BAHASA
INDONESIA
SURAT DINAS
11
MKDU Bahasa 90008 Yenni Safrida, M.Pd.
Indonesia (D21314SP
)
Abstract Kompetensi
Materi perkuliahan ini akan membahas Setelah mengikuti perkuliahan
mengenai penulisan surat dinas. diharapkan mahasiswa dapat
Adapun rincian materinya adalah mengetahui pengertian surat dinas,
pengertian surat dinas, jenis-jenis surat jenis-jenis surat dinas, bagian-bagian
dinas, bagian-bagian surat dinas, surat dinas, bentuk-bentukj surat dinas,
bentuk-bentuk surat dinas, serta contoh- serta contoh-contoh surat dinas.jenis-
contoh surat dinas. jenis surat dinas, bagian-bagian surat
dinas. Selain itu, mahasiswa diharapkan
dapat menulis surat dinas yang benar
dan efektif.
MENULIS SURAT DINAS
1. Standar Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mamahami dengan baik
pengertian, bentuk-bentuk, dan contoh-contoh surat dinas, serta mampu menyusun
surat dinas secara benar dan efektif.
2. Kompetensi Dasar
(1) Mahasiswa memahami pengertian surat dinas
(2) Mahasiswa memahami jenis-jenis surat dinas
(3) Mahasiswa memahami bagian-bagian surat dinas
(4) Mahasiswa memahami bentuk-bentuk surat dinas
(5) Mahasiswa memahami contoh-contoh surat dinas
3. Indikator
(1) Mampu menjelaskan pengertian surat dinas
(2) Mahasiswa menjelaskan jenis-jenis surat dinas
(3) Mahasiswa menjelaskan bagian-bagian surat dinas
(4) Mahasiswa menjelaskan bentuk-bentuk surat dinas
(5) Mahasiswa menjelaskan contoh-contoh surat dinas
(6) Mahasiswa menulis atau membuat surat dinas secara benar dan efektif
Selain sebagai alat komunikasi, menurut Suparjati (2000:1), surat juga dapat
berfungsi sebagai:
1) alat bukti tertulis misalnya surat perjanjian,
2) alat pengingat misalnya surat yang telah diarsipkan,
3) dokumentasi historis misalnya surat dalam arsip lama yang digunakan kembali
untuk penyelidikan mengenai keadaan masa lalu,
4) pedoman tindakan misalnya surat perintah,
Salah satu refleksi tertib administrasi dalam suatu lembaga baik itu lembaga
pemerintahan maupun lembaga swasta adalah tertib komunikasi dalam antarlebaga.
Ketertiban tersebut mencakup satu lembaga dengan lembaga sejenisnya atau lembaga
yang tidak sejenis. Salah satu komukasi yang lazim dikembangkan dalam suatu lembaga
adalah komunikasi tulis melaui surat dinas.
Dalam melakukan suatu hal tentunya pasti ada Kriteria atau ciri khas atau cara atau
kaidah-kaidah tertentu yang telah diatur, begitu pula dengan penulisan surat. Berikut ini
adalah kriteria dalam penulisan surat.
1) Bahasa yang digunakan sesuai dengan etika, estetika, dan logika. Selain itu,
bahasa yang digunakan haruslah bahasa Indonesia yang benar atau baku,
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, baik mengenai pemilihan kata, ejaan,
bentuk kata, maupun kalimatnya. Seterusnya bahasa yang digunakan harus
mewakili isi dan tujuan surat. Surat juga harus menarik, padat, dan jelas
penulisannya.
2) Isi surat harus dinyatakan secara ringkas, jelas, dan eksplisit. Hal ini
dimaksudkan agar penerima dapat memahami isi surat dengan cepat, tepat,
tidak ragu-ragu dan pengirim pun memperoleh jawaban secara cepat sesuai
yang dikehendaki.
3) Surat disusun dengan teknik penyusunan yang benar, yaitu:
Penyusunan letak bagian-bagian surat (bentuk surat) tepat sesuai dengan
aturan atau pedoman yang telah ditentukan.
Pengetikan surat benar, jelas, bersih, dan rapi, dengan format yang menarik.
Pemakaian kertas sesuai dengan ukuran umum.
Selanjutnya, ada hal-hal berkaitan dengan penggunaan kata, kalimat, dan paragraf
yang harus diperhatikan dengan baik dalam penulisan surat. Berikut adalah kriteria bahasa
surat sebagai berikut:
1) TIK dalam Korespondensi
Yaitu menulis dan mengirim surat menggunakan:
(1) Email
(2) Facebook,
(3) Media sosial lainnya.
2) Bahasa yang digunakan
a. Bahasa baku
b. Bahasa jelas atau tidak bermakna ganda
c. Lugas: tidak mubazir, tidak banyak basa-basi, mengikuti perkembangan bahasa
surat
d. Efektif dan efisien
e. Bahasa padu, tiap gagasan dituangkan dalam 1 paragraf
Ciri paragraf yang baik:
mengandung kesatuan is
kepaduan antar kalimat
1. Bagian-bagian Surat
1) Kepala Surat (Kop Surat)
Kepala surat sering juga disebut kop surat. Fungsi kepala surat adalah sebagai
identitas diri bagi instansi yang terkait (Suyono, 2007:34). Kepala surat ini dapat juga
digunakan sebagai alat promosi, dengan mencantumkan bidang usaha, kantor-
kantor cabang, dan lain sebagainya. Untuk mempermudah mengetahui nama dan
alamat kantor/organisasi atau keterangan lain mengenai badan, organisasi atau
2) Tanggal Surat
Apabila sudah ada kepala surat, maka menuliskan tanggal tidak perlu didahului oleh
nama tempat/kota. Tanggal, bulan, dan tahun dituliskan secara lengkap.
Contoh:
28 Februari 2016
29 Juni 2016
3) Nomor Surat
Setiap surat resmi yang keluar hendaknya diberi nomor, yang biasanya dinamakan
nomor verbal (urut). Nomor surat dan kode tertentu pada surat dinas itu berguna
untuk:
1) Memudahkan pengaturan dan penyimpanan sebagai arsip.
2) Memudahkan penunjukan pada waktu mengadakan hubungan surat menyurat.
3) Memudahkan mencari surat itu kembali bilamana surat diperlukan.
4) Memudahkan petugas kearsipan dalam menggolongkan (mengklasifikasikan)
penyimpanan surat.
5) Mengetahui jumlah surat keluar pada suatu periode tertentu.
Contoh nomor surat
4) Lampiran
Malampirkan berarti menyertakan sesuatu dengan yang lain. Lampiran merupakan
penjelaskan dari sejumlah dokumen yang disertakan dalam surat tersebut (Suyono,
2007:87). Penulisan lampiran surat setelah nomor surat berguna agar penerima
surat dapat meneliti dan melihat kembali banyaknya sesuatu yang dilampirkan. Surat
yang melampirkan sesuatu misalnya kuitansi atau fotokopi, dalam bagian surat perlu
dituliskan kata “lampiran”, yang diikuti jumlah yang dilampirkan.
Kaidah-kaidah dalam penulisan lampiran adalah sebagai berikut.
(1) Huruf awal kata lampiran boleh disingkat menjadi Lamp. atau tetap dituliskan
utuh, Lampiran.
(2) Huruf awal kata lampiran ditulis dengan huruf capital.
(3) Jika tidak ada suatu yang dilampirkan, sebaiknya tidak dicantumkan lampiran
dalam surat.
(4) Pada akhir baris tidak diikuti tanda baca apa pun termasuk tanda baca titik (.)
Contoh penulisan lampiran
Lampiran : lima berkas
Lamp. : lima eksemplar
Lamp. : 10 esksemplar
7) Salam Pembuka
“Salam pembuka” atau salutasi merupakan tanda hormat penulis sebelum memulai
pembicaraan. Namun untuk surat resmi/dinas pemerintah lazimnya tidak perlu diberi
salam pembuka. Salam pembuka pada surat niaga yang lazim digunakan ialah kata-
kata: Dengan hormat, Saudara …….. yang terhormat, Bapak ……… yang terhormat,
Salam pembuka untuk surat-menyurat pribadi/umum biasanya dipengaruhi oleh adat
daerah atau agama yang dianut. Misalnya: Assalamualaikum Wr.Wb. Salam hormat,
c. Alinea Penutup
Alinea penutup merupakan kesimpulan dan berfungsi sebagai kunci atau
penegasan isi surat. Dalam alinea penutup, biasanya mengandung harapan
pengirim surat atau ucapan terima kasih kepada penerima surat dan pembicaraan
telah selesai.
Contoh:
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Kami berharap kerja sama kita membuahkan hasil baik dan berkembang terus,
terima kasih.
Sambil menunggu kabar selanjutnya, kami ucapkan terima kasih.
9) Salam penutup
Fungsi salam penutup ialah untuk menunjukkan rasa hormat dan keakraban
pengirim terhadap penerima surat.
Contoh:
Hormat kami,
Salam kami,
Wassala
12) Tembusan
Tembusan (c.c. = carbon copy;) surat atau tindasan dikirimkan ke beberapa instansi
atau pihak lain yang ada kaitannya dengan surat yang bersangkutan. Tembusan:
Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Lampung
Gubernur Lampung
Walikota Bandar Lampung
Arsip
13) Inisial
Inisial atau singkatan biasanya diambil huruf pertama dari nama penyusun konsep
surat dan pengetik surat tersebut. Biasanya hal ini hanya dipakai pada surat niaga.
Gunanya untuk mengetahui siapa konseptor surat tersebut dan siapa pula
Keterangan
(1) Kepala Surat
(2) Nomor
(3) Tanggal bulan dan tahun
(4) Nama dan Alamat tertuju
(5) Salam Pembuka
(6) Tubuh Surat
(7) Salam Penutup
(8) Jabatan Pengiri Surat
(9) Nama pengirim
(10) Tembusan
Berdasarkan isi atau maksud yang disampaikan, surat dinas dibedakan atas
25 macam, yaitu;
Arifin, Zaenal dan Mustakim. 2005. Bahasa Indonesia bagi Sekretaris. Jakarta: PT
Grasindo.
Azwardi. 2008. “Menulis Ilmiah”. Modul perkuliahan Bahasa Indonesia Umum untuk
Mahasiswa. Aceh.
Suyono. 2007. Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indoesia untuk SMA Program Studi
IPA/IPS. Jakarta: Ganeca Exact.
Satata, Sri, dkk.. 2012. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah pengembangan Kepribadian).
Jakarta: Mitra Wacana Media dan Universitas Mercu Buana.
Wijana, I Putu Dewa. 2009. Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teoritis dan Analisis.
Surakarta: Yuma Pustaka.