Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SURAT LAMARAN

PEKERJAAN

MAKALAH

DOSEN PENGAMPU :

Upit Yulianti DN, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

BELA JUPITA
NPM 20080071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
(UPGRISBA)
PADANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa digunakan manusia untuk

berkomunikasi. Manusia dapat menggunakan sebuah media tertulis, untuk

menyampaikan informasi secara tertulis. Salah satu media komunikasi dalam

bentuk tulisan adalah surat. Berkomunikasi melalui surat memberikan kesempatan

lebih leluasa untuk berfikir hal-hal yang penting yang harus kita sampaikan.

Berkomunikasi melalui surat memudahkan kita dalam mempertimbangkan baik

dan buruknya yang disampaikan melalui tulisan baik saran, pendapat, pernyataan,

harapan serta mempertimbangkan secara matang.

Salah satu bentuksarana komunikasi tulis adalah surat. Surat merupakan

sarana komunikasi tulis yang banyak kelebihannya. Surat dapat menyampaikan

maksud dengan sejelas-jelasnya.Penerima dapat membaca berulang kali sesuai

kebutuhan.Oleh karena itu, surat merupakan sarana komunikasi tulis yang efektif,

namun dalam penulisan surat dituntut menguasai pengetahuan surat- menyurat

serta pemakaian bahasa yang baik dan benar dalam penulisan surat. Pembuatan

surat pribadi mungkin dalam segi bentuk dan bahasa tidak begitu diperhatikan,

tetapi dalam pembuatan surat yang bersifat resmi bentuk, bahasa dan aturan yang

dibakukan harus diperhatikan. Surat pada dasarnya mempunyai unsur pengirim,

penerima, dan pesan atau tujuan tertentu. Misalnya dengan tujuan melamar

pekerjaan. Surat sendiri merupakan sarana komunikasi yang sangat penting

perannya baik secara resmi atau tidak resmi. Sebagai suatu sarana berkomunikasi
tertulis, surat lamaran pekerjaan paling tidak melibatkan dua pihak, yaitu pengirim

surat dan penerima surat.

Surat resmi adalah surat yang dikeluarkan untuk kepentingan administrasi.

Surat resmi mutlak harus menggunakan bahasa resmi atau formal. Ragam bahasa

yang digunakan dalam situasi formal adalah ragam resmi atau ragam baku.

Artinya, ragam ini mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan. Ragam resmi mutlak

menuntut pemakaian kata dan kalimat baku (Finoza, 2004). Dalam hal ini menulis

surat dinas/resmi tentu memakai ragam resmi atau ragam baku.

Surat yang bagus isi dan penampilannya akan memancarkan citra yang

baik bagi lembaga yang mengeluarkannya. Surat resmi merupakan suatu karangan

nonfiksi, bahasanya harus jelas, lugas, dan umum (Finoza, 2009). Surat yang baik

adalah surat yang dapat menyampaikan pesan penulis kepada penerima surat sama

seperti yang diinginkan oleh penulis surat, tidak menimbulkan salah penafsiran,

menghargai penerima surat, dan tampil dengan bentuk yang benar.

Penulisan surat yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah surat

lamaran kerja yang merupakan salah satu surat resmi. Surat lamaran kerja adalah

surat yang digunakan oleh seseorang untuk melamar kerja pada suatu

organisasi/lembaga yang membutuhkan karyawan atau pimpinan pada perusahaan

tertentu.

Surat lamaran yang baik harus memenuhi syarat, yaitu berkaitan dengan

bentuk, pengetikan, isi, dan bahasa surat. Bentuk dalam hal ini berkenaan dengan

struktur surat yang berisi format atau bagian-bagian surat. Bagian-bagian surat
lamaran kerja terdiri atas beberapa bagian, yaitu kepala surat (nama pribadi,

alamat lengkap, nomor telepon dan alamat e-mail ataupun situs), lampiran,

perihal, tanggal surat, alamat dalam, dan salam pembuka), bagian isi (paragraf

isi), dan bagian penutup (salam penutup, tanda tangan, dan nama terang.

Pemakaian bahasa dalam surat berkenaan dengan ejaan, pemilihan kata,

penyusunan kalimat, dan pengembangan paragraf. Kesalahan penulisan surat pada

umumnya berkaitan dengan pemakaian bahasa. Jika seseorang terampil dalam

menulis layaklah disebut seseorang itu seorang yang terpelajar atau bangsa yang

terpelajar.

Selain kegiatan berbahasa lainnya, dalam menulis surat tidak bisa

mengabaikan penerapan ejaan. Kesalahan ejaan dalam beberapa kalimat akan

memungkinkan salah penafsiran atau bermakna ganda. Pemilihan kata juga

diperhatikan. Dalam berbahasa dikenal etika berbahasa. Seseorang diharuskan

memperhatikan situasi dan kondisi ketika berbahasa. Penyusunan kalimat juga

tidak bisa diabaikan. Kalimat-kalimat dalam bahasa surat harus jelas dan logis

sehingga menjadikan kalimat tersebut efektif. Kalimat efektif diartikan kalimat

yang ditulis dapat dipahami oleh pembaca. Surat merupakan bentuk komunikasi

melalui tulisan sehingga dituntut kejelasan isi berbeda dengan komunikasi lisan

yang bisa diperbaiki jika terdapat kekeliruan. Pengembangan paragraf yang runtut

juga diperlukan agar kalimatkalimat tersusun secara sistematis.

Bahasa ragam baku haruslah digunakan dalam bahasa surat lamaran kerja.

Pada kenyataannya menulis surat lamaran kerja tidak mudah dilakukan, masih
ditemukan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa baku

sehingga menyebabkan kesalahan berbahasa.

Kesalahan atau penyimpangan yang terjadi dalam penulisan surat lamaran

kerja sedapat mungkin dihindari karena surat yang dikirim ke orang lain haruslah

jelas maksud dan tujuannya. Apabila banyaknya penyimpangan yang terjadi

menjadikan informasi dalam surat sulit untuk dipahami. Adapun kesalahan-

kesalahan yang sering terja di adalah (1) kesalahan ejaan, (2) kesalahan morfologi,

(3) kesalahan leksikal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, masalah yang diajukan

dalam makalah ini adalah “Apa saja kesalahan berbahasa yang terdapat dalam

surat lamaran ?”

C. Tujuan

Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan

berbahasa yang ada pada surat lamaran. Struktur surat lamaran kerja merupakan

format surat yang meliputi kepala surat (nama pribadi, alamat lengkap, nomor

telepon dan alamat e-mail ataupun situs), lampiran, perihal, tanggal surat, alamat

dalam, dan salam pembuka), bagian isi (paragraf isi), dan bagian penutup (salam

penutup, tanda tangan, dan nama terang. Bahasa surat yang dimaksud meliputi

tata tulis setiap bagian surat (EYD) dan penyusunan kalimat.


D. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para mahasiswa

Universitas PGRI Sumatera Barat, peneliti, serta lembaga terkait. Adapun manfaat

makalah ini sebagai berikut.

1. Peningkatan kemampuan keterampilan menulis surat lamaran bagi para

mahasiswa Universitas PGRI Sumatera Barat yang kelak akan mencari

pekerjaan.

2. Output penelitian ini berupa makalah untuk mata kuliah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Surat Lamaran Kerja

Surat lamaran kerja adalah surat yang digunakan oleh seseorang untuk

melamar kerja pada suatu organisasi/lembaga yang membutuhkan karyawan atau

pimpinan pada suatu bidang tertentu. Pada umumnya ketika melamar kerja,

seseorang harus menulis surat lamaran kerja yang dilengkapi dengan sebuah

resume (daftar riwayat hidup). Dalam surat lamaran kerja, dijelaskan berbagai

kemampuan yang dimiliki oleh pelamar kerja yang cocok atau sesuai dengan

posisi/jabatan yang ditawarkan atau sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pelamar

kerja hanya mengemukakan poin-poin penting yang relevan dengan persyaratan

pekerjaan yang ditawarkan.

Surat lamaran kerja adalah surat dari seseorang yang memerlukan

pekerjaan kepada orang atau pejabat yang dapat memberikan pekerjaan atau

jabatan. Ada dua model surat lamaran kerja seperti berikut ini.

(a) Surat lamaran pekerjaan yang digabungkan dengan riwayat hidup (curriculum

vitae).

(b) Surat lamaran pekerjaan yang terpisah dari riwayat hidup.

Adapun syarat dalam menulis surat lamaran kerja adalah sebagai berikut.

(1) Surat lamaran yang ditulis tangan harus ditulis oleh pelamar sendiri di atas

kertas yang berkualitas baik, tidak boleh timbal balik, dan tidak harus memakai

kertas bergaris. Ada juga surat lamaran yang harus diketik. Hal ini merujuk
kepada gaya selingkung atau aturan dari masing-masing perusahaan yang

membuka lowongan kerja.

(2) Surat lamaran yang diketik hendaklah diketik pada kertas yang bagus

kualitasnya (HVS 60 gram) dengan spasi 1,5 dengan huruf yang mudah dibaca.

(3) Pada prinsipnya surat lamaran tidak dibubuhi materai.

(4) Penampilan surat lamaran harus necis, bebas dari coretan atau koreksi.

(5) Isi surat lamaran harus menggambarkan sikap optimistis bahwa pelamar akan

mampu bekerja dengan baik

(6) Isi surat lamaran tidak boleh bernada memelas atau minta dikasihani.

(7) Sapaan yang dipergunakan (Bapak/ Ibu dan Tuan)

(8) Nada surat lamaran hendaknya agak lugas, tetapi simpatik. Selain itu, penulis

hendaknya menghindari kesan meminta belas kasihan atau juga menghindari

kesan sombong.

(9) Pada alinea isi, dituliskan data pribadi, termasuk data-data yang meliputi nama

lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, agama, status kewargenegaraan,

keterangan sudah/belum menikah, alamat tempat tinggal, dan nomor telepon.

(10) Alinea penutup memuat harapan yang diinginkan penulis berkaitan dengan

lamaran pekerjaan.
(11) Dalam penulisan surat lamaran hendaknya jangan lupa membuat daftar

riwayat hidup (curriculum vitae). Daftar riwayat hidup ini ditulis pada halaman

tersendiri atau menjadi lampiran surat lamaran pekerjaan.

(12) Agar terkesan rapi dan kertas tidak berlipat, sebaiknya amplop atau sampul

yang digunakan adalah amplop besar (sesuai dengan besar kertas surat).

B. Struktur Surat Lamaran Kerja

Berdasarkan jenisnya, surat lamaran kerja merupakan jenis surat resmi,

sedangkan berdasarkan isinya, surat lamaran kerja dapat dibedakan menjadi :

a. Surat lamaran berdasarkan iklan lowongan media massa, poster ataupun

internet.

b. Surat lamaran berdasar rekomendasi seseorang (rekanan).

c. Surat lamaran berdasar inisiatif sendiri.

Adapun struktur surat lamaran kerja adalah sebagai berikut :

1) Kepala Surat

Kepala surat umumnya terdiri dari nama pribadi, alamat lengkap, nomor

telepon dan alamat e-mail ataupun situs. Fungsi umum kepala surat adalah agar

identitas segera diketahui perekrut.

2) Tanggal Surat

Penulisan tanggal surat sebaiknya lengkap (tidak disingkat). Penulisan

nama bulan disesuaikan EYD, misal bulan November sebaiknya tidak ditulis
dengan Nopember. Penulisan tanggal umumnya diletakkan tepat di bawah kepala

surat.

3) Lampiran

Seperti halnya surat resmi, nomor surat, lampiran dan hal merupakan satu

kesatuan. Karena surat lamaran kerja tidak mewakili sebuah lembaga/instansi,

nomor surat dapat ditinggalkan. Fungsi lampiran adalah untuk menginformasikan

bahwa surat lamaran kerja tersebut disertai dengan dokumen penting lainnya atau

tidak. Kata lampiran tidak perlu ditulis jika memang tidak ada dokumen yang ikut

disertakan dalam surat lamaran kerja. Penulisan kata lampiran diikuti dengan

tanda baca titik dua (:). Jumlah berkas lampiran ditulis dengan huruf (bukan

dengan angka) dan diakhiri tanpa tanda baca.

4) Hal (Perihal)

Fungsi hal (perihal) berkaitan dengan perihal mengenai yang hendak

disampaikan dalam surat lamaran kerja. Misalnya, ingin mengajukan permohonan

kerja sebagai guru, staf HRD ataupun kepala bagian. Penulisan kata hal diikuti

dengan tanda baca titik dua (:). Penulisan isi perihal tanpa diakhiri tanda baca.

5) Alamat Tujuan

Alamat tujuan surat terdiri dari nama penerima surat, nama

instansi/lembaga dan alamat penerima surat. Dasar penulisan sama dengan dasar

penulisan pada kepala surat, tetapi ditambahkan kata "Yth." sebelum nama

penerima atau kata "Kepada " di atas nama penerima. Kedua kata alamat itu tidak
dianjurkan menggunakan keduanya secara bersamaan (salah satu saja di

antaranya). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan alamat adalah:

(a) kata yang terhormat disingkat Yth,

(b) huruf awal pada singkatan Yth. ditulis dengan huruf kapital,

(c) kata kepada tidak perlu dicantumkan,

(d) sapaan ibu, bapak, saudara, dapat digunakan jika diikuti nama orang dan huruf

awal sapaan-sapaan itu ditulis dengan huruf kapital,

(e) gelar akademik dan pangkat dapat dicantumkan jika diikuti nama orang,

(f) jika jabatan seseorang dicantumkan, kata sapaan tidak digunakan agar tidak

ada kerancuan penulisan,

(g) kata jalan jangan disingkat,

(h) kata nomor tidak perlu ditulis karena merupakan hal yang mubazir,

(i) kode pos ditulis setelah penulisan nama kota,

(j) akhir baris alamat tujuan tidak diikuti tanda titik.

6) Salam Pembuka

Salam pembuka umumnya menggunakan kalimat "Dengan hormat",

"Assalamualaikum" atau "Salam Sejahtera" yang diakhiri dengan tanda baca

koma (,). Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan salam

pembuka adalah:
a) bentuk yang lazim digunakan sebagai salah salam pembuka adalah Dengan

hormat, Salam sejahtera, Saudara ... yang terhormat, Ibu/Bapak ... yang

terhormat, Saudara..., atau diganti Assalamu’alaikum warahmatullahi

wabarakatuh,

b) huruf awal kata dengan ditulis dengan huruf kapital,

c) penulisan salam pembuka diikuti tanda koma,

d) bentuk salam pembuka ditulis pada margin kiri,

e) penulisan bentuk salam pembuka tidak menjorok ke dalam sebagai alinea baru,

f) Biasanya salam pembuka digunakan pada surat-surat yang berisi berita,

7) Isi Surat

Isi surat adalah bagian untuk mengemukakan maksud serta

menginformasikan sekilas pandang tentang jati diri Anda. Isi surat harus

informatif, efektif, dan sistematis. Informatif berarti isi surat mudah dimengerti.

Efektif berarti isi surat terfokus dan tidak berlebihan. Sistematis berarti isi surat

ditulis secara urut mulai dari pembuka, inti surat hingga bagian penutup.

Isi surat sebaiknya tidak terlalu panjang ataupun pendek. Informasi yang

umum terdapat pada isi surat lamaran kerja ialah: sumber informasi lowongan,

identitas/deskripsi diri singkat, ucapan terima kasih dan ungkapan harapan apabila

ada. Bagian ini berisi informasi mengenai kemampuan pelamar, keterampilan dan

pengalaman yang relevan dengan posisi yang hendak dilamar. Pada bagian ini,

sebaiknya mencantumkan kalimat yang menunjukkan keyakinan para peserta.


Untuk mengarahkan dan menarik perhatian pembaca, dalam paragraf

pembuka perlu disampaikan pendahuluan atau latar belakang yang terkait dengan

pokok pembicaraan secara singkat dan jelas. Selanjutnya, langsung masuk ke

dalam paragraf isi untuk menyampaikan maksud yang diinginkan secara jelas.

Paragraf isi lebih panjang daripada paragraf pembuka atau penutup.

8) Salam Penutup

Salam penutup dapat menggunakan kalimat "Hormat Saya" atau

"Wassalamualaikum" diakhiri dengan tanda baca koma (,). Jika maksud yang

ingin disampaikan sudah terpenuhi, akhiri dengan paragraf penutup dengan

menyampaikan simpulan atau ungkapan terima kasih secara tegas dan singkat.

Umumnya paragraf penutup surat ini hanya sebuah kalimat pendek seperti Atas

perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih atau Atas bantuan dan perhatian

Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Sebelum dibubuhi tanda tangan (dan cap) pengirim, terdapat salam

penutup yang lazimnya ditulis dengan hormat kami, salam takzim, wasalam,

wassalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh. Sementara itu, perlu diingat

bahwa surat dinas yang diterbitkan oleh lembaga sudah mempunyai kop surat

yang di dalamnya sudah tertera alamat dan tanggal. Jadi, tidak perlu diterakan lagi

pada bagian akhir.

9) Tanda Tangan dan Nama Terang

Menandatangani surat sebaiknya dengan jelas dengan ukuran yang

proporsional. Sebaiknya menggunakan tinta warna gelap dan netral (hitam/biru).


Nama terang dituliskan tepat di bawah tanda tangan dan diisikan nama lengkap

beserta gelar. Keresmian surat dinas lebih kuat dan tingkat kekuatan itu bertambah

jika dibubuhi tanda tangan penerbit atau pengirim atau penanggung jawab surat.

Berkaitan dengan hal ini identitas kedinasan penanda tangan harus jelas. Identitas

kedinasan tersebut meliputi jabatan, NIP, dan cap dinas atau cap jabatan. Nama

penanda tangan tidak digarisbawahi dan tidak diletakkan di dalam kurung. Selain

itu, singkatan NIP tidak diberi tanda titik dan angkanya tidak dipisahkan per tiga

angka sebagaimana yang sering ditemukan dalam surat dinas.

C. Bahasa Surat Lamaran Kerja

Dalam bahasa surat tercantum pesan penulis yang akan disampaikan

kepada penerima pesan. Supaya pesan dalam surat menjadi komunikatif dan

mudah dipahami oleh penerimanya, hendaknya surat itu menggunakan bahasa

yang benar sesuai dengan kaidah komposisi yang bertalian dengan surat-

menyurat. Aspek yang perlu dicermati untuk menciptakan bahasa tulis yang jelas

di dalam surat adalah pemilihan kata, penyusunan paragraf, dan pemakaian tanda

baca. Di samping itu, tentu saja format dan struktur surat sebagai suatu karangan

harus dikuasai terlebih dahulu oleh penulis surat.

Surat lamaran kerja adalah surat yang dikeluarkan untuk kepentingan

administrasi. Surat tersebut mutlak harus menggunakan bahasa resmi atau formal.

Ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal adalah ragam resmi atau

ragam baku. Artinya, ragam ini mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan. Ragam

resmi mutlak menuntut pemakaian kata dan kalimat baku (Finoza, 2004). Dalam

hal ini menulis surat dinas/resmi tentu memakai ragam resmi atau ragam baku.
Adapun hal yang perlu diperhatikan dalam bahasa surat adalah:

1. Jelas; bahwa surat dalam kenyataan harus pemahami permasalahan mulai dari

segi penulisan dan tata bahasa yang baik yang harus dipahami seperti yang tertera

dalam permasalahan yang ada di sekolah yaitu pengelolaan surat masuk dan surat

keluar.

2. Singkat; bahwa dalam penulisan pemakai bahasa mengambil inti dari

permasalahan yang akan di pecahkan mengenai pengelolaan surat masuk dan surat

keluar

3. Menggunakan bahasa yang umum; dalam hal penggunaan bahasa surat harus

terlebih dahulu mengetahui image pembuat surat agar surat di sesuaikan secara

umum menyangkut permasalahan dalam pengelolaan surat masuk dan surat

keluar.

4. Menggunakan standar penulisan yang umum; dalam isinya surat harus terlebih

dulu melihat langsung sasaran bagaimana sistematika dalam pengelolaan surat

masuk dan surat keluar (Marjo, 2005:104).

D. Analisis Kesalahan

Keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan,

pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis.

Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang

harus dikuasai siswa. Banyak ahli telah mengemukakan pengertian menulis.

Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), Ketepatan pengungkapan gagasan

harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan


gramatikal dan penggunaan ejaan. Menurut Ahmad Rofi‟uddin dan Darmiyati

Zuhdi (1999:159), keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan

menuangkan pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu

pernyataan keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahas

tulis. Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 3), keterampilan menulis adalah

salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap

muka dengan pihak lain. Sedangkan menurut Byrne (Haryadi dan Zamzani,

1996:77), keterampilan menulis karangan atau mengarang adalah menuangkan

buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan

jelas sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. 10

Menurut pendapat Nurgiyantoro (2001:273), menulis adalah aktivitas

mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Menulis merupakan kegiatan

produktif dan ekspresif sehingga penulis harus memiliki kemampuan dalam

menggunakan kosakata, tata tulis,dan struktur bahasa. Atar Semi (1993:47),

mengartikan keterampilan menulis sebagai tindakan memindahkan pikiran dan

perasaan ke dalam bahasa tulis dengan menggunakan lambang- lambang.

Dalam mempelajari bahasa tentu tidak luput dari kesalahan. Pembelajaran

bahasa pada dasarnya adalah proses mempelajari bahasa. Corder (1979:62)

menyatakan bahwa semua orang yang belajar bahasa pasti tidak luput dari

kesalahan. Ingatlah bahwa kesalahan itu sumber inspirasi untuk menjadi benar.

Studi mengenai kesalahan dan hubungannya dengan pengajaran bahasa

perlu digalakkan sebab melalui kegiatan kajian kesalahan itu dapat diungkapkan
berbagai hal berkaitan dengan kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh

mahasiswa atau pembelajar. Apabila kesalahan-kesalahan itu telah diketahui,

dapat digunakan sebagai umpan balik dalam penyempurnaan pengajaran bahasa.

Para pakar linguistik dan para guru bahasa Indonesia sependapat bahwa

kesalahan berbahasa itu mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Oleh

sebab itu, kesalahan berbahasa yang sering dibuat mahasiswa harus dikurangi dan

dihapuskan. Hubungan antara pengajaran bahasa dengan kesalahan berbahasa itu

sangat erat. Bahkan Tarigan (1990: 67) mengatakan bahwa hubungan keduanya

ibarat air dengan ikan. Sebagaimana ikan hanya dapat hidup dan berada di dalam

air, begitu juga kesalahan berbahasa sering terjadi dalam pembelajaran bahasa.

Kesalahan berbahasa merupakan suatu proses yang didasarkan pada

analisis kesalahan mahasiswa atau seseorang yang sedang mempelajari sesuatu,

misalnya, bahasa. Kemampuan menguasai bahasa secara baik dapat dilakukan

seseorang dengan cara mempelajarinya, yaitu berlatih berulang-ulang dengan

pembetulan di sana-sini. Proses pembelajaran ini tentunya menggunakan strategi

yang tepat agar dapat memperoleh hasil yang positif.

Menurut Sugono (2002: 201—205) Di dalam kenyataan penggunaan

bahasa masih banyak kesalahan bahasa yang disebabkan oleh kesalahan

penerapan ejaan, terutama tanda baca. Penyebabnya, antara lain ialah adanya

perbedaan konsepsi pengertian tanda baca di dalam ejaan sebelumnya yaitu tanda

baca diartikan sebagai tanda bagaimana seharusnya membaca tulisan. Misalnya,

tanda koma merupakan tempat perhentian sebentar (jeda) dan tanda tanya
menandakan intonasi naik. Hal seperti itu sekarang tidak seluruhnya dapat

dipertahankan. Misalnya, antara subyek dan predikat terdapat jeda dalam

membaca, tetapi tidak digunakan tanda koma jika bukan tanda koma yang

mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.

a. Pemakaian Afiks

Kesalahan pemakaian awalan di- yang sebenarnya merupakan aktivitas

orang pertama. Contoh: Demikian surat ini saya buat, atas perhatiannya

diucapkan terima kasih.

b. Pengaruh Struktur Bahasa Setempat

Contoh: Atas perhatiannya Bapak/Ibu, saya haturkan terima kasih.

Selain kesalahan morfologi terdapat pula kesalahan leksikal. Leksikal

diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan kata (Departemen Pendidikan

Nasional, 2001:653). Dalam kaitannya dengan penelitian ini, kesalahan leksikal

diartikan sebagai kesalahan dalam pemilihan kata atau diksi. Contoh dari

kesalahan leksikal ada dalam kalimat „Sampai jumpa lagi di sana.‟ Kalimat

tersebut meruapakan kalimat aktif intransitif yang harus memiliki kata kerja

intransitif. Maka, seharusnya kata kerja yang dipakai adalah „berjumpa‟ dan

kalimat tersebut berubah menjadi „Sampai berjumpa lagi di sana.‟ (Arifin dan

Hadi, 2009:21). Kesalahan leksikal juga mencakup penggunaan kata-kata yang

tidak baku di dalam tulisan. Misalnya, kalimat „Ayahnya adalah seorang supir.‟

menjadi salah karena kata „supir‟ bukanlah kata yang baku. Kata yang baku

adalah „sopir‟. Jadi, kalimat yang benar adalah „Ayahnya adalah seorang sopir.‟
E. Jenis-Jenis Kesalahan Berbahasa Dalam Surat Lamaran Kerja

Kesalahan ejaan yang ditemukan antara lain, sebagai berikut:

1. Penulisan Huruf

Contoh kasus kesalahan penulisan huruf kapital dan huruf kecil :


2. Penulisan tanda titik (.)

Contoh kasus kesalahan penulisan tanda titik :

3. Penulisan tanda koma (,) dan garis miring (/)

Contoh kasus kesalahan penulisan tanda koma dan garing miring :


4. Penulisan tanda titik dua (:) dan titik koma (;)

Contoh kasus kesalahan penulisan tanda titik dua dan titik koma :
5. Penggunaan Cetak Miring dan Garis Bawah

Penggunaan huruf tegak pada kata asing masih terdapat kesalahan. Hal itu

dapat dilihat pada beberapa contoh kasus berikut :

6. Penulisan Kata Depan

Kesalahan pada kasus penulisan di- dan ke- di awalan atau prefiks :
7. Penulisan Singkatan

Kesalahan pada kasus penulisan terhadap singkatan dan akronim.


Kesalahan Morfologi

Morfologi berarti ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata.

1. Pemakaian Afiks

Contoh kasus pada kesalahan pemakaian awalan di- yang sebenarnya

merupakan aktivitas orang pertama :


2. Pengaruh Struktur Bahasa Setempat

Contoh kasus pada pengaruh struktur bahasa setempat :

Kesalahan Leksikal

Leksikal diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan kata. Contoh

kasus kesalahan penulisan kata baku :


BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Terdapat tiga jenis kesalahan penulisan yaitu, kesalahan penulisan ejaan,

kesalahan morfologis, dan kesalahan leksikal. Kesalahan yang paling banyak

terjadi adalah kesalahan dalam penulisan ejaan. Dalam surat-surat lamaran kerja

yang penulis analisis, terdapat beberapa kekurangcermatan yang ditemukan.

Mengenai kesalahan morfologis dan leksikal, masih banyak surat lamaran yang

memiliki kesalahan morfologis dan leksikal. Begitu juga dengan kesalahan

penulisan ejaan, rata-rata surat yang penulis analisis ternyata masih banyak yang

kurang tepat penempatannya. Kalimat-kalimat yang digunakan dalam surat

lamaran hendaknya sesuai dengan kaidah bahasa, singkat, dan enak dibaca.

Kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa adalah yang tidak menyimpang dari

kaidah yang berlaku. Kalimat sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat.

B. Saran

Makalah tentang Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Surat Lamaran

Pekerjaan merupakan kegiatan yang baru dan belum pernah dilaksanakan oleh

mahasiswa di Universitas PGRI Sumatera Barat. Untuk itu makalah semacam ini

perlu dilanjutkan di masa yang akan datang karena kegiatan penulisan surat-

menyurat memerlukan ketelitian sehingga kaidah-kaidah bahasa ditempatkan pada

posisinya masing-masing untuk menghasilkan surat yang sesuai struktur dan

bahasanya. Perlu adanya peningkatan pemahaman dalam penulisan ejaaan.


REFERENSI

Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif. Departemen

Pendidikan Nasional.

Ahmad, Roffi‟udin dan Darmiyati Zuhdi. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud.

Arifin, E Zainal dan Farid Hadi. 2009. Seribu Satu Kesalahan Berbahasa. Jakarta:

Akademika Pressindo.

Atar, Semi. 1993. Menulis Efektif. Padang: Angkasa.

Sugono, Dendy. 2002. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Suara.

Tarigan, Henry Guntur. 1990. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Widjayanti, Sri. 2006. Kesalahan dan Penggunaan Kalimat pada Skripsi

Mahasiswa Jurusan Nonbahasa dan Sastra Indonesia. Malang: Program

Pascasarjana Universitas Madura.

Anda mungkin juga menyukai