Anda di halaman 1dari 18

Prinsip dan Ajaran Islam Dalam Ilmu

MAKALAH
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan
yang diampu dosen Junaidi, M.Ag.
pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh
Hestiyah fitriyani 1988201040
Ayu rindi yani 1988201041
Lusita pangastuti 1988201042
Ayu andika 1988201022

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KOTABUMI
LAMPUNG UTARA
2022

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan segala bentuk kenikmatannya kepada kita semua sehingga
kami dapat menyelesaikan sesuai dengan waktu yang di harapkan. Dan tak lupa pula
kami mengirimkan salam dan shalawat atas junjungan kita Nabiullah Muhammad
saw. Sebagai rahmatan lil’alamin.

Makalah ini merupakan bentuk kewajiban dan penyempurnaan nilai terhadap


kami selaku mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Kotabumi dan pengembangan
nilai-nilai keagamaan melalui mata kuliah Islam dan Ilmu pengetahuan. Tugas
“Prinsip Dan Ajaran Islam Dalam Ilmu” ini kami tulis dan kami susun dengan
segenap keikhlasan yang kami kumpulkan disela - sela waktu.

Dan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing Bpk, Reza Satria Pratama,
M.Pd.I. yang telah memberikan banyak arahan dan bimbingan kepada kami menjadi
mahasiswa yang berahlak berlandaskan aturan Islam.

Makalah ini belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun. Akhir kata, kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Tangerang, 24 Desember 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................................1
C. Tujuan penulisan........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Prinsip Dan Ajaran Islam Dalam Ilmu.....................................................................3
B. Ilmu Dalam Perspektif Menurut Islam....................................................................4
1. Pendidikan dalam perspektif islam.......................................................................5
2. Defenisi Ilmu Pendidikan Islam............................................................................6
3. Tujuan umum pendidikan manusia......................................................................7
4. Manfaat Ilmu Bagi Manusia..................................................................................8
C. Penerapan Ilmu Berbasis Sunnahtullah Dan Qadarullah.......................................9
D. Ayat Al-Quran Dan Hadits......................................................................................11
BAB III.................................................................................................................................14
PENUTUP............................................................................................................................14
A. Kesimpulan...............................................................................................................14
B. Saran.........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan telah memberikan kemudahan-kemudahan dan
kesejahteraan bagi kehidupan manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
dua sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi
yang mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan
ide-ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat
ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia
untuk berkembang lebih maju lagi. Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa
dasar-dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan
digali dalam Al-quran, sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan
mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hubungan antara sains dan agama kini menjadi pertimbangan penting
dikalangan pemikir, dan pembentukan kuliah-kuliah akademik tentang sains dan
Islam merupakan petunjuk kuat tentang hal tersebut.
Dalam konteks ini, tidak ada pertentanganantara sains dan Islam, dimana
keduanya berjalan seimbang dan selaras untuk menciptakan khazanah keilmuan dan
peradaban manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Pandangan Islam terhadap sains
dan teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan
modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan penelitian dan
bereksperimen dalam halapapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam, sains dan
teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari
keberadaannya.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana hubungan ilmu dalam perspektif Islam?

1
2. Bagaimana penerapan ilmu berbasis sunnstullah dan qudarullah?
3. Apa saja Ayat al-quran dan hadits yang berhubungan dengan prinsip dan
ajaran Islam dalam ilmu?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui hubungan ilmu dalam perspektif islam.
2. Mengetahui penerapan ilmu berbasis sunnstullah dan qudarullah.
3. Mengetahui Ayat al-quran dan hadits relavan yang berhubungan dengan
prinsip dan ajaran islam dalam ilmu.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Dan Ajaran Islam Dalam Ilmu


Ilmu pengetahuan merupakan prasyarat terpenting bagi pembangunan bangsa
yang kuat dan dihormati. Setiap perkara di dunia ini mestilah disandarkan kepada
ilmu seperti iman dan perkara keagamaan, ekonomi, politik, sosial, perpaduan dan

2
sebagainya. Iman atau amalan tanpa ilmu ibarat sebuah bangunan di atas pasir atau
sarang labah-labah. Apabila datang ribut yang kuat maka akan binasalah ia. Ilmu
pengetahuan juga adalah asas pembentukan sesebuah tamadun manakala akhlak pula
adalah pengutuh atau pengukuh yang berperanan mengekalkan kekuatan
pembangunan bangsa, negara atau sebuah tamad.

Individu muslim yang menuntu ilmu dalam masa yang sama perlu
menghindari perasaan malas dan mudah jemu dengan buku pengajian. Ini dapat
diatasi dengan membaca nota atau buku-buku yang kecil dan ringan. Selain itu
amalan zikrullah dan membaca ayat-ayat suci Al-Quran mampu melembut hati
manusai kerana sesiapa yang menjauhi nasihat ataupun tazkirah diri ditakuti Allah
akan mengeraskan hatinya.

Oleh itu sesiapa yang berusaha untuk memahami agama Islam hendaklah
sentiasa berhubung dengan orang-orang yang perhubungannya sentiasa bersama ilmu.
Mereka adalah orang-orang yang perhatiannya sentiasa kepada al-Qur’an dan al-
Sunnah yang sahih, usahanya sentiasa kepada mengkaji kitab-kitab peninggalan para
ulama’ dan pemikirannya sentiasa ke arah memperbaiki keadaan umat Islam dan
menjaga kemurnian agama Islam. Di antara mereka ialah para alim ulama’ dan guru-
guru, maka hendaklah memuliakan mereka, mendengar nasihat mereka dan mengikuti
jejak langkah mereka. Seandainya mereka berbuat salah, hendaklah menasihati
mereka secara sopan dan tersembunyi, tidak secara kasar dan terbuka kepada orang
ramai. Di antara mereka adalah orang-orang yang dalam proses memahami agama
Islam, maka hendaklah menjadikan mereka sebagai sahabat karib, selalu meluangkan
masa berkongsi ilmu, bertukar-tukar pendapat dan saling menasihati.

Adab menuntut ilmu yang kelima adalah beramal dengan segala ilmu yang
diperolehi. Para penuntut ilmu perlu mengamalkan segala ilmu yang dipelajari setakat
mana yang termampu olehnya. Ulama’ silam sentiasa member peringatan bahawa
orang yang berilmu dan tidak beramal dengan ilmunya akan dihumban ke dalam api
neraka lebih dahulu daripada penyembah berhala. Jadikanlah ilmu yang dipelajari

3
sebagai benteng daripada terjerumus ke kancah maksiat dan jadikanlah juga ia
sebagai senjata di dalam mematahkan serangan musuh Islam serta jadikankanlah ia
sebagai ubat yang mujarab di dalam menyembuhkan penyakit jahil dan batil di dalam
masyarakat. Jangan jadikan ia sebagai barangan jualan untuk mengejar kekayaan
dunia yang sementara. Tanpa usaha yang bersungguh-sungguh, pengamalan ilmu
yang dipelajari itu tidak mampu untuk dilaksanakan.

B. Ilmu Dalam Perspektif Menurut Islam


Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Menurut Langgulung pendidikan
Islam tercakup dalam delapan pengertian, yaitu At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan
keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy (pengajaran keislaman), Tarbiyyah Al-Muslimin
(Pendidikan orang-orang islam), At-tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam islam), At-
Tarbiyyah ‘inda Muslimin (pendidikan dikalangan Orang-orang Islam), dan At-
Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami).
Arti pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam.
Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu
pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara
lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori. Hakikat manusia menurut Islam adalah
makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang
perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Manusia sempurna
menurut Islam adalah jasmani yang sehat serta kuat dan Berketerampilan, cerdas serta
pandai. Tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba
Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang
menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah
kepada Allah.

1. Pendidikan dalam perspektif islam

4
Pengertian pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi
bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya agar mencapai kedewasaan. Pendidik Islam ialah Individu yang
melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam situasi pendidikan islam untuk
mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Langgulung (1997), pendidikan Islam tercakup dalam delapan
pengertian, yaitu At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan keagamaan), At-Ta’lim fil Islam
(pengajaran keislaman), Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang islam), At-
tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin
(pendidikan dikalangan Orang-orang Islam), dan At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah
(Pendidikan Islami).
Pendidik Islam ialah Individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara
Islam dalam situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Para
ahli pendidikan lebih menyoroti istilah-istilah dari aspek perbedaan antara tarbiyyah
dan ta’lim, atau antara pendidikan dan pengajaran.
Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas
dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar
dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan
pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual
(petunjuk praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan pendidikan sebagai
fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya
ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup
pada salah satu atau beberapa pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan
atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an dan
Sunnah (Hadist).
Menurut Prof. Dr. Mohammad Athiyah al Abrasyi pendidik itu ada tiga macam :
a.   Pendidikan Kuttab Pendidikan ini ialah yang mengajarkan al Qu’ran kepada anak-
anak dikuttab. Sebagian diantara mereka hanya berpengetahuan sekedar pandai
membaca, menulis dan menghafal al Qur’an semata.

5
b.  Pendidikan Umum Ialah pendidikan pada umumnya, yang mengajarkan dilembaga-
lembaga pendidikan dan mengelola atau melaksanakan pendidikan Islam secara
formal sperti madrasah-madrasah, pondok pesantren ataupun informal seperti didalam
keluarga.
c.   Pendidikan Khusus Adalah pendidikan secara privat yang diberikan secara khusus
kepada satu orang atau lebih dari seorang anak pembesar kerajaan (pejabat) dan
lainnya.

2. Defenisi Ilmu Pendidikan Islam

Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi
ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan
adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu
ilmu bukanlah hanya teori,tetapi isi lain juga ada ialah :

1. Teori.

2. Penjelasan tentang teori itu.

3. Data yang mendukung tentang penjelasan itu.

Islam adalah nama Agama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw, yang berisi
seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia ; ajaran itu dirumuskan berdasarkan
dan bersumber pada al Qur’an dan hadist serta aqal. Penggunaan dasarnya haruslah
berurutan :al Qur’an lebih dahulu ; bila tidak ada atau tidak jelas dalam al Qur’an
maka harus dicari dalam hadist ; bila tidak ada atau tidak jelas didalam hadist, barulah
digunakan aqal (pemikiran), tetapi temuan aqal tidak boleh bertentangan dengan jiwa
al Qur’an dan hadist.

3. Tujuan umum pendidikan manusia

Hakikat manusia menurut Islam

Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia


adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan
lingkungan. Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan didunia barat,

6
dikatakan bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan
(nativisme) sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa
perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme), sebagai
sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan
seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi). Manusia
adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi
pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam surah al Qashash
ayat : 77 :

َ AA‫ ْي‬Aَ‫ ِإ ل‬Aُ ‫ هَّللا‬A‫ن‬Aَ A‫ َس‬A‫ح‬Aْ ‫ َأ‬A‫ ا‬A‫ َم‬A‫ َك‬A‫ن‬Aْ A‫ ِس‬A‫ح‬Aْ ‫ َأ‬A‫ َو‬A‫ ا‬Aَ‫ ي‬A‫ ْن‬A‫ ُّد‬A‫ل‬A‫ ا‬A‫ن‬Aَ A‫ ِم‬A‫ك‬
A‫ك‬ َ Aَ‫ب‬A‫ص ي‬ ِA Aَ‫ ن‬A‫س‬ Aَ A‫ ْن‬Aَ‫ اَل ت‬A‫ َو‬Aَ‫ ة‬A‫ر‬Aَ A‫آْل ِخ‬A‫ ا‬A‫ر‬Aَ A‫َّ ا‬A‫د‬A‫ل‬A‫ ا‬Aُ ‫ هَّللا‬A‫ك‬
َ A‫ ا‬Aَ‫ت‬A‫ آ‬A‫ ا‬A‫ َم‬A‫ِ ي‬A‫ ف‬Aِ‫ غ‬Aَ‫ ت‬A‫ ْب‬A‫ ا‬A‫و‬Aَ
A‫ َن‬A‫ ي‬Aِ‫ِس د‬A A‫ ْف‬A‫ ُم‬A‫ ْل‬A‫ ا‬A‫ب‬
Aُّ ‫ِح‬A Aُ‫ اَل ي‬Aَ ‫ن هَّللا‬ َّA ‫ ِإ‬Aِ‫ ض‬A‫ر‬Aْ ‫َأْل‬A‫ ا‬A‫ِ ي‬A‫ ف‬A‫ َد‬A‫ ا‬A‫ َس‬Aَ‫ ف‬A‫ ْل‬A‫ ا‬Aِ‫ غ‬A‫ ْب‬Aَ‫ اَل ت‬A‫و‬Aَ

Artinya :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

4. Manfaat Ilmu Bagi Manusia


Manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk makhluk hidup yang sebaik-
baiknya. Sesuai dengan firman Allah dalam surat At-Tîn : 4

Artinya :
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”
(Q.S. At-tin 95 : 4)
Manusia diberi karunia berupa akal pikiran sebagai bekal dalam mengarungi
hidup dan kehidupan. Oleh sebab itu, manusia dan ilmu memiliki nilai hubungan
yang sangat erat. Manusia tidak dapat bertahan hidup tanpa ilmu atau berfikir dan

7
ilmu tidak akan terwujud dan berkembang tanpa peranan manusia. Maka, ilmu
memiliki beberapa manfaat bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
1. Ilmu Sebagai Pemersatu
Dalam AI-Qur’ân banyak ayat yang menyuruh untu berfikir, memperhatikan tentang
penciptaan langit dan bumi, dan Al-Qur’an bersifat umum dan global. Ini
memberikan indikasi bahwa Islam merupakan agama yang bersifat universal dan
sesuai dengan akal sehat, Islam dapat dianut oleh bangsa manapun.
Kemudian setiap muslim harus berusaha membangun kembali peradabannya,
dengan berpegang teguh pada wahyu Ilahi, sebagai sumber segala sumber pegangan
hidup. Namun, mungkinkah keberadaan agama Islam yang lengkap dan universal itu
pada kenyataannya mampu membawa umat Islam pada zaman kejayaannya.
2. Ilmu Sebagai Kawan Komunikasi atau Dialog.
Sejak semula manusia diciptakan sebagai makhluk yang dialogis, ia
merupakan makhluk yang hidup dengan akal dan jiwa. Arti hidup pada manusia yaitu
sebuah kehidupan yang kreatif tidak seperti hewan atau lainnya. Menurut Descartes
“Saya berpikir, karena itu saya ada”.Manusia dapat dikatakan ada dan diakui
keberadaannya bila dia berfikir dan juga berdialog. Dalam dataran ini kedudukan dan
aktifitas manusia adalah dinamis yang pada gilirannya akan senantiasa berkomunikasi
dengan lingkungannya secara kritis, inovatif, kreatif dan mengutamakan kehormatan
ilmu serta kemanusiaan.
Aktifitas, metode dan pengetahuan tidak dapat dilepas begitu saja dari
pengaruh dari interaksi lingkungan. Oleh sebab itu, dialog merupakan sesuatu
kebutuhan dan keharusan bahwa ia yang mesti ada, karena ada hubungan yang
signifikan antara dialog dengan ilmu. komunikasi antara manusia dengan segala
sesuatu yang ada baik dalam dirinya ataupun lingkungannya adalah dialog, dengan
catatan bahwa proses tersebut benar-benar didasari oleh kesadaran yang tinggi.

C. Penerapan Ilmu Berbasis Sunnahtullah Dan Qadarullah

8
Dalam konsep islam, Allah adalah al-Khaliq (Pencipta), Sedangkan manusia
dan alam semesta adalah al-Mahluq (yang diciptakan). Allah menciptakan manusia
dan alam semesta dengan karakteristik dan sifat tertentu, atau istilah Al-Qur‟an
dengan “fitrah” tertentu. Karena Allah yang menciptakanmaka Allah pulalah yang
mengetahui (al-Alim) segala karakteristik dan sifat makhluk ciptaanNya.

Dengan demikian hanya Allah yang berhak membuat dan menentukan hukum
(aturan) yang berlaku bagi makhluk-Nya sesuai dengan fitrahnya. Menurut bahasa,
sunnatullah berasal dari kata sunnah yang bersinonim dengan tariqah yang berarti
jalan yang dilalui atau sirah yang berarti jalan hidup. Kemudian, kata tersebut
digabung dengan lafal Allah sehingga menjadi kata sunatullah yang berarti ketentuan-
ketentuan atau hukum Allah SWT. Yang berlaku atas segenap alam dan berjalan
secara tetap dan teratur. Adapun hukum/aturan Allah (sunnatullah) dibedakan
menjadi dua bagianyaitu :

 Sunnatullah qauliyah adalah sunnatullah yang berupa wahyuyang tertulis dalam


bentuk lembaran atau dibukukan, yaitu Al-Qur’an.
 Sunnatullah kauniyyah adalah sunnatullah yang tidak tertulis dan berupa kejadian
atau fenomena alam. Contohnya, matahari terbit di ufuktimur dan tenggelam di
ufuk barat.

Kedua sunatullah tersebut memiliki persamaan, yaitu :kedua-duanya berasal


dari Allah SWT, kedua-duanya dijamin kemutlakannya, kedua-duanya tidak dapat
diubah atau diganti dengan hukum lainnya.

Selain memiliki persamaan, keduanya juga mempunyai perbedaan. Sunatullah


yang ada di alam, dapat diukur. Lainhalnya dengan sunnatullah yang ada dalam AL-
Qur’an. Walaupun hal itu pasti terjadi, tetapi tidak diketahui secara pasti kapan
waktunya.

Ketika kita menyaksikan temuan baru dalam bidang IPTEK sampai saat ini
senantiasa menambah bukti ilmiah akan kebenaran yang difirmankan Allah SWT,

9
dalam Al Qur’an. Oleh karena itu dengan dasar uraian tersebut diatas, dapatlah
diambil kesimpulan bahwa beramal shaleh sebagai kata kunci perintah Allah SWT.
untuk beribadah kepada Allah SWT. dalam wujud memakmurkan bumi, hendaknya
didasarkan pada sunnatullah yaitu sebuah hasil karya iman dan ilmu pengetahuan
yang bermanfaat, khususnya yang berlandaskan sunnatullah qauliyah
maupunkauniyah.

Tanpa iman dan ilmu pengetahuan berbasis sunnatullah qauliyah


(firmanAllah, Al Qur‟an) yang memadai, hampir tidak mungkin kita membayangkan
sukses dunia dan akhirat dalam beramal shaleh secara menyeluruh dan efektif,
terutama berbasis pada sunnatullah yang diwahyukan. Kewajiban belajar
untuk kebahagiaan dunia dan akhirat bagi kaum beriman adalah merupakan
kewajiban seumur hidup, sampai wafat.

Berikut informasi global tentang adanya sunnatullah di alam jagat raya ini.
Hasil penelitian saat ini menunjukkan bahwa telah terjadi ketidak seimbangan CO
(emisi carbon) setelah lebih dari 50 tahun (ada time responpuluhan tahun), sebagai
akibat kemajuan penggunaan teknologi industri lisasi yang telah menghasilkan
dampak polusi udara yang menimbulkan pemanasan bumi, yang berlanjut
kepemanasan laut, yang berdampak padakehidupan biota di laut, juga hujan asam,
karena perilaku merusak yang dilakukan oleh manusia (industry).

Saat ini akibat tersebut telah terasa dalam keseharian kita berupa “perubahan
iklim global”, termasuk semakin naiknya tinggi permukaan laut kita. Tentu saja untuk
mendalami hubungan sebab-akibattersebut adalah merupakan temuan IPTEK yang
dilakukan oleh para ilmuwan. Hukum alam tersebut bersifat objektif dan berlaku pada
alam, kita suka atau tidak suka. Ini contoh kecil tentang sunnatullah kauniyah. Allah
SWT. Telah menyediakan alam ciptaannya untuk kita kaji dan kita pelajari, kemudian
menghasilkan IPTEK dengantime responseyang panjang (setelah puluhan tahun).

10
D. Ayat Al-Quran Dan Hadits
Kedudukan Ilmu pengetahuan dalam Islam menempati kedudukan tinggi dimana
Al-Qur’an memandang orang yang beriman dan berilmu pengetahuan berada pada
posisi yang tinggi dan mulia, dan juga ditegaskan dalam Hadits-hadits Nabi yang
memuat anjuran dan dorongan untuk menuntut ilmu. “Allah akan mengangkat derajat
orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS.
Mujadillah: Hal ini juga ditegaskan dalam beberapa ayat dan hadits rasulullah saw
sebagai berikut:

A‫ َل‬A ‫ِي‬A‫ ق‬A‫ ا‬A‫ ِإ َذ‬A‫ َو‬A‫ ْم‬A‫ ُك‬Aَ‫ ل‬Aُ ‫ هَّللا‬Aِ‫ ح‬A A‫س‬A
َ A‫ ْف‬Aَ‫ ي‬A‫ا‬A‫ و‬A‫ ُح‬A A‫س‬A َ A‫ ْف‬A‫ ا‬Aَ‫ ف‬Aِ‫ِ س‬A‫ل‬A‫ ا‬A‫ َج‬A‫ َم‬A‫ ْل‬A‫ ا‬A‫ِ ي‬A‫ ف‬A‫ا‬A‫ و‬A‫ ُح‬Aَّ‫س‬AAَ‫ ف‬Aَ‫ ت‬A‫ ْم‬A‫ ُك‬Aَ‫ ل‬A‫ َل‬A ‫ِي‬A‫ ق‬A‫ ا‬A‫ ِإ َذ‬A‫ا‬A‫ و‬AAُ‫ ن‬A‫ َم‬A‫ آ‬A‫ن‬Aَ A‫ ي‬Aِ‫َّذ‬A‫ل‬A‫ ا‬A‫ ا‬AAَ‫ ه‬AُّA‫ َأ ي‬A‫ ا‬AAَ‫ي‬
ٍ A‫ ا‬A‫ َج‬A‫ر‬Aَ A‫ َد‬A‫ َم‬A‫ ْل‬A‫ ِع‬A‫ ْل‬A‫ ا‬A‫ا‬A‫ و‬Aُ‫ت‬A‫ ُأ و‬A‫ن‬Aَ A‫ ي‬Aِ‫َّذ‬A‫ل‬A‫ ا‬A‫ َو‬A‫ ْم‬A‫ ُك‬A‫ ْن‬A‫ ِم‬A‫ا‬A‫ و‬Aُ‫ ن‬A‫ َم‬A‫ آ‬A‫ن‬Aَ A‫ ي‬Aِ‫َّ ذ‬A‫ل‬A‫ ا‬Aُ ‫ هَّللا‬Aِ‫ ع‬Aَ‫ ف‬A‫ر‬Aْ Aَ‫ ي‬A‫ا‬A‫ و‬A‫ ُز‬A‫ ُش‬A‫ ْن‬A‫ ا‬Aَ‫ ف‬A‫ا‬A‫ و‬A‫ ُز‬A‫ ُش‬A‫ ْن‬A‫ا‬
A‫ َن‬A‫ و‬AAُ‫ ل‬A‫ َم‬A‫ ْع‬Aَ‫ ت‬A‫ ا‬AA‫ِ َم‬A‫ ب‬Aُ ‫ هَّللا‬A‫ َو‬A‫ت‬
A‫ ٌر‬A‫ِ ي‬A‫ ب‬A‫َخ‬

Artinya :
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah “
dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan” (QS Mujaadilah :11)

Rasulullah saw pun memerintahkan para orang tua agar mendidik anak-anaknya
dengan sebaik mungkin. “Didiklah anak-anakmu, karena mereka itu diciptakan buat
menghadapi zaman yang sama sekali lain dari zamanmu kini.” (Al-Hadits Nabi saw).
“Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap Muslimin, Sesungguhnya Allah mencintai
para penuntut ilmu.” (Hadis Nabi saw).

Ayat ini menguraikan bagaimana kedudukan dari setiap umat manusia yang
memiliki tingkat keimanan yang tinggi yang dibarengi dengan Penguasaan terhadap
ilmu pengetahuan. Tidak akan beriman seseorang jika tidak memiliki pengetahuan
dan sesungguhnya pengetahuan itu akan melahirkan kemudharatan jika tidak

11
dibarengi dengan keimanan yang baik. Hal ini memberikan indikasi bahwa
sesungguhnya antara Islam dan Ilmu Pengetahuan adalah maerupakan dua sisi mata
uang yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Allah telah menentukan segala perkara untuk makhluk-Nya sesuai dengan ilmu-
Nya yang terdahulu dan ditentukan oleh hikmah-Nya. Tidak ada sesuatupun yang
terjadi melainkan atas kehendak-Nya dan tidak ada sesuatupun yang keluar dari
kehendak-Nya. Maka semua yang terjadi dalam kehidupan seorang hamba adalah
berasal dari ilmu, kekuasaan dan kehendak Allah, namun tidak terlepas dari kehendak
dan usaha hamba-Nya.

Allah Ta’ala berfirman,

Aٍ‫ ر‬A‫ َد‬Aَ‫ِ ق‬A‫ ب‬Aُ‫ه‬A‫ ا‬Aَ‫ ن‬A‫ ْق‬Aَ‫ ل‬A‫ َخ‬A‫ ٍء‬A‫ي‬
Aْ A‫ َش‬Aَّ‫ ل‬A‫ ُك‬A‫َّ ا‬A‫ِإ ن‬

Artinya :
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Qs. Al-Qamar:
49)

َّA‫ ل‬AA‫ ُك‬A‫ق‬ ِA AA‫ ْل‬A‫ ُم‬A‫ ْل‬A‫ ا‬A‫ِ ي‬A‫ ف‬A‫ك‬
َ AAَ‫ ل‬A‫خ‬Aَ A‫ك َو‬ ٌ A‫ ي‬Aِ‫ ر‬A A‫ َش‬Aُ‫ ه‬Aَ‫ ل‬A‫ن‬Aْ A‫ ُك‬Aَ‫ ي‬A‫ ْم‬Aَ‫ ل‬A‫و‬Aَ A‫ ا‬A‫ ًد‬Aَ‫ ل‬A‫و‬Aَ A‫ِخ ْذ‬A َّA‫ ت‬Aَ‫ ي‬A‫ ْم‬Aَ‫ ل‬A‫ َو‬Aِ‫ ض‬A‫ر‬Aْ ‫َأْل‬A‫ ا‬A‫و‬Aَ Aِ‫ت‬A‫ ا‬A‫و‬Aَ A‫ ا‬A‫َّ َم‬A‫س‬A‫ل‬A‫ ا‬A‫ك‬ ُ A‫ ْل‬A‫ ُم‬Aُ‫ ه‬Aَ‫ ل‬A‫ ي‬Aِ‫َّ ذ‬A‫ل‬A‫ا‬
A‫ ا‬A‫ ًر‬A‫ ي‬Aِ‫ د‬A‫ ْق‬Aَ‫ ت‬Aُ‫ ه‬A‫َّ َر‬A‫ د‬Aَ‫ ق‬Aَ‫ ف‬A‫ ٍء‬A‫ي‬
Aْ A‫َش‬

Artinya :
“yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak,
dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan
segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya’’ (Qs.
Al-Furqan: 2)

A‫ ٍم‬A‫ و‬Aُ‫ ل‬A‫ ْع‬A‫ َم‬A‫ ٍر‬A‫ َد‬Aَ‫ِ ق‬A‫ ِإ اَّل ب‬Aُ‫ ه‬Aُ‫ ل‬A‫ ِّز‬Aَ‫ ن‬Aُ‫ ن‬A‫ ا‬A‫ َم‬A‫ َو‬Aُ‫ ه‬Aُ‫ِئ ن‬A‫ ا‬A‫ز‬Aَ A‫ َخ‬A‫ ا‬Aَ‫ ن‬A‫ َد‬A‫ِع ْن‬A ‫ ِإ اَّل‬A‫ ٍء‬A‫ي‬
Aْ A‫ َش‬A‫ن‬Aْ A‫ ِم‬A‫ن‬Aْ ‫ ِإ‬A‫و‬Aَ

Artinya :
” Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami
tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu '' (Qs. Al-Hijr: 21)

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan dalam islam merupakan proses perubahan sikap dan tingkah laku
orang dalam usaha mendewasakan manusia supaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan islam adalah usaha maksimal untuk menentukan kepribadian anak didik
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah di gariskan dalam al-qur’an dan as-
sunnah/al-hadits. Assunnah/al-hadits adalah Perbuatan, perkataan ataupun pengakuan
Rosulullah pengakuan itu sendiri adalah kejadian atau perbuatan orang lain yang
diketahui Rosulullah, untuk membina umat manjadi manusia seutuhnya. Al-Hadits
sebagai dasar islam tidak terlepas dari fungsi itu sendiri terhadap al-qur’an, fungsi as-
sunnah terhadap al-qur’an adalah sangat penting. Ilmu pada dasarnya memiliki
banyak keutamaan, tiga di antaranya adalah ilmu dapat mengangkat derajat
pemiliknya (seorang mukmin) di atas hamba lainnya, Allah SWT akan memudahkan

13
bagi orang yang berilmu jalan menuju surga, seluruh makhluk akan memintakan
ampun bagi para penuntut ilmu. Mereka adalah orang-orang yang perhatiannya
sentiasa kepada al-Qur’an dan al-Sunnah yang sahih.

B. Saran

Kami menyadari bahwa, dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami sebagai penulis berharap agar ada kritik dan saran dari semua
pihak terutama dosen. Kami hanya lah manusia biasa. Jika ada kesalahan, itu
datanagnya dari kami sendiri. Dan jika ada kebenaran, itu datangnya dari allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. H.M. Arifin NEd, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: 2003

Prof. Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetiv, Yogyakarta: 2004

Prof. Dr. H. Kamayuhz, Ilmu Pendidikan Islam: Jakarta: 2004

Dr. Zakariyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam: Jakarta: 2004

Prof. Dr. Oemar Muhammad, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: 1995

K.H. Moenawar Cholil, Kembali Kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, Jakarta: 2004

http://inafauzia95.blogspot.com/2015/05/prinsip-dan-ajaran-islam-dalam-ipteks.html

blogspot.co.id/2015/03/penerapan-ilmu-berbasis-sunnatullah-dan.html?m=1

14
15

Anda mungkin juga menyukai