SKRIPSI
Diajukan
Oleh:
MUHAMMAD NURHADI
NIM. 1730402054
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I
Pembimbing II
iii
NOTA DINAS
Kepada Yth,
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Raden Fatah Palembang
Di-
Tempat
NIM : 1730402054
Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan ke Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang untuk diujikan
dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Sejarah Peradaban Islam.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Palembang, 31 Maret2023
Pembimbing I
iv
NOTA DINAS
Kepada Yth,
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Raden Fatah Palembang
Di-
Tempat
NIM : 1730402054
Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan ke Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang untuk diujikan
dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Sejarah Peradaban Islam.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
v
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Nim :1730402054
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi saya yang berjudul “Upaya Pelestarian
Cagar Budaya Di Situs Makam Sobokingking Kota Palembang” adalah benar
karya penulis dan bukan merupakan jiplakan, kecuali kutipan-
kutipanyangdisebutkansumbernya.Jikaterbuktitidakorisinil,makasepenuhnyasayaberse
diamenerimasanksiyangberlakutanpamelibatkan seorangataupunlembaga.
Yang Menyatakan
Muhammad Nurhadi
NIM. 1730402054
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Allah Berkata
)٦( ) ِإَّن َم َع ٱۡل ُع ۡس ِر ُيۡس ً۬ر ا٥( َفِإَّن َم َع ٱۡل ُع ۡس ِر ُيۡس ًرا
“Karena SesungguhnyaBersama Setiap Kesulitan Ada Kemudahan, Sesungguhnya
Bersama Kesulitan Ada Kemudahan”
vii
KATA PENGANTAR
Segalapuji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan sesuai harapan.
Tak lupa pula, kita panjatkan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan pengikut-
tugas akhir “skripsi” yang berjudul: Upaya Pelestarian Cagar Budaya Di Situs
moral maupun materil. Serta ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada:
2. Ibu Prof. Dr. Nyayu Khodijah., M.Si, selaku RektorUniversitas Islam Negeri
3. Ibu Dr. Endang Rochmiatun, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Adab dan
4. Ibu Dr. Amilda, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang selalu bersedia
viii
5. Bapak Sholeh Khudin, S.Ag., M.Hum. selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan motivasi, kritik dan saran kepada penulis sejak awal penulisan
skripsi.
6. Bapak Otoman. S.S., M. Hum. selaku ketua prodi Sejarah Peradaban Islam yang
7. Ibu Fitri. S.S., M. Hum. selaku sekretaris prodi Ilmu Sejarah Peradaban Islam
8. Bapak Ahmad Berkah selaku penasehat akademik saya yang selalu memberi
9. Kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang yang tidak pernah lelah untuk
10. Kepada kedua orang tua (Aspa dan Almh Siti Maria) yang senantiasa
memberikan kasih sayang, dukungan dan do’a yang tulus kepada penulis,
semoga Allah SWT membalas pengorbanan dan kerja keras kalian. Aamiin.
11. Kepada Ayuk dan Adikku Ayu Asmarani, Sri Rahayu, Kamilatun Naima dan Siti
Nur Aida, yang selalu memberikan dukungan dan membantu dalam hal apapun
12. Kepada seseorang yang saya syngai liana Hanifah Farasati terimaksih selalau
ix
13. Kepada teman-teman mahasiswa Sejarah Peradaban Islam 2017 yang tidak dapat
15. Semua pihak-pihak lain yang banyak membantu dalam kelancaran penulisan
skripsi ini yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih sekali lagi.
Semoga Allah SWT membalas seluruh kebaikan yang telah diberikan kepada
penyusunan ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.Oleh karena itu
Muhammad Nurhadi
x
INTISARI
Jurusan Sejarah Peradaban Islam
Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Skripsi, 2023
Muhammad Nurhadi, Upaya Pelestarian Cagar Budaya di Situs Makam Sabokingking
Kota Palembang
xvii + 67 + Lampiran
xi
Kata Kunci: Pelestarian, Situs, Cagar Budaya, Makam Sabokingking
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................1
B. Rumusan dan Batasan Masalah........................................................8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.....................................................8
D. Tinjauan Pustaka .............................................................................10
E. Kajian Teori.....................................................................................13
F. Metode Penelitian.............................................................................21
1. Jenis Penelitian............................................................................21
2. Tempat Penelitian........................................................................22
3. Sumber Data................................................................................22
4. Teknik Penelitian.........................................................................23
G. Sistematika Pembahasan..................................................................25
xii
C. Cagar Budaya...................................................................................37
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................... 71
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. SK Pembimbing
6. Pedoman Wawancara
7. Nama Responden
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
sehingga cenderung dianggap bahwa budaya itu diwariskan secara turun temurun.
Budaya dibentuk berbagai unsur rumit yang terdiri dari unsur adat istiadat, bahasa,
terciptanya kebudayaan itu sendiri sebagai wujud nyata budaya yang berkembang
pada zamannya. Unsur kebendaan itulah yang merupakan artefaktual yang perlu
hampir setiap peropinsi memiliki situs bersejarah dan museum yang menyimpan
benda bernilai sejarah tinggi, namun, masyarakat dan pemerintah belum secara
masih beranggapan bahwa warisan budaya masa lampau sebagai barang pusaka yang
kurang bernilai dalam kehidupan sekarang, ada lagi yang menilai sebagai barang
antik bertuah laku dijual dengan harga tinggi, kemudian ada lagi kasus pencurian
1
Arif Muhtiar, “Ornamen Bangunan Cungkup I Pada Kompeleks Makam Kawah Tengkurep”
(Skripsi, Palembang, Uin Raden Fatah, 2018), hlm. 1-2.
2
Sri Saraswati, Pelestarian Benda Cagar Budaya Dalam Rangka Penyelamatan Nilai-Nilai
Budaya Bangsa Indonesia (Jakarta: Phibeta Aneka Gema, 2006), hlm. 29.
1
benda bersejarah dangan cara penggelapan tersangka yang melakukan penggelapan
tersebut terjadi dengan sepengetahuan kepala museum kasus kriminal ini terjadi di
kandungan nilai yang berkaitan erat dengan peradaban bangsa Indonesia, pekerjaan
yang cukup berat menyadarkan bertapa pentinganya menjaga dan melestarikan cagar
budaya.3
Cagar budaya harus dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya
merupakan aset budaya mereka yang tinggal di sekitar kawasan cagar budaya, aset
tersebut dapat dijadikan sebagai jati diri bangsa. Pelestarian atau pemeliharaan
terhadap cagar budaya yang sangat berrnilai. Cagar budaya tersebut merupakan
benda alam atau buatan manusia yang di anggap memiliki nilai penting bagi sejarah,
3
Eti Kurniati, Lestarikan Cagar Budaya Indonesia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2013), hlm. 6-7.
4
Lihat PERDA NO.4 THN 2017 Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sumatera Selatan, hlm. 3-
29.
5
Saraswati, Pelestarian Benda Cagar Budaya Dalam Rangka Penyelamatan Nilai-Nilai Budaya
Bangsa Indonesia, hlm. 25-26.
2
ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Di Indonesia, benda cagar budaya harus berumur
undang hal ini tidak terlepas dari arti penting warisan budaya bangsa yaitu sebagai
rekaman dasar dan pengikat nilai sekaligus sebai bukti dari pemikiran dan aktifitas
manusia di masa sebelumnya. Juga dapat mewujudkan rasa bangga dan bermanfaat
bagi sejarah kebudayaan, ilmu pengatahuan dan ekonomi, Bisa dimaknai bahwa cagar
budaya dapat memberikan nilai lebih dan nilai manfaat melalui kegiatan pengelolaan
dan pelestarian cagar budaya sehingga memberi manfaat bagi sejarah dan kebudayaan
serta sebagai bahan bagi ilmu pengatahuan yang dapat dikembangkan. Juga memberi
manfaat bagi seluruh masyarakat sehingga memberikan dampak ekonomi yang dapat
mencerdaskan kehidupan mayarakat. Cerdas, tetapi juga memiliki karakter dan dapat
digunakan dalam rangka memperkokoh jatidiri bangsa. Atas dasar inilah maka cagar
budaya penting untuk dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya
6
“Undang-Undang Republic Indonesia Tentang Pelestarian Cagar Budaya,” Pub. L. No. 11
(2010), hlm. 26.
7
Muhammad Syafulloh and Basuki Wibowo, Benda Cagar Budaya Potesi Wisata Dan
Ekonomi Kreatif Masyarakat Kota Pontianak (Kelaten: Lakeisha, 2019), hlm. 1-2.
3
Menurut bapak rapanie TACB Sumatra Selatan, pelestarian sebenarnya
berkaitan erat dengan kewajiban memelihara benda cagar budaya agar dapat
sesuatu agar peninggalan cagar budaya tetap utuh, awat, serta tidak berubah. Usaha
pelapukan kegiatan ini disebut konsevasi. Tentu saja dalam melaksanakan konservasi
terhadap benda cagar budaya harus disesuaikan dangan situasi dan kondisi masing-
masing objek ataupun kemampuan serta fasilitas yang ada. Penting untuk
prinsip konsevasi. Maksudnya, adalah tidak merubah bentuk, tidak mengurangi nilai
seni, tidak merubah warna, tidak menghilangkan elemen-elemn asli dan sebagainya. 8
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan benda cagar budaya sangat rawan
tergerusnya peninggalan sejarah juag bias diakibatkan oleh perubahan kota yang
terlalu cepat, sering terjadi di kota-kota besar maupun kota yang sedang berkembang.
Hal ini juga yang terlihat pada kota Palembang yang berkembang dengan sangat
yang tampil semakin seragam seolah-olah tidak ada lagi cirri khas dan akar sejarah
4
Padahal Palembang merupakan salah satu kawasan di wilayah Indonesia yang
kerajaan besar yang mempengaruhi jalannya sejarah di kawasan Asia Tenggara, yakni
Kerajaan Sriwijaya.10
pemakaman raja-raja kerajaan Islam Palembang yang telah berusia 400 tahun
sumatera selatan sebagai situs yang dilindungi oleh UU Republik Indonesia No. 11
tahun 2010. Pemerintah untuk melakukan perencanaan yang efektifdan efesien dalam
10
Nawiyanto and Eko Crys Endrayadi, Kesultanan Palembang Darusalam-Sejarah Dan
Warisan Budaya (Jember University: Trauma Nusantara, 2016), hlm. 15.
11
Nawiyanto and Eko Crys Endrayadi, Kesultanan Palembang Darusalam-Sejarah Dan
Warisan Budaya (Jember University: Trauma Nusantara, 2016), hlm. 126-127.
5
dikembangkandalam bentuk kegiatan-kegiatan pelestarian meliputi perlindungan,
disebabkan oleh faktor ekstren dan interen bahan itu sendiri, seperti mulai adanya
atap yang bocor bila hujan turun dan juga batu nisan yang sudah mulai termakan usia
nama-nama tokoh, tahun wafat yang tertulis sudah mulai tidak terbaca. Proses
penurunan ini dalam perjalanan waktu mempengaruhi nilai historis dan arkeologis
nilainya, yang terdiri atas tiga macam yaitu: pelindungan, pengembangan, dan
pemanfaatan.13
kondisi nisan ada yang rusak tidak utuh lagi juga nama-nama yang ada di nisan sudah
12
“Keputusan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Tentang Penetapan Makam Sabokingking
Sebagai Situs Yang Dilindungi Undang-Undang Republic Indonesia Nomor 11 Tahun 2010,” Pub. L. No.
MKP, PW.007 KM.09 (2004).
13
Mas,ad, Potret Cagar Budaya Di Indonesia (Tanggerang Selatan: Pusat Data dan Teknologi
Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, 2020), hlm. 3.
6
tidak terbaca karena tertutup cat. Padasaat hujan turun air menguap dan menggenangi
bagian dalam makam, beberapa bagian atap dan pelafond makam sudah rusak dan
mengalami kebucoran, selain itu juga lantai makam sudah ada yang turun dan pecah.
Jalur pedestrian tampaknya sudah berlumut dan di beberapa titik sudah hancur.
Beberapa area batas makam telah dibangun pagar dan bangunan milik warga sekitar.
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat serta Pemanfaatan cagar budaya di situs
makam sabokingking.
sampaikan di atas, maka untuk lebih memfokuskan penelitian ini perlu adanya
rumusan dan batasan masalah agar penelitian ini tidak terjadi pelebaran pembahasan.
7
1. Bagaimana deskripsi komplek makam Makam Sabokingking ?
1. Tujuan
Sabokingking
2. Kegunaan
8
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memperkarya informasi
Kota Palembang.
b. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau rujukan
D. Tinjauan Pustaka
II, Kota Palembang. Dalam hal ini, peneliti melakukan riset dari beberapa penelitian
yang sudah ada, sehingga bisa menjadi acuan untuk mengetahui bagian mana dalam
penelitian sebelumnya yang belum tersentuh, dan tidak terjadinya plagiasi, sehingga
Pertama karya tulis oleh Haidar Alwan Pratama Putra, Kartika Eka Sari,
Wara Indira Rukmi, jurnal Planning for Urban Region and Environment Volume 11,
9
Nomor 2, April 2022. Dengan judul “Tindakan Pelestarian Kawasan Cagar Budaya
Kedua penelitian oleh Fajar Qadri, Sufyan Tahun 2021, Jim Bidang Hukum
Kota Banda Aceh Dalam Pelestarian Makam Yang Telah Ditetapkan Sebagai Cagar
Kewenangan yang dimiliki Pemerintah Kota Banda Aceh dalam Pelestarian Cagar
didelegasikan kepada Dinas pendidikan dan kebudayaan kota Banda Aceh. Terdapat
penilaian oleh Tim Ahli Cagar Budaya kepada Wali Kota Banda Aceh agar
ditetapkan sebagai situs Cagar Budaya. Pengelolaan situs cagar budaya, dilaksanakan
10
pemanfaatan,Penerbitan izin membawa Cagar Budaya keluar kota berkaitan untuk
penelitian lebih lanjut atau dipamerkan sementara diluar wilayah kota banda aceh.
Dari tulisan ini memberikan pemahaman terhadap penulis mengenai bagai mana
Ketiga penelitian yang ditulis oleh Akhmad Fikri Renaldi tahun 2021,
komplek makamKawah Tekurep tidak hanya sebagai tempat berziarah, tapi juga
menjadi salah satu daya tarik wisata religi yang unik dan menarik. Skripsi ini
mebahas pemanfaatan cagar budaya untuk di jadikan sebagai objek wisata religi.16
Keempat buku yang berjudul kawah tekurep perspektif arkeologi dan sejarah
yang ditulis oleh Budi Aswar dkk tahun 2021, dengan judul tulisan “Makam kawah
tekurep perspektif cagar budaya” tulisan ini mejelaskan mengenai komleks makam
15
Fajar Qodri and Sufyan, “Kewenangan Pemerintah Kota Banda Aceh Dalam Pelestarian
Makam Yang Telah Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya,” JIM Bidang Hukum Kenegaraan Vol. 5, no. 4
(November 2021): hlm. 261.
16
Ahmad Fikri Renaldi, “Pengembangan Objek Wisata Religi Di Makam Kawah Tekurep
Sebagai Cagar Budaya Palembang” (Skripsi, Palembang, UIN Raden Fatah, 2021), hlm. 72.
11
Arah penelitiannya adalah untuk melihat bagaimana kawah tekurep dalam
perspektif cagar budaya. tujuan penelitia dalam tulisan ini untuk mengetahui makam
kawah tekurep dalam perpektif cagar budaya dan undang-undang cagar budaya.17
sabo kingking belum ada kajian lebih lanjut dalam penelitian, karena itu peneliti ingin
membawa judul ini ke dalam tugas akhir. Penelitan ini mengunakan tinjauan
arkeologi islam dengan objek penelitian ialah Makam Sabokingking di Ilir Timur II,
kota Palembang.
E. Kajian Teori
konsep pelestarian yang bersifat statis, yang artinya bangunan yang dilestarikan
puing. Sasaran bangunan yang dilestarikan pun hanya terbatas pada benda
peninggalan arkeologis. Dari konsep pelestarian yang bersifat dinamis ini sasaran
juga meliputi karya arsitektur lingkungan atau kawasan dan bahkan kota
17
M. Rizki Arjuni dkk, Kawah Tengkurep:Perspektif Arkeologi Dan Sejarah (Palembang: Aksara
Pena, 2021), hlm. 61.
12
bersejarah. Konservasi menjadi suatu payung dari segenap kegiatan 19 pelestarian
dengan fungsi lama atau menerapkan fungsi yang baru untuk membiayai
kelangsungan eksistensinya.
antara lain :
13
4. Kepmendikbud Republik Indonesia Nomor 063/U/1995 suatu Upaya
mencegah dan menanggulangi segala gejala atau akibat yang disebabkan oleh
perbuatan manusai atau proses alam, yang dapat menimbulkan kerugian atau
kemusnahan bagi nilai manfaat dan keutuhan benda cagar budaya dengan cara
konservasi yang 21 dalam Chohan dan Wai Ki melindungi yang terbaik dari
bahwa pelestarian cagar budaya adalah segenap proses konservasi, interprestasi, dan
manajemn terhadap suatu kawasan agar makna kultural yang terkandung dapat
1. Estetika yaitu cagar budaya tersebut memiliki nilai estetis dan arsitektoris
14
2. Kejamakan, yaitu seberapa jauh karya arsitektur tersebut mewakili suatau
3. Kelangkaan, yaitu cagar budaya tersebut langka, tidak dimiliki daerah lain,
lingkungan di sekitarnya.
Oleh sebab itu pelestarian yang dilakukan bukan hanya asal pilih saja, tetapi
objek tersebuta dapat dijadikan situs bersejarah dan dapat dilakukan pelestarian
kedepannya.
15
d. Meningkatkan Kesejahteraan rakyat
kearifan lokal
erat dengan manajemen. Pengelolaan disini memiliki arti tentang adanya suatu
proses atau tahapan kegiatan baik yang atau yang akan dilaksanakan dalam
16
dalam rangka mencapai tujuan yang akan ditetapkan dengan menggunakan atau
memakai orang lain, baik yang berasal dari organisasi itu sendiri maupun dari
luar organisasi.
ayat (1),
dan pemanfaatan;
17
b. mewujudkan, mengembangkan,dan meningkatkan kesadaran masyarakat
pelestarian, dan
negara tetangga,
18
pelestarian cagar budaya. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan
Badan Pengelola ini dapat terdiri dari unsur pemerintah pusat dan atau
Budaya.
dilakukan oleh badan pengelola yang dibentuk oleh Pemerintah Kota dan/atau
4. Badan Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat terdiri atas unsur
19
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pengelola Kawasan Cagar Budaya
Teori yang saya gunakan adalah teori pelestarian Menurut A. W. Widjaja (1986)
mencerminkan adanya sesuatu yang tepat dan abadi, bersifat dinamis , luwes, dan
selektif.
F. Metode Penelitian
teoritik dan konseptual yang berupa buku teks yang akan membahas secara detail
1. Jenis Penelitian
bersifat deskripsi adapun pengumpulan data pada penelitian ini ialah observasi
kunci yang di butuhkan adalah dari akademisi atau pakar yang memahami
19
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Adab Dan Humaniora (Palembang:
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang, 2016), hlm. 23.
20
digunakan melalui wawancara mendalam aerta pengamatan langsung di
lapangan (observasi).
Dalam penelitian ini, teknik analisis yang digunakan yaitu teknik analisis
2. Tempat Penelitian
Palembang yang beralamat di Kec. Ilir Tim. II, Kota Palembang, Sumatera
Selatan 30111. Selain itu penulis juga melakukan interview terkait Situs
3. Sumber Data
20
Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2012), hlm. 214.
21
Sumber data adalah sebuah bahan yang dipakai oleh peneliti untuk
atau karya ilmiah yang sesuai dengan prosedur penelitian dan dapat dikatakan
sebagai karya ilmiah karena data yang diambil sudah valid dan akurat. Serta
ini yaitu,
Sumber data primer adalah data-data yang secara langsung berkaitan dengan
b. Sumber Sekunder
pandang mata, yakni data sekunder adalah sumber data yang tidak berkaitan
mengunakan sumber data dari buku, jurnal, artikel dan karya ilmiah lainnya
21
Wahyu Wibowo, Cara Cerdas Manulis Artikel Ilmiah (Jakarta: Kompas, 2011), hlm. 46.
22
sebagai data tambahan dari data primer. 22 Yang berkaitan dengan masalah
a. Tekhnik penjajagan
b. Survei
yang dalam. Tujuan survei untuk memperoleh benda atau situs arkeologi
c.Wawancara
dengan cara Tanya jawab, antara peneliti dengan informan saling berhdapan
23
santai, informal, dan masing-masing pihak seakan tidak punya beban
lengkapnya yang berkenaan tentang Cagar Budaya yang ada di situs Makam
Sabokingking.
d. Dokumentasi
G. Sistematika Pembahasan
Pada bagian ini merupakan deskripsi yang terletak dalam proposal penelitan,
maka dari itu, bagian ini berguna untuk mengetahui gambaran, dari masing-masing
bab yang terdapat dalam skripsi, agar didalam penelitian menjadi terarah, maka dari
itu gambaran sistematika penulisan hasil penelitian ini akan diuraikan sebagai
berikut:
Bab I pendahuluan, pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan dan batasan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode
24
Endaswara, Metodologi Penelitian Kebudayaan, hlm. 214.
24
Bab III penulis memberikan penjelasan mengenai bagaimana pelestarian yang
sabokingking
Bab IV merupakan bab penutup dari penulisan ini yaitu berisi kesimpulan dan saran.
Skripsi, yang diterbitkan oleh Fakultas Adab dan Humaniora tahun 2018
25
BAB II
1337 tahun jika berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti
Kedudukan Bukit. Pada tanggal 16 Juni 682. Saat itu oleh penguasa Sriwijaya
air sebagai komponen yang berkorelasi dengan kondisi Palembang saat ini.
dunia. Oleh karena itu, kota Palembang juga digambarkan sebagai penguasa
25
Ahmad Alnoza, “Hubungan Situs Gede Ing Suro Dan Kekuasaan Jawa Di Palembang Pada
Masa Pasca-Sriwijaya,” Siddhayatra Jurnal Arkeologi Vol. 25, no. 1 (Mei 2020): hlm. 15-16.
26
Nawiyanto and Endrayadi, Kesultanan Palembang Darusalam-Sejarah Dan Warisan
Budaya, hlm. 27-30.
26
jariangan lalu-intas kapal-kapal “antar Asia”. Hal ini tidak terlepas dari posisi
antara 2052’ dan 305’ Lintang Selatan dan antara 104037’ dan 104052’ Bujur
Timur dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Posisi Kota
Palembang sangat strategis karena berada di jalur lalulintas pulau Sumatra. Selain
itu juga di Kota Palembang ada Sungai Musi sebagai sarana transportasi dan
atau sekitar 2,65 persen dari total luas daratan Provinsi Sumatera Selatan.
28,50C sampai dengan 30,10C. Dimana suhu udara maksimum terjadi pada Bulan
Agustus sebesar 36,8°C dan suhu udara minimum terjadi pada Bulan April, Juni,
persen sampai dengan 82,33 persen. Curah hujan di kota Palembang tercatat
antara 48,60 mm hingga 396,50 mm, dimana tertinggi pada bulan April dan hari
27
Firdaus Marbun, “Ziarah Kubur Di Palembang: Antara Kesadaran Religi Dan Potensi
Ekonomi Kubra Pilgrimage in Palembang,” Jurnal Penelitia Sejarah Dan Budaya Dan Budaya Vol. 3, no.
1 (June 2017): hlm. 637.
28
Arjuni dkk, Kawah Tengkurep:Perspektif Arkeologi Dan Sejarah, hlm. 47.
27
Tanah di Palembang relatif rendah sehingga terdapat banyak rawa,
dimana sebagian Palembang akan digenangi air terlebih lagi bila terjadi hujan
terus menerus.29
Tabel 2.1
Kelembaban % 79,00
dimana sebagian Palembang akan digenangi air terlebih lagi bila terjadi hujan
terus menerus. Banjir yang terjadi tahun 2018 di kota Palembang terparah sejak
tahun 2013, diakibatkan meluapnya Sungai musi karena turunnya hujan terus
protokol basuki rahmat Kec. Ilir Timur II, Jl. A.rivai Kecamatan Ilir Timur I dan
Jl. Kol. Burlian Kecamatan Sukarami banjir, bahkan kolam retensi di Jalan
Badan Pusat Statistik Kota Palembang Statistik Daerah Kota Palembang 2021
29
28
Demang Lebar Daun Kecamatan Ilir Barat I yang biasa mampu menampung debit
air meluap.31 Kemudian geografis penelitian ini berpusat pada komplek makam
31
Badan Pusat Statistik Kota Palembang Statistik Daerah Kota Palembang 2021, hlm. 1.
32
Lihat Dinas Kebudayaan Kota Palembang. 2021.
33
Lihat Badan Statistik Kota Palembang, 2021.
29
Dari beberapa kecamatan di kota Palembang, penulis lebih memfokuskan
lahan 33,5 x 31,5 M. sebelaah utara berbatasan dengan rawa dan pemukiman ,
34
Nawiyanto and Endrayadi, Kesultanan Palembang Darusalam-Sejarah Dan Warisan
Budaya, hlm. 126.
35
Sahrudin SyarJinsiy, “Tinjauan Fiqh Jinayah Terhadap Tindak Pidana Pencurian Cagar
Budaya Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Pasal 106 (Studi Kasus Makam Sabokingking
Dan Makam Kawah Tengkurep” (Skripsi, Palembang, Universitas Islam Negeri Randen Fatah, 2016),
hlm. 37.
30
Situs makam Sabo King-King merupakan situs peninggalan bersejarah
masa penguasa Palembang belum disebut sebagai kesultanan Palembang atau juga
bisa disebut masa kerajaan Palembang, yaitu Masa Kelasik Masa seriwijaya abad
rawa-rawa. Kompleks makam Sabo Kingking juga dikenal dengan nama Telaga
Batu karena pernah diketemukan prasasti telaga batu. Bangunan makam dapat
besar, yakni jalan Makam Sabokingking dan Arauf, semua jalan bias di lalui
sepeda motor dan mobil. Bagi yang ingin berziarah atau berwisata ke makam
tidak dikenakan pungutan bayaran, tetapi disekitar makam terdapat tabungan yang
36
Kabib Sholeh, Dina Srinindiati, and Aan Suriadi dkk, “Nilai-Nilai Situs Bersejarah Di
Sumatera Selatan Sebagai Penguat Karakter Di Smk Pgri Lahat,” Pengabdian Kepada Masyarakat Vol.
02, no. 03 (September 2019): hlm. 70.
37
Nawiyanto and Endrayadi, Kesultanan Palembang Darusalam-Sejarah Dan Warisan
Budaya, hlm. 127.
38
Wawancara dengan kuncen/perawat makam sabokingking, pada hari sabtu tanggal 12
febuari 2022.
31
Potensi sumber daya alam di kelurahan 1 Ilir yaitu memiliki luas 0.89 Ha
dengan status kawasan bebas banjir, sumber daya air di kelurahan ini berupa
PDAM, Sungai dan sumur pompa, kondisi desa terbagi menjadi 4 Rukun Warga
dan 19 Rukun Tetangga dengan jumlah penduduk 6.660 jiwa, adapun keluarga
berjumlah 1797 jiwa, kemudian jumlah laki-laki 3.350 dan perempuan 3.310
ini berasal dari bahasa sanskerta, berasal dari kata Sambhongin, artinya tempat
oleh sejumlah masyarakat Palembang, dan sering didatangi para penziarah yang
Sido Ing Kenayan. Pangeran ini berasal dari Jawa. Dan istrinya yang bernama
Ratu Sinuhun. Pangeran ini memiliki seorang guru spiritual atau penasihat yang
39
Kecamatan Ilir Timur Dua Dalam Angka 2020 Ilir Timur Dua Sub District in Figures 2020
(Palembang: 2020, 2020), hlm. 1-23.
40
“Simbol Kejayaan Ibukota Sriwijaya Dalam Tiga Prasasti Sriwijaya Di Palembang,” Mozaik
Vol. 13, no. 2 (2013): hlm. 143.
41
Sholeh, Srinindiati, and Suriadi dkk, “Nilai-Nilai Situs Bersejarah Di Sumatera Selatan
Sebagai Penguat Karakter Di Smk Pgri Lahat,” hlm. 69-70.
32
Berdirinya kerajaan ini, berdasarkan ahli arkeologi diperkirakan
sekitar tahun 1616-1628. Pangeran Sido Ing Kenayan ini merupakan penyebar
atau pengembang agama islam yang ada di Palembang, Sumatera Selatan. Berkat
Pangeran Sido Ing Rajek yang kuburannya ada di Sako Tigo, Indralaya. Dan
Kingking juga dikenal dengan nama Telaga Batu karena pernah diketemukan
prasasti telaga batu yang berasal dari abad ke-7 masehi dari masa Kerajaan
Sriwijaya. Berdasarkan hasil foto udara dapat diketahui bahwa situs ini berada
pada sebuah pulau kecil berbentuk persegi empat yang keempat sisinya
33
seseorang yang menjabat sebagai panglima kerajaan. Bentuk makamnya sangat
menarik, selain mempunyai kijing yang bertingkat, juga nisan yang dipakai dari
tipe berbentuk gada. Menjelang ke undakan selanjutnya pada sisi yang lain
dengan kijing yang dilapisi dengan porselin. Disebutkamakam ini sebagai makam
ruangan utama makam Sabokingking. Didalam ruangan ini yang merupakan salah
istrinya dan gurunya. Makam istrinya Ratu Sinuhun di tempatkan di sebelah kiri
sedang gurunya bernama Muhamad Nuh Al Pasah berada disisi kanan. Ketiga
makam ini ditempatkan diatas sebuah altar dari kayu. Pada bagian depan disisi
kanan makam Sidang Kenayan terdapat sebuah makam dengan 2 buah nisan
buah nisan itu sebagai pemberian dari seseorang yang membayar nazarnya di
tempat ini.
Pada bagian depan sisi kanan makam Sideng Kenayan terdapat 2 buah
makam kecil yang disebut sebagai makam anak-anaknya, di samping makam ini
keterangan yang berkubur ditempat ini adalah seorang wanita yang menjadi
kerabat raja yang meninggal ketika hamil tua. Di dalam ruangan ini juga arah
34
Barat Laut terdapat sebuah makam yang cukup menarik dengan motif hiasan yang
indah juga yang berkubur disinidisebutkan sebagai putri Cina. Secara keseluruhan
bentuk makam dan motif hiasan yang digunakan cukup menarik perhatian. Motif
hiasan sebagian besar dipakai motif sulur- suluran, bunga matahari, pohon, pilin
dan sebagainya.
Sinuhun selain dipenuhi huruf Arab juga diisi dengan hiasan bunga matahari.
Pada medalion nisan Ratu Sinuhun juga terdapat huruf Arab menghiasi kijing
beberapa makam di tempat ini. Sebetulnya di bagian luar bangunan pada undakan
terbuat dari kayu hanya tinggal sisa-sisanya saja. Menurut keterangan, seluruh
C. Cagar Budaya
dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan
43
Sisna Kurniawati, “Interpretasi Isi Prasasti Telaga Batu Sebagai Sumber Pembelajaran
Sejarah,” Kalpataru Jurnal Sejarah Dan Pembelajaran Sejarah Vol. 6, no. 1 (2020): hlm. 27-28.
35
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola
rakyat.
sebagainya yang diperkirakan akan punah. Sehingga, hewan dan tumbuhan yang
merupakan hasil akal budi manusia. Dengan demikian cagar budaya adalah benda
hasil akal budi manusia yang perlu diberikan pencagaran, karena jika tidak
berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya,
Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang
perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu
kategori, yaitu: 44
44
“Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Cagar Budaya,” Bab 1 Ketentuan Umum 11 §
(2010), hlm. 1-3.
36
1. Benda cagar budaya
Benda cagar budaya merupakan benda alam dan/atau benda buatan manusia,
baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau
berupa benda alam dan/atau benda buatan manusia yang dimanfaatkan oleh
budaya dapat bersifat bergerak maupun tidak bergerak. Selain itu, benda
Bangunan cagar budaya merupakan susunan binaan yang terbuat dari benda
dapat berunsur tunggal maupun banyak. Selain itu, bangunan cagar budaya
3. Struktur cagar budaya merupakan susunan binaan yang terbuat dari benda
45
Mas,ad, Potret Cagar Budaya Di Indonesia, hlm. 12-13.
37
tunggal maupun banyak. Selain itu, struktur cagar budaya dapat sebagian
4. Situs cagar budaya Situs cagar budaya adalah lokasi yang berada di darat
budaya, dan/atau struktur cagar budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau
bukti kejadian pada masa lalu. Suatu lokasi dapat ditetapkan sebagai situs
geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya
berdekatan;
3) memiliki pola yang memperlihatkan fungsi ruang pada masa lalu berusia
46
Pelestarian Cagar Budaya (Jawa Timur: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Balai
Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur, 2016), hlm. 10.
38
4) memperlihatkan pengaruh manusia masa lalu pada proses pemanfaatan
Budaya, dijelaskan bahwa benda, bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai
Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, atau Struktur Cagar Budaya
dan/ataukebudayaan; dan
c). Pelestarian
47
“Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Cagar Budaya,” Bab III Kriteria Cagar Budaya
11 § (2010), hlm. 10.
39
1. Pelestarian cagar budaya dilakukan berdasarkan hasil studi kelayakan yang
keasliannya.
internasional.
e). Pemanfaatan
40
1. Pemerintah, pemerintah daerah dan setiap orang dapat memanfaatkan cagar
Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) adalah kelompok ahli pelestarian dari
berbagai bidang ilmu yang memiliki sertifikat kompetensi yang bertugas untuk
Menteri (tingkat nasional), Gubernur (tingkat provinsi), Bupati atau Wali Kota
(tingkat kabupaten/kota).
TACB nasional berjumlah 9-15 orang, TACB provinsi berjumlah 7-9 orang, dan
41
TACB kabupaten/kota berjumlah 5-7 orang. Tim terdiri dari berbagai bidang ilmu
karena objek yang diduga sebagai cagar budaya sangat banyak jumlah dan
jenisnya sehingga diperlukan dukungan dari berbagai ilmu untuk melakukan tugas
sejarah, sastra, geologi, geografi, sipil, arsitek, biologi dan hukum. Uji
Profesi (BNSP).
dan klasifikasi dari setiap objek yang diduga cagar budaya. Hasil kajian yang
cagar budaya. Pada saat Bupati/Walikota belum membentuk TACB maka TACB
atau kawasan cagar budaya yang berada di dua kabupaten /kota atau lebih. TACB
Nasional memberikan rekomendasi untuk situs cagar budaya atau kawasan cagar
42
nasional. TACB di setiap tingkatan memberikan rekomendasi peringkat cagar
disebutkan dalam Undang-Undang Cagar Budaya. Cagar budaya yang tidak lagi
penghapusan cagar budaya apabila cagar budaya musnah; hilang dan dalam
jangka waktu enam tahun tidak ditemukan; mengalami perubahan wujud dan gaya
Tahun 2011, untuk cagar budaya yang sudah tercatat dalam Register Nasional
hanya dapat dihapus dengan Keputusan Menteri atas rekomendasi Tim Ahli
BAB III
KOTA PALEMBANG
48
Mas’ad, S.Si., Potret Cagar Budaya di Indonesia (Tangerang Selatan : Pusat Data dan
Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. R.E. Martadinata, Ciputat,
Tangerang Selatan 15411,2020), h. 15-17.
43
A. Deskripsi situs makam sabokingking
mudah. Apalagi itu sebuah benda atau bangunan yang dianggap sudah kuno.
sejarah.
mati. Maka dari itu, jika didiamkan saja tidak akan memberikan manfaat apapun.
Sebaliknya melalui benda mati tersebut jika dipelajari dan diteliti secara cermat
budaya ini akan di ketahui berbagai aspek kehidupan masa lampau yang
49
Dra. Sri Saraswati, Pelestarian Benda Cagar Budya Dalam Rangka Penyelamatan Nilai-Nilai
Budayabangsa Indonesia (Jakarta: phibeta aneka gema,2006), hlm26.
44
Gambar 3.1 Kompleks Makam Sabokingking
bangunan utama dengan daratan. Jembatan ini dahulunya belum ada kemudian pada
45
tahun 2000 barulah jembatan ini di bangun, pembanguan jembatan ini di bantu oleh
PUSRI
46
Gambar 3.6Gapura Penghubung Bangunan Utama
panjang dan merupakan bangunan tembok beratap limasan yang didalamnya terdapat
makam-makam dengan bentuk lantai bertingkat. Bangunan makam terdiri dari 3 buah
Pada bagian teras pertama terletak di samping kanan (barat) dengan pintu masuk di
depan. Di teras pertama ini terdapat makamkan tokoh seorang panglima besar Ki Mas
Agus Bodrowongso atau Ki Abdurahman yang terletak bagian paling bawah sebelah
barat bangunan. Selain itu terdapat makam-makam lain yang berada di sebelah kanan
makam ini.
47
Gambar 3.7 Makam Pada Bagian Teras Pertama
Pada bagian teras pertama dimakamkan tokoh seorang panglima besar kerajaam
Palembang yang Ki Abdurahman. Ki Abdurahman atau Ki Mas Agus Bodrowongso
merupakan gelar yang diberikan kepada sebagai seorang panglima besar di masa
kerajaan Palembang.
Makam panglima tersebut memiliki panjang jirat 208 cm, lebar jirat 86 cm, dan
tinggi jirat 86 cm dengan bentuk persegi panjang. Jirat makam memiliki warna hitam
dengan bahan keramik. Makam panglima memiliki nisan dibagian kepala dan kaki.
Nisan makam memiliki tinggi 52,5 cm. Jarak antara nisan kepala dan nisan kaki 109
cm. Nisan makam memiliki warna hitam.
48
2. Teras Kedua pada makam sabo kingking.
Pada teras kedua terletak di atas teras pertama. Di bagian teras kedua terdapat 4 buah
makam, tiga di antaranya berderat dan satu makam terletak di bagian depan. Tokoh
yang dimakamkan tersebut masih keluarganya pangeran Siding Kenayan dan
pangeran Sideng Rejek.
49
Makam-makam tersebut memiliki panjang jirat 175 cm, lebar jirat 28 cm, dan tinggi
jirat 27 cm dengan bentuk persegi panjang. Jirat makam memiliki warna hitam
dengan bahan keramik. Makam-makam ini memiliki nisan dibagian kepala dan kaki.
Nisan makam memiliki panjang 52,5 cm, lebar 49 cm dan tinggi 52,5 cm. Jarak
antara nisan kepala dan nisan kaki 108,3 cm. Nisan makam memiliki warna hijau dan
kuning emas, nisan berbentuk tipe Demak.
para panglima. Sangat di sayangkan kondisi makam-makam tersebut sudah rusak dan
50
Gambar 3.15 Kondisi Makam pada Area Luar
51
3. Teras Ketiga pada makam sabokingking.
Teras ketiga merupakan teras yang tertinggi terdapat makam tokoh-tokoh penting
yang berjumlah 21 buah disusun dengan penempatan barat ke timur dengan arah
hadap utara selatan. Pada bagian teras ketiga ini dimakamkan raja kerajan Palembang
yaitu Pangeran Sedo Ing Kenayan Jamaluddin Mangkurat IV, yang berkuasa pada
1639 – 1650.
Pangeran Sedo Ing Kenayan Jamaluddin Mangkurat IV (1639 - 1650) merupakan raja
Palembang yang berkuasa bersama dengan isterinya Ratu Senuhun. Ratu Sinuhun
inilah yang nantinya menyusun kitab "Undang-undang Simbur Cahaya" yang
mengatur adat pergaulan bujang gadis, adat perkawinan, piagam dan lain sebagainya
di wilayah kekuasan kerajaan palembang
52
Makam pangeran Sido Ing Kenayang terletak di tengah-tengah pemakaman
diapit oleh Raden Ayu Ratu laut, dan makam Sayid Moh. Omar Al Bashir. Makam
berdiri di atas alas / asana kayu unglen. Makam yang terbuat dari kayu profil tubuh
berbentuk unglen yang memiliki kuil hiasan antefiks di sudut. Terdapat satu makam
memiliki dua nisan dengan tipe nisan Demak. Pada batu nisan itu terdapat motif hias
seperti sulur-suluran, bermotif pucuk rebung, memiliki dua medallion yang terdapat
di bagian kepala dan kaki nisan. Selain makam pangeran Sido ing Kenayan, teras
Makam terdiri dari jirat dan nisan. Jiratnya memiliki simbar di setiap sudutnya
dan memiliki pelipit di bagian atas. Nisannya berjumlah 2 buah dengan tipe
nisan Demak. Bagian utara dan selatan jirat memiliki profil mirip “yoni” dengan
hiyasan simbar (antefiks) pada keempat sudutnya. Nisan dihias dari bagian
motif hiyas felora dan menjuntai sampai ke bawah dalam bentuk tumpal
dengan jumlah gunung lima. Di bawah sabuk adalah kaki nisan yang memiliki
53
Gambar 3.11 Makam Raden Ayu Ratu Sinuhun
Sayyid Umar Al-Idrus dikenal sebagai seorang pemuka agama atau guru di
istana pada masa pemerintahan Pangeran Sido Ing Kenayan. Makam Sayyid
Umar Al-Idrus berada di sebelah kanan dari Pangeran Sido Ing Kenayan. Jirat
makam berbentuk segi empat tanpa ukiran dan dibuat dari batu geranit. Dengan
nisan tipe Demak dan hanya memiliki motif medallion ganda. Di dalam
medallion terdapat motif bunga padma. Motif hias medallion ini terletak pada
bagian atas badan nisan dan di bagian bawah mahkota nisan. Di bagian kaki
54
Makam ketiga tokoh di atas ditempatkan pada satu cungkup berdenah segi
empat menyerupai aritektur rumah limas. Tiang-tiang kayu berdiri di sebuah umpak
terbuat dari bata berplester semen. Di dalam cungkup terdapat hiasan seperti gerigi
Selain itu pada teras ketiga terdapat makam tokoh-tokoh lainnya, diantaranya:
Raden Usman (Purbaya), Putri Sloko, Fatimah Tussadiah, Panglima Moh. Akil,
Raden Dendik, Jangsari, Raden Wancik (Kuncung mas), Nyi Mas Ayu Rokiah
Khasanah, Putri Perak, Tu Bagus, Jiro Sentiko, Pangeran Ratu Pasarean, Pangeran
Antasari (adik Sinuhun), Putri Ayu, Putra Adi Kusuma, Ki Mas Gede Marta, Putri
55
B. Pemanfaatan benda cagar budaya situs makam sabokingking kota
dan Bapak J Samsul bachri, M, Pd. (analisi pelestarian cagar budaya dan
peraturan)
tempat untuk kepentingan individu atau pun kepentingan bersama dengan tetap
budaya dapat dimanfaatkan atau dikembangkan untuk objek wisata yang dapat
56
Pemanfaatan cagar budaya sebagai objek wisata juga akan membawa
manfaat kepada komunitas setempat sebagai tuan rumah, dan menjadi makna
yang penting serta motivasi bagi mereka untuk merawat cagar budaya yang
demikian pengelolaan akan dapat bergerak dengan cepat, oleh karena itu,
50
Tiwi Purwitasari, Kemitraan Lembaga Dan Masyarakat Dalam Pemecahan Masalah
Pengelolaan Tinggalan Arkeologi (Bandung: Alqaprint, 2009), hlm. 137.
57
Berkenaan dengan hal tersebut, maka Komplek Makam Sabokingking
sebagai salah satu lokasi wisata sejarah dan budaya di Kota Palembang.
wisata, namun sampai dengan saat ini belum terbentuk. Hal ini dikarenakan
Palembang dan dalam waktu dekat akan dibentuk kelompok sadar wisata yang
masyarakat sekitar.
58
2. Kurangnya kesadaran masyarakat di sekitar objek wisata dan
sabokingking.
3. Belum optimalnya peran para pelaku usaha jasa pariwisata, media massa
2. Meningkatkansaranadanprasaranawisatayangtersusundalamprogrampemba
ngunan daerah.
3. Mempromosikanpotensi-
4. MeningkatkanwebsitetentanggambaranKotaPalembangdanobjek-objek
mancanegaramaupun domestik.
5. Meningkatkanhubungan dankemitraandenganinvestor.
usahawisata.51
51
wawancara dengan Dinas Pariwisata Kota Palembang dapat dijelaskan
sebagai berikut.
59
Dinas Kebudayaan memiliki peran dalam pelestarian, perawatan, dan
Cagar Budaya yang menjadi patokan untuk menjaga dan melestarikan Cagar
Budaya di Kota Palembang. Menurut bapak J Samsul Bahri, M, Pd, ini adalah
salah satu bukti kepedulian pemerintah dalam melestarikan cagar budaya yang
ada di kota Palembang pada umunya dan makam saboking-king khususnya. Tak
60
dalam menjaga, melestarikan, mengelola, dan merawat makam saboking-king.
Sebagai petugas lapangan, meraka inilah sebagai ujung tombak dalam menangani
terhadap benda cagar budaya maupun zona pendukungnya. dan pengadaan alat-
alat kebersihan (seperti : sapu, kain pel, dan pewangi untuk toilet). Kegiatan
yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Kota Palembang dalam upaya perawatan
dan pemeliharaan situs cagar budaya di Kota Palembang adalah kegiatan gotong
anggaran yang terbatas dan jumlah makam sejarah di Kota Palembang cukup
61
Rencana program perawatan dan pemeliharaan yang akan dilakukan oleh
ke Makam saboking-king.52
tidak keluar dari koridor hukum yang berlaku tentang pelestarian cagar budaya.
sekitarnya dapat membantu kegiatan yang ada di makam apabila ada acara ziarah
52
Wawancara dengan Bapak M. Gazali,SH (pamong budaya cagarbudaya) dan
Bapak J Samsul bachri, M,PD (analis pelestarian cagar buday dan peraturan) tanggal 8
Febuari 2023
62
Kontribusi penziarah (khusus yg melaksanakan wisata religi) dalam
yang ada didalam makam, pengunjung juga tidak mengotori area makam saat
sedang berziarah atau berwisata, dan juga penziaran tidak melakukan tindakan
membuat tulisan dengan cara menggoreskan benda tajam pada benda cagar
budaya yang akan merusak keaslian benda tersebut. Begitu pula tidak membuat
tulisan dengan cat atau pilox yang akan mengurangi segi keindahan maupun
lingkungan makam sabokingking pada tangal 31 Juli 2022. Untuk saat ini, setiap
makam, selain terdapat makam raja juga terdapat makam ulama. Hal ini dapat
63
terlihat pada saat menjelang hari-hari besar Islam, selalu ada kegiatan ritualitas
Oleh karena itu, masyarakat sekitar perlu berpartisipasi dalam perencanaan terkait
masyarakat sekitar.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
53
Wawancara bersama bapak husni masyarakt sekitar makam sabokingking
64
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada situs cagar budaya di
Budaya di Situs makam sabokingking Kota palembang, Dari uraian pada bab-bab
1. Mempertahankan sesuatu yang telah ada memang bukan sesuatu yang mudah.
Apalagi itu sebuah benda atau bangunan yang dianggap sudah kuno.
Sebaliknya melalui benda mati tersebut jika dipelajari dan diteliti secara
cagar budaya ini akan di ketahui berbagai aspek kehidupan masa lampau yang
65
di angkatlah juru pelihara yang bertugas dalam menjaga, melestarikan,
mengelola, dan merawat makam saboking-king. Pada bulan Juli 2022, telah
anggaran yang terbatas dan jumlah makam sejarah di Kota Palembang cukup
ikut serta dilibatkan dalam usaha untuk melestarikan makam karena makam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini dapat terlihat pada saat
yang dilakukan oleh para masyarakat dan para ulama. Dukungan masyarakat
66
ataupun sebuah tempat untuk kepentingan individu ataupun kepentingan
untuk objek wisata yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah setempat
menyediakan makna yang penting serta motivasi bagi mereka untuk merawat
cagar budaya yang mereka miliki. Dalam hal ini belum adanya sosialisasi
B. Saran
67
bersejarah tinggalan masalalu tersebut sangatlah diharapkan kepada pihak
melestarikan situs cagar budaya yang ada di kota palembang, diharapkan kepada
cagar budaya.
cagar budaya yang saat ini sudah dalam penanganan pemerintah maupun yang
belum terurus yang bisa kita lihat saat ini. Penulis juga berharap kepada lembaga-
melakukan pelestarian cagar budaya yang ada dikota Palembang, agar kita tidak
menjadi tempat munculnya salah satu pusat peradaban besar dan tua di
lagi dijadikan sebagai objek wisata religi yang dapat menguntungkan pemerintah
68
agar dapat memudahkan mahasiswa UIN Radenfatah palembang khususnya
perkuliahan.
DAFTAR RUJUKAN
Alnoza, Ahmad. “Hubungan Situs Gede Ing Suro Dan Kekuasaan Jawa Di
Palembang Pada Masa Pasca-Sriwijaya.” Siddhayatra Jurnal Arkeologi Vol.
25, no. 1 (Mei 2020).
69
Badan Pusat Statistik Kota Palembang Statistik Daerah Kota Palembang 2021.
Palembang: Badan Pusat Statistik Kota Palembang, 2021.
Kecamatan Ilir Timur Dua Dalam Angka 2020 Ilir Timur Dua Sub District in Figures
2020. Palembang: 2020, 2020.
70
Penyusun, Tim. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Adab Dan Humaniora.
Palembang: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang,
2016.
Putra, dkk, Haidar Alwan. “Tindakan Pelestarian Kawasan Cagar Budaya Makam
Sunan Bonang Kabupaten Tuban.” Planning for Urban Region and
Environment Vol 11, no. 2 (April 2022).
Qodri, Fajar, and Sufyan. “Kewenangan Pemerintah Kota Banda Aceh Dalam
Pelestarian Makam Yang Telah Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya.” JIM
Bidang Hukum Kenegaraan Vol. 5, no. 4 (November 2021).
Saraswati, Sri. Pelestarian Benda Cagar Budaya Dalam Rangka Penyelamatan Nilai-
Nilai Budaya Bangsa Indonesia. Jakarta: Phibeta Aneka Gema, 2006.
Sholeh, Kabib, Dina Srinindiati, and Aan Suriadi dkk. “Nilai-Nilai Situs Bersejarah
Di Sumatera Selatan Sebagai Penguat Karakter Di Smk Pgri Lahat.”
Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 02, no. 03 (September 2019)
“Simbol Kejayaan Ibukota Sriwijaya Dalam Tiga Prasasti Sriwijaya Di Palembang.”
Mozaik Vol. 13, no. 2 (2013).
Syafulloh, Muhammad, and Basuki Wibowo. Benda Cagar Budaya Potesi Wisata
Dan Ekonomi Kreatif Masyarakat Kota Pontianak. Kelaten: Lakeisha, 2019.
71
Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Cagar Budaya, Bab
1 Ketentuan Umum 11 § (2010).
BIODATA PENULIS
anak keempat dari (5) bersaudara yang merupakan putra dari sepasang suami istri,
72
yaitu Bapak Aspa dan Ibu Alm.Siti Maria. Penulis tinggal dan besar di Lorong
Banten VI, Kelurahan 16 ULU, Kecamatan Seberang Ulu II, Plaju Palembang.
Ibtidaiyah di MI Assanadiyah Palembang selama 6 tahun dan lulus pada tahun 2010.
2016.Penulis untuk pertama kalinya, memilih jalur pendidikan yang berbeda dari
pendidikan di UIN Raden Fatah Palembang, yang beralamat di JL. Prof. K.H Zainal
Abidin Fikri, KM. 3.5 kota Palembang. Penulis mengambil jurusan Sejarah
Peradaban Islam di Fakultas Adab dan Humaniora. Dengan doa, usaha dan kerja
pendidikan ini dan mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada tahun 2023.
orang tua serta saudara saya. Terima kasih semoga tulisan ini bermanfaat bagi kamu
yang membacanya.
73
LAMPIRAN
74
75
76
77
78
DOKUMENTASI
79
Wawancara Penulis Bersama Penjaga Makam Bapak Husni
80
Pengukuran nisan yang ada di makam sabokingking
81