SKRIPSI
Disusun Oleh:
ANDRI UMASUGI
NIM : 170301063
Hasil penelitian yang disusun oleh Andri Umasugi ini telah diperiksa dan
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
Mengetahui
NIM : 170301063
hasil karya saya sendiri dan bukan plagiasi orang lain. Apabila di kemudian hari
diketahui bahwa skripsi ini adalah hasil plagiasi, maka saya siap dikenakan sangsi
akademik.
Pembuat Pernyataan
Andri Umasugi
NIM: 170301063
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Terasa sulit ketika aku merasa harus melakukan sesuatu. Tetapi, menjadi mudah ketika aku
menginginkannya”
(ANNIE GOTTLIER)
PERSEMBAHAN
“Segala tulus dan rendah hati kupersembahkan skripsi ini kepada almarhum Ayahanda
tercinta Dumain Umasugi dan Ibunda Tercinta Saadiah Kaliki serta Kakak dan Adikku atas
segala perjuangan maupun pengorbanan yang tak terbatas yang telah disajikan kepada
penulis dengan limpahan kasih sayang dan tak lupa Almamater tercinta IAIN Ambon yang
iv
ABSTRAK
Andri Umasugi, NIM. 170301063. Dosen pembimbing I. Prof. Dr. Idrus Sere,
M.Pd.I. dan Pembimbing II. Nurlaila Sopamena, M.Pd. dengan judul “Analisis
Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Salai Jin di Dusun Waeputih Desa
Larike Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah”. Program Studi
Pendidkan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Ambon.
Penelitian ini bertujuan (1). Untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi
salai jin di Dusun Waeputih Desa Larike Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten
Maluku Tengah (2). Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam apa saja yang
terdapat dalam tradisi salai jin di Dusun Waeputih Desa Larike Kecamatan
Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah.
Metode penelitian yang di gunakan adalah metode penelitian deskriptif
kualitatif yang di maksudkan untuk memperoleh data dengan mengamati orang
dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami
bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dokumentasi.
Teknik analisis data dimulai dengan pengumpulan data, melakukan transkripsi
diikuti dengan terjemahan bebas, melakukan analisis berdasarkan konteks dan
klasifikasi, melakukan analisis serta menginterpretasikan mengenai pandangan
hidup untuk memperoleh bahasa dan karakteristik masyarakat. Data tersebut
peneliti peroleh dari beberapa informan yaitu penutur tokoh adat, tokoh agama,
dan anak negeri yang masih aktif di dusun waeputih.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Tradisi Salai Jin adalah tradisi
warisan para leluhur yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Dusun
Waeputih yang telah berlangsung secara turun temurun. Berdasarkan hasil
penelitian, pennulis mendapatkan data-data yang berkaitan dengan proses
pelaksanaan tradisi salai jin dan Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung
dalam Tradisi salai jin di Dusun Waeputih yaitu: Proses pelaksanaan trsdisi salai
jin ini terdapat beberapa rangkain ritual yang harus dilakukan dalam proses
pelaksanaan tradisi salai jin yang diantaranya yaitu; ritual membakar kamanyiang,
ritual tidur jin, dan ritual pengobatan. Didalam permainan salai jin, ada juga
tarian-tarian yang menjadi kebiasan masyarakat Dusun Waeputih dalam
permainan salai jin seperti: tarian cakalele bangke dan tarian menari lenso. Dua
tarian ini sangat dominan dengan permainan tradisi salai jin di Dusun Waeputih.
Nialai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tardisi salai jin adalah nilai
pendidikan Akhlak, nilai pendidikan akhlak ini penulis temukan dari hasil
pengamatan penulis berdasarkan hasil wawancara dengan informan.
v
KATA PENGANTAR
ّٰ
َّ الر ْح ّٰمن
الر ِح ْي ِم َّ ب ْسم الله
ِ ِ ِ ِ
Puji syukur kehadirat Allah SWT, tuhan semesta alam yang telah
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi, dengan judul “Analisis Nilai-
nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Salai Jin di Dusun Waeputih Desa Larike
beserta keluarga dan para sahabatnya yang membawa risalah islamiah, penyejuk
dan penerang hati umat kepada jalan yang di ridhai Allah Swt.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit rintangan
yang dihadapi, namun berkat dorongan, rasa tanggung jawab dan kemauan yang
kuat dari penulis serta doa yang tulus dari Ibunda Sa’adia Kaliki yang telah
bagi penulis. Selain itu penulisan skripsi ini juga berkat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
1. Dr. Zainal Abidin Rahawarin, M.Si selaku rektor IAIN Ambon, Prof. Dr.
lembaga, Dr. Husin Wattimena, S.Ag, M.Si selaku wakil rektor bidang
vi
2. Dr. Ridwan Latuapo, M.Pd.I sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan IAIN Ambon, Dr. Siti Jumaeda, S.S. M.Pd.I selaku wakil dekan
keuangan, dan Dr. Muhajir Abd Rahman, M.Pd.I selaku wakil dekan
3. Dr. Nursaid, M.Ag dan Saddam Husein, M.Pd.I selaku ketua Program
4. Prof. Dr. Idrus Sere, M.Pd.I dan Nurlaila Sopamena, M.Pd selaku
5. Dr. Abidin Wakano, M.Ag dan Mokhsin Kaliky, M.Pd.I selaku penguji I
dan penguji II yang telah banyak memberikan kritik dan saran yang
6. Para dosen, asisten dosen serta staf administrasi yang berada di lingkup
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
vii
Akhirnya atas segala salah dan khilaf, kepada semua pihak yang sengaja
maupun tidak sengaja, penulis, mohon ketulusan hati untuk dimaafkan. Bantuan,
bimbingan, dan petunjuk yang diberikan oleh berbagai pihak, Insya Allah
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, Aamiin. Semoga Skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan
Ambon,………..2021
Penulis :
Andri Umasugi
NIM : 170301063
viii
DAFTAR ISI
COVER
PENGESAHAN PEMBIMBING........................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian ...................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian .......................................................................................... 7
C. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
F. Penelitian Terdahulu ................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori .............................................................................................. 11
1. Pengertian Tradisi dan Budaya ........................................................... 11
a. Pengertian Tradisi ................................................................... 11
b. Pengertian Budaya .................................................................. 13
2. Nilai-nilai Pendidikan Islam ............................................................... 16
a. Nilai Aqidah ............................................................................ 16
b. Nilai Ibadah ............................................................................. 20
c. Nilai Akhlak ............................................................................ 23
ix
F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 28
G. Pengecekan Keabsahan Temuan ............................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Geografis Lokasi Penelitian ........................................................ 31
B. Hasil Penelitian ......................................................................................... 34
C. Pembahasan ............................................................................................... 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 63
B. Saran .......................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara ................................................................ 68
Lampiran 2. Transkip Wawancara ................................................................ 69
Lampiran 3. Dokumentasi .............................................................................. 79
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian .................................................................. 81
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
konteks kenusantaraan.1
dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika
sejumlah nilai budaya yang satu dengan lain saling berkaitan hingga menjadi
1
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Cet: III, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), hlm.
98.
2
Sutan Takdir Ali Syahbana. Pengertian Budaya, https//www.seputarpengetahuan.com.id.
Dikutip pada hari senin pukul 21:27 WIT, tanggal 29 Juni 2021.
1
2
suatu sistem, dan sistem itu menjadi pedoman dari konsep-konsep ideal
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain. Yang
hidupan masyarakat.
pilihannya. Jadi nilai adalah sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi
manusia sebagai acuan tingkah laku. Bagi manusia nilai dijadikan landasan,
nilai itu dijabarkan dalam bentuk kaidah atau norma atau ukuran sehingga
yang belum menemukan titik terang. Budaya yang mempunyai ciri khas yang
orisinil dari masyarakat tertentu tidak lagi dimaknai sebagai sesuatu yang
3
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Cet: 8, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990),
hlm. 190.
3
dengan pendidikan.
dalam membentuk manusia yang ideal dan unggul dalam segala aspek. Oleh
karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pembentukan manusia yang
ideal dan unggul tidak dapat lepaskan dan jauh dari yang namanya
pendidikan.
duniawi maupun yang sifatnya ukhrawi. Salah satu ajaran Islam adalah
tersebut memiliki nilai-nilai luhur. Ada dua pembagian besar tentang bentuk-
bentuk nilai. Pertama, nilai dipandang sebagai konsep, dalam arti memberi
4
Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, (Cet. ke-1, Yogyakarta: Sipres,
1993), hlm. 5.
5
Zuhairini Dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 98.
4
nilai atau timbangan (to value). Kedua nilai dipandang sebagai penetapan
hukum dan penilaian (to evaluate).6 Dan nilai-nilai luhur yang disandang oleh
Indonesia, pada saat terdapat invasi dari negara barat, pendidikan Islam tetap
survive sampai saat ini. Kedua, nilai religius. Pendidikan Islam yang telah
Islam sebagai salah satu nilai religius masyarakat Indonesia. Ketiga adalah
nilai moral. Pendidikan Islam tidak dapat diragukan sebagai pusat pemelihara
Ajaran Islam bisa dinyatakan dengan kuat bila ajaran itu telah mentradisi
sangat menentukan dalam kelangsungan syiar Islam ketika tradisi dan budaya
telah menyatu dengan ajaran Islam. Karena tradisi dan budaya merupakan
darah daging dalam tubuh masyarakat, mengubah tradisi adalah sesuatu yang
sangat sulit maka suatu langkah bijak ketika tradisi dan budaya tidak
6
Hery Noer Aly dan Munzier, Watak Pendidikan Islam, (Cet. III, Jakarta: Friska Agung
Insani, 2008), hlm. 137.
5
sebagai suatu tradisi yang memiliki hubungan yang erat dengan agama Islam.
Tradisi salai jin ini dipercaya masyarakat Dusun Waeputih sebagai sebuah
tradisi yang harus dijalankan oleh masyarakat dan tradisi ini sangat baik
Mereka menganggap tradisi salai jin sangat baik dilakukan karena tradisi
dideritai oleh salah satu anggota kelurga karena pengaruh jin, namun seiring
Tradisi salai jin adalah sebuah tarian yang berasal dari Ternate Maluku
Utara. Nama dari tarian salai jin diambil dari kata ‘Salai’ yang berarti menari
dan ‘Jin’ yang berarti makhluk Gaib. Jika diterjemahkan, maka tarian salai jin
berarti sebuah tarian yang sangat erat hubungannya dengan makhluk gaib dan
dunia gaib. Tarian ini termasuk salah satu ritual adat yang memiliki nilai
tradisi dan filosofi yang tinggi bagi masyarakat adat. Selain itu, salai jin
dianggap sebagai tarian yang mempunyai nilai magis yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan bangsa jin. Sesuai dengan namanya tarian salai jin
6
adalah salah satu tarian ritual masyarakat Dusun Waeputih yang kental
dengan nilai sakral dan magisnya. Tradisi salai jin dilaksanakan apabila ada
salah satu anggota keluarga yang sakit, namun tak kunjung sembuh,
rasa sakit yang dideritai tidak sama sekali hilang atau sembuh.
penyakit yang tak kunjung sembuh yang dideritai oleh salah satu anggota
jin. Waktu pelaksanaan tradisi salai jin tergantung pada niat diadakannya
tradisi salai jin ini, jika penyakit atau masalah yang dihadapi itu berat, maka
tradisi salai jin ini dilaksanakan selama 7 hari di waktu malam pada pukul
Pada mulanya, tarian ini tidak boleh ditarikan oleh sembarang orang.
Tarian ini hanya boleh dilakukan oleh orang-orang tertentu seperti tokoh adat
atau orang yang faham akan tarian salai jin tersebut. Penari yang akan
memulai tarian ini mereka dirasuki oleh jin atau roh halus ke dalam dirinya.
Setelah itu tampa alas kaki, mereka akan mulai secara perlahan masuk ke
arena tarian dengan tubuh yang terasa berat oleh pengaruh jin, kemudian
7
tentang “Analisis nilai-nilai pendidikan islam dalam tradisi salai jin di Dusun
B. Fokus Penelitian
penelitian ini adalah Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam tradisi salai jin di
Tengah.
C. Rumusan Masalah
Maluku Tengah?
D. Tujuan Penelitian
dicapai adalah:
7
Observasi awal. Wawancara dengan Mahmud Umagap, Tokoh Adat Masyarakat Dusun
Waeputih. Pada tanggal 25 November 2020.
8
tradisi salai jin di Dusun Waeputih Desa Larike Kecamatan Leihitu Barat
E. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
2. Secara praktis
mereka. Oleh karena itu penelitian ini bisa dijadikan referensi bacaan
F. Penelitian Terdahulu
1. Skripsi yang ditulis oleh Nuril Kirom, Prodi Aqidah Filsafat Islam,
Amiruddin Mu’in (Studi analisis dari sisi mistis). Skripsi ini membahas
2. Skripsi yang ditulis oleh Ratu Endah Fitrah, Prodi Bahasa dan Sastra
8
Nuril Kirom. Praktik Penanganan Pengobatan Tradisional K.H. Amiruddin Mu’in: Studi
Analisis Dari Sisi Mistis, (Skripsi: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel 2018), hlm. 56
10
menggunakan benda dan alat seperti pisau, parang, tombak dan benda
penelitian peneliti ada kaitanya dengan hal mistis atau alam gaib. 10
9
Ratu Endah Fitrah. Bahasa dalam ritual pengobatan tradisional kebudayaan suku talang
mamak Kecamatan Rengat Kabupaten Indagiri Hulu Provinsi Riau. Kajian: Antropolinguistik.
(Skripsi: Universitas Sumatra Utara, Medan 2019), hlm. 32
10
Danella Cecilia Cahyani BR Tarigan. Analisis miotika pada ritual pengobatan tradisional
tiongkok di Kelenteng Kera Sakti Delitua, (Skripsi: Universitas Sumatra Utara. Medan 2018), hlm.
49
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
a. Pengertian tradisi
istiadat yakni kebiasaan yang bersifat magis religius dari kehidupan suatu
sistem atau peraturan yang sudah mantap serta mencakup segala konsepsi
11
W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1985), hlm. 1088.
12
Ariyono dan Aminuddin Sinegar, Kamus Antropologi, (Jakarta: Akademika Pressindo,
1985), hlm. 4.
13
Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: PT Raja Gravindo Persada, 1993), hlm. 459.
11
12
atau mirip, karena tradisi bukan obyek yang mati, melainkan alat yang
14
Van Peursen, Strategi Kebudayaan, (Jakarta: Kanisus, 1976), hlm. 11.
15
Rendra, Mempertimbangkan Tradisi, (Jakarta: PT Gramedia, 1983), hlm. 3.
13
1. ‘Urf yang benar, yaitu adat kebiasaan yang tidak menyalahi nash-
keburukan.
hakim.16
buku ushul fiqih, pengertian urf yakni suatu keadaan, ucapan, perbuatan
atau ketentuan yang telah dikenal manusia dan telah menjadi tradisi
b. Pengertian budaya
16
A. Hanafi, Ushul Fiqh Al-Ma’arif, (Bandung, 1962), hlm. 146.
17
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2010), hlm: 128.
18
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan di Indonesia, (Jakarta:
Utama, 1992), hlm. 181.
14
dengan kreasi budi atau akal manusia. Atas dasar ini, Koentjaraningrat
mendefinisikan budaya sebagai daya budi yang berupa cipta, karsa dan
rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu.19
perkembangan dari kata majemuk budi daya yang berarti daya dari budi.
itu daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa sedangkan
kebudayaan merupakan hasil dari cipta, karsa, dan rasa tersebut. Dalam
kata antropologi budaya, tidak diadakan perbedaan arti antara budaya dan
kebudayaan. Disini kata budaya hanya dipakai untuk singkatan saja dari
kata kebudayaan.20
Adapun kata culture dalam bahasa Inggris yang artinya sama dengan
berkembang arti culture sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk
kebudayaan, yakni:
19
Ibid, hlm. 182.
20
Rohiman Notowidagdo, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan al-Qur’an dan Hadis, (Jakarta:
PT RajaGravido Persada, 2000), hlm. 24.
21
Ibid,.
15
cipta manusia yang tidak bisa dilihat dan diraba, seperti religi, ilmu
teknis tertentu dan pada suatu saat tertentu. Budaya juga berkenaan
sesuatu yang hanya dimiliki oleh sebagian orang dan tidak dimiliki oleh
yang juga ada pada anggota-anggota dalam suatu kelompok sosial dan
22
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi antar Budaya; Panduan
Berkomunikasi dengan Orang Berbeda Budaya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm.
18.
23
Ibid, hlm. 56.
16
sebagai alat untuk memberi andil kepada evolusi sosial. Budaya memiliki
pengembangan jiwa anak sehingga dapat memberi nilai out put bagi
nilai pendidikan Islam dengan nilai aqidah, nilai ibadah dan, dan nilai
akhlak.
a. Nilai Aqidah.
24
Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi MasaMelek Media dan Budaya, terj. S. Rouli
Manalu, (Jakarta: Erlangga, 2012.). hlm. 11.
17
perjanjian yang kuat dan teguh, dan terpatri lalu tertanam didalam
bertolak dari hati. Menurut Jamil Ahaliba dalam kitab mu‟jam al-
kokoh.
dalam bentuk dua kalimah syahadat; dan perbuatan dan amal saleh.
orang lain.
25
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Akhlak, (Yogyakarta, LPPI: 2013), hlm. 6.
19
dan kepada Allah semata, tidak pada yang lain-Nya (tauhid), secara
dan hadits.
Setelah bertauhid serta taat dan patuh hanya kepada Allah secara
perbuatan syirik, dan tidak hanya sampai disitu saja, dan akan
ayat 48.
ٓ ُ ۡ ۡ ۡ
َّإِنَّ َّٱللَّ َّلاَّيغفِ ُر َّأنَّيُشرك َّب ِ َّهِۦ َّويغفِ ُر َّماَّدون َّذَٰل ِك َّل ِمنَّيشا ُء َُّۚومن
ً ىَّإ ۡث ًماَّع ِظ ٓ ۡ ۡ ۡ
َّ يُش ِركََّّب ِٱ
َّ٨٤َّيما ِ ََّٰ لل َِّفقدَِّٱفتر
20
Nya.
bidang ajaran Islam dimana akal manusia tidak berhak ikut campur,
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta: Syarefa Publishing 2019), hlm.
26
86.
M. Quraish Shihab, 2006, Wawasan Al-Qur’an Tentang Zikir & Do’a, (Ciputat; Lentera
27
yaitu:
diperintahkan.
d. Azaznya taat.
melarang
c. Bersifat rasional.
boleh dilakukan.
Didalam Islam nilai ibadah tidak hanya sebatas ritual pada hari
atau tempat-tempat tertentu saja, akan tetapi lebih luas lagi, karena
ridho Allah.
dan diridhai oleh Allah Swt. Dalam bentuk ucapan dan perbuatan
lahir dan batin, seperti sholat, puasa, haji, dan kebenarannya dalam
c. Nilai Akhlak
perangai, tabiat, adat (yang diambil dari kata dasar khuluqun) atau
bagian, yaitu:
menjangkau hakikat-Nya
hal ini terutama kepada ibu, karena jasa seorang ibu kepada
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
1. Waktu penelitian
2. Tempat penelitian
28
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Cet. I; Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002),
hlm. 61.
26
27
Subjek dan Informasi dalam penelitian ini merupakan tokoh adat, tokoh
D. Sumber Data
1. Data primer
Sumber data primer yaitu sumber yang didapatkan langsung dari atau
a. Tokoh adat.
b. Tokoh agama.
2. Data sekunder
peneliti atau metode yang diperoleh untuk melengkapi data yang dibutuhkan
1. Metode Dokumentasi
peristiwa.29
2. Metode Observasi
banyak digunakan tidak hanya dalam dunia keilmuan, tetapi juga dalam
3. Metode Wawancara
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri
utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka antara
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
29
Imam Suprayoga Dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama,(Cet. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 164.
30
Ibid, hlm 167.
31
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Cet. IV: Jakarta Pt. Rineka Cipta, 2004),
hlm, 165.
29
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan meneruskan apa
yang dapat dikemukakan pada orang lain.32 Analisis data adalah langkah-
langkah yang ditempuh peneliti dan memilah data untuk rujukan menarik
kesimpulan.33
1. Reduksi Data
yang pokok dan penting. Dengan adanya reduksi data tersebut akan
tindakan selanjutanya.
2. Penyajian Data
3. Penyimpulan
32
Lexy J Moeleong, Metodologi Pendidikan Kualititaf, (Cet. XX PT Remaja Rosdakarya.
2006), hlm. 245.
33
Hamidi, Metode Penelitian Dan Teori Komunikasi, (Cet. III: Malang: UMM Press, 2010),
hlm. 6.
30
dilakukan dengan cara mengamati dan membaca secara cermat sumber data
teori.
cara membaca dan menelaah sumber-sumber data serta sumber pustaka yang
peninggalan para leluhur. Hal ini akan terlihat jelas perbedaan bila
dalam suasana damai dan rama lingkungan terhadap kearifan lokal yang
batasan wilayah tertentu yang sangat besar atau luas dengan demikian,
34
Hasil Observasi di Dusun Waeputih pada tanggal 11 Mei 2021
31
32
secara silih berganti yaitu musim panas dan usim hujan yang diselingi
ada, masyarakat tersebut masih sangat kental dengan adat istiadat yang
kekerabatan yang sangat erat antara penduduk yang satu dengan yang
penduduk, hal ini merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam
bermasyarakat.
perkebunan.
B. Hasil Penelitian
35
Hasil wawancara dengan Said Umasugi, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 14
Mei 2021.
34
adalah:
“Tradisi salai jin ini adalah tradisi peninggalan para leluhur yang
sampai sakarang ini masyarakat Dusun Waeputih masih sering
melaksankannya untuk mengenang kisah para leluhur dan juga
dilakukan untuk pengobatan kepada masyarakat”.36
“Tradisi salai jin ini memang sudah menjadi bagian dari kehidupan
kita, karena tradisi ini dilaksankan untuk mengenang kisah para
leluhur dan juga sering dilaksanakan untuk melakukan pengobatan
kepada masyarakat Dusun Waeputih terhadap penyakit yang
dideritai karena pengaruh jin”.37
36
Hasil wawancara dengan Rohma Umagap, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 15
Mei 2021.
37
Hasil wawancara dengan Rakib Leka, Tokoh Agama Masyrakat Dusun Waeputih. Pada
tanggal 16 Mei 2021.
38
Hasil wawancara dengan Mahmud Umagap, Tokoh Adat Masyarakat Dusun Waeputih.
Pada tanggal 13 Mei 2021
35
pengaruh jin dan masyarakat pada umumnya. Namun tradisi salai jin
Waeputih.
di Dusun Waeputih.
adalah:
basudara ini juga bagian dari awal pelaksanaan sebuah kegiatan yang
39
Hasil wawancara dengan Mahmud Umagap, Tokoh Adat Masyarakat Dusun Waeputih.
Pada tanggal 13 Mei 2021
40
Hasil wawancara dengan Rakib Leka, Tokoh Agama Masyrakat Dusun Waeputih. Pada
tanggal 16 Mei 2021.
41
Hasil wawancara dengan Rohma Umagap, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 15
Mei 2021.
42
Hasil wawancara dengan Said Umasugi, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 14
Mei 2021.
37
penting terhadap kegiatan yang akan diadakan seperti tradisi salai jin
di Dusun Waeputih.
Dusun Waeputih.
“Kelurga ahli rumah yang ingin melaksakan tradisi salai jin harus
menemui ketua adat terlebih dahulu untuk membicarakan tentang
persiapan-persiapan apa saja yang nantinya akan disediakan sebelum
pelaksanaan tradisi salai jin”.44
43
Hasil wawancara dengan Said Umasugi, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 14
Mei 2021.
44
Hasil wawancara dengan Rohma Umagap, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 15
Mei 2021.
38
sebelum tradisi salai jin dilaksanakan yaitu seperti yang ada pada
1. Gendang. 6. Pisau
3. Gong. 8. Lenso
45
Hasil wawancara dengan Mahmud Umagap, Tokoh Adat Masyarakat Dusun Waeputih.
Pada tanggal 13 Mei 2021
39
“Karena kita sebagai makhluk sosial dan masyarakat yang baik dan
sudah menjadi suatu kebiasaan kami di Dusun Waeputih ini, setiap
ada acara, bukan hanya tradisi salai jin saja tetapi segala macam
acara yang menyangkut orang banyak, kami selalu membantu dan
bergotong royong dalam menyiapkan keperluar ahli rumah yang
akan mengadakan sebuah acara tersebut seperti: kalau yang laki-laki
biasanya tugas mereka itu mengambil kayu bakar dan bahan-bahan
lauk pangan, sedangkan yang perempuan mereka memasak dan
menyediakan keperluan-perluan yang lainnya”.47
melaksanakan acara, bukan hanya cara tradisi salai jin saja tetapi
46
Hasil wawancara dengan Rohma Umagap, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 15
Mei 2021.
47
Hasil wawancara dengan Said Umasugi, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 14
Mei 2021.
40
Setelah semua persiapan suda siap, maka tiba pada tahap proses
terdapat dua tahapan yang wajib dilakukan dalam tradisi salai jin di
48
Hasil wawancara dengan Mahmud Umagap, Tokoh Adat Masyarakat Dusun Waeputih.
Pada tanggal 13 Mei 2021
49
Hasil wawancara dengan Rakib Leka, Tokoh Agama Masyrakat Dusun Waeputih. Pada
tanggal 16 Mei 2021.
41
1. Membakar Kamanyiang
yaitu jin agar tidak mengganggu para penari disaat tradisi salai
gangguan jin.
50
Hasil wawancara dengan Mahmud Umagap, Tokoh Adat Masyarakat Dusun Waeputih.
Pada tanggal 13 Mei 2021
51
Hasil wawancara dengan Rakib Leka, Tokoh Agama Masyrakat Dusun Waeputih. Pada
tanggal 16 Mei 2021.
52
Hasil wawancara dengan Said Umasugi, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 14
Mei 2021.
43
2. Tidur Jin
jin, tokoh adat meminta satu orang daripada para penari untuk
Setelah tidur jin selesai dan mereka kembali sadar dari tidurnya,
adalah:
penari salai jin dan dibantu oleh tokoh adat untuk melakukan
53
Hasil wawancara dengan Mahmud Umagap, Tokoh Adat Masyarakat Dusun Waeputih.
Pada tanggal 13 Mei 2021
54
Hasil wawancara dengan Said Umasugi, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 14
Mei 2021.
55
Hasil wawancara dengan Rohma Umagap, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 15
Mei 2021.
45
Waeputih adalah:
56
Hasil wawancara dengan Mahmud Umagap, Tokoh Adat Masyarakat Dusun Waeputih.
Pada tanggal 13 Mei 2021
57
Hasil wawancara dengan Said Umasugi, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 14
Mei 2021.
58
Hasil wawancara dengan Rohma Umagap, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 15
Mei 2021.
47
Dusun Waeputih.
59
Hasil wawancara dengan Rakib Leka, Tokoh Agama Masyrakat Dusun Waeputih. Pada
tanggal 16 Mei 2021.
48
salai jin.
60
Hasil wawancara dengan Mahmud Umagap, Tokoh Adat Masyarakat Dusun Waeputih.
Pada tanggal 13 Mei 2021
61
Hasil wawancara dengan Said Umasugi, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 14
Mei 2021.
49
62
Hasil wawancara dengan Rohma Umagap, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 15
Mei 2021.
50
63
Hasil wawancara dengan Mahmud Umagap, Tokoh Adat Masyarakat Dusun Waeputih.
Pada tanggal 13 Mei 2021
64
Hasil wawancara dengan Said Umasugi, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 14
Mei 2021.
65
Hasil wawancara dengan Rohma Umagap, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 15
Mei 2021.
51
“Di acara penutupan atau Sidobu ini, biasanya kita tetangga dan pada
umumnya masyarakat berpartisipasi dalam membantu ahli rumah
yang mengadakan tradisi salai jin ini untuk sama-sama kita
membersihkan halaman rumah dan mengatur kembali perabotan
rumah tangga daripada si ahli rumah ini”.66
66
Hasil wawancara dengan Said Umasugi, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 14
Mei 2021.
52
meskipun sudah masuk pada acara penutupan atau Sidobu dari tradisi
salai jin ini tetapi masyarakat Dusun Waeputih masih antusias dalam
pada saat mengadakan tradisi salai jin. Hal tersebut berjuan untuk
yang terkandung dalam tradisi salai jin di Dusun Waeputih. Namun dapat
peneliti amati dari hasil wawancara dengan informan mulai dari tahapan
pelaksanaan tradisi salai jin, hingga sapai dengan acara penutupan atau
67
Hasil wawancara dengan Rohma Umagap, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 15
Mei 2021.
53
tradisi salai jin, sampai dengan proses pelaksanaan tradisi salai jin,
hingga sapai dengan acara penutupan atau Sidobu dalam tradisi salai jin
tentang bentuk nilai-nilai pendidikan islam dalam tradisi salai jin yaitu:
“Kalau untuk nilai-nilai pendidikan islam sama sekali saya belum tau
nilai-nilai pendidikan islam apa saja yang terdapat dalam tradisi salai jin,
karna saya selaku masyarakat hanya mengikuti apa yang diajarkan oleh
orang tua-tua kita. Karna tradisi salai jin ini sangat bermanfaat bagi kita
masyarak Dusun Waeputih ketika kita dihadapi oleh masalah-masalah
yang sulit seperti kita dilanda penyakit karena pengaruh jin, maka tradisi
salai jin ini menjadi penolong untuk kita dalam menyelesaikan masalah-
masalah tersebut”.69
68
Hasil wawancara dengan Mahmud Umagap, Tokoh Adat Masyarakat Dusun Waeputih.
Pada tanggal 13 Mei 2021.
69
Hasil wawancara dengan Said Umasugi, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 14
Mei 2021.
54
“Setahu saya tradisi salai jin ini hanyalah warisan para leluhur kepada
kita masyarakat Dusun Waeputih, namun saya sendiri belum tau bentuk
nilai-nilai pendidikan islam apa saja yang terkandung dalam tradisi salai
jin”.70
Waeputih yaitu:
“Didalam pelaksanaan tradisi salai jin saya belum tau pasti tentang nilai-
nilai pendidikan islam yang terkandung dalam tradisi salai jin, saya
sebagai bagian dari masyarakat pada umumnya, hanya mengikuti apa
yang diajarka oleh orang tua-tua kita, karna tradisi salai jin ini adalah
warisan para leluhur yang ditinggalkan kepada kita masyarakat Dusun
Waeputi untuk digunakan pada hal-hal kebaikan, seperti pengobatan
kepada masyarakat yang sakit karena pengaruh jin”.71
Dusun Waeputih yang telah menerima warisan para leluhur berupa tradisi
salai jin, namun mereka belum tau pasti tentang nilai-nilai pendidikan
islam apa saja yang terkandung dalam tradisi salai jin. Maka peneliti
C. Pembahasan
70
Hasil wawancara dengan Rohma Umagap, Anak Negeri Dusun Waeputih. Pada tanggal 15
Mei 2021.
71
Hasil wawancara dengan Rakib Leka, Tokoh Agama Masyrakat Dusun Waeputih. Pada
tanggal 16 Mei 2021.
55
yang dilakukan dalam jangka waktu selama kurang lebih 1 bulan, terhitung
mulai dari tanggal 10 Mei s/d 10 Juni 2021. Maka melalui penelitian tersebut
acara penutupan atau Sidobu dalam tradisi salai jin di Dusun Waeputih Desa
penutupan terdiri dari: Nilai akhlak kepada Allah SWT, akhlak kepada
keluarga, akhlak kepada tetangga dan akhlak kepada masyarakat luas, lebih
Waeputih. Hal ini dibuktikan dari hasil pengamatan pada saat penulis
rumah, kemudian ada juga yang pergi mengambil kayu bakar dan lain-
lain. Namun bukan hanya bapak-bapak saja yang ikut membantu tetapi
menyiapkan makanan untuk persipan acara tradisi salai jin. Hal demikian
Dalam hal tolong menolong Allah SWT telah menjelaskan dalam Al-
Dari ayat tersebut bahwa Allah menegaskan kepada kita agar terus
demikan maka bukan hanya menjaga akhlak kepada manusia tetapi lebih
72
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Syarefa Publishing 2019),
hlm. 106.
57
mengerjakan hal semacam itu merupaka suatu ibadah yang sudah jelas
Islam, hal ini tidak lain adalah untuk memperkuat ikatan komunitas
masyarakat muslim. Oleh karena itu, setiap manusia juga harus berbuat
pada acara persiapan ini akhlak kepada tetangga juga harus dijaga.
Selain akhlak kepada tetangga pada acara persiapan ini juga terdapat
bermusuhan.
ada.
58
dalam tradisi salai jin. Hala ini dibuktikan dari hasil pengamatan pada
berikut:
1. Tauhid
Tauhid.
2. Tawakal
73
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Syarefa Publishing 2019),
hlm. 86.
60
3. Bersyukur
tidak pudar, namun lebih dari itu pelaksanaan tradisi salai jin ini
dan Bersyukur.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Syarefa Publishing 2019),
74
hlm.
61
hubungan paling erat dengan ahli rumah. Hal ini dibuktikan setelah
akhlak yang dimulai dari akhlak kepada orang tua, berbuat baik
seperti yang tertera pada surat Luqman ayat 14. Begitu juga adanya
kita.
adanya akhlak kepada masyarakat luas. Hal ini dibuktikan dari hasil
Waeputih.
memiliki nilai akhlak kepada alam semesta. Hal demikian terlihat setelah
sebuah teori manusia ditugaskan oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah
Artinya: “Diriwayatkan dari Sa‟ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari
Rasulullah saw: Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang
menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai
kebersihan, Dia Maha mulia yang menyukai kemuliaan, Dia
Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah
tempat-tempatmu” (HR. Tirmizi).75
Bukan hanya itu pada acara penutupan juga terdapat nilai akhlak
sebelumnya.
75
Lihat di https://www.popbela.com/career/inspiration/niken-ari/hadist-tentang-kebersihan.
Dikutip pada hari minggu pukul 14:57 WIT, tanggal 26 September 2021.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tradisi salai jin ini, baik untuk dilakukan karena mengandung nilai
Sidobu. Nilai pendidikan akhlak tersebut berupa akhlak kepada Allah, akhlak
kepada keluarga, akhlak kepada tetangga dan akhlak kepada masyarakat pada
umumnya.
kepada selain Allah, akan tetapi pelaksanaan tradisi salai jin ini bentuk dari
ungkapan rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan perlindungan dan
tradisi salai jin di Dusun Waeputih. Namun harapan baik kepada Allah agar si
pasien dapat sembuh dari penyakit yang dideritainya karena pengaruh jin.
Pada pelaksanaan tradisi salai jin ini, ternyata dapat meningkatkan ikatan
salai jin ini, masyarakat, tetangga dan keluarga ikut bersama-sama bergotong
royong untuk menyukseskan pelaksanaan tradisi salai jin ini hingga selesai.
Dengan segala rangkaian pelaksanaan tradisi salai jin tersebut, mulai dari
64
65
dengan baik dan memiliki harapan yang baik kepada Allah yang bernilai
Ibadah.
B. Saran
beberapa saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi masyarakat dan para
pelaksanaan tradisi salai jin dengan benar dan dapat memahami makna
dari setiap tarian yang ada. Karena dengan dijaganya kelestarian tradisi
kebudayaan masing-masing.
3. Diharapkan kepada peneliti yang ingin meneliti tentang tradisi salai jin di
Dusun Waeputih agar dapat mengkaji lebih jauh lagi agar di dapatkannya
informasi yang lebih banyak mengenai tradisi ini dan sebagai bahan
DAFTAR PUSTAKA
2019.
Setia, 2002.
2019.
Hamidi, Metode Penelitian Dan Teori Komunikasi, Cet. III: Malang: UMM Press,
2010.
https://www.popbela.com/career/inspiration/niken-ari/hadist-tentang-kebersihan.
Dikutip pada hari minggu pukul 14:57 WIT, tanggal 26 September 2021.
1990.
Mu’in: Studi Analisis Dari Sisi Mistis, Skripsi: Universitas Islam Negeri
Sipres, 1993.
Munzier. Aly Noer. Hery, Watak Pendidikan Islam, Cet. III, Jakarta: Friska
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. IV: Jakarta Pt. Rineka Cipta,
2004.
Rosdakarya. 2006.
Nata. Abudin, Filsafat Pendidikan Islam, Cet: III, Jakarta: Gaya Media Pratama,
2005.
Rosdakarya, 2014.
Pressindo, 1985.
Shihab. M. Quraish, Wawasan Al-Qur’an Tentang Zikir & Do’a, (Ciputat; Lentera
Hati, 2006.