Anda di halaman 1dari 46

ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN SAINS

Diajukan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Islam dan Ilmu Sains

Oleh:
Kelompok 2

Moch. Fiqry Alwiansyah 1830111040


Umar Maulana Yusuf 1830111051

dosen pengampu

Andi Moewashi Idharoel HAQ,S.Thi.M.M

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2020
ISLAM DAN ILMU SAINS
Moch. Fiqry Alwiansyah,Umar maulana yusuf

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas


Muhammadiyah Sukabumi

Jl. R Syamsudin S.H No. 50 Sukabumi Telp. (0266) 218345

Abstark

Ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang semakin berkembang pesat sehingga dapat
berpengaruh terhadap berbagai bidang salah satunya bidang pendidikan,
perkembangan ipteks merupakan pengaruh dari ilmuan muslim salah satunya Al-
Khawarizmi yang menemukan ilmu aljabar dalam matematika. Namun, untuk
menjadi seorang ilmuan itu sangat sulit karena harus bertanggung jawab dan mampu
menerima kritik dari orang lain. Islam merupakan agama yang sangat menjunjung
tinggi ilmu pengetahuan seperti yang tercantum dalam ayat-ayat Al Qur’an yang
menganjurkan manusia untuk senantiasa mencari ilmu karena menuntut ilmu
merupakan perintah lansung dari Allah agar menjadi pribadi yang lebih baik, selai itu
orang yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah beberapa derajat.
Dalam menuntut ilmu tentunya memerlukan etika sebagai landasan utama supaya
ilmu yang kita dapatkan berguna dan dalam berilmu setiap orang harus menemukan
serta memahami ayat-ayat Al-Quran supaya mengetahui kebenarannya. Salah satu
contohnya yaitu belajar akuntasi sebab diperlukan dalam pendidikan untuk
menyediakan informasi dan belajar menerapkan prinsip keseimbangan, selain itu
adanya ipteks juga dapat memudahkan untuk melakukan dakwah bil-hal dengan baik
yang menekankan amal usaha. Jika ilmu yang telah diketahui disebarkan dengan baik
maka akan menjadi amal yang merupakan gabungan dari ilmu dan iman karena iman
dapat dilihat dari amal seseorang.

Kata Kunci : Ilmu Pengetahuan, Islam, Etika, dakwah, ilmu, amal, iman.

i|Teknik sipil
Abstract

Science and technology are getting growing rapidly so as to affect many areas of one
of the education sector , technological development is the influence of muslim Al-
Khawarizmi one scientist who discovered the algebra in mathematics .But , to be a
scientist it is tough because they have to be responsible and capable of receiving
criticism from others . Islam is the religion of highly values science as set forth in
Al-qur'an that advocates for people search for knowledge to carry out Allah's orders
to become a better person , jam the studying will be appointed rank them some degree
.In studying certainly need ethics as the basis of knowledge that we have useful and
in knowledge that everyone must find and understand al-quran to know the truth .One
example that is required in learning accounting for education to provide information
and learning to apply the principle of balance , in addition the technology can also
make it easier for people to do well that emphasizes good business .If the science is
known spread good it will become good was a combination of science and faith by
faith can be seen from the charity.

Keywords : Knowledge, Islam, Ethics, Missionary Endeavor, Science, Charity,


Faith

ii | T e k n i k s i p i l
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Karya Monumental Umat Islam dalam Ipteks................................................3
B. Hakikat Ipteks dalam Pandangan Islam..........................................................5
C. Kewajiban Menuntut Ilmu..............................................................................8
D. Etika Pengembangan dan Penerapan Ipteks dalam Pandangan Islam............9
E. Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan..............................................................13
F. Interalisasi Kebenaran Al-Quran dan Ipteks....................................................16
G. Paradigma Islam tentang Ilmu Pengetahuan.................................................20
H. Etika Islam dalam penerapan ilmu pengetahuan..........................................24
I. Prinsip Ajaran Islam dalam Ilmu Pendidikan...................................................28
J. Dakwah Bil Hal Melalui Pengenbangan dan Penerapan Ipteks.......................30
K. Tanggung Jawab Ilmuan Muslim dalam Berbangsa dan Bernegara,
kedudukan, kewajiban, ilmuan dalam masyarakat, umat dan bangsa......................32
L. Epilog Iman, Ilmu dan Amal sebagai Pilar Peradaban.....................................34
BAB III PENUTUP...................................................................................................37
A. Kesimpulan...................................................................................................37
B. Saran.............................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................38

iii | T e k n i k s i p i l
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim,

Alhamdulillahirabil’alamin dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT


yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami mampu menyelesaikan
tugas Ujian Akhir Semester “Resensi Islam Dan Ilmu Sains” Penyajian ini disusun
dalam kerangka berfikir untuk mengupayakan adanya integrasi dan interkoneksi
antara nilai-nilai Islam dalam pengetahuan ilmu sains.

Resensi ini mempunyai bagian pembahasan pokok yaitu, tentang ilmu


pengetahuan dan teknologi, bagaimana etika yang baik menghadapi perkembangan
ilmu pengetahuan, paradigm agama islam terhadap ilmu pengetahuan dan bagaimana
cara mengimplemantasikannya dalam kehidupan.

Resensi ini dapat dijadikan referensi untuk mahasiwa universitas


muhammadiyah sukabumi agar mereka mengetahui apa yang dimaksud islam dan
ilmu sains. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dijadikan resensi
untuk wawasan mereka yang lebih luas lagi tentang islam dan ilmu sains.

iv | T e k n i k s i p i l
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan pemahaman nilai-nilai al-Islam dan
Kemuhammadiyahan, pada AIK 4 ini ditekankan pada pengungkapan nilai-
nilai yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang mampu menerapkan nilai-nilai
Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Islam dan Sains terdiri dua kata berbeda yang mempunyai makna
berbeda pula. Islam yang berasal dari kata "salama" berarti mengandung
selamat dan penyerahan diri secara penuh pada syariatnya. Sedangkan sains
dapat dipahami sebagai ilmu alam yang dapat dibuktikan kebenarannya.
Dalam sains sebagian orang menganggap pembuktian kebenaran itu harus
dapat dilakukan dengan metodologi yang sistematis.
Sebagai umat muslim, tentunya harus mengetahui bagaimana peranan
orang terdahulu dalm berbagai bidang sehingga kita dapat hidup pada zaman
modern ini dengan mudah. Namun, dengan banyaknya kemudahan yang dapat
kita lakukan itu dapat berakibat kurang baik jika kita tidak menggunakannya
sesuai ketentuan.
Dalam kehidupan ini setiap tindakan yang kita lakukan harus
berlandaskan dengan ilmu pengetahuan yang berlandaskan Al-Quran dan
Hadist agar kita memahami dengan baik bagaimana cara menyikapinya dan
dapat bermanfaat untuk kehidupan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja karya umat Islam dalam ipteks?
2. Bagaimana hakikat ipteks dalam pandangan Islam?
3. Mengapa menuntut ilmu wajib?

1|Teknik sipil
4. Bagaimana etika pengembangan dan penerapan ipteks dalam pandangan
Islam?
5. Bagaimana integrasi Islam dan ilmu pengetahuan sesuai ayat Al-Quran?
6. Apa saja bukti kebenaran Al-Quran dan ipteks?
7. Interelasi kebenaran al-quran an IPPTES
8. Bagaimana peranan Islam tentang ilmu pengetahuan?
9. Bagaimana prinsip ajaran Islam dalam ilmu pengetahuan
10. Prinsip ajaran islam alam ilmu bisnis
11. Apa yang dimaksud dengan dakwah bil hal
12. Mengapa iman, ilmu dan amal dijadikan sebagai pilar peradaban

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menyebutkan karya umat islam dalam perkembangan
ipteks
2. Memahami dan mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam
pengembangan dan penerapan Ipteks
3. Menerapkan nilai-nilai keutamaan menuntut ilmu dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Menjadikan etika Islam sebagai landasan utama dalam penerapan Ilmu
Pengetahuan, terutama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
yang bersesuaian dengan fitrah penciptaan manusia.
5. Memahami apa itu Hakikat Hakikat ayat Allah swt, Kesatuan Ayat Al-
Quran dan bagaiman acara memamahinya
6. Mengetahui kebenaran adanya Al-Qur’an dalam Ilmu Pengetahuan
7. Dapat memahami peran islam dalam ilmu pengetahuan
8. Dapat menyadari bahwa ilmu pengetahuan sangat diperlukan dalam dunia
sipil.
9. Memahami ilmu dalam prinsip ajaram agama Islam
10. Memahami hubungan Iptek dengan Dakwah Bil Hal

2|Teknik sipil
11. Mengetahui tanggung jawab ilmuan dalam berbahasa dan bernegara,
kedudukan,kewajiban,ilmuan,dalam masyarakat, umat dan bangsa.
12. Mengimplementasikan Iman Ilmu dan Amal dengan benar

3|Teknik sipil
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karya Monumental Umat Islam dalam Ipteks


Saat Rasulullah mendirikan pemerintahan islam yang diberi nama
Daulah Khilafah Islamiyah di Madinah, umat islam mengalami kejayaan
dalam bidang Ipteks dengan sangat pesat sebagai sebuah peradaban modern.
Kala itu Andalusia yang menjadi pusat ilmu pengetahuan sampai bisa
melahirkan banyak ilmuan dan menginspirasi ilmuan barat untuk belajar
Ipteks yang telah dibuat oleh umat islam.
Pada masa itu Islam mampu membuktikan kejayaannya dalam semua
aspek kehidupan. Tidak hanya peningkataan dalam spiritual saja yang telah
mereka capai, akan tetapi mengenai kehidupan global juga ditancapkan di
tengah kemajemukan masyarakat global. Adanya korelasi antara sains dan
agama, kemajuan intelektual, kematangan ekonomi, sains, teknologi,
tingginya nilai-nilai sosial dan budaya telah membuktikan bahwa Islam
merupakan Kiblat peradaban dunia, tidak saja pada masa klasik, akan tetapi
juga pada jaman modern. (Thoha & Pendahuluan, n.d.)
Dalam masa kejayaan tentunya terdapat ilmuan yang dapat
berpengaruh terhadap kehidupan yang memberikan dampak luar biasa bagi
semua orang, pertama Al- Khawarizmi yang menemukan ilmu aljabar dalam
matematika. Selain ahli dalam matematika, beliau juga ahli
dalam astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia.  Al-
Khwārizmī juga berperan penting dalam memperkenalkan angka Arab melalui
karya Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind yang kelak diadopsi
sebagai angka standar yang dipakai di berbagai bahasa serta kemudian
diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada
abad ke-12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik
mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi. Kontribusinya

4|Teknik sipil
tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan.
Kata "aljabar" berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam
matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat, yang tercantum dalam
bukunya. Kata algorisme dan algoritma diambil dari kata algorismi.
Kedua, Ibnu Sina merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dokter, dan
penulis aktif yang lahir di zaman keemasan Peradaban Islam. Pada zaman
tersebut ilmuwan-ilmuwan muslim banyak menerjemahkan teks ilmu
pengetahuan dari Yunani, Persia dan India. Teks Yunani dari zaman Plato,
sesudahnya hingga zaman Aristoteles secara intensif banyak diterjemahkan
dan dikembangkan lebih maju oleh para ilmuwan Islam. 
Ketiga, Jabbar Ibnu Hayyan merupakan seseorang yang mampu
mengubah pandangan orang-orang tentang berbagai kejadian alam yang pada
saat itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diprediksi, menjadi suatu
ilmu sains yang dapat dimengerti dan dipelajari oleh manusia.Penemuan-
penemuannya di bidang kimia telah menjadi landasan dasar untuk
berkembangnya ilmu kimia dan tehnik kimia modern saat ini. Dialah yang
menemukan asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam asetat, tehnik distilasi
dan tehnik kristalisasi. Dia juga yang menemukan larutan aqua regia (dengan
menggabungkan asam klorida dan asam nitrat) untuk melarutkan emas. Selain
itu, mampu mengaplikasikan pengetahuannya di bidang kimia kedalam proses
pembuatan besi dan logam lainnya, serta pencegahan karat. Dan dia jugalah
yang pertama mengaplikasikan penggunaan mangan dioksida pada pembuatan
gelas kaca.
Keempat, Ibnu Haitham merupakan orang pertama yang menemukan
juga menulis data penting mengenai cahaya. Dia membuat percobaan sangat
teliti terkait lintasan cahaya melalui beberapa media lalu menemukan teori
pembiasan cahaya. Dia pula yang pertama melakukan eksperimen tentang
penyebaran cahaya terhadap beraneka warna. Di dalam buku tersebut, Ibnu
Haitham turut menjelaskan mengenai ragam cahaya yang muncul saat

5|Teknik sipil
matahari terbenam, termasuk teori kemunculan bayangan, gerhana, serta
pelangi. Ilmuwan asal Irak itu tercatat sebagai orang pertama yang
menjabarkan indra penglihatan manusia secara detail. Tidak terkecuali,
tentang proses manusia dapat melihat.
Nah itulah ilmuan yang sangat luar biasa hingga dapat dirasakaaan
sampai saat ini manfaatnya, karena jika tidak ada mereka mungkin kita tidak
akan mengenal yang namanya matematika ataupun tentang alat optik yang
sering digunakan. Dengan adanya illmu pengetahuan dan teknologi yang
terbaru manusia dapat menemukan jati dirinya melalui proses belajar dan
belajar tersebut adalah proses pendidikan menuju pendewasaan intelektual,
emosional dan diwujudkan dengan tingkah laku yang sesuai dengan kehendak
Allah. Di anatara sekian banyak tujuan pendidikan adalah mewujudkan
manusia yang baik sebagai hamba Allah yang menjalani kehidupan dengan
semangat pengabdian (ibadah) kepada-Nya, baik yang berupa ritual
(ubudiyah) maupun interaksi sosial (mu’amalah).41 Kaitannya dengan
pengembangan sains, Islam dengan al-Qur'an-nya merupakan induk dari
semua sains yang telah berkembang, maupun yang belum ditemukan oleh
manusia. Ayat yang turun pertama kali memberikan isyarat bahwa alam
semesta mengandung nilai-nilai pengetahuan yang senantiasa memerlukan
penelitian.

B. Hakikat Ipteks dalam Pandangan Islam


Ilmu pengetahuan adalah kumpulan beberapa pengetahuan manusia
tentang alam empiris yang disusun secara logis dan sistematis. Sedangkan
Teknologi merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan tersebut, yang tujuan
sebenarnya adalah untuk kemaslahatan manusia.
Sudah menjadi pengetahuan yang umum bahwa agama memiliki ciri
dengan kesakralan dan banyak sekali yang beranggapan bahwa Ipteks tidak

6|Teknik sipil
sejalan dengan agama. Namun, Islam merupakan agama yang sangat
menjunjung tinggi ilmu pengetahuan seperti yang tercantum dalam ayat-ayat
Al Qur’an yang menganjurkan manusia untuk senantiasa mencari ilmu. Allah
senantiasa meninggikan derajat orang-orang yang berilmu, sebagaimana telah
dijelaskan dalam QS. Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya” Hai orang-orang
beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: Berlapanglapanglah dalam
majlis, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan”.
Perlu kita ingat bahwa ilmu itu tujuannya tidak boleh keluar dari nilai-
nilai islami yang sudah pasti nilai-nilai tersebut membawa kepada
kemaslahatan manusia. Seluruh ilmu, baik ilmu-ilmu teologi maupun ilmu-
ilmu kealaman merupakan alat untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan
selama memerankan peranan ini, maka ilmu itu suci. [ CITATION Ghu98 \l 1033 ]
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
konsekuensi dari konsep ilmu dalam Al Qur‟an yang menyatakan bahwa
hakikat ilmu itu adalah menemukan sesuatu yang baru bagi masyarakat,
artinya penemuan sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui orang.
Namun pada masa lalu, umat islam seluruh dunia pernah mengalami
kesedihan karena ketertinggalan dalam persoalan iptek, padahal untuk
kebutuhan kontemporer kehadiran iptek merupakan suatu keharusan yang
tidak dapat ditawar, terlebih-lebih iptek dapat membantu dan mempermudah
manusia dalam memahami kekuasaan Allah dan melaksanakan tugas
kekhalifahan [ CITATION Soe98 \l 1033 ]
Allah SWT. menciptakan alam semesta dengan berbagai ciri khusus
untuk setiap ciptaannya, ciri khusus yang melekat pada suatu ciptaan

7|Teknik sipil
itulah yang dinamakan “sunnatullah”. Sunnatullah merupakan hukum yang
ditetapkan Allah yang bersifat fitrah, yakni tetap dan otomatis, untuk
mengatur mekanisme alam semesta sehingga dapat menjadi pedoman bagi
manusia dalam beribadah kepada Allah selaku hamba-Nya dan dalam
mengelola alam semesta selaku khalifatullah, guna mewujudkan maslahat
bagi kehidupan manusia dan menghindari mafsadat. Disinilah sesungguhnya
hakikat Iptek dari sudut pandang Islam yaitu pengkajian terhadap sunnatullah
secara obyektif, memberi kemaslahatan kepada umat manusia, dan yang
terpenting adalah harus sejalan dengan nilai-nilai keislaman.
Dalam Al Qur‟an dan Sunnah menunjukkan bahwa ada dua alasan
fundamental, Islam mengakui signifikansi dengan adanya Peranan sains dalam
mengenal Tuhan dan peranan sains dalam stabilitas dan pengembangan
masyarakat Islam.
Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa dalam Islam, ilmu
pengetahuan dan teknologi digunakan sebagai sarana untuk mengenal Allah
dan juga untuk melaksanakan perintah Allah sebagai khalifatullah fil Ard
sehingga sains tersebut harus membawa kemaslahatan kepada umat manusia
umumnya dan umat Islam khususnya.
Jadi, Ipteks pada hakikatnya adalah alat yang diberikan kepada
manusia untuk mengetahui dan mengenal rahasia-rahasia alam ciptaan Allah
sebagai khalifah Allah di bumi dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT.
Selain itu ada Hukum sunnatullah atau kausalitas (sebab akibat) merupakan
hukum yang ditetapkan Allah yang bersifat fitrah, yakni tetap dan otomatis,
untuk mengatur mekanisme alam semesta sehingga dapat menjadi pedoman
bagi manusia dalam beribadah kepada Allah selaku hamba-Nya dan dalam
mengelola alam semesta selaku khalifatullah, guna mewujudkan maslahat
bagi kehidupan manusia dan menghindari mafsadat.

8|Teknik sipil
C. Kewajiban Menuntut Ilmu
Kewajiban sesoarang menuntut ilmu dapat kita lihat dari (Q.S. Al-
Mujadilah ayat 11 berikut ini :
Yang Artinya “Wahai orang-orang yang beriman!Apabila dikatakan
kepadamu,"Berilah kelapangan didalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah
kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang
yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.”
(Q.S. Al-Mujadilah [58]: 11 )
Berdasarkan Surat al-Mujadilah ayat 11 tersebut di atas, bahwa
menuntut ilmu adalah merupakan perintah lansung dari Allah. karena orang
yang menuntut ilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah beberapa derajat.
Selain itu, tentang menuntut ilmu juga dijelaskan dalam Surat Taubah ayat
122 menjelaskan bahwa diwajibkan untuk menuntut ilmu agama dan
kedudukan orang yang menuntut ilmu harus mampu menjadi pengingat bagi
orang yang tidak mengetahui masalah agama serta mampu menjaga diri dari
hal-hal yang bisa menjerumuskan ke dalam lembah kenistaan.
Sementara Nabi SAW menegaskan dalam sebuah hadits yang berarti
"Dari Anas bin Malik ia berkata; Rasulullah SAW. bersabda: Menuntut ilmu
adalah kewajban bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan
pada ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke
leher babi." (HR. Ibnu Majah: 220)
Berdasarkan hadits tersebut dapat kita ketahui bahwa mencari ilmu itu
wajib bagi setiap muslim, kewajiban itu berlaku bagi laki-laki dan

9|Teknik sipil
perempuan, anakanak dan orang dewasa serta tidak ada alasan untuk malas
mencari ilmu. Ilmu yang wajib diketahui oleh setiap muslim adalah ilmu-ilmu
yang berkaitan dengan tata cara bagaimana beribadah kepada Allah SWT.
Sedangkan ibadah tanpa ilmu akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan dan
ibadah yang salah tidak akan dapat diterima oleh Allah. Sedangkan orang
yang mengajarkan ilmu kepada orang yang tidak mengetahui atau tidak
paham maka akan sia-sia. Maksudnya, ilmu itu harus disampaikan sesuai
dengan taraf berfikir si penerima ilmu, memberikan ilmu secara tidak tepat
diibaratkan mengalungkan perhiasan pada babi, meskipun babi diberikan
perhiasan kalung emas maka babi tetap.
Kedudukan ulama dalam Islam sebagai pewaris para Nabi, yaitu
mempunyai tugas sesuai dengan apa yang dikerjakan nabi antara lain: (a)
Menyampaikan ajaran kitab suci itu secara baik dan bijaksana dengan tidak
mengenal takut dan siap menanggung resiko; (b) Menjelaskan kandungan
kitab suci; (c) Membawa kabar gembira, memberi peringatan, mengajak
kepada Allah dan memberi cahaya; dan (d) Memberi putusan atas problem
yang terjadi di masyarakat. (Mu et al., 2016)

D. Etika Pengembangan dan Penerapan Ipteks dalam Pandangan Islam


Manusia tidak hanya bisa mengandalkan kecerdasan intelektual dalam
menemukan ilmu pengetahuan dan teknologi, akan tetapi kecerdasan spiritual
yang bermanfaat membimbing manusia tetap berada pada jalur yang benar
juga menjadi bagian yang sangat penting. Demikian pula dalam praktek
kehidupan manusia sering ditemukan seseorang bisa berbuat bodoh atau jahat
padahal ia termasuk orang-orang intelek. Oleh Karena itu perlunya etika yang
baik ntuk menunjang kegiatan yang kita laksanakan dikehidupan
bermasyarakat agar orang lain tidak merasa terganggu.
Seorang yang mengaku paham tentang agama tetapi perilakukan
menyimpang dari nilai-nilai agama. Di sejumlah Negara sekuler terjadi kasus

10 | T e k n i k s i p i l
bunuh diri missal yang dilakukan oleh sekelompok intelektual, menjadi
indicator bahwa ilmu yang dimiliki tidak mampu memecahkan masalah
hidupnya. Seorang hakim atau jaksa yang ahli dikenal profesional karena
keluasan ilmunya, tetapi masih mau menerima suap. Seorang pendidik yang
seharusnya menjadi teladan yang melindungi mereka, tetapi masih ada kasus
pelecehan seksual terhadap anak didiknya sendiri. Itulah contoh-contoh dari
sikap seseorang yang tidak didasarkan dengan etika yang baik sehingga tidak
memahami perilaku yang baik.
Sejumlah kasus di atas sangat mudah dapat ditemukan di berbagai
media karena adanya perkembangan Ipteks yang semakin canggih sehingga
berita apapun juga dapat dengan mudah diakses oleh semua orang. Perilaku
kurang baik itu bisa kita sebut dengan sebuah penyakit sosial yang akan
menjadi tradisi suatu kebiasaan dan sulit untuk diputus mata rantainya jika
tidak ada kesadaran untuk melakukan perubahan. Hal ini disebabkan oleh
lepasnya iman dan ketaqwaan seseorang dari ilmu sebagai anugerah Allah.
Mereka tidak menyadari bahwa Allah membagikan anugerah ilmu kepada
manusia agar dapat mensyukurinya dalam bentuk ketundukan, kepatuhan,
meghindarkan diri dari maksiat terhadap Allah.
Al-Qardhawi mengemukakan terkait dengan pentingnya akhlak Islami
dalam pengembangan ilmu, bahwa akhlak Islami yang harus diperhatikan
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan adalah pertama rasa tanggung
jawab di hadapan Allah karena ulama merupakan pewaris para anbiya. Tidak
ada pangkat yang lebih tinggi daripada pangkat kenabian dan tidak ada derajat
yang ketinggiannya melebihi para pewaris pangkat itu.
Kedua, Amanat Ilmiaah merujuk kepada ucapan orang yang
mengucapkanya, merujuk pemikiran kepada pemikirnya, dan tidak mengutip
dari orang lain kemudian mengklaim bahwa itu pendapatnya karena hal
seperti itu merupakan plagiat dan penipuan.

11 | T e k n i k s i p i l
Ketiga, sikap tawadu yang mempunyai watak rendah hati, tidak
sombong, tidak angkuh, atau merendahkan diri agar tidak kelihatan sombong,
angkuh, besar kepala atau kata-kata lain yang sepadan
dengan tawadhu'. Selain itu, tidak suka atau tidak berambisi menjadi orang
terkenal, menjunjung tinggi kebenaran, mau bergaul dengan fakir miskin dan
bahkan tulis mencintai mereka serta ringan tangan membantu orang.
Keempat, Izzah adalah perasaan diri mulia ketika menghadapi orang-
orang yang takabbur atau orang yang berbangga dengan kekayaan, keturunan,
kekuatan atau kebanggaan-kebanggaan lain yang bersifat duniawi. Izzah
adalah bangga dengan iman dan bukan dosa dan permusuhan. Suatu perasaan
mulia yang bersumber dari Allah dan tidak mengharapkan apapun dari
manusia, tidak menjilat kepada orang yang berkuasa.
Kelima, Salah satu moralitas dalam Islam adalah menerapkan ilmu
dalam pengertian bahwa ada keterkaitan antara ilmu dan ibadah. Kehancuran
kebanyakan manusia adalah karena mereka berilmu, tetapi tidak
mengamalkan ilmu itu atau mengamalkan sesuatu yang bertolak belakang
dengan apa yang mereka ketahui, seperti dokter yang mengetahui bahayanya
suatu makanan atau minuman bagi dirinya tetapi tetap juga dia menikmatinya
karena mengikuti hawa nafsu atau tradisi. Seorang moralis yang memandang
sesuatu perbuatan tetapi dia sendiri ikut melakukannya dan bergelimang
dengan kehinaan itu. Jenis ilmu yang hanya teoritis seperti ini tidak diridhai
dalam Islam.
Keenam, Menyebarkan ilmu adalah moralitas yag harus dimiliki oleh
para ilmuwan/ulama, mereka berkewajiban agar ilmu tersebar dan bermanfaat
bagi masyarakat. Ilmu yang disembunyikan tidak mendatangkan kebaikan,
sama halnya dengan harta yang ditimbun. Gugurnya kewajiban menyebarkan
ilmu hanya dibatasi jika ilmu yang disebarkan itu akan menimbulkan akibat
negatif bagi yang menerimanya atau akan mengakibatkan dampak negatif bagi

12 | T e k n i k s i p i l
orang lain atau jika disampaikan akan menimbulkan mudaratnya lebih banyak
daripada manfaatnya.
Ketujuh, Mengenai hak cipta dan penerbit digambarkan bahwa
kehidupan para ilmuan tidak semudah kehidupan orang lain pada umumnya,
karena menuntut kesungguhan yang khusus melebihi orang lain, seorang
ilmuwan pengarang memerlukan perpustakaan yang kaya dengan referensi
penting dan juga memerlukan pembantu yang menolongnya untuk menukil,
mengkliping dan sebagainya dan memerlukan pula orang yang mendapat
menopang kehidupan keluarganya.
Tanpa semua itu tidak mungkin seorang pengarang akan menghasilkan
suatu karya ilmiah yang berbobot. Di samping itu, jika suatu karya ilmiah
telah diterbitkan kadang-kadang pengarang masih memerlukan lagi untuk
mengadakan koreksi dan perbaikan-perbaikan, semua ini memerlukan tenaga
dan biaya. Oleh karena itu, jika dia sebagai pemilik suatu karya ilmiah maka
dialah yang berhak mendapatkan sesuatu berkenan dengan karya ilmiahnya.
Dari uraian di atas, dapat dilihat betapa pentingnya akhlak Islami bagi
pengembangan ilmu, untuk menjaga agar ilmu itu tidak menjadi penyebab
bencana bagi kehidupan manusia dan kerusakan lingkungan serta kehancuran
di muka bumi ini. Karena tanpa didasari akhlak Islami, maka semakin tinggi
ilmu yang mereka dapat, semakin tinggi teknologi yang mereka kembangkan,
semakin canggih persenjataan yang mereka miliki, semua itu hanya mereka
tujukan untuk memuaskan hawa nafsu mereka, tanpa mempertimbangan
dengan baik kewajiban mereka terhadap orang lain dan hak-hak orang lain.
Berdasar perlunya akhlak Islami di atas, peran Islam menjadi keniscayaan
dalam mengembangkan IPTEKS, yaitu di antaranya:
Jadikanlah Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan.
Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki umat Islam yang dijadikan
landasan pemikiran bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Ini bukan
berarti menjadi aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan,

13 | T e k n i k s i p i l
melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan,
sedang yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh
diamalkan.
Serta Jadikanlah syariah Islam sebagai kriteria bagi pemanfaatan iptek
dalam kehidupan sehari-hari. Kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan
umat Islam dalam memanfaatkan iptek, jika telah dihalalkan oleh Syariah
Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek telah diharamkan oleh Syariah, maka
tidak boleh umat Islam memanfaatkannya, walaupun dapat menghasilkan
manfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia. (Mu et al., 2016)

E. Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan


Al-Qur'an, mengajak kepada manusia untuk merenungi berbagai
kejadian dan bendabenda alam yang dengan jelas menunjukkan kepada
keberadaan dan ke-Esaan Allah beserta Sifat-sifat-Nya. Di dalam Al-Qur'an
segala sesuatu yang menunjukkan kepada suatu kesaksian (adanya sesuatu
yang lain) disebut sebagai "ayat-ayat", yang berarti "bukti yang telah teruji
(kebenarannya), pengetahuan mutlak dan pernyataan kebenaran." Jadi ayat-
ayat Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta yang memperlihatkan
dan mengkomunikasikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Mereka yang dapat
mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa seluruh
jagad raya hanya tersusun atas ayat-ayat Allah. Hal ini sebagaimana Allah
telah menstimulus kepada manusia agar bisa melihat dan mempelajari alam
dan seisinya karena dari sanalah Allah menunjukkan kebesaranNya kepada
para makhluknya.
Para pengembang IPTEKS pada umumnya, yaitu melakukan observasi
dengan pernuh perhatian untuk dapat jawaban dari pertanyaan “bagaimana
proses itu terjadi?”. Memeriksa alam semesta dapat diartikan membaca ayat

14 | T e k n i k s i p i l
Allah yang dapat merinci dan menguraikan serta menerangkan ayat-ayat
dalam al-Qur’an yang merupakan garis besar, sebab dalam kitab suci sendiri
alam semesta serta proses yang terjadi di dalamnya sering dinyatakan sebagai
ayat Allah. Dengan demikian, menjadi kewajiban bagi manusia untuk dapat
melihat ayat-ayat Allah, mengenal Sang Pencipta yang menciptakannya dan
segala sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat kepada-Nya, menemukan arti
keberadaan dan kehidupannya, dan menjadi orang yang beruntung (dunia dan
akhirat). Segala sesuatu, nafas manusia, perkembangan politik dan sosial,
keserasian kosmik di alam semesta, atom yang merupakan materi terkecil,
semuanya adalah ayat-ayat Allah, dan semuanya berjalan di bawah kendali
dan pengetahuan-Nya, mentaati hukum-hukum-Nya. Menemukan dan
mengenal ayat-ayat Allah memerlukan kerja keras individu.
Setiap orang akan menemukan dan memahami ayat-ayat Allah sesuai
dengan tingkat pemahaman dan nalarnya masing-masing. Beberapa masalah
lain yang merupakan perintah Allah SWT agar manusia merenungkannya
dalam Al-Qur'an. eberhasilan suatu teknologi bergantung pada kemampuan
manusia untuk memilih kondisi yang mendorong alam untuk bertindak seperti
yang diinginkannya; dan sudah barang tentu tingkah laku alam dikendalikan
oleh sunnatullah yang mengatur bagaimana alam harus berkelakuan pada
kondisi tersebut, karena ia tidak dapat berbuat lain.

1. Kesatuan antara Ayat Qauliyah dan Kauniyah


Allah SWT menurunkan ayat-ayat (tanda kekuasaan)-Nya melalui
2 jalur formal, yaitu ayat qauliyah dan jalur non-formal yaitu ayat
kauniyah. Ayat qauliyah adalah kalam Allah (Al-Qur’an) yang diturunkan
secara formal kepad Nabi Muhammad SAW. Sedangkan ayat kauniyah
adalah fenomena alam, jalurnya tidak formal dan manusia mengeksplorasi
sendiri. Al-Quran Al-Karim, yang terdiri dari 6.236 ayat itu, menguraikan
berbagai 31 persoalan hidup dan kehidupan, antara lain menyangkut alam

15 | T e k n i k s i p i l
raya dan fenomenanya. Uraian-uraian sekitar persoalan sering tersebut
sering di sebut ayat-ayat kauniyah. Ilmu pengetahuan yang dirumuskan
berdasarkan pengetahuan yang dihasilkan oleh pengalaman merupakan
kebenaran alami yang merupakan ketentuan Allah atau sunnatullah (ayat
kauniyah). Sedangkan yang berasal dari informasi wahyu merupakan bukti
kebenaran yang diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya dalam bentuk
wahyu (ayat tanziliyah). Proses terbentuknya ilmu pengetahuan tersebut
menunjukkan , bahwa Islam tidak mengenal istilah dikotomi, memisahkan
dan membedakan antara ilmu keIslaman dan ilmu keduniawian. Sekalipun
kebenaran yang terdapat dalam ilmu pengetahuan berupa kebenaran
ilmiah, tetapi karena sebenarnya berasal dari Allah SWT juga, maka ilmu
pengetahuan dengan wahyu tidak mungkin berlawanan (Kaelany, 1992).
Paradigma seorang muslim terhadap ayat-ayat Allah ini, baik ayat
qauliyah (AlQur’an) maupun kauniyah (fenomena alam) adalah mutlak
benar dan tidak mungkin bertentangan, karena keduanya berasal dari
Allah.
Pada faktanya sains yang telah ”proven” (qath’i) selaras dengan
Al-Qur’an seperti tentang peredaran bintang, matahari dan bumi pada
orbitnya. Namun sains yang masih dzanni (teori) kadang bertentangan
dengan yang termaktub dalam Al-Qur’an seperti teori evolusi pada
manusia. Dengan demikian, Allah SWT menuangkan sebagian kecil dari
ilmu-Nya kepada umat manusia dengan dua jalan. Pertama, dengan ath-
thariqah ar-rasmiyah (jalan resmi) yaitu dalam jalur wahyu melalui
perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya, yang disebut juga dengan
ayat-ayat qauliyah atau tanziliyah. Kedua, dengan ath-thariqah ghairu
rasmiyah (jalan tidak resmi) yaitu melalui ilham secara kepada makhluk-
Nya di alam semesta ini (baik makhluk hidup maupun yang mati), tanpa
melalui perantaraan malaikat jibril.

16 | T e k n i k s i p i l
2. Interkoneksitas dalam Memahami Ayat Qauliyah dan Kauniyah
Secara garis besar, Allah menciptakan ayat dalam dua jalan
keduanya saling menegaskan dan saling terkait satu sama lainnya. Hal ini
membuktikan bahwa kemampuan manusia untuk memaham keduanya
adalah keniscayaan. Allah tidak hanya memberikan perintah untuk sekedar
memahami ayat-ayat Allah berupa Qauliyah, tetapi juga untuk melihat
fenomena alam ini. Alam adalah ayat Allah SWT yang tidak tertuang
dalam bentuk perkataan Allah untuk dibaca dan dihafal. Tetapi alam
adalah ayat Allah yang semestinya dieksplor dan digali sedalam-dalamnya
untuk semakin manusia mendekatkan diri pada kemahakuasaan Allah
SWT. Bentuk interkoneksitas antara ayat kauniyah dengan ayat qauliyah
didasarkan pada Firman Allah berikut:
“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah
Kami dari siksa neraka.” (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 191).
Berdasarkan ayat di atas, dalam pandangan seorang muslim ayat
qauliyah akan memberikan petunjuk/isyarat bagi kebenaran ayat kauniyah,
misalnya surat An-Nur [24]: 43 mengisyaratkan terjadinya hujan, surat Al-
Mukminun [23]: 12-14 mengisyaratkan tentang keseimbangan dan
kesetabilan pada sistem tata surya, surat Al-Ankabut [29]: 20
mengisyaratkan adanya evolusi pada penciptaan makhluk di bumi, surat
Az-Zumar [39]: 5 dan surat an-Naml [27]: 28 mengisyaratkan adanya
rotasi bumi dan bulatnya bumi, 33 sebaliknya ayat kauniyah akan menjadi
bukti (Al-Burhan) bagi kebenaran ayat qauliyah (lihat surat Al-Fushshilat
[41]: 53).

17 | T e k n i k s i p i l
F. Interalisasi Kebenaran Al-Quran dan Ipteks
        Interrelasi berasal dari dua kata yaitu inter dan relasi. Inter adalah bentuk
terikat diantara dua sedangkan relasi adalah hubungan atau berhubungan. Jadi
interrelasi merupakan hubungan antara dua masalah yang saling terikat.
Dalam pembahasan ini berkenaan dengan “hubungan kebenaran Al-Qur’an
dan ipteks.
   Al-Quran adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh
dari mempelajari sejarah turunnya. Ini sesuai pula dengan PenegasanAl-
Quran: Petunjuk bagi manusia, keteranganmengenai petunjuk serta pemisah
antara yang hak dan batil. (QS 2:185).
Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan

Al-Quran demikian menghormati kedudukan ilmu dengan Penghormatan


Yang tidak ditemukan bandingannya dalam Kitab-kitab Suci Yang
LainSebagai bukti, Al-Quran menyifati masa Arab pra-Islam dengan
jahiliah (kebodohan). Di dalam Al-Quran terdapat beratus-ratus ayat yang
menyebut tentang ilmu dan pengetahuan. Di dalam sebagian besar ayat itu
disebutkan kemuliaan dan ketinggian derajat ilmu. Dalam rangka
mengingatkan tentang anugerah yang telah diberikan kepada manusia,
Allah berfirman:
"Allah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui."
(QS 96:5) "Allah meninggikan beberapa derajat orang-orang yang
beriman dan mempunyai ilmu." (QS 58:11) "Apakah sama orang-orang
yang mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS 39:9)
Di samping itu masih banyak ayat lain yang menyatakan tentang
kemuliaan ilmu. Dan dalam hadis-hadis Rasulullah dan para Imam Ahlul
Bait yang kedudukannya mengiringi Al-Quran terdapat dalil-dalil yang
tidak terhitung banyaknya tentang anjuran untuk mencari ilmu, arti
penting dan kemuliaannya.Ayat-ayat Al-Qur'an merupakan petunjuk

18 | T e k n i k s i p i l
manusia tidak saja untuk kehidupan akherat namun juga untuk kebaikan
kehidupan di dunia. 
Ilmu pengetahuan dan Teknologi adalah salah satu sarana manusia untuk
menuju kehidupan di dunia lebih baik.Oleh sebab itu, dalam Al-qur'an pun
tak luput memberikan petunjuk tentang ilmu pengetahuan dan teknologi
bagi kehidupan manusia.
Membuka dan membaca mushaf Al-Qur'an, kita akan menemukan ratusan
ayat yang membicarakan tentang petunjuk untuk memperhatikan
bagaimana cara kerja Alam dunia ini. Tidak kurang dari 700 ayat dari
6000-an ayat Al-Qur'an memberikan gambaran kepada manusia untuk
memperhatikan alam sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang
membahasnya diawali maupun diakhiri dengan sindiran-sindiran seperti;
"apakah kamu tidak memperhatikan?", "Apakah kamu tidak berpikir?",
"Apakah kamu tidak mendengar?", "Apakah kamu tidak melihat?".Sering
pula di akhiri dengan kalimat seperti "Sebagai tanda-tanda bagi kaum
yang berpikir", "Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab".Demikianlah
Mukjizat terakhir Rasul, yang selalu mengingatkan manusia untuk
mendengar, melihat, berpikir, merenung, serta memperhatikan segala hal
yang diciptakan Allah di dunia ini.
Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali
mengapresiasi kandungan Al-Qur’an, akibat banyaknya muslim yang
tidak paham bahasa Al-Qur’an (Bahasa Arab), meskipun hanya sebatas
pemahaman tingkat dasar. Akibat tidak paham bahasa Al-Qur’an,
membaca Al-Qur’an hanya sebatas ritual saja (meskipun begitu dasyatnya
Al-Qur’an, sehingga orang yang tidak paham maksudnya pun dapat
menjadi tenang hatinya). Bahkan banyak generasi muda yang enggan
untuk sekedar menyentuhnya, apalagi untuk membacanya. Hal ini tidak
lain disebabkan oleh minimnya pengetahuan generasi muda Islam tehadap
bahasa Al-Qur’an.

19 | T e k n i k s i p i l
Membahas hubungan antara Al Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan
dinilai dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang
dikandungnya, tetapi yang lebih utama adalah melihat : adakah Al qur’an
atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau
mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya diukur
melalui sumbangan yang di berikan kepada masyarakat atau kumpulan ide
dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-
syarat psikologis dan social yang diwujudkan, sehingga mempunyai
pengaruh (positif atau negative) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
Sejarah membuktikan bahwa Galileo ketika mengungkapkan penemuan
ilmiahnya tidak mendapat tantangan dari satu lembaga ilmiah, kecuali dari
masyarakat dimana ia hidup. Mereka memberikan tantangan kepadanya
atas dasar kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo pada akhirnya menjadi
korban penemuannya sendiri.

1. Bukti-bukti Ilmiah kenbenaran Al-Qur’an dalam  bidang


Pengetahuan
Seperti yang telah dikemukakan bahwa salah satu pembuktian tentang
kebenaran Al qur’an adalah ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin yang
diisyaratkan. Memeng terbukti, bawa sekian banyak ayat-ayat Al qur’an
yang berbicara tentang hakikat ilmiah yang tidak dikenal pada masa
turunnya, namu terbukti kebenarannya di tengah-tengah perkembangan
ilmu, seperti :
         Teori tentang expanding universe (kosmos yang mengembang)
(QS 51:47).
         Matahari adalah planet yang bercahaya sedangkan bulan adalah
pantulan dari cahaya matahari (QS 10:5).

20 | T e k n i k s i p i l
         Pergerakan bumi mengelilingi matahari, gerakan lapisa-lapisan
yang berasal dari perut bumi, serta bergeraknya gunung sama dengan
pergerakan awan (QS 27:88).
         Zat hijau daun (klorofil) yang berperanan dalam mengubah tenaga
radiasi matahari menjadi tenaga kimia melalui proses foto sintesis
sehingga menghasilkan energy (QS 36:80).bahkan, istilah Al qur’an, al
syajar al akhdhar (pohon yang hijau) justru lebih tepat dari istilah klorofil
(hijau daun), karena zat-zat tersebut bukan hanya terdapat dalam daun saja
tapi di semua bagian pohon, dahan dan ranting yang warnanya hijau.
         Bahwa manusia diciptakan dari sebagian kecil sperma pria dan
yang setelah fertilisasi(pembuahan) berdempet di dinding rahim (QS 86:6
dan 7; 96:2).
Salah satu contoh dari beberapa bukti diatas misalnya awan. Para
ilmuwan telah mempelajari tentang tipe-tipe awan dan meyakini bahwa
awan hujan terbentuk dari sistem tertentu dan berikatan dengan tipe-dpe
angin dan awan tertentu.Salah satu jenis awan hujan adalah awan
cumulonimbus bercampur dengan hujan angin ribut disertai petir dan
gemuruh.Para ahli meteorologi telah mempelajari bagaimana awan
cumulonimbus terbentuk dan bagaimana awan itu menghasilkan hujan,
hujan es, dan halilintar/kilat.

G. Paradigma Islam tentang Ilmu Pengetahuan


1. Pandangan al-Qur`an tentang Ilmu Pengetahuan Dalam al-Qur`an

ilmu adalah keistimewaan yang menjadikan manusia dipandang


lebih unggul ketimbang makhluk lain guna menjalankan fungsi
kekhalifahannya. Ini tercermin dari kisah kejadian manusia pertama yang
dijelaskan al-Qur`an pada surat al-Baqarah, 31-32: “Dia mengajarkan

21 | T e k n i k s i p i l
kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya
kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”.
Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui
selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Yang dimaksud
dengan nama-nama pada ayat di atas adalah sifat, ciri dan hukum sesuatu.
Ini berarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam raya.9 Manusia
menurut al-Qur`an, memiliki potensi untuk menyiduk ilmu dan
mengembangkannya dengan seizin Allah. Karena itu, bertebaran ayat
yang memerintahkan manusia menempuh berbagai cara untuk
mewujudkan hal tersebut. Berkali-kali pula al-Qur`an menunjukkan
betapa tinggi kedudukan orang yang berpengetahuan. Sebagaimana
disebutkan dalam al-Qur`an: “Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. al-Mujadalah: 11).

2. Peran Islam Dalam Ilmu Pengetahuan


 Peran Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan pasti berkaitan
dengan teknologi pada dasarnya ada 2 (dua), yaitu: (1)
Menjadikan aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu
pengetahuan. Jadi, paradigma Islam, dan bukannya paradigma sekuler,
yang seharusnya diambil oleh umat Islam dalam membangun struktur
ilmu pengetahuan;  (2)  Menjadikan syariah Islam sebagai standar
penggunaan ilmu ppengetahuan. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar
manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolok ukur umat
Islam dalam mengaplikasikan iptek.Berkaitan dengan peran agama Islam

22 | T e k n i k s i p i l
yang pertama, aqidah Islam sebagai dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi.  Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi, yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis
segala konsep dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah
paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah
SAW.  Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika
aqidah Islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek
harus bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya adalah
konsep iptek harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur Al-
Qur`an dan Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya.
Maksud dari menjadikan aqidah Islam sebagai landasan ilmu
pengetahuan dan teknologi bukanlah bahwa konsep ilmu pengetahuan dan
teknologi wajib bersumber kepada Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi yang
dimaksud, bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi wajib berstandar pada
Al-Qur`an dan Al-Hadits.  Ringkasnya, Al-Qur`an dan Al-Hadits adalah
standar (miqyas) ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bukannya sumber
(mashdar) ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya, apa pun konsep yang
dikembangkan, harus sesuai dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits. Peran
kedua agama Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
adalah bahwa syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum
syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi, bagaimana pun juga bentuknya. Ilmu
pengetahuan dan teknologi yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah
dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh
dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.  Keharusan
tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits yang
mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk
menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya.

23 | T e k n i k s i p i l
3. Ilmuwan-Ilmuwan Islam Yang Berpengaruh Terhadap
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
a. IbnuSina
Ibnu Sina atau dikenal di dunia barat dengan nama Avicenna,
mungkin adalah nama ilmuwan terbesar dalam dunia Islam. Dia adalah
seorang polimatik di mana ia menguasai ilmu fisika, astronomi,
filsafat, dan beberapa lainnya. Ia sendiri paling terkenal dalam dunia
medis, dan dinobatkan sebagai bapak medis modern. Deretan karya
yang ia bukukan adalah The Book of Healing, yang merupakan
ensiklopedi filosofis dan ilmiah, serta The Canon of Medicine yang
merupakan ensiklopedi medis. Buku The Canon of Medicine sendiri
merupakan buku wajib di kampus-kampus era medieval dan
digunakan hingga abad ke 17. Bahkan beberapa universitas papan atas
masih menggunakannya hingga sekarang. Dalam bidang filsafat, ia
juga menulis soal filosofi Islam dengan subjek ilmu pengetahuan
seperti logika, filosofi moral, dan juga metafisika.
b. Abbas ibnu Firnas
Abbas ibnu Firnas adalah seorang ilmuwan asal Andalusia. Di
samping berbagai penemuannya seperti jam air dan juga batu baca
yang merupakan lensa yang diletakkan di atas buku agar kita bisa
membaca dengan jelas, ibnu Firnas jauh lebih dikenal dunia karena
mencoba untuk terbang. Tujuh abad setelah kematian Firnas,
sejarawan Maroko bernama Al-Maqqari menulis sebuah deskripsi
tentang Firnas. Di situ tertulis bahwa Firnas mencoba terbang dengan
menutupi dirinya dengan bulu dan menempelkan sayap di tubuhnya.
Lalu, dia menjatuhkan diri dari ketinggian.Dengan hanya
menggunakan glider dengan mekanisme yang misterius, dia berhasil
terbang dengan jarak yang masuk akal dan dia mendarat dengan
selamat. Masalahnya hanya punggungnya sangat sakit, yang akhirnya

24 | T e k n i k s i p i l
diketahui karena ia lupa memberi mekanisme layaknya ekor di burung
pada tubuhnya. Nama ibnu Farnas diabadikan oleh NASA sebagai
salah satu nama kawah di Bulan, serta jadi nama bandara di Baghda.
c. Al-Zahrawi
Al- Zahrawi adalah seorang fisikawan dan ahli bedah dari
Andalusia. Ia merupakan ahli bedah terbaik di abad pertengahan, dan
disebut sebagai bapak ahli bedah. Ia menulis Kitab al-Tasrif yang
membahas tentang praktik medis. Ia pun berkontribusi besar dalam
dunia bedah di aspek prosedur dan instrumen. Prestasinya pun
diadaptasi oleh budaya barat maupun timur dalam periode modern.
Berbagai penemuannya bahkan masih digunakan hingga sekarang.
Berbagai penemuan tersebut antara lain jarum suntik, forcep atau alat
berbentuk tang yang digunakan untuk operasi, kait dan jarum bedah,
serta pisau bedah tulang belakang dan pisau bedah lithotomy.

H. Etika Islam dalam penerapan ilmu pengetahuan


1. Etika
Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normatif karena ia berperan
menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh
seorang individu. Selanjutnya Beekun menyatakan bahwa dalam Islam,
istilah yang paling dekat berhubungan dengan istilah etika di dalam Al-
Qur’an adalah khuluq.
Islam sebagai agama dan pandangan hidup yang komprehensif atau
lengkap dapat ditunjukkan dengan ayat-ayat Al-qur’an yang apabila

25 | T e k n i k s i p i l
dikelompokkan akan mengatur diantaranya tentang aqidah, etika, akhlak,
ibadah dan muamalah.
Pilar Islam adalah aqidah, syariah dan akhlaq. Aqidah sebagai
landasan keimanan muslim (tauhid) yang menjiwai syariah (hukum-
hukum Islam) dan aturan-aturan mengenai moralitas umat (akhlaq).
Syariah mendasari muamalah dan ibadah. Muamalah adalah kegiatan umat
yang menyangkut hubungan antara manusia dengan manusia, manusia
dengan binatang, tumbuh-tumbuhan, bumi, laut, udara dan makhluk Allah
lainnya (Wiyono, 2005). Islam juga mengatur tentang aspek dan nilai dari
professi akuntan. Islam menginginkan agar Akuntansi tidak hanya
memikirkan kepentingan kapitalis saja, tidak juga hanya berfikir dunia,
tetapi dia juga harus bisa menghantarkan semua pihak baik manajemen,
karyawan, inverstor, analis dan akuntan menuju keselamatan dan
kemenangan dunia dan akhirat (alfalaah) (Harahap, 2008).
2. Ilmu dan Kemanusiaan
Kemanusiaan merupakan cerminan bahwa manusia menjalankan
layaknya seorang manusia. Contoh lain, ada gempa atau bencana alam
yang sedang dialami oleh suatu daerah,kita sebagai manusia akan
memberikan bantuan, nah hal tersebut disebut dengan kemanusiaan,
karena daerah yang terkena bencana alam membutuhkan bantuan
kemanusiaan. sifat manusia yang perlu dijaga, karena kembali lagi pada
hakikatnya manusia adalah makhluk yang berbudi pekerti, memiliki
perangai yang baik, dan itulah sifat manusia yang disebut dengan
kemanusiaan.
a. Definisi ilmu
Ilmu dari sudut bahasanya adalah berasal daripada perkataan
arab yaitu calima, yang berarti mengetahui atau perbuatan yang
bertujuan untuk mengetahui tentang sesuatu dengan sebenarnya.
Sementara ilmu dari segi istilah memberi artitentang segala

26 | T e k n i k s i p i l
pengetahuan atau kebenaran tentang sesuatu yang datang dari Allah
s.w.t yang diturunkan kepada rasul-rasulnya danalam ciptaannya
termasuk manusia yang memiliki aspek lahiriah dan batiniah. Secara
umumnya, ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan dan kepandaian
tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut kaedah
dan metod tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan sesuatu
yang berkait dengan bidang ilmu tersebut.
b. Ilmu Untuk Kemaslahatan Hidup
1) . Ta'lim yang bisa diartikan bahwa seseorang yang tadinya belum
tahu menjadi tahu.
2). Tafhim yang bisa diartikan bahwa seseorang yang tadinya belum
paham menjadi paham
3). Ta'rif yang bisa diartikan bahwa seseorang itu tahu sekaligus
paham dengan sebuah bidang ilmu tetapi belum benar-benar mengerti
sehingga memerlukan tahap ini yakni belajar untuk mengerti dari tahu
dan paham.
4). Ta'mil yang bisa diartikan bahwa seseorang itu banyak yang tahu
dan juga paham bahkan berhasil mengerti tetapi belum tentu bisa atau
mampu melakukannya.
5). Takhlis yang bisa diartikan bahwa seseorang itu tahu dan paham
sekaligus mengerti dan harus ikhlas dan siap untuk mengamalkan
ilmunya
3. Akuntansi Dalam Al-Qur’an
Dalam Harahap (2008) menyatakan sesuai dengan penjelasan Hayashi
(1989) Akutansi dalam bahasa Arab disebut Muhasabah terdapat 48 kali
disebut dalam Alquran. Kata Muhasabah memiliki 8 pengertian:
1) Yahsaba yang berarti menghitung, to compute, atau mengukur atau to
mensure.2) Juga berarti pencatatan dan perhitungan perbuatan seseorang
secara terus menerus. 3) Hasaba adalah selesaikan tanggung jawab 4)

27 | T e k n i k s i p i l
Agar supaya bersifat netral 5) Tahasaba berarti menjaga 6) Mencoba
mendapatkan7) Mengharapkan pahala diakhirat. 8) Menjadikan perhatian
atau mempertanggungjawabkan.
Akuntansi juga didalam pendidikan sangatlah diperlukan, hal ini
dikarenakan akuntansi memiliki peran dalam menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan. perkembangan ekonomi ini
akan tercapai apabila sumber daya manusia nya memiliki etika, moral,
rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta menyadari hak dan
kewajiban yang merupakan indikator hasil pendidikan yang baik.
Pendidikan juga merupakan wahana yang sangat penting dan strategis bagi
perkembangan ekonomi dan integrasi banga. Dari sisi ilmu pengetahuan,
akuntansi adalah ilmu yang mencoba mengkonversi bukti dan data
menjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai
transaksi dan dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan
seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya, dan laba.
Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik secara
khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan
“Hafazhatul amwal” (Pengawas Keuangan).
Mempelajari dan menerapkan akuntansi, pada hakekatnya adalah
pelajar dan menerapkan prinsip keseimbangan (Balance) atas transaksi
atau transaksi atau perkiraan atau rekening yang telah dicatat untuk
dilaporkan kepada yang berhak mendapatkan isi laporan. Islam adalah
cara hidup yang berimbang dan koheren, dirancang untuk kebahagiaan
(falah) manusia dengan cara menciptakan keharmonisan antara kebutuhan
moral dan material masia dan aktualisasi sosio-ekonomi, serta
persaudaraan dalam masyarakat manusia. maka diperlukannya akuntansi
karena perkembangan ilmu yang berlangsung sedemikian pesat, kegiatan
ekonomi pun berkembang demikian cepat dan menimbulkan berbagai
teknik dan penerapan sistem akuntansi diberbagai sektor.

28 | T e k n i k s i p i l
Mempelajari ilmu akuntansi juga dapat dilakukan sejak dini, dengan
cara melalui literasi dasar seperti baca tulis, numerasi, sains, digital,
kewargaan dan finansial, akuntansi ini termasuk kedalam finansial.
Edukasi mengenai akuntansi kepada anak dapat dilakukan secara
sederhana. karena memberikan edukasi akuntansi sejak dini dapat
memberikan banyak manfaat kepada anak seperti menjadikan anak
menjadi lebih pintar, meningkatkan ketelitian pada diri anak, dan
menumbuhkan jiwa peduli anak pada lingkungan sekitar. Bagi anak Usia
Sekolah Dasar (SD) cukup diawali dengan mengajari bagaimana cara
mengatur dan mengelola uang yang mereka miliki untuk keperluan
mereka sendiri., perilaku hidup hemat dalam penggunaan barang, uang
maupun energi dan melatih pengambilan keputusan secara bijak agar
dapat menentukan prioritas pemenuhan kebutuhan daripada keinginan
yang disesuaikan dengan sumber daya yang ada.

I. Prinsip Ajaran Islam


Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks
Islam inheren dengan konotasi istilah “tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib” yang harus
dipahami secara bersama-sama. Ketiga istilah ini mengandung makna yang
mendalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam
hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain. Istilah-istilah itu
pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam: informal, formal
dan non formal. Kembali kepada definisi pendidikan Islam yang menurut Al-
Attas diperuntutukan untuk manusia saja. menurutnya pendidikan Islam
dimasukkan dalam At-ta’dib, karena istilah ini paling tepat digunakan untuk
menggambarkan pengertian pendidikan itu, sementara istilah tarbiyah terlalu
luas karena pendidikan dalam istilah ini mancakup juga pendidikan kepada
hewan. Menurut Al-Attas Adabun berarti pengenalan dan pengakuan tentang
hakikat bahwa pengetahuan dan wujud bersifat teratur secara hierarkis sesuai

29 | T e k n i k s i p i l
dengan beberapa tingkat dan tingkatan derajat mereka dan tentang tempat
seseorang yang tepat dalam hubungannya dengan hakikat itu serta dengan
kepastian dan potensi jasmaniah, intelektual, maupun rohaniah seseorang.
Dari pengertian Al-Attas tersebut dibutuhkan pemahaman yang
mendalam, arti dari pengertian itu adalah, “pengenalan” adalah menemukan
tempat yang tepat sehubungan denagn apa yang dikenali, sedangkan
“pengakuan” merupakan tindakan yang bertalian dengan pengenalan tadi.
Pengenalan tanpa pengakuan adalah kecongkakan, dan pengakuan tanpa
pengenalan adalah kejahilan belaka. Dengan kata lain ilmu dengan amal
haruslah seiring. Ilmu tanpa amal maupun amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan.
Kemudian tempat yang tepat adalah kedudukan dan kondisinya dalam
kehidupan sehubungan dengan dirinya, keluarga, kelompok, komunitas dan
masyarakatnya, maksudnya dalam mengaktualisasikan dirinya harus
berdasarkan kriteria Al-Quran tentang ilmu, akal, dan kebaikan (ihsan) yang
selanjutnya mesti bertindak sesuai dengan ilmu pengetahuan secara positif,
dipujikan serta terpuji.
Segala bentuk ilmu-pengetahuan yang belum dikenal, juga hanya hasil
dari usaha mengungkap atau memformulasikan sunatullah, yang justru telah
ditentukan atau ditetapkan-Nya, sebelum awal penciptaan alam semesta ini.
Dan segala bentuk ilmu-pengetahuan lainnya pada manusia, yang
bukan hasil dari usaha mengungkap atau memformulasikan sunatullah, secara
"amat obyektif", tentunya bukan bentuk ilmu-pengetahuan yang 'benar'. Ilmu-
pengetahuan Allah, Yang Maha Mengetahui bersifat 'mutlak' (pasti benar) dan
'kekal' (selalu benar). Sedangkan segala bentuk ilmu-pengetahuan manusia
(bahkan termasuk para nabi-Nya), pasti bersifat 'relatif' (tidak mutlak benar),
'fana' (hanya benar dalam keadaan tertentu) dan 'terbatas' (tidak mengetahui
segala sesuatu hal). Karena tiap manusia memang pasti memiliki segala
kekurangan dan keterbatasan.Namun tiap manusia justru bisa berusaha
semaksimal mungkin, agar tiap bentuk ilmu-pengetahuannya bisa makin

30 | T e k n i k s i p i l
'sesuai' atau 'mendekati' ilmu-pengetahuan Allah di alam semesta ini, dengan
menggunakan akalnya secara relatif makin cermat, obyektif dan mendalam.
Takdir (qadar) adalah perkara yang telah diketahui dan ditentukan oleh
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan telah dituliskan oleh al-qalam (pena) dari
segala sesuatu yang akan terjadi hingga akhir zaman. Setiap muslim yakin
sepenuhnya bahwa karunia Allah yang terbesar ini adalah agama Islam. Maka
wajib atas muslim untuk bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya yang telah
memberikan hidayah ke dalam Islam. Sebagai bukti syukur seorang muslim
atas nikmat ini adalah dengan menjadi muslim yang ridha bahwa Allah
sebagai Rabb-nya, Islam sebagai agamanya dan Rasulullah sebagai Nabinya.
Pada awalnya, pendidikan harus memfokuskan diri pada pembentukan
individu-individu supaya menjadi insan kamil dan beradab seperti yang telah
dibahas di muka tulisan. Lalu, ketika individu-indivdu peserta didik telah
memahami dan menghayati kemanusiaan mereka, hendaknya mereka digiring
pada orientasi pendidikan kemasyarakatan. Hal ini penting mengingat
Rasulullah SAW pernah berujar bahwa manusia yang terbaik di antara kita
adalah mereka yang bermanfaat bagi sesamanya. Outcome pendidikan tidak
boleh menjadi menara gading yang melangit tercerabut dari akarnya. Insya
Allah model pendidikan seperti ini akan mashlahat bagi kemajuang ummat.
Amiin

J. Dakwah Bil Hal Melalui Pengenbangan dan Penerapan Ipteks


IPTEK adalah singkatan dari ‘ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu
suatu sumber informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun
wawasan seseorang dibidang teknologi. Dapat juga dikatakan, definisi IPTEK
ialah merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik itu
penemuan yang terbaru yang bersangkutan dengan teknologi ataupun
perkembangan dibidang teknologi itu sendiri. Lalu kita bahas mengenai
pengertian Ilmu, Pengetahuan dan teknologi:

31 | T e k n i k s i p i l
Ilmu adalah pemahaman mengenai suatu pengetahuan, yang
mempunyai fungsi untuk mencari, menyelidiki, lalu menyelesaikan suatu
hipotesis. Ilmu juga yaitu merupakan suatu pengetahuan yang sudah teruji
akan kebenarannya.
Pengetahuan adalah suatu yang diketahui ataupun disadari oleh
seseorang yang didapat dari pengalamannya. Pengetahuan juga tidak dapat
dikatakan sebagai suatu ilmu karena kebenarannya belum teruji. Pengetahuan
muncul disebabkan seseorang menemukan sesuatu yang sebelumnya belum
pernah dilihatnya.
Teknologi adalah suatu penemuan melalui proses metode ilmiah, untuk
mencapai suatu tujuan yang maksimal. Atau dapat diartikan sebagai sarana
bagi manusia untuk menyediakan berbagai kebutuhan atau dapat
mempermudah aktifitas.
Dakwah (Arab: ‫دعوة‬, da‘wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat
menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat
kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata
dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang
berarti panggilan, seruan atau ajakan.Kata dakwah sering dirangkaikan
dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan
Dakwah Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah.
Dakwah bil-hal adalah dakwah yang lebih fokus pada amal usaha atau
karya nyata yang bisa dinikmati dan bisa mengangkat harkat, martabat, dan
kesejahteraan hidup kelompok masyarakat. Dakwah bil al-Hal  lebih
mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar mad’u mengikuti
jejak dan hal ikhwal si da’i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai
pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah. Pada saat pertama kali
Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil-
Hal ini dengan mendirikan Masjid Quba dan mempersatukan kaum Anshor

32 | T e k n i k s i p i l
dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah. 4 Dalam mendirikan
masjid Qoba, Rosulullah SAW menjadi subyek pembangunan, para
pengikutnya bekerja bukan karena perintah atau ceramah, tetapi melihat
tauladan.
Pada hakikatnya dakwah bil hal adalah pelaksanaan dakwah bil
qudwah (keteladanan) dan dakwah bil amal (perbuatan). Dengan kata
lain dakwah bil hal adalah dakwah yang dilakukan melalui penampilam
kualitas peribadi dan aktifitas-aktifitas yang secara langsung menyentuh
keperluan masyarakat.

K. Tanggung Jawab Ilmuan Muslim dalam Berbangsa dan Bernegara,


kedudukan, kewajiban, ilmuan dalam masyarakat, umat dan bangsa
Ilmu merupakan hasil karya seseorang yang dikomunikasikan dan
dikaji secara luas oleh masyarakat. Jika hasil karyanya itu memenuhi syarat-
syarat keilmuan, maka karya ilmiah itu, akan menjadi ilmu pengetahuan dan
digunakan oleh masyarakat luas. Maka jelaslah jika ilmuwan memiliki
tanggung jawab yang besar, bukan saja karena ia adalah warga masyarakat,
tetapi karena ia juga memiliki fungsi tertentu dalam masyarakat. Fungsinya
selaku ilmuwan, tidak hanya sebatas penelitian bidang keilmuan, tetapi juga
bertanggung jawab atas hasil penelitiannya agar dapat digunakan oleh
masyarakat, serta bertanggung jawab dalam mengawal hasil penelitiannya
agar tidak disalah gunakan.Muslim Negarawan merupakan akumulasi dari
nilai perjuangan seorang da'i untuk mengantarkan umat ini, bangsa ini, negeri
ini, agama ini, ke dalam kemenangan abadi dan hakiki. Merupakan karakter
perpaduan dari berbagai akhlaq Islam dalam konteks real kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Muslim Negarawan akan melihat
apapun di depanya dengan rasa optimis, ia berusaha berprestasi di tengah
keterbatasan yang dimiliki. Dan inilah pahlawan yang dibutuhkan oleh
Indonesia masa depan. Selain itu pula, dalam masyarakat seringkali terdapat

33 | T e k n i k s i p i l
berbagai masalah yang belum diketahui pemecahannya. Maka ilmuwan
sebagai seorang yang terpandang, dengan daya analisisnya diharapkan mampu
mendapatkan pemecahan dari masalah tersebut. Seorang ilmuwan dengan
kemampuan berpikirnya mampu mempengaruhi opini masyarakat terhadap
suatu masalah. Ilmuwan mempunyai kewajiban sosial untuk menyampaikan
kepada masyarakat dalam bahasa yang mudah dicerna. Tanggung jawab sosial
seorang ilmuwan adalah memberikan perspektif yang benar, untung dan rugi,
baik dan buruknya, sehingga penyelesaian yang objektif dapat dimungkinkan.
Tanggung jawab sosial lainnya dari seorang ilmuwan adalah dalam
bidang etika. Dalam bidang etika ilmuwan harus memposisikan dirinya
sebagai pemberi contoh. Seorang ilmuwan haruslah bersifat obyektif, terbuka,
menerima kritik dan pendapat orang lain, kukuh dalam pendiriannya, dan
berani mengakui kesalahannya. Semua sifat ini beserta sifat-sifat lainnya,
merupakan implikasi etis dari berbagai proses penemuan ilmiah. Seorang
ilmuwan pada hakikatnya adalah manusia yang biasa berpikir dengan teratur
dan teliti. Seorang ilmuwan tidak menolak atau menerima sesuatu secara
begitu saja tanpa pemikiran yang cermat. Disinilah kelebihan seorang
ilmuwan dibandingkan dengan cara berpikir orang awam. Kelebihan seorang
ilmuwan dalam berpikir secara teratur dan cermat inilah yang menyebabkan
dia mempunyai tanggung jawab sosial. Dia mesti berbicara kepada
masyarakat sekiranya ia mengetahui bahwa berpikir mereka keliru, dan apa
yang membuat mereka keliru, dan yang lebih penting lagi harga apa yang
harus dibayar untuk kekeliruan itu. Sudah seharusnya pula terdapat dalam diri
seorang ilmuwan sebagai suri tauladan dalam masyarakat.
Dengan kemampuan pengetahuannya seorang ilmuwan harus dapat
mempengaruhi opini masyarakat terhadap masalah-masalah yang seyogyanya
mereka sadari. Dalam hal ini, berbeda dengan menghadapi masyarakat,
ilmuwan yang elitis dan esoteric, dia harus berbicara dengan bahasa yang

34 | T e k n i k s i p i l
dapat dicerna oleh orang awam. Untuk itu ilmuwan bukan saja mengandalkan
pengetahuannya dan daya analisisnya namun juga integritas kepribadiannya.
Dibidang etika tanggung jawab sosial seseorang ilmuwan bukan lagi
memberi informasi namun memberi contoh. Dia harus tampil didepan
bagaimana caranya bersifat obyektif, terbuka, menerima kritikan, menerima
pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar dan berani
mengakui kesalahan. Tugas seorang ilmuwan harus menjelaskan hasil
penelitiannya sejernih mungkin atas dasar rasionalitas dan metodologis yang
tepat.
Berikut kontribusi yang sewajibnya dilakukan oleh ilmuan muslim
bagi kemajuan bangsa, dintaranya adalah menyangkut terhadap beberapa
aspek, yaitu :1). Aspek Idiologi, Memelihara keyakinan dan kebudayaan
bangsa, berupaya membangun jaringan-jaringan yang kuat untuk memfilter
budaya yang masuk akibat globalisasi dan memberikan pemahaman terhadap
bangsa 2) Aspek Politik
Kompleksitas masyarakat dan kepentingan-kepentingannya menuntut adanya
pemikiran-pemikiran untuk membina dan membangun masyarakat agar tidak
terjadi instabilitasi politik sehingga dalam bernegara para ilmuwan dapat
memberikan solusi terhadap problem-problem yang terjadi. 3) Aspek
Ekonomi, Idealnya bagi bangsa yang maju adalah adanya pembelajaran di
sektor ekonomi yang adil dan merata karena keberhasilan ekonomi akan
meningkatkan taraf hidup bangsa. Maka para ilmuwan merencanakan
pertumbuhan ekonomi dengan cermat dan dapat memberikan solusi agar
pertumbuhan tersebut berkesinambungan serta tercipta kesetiakawanan agar
terhindar dari kecemburuan.

L. Epilog Iman, Ilmu dan Amal sebagai Pilar Peradaban


Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara
istilah syar’i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan

35 | T e k n i k s i p i l
dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang
dengan maksiat". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur
keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana
amal juga bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi menurut Imam
Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab
Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya.Dengan demikian definisi iman
memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa
bertambah dan bisa berkurang.“Agar bertambah keimanan mereka di atas
keimanan mereka yang sudah ada.”—QS. Al Fath [48] : 4
Pengertian iman secara terminology, iman adalah diyakini dengan hati
diucapkan dengan lisan dan diwujudkan dengan amal perbuatan. Sedang
berdasar akidah iman sering dikenal dengan istilah akidah, dimana akidah
artinya ikatan “ikatan hati”, maksudnya seseorang yang beriman mengikatkan
hati dan perasaannya dengan sesuatu kepercayaan yang tidak lagi ditukarnya
dengan kepercayaan lain.
Seseorang tidak dapat menyempurnakan iman dan Islamnya yang telah
diwajibkan atasnya kecuali dengan mengerjakan perintah dan menjauhkan diri
dari laranganNya.
Ilmu sesuatu yang sering diutamakan. Tidak dipelihara dengan baik.
Kadang ilmu hanya dijadikan sesuatu yang nisbi. Ada tapi tidak ada atau
Tidak ada tetapi ada? Tetapi yang pasti adalah ilmu itu satu kewajiban yang
tidak boleh di pertikai karena terdapat bukti dan dalil yang pasti semua
mengetahuinya.
Amal merupakan satu aplikasi yang hasil dari gabungan ilmu dan iman
kerana kebenaran iman dapat di lihat amal soleh seseorng .Allah bersumpah
demi sesungguhnya manusia itu rugi andai beriman tanpa amal
Allah SWT berfirman, "Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam
kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,
serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk

36 | T e k n i k s i p i l
kesabaran." (Surah Al-Asr : 1-3).
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima
amal perbuatan tanpa iman”…. [HR. Ath-Thabrani]
Berdasarkan bukti dan dalil di atas tidak sempurna iman dan ilmu seseorng itu
melainkan dengan disulami dengan amal yang terhasil kefahaman dari ilmu
,dan penyatuan yang hadir hasil penyaksian bahawa ianya benar dan hasilnya ,
anggota badan itu yang bergerak demi merealisasikan ilmu dan iman dengan
amal nya
Dalam sejarah kehidupan manusia, Allah swt memberikan kehidupan
yang sejahtera, bahagia, dan damai kepada semua orang yang mau melakukan
amal kebaikan yang diiringi dengan iman, dengan yakin dan ikhlas karena
Allah swt semata (QS. At – Thalaq : ayat 2 – 3 ).Perbuatan baik seseorang
tidak akan dinilai sebagai suatu perbuatan amal sholeh jika perbuatan tersebut
tidak dibangun diatas nilai iman dan takwa, sehingga dalam pemikiran Islam
perbuatan manusia harus berlandaskan iman dan pengetahuan tentang
pelaksanaan perbuatan. Allah swt akan mengangkat harkat dan martabat
manusia yang beriman kepada Allah swt dan berilmu pengetahuan luas, yang
diterangkan dalam Q.S. Al Mujadalah : 11. Yang isinya bahwa Allah akan
mengangkat tinggi-tinggi kedudukan orang yang berilmu pengetahuan dan
beriman kepada Allah swt , orang yang beriman diangkat kedudukannya
karena selalu taat melaksanakan perintah Allah swt  dan rasulnya, sedangkan
orang yang berilmu diangkat kedudukannya karena dapat memberi banyak
manfaat kepada orang lain.
Islam tidak menghendaki orang alim yang digambarkan seperti lilin,
mampu menerangi orang lain sedang dirinya sendiri hancur, dan ini besar
sekali dosanya, karena dapat memberitahu orang lain dan dirinya sendiri tidak
mau tau lagi juga tidak mengerjakan seperti dalam Q.S. Ash – Shaf : 3 yang
menerangkan bahwa orang alim dan pandai hendaknya menjadi contoh dan
teladan bagi orang lain. Dibawah naungan dan lindungan Allah swt.

37 | T e k n i k s i p i l
Iman, ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan lainnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam dan ilmu sains, ilmu pengetahuan merupakan suatu hal yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita sebagai manusia. Ilmu
pengetahuan mencakup semua hal yang ada di alam semesta yang mana
semuanya adalah ciptaan Allah SWT. Semua hal yang ada di dunia ini sangat
berkaitan erat dengan Ilmu pengetahuan, islam, etika, dakwah, ilmu, amal,
dan iman. Untuk kehidupan dunia kita memerlukan keseimbangan antara
pengetahuan dunia dan akhirat, setiap orang akan menemukan dan memahami
ayat-ayat Allah sesuai dengan tingkat pemahaman dan nalarnya masing-
masing. Beberapa masalah lain yang merupakan perintah Allah SWT agar
manusia merenungkannya dalam Al-Qur'an. Keberhasilan suatu teknologi
bergantung pada kemampuan manusia untuk memilih kondisi yang
mendorong alam untuk bertindak seperti yang diinginkannya; dan sudah
barang tentu tingkah laku alam dikendalikan oleh sunnatullah yang mengatur

38 | T e k n i k s i p i l
bagaimana alam harus berkelakuan pada kondisi tersebut, karena ia tidak
dapat berbuat lain. Islam itu harus dijadikan landasan untuk ilmu pengetahuan
dan teknologi.

B. Saran
Pada zaman sekarang tentu hampir semua orang melupakan tentang
hubungan islam dan ilmu pengetahuan atau sains. Kehidupan kita harus
dibarengi dengan agama dan pengetahuan karena 2 hal itu sangat berkaitan
erat dan tak dapat dipisahkan. Kita perlu membiasakan diri dengan segala
sesuatu hal yang berkaitan dengan Islam dan Ilmu sains, untuk kehidupan
dunia kita memerlukan keseimbangan antara pengetahuan dunia dan akhir

DAFTAR PUSTAKA
Mu, D., Ag, M., Handayani, P., Ag, S., Pd, M. I., Astutik, A. P., Pd, M. I., & Pd, M.
I. (2016). Ilmu pengetahuan.

Thoha, M., & Pendahuluan, A. (n.d.). Kontribusi Islam Pada Sains Dan Teknologi.\

Ghulsyani, M. (1998). Filsafat Sains Menurut Al-Quran . Bandung: Mizan .

Soejoeti, Z. e. (1998). Al-Islam dan Ipteks . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

http://inafauzia95.blogspot.com/2015/05/interrelasi-kebenaran-al-quran-dan.html
http://eprints.umsida.ac.id/2914/1/aik-4.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/62207-ID-paradigma-dan-konsep-ilmu-
pengetahuan-da.pdf

39 | T e k n i k s i p i l
https://www.merdeka.com/teknologi/7-ilmuwan-islam-yang-berjasa-dalam-ilmu-
pengetahuan.html
Jawas,Bin Yazid.2015. Prinsip Dasar Islam Menurut Al-Qur'an Dan As-Sunnah
Yang Shahih.Jakarta:Indonesia Pustaka At-Taqwa.

https://islamiced.wordpress.com/tugas/ilmu-pendidikan-islam/pengertian-dasar-dan-
tujuan-pendidikan-islam/ (Diakses tanggal 24 juni 2020)

Sora,Nur.2015 http://www.pengertianku.net/2015/01/pengertian-iptek-atau-ilmu-
pengetahuan-dan-teknologi-lengkap.html (Diakses tanggal 24 juni 2020)

https://anazaskiya.wordpress.com/2016/06/21/dakwah-bil-hal-makalah-mata-kuliah-
metodologi-dakwah-dosen-pengampu-afandi-disusun-oleh-ana-zahrotuz-zakiyah-
1401026132-fakultas-dakwah-dan-komunikasi-universitas-islam-negeri-walison/
(Diakses tanggal 24 juni 2020)

Nugroho,Viki Adi.2018. Untukmu Muslim Negarawan: Berhikmah dari Buku


Perjalanan.Jakarta:Indonesia Gaza Library Publishing.

Moegiono ,Eko Maret.2019 http://maretmugiono.blogspot.com/2019/10/kewajiban-


ilmuan-muslim-dalam-berbangsa.html (Diakses Tanggal 24 Juni 2020)

Salim,Asbar.2015 https://asbarsalim009.blogspot.com/2015/03/hubungan-
antara-iman-ilmu-dan-amal.html ( Diakses tanggal 24 juni 2020)

40 | T e k n i k s i p i l
41 | T e k n i k s i p i l

Anda mungkin juga menyukai