Anda di halaman 1dari 15

Makalah Agama

IPTEK DALAM PANDANGAN ISLAM

Disusun Oleh :

Riska Mulia Idrus


21040066

Lusi patriani
21040058

Fanny Nabilah
21040079

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris


UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
TAHUN 2022

1
2

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Megetahui dan Maha Bijaksana, yang
telah memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-nya dan hanya kepada-
Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW
yang membimbing umatnya dengan suri teladannya yang baik.
Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi
atas materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut . Selanjutnya,
pembaca akan masuk pada inti pembahasaan dan diakhiri dengan kesimpulan, dan
saran makalah ini. Diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai permasalahan
tentang pengembangan iptek dalam Islam. Akhirnya, penulis penyusun
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna untuk
menjadi lebih sempurna lagi penulis membutuhkan kritik dan saran dari pihak lain
untuk membagikannya kepada penulis demi memperbaiki kekurangan pada
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Padang,9 juni 2022


Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian IPTEK................................................................................. 3
B. Pandangan Islam Terhadap IPTEK....................................................... 4
C. Akidah Islam sebagai Dasar IPTEK..................................................... 6
D. Berperilaku  Islami  dalam Menghadapi Kemajuan IPTEK................. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling
sempurna, yang membedakan kesempurnaan manusia dengan makhluk-
makhluk lainnya adalah akal, Allah SWT membekali akal bagi manusia untuk
keberlangsungan hidupnya, agar tercipta suasana yang kondusif, sehingga
sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia yaitu sebagai Khalifah fil-ard
(wakil Tuhan di bumi), yang membawa misi Rahmatan lil’alamin (kasih
sayang bagi seluruh alam). Dengan akal pikiran yang telah diberikan oleh
Allah SWT, manusia dituntut untuk mengembangkannya, yaitu dengan jalan
mencari ilmu pengetahuan. Sebagaimana yang terdapat dalam sabda-sabda
Rasul-Nya, yaitu Muhammad SAW, yang mengumandangkan kewajiban
mencari ilmu bagi umat Muslim. Rasulullah SWA memprioritaskan umatnya
untuk mencari ilmu syar’i, yaitu demi pembentukan sikap dan perilaku yang
mengandung unsur Akhlakul Karimah.
Dewasa ini banyak perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, semisal dalam bidang elektronika ada televisi, radio, komputer.
Bidang otomotif ada mobil, pesawat terbang, kapal. Bidang kedokteran ada
bayi tabung, cangkok ginjal, kloning, dan lain sebagainya. Yang semakin lama
semakin berkembang. Berkenaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
tersebut, maka umat Islam yang notabenenya memprioritaskan pendidikannya
dalam lingkup syar’i akan jauh ketinggalan dibandingkan dengan orang-orang
barat yang mayoritas non Muslim. Dengan pendalaman ilmu-ilmu syar’i saja,
umat Muslim akan terpuruk, dan selalu di jajah dengan adanya kebutuhan-
kebutuhan yang harus dipenuhi dari hasil ciptaan dan karya orang-orang barat.
Maka dari itu, kita akan mencoba mengkaji pandangan Islam tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi demi meningkatkan pemahaman Islam yang secara
totalitas dan tidak parsial, dan juga demi kemajuan umat Islam dalam segala
bidang ilmu.
5

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian IPTEK?
2. Bagaimana pandangan Islam terhadap IPTEK?
3. Apa yang dimaksud dengan akidah Islam sebagai dasar IPTEK?
4. Bagaimana perilaku yang islami dalam menghadapi kemajuan IPTEK?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian IPTEK?
2. Untuk mengetahui pandangan Islam terhadap IPTEK?
3. Untuk mengetahui akidah Islam sebagai dasar IPTEK?
4. Untuk mengetahui perilaku islami dalam menghadapi kemajuan IPTEK?

D. Manfaat
Untuk menjadikan generasi muda yang beriman, bertakwa, dan
berilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian IPTEK
Dalam kehidupan manusia banyak mendapat pengalaman, dari
pengalaman itu didapatkan sejumlah pengetahuan atau knowledge yang
memiliki sifat keajekan tertentu tanpa kemampuan untuk menjelaskan sebab-
sebabnya secara terinci dan rasional. Pengetahuan demikian banyak
macamnya dalam kehidupan ini. Tiap manusia berbeda jumlah dan macamnya
pengalaman yang dimiliki tersebut, tanpa ada kemampuan untuk
menjelaskannya. Kalau ingin mampu memberikan penjelasan maka masih
diperlukan kegiatan yang lebih intens untuk mendapatkan pengetahuan yang
lebih utuh daripada umumnya pengetahuan yang ada. Untuk itu perlu
didukung oleh sejumlah kegiatan berikutnya yang lebih serius guna
mendapatkan inti sari pengetahuan tersebut hingga dapat dipedomani untuk
perencanaan, prediksi-prediksi maupun kontrol atas kebenarannya.
Kombinasi usaha mencari pendekatan rasional dan mengumpulkan
fakta-fakta empiris inilah yang bias disebut dengan pendekatan mendapatkan
pengetahuan dengan metode keilmuan. Melalui metode keilmuan akan
didapatkan “ilmu” dari sejumlah “pengetahuan”, yang memiliki ciri-ciri
tertentu, sebagai pembeda dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya yang
belum teruji. (pengetahuan = knowledge, sedang ilmu = science atau sains).
Jadi ilmu adalah pengetahuan yang memenuhi ciri-ciri tertentu dan di sinilah
dibakukan menjadi “ilmu pengetahuan”, yang kedua terminologi tersebut
digabung menjadi satu kata. Dapat juga dirumuskan bahwa ilmu ialah sebagai
“pengetahuan yang ilmiah”.
Sedangkan teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk
memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun tujuan
manusia dalam kehidupan ini dapat menjadi banyak sekali, yang kesemuanya
itu ditentukan oleh niatnya, sebagaimana yang disebut dengan “semua amal itu
tergantung pada niatnya”. Kedudukan ilmu pengetahuan sendiri sebagai ilmu
dasar jelas netral. Setelah digunakan manusia untuk diterapkan guna mencapai

6
7

suatu tujuan, barulah dapat dinilai apakah penerapan itu dapat dibenarkan oleh
agama atau tidak.

B. Pandangan Islam Terhadap IPTEK


Agama Islam banyak memberikan penegasan mengenai ilmu
pengetahuan baik secara nyata maupun secara tersamar, seperti yang disebut
dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya sebagai berikut:
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Maksudnya sebagai berikut: sama-sama dari kelompok yang beriman,
maka Allah SWT akan masih meninggikan derajat bagi mereka, ialah mereka
yang berilmu pengetahuan.
Orang berilmu pengetahuan berarti menguasai ilmu dan memiliki
kemampuan untuk mendapatkan dan menjelaskannya. Untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan diperlukan antara lain adanya sarana tertentu, yakni yang
disebut “berpikir”. Jelasnya berpikir pada dasarnya merupakan suatu proses
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, apabila di dalam Al-
Quran sering-sering disebut dengan kata-kata “berpikir” atau “berpikirlah”
dan sebagainya. Dalam arti langsung maupun dalam arti sindiran dapat kita
artikan juga sebagai perintah untuk mencari atau menguasai ilmu
pengetahuan.
Dalam Al-Quran dan Hadist sangat banyak ayat-ayat yang
menerangkan hubungan tentang ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan serta
pemanfaatannya yang kita sebut Iptek. Hubungan tersebut dapat berbentuk
semacam perintah yang mewajibkan, menyuruh mempelajari, pernyataan-
pernyataan, bahkan ada yang berbentuk sindiran. Kesemuanya itu tidak lain
adalah menggambarkan betapa eratnya hubungan antara Islam dan Iptek
sebagai hal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Tegasnya
hubungan antara Islam dan Iptek adalah sangat erat dan menyatu.
8

Dalam pandangan Islam, Iptek juga di gambarkan sebagai cara


mengubah suatu sumber daya menjadi sumberdaya lain yang lebih tinggi
nilainya, hal ini terkover dalam surat Ar-Ra’d ayat 11, yaitu:
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya Al-Qur’an
telah mendorong manusia untuk berteknologi supaya kehidupan mereka
meningkat. Upaya ini harus merupakan rasa syukur atas keberhasilannya
dalam merubah nasibnya. Dengan perkataan lain, rasa syukur atas
keberhasilannya dimanifestasikan dengan mengembangkan terus keberhasilan
itu, sehingga dari waktu ke waktu keberhasilan itu akan selalu meningkat
terus.
Pada masa Nabi sudah ada penemuan-penemuan yang bisa dinamakan
dengan Iptek, seperti halnya Iptek dalam dunia pertanian. Para sahabat Nabi
pernah melalukan pembuahan buatan (penyilangan atau perkawinan) pada
pohon kurma. Lalu Nabi menyarankan agar tidak usah melakukannya.
Kemudian ternyata buahnya banyak yang rusak dan setelah itu dilaporkan
kepada Nabi, maka Nabi berpesan “Lakukanlah pembuahan buatan! Kalian
lebih mengetahui tentang urusan dunia kalian”.
Di dalam Al-Quran disebutkan juga secara garis besar, tentang
teknologi. Yaitu tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman
lainnya, tentang penciptaan makhluk hidup, termasuk manusia yang didorong
hasrat ingin tahunya, dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada di
sekelilingnya, meskipun Al-Quran bukan buku kosmologi, atau biologi, atau
sains pada umumnya, namun Al-Quran jauh sekali dalam membicarakan
teknologi.
Dari beragam uraian di atas bahwasanya kita dapat melihat sendiri
bagaimana pandangan Islam terhadap Iptek. Dalam pedoman utamanya (Al-
Quran), banyak disebutkan sesuatu hal yang berkaitan dengan Iptek, hal ini
menunjukkan bahwa Islam sangat erat sekali dengan Iptek. Jadi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini merupakan wujud dari
implikasi Al-Quran yang sebenarnya. Banyak seruan-seruan di dalamnya yang
9

menganjurkan manusia untuk berpikir dan mengembangkan potensinya dalam


pengetahuan. Namun satu hal yang sangat disayangkan, umat muslim sangat
rendah dalam bidang Iptek, sehingga ketinggalan perkembangan dengan
orang-orang non muslim. Semoga dengan ini umat Islam sadar dan mau
mengembangkan pengetahuannya dalam berbagai hal, sehingga menjadi umat
yang berkualitas dengan adanya ketakwaan dan pengetahuan yang tinggi.

C. Akidah Islam sebagai Dasar IPTEK


Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam IPTEK, yaitu
akidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi IPTEK. Inilah
paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW.
Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat
ini. Bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak,
kini umat Islam telah terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor Barat
dalam segalanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep
ilmu pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah yang bisa
menjelaskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam,
diajarkan sistem ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal
haram.
Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap
diajarkan konsep pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan
keimanan muslim. Misalnya; Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak
belakang dengan Aqidah Islam. Bahwa manusia adalah hasil evolusi dari
organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi
alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia
modern sekarang. Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu
perubahan fundamental dan perombakan total. Dengan cara mengganti
paradigma sekuler yang ada saat ini, dengan paradigma Islam yang
memandang bahwa Aqidah Islam (bukan paham sekularisme) yang
seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan manusia.
Maksudnya adalah konsep IPTEK harus distandardisasi benar salahnya
10

dengan tolok ukur Al-Qur`an dan Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan
dengan keduanya (Al-Baghdadi, 1996:12).
Jika kita menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan IPTEK, bukan
berarti bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus
didasarkan pada ayat Al-Quran tertentu, atau hadis tertentu. Kalau pun ada
ayat atau hadis yang cocok dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu
Allah yang meliputi segala sesuatu bukan berarti konsep. IPTEK harus
bersumber pada ayat atau hadis tertentu. Misalnya saja dalam astronomi ada
ayat yang menjelaskan bahwa matahari sebagai pancaran cahaya dan panas,
bahwa langit (bahan alam semesta) berasal dari asap (gas) sedangkan galaksi-
galaksi tercipta dari kondensasi (pemekatan) gas tersebut, dan seterusnya. Ada
sekitar 750 ayat dalam Al-Quran yang semacam ini . Ayat-ayat ini
menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah sehingga meliputi segala sesuatu, dan
menjadi tolok ukur kesimpulan IPTEK, bukan berarti bahwa konsep IPTEK
wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu.
Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan
IPTEK bukanlah bahwa konsep IPTEK wajib bersumber kepada Al-Quran
dan Al-Hadits, tapi yang dimaksud, bahwa IPTEK wajib berstandar pada Al-
Quran dan Al-Hadits. Standar pemanfaatan IPTEK menurut orang barat
adalah manfaat, apakah itu dinamakan pragmatisme atau pun utilitarianisme.
Selama sesuatu itu bermanfaat, yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia,
maka ia dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu
diharamkan dalam ajaran agama.
Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat menjelaskan, mengapa
orang Barat mengaplikasikan IPTEK secara tidak bermoral, tidak
berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai agama. Misalnya
menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak berdosa,
memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas (misalnya meletakkan
embrio pada ibu pengganti), mengloning manusia (berarti manusia
bereproduksi secara a-seksual, bukan seksual), mengeksploitasi alam secara
serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya.
11

Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan
diganti dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik
segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui
mana yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara
hakiki berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah dan
larangan Allah SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah
syariah Islam.

D. Berperilaku  Islami  dalam Menghadapi Kemajuan IPTEK


Umat Islam yang mewarisi ajaran suci Ilahiah dan peradaban dan
IPTEK Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di negerinya sendiri,
yang sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun miskin kualitas sumber
daya manusianya (pendidikan dan IPTEKnya). Ketidakadilan global ini
terlihat dari fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya dikuasai oleh 20 %
penduduk kaya di negara-negara maju. Sementara 80% penduduk dunia di
negara-negara miskin hanya memperebutkan remah-remah sisa makanan pesta
pora bangsa-bangsa negara maju. Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya
dengan sumber daya alam minyak dan gas bumi, justru mengalami krisis dan
kelangkaan BBM. Ironis bahwa di tengah keberlimpahan hasil produksi
gunung emas-perak dan tembaga serta kayu hasil hutan yang ada di Indonesia,
kita justru mengalami kesulitan dan krisis ekonomi, kelaparan, busung lapar,
dan berbagai penyakit akibat kemiskinan rakyat.
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk
bagi kita bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih
memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat.
Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan
moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dilandasi keimanan-takwa kepada Allah SWT. Serta
melawan pengaruh buruk budaya sampah dari Barat yang Sekular, Matre dan
hedonis (mempertuhankan kenikmatan hawa nafsu).
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan,
sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari,
12

mengamati, memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta.


Dengan kata lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Islam mementingkan pengembangan dan
penguasaan IPTEK untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada
Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah)
di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan
rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin). Ada lebih dari 800 ayat
dalam Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran dan
pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi
bahan zikir (ingat) kepada Allah. Yang paling terkenal adalah ayat:
1. Surat Ali Imron ayat 190-191
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-
orang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.”
2. Surat Mujadillah ayat 11
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan beberapa derajat.”
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau
tanda-tanda/sinyal) Kemahakuasaan dan Keagungan Allah SWT. Ayat
tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti
kitab-kitab suci dan ajaran para Rasulullah (Taurat, Zabur, Injil dan Al
Qur’an), maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum
alam), keduanya bila dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui
mata, telinga dan hati (qalbu dan akal) akan semakin mempertebal
pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan kita kepada Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala sesuatu dan
segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak
terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari
13

satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling
menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang
fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan
tafsiran terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ’ilmu pengetahuan’ yang
menentang prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah
tafsiran filosofis atau paradigma materialisme-sekuler yang berada di balik
wajah ilmu pengetahuan modern tersebut. Karena alam semesta yang
dipelajari melalui ilmu pengetahuan, dan ayat-ayat suci Tuhan (Al-Quran) dan
Sunah Rasulullah SAW, yang dipelajari melalui agama, adalah sama-sama
ayat-ayat (tanda-tanda dan perwujudan/tajaliyat) Allah SWT, maka tidak
mungkin satu sama lain saling bertentangan dan bertolak belakang, karena
keduanya berasal dari satu Sumber yang Sama, Allah Yang Maha Pencipta
dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.
14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu ialah sebagai pengetahuan yang ilmiah, sedangkan teknologi
adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk memecahkan masalah guna mencapai
suatu tujuan tertentu. Orang berilmu pengetahuan berarti menguasai ilmu dan
memiliki kemampuan untuk mendapatkan dan menjelaskannya. Untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan diperlukan antara lain adanya sarana tertentu,
yakni yang disebut “berpikir”. Jelasnya berpikir pada dasarnya merupakan
suatu proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
Jika kita menjadikan akidah Islam sebagai landasan IPTEK, bukan
berarti bahwa ilmu astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus
didasarkan pada ayat Al-Quran tertentu, atau hadis tertentu. Kalau pun ada
ayat atau hadis yang cocok dengan fakta sains, itu adalah bukti keluasan ilmu
Allah yang meliputi segala sesuatu bukan berarti konsep.

B. Saran
Untuk menyikapi IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami
adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat
manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.
15

DAFTAR PUSTAKA

https://aryadningrat.wordpress.com/2015/10/27/makalah-islam-dan-perkembangan-
iptek

https://untuksebuahhasilbutuhproses.blogspot.co.id/2013/03/pengembangan-iptek-
dalam-islam.html

http://asmaul-aja.blogspot.co.id/2014/10/islam-dan-perkembangan-iptek.html

http://ldk.stmik-dci.ac.id/?post=pandangan-islam-terhadap-ilmu-pengetahuan-dan-
teknologi

Anda mungkin juga menyukai