PROPOSAL
Oleh:
SAPRIL
NIM. 18010101051
TIM PENGUJI:
ii
KATA PENGANTAR
َوعَىَل أهل َوَأحْص َا ِب ِه َو َم ْن تَ ِب َعهُ ْم ْح َس ٍان ىَل، َ الس َال ُم عَىَل َأرْش َ ِف اَأْلنْ ِبيَا ِء َوالْ ُم ْر َس ِلنْي َّ َو، َ الْ َح ْمدُ هلل َر ِ ّب الْ َعال َ ِمنْي
َّ الص َال ُة َو
ِإ ِإِب
ُ َأ َّما ب َ ْعد،ي َ ْو ِم ّ ِادل ْي ِن
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhana wa
Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga
Akhlāqī Pada Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA”,
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program strata 1 di
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan sangat layak
kepada ibunda tercinta saya Hamida dan ayahanda tercinta saya Mustamin, yang
telah membesarkan, mengasuh dan mendidik saya dengan penuh kesabaran sejak
1. Dr. Husain Insawan, M.Ag sebagai Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Kendari yang mendukung sarana dan fasilitas serta kebijakan yang
iii
2. Dr. Imelda Wahyuni, S.S., M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari yang telah
memberikan dukungan.
3. Dra. St. Fatimah Kadir, M.A selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam, atas
4. Dosen pembimbing Dr. Moh Yahya Obaid, M.Ag dan Dr. Fatirawahidah,
5. Dosen penguji Dr. H. Pairin M.A dan Dr. H. Muhammad Hasdin Has Lc,
6. Staf tata usaha Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari yang
7. Kepala UPT Perpustakaan IAIN Kendari dan seluruh staf yang telah
proposal ini.
9. Sahabat saya Oging dan Basri yang selalu memberikan motivasi dan banyak
kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi
iv
manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan di lapangan serta bisa
Sapril
NIM.18010101051
v
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Fokus Penelitian ............................................................................ 4
1.3. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
1.6. Definisi Operasional ....................................................................... 6
vi
BAB I
PENDAHULUAN
sangat penting dilakukan. Hal ini akan berdampak positif bagi pengembangan
akhlak peserta didik di masa yang akan datang, adapun cara pembinaan atau solusi
pendidikan budi pekerti, adab, tingkah laku melalui buku ajar Pendidikan Agama
Akhlak sangat penting dan menjadi bagian yang tidak biasa dipisahkan
mahluk manusia dengan mahluk lainnya. Jika manusia tanpa akhlak, maka akan
muncul adab atau prilaku yang tidak baik terhadap orang tua, guru atau yang lain,
dan Prilaku menyimpang akibat Akhlak yang kurang baik dan yang paling
pribadi yang tidak memiliki budi pekerti yang baik, tingkah laku, dan adab yang
baik.
kepentingan pendidikan sangat besar sekali, sebab peserta didik bukan hanya
secara lisan, tetapi dengan membaca buku-buku ajar ini memerlukan kecakapan,
didik di sekolah yang merupakan sarana yang sangat menunjang proses kegiatan
peserta didik dalam menuntut pelajaran di sekolah. Oleh karena itu, buku
pelajaran yang baik dan bermutu selain menjadi sumber pengetahuan yang dapat
pendidikan, salah satunya adalah adanya sarana yang bisa menjadi panduan dalam
proses pembelajaran di antaranya adalah buku teks. Menurut Prastowo buku teks
pelajaran pada umumnya merupakan bahan ajar hasil seorang pengarang atau tim
2
pengarang yang disusun berdasarkan kurikulum atau tafsiran kurikulum yang
Buku teks atau yang biasa disebut dengan buku pelajaran adalah salah satu
sebagai kebutuhan primer bagi guru dan siswa. Buku teks berisi ilmu pengetahuan
adanya buku teks akan memudahkan guru dalam menyiapkan materi sebelum
proses pembelajaran di mulai, buku teks juga dapat digunakan oleh siswa untuk
belajar secara mandiri (Zain, 2006, hal. 49). Sedangkan menurut Permendiknas
No. 11 Tahun 2005, buku teks merupakan buku acuan wajib untuk digunakan di
pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis potensi fisik dan
kalangan remaja namun namun hal ini sebenarnya tidak menunjukan kondisi
menciptakan siswa yang memiliki akhlakul karimah. Namun yang tersorot media
dan menjadi bahan pemberitaan hanyalah terkait dengan siswa yang nakal.
Berdasarkan data KPAI pada tahun 2022 ada 226 kasus kekerasan fisik, psikis
3
Akhlakul karimah siswa tidak dapat dilepaskan dari peran buku ajar
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang di dalamnya terkandung nilai-
nilai tasawwuf akhlāqī yang mempu menjadi benteng bagi siswa untuk menangkal
bahwa mata pelajaran yang berperan penting dan memegang tanggung jawab
utama dalam membina akhlak siswa adalah pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti. Peran buku ajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti juga
peran buku teks dalam menumbuhkan nilai-nilai tasawwuf akhlāqī kepada para
peserta didik maka peneliti merasa bahwa perlu adanya penelitian lebih mendalam
terhadap buku Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Untuk itu, inilah alasan
penulis melakukan penelitian ini dalam rangka mengetahui sejauh mana nilai-nilai
tasawwuf akhlāqī diajarkan pada siswa SMA kelas X melaui buku Pendidikan
Tasawwuf Akhlāqī pada Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X
SMA”
terkandung di dalam buku teks pendidikan agama islam dan budi pekerti kelas X
SMA. Hal ini didasarkan pada pentingnya pengajaran tentang tasawwuf, terutama
4
tasawwuf akhlāqī, sehingga perlu diketahui apakah buku yang digunakan dalam
atau belum.
muatan nilai-nilai tasawwuf akhlāqī pada buku teks Pendidikan Agama Islam dan
terkandung dalam buku teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Pendidikan Agama Islam, terutama analisis isi buku teks mata pelajaran
5
1.5.2. Secara Praktis
akhlāqī kepada peserta didik yang terkandung dalam bahan dan sumber
buku teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X SMA.
sebuah standar perbuatan, sikap dan perasaan seorang hamba dalam mencapai
3. Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA merupakan
salah satu jenis bahan ajar berbentuk teks dokumen cetakan dan berisi materi
6
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari peserta didik
dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Buku yang
peneliti maksud di sini adalah buku Pendidikan Agama Islam dan Budi
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
seseorang (Mulyana, 2004). Nilai berasal dari bahasa latin, valere yang berarti
berguna, mampu akan, berlaku, sehingga nilai dimaknai sebagai suatu hal yang
atau kelompok. Menurut Sutarjo nilai adalah preferensi yang tercermin dari
sistem nilai yang diyakininya. Lebih lanjut pengertian nilai dijelaskan oleh
Steeman yang dikutip oleh Sutardjo, bahwa nilai adalah sesuatu yang memberi
makna pada hidup, titik tolak dan tujuan hidup yang memberi acuan, nilai adalah
sesuatu yang dijunjung tinggi yang dapat mewarnai dan menjiwai tindakan
manusia. Nilai bukan sekadar keyakinan, tetapi menyangkut pola pikir dan
tindakan, sehingga ada hubungan yang erat antara nilai dan etika (Adisusilo,
2017).
perbuatan dan sikap yang menentukan siapa kita, bagaimana kita hidup, dan
bagaimana kita memperlakukan orang lain. Nilai yang baik dapat menjadikan
8
seseorang berbuat baik kepada orang lain, menjadikan dirinya lebih baik, dan
hidup lebih baik lagi (Adisusilo, 2017). Kemudian Ali dan Asrori
2014).
Tasawwuf berasal dari bahsa Arab yang berarti bisa membersihkan atau
membutuhkan objek. Objek dari tasawwuf ini adalah akhlak manusia. Kemudian
saling membersihkan merupakan kata kerja yang didalamnya harus terdapat dua
subjek yang aktif memberi dan menerima (Anwar, 2008, h. 229-230). Kemudian
akhlak juga berasal dari bahasa Arab yang bermakna perbuatan atau penciptaan.
Akan tetapi, dalam konteks agama, akhlak bermakna perangai budi, tabiat, adab,
atau tingkah laku. Jika kata tasawwuf dengan kata akhlak disatukan, dua kata ini
bentuk tasawwuf yang memagari dirinya dengan Al-Qur’an dan Al-Hadis secara
mereka kepada kedua sumber tersebut (Solihin dan Anwar, 2008, h. 111).
gabungan antara ilmu tasawwuf dengan ilmu akhlak. Akhlak erat hubunganya
dengan perilaku dan kegiatan manusia dalam interaksi sosial pada lingkungan
tempat tinggalnya. Jadi, tasawwuf akhlaki dapat terealisasi secara utuh, jika
9
pengetahuan tasawwuf dan ibadah kepada kepada Allah SWT dibuktikan dalam
akhlak, mencari hakikat kebenaran dan mewujudkan manusia yang dapat makrifat
akhlāqī biasa juga disebut dengan tasawwuf sunni, yaitu tasawwuf yang memagari
Tasawwuf akhlāqī ini bisa dipandang sebagai sebuah tatanan dasar untuk
takhalli, mengosongkan diri dari perilku burukatau akhlak tercela. Tahalli, upaya
mengisi atau menghiasi diri dengan perilaku dan akhlak yang terpuji. Tajalli,
usaha pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase
sebelumnya untuk mencapai kesucian jiwa. Pada fase tajalli inilah tersingkapnya
Nur Ilahi (cahaya Tuhan) seiring dengan sirnanya sifat-sifat kemanusiaan yang
negatif pada diri manusia setelah tahapan takhalli dan tajalli. (Abd. Rahman,
2020, h. 3)
Para sufi berpendapat bahwa untuk merehabilitasi sikap mental yang tidak
baik diperlukan terapi yang tidak hanya dari aspek lahiriah. Itulah sebabnya, pada
amalan dan latihan kerohanian yang cukup berat. Tujuanya adalah menguasai
hawa nafsu, menekan hawa nafsu sampai ketitik terendah, dan bila mungkin
10
mematikan hawa nafsu sama sekali. Dalam penelitian ini nilai-nilai tasawwuf
1. Takhalli
Takhalli adalah usaha mengosongkan diri dari perilaku atau akhlak tercela.
Salah satu akhlak tercela yang paling banyak membawa pengaruh terhadap
Hal ini dapat dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam
terhadap kelezatan kehidupan duniawi. Dalam hal ini manusia tidak diminta
secara total melarikan diri dari masalah dunia dan tidak pula menyuruh
memburu dunia dan tidak terlalu benci kepada dunia. Jika hati telah
diri dari sifat-sifat tercela agar dapat mengisinya dengan sifat-sifat yang
11
Menurut kalangan sufi, kemaksiatan dapat dibagi dua: pertama,
maksiat lahir yaitu sifat tercela yang dikerjakan oleh anggota lahir seperti
tangan, mulut dan mata. Sedangkan maksiat batin ialah segala sifat tercela
yang diperbuat anggota batin yaitu hati. Menurut al-Ghazali moral adalah
setiap hal yang mengangkat jiwa dan kehidupan menuju cahaya dan kesucian.
Sedangkan kejelekan adalah semua hal yang merusak tubuh jiwa serta akal
dan menjauhkan ruh dari cahaya dan kesucian. Al-Ghazali mengajak untuk
dalam membela sikap yang demikian terdapat sifat yang menggerogoti moral
yang lurus.
dan pertarungan yang batil. Ada beberapa sifat yang perlu dibersihkan ketika
a. Hasud : iri/dengki
b. Hiqd : benci/mendengus
12
g. Sumah : mencari kemasyhuran
h. Bakhil : kikir
k. Ghadab : marah
m.Kidzib : berbohong
2. Tahalli
Sesudah tahap pembersihan diri dari segala sifat dan sikap mental
tidak baik dilalui, usaha itu harus berlanjut terus ketahap kedua yang disebut
membiasakan diri dengan sifat dan sikap serta perbuatan yang baik. Berusaha
agar dalam setiap gerak perilaku selalu berjalan diatas ketentuan agama, baik
kewajiban yang bersifat luar maupun yang bersifat dalam (Siregar, 2002, h,
102).
dikosongkan tadi. Sebab, apabila satu kebiasaan telah dilepaskan tetapi tidak
Oleh karena itu, setiap satu kebiasaan lama ditinggalkan, harus segera diisi
dengan satu kebiasaan baru yang baik. Dari satu latihan akan menjadi
13
kebiasaan dan dari kebiasaan akan menghasilkan kepribadian. Jiwa manusia,
kata Al-Gazali, dapat dilatih, dapat dikuasai, bisa diubah dan dapat di bentuk
sesuai dengan kehendak manusia itu sendiri. Sikap mental dan perbuatan
luhur yang sangat penting diisikan kedalam jiwa seseorang dan dibiasakan
keridhoan Allah semata. Karena itulah manusia yang seperti ini dapat
diri dengan jalan membiasakan diri dengan sikap, perilaku, dan akhlak
terpuji. Tahapan tahalli dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dari
bersifat eksternal (luar) maupun internal (dalam). Yang disebut aspek luar
dan lain-lain. Adapun yang bersifat dalam adalah seperti keimanan, ketaatan
tercela, dari maksiat lahir dan batin. Diantara sifat-sifat tercela itu menurut
Imam al-Ghazali adalah pemarah, dendam, hasad, kikir, ria, takabbur, dan
lain-lain. Sifat-sifat yang menyinari hati atau jiwa, setelah manusia itu
14
melakukan pembersihan hati, harus dibarengi pula penyinaran hati agar hati
yang kotor dan gelap menjadi bersih dan terang. Karena hati yang demikian
Sifat-sifat yang menyinari hati itu oleh kaum sufi dinamakan sifat-
dan mengisi dengan sifat-sifat terpuji itu, maka hatinya menjadi cerah dan
terang dan hati itu dapat menerima cahaya dari sifat-sifat terpuji tadi. Hati
yang belum dibersihkan tak akan dapat menerima cahaya dari sifat-sifat
terpuji itu
3. Tajalli
15
Dalam rangka pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui
pada fase tahalli, maka rangkaian pendidikan itu di sempurnkan pada fase
tajalli. Kata ini berarti terungkapnya nur gaib bagi hati. Apabila jiwa telah
terisi dengan butir-butir mutiara akhlak dan organorgan tubuh sudah terbiasa
diperoleh itu tidak berkurang, perlu penghayatan rasa ke-Tuhanan. Para sufi
hanya dengan satu jalan, yaitu cinta kepada Allah dan memperdalam rasa
kecintaan itu. Dengan kesucian jiwa ini, barulah akan terbuka jalan untuk
Pada tahap ini, hati harus selalu disibukkan dengan dzikir dan
dari dalam hatinya. Hilangnya dunia, bagi hati yang telah tahalli, tidak akan
dzikir. Pada saat tahalli, lantaran kesibukan dengan mengingat dan berdzikir
berdzikir untuk kebesaran Tuhannya dalam berbuat. Begitu pula, mata, kaki,
lagi pada dunia yang menipu. Kesedihannya bukan pada anak dan istri yang
16
tidak akan menyertai kita saat maut menjemput. Kepedihannya bukan pada
hanya kepada Allah. Hatinya sedih jika tidak mengingat Allah dalam setiap
detik.
Buku teks adalah buku yang berisi uraian tentang isi atau materi suatu
mata pelajaran atau bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah
diasimilasikan. Buku ini dapat dipakai untuk sarana belajar dalam kegiatan
dibuat secara sistematis dan berisi tentang suatu materi pelajaran tertentu, yang
menjelaskan bahwa “buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di
17
Buku teks merupakan sumber pembelajaran yang dapat membantu peserta
didik dalam memahami materi pelajaran dan dapat di manfaatkan dalam proses
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Buku teks sebagai sumber belajar
sebagai sumber ilmu. Buku teks menyajikan banyak informasi untuk memahami
materi pembelajaran yang diberikan guru di dalam kelas. Buku teks juga dapat
membantu guru untuk menyajikan materi secara detail sehingga siswa mudah
Buku teks sangat bermanfaat bagi siswa untuk belajar. Dengan adanya
buku teks, siswa akan memperoleh banyak informasi dan pelajaran, dapat belajar
mandiri, dan mengerjakan soal-soal yang ada di buku teks untuk melatih
kemampuannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa buku teks adalah buku yang
berisi tentang uraian materi pelajaran tertentu, yang disusun secara sistematis
materi Al-Qur’an, Hadis, Fiqh, Akidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam yang
harus dipahami dan diamalkan. Oleh sebab itu, kedudukan buku teks pendidikan
18
mengamalkan ajaran Agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui
mata pelajaran atau kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. (PP
No. 55 Tahun 2007 Tentang pendidikan Agama dan Keagamaan). Dalam konteks
ini, buku teks Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menggunakan kurikulum
2013 yang diterbitkan oleh Kemendikbud. Materi yang disajikan untuk satu tahun,
tasawwuf akhlāqī yang dimuat dalam kitab Nasaih Al-‘Ibad dan relevansi
tasawwuf akhlāqī yang terdapat di dalam kitab Nasaih Al-‘Ibad adalah nilai
taubat, nilai ikhlas, nilai sabar, nilai wara’, nilai zuhud, nilai tawakal, nilai
yang terdapat dalam kitab Nasaih Al-‘Ibad seperti nilai sabar, tawakal, ikhlas,
mahabbah, dan syukur dapat dijadikan benteng untuk membangun diri dari
19
2. Hosen (2021) dengan judul Nilai-Nilai Pendidikan tasawwuf akhlāqī (Studi
terdapat dalam buku Kalam Hikmah karya RKH. Muhammad Syamsul Arifin
adalah nilai istiqomah, nilai sabar, nilai tawadhu’, nilai wara’, nilai qona’ah
Syamsul Arifin dalam buku Kalam Hikmah adalah tipologi pemikiran Islam
masih terikat kuat dengan pemikir-pemikir ulama ahli fiqih, hadits, tasawwuf
hingga abad ke-13 Masehi. Dalam buku Kalam Hikmah juga memiliki
buku Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kurikulum 2013 dan buku Kalam
Hikmah saling berkaitan mulai dari materi, tujuan dan ruang lingkupnya,
dalam hal ini untuk membentuk perilaku yang baik dari dalam maupun dari
luar hati dengan menekankan pada sistem olah hati dengan prosesnya berupa
20
3. Nesia Mu’asyarah (2017) dengan judul Nilai-Nilai Tasawwuf Dalam Novel
tasawwuf yakni sesuai dengan alur cerita dalam novel tersebut yang
buruk dan tercela kemudian masuk kepada budi pekerti yang terpuji (akhlak
tasawwuf yang ditemukan pada novel tersebut memiliki relevansi yang sangat
4. Annisa Rizki Ananda (2017) dengan judul Nilai-nilai tasawwuf dalam novel
tasawwuf dalam novel 99 cahaya di langit eropa karya Hanum Salsabiela Rais
dan Rangga Almahendra. Hasil penilian ini adalah bahwa nilai-nilai yang
21
terkandung dalam novel 99 Cahaya di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela
Rais dan Rangga Almahendra yakni nilai taubat, syukur, wara’, sabar, zuhud,
mengenai nilai-nilai tasawwuf yang terdapat pada buku novel Habibie &
Ainun. Hasil penelitian ini adalah bahwa nilai-nilai tasawwuf yang terdapat
pada novel Habibie & Ainun adalah nilai sabar, syukur, tawakkal, tawadhu,
Penelitian Relevan
22
analisis data Kelas X SMA.
analisis isi (content
analysis).
2. Nilai-Nilai Pendidikan tasawwuf Dalam penelitian Pada penelitian
akhlāqī (Studi Analisis dalam ini sama-sama ini peneliti
Buku Kalam Hikmah RKH. menganalisis nilai- meneliti buku
Muhammad Syamsul Arifin), nilai tasawwuf Kalam Hikmah
hosen (2021). akhlāqī. sama- karya RKH.
sama menggunakan Muhammad
jenis penelitian Syamsul Arifin
pustaka (library sedangkan
research), sama- penelitian kami
sama menggunakan meneliti Buku
analisis data Teks Pendidikan
analisis isi (content Agama Islam dan
analysis). Budi Pekerti
Kelas X SMA.
23
tasawwuf
akhlāqī.
4. Nilai-Nilai Tasawwuf Dalam Dalam penelitian Pada penelitian
Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa ini sama-sama ini peneliti
Karya Hanum Salsabiela Rais dan menganalisis nilai- meneliti buku
Dalam Novel 99
Rangga Almahendra, Annisa Rizki nilai tasawwuf.
Cahaya Di Langit
Ananda (2017) sama-sama Eropa Karya
menggunakan jenis Hanum
penelitian pustaka Salsabiela Rais
(library research), dan Rangga
sama-sama Almahendra,
menggunakan sedangkan
penelitian kami
analisis data
meneliti Buku
analisis isi (content Teks Pendidikan
analysis). Agama Islam dan
Budi Pekerti
Kelas X SMA.
Selain itu
penelitian ini
hanya meneliti
nilai tasawwuf
secara umum
sedangkan
penelitian kami
meneliti
tasawwuf secara
khusus pada
tasawwuf
akhlāqī.
5. Nilai-Nilai Tasawwuf Dalam Sama-sama Penelitian ini
Novel Habibie & Ainun Karya merupakan fokus meneliti
Bachruddin Jusuf Habibie, Linda penelitian nilai-nilai
kepustakaan
Aliffianiata (2022). tasawwuf secara
(library research),
dan teknik analisis umum sedangkan
data yang penelitian kami
digunakan content fokus meneliti
analysis atau kajian nilai-nilai
isi. tasawwuf
akhlāqī.
Penelitian ini
meneliti novel
Habibie & Ainun
24
sedangkan
penelitian kami
meneliti buku
Teks Pendidikan
Agama Islam dan
Budi Pekerti
Kelas X SMA.
dalam penelitian juga dapat memudahkan pembaca untuk memahami isi penelitian
Hasil Penelitian
25
BAB III
METODE PENELITIAN
(library research) dikarenakan data yang diperlukan untuk menyusun karya ini
diperoleh dari kajian pustaka. Library research adalah penelitian dengan cara
dan mengidentifikasi itulah yang biasa dikenal dengan mengkaji bahan pustaka
atau hanya disingkat dengan kajian pustaka atau telaah pustaka (literatur review).
(Hadi, 2002, h. 9)
Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan objek dari
penelitian yang akan ditelaah peneliti, oleh karena itu penelitian ini menggunakan
yang menghasilkan “grounded theory’’ yakni teori yang muncul dari data yang
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan peneliti dalam
26
nyata. Dikarenakan penelitian ini adalah jenis penelitian library research
(penelitian pustaka), maka data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka adalah
berupa sumber data primer dan sumber data sekunder. Adapun rincian sumber
data yakni:
Sumber data primer adalah sumber data pokok yang berkaitan dengan
objek yang dikaji dan sangat dibutuhkan dalam penelitian. Data primer atau data
tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subjek sebagai sumber
informasi yang dicari. (Azwar, 2004, hal. 91). Sumber data primer pada penelitian
ini adalah buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas X SMA. Buku
Nursobah.
Sumber data sekunder adalah tangan kedua yang diperoleh lewat pihak
lain tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitian (Azwar, 2004, h. 91).
dan hasil penelitian lainnya yang mengkaji beberapa hal yang terdapat
27
1. Buku Akhlak Tasawwuf, Karya Abdul Kadir Riyadi, Dkk.
Qusyairy.
Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai
hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, majalah dan benda-benda
catatan harian. Dari macam benda-benda tersebut, peneliti memilih buku teks
siswa mata pelajaran pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti (BP) kelas
pengumpulan data.
apabila peneliti melakukan pendekatan analisis isi dan dapat dilaksanakan dengan:
28
1. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis atau kategori yang akan
dicari datanya.
2. Check list terhadap daftar tabel variabel yang akan dikumpulkan datanya.
utama dari penelitian ini adalah buku teks siswa mata pelajaran pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X SMA terbitan Kemendikbud kurikulum
2013, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai buku yang relevan,
proses mencari dan mengatur secara sistematis sehingga data menjadi sederhana
dan dalam bentuk yang mudah dipahami dan diinterpretasikan. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis (analisis isi). Menurut
Holsti adalah “bahwa analisis isi adalah teknik apapun yang digunakan untuk
29
menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan
antara berbagai konsep, kebijakan, program, kegiatan, peristiwa yang ada, untuk
Setelah peneliti menentukan serinci mungkin aspek dari isi yang akan
30
Analisis isi digunakan untuk mendapatkan inferensi yang valid dan dapat diteliti
Langkah 1
Menelaah
Langkah 2
Menentukan sampel
Langkah 3
Mencari data yang
relevan
Langkah 4
Menyimpulkan
Temuan
31
DAFTAR PUSTAKA
Farid, Ahmad. (2016). Zuhud dan Kelembutan Hati. Depok: Pustaka Khazanah
Fawa’id.
32
Husaini. (2021). Pembelajaran Materi Pendidikan Akhlak. Medan: CV Pusdikra
Mitra Jaya.
Jabrohim, Chairil Anwar, dan Suminto A. Sayuti, (2009). Cara Menulis Kreatif,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jumantoro, Totok dan Samsul Munir. (2005). Kamus Ilmu Tasawwuf. Jakarta:
Amzah.
MS, Asfari dan Cr, Otto Sukatno. (1999). Mahabbah Cinta Rabiah Al-Adawiyah.
Yogyakarta: Benteng Budaya.
Muqit, Abdul. (2020). “Makna Zuhud Dalam Kehidupan Prspektif Tafsir Al-
Qur’an”. Jurnal Ilmu Al-Qur’an Tafsir dan Pemikiran Islam. Vol 1.No.2.
Solihin & Rosihon Anwar. (2018). Ilmu Tasawwuf. Bandung: Pustaka Setia.
Supriyo. (2015). “Pengaruh Buku Teks Dan Cetak Terhadap Hasil Belajar di
SMA N 1 Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur Pada Kelas XII. IPS
33
Tahun Pelajaran 2013/2014”. Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro, ISSN:
2442-9449 Vol.3.No.1.
Tamrin, Dahlan. (2010). Tasawwuf Irfani; Tutup Nasut Buka Lahut. Malang:
Maliki Press.
Wati, Dian Chrisna, dan Dikdik Baehaqi Arif. (2017). “Penanaman Nilai-Nilai
Religius Di Sekolah Dasar Untuk Penguatan Jiwa Profetik Siswa.” 60.
Yogyakarta, Indonesia.
Yunus, Mahmud. (2007). Kamus Arab Indonesi. Jakarta: PT. Mahmud Yunus
Wadzurriyah.
34