Anda di halaman 1dari 68

PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBINA SANTRI BER-

AKHLAKUL KARIMAH DI PONPES SYAIKH ZAINUDDIN NW


MELAWI KALIMANTAN BARAT

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah
Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Oleh:
NURUL ISNAENI
(20182904110973)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR
2022

1
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Hal : Surat Persetujuan Skripsi


Lamp :
Kepada Yth;
Dekan Fakultas Dakwah
IAI Hamzanwadi NW Lombok Timur
Di Anjani
Assalaamu’alaikum Warohmatuulahi Wabarokaatuh
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk, dan mengoreksi serta mengadakan
perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing I dan pembimbing II berpendapat
bahwa skripsi saudari:

Nama mahasiswa : NURUL ISNAENI

Nimko : 20182904110973

Judul Skripsi : PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBINA SANTRI


BER-AKHLAKUL KARIMAH DI PONPES SYAIKH ZAINUDDIN
NW MELAWI KALIMANTAN BARAT
Sudah dapat diajukan Kembali kepada Fakultas Dakwah Program Studi Komunikasi
Penyiaran Islam Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi saudari tersebut diatas dapat segera
diseminarkan/dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.

Anjani………………………..2022

Pembimbing I Pembimbing II

YUNITA INDINABILA, M.I.Kom MUHAMMAD AMRILLAH, M.Sos


NIDN: 2108069501 NIDN: 2117087906

Mengetahui:
Kaprodi KPI Fakultas Dakwah

HASANAH EFENDI, M.I.Kom


NIDN: 2131127703

2
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini:

Nama : NURUL ISNAENI

NIM : 20182904110973

Judul Skripsi : PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBINA SANTRI


BER-AKHLAKUL KARIMAH DI PONPES SYAIKH ZAINUDDIN
NW MELAWI KALIMANTAN BARAT

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri,
bukan jiplakan dari karya orang lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku.

Yang Menyatakan

NURUL ISNAENI
NIM: 20182904110973

3
ABSTRAK

PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBINA SANTRI BER-AKHLAKUL


KARIMAH DI PONPES SYAIKH ZAINUDDIN NW MELAWI KALIMANTAN BARAT
Pondok pesantren mempunyai peran penting dalam pembentukan akhlak santri serta
mencetak lulusan santri sebagai Insan yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia dan
mengikuti ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan survey yang peneliti lakukan
diketahui bahwa akhlak santri belum bisa dikatakan cukup baik karena masih banyak santri
yang belum berakhlakul karimah. Oleh sebab itu ustadz dan ustadzah mengadakan kegiatan
seperti mujahadah, khitobah, burdah, bandongan dan bimbingan hikmah, kegiatan tersebut
melibatkan semua santri putra dan putri di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi
Kalimantan Barat. Yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah, bagaimana peran
pondok pesantren dalam pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin
NW Melawi Kalimantan Barat, serta apa saja faktor yang menghambat dan faktor pendukung
dalam pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi
Kalimantan Barat ?
Tujuan dalam penelitian ini adalah, untuk mengetahui peran pondok pesantren dalam
pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi Kalimantan
Barat, serta untuk mengetahui faktor yang menghambat dan faktor pendukung dalam
pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi Kalimantan
Barat.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan beberapa objek
yaitu: Ustadz dan ustadzah, santri. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan
observasi, dokumentasi, wawancara. Penjamin keabsahan data dilakukan dengan tekhnik
triangulasi yaitu menggunakan triangulasi tekhnik. Hal ini didasarkan pada pertimbangan
bahwa cara tersebut efektif dan mudah dilaksanakan.
Hasil penelitian menunjukan peran pondok pesantren dalam pembentukan akhlak
santri sudah baik melalui kegiatan yang diadakan oleh ustadz dan ustadzah di ponpes, Namun
dalam kegiatan tersebut terdapat faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam
pembentukan akhlak santri, faktor pendukung adanya sarana dan prasarana yang cukup
memadai, mendapat dukungan dari wali santri dan masyarakat sekitar serta adanya semangat
dan kerjasama dari ustadz dan ustadzah dalam membentuk akhlak santri, sedangkan faktor
penghambatnya yaitu Faktor cuaca yang kadang membuat para santri malas untuk berangkat
dan Masih kurangnya keyakinan dan kemantapan para santri di dalam mengikuti kegiatan
tersebut. Sehingga timbulnya sifat malas didalam diri santri untuk mengikuti kegiatan yang
diadakan di pondok pesantren. Berdasarkan analisis data yang di peroleh bahwa peran
pondok pesantren dalam pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin
NW Melawi Kalimantan Barat secara umum sudah berjalan dengan baik.

4
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Peran Pondok Pesantren Dalam Membina Santri Ber-akhlakul Karimah Di Ponpes
Syaikh Zainuddin NW Melawi Kalimantan Barat”. Mahasiswa Institut Agama Islam
Hamzanwadi NW Lombok Timu. Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memproleh gelar sarjana Strata-1 (S1) di jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultyas Dakwah Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda nabi Muhammad
SAW. Yang yelah mengantarkan kita dari zaman jahiliah menuju zaman Islamiyah, semoga
kita mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak. Aamiin
Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan. Ucapan terima kasih penulis kepada:
1. Maula Syaikh TGKH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin At-tsani Lc. M.Pd.I, selaku
Rektor Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur.
2. Dr.Hassan Zaini M.Kom.I Selaku Dekan Fakultas Dakwah.
3. Hasanah Efendi M.I.Kom Selaku Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
4. Yunita Indinabila M.I.Kom Selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
membantu dalam proses kepenulisan.
5. Muhammad Amrillah M.Sos selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
membantu mulai proses awal kepenulisan.

5
DAFTAR ISI

Contents
PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................................................................2
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................................................3
ABSTRAK............................................................................................................................................4
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................5
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................6
BAB I....................................................................................................................................................8
PENDAHULUAN.................................................................................................................................8
A. Latar Belakang...............................................................................................................................8
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................13
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................................................13
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................................................14
BAB II.................................................................................................................................................15
KERANGKA TEORI..........................................................................................................................15
A. Membina Akhlak.........................................................................................................................15
1. Pengertian Akhlak.......................................................................................................................15
2. Macam-macam Akhlak................................................................................................................16
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Akhlak.................................................................................17
4. Manfaat Akhlak Mulia.................................................................................................................19
5. Tujuan Membina Akhlak.............................................................................................................23
B. Peran Pondok Pesantren..............................................................................................................24
1. Pengertian Peran..........................................................................................................................24
2. Pengertian Pondok Pesantren.......................................................................................................26
3. Karakteristik Pondok Pesantren...................................................................................................28
4. Tujuan Terbentuknya Pondok Pesantren......................................................................................32
5. Penelitian Relevan.......................................................................................................................32
BAB III................................................................................................................................................34
METODOLOGI PENELITIAN..........................................................................................................34
A. Sifat Penelitian Dan Jenis Penelitian...........................................................................................34
1. Sifat Penelitian.............................................................................................................................34
2. Jenis Penelitian............................................................................................................................34
B. Sumber Data................................................................................................................................37
1. Sumber Data Primer....................................................................................................................37

6
2. Sumber Data Sekunder................................................................................................................38
C. Tekhnik Pengumpulan Data.........................................................................................................38
1. Wawancara / Interview................................................................................................................38
2. Observasi.....................................................................................................................................39
3. Dokumentasi................................................................................................................................39
D. Tekhnik Analisis Data....................................................................................................................40
BAB IV...............................................................................................................................................42
HASIL PENELITIAN.........................................................................................................................42
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................................................................42
1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi..............42
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi......................................44
a. Visi......................................................................................................................................44
b. Misi.....................................................................................................................................44
3. Struktur Kepengurusan Yayasan Pondok Pesantren.........................................................44
4. Kondisi Sarana dan Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi...........................47
5. Jadwal Kegiatan Santri Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi.....................48
6. Tata Tertib Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi.........................................49
B. Deskripsi Data Penelitian.............................................................................................................50
1. Peran Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi dalam Pembentukan Akhlak. 50
2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembentukan Akhlak Santri.......................51
3. Wawancara dengan Ketua Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi................53
4. Wawancara dengan santri Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi................54
BAB V.................................................................................................................................................56
PENUTUP...........................................................................................................................................56
A. KESIMPULAN...........................................................................................................................56
B. SARAN.......................................................................................................................................57
1. Saran Bagi Pondok Pesantren..................................................................................................57
2. Saran Bagi Santri.....................................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................59
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................................................61
DOKUMENTASI................................................................................................................................62
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................................................67

7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhlak memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa akhlak

manusia dalam kehidupannya dapat menuju kearah martabat yang rendah, baik di

hadapan Allah SWT atau manusia karena tidak mengenal perbedaan perbuatan baik

dan perbuatan buruk.

Selaras dengan tujuan pendidikan islam yaitu untuk mewujudkan manusia

seutuhnya, sedangkan tujuan pendidikan agama islam adalah membimbing akhlak

agar mereka menjadi muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh dan berakhlak

mulia serta berguna bagi masyarakat agama dan negara.

Salah satu dari tujuan tersebut adalah masalah akhlak, dimana akhlak merupakan

sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena kedudukan akhlak

dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik sebagai

individu maupun sebagai anggota masyarakat, akhlak adalah pokok-pokok kehidupan

yang esensial, yang diharuskan agama.

Sebagai Agama yang sempurna, menjadi satu-satunya Agama yang diridhoi oleh

Allah SWT, kesempurnaan Agama Islam ini tercermin pada firman Allah dalam ayat

berikut:

‫ت لَ ُك ُم ااْلِ ْساَل َم‬ ِ ِ ِ


ُ ‫ت َعلَْي ُك ْم ن ْع َميِت ْ َو َرضْي‬
ُ ‫ت لَ ُك ْم د ْينَ ُك ْم َواَمْتَ ْم‬
ُ ‫اَلَْي ْو َم اَ ْك َم ْل‬
Artinya :“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.1
1
Q.S Al-Maidah ayat 3

8
Menurut ayat di atas bahwasannya, Allah ta’ala telah menetapkan agama yang

mulia ini sebagai agama yang di ridhoi dan sebagai penutup seluruh agama yang

pernah Dia turunkan, maka Allah ta’ala menyempurnakan agama ini, sehingga tidak

mengandung kekurangan sedikit pun, serta sangat cocok dan sesuai bagi seluruh umat

manusia dari seluruh bangsa mana pun dan di zaman apa pun sampai hari kiamat,

karena apa pun yang dibutuhkan seorang hamba untuk mencapai kebahagiaan di dunia

dan akhirat dan sabda Rasullulah SAW yang tidak pernah bertentangan dengan

kebenaran, norma kesusilaan, dan ilmu pengetahuan.

Untuk memudahkan umat Islam dalam bersikap dan berperilaku sehari-hari, di

samping memberikan aturan yang jelas dalam al-Quran, Allah juga menunjuk Nabi

Muhammad Saw. sebagai teladan baik dalam bersikap, berperilaku, dan bertutur kata.

Dengan dua sumber inilah setiap Muslim dapat membangun kepribadiannya.

Keteladanan Nabi untuk setiap Muslim ini ditegaskan oleh Allah Swt. dalam firman-

Nya:

‫ل َق ْد َكا َن لَ ُك ْم يِف ْ َر ُس ْو ِل ال ٰلّ ِه اُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ْن َكا َن َي ْر ُجوا ال ٰلّ َه‬
‫َوالَْي ْو َم ااْل ٰ ِخَر َوذَ َكَر ال ٰلّهَ َكثِْيًر ۗا‬
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. al-Ahzab (21): 21).

Nabi Muhammad Saw. dalam salah satu sabdanya mengisyaratkan bahwa

kehadirannya di muka bumi ini membawa misi pokok untuk menyempurnakan akhlak

9
manusia yang mulia. Misi Nabi ini bukan misi yang sederhana, tetapi misi yang agung

yang ternyata untuk merealisasikannya membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni

kurang lebih 22 tahun. Nabi melakukannya mulai dengan pembenahan aqidah

masyarakat Arab, kurang lebih 13 tahun, lalu Nabi mengajak untuk menerapkan

syariah setelah aqidahnya mantap.

Dengan kedua sarana inilah (aqidah dan syariah), Nabi dapat merealisasikan akhlak

yang mulia di kalangan umat Islam pada waktu itu.

Mengkaji dan mendalami konsep akhlak bukanlah yang terpenting, tetapi

merupakan sarana yang dapat mengantarkan kita dapat mengamalkan akhlak mulia

seperti yang dipesankan oleh Nabi Saw. Dengan pemahaman yang jelas tentang

konsep akhlak, kita akan memiliki pijakan dan pedoman untuk mengarahkan tingkah

laku kita sehari-hari, sehingga kita memahami apakah yang kita lakukan benar atau

tidak, termasuk akhlak mahmudah (mulia) atau akhlak madzmumah (tercela).

Baik dan buruk akhlak manusia sangat tergantung pada tata nilai yang dijadikan

pijakannya. Abul A’la al-Maududi membagi sistem moralitas menjadi dua. Pertama,

sistem moral yang berdasar kepada kepercayaan kepada Tuhan dan kehidupan setelah

mati. Kedua, sistem moral yang tidak mempercayai Tuhan dan timbul dari sumber-

sumber sekuler.2

Sistem moral yang berdasar pada gagasan keimanan pada Tuhan dan akhirat

dapat ditemukan pada sistem moral Islam. Hal ini karena Islam menghendaki

dikembangkannya al-akhlaqul karimah yang pola perilakunya dilandasi dan untuk

mewujudkan nilai Iman, Islam, dan Ihsan. Iman sebagai al-quwwatud-dakhiliah,

kekuatan dari dalam yang membimbing orang terus bermuraqabah (mendekatkan diri

2
al-Maududi, 1971: 9

10
kepada Tuhan) dan muhasabah terhadap perbuatan yang akan, sedang, dan sudah

dikerjakan. Ubudiyah (pola ibadah) merupakan jalan untuk merealisasikan tujuan

akhlak. Cara pertama untuk merealisasikan akhlak adalah dengan mengikatkan jiwa

manusia dengan ukuran-ukuran peribadatan kepada Allah. Akhlak tidak akan nampak

dalam perilaku tanpa mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT.3

Akhlak erat kaitanya dengan pendidikan agama. Oleh Karena itu pendidikan

agama perlu ditingkatkan kualitasnya dengan melibatkan orang tua, sekolah dan

masyarakat dengan mempergunakan berbagai cara yang efektif. Berbagai situasi dan

kondisi lingkungan harus dijauhkan dari hal-hal yang dapat merusak moral, dengan

demikian perkembangan akhlak dapat berkembang sesuai tuntunan agama.

Seorang guru bukan hanya mengajar (transfer of knowledge) tetapi juga mendidik

(transfer of value). Guru mendidik dengan mengupayakan pengembangan seluruh

potensi peserta didik, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Selain

mengembangkan seluruh potensi peserta didik guru juga diharapkan mampu

membiasakan akhlakul karimah kepada peserta didik. Hal ini dikarenakan dengan

adanya pembiasaan nilai-nilai inilah peserta didik dapat memiliki watak kepribadian

secara utuh yang tercermin pada perilaku berupa ucapan, perbuatan, sikap, pikiran,

perasaan, kerja, dan hasil karya yang baik.

Selain peran guru yang dibutuhkan dalam mengatasi permasalahan perilaku

menyimpang, peran orang tua dan pesantren pun sangat mendukung dalam

penanaman nilai-nilai pendidikan karakter untuk meningkatkan akhlak dan moral

peserta didik. Hal ini dikarenakan melalui pesantren para peserta didik akan

mendapatkan bimbingan yang lebih intens dan aktivitas mereka pun jauh lebih teratur

dan disiplin.
3
Hawa, 1977: 72.

11
Pondok Pesantren merupakan sebuah bentuk dari lembaga pendidikan yang

bernuansa religious, yang memberi bimbingan serta mengajarkan ilmu-ilmu agama

yang memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan generasi-generasi yang

islami, seiring dengan berkembangnya zaman. Dari waktu ke waktu fungsi berjalan

dengan dinamis, berubah dan berkembang mengikuti dinamika sosial di masyarakat.

Betapa tidak, pada awalnya lembaga tradisional ini mengembangkan fungsi sebagai

lembaga sosial dan penyiaran agama.4

Pembina adalah seseorang yang mengajarkan ilmu-ilmu agama di pondok

pesantren. Selain sebagai pengajar, peran pembina di pondok pesantren adalah sebagai

pembimbing santri yang melanggar peraturan pondok, baik itu dalam hal kedisiplinan

beribadahnya, aplikasi nilai-nilai keagamaannya maupun dalam penggunaan

bahasanya. Jadi, semua pembina diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai

keagamaan bagi semua santri, yakni dengan memberikan teladan yang baik kepada

seluruh santri baik dalam hal peguasaan bahasa dan penanaman nilai akhlakul

karimah.

Membina akhlak ialah proses perbuatan ,tindakan,penanaman nilai-nilai perilaku

budi pekerti, tingkah laku terhadap Allah SWT, sesama manusia, diri sendiri, dan

alam sekitar yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk

memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dalam penelitian proposal ini penulis tertarik untuk meneliti bagaimana peran

pondok pesantren dalam pembinaan santri berakhlakul karimah, dan indikator penulis

yang dimaksud adalah bagaimana seharusnya para santri bertingkah laku dengan diri

sendiri, orang lain, dan masyarakat sekitarnya. Sehingga penulis meneliti

4
Fauzan, Urgensi Kurikulum Integrasi Dipondok Pesantren Dalam Membentuk Manusia Berkualitas, (Jurnal
Pendidikan dan Manajemen,Vol. 6, No. 2, 2017), h. 15.

12
permasalahan yang berkaitan dengan pembinaan akhlak santri dengan judul penelitian

yaitu: PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MEMBINA SANTRI BER-

AKHLAKUL KARIMAH DI PONPES SYAIKH ZAINUDDIN NW MELAWI

KALIMANTAN BARAT

B. Rumusan Masalah

Setelah menyimak dan memperhatikan latar belakang masalah sebagaimana

terungkap di atas, maka pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peran pondok pesantren dalam membina akhlak santri di ponpes

syaikh zainuddin NW melawi kalimantan barat

C. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui peran pondok pesantren dalam membina akhlak santri di

Ponpes Syaikh Zainuddin NW Melawi Kalimantan Barat

b. Untuk mengetahui faktor yang menghambat dan faktor pendukung dalam

membina akhlak santri di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

Kalimantan Barat

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memperkaya wawasan dalam

membina santri khususnya dalam pengembangan akhlakul karimah.

b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan santri Pondok Pesantren Syaikh

Zainuddin NW Melawi dapat menambah rasa mahabbah kepada Allah SWT.

13
c. Dengan adanya penelitian ini diharapkan santri Pondok Pesantren Syaikh

Zainuddin NW Melawi bisa menjalankan sunah-sunah Rosulullah saw. Dan

menjaga hubungan antar manusia ( hablum minannas ).

2. Manfaat praktis

Penelitian ini merupakan sumbangsih pemikiran bagi Pondok Pesantren dalam

meningkatkan akhlak anak dipesantren.

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Membina Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Akhlak adalah salah satu sifat yang tertanam di dalam jiwa manusia yang dapat

menimbulkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa adanya pertimbangan

pemikiran lagi.5

Akhlak merupakan sifat seseorang yang melekat pada dirinya yang dimana dapat

dilihat dari tingkah lakunya dalam sehari-hari.6

Akhlak terciptanya melalui kebiasaan atau latihan. Pada awalnya keadan tersebut

terjadi karena dipertimbangkan dan dipikirkan, namun kemudian menjadi karakter

yang melekat tanpa dipertimbangkan dan dipikirkan masak-masak. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan maninfestasi iman, Islam, dan ihsan yang

merupakan refeksi jiwa secara sepontan pada diri seseorang sehingga dapat

5
Imam gozali
6
Ustadz sukriadi

14
melahirkan perilaku secara konsisten dan tidak tergantung. Sifat dan jiwa yang

melekat pada jiwa diri seseorang menjadi pribadi yang utuh dan menyatu dalam diri

orang tersebut sehingga akhirnya tercermin melalui tingkah laku dalam kehidupan

sehari-hari bahkan menjadi adat kebiasaan.7

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian

akhlak adalah tabiat atau kebiasaan manusia yang timbul sukarela tanpa ada

paksaan dari luar yang dibentuk melalui kebiasaan yang memiliki sumber dari

kebenaran wahyu, akhlak juga ialah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam

jiwa dengan sorotannya seseorang dapat menilai baik atau buruknya perbuatan

untuk kemudian memilih untuk melakukannya atau tidak.

2. Macam-macam Akhlak

a. Akhlakul Mamdudah (Akhlak Terpuji)

Akhlakul mahmudah atau disebut dengan akhlak yang terpuji merupakan salah

satu golongan macam-macam akhlak yang harus dimiliki setiap umat muslim.8

Adapun contoh macam-macam akhlak tersebut diantarannya:

1. Sabar, artinya menahan diri dari hawa nafsu yang sekiranya hanya

merugikan diri sendiri.

2. Tawakkal, menyerahkan segala sesuatu kepada Allah SWT.

3. Tawadhu’, artinya adalah rendah hati, tidak sombong, angkuh dan

sebagainya.

4. Husnudzon, artinya adalah senantiasa berprasangka baik.

5. Ta’awun, artinya adalah senantiasa saling tolong menolong.

7
Nur Hidayat, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Penerbit Ombak, 2013), hal. 6-7.
8
https://hot.liputan6.com/read/4720126/macam-macam-akhlak-dalam-islam-beserta-pengertian-dan-
manfaatnya

15
6. Ikhtiar, artinya adalah senantiasa berusaha bersungguh-sungguh dalam

mewujudkan keinginan.

7. Ikhlas, artinya adalah melakukan sesuatu kebaikan semata-mata

mengharap ridha Allah SWT saja.9

b. Akhlakul Mazmumah (Akhlak Tercela)

Akhlakul mazmumah atau akhlak tercela merupakan salah satu tindakan buruk

yang harus dihindari setiap manusia. Hal ini harus dijauhi karena akhlakul

mazmumah dapat mendatangkan mudharat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Contoh dari macam-macam akhlakul mazmumah yaitu:

1. Tabdzir artinya adalah boros.

2. Mubadzir, artinya adalah menghambur-hamburkan, menyia-nyiakan.

3. Kufur Nikmat, tidak mengakui kenikmatan yang diberikan Allah SWT

kepadanya.

4. Suudzon, prasangka buruk pada diri, orang lain dan Allah SWT.

5. Takabur, artinya adalah sombong, angkuh.

6. Sum’ah artinya adalah selalu membicarakan kebaikan atau amal ibadah

yang dilakukan dengan tujuan pamer dan sebagainya.

7. Riya’, artinya beribadah dengan niat mendapatkan puji dan puja dari

manusia.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Akhlak

Pembentukan akhlak adalah suatu proses dinamis di dalam diri yang terus

menerus dilakukan terhadap sistem fisik dan mental, sehingga terbentuk pola

9
https://brainly.co.id/tugas/18033882

16
penyesuaian diri yang unik atau khas pada setiap orang terhadap diri sendiri, orang

lain, dan lingkungannya.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi terbentuknya akhlak seseorang, yaitu :

a. Faktor Internal

1. Faktor Insting (Naluri)

Insting (naluri) adalah pola perilaku yang tidak dipelajari, mekanisme

yang dianggap ada sejak lahir dan juga muncul pada setiap makhluk. Sebagian

ahli berpendapat bahwa akhlak tidak perlu dibentuk karena akhlak adalah

insting yang dibawa manusia sejak lahir. Para psikolog juga menjelaskan

bahwa insting (naluri) berfungsi sebagai motivator atau penggerak yang

mendorong lahirnya tingkah laku. Setiap perbuatan manusia lahir dari suatu

kehendak yang diperagakan oleh naluri atau insting.

2. Kehendak

Kehendak adalah faktor yang menggerakkan manusia untuk berbuat

dengan sungguh sungguh. Dalam perilaku manusia, kehendaklah yang

mendorong manusia untuk berusaha dan bekerja, tanpa kehendak semua ide,

keyakinan, kepercayaan, pengetahuan menjadi pasif dan tidak ada arti bagi

hidupnya. Dari kehendak manusia akan menentukan akan bertingkah laku baik

atau buruk.

3. Faktor Keturunan

Faktor keturunan secara langsung atau tidak langsung sangat

memengaruhi bentukan sikap dan tingkah laku seseorang. Sifat-sifat asasi

anak merupakan sifat-sifat asasi orang tuanya. Sifat yang diturunkan oleh

orang tua bukanlah sifat yang dimiliki yang tumbuh dengan matang karena

pengaruh lingkungan, adat dan pendidikan, melainkan sifat bawaan sejak lahir.

17
b. Faktor Eksternal

1. Adat Kebiasaan

Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang

yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga

menjadi kebiasaan. Perbuatan yang telah menjadi adat kebiasaan, tidak cukup

hanya diulang-ulang saja, tetapi harus disertai kesukaan dan kecenderungan

hati terhadapnya. Jadi, terbentuknya kebiasaan itu, adalah karena adanya

kecenderungan hati yang diiringi perbuatan.

2. Faktor lingkungan

Lingkungan pergaulan sangat besar pengaruhnya terhadap pembentuka

akhlak seseorang. Manusia selalu berhubungan dengan manusia ainnya, itulah

sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling

memengaruhi seseorang dalam berpikir dan bertingkah laku. Jika kondisi

lingkungan tidak baik maka tingkah laku seseorang akan cenderung tidak baik

juga.

3. Pendidikan

Pendidikan memiliki andil yang besar pengaruhnya dalam

pembentukan akhlak manusia, berbagai ilmu diperkenankan agar seseorang

memahaminya dan dapat melakukan sesuatu perubahan pada dirinya.

Pendidikan adalah usaha mengarahkan potensi hidup manusia yang berupa

kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar sehingga terjadilah

perubahan di dalam kehidupan pribadinya. Jika pendidikan dan pengajaran

akhlak yang diberikan kepada anak itu baik, maka dapat menjadikan anak

berperingai baik. Demikian juga sebaliknya.10

10
Akilah Mahmud.2019.CIRI DAN KEISTIMEWAAN AKHLAK DALAM ISLAM.Sulesana, Vol 13 No 1 tahun 2019

18
4. Manfaat Akhlak Mulia

Akhlak mulia akan mendatangkan bahagia bagi orang tersebut, bahkan akan

membuat masyarakat bangga terhadap orang yang memiliki akhlak mulia.

Laki-laki maupun perempuan sama saja dalam hal akhlak yakni sama-sama penting

untuk berakhlak mulia, dan apabila laki-laki atau perempuan berakhlak mulia atau

mengerjakan kebaikan yang disertai dengan iman maka allah swt akan membalasnya

dengan lebih baik dari apa yang mereka perbuat. Sebagaimana firman allah swt.

ً‫صاحِلًا ِّم ْن ذَ َك ٍر اَْو اُْنثٰى و ُهو ُمْؤ ِم ٌن َفلَنُ ْحيَِينَّه َحٰيو ًة طَيِّبَ ۚة‬ ِ
َ ‫َم ْن َعم َل‬
َ َ

‫َّه ْم اَ ْجَر ُه ْم بِاَ ْح َس ِن َما َكانُ ْوا َي ْع َملُ ْو َن‬


ُ ‫َولَنَ ْج ِز َين‬

Artinya: Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan

dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang

baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah

mereka kerjakan.11

Setiap orang dalam hidupnya bercita-cita memperoleh kebahagiaan. Salah satu dari

kebahagiaan adalah orang yang menyucikan dirinya, yaitu suci dari sifat yang buruk,

suci lahir dan batin. Sebaliknya jiwa yang kotor dan tercela membawa kesengsaraan

di dunia dan di akhirat.

Keharusan menjunjung tinggi akhlak karimah lebih dipertegas lagi oleh Nabi

Saw. dengan pernyataan yang menghubungkan akhlak dengan kualitas kemauan,

bobot amal, dan jaminan masuk surga. Sabda Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh

Abdullah Ibn Amr:

11
Surah an-nahl ayat 97

19
ِ ‫ِخيار ُكم اَح‬
) ‫اسنُ ُك ْم اَ ْخاَل قًا ( رواه الرتمذي‬ َ ْ َُ
Artinya: “Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik akhlaknya … (HR. Al-

Tirmidzi).

Bahkan rosulullah saw. Diutus ke atas muka bumi ini untuk menyempurnakan

akhlak manusia, dan juga sebagi panutan atau suri tauladan yang baik bagi seluruh

ummat.

‫َألخالَ ِق‬ ِ ‫ِإمَّنَا بعِثْت ُِألمَتِّم‬


ْ ْ‫صال َح ا‬
َ َ ُ ُ

Artinya:Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang

mulia.12

Dalam hadis yang lain Nabi Saw. bersabda:

ِ ‫اِ َّن ِمن اَحبِّ ُكم اِيَلَّ واَْقربِ ُكم ِميِّن جَمْلِسا يوم الْ ِقيام ِة اَح‬
‫اسنُ ُك ْم اَ ْخاَل قًا ( رواه‬ َ َ َ َ َْ ً ْ ْ َ َ ْ َ ْ

)‫الرتمذي‬

Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling cinta kepadaku di antara kamu sekalian

dan paling dekat tempat duduknya denganku di hari kiamat adalah yang terbaik

akhlaknya di antara kamu sekalian ...” (HR. al-Tirmidzi).

12
HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 273 (Shahiihul Adabil Mufrad no. 207), Ahmad (II/381), dan al-
Hakim (II/613), dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilatul
Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 45).

20
Dalam khazanah perbendaharaan bahasa Indonesia kata yang setara maknanya dengan

akhlak adalah moral dan etika. Kata-kata ini sering disejajarkan dengan budi pekerti,

tata susila, tata krama atau sopan santun.13 Pada dasarnya secara konseptual kata etika

dan moral mempunyai pengertian serupa, yakni sama-sama membicarakan perbuatan

dan perilaku manusia ditinjau dari sudut pandang nilai baik dan buruk. Akan tetapi

dalam aplikasinya etika lebih bersifat teoritis filosofis sebagai acuan untuk mengkaji

sistem nilai, sedang moral bersifat praktis sebagai tolok ukur untuk menilai perbuatan

yang dilakukan oleh seseorang.14 Etika memandang perilaku secara universal, sedang

moral secara memandangnya secara lokal.

Bertolak dari pengertian di atas maka akhlak manusia dapat beragam, sebagaimana

firman Allah dalam al-qur’an

‫اِ َّن َس ۡعيَ ُكمۡ لَ َشىّٰت‬

Artinya: Sesungguhnya usaha kamu hai manusia, pasti amat beragam.15

Baik dan buruk akhlak manusia sangat tergantung pada tata nilai yang

dijadikan pijakannya. Abul A’la al-Maududi membagi sistem moralitas menjadi dua.

Pertama, sistem moral yang berdasar kepada kepercayaan kepada Tuhan dan

kehidupan setelah mati. Kedua, sistem moral yang tidak mempercayai Tuhan dan

timbul dari sumber-sumber sekuler.16

Sistem moral yang berdasar pada gagasan keimanan pada Tuhan dan akhirat dapat

ditemukan pada sistem moral Islam. Hal ini karena Islam menghendaki

13
Faisal Ismail, 1998: 178
14
Muka Sa’id, 1980: 23-24
15
Surah Al-Lail ayat 4
16
al-Maududi, 1971: 9

21
dikembangkannya al-akhlaqulkarimah yang pola perilakunya dilandasi dan untuk

mewujudkan nilai Iman, Islam, dan Ihsan. Iman sebagai al-quwwatud-dakhiliah,

kekuatan dari dalam yang membimbing orang terus bermuraqabah (mendekatkan diri

kepada Tuhan) dan muhasabah terhadap perbuatan yang akan, sedang, dan sudah

dikerjakan. Ubudiyah (pola ibadah) merupakan jalan untuk merealisasikan tujuan

akhlak. Cara pertama untuk merealisasikan akhlak adalah dengan mengikatkan jiwa

manusia dengan ukuran-ukuran peribadatan kepada Allah. Akhlak tidak akan nampak

dalam perilaku tanpa mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT.17

Sedangkan sistem moral yang kedua adalah sistem yang dibuat atau hasil pemikiran

manusia (secular moral philosophies), dengan mendasarkan pada sumber-sumber

sekuler, baik itu murni dari hukum yang ada dalam kehidupan, intuisi manusia,

pengalaman, maupun akhlak manusia (Faisal Ismail, 1998: 181). Sistem moral ini

merupakan topik pembicaraan para filosof yang sering menjadi masalah penting bagi

manusia, sebab sering terjadi perbedaan pendapat mengenai ketetapan baik dan

buruknya perilaku, sehingga muncullah berbagai aturan perilaku dengan ketetapan

ukuran baik buruk yang berbeda. Sebagai contoh aturan Hedonisme menekankan pada

kebahagiaan, kenikmatan, dan kelezatan hidup duniawi. Aliran intuisi menggunakan

kekuatan batiniyah sebagai tolok ukur yang kebenarannya bersifat nisbi menurut

Islam. Aliran adat kebiasan memegangi adat kebiasaan yang sudah dipraktikkan oleh

kelompok masyarakat tanpa menilai dari sumber nilai universal (al-Quran).

5. Tujuan Membina Akhlak

Berbicara masalah membina akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan

pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan

17
Hawa, 1977: 72

22
bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membina akhlak. Proses membina akhlak

bertujuan untuk melahirkan manusia yang berakhlak mulia. akhlak mulia merupakan

tujuan pokok membina akhlak islam ini. akhlak seseorang akan dianggap mulia jika

perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-qur’an.18

B. Peran Pondok Pesantren

1. Pengertian Peran

Peran merupakan salah satu bentuk tindakan atau perilaku seseorang, yang timbul

karena adanya kedudukan yang diperoleh dalam struktur sosial. Dengan adanya peran

tersebut, seseorang diharapkan dapat memainkan peran sesuai dengan kedudukannya.

Dalam pelaksanaan peran, akan lebih bermakna jika dikaitkan dengan orang

lain/masyarakat. Karena peran menentukan apa yang diperbuatnya dimasyarakat.Hal

ini sesuai dengan pernyataan dari Soerjono Soekamto, yang menyatakan bahwa:

“Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang memiliki berbagai macam peran yang

timbul dari pergaulan sosial dan lingkungan. Jadi dapat diartikan bahwa peranan dapat

menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan

apa yang telah diberikan oleh masyarakat kepadanya(Soerjono Soekanto, Sosiologi

Suatu Pengantar”.19

Suhardono dalam bukunya Achmad Patoni menambahkan, bahwa peran dapat

dijelaskan melalui beberapa cara yaitu pertama, melalui penjelasan historis.

Menurut penjelasan historis, konsep peran semula dipinjam dari kalangan yang

memiliki hubungan erat dengan drama atau teater yang hidup subur pada zaman

Yunani Kuno atau Romawi. Dalam hal ini, peran berarti karakter yang disandang

18
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h.155
19
Jakarta: Raja Grafindo, 2013 hal, 212-213

23
atau dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah pentas dengan lakon tertentu.

Kedua, pengertian peran menurut ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan

seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial tertentu.

Dengan menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya

karena posisi yang didudukinya tersebut(Achmad Patoni, Peran Kiai Pesantren

dalam Partai Politik.20

Sedangkan peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti “pemain,

sandiwara film, tukang lawak dalam permaianan makyong, perangkat tingkah laku

yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan pada peserta didik”.

(Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai

Pustaka, 2015), 854.) Dan arti peran dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

adalah “sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang

terutama”.( W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta:

PN Balai Pustaka, 1982), 735.)

Dikatakan seseorang dapat menjalankan suatu peran apabila melaksanakan hak

dan kewajiban yang sesuai dengan kedudukannya. Karena antara peran dan

kedudukan memang memiliki hubungan yang cukup erat. Hanya saja terdapat

pembedaan yang dilakukan untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Sejalan dengan ini, Achmad Patoni memberikan pernyataan mengenai

hubungan peran dengan kedudukan:

Karena memang sebenarnya diantara keduanya tidak dapat dipisah pisahkan dan

satu tergantung pada yang lain, begitu juga sebaliknya. Tidak ada peran tanpa

kedudukan atau kedudukan tanpa peran. Peran disini, lebih banyak menunjuk pada

fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses.21

20
Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007 hal, 40.
21
Achmad Patoni, Peran Kiai Pesantren., 46

24
Seperti yang telah dijabarkan oleh Bimo Walgito, yang menyatakan bahwa

“dengan menduduki suatu posisi tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya

karena posisi yang didudukinya tersebut. Karena peran juga tidak lepas dari status

yang disandangnya dan setiap status sosial terkait dengan satu atau lebih status

sosial”.22

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa peran merupakan

suatu perilaku atau tindakan yang timbul karena adanya kedudukan dan peran

tersebut diharapkan dapat memberikan pengaruh baik, pada sekelompok orang

atau lingkungan sekitar. Atau juga dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan

dan usaha bersama yang didasarkan pada asas gotong royong untuk memberikan

pengaruh pada orang lain atau suatu lembaga.

2. Pengertian Pondok Pesantren

Keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional

di Indonesia, sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat. Lembaga ini muncul

ditengah-tengah masyarakat sebagai bagian dari perkembangan masyarakat Islam.

Makna dari pondok pesantren itu sendiri adalah suatu lembaga yang

pengajarannya menekankan pada ilmu agama Islam dengan sistem asrama

dibawah pimpinan seorang guru atau Kyai sebagai sentra utamanya.

Pendapat di atas selaras dengan beberapa pendapat dari para tokoh diantaranya:

a. M. Arifin dalam bukunya Achmad Patoni yang menyebutkan bahwa pondok

pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh

serta diakui oleh masyarakat, dengan sistem asrama (kompleks) dimana

santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau

22
Bimo Walgito, Psikologi Sosial, Edisi Revisi (Yogyakarta: Andi Offiset, 2003 hal, 7

25
madrasah yang sepenuhnya berada dibawah pimpinan seseorang atau

beberapa Kyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat karismatik serta independen

dalam segala hal.23

b. Menurut Geertz, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan

keagamaan yang mempunyai kekhasan tersendiri dan berbeda dengan

lembaga pendidikan lainnya. Pendidikan di pesantren meliputi pendidikan

Islam, dakwah, pengembangan kemasyarakatan dan pendidikan lainnya yang

sejenis. Para peserta didik di pesantren disebut santri yang umumnya menetap

di pesantren.24

c. Sedangkan Pondok Pesantren menurut Marwan Saridji dkk adalah suatu

lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang pada umumnya

pendidikan dan pengajarannya tersebut diberikan dengan cara non-klasikal,

yaitu bandongan dan sorogan. Dimana seorang Kyai mengajarkan santri-

santrinya berdasarkan kitab yang tertulis dalam Bahasa Arab.25

d. Menurut Zamakhsari Dhofier pondok pesantren berasal dari “kata pondok

yang berarti tempat yang digunakan untuk makan dan istirahat. Disamping itu,

kata “pondok” berasal dari Bahasa Arab funduuq yang berarti hotel atau

asrama”.26 Sedangkan makna pesantren menurut Soegarda Porbakawatja yang

dikutip oleh Haidar adalah tempat orang berkumpul untuk belajar agama

Islam.27

e. Qomar mendefinisikan pondok pesantren sebagai “suatu tempat pendidikan

dan pengajaran yang menekankan pada pembelajaran agama Islam dan


23
Achmad Patoni, Peran Kiai Pesantren., hal, 90-91.
24
Achmad Patoni, Peran Kiai Pesantren., hal, 87-88
25
Ibid., 91
26
Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai (Jakarta: LP3ES, 1985), 18.
27
Haidar Putra Daulayah, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia (Jakarta: Kencana,
2006), 26-27.

26
didukung adanya asrama sebagai tempat tinggalnya santri yang sifatnya

permanen”.28

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren

merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional yang pengajarannya menekankan

pada pengajaran agama Islam dibawah Pimpinan seorang Kyai dengan sistem asrama

(pondok). Sedangkan tempat untuk berkumpulnya orang-orang yang hendak belajar

agama Islam atau asrama tempat santri mengaji disebut dengan pesantren.

3. Karakteristik Pondok Pesantren

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang bertujuan untuk

membuat insan yang mulia dan berakhlak baik serta memahami ajaran-ajaran islam,

pondok pesantren berbeda dengan lembaga lainya baik dari aspek sistem pendidikan

maupun unsur pendidikan yang dimilikinya.29

Ada beberapa ciri yang secara umum dimiliki oleh Pondok Pesantren sebagai

lembaga pendidikan sekaligus sebagai lembaga sosial yang secara informal itu terlibat

dalam pengembangan masyarakat pada umumnya. Adanya Pondok Pesantren sebagai

lembaga pendidikan apabila memenuhi elemen-elemen pokok Pesantren itu adalah :

masjid, pondok, santri, kyai.

a. Masjid

Masjid merupakan baitullah yang dimana ummat muslim gunakan sebagai

tempat beribadah di siang hari maupun malam hari, fungsi masjid bukan hanya

sebagai sarana sholat, tetapi memiliki fungsi lain seperti pendidikan, sarana Dakwah

dan lain sebagainya. Di dunia pesantren, masjid dijadikan ajang atau sentral kegiatan

pendidikan Islam baik dalam pengertian modern maupun tradisional.


28
Mujamil Qomar, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi (Jakarta: Erlangga,
2005), 2.
29
M. BahriGozali,Pendidikan Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001), h. 24

27
b. Pondok

Sebagaimana yang telah penulis paparkan sebelumnya, pondok adalah tempat

tinggal para santri yang belajar dilembaga pendidikan pondok pesantren. Biasanya

identik dengan asrama.

Pada awalnya, pondok yang menjadi tempat tinggal para santri pada saat

menuntut ilmu, adalah nama tempat tinggal para santri yang terbuat dari bahan

bangunan sederhana. Bisa jadi hanya sebuah bangunan kecil, terbuat dari papan atau

bambu dengan beratap daun. Akan tetapi setelah mengalami perkembangan, untuk

saat ini, pondok (asrama) yang dia jadikan tempat tinggal santri tersebut telah banyak

mengalami kemajuan. Fisik bangunan tidak lagi terbuat dari papan atau bambu,

melainkan sebuah bangunan permanen dari tembok, bahkan tidak menutup

kemungkinan bangunan tersebut bertingkat dan terlihat megah.

Pada masa sekarang, pondok (asrama) tempat tinggal para santri tersebut

adalah bangunan satu unit gedung yang terdiri dari beberapa kamar, tiap-tiap kamar

berukuran ± 8 meter persegi, dan di dalam kamar tersebut tinggal para santri dengan

jumlah ± 10 sampai 15 orang.

Demi pemerataan dan kebersamaan, biasanya suatu pondok tidak membeda-

bedakan fasilitas bagi para santri. Maksudnya tidak ada kamar khusus yang

disediakan bagi santri senior dan santri junior. Mereka biasanya tinggal bersama-sama

dalam satu kamar dan dikamar tersebut para santri senior menjadi pembimbing santri-

santri junior.

c. Santri

Sebagaimana yang telah penulis jelaskan pada pembahasan sebelumnya,

bahwa kata santri masih memiliki arti dan versi yang berbeda-beda. Namun secara

umum santri identik dengan peserta didik, murid, atau pelajar yang sedang menuntut

28
ilmu dilembaga pendidikan pondok pesantren ditentukan dari kuantitas (jumlah)

santrinya.

Zamakhsyari Dhofier membagi santri yang belajar dipondok pesantren menjadi dua

bagian,30 yaitu :

a. Santri Mukim, yaitu; murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap

dalam komplek pesantren.

b. Santri Kalong, yaitu; murid-murid yang berasal dari desa-desa sekeliling

pesantren, yang biasanya tidak menetap dalam pesantren.

Untuk mengikuti pelajarannya dipesantren, meraka bolak-balik dari rumahnya

ke pesantren. Bila dilihat dari tujuannya, maka santri-santri yang tinggal menetap

(santri mukim) di lingkungan pesantren adalah karena ingin mempelajari ilmu

agama Islam dari kitab-kitab Islam klasik di bawah bimbingan seorang kyai

langsung, ingin memperoleh pengalaman hidup di pesantren, baik yang

berhubungan dengan pengajaran atau keorganisasian, maupun hubungan dengan

pesantren-pesantren yang dikenal. Serta mereka ingin memfokuskan diri untuk

belajar dan tanpa gangguan oleh kesibukan dan kewajiban-kewajiban sehari-hari

di rumahnya. Sedangkan bila dilihat dari segi kematangan, maka seseorang anak

yang ingin belajar di pondok pesantren dalam posisi santri mukim, biasanya anak

itu sudah dapat mengurus segala kebutuhannya sehari-hari.

d. Kyai

Kyai adalah unsur yang paling penting dan esensial dari suatu pesantren. Kyai

yang penulis maksud dalam tulisan ini adalah gelar bagi seseorang yang memiliki

ilmu pengetahuan agama yang luas, memiliki kesalehan yang baik, dan kepribadian

terpuji. Bila dihubungkan dengan konteks pesantren, Ia yang merupakan pendiri atau

pemilik pondok pesantren tersebut, atau keturunan dari pendiri atau pemilik pondok
30
Ibid, h. 52.

29
pesantren tersebut, serta memiliki murid (santri), dan hidupnya semata-mata untuk

agama dan masyarakat.31

Menurut Karel Stennbrink, untuk menjadi kyai, ada beberapa faktor yang

sangat menentukan, seperti faktor pengetahuannya, faktor keturunannya, faktor

kesalehan, faktor murid-muridnya, dan faktor caranya dalam mengabdikan diri

kepada masyarakat.32

Terlepas dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk

menjadi kyai, namun menurut penulis, kyai dalam sebuah pesantren adalah tipe

pemimpin yang kharismatik dan berwibawa, baik dihadapan guru-guru, para santri,

maupun anggota masyarakatnya.

Kharisma dan wibawa seorang kyai ini, lebih tepat karena ilmu pengetahuan

agama yang dimilikinya luas dan banyak, atau karena memiliki akhlak atau

kepribadian yang mulia, serta keshalehannya (ketaatannya dalam menjalankan

perintah agama) dapat dijadikan contoh teladan bagi para ustad dan para santri serta

anggota masyarakat. Dan yang paling terpenting lagi adalah adanya jiwa pegabdian

yang tinggi kepada masyarakat tanpa pamrih dalam menyebarkan agama Islam.

Sedangkan faktor-faktor lain (seperti, memiliki murid-murid yang banyak atau karena

pendiri dan pemilik pesantren atau keturunan dari pendiri pesantren) hanyalah

merupakan faktor pendukung saja, namun akan lebih lengkap lagi bila hal tersebut

juga ada dalam diri kyai tersebut.

Dalam kehidupan sehari-hari, seorang kyai memiliki otoritas yang kuat,

sehingga apa yang ditetapkan oleh kyai tersebut akan segera ditaati dan dilaksanakan

oleh para guru dan santri-santrinya. Ketaatan dan loyalitas yang tinggi ini muncul

bukan dikarenakan rasa takut terhadap kyai tersebut, melainkan adanya rasa segan,

31
Karel Stennbrink, Pesantren Madrasah....
32
Karel Stennbrink, Pesantren Madrasah...., h. 109-110

30
dan tingginya wibawa atau kharisma kyai itu, selain dosa dan dilarang oleh agama,

juga dapat hilangnya keberkahan (grace).33

4. Tujuan Terbentuknya Pondok Pesantren

Tujuan dari adanya pondok pesantren yaitu:

a. Tujuan umum untuk membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang

berkepribadian islam, yang dengan ilmu agamanya ia sanggup menjadi

mubalig islam dalam penerapan dikehidupan sehari-hari melalui ilmu dan

amalnya.

b. Tujuan khusus untuk mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim

dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang bersangkutan sertadalam

mengamalkan dan mendakwahkannya dalam kehidupan sehari-hari.34

Jadi tujuan pesantren pada dasarnya adalah lembaga pendidikan islam yang

mengajarkan banyak ilmu-ilmu agama yang bertujuan membentuk manusia

bertaqwa, mampu untuk hidup mamndiri, ikhlas dalam melakukan suatu perbuatan,

berijtihad membela kebenaran islam, berakhlak mulia dapat bermanfaat

dikehidupan sehari-hari sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad saw.

(mengikuti sunah nabi), mampu berdiri sendiri, bebas, dan teguh dalam

kepribadian menyebarkan agama atau menegakan islam dan kejayaan umat serta

mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian manusia.

5. Penelitian Relevan

Dalam penelitian ini peneliti memperkuat hasil penelitiannya dengan

memperjelas dan memberikan perbedaan dengan penelitian yang telah ada

33
Abdurrahman Wahid, Pesantren Masa Depan, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999).
34
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, h.235.

31
sebelumnya. Berdasarkan pengamatan peneliti, ditemukan karya yang memuat

tentang peran pondok pesantren dan Akhlak, yaitu:

Pertama, skripsi yang berjudul “Peranan Kegiatan Pondok Pesantren Terhadap

Perubahan Akhlak Masyarakat Di Pondok Pesantren Wali Songo Di Kampung

Sukajadi Kecamatan Bumi Ratu Nuban Lampung Tengah”. Yang menjelaskan

bahwasanya di Pondok Pesantren Wali Songo memfokuskan pada pengembangan dan

inovasi-inovasi program di berbagai aspek yang bertujuan untuk memberikan

pelayanan dan sumbangsih yang bermanfaat bagi masyarakat.35

Penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang

akan dilaksanakan. Pada skripsi Wiwik Oktaviani meski sama sama membahas peran

pondok dalam pembentukan akhlak, tapi dalam penelitiannya berbeda di pondok Wali

songo pesantren memfokuskan pada pengembangan dan inovasi-inovasi program di

berbagai aspek yang bertujuan untuk memberikan pelayanan dan sumbangsih yang

bermanfaat bagi masyarakat, sedangkan yang akan peneliti lakukan di Pondok

Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi memfokuskan pada pembentukan akhlak

santri melalui mujahadah, burdah, dakwah, bimbingan hikmah atau taskiya`tu Nafsi

(menyucikan hati) agar dapat mahabah kepada Allah dan hablum`minannas.

35
Wiwik Oktaviana, Peranan Kegiatan Pondok Pesantren Terhadap Perubahan Akhlak Masyarakat (Studi Kasus
Di Pondok Pesantren Wali Songo Di Kampung Sukajadi Kecamatan Bumi Ratau Nuban Kabupaten Lampung
Tengah),(Metro: koleksi Perpus IAIN, 2013), h.42-43.

32
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Sifat Penelitian Dan Jenis Penelitian

1. Sifat Penelitian

Dilihat dari segi sifatnya, penelitian ini adalah penelitian deskriptif, artinya

penelitian yang menggambarkan objek tertentu dan menjelaskan halhal yang terkait

dengan atau melukiskan secara sistematis fakta-fakta atau karakteristik populasi

tertentu dalam bidang tertentu secara factual dan cermat. 36 Penelitian ini bersifat

deskriptif karena penelitian ini semata-mata menggambarkan suatu objek untuk

menggambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum.37

Dalam penelitian ini penulis akan mendekripsikan penelitian ini berkaitan dengan

gerakan dakwah Jama’ah Tabligh di kalangan wanita dengan menggunakan metode

khurûj fî sabîlillâh dalam pembinaan keluarga muslim di kota Melawi.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian adalah menggunakan pendekatan kualitatif

sebagai metodologi penelitiannya, yakni penelitian yang bertujuan untuk menjalankan

fenomena melalui pengeumpulan data sedalam dalamnya. Penelitian kualitatif tidak

selalu bertujuan untuk mencari sebab akibat terjadinya sesuatu, tetapi lebih berupaya

memahami situasi tertentu untuk sampai pada suatu kesimpulan objektif, penelitian

kualitatif berupaya mendalami dan menerobos gejalanya dengan menginterprestasikan

masalahatau menyimpulkan kombinasi dari berbgai arti permasalahan sebagaimana

disajikan oleh situasinya.38


36
Sarifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 7
37
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM, 1986), h. 3
38
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990), h. 5

33
Sedangkan jenis penelitiannya menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

tujuan membuat deksripsi secara seistematis, factual dan akurat tentang fakta-fakta

dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Penulis menggunakan metode ini karena

metode ini sesuai dengan data yang akan diperoleh yaitu berupa kata-kata bukan

berupa angka.

Dilihat dari jenisnya penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field

research), yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang

lembaga dan lainnya) pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau

sebagainya.39 Penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field research), yaitu

penelitian yang dilakukan dengan melaksanakan wawancara terhadap sampel yang telah di

tentukan, dan observasi di lapangan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan menggunakan metode

penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono, penelitian evaluasi adalah penelitian yang

bertujuan untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar

dan program yang telah ditetapkan, sehingga penelitian evaluasi bertujuan untuk

menjelaskan fenomena.40 Adapun yang dimaksud dengan metode penelitian kualitatif

adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskrifsi berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.41

Sugiyono menambahkan bahwa yang dimaksud dengan metode penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme,

39
Hadari Nawawi, Metode Penelitian di Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gajah Mada Universitas Press, 1998), Cet.
Ke-8, h. 63
40
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2006), h. 9-10
41
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), h. 36

34
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci.42

Alasan penggunaan metode kualitatif ini yaitu karena permasalahan bersifat

holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada

situasi sosial tersebut dijaring dengan metode kuantitatif. Selain itu peneliti

bermaksud memahami situasi situasi sosial secara mendalam, menemukan pola,

hipotesis dan teori.43

Alasan penggunaan metode penelitian kualitatif ini juga dikarenakan ; 1) lebih

mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan yang berdimensi ganda, 2) lebih

mudah menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan subjek

penelitian, 3) memiliki kepekaan dan daya penyesuaian diri dengan banyak pengaruh

yang timbul dari pola-pola nilai yang dihadapi. 44 Margono menambahkan bahwa

dalam penelitian kualitatif ini analisis yang digunakan lebih bersifat deskriftif-analitik

yang berarti interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara sistemik/menyeluruh

dan sistematis.45

Selain itu penggunaan metode penelitian kualitatif juga mengarahkan pusat

perhatian kepada cara bagaimana orang memberi makna pada kehidupannya dalam

pengertian lain, peneliti menekankan pada titik pandang orang-orang atau yang

disebut “people’s point of view”, dan pemaparan hasil penelitian berdasarkan data dan

informasi lapangan dengan menarik makna dan konsepnya.46 Menurut Moelong:

Penelitian kualitatif berakar pada latar belakang ilmiah sebagai keutuhan,

mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif

42
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2008), h. 15
43
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, Ibid., h. 399
44
Moeloeng, J Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung . Remaja Rosdakarya, 2009), h. 4
45
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 36-37
46
Maman Rachman, Strategi dan Langkah-langkah Penelitian Pendidikan, (Semarang: IKIP Semarang Press,
1993), h. 114

35
analitis secara induktif, mengarahkan sasaran penelitian pada usaha menemukan teori,

lebih mementingkan proses dari pada hasil, memilih seperangkat kriteria untuk

menulis keabsahan data, rancangan penelitian bersifat sementara dan hasil penelitian

disepakati oleh subjek penelitian.47

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka jenis penelitian evaluasi dengan

pendekatan kualitatif sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui

Gerakan dakwah Jama’ah Tabligh di kalangan wanita dalam pembinaan keluarga

muslim di Kota melawi, yang kemudian hasil penelitian di deskripsikan melalui

sebuah narasi.

B. Sumber Data

Untuk menunjang penelitian ini, maka penulis menggunakan dua sumber data, yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Sumber data Primer adalah “data langsung diperoleh dari lapangan. 48 Adapun

sumber data primer diperoleh dari informan melalui wawancara dan pengamatan

terhadap Ketua Yayasan di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

Kalimantan Barat.

2. Sumber Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang sudah tersusun dan sudah dijadikan dalam

bentuk dokumen-dokumen.49 Peneliti menggunakan sumber data dokumen yang

meliputi: sejarah berdirinya pondok pesantren syaikh zainuddin NW melawi

47
Moeloeng, J Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Op.Cit., h. 4
48
Nasution, Metodologi Research: Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet XIII, h. 143
49
Ibid., h. 40

36
kalimantan barat, Visi, Misi, dan tujuan didirikannya pondok pesantren syaikh

zainuddin NW melawi kalimantan barat.

C. Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini ada beberapa metode yang

penulis gunakan antara lain:

1. Wawancara / Interview

Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang

dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,

berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. 50

Dapat dijelaskan bahwa wawancara atau intervew adalah satu bentuk

komunikasi langsung antara peneliti dan responden, komunikasi

berlangsung berupa tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga

dapat memperoleh data yang dikehendaki. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan metode wawancara bebas terpimpin, yaitu dengan

menyiapkan daftar pertanyaan berupa poin-poin dengan sesuai wawancara

santai, sehingga terwawancara tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia

sedang di wawancara. Dalam penelitian ini wawancara ditujukan kepada,

ustad atau ustadzah, santri serta masyarakat sekitar Pondok Pesantren

Syaikh Zainuddin NW Melawi. Sehingga data yang peneliti dapatkan

benar-benar sesuai dengan apa adanya. Dalam tehnik wawancara ini

peneliti mencari data yang berkenaan dengan peran Pondok Pesantren

dalam pembinaan akhlak santri di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin

NW Melawi Kalimantan Barat.


50
Anas Sudijono

37
2. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan yang

cermat dan teliti secara langsung terhadap gejala- gejala yang diselidiki.51

Observasi yang digunakan adalah observasi langsung, yaitu untuk

memperoleh data dari subjek dengan pengamatan partisipan yaitu

penelitian dengan melakukan pengamatan secara mendalam dan

menyeluruh mengenai hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian

dengan melibatkan interaksi sosial antara peneliti dan responden dalam

satu penelitian selama pengumpulan data.

Adapun data yang diperoleh dalam observasi secara langsung adalah

data yang konkrit tentang subjek. Selanjutnya data diolah dan hasilnya

kemudian dibuat dengan bentuk kata-kata dan tulisan.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah pengumpulan data melalui

dokumendokumen tertulis. Dalam penelitian ini, data-data yang

didapatkan melalui dokumn-dokumen yang dikumpulkan dan diolah

sehingga relevan dengan objek penelitian.

Sesuai dengan pengertianya teknik dokumentasi ini adalah untuk

mengumpulkan data baik data primer maupun sekunder dari sebagian

informasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, terdiri dari

dokumen yang meliputi: Sejarah berdirinya Pondok Pesantren syaikh

zainuddin NW Melawi, visi, misi, dan tujuan Pondok Pesantren Syaikh

51
Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), h. 106

38
Zainuddin NW Melawi, dan struktur pengurus Pondok Pesantren Syaikh

Zainuddin NW Melawi.

D. Tekhnik Analisis Data

Analisa data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah di baca dan diinterpretasikan lebih lanjut. Teknik analisa data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif. Analisa kualitatif

digunakan untuk menjelaskan, mendeskripsikan serta menafsirkan hasil penelitian

dengan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti.

Proses analisa data secara kualitatif dimulai dengan menelaah data yang diperoleh

dari berbagai sumber atau informasi, baik melalui wawancara maupun studi

dokumentasi. Data tersebut terlebih dahulu dibaca, dipelajari, ditelaah, kemudian di

analisis.

Analisis kualitatif adalah upaya yang digunakan dengan jalan bekerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan mengemukakan pola, menemukan apa yang penting

dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain.52 Dalam analisis data kualitatif dilakukan dengan cara interatif dan berlangsung

secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

52
3Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
h. 248.

39
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi adalah salah satu lembaga

pendidikan islam yang berada di bawah naungan organisasi Nahdlatul Wathan yang

berasaskan islam ahlusunnah wal jamaah ala’ Mazhabil Imamisyafi’i r.a. yang

dikelolah oleh Al-Ustazd Husni S.Pd.I, selaku ketua yayasan. Pondok Pesantren ini

didirikan pada tanggal 04 April 2017 oleh ustadz Mursalin yang terletak di jalan

40
simpang tiga kklk desa tanjung tengang kecamatan nanga pinoh kabupaten melawi

Provinsi Kalimantan barat. Pondok Pesantren ini mulai beroperasional pada

pertengahan tahun 2017, dengan jumlah santri yang kurang lebih berjumlah 137, dari

berberapa kampung yang ada di Kabupaten Melawi. Pondok Pesantren ini merupakan

tempat yang kondusif untuk belajar dan menghafal AlQur’an, meskipun dalam

kesederhanaan tapi Insya Allah penuh berkah. Cita-cita dan harapan kelak mereka

akan menjadi pelita di tengahtengah umat dan menjadi obor di tengah kegelapan

dengan Cahaya Al-Qur’an, yang akan melanjutkan risalah da’wah Rasulullah

Shallallahu’alaihi Wasallam Insya Allah tujuan didirikannya pondok pesantren ini

untuk membentuk kader-kader yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia, yang

memiliki landasan tauhid yang bersih, dan kualitas ibadah yang senantiasa mengacu

kepada Al-Qur‟an dan Hadits yang sesuai dengan pemahaman shalafus shaleh.

Sebagai lembaga pendidikan yang menjadi tumpuan harapan umat, pesantren

senantiasa berupaya memberikan pelayanan terbaik dengan menyiapkan berbagai

jenjang pendidikan.

Dengan pengelolaan pendidikan dan pengajaran serta kegiatan santri

seharihari dilaksanakan oleh para guru dan pembina yang tinggal di asrama dan

lingkungan pesantren yang secara penuh mengawasi serta membimbing santri

dalam proses kegiatan belajar mengajar dan pembinaan santri. Adapun profil

pondok pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi yaitu:

Tabel 1.1 Profil Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

Nama Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

Tipe Pondok Pesantren Menyelenggarakan kajian kitab dan


layanan pendidikan lainnya

Layanan Pendidikan Pendidikan Kemenag dan Kurikulum


Pondok Pesantren (Tahfizhul Qur’an,

41
MTS, MA)

Tahun Berdiri 2017

Lembaga Penyelenggaraan Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren

Nama Pengasuh M.Islahudin izzy Q.H


Sukriadi Q.H
Nurul Isnaeni Q.H
Supianun Q.H S.Hi
L.M.Ridwan Q.H S.Hi

Mahardin

Nama Pimpinan Pondok Husni S.Pd.I

Alamat Simpang tiga kklk desa tanjung


tengang kecamatan nanga pinoh
kabupaten melawi provinsi Kalimantan
barat

Tanah wakaf

Nomer Statstik Madrasah 121261090011

Jumlah Peserta Didik 137

Sumber Data: Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

a. Visi

Mewujudkan santriwan santriwati yang beriman dan bertaqwa cerdas, unggul dalam

berprestasi akademik dan non akademik, menguasai pengetahuan dan tekhnologi,

terampil disiplin, sehat cinta tanah air, serta peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

b. Misi

1. Mengamalkan ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari.

42
2. Mengembangkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan dan islami.

3. Meningkatkan mutu pendidikan di bidang akademik dan non akademik.

4. Meningkatkan keterampilan dalam bidang iptek.

5. Menanamkan sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari.

6. Mampu mengembangkan sikap kepribadian untuk bangsa dan Negara.

7. Menyiapkan siswa/siswi peduli dan dapat memanfaatkan lahan di sekitar sekolah

secara efisien.

8. Menyiapkan siswa/siswi yang sadar dan peduli terhadap kebersihan lingkungan

sekitarnya.

9. Mensosialisasikan dan menumbuhkan semangat untuk maju.

10. Membina hubungan yang baik dan kerja sama antar warga sekolah.

11. Mengembangkan dan mengoptimalkan kegiatan intra dan ekstra kurikuler.

3. Struktur Kepengurusan Yayasan Pondok Pesantren

Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi, Kecamatan Nanga Pinoh,

Kabupaten Melawi banyak mengalami perkembangan walaupun baru beberapa tahun

berjalan, baik dari segi fisik dan non fisik. Dalam hal ini bpk Husni S.Pd.I, tidak

bergerak sendiri melainkan dibantu oleh para pengurus pondok pesantren.

Adapun para pengurus Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Malaka

dijelasakan sebagai berikut:

Table: 1.2 Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin

NW Melawi

Pendiri Pondok Ustadz Mursalin

Ketua Yayasan Husni S.Pd.I

Pembina Pondok Nurpansah

43
Sekertaris Muhammad Yani S.Pd

Bendahara Laila Fitri Andayani S.T M.T

Bidang Pendidikan H.Nur Febtriyanto S.Pd

Bidang Ekonomi dan Sosial Muhammad Zaki

Bidang Penerangan dan pembangunan Asy’ari

Bidang Humas Ilham Ashari S.Pd

Sumber data: Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

Table: 1.3 Jumlah Ustazd dan Ustazdah Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin

NW Melawi

No Nama Keterangan

1 Husni S.Pd.I Ketua Yayasan

2 Supianun Q.H S.H.I Ustadzah/Pengasuh

3 M.Islahudin izzy Q.H Ustadz/Pengasuh

4 L.M.Ridwan Q.H S.H.I Ustadz/Pengasuh

5 Mahardin Ustadz/Pengasuh

6 Sukriadi Q.H Ustadz/Pengasuh

7 Nurul Isnaeni Ustadzah/Pengasuh

Sumber data: Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi.

44
Tabel diatas adalah daftar ustazd dan ustazdah Pondok Pesantren Syaikh

Zainuddin NW Melawi berjumlah sebanyak 7 orang terdiri dari 5 ustadz dan 2

ustadzah. Semua ustadz dan ustadzah tinggal dipondok pesantren syaikh zainudin

NW Melawi.

Table: 1.4 Jumlah Santri Mukim

No Santri Jumlah Santri

1 Putra 55

2 Putri 82

Jumlah santri putra dan Putri 137

Sumber data: Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

Tabel diatas merupakan jumlah santri saat ini berjumlah 18 santri yang menetap dan

bersekolah di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi.

4. Kondisi Sarana dan Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

Seiring berjalannya waktu pondok pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

mulai beroperasional pada tahun 2017. Ditahun itu berdirilah 7 lokal bangunan, 2

asrama putra dan 2 asrama putri dan 1 kelas dan 2 ruangan pengasuh. Ditambah lagi

dengan bangunan yang berupa 4 kamar mandi untuk santri putri, 3 kamar mandi untuk

santri putra, dapur umum untuk santri dan para ustazd/ustazdah dan juga ada

bangunan masjid permanen yang dananya berasal dari bantuan masyarakat setempat.

Di awal tahun 2018 bertambahlah tiga lokal bangunan sekolah tsanawiyah yang

bantuan dananya dari donatur yang berasal dari nanga pinoh. Dan di awal tahun 2021

bertambahlah bangunan BLKK (Balai Latihan Kerja Komunitas) yang bantuan

45
dananya berasal dari DISNAKER. Dan di akhir tahun 2021 bertambahlah bangunan

MCK dari pemerintah setempat dan 1 ruangan MA dananya bersumber dari

masyarakat. Dan di awal tahun 2022 bertambah lagi bangunan asrama putra 6 lokal

dan asrama putri 4 lokal serta 1 ruangan kelas untuk MA dan 3 ruangan untuk

pengasuh.

Table: 1.5 Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Syaikh

Zainuddin NW Melawi

No Tahun Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan

1 2017 Madrasah 1 Terdiri dari 1


Tsanawiyyah ruangan kelas
yang permanen

2 2018-2019 Madrasah 3 Ruangan kelas


Tsanawiyyah MTS menjadi 4
lokal kelas yang
permanen

3 2020 Madrasah Aliyah 0 Sementara waktu


MA belajar di
masjid

4 2021 Madrasah Aliyah 1 Terdiri dari 1


ruangan kelas MA
yang Permanen

5 2021 BLKK Satu unit Terdiri dari 1


bangunan ruangan belajar
materi, 1 ruangan
praktek, 1
ruangan gudang,
dan 1 wc

6 2021 MCK 2 unit 1 unit bangunan


bangunan terdiri dari 3
mck kamar mandi
untuk aspura dan
1 unit bangunan
terdiri dari 6

46
kamar mandi
untuk aspuri

7 2022 Aspura, Aspuri, dan 14 6 ruangan aspura,


4 ruangan aspuri,
Ruangan Pengasuh 1 ruang kelas MA
dan 3 ruangan
pengasuh

Sumber data: Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

5. Jadwal Kegiatan Santri Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

Table: 1.6 Jadwal Kegiatan Santri

No Waktu Kegiatan

1 03:00-06:00 Sholat tahajud, sholat subuh berjamaah, ngaji

2 06:00-07:15 Sarapan, mandi, operasi semut, berbaris di lapangan

3 07:15-12:30 Sekolah Formal

4 12:30-13:30 Sholat zuhur berjamaah dan makan siang

5 13:30-15:05 istirahat

6 15-05-17:10 Sholat ashar berjamaah dan mengaji

7 17:45-18:58 Sholat magrib berjamaah dan belajar tilawah

8 18:58-19:40 Sholat isya’ berjamaah dan makan malam

9 19:40-22:00 Ngaji kitab kuning

10 22:00-23:00 Mengulang semua pelajaran (formal maupun non


formal)

11 23:00-03:00 Istirahat tidur malam

47
Catatan: malam jum’at habis magrib yasinan, malam ahad habis magrib

berzanji, malam senin habis magrib hiziban.

Sumber data: Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi.

6. Tata Tertib Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

1. Santriwan dan santriwati dilarang membawa hp atau alat elektronik di pondok

atau asrama.

2. Santriwan dan santriwati dilarang pulang tanpa izin dari pimpinan pondok.

3. Santriwan dan santriwati harus meminta izin ketika ingin keluar dari area pondok

pesantren.

4. Santriwan dan santriwati dilarang bolos dan malas sekolah.

5. Santriwan dan santriwati dilarang memakai celana pendek ketika keluar dari

kamar atau asrama.

6. Santriwan dan santriwati dilarang berbicara bersama.

7. Santriwan dan santriwati harus memiliki baju muslim terutama warna putih dan

santri harus memiliki songkok hitam.

8. Santri dilarang merokok.

9. Santriwan dan santriwati harus berada di masjid 5 menit sebelum waktu azan

sholat tiba.

10. Santriwan dan santriwati harus istirahat dan tidur paling lambat jam 11:30 malam.

B. Deskripsi Data Penelitian

1. Peran Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi dalam Pembentukan

Akhlak.

Pondok Pesantren mempunyai peran penting dalam pembentukan akhlak santri

agar mereka semua tidak terombang-ambing dalam menentukan jalan hidup serta

48
dapat berwawasan luas dan memiliki kedalaman ilmu agama. pondok pesantren

Syaikh Zainuddin NW Melawi mempunyai peran yang penting dalam pembentukan

akhlak santri melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh ustadz dan ustadzah

di pondok pesantren. Kegiatankegiatan tersebut seperti: mujahadah, khitobah, burdah,

dan bimbingan hikmah.

Mujahadah ialah kegiatan yang dilaksanakan secara berjama`ah setiap

seminggu sekali oleh semua santri, khitobah ialah pembentukan akhlak santri

melalui mengaji kitab taklimu`talim yang bertujuan untuk memberi arahan santri

agar berakhlak baik, burdah ialah kegiatan rutin setiap hari selasa membaca

sholawat bersama untuk semua santri, bandongan ialah kegiatan yang

dilaksanakan setiap hari oleh para santri yang bertujuan untuk mendalami ilmu

agama, bimbingan hikmah ialah pembentukan akhlak melalui patuah-patuah yang

diberikan kepada santri mengenai permasalahan-permasalahan dalam kehidupan

sehari-hari.

Selaras dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pondok pesantren

Syaikh Zainuddin NW Melawi mempunyai peran yang penting dalam

pembentukan akhlak santri karena dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut

santri bisa melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar dan berakhlak lebih baik.

Serta dapat mencetak lulusan santri Syaikh Zainuddin NW melawi sebagai insan

yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia dan berpengetahuan luas. Dalam

perannya yang penting pondok pesantren juga mempunyai faktor pendukung dan

penghambat, faktor pendukung dalam pembentukan akhlak santri yaitu Adanya

sarana dan prasarana yang cukup memadai, sehingga membuat lancarnya kegiatan

dan aktivitas di ponpes, mendapat dukungan dari wali santri dan masyarakat

sekitar serta adanya semangat dan kerjasama dari ustadz dan ustadzah dalam

49
membentuk akhlak santri yang baik, sedangkan faktor penghambatnya yaitu

Faktor cuaca yang kadang membuat para santri malas untuk berangkat dan Masih

kurangnya keyakinan dan kemantapan para santri di dalam mengikuti kegiatan

tersebut. Sehingga timbulnya sifat malas didalam diri santri untuk mengikuti

kegiatan yang diadakan di pondok pesantren. Namun dengan adanya hal tersebut

ustad dan ustadzah tetap berkerjasama dan semangat untuk membuat akhlak santri

menjadi lebih baik.

Sebagaimana data yang diperoleh di lapangan, peran pondok pesantren dalam

pembentukan akhlak santri di pondok pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

Desa Tanjung Tengang Kecamatan Nanga Pinoh dapat diketahui sudah baik

karena kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh ustadz dan ustadzah dapat

mempengaruhi akhlak santri serta santri bisa melaksanakan amar ma’ruf nahi

mungkar dan berkhlak lebih baik.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pembentukan Akhlak Santri

Dalam setiap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang diadakan di Pondok

Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi pasti tentunya terdapat beberapa faktor

pendukung dan penghambat yang menjadikan berhasil atau tidaknya kegiatan

tersebut. Dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di ponpes Syaikh Zainuddin NW

Melawi terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat yaitu:

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung kegiatan-kegiatan yang diadakan di pondok pesantren

Syaikh Zainuddin NW Melawi dalam pembentukan akhlak santri adalah

sebagai berikut:

a. Adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai, sehingga

membuat lancarnya kegiatan dan aktivitas di ponpes tersebut.

50
b. Adanya dukungan dari wali santri dan masyarakat.

c. Adanya semangat dan kerjasama dari ustadz dan ustadzah dalam

membentuk akhlak santri agar lebih baik.

Berdasarkan faktor pendukung diatas, dapat dianalisa bahwa adanya faktor-

faktor pendukung akan memperlancar keefektifitas dalam kegiatan yang

diadakan di pondok pesantren dalam pembentukan akhlak santri yang lebih

baik.

2. Faktor Penghambat

Faktor penghambat kegiatan-kegiatan yang diadakan di Pondok

Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi dalam pembentukan akhlak

santri adalah sebagai berikut:

a. Faktor cuaca yang kadang membuat para santri malas untuk

berangkat.

b. Masih kurangnya keyakinan dan kemantapan para santri di dalam

mengikuti kegiatan tersebut. Sehingga timbulnya sifat malas

didalam diri santri untuk mengikuti kegiatan yang diadakan di

pondok pesantren.

Faktor penghambat tersebut dapat menyebabkan terganggunya

efektivitas kegiatan-kegiatan yang diadakan di Pondok Pesantren Syaikh

Zainuddin NW Melawi. Oleh karena itu perlu pengarahan kepada para

santri bahwa pentingnya mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut agar akhlak

santri bisa lebih baik.

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan diketahui bahwa Pondok

Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi mempunyai peran yang penting

dalam pembentukan akhlak santri melalui kegiatan-kegiatan yang

51
dilaksanakan oleh ustadz dan ustadzah di pondok pesantren. Untuk

memperoleh gambaran peran pondok pesantren dalam pembentukan akhlak

santri di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi, peneliti

melakukan wawancara dengan Ketua yayasan di Pondok Pesantren sebagai

berikut:

3. Wawancara dengan Ketua Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW

Melawi

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di Pondok pesantren

Syaikh Zainuddin NW Melawi, maka dapat dirumuskan dari wawancara

peniliti kepada ketua yayasan di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW

Melawi sebagai berikut:

Menurut ketua yayasan di Pondok Pesantren, bahwasanya peran pondok

pesantren syaikh zainuddin nw melawi sangat penting dalam pembentukan akhlak

santri, melalui kegiatan yang diadakan oleh ustadz dan ustadzah kegiatan tersebut

seperti mujahadah, khitobah, burdah, dan bimbingan hikmah, kegiatan tersebut

melibatkan semua santri putra dan putri di Pondok Pesantren syaikh zainuddin nw

melawi. Dengan adanya kegiatan tersebut dapat membimbing santri agar bisa

melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar dan berakhlak baik, namun disisi lain

juga ada faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan kegiatan

tersebut, faktor pendukung dalam pembentukan akhlak santri yaitu Adanya sarana

dan prasarana yang cukup memadai sehingga membuat lancarnya kegiatan dan

aktivitas di ponpes, mendapat dukungan dari wali santri dan masyarakat sekitar

serta adanya semangat dan kerjasama dari ustadz dan ustadzah dalam membentuk

akhlak santri yang baik, sedangkan faktor penghambatnya yaitu Faktor cuaca yang

kadang membuat para santri malas untuk berangkat dan Masih kurangnya

52
keyakinan dan kemantapan para santri di dalam mengikuti kegiatan tersebut.

Sehingga timbulnya sifat malas didalam diri santri untuk mengikuti kegiatan yang

diadakan di pondok pesantren. Dengan adanya hal tersebut ustadz dan ustadzah

tetap semangat dan bekerjasama untuk membimbing santri agar berakhlak baik.53

Berdasarkan jawaban dari dewan pengasuh mengenai peran Pondok Pesantren

dalam pembentukan akhlak santri maka peneliti pahami bahwa kegiatan yang

dilaksanakan oleh dewan pengasuh dalam pembentukan akhlak santri sudah

berjalan dengan baik dalam membentuk akhlak santri.

4. Wawancara dengan santri Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi

Selain wawancara dengan ustadz peneliti juga akan mewawancarai santri yang

tinggal di Pondok pesantren, guna mendapatkan informasi secara benar.

Menurut santri di Pondok Pesantren, bahwasanya peran Pondok

Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi sangat penting dalam pembentukan

akhlak santri, dan santri tersebut sudah cukup lama berada di pondok

pesantren, disetiap harinya selalu ada kegiatan-kegiatan rutin yang diadakan

oleh ustad dan ustadzah guna untuk membentuk akhlak santri agar lebih baik,

kegiatan yang diadakan oleh ustadz dan ustadzah seperti mujahadah, khitobah,

burdah, bandongan dan bimbingan hikmah, kegiatan tersebut melibatkan

semua santri putra dan putri di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW

Melawi. Semua santri diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tersebut karena

dengan adanya kegiatan tersebut dapat membimbing santri agar bisa

melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar dan berakhlak baik.54

Sedangkan menurut santri yang lain, yang tinggal di pondok pesantren

yang juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan di pondok pesantren,


53
Pak Husni S.Pd.I selaku ketua yayasan di pondok pesantren syaikh zainuddin nw melawi
54
Ardiansyah santri di pondok pesantren syaikh zainuddin nw melawi

53
mengakui bahwa peran pondok pesantren sangat penting dalam pembentukan

akhlak santri, karena dengan adanya kegiatan tersebut dapat membimbing

santri berakhlak baik, kegiatan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren juga

mewajibkan semua santri sehingga membuat lancarnya kegiatan dan aktivitas

di ponpes tersebut.55

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya di atas, penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa:

1. Peran Pondok Pesantren dalam pembentukan akhlak santri yang di

adakan oleh UstadZ dan Ustadzah bersama dengan santri sudah

berjalan dengan baik, kegiatan tersebut seperti: mujahadah,

khitobah, burdah, dan bimbingan hikmah, kegiatan tersebut

55
Nur Jannah santri di pondok pesantren syaikh zainuddin nw melawi

54
melibatkan semua santri putra dan putri di Pondok Pesantren

Syaikh Zainuddin NW Melawi.

2. Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, peneliti dapat

menarik kesimpulan Peran Pondok Pesantren dalam pembentukan

akhlak santri sudah baik, dan kegaiatan-kegiatan yang diadakan

oleh ustad dan ustadzah dapat membuat perubahan akhlak santri

menjadi lebih baik dari sebelumnya, walau dalam pelaksanaanya

terdapat faktor-faktor pendukung dan penghambat, faktor

pendukung dalam pembentukan akhlak santri yaitu Adanya sarana

dan prasarana yang cukup memadai, sehingga membuat lancarnya

kegiatan dan aktivitas di ponpes, mendapat dukungan dari wali

santri dan masyarakat sekitar serta adanya semangat dan kerjasama

dari ustadz dan ustadzah dalam membentuk akhlak santri yang

baik, sedangkan faktor penghambatnya yaitu Faktor cuaca yang

kadang membuat para santri malas untuk berangkat dan Masih

kurangnya keyakinan dan kemantapan para santri di dalam

mengikuti kegiatan tersebut. Sehingga timbulnya sifat malas

didalam diri santri untuk mengikuti kegiatan yang diadakan di

pondok pesantren.

B. SARAN

Bersadasarkan penelitian yang peneliti lakukan di Pondok Pesantren Syaikh

Zainuddin NW Melawi, maka peneliti dapat memberikan saran baik untuk pihak

pondok pesantren secara umum dan Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW

Melawi khususnya semua santri.

55
1. Saran Bagi Pondok Pesantren

Kembangkan terus segala potensi santri yang ada, tingkatkan potensi

yang telah dicapai sebagai suatu wujud kesungguhan Pondok Pesantren

Syaikh Zainuddin NW Melawi dalam menjalankan fungsi dan

kewajibanya, yakni mencetak dan menghasilkan generasi Islam yang

berkualitas, kreatif, cakap, berdaya saing serta memiliki keimanan

ketaqwaan yang baik kepada Allah SWT. Dengan kata lain terciptanya

generasai ilmuan-ilmuan muslim yang berakhlakul kariamah (Insan kamil)

yang siap merebangkan sayapnya di masyarakat luas untuk terus

menegakan kalimah-kalimah Allah SWT.

2. Saran Bagi Santri

Dukung terus kegiatan-kegiata yang diadakan oleh Pondok Pesantren

Syaikh Zainuddin NW melawi sebagai upaya pembentukan akhlak santri

agar lebih baik lagi. karena dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut

santri bisa melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar dan berkhlak lebih

baik.

Akhirnya, semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kita semua dan

seluruh pembaca yang berkesempatan untuk membaca penelitian ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat serta Ridho-Nya

kepada setiap niat baik kita Aamiin yaa robbal ‘aalamiin.

56
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Wahid, Pesantren Masa Depan, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999).

Achmad Patoni, Peran Kiai Pesantren dalam Partai Politik (Yogyakarta: Pustaka Belajar,

2007)

Akilah Mahmud. Ciri dan keistimewaan akhlak dalam islam.Sulesana, Vol 13 No 1

tahun 2019.

57
Bimo Walgito, Psikologi Sosial, Edisi Revisi (Yogyakarta: Andi Offiset, 2003).

Fauzan, Urgensi Kurikulum Integrasi Dipondok Pesantren Dalam Membentuk Manusia

Berkualitas, (Jurnal Pendidikan dan Manajemen,Vol. 6, No. 2, 2017)

Hadari Nawawi, Metode Penelitian di Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gajah Mada Universitas

Press, 1998), Cet. Ke-8.

Haidar Putra Daulayah, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia

(Jakarta: Kencana, 2006), 26-27.

Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1990).

M. Bahri Gozali, Pendidikan Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 2001).

Maman Rachman, Strategi dan Langkah-langkah Penelitian Pendidikan, (Semarang: IKIP

Semarang Press, 1993).

Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997).

Mujamil Qomar, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi

(Jakarta: Erlangga, 2005), 2.

Nur Hidayat, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Penerbit Ombak, 2013)

Sarifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998).

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2006).

Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi

UGM, 1986).

Zamakhsari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai (Jakarta:

LP3ES, 1985), 18.

58
59
LAMPIRAN-LAMPIRAN

60
DOKUMENTASI

Foto santri ketika belajar formal di kelas

Foto santriwan dan santriwati ketika praktek fardu kifayah (solat jenazah)

61
Foto Penerimaan Santriwan Santriwati Baru

Foto Mewawancarai Santriwati

62
Profil Narasumber

Nama : Nur Jannah

Usia : 15 thn

TTL : Nanga Pinoh 11-05-2008

Alamat : Dsn Bambu Kuning, Desa Laman Bukit, Kec.Belimbing, Kab.Melawi

No Hp :-

N = Narasumber

P = Pewawancara

P : Apa saja peran Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi hususnya bagi
sanrtri ?

N : Peran Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi sangat penting dalam


pembentukan

aa-akhlak santri.

P : Sudah Berapa Lama saudari nur jannah ini mondok di pesantren ini ?

N : emm…Bi-bisa dibilang cukup lama sih, Karena Sudah 2 thn

P : Apakah setiap hari ada kegiatan di pondok pesantren syaikh Zainuddin nw melawi
ini ?

N : A-alhamdulillah lah kalua masalah kegiatan bisa dibilang setiap hari setiap malam.

P : Apa saja kegiatan itu ?

N : mmm… Menghafal, mengkaji kitab kuning, dan lain-lain

P : Maa syaa allah…. Oh iya, kalua boleh tau, udah berapa juz hafalan saudari nur
Jannah

N : (senyum)…hehe alhamdulillah udah 3 Juz

63
Foto Mewawancarai Ketua Yayasan

Profil Narasumber

Nama : Husni S.Pd.I

Usia :

TTL : Rempung 05-09-1969

Alamat: Desa Tanjung Tengang Kec.Nanga Pinoh Kab.Melawi

No Hp : 0813-5245-8765

P : Apa saja peran Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi hususnya bagi
sanrtri ?

64
N : Peran Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi sangat penting dalam
pembentukan

akhlak santri.

P : apakah kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Melawi ini
Sudah

berjalan lancar?

N : Alhamdulillah berjalan dengan lancar, karena para ustadz dan ustadzah disini sangat

bersemangat dalam membina para santri, bahkan disetiap materi pembelajaran


langsung di

praktekkan.

P : eee… Seperti apa saja pembelajaran atau materi yang sudah di praktekkan ?

N : banyak, (Sambil Hisab Rokok) diantaranya, eee… seperti solat jenazah,


memandikan mayit,

Eee… apalagi ya, pokoknya banyak sudah

P : Ooooh terima kasih atas waktunya pak

N : iya sama-sama

65
RIWAYAT HIDUP

NURUL ISNAENI lahir di dasan tumbu pada tahun 2000 dan

menyelesaikan pendidikan MI,MTS dan MA di Yayasan Daarul Iman

Wattaqwa NW Boro’ Tumbuh, kemudian pada tahun 2018

melanjutkan study di MDQH NW Anjani sekaligus merangkap

kuliah di Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur.

66
67
68

Anda mungkin juga menyukai