SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Dalam Bidang Bimbingan dan Konseling Islam
Disusun Oleh :
YUNIANTI LINDASARI
NIM: 1516320048
i
ii
iii
MOTTO
“Berhentilah mengeluh karena apa yang kau keluhkan itu hanya mendatangkan
lebih banyak keluhan di masa depan dan bersyukur itu akan selalu membawa
kebaikan lebih banyak ke dalam hidup”. Yunianti lindasari
iv
PERSEMBAHAN
umat manusia.
3. Baktiku kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda (Kasidi) dan Ibunda
(Watinem) yang sangat saya sayangi dan saya cintai. Tiada doa dan air
kepadamu bapak dan mamak, bahwa saya tidak akan pernah lupa
4. Untuk kakakku tersayang Ristanto dan sahabatku Ari dwi Yoga yang telah
Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Bengkulu, Ibu Rini Fitria, S.Ag.,
M.Si selaku Ketua Jurusan Dakwah IAIN Bengkulu Ibu Asniti Karni,
(BKI).
v
M.Pd.,Kons selaku pembimbing II skripsi yang telah memberikan
begitu panjang. Ika syiami, Sainah itahiriah, Indah kurnia nengsih, Cindi
guru-guru SD, SMP, SMA dan seluruh dosen IAIN Bengkulu, atas ilmu
vi
vii
KATA PENGANTAR
ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْن َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه
اَ ْل َح ْم ُد ِ ِّلِ اَ ْل َح ْم ُد ِ ِّل
Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam selalu terucapkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan Rahmat-nya peneliti mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini berjudul
“Pengembangan Kreativitas Anak Tunagrahita Di SLBN 3 Kota Bengkulu”.
Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna untuk
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.sos) pada Program Studi Bimbingan
Konseling Islam (BKI) Jurusan Dakwah Fakultas Ushuluddin, Adab, Dan
Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. Dalam proses
penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan berbagai pihak. Dengan
demikian penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sirajuddin M, M.Ag, M.H, selaku rektor IAIN Bengkulu.
3. Rini Fitria, S.Ag., M.Si selaku Ketua Jurusan Dakwah IAIN Bengkulu.
6. Dr. Suryani, M.Ag selaku Wakil Dekan II dan Pembimbing I Skripsi yang
telah memberi kritik dan saran serta motivasi yang sangat baik.
9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Dakwah IAIN Bengkulu yang telah
penuh keikhlasan.
viii
10. SLBN 3 Kota Bengkulu sebagai tempat penelitian.
11. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan
skripsi ini.
Demikian penulisan skripsi ini, penulis bukanlah makhluk sempurna yang tak
pernah bisa luput dari salah dan khlaf. Semoga skripsi ini dapat menjadi bahan
pembelajaran.
َُو ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْن َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه
Bengkulu, Juni 2019
Penulis,
Yunianti Lindasari
NIM. 1516320048
ix
ABSTRAK
Ada dua persoalan yang dikaji dalam skripsi ini yaitu, (1) Bagaimana
Pengembangan Kreativitas Anak Tunagrahita di SLBN 3 Kota Bengkulu (2) Apa
Saja Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Pengembangan Kreatvitas Anak
Tunagrahita Di SLBN 3 Kota Bengkulu. Untuk mengungkap persoalan tersebut
secara mendalam dan menyeluruh penelitian menggunakan metode penelitian
lapangan (file research) dengan pendekatan Kualitatif. Sumber penelitian ini yaitu
data primer dan sekunder data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data digunakan adalah
model Miles dan Huberman. Serta teknik pemilihan informan ini menggunakan
purposive Sampling (sampling bertujuan) yaitu teknik sample yang digunakan
penelitian mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan
sampelnya. Informan penelitian ini berjumlah 10 orang yaitu 3 guru pembimbing,
4 guru kelas dan 3 anak Tunagrahita. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa (1)
Pengembangan Kreativitas Anak Tunagrahita di SLBN 3 Kota Bengkulu
menggunakan metode Demonstrasi dan metode Drill yaitu cara menyampaikan
dengan mempraktikkan, mencontohkan, serta melatih dan membantu secara
berulang-ulang sampai anak Tunagrahita dapat menerima materi yang sudah
diberikan sesuai dengan kompetensi dasar sekolah kemudian dikembangkan oleh
guru pembimbing sebagaimana upayanya bisa sampai kepada anak Tuagrahita. (2)
Faktor pendukung yaitu mendapatkan motivasi dari orang tua, guru pembimbing,
guru kelas serta fasilitas-fasilitas yang cukup untuk membantu dalam
pengembangan kreativitas, dan faktor penghambat pengembangn kreativitas yaitu
ada beberapa keterbatasan anak yang susah mengingat dan kurang memahami apa
yang diarahkan oleh guru pembimbing kreativitas.
x
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
C. Batasan Masalah................................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
E. Kegunaan Penelitian............................................................................. 8
F. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 9
G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 13
xi
5. Data Pegawai SLBN 3 Kota Bengkulu ................................... 58
6. Profil Informan ......................................................................... 59
7. Struktur SLBN 3 Kota Bengkulu ............................................ 61
B. Pengembangan Kreativitas Anak Tunagrahita......................................61
1. Metode Pengembangan Kreativitas..........................................62
2. Materi Pengembangan Kreativitas............................................66
3. Fakror Pendukung dan Penghambat.........................................71
C. Pembahasan Hasil Penelitian................................................................74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................82
B. Saran......................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
harganya, kehadiran seorang anak menjadi hal istimewa serta menjadi hal
yang luar biasa bagi pasangan sumai istri. Kehadiran yang tidak sesuai
membuat anak menjadi kecil hati dan pada akhirnya anak tersebut menjadi
yang sesudah diberikan atau ditentukan oleh Allah SWT. Dan salah satu
ujian yang diberikan Allah kepada orang tua adalah anak-anak mereka,
terhadap amanah yang diberikan Allah SWT sekaligus menjadi ujian yang
1
Departeman Agama RI, Al-Quran Dan Terjemahan Mushaf Al’Aziz, (Jakarta. PT Panca
Cahaya Cemerlang , 2010), Hlm. 177
1
harus diberikan kasih sayang sepenuhnya terhadap anak supaya anak bisa
yang benar dan yang baik. Disisi lain manusia meyakini bahwa dia
SWT yang menciptakan alam semesta, oleh sebab itu sudah menjadi fitrah
Maka dari itu manusia sebagai individu makhluk sosial yang tidak
2
Mohammad Efendi,”Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelianan”,(Jakarta:PT Aksara
2006) ,Hlm 2
2
menunjukan pada ketidak mampuan mental, emosi dan fisik. Selain itu
disebut memiliki arti yang sama yang menjelaskan kondisi anak yang
tergantung, semi tergantung, atau sama sekali tidak tergantung pada orang
3
Mohammad Efendi,”Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelianan”,(Jakarta:PT Aksara,
2006),Hlm 88
3
intelegensinya dapat dilihat pada angka hasil tes kecerdasan, seperti IQ 0-
(2) gangguan fisiologis, (3) faktor hereditas, dan (4) pengaruh kebudayaan.
Radang otak merupakan kerusakaan pada area otak tertentu yang terjadi
saat kelahiran. Radang otak ini terjadi karena adanya pendarahan dalam
sebab yang pasti sekitar pendarahan yang terjadi dalam otak belum dapat
4
Mohammad Efendi, “Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelianan”, (Jakarta, PT Bumi
Aksara, 2006), Hlm 4.
4
cairan cerebrospinal. Tekanan yang terjadi pada otak menyebabkan
anak berkebutuhan khusus lainya dalam satu ruangan oleh sebab itu
yang ada di Kota Bengkuku yang beralamat di Jl Nakau Air Sebakul Kel.
5
Mohammad Efendi, “Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelianan”, (Jakarta, PT Bumi
Aksara, 2006), Hlm 91
5
Surabaya Kec. Sungai Serut Kota Bengkulu, yang menangani anak-anak
tingkat SMP dan 5 orang siswa penyandang Tunarungu tingkat SMA jadi
doll, kaligrafi, bercocok tanam dan seni kriya, yang dimiliki anak
potensi yang dimiliki anak Tuagrahita, dan setiap tahunnya ada pameran
Sehingga anak itu mampu beradaptasi dengan orang lain membuat anak
bakat dan minat supaya anak terus berkembang dengan potensi yang
Anak Tunagrahita bukan anak yang harus dijauhi atau dibenci karena
dari orang tua dan lingkungan, agar tumbuh dan berkembang sebagaimana
pada umumnya.
6
Adapun salah satu sekolah yang sudah dijelaskan di atas yaitu
SLBN 3 Kota Bengkulu. disekolah ini guru BK dan wali kelas lebih
bidang seperti Tataboga, bermain dol, kaligrafi, bercocok tanam dan seni
masih belum adanya fasilitas yang mencukupi dan guru yang khusus
Bengkulu.
B. Rumusan Masalah
Kota Bengkulu ?
7
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Konseling Islam.
2. Manfaat Praktis
8
a. Bagi Mahasiswa Bimbingan Konseling Islam (BKI),
Bengkulu.
krativitas selanjutnya.
landasan awal.
F. Penelitian Terdahulu
lain. Adapun kajian yang terkait dalam hal ini antara lain:
Pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, tahun 2018. Tujuan
9
ini adalah (1) upaya pembimbing dalam mengembangkan keterampilan
Tunagrahita.6
keagamaan.
Agama Islam Negeri (IAIN) Bengulu. Tujuan dari penelitian ini adalah
10
tunagrahita. Sedangkan hasil penelitian ini adalah efektovitas kelompok
belajar dalam merubah tingkah laku anak Tunagrahita efektif hanya saja
ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehingga kebutuhan anak untuk
belajar.
7
Rini andriani, “Efektivitas Kelompok Belajar Bintang Harapan Dalam Merubah Tingkah
Laku Anak Tunagrahita (Studiy Kasus Diforum Komunikasi Keluarga Anak Dengan Kecacatan
FHHADK Kota Bengkulu’’, skripsi iain bengkulu, 2016
11
krativitas.8 Persamaan yang penulis lakukan adalah membahas tentang
Kota Bengkulu.
8
Iin septiani laili, “Pengembangan Krativitas Anak Tunagrahita SLB Negeri Pembina
Yogyakarta”, skripsi uin sunan kalijaga. 2013
12
G. Sistematika penulisan
berikut:
penulisan.
Tunagrahita
pembahasan.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
mewujudkan potensinya.
sebagai berikut:
9
Utami Munandar,”Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat”.(Jakarta:Rineka Cipta,
2009), hlm 18
14
1. Definisi Pribadi
2. Definisi Proses
menyampaikan hasil.
verifikasi.
3. Definisi Produk
15
Definisi Haefele ini menunjukan bahwa tidak keseluruhan produk itu
4. Definisi Pres
initiative that one manifestasi by his power to break away from the
baru. 10
10
Utami Munandar,”Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat”, (Jakarta:Rineka Cipta,
2009), hlm 20
16
dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan
dalam berpikir.13
11
Abdul Majid, ”Perencanaan Pembelajaran”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
hlm. 24.
12
Hamdani Hamid, “Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia”, (Bandung :
Pustaka Setia,2013), hlm. 125.
13
Utami Munandar,”Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat”.(Jakarta:Rineka
Cipta,2009), hlm 168
17
Penelitian pengembangan adalah suatu atau langkah-langkah
untuk menjadikan potensi yang ada menjadi sesuatu yang lebih baik
proses, situasi atai benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
18
a. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Demonstrasi
pembelajaran.
19
memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan
dengan ceramah.
pembelajaran siswa 14
14
Wina Sanjaya,”Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan”
(Jakarta: Kencana,2011),hlm 152
20
4) Dapat mengunakan daya pikirnya yang makin lama makin
akan didik akan menjadi lebih baik teratur dan lebih teliti
Pengembangan Kreativitas
21
anak kehilangan dunianya, maka hal ini akan membunuh kreativitas
yang berbeda dengan orang dewasa, begitu juga dengan kreativitas yang
mereka miliki.
22
dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang
sebelumnya.
dan media
23
3) Menekankan pada becoming dan tidak hanya being, artinya
berbeda.
a. Evaluasi
24
Bahkan menduga akan dievaluasipun akan mengurangi
b. Hadiah
c. Persaingan
25
menimbulkan persaingan antar siswa dan siswa akan mulai
peranan atau sikap guru terutama orang tua juga memainkan andil
26
1) Mengatakan kepada anak bahwa ia akan dihukum jika berbuat
salah.
keluarga anak.
tugas.
tugas.
27
masyarakat dimana anak bertempat tinggal memiliki pengaruh
16
Masganti Sit, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Teori dan Praktik, (Medan:
IKAPI, 2016), hlm. 12
17
Dewi panji, “Sudahkah Kita Ramah Anak Special Needs”, (Jakarta :Elex Media Kopotindo
Kelompok Gramedia, 2013), hlm.8
28
penyakit atau sama dengan penyakit, Mental retarded is not disease but
a condition.
(pseudofeebleminded). 18
1. Keterbatasan intelegensi
18
Mohammad efendi, “Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan” (Jakarta: PT
Akasara, 2006), hlm. 88
29
yang bersifat abstrak seperti belajar berhitung, menulis, dan membaca
juga terbatas.
2. Keterbatasan sosial
lama.
30
harus ditunjukkan secara berulang-ulang. Latihan-latihan sederhana seperti
mengerjakan konsep besar dan kecil, keras dan lemah, perama, kedua, dan
buruk, dan membedakan yang benar dan yang salah. Ini semua karena
penyesuaian diri atau tidak tergantungan pada orang lain, sehingga untuk
19
Sutjihati somantri, “paikologi anak luar biasa” (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006),
hlm 105.
31
dikategorikan debil atau moron. Seorang pedagog dalam
tnagrahita mampu didik berarti anak tunagrahita yang dapat dididik secara
mampu latih yang perlu diberdayakan, yaitu (1) belajar mengurus diri
sendiri, misalnya, makan, pakaian, tidur, atau mandi sendiri, (2) belajar
32
dilembaga khusus. Kesimpulanya, anak Tunagrahita mampu latih berarti
anak Tunagrahita hanya dapat dilatih untuk mengurus diri sendiri melaui
orang lain. A cbild who is an idiot is so low intelectually that he does not
learn to talk and ussually does learn to take care of his bodily need..
Dengan kata lain, anak tunagrahita mampu rawat adalah anak tunagrahita
fisik, harta dan tahta melainkan dari hati dan keimanan seseorang. Kita
20
Mohammad Efendi, “Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan”, (Jakarta: PT Akasara,
2006), hlm 89.
33
Artinya : Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang
pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu
sendiri, Makan (bersama-sama mereka) dirumah kamu sendiri atau
dirumah bapak-bapakmu, dirumah ibu-ibumu, dirumah saudara-
saudaramu yang laki-laki, di rumah saudaramu yang perempuan,
dirumah saudara bapakmu yang laki-laki, dirumah saudara bapakmu
yang perempuan, dirumah saudara ibumu yang laki-laki, dirumah
saudara ibumu yang perempuan, dirumah yang kamu miliki kuncinya
atau dirumah kawan-kawanmu. tidak ada halangan bagi kamu Makan
bersama-sama mereka atau sendirian. Maka apabila kamu memasuki
(suatu rumah dari) rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam
kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu
sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi
baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar
kamu memahaminya. Maksudnya: rumah yang diserahkan kepadamu
mengurusnya.21
cacat, karena Allah maha adil. Islam tak pernah memandang rendah
21
Kementrian Agama RI, “Alquran dan Terjemahnya”,(Diponegoro: Al Hikmah, 2010),
Hlm 358
34
sebagai manusia yang sempurna, hanya ia dipilih Allah untuk diuji yang
adalah manusia yang diberi akal sebagai alat untuk berpikir. Manusia
kurun waktu terjadinya, yaitu dibawah sejak lahir (faktor endogen) dan
faktor dari luar seperti penyakit atau keadaan lainya (faktor eksogen).
22
Kementrian Agama RI, “Alquran dan Terjemahnya”,(Diponegoro: Al Hikmah, 2010),
Hlm 597
35
Kirk berpendapat bahwa ketunagrahitaan karena faktor endogen
faktor eksogen, yaitu faktor yang terjadi akibat perubahan pantologis dari
perkembangan normal.
(1) kelainan atau ketunaan yang timbul pada benih plasma, (2) kelainan
atau ketunaan yang dihasilkan selama penyuburan telur, (3) kelainan atau
yang timbul dalam embrio, (5) kelainan atau ketunaan yang timbul dari
luka saat kelahiran, (6) kelainan atau ketunaan yang timbul dalam janin,
dan (7) kelainan atau ketunaan yang timbul pada masa bayi dan masa
kanak-kanak.
karena: (1) radang otak, (2) gangguan fisiologis, (3) faktor hereditas, dan
otak tertentu yang terjadi saat kelahiran. Radang otak ini terjadi karena
36
tampak pada bidrocephalon yaitu membesarnya tengkorak kepala
otak tidak berfungsi dengan baik tanpa adanya oksigen yang cukup.
berbahaya dan berpengaruh sangat besar pada tri semester pertama saat ibu
fisik mirip keturunan orang mongol) sebagai akibat gangguan genetik, dan
terjadinya ketunagrahitaan.
37
Faktor kebudayaan adalah faktor yang berkaitan dengan segenap
yang ditemukan Itrad dari hutan Aveyron, atau pun anak yang ditemukan
prenatal, 5,0% akibat infeksi otak setelah lahir, dan 2,0% lainya adalah
lahir prematur.23
1. Dampak Ketunagrahitaan
23
Mohammad efendi, “Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan”, (Jakarta: PT Akasara,
2006), hlm 91.
38
lingkunganya secara efektif, juga sebagai kesanggupan untuk belajar
peresepsi orang normal dianggap wajar terjadi akibat dari suatu proses
39
Fungsi kongnitif adalah kemampuan sesorang untuk mengenal atau
pada kelemahan salah satu atau lebih dalam proses tersebut (diantara
Oleh sebab itu, meskipun usia kalender anak Tunagrahita sama dengan
anak normal, namun prestasi yang diarah berbeda dengan anak normal.
tunagrahita meraih prestasi yang lebih baik dan sejajar dengan anak
dengan anak normal. Maka tidak heran, jika instruksi yang diberikan
mengalami kesulitan.24
24
Mohammad efendi, “Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan”, (Jakarta: PT Akasara,
2006), hlm 95
40
a. Periode sensorimotor (0-2 Tahun)
41
Periode ini ditandai dengan kemampuan untuk
menunjukkan rasa lapar atau haus dan tidak dapat menghindari bahaya,
berbeda dengan anak normal, akan tetapi tidak sekaya anak normal. Anak
25
Mohammad efendi, “Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan”, (Jakarta: PT Akasara,
2006), hlm 96
42
berinteraksi dengan lingkungan. Sebalinya , pengalaman-pengalaman
dan cendrung melanggar ketentuan. Dalam hal ini, anak tunagrahita sama
yang positif adalah cinta, girang, dan simpatil. Emosi-emosi ini tampak
43
benci. Anak terbelakang yang masih muda anak merasa takut terhadap hal-
kontak anak dengan orang dewasa (orang lain). Masalah keterikatan anak
Steneman. Seperti halnya anak normal, anak tunagrahita yang masih muda
mula mula memiliki tingkahlaku keterikatan kepada orang tua dan orang
kepada teman sebaya. Ketika anak merasa takut, giris, tegang, dan
26
Sutjihati somantri, “Paikologi Anak Luar Biasa” (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006),
hlm 115.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
adalah data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah,
teknik pengumpulan data dan analisis data yang relevan yang diperoleh
triangualasi. 29
27
Sugiyono, metode penelitian kua ntitatif, kualitatif dan kombinasi, (bandung: alfabet,
2013). Hlm 6
28
Imam Suprayoga, Metode Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003),
hlm.163
29
Djam‟an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA,
cv, 2014), hlm. 25
45
fenomena, atau setting sosial dalam suatu tulisan yang bersifat naratif.
Artinya, data, fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar dari pada
Bengkulu.
Agustus 2019 di SLBN 3 Kota Bengkulu Jl. Nakau Air Sebakul Kelurahan
30
Djam‟an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA,
cv, 2014), hlm. 28
46
C. Informan Penelitian
Bagi peneliti, informen adalah orang yang membantu agar dapat menyatu
setempat. Di samping itu manfaat informan bagi peneliti ialah agar dalam
waktu yang relatif singkat karena informan yang terjaring, jadi sebagai
lainya. 31
penelitian ini ada 3 guru pembimbing kreativitas yang ada di Sekolah, ada
31
Djam‟an Satori & Aan Komariah, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung:
ALFABETA, Cv, 2014), hlm. 94
32
Iskandar, “Metode Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kuantitatif Dam Kualitatif,
(Jakarta: Gaung Press), hlm 213
47
pendengaran yang masih bagus masih bisa diajak berkomunikasi dan
D. Sumber Data
atau dua data yang diperoleh dalam penelitian. Sumber data dalam
penelitian yaitu:
Sumber data primer ialah yang berasal dari sumber asli atau
33
pertama. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
Kota Bengkulu.
33
Iskandar, Metodologi Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif Dan Kualitatif), (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2009), hal. 252
34
Iskandar, Metodologi Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif Dan Kualitatif), (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2009), hal. 253
48
diperoleh peneliti dari subjek penelitian. Data ini sebagai data pelengkap
Kota Bengkulu.
Pengumpulan data tidak lain dari suatu proses pengadaan data untuk
catatan lapangan.
1. Observasi
35
Djam‟an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
ALFABETA, cv, 2014), hlm. 103
36
Anwar Sutoyo, Pemahaman Individu observasi, checklist, interviu, kuesioner,
sosiometri, (Yokyakarta: Pustaka pelajar, 2014), hal.69
49
atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
2. Wawancara Mendalam
interviu dilakukan oleh dua orang atau lebih, satu pihak sebagai
37
Djam‟an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
ALFABETA, cv, 2014), hlm. 105
38
Anwar Sutoyo, Pemahaman Individu observasi, checklist, interviu, kuesioner,
sosiometri, (Yokyakarta: Pustaka pelajar, 2014), hal. 123
50
Dalam penelitian ini, menggunakan wawancara mendalam
Tunagrahita.
39
Djam‟an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
ALFABETA, cv, 2014), hlm. 130
51
sekedar deskripsi belaka. Dengan kata lain jika penelitian tidak dapat
memenuhi harapan. 40
dari lapangan.
40
Djam‟an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:
ALFABETA, cv, 2014), hlm 199
52
mengkonsultasikan data tersebut dengan teman-teman sejawat yang
dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil yang diperoleh dengan
rekan sejawat.41
penulis ini adalah teman sejawat yang telah memahami atau mengerti ilmu
dipertanggung jawabkan.
2. Triangulasi
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berada dalam
waktu
41
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010),
Hlm. 179
53
d) Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah
a. Visi
42
Profil SLBN 3 Kota Bengkulu Tahun 2019
55
3. Melakukan pembinaan dan pengembangan keterampilan anak
berkebutuhan khusus sehingga mampu hidup mandiri
ditengah-tengah masyarakat luas.
4. Melakukan penelitian dan pengembangan pelayanan bagi anak
berkebutuhan khusus untuk meningkatkan kualitas layanan
pendidikan.
5. Membiasakan anak menghargai orang lain.
6. Mengajarkan nilai-nilai budaya dan agama.43
1 Ruang kelas 6
2 Ruang Perpustakaan 1
3 Ruang Ketrampilan Tata Boga 1
4 Ruang Kepala Sekolah 1
5 Ruang Guru 1
6 Jamban/Wc 3
7 Gudang 1
8 Sumur Bor 1
9 Kursi Peserta Didik 61
10 Meja Peserta Didik 61
11 Kursi Guru 22
12 Meja Guru 12
13 Lemari Buku/Arsip 8
14 Papan Tulis 9
15 Papan Absen 6
16 Papan Mading 2
17 Lemari Etalasi 1
18 Meja Komputer 5
43
Profil SLBN 3 Kota Bengkulu Tahun 2019
56
19 Loker 6
20 Kursi Kantor 14
21 Meja ½ Biro 22
22 Meja 1 Biro 1
23 Meja Panjang 2
24 Papan Pengumuman 5
25 Kursi Direktur 1
26 Kursi Putar 8
27 Kursi Tamu 1
Tabel 4.2
Keadaan personil menurut pendidikan
No Uraian Jumlah
1 Kepala Sekolah 1
2 Guru PNS 2
3 Guru CPNS 2
4 Guru Honorer 11
44
Profil SLBN 3 Kota Bengkulu Tahun 2019
57
5 Tenaga ADM 1
6 Penjaga Sekolah 1
Jumlah 18
6. Profil informan
Tabel 4.3
Profil informan
No Nama Jenis Usia Status
Kelamin
58
Tunagrahita
45
Profil SLBN 3 Kota Bengkulu Tahun 2019
46
Wina Sanjaya,”Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan”
(Jakarta: Kencana,2011),hlm 152
59
mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua anak dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemontrasikan ”. 47
47
Wawancara dengan Hanifah Rahma, (wakil Kurikulum), 23 Agustus 2019
48
Wawancara dengan Ledy Afriska, (Guru Pembimbing), 16 Agustus 2019
49
Wawancara dengan Efrilia Fransiska, (Guru Kelas), 19 Agustus 2019
50
Wawancara dengan Eita, (Guru Pembimbing), 20 Agustus 2019
60
anak itu akan merasa pusing, anak itu tidak bisa untuk belajar
menulis terlalu banyak”.51
51
Wawancara dengan Karliana, (Guru Kelas), 21 Agustus 2019
52
Wawancara dengan Tri Gama Ade, (Guru Pembimbing), 22 Agustus 2019
53
Wawancara dengan Liyanti Dafina Siregar, (Guru kelas), 23 Agustus 2019
54
Wawancara dengan Mega Sundari, (Guru Kelas), 26 Agustus 2019
61
pengambangan tersebut secara berulang-ulang samapi anak itu bisa
megerti.
Pernyataan di atas diperkuat satria, anak Tunagrahita kelas
VIII SMP SLBN 3 Kota Bengkulu
“Saya senang belajar kreativitas tataboga misalnya membuat es
timun martabak mie dan lainya, dibandingan dengan kreativitas
lainya, jadi apa saja yang diarahkan oleh guru pembimbing saya
laksanakan setelah guru pembimbing masuk kelas ibu
mempersiapkan alat-alat yang digunakan dan menjelaskan apa
yang mau dibuat, dan jika saya tidak jelas ibu memberikan
kesempatan untuk bertanya dan membantu dalam mengerjakan
kreativitas itu”55
“Yang saya dapatkan dari kreativitas apa saja yang diarahkan oleh
ibu pembimbimg saya lakukan jika saya tidak bisa saya dibnatu
dan diarahkan”57
62
berupa mater. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi
kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang
disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal,
artinya tidak seluruh msteri pembelajaran dapat dipahami dengan baik
oleh siswa, lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah
menghadapi isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua
itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan
memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.58 Pengembangan
kreativitas ini dari segi setiap mata pelajaran setandar kompetensi
sudah ditentukan oleh pengembang kurikulum. Jika sekolah ini
memndang perlu pengembangan mata pelajaran tentu misalnya
pengembangan kurikulum kreativitas kriya maka dirumuskan standar
kompetensinya sesui dengan nama mata pelajaran kreativitas kriya.
Dalam pengembangan kreativitas ini diperlukan juga dengan
materi yang perlu dikembangkan oleh guru pembimbing, guru kelas
dan wakil kurikulum sekolah seperti yang diungkapkan oleh Ibu
Hanifah Rahma
“Materi yang diberikan itu sesui dengan kompetensi dasar yang
sudah diberikan pihak lembaga dan diserahkan kepada guru yang
bersangkutan, dan guru itu mengembangkan sesui dengan
kemampuanya bagaimana materi yang diberikan harus sampai
kepada anak, sebagai mana anak itu mampu menerimanya. Dan
materi tentang tataboga itu dari buku-buku resep bagaimana cara
membuat es timun selasih, kue nastar, kue donat yang dijual setiap
harinya”. 59
58
Wina Sanjaya,”Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan”,(Jakarta:Kencana,2011),hlm 162
59
Wawancara dengan Hanifah Rahma, (Wakil Kurikulum), 23 Agustus 2019
60
Wawancara dengan Ledy Afiska, (Guru Pembimbing), 16 Agustus 2019
63
“Materi yang diberikan itu bisa mengunakan media tulis, di tulis
terlebih dahulu guru menyuruh anak untuk membaca lalu guru
menjelaskan secara lisan guru memberikan kesempatan anak untuk
bertanya mana yang belum paham setelah itu guru
memperkenalkan alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan guru
mempraktikan lalu anak mengikuti jika anak itu merasa kesulitan
guru ikut serta membantu dan mengulangi materi yang diberikan
samapi anak itu bisa dan mengingat ”. 61
64
kita mengulang terus dan sebagai guru mengarahkan terus
mengontrol apa yang kita berikan, apa bila kita tidak mengontol
maka anak itu akan asal-asal mengerjakanya. Dan materi yang
diberikan untuk kreativitas doll kita persilahkan anak untuk
menulis ketukan yang mudah dipahami dimengerti anak,
memperkenalkan alat dan kegunaan alat doll selanjutnya kita ajari
anak memulai ketukan dari mulai ketukan dasar terus diulang
sampai anak itu hafal dan setelah itu kita latih mengkreasikan
ketukan menciptakan ketukan suara yang bagus”.64
64
Wawancara dengan Gama, (Guru Pembimbing), 22 Agustus 2019
65
Wawancara dengan Mega Sundari, (Guru Kelas), 24 Agustus 2019
66
Wawancara dengan Satria,( Anak Tunagrahita), 20 Agustus 2019
65
Kemudian yang diungkapkan oleh Hapiz Horizon
67
Wawancara dengan Hapiz Horizon,( Anak Tunagrahita), 20 Agustus 2019
68
Wawancara Ahmet Korwodi, (Anak Tunagrahita), 20 Agustus 2019
66
“Faktor pendukung terutama dalam pengembangan kreativitas ini
adalah fasilitas yang sudah diberikan dari sekolah lembaga sudah
memadai dan mencukupi dari tahun-tahun sebelumnya”. 69
69
Wawancara dengan Hanifah Rahma,( Wakil Kurikulum), 23 Agustus 2019
70
Wawancara dengan Lediy Afiska dan Eprilia Pransiska, (Guru Kelas, 16 Agustus 2019
71
Wawancara dengan Erita, (Guru Pembimbing), 20 Agustus 2019
72
Wawancara dengan Tri Gama dan Liyanti, (Guru Pembimbing), 22 Agustur 2019
73
Wawancara dengan Mega Sundari, (Guru Kelas), 24 Agustus 2019
67
pendukung kegiatan pengembangan kreativitas di SLBN 3 Kota
Bengkulu.
1). Faktor internal
Faktor internal berarti faktor-faktor pendukung berasal dari
dalam diri penyandang anak tunagrahita itu sendiri. Faktor
internal yang mendukung dari penyandang anak Tunagrahita itu,
tingkat kemauan jika anak mengalami emosi yang setabil maka
anak akan mudah diberikan materi, jika anak itu tidak
mempunyai kemauan dan emosinya kurang setabil maka anak
itu susah diberikan pemahaman materi, bagi anak penyandang
Tunagrahita dalam pengembangan kreativitas.
2). Faktor eksternal
Faktor eksternal berarti faktor-faktor pendukung yang berasal
dari luar diri penyandang anak tungrahita. Adapun faktor
eksternal yang mendukung proses pengembangan kreativitas.
a). Fasilitas yang diberikan pihak lembaga di SLBN 3 Kota
Bengkulu seperti ruang kelas tataboga dan alat-alat untuk
memasak serta ruang ketrampilan beserta alat-alat jahit kain
fanel dan sebagianya.
b). Dukungan orang tua dalam memberikan motivasi,
meluangkan waktunya untuk menemani dalam
pengembangan kreativitas serta pengawasan orang tua.
c). Serta guru pembimbing yang bersabar dalam melakukan
pengembangan kreativitas.
b. Faktor Penghambat
Senada yang diungkapkan oleh Ibu Ledy Afriska dan Ibu Karliana
“Faktor pengambatnya ya anak itu kurang memahami karna anak
ABK ini kan perlu perhatian khusus terkadang susuah menerima
apa yang disampaikan gurunya dan kurang memahami atau
menerima materi yang diberikan terkadang ada juga anak yang
pergi keluar ruangan tidak mau belajar”.75
74
Wawancara dengan Hanifah Rahma, (Wakil Kurikulum), 23 Agustus 2019
75
Wawancara dengan Lediy Afriska dan Karliana, (Guru Pembimbing), 16 Agustus 2019
68
“Faktor penghambat anak itu suka ikut-ikutan temannya juga bisa
malas ada yang tidak mau ya sudah dia tidak mau”.76
69
1. Pengembangan Kreativitas Anak Tunagrahita di SLBN 3 Kota
Bengkulu.
79
Abdul Majid, ”Perencanaan Pembelajaran”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
hlm. 24.
80
Wina Sanjaya,”Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan”,
(Jakarta:Kencana,2011),hlm 152
70
diberikan agar memiliki ketangkasan atau ketrampilan dari apa
yang telah dipelajari. 81
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan
dapat disimpulkan bahwa pengembangan kreativitas anak
Tunagrahita melalui metode Demontrasi yaitu cara menyampaikan
dengan memperagakan, mempraktikan, mencontohkan kepada
anak tuagrahita seta membantu dalam proses pengambangan
tersebut secara berulang-ulang sampi anak itu bisa megerti.
Mendemontrasikan juga memerlukan persiapan yang matang
memeprsiapkan alat-alat, bahan-bahan, yang memadai sesuai
dengan kebutuhan dalam pengembangan kreativitas.
b. Materi Pengembangan Kreativitas
81
Nana Sudjana,”Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar”,(Bandung:Sinar Baru
Algensidno), Hlm 86
82
Wina Sanjaya,”Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan”,
(Jakarta:Kencana,2011),hlm 162
71
mempraktikan dan membantu anak tunagrahita sampai bisa
menerima materi tersebut.
c. Faktor Penghambat Pengembangan Kreativitas
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
digunakan yaitu kain fanel, materi kreativitas doll cara memukul dan
73
dapat mengembangkan materi ini bisa sampai kepada anak
tunagrahita.
B. Saran
dikembangkan di Sekolah.
74
3. Kepada pihak orang tua agar dapat meningkatkan perhatian,
75
DAFTAR PUSTAKA
Panji Dewi, 2013,“Sudahkah Kita Ramah Anak Special Needs”, Jakarta :Elex
Media Kopotindo Kelompok Gramedia.
76
Somantri Sutjihati, 2007, “Psikologi Anak Luar Biasa”, Bandung, PT Rafika
Aditama.
Sudjana Nana, 1995, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sutoyo Anwar, 2014, Pemahaman Individu observasi, checklist, interviu,
kuesioner, sosiometri, Yokyakarta: Pustaka pelajar.
77