SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, sangatlah pantas puja
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat ujian akhir
program strata satu (S 1) pada tahun 2005, guna memperoleh sarjana dalam
ilmu sejarah dan peradaban Islam fakultas ADAB IAIN Sunan Ampel
2. Ketua Jurusan sejarah dan peradaban Islam. Ibu Dra. Lilik Zulaicha,
M.Hum.
1
4. Para bapak/ibu dosen yang telah sudi dengan sangat ikhlas
professional lagi
depanku.
kepada semua pihak, baik yang tertulis atau belum tertulis. Dengan hanya
mendapat limpahan rachmad serta pahala dari Pangeran Agung dan dicatat
Penulis
2
ABSTRAKSI
sebelum Giri Kedaton sampai berdirinya Giri Kedaton, (3) bagaimana peran
Islamisasi di Nusantara.
3
PERSEMBAHAN
My Family :
akan tergantikan.
My teacher :
My Friend :
4
MOTTO
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
5
DAFTAR ISI
Sampul dalam..........................................................................................
Persetujuan pembimbing.........................................................................
Motto.......................................................................................................
Persembahan............................................................................................
Abstraksi..................................................................................................
Kata pengantar.........................................................................................
Daftar isi..................................................................................................
Lampiran..................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
D. Tujuan penelitian............................................................................... 5
G. Metode penelitian.............................................................................. 7
H. Bahan / sumber.................................................................................. 9
I. Sistematika penulisan..........................................................................9
6
BAB II : PERADABAN ISLAM SEBELUM GIRI KEDATON
1. Peradaban Keagamaan.......................................................................36
2. Peradaban Politik...............................................................................38
4. Peradaban Seni.................................................................................. 48
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................62
B. Saran................................................................................................. 63
7
Persetujuan Pembimbing Skripsi
Skripsi oleh Nur Achmad Fathoni ini telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan.
Drs. Masyhudi, M. Ag
NIP. 150 231 819
8
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI
Tim penguji :
Ketua,
Drs. Masyhudi, M. Ag
NIP. 150 231 819
Sekretaris,
Penguji I,
Penguji II,
9
BAB I
PENDAHULUAN
yang lebih dulu eksis dikawasan belahan lain misalnya, peradaban Romawi,
peradaban Islam.
berbagai benua, diawali dari Asia terus menyeberang melalui laut Merah
menuju benua hitam (Afrika), terus melangkah maju melewati selat Jabal
Islam Timur tengah, peradaban Islam Asia, dan peradaban Islam Spanyol
1Tim penulis Fakultas adab IAIN Sunan Kalijaga, sejarah peradaban Islam dari masa klasik
hingga modern, (Yogyakarta: Lesfi bekerjasama fakultas adab IAIN Sunan Kalijaga 2003) hal, 10
10
Islam yang didasari oleh, olah maupun pola berfikir (intelektual) sedikit
Ruang lingkup yang dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah proses
Islam.
sendiri agar supaya rekayasa masa depan tetap berpijak pada jati diri bangsa.
karena hanya dengan melihat ke masa lalu, kita akan dapat membangun
masa depan yang lebih baik. Selebihnya, sejarah juga menawarkan cara
11
pandang yang kritis mengenai masa lalu, sehingga tidak akan terjebak pada
archaisme dan anakronisme, sekalipun kita berpijak pada jati diri yang
pada aspek ekspresi yang telah teratur serta terstruktur, punya model,
12
Peran (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila
Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi
penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu
sejarahnya Karl Marx. Demikian yang ada dalam penulisan skripsi ini,
4Soerjono Soekanto, sosiologi suatu pengantar (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2002) hal, 243
5Sartono Kartodirjo, pendekatan ilmu sosial dalam metodologi sejarah (Jakarta, PT Gramedia
Pustaka, 1993) hal, 8
13
D. Tujuan Penelitian.
kedaton.
dilakukan oleh para mahasiswa. Penulis belum terinspirasi dan judul skripsi
14
Tapi setelah main ke rumah bapak Drs. Masyhudi, M,Ag, lantas saya
meminjam salah satu karya beliau yang ditulis berdasarkan hasil penelitian
kolektif bersama tim Fakultas Adab dan judul penelitian tersebut mengenai,
MA. Ketua tim, Drs. Masyhudi M.Ag, anggota tim, Drs. H. Ahwan
Mukarrom MA, Dra. Lilik Zulaicha M. Hum, Drs. Muh Hudan, Drs. Amiq
MA, Drs. Achmad Nur Fuad MA. Berdasarkan surat keputusan pimpinan
tanpa disertai peran. Akan tetapi penulis dalam tulisan skripsi ini akan
mencoba untuk saling mengisi kekurangan yang ada dalam judul penelitian
diatas. Dengan disertai peran yang dilakukan oleh pemerintah Giri Kedaton
sejarah peradaban Islam, maka skripsi ini layak dan pantas ditampilkan di
6Tim peneliti IAIN Sunan Ampel, peradaban Islam dari kota kuno Giri kedaton Gresik Jawa
Timur, (Surabaya, lembaga penelitian IAIN Sunan Ampel, 2002), tidak diterbitkan.
15
G. Metode Penelitian.
sebagai berikut :
skripsi ini.
7Nugroho noto susanto, masalah penelitian sejarah kontemporer, (Jakarta, yayasan Indayu, 1978),
hal, 11
16
a. Kritik ekstern yaitu pengujian terhadap data, maksudnya
sumber datanya.
17
Adapun pola penyajiannya sebagai berikut :
diperoleh.
H. Bahan Sumber.
lampau.
sumber tersebut.
I. Sistematika Penulisan.
18
Bab III, banyak menjelaskan tentang proses berdirinya, sampai
masyarakat.
saran.
Bab II
19
Kedaton. Islam zaman Fatimah binti Maimun bin Hibatallah dan Syech
adalah melalui proses dagang dengan penduduk asli Gresik ketika itu.
lil alamin (Gresik). Bagi para pemimpin (pedagang) seperti Fatimah binti
kapal dagangnya di desa Leran, sebelah barat kota Gresik, kalau sekarang
bertuliskan :
20
- Li wal ikram. Hadza qabru syahidah
bacaan “ wa sab’ina “)
kekal
- Dia maha agung lagi maha mulia. Ini adalah kubur seorang
pemimpin wanita
rahmat
10.
Dukut Imam Widodo dan kawan – kawan, (Gresik, pemerintah kabupaten Gresik, 2004), Grisee
Tempo doeloe hal, 104
21
Pemimpin perempuan muslim, pada tahun 475 Hijriyah, atau
bertepatan dengan angka tahun masehi 1082 Masehi, demikian pula ada
tahun 1102 Masehi. Dilihat dari angka tahun yang tertulis dari batu nisan,
bahwa perjuangan yang dilakukan oleh Fatimah binti maimun dalam proses
Islamisasi pulau Jawa pada umumnya, untuk daerah pesisir Gresik pada
kerajaan Mataram Hindu pada waktu itu. Akan tetapi di sisi lain bahwa
Fatimah binti Maimun telah membuka hubungan dagang dari Cina, India,
tertimbun tanah dan juga juga yang timbul diatas tanah. Menurut hasil
survey lapangan di desa Leran dusun Pesucinan. Penulis diantar oleh salah
satu perangkat desa Leran, lantas dia pun bercerita, bahwa disini (Leran),
memang merupakan kota kuno yang telah hilang bahkan dia menunjukkan
diamati dengan seksama dan teliti, bahwa yang sekarang ini desa Leran
22
peradaban Islam melalui proses dagang yang berskala internasional saling
menguntungkan.
Gresik.12
Di salah satu pulau nusantara, Jawa pada zaman itu sudah terjadi
interaksi sosial yang bersifat global, dan bahwa juga masyarakat Gresik
dan akhlaq yang mulia. Sehingga menimbulkan rasa simpati dari penduduk
sekitar.
berdagang agar tidak terlalu kelihatan vulgar dan agar orang Gresik tidak
Islam.13
23
Seorang ulama’ pedagang, pejuang dalam proses penyesuaian bagi
kesadaran waktu.
pada tahap dewan I yang melakukan proses Islamisasi pada tahun 1404
Masehi.
1465 masehi.
24
6) Syech Maulana Ali Akbar, asal Persia / Iran, ahli pengobatan, wafat
1435 masehi.
masehi.
9) Syech Subakir, asal Persia, ahli pasang tumbal tanah angker yang
dihuni jin jahat yang pada waktu itu banyak terdapat di Pulau Jawa.
serba bisa dalam berbagai hal dan beliaulah ahlinya. Dalam bidang
Dengan berbagai macam keahlian yang serba bisa tersebut yang paling
menonjol, adalah Syech Maulana Malik Ibrahim sebagai sosok alim ulama’
yang mandiri.
Ketika itu Leran merupakan pelabuhan yang pada waktu itu ramai dan
sangat banyak di kunjungi oleh para pedagang dari berbagai negara. Di desa
juga bersandar.
25
Lantas kanjeng Syech Maulana Malik Ibrahim bersama rombongan
turun dan mendirikan sebuah masjid yang tidak berfungsi sebagai tempat
berkembang pesat.
sekitar apabila ada yang sakit. Keahliannya yang lain adalah ahli dalam
bidang strategi politik untuk misi Islamisasi elite politik kerajaan Majapahit
yang pada waktu itu di pimpin oleh rezim penguasa yang bernama Wikrama
Maulana Malik Ibrahim bekerja sama dengan Sultan Mahmud syah alam
Dalam proses Islamisasi pada tingkatan para elite penguasa atau raja-
raja yang pada waktu itu masih beragama Hindu. Syech Maulana Malik
memikirkan cara atau strategi yang pas untuk supaya elite pejabat
Majapahit memeluk dan mengikuti ajaran Islam yang oleh Maulana Malik
26
Ibrahim yakini paling benar selama hidupnya. Dalam siasatnya Syech
Setelah sekian lama dan merasa cukup kuat posisi Islam di Leran.
membangun sebuah masjid dan dikenal dengan sebutan langgar sawo, dan
Islam. Di desa Sawo inilah Maulana Malik Ibrahim menetap hingga wafat
Jika proses pergerakan Syech Maulana Malik Ibrahim dari desa Leran
27
terhadap peta wilayah (geo politik) daerah pesisir Gresik pada waktu itu.
Hasil yang terjadi adalah malah menjadi semakin kuat dan berkembang.
Ibrahim, lantas dibajak begitu saja tanpa aturan Haki (hak kekayaan
wujud benda. Berupa ilmu, ajaran, dan bentuk bangunan, yang perlu
28
1. Batu nisan Fatimah binti Maimun yang saat ini telah tersimpan di
dagang. Dan di tempat itu pula kapal Fatimah binti Maimun dan
laki-laki.19
18 Sigar : di pisah atau di belah yang menunjuk pada benda atau suatu tempat.
19 Wawancara dengan Bapak Achmad Jayadi, perangkat desa Leran
29
5. Bedug dan batu pondasi. Karena bentuk dan model Masjid Maulana
total, maka yang tersisa adalah beberapa batu pondasi serta sisa-sisa
kayu yang dikumpulkan dalam satu tempat dan jadi salah satu bukti.
hanya untuk sholat lima waktu dan kegiatan mengaji anak-anak kecil
Bab III
Giri Kedaton
30
langsung sementara pada waktu yang sama, mengupayakan pelestarian
dalam masyarakat.
hubungan dan interaksi antar kelompok saja, tetapi juga dalam bentuk dan
ada dukungan dari sistem nasional. Kendati tidak realistik untuk menolak
gerak perubahan. Karena hanya ideologi dan simbol mereka yang cocok
31
untuk masyarakatlah yang dapat digunakan oleh para pemimpin tradisional
sebagai alat untuk membangkitkan emosi dan loyalitas yang efektif dari
kultural lokal.
memahami kelestarian otoritas para ulama’ dan tokoh Islam adalah terletak
agama dan umat dan antara pusat peradaban Islam. Ketaatan beragama
pemimpin tidak dapat muncul begitu saja. Kalau tanpa tempat, rakyat dan
keputusan yang cukup matang, maka Sunan Giri dan Sunan bonang (anak
Ampel. Terus keduanya di suruh sang guru (Sunan Ampel) untuk menuntut
20DR. Hiroko Horikoshi, (penj : Umar Basalim dan Andi Muarly Sunrawa) Kyai dan perubahan
sosial, (P3M, Jakarta, 1987), hal, 239, 240, 241, 246
32
Sunan Ampel mampir dahulu di negeri Pasai untuk menemui Syech
Maulana Ishak dan Maulana Ishak tersebut adalah ayah Sunan Giri.21
Di negeri Pasai itulah Sunan Giri dan Sunan Bonang justru tidak di
Maulana Ishak. Malah yang terjadi Sunan Giri dan Sunan Bonang
Setelah masa studinya dirasa cukup dengan ilmu yang diperoleh dari
tanah tersebut kepada Sunan Giri. Ikut serta juga santri syech Maulana
Ishak yaitu : Syech Grigis dan Syech Koja. Pesantren yang didirikan itu
Giri, tidak saja berasal dari pulau Jawa, melainkan juga berasal dari
kawasan Indonesia timur antara lain : dari pulau tetangga yaitu Madura,
21Umar Hasyim, Sunan Giri (Menara Kudus, Kudus, 1979) hal, 32-33
22Kementrian agama, Sejarah hidup K.H.A. Wakhid Hasyim (Panitia buku peringatan Alm.
K.H.A. Wakhid Hasyim, Jakarta), hal, 21
33
Dengan kata lain Giri Kedaton menjadi sentra pendidikan religius (pusat
pesantren).
Syech Maulana Ishak adalah seorang ulama’ di Pasai dan Pasai adalah
sangat dibutuhkan oleh Sunan Giri. Maka beberapa bulan lamanya Sunan
Giri tinggal di Pasai untuk belajar ilmu siyasah (politik) kepada ayahmya.
Salah satu ilmu yang didapat Sunan Giri dari Pasai adalah mencari tempat
strategis yang kelak dalam jangka panjang akan menjadi istana kerajaannya.
tempat yang serupa dengan segenggam tanah yang dibawa dari Pasai.
Sunan Ampel memberi do’a restu dan mendukungnya agar pesan itu betul-
gunung yang ada di Gresik. Napak tilas itu diawali dari titik historis, dari
34
wilayah pesisir kota hingga ke arah pantai utara (pantura). Lama belum
Sunan Giri mengamati posisi sebuah puncak gunung di bagian paling timur
puncak gunung itu. Tak sampai empat puluh hari, beliau harus
mengurungkan niatnya. Ibu asuhnya Nyai Ageng Pinatih, sakit keras dan
Di gunung petukangan itu Sunan Giri lebih tekun dan lebih khusyuk
Pada puncak malam ke empat puluh, dalam sholat tahajud Sunan Giri
melihat sorot cahaya berkilau di arah barat. Kemudian Sunan Giri berusaha
melacak asal cahaya itu. Ternyata posisi cahaya itu beliau temukan di
35
sebuah puncak diantara gunung Petukangan dan Sumber. Puncak itu adalah
di Giri kedaton. Adapun puncak dimana Sunan Giri melihat cahaya, lalu
menduga (mbatang) bahwa cahaya itu adalah ilham atau petunjuk dari
Giri Kedaton setelah ditemukan Sunan Giri sekitar tahun 1481 Masehi,
berbasiskan massa, yaitu para santrinya yang militan, terdidik dan terlatih.
Basis santri ini ada yang berasal dari berbagai pulau di nusantara antara lain,
Giri ketika Sunan Giri mendirikan Kerajaan Giri, maka basis pendukungnya
adalah para santrinya yang militan itu, ditambah penduduk Giri dan Gresik
Setelah Sunan Giri telah memiliki legitimasi publik (rakyat) yang kuat,
dukungan dan dorongan dari tiga pembesar Jawa Dwipa itu tidak bisa di
tolak oleh Sunan Giri. Maka pada hari senin tanggal 9 Maret 1487 Masehi,
36
itu, di Giri Kedaton, Raden Patah selaku raja Demak memberikan gelar
Prabu Satmoto kepada Sunan Giri. Pada kesempatan yang lain, raja Hitu
dari kepulauan Maluku membingkiskan gelar raja dari bukit Giri kepada
Sunan Giri.
Giri sebagai raja di Giri Kedaton yang dihadiri pula oleh para sunan dan
wali di Jawa. Tempat untuk menobatkan Sunan Giri sebagai raja itu di
pengetahuan yang lebih luas tentang perpolitikan Islam di Jawa yang ketika
berbentuk sebuah batu besar, selain itu juga dapat ditemui kolam wudlu
pelestarian dan konservasi situs Giri Kedaton tahap III di Dusun Kedaton,
37
yang di tulis dalam babad Gresik terasnya tertulis ada tujuh berundak”.
Istana merupakan model bingkai cermin. Untuk pintu utama istana yang di
dapati oleh penulis adalah menghadap pada arah timur dan utara, bangunan
bangunan pada masa pra Islam, yaitu pada masa Mataram kuno dan
Majapahit.
Timur dengan dinas pendidikan dan kebudayaan pemerintah kabupaten Gresik tahun 2004, hal 93
tidak dterbitkan.
38
6. Nuli seih Siti Jenar beber ilmu sejati : sembayang iku Allah :
semabah sinembah puji pinuji dawak. Sujud ruku’ iku Allah (114).
7. Nuli (kan)jeng sinuhun Prabu Sat Netro beber ilmu malih : kang
dihin ; Allah kang purbo angeweruhi. Kapindo ; Nabiyullah. Kaping
telu ; Rasulullah. Kaping pat ; dzat-sifat.
8. Nuli angendiko sekehe poro wali : Eh Siti Jenar Kadariyah ujub
rilah (riko?). Nuli sinuhun Prabu Sat Netro angendiko : Eh Siti
Adoha Allah parek Allah ; lamun parek aweh pakeniro, lamun adoho
meneng pekeniro. Supoyo yen bener : Eh Siti Jenar siro iku jism alus.
Nuli Siti Jenar angendiko : jiwo rogo den wicoro, pahesan sun tilar.
Nuli poro wali angendiko : Eh ! salah (115) temen Siti Jenar.
Pekenira kafir ingda nas (inda nas) Islam ingda (inda) Allah. Siti
Jenar angendika : temen mengko ingsun sukmo langgeng ing urip sejati.
Apan wus janji rumihin podo ambeber ilmu roso sami podo miyak aling-
aling wong semono podo mawi tetimbang ajo ono salah cipto.
Nuli (kan)jeng sinuhun Prabu Sat Netro angendiko : Eh Siti Jenar siro
iku kamanungsan. Tan perbedo marang sanak pekeniro (116) Eh Siti Jenar !
siro iku kebeneran nora nganggo tetimbang oro nganggo aling-aling
menawi akeh-akeh kalugurungan. Ora biso koyo Siti Jenar ; akeh-akeh
wong anggegampang, akeh-akeh salah cipto, salah tompo ; dadi akeh-akeh
kang wong nora arep ameguru ilmu syareat limang waktu ; dadi oro becik.
Lamun bisoho koyo Siti Jenar (iku) luwih utomo ; lamun ora biso dadi
kalugurungan. Nuli seih Maulana sami perapto pinarek masjid ageng ;
ingkang kari, wali pepitu sami ambener sasatyo : Datan perbedo lawan
kang rumihin ; sedoyo sami cunduk. Sami angendiko aji maulana : Eh Siti
Jenar jeneng tuang Siti Jenar (117) ngaku Allah.
Angendiko Siti Jenar : ora ono Allah amung Siti Jenar ingkang ono.
Sirno Siti Jenar ono Allah. Nuli Maulana Maghrib angendiko. Eh kafir adi
Siti Jenar. Kafir ingda nas Islam ingda Allah.
Nuli matur Seih Maulana Maghrib marang sinuhun Prabu Sat Netra :
Eh kanjeng sinuhun sampun : sampun kebeletat. Katah-katah kang
winecoro. Temahan masjid dalem suwung. Wonten sholat, wonten boten
sholat. Katah-katah kang wong gegampang toto syareat tur dereng
kantenan wuniko sejatining ilmu rahsa. Syukur ugo lamun lereso, lah
dawek kanjeng (118) sinihun salah leres Siti Jenar penejahan.
Nuli Siti Jenar angendiko : lah dawek sampun kelayatan lawang
suwargo sampun mengo. Sigera Siti Jenar cinandak qohum papat. Sigera
rinompo lajeng jongko kapinasan ; sahabate ingkang kari sami panejahan.
Sami nyebut ngaku Allah.
Nuli ono rarine Siti Jenar angon wedus wus angrungu Siti Jenar wus
ngemasi kasuwur yen ngaku Allah. Sigera-sigera marek ing ajengan, sarto
sumbar-sumbar iki ono Allah kari siji katungkul angon wedus.
Nuli sinuhun Prabu Sat Netro angendiko : rari iku kudu melu (119)
Siti Jenar ojo suwe sandingono Siti Jenar. Nuli ono suworo kersaning
39
sukmo ngendikane seih Siti Jenar : Eh rerijil angon wedus angucap : Lah
kabetah tumuteno perloyo. Wus mengo lawang suwargo. Nuli penedang
rari angon wedus tutas jongko kapisanan. Rari angon wedus nuli mengsem.
Wus antoro telung dino, gelang-gelangan jisime Siti Jenar (wutuh).
Nuli angendiko (kan)jeng sinuhun Prabu Satmoto : Siti Jenar badane
misih wutuh, mongko ingulukan salam maring sinuhun Prabu Satmoto. Nuli
sirno badane Siti Jenar. Wus mulih asal kamulyane ruh ; dadi badan alus
Siti Jenar. Sinangkalan sedane Siti Jenar kelawan rare angon wedus.
sarasehan (dialog) ilmu roso. Mereka terdiri dari para wali sembilan yang
berkumpul di masjid Giri Kedaton ; pengikutnya terdiri para ratu dan para
wali lainnya. Diantara yang bicara adalah kanjeng sinuhun Prabu Sat Netra
Sunan Qudus, Seih Siti Jenar, Seih Benung, Pangeran Palembang dan
Panembahan Ma’dum.
Pertama Prabu Sat Netra berkata : saya muji syukur karena sanak
saudara telah datang semua dalam rangka sarasehan ilmu rasa. Sekarang
kita telah mempunyai kehendak yang sama. Jangan ada yang repot,
1. Sunan Bonang berbicara ilmu rasa : “anda itu yang sejati dalam dzat,
sifat dan af’al. af’al (Allah) masuk dalam roh anda ; yang
kenyataannya ada pada hati anda. Maksudnya dzat Allah yang maha
40
Kemudian susuhunan Ngadiluwih menjelaskan ilmu : “maksudnya,
anda itu hanyalah namaKu. Pada masa dahulu, ruh Allah menyebut
“anda itu dapat beriman merasa bersatu dengan Tuhan karena diberi
adalah hakekat Allah yang Qadim, kuasa, agung dan luhur. Diri
tunggal. Ruh Allah yang maha kuasa beserta dengan ruh hamba
sendiri, sebagaimana arti (makna) dari sujud dan ruku’ pada Allah”.
41
8. (114) Kemudian kanjeng sinuhun menjelaskan ilmu lagi : “pertama,
Kemudian Prabu Sat Netra berkata : “He Siti Jenar ! Allah itu jauh dan
juga dekat pada hamba. Jika dekat maka Allah itu memberi sesuatu pada
hamba. Jika Allah jauh dari hamba maka hamba itu hanya diam, tak dapat
bergerak (mati?). singkat kata yang benar bahwa : “Siti Jenar itu hanyalah
jisin halus”.
aling). Kemudian para wali berkata : “He ! salah (115) amat Siti Jenar. Diri
anda telah kafir menurut pandangan manusia (inda nas), tetapi Islam
Siti Jenar berkata : “Allah telah memberi ridlo, terserah anda semua
mencelaku”. Lantas para wali berkata : “He Siti Jenar ! diri anda mengaku
Allah berarti jisin Siti Jenar itu kekal di dunia”. Siti Jenar berkata : “nanti
rohku akan kekal di alam kehidupan sejati. Hal ini saya ungkapkan sesuai
dengan perjanjian terdahulu bahwa kita akan menjelaskan ilmu rasa tanpa
42
Kemudian kanjeng sinuhun Prabu Sat Netra berkata : “He Siti Jenar !
anda telah menjadi manusia yang tidak berbeda dengan sanak saudaramu.
orang seperti Siti Jenar, karena orang awam akan meremehkan agama
karena salah paham dan tidak mengerti. Akibatnya tidak baik karena orang
awam tidak bersedia belajar ilmu syari’at seperti shalat lima waktu. Namun
jika seseorang dapat melakukan agama seperti Siti Jenar itu lebih utama,
namun jika tidak bisa seperti Siti Jenar maka banyak orang yang merugi.
selainnya yaitu tujuh orang wali sedang membahas ilmu suci dengan para
wali sepaham yang berbeda dengan Siti Jenar. Kemudian Aji Maulana
berkata : “He Siti Jenar ! nama mu tuan Siti Jenar (117) mengaku Allah.
Siti Jenar berkata : “Allah tidak ada, yang “ada hanyalah” Siti Jenar.
Jika Siti Jenar tiada, maka yang “ada hanyalah” Allah. He ! anda kafir.
Anda telah melampaui batas hai Siti Jenar ! kafir menurut manusia tapi
Satmoto : “He kanjeng sinuhun ! sekarang sudah jelas ! sudah banyak yang
sebagian orang melaksanakan shalat tapi lainnya tidak shalat, banyak orang
yang meremehkan aturan syari’at, dan belum tentu bahwa ilmu rasa darinya
43
(Siti Jenar) itu benar. Syukur jika ilmu rasa itu benar. Nah dengan
Kemudian Siti Jenar berkata : “nah sekarang saya telah disini, pintu
surga telah terbuka”. Dengan gerak cepat, kaum (santri) empat memegangi
dan mengapit Siti Jenar, lantas Siti Jenar di pedang. Badan Siti Jenar putus
dengan sekali pukulan pedang. Sahabat Siti Jenar juga di bunuh karena
kambing sudah tahu bahwa Siti Jenar mengaku Allah, adik Siti Jenar itu
segera maju ke depan, serta dengan suara lantang dia mengatakan, ini ada
ikut (119) harus mengikuti Syech Siti Jenar. Cepat dekati Syech Siti Jenar”.
Kemudian ada suara tanpa rupa dari ruh Siti Jenar yang katanya : “He!
penggembala kambing itu berkata : “nah ! ikutlah mati ! pintu surga telah
kemudian tersenyum. Setelah tiga hari, badan Siti Jenar utuh kembali.
masih utuh”, kemudian badan itu memberi salam kepada Prabu Satmoto,
44
dan langsung hilang badannya. Dia telah kembali ke asal kemuliaan ruh
1. Peradaban Keagamaan.
kemajuan Peradaban Islam yang diterapkan oleh Sunan Giri (Prabu Satmoto)
dari bahan dan wujud bangunannya, cungkup makam Sunan Giri secara
keseluruhan mulai dari atap sirap sampai gebyoknya terbuat dari bahan
kayu. Cungkup makam yang sampai saat ini merupakan hasil pemugaran
pada tahun 1602 masehi, tepatnya pada masa pemerintahan Sunan Prapen.
Kayu sebagai bahan utama dari bangunan cungkup Sunan Giri, nampaknya
25Drs. Masyhudi. M.Ag, Tasawuf aliran kiri dalam naskah kuno dari Kedaton Giri, (Surabaya,
laporan penelitian individu,1990), hal, 47-51. tidak di terbitkan.
45
ragam hias kayu itu digambarkan sebagai pohon hayat (pohon kehidupan),
Giri juga terdiri dari dua ruang, yaitu ruang dalam (makam), dan ruang
dibatasi oleh dinding kayu (gebyok). Ruang dalam terdapat makam Sunan
Giri dan istrinya yang kedua (Siti Wardah), sedangkan ruang langkan
dilakukan oleh para peziarah. Keberadaan ruang langkan ini hampir sama
dengan lorong langkan pada wujud bangunan candi yang berfungsi sebagai
Pada dasarnya terdapat persamaan makna yang tersirat antara candi dengan
makam pada masa Islam. Pada zaman pra Islam bangunan makam disebut
candi, yang berasal dari kata candika, yang berarti dewi kematian.26
pemindahan masjid jami’ Ainul Yakin kecil dari kebunan ke Giri Gajah
(kalau sekarang komplek makam Sunan Giri), itu dilakukan pada masa
46
masjid desa Kabun Sidayu didirikan di gunung Giri Gajah pada tahun 1590
masehi”.28
ini. Perjuangan memang sebuah kata hidup tanpa ada akhir, sehingga cita-
cita Sunan Giri diteruskan oleh keturunannya hingga mencapai titik harga
2. Peradaban Politik.
pada waktu itu masih melirik kepada Giri Kedaton yang berada di Gresik.
28 Soekarman. B Sc, Babad Gresik II terjemahan, (Radya Pustaka, Surakarta, 1990), hal 7
28 Soekarman. B Sc, Babad Gresik II terjemahan, (Radya Pustaka, Surakarta, 1990), hal 7
47
mbageg-ake rawuhe para priyagung, dene para priyagung genti-genten
padha ngaturake kasugengan.
Sunan Giri paring wejangan : “ putra-putra ningsun kabeh, padha
ngaturana suka sukur marang Gusti Allah. Dene kang tinitah dadi gedhe
lan kang tinitah dadi cilik iku wis pesthine dhewe-dhewe. Dak suwun
marang Pangeran, muga-muga putra-putraku kabeh padha nemu basuki.
Dumadak’an Sunan Giri mandeng Ki Ageng Pamanahan, kang
lungguhe saburine Sultan Adiwijaya, Ki Ageng Pamanahan tumungkul, ora
wani ndengangak.
Sunan Giri ndangu Sultan Adiwijaya : “ putraku sultan abdimu sing
lungguh ing mburimu iku sapa ? “ lantas di jawab : “ punika petinggi ing
Matawis, “ ature sultan. “ naminipun Ki Pamanahan. “
Sunan Giri nuliparing dhawuh marang para priyagung kabeh :
“ putra-putraku para adipati kabeh, wruhanamu, turune Ki pamanahan iki
mbesuk uga bakal ngidep marang Mentawis. “
Ki pamanahan bareng krungu pangandikane Sunan Giri mau, banjur
sujud ; dene para adipati kabeh padha kaget, samono uga sultan Adiwijaya.
Sunan Giri banjur ngacarani para priyagung dhahar bebarengan ing
pendhapa.”29
Sultan naik Gajah, para Bupati naik kuda. Dalam perjalanan berkelompok
delapan prajurit.
29 Sugiarta sriwibawa, babad tanah jawa, (pustaka jaya, Jakarta, 1976), hal, 75-76.
48
Setibanya di Giri, ternyata para Bupati dari Jawa Timur sudah ada
dengan posisi duduk bersila, yaitu : para Bupati, Japanan, Wirasaba, Kediri,
masing-masing.
jadi besar serta berkehendak jadi kecil itu sudah menjadi jalannya sendiri-
duduk dibelakang kamu itu siapa? “lantas di jawab : “dia itu penguasa di
49
Sunan Giri kemudian memberikan nasehat kepada para pembesar
mendapat rasa puas dengan di beri otonomi kekuasaan (sharing power) oleh
Dan peristiwa ini tertulis dalam babad tanah jawa pesisiran. Berikut ini
tulisan dalam bahasa Jawa pesisiran : “Duging kuna rama ngiring Sultan
Pajang Duk sumuyuting Giri. Ing Sasi Muharram lamun arsah lumampah
ing negeri Brang Wetan binjing. Sasi Muharram. Duk atut margi rumihin.
Riseksana semana Ki Senapateya Anulya putusan agelis ing Demak
Negara kelawan ing Kalinyamat sak peraptanira cecawis tur mulya
mangkat dateng negari Mentawis.
Tiyang Jagaraga perasameyo siyaga lawan wong Pajang negari
perasamiya siyaga sak kepraboting yuda semana sampun arakit sakehe
bala anulya budal sami.
Sampun dugi semana bulan Muharram kocapa Ki Senapati sak bala
wus mangkat angeluruk ing Brang Wetan kuneng lampahira nanggih
ingkang kocapa Negara ing Surawesti.
Tur uninga pengalasan suraperingga kelawan wong Mentawis
mangke sampun mangkat angaluruga ing Brang Wetan Bupati Surabaya
gelis nulya putusan negeri Brang Wetan sami.
50
Negeri Tuban, Sedayu sami putusan Lamongan pan datan kari miwah
ing Lumajang ing Malang lan Kertasana, Pasuruan lan Kediri ing
Wirasaba, Belitar lawan ing Rawi.
Majapura lan ing Peringgabaya ika lawan Lasem sumawis ing
Rembang lan Pejangkungan Medura ing utusan gegaman abang winarni
ing Surabaya wus mentas tata abaris.
Sampun pepek sekehe para adipeteya kersanira anjagani. Sakehing
kang bala ing lakune wong Mentaram bekta sak papaning jurit aside
ametuka yudane wong ing Mentawis.
Sampun perapta wong Mentaram ngepung Japan asedaya bedah wani
wadeya bala wetan merepeki ing Japan wus ayuneyunan jurit kuneng ta
sira kucapa ing Sunan Giri.
Sunan Giri sampun ngaturan wuninga kelawan ing wong Mentawis
perapta angepung Japan Tiyang Agung Brang Wetan asedaya tulung ajurit
wewantening Japan Ayunayunan perasami.
Jeng Sunan Giri Arga aputusan duta qahum sedesi lungaha Maring
Japan pan gawanen surat ing wang qahum sedasa Wotsari lampahe kebat
datan kawarna ing margi.
Perapting Japan kang duta qahum sedasa anulya mundak para sami
wong agung Brang Wetan nulya sameya ngaturan kalih wong-wong agung
Mentawis sami ngaturan pan dene qahum ing Giri.
Sampun perapta wong agung wetan sedaya lan wong agung ing
Mentawis kalih sampun perapta pan sami tata angenggah pepek kang para
Bupati qahum sedaya nulya wecana manis.
Lah! Wong Agung Mentaram wong Agung Wetan Manira pan dinut iki
dening jeng Sesunan kinen marang pakenira dinuta dawuh ken tulis lah pir
sakena andikane ing Sang Yogi.
Den winaca penget wong agung Mentaram lan wong agung Surawesti
wong agung sedaya wiyose ingkang serat kaperiye polahe niki alawan-
lawanan arebut jeneng sira iki.
Balik sira lah rembuga uga dipun patuh ta sira iki perandene yen ana
pamiyake ing pangeran kang agung lawan kang alit lahta sabarena pan
durung mangsa ing mangke.
Pan ing mangke perintah ingsun ing sira Irengan Kelawan Isi iya
pada den piliha ayyana kang suwala den renna titah Yang Widi Ungele
serat sampun titi ingkang tulis”.
sampai pada sowan menghadap Giri. Pada bulan Muharram. Jika mau
51
bergerak ke daerah sabrang timur bulan Muharram, mulai awal
pemberangkatan di jalan.
Orang Jaga raga semua siap dan negeri Pajang semua siap beserta
berangkat bersama.
Sudah siap semua para Adipati dalam rangka siap berjaga-jaga semua,
52
siap bertemu menghadang perang melawan orang Mataram. Orang-orang
medan laga. Orang besar Brang Wetan, di undang datang dan juga orang
membacakan surat dari Sunan Prapen, adapun isi surat tersebut dengan
urusan ini di ikuti dari kanjeng Sunan masukkan dalam pikiranmu ikutilah
30Tim peneliti (Lembaga penelitian IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2004). Manuskrip Islam
pesantren di pondok Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan Jawa Timur, hal 79-82. tidak
di terbitkan
53
sabda yang tertulis ini, pikirkanlah. Sabda dari sang Yogi (pandhita).
yang tidak tepat bahaslah kehendak Allah SWT (Tuhan) yang maha benar.
berikut :
31 Ibid, hal, 83
32 ibid, hal, 93-94
54
penuh kesabaran, disertai sikap kejujuran, keadilan, dan manajemen
kebersamaan (ukhuwah) tanpa adanya rasa saling curiga yang didasari akan
cinta damai.
Giri Kedaton pada masa pemerintahan Sunan Prapen. Juga disertai dengan
tamu atau tempat istirahat para tamu, dan ruang makan para tamu juga di
tempatkan pada posisinya yang tepat, diberi nama, telaga dahar. Tempat
dengan nama kemudinan, yang berasal dari kata kemudi. Puhawang adalah
para juru mudi kapal (navigator). Nama Puhawang ini adalah tempat dan
55
ruang untuk bertempat tinggal. Wilayah Kemudinan dan Puhawang
tata ruang wilayah yang di buat pada masa pemerintahan Giri Kedaton
strategis, maka tata letak wilayah dan bangunannya sebagai berikut : Istana
bangunan agak sedikit serong artinya Istana Tambak boyo tepat berdiri
pada arah mata angin tenggara dengan pintu Istana menghadap ke Istana
Giri Kedaton (Prabu Satmoto) dengan arah mata angin barat laut, dan Istana
pemerintah.
4. Peradaban Seni.
kita akan melihat menyaksikan maha karya seni ukir yang terdapat pada
cungkup makam Sunan Giri. Model dan wujud bangunan cungkup pernah
33 Grisee tempo doeloe hal, 46
56
mengalami pemugaran, pemugaran tersebut dilakukan pada tahun 1602
masehi.34
Sunan Giri (Raden Paku) terdapat berbagai macam ragam hias di antaranya,
cungkup yang telah di ganti pada masa pemerintahan Sunan Prapen dan
Jika diamati dengan cermat dan teliti dari simbol-simbol ukiran yang
simbol di ukiran tersebut punya makna, misalnya simbol ukiran ular naga
dengan mahkota (pengantin pria adat jawa). Menurut penulis bahwa simbol
ular naga bermahkota itu merupakan sebuah tanda bahwa itu merupakan
dan simbol ular naga bermahkota tersebut juga terdapat pada pintu gerbang
berupa candi bentar apabila kita akan memasuki komplek makam Sunan
makam Sunan Prapen. Karena di sekitar makam Sunan Prapen kita tidak
34 Ibid, hal 52
57
akan menemukan pintu gerbang bersimbol ular naga seperti di komplek
Karya seni dengan motif lain yaitu : seni lukis damar kurung dan
sampai sekarang masih dapat kita jumpai. Dalam lukisan damar kurung,
bernama damar (lampu) kurung, karya seni ini juga bisa dibuat sebagai alat
penerangan karena memang pada zaman Sunan Prapen belum ada PLN.35
Lukisan damar kurung dengan sangat mudah kita jumpai ketika akan
Maka manusia diberi otonomi akal dan hati nurani sehingga muncul kesan
58
Manusia sebagai khalifah (pemimpin) dengan fungsi yang dinamis,
merupakan produk dari suatu proses sejarah. Awal dari pola pikir kreatif,
Otonomi akal, pola pikir, dan olah nalar itulah berbagai macam nilai
hingga berwujud nyata. Itulah kehidupan hamba Allah yang bernama Sunan
memfungsikan dirinya sebagai orang netral yang punya sikap jujur dan adil
59
Begitu juga dalam peradaban rancangan tata ruang wilayah, Sunan
Memperluas tata ruang kota dan wilayah, munculnya fasilitas umum berupa
Sebagai manusia punya cita rasa tinggi akan seni. Sunan Prapen
mendalami dan mewujudkan seni ukir cungkup maupun seni lukis damar
Berawal dari hasil analisa politik yang tajam oleh Sunan Prapen
maharaja, seluruh Jawa akan tunduk setia“.36 Rasional, hasil akal jernih
36 Tim peneliti (Lembaga penelitian IAIN Sunan Ampel, Surabaya). Manuskrip Islam pesantren di
pondok Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan Jawa Timur, hal 77. tidak diterbitkan
37 Sebuah artikel “Lain NU Lain PKB “ www.gusdur.net
60
mengalami masa uji coba penaklukan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo
dengan Belanda dan dinasti Husein dari Terung bekerja keras dan berhasil
(Gresik). Pada saat itu, Grissee tempatnya berada di timur istana Giri
Kedaton, maka nama istana berubah menjadi dalem wetan. Dalam bahasa
Indonesia, wetan berarti timur, sedang dalem berarti istana atau rumah.38
pada mulanya hanyalah sebuah kerajaan kecil dan berpusat di kota Gede
dekat Jogyakarta. Semula oleh Adiwijaya Raja Pajang, wilayah Mataram ini
61
Namun terhadap negeri Grissee yang kala itu di bawah kekuasaan Giri
apapun juga nama Sunan Giri cukup membuat penguasa Mataram segan
dinobatkan sebagai raja Mataram pada tahun 1613 Masehi, usianya baru 22
menjadi kerajaan yang terhormat dan disegani di seluruh pulau Jawa dan
Sebagai pengikut dan pemeluk Agama Islam yang saleh, tentu saja
“Jas merah“.
62
Oleh karena itulah ia menggunakan pengaruh Pangeran Pekik,
secara politis. Setelah Giri sebagai penguasa Grissee mau tunduk dan patuh
pada Mataram, maka Sultan Agung pun mempunyai kewajiban moral untuk
Tentang penaklukan Giri. Ada sedikit catatan yang menarik dan sangat
sejarah yang ada selama ini, seperti yang di laporkan oleh seorang
dan sungai telah di hambat oleh prajurit Mataram. Akibatnya ribuan rakyat
Tidak cukup dan berhenti begitu saja, untuk mengikis sedikit demi
63
Hanyokrokusumo (Raden Rangsang) wafat. Dan digantikan oleh Sunan
Amangkurat I.
Berikut ini catatan yang ditulis oleh J.A.B. Wiselius dalam Historrich
Java :
dengan intrik, gaya hidup berlebih-lebihan. Pada tahun 1660 Masehi dengan
seorang Bupati Naladika. Naladika itu bukan nama seseorang, tapi sebuah
jabatan, yang arti harfiahnya kira-kira sama dengan pembesar. Dan sebagai
Grissee.40
64
atau peradaban adu domba dalam hal ini di perankan penuh oleh penjajah
Belanda.
Giri Kedaton.
65
Bab IV
Eksistensi peran manusia di alam raya ini, tak pernah lepas dari peran
yang Maha eksis. Melalui interaksi manusia dengan Tuhan, manusia dengan
Sunan Prapen dan para pendahulunya tanpa dan bahkan tidak pernah
yang membentang diseluruh peradaban, menjadi saksi bagi dua atau tiga
41Iskandar P. Nugroho dan Retno Prabandari, Sejarah Peradaban manusia zaman Mataram kuna,
(PT Gita Karya, Jakarta, 1989) hal, 2
66
generasi dari peradaban-peradaban yang saling berafiliasi dengan
Maka dari itu peradaban Islam Giri Kedaton yang terdiri dari nilai dan
wujud peradaban. Sunan Prapen sebagai salah satu penerus dan pengawal
42 Samuel.P. Huntington (penj, M. Sadat Ismail), benturan antar peradaban (Qalam, Yogyakarta,
2002) hal, 37 dan 54
43 Ibid. hal, 55
67
Semua peran yang dilakukan Sunan Prapen hampir pasti tidak ditemui
benturan antar peradaban yang dahsyat. Tapi justru yang terjadi adalah
Kalau dilihat lebih jauh lagi peran Sunan Prapen yang tidak pernah
negeri ini, malahan yang ada, para pemimpin pintar negeri ini yang sering
serta rasa dan jiwa kebangsaannya telah sirna. Akibatnya negeri ini telah
68
mengalami kebangkrutan di segala lini kehidupan di ikuti pula seribu satu
kemunduran.
terpisah; dan sebagaimana halnya dengan apa yang oleh penulis dalam
Kedaton.
69
Peradaban-peradaban tersebut merupakan nilai luhur sejarah manusia,
70
Bab V
Penutup
A. Kesimpulan.
pelabuhan (syahbandar).
71
B. Saran.
Jika di lihat dari akar sejarah manusia. Tulisan dalam skripsi ini
memelihara dan meneliti situs, prasasti, manuskrip, babad, lontar dan bukti-
negara-negara lain yang suka dan cinta pada perjalanan panjang sejarah
72