SKRIPSI
Oleh:
Ratna Wahyuning
03160022
Oleh:
Ratna Wahyuning
03160022
i
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Oleh:
Ratna Wahyuning
03160022
Kusumadyahdewi, M.AB
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan IPS (Ekonomi)
Drs. M. Yunus, M. Si
NIP. 150 282 515
ii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Panitia Ujian
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Keponakan-keponakanku yang mungil dan lucu, Nafis, Ruroh, Chica, Badri dan
Chandra hanya dengan mengingat senyum kalian semangat dan keceriaan dalam
diriku tumbuh.
Untuk semua teman-teman IPS angkatan 2003, terima kasih atas kebersamaan
dan motivasi yang diberikan.
Yang tersisa dari Angkatan V yang juga sangat sulit diajak Ujian Kenaikan
Tingkat ke Sabuk Cokelat, Fadli, Zakiyah, Echa, dan Abdurrahman (Dur)
dengan persaudaraan dan kesetiaan, capailah apa yang kalian inginkan "Be Your
Self !".
iv
Seluruh Keluarga Besar IPNU-IPPNU Koms. UIN Malang yang mengajarkan aku
arti kebersamaan dan keikhlasan dalam melakukan segala hal serta dengan
sungguh-sungguh.
v
HALAMAN MOTTO
☺
☺
"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan." (QS. Al-Maidah : 08)
vi
Kusumadyahdewi, M. AB.
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Malang
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Di
Malang
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan baik dari segi isi, bahasa
maupun teknis penulisan, setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah
ini:
Nama : Ratna Wahyuning
NIM : 03160022
Jurusan : Pendidikan IPS (Ekonomi)
Judul Skripsi : Analisis SWOT Pada Usaha Waralaba (Studi Kasus Bakso
Kota Cak Man Malang).
Wassalamu'alikum Wr. Wb
Pembimbing,
Kusumadyahdewi, M. AB
vii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
Malang, 16-10-2008
Ratna Wahyuning
NIM.03160022
viii
KATA PENGANTAR
ix
8. Keluarga besarku Pagar Nusa, dikala aku lelah kalian selalu mampu
membangkitkan stamina dan semangatku kembali.
9. Para sahabatku Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS/Ekonomi UIN Malang
yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis.
10. Para rekan-rekanita IPNU-IPPNU Komisariat UIN Malang, terima kasih
hanya dengan berkumpul bersama kalian mampu membuatku tertawa
dikala sedih.
11. Seluruh santri di PP. Sabilurrosyad yang telah memberikan motivasi
kepada penulis.
Semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat dan balasan yang tiada
tara kepada semua pihak yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya
skripsi ini. Penulis hanya bisa mendoakan semoga amal ibadahnya diterima Allah
SWT sebagai amal yang mulia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan, walaupun begitu penulis sudah berusaha
semaksimal mungkin untuk membuat yang terbaik. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati dan dengan tangan terbuka penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca skripsi ini.
Akhirnya dengan harapan mudah-mudahan penyusunan skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin!
Malang, 16-10-2008
Penulis
(Ratna Wahyuning)
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................ i
Halaman Pengajuan.................................................................................... ii
Abstrak ....................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 7
E. Definisi Operasional..................................................................... 8
F. Sistematika Pembahasan.............................................................. 10
xi
B. Pembahasan tentang waralaba...................................................... 19
1. Pengertian waralaba.............................................................. 19
B. Kehadiran peneliti......................................................................... 35
C. Lokasi penelitian........................................................................... 35
D. Sumber data.................................................................................. 35
F. Analisis data................................................................................. 37
H. Tahap-tahap penelitian................................................................. 40
2. Lokasi Usaha....................................................................... 45
A. Menganalisis profil usaha Bakso kota Cak Man saat ini dengan
xii
BAB VI PENUTUP..................................................................................... 74
A. Kesimpulan.................................................................................. 74
B. Saran-saran.................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
ABSTRAK
Wahyuning, Ratna. Analisis SWOT pada usaha waralaba (Studi Kasus Bakso
Kota Cak Man Malang).
Skripsi, Jurusan Pendidikan IPS (Ekonomi), Fakultas Tarbiyah, Universitas
Islam Negeri (UIN) Malang. Pembimbing: Kusumadyahdewi, M. AB
xiv
Berdasarkan hasil analisis dari data hasil penelitian pada objek penelitian,
bahwa rencana strategi dapat dibagi dua yaitu rencana strategi jangka pendek yang
meliputi : a). pengadaan program-program promosi dan agresif dalam beriklan
yang dapat meningkatkan penjualan, seperti promo diskon ketika mengadakan
pesta atau jamuan. b). mempertahankan kualitas rasa dan bahan produk ke semua
outlet franchisee dengan melakukan pengontrolan periodik. c). membentuk tim
khusus pengontrol dan penilai agar kualitas mutu rasa maupun barang sama di
setiap cabang maupun outlet franchisee. d). selalu continue dalam meningkatkan
program pengembangan sumber daya manusia, karena hal itu merupakan hal yang
terpenting untuk pencapaian rencana strategis. e). membina hubungan yang baik
dengan pemasok. Sedangkan untuk rencana strategis dalam jangka panjang
adalah: a). continue dalam melakukan riset dan pengembangan variasi produk
agar tidak ketinggalan dari pesaing. b). memahami serta memantau
perkembangan, kebutuhan serta kecenderungan perilaku konsumen. c). terus-
menerus membina hubungan kerjasama yang baik dengan franchisee, pemasok
dan konsumen sehingga dapat menciptakan sinergi dalam menghadapi pesaing-
pesaing yang ada maupun pesaing yang akan muncul. d). melakukan survey untuk
ekspansi ke wilayah lain yang sedang berkembang di dalam memperluas jaringan
pemasaran.
Dari strategi di atas dapat disimpulkan bahwa agar produk lebih unggul
dari pesaing dengan usaha yang sejenis, diharapkan Bakso Kota Cak Man
berusaha menjaga kualitas rasa maupun produk lainnya yang dihasilakan baik di
outlet pusat maupun outlet franchisee dengan membuat tim khusus pengontrol dan
penilai yang dilakukan secara periodik., dan untuk menjaga loyalitas konsumen
selain mempertahankan kualitas produk yaitu dengan cara menetapkan harga jual
yang murah atau terjangkau, inovatif dalam mengkreasi berbagai macam olahan
bakso, dan menjaga kehalalan produk tersebut.
xv
BAB I
PENDAHULUAN
dunia bisnis. Hal ini menjadi kebutuhan yang harus dilakukan, meskipun acap kali
keduanya memiliki resiko yang sangat besar. Namun, tentunya hal tersebut akan
menjadi mudah apabila informasi yang diperoleh ada dan benar. Meskipun, tidak
jarang informasi yang diperoleh sangat minim dan masih membutuhkan uji
kebenaran.
Rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam lupa dan tidak
bayak mengetahui akan ajaran Islam tentang pekerjaan di bidang bisnis, pernah
Rasulullas SAW. ditanya oleh para sahabat, pekerjaan apakah yang paling baik
1
Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum (Bandung: ALFABETA,
2006), hlm.3
1
2
Karena itu, waralaba adalah salah satu praktik jual beli baik itu berupa
barang maupun pelayanan jasa, maka hal itu tidak bertentangan dengan agama
hingga akhir-akhir ini, diramaikan oleh sistem bisnis waralaba. Dengan segala
pembahasan kita.
jumlah maupun dalam mutu waralaba itu sendiri, sehingga dapat menjadi salah
makanan karena menurut pakar waralaba Amir Karamoy, bahwa bisnis yang layak
dan bakal tumbuh di Indonesia antara lain makanan khas daerah, hal ini
menangani bisnis makanan ini maka bukan tak mungkin makanan etnis Indonesia
Selain itu menjelang tahun 2000 dan sesudahnya, kita mengenal beberapa
terkenal Alfa Mart, Lekker Crepes, Indomaret, Metode Komon, Mr.Celup's, Fresh
Corn, Buana Bakery, Yoppy Saln, Primagama, Hop-hop the Bubble Drink, Es
Teler 77, Roti Buana, Ray White, Air/Amira, Video Ezy, Profesionals, Sasec,
Paparons Pizza, Raine Horne, Medicine Shope, The California Fried Chicken,
2
Budi Suseno Darmawan, Waralaba Bisnis Minim Resiko Maksim di Laba (Yogyakarta: Pilar
Media, 2006), hlm. 19
3
Crepps and Coins (cc), Crispy Fried Chicken, Lutuye Salon, Ayam Goreng
Fatmawati, English First, Markaz Ritel Waralaba, A&W Family Restaurant, Rudi
Hadi Suwarno Salon, ERA Cel, Wong Solo, Mailbox Distro & Clothing Co,
Coldwell Banker, Hobby Craft, Studia, Kiddy Cuts & Funs Cuts, Sony Sugema
College, LPIA, Bakmi Japos, Steak KQS, Future Kid, Taman Sari Royal Heritage
Sap, Dunkin Donuts, Texas Chicken, Digital Studio Work Shop, LP3I, Wendys,
ILP, High Scope School, Multiplus, Tea Ball Bubble Drink, Fish Bone, Bebek
Bali, Rahman Jean, Action International, Hartz Chicken Buffet, Julia Jewelry,
Abara Kebab, Boogie, Swensens Ice Cream, Dailly Bread, Laundrette, Tony
Roma's, AMDW, Black Steer Steak. (Source Data: Rekso Research Intellegence
besar adalah waralaba lokal, sedang waralaba asing hanya tiga buah, itu
nama yang dikembangkan dengan waralaba seperti KFC, Pizza Hut dan merk
Pemerintah RI nomor 16 tahun 1997 adalah perikatan dimana salah satu pihak
diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan
intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan
3
Ibid., hlm. 16
4
suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam
menggunakan hak atas kekayaan intelektual dan pihak lain mendapatkan imbalan
atas pemanfaatan hak tersebut. Dari pemanfaatan hak dari satu pihak ke pihak lain
tahun 1997.
peluang bagi franchisee untuk memasuki bisnis baru dan mempunyai mempunyai
kontrak antara franchisor dan franchisee, format kontrak ini mencakup rencana
pengembangan bisnis.
contract. Merek dagang merupakan aset yaang paling berharga bagi franchisor
oleh sebab itu faktor-faktor bentuk bangunan dan desain yang spesifik, desain
4
Himpunan Undang-undang & Peraturan tentang Waralaba, Direct Selling, UKM (Blessing,
2007), hlm. 69.
5
SWOT, dikarenakan dalam analisis SWOT terdapat empat unsur yang menjadi
maupun eksternal dan meraih peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan
memulai proses penyusunan business plan, termasuk pada saat perusahaan akan
melakukan revisi atas rencana bisnis tersebut. Kebutuhan kedua, analisis dampak
5
Rangkuti Freddy, ANALISIS SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep
Perencanaan Strategi Untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm.,
03.
6
Jika ditarik benang merah dengan adanya kasus semakin besar minat
masyarakat Indonesia terhadap bisnis waralaba seperti yang dikatakan oleh Jusuk
Australia. Bahwa orang Indonesia itu sensitif dengan harga.6 Maka sangatlah
mungkin bahwa bisnis waralaba menjadi pilihan usaha bagi masyarakat Indonesia
daripada usaha pencari laba lainnya, yang mana waralaba adalah bisnis minim
tersebut menjadi sebuah skripsi yang berjudul " Analisis SWOT pada usaha
6
INFO FRANCHISE, 10 April- 09 Mei, 2007, hlm 62.
7
B. Rumusan Masalah
1. Untuk mendeskripsikan usaha Bakso Kota Cak Man saat ini dengan
usahanya.
3. Hasil penelitian ini tentunya akan sangat berguna bagi peneliti untuk
dan agar tidak melebarnya pembahasan, maka penulis perlu memberikan ruang
usaha waralaba Bakso Kota Cak Man dengan menggunakan analisis SWOT
kota Malang saja, mengingat bahwa outlet Bakso Kota Cak Man juga sudah
E. Definisi Operasional
Dalam pembahasan skripsi ini agar terfokus lebih pada pembahasan yang
istilah yang ada, maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi istilah dan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.7
hal sumber daya yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau
7
Husein Umar, Strategic Management In Action (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2005),
hlm., 31.
10
F. Sistematika Pembahasan
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
8
Ibid., hlm 1601.
11
Berisi tentang deskripsi data yang memuat gambaran objek penlitian mulai
dari sejarah berdirinya Bakso Kota Cak Man, tujuan usaha Bakso Kota Cak Man
Berisi jawaban dari masalah penelitian tentang hubungan Cak Man dengan
mitra kerjanya berdasarkan sistem franchise dengan analisis SWOT dan strategi
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
yang mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup
peluang dan ancaman. Dalam hal ini analisis SWOT dipakai jika para penentu
kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan menekan ancaman yang
10
Rangkuti Freddy, op.cit,. hlm., 18.
12
13
Berbagai Peluang
Sel 3 Sel 1
Kelemahan Kekuatan
Internal Internal
Sel 4 Sel 2
Berbagai Ancaman
yang ada, strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
11
Ibid., hlm 19.
14
Sel 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain
peluang yang ada sekaligus berperan memperkecil kelemahan yang ada dalam
mampu menemukan strategi yang sangat cepat dan tepat dalam mengatasi
masalah yang timbul dalam perusahaan dan ada beberapa pertimbangan yang
a. Kekuatan (Strenght).
yang dapat diandalkan, memiliki keterampilan yang juga dapat diandalkan serta
berbeda dengan produk lain yang mana dapat membuatnya lebih kuat dari para
pesaingnya.
yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi
b. Kelemahan (Weakness).
dalam hal sumber daya yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau
c. Peluang (opportunity).
Yang dimaksud dengan peluang adalah berbagai hal dan situasi yang
12
Pearce. Robinson, Manajemen Stratejik Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian Jilid 1
(Jakarta: Binarupa Aksara, 1997), hlm,. 231
13
Ibid.
16
d. Ancaman (Treats).
dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi perusahaan
perubahan tekhnologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi
dalam tubuh perusahaan dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus
dihadapi.
14
Ibid,. hlm. 230
15
Ibid.
17
e. Manajemen Strategi
maupun eksternal dan meraih peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan
Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendaya
gunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan
tersebut 16. Ada beberapa konsep yang sangat menentukan suksesnya strategi yang
16
Rangkuti Freddy, op.cit,. hlm., 4
17
Ibid,. hlm. 5
18
ini.19
Mengidentifikasi misi
organisasi sekarang, tujuannya,
strateginya.
Menganalisis Menganalisis
lingkungan sumber daya
organisasi
Analisis SWOT
Mengidentifikasi peluang Identifikasi
dan ancaman kekuatan dan
kelemahan
Merumuskan strategi
Melaksanakan strategi
Mengevaluasi hasil
18
Ibid.
19
Stephen P. Robbins and Marry Coulter, Management, Sixth Edition, terj., T. Hermaya.
(Jakarta: PT Prenhallindo, 1999), hlm. 225
19
Jika kita mendengar istilah franchise maka, otomatis yang ada dibenak
kita adalah restoran siap saji ala Amerika karena konon istilah franchise memang
berasal dari negeri Paman Sam tersebut. Akan tetapi, sesungguhnya franchise
tidak hanya milik restoran ala Amrik saja, secara spesifik franchise atau dalam
istilah Indonesianya adalah waralaba tak ubahnya sebuah pola bisnis maupun pola
Kata franchise berasal dari bahasa Perancis (franchise) yang berarti bebas
dari kungkungan atau belenggu(free from servitude). Menurut Prof. Dr. Winardi,
SE, franchise berarti hak istimewa dari pemerintah untuk sebuah badan usaha.21
20
Sarosa, Pietra, RFA, Mewaralabakan Usaha Anda Panduan Praktis dan Komprehensif
Mengembangkan Usaha dengan Sistem Waralaba (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2006),
hlm. 2
21
Budi Suseno Darmawan, Waralaba Bisnis Minim Resiko Maksim di Laba
(Yogyakarta: Pilar Media, 2006), hlm. 43
20
operating procedures.
distributor suatu produk atau jasa yang diberikan kepada agen-agen lokal atau
Menurut Karamoy adapun kata waralaba berasal dari wara yang berarti
lebih istimewa dan laba berarti untung. Jadi, kata waralaba berarti usaha yang
a. Pewaralaba (franchisor).
hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas
b. Terwaralaba (franchisee).
hak atas kekayaan intelektual atau penemuan, ciri khas yang dimiliki pemberi
waralaba.24
22
Buchari Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum (Bandung: Alfabeta, 2006),
hlm,. 143
23
Budi Suseno Darmawan, op.cit., hlm 44
24
Himpunan Undang-undang & Peraturan tentang Waralaba, Direct Selling, UKM (Blessing,
2007), hlm. 69.
21
Waralaba merupakan salah satu format bisnis yang digemari karena risiko
kegagalan yang lebih kecil ketimbang mendirikan sebuah bisnis baru terutama
Ada dua jenis waralaba yang biasa dijalankan oleh pebisnis Tanah Air.
Indonesia ini menawarkan sistem yang komplit dan komprehenship tentang tata
waralaba produk dan merek dagang, merupakan pemberian hak izin dan
penjualan. Pada jenis ini franchisor membantu franchisee memilih lokasi dan
operating manual sebagai panduan operasional yang detail bagi franchisee tentang
franchisee yang juga ikut menanggung resiko dan berdedikasi tinggi, maka
franchisee, waralaba adalah cara memiliki bisnis sendiri tanpa resiko26, dan
franchisee dapat merintis bisnis lain tanpa berpusing kepala, dapat menggunakan
nama yang sudah terkenal tanpa harus merintis dari awal, dan juga dapat
menumpang iklan. Dan bagi pelanggan, waralaba menawarkan nama produk atau
perusahaan yang sudah populer27, sehingga jenis dan rasa yang ditawarkan sama
pemahaman diri sendiri, apa yang akan dikerjakan dan apa yang diperoleh.
pengembangan bisnis yang baik, tetapi tidak punya kepastian baik bagi
25
Mancuso, Joseph & Boroin, Donald. Peluang Sukses Bisnis Waralaba Bagaimana Membeli
& Mengelola Bisnis Waralaba (Yogyakarta: Dolphin Books, 2006), hlm.,17
26
Ibid.,hlm 18
27
Ibid.,hlm 19
28
Ibid.,hlm 26
23
atau perusahaan waralaba bukan bisnis yang mudah. Sebagai franchisee harus
tahu cara mengelola outlet dari buka sampai tutup, sebagai franchisor, harus
bekerja keras. Ini merupakan tantangan yang memerlukan stamina dan keteguhan
hati.
Waralaba pada dasarnya mengikuti program orang lain, maka orang yang
berjiwa mandiri biasanya tidak cocok sebagai franchisee yang baik. Sebagai
franchisee. Jika tidak berjiwa besar maka tidak akan menjadi franchisor yang
sukses.
franchisor maupun franchisee, tetapi harus realistis terhadap tujuan yang akan
Waralaba merupakan suatu sistem dalam pemasaran barang dan jasa yang
melibatkan dua pihak franchisor dan franchisee. Sistem ini merupakan suatu kiat
untuk memperluas usaha dengan cara menularkan sukses dengan demikian, dalam
sistem ini harus terdapat pelaku bisnis yang sukses dan kesuksesan yang
Manfaat utama dari franchisor yang sukses adalah pengurangan resiko dan
investasi modal yang diperlukan untuk suatu keperluan internal namun demikian,
usaha. Bagi franchisee dapat memiliki suatu sistem yang teruji yang dimiliki oleh
franchisor, yang dalam banyak hal dilengkapi dengan nama dagang yang sudah
diterima khalayak29.
franchisee dalam mengikuti sistem dan aturan yang ditetapkan franchisor. Saling
Dalam usaha waralaba, bentuk kerjasama dapat ditinjau dari dua aspek
yaitu aspek formal dan relasional. Aspek formal landasan yang paling penting
aspek relasional adalah kerjasama yang bersifat operasional dan tidak menutup
kemungkinan juga bersifat hubungan emosional. Dalam hal ini kedua belah pihak
29
Budi Suseno Darmawan, op.cit., hlm 49
30
Ibid.,hlm 55
25
berikut:31
a. Biaya waralaba awal (Up Front fee / Initial Franchise Fee) atau lazim
dari:
b. Royalti
31
Ibid.
26
promosi kepada franchisee secara berkelanjutan selama kedua belah pihak terikat
dalam perjanjian.
sales).
kuota terendah.
waralaba memang berbeda-beda, tidak semua jenis fee atau royalti disyaratkan
live of business.
c. Pengalaman bisnis.
permodalan.
estate.
komersial.
kata ini yaitu keuntungan dan kerugian, apalagi dalam sistem waralaba ini yang
melibatkan dua belah pihak, sedangkan keuntungan yang jelas bagi franchisee
adalah resiko yang ditanggung tidak sebesar memulai usaha baru dari awal,
untuk menghadapi pasar lokal. Hal ini sangat penting karena pasar
regional atau pasar lokal ada kesamaan dan juga ada perbedaan.
dijumpai.
(AFI) agar keuntungan tidak berubah menjadi kerugian maka yang perlu
diperhatikan adalah:
pesaingnya.
usahanya.
32
Buchari Alma, op.cit,. hlm. 144
30
f. Dengan standar operasi yang ada, ilmu bisa diajarkan dan mudah
panjang.
i. Perjanjian bisnis yang jelas, setara antara pihak yang terlibat, saling
dilandasi perjanjian. 33
waralaba.
33
Zainal Abidin, klinik bisnis (http: // republika. co.id/, diakses 27 Desember 2005).
34
Budi Suseno Darmawan, op.cit., hlm 67
31
3) Tingkat laba lebih tinggi yang diperoleh dari up front fee dan
sebagainya.
Setelah mengulas segala keuntungan dari sistem waralaba baik dari pihak
antara lain: 35
35
Mancuso, Joseph & Boroin, Donald. Peluang Sukses Bisnis Waralaba Bagaimana Membeli
& Mengelola Bisnis Waralaba (Yogyakarta: Dolphin Books, 2006), hlm.,65
32
yaitu:
METODE PENELITIAN
langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden dan ketiga, metode ini
lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh
Sedangkan jenis penelitin yang digunakan adalah studi kasus (case studi).
Menurut Nana Syaodih S bahwa studi kasus merupakan suatu penelitian yang
dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem. Kesatuan ini dapat berupa program,
36
Lexi J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2004),hlm,.4-5
37
Ibid,. hlm, 9-10
33
34
kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu
yang diteliti.
atas transferbilitas.
f. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan
38
Nana Syaodih S, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2005),
hlm.,64
39
Deddy Mulyana, Metode penelitian kualitatif paradigma baru ilmu komunikasi dan ilmu
social lainnya (Bandung: PT. ROSDAKARYA,2004), hlm., 201
35
B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil
penelitiannya.40
Jadi kunci dari penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, karena bertindak
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jl. W.R. Supratman C-1 Kav. 13-14 yaitu pusat
Berdasarkan keberhasilan yang telah diraih Bakso Kota Cak Man tersebut,
merupakan alasan peneliti untuk meneliti lebih jauh mengenai strategi dalam
mengembangkan usahanya.
D. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Jadi kata-kata dan
utama dan dokumen atau sumber tertulis lainnya merupakan data tambahan.41
dari sumber yang tepat, jika data tidak tepat, maka mengakibatkan data yang
40
Lexi J Moleong, op.cit., hlm,.168
41
Ibid., hlm. 112
36
terkumpul tidak relevan dengan masalah yang diteliti. Adapun sumber data yang
dimanfaatkan adalah:
1. Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung
dari lapangan.42 Jadi data primer diperoleh secara langsung melalui pengamatan
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber dari bahan bacaan.43 Data ini digunakan
untuk melengkapi data primer yang telah ada. Data ini berupa gambaran umum
tentang obyek penelitian yakni latar belakang obyek penelitian, tujuan dan
sebagainya.
1. Metode Observasi
42
S. Nasution, Metode Research (Bandung: Jammars, 1991), hlm,.185
43
Ibid.
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), hlm,.133
37
sistem waralaba.
2. Metode Interview
3. Metode Dokumentasi
F. Analisis Data
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data,
dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
45
Ibid,. hlm.,135
46
Lexi J Moleong, op.cit., hlm,.248
38
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.47
Analisis dalam penelitian ini menggunakan matrik SWOT sesuai judul dan
tujuan dari penelitian itu sendiri yaitu untuk mengetahui strategi Cak Man dalam
mengembangkan usahanya.
47
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: ALFABETA, 2005), hlm., 89
48
Rangkuti Freddy, op.cit,. hlm., 31
49
Ibid,.
39
weakness
threaths.
c. Strategi SO
peluang sebesar-besarnya.
d. Strategi ST
e. Strategi WO
f. Strategi WT
ancaman.
40
menggabungkan dari berbagai tekhnik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka
yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai tekhnik pengumpulan data dan
H. Tahap-tahap Penelitian
1. Tahap Persiapan
atau desain penelitian agar penelitian yang dilakukan lebih teratur dan terarah.
a. Pengajuan judul dan proposal ke jurusan, dalam hal ini adalah jurusan
pendidikan IPS.
penelitian.
50
Ibid,. hlm.,83
41
tarbiyah UIN Malang dan izin kepada pemilik Bakso Kota Cak Man
2. Tahap Pelaksanaan
pada tahap ini, peneliti mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan seperti
dengan cara:
diperlukan
3. Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian adalah tahap akhir dari sebuah penelitian. Pada tahap
disimpulkan.
HASIL PENELITIAN
tanggal 4 April 1961 dari pasangan keluarga petani, Ibu Paijem dan Bapak
Saimun di sebuah dusun kecil di lereng Gunung Wilis, Desa Sumurup, Kecamatan
gerobak, ternyata bakso yang selama ini dipikulnya keluar-masuk gang laris-
manis terjual habis, dari hari ke hari omzetnya senantiasa meningkat dan akhirnya
berkembang pesat. Cak Man memutuskan untuk membangun merk dagang yaitu
dengan nama Bakso Kota Cak Man untuk ketahap yang lebih besar dan jangka
waktu yang panjang karena selama ini Cak Man merasa bahwa telah cukup
Cak Man memberi merek Bakso Kota karena bakso kotalah nama ynag
tepat, karena nama ini mencerminkan cita-cita Cak Man sejak kecil yaitu ingin
tinggal di kota dan layaknya orang kaya yang serba kecukupan sandang, pangan,
papan dan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi serta ilmu agama anak cucu
kelak dikemudian hari. Sejak saat itulah Cak Man menggunakan nama bakso kota
dan untuk memperluas jaringan. Cak Man memiliki visi ke depan yang sangat
kuat, hal ini dibuktikan dengan Cak Man senantiasa mengikuti lokakarya dan
43
44
penyuluhan yang salah satunya adalah tentang hak atas kekayaan intelektual
(HAKI).
Tahun 2001, Cak Man mengajukan permohonan hak paten terhadap merek
berwenang. Pada tahun 2002 secara resmi Dirjen HAKI, Departemen Kehakiman
Suatu ketika, reputasi baik Bakso Kota Cak Man ini, membuat Saudara
pada awal tahun 2006 kerja sama tersebut dihentikan dan diganti oleh Saudara
Drs. Gatot Sujono, MA, mantan pegawai Dirjen Anggaran dan pengajar tidak
tetap pada BPLK, Departemen Keuangan yang sekarang berprofesi sebagai Dosen
bulan Februari 2007 Cak Man mendirikan sebuah badan usaha dalam bentuk
Malang. Hubungan merk dagang Bakso Kota Cak Man dengan PT. KOTA JAYA
yang mana suatu badan usaha sebagai pemegang merk dalam pengembangan
Bakso Kota Cak Man dan dengan usaha sungguh-sungguh akhirnya sampai
45
menempatkan satu juru masak dan satu asisten yang handal juga terpercaya di
setiap cabang atau gerai. Sedangkan untuk menjaga kesegaran semua produk
daging sapi segar (fresh meat) yang bumbunya dipasok dari Malang. Dalam
rangka kegiatan promosi, Cak Man telah menciptakan Rekor MURI dalam hal
membuat bakso terbesar berdiameter 1.65 meter pada tanggal 8 Juli 2007 di ITC
2. Lokasi Usaha
Bakso Kota Cak Man adalah salah satu usaha yang menggunakan
sistem waralaba dari sekian banyak usaha produk makanan lainnya, sehingga
tidaklah heran di luar Kota Malang kita menemukan brand Bakso Kota Cak Man,
Daftar outlet Bakso Kota Cak Man (per Mei 2008) berdasarkan data
KOTA NO ALAMAT
4 Royal Plaza
51
Dokumen, profil Bakso Kota Cak Man, 2008
46
Rawamangun
28 ITC Depok
31 Tanjung Duren
No.38-39 Serpong
40 Jl. Cimahi
42 Pantai Losari
74 Jl. Bantaran
Seiring dengan berjalannya waktu dan Cak Man sukses dengan usaha
baksonya, maka tak heran jika banyak pengusaha-pengusaha lain pada akhirnya
juga mendirikan usaha bakso bahkan juga menciptakan variasi produk bakso yang
bahannya selain dari daging sapi dan bentuknya juga beraneka ragam. Adapun
2008 adalah:
50
a. Baso Seafood Nyus bahan olahan semua terbuat dari ikan laut juga
c. Baso keju dengan slogannya tak selamanya Baso itu Bulat mempunyai
ciri khas sendiri yaitu bentuk yang tidak bulat dan berbagai macam
variasi isi ada keju, coklat , buah anggur, cherry, dan masih banyak
variasi lainnya. Outlet pusat Baso Keju Jl. Kawi atas No. 36 Malang.
kuah mendidih di atas kompor gas kecil dan pembeli merebus baso
bakso di Kota Malang ini dari yang sudah dikenal masyarakat sampai yang
menjual bakso dengan memakai gerobak, itu semua bisa menjadi pesaing bisnis
sudah pasti, apalagi usaha yang di buka jenis usaha makanan yang digemari
banyak orang tetapi bagi Bakso Kota Cak Man hal itu bukanlah menjadi masalah
51
karena Bakso Kota Cak Man sudah ada di hati para pelanggannya, hal itu
berdasarkan dari hasil wawancara dengan sepuluh pelanggan Bakso Kota Cak
Man yang umurnya berkisar antara 25-30 tahun. Peneliti bertanya tentang merk
bakso yang paling diingat, rasa dan aroma bakso, serta ketidak sangsian
jauh dari lokasi gerai Bakso Kota Cak Man, ternyata tujuh dari sepuluh orang itu
menjawab bahwa Bakso Kota Cak Manlah yang pertama mereka kenal di Malang
sedangkan tiga diantaranya menjawab Bakso President yang pertama kali mereka
kenal. Peneliti melakukan wawancara yang jauh dari outlet Bakso Kota Cak Man
karena untuk menjaga keobyektifan jawaban yang akan dipilih oleh konsumen.
pertanyaan berapa biaya yang dikeluarkan dan untuk apa, kemudian disusul
dengan pertanyaan berapa perkiraan imbal hasil (rate of return) yang akan
diperoleh per hari, per bulan atau per tahun. Dengan demikian, setelah mengetahui
semua perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan maka barulah seseorang dapat
tidak. Secara singkat, perhitungan investasi adalah didasarkan pada berapa besar
Dari hasil wawancara dengan pihak administrasi PT. KOTA JAYA pada
tanggal 07 Agustus 2008, pukul 10.30 wib. yaitu apa saja yang perlu
diperhitungkan dan penting ketika melakukan investasi dengan Bakso Kota Cak
serta biaya atas kekayaan intelektual berupa royalty fee sebesar 5% (lima persen)
dari total hasil penjualan yang dibayarkan setiap bulan, seperti rincian berikut ini
yang dijelaskan dalam lembar pedoman bagi pihak investor Bakso Kota Cak Man
yaitu:
1) Rincian Biaya
penjualan.
Dalam hal ini, bisa dalam bentuk biaya pembangunan, pembelian, atau
menghitung komponen biaya pengadaan tempat ini dapat dilihat dari besarnya
furniture di outlet termasuk alat masak dan mesin pencatat penerimaan hasil
Agar gerai (outlet) dapat dikenal orang dengan mudah, maka tampilannya
harus mempunyai ciri khusus yakni berupa papan nama dalam bentuk neon box /
sign bertuliskan “Bakso Kota Cak Man” disertai dengan logo dan keterangan
lainnya yang ditentukan oleh pihak manajemen. Jumlah neon box / sign yang
pramusaji
tidak hanya terbatas pada produk makanannya akan tetapi juga pelayanannya,
termasuk pula pakaian dan tanda pengenal para pegawai / operatornya. Lihat
lampiran A
e) Biaya promosi
Tidak ada satupun usaha yang dapat menjadi besar tanpa melakukan
promosi. Karena tidak mungkin suatu usaha di suatu tempat yang baru langsung
begitu saja secara spontan dikenal masyarakat luas di daerah tersebut tanpa
terlebih dahulu diperkenalkan dalam bentuk promosi yang secara gencar dan
benar, meskipun sebenarnya usaha tersebut telah terkenal di tempat lain. Promosi
ini harus sudah dilakukan sebelum pembukaan outlet dan dilakukan secara
54
berkala pada suatu waktu apabila dipandang perlu, misalkan pada saat bulan
f) Franchise fee
mendapatkan hak menggunakan nama perusahaan “Bakso Kota Cak Man” dan
ditetapkan oleh franchisor termasuk untuk kegiatan pelatihan juru masak, tenaga
penjualan makanan lainnnya, besarnya franchise fee “Bakso Kota Cak Man”
kulit pangsit, seledri/daun bawang, kecap, minyak goreng dan beberapa bahan lain
lapangan.
deposit) sebesar 60% (enam puluh persen) dari total perkiraan biaya pengadaan
bumbu / saos yang akan disediakan / dipasok oleh franchisor. Uang jaminan
(security deposit) ini akan dikembalikan lagi kepada franchisee seminggu setelah
umumnya tidak lebih dari Rp. 2.000.000.00 untuk persediaan beberapa bulan.
c. Royalty Fee
terpusat, pembuatan buku petunjuk dan administrasi. Besarnya royalty fee adalah
5% (lima persen) dari total hasil penjualan kotor atas bakso beserta variannya,
segala jenis minuman dan makanan lainnya yang dibayarkan setiap bulan dan
disetorkan ke rekening franchisor pada bank yang telah ditunjuk, paling lambat
disetujui, tahap berikutnya adalah survey lapangan yang dilakukan oleh franchisor
dan atau tim manajemennya. Semua biaya perjalanan dan akomodasi untuk survey
lapangan adalah ditanggung oleh pihak franchisee. Petugas survey lapangan ini
dilakukan sendiri oleh pemilik hak merek dagang “Bakso Kota Cak Man” dibantu
oleh satu orang. Survey merupakan tahapan yang penting karena untuk melihat
potensi pasar (konsumen), ketersediaan bahan baku di pasar secara rutin, dan
kondisi para pesaing yang telah ada di daerah tersebut (dilihat bagaimana produk
yang dapat membuat perkiraan yang mendekati kenyataan terhadap berapa besar
hasil penjualan suatu gerai (outlet). Oleh karena itu, demi kepentingan calon
melakukan survey pasar terhadap potensi penjualan “Bakso Kota Cak Man” di
lokasi bersangkutan. Dalam survey pasar ini akan dilakukan peninjauan terhadap
lokasi / posisi gerai, kondisi fisik gedung (tempat masak dan gerai berjualan),
akses ke lokasi, dan bagaimana kondisi pesaing yang telah ada di pasar. Untuk
mengetahui bagaimana para pesaing, pihak franchisor akan melihat secara on the
spot mengenai produk bakso (rasa, bentuk, tampilan dan mutunya) dan harga jual
yang ditawarkan oleh para pesaing. Berdasarkan data yang diperoleh dari
lapangan ini, maka franchisor akan memutuskan apakah hasil penjualan dari
outlet yang akan didirikan oleh calon franchisee tersebut adalah menguntungkan
setelah diperhitungkan dengan dana investasi, berbagai biaya lainnya serta biaya
produksi / operasional. Artinya, perkiraan apakah hasil penjualan dari suatu gerai
(outlet) dapat menguntungkan atau tidak, baru bisa ditentukan setelah diketahui
secara persis potensi pasar berdasarkan hasil survey lapangan. Dengan demikian,
sekali kita sudah mendapatkan perkiraan hasil penjualan, maka kita dapat
ini menguntungkan. Ada jalan lain, untuk mengetahui apakah calon gerai (outlet)
membandingkan kondisi outlet yang sudah berjalan tersebut dengan kondisi dan
situasi calon outlet yang akan didirikan. Jika situasi, kondisi dan potensinya
dianggap sama, maka kita bisa membuat keputusan bahwa calon outlet yang akan
bagaimana kualitasnya.
c. Biaya franchise fee Rp.50 juta untuk lima tahun, atau Rp.850.000,00
/bulan
g. Biaya promosi dan iklan, antara lain untuk pembuatan spanduk, brosur,
500.000.00
58
atau tempatnya strategis apabila omzet penjualan diperkirakan tidak kurang dari
Rp. 1.500.000,-00 /hari. Perkiraan jumlah omzet ini adalah berdasarkan survei
lapangan. Misalkan saja hasil penjualan (omzet) di outlet baru tersebut adalah
antara Rp. 1.500.000,00 sampai dengan Rp. 2.000.000,00 /hari, maka total hasil
dengan 50% dari hasil penjualan kotor, sehingga nilai nominal keuntungan adalah
yang harus diperhitungkan dari keuntungan kotor per bulan ini adalah :
c. Biaya tenaga kerja (1 juru masak & 6 tenaga kasar) = Rp. 4.000.000,-
---------------------- (+)
Rp.11.600.000 =Rp. 8.400.000/bulan. Oleh karena itu, hanya sekitar satu tahun
59
lebih maka modal awal akan bisa tertutupi dari hasil keuntungan rata-rata yang
diperoleh per bulan ini. Apalagi jika hasil penjualan per hari lebih dari
Rp.1.500.000,- sehingga per bulannya adalah lebih dari Rp. 50.000.000,-, maka
keuntungan bersihnya akan semakin besar dan imbal hasil modalnya (return of
investment) akan lebih baik lagi. Ada beberapa outlet yang hasil penjualan rata-
ratanya di atas Rp. 3.000.000,-/hari, bahkan mencapai sekitar Rp. 5.000.000/ hari
sehingga keuntungan bersihnya mencapai sekitar 10% dari biaya investasi per
bulan atau di atas Rp.10.000.000,-/ bulan. Oleh karena itu, pay back period usaha
4) Resiko Usaha
dan keunggulan bisnis penjualan suatu produk dalam format sebagai franchisee
adalah memiliki resiko usaha yang sangat kecil karena brand name produk
tersebut telah sangat kuat di pasar, sehingga calon franchisee tidak perlu ragu-
ragu lagi. Berbeda dengan investasi dalam bentuk penjualan produk baru yang
penuh tantangan apakah produk tersebut diterima pasar atau tidak. Sehingga, ada
52
Lembar pedoman bagi pihak investor Bakso Kota Cak Man
60
proses coba-coba (trial and errors) yang akan memerlukan pengorbanan tenaga,
didasarkan pada hasil studi kelayakan (feasibility study) atau survey lapangan,
besarnya outlet, hal ini dapat dikonsultasikan kepada pihak franchisor. Pihak
calon franchisee dapat melihat langsung model outlet, antara lain : bentuk interior
dan exterior, furniture, dan kelengkapan masak serta penyajian pada outlet kami
di Komplek Ruko depan SMPN 5 Jl. W.R. Supratman C-1 Kav. 13-14 Malang
53
Lembar pedoman bagi pihak investor Bakso Kota Cak Man
54
Lembar porspektus Bakso Kota Cak Man
61
62
BAB V
A. Menganalisis profil usaha Bakso Kota Cak Man saat ini dengan
a. Faktor Internal
1) Kekuatan
b) Dengan "motto selalu segar, masak hari ini, jual hari ini",
yang besar.
setiap outlet.
63
64
sebuah outlet
2) Kelemahan
menengah ke bawah.
franchisee.
65
lainnya
b. Faktor Eksternal
1) Peluang
perekonomian masyarakat.
pengembangan usaha.
daerah di Indonesia.
66
2) Ancaman
sejenis juga.
55%.
produk.
pemasok.
eksternal dan agar mudah menemukan hasil analisis maka digunakanlah matrik
SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
a. Strategi SO
b. Strategi ST
c. Strategi WO
biaya.
outlet franchisee.
70
d. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
Strategi yang digunakan Cak Man dalam berbisnis yaitu mendirikan usaha
tersebut resiko yang ada jauh lebih kecil daripada menggunakan sistem yang
lainnya selain itu dalam berusaha, seorang wirausaha harus mempunyai sifat
selalu semangat, ulet, tak pernah penyerah dan dapat membaca peluang yang ada,
Keberhasilan Bakso Kota Cak Man dalam berbisnis dalam hal pelayanana
konsumen dan kualitas produk yang ditawarkan menyebabkan Bakso Kota Cak
Bakso Kota Cak Man dapat melakukan cara memperbanyak jenis variasi produk
intensif.
71
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, saat ini Bakso Kota Cak Man
Rencana strategis Bakso Kota Cak Man dalam jangka pendek adalah:
c. Membentuk tim khusus pengontrol dan penilai agar kualitas mutu rasa
daya manusia, karena hal itu merupakan hal yang terpenting untuk
Sekarang kita tengok bisnis waralaba “Bakso Kota Cak Man”. Apabila kita
melihat potensi pasar, maka dalam dunia atau pasar bakso, terutama jenis bakso
malang, nama merk dagang “Bakso Kota Cak Man” tidak perlu diragukan lagi.
Sampai sejauh ini, “Bakso Kota Cak Man” merupakan satu-satunya pemegang
merk dagang bakso malang yang telah melakukan usaha bisnis waralaba
(franchising) dan dianggap telah berhasil. Buktinya, dalam kurun waktu sekitar
dua tahun sejak diwaralabakan ternyata telah dibuka lebih dari 60 outlet baru,
sehingga kondisi ini membuat brand name dan brand equity semakin tinggi tidak
hanya di pasar lokal Kota Malang Raya, akan tetapi sudah secara Nasional. Dapat
dikatakan bahwa resiko usaha penjualan bakso dengan merk dagang “Bakso Kota
Cak Man” adalah relatif kecil karena pasar telah mengenal bagaimana kualitas,
rasa, kebersihan, pelayanan, dan harga produk yang ditawarkan. Di samping itu,
berbeda dengan makanan lainnya, bakso dapat dinikmati oleh siapa saja (tua,
muda dan anak-anak), kapan saja (pagi, siang, sore dan malam), suasana apa saja
(rekreasi, pesta atau kebutuhan makan sehari-hari pengganti nasi), dan dimana
dalam format sebagai franchisee merk dagang “Bakso Kota Cak Man” adalah
hanyalah berupa kondisi force majeure yaitu hal-hal yang terjadi di luar
73
barang tentu kondisi force majeure ini akan dihadapi oleh siapapun dalam
menjalankan kegiatan usaha apapun. Sekali lagi dapat disimpulkan, bahwa resiko
ekonomis usaha penjualan suatu produk dalam format waralaba (franchising) ini
adalah sangat kecil. Di samping itu, perikatan kerjasama antara franchisor dan
antara lain Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 1997 dan Keputusan Menteri
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bahwa pada saat ini usaha Bakso Kota Cak Man dalam masa pertumbuhan
dan menurut analisis SWOT ada empat faktor yang dapat mempengaruhi
usaha yang dilakukan oleh Cak Man saat ini dan empat faktor yang
dimiliki oleh Bakso Kota Cak Man meliputi kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman itu dapat menjadi senjata bagi kemajuan perusahaan tersebut.
2. Melihat potensi pasar, produk bakso bukanlah hal yang asing bahkan
sangat digemari oleh semua kalangan dan walaupun bakso sudah marak di
Kota Malang ini namun Cak Man dengan sistem franchisenya mampu
bersaing dan telah berhasil dengan dibuktikan dalam kurun waktu dua
74
75
B. Saran
Dalam penelitian ini perlu kiranya disampaikan beberapa saran yang mungkin
dapat berguna bagi pihak Bakso Kota Cak Man maupun bagi pihak-pihak yang
memerlukannya yaitu:
1. Tetap menjaga kualitas rasa dan kandungan produk bakso yang dihasilkan,
(delivery).
kehalalan produk, inovasi produk, dan pelayanan yang lebih baik serta
Mancuso, Joseph & Boroin, Donald. 2006. Peluang Sukses Bisnis Waralaba
Bagaimana Membeli & Mengelola Bisnis Waralaba. Yogyakarta:
Dolphin Books.
Soehardja, Jusak. 2007. Orang Indonesia Itu Sensitif Harga. Majalah Info
Franchise Indonesia: Edisi 04 tanggal 10 April-09 Mei.
Blender, Saringan, Sendok bakso, Pisau, Serok, Sutil, Irus, Kipas angin, Dandang,
Cash register, meja layanan (untuk menempatkan dandang dan etalase), dandang
saji, meja makan, kursi makan, etalase (display bagi semua produk bakso dan
variannya)/booth, mangkuk, sendok dan garpu, tatakan kecil, kipas angin, meja-
kursi kasir, jepit makanan, gunting, toples seledri & toples bawang goreng,
tempat sambel dan saos, tempat tissue, tempat tusuk gigi, wastafel, kompor gas
beserta tabungnya, nampan, gelas saji, sedotan, tempat mangkuk, lemari dingin
kemasan botol seperti : coca cola, teh-botol sosro), tempat garam, papan untuk
tempat sabun tangan, tempat sabun cuci mangkuk, sendok-garpu, dan perangkat
lainnya.
3. Peralatan operator/pegawai/pramusaji
Seragam kerja pegawai, topi, celemek, papan nama / tanda pengenal, serbet/kain
setempat)
lain.
Bumbu Kuah, Bumbu Bakso, Bumbu Sambal, Saos Malang, Kecap, Garam, Saos
sambal, Kardus bumbu, Kantong plastik & Karet, Kantong plastik sambal &
Saos, Kresek.
Questioner
: Faktor Internal
9 Strength
9 Weakness
1. Bagaimana sejarah berdirinya Bakso Kota Cak Man?
2. Bagaimana mengenai keahlian SDA yang ada?
3. Bagaimana posisi pasar berdasarkan produk?
4. Bagaimana posisi pasar berdasarkan harga?
: Faktor Eksternal
9 Opportunity
9 Treats
1. Bagaimana kondisi persaingan yang ada?
2. Bagaimana keahlian manajemen yang dimiliki?
3. Bagaimana perencanaan, pengendalian, dan sistem yang dimiliki?
4. Bagaimana dengan masalah yang dihadapi?