Anda di halaman 1dari 85

Peran Organisasi NU terhadap Pengembangan Agama Islam

di Kabupaten Tanjung Jabung Barat


SKRIPSI

DiajukanuntukMelengkapiPersyaratangunaMemperolehGelarSarjana Strata Satu


(S.1)dalamIlmuPerpustakaan dan Informasi Islam

OLEH

NURUL HIKAM
NIM.AS 121211

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2019
MOTTO

‫الناس أنفعهم للناس خير‬


Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat
bagi manusia lain

4
PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Kedua orang tuaku Ayahanda Sumartono dan Ibunda Saminem,rasa syukur


terimakasih ini tidak bisa tertuang dalam sebuah goresan tinta yang tidak henti
henti nya berdoa untuk anak nya ini dan kedua Abang saya Hardianto dan Mariadi
selanjutnya untuk Senior Senior Guru Ibnu Mas Joko, Bang Reza, Bang Eko
yang tidak henti hentinya memberikan dukungan/support untuk menyelesaikan
study ini dan juga kepada teman teman seperjuangan yang selalu me Motivasi
dalam penyelesaian study ini

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
mencurahkan Rahmat dan karunia-Nya, Tuhan yang mahaEsa yang
menciptakanalam semestabesertaisinya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S.1)
pada Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, sholawat beriring salam kita haturkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umat-Nya kejalan Islam dan
Ilmu pengetahuan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa


penyelesaian skripsi ini banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi, namun atas
bantuan dan bimbingan semua pihak terutama dari dosen pembimbing skripsi,
maka selesailah skripsi ini yang berjudul “Peran Organisasi Nu terhadap

5
Pengembangan Agama Islam di Kabupaten Tanjung Jabung Barat ”. Penulis
juga menyadari masih banyaknya kekurangan maupun kesalahan, untuk itu kritik
dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini, selanjutnya penulis
sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof.Dr.H.Suaidi Asy’ari , MA,.ph.D sebagai Rektor UIN STS Jambi.


2. Ibu Prof.Dr.Maisah,M.Pd.I sebagai Dekan Fakultas Adab dan HumanioraUIN
STS Jambi.
3. Bapak Alfian, S.Pd, M.Ed sebagai wakil Dekan I, Dr. H.Muhammad Fadhil,
M.Ag sebagai Wakil Dekan II, Ibu Dr. Raudhoh,S.Ag,S.S,M.Pd.Isebagai Wakil
Dekan III Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi.
4. Bapak Pahmi Sy, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Aliyas M.Fil i selaku
pembimbing II sekaligus Ketua Jurusan Sejarah kebudayaan Islam yang selalu
meluangkan waktu dalam bimbingan penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi yang
telah memberikan pengetahuan nya kepada penulis.
6. Para karyawan dan karyawati Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam
Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi.

Semoga bantuan dan dorongan yang diberikan kepada penulis baik secara
langsung maupun tidak langsun gmenjadi amal baik serta diterima oleh Allah
SWT,dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagipenulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.Aamiin YaRabbal ‘Alamin.

Penulis

Nurul Hikam
AS 121211

6
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Nama : Nurul HIkam


NIM : AS 121211
Pembimbing I : Pahmi Sy, M.Si
Pembimbing II : Aliyas, M.Fil i
Fakultas : AdabdanHumaniora
Jurusan : Sejarah Kebudayaan Islam
JudulSkripsi : Peran Organisasi NU terhadap Pengembangan Agama Islam
di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
.

Menyatakan bahwa karyailmiah/skripsi ini adalah hasli bukan plagiasi serta telah
diselesaikan dengan ketentuan ilmiah menurut peraturan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari, ternyata telah ditemukan sebuah pelanggaran plagiasi dalam karya
ilmiah/skripsiini,maka saya siap diproses berdasarkan peraturan danperundang-undangan
yang berlaku.

Jambi, November2019
Pembuat Pernyataan

Nurul Hikam
NIM. AS 121211

3
ABSTRAK

Nama : Nurul Hikam


Jurusan : Sejarah Kebudayaan Islam
Judul : Peran organisasi NU terhadap pengembaganga Agama Islam di
Kabupaten Tanjung Barat

Penelitia ini membahas tentang Peran organisasi NU terhadap


pengembagan Agama Islam di Kabupaten Tanjung Barat. Dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui mengenai pengelolaan kegiatan keagamaan, program
keagamaan dan dampak program-program yang dilaksanakan oleh Nahdlatul
Ulama terhadap pengembangan agama islam di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian,
peneliti menemukan beberapa hal sesuai dengan pertanyaan penelitian yaitu : 1.
Pengelolaan kegiatan keagamaan yang di laksanakan oleh organisasi Nahdlatul
Ulama di Tanjung Jabung Barat menggunakan manajement yaitu : planning,
pengorganisasian, pergerakan dan evaluasi. 2. Program keagamaan yang di
lakukan organisasi Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
diantaranya adaah : peringatan hari besar isa, pesantren kiat, ceramah, harlah,
halal bihalal dan silaturrahim, menyembelih hewan kurban serta kegiatan-kegiatan
untuk meyemarakkan buan ramadhan. 3. Program-program yang dilaksanakan
oleh organisasi Nahdlatul Ulama di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat
memberikan dampak terhadap pengembangan agama islam yaitu : a.
Terlaksananya ajaran Islam yang menganut paham Ahlussunnah wal Jamaah b.
Untuk mengantisipasi radikalisme, c. Memberikan pengetahuan tentang agama
Islam dalam pembinaan akhlak.

Kata Kunci : Peran Organisasi, , Agama Islam, NU Di Kabupaten Tanjung


Jabung Barat

S7
ABSTRACT
Name : Nurul Hikam
Majors : History of Islamic Culture
Title : The Role of NU Organizations in the Development of Islamic
Religion in Tanjung Barat District This study discusses the Role
of NU Organizations in the development of Islamic Religion in
Tanjung Barat Regency.

In this study aims to find out about the management of religious activities,
religious programs and the impact of programs implemented by Nahdlatul Ulama
on the development of Islamic religion in Tanjung Jabung Barat District. The
study uses descriptive qualitative methods. Based on the results of the study,
researchers found several things in accordance with the research questions,
namely: 1. Management of religious activities carried out by the Nahdlatul Ulama
organization in Tanjung Jabung Barat using management, namely planning,
organizing, moving and evaluating. 2. The religious programs carried out by the
Nahdlatul Ulama organization in the West Tanjung Jabung Regency include:
commemorating Islamic holidays, pesantren tips, lectures, harlah, halal bihalal
and silaturrahim, slaughtering sacrificial animals as well as activities to enliven
ramadan. 3. Programs implemented by the Nahdlatul Ulama organization in
Tanjung Jabung Barat Regency can have an impact on the development of Islamic
religion, namely: a. The implementation of Islamic teachings that embrace the
Ahlussunnah wal Jamaah b. To anticipate radicalism, c. Providing knowledge
about Islam in moral development.

Keywords: The Role of Organizations,, Islamic Religion, NU in Tanjung


Jabung Barat Regency

S8
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
NOTA DINAS..........................................................................................................ii
PPERNYATAN ORISINALITAS SKRIPSI............................................................ii
MOTTO..................................................................................................................iii
PERESEMBAHAN................................................................................................iv
ABSTRACT...........................................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
BAB I

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1


B. Rumusan Masalah.........................................................................................7
C. Batasan Masalah............................................................................................7
D. Tujuan Kegunaan Penelitian..........................................................................8
.........................................................................................................................

BAB II KERANGKA TEORI

A. Peranan
1. Definisi Peranan.....................................................................................9
2. Konsep Dan Teori Peranan...................................................................11

B. Organisasi
1. Pengertian Organisasi...........................................................................14
2. Ciri-Ciri Organisasi..............................................................................15
3. Prinsip Organisasi................................................................................16
4. Macam,Bentuk, Dan Tipe Organisasi..................................................19

C. Nahdlatul Ulama (Nu)


1. Pengertian Nahdlatul Ulama................................................................24
2. Visi Misi Nu.........................................................................................26
3. Pokok-Pokok Program Nu...................................................................27

D. Pengembangan Agama Islam


1. Konsep Pengembangan........................................................................27
2. Agama Islam........................................................................................28
3. Studi Relevan.......................................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN

4
A. Jenis dan pendekatan Penelitian.................................................................33
B. Tempat penelitian.......................................................................................33
C. Jenis dan Sumber Data...............................................................................33
a. Jenis Data.............................................................................................33
1. Data Primer....................................................................................33
2. Data Skunder..................................................................................34
b. Sumber Data.........................................................................................34
D. Subjek Penelitian........................................................................................34
E. Teknik Pengumpulan Data.........................................................................35
F. Metode Analisis Data.................................................................................36
G. Trianggulasi Data.......................................................................................37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahsaan


1. Letak Geografis dan Demografi Kabupaten Tanjung Jabung Barat.....38
2. Keadaan penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Bar............................43
B. Gambaran umum PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat......................47
1. Sejarah singkat Kabupaten Tanjung Jabung Barat...............................47
2. Tujuan oraganisasi PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat..............48
3. Visi Misi PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat.............................48
4. Struktur Organisasi PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat.............49
C. Hasil Pembahasan Dan Analisa
1. Pengelolaan Kegiatan Keagamaan yang di laksanakan oleh Organisasi
Nahdlatul ULama Kabupaten Tanjung Jabung Barat...........................51
2. Pengelolaan keagmaan yang di lakukan Organisasi Nahdlatul Ulama
Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat ..................................................59
1. Peringatan Hari Besar Islam...........................................................60
2. Pesantren Kilat...............................................................................60
3. Ceramah.........................................................................................60
4. Harlah.............................................................................................61
5. Halal bi halal atau Silaturahmi...................................................... 61
6. Menyembelih Hewan Qurban........................................................61
7. Menyemarakan bulan suci Ramadhan............................................62
3. Dampak program Organisasi Nahdlatul Ulama terhadap pengembangan
Agama Islam di Kabupaten Tanjung Jabung Barat..............................65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................66
B. Saran........................................................................................................67

5
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Telah tercatat dalam sejarah bahwa Islam telah berjaya dan mengalami

kemajuan dalam segala bidang selama ratusan tahun sehingga membuat

masyarakat Islam merasa bangga dengan kejayaan yang pernah diraihnya,

namun disisi lain kenyataannya umat Islam pernah mengalami kemunduran

dan keterbelakangan.1 Hal tersebut dapat dilihat setelah Nabi Muhammad saw

menjadikan Islam berjaya dan diakui oleh seluruh dunia sampai sekarang ini.

Oleh karena itu, di dalam diri umat Islam muncul pandangan yang

menyebutkan bahwa politik dan peradaban Islam merupakan bagian yang

integral dari ajaran Islam.Alasannya adalah ajaran Islam memiliki fleksibilitas

dan elastisitas yang tinggi serta memiliki relevansi yang kuat dengan

perkembangan umat Islam itu sendiri.

Di samping itu, salah satu bukti bahwa Islam akan tetap berjaya adalah

muncul dan berkembangnya Islam di Indonesia yang telah menjadi bukti

sejarah bagi bangsa Indonesia dimana peranannya sangat besar terhadap

perjuangan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Dengan melihat ke belakang

sejarah masuknya Islam di Indonesia yaitu melalui berbagai macam cara

dimana di antaranya adalah melalui perdagangan, perkawinan yang dimotori

oleh para saudagar-saudagar Arab, pendidikan (pesantren), tasawuf, dakwah,

kesenian dan budaya. Dengan kehadiran mereka maka tertarik pula kalangan

1
Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta : UI-Press,
1992. Hlm. 26

1
2

putra-putri pilihan bangsa Indonesia untuk mendalami dan mempelajari Islam

sampai mereka menjadi ulama besar dan aktif mendakwahkan ajaran agama

Islam kepada rakyat Indonesia sehingga dari perjuangan itulah Islam sampai

sekarang tumbuh dan berkembang di Indonesia2.

Berkembangnya islam di Indonesia sampai saat ini tidak terlepas dari

adanya peran organisasi islam yang ada di Indonesia salah satumya adalah

organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Sejarah Kelahiran NU Nahdlatul Ulama

(NU) lahir pada 31 Januari 1926 M (16 Rajab 1344 H) di Kertopaten,

Surabaya. Sebuah organisasi yang dilahirkan oleh sejumlah ulama, secara

harfiah berarti “kebangkitan para Ulama”. Kehadiran NU semakin meramaikan

bursa keormasan di Jawa(sebutan Indonesia sebelum merdeka, lebih dikenal

Hindia). Pada awal abad ke-20 memang telah lahir berbagai perkumpulan atau

Organisasi keagamaan dengan motivasi yang beragam, mulai dari alasan

sosial-politik untuk menggalang solidaritas umat Islam guna menentang

kolonialisme sampai faktor keagamaan yakni untuk mempertahankan sekaligus

menyebarkan pandangan atau wawasan teologi keislaman yang mereka yakini.3

Berdirinya NU dapat dikatakan sebagai ujung perjalanan dan

perkembangan gagasan-gagasan yang muncul di kalangan Ulama pada

perempat pertama abad ke-20. Kelahirannya diawali dengan munculnya

Tashwirul Afkar (1922) –dikenal juga dengan Nahdlatul Fikris–sebagai

gerakan keilmuan dan kebudayaan dan Nahdlatul Wathan (1924) yang

2
Beti Yanuri Posha, Perkembangan Islam Di Indonesia Pasca Kemerdekaan, Jurnal HISTORIA
Volume 3, Nomor 2, 2015,Hlm.75
3
Aynina, R. (2019). Sejarah dan perkembangan Lagu Syubbanul Wathan Tahun 1916-
2019 (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).
3

merupakan gerakan politik dalam bentuk pendidikan.Sebenarnya sebelum lahir

organisasi-organisasi tersebut, Kiai Hasyim Asy‟ari dan Kiai Abdul Wahab

Chasbullah pada waktu tinggal di Makkah, sudah mendirikan semacam

“paguyuban” yang anggotanya terdiri dari kaum NahdliyyIn yang pada saat itu

sedang bermukim di Makkah.Tujuan paguyuban tersebut adalah saling tolong-

menolong dalam hal ekonomi dan belajar. Dan jauh sebelum organisasi NU

berdiri,telah tersedia basis sosial dan basis masa berdirinya NU. Mereka terdiri

dari masyarakat yang berpaham Ahlussunnah yang terakumulasi di dalam

pesantren, kelompok pengajian, kelompok tahlilan dan kelompok haul4.

Pembentukan NU merupakan upaya pengorganisasian potensi dan peran

ulama pesantren yang sudah ada sebelumnya, supaya wilayah kerja keulamaan

lebih ditingkatkan, dikembangkan dan diluaskan jangkauannya. Dengan kata

lain,didirikannya NU adalah untuk menjadi wadah bagi usaha menyatukan

langkah para ulama atau kiai pesantren, dalam pengabdian yang tidak lagi

hanya sebatas pada pesantren, namun lebih ditingkatkan pada kepekaan

masalah sosial, ekonomi, politik dan urusan kemasyarakatan umumnya.

Keinginan meningkatkan pengabdian secara luas itu terlihat jelas pada rumusan

cita-cita dasar diawal berdirinya NU yang tertuang dalam statute

“Perkoempoelan Nahdlatoel Oelama” pasal 3 tahun 1926, yaitu:

“...mengadakan perhoeboengan diantara oelama-oelama yang

bermadzhab; memeriksa kitab-kitab sebeloem dipakai oentoek

mengadjar, soepaja diketahoei apakah itoe dari kitab-kitab ahli

4
Bruineesen, NU: Tradisi..., hlm 18-23
4

Soenah wal Djama‟ah ataoe kitab-kitab ahli bid’ah; menyiarkan

agama Islam berazaskan pada madzhab empat dengan djalan apa

sadja yang baik; berikhtiar memperbanjak madrasah-madrasah

yang berdasar agama Islam; memperhatikan hal-hal yang

berhoeboengan dengan masjid-masjid, soeraoe-soeraoe dan

pondok-pondok, begitoe joega dengan hal ihwalnja anak-anak

yatim dan orang-orang jang fakir miskir, serta mendirikan badan-

badan oentoek memadjoekan oeroesan pertanian, perniagaan jang

tiada dilarang oleh sjarah‟ agama Islam”.5

NU didirikan juga bertujuan untuk memelihara, melestarikan,

mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam Ahlusunnah wal jamaah

yang menganut salah satu dari mazhab empat, dan mempersatukan langkah

para ulama dan pengikut-pengikutnya serta melakukan kegiatan-kegiatan

yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan


6
bangsa dan ketinggian harkat serta martabat manusia. Dan untuk

mewujudkan tujuan tersebut, maka NU melaksanakan usaha-usaha sebagai

berikut:7

1. Di bidang agama mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang

menganut faham Ahlusunnah Wal Jamaah dan menurut salah satu mazhab

5
Statuen dari perkelompokan Nahdlatoel Oelama Soerabaja (1930) hlm 42

6
PWNU Jawa Timur, Aswaja an-Nahdah (Surabaya: Khalista, 2007), h. 1

7
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama (Jakarta: Sekretariat Jenderal
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, t.th.), h. 7.
5

empat dalam masyarakat dengan melaksanakan dakwah Islamiyah dan

Amar Ma'ruf Nahi Munkar.

2. Di bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan mengupayakan

terwujudnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta

pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk

membina umat agar menjadi muslim yang taqwa dan berbudi luhur,

berpengetahuan luas dan terampil serta berguna bagi agama, bangsa dan

negara.

3. Di bidang sosial, mengupayakan terwujudnya pembangunan ekonomi

untuk pemerataan kesempatan berusaha dan menikmati hasil-hasil

pembangunan, dengan pengutamakan tumbuh dan berkembangnya

ekonomi kerakyatan

4. Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat

banyak guna terwujudnya Khaira Ummah

Sesuai dengan Khittah Al-Nahdliyah 1926, NU memiliki spirit berupa

sikap batin, cara pandang, cara berpikir, cara bertindak dan sikap sosial dan

paham keagamaan yang: tawasuth dan i‟tidal (moderat dan adil), tasamuh

(tolerans), tawazun (seimbang) dan amar ma‟ruf nahi munkar 8 . Moderat

dalam beragama dimaksudkan sebagai tengah-tengah, seimbang, istiqamah,

adil, mudah dan mengambil bagian jalan tengah.Dengan paradigma dan

doktrin yang demikian, NU senantiasa berpartisipasi dalam membangun dan

mengembangkan masyarakat Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT.,


8
Rumadi, Andi Najmi Fuaidi, Mahbub Ma‟afi (ed), Hasil-Hasil Muktamar Ke-33 Nahdlatul
Ulama, Cet. Ke-1, (Jakata : Lajnah Ta‟lif wan Nasyr PBNU, 2015), h. 97
6

cerdas, berakhlak mulia, terampil, adil, tenteram dan sejahtera.Berpijak pada

platform organisasi yang demikian pula, kini NU menjadi organisasi

keagamaan terbesar di Indonesia. Sehingga organisasi NU juga berperan

peting dalam mengembangkan agama islam pada saat ini

Dalam perkembangannya NU di Indonesia juga membuka cabang-

cabang organisasi di berbagai daerah di seluruh Indonesia.Tanjung jabung

barat merupakan salah satu kabupaten yang menjadi tempat pertumbuhan dan

wadah pengembangan sayap organisasi ini.Tanjung Jabung Barat adalah salah

satu Kabupaten yang terletak di Pantai Timur Provinsi Jambi, Agama

memegang peran penting dalam pelaksanaan pembangunan, oleh karena itu

pembangunan kehidupan keberagamaan seperti Haul syech Abdul Qodir Al

Jailani, Perayaan Hari besar Islam, maulid Nabi Muhammad Salallahu

alaihissalam, terus digalakkan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat pengajian

kitab kuning Tauhid, Fiqih, Tasawuf, Ta’lim Al mutalim, Istighosah rutin

mingguan. Bahkan agama merupakan salah satu pilar dalam pembangunan

Tanjung Jabung Barat.

Mengenai komposisi pemeluk agama di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat dapat digambarkan sebagai berikut. Jumlah penduduk kabupaten

Tanjung Jabung Barat sampai tahun 2009 berjumlah 255.952 jiwa,

berdasarkan agama yang dianut, terdapat jumlah penduduk yang beragama

Islam sebanyak 217.957 jiwa (85,16 %). Sementara sisanya beragama Kristen

Katolik sebanyak 967 jiwa, Kristen Protestan 2136, yang beragama Budha dan

Hindu sebanyak 912 jiwa serta pemeluk agama Khonghuchu sebanyak 1.021
7

9
jiwa. Berdasarkan data diatas maka Penduduk Tanjung Jabung Barat

mayoritas masyarakatnya memeluk Agama Islam.

Berdasarkan latar belakang masalah tesebut peneliti tertarik untuk

meneliti “Bagaimana Peran Organisasi Nahdlatul Ulama Dalam

Pengembangan Agama Islam Kabupaten Tanjung Jabung Barat”.

A. Rumusan Masalah

Agar penulis bisa melakukan analisis secara lebihbaik dan mendalam juga

tepat dalam mencapai sasaran yang hendak dicapai, maka penulis

menggunakan rumusan masalah, sehingga akan memudahkan bagi penulis

dalammembahas permasalahan yang sedang penulis teliti. Adapun rumusan

masalah dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengelolaan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh

organisasi Nahdlatul Ulama di Tanjung Jabung Barat?

2. Program keagamaan apa saja yang dilakukan organisasi Nahdlatul Ulama

di Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

3. Bagaimana dampak program-program organisasi Nahdlatul Ulama

terhadap pengembangan agama Islam di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat?

B. Batasan Masalah

Agar permasalahan tidak lebih luas dalam penelitian ini, maka perlu

dilakukan pembatasan masalah untuk mempertegas sasaran yang akan di capai.

Dalam penetian ini yang menjadi focus penelitian adalah tentang Peranan

9
RPJM 2011-2016 Kabupaten Tanjung Jabung Barat,Hal 26
8

organisasi Nahdlatul Ulama dalam pengembangan agama Islam Kabupaten

Tanjung Jabung Barat pada saat ini.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengelolaan kegiatan keagamaan yang di laksanakan oleh organisasi

Nahdlatul Ulama di Tanjung Jabung Barat.

2. Program keagamaan apa saja yang di lakukan organisasi Nahdlatul Ulama

di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

3. Dampak program-program organisasi Nahdlatul Ulama terhadap

perkembangan agama Islam di Kabupaten Tanjung Jabung Barat?


BAB II
KERANGKA TEORI

A. Peranan
1. Definisi Peranan
Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai
arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong,
perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan
di masyarakat.Peran adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap
caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang
berdasarkan status dan fungsi sosialnya.10
Pengertian peran, yaitu peran merupakan aspek dinamis kedudukan
(status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan 11 .Pengertian
Peranan diungkapkan oleh Soerjono Soekanto:“Peranan merupakan aspek
dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu
peranan”.12
Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status).
Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan.13 Pentingnya peranan
adalah karena ia mengatur perilaku seseorang atau kelompok. Peranan yang
melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan
kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (social-position)
merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi
masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri,
dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam

10
Ahmadi, Abu.1982,Sosiologi Pendidikan: Membahas Gejala Pendidikan Dalam Konteks Struktur
Sosial Masyarakat,Jakarta: Bina Ilmu
11
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafmdo Persada.2002.
12
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.1990.
13
Soekanto, S. (1989). Suatu tinjauan sosiologi hukum terhadap masalah-masalah sosial.
Alumni.hal 234

9
10

masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Atas dasar tersebut Soekanto


menyimpulkan bahwa sesuatu peranan mencakup paling sedikit tiga aspek,
yaitu:
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau
tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan masyarakat.
b. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu
dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan jugan dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
Menurut Abdulsyani peranan adalah suatu perbuatan seseorang atau
sekelompok orang dengan cara tertentu dalam usaha menjalankan hak dan
kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya. Pelaku peranan
dikatakan berperan jika telah melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
dengan status sosialnya dengan masyarakat. Jika seseoarang mempunyai
status tertentu dalam kehidupan masyarakat, maka selanjutnya akan ada
kecenderungan akan timbul suatu harapan-harapan baru.14
Sedangkan, Ahmadi menyebutkan bahwa peranan dalam ilmu sosial
berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu
posisi dalam struktur sosial tertentu. Seseorang dapat memainkan fungsinya
dengan menduduki jabatan tertentu. Pengertian ini dikembangkan oleh
paham interaksionis, karena lebih memperlihatkan konotasi aktif dinamis
dari fenomena peranan. Seseorang dikatakan menjalankan peranannya
manakala ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan bagian tidak
terpisah dari status yang disandangnya. Setiap status sosial terkait dengan
satu atau lebih peranan sosial.15
Merujuk dari beberapa definisi di atas, maka penulis menyimpulkan
bahwa peranan adalah suatu kegiatan yang di dalamnya meliputi status atau

14
Abdulsyani, S. (2007). Skematika teori, dan Terapan, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hal 94
15
Ahmadi, H. A. (1982). Sosiologi pendidikan: membahas gejala pendidikan dalam konteks
struktur sosial masyarakat. Bina Ilmu.hal 256
11

keberadaan seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan hak dan


kewajibannya sesuai dengan kedudukannya atau posisinya dalam suatu
kelompok. Jika ditinjau dari sudut organisasi atau kelembagaan maka dapat
disimpulkan bahwa peran adalah suatu kegiatan yang didalamnya mencakup
hak-hak dan kewajiban yang dilaksanakan oleh sekelompok orang yang
memiliki suatu posisi dalam suatu organisasi atau lembaga.
2. Konsep dan Teori Peranan
Narwoko menyatakan bahwa peranan dinilai lebih banyak
menunjukkan suatu proses dari fungsi dan kemampuan mengadaptasi diri
dalam lingkungan sosialnya. Dalam pembahasan tentang aneka macam
peranan yang melekat pada individu-individu dan kelompok-kelompok
dalam masyarakat dengan adanya beberapa pertimbangan sehubungan
dengan fungsinya, yaitu sebagai berikut:
a. Bahwa peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur
masyarakat hendak dipertahankan kelangsungannya.
b. Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu yang oleh
masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. Mereka harus
telah terlebih dahulu terlatih dan mempunyai pendorong untuk
melaksanakannya.
c. Dalam masyarakat kadang-kadang dijumpai individu-individu yang tak
mampu melaksanakan peranannya sebagaimana diharapkan oleh
masyarakat, oleh karena mungkin pelaksanaannya memerlukan
pengorbanan yang terlalu banyak dari kepentingan-kepentingan
pribadinya.
d. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya,
belum tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang
seimbang. Bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa
membatasi peluang-peluang tersebut.16

16
Narwoko, J. Dwi & Suyanto, Bagong. 2006. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.hal 159
12

Menurut teori peranan (Role Theory), peranan adalah sekumpulan


17
tingkah laku yang dihubungkan dengan suatu posisi tertentu. Menurut
teori ini, peranan yang berbeda membuat jenis tingkah laku yang berbeda
pula. Tetapi apa yang membuat tingkah laku itu sesuai dalam suatu situasi
dan tidak sesuai dalam situasi lain relatif independent(bebas) pada seseorang
yang menjalankan peranan tersebut. Sarbin dan Allen juga menyebutkan
bahwa analisis terhadap perilaku peranan dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan, yaitu:
1. Ketentuan peranan, adalah pernyataan formal dan terbuka tentang
perilaku yang harus ditampilkan oleh seseorang dalam membawa
perannya.
2. Gambaran peranan, yaitu suatu gambaran tentang perilaku yang secara
aktual ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya.
3. Harapan peranan, adalah harapan orang-orang terhadap perilaku yang
ditampilkan seseorang dalam menampilkan peranannya.18
Menurut Narwoko peranan dapat membimbing seseorang dalam
berperilaku, karena fungsi peran sendiri adalah:
1. Memberi arahan pada proses sosialisasi;
2. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan
pengetahuan;
3. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat; dan
4. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat
melestarikan kehidupan masyarakat.19
Sejalan dengan hal itu untuk melihat peranan dari Tim Terpadu,
penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Hendropuspio dalam
Narwoko dikatakan bahwa peranan sosial dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Peranan yang diharapkan (expencted roles) Yaitu cara ideal dalam
pelaksanaan peranan menurut penilaian masyarakat. Masyarakat
menghendaki peranan yang diharapkan dilaksanakan secermat-cermatnya

17
Sarbin & Allen, 1968 dalam www.freelist.comdiakses tanggal 10 mei 2019
18
Ibid hal 24
19
Ibid hal 33
13

dan peranan ini tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang
ditentukan.Perana jenis ini antara lainperanan hakim, peranan protoler,
diplomatik, dan sebagainya; dan
2. Peranan yang disesuaikan (actual roles), yaitu cara bagaimana sebenarnya
peranan itu dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih luwes, dapat
disesuaikandengan situasi dan kondisi tertentu. Peranan yang disesuaikan
mungkin tidak cocok dengan situasi setempat, tetapi kekurangan yang
muncul dapat dianggap wajar oleh masyarakat.20
Wirutomo menyatakan bahwa“peranan yang berhubungan dengan
pekerjaan, seseorang diharapkan menjalankan kewajiban-kewajibannya
yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya”. 21
Peranan
didefinisikan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan kepada
individu yang menempati kedudukan sosial tertentu. Peranan ditentukan
oleh norma-norma dalam masyarakat, maksudnya kita diwajibkan untuk
melakukan hal-hal yang diharapkan masyarakat di dalam pekerjaan kita, di
dalam keluarga dan di dalam peranan-peranan yang lain.
Pendapat lain Alvin L.Bertran yang diterjemahkan oleh soeleman B.
Taneko bahwa “Peranan adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari
orang yang memangku status atau kedudukan tertentu”.22
Berdasarkan Pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
peranan merupakan aspek dinamis berupa tindakan atau perilaku yang
dilaksanakan oleh orang atau badan atau lembaga yang menempati atau
mengaku suatu posisi dalam sistem social.

20
Ibid hal 160
21
Berry, David. (1981). Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Jak:arta:Rajawali.
22
Taneko, soleman B, 1986.konsepsi system sosial dan system sosial Indonesiajakarta: fajar agung
.
14

B. Organisasi
1. Pengertian Organisasi
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa
aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.
Organisasi sebagai sarana sosialisasi dan sebagai wadah yang dibuat untuk
menampung aspirasi masyarakat serta untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Organisasi adalah susunan
dan aturan dari berbagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan
yang teratur. Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan-
huubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer
mengejar tujuan bersama. Dan Chester I. Bernard mengungkapkan suatu
sistem aktivitas kerja sama yang di lakukan oleh dua oaring atau lebih
Secara sederhana organisasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang
merupakan wadah atau sarana untuk mencapai berbagai tujuan atau sasaran
organisasi memiliki banyak komponen yang melandasi diantaranya terdapat
banyak orang, tata hubungan kerja, spesialis pekerjaan dan kesadaran
rasional dari anggota sesuai dengan kemampuan dan spesialisasi mereka
masing-masing.
Berikut ini peneliti akan kemukakan beberapa pengertian organisasi
menurut para ahli23. mengatakan, bahwa: “Organisasi adalah kesatuan sosial
yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.” Selanjutnya
Hasibuan 24 memberikan pengertian organisasi sebagai berikut: Organisasi
adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari
sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi
adalah suatu wadah yang terdiri dari unsur manusia yang saling bekerja

23
Stephen P. Robbins. 1994. Teori Organisasi Struktur Design dan Aplikasi. Jakarta. Arcan.
24
Hasibuan, Malayu S.P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
15

sama dan saling menguntungkan untuk kepentingan bersama dalam


pencapaian tujuan organisasi.
2. Ciri-ciri Organisasi
Ciri-ciri organisasi dikemukakan Ferland yang dikutip oleh
Handayaningrat25sebagai berikut :
1) Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal.
2) Adanya kegiatan yang berbeda-beda tetapi satu sama lain saling
berkaitan (interdependent part) yang merupakan kesatuan usaha /
kegiatan
3) Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan usahanya / tenaganya
4) Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan
5) Adanya suatu tujuan Organisasi selain dipandang sebagai wadah kegiatan
orang juga dipandang sebagai proses, yaitu menyoroti interaksi diantara
orang-orang yang menjadi anggota organisasi.
Sedangkan ciri-ciri organisasi menurut,26 yaitu:
1) Adanya sekelompok orang.
2) Antar hubungan.
3) Kerja sama yang didasarkan atas hak, kewajiban, dan tanggung jawab
masing-masing orang untuk mencapai tujuan.
Unsur-unsur organisasi menurut27 terdiri dari:
1) Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi sering disebut dengan
istilah pegawai atau personil.
2) Kerja sama, maksudnya adalah suatu perbuatan bantu membantu atau
suatu perbuatan yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama.
3) Tujuan bersama, merupakan arah atau sasaran yang ingin dicapai dan
juga menggambarkan apa yang harus dicapai melalui prosedur, program,

25
Handayaningrat, Soewarno (1985). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen.
Cetakan Keenam. Jakarta: PT Gunung Agung.
26
Hardjito, D. (1997). Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Parsada.
27
Wursanto, D. Ig, 2003. Dasar–Dasar Ilmu Organisasi.hal 54
16

pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting),


dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.
4) Peralatan (equipment), terdiri dari semua sarana yang berupa materi,
mesin- mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/
bangunan/kantor).
5) Lingkungan (environment)
6) Kekayaan alam, misalnya keadaan iklim, udara, air, cuaca, flora, dan
fauna.
7) Kerangka atau konstruksi mental organisasi, berupa prinsip-prinsip
organisasi.
3. Prinsip Organisasi

Prinsip-prinsip organisasi sering disebut dengan azas-azas


organisasi. Prinsip atau azas merupakan dasar, pondasi, atau suatu
kebenaran yang menjadi pokok atau tumpuan berpikir. Prinsip-prinsip
organisasi adalah pondasi yang menjadi pokok dasar atau yang menjadi
pangkal-tolak di dalam menggerakkan organisasi. Oleh karena itu,
organisasi dibangun dan digerakkan diatas pondasi yang berupa prinsip
organisasi, dan setiap prinsip mengandung suatu kebenaran, sehingga
tercapai atau tidaknya tujuan organisasi tergantung pada kemampuan
pimpinan organisasi dalam melaksanakan prinsip organisasi. Adapun
prinsip organisasi yang dikemukakan, 28yaitu:
a) Mempunyai tujuan yang jelas Tujuan merupakan sesuatu atau sasaran
yang hendak dicapai. Karena tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan
organisasi maka tujuan tersebut harus dicapai melalui kerjasama
sekelompok orang dimana tujuan tersebut harus dirumuskan dan
ditetapkan dengan jelas.
b) Mempunyai kesatuan perintah Maksud dari prinsip ini adalah bahwa
setiap pegawai dalam organisasi hendaknya mempunyai atasan langsung.

28
Wursanto, D. Ig, 2003. Dasar–Dasar Ilmu Organisasi. Hal 219
17

Hal ini berarti setiap bawahan hanya dapat diperintah secara langsung
oleh satu orang atasan sehingga seorang bawahan bertanggung jawab
langsung kepada seorang atasannya langsung.
c) Ada keseimbangan Organisasi selalu membutuhkan keseimbangan.
Prinsip keseimbangan di dalam organisasi dapat dibedakan beberapa
macam, misalnya keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi
kewenangan, keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab,
keseimbangan antara pengeluaran dan penerimaan, dan kerugian yang di
derita oleh suatu unit harus diimbangi dengan keuntungan yang diperoleh
dari unit-unit lain.
d) Ada pendistribusian pekerjaan Prinsip pendistribusian pekerjaan disebut
juga prinsip pembagian tugas. Prinsip sebagian pekerjaan secara
homogen (distribution of work) adalah mengelompokkan tugas atau
pekerjaan yang sejenis atau yang erat hubungannya menjadi satu unit
tersendiri. Jadi dalam pembagian tugas, macam-macam tugas dalam
organisasi dibagi-bagi menjadi sedemikian rupa agar dapat dilaksanakan
oleh satuan unit tertentu atau pejabat tertentu.
e) Ada rentangan pengawasan Rentangan pengawasan adalah seberapa jauh
kemampuan seorang pemimpin mampu mengawasi para bawahannya
secara cepat dan tepat.
f) Ada pelimpahan wewenang Pelimpahan wewenang berarti penyerahan
sebagian kekuasaan dari seorang atasan kepada pejabat bawahan atau
kepada pejabat lain untuk melakukan suatu pertanggungjawaban. Jadi,
pelimpahan belum tentu mengalir dari seorang atasan kepada bawahan,
tetapi dapat juga terjadi dari seorang atasan kepada pejabat yang
setingkat.
g) Ada departementalisasi Prinsip departementalisasi disebut juga dengan
istilah departementasi. Departementasi adalah proses penggabungan
pekerjaan ke dalam kelompok pekerjaan yang sejenis. Setiap fungsi
merupakan tugas dan tanggung jawab dari suatu unit tertentu dalam
organisasi.
18

h) Ada penempatan pegawai yang tepat Salah satu prinsip bidang


kepegawaian adalah the right man in the right place, yang berarti orang
yang baik ditempatkan pada tempat yang tepat atau penempatan seorang
pegawai harus sesuai dengan keahliannya.
i) Ada koordinasi Koordinasi adalah suatu usaha untuk mendapatkan
keselarasan gerak, keselarasan aktivitas, dan keselarasan tugas antar
satuan organisasi yang ada di dalam organisasi. Tujuan organisasi akan
tercapai secara efektif apabila semua orang, semua pejabat, dan semua
unit/satuan organisasi serta semua sumber daya diselaraskan dengan
tujuan organisasi.
j) Ada balas jasa yang memuaskan Balas jasa adalah imbalan yang
diberikan kepada seorang atas jerih payah yang telah disumbangkannya.
Untuk memberikan balas jasa yang memuaskan dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Misalnya dengan gaji yang menarik dan dengan pemberian
jaminan sosial. 29mengemukakan prinsip organisasi antara lain:
a) Perumusan tujuan dengan jelas (formulation of the objectives) Setelah
tujuan ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan tujuan
tersebut dengan rinci dan jelas, termasuk juga jelas batas-batasnya.
Perumusan tujuan tersebut dalam prakteknya dijabarkan dalam tugas
pokok.
b) Pembagian tugas pekerjaan (division of works) Adanya pembagian kerja
bisa membantu dalam memperingan tugas koordinasi dimana pembagian
tugas kerja ini dapat melancarkan pengawasan dan juga menghemat
biaya.
c) Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab (delegation of authorithy and
responsibility) Untuk dapat menjalankan tugas dengan baik, maka para
petugas atau pejabat harus dilimpahi wewenang. Sebagai konsekuensi itu
harus disertai pertanggungjawaban yang sepadan. Wewenang yang
dilimpahkan itu meliputi wewenang untuk menjalankan tugasnya,

29
Syamsi, I. (1994). Dasar-Dasar Kebijaksanaan Keuangan Negara. Jakarta: Bina Aksara hal 14.
19

wewenang untuk memerintah bawahannya dan wewenang untuk


menggunakan fasilitas yang dibutuhkan.
d) Banyaknya tingkat hierarkis (level of hierarchy) Yang dimaksud dengan
tingkatan hierarki disini adalah banyaknya tingkatan unit kerja dalam
suatu organisasi. Sebaiknya jangan terlalu banyak karena perintah dari
pucuk pimpinan harus sampai juga pada unit kerja yang paling bawah.
e) Rentangan pengawasan (span of control) Yang dimaksud dengan
rentangan pengendalian adalah banyaknya bawahan yang sebaiknya
masih bisa diawasi dengan baik.
f) Memahami akan tugas masing-masing dan kaitan tugas secara
keseluruhan (understanding by the individual of his own task and the task
of the whole) Masing-masing unit kerja memang mempunyain tugas
tertentu. Namun, jangan sampai merasa bahwa unit kerjanya saja yang
paling penting sedangkan unit kerja lainnya hanya dianggap sebagai
pelengkap saja.

Dari pendapat para ahli, prinsip-prinsip organisasi yang digunakan


sebagai dasar organisasi untuk membangun dan menggerakkan organisasi
yang kompleks diharapkan dapat berjalan dengan baik dimana tercapai atau
tidaknya tujuan organisasi tergantung pada kemampuan pimpinan organisasi
dalam melaksanakan prinsip organisasi.
4. Macam, Bentuk, dan Tipe Organisasi
Organisasi terdapat beberapa macam tergantung dari segi
30
pandangannya, seperti yang dikemukakan. yang membagi beberapa
macam organisasi yang dilihat dari berbagai segi, yaitu dari:
a) Segi jumlah pucuk pimpinan Dari segi jumlah pucuk pimpinan,
organisasi dibedakan menjadi:

30
Wursanto, D. Ig, 2003. Dasar–Dasar Ilmu Organisasi.hal 61
20

1) Organisasi tunggal (single organization) Dinamakan organisasi


tunggal apabila pucuk pimpinan organisasi itu ada di tangan satu
orang.
2) Organisasi jamak (plural organization atau plural executive
organization) Dinamakan organisasi jamak apabila pucuk pimpinan
organisasi tersebut berada di tangan beberapa orang. Beberapa orang
pimpinan tersebut merupakan suatu kesatuan.
b) Segi keresmian
Menurut keresmiannya, organisasi dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
1) Organisasi formal (formal organization) Dikatakan organisasi formal
apabila kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung
dalam suatu kelompok secara sadar dikoordinasikan guna
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, sehingga orang-orang yang
tergabung dalam kelompok itu mempunyai struktur yang jelas.
Atruktur menunjukkan suatu aliran hubungan yang menggambarkan
wewenang, kekuasaan, dan tanggung jawab. Hubungan formal
biasanya telah tergambar dalam bagan organisasi atau struktur
organisasi.
2) Organisasi informal (informal organization) Organisasi informal
adalah organisasi yang disusun secara bebas dan spontan dan
keanggotaannya disusun secara sadar atau secara tidak sadar, dimana
dan kapan seseorang menjadi anggota sulit ditemukan. Dalam
organisasi informal tidak ada perincian secara tegas tentang tujuan
organisasi. Biasanya organisasi informal bersifat sementara karena
pembentukannya tidak direncanakan atas rencana matang yang dan
jelas.
c) Segi tujuan
Dari segi tujuan yang hendak dicapai, organisasi dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
21

1) Organisasi niaga atau organisasi ekonomi Organisasi niaga atau


organisasi ekonomi adalah organisasi yang tujuan utamanya
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Organisasi niaga
dibedakan menjadi organisasi niaga swasta dan organisasi niaga
pemerintah.
2) Organisasi sosial atau organisasi kemasyarakatan Organisasi
kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota
masyarakat Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan,
profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka
mencapai tujuan nasional.
d) Segi luas wilayah
Menurut luas wilayahnya, organisasi dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu:
1) Organisasi daerah (local organization) Organisasi daerah adalah
organisasi yang luas wilayahnya meliputi suatu wilayah atau daerah
tertentu.
2) Organisasi nasional (national organization) Organisasi nasional
adalah organisasi yang luas wilayahnya meliputi seluruh wilayah
dalam suatu negara.
3) Organisasi regional (regional organization) Organisasi regional
adakah organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa negara
tertentu saja.
4) Organisasi internasional (international organization) Organisasi
internasional adalah organisasi yang anggota-anggotanya meliputi
negara-negara di dunia.
e) Segi bentuk
Menurut bentuknya, organisasi dibedakan menjadi:
1) Organisasi staf (staff organization)
2) Organisasi garis (line organization)
3) Organisasi fungsional (functional organization)
22

4) Organisasi staf dan garis (line and staff organization)


5) Organisasi garis dan fungsional (line and functional organization)
6) Organisasi fungsional dan staf (functional and staff organization)
7) Organisasi garis, fungsional, dan staf (line, functional, and staff
organization)
8) Organisasi panitia (committee organization)
f) Segi tipe
Menurut tipenya, organisasi dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
1) Organisasi dengan tipe piramid mendatar
2) Organisasi dengan tipe piramid terbalik
3) Organisasi dengan tipe kerucut

Pengertian bentuk organisasi sering disamakan dengan macam


organisasi, padahal keduanya berbeda. Bentuk organisasi memandang dari
segi tata hubungan, wewenang, dan tanggung jawab yang ada dalam suatu
31
organisasi. Dengan demikian, menyatakan bahwa terdapat berbagai
macam bentuk organisasi antara lain:
1) Bentuk organisasi staff (staff organization) Dalam organisasi staf hanya
terdapat pucuk pimpinan dan staf yang memberikan bantua pemikiran
berupa saran atau nasihat kepada pucuk pimpinan. Oleh karena itu,
dalam organisasi staf tidak ada garis komando kebawah karena tidak
ada pejabat pimpinan lini.
2) Bentuk organisasi lini (line organization) Bentuk organisasi lini adalah
suatu bentuk organisasi dimana pucuk pimpinan dipandang sebagai
sumber kekuasaan tunggal. Segala ketentuan, keputusan, atau segala
kebijaksanaan ada di tangan satu orang, yaitu pucuk pimpinan.
3) Bentuk organisasi fungsional (functional organization) Organisasi
fungsional disusun berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi sesuai
dengan kepentingan organisasi. Tiap-tiap fungsi saling berhubungan

31
Wursanto, D. Ig, 2003. Dasar–Dasar Ilmu Organisasi hal 81
23

karena antara satu fungsi dengan lainnya saling bergantung. Dengan


demikian, wewenang dalam organisasi fungsional dilimpahkan oleh
pucuk pimpinan kepada unit-unit (satuan organisasi) dibawahnya atas
dasar fungsi, dan pimpinan dari tiap unit berhak untuk memerintah
kepada semua 20 pelaksana yang ada dibawahnya sepanjang
menyangkut tugas masing- masing.
4) Bentuk organisasi staf dan garis (line and staff organization) Bentuk ini
merupakan perpaduan antara dua bentuk organisasi, yaitu organisasi lini
dan organisasi staf. Wewenang diserahkan dari pucuk pimpinan kepada
unit-unit organisasi yang ada dibawahnya dalam semua bidang pekerjaan
dan di bawah pucuk pimpinan ditempatkan staf. Staf ini tidak
mempunyai wewenang lini atau garis (wewenang komando) ke bawah.
Staf berfungsi hanya sebagai pemberi nasihat, pemberi pertimbangan
sesuai bidang keahliannya.
5) Bentuk organisasi garis dan fungsional (line and functional
organization) Merupakan perpaduan antara organisasi fungsional dan
organisasi lini/garis. Wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan
kepada unit-unit organisasi yang ada dibawahnya dalam bidang-bidang
pekerjaan tertentu sesuai kebutuhan organisasi. Masing-masing pimpinan
dari setiap unit berhak memerintah semua satuan pelaksana yang ada
sepanjang menyangkut bidang tugas masng-masing. Setiap satuan
pelaksana mempunyai wewenang dalam semua bidang pekerjaan.
6) Bentuk organisasi garis, fungsional, dan staf Bentuk organisasi garis,
fungsional, dan staf adalah suatu organisasi yang merupakan perpaduan
dari tiga bentuk organisasi, yaitu organisasi fungsional, organisasi lini,
dan organisasi staf. Bentuk organisasi lini, fungsional, dan staf adalah
organisasi dimana wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada
unit-unit organisasi yang ada dibawahnya 21 dalam bidang-bidang
pekerjaan tertentu sesuai kebutuhan organisasi. Masing- masing
pimpinan dari setiap unit berhak memerintah semua satuan pelaksana
sepanjang menyangkut tugas masing-masing. Setiap satuan pelaksana
24

mempunyai wewenang dalam bidang pekerjaannya, dan di bawah pucuk


pimpinan ditempatkan staf sebagai pembantu atau sebagai penasihat
pimpinan. Jadi pada dasarnya sama dengan bentuk organisasi fungsional
dan lini, hanya di bawah pucuk pimpinan ditempatkan staf sebagai
pembantu atau sebagai nasihat.
7) Bentuk organisasi panitia (committee organization) Bentuk organisasi
panitia yaitu apabila kegiatan itu dilakukan kelompok sementara yang
terdiri daripada orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
Keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh kualitas sumberdaya
manusia yang saling berinteraksi dan mengembangkan organisasi yang
bersangkutan. Organisasi dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia
dalam rangka mengoptimalkan kinerja pegawai tidak terlepas dari
pemberdayaan potensi yang ada.32
Organisasi baik itu organisasi formal maupun informal dalam
melakukan segala aktivitasnya pastilah terdapat hubungan diantara orang-
orang yang melaksanakan aktivitas tersebut. Semakin banyak aktivitas yang
dilakukan, maka akan semakin kompleks juga hubungan yang terjalin.
Mengatasi masalah itu, maka dibuatlah struktur organisasi yang
menggambarkan hubungan antar kelompok/bagian.33

C. Nahdlatul Ulama (NU)


1. Pengertian Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama merupakan sebuah perkumpulan atau jami‟iyyah
diniyah Islamiyyah ijtima‟iyyah(organisasi masyarakat atau organisasi
sosial yang bergerak dalam bidang agama Islam) dengan tujuan untuk

32
Yudhaningsih, R. (2011). Peningkatan efektivitas kerja melalui komitmen, perubahan dan
budaya organisasi. Jurnal Pengembangan Humaniora, 11(1), 40-50.
33
Mustapa, H. Z., & Psi, S. Perilaku Organisasi Dalam Perspektif Manajemen Organisasi:
Organizational Behavior in Organizational Management Perspectives (ID Sub) (Vol. 1).
CELEBES MEDIA PERKASA.
25

menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, dan ketinggian


harkat dan martabat manusia34
Selain itu, Nahdlatul Ulama adalah sebuah organisasi agama Islam
yang terbentuk pada tahun 1926 yang lahir dari pesantren, pendirinya adalah
K.H. As‟ari. Organisasi ini menganut paham Ahlussunnah wal Jama‟ah.
Menurut NU Alhussunnah wal Jama‟ah adalah golongan yang dalam
memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam menggunakan
pendekatan madzhab. NU berpendirian bahwa dengan mengikuti madzab
yang jelas metode ( manhaj ) dan pendapat ( aqwal ) nya, maka warga NU
akan lebih terjamin berada dalam jalan yang lurus dan akanmendapatkan
ajaran Islam yang murni.35
Nahdlatul Ulama lahir pada tanggal 31 Januari 1926 sebagai
reprensentatif dari ulama tradisionalis, dengan haluan ideologi ahlus sunnah
waljamaah tokoh-tokoh yang ikut berperan diantaranya K.H. Hasyim
Asy’ari. K.H. Wahab Hasbullah dan para ulama pada masa itu pada saat
kegiatan reformasi mulai berkembang luas, ulama belum begitu
terorganisasi namun mereka sudah saling mempunyai hubungan yang sangat
kuat. Perayaan pesta seperti haul, ulang tahun wafatnya seorang kiai, secara
berkala mengumpulkan para kiai, masyarakat sekitar ataupun para bekas
murid pesantren mereka yang kini tersebar luas diseluruh nusantara. 36
Nahdlatul Ulama (NU) sejak kelahirannya merupakan wadah
perjuangan untuk menentang segala bentuk penjajahan dan merebut
kemerdekaan negara Republik Indonesia dari penjajah Belanda dan Jepang,
sekaligus aktif melakukan dakwah-dakwahnya untuk senantiasa menjaga
kesatuan negara Republik Indonesia dalam wadah NKRI37.

34
PBNU.2015. AnggaranDasar Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama. Jakarta :
Lembaga Ta‟lif Wan Nasyr PBNU
35
H.M. As‟ad Thoha, Pendidikan Aswaja Ke-NU-an, ( Sidoarjo: Al-Maktabah-PW LP
Maarif NU Jatim, 2012 ), hlm. 3
36
Masykur Hasyim, Merakit Negeri Berserakan,(Surabaya: Yayasan 95, 2002) h. 66
37
Amin Farih,Nahdlatul Ulama (Nu) Dan Kontribusinya Dalam Memperjuangkan Kemerdekaan
Dan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Walisongo: Jurnal
Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 24 No. 2, November 2016,
26

Berdirinya Nahdlatul Ulama tak bisa dilepaskan dengan upaya


mempertahankan ajaran ahlus sunnah wal jamaah (aswaja).Ajaran ini
bersumber dari Al-qur’an, Sunnah, Ijma’(keputusan-keputusan para
ulama’sebelumnya). Dan Qiyas (kasus-kasus yang ada dalam cerita al-
Qur’an dan Hadits) seperti yang dikutip oleh Marijan dari K.H. Mustofa
Bisri ada tiga substansi, yaitu (1) dalam bidang-bidansg hukum-hulum Islam
menganut salah satu ajaran dari empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’I,
dan Hanbali), yang dalam praktiknya para Kyai NU menganut kuat
madzhab Syafi’I. (2) dalam soaltauhid (ketuhanan), menganut ajaran Imam
Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al-Maturidzi. (3) dalam
bidang tasawuf, menganut dasar-dasar ajaran Imam Abu Qosim Al-
Junaidi38.
Organisasi Nahdlatul Ulama juga memiliki struktur organisasi yang
sudah ditetapkan melalui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Nahdlatul Ulama. Secara umum tingkat tertinggi (pusat) dipegang oleh
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), di tingkat provinsi dipegang oleh
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), tingkat kabupaten dipegang
oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU), tingkat kecamatan
dipegang oleh Majelis Wakil Cabang (MWC-NU), tingkat desa dipegang
oleh Pengurus Ranting, dan tingkat dusun/kebayanan dipegang oleh
Pengurus Anak Ranting.
2. Visi dan Misi NU
Visi Nahdlatul Ulama yaitu, NU sebagai wadah tatanan masyarakat
yang sejahtera, berkeadilan dan demokratis atas dasar Islam Ahlussunnah
wal Jamaah. Sedangkan Misi Nahdlatul Ulama yaitu:1) Mewujudkan
masyarakat yang sejahtera lahiriyah maupun batiniyah, dengan
mengupayakan system perundang-undangan dan mempengaruhi kebijakan
yang menjamin terwujudnya tata kehidupan masyarakat yang sejahtera. 2)
Mewujudkan masyararakat yang berkeadilan dengan melakukan upaya

38
Laode Ida, NU Muda, (Jakarta: Erlangga, 2004) h. 7
27

pemberdayaan dan pembelaan masyarakat. 3) Mewujudkan masyarakat


yang demokratis dan berakhlaqul karimah.39
3. Pokok-pokok Program NU
Nahdlatul Ulama sejak awalberdirinya hingga sekarang menetapkan
empat bidang yang menjadi pokok programnya, yaitu:
1) Bidang agama, mengupayakan terlaksananya ajaran Islam yang
menganut paham Ahlussunnah wal Jamaah dan menurut salah satu
madzab empat dalam masyarakat dengan melaksanakn dakwah
Islamiyah dan amar ma‟ruf nahi munkar.
2) Bidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan mengupayakan
terwujudnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta
pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk
membina umat agar menjadi muslim yang taqwa, berbudi luhur,
berpengetahuan luas dan terampil serta berguna bagi agama, bangsa dan
negara.
3) Bidang sosial mengupayakan terwujudnya kesejahteraan lahir dan bati
bagi rakyat Indonesia.
4) Bidang ekonomi, mgupayakan terwujudnya pembangunan ekonomi
untuk pemerataan kesempatan berusaha dan menikmati hasil-hasil
pembangunan dengan mengutamakan tumbuh dan berkembangnya
ekonomi kerakyatan.40

D. Pengembangan Agama Islam


1. Konsep Pengembangan
Pengembangan berasal dari kata dasar Kembang yang berarti
menjadi bertambah sempurna. Kemudian mendapat imbuan pe dan An
sehingga menjadi pengembangan yang artinya proses, cara atau perbuatan
mengembangkan. Jadi pengembangan di sini adalah usaha sadar yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan agar lebih sempurna dari

39
H.M. As‟ad Thoha, Pendidikan Aswaja dan Ke-Nu-An, ( Surabaya: MYSKAT, 2006 ), hlm. 17
40
Ibid, hlm. 18
28

pada sebelumnya. Dalam kamus bahasa Indonesia pengembangan adalah


proses, cara, perbuatan mengembangkan.
Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik
formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana,
terarah, teratur, dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan,
menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar kepribadian
yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan
bakat, keinginan serta kemampuan kemampuan sebagai bekal atas prakarsa
sendiri untuk menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah
tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal dan
pribadi mandiri41
2. Agama Islam
Banyak ahli menyebutkan agama berasal dari bahasa Sansakerta,
yaitu “a” yang berarti tidak dan “gama” yang berarti kacau.Maka agama
berarti tidak kacau (teratur).Dengan demikian agama itu adalah peraturan,
yaitu peraturan yang mengatur keadaan manusia, maupun mengenai sesuatu
yang gaib, mengenai budi pekerti dan pergaulan hidup bersama.42
Menurut Daradjat (2005) agama adalah proses hubungan manusia
yang dirasakan terhadap sesuatu yang diyakininya, bahwa sesuatu lebih
tinggi dari pada manusia. Sedangkan Glock dan Stark mendefinisikan
agama sebagai sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan system
perilaku yang terlembaga, yang kesemuanya terpusat pada persoalan-
persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi(ultimate Mean
Hipotetiking).43
Agama Islam dalam istilah Arab disebut Dinul Islam. Kata Dinul
Islam tersusun dari dua kata yakni Din dan Islam . Arti kata dinbaik secara
etimologis maupun terminologis sudah dijelaskan di depan. Sedangkan kata
‘Islam’secara etimologis berasal dari akar kata kerja ‘salima’ yang berarti

41
Iskandar Wiryokusumo. (2011). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara
42
Faisal Ismail. Paradigma Kebudayaan Islam : Studi Kritis dan Refleksi Historis, (Jogyakarta:
Titian Ilahi Press: 1997). Hal. 28\
43
Daradjat, Zakiyah. Ilmu Jiwa Agama.Jakarta : Bulan Bintang. 2005. Hal. 10
29

selamat, damai, dan sejahtera, lalu muncul kata ‘salam’ dan ‘salamah’.Dari
‘salima’ muncul kata ‘aslama’yang artinya menyelamatkan, mendamaikan,
dan mensejahterakan.Kata ‘aslama’ juga berarti menyerah tunduk atau
patuh. Dari kata salima juga muncul beberapa kata turunan yang lain di
antaranya adalah kata salam dan salamah artinya keselamatan kedamaian
kesejahteraan dan penghormatan taslim artinya penyerahan penerimaan dan
pengakuan silm artinya yang berdamai damai salam artinya kedamaian
ketenteraman dan hormat sullam artinya tangga istislam artinya ketundukan
penyerahan diri serta muslim dan muslimah artinya orang yang beragama
Islam laki-laki atau perempuan.44
Agama Islam sangat menekankan kepada umatnya agar memiliki
akhlak, perangai, budi pekerti yang luhur, mulia lagi terpuji (akhlak karimah
/ akhlak mahmudah). Karena hanya dengan perangai yang bagus ini akan
menjadi daya perekat dalam tata pergaulan dengan sesamanya, dan lebih
jauh lagi ia menjadi kunci untuk mendekatkan diri kepada Allah. Penegasan
mengenai arti pentingnya peranan akhlak ini dapat dibuktikan dari
pernyataan Rasullullah SAW sendiri bahwa hakekatAllah mengutus dirinya
terjun di tengah-tengah umat itu tidak lain kecuali untuk membimbing dan
menyempurnakan akhlak umat manusia (Innama: bu’itstu liutammima
maka;rima al’akhlaq). Sebagai bukti yangmendukung pernyataan
Rasullullah di atas maka sebanyak 80% dari pada kandungan al-Qur’an
memuat ajaran ihsan, akhlak atau moral.45

44
A.W Munawwir. 1997.Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka
Progressi
45
Musthafa Kamal Pasha, Akidah Islam..., hal. 4
30

3. Studi Relevan

NO ITEM PENELITIAN I PENELITIAN II PENELITIAN III


1 JUDUL Peran Majelis Ta’lim Peran Muslimat Nu Peran Organisasi
Muslimat Nahdlatul Ulama Dalam Pengembangan Nahdlatul Ulama Dalam
Dalam Meningkatkan Sdm Masyarakat Desa Menangkal Ideologi
Pemahaman Agama Islam Pekuncen Kecamatan Islam Radikal (Studi
Masyarakat Dusun Sugaran Jatilawang Organisasi Di Pengurus
Desa Sidomulyo Wilayah Nahdlatul
Kecamatan Modo Ulamaprovinsi
Kabuapten Lamongan Lampung
2 TEMPAT Dusun Sugaran Desa Desa Pekuncen Lampung
PENELITIAN Sidomulyo Kecamatan Kecamatan Jatilawang
Modo Kabuapten
Lamongan
3 PENULIS Lailatul Muarofah Aulia Wisda Nur Fuad Hasyim
Fitriana
4 TAHUN 2016 2017 2018
5 METODE Kualitatif Kualitatif Kualitatif
6 TEORI 1. Pemahaman agama
1. 1. NU 5. 1. Peran Organisasi
islam 2. 2. Muslimat NU Nahdlatul Ulama
2. NU 3. 3. Program NU 6. 2. Ideologi
3. Majlis ta’lim 4. 4. SDM Masyarakat 7. 3. Islam Radikal
4. Program NU
31

7 HASIL 1. Dusun Sugaran Desa Peran Muslimat NU Nahdltatul Ulama


PENELITIAN Sidomulyo Kecamatan dalam pengembangan Menjabarkan konsep
Modo Kabuapten SDM masyarakat desa Rahmatan lil alamin
Lamongan sudah Pekuncen dilakukan dalam 4 falsafah dasar
berjalan program NU melalui kegiatan dan dalam berorganisasi
yaitu Majelis Ta’lim program kerja Muslimat tawasuth/Itidal adalah
Muslimat Nahdlatul NU dari berbagai bidang Kemoderatan yang
Ulama Dalam kerja yang meliputi bercirikan adil, ajeg,
Meningkatkan bidang organisasi, seimbang dalam artian
Pemahaman Agama dakwah, sosial, tidak condong kiri
Islam kesehatan, pendidikan, (liberal) dan tidak pula
2. Dampaknya bagi koperasi dan ekonomi. condong ke kanan
masyarakat Dusun Dengan adanya (ekstermis agama).
Sugaran Desa pelaksanaan peran Tasamuh adalah adalah
Sidomulyo Kecamatan Muslimat NU dalam toleransi yang berarti
Modo Kabuapten pengembangan SDM saling hormat-
Lamongan nasyarakat masyarakat dapat menghormati dan
lebih kuat pemahaman membantu: menghargai budaya,
agamanya. meningkatkan kualitas adat, agama, bahasa
perilaku beragama yang berbeda-beda.
masyarakat desa Tawazun adalah
Pekuncen, toleransi dan kehidupan yang
kerukunan masyarakat, seimbang antara
pendidikan anak usia keduniawian dan
dini dan pendidikan keakhiratan juga dapat
agama bagi anakanak diartikan seimbang
dan remaja, membina dalam bertatakelakuan
kerukunan keluarga dan dan dapat menempatkan
rumah tangga, serta sesuatu dalam
ketrampilan dan posisinya. Amal maruf
pendapatan masyarakat nahi munkar adalah
32

social control yang


berarti menjadi tugas
setiap warga Negara
untuk selalu
mengedepankan
kebaikan dan
pencegahannya. Dalam
menjalankan perannya,
PWNU Provinsi
Lampung menggunakan
4 falsafahnya dalam
membuat program kerja.
Bentuk program kerja
tersebut adalah terbagi
dua yaitu program kerja
Internal dan Program
kerja Eksternal.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
dan lain-lain. Secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.46

B. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat mengenai
peranan organisasi NU dalam pengembangan agama Islam di Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.

C. Jenis dan Sumber Data


a. Jenis Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan
oleh peneliti dari sumber pertama/ utama.47Dalam penelitian ini sebagai
data primer adalah data yang diperoleh melalui hasil observasi mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini dan wawancara
denganpengurus organisasi Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, pegawai di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, Pemerintah Daerah Kabupaten Tanjung Jabung
Barat, tokoh agama di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat serta
tokoh masyarakat yabng ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

2. Data sekunder

46Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. hal 6
47Fakultas Adab-Sastra dan Kebudayaan Islam, Pedoman Penulisan Skripsi.Jambi, 2011.hal. 28

33
34

Data sekunder merupakan data primer yang dikumpulkan, diolah,


dan disajikan oleh pihak lain dan biasanya dalam bentuk publikasi atau
jurnal. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi geografis,
sejarah,struktur organisasi mengenai peran organisasi NU dalam
pengembangan agama Islam di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
sertadata-data yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data
diperoleh. Pada dasarnya sumber data kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, pengumpulan data dalam penelitian inipenulis menggunakan
wawancara. Maka sumber data disebut informan, yaitu orang yang memberi
informasi atau menjawab pertanyaan-pertanyaan penulis, baik tertulis
maupun lisan.48 Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini
adalah:
a. Informan yaitu seseorang mengetahui, memahami dan bertanggung
jawab mengenai onformasi yang di butuhkan dalam.
b. Observasi berdasarkan peristiwa, tempat, dan waktu
c. Sumber data yang bersifat materi yang berupa arsip dan dokumentasi

D. Subjek Penelitian
Adapun informan dalam penelitian ini adalah pengurus organisasi
Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Tanjung Jabung Barat, pegawai di
lingkungan Keenterian Agama Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Pemerintah
Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tokoh agama di wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Barat serta tokoh masyarakat yang ada di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

E. Teknik Pengumpulan Data


Guna memperoleh pemahaman yang luas dan mendalam tentang
pokok-pokok permasalahan penelitian ini maka pengumpulan data dalam
penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik, antara lain:

48 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta: Rineka


Cipta, 2010, hlm. 172
35

1. Observasi
Observasi atau pengamatan suatu teknik atau cara mengumpulkan
data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung.49
Metode observasi adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk
mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam upaya
pengumpulan data penelitian.50Peneliti menggunakan metode observasi ini
untuk mendapatkan informasi mengenai peran organisasi NU dalam
pengembangan agama Islam di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
2. Wawancara
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen
sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu seperti alat perekam HP, gambar, brosur dan
material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi
lancar.51Metode pengumpulan data dengan wawancara ini peneliti lakukan
dalam rangka untuk memperoleh data dari informan secara langsung. Dalam
wawancara peneliti menggunakan Handphonesebagai perekam agar
validitas informasi yang diperoleh lebih terjaga. Selain itu penulis juga
menggunakan alat tulis untuk mencatat informasi-informasi penting yang
diperoleh dari informan.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari
seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.Dokumen
yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-
lain.Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa
gambar, patung, film dan lain-lain.

49Meleong, Lexy J, Op, Cit, hlm.157


50Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung:Alfabeta, 2010. hal. 53
51Sugiyono, op, cit, hlm. 138
36

Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data yang valid,


informasinya diberikan oleh informan melalui wawancara. Data yang
diambil melalui dokumentasi meliputi: sejarah dan geografis, buku tentang
organisasi NU dan Informasi Mengenai Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

F. Metode Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam penelitian ini, penulis
52
menganalisisdata menggunakan model Miles dan Huberman. Data yang
diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap sebagai
berikut:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah
dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchartdan
sejenisnya. Penyajian data yang paling sering dilakukan adalah dengan teks
yang bersifat naratif.
3. Conclusion Drawing/ Verification

52 Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis data kualitatif.


37

Langkah yang ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan


kesimpulan dan verifikasi.Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang
diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah
ada.Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas.

G. Trianggulasi Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai
perbandingan terhadap data itu. Teknik pengecekan yang sering digunakan
ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.53
Triangulasi dilakukan untuk pengecekan ulang terhadap sumber-sumber
data. Pengecekan data ini dapat dilakukan dengan cara:
a. Membandingkan data hasil pengamatan yang diperoleh melalui observasi
dengan data yang diperoleh melalui wawancara.
b. Membandingkan perkataan orang di depan umum dengan yang dikatakan
secara pribadi.
c. Membandingkan data yang diperoleh melalui wawancara dengan isi
dokumen.
d. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi atau keadaan
penelitian dengan yang dikatakan sepanjang waktu.

53Lexy J. Moleong.op.cit.hal. 330


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Letak Geografis Dan Demografi Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Gambar 4.1 Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Tanjung Jabung Barat adalah salah satu Kabupaten yang terletak di


Pantai Timur Provinsi Jambi, tepatnya antara 0o53’ –01o41’ Lintang Selatan
dan antara 103o23’ –104o21’ Bujur Timur.54 Berdasarkan letak geografisnya
Kabupaten Tanjung Jabung Barat berbatasan :
1.Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau
2.Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Batanghari
3.Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Selat Berhala dan
KabupatenTanjung Jabung Timur.
4.Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten
Tebo.

Kabupaten Tanjung Jabung Barat terletak di daerah dataran rendah

54 Alhudhori, M. "Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan." Jurnal Ilmiah Universitas


Batanghari Jambi 17.1 (2017): 237-249.

38
39

dengan ketinggian antara 10 –500 meter dari permukaan laut.55 Penyebaran


luas wilayah pada masing-masing kecamatan berdasarkan ketinggiandan
luas wilayah tanah usaha. Ketinggian Ibukota Kecamatan di Atas
Permukaan Laut (DPL) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, 2017 Altitude
of District Capitals of Sea Level in Tanjung Jabung Barat Regency, 2017
dan untuk melihat data ketinggian Kabupaten Tanjung Barat dilihat pada
table 4.1 berikut :

Table 4.3 Ketinggian Ibukota KecamatanDi Kabupaten Tanjung


Barat.56
Kecamatan Ibukota Kecamatan Tinggi DPL (m)
District District Capital Altitude of Sea Level (m)

(1) (3)
(2)

1. Tungkal Ulu Pelabuhan Dagang 35

2. Merlung Merlung 45

3. Batang Asam Dusun Kebun 35

4. Tebing Tinggi Tebing Tinggi 35

5. Renah Mendaluh Lubuk Kambing 70

6. Muara Papalik Rantau Badak 45

7. Pengabuan Teluk Nilau 5

8. Senyerang Senyerang 5

9. Tungkal Ilir Kuala Tungkal 3

10. Bram Itam Bram Itam Kiri 3

55 Taviv, Y. (2010). Bionomik Vektor Malaria Berdasarkan Topografi Wilayah Di Propinsi


Jambi Tahun 2010.
56 Ibit Tungkal dalam data
40

11. Seberang Kota Tungkal V 3

12. Betara Mekar Jaya 3

13.Kuala Betara Betara Kiri 3

Tabel 4.1. menunjukkan bahwa sekitar 42,8 persen wilayah


Kabupaten Tanjung Jabung Barat berada pada ketinggian antar 0-25 mdari
permukaan laut. Sementara 54,8 persen wilayah lainnya berada pada
ketinggian antara 25-500 m dan sisanya sekitar 2,4 persen berada pada
ketinggian di atas 500 m dari permukaan laut57.
Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang terletak dibagian timur
Provinsi Jambi beriklim tropis dengan temperatur rata-rata 26.9oC, suhu
minimun adalah 21,9oC dan maksimum 32oC. Curah hujan rata-rata
berkisar 2.238,5 mm/tahun atau rata berkisar antara 186,54mm/bulan
dengan hari hujan berkisar antara 5–11hari/bulanatau dalam satu tahun
mencapai 105hari. Artinya distribusi hujan bulanan cukup merata. Puncak
bulan basah terjadi pada bulan Nopember–Januari dan bulan kering pada
bulan Juni sampai dengan Agustus sebagaimana daerah lain yang ada di
Provinsi Jambi.58
Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki Luas wilayah
5.009,82Km2atau sekitar ± 9,38% dari total luas Provinsi Jambiyang
mencapai 53.435,72Km2. Untuk luas wilayah kabupaten tanjung jabung
barat perkecamatan dapat dilihat pada table 4.2. Sejak diberlakukannya
Perda Nomor 8 Tahun 2008 tentang pembentukan Kecamatan Tebing
Tinggi, Kecamatan Batang Asam, KecamatanRenah Mendaluh,
KecamatanMuara Papalik, KecamatanSeberang Kota, KecamatanBram
Itam, Kecamatan Kuala Betara dan Kecamatan Senyerang, maka jumlah

57 Septiana, R. (2011). Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Penerapan Budidaya


Kakao Anggota Kelompok Tani Makmur Di Desa Bandar Agung Kecamatan Bandar
Sribawono Kabupaten Lampung Timur.
58 Gunawan, R. (2010). Gagalnya sistem kanal: pengendalian banjir Jakarta dari masa ke
masa. Penerbit Buku Kompas.
41

kecamatanmenjadi13 kecamatandengan70desa/kelurahan dengan distribusi


wilayah dapat dilihat pada table 4.3

4.2 Luas wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat dilihat pada
Tabel .59

Kecamatan Luas WilayahLand Area Persentase


District (km2) Percentage (%)
(1) (2) (3)

1. Tungkal Ulu 345,69 6,94

2. Merlung 243,49 4,89

3. Batang Asam 1 042,37 20,91

4. Tebing Tinggi 342,89 6,88

5.Renah Mendaluh 506,91 10,17

6. Muara Papalik 368,66 7,40

7. Pengabuan 440,13 8,83

8. Senyerang 426,63 8,56

9. Tungkal Ilir 100,31 2,01

10. Bram Itam 300,22 6,02

11. Seberang Kota 121,29 2,43

12. Betara 559,77 11,23

13. Kuala Betara 185,90 3,73

59 Ibit hal 98
42

Tabel 4.3Jumlah KecamatandanDesa/Kelurahan Dengan Distribusi


Wilayah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.60
Jumlah Jumlah
Kecamatan Ibukota Desa Kelurahan Jumla
h
Districts Capital Number of Number of Total
Rural Urban
Villages Villages
1. Tungkal Ulu Pelabuhan
9 1 10
Dagang
2. TungkalIlir Kuala
2 8 10
Tungkal
3.Pengabuan Teluk Nilau 12 1 13
4. B e t a r a Teluk
11 1 12
Serdang
5. Merlung Merlung 9 1 10
6.TebingTinggi Tebing
9 1 10
Tinggi
7.BatangAsam Dusun
10 1 11
Kebon
8.RenahMendalu Lubuk
9 1 10
h Kambing
9. Muara Papalik Rantau
9 1 10
Badak
10. Seberang Kota Tungkal V 7 1 8
11. Bram Itam Bram Itam
9 1 10
Kiri
12. Kuala Betara Betara Kiri 9 1 10
13.Senyerang Senyerang 9 1 10
Jumlah/ Total
114 20 134
2015

2. Keadaan Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat

60 Ibit hal 143


43

Kabupaten yang beribu kota di Kuala Tungkal ini memiliki


masyarakat yangheterogen. Suku Jawa, Banjar, Melayu, Bugis, Batak,
Minangkabau, Palembang, Tionghoa, Kerinci dan berbagai etnis berbaur di
kabupaten yang terkenal dengan julukan kota bersama ini. Dengan hasil
pertanian dan perkebuanan yang cukup melimpah kabupaten ini terus
berkembang. Kelapa, Kelapa Sawit, Pinang, dan beraneka buah-buahan
adalah sumber daya alam yang banyak terdapat di daerah ini. Juga kekayaan
minyak bumi dan gas yang saat ini dikelola oleh perusahaan asing juga
merupakan kekayaan asli dari daerah ini.Masyarakat kabupaten tanjung
jabung barat berjumlah 285731 orang, terdiri dari jumlah laki-laki 148.562
orang dan perempuan 137.169 orang. Untuk Jumlah masyarakat yang ada di
kabupaten tanjung barat dapat dilihat pada table 4.4. berikut ini :

Table 4.4Jumlah Masyarakat Yang Ada Di Kabupaten Tanjung Barat.61


N Jenis Data Jumlah Satuan
o
1 Jumlah penduduk

A Penduduk laki laki Orang


148.562
B Penduduk perempuan Orang
137.169
C Total penduduk 285.731 Orang
D Jumlah rumah Tangga RT
71.607
2 Kepadatan Penduduk
A Rata Rata kepadatan penduduk Orang/km
57.00 2
B Laju pertumbuhan penduduk Persen
2,51
3 Penduduk menurut Usia
A Penduduk usia 0-4 tahun 30.676 Orang
B Penduduk usia 5-19 tahun 38.788 Orang
C Penduduk usia 20-59 tahun 156.258 Orang
D Penduduk usia diatas 60 tahun 15.009 Orang
4 Penduduk menurut Agama

61 Ibit hal 78
44

A Penduduk beragama Budha 691 Orang


B Penduduk beragama Hindu 202 Orang
C Penduduk beragama Islam 225.235 Orang
D Penduduk beragama Katolik 630 Orang
E Penduduk beragama Kristen 2.488 Orang
F Penduduk beragmalainya 79 Orang
5 Pekerjaan menurut lapangan 22.330.6 Orang
7
A L. usaha angkutan.penggudangan.dan 20.459.0 Orang
komunikasi 4
B L. usaha bangunan 000 Orang
C L. Usaha jasa kemasyarakatan Orang
1.871.62
D L.Keuangan,asuransi,tanah dan jasa Orang
perusahaan 909
E L.Usaha listrik, gas dan air Orang
368
F L.Usaha pertambangan dan penggalian Orang

496
G L.usahapertanian,perhutanan,perburuh Orang
an dan perikanan 69.735

3. Visi Dan Misi Kabupaten Tanjung Jabung Barat


Masayarakat Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi
memiliki Visi dan Misi kabupten:
1. Mewujudkan SDM yang berkualitas dan berahlak mulia,
denganmengedepankan pembangunan pendidikan dan kesehatan
yangberkualitas dan berkeadilan, pengendalian jumlah
penduduk meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek,
meningkatnya kualitas kehidupan beragama, mengembangkan budaya
yang berbasis iptek dan kearifan lokal.62
2. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan infrastruktur yang berkualitas,
melalui pembangunan transportasi jalan, jembatan, terminal, pelabuhan,
pengairan, listrik, jaringan komunikasi, infrastruktur sosial dan infra

62 http://tanjabbarkab.go.id/site/visi-misi/ di akses 19 september 2109


45

struktur ekonomi yang maju serta mampu mendukung kegiatan


perekonomian dan pengembangan wilayah secara terpadu.63
3. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas yang
berbasis pada agroindustri dan SDA, dengan memperkuat perekonomian
daerah berbasis keunggulan komperatif masing-masing wilayah menuju
keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi,
distribusi dan pelayanan serta memperkuat ekonomi kerakyatan yang
berbasis agribisnis.64
4. Mewujudkan masyarakat dan pemerintahan yang baik dan menjunjung
tinggi supremasi hukum, melalui peningkatan kelembagaan dan budaya
demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil;
memperkuat kualitas otonomi daerah; menjamin pengembangan media
dan kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan
masyarakat; melakukan pembenahan substansi hukum, struktur hukum
dan mebudayakan budaya hukum serta menegakkan hukum secara adil,
konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil dan
dengan menjmin keamanan dan ketentraman.65
5. Mewujudkan pembangunan daerah yang merata, berkeadilan dan
berwawasan lingkungan, dengan mengurangi kesenjangan sosial secara
menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan
wilayah/daerah yang tertinggal, menanggulangi kemiskinan secara
bertahap, menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap
berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi, dan
menghapuskan diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan termasuk
diskriminasi gender. Menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dan
keberlanjutan SDA dan lingkungan hidup, dengan tetap menjaga fungsi,
daya dukung dan kenyamanan dalam kehidupan di masa kini dan masa
yang akan datang, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara
penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial dan ekonomi, dan upaya

63 Ibit
64 Ibit
65 Ibit
46

konservasi; pemanfaatan ekonomi SDA dan lingkungan yang


berkesinambungan; pengelolaan SDA dan lingkungan hidup untuk
mendukung kualitas kehidupan, memberikan keindahan dan kenyamanan
kehidupan; pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati
sebagai modal dasar pembangunan.66
Persentase Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama di Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, 2017 Proportion of Population by District and
Religious in Tanjung Jabung Barat Regency, 2017 untuk melihat lebih
lengkapnya data persentase penduduk menurut kecamatan dan Agama dapat
dilihat pada table 4.5 berikut :
Table 4.5 Persentase Penduduk Menurut Kecamatan dan AgamaDi
Kabupaten Tanjung Barat.67

Kecamatan Islam Katolik Protestan Hindu Budha Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tungkal Ulu 4,00 3,52 12,59 23,53 1,59 0,00

Merlung 5,77 0,90 0,81 0,00 0,00 0,00

Batang Asam 6,71 40,88 45,62 11,76 0,20 0,00

Tebing Tinggi 10,95 15,16 28,52 64,71 2,19 23,12

Renah
Mendaluh 3,88 0,90 0,52 0,00 0,00 0,00

Muara Papalik 4,01 2,26 1,12 0,00 0,00 0,00

Pengabuan 8,43 0,00 0,25 0,00 0,00 0,00

Senyerang 8,96 0,00 0,50 0,00 0,00 0,00

Tungkal Ilir 25,67 19,13 9,25 0,00 96,02 76,88

Bram Itam 6,30 0,90 0,66 0,00 0,00 0,00

Seberang
Kota 2,86 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

66 Ibit
67 Ibit hal 213
47

Betara 8,09 13,54 0,15 0,00 0,00 0,00

Kuala Betara 4,38 2,80 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah

Total 284.925 1.108 9.081 17 503 186

\
B. Gambaran Umum PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat
1. Sejarah singkat PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat
NU di Indonesia membuka cabang-cabang organisasi di berbagai daerah di
seluruh Indonesia.Tanjung Jabung Barat merupakan salah satu Kabupaten
yang menjadi tempat pertumbuhan dan wadah pengembangan sayap
organisasi ini.Tanjung Jabung Barat adalah salah satu Kabupaten yang
terletak di Pantai Timur Provinsi Jambi, tepatnya antara 0o 53’ – 01o 41’
Lintang Selatan dan antara 103o 23’ – 104o 21’ Bujur Timur.Tanjung
Jabung Barat memiliki Luas wilayah 5.009,82 Km2 atau sekitar ± 9,38 %
dari total luas Provinsi Jambi yang mencapai 53.435,72 Km2. 68 Pada tahun
1930 PCNU di Tanjung Jabung Barat baru mulai merintis dan baru di
mantapkan pada tahun 1962 di ketui oleh KH. Ali Maksum Teluk Nilau dan
di bantu oleh KH. Idham Khalid, KH. M. Rusydi, Kyai Mahfud, KH. M.
Ainani, KH. Hasan Basri, Kyai Mujib (Gus Mujib), KH. Abd Hakim dan
69
KH. Abd Satar Gani. pada saat ini PCNU Kabupatem Tanjung Jabung
Barat di ketuai oleh Ketua Kyai Drs. Machfuz. M.Ud dan Sekretaris Dadang
Aulia, S.Sos dimana merka menjabat dari tahun 2017-2022. 70

2. Tujuan Organisasi PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat


Tujuan berdirinya organisasi PCNU Kabupaten Tanjung Jabung
Barat adalah Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah
waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat Kabupaten Tanjung

68 https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tanjung_Jabung_Barat di akses 19 september


2019
69 Dokumentasi PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat
70 Dokumentasi PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat
48

Jabung Barat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.dan


dalam hal untuk melanggengkan tujuan ini maka PCNU Kabupaten Tanjung
Jabung barat usaha yang harus di lakukan sebagai berikut:
a. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan
rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam
perbedaan.
b. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan
nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi
luhur, berpengetahuan luas.Hal ini terbukti dengan lahirnya ber bagai
macam kesenian islami yaitu Hadrah dan lainya,dan giat nya masyarakat
dalam kegiatan yang terdapat niali-nilai islam seperti
Tahlilan,yasinan,Maulidan,Manaqiban,di lingkungan Masyarakat
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
c. Di bidang sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Tanjung Jabung Barat serta kebudayaan yang sesuai dengan
nilai keislaman dan kemanusiaan.
d. Dibidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk
menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya
ekonomi rakyat.Hal ini ditandai dengan lahirnya BMT Baitul
MaalWaTamwil yaitu Lembaga keuangan mikro yang berjansesai prinsip
syariah yang telah terbukti membantu masyarakat.
e. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. NU
berusaha mengabdi dan menjadi yang terbaik bagi masyrakat.

3. Visi Dan Misi PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat


Visi PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat
1. Menjadi Jam’iyahdiniyahIslamiyahijtima’iyah yang memperjuangkan
tegaknya ajaran Islam Ahlussunnahwal Jamaah an Nahdliyyah
2. Mewujudkan kemaslahan masyarakat, kemajuan bangsa, kesejahteraan,
keadilan, dan kemandirian khususnya warga NU serta terciptanya rahmat
bagi semesta dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia yang
berazaskan Pancasila.
49

Misi PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat


1. Mengembangkan gerakan penyebaran Islam AhlussunnahwalJamaah’ah
an Nadliyyah untuk mewujudkan ummat yang memiliki karakter
Tawassuth (moderat), Tawazun (seimbang), I’tidal (tegak lurus), dan
Tasamuh (toleran)

2. Mengembangkan beragam khidmah bagi jama’ah NU guna


meningkatkan kualitas SDM NU dan kesejahteraannya serta untuk
kemandirian jam’iyah NU

3. Mempengaruhi para pemutus kebijakan maupun undang-undang agar


produk kebijakan maupun UU yang dihasilkan berpihak kepada
kepentingan masyarakat dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan
rasa keadilan.
4. Struktur OrganisasiPCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Berdasarkan SK PBNU NO. 184/A.II.04.d/10/2017 pada tanggal 26
Muharam 1439 H/ 16 Oktober 2017 M.susunan PCNU Kabupaten Tanjung
Jabung Barat masa khidmat 2017-2022
MUTASYAR
KH. Hasan Basri KH. Abdul Satar, AG, S.Ag
KH. Ahmad Hijazi KH. Ismail
KH. Abd. Muin Aziz KH. Zahrowi
KH. Ahmad Ghozali Drs. H.M. Husni Tamrin
KH. M. Saman Awang Drs. H.M. Mahyuddin Arif. M.Ud
KH. Abdul Hamid Kurnain Kyai Mujiburrahman
SYURIAH
Rais : KH. Ainani
Wakl Rais : KH. Syamsuddin QS
Wakl Rais : KH. Muhammad Rusydi
Wakl Rais : Kyai Mahmud Riyadh
Wakl Rais : Kyai Sulaiman Siddiq
Wakl Rais : Kyai Sami’an
Wakl Rais : KH. Arifin
Wakl Rais : Kyai Mahfudz
Wakl Rais : KH. M. Zain
Wakl Rais : KH. Hasan Azhari
Katib : KH. Syamsi, S.Pd
Wakil Khatib : Ust. Ma’rufil Hasan
50

Wakil Khatib : Ust. Fahrulrozi


Wakil Khatib : Hasan Basri Kastalani, S.Ag, M.Ud
Wakil Khatib : Zakaria Ansori, S.HI,
A’WAN
H. Ahmad Sayuti H. Abd. Ghani (Ginok)
Ahmad Jahfar, SH H.M. Kastalani,S.Pd
Ust. Abdul Aziz, S.Pd.I H. Saidi (Pudin)
Ust. Taufiqurrahman Drs. Syamsul Bahri
Dr. Ahmad Amin Harahap Ahmad Hasan Yahya,S.Kom.M.Si
TANFIDZIYAH
Ketua : Kyai Drs. Machfuz. M.Ud
Wakil Ketua : Drs. M. Habi Zainal. M.Fil.I
Wakil Ketua : H.Abdul Hamid Siman, S.H
Wakil Ketua : H. Abdul Halim Usman, S.H
Wakil Ketua : Muhammad Efendi, S.Pd.I
Wakil Ketua : Ust. Abu Amar Ad-Dani, S.Pd.I
Wakil Ketua : Ir.M. Nasir H. Daud Arif
Wakil Ketua : Maltuhin Jamal
Wakil Ketua : Nurdin
Wakil Ketua : Syarkawi, S.Ag
Sekretaris : Dadang Aulia, S.Sos
Wakil Sekretaris : Mahputriono,SS,M.Pd.I
Wakil Sekretaris : Hamdan,S.Pd. M.Pd
Wakil Sekretaris : Muhammad Syukri, SE
Wakil Sekretaris : M. Kartub,S.Pd.I
Wakil Sekretaris : Syamsul Bahri, S.S
Bendahara : H. Harno Abdullah, S.Ag, MH
Wakil Bendahara : H. Ramkhurmuzi, S.Hi
Wakil Bendahara : Muhammad Iqbal, S.Pd
Wakil Bendahara : Muhammad Haris, S.Sos.I71

C. Hasil Pembahasan dan Analisa


1. Pengelolaan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh organisasi
Nahdlatul Ulama di Tanjung Jabung Barat.
Manajemen biasannya dilaksanakan oleh seorang pemimpin, sesuai
dengan cara dan kaedah-kaedah yang telah ditentukan, sehingga terwujud
sasaran dan kegiatan secara efektif dan efisien.Seperti terkandung dalam
hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari.72
71 Dokumentasi PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat
72 Nurhidayanti, N. (2017). Pengelolaan Aktivitas Keagamaan Perkumpulan Pengajian
Masjid Nurul Yaqin Di Pt. Bakrie Sumatera Plantations Dalam Pembinaan Rohani
51

‟Abdullah bin Ummar r.a berkata bahwa Rasullullah SAW.


bersabda,‟kalian semuanya adalah pemimpin (pemeliharaan) dan
bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Pemimpin akan ditanya tentang
rakyat yang dipimpinnya. Suami pemimpin keluarganya dan akan ditanya
tentang keluarga yang didampinginya. Istri memelihara rumah suami dan
anak-anaknya dan akan ditanya tentang hal yang dipimpinnya. Seorang
hamba (buruh) memelihara harta milik majikannya dan akan ditanya tentang
pemeliharaannya. Camkanlah bahwa kalian semua pemimpin dan akan
dituntut (diminta pertaggung jawaban) tentang hal yang dipimpinnya. (H.R
Imam Bukhari).73
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pengurus harian
PCNU kabupaten Tanjung Jabung Barat mengatakan bahwa :
“Dalam pengelolaan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh
PCNU kabupaten tanjung jabung barat biasanya dilakukan
manajement, tahapan-tahapan manajemen yakni planning,
organizing, pergerakan dan evaluasi atas setiap program keagamaan
yang dilaksanakan oleh PCNU kabupaten tanjung jabung barat”

Agar pengelolaan kegiatan keagamaan yang di laksanakan oleh


organisasi Nahdlatul Ulama di Tanjung Jabung Barat berjalan dengan baik,
telah dikaitkan dengan beberapa fungsi-fungsi manajemen yaitu terdiri dari
planning, organizing, actuating, controling,semua fungsi-fungsi tersebut
mempunyai penjelasan sebagai berikut.
Pertama, Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh sekelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan
planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk
pemilihan alternatif-alternatif keputusan. Secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa perencanaan mempunyai pokok pengertian yaitu suatu
proses kegiatan pemikiran yang sistematis mengenai apa yang akan dicapai,
kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode,
pelaksanaan(tenaga) yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan-

Karyawan (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatea Utara Medan).


73 Rachmat Syafe’i, Al-hadis, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hlm. 133-134
52

kegiatan pencapaian tujuan. Semua aspek ini dirumuskan secara rasional


dan logis.
Adapun yang terkait dengan planning yang dilaksanakan oleh
organisasi Nahdlatul Ulama di Tanjung Jabung Barat berdasarkan hasil
wawancara dengan ketua PCNU kabupaten Tanjung Jabung Barat:
Planning yang dilaksanakan oleh organisasi Nahdlatul Ulama di
Tanjung Jabung Barat dengan cara memberdayakan semua bidang
dan seksi, mengadakan pelatihan/leadership dan manajemen
pengurus, membangun hubungan komunikasi dan kerja sama yang
positif baik bersifat internal dan eksternal, mengklasifikasi program
jangka pendek, menengah dan panjang, mengagendakan rapat
pengurus maksimal 3 (tiga) bulan sekali, dan mengevaluasi program
dan kinerja seluruh bidang dan seksi.74

Kedua, Pengorganisasian, Pengorganisasian tidak lepas dari


koordinasi, yaitu upaya penyatuan sikap dan langkah dalam suatu tujuan.
Karena koordinasi dapat terwujud ada beberapa faktor, yaitu, pimpinan dan
sumber daya manusia.Yang pertama, Organisasi sangat ditentukan oleh
sikap pemimpin. Apa yang dikatakan pemimpin merupakan suatu perintah
dari inti koordinasi. Yang kedua, baik buruknya koordinasi juga ditentukan
oleh kapasitas sumber daya manusia yang ada.
Adapun yang terkait pengorganisasian yang dilaksanakan oleh
organisasi Nahdlatul Ulama di Tanjung Jabung Barat berdasarkan hasil
wawancara dengan ketua PCNU kabupaten Tanjung Jabung Barat:
Dalam melakukan pengelolaan kegiatan yang diadakan oleh
PCNU kabupaten Tanjung Jabung Barat setiap bidang sudah
memiliki tugas dan programnya masing-masing, dalam melakukan
kegiatan ketua dan setiap anggota saling berkoordinasi mengenai
apapun yang yang akan dilaksanakan.75

Ketiga, Actuating atau disebut juga “gerakan aksi” mencakup


kegiatan yang dilakukan seorang pemimpin untuk mengawali dan
melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan
pengorganisasian untuk menyelesaikan tugas tujuan kolektif. Disini

74 Wawancara pada tanggal 27 september 2019


75 Wawancara pada tanggal 27 september 2019
53

pemimpin berusaha agar staffing berperilaku desentralistik dalam arti


membagi dan menerima wewenang sesuai posisi dan tidak semata-mata
menerima perintah atau memerintah, melainkan saling bergerak dalam
menyelesaikan tugasnya.
Pada tahap actuating berdasarkan hasil observasi yang meneliti
lakukan Pada pelaksanaannya sudah sangat jelas bahwasanya mereka
bekerja dengan penuh komitmen sesuai dengan apa yang direncakan
sebelumnya. Hal itu juga saya amati, terlihat ketua organisasi Nahdlatul
Ulama di Tanjung Jabung Barat yang ikut serta dalam membantu segala
aktivitas keagamaan yang mereka lakukan di Tanjung Jabung Barat Seperti,
Peringatan hari besar Islam, Pesantren kilat, Ceramah, Halal bi halal dan
silaturahim, Sahur bersama, Istighosah, menyembelih hewan Qurban serta
kegiatan untuk menyemarakkan bulan ramadhan.76
Dalam pengelolan pelaksanaan kegiatan perlu adanya Controling,
mencakup untuk kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan
dilaksanakan sesuai rencana. Seperti :
1. Perayaan Hari Besar Islam berjalan dengan sesuai yang di harapkan
untuk menyemarkkan kegiatan Perayaan Hari Besar islam PCNU
Tanjung Jabung Barat melibatkan Banom-banom badan otonom yang di
isi mayoritas oleh pemuda pemudi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
karna dari segi mobilitas mereka lebih bisa diandalkan dan semangat
mereka untuk menyemarkkan kegiatan Perayaan Hari Besar Islam sangat
luar biasa antusias.
2. Pesantren Kilat juga sebagai program keagamaan PCNU Kabupaten
Tanjung Jabung Barat,yang dilaksanakan bertepatan pada bulan suci
Ramadhaan dan sebagai program ke agamaan PCNU Kabupaten Tanjung
Jabung Barat PCNU berkewajiban mengawasi kegiatan agar sesuai
dengan yang diharapkan dan berkordinasi dengan pihak terkait untuk
menyedikan tempat yang nyaman bagi santri pesantren kilat, ustadz yang

76 Observasi pada tanggal 2 Juni 2019


54

siap mengajar dan peralatan ajar lainya seperti papan tulis dan kitab-kitab
agar santri pesantren kilat nyaman untuk mengaji.
3. PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat Ceramah sebagai program untuk
membentengi dari paham paham yang banyak tidak sesuai dengan ajaran
Islam, maka PCNU menyiapakn pencermaah seperti Ustadz Maki,
Ustadz Anwar Sadat yang bisa menjawab masalah masalah yang semakin
pelik di akhir zaman seperti saat ini dan PCNU juga memastikan bahwa
penceramah bisa menyampaikan ceramah aman dan nyaman maka
PCNU menurunkan anggota Banser untuk mengawal pengajian dan
menyiapkan sound system yang mendukung penceramah dalam
menyampaikan tausiah nya.
4. Halal bihalal dan silaturahim PCNU Kabputen Tanjung Jabung Barat
sebagai program yang biasa di laksanakan setelah bulan ramadhaanbaik
di lingkungan PCNU sendiri atau di lingkungan masayrakat sekitar dan
PCNU berkewajiban mengawasi untuk keberlangsungan program
silaturahim.
5. Selanjutnya program PCNU yaitu Istighosah wirid rutin mingguan
Gampangnya, istighosah adalah meminta pertolongan agar di hilangkan
atau terlepas dari bala dan bencana dan PCNU Kabupaten Tanjung
Jabung Barat dan waktu di laksanakan pada malam hari selepas sholat
isya atau 20:00 dan bergiliran dari ruamh ke rumah pengurus harian
PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan kegiaatan istighosah ini di
dalam nya ada pembacaanistighfar kalimat tauhid dan banyak do’a
lainya.
6. Menyembelih hewan qurban, program ini biasanya dilaksanakan pada
hari raya Idul Adha atau yang sering kita sebut Hari raya Haji karna
bertepatan dengan pelaksanaan Haji di Makkah, penyembelihan hewan
qurban ini biasanya dilakuan setelah melaksanakan sholat Idul Adha di
masjid-masjid Kabupaten Tanjung Jabug Barat dan PCNU Kabupaten
Tanjung Jabung Barat melihat secara langsung bagaiamana cara
penyembelihan apakah sudah benar dengan ajaran Islam dan memastikan
55

pembagian daging Qurban sampai kepada orang yang benar benar boleh
menerima daging qurban tersebut.
7. Menyemarakkan bulan suci Ramadhaan PCNU Kabupaten Tanjung
Jabung Barat tentu memiliki peran pentinng diantara nya yaitu
melakukan tadarusan, buka bersama anak yatim piatu, arak-arakan sahur
di Kabupaten Tanjung Jabung Baratdan PCNU berkewajiban
menkoordinir/mengarahkan acara atau kegiatan tersebut untuk sesuai
dengan aturan dan tidak merugikan pihak-pihak yang terkait.77
Keempat, Pelaksanaan kegiatan dievaluasi dan penyimpangan-
penyimpangan yang tidak diinginkan dan diperbaiki supaya tujuan dapat
tercapai dengan baik.
Berdasarkan wawanacara denagn ketua PCNU Kabupaten Tanjung
Jabung Barat:
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan
PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat serperti kegiatan
peringatan hari besar Islam, pesantren kilat, ceramah, halal bi halal
dan silaturahim, sahur bersama, istighosah, menyembelih hewan
qurban serta kegiatan untuk menyemarakkan bulan ramadhan
panitia penyelenggara dan pihak pimpinan PCNU Kabupaten
Tanjung Jabung Barat saling mengevaluasi untuk melakukan
perbaikan yang lebih baik dari kekurangan-kekurangan yang terjadi
selama berlangsungnya kegiatan tersebut.

Selain itu, berdasarkan hasil observasi pada kegiatan ceramah yang


dilakukan oleh salah satu pengurus PCNU kabupaten Tanjung Jabung Barat
peneliti melihat adanya evaluasi yang dilakukan oleh pengurus PCNU
kabupaten Tanjung Jabung Barat pada saat kegiatan telah selesai
dilaksanakan.78
Evaluasi yang diterapkan di PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat
menurut hemat saya sangatlah tepat, karena setelah melakukan suatu
kegiatan acara-acara besar seperti peringatan hari besar Islam, pesantren
kilat, ceramah, halal bi halal dan silaturahim, Sahur bersama, Istighosah,

77 Wawancara pada tanggal 23 september 2019


78 Observasi pada tanggal 26 september 2019
56

menyembelih hewan qurban serta kegiatan untuk menyemarakkan bulan


ramadhan, panitia penyelenggara dan pihak pimpinan PCNU Kabupaten
Tanjung Jabung Barat saling mengevaluasi untuk melakukan perbaikan yang
lebih baik dari kekurangan-kekurangan yang terjadi selama berlangsungnya
kegiatan tersebut.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat ditegaskan bahwa tujuan dari
pelaksanaan manajemen secara umum pada dasarnya adalah untuk
mencegah segala peluang ke arah terjadinya kesalahan dalam sebuah
organisasi secara tepat, cepat dan benar dalam mengenai kesalahan jika
terjadi. Hal ini dapat diterapkan jika seorang Pemimpin konsisten terhadap
apa yang dijalankan dan sesuai peraturan dengan peraturan kerja dan
struktur-strukrur yang telah ditetapkan.
Pengelolaan aktivitas terbilang membentuk usaha-usaha yang
bertujuan untuk memusnahkan hal-hal yang berkaitan dengan kejahatan,
begitu pula usaha-usaha menutup jalan bagi pertumbuhannya, adalah
merupakan usaha dakwah yang harus dilakukan dalam segala segi
kehidupan, yang mencakup bidang sosial, pendidikan, ekonomi,
kebudayaan, politik dan sebagainya. Atas dasar itulah, maka usaha-usaha
yang bermaksud memberantas kebodohan, kemelaratan, ketidakadilan,
kepalsuan, penipuan, kezaliman, permusuhan, kesombongan, kekikiran, riba
pencurian dan lain sebagainya adalah merupakan usaha dakwah, yang tidak
saja harus dilakukan, tetapi wajib dilaksanakan oleh setiap muslim.
Pengelolaan aktivitas keagamaan membentuk aktivitas tersebut
untuk selalu beriman dan perbuatan yang maruf yakni dengan menjaga
keselarasan hubungan antara dirinya dengan Allah dan berkeseimbangan
hubungan dengan sesamanya serta alam sekitarnya.
Dengan adanya kegiatan keagamaan ini kalangan remaja dan anak-
anak diharapkan akan menjadikan dirinya sebagai harapan semua dimensi
dalam kehidupan, karena kegiatan agama ini selalu bersifat mengisi rohani
mereka sejalan dengan ajaran moral, etika dan agama Allah, sehingga pada
57

akhirnya akan memperkecil kemungkinan mereka terjatuh kejurang


kesesatan.
Pengelolaan kegiatan yang dilaksanakan di PCNU kabupaten
Tanjung Jabung Barat terbilang cukup baik, namun disini penulis
menemukan hambatan yang ada di PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Merencanakan kegiatan keagamaan dalam jangka pendek dan jangka
panjang. Jangka pendek bisa terdiri dari pengajian, perwiritan yang
seharusnya telah dilaksanakan.Namun, jangka panjang bisa dilihat dari segi
renovasi masjid, penerbitan buku-buku keagamaan, pembangunan mini
market untuk operasional. Dari segi organisasi kegiatan-kegiatan dalam
kegiatan keagamaan ini dikoordinasikan pihak PCNU Tanjung Jabung Barat
kepada PWNU Provinsi Jambi, Dari hasil pengamatan saya kordinasi yang
dilakukan untuk mewujudkan kegiatan yang efektif dan efesien cukup baik
terlihat dari:
1. Planning:
Perencanaan telah dilksanakan oleh ketua PCNU Kabupaten
Tanjung Jabung Barat yaitu memberdayakan semua bidang dan seksi,
membangun hubungan komunikasi dan kerja sama yang positif baik
bersifat internal dan eksternal,mengklasifikasi program jangka pendek,
menengah dan panjang, mengadakan rapat pengurus maksimal 3 (tiga)
bulan sekali.
2. Pengorganisasian:
Telah menggambarkan jelas pemisah kegiatan pekerjaan antara
yang satu dengan lainnya dan struktur organisasi juga menunjukkan
bagaimana fungsi-fungsiatau kegiatan yang berbeda tersebut
dikoordinasikan. Dengan adanya pembagian kerja serta adanya tujuan
organisasi yang berupa kebijakan-kebijakan organisasi maka perlu
dibentuknya suatu badan pengelolaan organisasi yangbersifat kerja sama
antara manusia.
3. Pergerakan:
58

Seluruh kegiatan yang dilakukaan terlaksan akan dengan jelas


bahwasannya mereka bekerja dengan apa yang direncanakan
sebelumnya, terlihat kepada ketua PCNU yang ikut serta dalam
memantau segala aktivitas yang dilakukan di PCNU Kabupaten Tanjung
Jabung Barat.
4.Evaluasi:
Proses pengukuran akan keefektifan dalam upaya mencapai
tujuan tersebut adayang berhasil dan adapula yang belum berhasil. Untuk
itu harus mengupayakan secara lebih optimal lagi supaya tujuan kegiatan
terlihat lebihefektif dan efesien.
Untuk hal-hal yang dibutuhkan oleh PCNU, pengelola atau pengurus
PCNU selalu melaporkan ke dewan syuro apabila memerlukan bantuan
materi/material untuk keperluan PCNU. Hanya saja dalam mengelola
kegiatan yang cukup besar terkadang butuh-bantuan secara moril dan
materialdari anggota, karena para pengurus yang cukup sibuk dengan
rutinitasnya selain menjadi pengurus PCNU Kabupaten Tanjung Jabung
Barat dan hal itu sudah dimaklumi Ketua PCNU Kabupaten Tanjung
Jabung Barat. Namun dari para pengurus PCNU ikut membantu dana
apabila adaacara yang tidak mencukupi pendanaanya, Baik buruknya
koordinasi jugaditentukan oleh kapasitas sumber daya Manusia yang
ada.Dengan kerja keras pengurus PCNU Kabupaten Tanjug Jabung Barat
dalam pengelolaan aktivitaskeagamaan, program-program yang ingin
dicapai dengan bersama memilikinilai cukup baik dalam pelaksaan tersebut.
Kepengurusan sangat antusiasdalam bekerja keras untuk mewujudkan
keinginan bersama. Sehingga masyarakat di sekitar juga sangat antusias
dalam melaksanakan aktitivas tersebut dengankeikhlasan tanpa keberatan
hati untuk mengikuti aktivitas tersebut.

2. Program keagamaan yang di lakukan organisasi Nahdlatul Ulama di


Kabupaten Tanjung Jabung Barat
59

Tujuan dasar berdirinya NU adalah untuk menyebarkan ajaran Islam


berfaham Ahlussunnah wal Jama’ah demi terwujudnya tatanan masyarakat
yang berkeadilan untuk mencapai kemaslahatan, kesejahteraan umat dan
terciptanya rahmat bagi semesta. NU sebagai organisasi sosial-keagamaan
memperhatikan dua aspek paling penting dalam masyarakat yakni
kehidupan sosial dan agama.
Untuk itu, NU melaksanakan aktivitas-aktivitas keagamaan yang
bertujuan untuk menyebarkan ajaran Islam berfaham Ahlussunnah wal
Jama’ah. Sesuai dengan program pokoknya, dalam AD/ART NU,fungsi
pelaksana kebijakan NU di bidang keagamaan dipegang oleh Lembaga
Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul
Ulama (LBMNU), Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU),
Jam’iyyah Ahli Tariqah al-Mu’tabarah dan Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh
(JQH).
Di lingkungan Nu Kabupaten Tanjung Jabung Barat,Terkait dengan
perkembangan aktivitas dakwah yang tentu berhubungan erat dengan
sejarah LDNU, informasi tentangnya sangat sulit didapatkan mengingat
kurangnya tokoh NU yang mengetahui informasi tentang perkembangan
LDNU. Tujuan aktivitas keagaamaan LDNU pada dasarnya penyebaran
syiar Islam di kalangan masyarakat Muslim. Ada beberapa aktivitas yang
dilakukan oleh LDNU dalam bidang keagamaan, yakni:
1. Peringatan Hari Besar Islam
Memperingati Hari Besar Islam merupakan salah satu aktivitas
keagamaan yang rutin dilaksanakan NU setiap tahun, seperti peringatan
Isra’ Mi’raj dan peringatan Maulid Nabi. Tempat peringat hari besar
Islam dilaksanakan oleh koordinator LDNU atau koordinator bidang
dakwah di berbagai tempat baik di mesjid-mesjid maupun di kantor
PCNU. Pada tahun 2019, PCNU tajung jabung barat memperingati hari
Isra’ Mi’raj di Kantor PCNU tanjung jabung barat di Jl. Bakau samping
60

rumah dinas Bupati Dalam acara tersebut diadakan ceramah yang


disampaikan oleh Ustad toyib.79
2.Pesantren Kilat
Pada bulan Ramadhan, biasanya LDNU mengadakan Pesantren
Kilat di sekolah-sekolah maupun di mesjid-mesjid. Aktivitas di pesantren
kilat yang dikoordinator NU pada pada umumnya terdiri dari pendidikan
agama Islam berupa pengajaran ibadah, seperti menghafal bacaan-bacaan
salat, surat-surat pendek atau tata cara berwudhu’, hadis-hadis pendek
dalam bidang amal kebajikan. Anak-anak yang mengikuti pesantren kilat
terdiri dari siswa-siswa SD dan SMP. Di samping koordinator, PCNU
juga berfungsi sebagai nara sumber atau guru atau pembimbing dalam
pesantren kilat.80
3. Ceramah
Aktivitas lainnya adalah mengadakan ceramah singkat di mesjid-
mesjid warga NU. Dalam hal ini, biasanya PCNU meminta kesediaan
tokoh-tokoh NU dalam bidang kehidupan keberagamaan seperti Fiqih,
Tauhid, Tasawuf, Ta’lim almuta’alim, untuk menjadi kajian penceramah
khusus bagi Masyarakat nahdliyin dan seluruh Masyarakat Tanjung
Jabung Barat .81
4. Harlah
Pada 31 Januari 2019, NU melaksanakan Harlah NU ke 92 di
kantor PCNU di Jl.Bakau samping Rumah Dinas Bupati Kabupaten
Tanjung Jabung Barat. Pada tahun sebelumnya juga sama melaksanakan
Harlah di kantor PCNU Tanjung Jabung. Harlah merupakan peringatan
harijadi NU. Dalam acara ini seluruh komponen NU baik pengurus dan
masyarakat NU menghadiri acara harlah.82
5. Halal bil Halal atau Silaturrahmi

79 Observasi pada 26 september 2019


80 Wawncara pada 4 oktober 2019
81 Wawancara 4 oktober 2019
82 Dokumentasi 31 januari 2019
61

Hampir setiap tahun, PCNU melaksanakan Halal Bil Halal


maupun silaturrahmi bersama warga NU. Pada tahun 2019, PCNU
melakukan Halal Bil Halal di kantor PCNU di Jl. Bakau . Pada tahun
2019, PCNU juga melakukan silaturrahmi bersama warga NU di tempat
yang sama.Selain aktivitas tersebut, NU di kabupaten tanjung jabung
barat juga pernah melaksanakan Dzikir Akbar dan Muzakarah,
menyembelih hewan qurban hewan qurban serta kegiatan untuk
menyemarakkan bulan Ramadhan.83
6. Menyembelih Hewan Qurban
Menyembelih hewan qurban merupakan kegiatan rutin PCNU kabupaten
tanjung jabung barat setiap tahun nya di lakankannya penyembelihan
hewan Qurban ini selain untuk menyantuni fakir miskin daging daging
Qurban di salurkan kepada orang yang di dalam hukum islam boleh
menerima daging Qurban tersebut.84
7. Menyemarkan Bulan Suci Ramadhaan
PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat tentu memiliki peran
pentinng diantara nya yaitu melakukan Tadarusan,buka bersama anak
yatim piatu,arak arakan sahur di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan
PCNU berkewajiban menkoordinir/mengarahkan acara atau kegiatan
tersebut untuk sesuai dengan aturan dan tidak merugikan pihak pihak
yang terkait.85
Besarnya nama NU di tingkat nasional belum disertai dengan peran
yang memuaskan dalam bidang agama di tanjung jabung barat. Dalam
AD/ART disebutkan program-program yang bagus dalam bidang
keagamaan yang akan dilaksanakan oleh LDNU, LTMNU, LBMNU, JQH
dan Jam’iyyah Ahli Thariqah al-Mu’tabarah. Sayangnya, dalam praktiknya
program ini tidak terlaksana dan jauh dari memuaskan. Lebih dari itu,
hingga saat ini, dari ketiga lembaga dan dua badan otonom yang disebutkan
di atas, baru LDNU yang terbentuk secara defacto dan secara formal.

83 Wawancara 27 september 2019


84 Wawancara 4 oktober 2019
85 Obsevasi 7 juni 2019
62

Kurangnya peran NU di tanjung jabung barat dan tidak terencananya


aktivitas di bidang keagamaan diakibatkan oleh ketidak tersediaan dana.
Lembaga yang melaksanakan fungsi dan tugas NU di bidang keagamaan
melakukan kegiatan sewaktu-waktu ketika ada dana yang umumnya
merupakan bantuan dari Pemerintah Daerah tanjung jabung barat.

3. Dampak Program-Program Organisasi Nahdlatul Ulama Terhadap


Pengembangan Agama Islam Di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Program-program yang dilaksanakan oleh organisasi Nahdlatul
Ulama di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat memberikan dampak
terhadap perkembangan agama islam diantaranya:
1) Terlaksananya ajaran Islam yang menganut paham Ahlussunnah wal
Jamaah dan menurut salah satu madzhab empatdalam masyarakat dengan
melaksanakan dakwah Islamiyah dan amar ma‟ruf nahi munkar.
2) Kesakralan suasana terbangun oleh alunan pelantun dan pembaca prosa
lirik maulid dan kekhusukan peserta, yang untuk beberapa daerah sering
pula memberikan senggakan berupa lafadz “Allah” setiap satu kalimat
selesai dibaca. Disamping itu, sakralitas pembacaan maulid juga terjadi
pada lagu-lagu pujian (sholawat) terhadap rasulullah yang dinyanyikan
berkali-kali. Pada kelompok masyarakat tertentu, sering pula disertai
dengan alunan Hadrah yang menambah kekhusukan peserta. Hal-hal
yang mendatangkan kekhusyukan itulah yang sering mendatangkan
kerinduan pada peserta, untuk tetap merengkuh pembacaan kitab maulid
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tradisi keagamaanya.Juga tidak
kalah menarik adalah fenomena saat Srakalan(mahal al-
qiyam)Munculnya Maulid Simtud Duror di zaman ini akan
menyempurnakan kekurangan orang-orang yang hidup di zaman akhir.
Sebab, pemberian Allah kepada orang-orang terdahulu yang tidak
didapatkan oleh orang-orang zaman akhir tidaklah sedikit. Namun setelah
maulid ini datang, ia menyempurnakan apa yang telah terlewatkan, dan
Nabi SAW sangat menyukai maulid ini. Habib Idrus bin Umar Al-Habsyi
paman Habib Ali berkata “wahai anakku, perhatikanlah kumpulan orang
63

ini. Pertemuan ini belum pernah dilakukan pada masa-masa dahulu.


Dalam maulid ini, aku memiliki sebuah masyhad (pandangan/pemikiran).
Dalam perang Tabuk, Nabi SAW dan para sahabat ra. tidak mempunyai
cukup perbekalan. Beliau memerintahkan agar setiap orang membawa
makanan apapun yang mereka miliki. Ada yang datang membawa sebutir
kurma, ada yang membawa 2 butir kurma dan ada pula yang membawa
segenggam gandum. Nabi SAW lalu mengumpulkan makanan tadi, lalu
memberkatinya, kemudian beliau memerintahkan agar setiap sahabat
mengambil sesukanya. Ada yang mengambil satu ember, ada yang
mengambil satu karung penuh. Masing-masing sahabat akhirnya
mendapatkan bekal yang banyak berkat do’a Nabi SAW. Begitu pula
pertemuan Maulid ini. Setiap orang yang datang meap orang meliki sir.
ada yang sedikit, ada yang banyak. Kemudian Nabi SAW
memberkatinya, Seusai Maulid, setiap orang pulang membawa air yang
sangat banyak”.

3) Dalam kegiatan pesantren kilat selain memberikan pengetahuan tentang


agama Islam juga adanya program pembinaan akhlak. Dalam pembinaan
akhlak salah satu cara yang ditempuh yakni melalui pola pembinaan.
Yakni sebuah sistem pembinaan yang dilakukan dengan menggunakan
berbagai sarana peribadatan dan yang lainnya secara simultan yang
diarahkan untuk pembinaan karakter pada anak. Pesantren kilat (Sanlat)
salah satu kegiatan bermanfaat untuk mengisi kegiatan waktu libur
sekolah . Orang tua akan terbantu dengan kegiatan pesantren kilat.
Karena waktu libur sekolah jika tidak diarahkan kepada hal yang positif
akan berakibat buruk atau kurang baik terhadap perkembangannya.
Waktu-waktu yang biasanya di gunakan untuk kegiatan belajar disekolah
kini banyak waktu kosong. Waktu leluasa itu bisa jadi digunakan oleh
mereka dengan kegiatan kurang berguna. Akan lebih berbahaya jika
digunakan dengan kegiatan yang negatif. Pergaulan bebas ,misalnya.
Apalagi jika orangtuanya sibuk dengan berbagai aktifitasnya. Anak tidak
64

terperhatikan bagaimana dan berbuat apa. Mereka bebas tidak ada yang
membimbing dan memperhatikan, dibandingkan saat mereka belajar di
sekolah ,guru sebagai pembimbingnya. Pada kegiatan Pesantren Kilat
Anak-anak atau remaja peserta didik bisa diarahkan kepada kegiatan
yang positif,yang sudah barang tentu akan banyak gunanya untuk masa
depannya.
Tujuan Pesantren Kilat diantaranya :
1. Memperkuat Akidah
2. Menambah pengetahuan dan praktek ibadah

3. Menambah pengetahuan dan cara membaca Al Qur’an

4. Menanamkan akhlakulkarimah

5. Menambah jaringan silaturahmi

6. Menambah pengalaman beribadah sunah

7. Menanamkan kemandirian

8. Mempraktekkan kepemimpinan

9. Belajar intropeksi diri dan menghargai orang lain

10. Menanamkan semangat gotong royong dan peduli sesame

11. Belajar hidup sederhana dan apa adanya

12. Tadabur Alam

13. Menambah keberanian dalam mengatasi masalah

14. Menanamkan kebersamaan

15. Menumbuhkan dan mengembangkan potensi diri


65

16. Menimba dan menggali berbagai pengetahuan yang disampaikan


oleh intruktur atau oleh temannya,baik yang disengaja ataupun
tidak,baik yang langsung atau tidak langsung dirasakan.

Sekalipun dengan waktu singkat,peserta didik banyak menyerap


berbagai informasi yang dikemudian hari bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-harinya.Semoga program pesantren kilat tersebut akan
banyak dukungan dari berbagai lapisan masyarakat sebagai usaha
memanfaatkan peluang waktu menuju kehidupan yang lebih baik. Amiin.
4) Untuk mengantisipasi radikalisme, Nahdlatul Ulama tentunya memasang
strategi guna mengantisipasi masuknya pemahaman radikal
yangnantiakan merusak ideologi anggotanya. Metode dakwah untuk
membentengidiri agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan
makna jihad, Islamkaffah dan lain sebagainya dituangkan dalam agenda
tertentu. Seperti di PHBI isra’ mi’raj (27 Rajab)Yaitu memperingati isra’
mi’raj Nabi Muhammad Saw. Sebuah peristiwa tentang perjalanan Nabi
Muhammad dari masjidil Haram ke masjidil Aqsho sampai ke sidratil
muntaha untuk menerima tugas dan kewajiban shala tlima waktu yang
sebelumnya adalah 50 waktu. Atas berbagai kebijakan pada akhirnya
hanya shalat lima waktu yang wajib dilaksanakan dalam sehari semalam.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan tentang Peranan organisasi

Nahdlatul Ulama dalam pengembangan agama Islam Kabupaten Tanjung

Jabung Barat, maka penulis menyimpulkansebagai berikut:

1. Pengelolaan kegiatan keagamaan yang di laksanakan oleh organisasi


Nahdlatul Ulama di Tanjung Jabung Barat secara garis besar sudah
terlaksana dengan baik. Dalam melaksanakan pengelolaan kegiatan
organisasi Nahdlatul Ulama di Tanjung Jabung Barat menggunakan
manajement yaitu : planning, pengorganisasian, pergerakan dan evaluasi
dari setiap kegiatan keagamaan yang diaksanakan oeh organisasi Nahdlatul
Ulama di Tanjung Jabung Barat.
2. Program keagamaan yang di lakukan organisasi Nahdlatul Ulama di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat diantaranya adaah : peringatan hari besar
isa, pesantren kiat, ceramah, harlah, halal bihalal dan silaturrahim,
menyembelih hewan kurban serta kegiatan-kegiatan untuk meyemarakkkan
buan ramadhan.
3. Program-program yang dilaksanakan oleh organisasi Nahdlatul Ulama di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat memberikan dampak terhadap
pengembangan agama islam diantaranya:
a. Terlaksananya ajaran Islam yang menganut paham Ahlussunnah wal
Jamaah dan menurut salah satu madzhab empatdalam masyarakat dengan
melaksanakan dakwah Islamiyah dan amar ma‟ruf nahi munkar.
b. Untuk mengantisipasi radikalisme, Nahdlatul Ulama tentunya memasang
strategi guna mengantisipasi masuknya pemahaman radikal yangnanti
akan merusak ideologi anggotanya.
c. Memberikan pengetahuan tentang agama Islam dalam pembinaan akhlak.
Dalam pembinaan akhlah salah satu cara yang ditempuh yakni melalui

66
67

pola pembinaan. Yakni sebuah sistem pembinaan yang dilakukan dengan


menggunakan berbagai sarana peribadatan dan yang lainnya secara
simultan yang diarahkan untuk pembinaan karakter pada anak.
Pembinaan akhak dapat dilihat pada kegiatan Pesantren kilat (Sanlat)
B. Saran
Tanpa mengurangirasahormat (ta’dzim)kepada semua pihak danuntuk

menciptakan agar peran organisasi NU terhadap pengembangan agama islam

dalam dapat terklsana dengan baik , maka penulis memberikan saran antara

lain sebagai berikut :

1. Bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian sejenis

dapat melakukan beberapa variasi perubahan indikator misalkan meneliti

peran organisasi Islam selain Nahdlatul Ulama.

2.Bagi organisasi pengurus cabang Nahdlatul Ulama di Tanjung Jabung Barat,

peneliti memberikan saran bahwa program-program yang dilaksanakan

perlu di tingkatkan sehingga mampu memberikan kontribusi lebih terhadap

pengembangan agama islam di Tanjung Jabung Barat.


DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, S. (2007). Skematika teori, dan Terapan, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Ahmadi, H. A. (1982). Sosiologi pendidikan: membahas gejala pendidikan dalam
konteks struktur sosial masyarakat. Bina Ilmu.
Alhudhori, M. "Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan." Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi 17.1 (2017)
Amin Farih 2016,Nahdlatul Ulama (Nu) Dan Kontribusinya Dalam
Memperjuangkan Kemerdekaan Dan Mempertahankan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan,
Vol. 24 No. 2, November,
Aynina, R. (2019). Sejarah dan perkembangan Lagu Syubbanul Wathan Tahun 1916-
2019 (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya).\Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama (Jakarta: Sekretariat Jenderal
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, t.th.),
A.W Munawwir. 1997.Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap. Surabaya:
Pustaka Progressi
Beti Yanuri Posha, 2015 Perkembangan Islam Di Indonesia Pasca Kemerdekaan,
Jurnal HISTORIA Volume 3, Nomor 2,
Berry, David. (1981). Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Jak:arta:Rajawali.
Bruineesen, NU: Tradisi...,
Daradjat, Zakiyah 2005. Ilmu Jiwa Agama.Jakarta : Bulan Bintang.
Fakultas Adab-Sastra dan Kebudayaan Islam, Pedoman Penulisan Skripsi.Jambi,
2011.
Faisal Ismail 1997. Paradigma Kebudayaan Islam : Studi Kritis dan Refleksi Historis,
(Jogyakarta: Titian Ilahi Press:).
Gunawan, R. (2010). Gagalnya sistem kanal: pengendalian banjir Jakarta dari masa
ke masa. Penerbit Buku Kompas
Handayaningrat, Soewarno (1985). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Managemen. Cetakan Keenam. Jakarta: PT Gunung Agung
Hardjito, D. (1997). Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta: PT Raja
Grafindo Parsada
Harun Nasution, 1992. Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan,
Jakarta : UI-Press,.
Hasibuan, Malayu S.P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara
H.M. As‟ad Thoha 2012, Pendidikan Aswaja Ke-NU-an, ( Sidoarjo: Al-Maktabah-
PW LP Maarif NU Jatim),

H.M. As‟ad Thoha 2006, Pendidikan Aswaja dan Ke-Nu-An, ( Surabaya: MYSKAT),
http://tanjabbarkab.go.id/site/geografi/ diakss pada tanggal 25 April 2019
http://tanjabbarkab.go.id/site/visi-misi/ di akses 19 september 2109
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tanjung_Jabung_Barat di akses 19
september 2019
Iskandar Wiryokusumo. (2011). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta:
Bumi Aksara
Laode Ida 2004, NU Muda, (Jakarta: Erlangga,)
Lexi J. Moleong 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Masykur Hasyim 2002, Merakit Negeri Berserakan,(Surabaya: Yayasan 95,)
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis data kualitatif
Musthafa Kamal Pasha, Akidah Islam
Nahdlatoel Oelama Soerabaja (1930)Statuen dari perkelompokan
Narwoko, J. Dwi & Suyanto, Bagong. 2006. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.
Nurhidayanti, N. (2017). Pengelolaan Aktivitas Keagamaan Perkumpulan Pengajian
Masjid Nurul Yaqin Di Pt. Bakrie Sumatera Plantations Dalam Pembinaan
Rohani Karyawan (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatea
Utara Medan
PWNU Jawa Timur 2007, Aswaja an-Nahdah (Surabaya: Khalista),
PBNU.2015. AnggaranDasar Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama. Jakarta :
Lembaga Ta‟lif Wan Nasyr PBNU
Rachmat Syafe’i, Al-hadis, (Bandung: Pustaka Setia, 2000)
Rumadi, Andi Najmi Fuaidi, Mahbub Ma‟afi (ed) Jakata : Lajnah Ta‟lif wan Nasyr
PBNU, 2015, Hasil-Hasil Muktamar Ke-33 Nahdlatul Ulama, Cet. Ke-1,
RPJM 2011-2016 Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Soerjono Soekanto 2002 . Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafmdo Persada.
Soekanto, Soerjono 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Soekanto, S. (1989). Suatu tinjauan sosiologi hukum terhadap masalah-masalah
sosial. Alumni.
Sarbin & Allen, 1968 dalam www.freelist.comdiakses tanggal 10 mei 2019
Septiana, R. (2011). Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Penerapan Budidaya
Kakao Anggota Kelompok Tani Makmur Di Desa Bandar Agung Kecamatan
Bandar Sribawono Kabupaten Lampung Timur.
Stephen P. Robbins. 1994. Teori Organisasi Struktur Design dan Aplikasi. Jakarta.
Arcan.
Suharsimi Arikunto 2010, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta:
Rineka Cipta,
Sugiyono 2010, Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung:Alfabeta,
Sugiyono, op, cit.
Syamsi, I. (1994). Dasar-Dasar Kebijaksanaan Keuangan Negara. Jakarta: Bina
Aksara
Taneko, soleman B, 1986.konsepsi system sosial dan system sosial Indonesiajakarta:
fajar agung
Taviv, Y. (2010). Bionomik Vektor Malaria Berdasarkan Topografi Wilayah Di
Propinsi Jambi Tahun 2010.
Wursanto, D. Ig, 2003. Dasar–Dasar Ilmu Organisasi.
Yudhaningsih, R. (2011). Peningkatan efektivitas kerja melalui komitmen, perubahan
dan budaya organisasi. Jurnal Pengembangan Humaniora
LAMPIRAN
Di saat ini tentunya kehidupan yang serba sulit kita harus berfikir secara visioner, untuk
menunjang keberlangsungan suatu organisasi dengan menghidupi seluruh anggota bahkan
tidak hanya menghidupi anggota saja namun bisa membantu perekonomian masyarakat
sekitar dengan menciptakan lapangan-lapangan pekerjaan saya sedikit mengambil contoh
dari kegiatan kegiatan ke agmaan Nu Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
1. Perayaan Hari Besar Islam saat perayaan terjadi tentu kita banyak melihat banyak
pedagang-pedagang yang berkerumun untuk menjajak kan dagangan nya makanan,
aksesoris,mainan anak anak dan sebagainya.Sebagai pengurus NU kabupaten Tanjung
Jabung Barat tentu kita ingin menambah pemasukan secara materi dengan cara
berjualan
a. Peci NU merupakan produk khas NU yang sering kita lihat pada toko-toko
busana Muslim, namun untuk meramaikan acara Perayaan Hari Besar Islam
dengan corak ke NUan tidak ada salah nya kita menjual peci NU.

2. Pesantren kilat merupakan kegiatan pada bulan suci Ramadhan , dan di dalam nya
banyak menggunakan alat alat seperti :
a. Papan tulis

b. Kitab-kitab
Dari beberapa item diatas ada yang bisa kita buat sendiri semisal papan tulis untuk
menambah pemasukan di ke oragnisasian NU Kabupaten tanjung Jabung Barat.
3. Ceramah disini termasuk pengelolaan kegiatan keagamaan NU kabupaten Tanjung
Jabung Barat, karna cermah merupakan bidang jasa maka untuk mematok harga
dalam ceramah kurang pantas menurut penulis, namun dalam ceramah ada item yang
bisa kita kelola seperti sound system :
a. Sound system

Sound sytem merupakan alat pengeras suara yang sering di pergunakan unruk
acra-acara ceramah atau acara besar lainya dan penyediaan sound cukup
menguntungkan bagi si pemilik sound system karna sekali pemakaian bisa
mencapai jutaan rupiah, jika sound system di kelola dengan terampil oleh
pengurus NU tanjung Jabnung Barat maka tentu saja akan menambah pundi
pundi rupiah bagi NU Tanjung Jabung Barat.

4. Halal bihalal setiap tahun nya PCNU Kabupaten Tanjung Jabung Barat melaksankan
kegiatan Halal bi halal untuk menjaga silaturahim, dan di dalam kegitan Halal bi
halal tentu ada namnya sajian makanan namun sekarang masyarakat memilih yang
praktis atau yang mempunyai kegiatan tidak mau ambil repot mereka memilih
menyewa kepada pengusaha Catering.
a. Catering

Usaha catering memang sangat menjanjikan saat ini karna semakin


berkembang nya tekhnologi yang membuat segalanya menjadi praktis menjadikan
masyarakat malas untuk merepotkan diri, jika hal ini menjadi ketergantungan di
masyarakat maka perlu Organisasi NU melihat peluang ini untuk memberikan
keterampilan usaha catering kepada pengurus NU Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

5. Menyembelih hewan qurban merupakan kegiatan rutin PCNU kabupaten tanjung


jabung barat setiap tahun nya di lakankannya penyembelihan hewan Qurban ini selain
untuk menyantuni fakir miskin daging daging Qurban di salurkan kepada orang yang
di dalam hukum islam boleh menerima daging Qurban tersebut. Hewan qurban
merupakkan kebutuhan masyrakat yang ingin melaksanakan ibadah qurban.
a. Hewan qurban

Pada saat ini kebutuhan hewan qurban sangat banyak karna kesadarn mereka
terhadap saling membantu sesama, ketika menjadi kebutuhan maka permintaan
akan selalu bertambah dan PCNU Tanjung Jabung Barat seharusnya melihat ini
sebagai peluang menambah pundi baik pengurus maupun masyarakat sekitar
penangkaran hewan quban.
Dari bebrapa kegiatan diatas tentunya kita menyadrai banyak nya kekurangan mengambil
peluang atau memadukan satu ilmu dengan ilmu lainya, jika kita dapat melihat peluang
sekecil apapun untuk menjadikan sumber penghasialn perorang atau organisasi maka
masyrakat bisa sejah tera dengan hasil pemikiran mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai