 73 tahun. 32

Sebelum mengenyam pendidikan di sekolah, Hamka tinggal bersama

neneknya di sebuah rumah di dekat Danau Maninjau. Ketika berusia enam

tahun, ia pindah bersama ayahnya ke Padang Panjang. Sebagaimana

umumnya anak-anak laki-laki di Minangkabau, sewaktu kecil ia belajar

mengaji dan tidur di surau yang berada di sekitar tempat ia tinggal, sebab anak

laki-laki Minang memang tak punya tempat di rumah. Di surau, ia belajar

mengaji dan silek, sementara di luar itu, ia suka mendengarkan kaba, kisah-

kisah yang dinyanyikan dengan alat-alat musik tradisional Minangkabau

31
A. Susanto, Pemikiran Pendiidkan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010),  h.100
32
Hamka, Taasauf Modern, (Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 1990), h.9

34
musik tradisional Minangkabau.33 Pergaulannya dengan tukang-tukang kaba,

memberikannya pengetahuan tentang seni bercerita dan mengolah kata-kata.

Kelak melalui novel-novelnya, Hamka sering mencomot kosakata dan istilah-

istilah Minangkabau. Seperti halnya sastrawan yang lahir di ranah Minang,

pantun dan petatah-petitih menjadi bumbu dalam karya-karyanya.34

Pada tahun 1914, setelah usianya genap tujuh tahun, ia dimasukkan ke

sebuah Sekolah Desa dan belajar ilmu pengetahuan umum seperti berhitung

dan membaca di sekolah tersebut.

Pada masa-masa itu, sebagaimana diakui oleh Hamka, merupakan

zaman yang seindah-indahnya pada dirinya. Pagi ia bergegas pergi ke sekolah

supaya dapat bermain sebelum pelajaran dimulai, kemudian sepulang sekolah

bermain-main lagi, bermain galah, bergelut, dan berkejar-kejaran, seperti

anak-anak lainnya bermain.35 Ia juga sangat senang nonton film, bahkan

karena hobinya ini, ia pernah “mengicuh” guru ngajinya karena ingin

menonton Eddie Polo dan Marie Walcamp. Kebiasaannya menonton film

berlanjut terus ketika di Medan umpamanya, tiap film yang berputar terus

33
Shobahussurur, Mengenang 100 Tahun Haji Abdul Malik Karim Amrullah
(Hamka), (Jakarta.Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar. 2008), h 17
34
Yusuf, M. Yunan Corak Pemikiran Kalam Tafsir al-Azhar. (Jakarta: Penamadani, 2003). h.
40
35
Shobahussurur, loc. Cit

35
diikutinya, melalui film-film itu kerapkali ia mendapat inspirasi untuk

mengarang.36 3738

Ketika usianya mencapai 10 tahun, ayahnya mendirikan Sumatera

Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka kemudian mempelajari agama

dan mendalami bahasa Arab, salah satu pelajaran yang paling

disukainya. Saat itu, ia juga belajar di Diniyah School setiap pagi, sementara

sorenya belajar di Thawalib dan malamnya kembali ke surau. Demikian

kegiatan Hamka kecil setiap hari, sesuatu yang sebagaimana diakuinya tidak

menyenangkan dan mengekang kebebasan masa kanak-kanaknya.

Saat berusia 12 tahun, kedua orang tuanya bercerai. Hal ini berakibat

terhadap perkembangan kejiwaannya. Hamka merasa kurang mendapatkan

kasih sayang yang sewajarnya dari kedua orang tuanya. Apalagi ibunya pun

kemudian menikah lagi dengan orang lain. Perceraian itu juga mengakibatkan

keretakan hubungan keluarga besar ayah-ibunya.

Hamka  yang kemudian mengikuti ayahnya pindah ke Padang

Panjang, harus menghadapi cemoohan dari keluarga ayahnya sendiri. Menurut

adat Minang, Seorang anak lelaki dianggap tidak pantas tinggal bersama

ayahnya yang tidak lagi beristrikan ibu kandungnya. Sebaliknya, untuk

tinggal bersama ibunya pun Hamka tidak merasa nyaman, karena ada bapak

tiri. Beruntung neneknya begitu menyayangi Hamka sejak bocah itu


36
Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka tentang
Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana,  2008),  h.18
37

38

36
dilahirkan. Hamka pun tinggal dan lebih banyak menghabiskan masa kecil

bersama Neneknya.

Kondisi Hamka menimbulkan ke khawatiran yang mendalam pada

ayahnya, sebab seperti diutarakan sebelumnya, dia adalah tumpuan harapan

Haji Rasul untuk melanjutkan kepemimpinan umat. Haji Rasul pun

mengirim Hamka belajar pada Syeikh Ibrahim Musa di Parabek, lima

kilometer dari Bukittinggi. Saat itulah minat baca Hamka mulai nampak. Ia

rajin menyimak karya-karya sastra baik yang berbahasa Melayu maupun

bahasa Arab. Kegemarannya membaca serta mengembara sambil menikmati

sekaligus mengagumi keindahan panorama alam Minangkabau yang memiliki

bukit-bukit, gunung-gunung dan danau ditambah lingkungan keluarga yang

taat beragama, telah menjadi dasar pertama bagi pertumbuhan jiwa seorang

Abdul Malik di masa mudanya39

Secara formal, pendidikan yang ditempuh Hamka tidaklah tinggi.

Pada usia 8-15 tahun, ia mulai belajar agama di sekolah Diniyyah School

dan Sumatera Thawalib di Padang Panjang dan Parabek. Diantara gurunya

adalah Syekh Ibrahim Musa Parabek, Engku Mudo Abdul Hamid, Sutan

Marajo dan Zainuddin Labay el-Yunusy. Keadaan Padang Panjang pada saat

itu ramai dengan penuntut ilmu agama Islam, di bawah pimpinan ayahnya

sendiri. Pelaksanaan pendidikan waktu itu masih bersifat tradisional dengan

menggunakan sistim halaqah. Pada tahun 1916, sistim klasikal baru


39
Hamka, Kenang-kenangan Hidup, Jilid I cet. III, (Jakarta: Bulan Bintang,1974), h. 68-72

37
diperkenalkan di Sumatera Thawalib Jembatan Besi. Hanya saja, pada saat itu

sistim klasikal yang diperkenalkan belum memiliki bangku, meja, kapur dan

papan tulis. Materi pendidikan masih berorientasi pada pengajian kitab-kitab

klasik, seperti nahwu, sharaf, manthiq, bayan, fiqh, dan yang sejenisnya.

Pendekatan pendidikan dilakukan dengan menekankan pada aspek hafalan.

Pada waktu itu, sistim hafalan merupakan cara yang paling efektif bagi

pelaksanaan pendidikan. Meskipun kepadanya diajarkan membaca dan

menulis huruf arab dan latin, akan tetapi yang lebih diutamakan adalah

mempelajari dengan membaca kitab-kitab arab klasik dengan standar buku-

buku pelajaran sekolah agama rendah di Mesir. Pendekatan

pelaksanaan pendidikan tersebut tidak diiringi dengan belajar menulis secara

maksimal. Akibatnya banyak diantara teman-teman Hamka yang fasih

membaca kitab, akan tetapi tidak bisa menulis dengan baik. Meskipun tidak

puas dengan sistim pendidikan waktu itu, namun ia tetap mengikutinya

dengan seksama. Diantara metode yang digunakan guru-gurunya, hanya

metode pendidikan yang digunakan Engku Zainuddin Labay el-Yunusy yang

menarik hatinya. Pendekatan yang dilakukan Engku Zainuddin, bukan hanya

mengajar (transfer of knowledge), akan tetapi juga melakukan proses

’mendidik’ (transformationof value). Melalui Diniyyah School Padang

Panjang yang didirikannya, ia telah memperkenalkan bentuk lembaga

pendidikan Islam modern dengan menyusun kurikulum pendidikan yang lebih

38
sistematis, memperkenalkan sistem pendidikan klasikal dengan menyediakan

kursi dan bangku tempatduduk siswa, menggunakan buku-buku di luar kitab

standar, serta memberkan ilmu-ilmu umum seperti, bahasa, matematika,

sejarah dan ilmu bumi. Wawasan Engku Zainuddin yang demikian luas, telah

ikut membuka cakrawala intelektualnya tentang dunia luar. Bersama dengan

Engku Dt.Sinaro, Engku Zainuddin memiliki percetakan dan perpustakaan

sendiri dengan nama Zinaro. Pada awalnya, ia hanya diajak untuk membantu

melipat-lipat kertas pada percetakan tersebut. Sambil bekerja, ia diijinkan

untuk membaca buku-buku yang ada di perpustakaan tersebut. Di sini, ia

memiliki kesempatan membaca bermacam-macam buku, seperti agama,

filsafat dansastra. Melalui kemampuan bahasa sastra dan daya ingatnya yang

cukup kuat,ia mulai berkenalan dengan karya-karya filsafat Aristoteles, Plato,

Pythagoras ,Plotinus, Ptolemaios, dan ilmuan lainnya. Melalui bacaan

tersebut, membuat cakrawala pemikirannya semakin luas.

Meski tidak mempunyai latar belakang pendidikan formal yang

terbilang tinggi, namun Hamka berhasil menjadi seorang ulama yang

berhasil. Hal ini berkat ketekunannya dalam belajar secara otodidak. Ia sangat

rajin dalam membaca kitab-kitab klasik yang ia temukan, baik itu di toko

buku, maupun di perpustakaan-perpustakaan.

Hamka mulai meninggalkan kampung halamannya untuk menuntut

ilmu di Pulau Jawa, sekaligus ingin mengunjungi kakak iparnya, Ahmad

39
Rasyid Sutan Mansur yang tinggal di Pekalongan, Jawa Tengah. Untuk itu,

Hamka kemudian ditumpangkan dengan Marah Intan, seorang saudagar

Minangkabau yang hendak ke Yogyakarta. Sesampainya di Yogyakarta, ia

tidak langsung ke Pekalongan. Untuk sementara waktu, ia tinggal bersama

adik ayahnya, Ja’far Amrullah di kelurahan Ngampilan, Yogyakarta. “Barulah

pada tahun 1925, ia berangkat ke Pekalongan, dan tinggal selama enam bulan

bersama iparnya, Ahmad Rasyid Sutan Mansur”.

Februari 1927 Buya Hamka berangkat ke Mekah untuk menunaikan

ibadah haji serta menuntut ilmu agama disana, beliau sempat bermukim di

Mekah selama 6 bulan dan pernah bekerja pada sebuah tempat percetakan.Juli

1927 Hamka telah kembali dari Mekah.Menurut kebiasaan pada masa itu bila

seseorang telah kembali dari Mekah setelah menunaikan ibadah Haji,

pandangan terhadap dirinya sudah berbeda dan lebih tinggi.Apabila ada

jamuan, orang yang sudah menunaikan ibadah Haji duduk di tempat terhormat

yang sudah disediakan bersama imam atau khatib dan juga alim ulama.

Pada tanggal 5 April 1929, Hamka dinikahkan dengan Siti Raham

binti Endah Sutan, yang merupakan anak dari salah satu saudara laki-laki

ibunya. Dari perkawinannya dengan Siti Raham, ia dikaruniai 11 orang anak.

Mereka antara lain Hisyam, Zaky, Rusydi, Fakhri, Azizah, Irfan, Aliyah,

Fathiyah, Hilmi, Afif, dan Syakib. Setelah istrinya meninggal dunia, satu

setengah tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1973, ia menikah lagi dengan

40
seorang perempuan bernama Hj. Siti Khadijah. Menjelang akhir hayatnya ia

mengangkat Jusuf Hamka, seorang muallaf, peranakan Tionghoa-Indonesia

sebagai anak.40

Hamka adalah seorang otodidak dalam berbagai bidang ilmu

pengetahuan seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam

maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat

menyelidiki karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki

Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas Al-Aqqad, Mustafa Al-Manfaluti dan Hussain

Haikal. Melalui bahasa Arab juga beliau meneliti karya sarjana Perancis,

Inggris dan Jerman seperti Albert Camus, William James, Sigmund Freud,

Arnold Toynbee, jean Paul Sartre, Karl Marx dan Pierre Loti. Hamka juga

rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal

Jakarta, seperti H.O.S.Tjokroaminoto, Raden Mas Surjoparonoto, Haji

Fachrudin, AR. Sutan Mansur dan Ki Bagus Hadikusumo.

Modal Hamka yang utama sebagai seorang intelektual-otodidak adalah

keberanian dan ketekunan. Karena dedikasinya di bidang dakwah, pada tahun

1960 Universitas Al-Azhar Cairo menganugerahkan Doktor Honoris

Causa kepada Hamka yang membawakan pidato ilmiah berjudul "Pengaruh

Ajaran dan Pikiran Syekh Mohammad Abduh di Indonesia".

40
http://uniknya.com/2015/03/obituari-24-juli-hamka

41
Kemudian, dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Hamka

memperoleh Doktor Honoris Causa (Doktor Persuratan) yang pengukuhannya

tahun 1974 dihadiri Perdana Menteri Tun Abdul Razak. Semasa hidupnya

dalam kapasitas sebagai Guru Besar yang dikukuhkan oleh Universitas Islam

Indonesia (UII) Yogyakarta dan Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama,

Jakarta, Hamka sering memberi kuliah di berbagai perguruan tinggi.Demikian

pula ceramah dakwah Hamka melalui Kuliah Subuh RRI Jakarta dan Mimbar

Agama Islam TVRI diminati jutaan masyarakat Indonesia masa itu.

Hamka menjabat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI)

pertama tahun 1975 sampai 1981 selama dua priode. Dia berhasil membangun

citra MUI sebagai lembaga independen dan berwibawa untuk mewakili suara

umat Islam. Hamka menolak mendapat gaji sebagai Ketua Umum

MUI. Mantan Menteri Agama H.A. Mukti Ali mengatakan, "Berdirinya MUI

adalah jasa Hamka terhadap bangsa dan negara. Tanpa Buya, lembaga itu tak

akan mampu berdiri. Di tengah kepengurusan keduanya, Hamka meletakkan

jabatan sebagai Ketua Umum MUI. Hal ini disebabkan sebagai Ketua Umum

MUI Hamka menolak permintaan Pemerintah untuk mencabut fatwa MUI

yang mengharamkan umat Islam mengikuti acara perayaan  Natal.41 Sebagai

seorang ulama Hamka tidak bisa melakukan kompromi dengan siapa pun

mengenai akidah.

41
Irfan Hamka, Ayah...(Jakarta: Republika Penerbit, 2013),  h. 273

42
Buya Hamka meninggal pada hari jum’at tanggal 24 Juli 1981 di

usianya yang ke 73 tahun dengan tenang dan disaksikan oleh anak cucu serta

kerabat karibnya.42

Hamka pernah menerima anugerah pada peringkat Nasional antar

bangsa seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-

Azhar, 1958; Doctor Honoris causa, Universitas Kebangsaan malaysia, 1974.

Setelah meninggal dunia, Hamka mendapat Bintang Mahaputera dari

pemerintah RI di tahun 1986. Dan pada tanggal 9 November 2011

Hamka dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia setelah

dikeluarkannya Keppres No. 113/TK/Tahun 2011. Hamka merupakan salah

satu orang Indonesia yang paling banyak menulis dan menerbitkan buku. Oleh

karenanya ia dijuluki sebagai Hamzah Fansuri di era modern.43

B. Pendidikan Buya HAMKA

1. Pendidikan HAMKA

Sejak kecil, ia menerima dasar-dasar agama dan membaca Al- Qur’an

langsung dari ayahnya. Ketika usia 6 tahun, ia dibawa ayahnya ke Padang

panjang. Pada usia 7 tahun, ia kemudian dimasukkan ke sekolah desa hanya

sempat dienyam sekitar 3 tahun dan malamnya belajar mengaji dengan

42
Rusydi Hamka, Pribadi dan Martabat Buya Prof. Dr. Hamka, (Jakarta: Pustaka Panjimas,
1983), h. 230
43
Muhammad Ahmad As-Sambaty, Kenang-Kenangan 70 Tahun Buya
Hamka,. (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983), h. 15.

43
ayahnya sampai khatam. 44
Selebihnya, ia belajar sendiri. Kesukaannya di

bidang bahasa membuatnya cepat sekali menguasai bahasa Arab. Dari sinilah

ia mengenal dunia secara lebih luas, baik hasil pemikiran klasik Arab maupun

Barat. Karya para pemikir Barat ia dapatkan dari hasil terjemahan ke bahasa

Arab. Lewat bahasa pula Hamka kecil suka menulis dalam bentuk apa aja.

Ada puisi, cerpen, novel, tasawuf, dan artikel-artikel tentang dakwah.45

Pendidikan formal yang dilaluinya sangat sederhana. Mulai tahun

1916 sampai 1923, ia belajar agama pada lembaga pendidikan Diniyah School

di Padangpanjang, serta sumatera Thawalib di Padangpanjang dan di Parabek.

Walaupun pernah duduk di kelas VII, akan tetapi ia tidak mempunyai ijazah.

Guru-gurunya waktu itu antara lain: syekh Ibrahim Musa Parabek, Engku

Mudo Abdul Hamid Hakim, Sutan Marajo, dan Syekh Zainuddin Labay El-

Yunusiy. Pelaksanaan pendidikan pada waktu itu masih bersifat tradisional

dengan menggunakan sistem halaqah. Pada tahun 1916, sistem klasikal baru

diperkenalkan di Sumatera Thawalib jembatan besi. Hanya saja, pada saat ini

sistem klasikal yang diperkenalkan belum memiliki bangku, meja, kapur san

papan tulis. Materi pendidikan masih berorientasi pada pengajian kitab-kitab

klasik, sperti nahwu, sharaf, manthiq, bayan, fiqh, dan yang sejenisnya.

Pendekatan pendidikan dilakukan dengan menekankan pada aspek hafalan.

Pada waktu ini, sistem hafalan cara yang paling efektif bagi pelaksanaan
44
2 Samsul nizar, Memperbincangkan dinamika intelektual dan pemikiran HAMKA tentang
pendidikan islam, (Jakarta; Kencana, 2008), hal : 18.
45
13 Herry Muhammad dkk, Tokoh-tokoh islam yang berpengaruh pada abad 20, (Jakarta:
Gema Insani, 2006), hal : 60

44
pendidikan. Meskipun kepadanya diajarkan membaca dan menulis huruf Arab

dan latin, akan tetapi yang lebih diutamakan adalah mempelajari dengan

membaca kitab-kitab arab klasik dengan standar buku-buku pelajaran sekolah

agama rendah di Mesir. Pendekatan pelaksanaan pendidikan tersebut tidak

diiringi dengan belajar menulis secara maksimal. Akibatnya banyak diantara

teman- temannya yang fasih membaca kitab,akan tetapitidak bisa menulis

dengan baik. Meskipun tidak puas dengan sistem pendidikan waktu itu,

namun ia tetap mengikutinya dengan seksama.

Diantara metode yang digunakan guru-gurunya, hanya metode

pendidikan yang digunakan Engku Zainuddin Labay Al-Yunusy menarik

hatinya. Pendekatan yang dilakukan Engku Zainuddin, bukan hanya mengajar

(Transfer Of Knowledge), akan tetapi juga melakukan proses “mendidik”

(Transformation Of Value). Melalui Diniyah School (suatu sekolah yang

mengkaji ilmu-ilmu agama islam, yang didirikan oleh syekh zainuddin labay)

Padang panjang yang didirikannya, ia telah memperkenalkan bentuk lembaga

pendidikan islam modern dengan menyusun kurikulum pendidikan yang lebih

sistematis, memperkenalkan pendidikan klasikal dengan menyediakan kursi

dan bangku tempat duduk siswa, menggunakan buku-buku di luar kitab

standar, serta memberikan ilmu-ilmu umum seperti bahasa, matematika,

sejarah dan ilmu bumi.4848

4848
Nur hamim, Manusia dan pendidikan elaborasi pemikiran HAMKA, (Sidoarjo: Qisthos,
2009), hal : 26

45
Wawasan Engku Zainuddin yang demikian luas, telah ikut membuka

cakrawala intelektualnya tentang dunia luar. Bersama dengan Engku Dt.

Sinaro, Engku Zainuddin memiliki percetakan dan perpustakaan sendiri

dengan nama zinaro. Pada awalnya, ia hanya diajak untuk membantu melipat-

lipat kertas pada percetakan tersebut. Sambil bekerja,ia diizinkan untuk

membaca buku-buku yang ada diperpustakaan tersebut. Disini, ia memiliki

kesempatan membaca bermacam-macam buku, seperti agama, filsafat dan

sastra. Melalui kemampuan bahasa arab dan daya ingatnya yang cukup kuat,

ia mulai berkenalan dengan karya- karya filsafat Aristoteles, Plato,

Pythagoras, Plotinus, Ptolemaios,dan ilmuan lainnya. Melalui bacaan tersebut,

membuat cakrawala pemikirannya semakin luas.

Dalam menerima berbagai informasi pada karya-karya ilmuan

nonmuslim, ia menunjukkan sikap kehati-hatiannya. Sikap yang demikian

dilatarbelakangi oleh dua pokok pikiran. Pertama, dalam bidang sejarah ia

melihat adanya keslahan data dari fakta yang sesungguhnya. Kesalahan ini

perlu dicurigai, bahwa penulisan tersebut sengaja ditulis bagi kolonialisme.

Kedua, dalam bidang keagamaan terdapat upaya untuk mendeskreditkan

islam. Tidak sedikit para penulis tersebut membawa pesan-pesan misionaris.

Agar objektivitasnya tetap terjaga dengan baik dan orisional, maka perlu

adanya upaya untuk melakukan penulisan ulang terhadap persoalan-persoalan

tersebut. Kehati-hatiannya terhadap ilmu umum bukan berarti ia tidak

46
menyenangi karya-karya yang ditulis oleh pemikir barat. Bahkan ia sangat

menganjurkan agar umat islam tetap bekerja sama dengan setiap pemeluk

antar agama dan mengambil hal-hal yang bersifat positif bagi membangun

dinamika umat (islam).46

Di usia yang sangat muda HAMKA sudah melanglangbuana. Tatkala

usianya masih 16 tahun (pada tahun 1924), ia sudah meninggalkan

Minangkabau, menuju Jawa.47 Sistem pendidikan yang demikian membuatnya

merasa kurang puas dengan pelaksanaan pendidikan waktu itu. Kegelisahan

intelektual yang dialaminya telah menyebabkan ia berhasrat untuk merantau

guna menambah wawasannya. Tujuannya adalah Jawa. Pada awalnya

kunjungan ke jawa hanya ingin mengunjungi kakak iparnya, AR St. Mansur

dan kakaknya fathimah yang tinggal dipekalongan. Pada awalnya ayah

melayangnya untuk berangkat, karena khawatir akan pengaruh paham

komunis yang mulai berkembang saat itu. Akan tetapi melihat demikian besar

keinginan anaknya untuk menambah ilmu pengetahuan dan yakin anaknya

tidak akan terpengaruh, maka akhirnya ia diizinkan untuk berangkat.

Akhir tahun 1924 Hamka muda berangkat keYogyakarta dengan

menumpang seorang saudagar yang akan pergi ke kota itu. Di Yogyakarta

Hamka muda menumpang hidup di rumah orang sekampungnya satu- satunya

yang berada di kota itu, Marah Intan. Tepatnya, di kampung Ngampilan, kira-
46
Samsul nizar, Memperbincangkan dinamika intelektual dan pemikiran HAMKA tentang
pendidikan islam, (Jakarta; Kencana, 2008), ahl : 21
47
Herry Muhammad dkk, Tokoh-tokoh islam yang berpengaruh pada abad 20, (Jakarta: Gema
Insani, 2006), hal : 61

47
kira satu kilometer dari kampung kauman kearah barat, sebuah kampung

tempat kelahiran dan sekaligus wilayah awal tempat gerakan persyarikatan

Muhamadiyah. Di kota ini Hamka kecil bertemu dengan Adik ayahnya, Ja’far

Amrullah, yang kebetulan juga sedang “belajar agama”. Hamka muda merasa

heran, mengapa pamannya harus “belajar agama” lagi di Yogyakarta, apabila

hanya dalam tempo dua bulan saja? Bukankah semula pamannya telah cukup

“belajar agama” di Sumatera Lebih heran lagi, pamannya itu belajar agama

pada pagi, petang dan malam hari.5050

Teka-teki di atas baru terjawab setelah sang paman mengajak Hamka

muda bertandang kepada beberapa guru yang berkedudukan juga sebagai

tokoh pergerakan, misalnya berguru kepada penafsiran kitab suci Al-Qur’an,

berguru kepada H.O.S. Cokrominoto tentang paham “Sosialisme dan Islam”,

berguru kepada haji Fakhruddin tentang “agama islam” dalam tafsiran modern

dan berguru kepada R.M. Suryopranoto tentang “Sosiologi”. Ki bagus

hadikusuma yang kelak terpilih sebagai ketua pimpinan pusat Muhamadiyah

(1942-1953), H.O.S Cokroaminoto adalah tokoh sarekat islam, jago pidato,

berdarah biru, cucu bupati ponorogo, Haji Fakhruddin dikenal tokoh

Muhamadiyah, dan R.M Suryono (saudara laki-laki soewardi suryaningrat

atau ki hajar dewsantara, tokoh pendiri taman siswa), tokoh kebudayaan yang

5050
Mohammad damami, Tasawuf Positif (dalam pemikiran HAMKA), (Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2000), hal : 41

48
mendirikan gerakan “Werdi Kaskoyo” dan juga sebagai aktivis sarekat islam

di Yoggyakarta.

Setelah beberapa bulan Hamka muda ikut “belajar agama” bersama-

sama dengan pamannya di atas, maka menjadi sadarlah dia, bahwa dia dalam

belajar agama ini: (1) lebih banyak bersikap “membaca dan menghafal dari

pada “menelah dan memahami” pelajaran agama; (2) lebih hanya sekedar

“menambah khazanah ilmu agama secara pasif” dari pada “menangkap

hakikat dan semangat ilmu agama secara dinamik”; (3) lebih banyak

memusatkan perhatian pada masalah mikro agama dari pada mengembangkan

masalah pesan makro agama.

Sebelum berangkat bertandang ke rumah kakak iparnya, A.R. Sultan

Mansur (yang menikahi kakak Hamka yang bernama Fatimah), yang

bertempat tinggal di Pekalongan, Hamka muda juga ikut menghadiri rapat

pertama pendirian Jong Islamieten Bond untuk cabang Yogyakarta.

Menumpang belajar di tempat kakak iparnya di Pekalingan kira-kira enam

bulan. Kesadaran berjuang untuk agama dan bangsa sudah bangkit. Kesadaran

ini dipupuk dan diarahkan secara arif oleh kakaknya dengan penuh kesabaran.

Itu sebabnya proses belajar kepada kakak iparnya di pekalongan itu

disebutnya sebagai “baguru”. Menurut istilah minangkabau, seperti yang

ditulis oleh Leon Agusta, seorang budayawan bersuku Minangkabau juga,

kata “baguru” berarti proses berlangsungnya pewarisan inti-inti ilmu kepada

49
orang atau murid khusus, yaitu orang atau murid khusus, yaitu orang atau

murid yang sedang benar-benar dinilai “mencari”orang atau murid khusus itu

yang memiliki kelebihan intelektual. Menurut Hamka sendiri (setelah tua),

ada dua guru yang dia hormati dan junjung tinggi, pertama, DR. Haji

Abdul Karim Amrullah, ayahnya sendiri, dan kedua, Haji. A.R. Sutan

Mansur, kakak iparnya sendiri, yang kelak dipilih menjadi ketua pimpinan

pusat Muhamadiyah periode 1953-1959.5151

Pada pertengahan tahun 1925 (juni 1925) hamka muda pulang kembali

ke maninjau, kampung halamannya, dengan dada orang muda yang telah

dipenuhi pandangan-pandangan baru, semangat ”Revolusioner” dan

keberanian berpidato di dalam pertemuan-pertemuan ramai, termasuk pidato-

pidato politik. Di kampung dia mulai aktif dalam bentuk kegiatan sebagai

berikut: (1) memberikan pidato-pidato dan tablig di Maninjau, padang

panjang dan kampung-kampung di sekitarnya; kadang-kadang ikut tablig

bersama-sama ayahnya, sedangkan isi pidato atau tablig-nya diseputar

semangat perjuangan hasil gabungan pendidikan dari Kibagus Hadikusuma,

Haji Fakhruddin, H.O.S.Cokroaminoto, R.M. Ssuryopranoto dan kakak ipar

yang amat diseganinya, A.R. Sutan Mansyur yang smeuanya adalah guru-

gurunya. (2) mulai mengadakan kursus-kursus pidato di kalangan kawan-

kawannya dan di kalangan “Tablig Muhamadiyah” yang didirikan oleh

5151
Mohammad damami, Tasawuf Positif (dalam pemikiran HAMKA), (Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2000), hal : 45

50
ayahnya di surau padang panjang, hasil dari kursus itu kemudian diedit oleh

Hamka muda lalu dicetak menjadi buku dengan diberi judul Khatibul Ummah

dan inilah pengalaman yang cukup berhasil dalam karang mengarang. Dari

sini mulai terlihat kemampuan jurnalistiknya.5252

Belum lagi setahun, kurang lebih, aktivitas revolusioner Hamka muda

itu brejalan, Hamka muda melai merasa tidak mendapat respon yang positif,

mulai dari masyarakat sekelilingnya yang dirasakan mulai menyindir,

mencibiri, mencemooh, membenci karena iri hati dalam kepandaian berpidato

sampai dengan ayahnya sendiri seringkali mencap Cuma pandai menghafal

syair dan bercerita tentang seperti burung beo. Karena merasa tersinggung,

pantang dikata-katai dan marah namun dibalik itu gelora jiwanya juga sukar

dibendungnya,termasuk tekad “ingin membuktikan dirinya bahwa tidak

seperti seperti dugaan orang banyak dan juga ayahnya bahwa seolah-olah

dirinya tak ada harga”, maka titik puncaknya adalah ingin pergi ke mekah

untuk berkelana dan belajar agama disana. Keinginan pergi ke Mekah ini dia

tekati harus dengan (1) tanpa setahu masyarkat dan ayahnya (baru memberi

tau lewat telegram setelah berangkat ke Mekah), (2) tanpa minta uang dan

biaya hidup kepada ayahnya (tiket kapal dan sangu perjalanan diperolehnya

dari kawan-kawannya dan orang sekampungnya yang dirantau, seperti di

daerah sumatera timur), (3) nantinya berhasil pulang dengan simbol

5252
Samsul nizar, Memperbincangkan dinamika intelektual dan pemikiran HAMKA tentang
pendidikan islam, (Jakarta; Kencana, 2008), hal : 29

51
“memakai pakaian jubah dan sorban sebagai tanda layak disebut ulama dan

sekaligus sebagai revanche (menebus kekalahan atas anggapan keliru pada

dirinya selama ini). Tegasnya, kepergian Hamka muda ke Mekah itu diwarnai

campuran antara rasa marah, rasa semnagat dan rasa ingin menebus kekalahan

(revanche). Dengan gaung tiga perasaan itulah Hamka muda berangkat,pergi

tiba dan hidup dikota Mekah. Hamka muda berangkat ke Mekah pada bulan

februari 1927. 48
Pada bulan juli 1927, ia tidak langsung pulang ke

minangkabau, akan tetapi singgah di medan untuk beberapa waktu

lamanya.23 Jadi dimekah kira-kira 5 atau 6 bulan saja. Sungguhnpun

demikian, dalam masa yang relatif sangat singkat itu, Hamka muda mulai

sadar betul pada akhirnya ia harus kembali ke masyarakat besar di tanah air

dan akan menghadapi kewajiban hidup yang lebih berat. Keuntungan yang

paling nyata dia rasakan selama mengelana di Mekah selama 5 atau 6 bulan

itu, walaupun tidak sempat belajar agama secara intensif dengan guru-guru

disana, yaitu; (1) Kegiatan membaca, khususnya kitab-kitab yang berbahasa

Arab, bukan saja sekedar gemar, melainkan telah mendarah daging (yang hal

ini berlangsung sampai akhir hayatnya); (2) Makin jelas kemandiriannya

dalam berpendapat dan makin meninggi kepercayaannya pada diri sendiri.

Inilah modal dasar dalam mengarungi perjuangan di tengah-tengah

masyarakat nusantara waktu itu.

48
Mohammad damami, Tasawuf Positif (dalam pemikiran HAMKA), (Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2000), hal : 47

52
Pulang dari Mekah pada akhir tahun 1927. Ketika diadakan Muktamar

Muhamadiyah di solo tahun 1928 ia menjadi peserta mukatamar

inidijadikannya titik pijak untuk berkhidmat di Muhamadiyah. Dari

keaktifannya di muhamadiyah tersebut ternyata telah mengantarkannya ke

berbagai daerah, termasuk ke Medan tahun 1936. Di medan inilah peran

Hamka sebagai intelektual ulama dan ulama intelektual mulai terbentuk. Hal

tersebut bisa kita jumpai dari kesaksian Rusydi hamka, salah soerang

putranya. “Bagi Buya, Medan adalah sebuah kota yang penuh kenang-

kenangan. Dari kita ini ia mulai melangkahkan kakinya menjadi seorang

pengarang yang melahirkan sejumlah novel dan buku-buku agama, falsafah,

tasawuf, dan lain-lain. di sini pula ia memperoleh sukses sebagai wartawan

dengan pedoman masyarakat. Tapi, disini pula ia mengalami kejatuhan yang

amat menyakitkan, hingga bekas-bekas luka yang membuat dia meninggalkan

kota ini menjadi salah satu pupuk yang menumbuhkan pribadinya di belakang

hari”.49

Atas desakan iparnya A.R. St. Mansur, ia kemudian diajak pulang ke

Padangpanjang untuk menemui ayahnya yang demikian merindukan dirinya.

Sesampainya di Padangpanjang, ia kemudian dinikahnya dengan Siti Raham

binti Endah Sutan (anak mamaknya) pada tanggal 5 April 1929.

Perakwinannnya dengan Siti Raham berjalan harmonis dan bahagia. Dari

49
Herry Muhammad dkk, Tokoh-tokoh islam yang berpengaruh pada abad 20, (Jakarta: Gema
Insani, 2006), hal : 62

53
perkawinannya dengan Siti Raham, ia dikarunia 11 orang anak. Mereka antara

lain Hisyam (meninggal usia 5 tahun), Zaky, Rusydi, Fakhri, Azizah,

Irfan,’Aliyah, Fatchiyah, Hilmi, Afif,Dan Syakib.50 Satu tahun delapan bulan

setelah istri pertama meninggal, pada tanggal 19 Agustus 1973, ia menikah

lagi dengan Hajah Siti Khadijah dari Cirebon Jawa Barat. Dengan

pernikahannya dengan Hj. Siti Khadijah, ia tidak memperoleh keturunan

karena faktor usia.51

Pada waktu Hamka telah menikah, Hamka juga sibuk mengurusi

Cabang Muhamadiyah di Padangpanjang dan “Tabligh School” di

Padangpanjang pula. Waktu itu tahun 1930. Di tengah-tengah kesibukannya

itu, gairah auto-didact-nya juga semakin meninggi. Dia sangat tekun

menelaah kitab-kitab Arab terutama yang berisi sejarah islam. Dia memang

betul mengutamakan keahlian menulis, namun permintaan masyarakat untuk

melakukan pidato keagamaan (tablig) dia ladeni juga. Oleh karena itu, dia

akui bahwa dia sanggup melakukan tablig agama lewat (pidato) atau tulisan

sekaligus.52

C. Karya-karya HAMKA

Sebagai seseorang yang berpikiran maju, tidak hanya ia lakukan di

mimbar melalui berbagai macam ceramah agama. Ia juga merefleksikan


50
Samsul nizar, Memperbincangkan dinamika intelektual dan pemikiran HAMKA tentang
pendidikan islam, (Jakarta; Kencana, 2008), h. 29
51
Titiek W.S, Nama saya: Hamka, dalam Nasir tamara, dkk, HAMKA dimata hati umat,
(Jakarta: Sinar Harapan, 1983),hal : 52
52
Mohammad damami, Tasawuf Positif (dalam pemikiran HAMKA), (Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2000), hal : 52

54
kemerdekaan berpikirnya melalui berbagai macam karyanya dalam bentuk

tulisan. Untuk itu dibawah ini akan dideskripsikan beberapa karyanya yang

dibagi dalam beberapa bidang antara lain:

1. Karya-karya Hamka dalam bidang Satra

a. Di bawah lindungan ka’bah (1937), menceritakan tentang seorang anak

muda yang taat beribadah dalam petualangan cintanya dengan seorang

gadis cantik, namun pemuda tersebut banyak mengalami

penderitaan,sehingga ia mencari tempat untuk berlindung. Kemudian di

bawah lindungan ka’bahlah ia menemukan ketentraman jiwanya sampai

ia meninggal. Menurut pengakuannya Hamka mendapat inspirasi untuk

mengarang naskah tersebut adalah dari pengalamannya mengelana ke

Mekkah, pahit getirnya dia disana selama 6 bulan pada tahun 1927.

b. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1938), buku roman ini, menurut

pengakuan Hamka dikarang Hamka berlatar inspirasi tatkala dia menjadi

muballig Pengurus Besar Muhamadiyah di Makassar yang pada waktu

itu dia sempat bergaul dengan orang Makassar, Bugis, Mandar, Toraja

dengan kawan-kawannya dan melihat bagaimana bulan menghilang di

balik ufuk pantai makassar. Itu sekitar tahun 1934, dan baru dikarang

pada tahun 1938.53

c. Merantau Ke Delhi (1939), roman yang mengisahkan seorang pemuda


53
Mohammad damami, Tasawuf Positif (dalam pemikiran HAMKA), (Yogyakarta: Fajar
Pustaka Baru, 2000), hal : 66

55
yang merantau untuk mencari ilmu pengetahuan. Cerita roman ini

menurut pengakuannya, dikarangnya berdasar inspirasi yang dia tangkap

tatkala dia menjadi “guru agama” diperkebunan Bajalingge, antara Bukit

Tinggi dengan Pemantang Siantar. Dia melihta bagaimana kehidupan

para saudagar kecil disana dan sebaliknya bagaimana pula nasib buruk

yang menimpa kalangan para kuli perkebunan ditempat yang sama

setelah “Poenale Sanctie” diterapkan.

d. Di dalam lembah kehidupan, buku ini merupakan kumpulan cerita

pendek yang semula dimuat dalam Pedoman Masyarakat. Dalam buku

ini banyak disinggung mengenai kemudharatan pernikahan poligami

yang kurang perhitungan.

2. Karya-karya Hamka dalam bidang keagamaan islam

a. Pedoman Muballig Islam (1937).

b. Agama dan Perempuan (1939), adalah buku yang membela kaum ibu

dari segi agama. Sebuah buku yang melawan kesewenang-wenangan pria

terhadap wanita.

c. Kedudukan Perempuan dalam Islam. Buku ini pertama sekali diterbitkan

pada tahun 1973. Pada awalnya, buku ini merupakan karangan

bersambung dalam majalah Panji Masyarakat. Kelahiran buku ini tidak

terlepas dari rencana diberlakukannya undang-undang perkawinan 1973

yang sekuler dan upayanya mengangkat martabat perempuan yang

56
selama ini berada dalam posisi yang cukup memprihatinkan.54

d. Tafsir al-Azhar Juz I-XXX. Tafsir al-Azhar merupakan salah satu

karyanya yang monumental. Buku ini mulai ditulis pada tahun 1962.

Sebagian besar isi tafsir ini diselesaikan di dalam penjara, ketika ia

menjadi tahanan antara tahun 1964-1967. Buku ini pertama sekali

dicetak pada tahun 1979. Karyanya ini telah mengalami beberapa kai

cetak ulang. Bahkan penerbitannya bukan saja di Indonesia, akan tetapi

juga dicetak di Singapur.

e. Studi Islam (1982), buku ini merupakan karyanya yang secara khusus

membicarakan aspek politik dan kenegaraan islam. Pembicaraannya

meliputi; syari’at islam, studi islam (aqidah, syari’ah dan ibadah), dan

perbandingan antara hak-hak azasi manusia deklarasi PBB dan Islam.

Pokok-pokok pikirannya dalam buku ini ditutup dengan menjelaskan

doktrin islam sebagai motivator yang mampu membangkitkan

kemerdakaan dan keberanian terhadap umatnya.

f. Sejarah Umat Islam Jilid I-IV (1951), merupakan upayanya memaparkan

secara rinci sejarah umat islam. Paparannya mengenai sejarah islamdi

Indonesia mengangkat pembahasan mengenai perkembangan islam di

Indonesia dan Semenanjung Melayu.

g. Tasawuf Modern. Buku ini pertama kali diterbitkan di Medan padatahun


54
Samsul nizar, Memperbincangkan dinamika intelektual dan pemikiran HAMKA tentang
pendidikan islam, (Jakarta; Kencana, 2008), hal : 56

57
1939 dan sampai tahun 1987 sedikitnya telah mengalami 16 kali cetak

ulang. Buku ini diawalinya dengan terlebih dahulu memaparkan secara

singkat tentang tasawuf. Kemudian secara berurutan dipaparkannya pula

pendapat para ilmuwan tentang makna kebahagian, bahagia dan agama,

bahagian dan utama, kesehatan jiwa dan badan, harta benda dan bahagia,

sifat qanaah, kebahagiaan yang dirasakan Rasulullah, hubungan ridha

dengan keindahan alam, tangga bahagia, celaka,dan munajat kepada

Allah.

h. Falsafah Hidup (1940), buku ini membicarakan tentang makna

kehidupan dan islam sebagai pembentuk hidup. Serta di dalam buku

Hamka juga menceritakan tentang gurunya A.R. Sutan Mansur sebagai

tanda hormat kepada beliau dan banyak memberi tuntunan kepada

Hamka.55

i. Ayahku (1950), Riwayat Hidup Dr. Haji Abdul Karim Amarullah dan

perjuangan kaum Agama di Sumatera.

j. Filsafat Ketuhanan, pemaparan tentang manusia dengan Tuhannya.

k. Kenang-kenangan Hidup jilid I-IV(1951), Pada dasarnya buku ini

merupakan semacam buku autobiografinya. Di dalam buku tersebut

mengisahkan secara terperinci kehidupannya dengan berbagai

dinamikanyasejak kecil maupun dewasa.

55
AMKA, Falsafah Hidup, (Jakarta: pustaka panjimas, 1940), hal : 1

58
3. Karya-karya Hamka dalam bidang pendidikan

a. Lembaga budi (1939), terdiri dari XI bab pembicaraannya meliputi; budi

yang mulia, sebab budi menjadi rusak, penyakit budi, budi orang yang

memegang pemerintahan, budi mulia yang seyogyanya dimiliki oleh

seorang raja (penguasa), budi pengusaha, budi saudagar, budi pekerja,

budi ilmuan, tinjauan budi, dan percikan pengalaman.

b. Lembaga Hidup (1941), dalam karyanya tersebut ia mencoba mengupas

tentang berbagai kewajiban diri manusia,asal usul munculnya kewajiban,

kewajiban manusia kepada Allah, kewajiban manusia secara sosial, hak

atas harta benda, kewajiban dalam pandangan seorang muslim,

kewajiban dalam keluarga, kewajiban menuntut ilmu, kewajiban

bertanah air, islam dan politik, Al-Qur’an untuk zaman modern, dan

tulisan ini ditutup dengan memaparkan sosok Nabi Muhammad.

c. Pendidikan Agama Islam (1956), pembahasannya meliputi; manusia dan

agama, dari sudut mana mencari Tuhan, rukun iman (percaya kepada

Allah, hal yang ghaib, kitab-kitab, para rasul hari akhirat, serta takdir,

qadha dan qadar), serta iman dan amal shaleh.

d. Akhlaqul Karimah (1989), Terdapat beberapa pembahasan diantaranya

tentang mencapai kebaikan budi dan penyakit riya.

59
BAB IV

HIDUP SEDERHANA MENURUT BUYA HAMKA

A. Sederhana Niat dan Tujuan

Niat artinya sengaja atau disengajakan. Niat juga biasa diartikan

sebuah keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu. Banyak ulama yang

mendefinisikan niat salah satunya Imam Nawawi yang mengatakan niat

adalah bermaksud untuk melakukan sesuatu dan bertekat bulat untuk

melakukannya.

Kesederhanaan adalah hal (keadaan, sifat). Kesederhanaan kata

dasarnya adalah sederhana, yang berarti bersahaja tidak berlebih-lebihan.

Kesederhanaan merupakan pola pikir dan pola hidup yang proporsional, tidak

berlebihan dan mampu memprioritaskan sesuatu yang lebih dibutuhkan.

Kemampuan untuk ikhlas menerima yang ada, berusaha untuk berlaku adil

dan bersyukur atas setiap rezeki yang diberikan dengan tetap

menggunakannya pada hal-hal yang bermanfaat dan berarti.Kemampuan

itulah yang memberikan manfaat dan menjadi energi dalam kehidupan

seseorang.

Menurut Buya Hamka tidak perlu berlebih-lebihan dalam niat dan

tujuan. Menurutnya sederhana saja dalam niat dan tujuan. Sederhana niat,

ialah tujuan dari niat manusia yang berakal, dalam arti tidak usah berniat

hendak jadi raja, tidak perlu bercita-cita jadi orang berpangkat dengan gaji

60
besar, yang perlu adalah meluruskan niat.Sebagai makhluk hidup, kita harus

berjasa kepada kehidupan Yang akan disederhanakan itu adalah niat dan

tujuan, bukan yang terlihat setelahnya. Banyak orang yang beranggapan

bahwa ketika seseorang menggunakan pakaian yang koyak atau murah atau

rumahnya tidak terlalu indah, maka orang itu dikatakan sederhana. Kalau dari

sana mengukur kesederhanaan, maka tidak akan ditemukan hakikat yang

sederhana itu sendiri.

Manusia tidak bisa berpedoman kepada yang lahir untuk menunjukan

kesederhanaan. Banyak sekali orang yang terkekal, tepandang, terkemuka

dalam hidupnya. Banyak orang yang pintar, penulis, pengarang, dan ahli seni

yang tidak terlalu memperdulikan pakaiannya dan rumahnya. Bukan karena

terlalu hemat atau tamak kepada uang dan ingin menimbun harta. Bukan

karena mereka bakhir tetapi pemikiran mereka tidak sampai kepada hal itu.

Baginya asal sudah bisa berkhidman kepada umum, walaupun pakaian dan

tempat tinggal tidak terlalu mewah, asal tidak ketinggalan dengan orang lain,

mereka sudah merasa bahagia.

Sederhana tidak terletak pada apa yang bisa dilihat. Bukan untuk

untuk orang-orang berada dan bukan pula untuk orang miskin. Tetapi

sederhana terletak pada niat yang ada dalam hati. Sederhana niat, sederhana

tujuan, ialah tujuan segala manusia yang berakal.

61
Dalam kitab I’lam al-Mutawaqqin, Ibnu al-Qayyim berkata tentang

pengertian niat; niat adalah pokok segala urusan dan fondasi sebuah

bangunan. Niat adalah ruh amal, komandan dan penuntunnya. Sementara amal

mengikutinya dan dibangun di atasnya, yang menjadi sah karena sahnya niat

dan menjadi rusak karena rusaknya niat.

Niat dapat mendatangkan petunjuk, sedangkan ketiadannya, akan

menimbulkan kekecewaan dan dengan tingkatannya, akan berbeda-beda

derajat di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda :

ْ ‫إنمااَأْل ْع َما ُل بِالنِّيَّ ِة َولِ ُكلِّ ا ْم ِرٍئ َما نَ َوى فَ َم ْن َكان‬


‫َت ِهجْ َرتُهُ ِإلَى هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه فَ ِهجْ َرتُهُ ِإلَى‬

‫صيبُهَا َأ ِو ا ْم َرَأ ٍة يَتَزَ َّو ُجهَا فَ ِهجْ َرتُهُ ِإلَى َما هَا َج َر ِإلَ ْي ِه‬ ْ ‫هَّللا ِ َو َرسُولِ ِه َو َم ْن َكان‬
ِ ُ‫َت ِهجْ َرتُهُ ل ُد ْنيَا ي‬

”Sesungguhnya amal-amal itu berganting kepada niatnya. Dan setiap

orang memperolah sesuai dengan apa yang ia niatkan. Maka barang

siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya

kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang hijrahnya karena

dunia yang dikejarnya atau wanita yang hendak ia nikahi, maka hijrahnya

kepada apa yang ia (niatkan) hijrahnya kepadanya.” (HR. Bukhari-

Muslim).

Maksud hadis ini adalah bahwa segala sesuatu yang dikerjakan

manusia itu semua tergantung kepada niatnya. Semua amalan harus diniatkan

untuk mengharap Allah SWT. Karena setiap amalan yang tidak diniatkan

karena Allah SWT adalah sia-sia.

62
Dalam agama Islam, niat bertujuan sebagai pembeda dari setiap

amalan. Niat membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lain atau untuk

membedakan dengan suatu kebiasaan. Niat juga membedakan tujuan

seseorang dalam mengerjakan ibadah.

Pilihan setiap orang untuk menjadi kaya tidak ada larangannya,

maupun sebaliknya orang miskin pun tidak ada yang melarang, ternama atau

tidaknya, jadi tuan atau kuli. Tetapi semua harus memiliki niat yang

sederhana, tujuan yang menengah. Bentuk sederhana setiap orang pastinya

berbeda-beda, menurut kesanggupan masing-masing orang. Tetapi semua

harus memiliki niat yang sederhana.

Maksud dari pernyataan Buya Hamka di atas adalah, kita tidak

dianjurkan untuk berniat menjadi orang ingin menguasai semua yang ada di

dunia ini. Yang mengharapkan semua orang kenal dan hormay kepada kita.

Tetapi harus memiliki manfaat dalam kehidupan ini. Tidak keluar dari

kodratnya, yang laki-laki tetap pada jalu laki-laki dan perempuan tetap

menjadi sebagaimana semestinya. Dan harus memiliki jiwa kemanusiaan yang

tinggi tanpa memperhitungkan kaya atau tidaknya diri kita. Karena Hakikat

hidup di dunia ini bukan terletak pada yang telihat. Tetapi pada tujuan, niat

yang suci dan kesederhanaan itu semndiri.

B. Sederhana Berpikir

63
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata berpikir yaitu

menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu;

menimbang-nimbang di ingatan. Dalam arti yang sempit, berpikir adalah

meletakkan atau mencari hubungan/pertalian antara abstraksi-abstraksi.56

Menurt Buya Hamka sederhana berpikir adalah jalan untuk

mendapatkan atau mencapai suatu tujuan niat yang suci sehingga teratur

dalam kehidupan, mendapat keselamatan hidup di dunia yang fana, menjelang

akhirat yang baka.57 Menurut Buya Hamka setiap orang haruslah

mementingkan pikirannya sendiri. Pikiran yang matang dapat membedakan

yang gelap dengan yang terang, yang hak dengan yang batil. Dapat

membuang jauh-jauh pendapat yang salah dan pendirian yang curang.

Kalau tidak dengan pikiran yang teratur beres, tidaklah lahir

kemanusiaan yang sempurna dan tidak pula akan maju langkah menuju

kemuliaan dan ketinggian. Yang amat berbahaya bagi hidup ialah pikiran

yang tidak tegak sendiri, yang hanya berlindung atau terpengaruh oleh pikiran

orang lain. Kekuatan hanya apabila ditolong orang lain.

Tidak dapat dibiarkan hidup sendiri. Tak ubahnya dengan rumput

yang tumbuh di bawah naungan pohong beringin, hidup segan mati tak mau.

Sebab dia tidak mendapat cahaya yang langsung dari matahari.”

56
Ngalim purwanto, “psikologo Pendidikan”, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2011) hal 44
57
Buya Hamka, “Falsafah Hidup”, (Jakarta: Republika Penerbit, 2018) Hal 173

64
. Plato beranggapan bahwa berpikir adalah berbicara dalam hati. 58

Menurut Ross, berpikir merupakan aktivitas mental dalam aspek teori dasar

mengenai objek psikologis.59 Menurut Gilmer, berpikir merupakan suatu

pemecahan masalah dan proses penggunaan gagasan atau lambang-lambang

pengganti suatu aktifitas yang tampak secara fisik.60 Berpikir berarti sebuah

aktifitas. Setiap aktifitas memiliki proses. Hal tersebut sejalan dengan

pendapat Wasty S yang mengungkapkan bahwa berpikir adalah proses

dinamis yang melalui proses atau tahapan.61

Solso mengatakan bahwa berpikir adalah proses yang membentuk

representasi mental baru melalui transformasi informasi oleh interaksi

kompleks dari atribusi mental yang mencakup pertimbangan, pengabstrakan,

penalaran, penggambaran, pemecahan masalah logis, pembentukan konsep,

kreativitas dan kecerdasan.62 Siswono juga mendefinisikan berpikir

merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka

dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan.63 Berpikir

adalah suatu aktifitas yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau

jalannya. Proses atau jalannya berpikir terbagi menjadi 3 yaitu, pembentukan

58
Sumardi, “Psikologi Pendidikan”, (Jakarta: CV Rajawali, 2005), Hal 54
59
Wowo Sunaryo Kusuwana, “Taksonomi Berpikir”, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya,
2011), Hal 2
60
Ibid., Hal 2
61
Sumardi “Psikologi Pendidikan”, (Bandung: CV Rajawali, 2005), hal 54
62
Robert L. Solso, Otto H. Mcalin, dan M. Kimberly Maclin, “Psikologi Kognitif”, (Jakarta:
Erlangga, 2008), Hal 402
63
Yuni Oktavia, skripsi, “Analisis berpikir Refraktif Siswa Dalam Menyelesaikan Maslah
Matematika pada Siswa Kelas IX Smp Negeri 2 Taman”, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah: 2016),
Hal 6

65
pengertian, pembentukan pendapat dan penarikan kesimpulan. 64 Siswono

mengungkapkan mengenai proses berpikir yang meliputi menerima informasi,

mengolahnya kemudian menyimpan informasi dalam ingatan. Informasi yang

disimpan dalam ingatan akan dipanggil kembali ketika dihadapkan pada suatu

permasalahan yang memerlukan penyelesaian.65

Setiap manusia yang hidup di dunia ini pastinya memiliki niat dan

tujuan. Agar tercapai tujuan niat yang suci itu, dan teratur urusan kehidupan,

dan tercapainya keselamatan hidup di dunia ini, hendaklah setiap manusia

mementingkan pikirannya sendiri. Pikiran yang matang dapat membedakan

antara yang baik dan yang buruk bagi kehidupan. Dapat membuang jauh-jauh

penndapat yang salah dan pendirian yang curang. Kalau bukan dengan pikiran

yang matang maka tidak akan terlahir kemanusiaan yang sempurna dan tidak

pula akan maju menuju kemuliaan dan ketinggian.

Yang paling berbahaya dalam hidup ini adalah pikiran yang tidak atas

kehendak sendiri. Selalu bergantung pada pemikiran orang lain, tidak

memiliki pendirian. Kuat ketika ditolong orang lain. Tidak dibiasakan hidup

sendiri. Tidak jauh seperti rumput yang tumbuh di bawah pohon beringin,

hidup segan mati tak mau, sebab ia tidak mendapat cahaya yang langsung dari

matahari. Satu hal yang dapat menghilangkan kesederhanaa alam hidup ialah

merasa kagum pada diri sendiri, sombong dan angkuh pada nama dan turunan
64
Sumardi “Psikologi Pendidikan”, (Jakarta: CV Rajawali, 2005) Hal 54
65
Yuni Oktavia, skripsi, “Analisis berpikir Refraktif Siswa Dalam Menyelesaikan Maslah
Matematika pada Siswa Kelas IX Smp Negeri 2 Taman”, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah: 2016),
Hal 9

66
sehingg lupa membaca diri sendiri. Yang selalu berpikir bahwa diri sendirilah

yang paling benar dan selalu menyalahkan orang lain, merasa paling suci,

benar, jujur. Sehingga orang-orang disekitar pergi dan tinggallah orang yang

hanya mengangguk-anggukkan kapala, yang tidak pernah memberi masukan

dan berkata terus terang menunjukkan kekurangan kita.

Dari sanalah seharusnya setiap orang sadar dan sering membaca diri

sendiri, apa yang menyebabkan seseorang tidak senang kepada kita, tidak

suka kepada kita. Baiknya berkaca terlebih dahulu baikkah diri ini, sehingga

memukan hal yang membuat orang lain kembali senang dengan kita.

Sebagaimana dikatan dalam Hadist Rasulullah SAW :

ِ ‫تَفَ َّكرُوْ ا فِي َخ ْل‬


ِ‫ق هللا َوالَ تَفَ َّكرُوْ ا فِي هللا‬

“Berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berpikir tentang

Dzat Allah” (HR. Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas).66

Dari hadis di atas dijelaskan bahwa berpikir merupakan pernuatan

yang membawa pelakunya untuk memikirkan hal yang lebih konkrit daripada

hal yang abstrak dengan redaksi berpikir itu lebih baik tentang ciptaan Allah

lantaran akan membuat iman lebih kuat kepada Allah. Hal ini lebih konkrit

dengan memikirkan Dzat-Nya yang tidak akan mampu manusia untuk

memikirkan apalagi membayangkan. Sebagaimana dikatakan Dari Abu Ya’la

yakni Syaddad Ibnu Aus, Rasulullah SAW bersabda sebagai berrikut :

66
Hadits Psikologi : Berfikir di ambil pada Hari, Kamis 24 Juni 2022, pukul 09:33 WIB

67
“orang-yang cerdas adalah orang yang mampu mengintrodpeksi dirinya dan

suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah

adalah orang yang selalu mengikuti hawa nafsu dan berharap pada Allah

yang selalu mengikuti hawa nafsu dan berharap pada Allah dengan harapan

yang ksosong”

Dari penjelasan hadis di atas orang yang berpikir cerdas bukan orang

yang hanya mementingkan perkara dunia saja. Secara terus-menerus

mengikuti hawa nafsu dan berharap kepada Allah dengan harapan yang

kosong. Tetapi cerdas adalah orang yang melampaui urusan pikiran dunia

menuju masa depan yaitu akhirat.

Setiap manusia yang hidup haruslah menyadari bahwa hidup di dunia

ini bukan hanya untuk melihat-lihat dan bermain sesuka hati dengan

membusungkan dada, tetapi manusia datang ke dunia untuk bekerja, dan apa

yang dikerjakan itu pada hakikatnya buka “jasa” tetapi kewajiban yang sudah

semestinya dilakukan.

Manusia hidup tidak untuk memikul perkara-perkara yang tidak akan

terpikul. Yang diperintahkan kepada manusia adalah perkara-perkara yang

sesuai dengan kemampuan manusia. Pikirann yang sederhana menimbulkan

tawakkal, pikiran sederhana menimbulkan cita-cita yang mulia. Tawakal

tonggak kepercayaan dan iman. Cita-cita yang suci menghindarkan

kepercayaan yang datang karena menurut saja kepada pikiran dan pendapat

68
nenek moyang dan taklid. Siapa yang hendak sederhana, Tawakkallah kepada

Tuhan. Hidupkanlah cita-cita dan baik sangkalah kepada sesama manusia.

Berpikir sederhana dan jagalah ketiga perkara itu.

Berpikir sederhana berarti tidak membumbung tinggi sehingga

melebihi kesanggupan diri sendir. Setiap orang memiliki ciri khas sendiri

dalam berpikit. Misalnya pemikiran Soekarno tidak sama dengan Moh. Hatta.

Sutan Takdir tidak sama dengan Matu Mona. Tetapi mereka meningkatkan

kemasyuran karena sederhana. Tidak melebihi hikmah yang ada pada diri

mereka.

Setelah pikiran mantap, kita pun bebas menyatakan kapada orang lain.

alat yang terutama untuk menyatakan pikiran ialah dua macam. Pertama, kata-

kata, Kedua, tulisan. Cara menyatakan pikiran dengan tulisan atau kata-kata

mestilah dengan menimbang. Sebab kata-kata menentukan akal, menentukan

dalam dan dangkalnya orang yang berakal, perkataannya bertimbangan,

tulisannya penuh selidik, menjalani rasan dan periksa. Orang yang bijaksana

berkata-terus terang, tetapi melalui langkah yang sederhana juga.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui menurut Buya Hamka bahwa

semua orang harus sederhana dalam berpikir agar tercapai nian dan tujuannya.

Teguh akan pendirian atas pemikirannya. Tidak bergantung pada pemikiran

orang lain, sombong akan pada diri sendiri. Tidak membumbung tinggi

pemikirannya sehingga ia pun tidak dapat mempertanggung jawabkannya.

69
Karena dari pikiran itu sendiri ddapat melihat dalam dan dangkalanya akal

seseorang. maka menurut Buya Hamka hendaklah selalu sederhana dalam

berpikir.

C. Sederhana Keperluan Hidup

Keperluan Hidup merupakan kepentingan asas yang diperlukan oleh

setiap manusia untuk meneruskan kehidupan. Keperluan terdiri daripada

barang atau perkhidmatan yang membolehkan manusia hidup pada tahap

minimum. Keperluan hidup adalah segala hal yang dibutuhkan setiap manusia

untuk mensejahterahkan hidupnya. keperluan mencerminkan adanya

ketidakpuasan atau kekurangan dalam diri manusia yang ingin dipenuhi.

Orang memerlukan sesuatu karena tanpa sesuatu itu ada yang kurang dari

dirinya.67

Menurut Buya Hamka sederhana dalam keperluan hidup adalah

bagaimana manusia memenuhi setiap keperluan dalam hidupnya tetapi tidak

diikutinya nafsu sehingga dalam memenuhi keperluan hidupnya ia tidak

berlebihan dan selalu dalam jiwa kesederhanaan. 68 Karena menurutnya

manusia di beri akal agar dapat menjaga dirinya dan mengatur kehidupannya,

tidak meniru orang lainn sebelum dipikirkan apakah yang ia tiru benar-benar

sesuai dengan dirinya dan keperluannya.69

67
Frank R. Kardes, Maria L. Cronley, dan Thomas W. Cline, Consumer Behavior, (Mason:
South-Western Cengage Learning, 2011), hal.190
68
Buya Hamka, “Falsafah Hidup”, (Jakarta: Republika Penerbit, 2018) Hal 189
69
Buya Hamka, “Falsafah Hidup”, Hal 10

70
Allah mengurniakan nikmat yang luas kepada manusia dalam berbagai

bentuk seperti hidup aman, sehat jasmani, bahagia dengan keluarga dan orang

tersayang, umur yang panjang dan kekayaan harta benda.

Adapun menurut Al-Quran, tepatnya surat Al Furqan ayat 67, hidup

sederhana adalah di antara tidak berlebihan dan tidak terlalu pelit.

َ ِ‫ُوا َو َكانَ بَ ْينَ ٰ َذل‬


‫ك قَ َوا ًما‬ ۟ ‫وا َولَ ْم يَ ْقتُر‬
۟ ُ‫وا لَ ْم يُسْرف‬
ِ
۟ ُ‫َوٱلَّ ِذينَ َذٓا َأنفَق‬
‫ِإ‬

Artinya: "Dan orang-orang yang baik adalah apabila menyalurkan

(hartanya), maka ia tidak tidak berlebihan dan tidak terlalu pelit. Dan adalah

(pembelanjaan itu) di antara kedua itulah yang baik." (QS. Al Furqan: 67)70

Dari ayat di atas dapat dijelaskan bahwa setiap orang yang baik adalah

mereka yang menyalurkan hartanya sesuai dengan kebutuhannya dan tidak

berlebihan dan tidak pule berlaku pelit dengan hartanya. Sifat berlebihan pasti

akan membawa kemusnahan harta benda dan kerusakan masyarakat.

Seseorang yang boros walaupun kebutuhan pribadi dan keluarga telah

terpenuhi dengan hidup secara mewah, tetap akan menghamburkan hartanya

pada kesenagan lain. Kadang kala kesenangan adalah ujian daripada Allah.

Oleh sebab itu, kita diingatkan agar sentiasa bersyukur. Mengurus

perbelanjaan dengan baik adalah tanda kita mensyukuri nikmatnya dan

menggunakan amanah yang diberikan sebaik-baiknya.71

70
Departemen Agama RI, AL-QUR’AN DAN TAFSIRNYA (EDISI YANG
DISEMPURNAKAN), (Jakarta: Widya cahaya, 2011), Hal 51
71
Departemen Agama RI, AL-QUR’AN DAN TAFSIRNYA (EDISI YANG
DISEMPURNAKAN), (Jakarta: Widya cahaya, 2011), Hal 51

71
Jika kita tidak berhikmah dalam berbelanja, mungkin sahaja kita akan

meninggalkan generasi yang fakir dan meminta-minta. Bukan itu sahaja,

mereka akan terjebak dengan hutang dan akhirnya generasi akan datang

menjadi semakin behaya dan tidak dapat berkembang secara ekonomi. Ia juga

boleh menyebabkan masalah sosial. Islam tidak menghalang untuk kita

berbelanja, tetapi hendaklah berbelanja dengan bijak dan usah membazir.

D. Sederhana dalam sukacita

Sukacita adalah kebahagiaan yang mendalam yang dirasakan

seseorang ketika mendapatkan atau mengharapkan sesuatu yang baik.

Sukacita lahir dari hati manusia itu sendiri dan bukan karena situasi.

Di zaman modern ini banyak sekali menimbulkan perubahan taraf

hidup, baik sikap maupun tingkah laku manusia. Orang-orang berebut

memenuhi kepuasan, berusaha menghibur diri mereka sendiri dengan

berbagai cara, namu tidak banyak yang memperoleh perasaan sukacita.

Menurut Buya Hamka Perasaan sukacita, gembira, bukanlah sifat

dari lahir dan bukan pula dari makanan dan kediaman. Kadang-kadang orang

yang dapat memakan berbagai makanan di dalam rumahnya, dan tidur di

atas kasur empuk, lebih banyak mengeluh dari orang yang miskin yang

hanya tinggal di sebuah gubuk, dan yang hanya tertidur beralaskan tikar.

Oleh karena itu perasaan gembira dan sukacita bukan berasal dari lahir,

72
melainkan dari batin.72

Kunci dari kebahagian adalah keamanan dan ketentraman hidup.

Kepercayaan yang penuh kepada diri sendiri dan percaya kepada kekuatan

yang diberikan Allah kepada diri, dan tidak mengeluh ketika dihapkan

dengan rintangan yang bertemu di tengah jalan, melaiankan selalu berusahan

mengatasi masalah dengan akal dan hati yang baik.

Menurut Ibnu Khaldun bahagia itu adalah tuntuk dan patuh

mengikuti gari-garis yang ditentukan Allah dan prikemanusiaan. Abu Bakar

ar-Razi menjelaskan bahwa bahagia yang dirasa oleh seorang tabib, ialah

jika ia dapat menyembuhkan orang yang sakit dengan tidak mempergunakan

obat, cukup dengan mempergunakan aturan makanan saja. Sedangkan

menurut Imam al-Ghazali mengatakan bahwa kebahagian dan kelezatan

sejati, ialah bilamana dapat mengingat Allah. Kebahagiaan tiap-tiap sesuatu

ialah bila kita merasakan nikmat kesenangan dan kelezatannya. Dan kelzetan

itu ialah menurut tabiat kejadian masing-masing , maka kelezatan ialah

melihat rupa yang indah, kenikmatan telinga mendengar suara yang merdu,

demikian pula segala anggota yang lain di tubuh manusia. Adapun kelezatan

hati ialah teguh ma’rifat kepada Allah, karena hati itu dijadikan untuk

mengingat Allah.73

Setiap orang rela melakukan apa saja yang dapat menimbulkan

72
Buya Hamka, “Falsafah Hidup”, (Jakarta: Republika Penerbit, 2018) Hal 195
73
Buya Hamka, “Tasawuf Modern”, (Jakarta: Republika Penerbit, 2015) Hal 14

73
perasaan gembira dan sukacita bagi mereka. Segala hal dilakukan bahkan

tidak heran mereka rela mengeluarkan uang yang banyak untuk

mendapatkan kebahagiaan dan suka cita. Mencari uang yang banyak dan

hidup dalam kemewahan untuk mencari kebahagiaan dan sukacita. Yang

terkadang tidak disadari yang mereka lakukan adalah suatu yang tidak benar

adanya. Setiap orang boleh bersukacita, tapi jalan memperolehnya hendaklah

dengan cara yang benar.

Isyarat larangan bersuka cita secara berlebihan juga disebutkan

dalam Al-Qur’an, tepatnya pada surah at-Taubah ayat 24 yang berbunyi:

ٌ‫قُلْ اِ ْن َك””انَ ٰابَ” ۤ”اُؤ ُك ْم َواَ ْبنَ” ۤ”اُؤ ُك ْم َواِ ْخ” َوانُ ُك ْم َواَ ْز َوا ُج ُك ْم َوع َِش”ي َْرتُ ُك ْم َواَ ْم” َوا ُل ِۨا ْقتَ َر ْفتُ ُموْ هَ””ا َوتِ َج” ا َرة‬

ُ ‫ضوْ نَهَٓا اَ َحبَّ اِلَ ْي ُك ْم ِّمنَ هّٰللا ِ َو َر ُس”وْ لِ ٖه َو ِجهَ””ا ٍد فِ ْي َس”بِ ْيلِ ٖه فَتَ َرب‬
‫َّص”وْ ا َح ٰتّى يَ”ْأتِ َي‬ َ ْ‫ت َْخ َشوْ نَ َك َسا َدهَا َو َم ٰس ِكنُ تَر‬

٢٤ ࣖ َ‫هّٰللا ُ بِا َ ْم ِر ٖ ۗه َوهّٰللا ُ اَل يَ ْه ِدى ْالقَوْ َم ْال ٰف ِسقِ ْين‬

Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-

saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,

perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat

tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya

serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan

keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang

fasik. (QS. At-Taubah ayat 24).

Secara umum, surah at-Taubah ayat 24 berisi tentang peringatan

kepada manusia untuk tidak mencintai dunia secara berlebihan, apalagi

74
sampai lebih cinta dari pada Allah swt dan rasul-Nya. Siapa yang berlaku

demikian, maka ia harus berhati-hati akan datangnya siksa yang pedih di

akhirat kelak (Tafsir Jalalain).74

Sangat disayangkan bahwa kesederhanaan sering dilupakan orang,

padahal kesederhanaan itulah yang menjadi pokok pangkal kebahagiaan.

Kebahagiaan hati diperlukan dan terpokok di dalam hidup, tetapi orang tidak

memperhatikan iyu lagi. Jasmaninya di bentuk agar gembira bukan

rohaninya. Dan juga alamat kesenangan hati akan musnah bila tidak ada

pertalian antara satu sama lain. Jika ia mendapat kesenagan makan tidak

berbagi ke orang lain, tetapi jika susah makan akan berlomba-lomba

memaparkan kesusuhannya.

Kewajiban manusia adalah membagi perasaan gembira dan sukacita

kepada sesama dengan budi yang tinggi. Jika mendapat kesenangan maka

hendaklah berbagi ke sesama dan bila sakitpun bisa dipikul bersama.

Kesenangan hati tidak dapat dihargai dengan uang dan tidak dapat

dibeli dan juga tidak dapat dijual. Karena kesenangan atau kegembiran

berasal dari rohani bukan jasmani. Siapa saja yang ingin merasakan

kedukaan, ingin merasakan ketentraman maka hendaklah bekerja dengan

sederhana, bergaul dengan sederhana, dan selalu berbuat baik dengan orang

74
TafsirWeb, Surat At-Taubah Ayat 24: Arab-Latin dan Artinya (tafsirweb.com), diakses pada
tanggal 28 juni 2022, pukul 03.49 Wib.

75
lain.75

E. Sederhana pada harta benda

Secara etimologi, harta berasal dari kata al-mal berasal dari kata

mala yang berarti condong atau berpaling dari tengah ke salah satu sisi, dan

al-mal diartikan sebagai segala sesuatu yang menyenangkan manusia dan

mereka pelihara baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk manfaat.76

 Menurut Hamka harta merupakan jembatan bagi seseorang untuk

mencapai tujuan. Tetapi supaya harta itu selamat dalam tangan dan

seseorang selamat pula memegangnya, maka janganlah dia dihargakan lebih

daripada nilainya. Banyak yang dapat dilakukan dengan harta benda yang

dimiliki dan terdapat keutamaan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia

sebagai ladang untuk beramal.

Banyak orang yang bekerja siang dan malam demi mencari harta

benda. Berusaha dengan berbagai macam jalan agar tercapai apa yang di

inginkannya. Tetapi setelah mendapatkan harta benda yang diinginkan tidak

sedikit orang yang menjadi tamak. Karena mereka memandang jiwa

kehidupan mereka adalah laba harta dan hartalah yang menjadi jiwa

kehidupannya. Laba itulah yang dituju dalam setiap pekerjaan yang mereka

lakukan.

Harta memang menjadi kebutuhan sangat penting. Kalau tidak ada


75
Buya Hamka, “Falsafah Hidup”, (Jakarta: Republika Penerbit, 2018) Hal 202
76
Nasrun H. Haroen, “Fiqih Muamalah”, (jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), Hal 73

76
harta maka hidup akan sulit, tetapi tidak untuk setiap orang. Harta benda

boleh dijadikan jembatan, atau titian, untuk mencapai apa yang diinginkan.

Dengan harta benda, banya keinginan dan keperluan manusia yang tercapai.

Banyak orang yang terpengaruh akal dan pikirannya oleh harta

benda. Karena mereka berpikir dengan harta itulah mereka akan mendapat

keselamatan. Sehingga banyak orang yang lebih suka bersahabta dengan

harta dibandingkan dengan manusia dan menjauhkan diri dari Allah yang

memberi segalanya.77

Allah SWT berfirman dalam penggalan Surah At-Taubah ayat 34-35:

‫) يَ””وْ َم‬34( ‫ب َألِ ٍيم‬ َّ ِ‫َب َو ْالف‬


ٍ ‫ضةَ َواَل يُ ْنفِقُونَهَا فِي َسبِي ِل هَّللا ِ فَبَ ِّشرْ هُ ْم بِ َع” َذا‬ َ ‫َوالَّ ِذينَ يَ ْكنِ ُزونَ ال َّذه‬

‫َار َجهَنَّ َم فَتُ ْك َوى بِهَا ِجبَاهُهُ ْم َو ُجنُوبُهُ ْم َوظُهُو ُرهُ ْم هَ َذا َما َكن َْزتُ ْم َأِل ْنفُ ِس ُك ْم فَ ُذوقُوا َما ُك ْنتُ ْم‬
ِ ‫يُحْ َمى َعلَ ْيهَا فِي ن‬

)35( ‫تَ ْكنِ ُزون‬

Artinya, “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan

tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira

kepada mereka, (bahwa meraka akan mendapat) azab yang pedih.(34)

“(Ingatlah) pada hari ketika emaas dan perak dipanaskan dalam neraka

Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka

(seraya dikatakan) kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan

untuk dirimu sendiri, maka rasankanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan

itu”.(35)

77
Buya Hamka, Tasawuf Modern, (Jakarta: Republika, 2015), Hal 228

77
Dijelaskan dalam ayat di atas adalah larangan bagi setiap orang untuk

terlalu berlebihan dalam mencari harta benda. Terlalu mencintai harta benda

dan tidak menginfakkan harta benda di jalan Allah. Maka Allah peringatkan

bahwa azab-Nya sangatlah pedih.

Hal yang tidak boleh ialah jika menyimpan atau meninggalkan harta

menyebabkan lupa akan Allah atau mendapatkan harta dengan cara yang

tidak halal atau tidak bersifat memanfaatkan tapi lebih kepada eksploitatif.

Menurut Jalaluddin Rumi hidup tidak boleh menyerah begitu saja, manusia

harus terus berjuang dan bekerja keras karena hidup manusia penuh dengan

kemerdekaan dan manusia dapat menilainya sendiri. penderitaan, kesusahan,

kesengsaraan, kegagalan dan kekecewaan tidak boleh menghalangi manusia

untuk berusaha. Teapi harus selalu tunduk dan patuh kepada Allah yang

satu.78

Dari Imam Nawawi yang mengutip perkataan imam Syafi’i tentang

harta-dunia: “Menuntut harta benda berlebihan, walaupun pada yang halal

adalah siksa yang diberikan Allah kepada hati orang mu’min.” Kehidupan

dunia memang telah mengalami perkembangan yang jauh lebih komplek,

namun tidak berarti sikap sederhana sebagai harus dibuang, tetapi lebih

kepada pemahaman dan pemantapan dengan menyajikannya dalam format

modern dengan bahasa dan gaya masyarakat modern. 79 Dengan demikian


78
M. Sadat Ismail, Jalan Cinta Sang Sufi: Perjalanan Spiritual Jalaluddin Rumi, (Jakarta:
Qolam, 2000), Hal. 136-137
79
100 HR. Ibnu Majah, Turmuzi, dan Baihaqi 101

78
hidup sederhana yang dikenal dapat diterima dan diamalkan oleh setiap umat

Islam. Sikap hidup sederhana dapat dilaksanakan melalui peribadatan dan

I’tikad yang benar sehingga mampu berfungsi sebagai media moral yang

efektif.80

Dengan selalu hidup sederhana maka seorang akan insaf bahwasanya

nikmat-nikmat Allah sangatlah banyak kepada makhluknya, yang tidak dapat

dituliskan. Karena Allah berikan semua nikmat itu kepada manusia dengan

tangan terbuka. Dengan ridha yang penuh, untuk semua manusia. Tidak

berbeda selisih sedang Dia sekalipun tidak meminta upah dan tidak meminta

dihargai.

F. Sederhana mencari nama

Pada zaman modern ini yang diikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi telah memengaruhi seluruh manusia dan menuntut mereka untuk

memodernisasi dirinya. maka dalam hal ini, semua orang bersikap bersikap

terbuka menerima arus modernisasi yang datang begitu cepat sehingga tidak

tertinggal dan pada akhirnya terlindas oleh zaman.

Suatu sifat yang paling banyak di zaman sekarang ini adalah mencari

nama dan kemasyuran. Kalau kita lihat, sangat sedikit sekali orang yang

80
Mohammad Dammami, Tasawu Positif dalam Pemikiran Hamka, (Yogyakarta: Fajar

Pustaka Baru, 2000), Hal 178

79
terlepas dari sifat ini. Setiap orang berlomba-lomba untuk mengejar segala

sesuatu yang menurut mereka akan menaikkan harkat dan martabatnya.

Segala tipu daya dan upaya di lakukan demi mencari nama agar bisa terlihat

bessar oleh orang lain. Misalnya, banyak tokoh-tokoh politik yang datang ke

desa-desa untuk menunjukkah kepada masyarakat desa bahwa dialah yang

pemimpin yang baik dengan mengatakan bahwa yang lainnya tidak sebaik

dia. Dengan segala cara dilakukan agar namanya terlihat paling baik dimata

setiap orang.81

Menurut Hamka bahwa manusia tidak perlu melakukan segala hal

untuk dapat di kenal sebagai orang paling baik di dunia. Sesekali manusia

perlu keluar dari lingkungannya untuk melihat bagaimana kebesaran Allah

SWT. Maka pasti seseorang itu akan banyak menemui banyak orang yang

lebih baik lagi darinya dan yang lebih sebar lagi namanya tetapi nama

mereka tidak terdengar.

‫از ٍم َح َّدثَنَا ْال َح َسنُ َح َّدثَنَا َع ْب ُد الرَّحْ َم ِن بْنُ َس ” ُم َرةَ قَ””ا َل‬
ِ ‫َح َّدثَنَا َش ْيبَانُ بْنُ فَرُّ وخَ َح َّدثَنَا َج ِري ُر بْنُ َح‬

‫ك ِإ ْن ُأ ْع ِطيتَهَ””ا ع َْن َم ْس”َألَ ٍة‬


َ َّ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَا َع ْب َد ال”رَّحْ َم ِن اَل ت َْس”َألْ اِإْل َم””ا َرةَ فَِإن‬
َ ِ ‫قَا َل لِي َرسُو ُل هَّللا‬

ِ ‫ُأ ِك ْلتَ ِإلَ ْيهَا َوِإ ْن ُأ ْع ِطيتَهَا ع َْن َغي ِْر َم ْسَألَ ٍة ُأ ِع ْنتَ َعلَ ْيهَ””ا و َح” َّدثَنَا يَحْ يَى بْنُ يَحْ يَى َح” َّدثَنَا خَالِ ُد بْنُ َع ْب” ِد هَّللا‬

‫ُور َو ُح َم ْي ٍد ح و َح” َّدثَنَا َأبُ””و‬


ٍ ‫س َو َم ْنص‬
َ ُ‫س ح و َح َّدثَنِي َعلِ ُّي بْنُ حُجْ ٍر ال َّس ْع ِديُّ َح َّدثَنَا هُ َش ْي ٌم ع َْن يُون‬
َ ُ‫ع َْن يُون‬

‫س ب ِْن ُعبَ ْي” ٍد َو ِه َش ” ِام ْب ِن َح َّس ”انَ ُكلُّهُ ْم ع َْن‬


َ ُ‫ك ْب ِن َع ِطيَّةَ َويُون‬ ِ ‫َكا ِم ٍل ْال َجحْ د‬
ِ ‫َريُّ َح َّدثَنَا َح َّما ُد بْنُ َز ْي ٍد ع َْن ِس َما‬

‫ير‬ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بِ ِم ْث ِل َح ِدي‬


ٍ ‫ث َج ِر‬ َ ‫ْال َح َس ِن ع َْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ب ِْن َس ُم َرةَ ع َْن النَّبِ ِّي‬

81
Buya Hamka, “Falsafah Hidup”, (Jakarta: Republika Penerbit, 2018) Hal 213

80
Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Faruh telah

menceritakan kepada kami Jarir bin Hazim telah menceritakan kepada kami

Al Hasan telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Samurah dia

berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: "Wahai

Abdurrahman, janganlah kamu meminta jabatan, sebab jika kamu diberi

jabatan karena permintaan maka tanggung jawabnya akan dibebannya

kepadamu. Namun jika kamu diangkat tanpa permintaan, maka kamu akan

diberi pertolongan." Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya

telah menceritakan kepada kami Khalid bin 'Abdullah dari Yunus. (dalam

jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku 'Ali bin Khujr As Sa'di

telah menceritakan kepada kami Husyaim dari Yunus dan Manshur dan

Khumaid. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami

Abu Kamil Al Jahdari telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid

dari Simak bin 'Athiah dan Yunus bin 'Ubaid dan Hisyam bin Hassan mereka

semua dari Al Hasan dari Abdurrahman bin Sumarah dari Nabi shallallahu

'alaihi wasallam seperti hadits Jarir."

Orang yang menuruti hawa nafsunya saja demi mencari nama dan

kemasyuran adalah orang yang menipu dirinya sendiri. Pada awalnya ditipu

orang lain, kemudian membanggakan dirinya, sehingga dirinya lupa melihat

hakikat yang sebenarnya pada dirinya.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menurut Hamka

81
setiap orang tidak perlu melakukan apa saja yang berlebihan untuk mencari

nama dan ketenaran. Yang menjadi perhiasan manusia hidup di dunia bukan

terletak pada harta benda dan ketenaran semata, tetapi orang yang paling

baik adalah mereka yang tidak berlebih-lebihan dalam mencari nama dan

kemasyuran, karena sesungguhnya perhiasan yang paling indah adalah

perilaku yang baik sesama manusia dan bagaimana cara seseorang

mensyukuri nikmat Allah SWT.

G. Sederhana Mencari Pangkat

Banyak orang menempuh pendidikan sampai tingkat tinggi akan

tetapi hal itu hanya sebagai formalitas belaka untuk mendapatkan gelar.

Yang mana denganya mereka manfaatkan sebagai sarana untuk

mendapatkan pangkat. Dengan bukti banyaknya orang yang memiliki gelar

sarjana ,doktor dan semisalnya  akan tetapi mereka tidak bisa memberikan

manfaat kepada orang lain dengan ilmu yang telah merasa mereka

miliki .Bahkan dalam akhlak kesehariannya tidak mencerminkan

sebagaimana akhlak yang telah Rasulullah contohkan.82

Pangkat adalah tegaknya suatu martabat didalam hati seseorang, atau

semacam keyakinan hati mereka yang mencerminkan kesempurnaan didalam

diri seseorang entah karena suatu ilmu, keturunan, kekuatan, rupa yang

menawan atau lain-lainnya yang diyakini manusia sebagai suatu bentuk

82
Buya Hamka, “Falsafah Hidup”, (Jakarta: Republika Penerbit, 2018) Hal 230-231

82
kesempurnaan.

Al-Qosimy dalam kitab Tahdzib Mauidzatul Mu’minin halaman 282

berkata,” sesungguhnya dasar pangkat ialah mencari ketenaran atau

kemasyhuran. Dan hal itu merupakan suatu kejelekan. Akan tetapi hal itu

menjadi suatu kebaikan apabila Allah sendiri yang menjadikan

kemasyhuran itu dan tidak ada keinginan sedikitpun untuk mencarinya

(pangkat) dari pelakunya, misalnya kemasyhuranya karena menyebarkan

dakwah islam.”

Ketahuilah bahwa dasar pangkat adalah cinta kepada ketenaran. Ini

merupakan bahaya yang sangat besar. Yang selamat ialah tidak mencari

ketenaran. Orang-orang yang baik ialah sama sekali tidak pernah mencari

ketenaran, tidak menawarkan diri agar menjadi tenar dan mencari sebab

yang membuatnya bisa tenar.

Diantara pangkat itu ada yang terpuji  dan ada pula yang tercela.

Sebab sebagaimana yang diketahui bersama, manusia harus mempunyai

harta untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Begitu pula ia harus

mempunyai pangkat untuk keperluan hidup bersama orang lain. Sebab

manusia tidak bisa lepas dari penguasa yang melindungi dan membantunya.

Cinta semacam ini bukanlah sesuatu yang tercela. Sebab pangkat semacam

ini hanya sekedar sebagai sarana untuk mencapai suatu tujuan. Jelasnya

dalam masalah ini ,janganlah harta dan pangkat menjadi tujuan kecintaan.

83
maka banyak kita lihat orang-orang yang kosong jiwa yang

mengejar-ngejar mencari kekuasaan. Banyak yang lupa daratan dan lupa

bahwa yang didapatnya hanya sementara dan hanya mengikuti hawa

nafsunya saja. Orang-orang yang mengejar pangkat dan kekuasaan, tetapi

mereka lupa untuk mengisi hati mereka sehingga terganggulah jiwanya akan

kekuasaan dan pangkat. Kalau seseorang sadar apa artinya pangkat dan

kekuasaan, tentu ia tidak akan mengejar-ngejar pangkat dan akan

mempersiapkan diri dan mengisi diri sendiri dan akan selalu ingat kepada

Allah SWT. 83

Menurut Hamka setiap manusia tidak perlu terlalu berlebihan dalam

mencari pangkat dan kekuasaan sehingga membuatnya lupa diri. Bahkan

dari agama tidak melarang bagi seseorang untuk mencari pengkan dan

kekuasaan, tetapi bagaimana seseorang mampu mengenali dan mengisi

dirinya agar tidak lupa diri dan tidak lupa kepada Yang Maha Kuasa, yang

memiliki dan memberi segalanya. Karena itulah pangkat yang setinggi-

tingginya, akan kekal, tidak pernah pensiun, sampai tubuh jasmaninya

hancur di dalam kubur dan hanya batu nisan dan tulang yang tinggal. Namun

pangkat itu akan tetap ada.

H. Didikan Kesederhanaan

Pendidikan adalah usaha membina dan mengembangkan kepribadian

83
Buya Hamka, “Falsafah Hidup”, (Jakarta: Republika Penerbit, 2018) Hal 232

84
manusia baik dibagian rohani atau dibagian jasmani dan juga budi pekerti.

Ada juga para beberapa orang ahli mengartikan pendidikan itu adalah suatu

proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang

dalam mendewasakan melalui pengajaran dan latihan. Pendidikan

merupakam sebuah kebutuhan primer yang harus diperoleh setiap manusia,

dalam menjalankan proses kehidupan di muka bumi. Sebab, dengan adanya

pendidikan, manusia dapat memiliki kebahagiaan serta derajat yang tinggi

dan membedakannya diantara makhluk-makhluk lain.84

Manurut Hamka ada dua macam cara orang mendidik anaknya di

zaman sekarang. Pertama, anaknya dididik menurut apa yang diperintahkan

oleh orang tuanya, menurut jalan cita-citanya. Dengan cara ini anak tidak

dapat bergerak menurut apa kata hatinya. Ia hanya mengikuti apa yang

diperintahkan oleh kedua orang tuanya saja. Misalnya jika orang tuanya

guru, maka dia harus menjadi guru pula. Atau meskipun anaknya tidak

seperti ia. Kepribadian anaknya menurut apa yang mereka inginkan. Kedua,

anak dibebaskan memilih apa saja sesuai dengan keinginannya. Orang tua

tidak terlalu mengambil kebijakan terhadap apa yang diinginkan anaknya.

Anaknya bebas memilih apa saja yang ingin dilakukan.

Pendidikan anak yang semacam pertama itulah yang menyebabkan

banyak pemuda-pemudi yang kehilangan hari depan. Karena mereka tertabas

dengan apa yang mereka inginkan. Dan pendidikan yang kedua berdampak
84
Abuddin nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), Hal 10

85
pada pendirian anak tersebut. Ia akan menjadi manja, bergaul sesukanya

karena sudah terbiasa hidup dengan pilihannya sendiri. Dan berdampak pada

kesombongan karena semua orang di lingkungannya tidak banyak ambil

andil dalam dirinya.

Menurut Hamka kedua cara pendidikan tersebut tidak memberikan

keuntungan, tetapi membahayakan bagi anak dan orang lain. Anak harus

dididik dan diasuh sesuai dengan bakan dan kemampuan serta sesuai dengan

perkembangan zaman. Agar tujuan pendidikan dapat menjadikan anak

berguna di dalam pergaulan hidup. Penuh rasa kemanusiaan, cinta

persaudaraan dan kemerdekaan. Karena, siapa saja yang menginginkan

anaknya menjadi orang yang merdeka, maka didiklah dalam kesederhanaan.

Sederhana di dalam hidupnya sehari hari, ajar bersakit supaya mudah

menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada di sekelilingnya. Karena nikmat

tidaklah kekal.

Menurut pandangan Ki Hajar Dewantara, Bahwa pendidikan

merupakan sebuah proses yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang

ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia, serta untuk

memajukan hidup agar dapat mempertinggi derajat kemanusiaan.85

Dalam pandangan behavioristic Hansen dan Skinner kelihatan bahwa

hakikat manusia sangat memerlukan Pendidikan. Hanya melalui

85
Abuddin nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), Hal 10

86
pendidikanlah perkembangan kepribadian manusia dapat diarahkan kepada

yang lebih baik. Hanya melalui pendidikan pula kemampuan tingkah laku

manusia dapat didekati dan dianalisi.86

Hadits tentang Pendidikan dan Menjadi Pendidik yang Baik

‫َار ْا ِلع ْل ِم‬


ِ ‫ص””غ‬ َ َّ‫ُكوْ نـُـوْ ا َربَّانِي ِّْـينَ ُحلَ َم””ا َء فُقَهَ””ا َء ُعلَ َم””ا َء َويُقَ””ا ُل اَل َّربَّانِ ُّي الَّ ِذى يُــ َربِ ّــى الن‬
ِ ِ‫اس ب‬

ِ َ‫قَبْل ِكب‬
‫ار ِه‬

Artinya: "Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fikih, dan ulama.

Disebut pendidik apabila seseorang mendidik manusia dengan memberikan

ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak." (HR. Bukhari).

Dijelaskan dalam hadis di atas bahwa jadilah orang tua yang

mendidik anak secara santun. Disebut pendidik apabila seseorang mendidik

anaknya dengan ilmu kesederhanaan dan tidak di ajarkan untuk hidup secara

berlebihan.

Adapaun dalam Hadis lain tentang Pendidikan dan Kewajiban

Mendidik Anak

‫ص َرانِ ِه َأوْ يُ َمجِّ َسانِ ِه َك َمثَ ِل ْالبَ ِهي َم ِة تُ ْنتَ ُ”ج‬ ْ ِ‫ُكلُّ َموْ لُو ٍد يُولَ ُد َعلَى ْالف‬
ِّ َ‫ط َر ِة فََأبَ َواهُ يُهَ ِّودَانِ ِه َأوْ يُن‬

‫ْالبَ ِهي َمةَ” هَلْ تَ َرى فِيهَا َج ْدعَا َء‬

Artinya: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci).

Kemudian kedua orang tunyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi

Yahudi, Nasrani, atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan


86
Ramayulis, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), Hal 4

87
binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat

padanya?" (HR Bukhari).

Setiap anak dilahirkan ke dunia dalam keadaan fitah. Dan orang

tuanya yang kemudian mendidiknya. Dari didikan orang tuanya itulah

karakter anak akan di bangun, maka pentingnya memberikan didikan yang

sederhana kepada anak, tidak terlalu mengekang dan tidak pula terlalu

membebaskan anak dalam memilih pendidikannya.

Oleh karena itu budi pekerti sederhana adalah hasil dari akal orang

yang bijaksana, maka hubungannya dengan pendidikan sangatlah besar

sekali.

88
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian terhadap Pemikiran Hamka Tentang

Hidup Sederhana dalam buku Falsafah Hidup kiranya dapat di simpulkan

sebagai berikut. Hidup sederhana adalah bagaimana seseorang tidak menuruti

hawa nafsunya. Dan dapat meletakkan segala sesuatu sesuai dengan

tempatnya. Sederhana bukan berarti tidak memiliki keinginan bahkan untuk

kerja keras, tetapi tidak berlebih-lebihan dalam segala sesuatu. Hamka segala

sesuatu yang dilakukan dalam hidup harus sesuai dengan tempatnya dengan

kata lain harus sederhana.

Sederhana dalam nian dan tujuan Menurut Buya Hamka, Tidak usah

berniat menjadi Raja. Tidak perlu bercita-cita menjadi orang berpangkat

dengan gaji besar, akan mengharapkan bintang yang akan dihiaskan di dada.

Yang perlu itu meluruskan niat.

Sederhana dalam berpikir, menurut Buya Hamka bahwa semua orang harus

sederhana dalam berpikir agar tercapai nian dan tujuannya. Teguh akan

pendirian atas pemikirannya. Tidak bergantung pada pemikiran orang lain,

sombong akan pada diri sendiri. Sederhana dalam keperluan hidup, menurut

89
Hamka tidak tidak terlalu berlebih-lebihan dalam keperluan hidup. Telalu

berpoya-poya. Sederhana dalam keperluan hidup adalah tidak boros dan tidak

bakhil.

Sederhana dalam sukacita, menurut Hmaka sederhana dalam sukacita

ialah tidak terlalu berlebihan dalam mencari kegembiraan. Sederhana dalam

harta benda adalah bagaimana cara memanfaatkan harta benda sesuai dengan

apa yang nantinya akan menjadi manfaat baginya sendiri. Sederhana dalam

mencari nama dapat disimpulkan bahwa menurut Hamka setiap orang tidak

perlu melakukan apa saja yang berlebihan untuk mencari nama dan

ketenaran

Sederhana dalam mencari pangkat, Menurut Hamka setiap manusia

tidak perlu terlalu berlebihan dalam mencari pangkat dan kekuasaan

sehingga membuatnya lupa diri. Didikan sederhana, menurut hamka didikan

yang sederhana adalah Anak harus dididik dan diasuh sesuai dengan bakan

dan kemampuan serta sesuai dengan perkembangan zaman. Agar tujuan

pendidikan dapat menjadikan anak berguna di dalam pergaulan hidup.

B. Saran

Dari uraian di atas, penulis dapat mengambil beberapa saran yang

mesti ditindaklanjuti tentunya, diantaranya :

1. Bagi mahasiswa bahwasannya dalam menjalani kehidupannya

senantiasa mengejar kualitas pribadinya yang akan berdampak terhadap

90
kehidupan lingkup yang lebih luas.

harus bisa menjahui dengan kebudayaan kebarat-baratan yang

berdampak buruk bagi kehidupan yang biasa akan jauh dari kata sederhana

91
DAFTAR PUSTAKA

_____(2004). “Para Psikolog Terkemuka Dunia”. PT. Grasindo, Jakarta.

_____Buya Hamka, “Tasawuf Modern”, (Jakarta: Republika Penerbit, 2015).

100 HR. Ibnu Majah, Turmuzi, dan Baihaqi 101

A. Susanto, Pemikiran Pendiidkan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010).

Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007).

Abuddin nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005).

Bastaman, H,D. 2007. Logoterapi, “Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup dan

Meraih Hidup Bermakna”. Jakarta : raja Grafindo Persada.

Buya Hamka, “Falsafah Hidup”, (Jakarta: Republika Penerbit, 2018).

_____ Kenang-kenangan Hidup, Jilid I cet. III, (Jakarta: Bulan Bintang,1974).

Departemen Agama RI, AL-QUR’AN DAN TAFSIRNYA (EDISI YANG

DISEMPURNAKAN), (Jakarta: Widya cahaya, 2011).

Departemen Agama RI, AL-QUR’AN DAN TAFSIRNYA (EDISI YANG

DISEMPURNAKAN), (Jakarta: Widya cahaya, 2011).

Frank R. Kardes, Maria L. Cronley, dan Thomas W. Cline, Consumer Behavior,

(Mason: South-Western Cengage Learning, 2011).

Gede Sedena Yasa, Bimbingan Belajar (Yogyakarta: Graha Ilmu, 20140.

Hadits Psikologi : Berfikir di ambil pada Hari, Kamis 24 Juni 2022, pukul 09:33 WIB

92
Herry Muhammad dkk, Tokoh-tokoh islam yang berpengaruh pada abad 20,

(Jakarta: Gema Insani, 2006).

Herry Muhammad dkk, Tokoh-tokoh islam yang berpengaruh pada abad 20,

(Jakarta: Gema Insani, 2006).

http://uniknya.com/2015/03/obituari-24-juli-hamka

Irfan Hamka, Ayah...(Jakarta: Republika Penerbit, 2013)

Junaedi. “Makna Hidup Pada mantan Pengguna Napza”. Artikel, Universitas Guna

Darma

Kalean, metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner, Yogyakarta, Paradigms, 2011.

M. Sadat Ismail, Jalan Cinta Sang Sufi: Perjalanan Spiritual Jalaluddin Rumi,

(Jakarta: Qolam, 2000).

Mohammad damami, Tasawuf Positif (dalam pemikiran HAMKA), (Yogyakarta:

Fajar Pustaka Baru, 2000).

Mohammad damami, Tasawuf Positif (dalam pemikiran HAMKA), (Yogyakarta:

Fajar Pustaka Baru, 2000).

Muhammad Ahmad As-Sambaty, Kenang-Kenangan 70 Tahun Buya

Hamka,. (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983).

Muhammad Ali Al-Hasyimi, Muslim Ideal, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004).

Naisaban, Ladislaus Para Psikolog Termuka Dunia, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004).

Naisaban, Ladislaus, Para Psikolog Terkemuka Dunia, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004).

Nasrun H. Haroen, “Fiqih Muamalah”, (jakarta: Gaya Media Pratama, 2000).

93
Ngalim purwanto, “psikologo Pendidikan”, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Nur hamim, Manusia dan pendidikan elaborasi pemikiran HAMKA, (Sidoarjo:

Qisthos, 2009).

Nurcholish Madjid, Dialog Keterbukaan: artikulasi nilai islam dalam wacana sosial

politik konteporer (jakarta; paramadina).

Oktafia, Serly (2008). Skripsi. “Hubungan Antara Dukungan Teman Sebaya Dengan

Kebermaknaan Hidup Pada Remaja Yang Tinggal DI Panti Asuhan”.

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ramayulis, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015).

Robert L. Solso, Otto H. Mcalin, dan M. Kimberly Maclin, “Psikologi Kognitif”,

(Jakarta: Erlangga, 2008).

Rochim, Ifaa. (2009). Skripsi. “Hubungan Antara Religiuusitas Dengan

Kebermaknaan Hidup Pada Santriwati Muallimin Pondok Pesantren

Al_Mukmin Sukoharjo”. Fakultas Agama Islam Surakarta.

Rukin, metode penelitian kualitatif, (sulawesi Selatan: Yayasan ahmar cendekia

Indonesia, 2019).

Rusydi Hamka, Pribadi dan Martabat Buya Prof. Dr. Hamka, (Jakarta: Pustaka

Panjimas, 1983).

Samsul nizar, Memperbincangkan dinamika intelektual dan pemikiran HAMKA

tentang pendidikan islam, (Jakarta; Kencana, 2008).

94
Shobahussurur, Mengenang 100 Tahun Haji Abdul Malik Karim Amrullah

(Hamka), (Jakarta.Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar. 2008).

Sugiono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R & D, (Bandung:

Alfabet,2014).

Sumardi “Psikologi Pendidikan”, (Bandung: CV Rajawali, 2005).

Sumardi “Psikologi Pendidikan”, (Jakarta: CV Rajawali, 2005).

Sumardi, “Psikologi Pendidikan”, (Jakarta: CV Rajawali, 2005).

TafsirWeb, Surat At-Taubah Ayat 24: Arab-Latin dan Artinya (tafsirweb.com),

diakses pada tanggal 28 juni 2022, pukul 03.49 Wib.

Titiek W.S, Nama saya: Hamka, dalam Nasir tamara, dkk, HAMKA dimata hati

umat, (Jakarta: Sinar Harapan, 1983).

ttps:/h/pakdhephantom.wordpress.com/2011/06/22/kesederhanaan-sebagai-energi-

kehidupan/. Di akses pada tanggal 7 agustus 2021 jam 01:35

Wijaya, Menjadi Kaya dan terencana dengan reksa dana, (Jakarta: Jurnal ekonomi,

2014).

Wijaya, Menjadi Kaya dan terencana dengan reksa dana, (Jakarta: Jurnal ekonomi,

2014).

Wijaya, Menjadi Kaya dan Terencana dengan reksa dana, (Jakarta: Jurnal ekonomi,

2014).

Wowo Sunaryo Kusuwana, “Taksonomi Berpikir”, (Bandung; PT Remaja

Rosdakarya, 2011).

95
Yuni Oktavia, skripsi, “Analisis berpikir Refraktif Siswa Dalam Menyelesaikan

Maslah Matematika pada Siswa Kelas IX Smp Negeri 2 Taman”,

(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah: 2016).

Yuni Oktavia, skripsi, “Analisis berpikir Refraktif Siswa Dalam Menyelesaikan

Maslah Matematika pada Siswa Kelas IX Smp Negeri 2 Taman”,

(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah: 2016).

Yusuf, M. Yunus Corak Pemikiran kalam Tafsir al-azhar, (Jakarta: Penamadani,

2003).

96

Anda mungkin juga menyukai