Disusun Oleh :
Lusi patriani
21040058
Fanny Nabilah
21040079
1
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Megetahui dan Maha Bijaksana, yang
telah memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-nya dan hanya kepada-
Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW
yang membimbing umatnya dengan suri teladannya yang baik.
Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi
atas materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut . Selanjutnya,
pembaca akan masuk pada inti pembahasaan dan diakhiri dengan kesimpulan, dan
saran makalah ini. Diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai permasalahan
tentang pengembangan iptek dalam Islam. Akhirnya, penulis penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna untuk
menjadi lebih sempurna lagi penulis membutuhkan kritik dan saran dari pihak lain
untuk membagikannya kepada penulis demi memperbaiki kekurangan pada
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian IPTEK................................................................................. 3
B. Pandangan Islam Terhadap IPTEK....................................................... 4
C. Akidah Islam sebagai Dasar IPTEK..................................................... 6
D. Berperilaku Islami dalam Menghadapi Kemajuan IPTEK................. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling
sempurna, yang membedakan kesempurnaan manusia dengan makhluk-
makhluk lainnya adalah akal, Allah SWT membekali akal bagi manusia untuk
keberlangsungan hidupnya, agar tercipta suasana yang kondusif, sehingga
sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia yaitu sebagai Khalifah fil-ard
(wakil Tuhan di bumi), yang membawa misi Rahmatan lil’alamin (kasih
sayang bagi seluruh alam). Dengan akal pikiran yang telah diberikan oleh
Allah SWT, manusia dituntut untuk mengembangkannya, yaitu dengan jalan
mencari ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang terdapat dalam sabda-sabda
Rasul-Nya, yaitu Muhammad SAW, yang mengumandangkan kewajiban
mencari ilmu bagi umat Muslim. Rasulullah SWA memprioritaskan umatnya
untuk mencari ilmu syar’i, yaitu demi pembentukan sikap dan perilaku yang
mengandung unsur Akhlakul Karimah.
Dewasa ini banyak perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, semisal dalam bidang elektronika ada televisi, radio, komputer.
Bidang otomotif ada mobil, pesawat terbang, kapal. Bidang kedokteran ada
bayi tabung, cangkok ginjal, kloning, dan lain sebagainya. Yang semakin lama
semakin berkembang. Berkenaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
tersebut, maka umat Islam yang notabenenya memprioritaskan pendidikannya
dalam lingkup syar’i akan jauh ketinggalan dibandingkan dengan orang-orang
barat yang mayoritas non Muslim. Dengan pendalaman ilmu-ilmu syar’i saja,
umat Muslim akan terpuruk, dan selalu di jajah dengan adanya kebutuhan-
kebutuhan yang harus dipenuhi dari hasil ciptaan dan karya orang-orang barat.
Maka dari itu, kita akan mencoba mengkaji pandangan Islam tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi demi meningkatkan pemahaman Islam yang secara
totalitas dan tidak parsial, dan juga demi kemajuan umat Islam dalam segala
bidang ilmu.
5
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian IPTEK?
2. Bagaimana pandangan Islam terhadap IPTEK?
3. Apa yang dimaksud dengan akidah Islam sebagai dasar IPTEK?
4. Bagaimana perilaku yang islami dalam menghadapi kemajuan IPTEK?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian IPTEK?
2. Untuk mengetahui pandangan Islam terhadap IPTEK?
3. Untuk mengetahui akidah Islam sebagai dasar IPTEK?
4. Untuk mengetahui perilaku islami dalam menghadapi kemajuan IPTEK?
D. Manfaat
Untuk menjadikan generasi muda yang beriman, bertakwa, dan
berilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IPTEK
Dalam kehidupan manusia banyak mendapat pengalaman, dari
pengalaman itu didapatkan sejumlah pengetahuan atau knowledge yang
memiliki sifat keajekan tertentu tanpa kemampuan untuk menjelaskan sebab-
sebabnya secara terinci dan rasional. Pengetahuan demikian banyak
macamnya dalam kehidupan ini. Tiap manusia berbeda jumlah dan macamnya
pengalaman yang dimiliki tersebut, tanpa ada kemampuan untuk
menjelaskannya. Kalau ingin mampu memberikan penjelasan maka masih
diperlukan kegiatan yang lebih intens untuk mendapatkan pengetahuan yang
lebih utuh daripada umumnya pengetahuan yang ada. Untuk itu perlu
didukung oleh sejumlah kegiatan berikutnya yang lebih serius guna
mendapatkan inti sari pengetahuan tersebut hingga dapat dipedomani untuk
perencanaan, prediksi-prediksi maupun kontrol atas kebenarannya.
Kombinasi usaha mencari pendekatan rasional dan mengumpulkan
fakta-fakta empiris inilah yang bias disebut dengan pendekatan mendapatkan
pengetahuan dengan metode keilmuan. Melalui metode keilmuan akan
didapatkan “ilmu” dari sejumlah “pengetahuan”, yang memiliki ciri-ciri
tertentu, sebagai pembeda dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya yang
belum teruji. (pengetahuan = knowledge, sedang ilmu = science atau sains).
Jadi ilmu adalah pengetahuan yang memenuhi ciri-ciri tertentu dan di sinilah
dibakukan menjadi “ilmu pengetahuan”, yang kedua terminologi tersebut
digabung menjadi satu kata. Dapat juga dirumuskan bahwa ilmu ialah sebagai
“pengetahuan yang ilmiah”.
Sedangkan teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk
memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun tujuan
manusia dalam kehidupan ini dapat menjadi banyak sekali, yang kesemuanya
itu ditentukan oleh niatnya, sebagaimana yang disebut dengan “semua amal itu
tergantung pada niatnya”. Kedudukan ilmu pengetahuan sendiri sebagai ilmu
dasar jelas netral. Setelah digunakan manusia untuk diterapkan guna mencapai
6
7
suatu tujuan, barulah dapat dinilai apakah penerapan itu dapat dibenarkan oleh
agama atau tidak.
dengan tolok ukur Al-Qur`an dan Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan
dengan keduanya (Al-Baghdadi, 1996:12).
Jika kita menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan IPTEK, bukan
berarti bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus
didasarkan pada ayat Al-Quran tertentu, atau hadis tertentu. Kalau pun ada
ayat atau hadis yang cocok dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu
Allah yang meliputi segala sesuatu bukan berarti konsep. IPTEK harus
bersumber pada ayat atau hadis tertentu. Misalnya saja dalam astronomi ada
ayat yang menjelaskan bahwa matahari sebagai pancaran cahaya dan panas,
bahwa langit (bahan alam semesta) berasal dari asap (gas) sedangkan galaksi-
galaksi tercipta dari kondensasi (pemekatan) gas tersebut, dan seterusnya. Ada
sekitar 750 ayat dalam Al-Quran yang semacam ini . Ayat-ayat ini
menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah sehingga meliputi segala sesuatu, dan
menjadi tolok ukur kesimpulan IPTEK, bukan berarti bahwa konsep IPTEK
wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu.
Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan
IPTEK bukanlah bahwa konsep IPTEK wajib bersumber kepada Al-Quran
dan Al-Hadits, tapi yang dimaksud, bahwa IPTEK wajib berstandar pada Al-
Quran dan Al-Hadits. Standar pemanfaatan IPTEK menurut orang barat
adalah manfaat, apakah itu dinamakan pragmatisme atau pun utilitarianisme.
Selama sesuatu itu bermanfaat, yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia,
maka ia dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu
diharamkan dalam ajaran agama.
Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat menjelaskan, mengapa
orang Barat mengaplikasikan IPTEK secara tidak bermoral, tidak
berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama. Misalnya
menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa,
memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas (misalnya meletakkan
embrio pada ibu pengganti), mengloning manusia (berarti manusia
bereproduksi secara a-seksual, bukan seksual), mengeksploitasi alam secara
serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya.
11
Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan
diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik
segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui
mana yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara
hakiki berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah dan
larangan Allah SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah
syariah Islam.
satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling
menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang
fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan
tafsiran terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ’ilmu pengetahuan’ yang
menentang prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah
tafsiran filosofis atau paradigma materialisme-sekuler yang berada di balik
wajah ilmu pengetahuan modern tersebut. Karena alam semesta yang
dipelajari melalui ilmu pengetahuan, dan ayat-ayat suci Tuhan (Al-Quran) dan
Sunah Rasulullah SAW, yang dipelajari melalui agama, adalah sama-sama
ayat-ayat (tanda-tanda dan perwujudan/tajaliyat) Allah SWT, maka tidak
mungkin satu sama lain saling bertentangan dan bertolak belakang, karena
keduanya berasal dari satu Sumber yang Sama, Allah Yang Maha Pencipta
dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu ialah sebagai pengetahuan yang ilmiah, sedangkan teknologi
adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk memecahkan masalah guna mencapai
suatu tujuan tertentu. Orang berilmu pengetahuan berarti menguasai ilmu dan
memiliki kemampuan untuk mendapatkan dan menjelaskannya. Untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan diperlukan antara lain adanya sarana tertentu,
yakni yang disebut “berpikir”. Jelasnya berpikir pada dasarnya merupakan
suatu proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
Jika kita menjadikan akidah Islam sebagai landasan IPTEK, bukan
berarti bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus
didasarkan pada ayat Al-Quran tertentu, atau hadis tertentu. Kalau pun ada
ayat atau hadis yang cocok dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu
Allah yang meliputi segala sesuatu bukan berarti konsep.
B. Saran
Untuk menyikapi IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami
adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat
manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://aryadningrat.wordpress.com/2015/10/27/makalah-islam-dan-perkembangan-
iptek
https://untuksebuahhasilbutuhproses.blogspot.co.id/2013/03/pengembangan-iptek-
dalam-islam.html
http://asmaul-aja.blogspot.co.id/2014/10/islam-dan-perkembangan-iptek.html
http://ldk.stmik-dci.ac.id/?post=pandangan-islam-terhadap-ilmu-pengetahuan-dan-
teknologi