BAHASA
INDONESIA
Menulis Surat Dinas
10
U001700008
BAHASA NOFIA ANGELA,
MKCU
INDONESIA M.Pd
Abstract Kompetensi
Di dalam modul ini akan dibahas tentang Setelah mempelajari materi pada bab ini,
pengertian, jenis, bagian, bentuk-bentuk, diharapkan mahasiswa dapat memahami
dan contoh surat dinas. Teori ini sebagai pengertian, jenis, bagian, bentuk-bentuk,
standar penulisan surat dinas yang dan contoh surat dinas sebagai standar
memiliki kebenaran akademik.
penulisan surat dinas yang memiliki
kebenaran secara akademik..
MODUL 10
Setelah mempelajari materi pada bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami pengertian,
jenis-jenis, bagian-bagian, bentuk-bentuk, dan contoh-contoh surat dinas, serta mampu
menyusun surat dinas secara benar dan efektif.
10.3 Indikator :
(1) Mampu menjelaskan pengertian surat dinas
(2) Mampu menjelaskan jenis-jenis surat dinas
(3) Mampu menjelaskan bagian-bagian surat
(4) Mampu menjelaskan bentuk-bentuk surat dinas
(5) Mampu menjelaskan contoh-contoh surat dinas
(6) Mampu membuat surat dinas secara benar dan efektif
Pasti kita pernah berkirim surat kepada orang lain, entah itu kepada teman, orang tua, atau
kepada guru di sekolah. Pada zaman dahulu surat merupakan alat komunikasi yang sangat efektif untuk
menyampaikan berita atau informasi. Biasanya, seseorang mengirim surat melalui jasa pos dengan
menggunakan amplop dan membubuhkan perangko yang sesuai. Namun, zaman sekarang kita dapat
mengirimkan berita atau informasi lebih efektif dengan menggunakan media yang lain, seperti
faksimili, SMS (Short Message Service atau layanan pesan singkat), dan e-mail (electronic mail atau
surat elektronik).
Sekarang kita sudah mengetahui fungsi surat. Seperti halnya manusia yang memiliki jenis
kelamin laki-laki dan perempuan, surat pun memiliki beberapa jenis jika dilihat dari segi bentuk, isi,
3
dan bahasanya; (1) Surat pribadi merupakan alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan
2 Lamuddin Finoza, Aneka Surat Sekretaris dan Surat Bisnis Indonesia . Jakarta:Mawar Gempita,
1991, 5.
3Suyono, Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Program Studi IPA/IPS,
Jakarta:Ganeca Exact, 2007, 85.
Dengan demikian surat dinas yaitu surat yang berisi masalah-masalah kedinasan. Umumnya
surat ini dikeluarkan oleh kantor atau jawatan pemerintahan.4 Oleh karena itu, surat dinas juga disebut
dengan surat jawatan. Disebut surat jawatan karena surat dinas umumnya dikeluarkan oleh jawatan atau
kantor-kantor pemerintah. Namun, surat dinas mungkin pula dikeluarkan oleh lembaga-lembaga
swasta, atau oleh perseorangan. Maka surat itu merupakan surat dinas karena surat tersebut isinya
ditujukan untuk kepentingan kedinasan, baik dinas di kalangan pemerintahan maupun di kalangan
swasta. Akan tetapi, fungsi-fungsi kedinasan sebenarnya tidak hanya berlaku di instansi-instansi
pemerintahan, tetapi berlaku juga di instansi swasta. Urusan-urusan seperti pemberian tugas,
penyampaian pengumuman, permohonan izin, atau perintah kerja juga dikenal dalam instansi swasta.
Jadi, apabila surat dari satu pihak kepada pihak lain berisi informasi yang menyangkut kepentingan
tugas dan kegiatan dinas instansi yang bersangkutan, surat semacam itu disebut surat dinas atau surat
resmi.5 Surat dinas sering diidentikkan dengan surat resmi. Hal ini karena surat dinas selalu ditulis
dalam format dan menggunakan bahasa yang resmi.
5E. Zaenal Arifin. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas. (Jakarta:Akademika Pressindo,
1996), hlm. 2.
Selain itu, pikirkan juga kata atau istilah-istilah yang akan digunakan dalam surat dinas. Hindari
kata-kata yang dapat menyinggung perasaan atau kata-kata yang tidak jelas maksudnya. Perlu
diperhatikan juga pemakaian tanda baca. Tanda baca sangat menentuksan maksud isi surat. Tanda baca
dapat memperjelas gagasan dan membantu pengungkapan perasaan penulis. Akan tetapi, penggunaan
tanda baca sebaiknya tidak berlebihan karena akan memgaburkan maksud kalimat.
Berdasarkan wujudnya, surat dinas dapat berupa warkat pos dan surat bersampul. Warkat
berarti “surat” atau “isi surat”. Warkat pos merupakan lembaran surat yang dapat dilipat seperti surat
tertutup. Dengan demikian, warkat pos merupakan surat dinas yang tidak menggunakan amplop.
Wujudnya berupa lembaran kertas surat yang hanya berupa lipatan-lipatan. Bagian yang tertutup
merupakan isi surat dan bagian luarnya tercantum alamat surat beserta nama pengirimnya. Surat yang
disajikan dalam bentuk warkat, biasanya surat-surat yang tidak bersifat rahasia. Kemudian, surat
bersampul. Sesuai dengan namanya, surat ini menggunakan sampul atau amplop. Surat-surat yang
menyatakan banyaknya lampiran-lampiran itu tidak mudah tercecer, surat bersampul tampak rapi dan
lebih santun. Surat dinas yang mengutamakan kerahasiaan.
Berdasarkan, banyaknya sasaran atau jumlah objek yang dikehendaki, surat dinas dapat
diklasifikasikan sebagai surat biasa, surtat edaran, dan pengumuman. 7 Yang pertama, surat biasa, surat
ini hanya dikirimkan kepada seorang atau instansi tertentu saja. Yang termasuk jenis surat ini, misalnya,
Berdasarkan keamanan isinya, yaitu menurut bobot kerahasiaanya, isi surat terbagi ke dalam
beberapa macam. Ada bersifat sangat rahasia, rahasia, dan biasa. Yang pertama, surat sangat rahasia.8
Surat ini umumnya berupa surat yang berhubungan erat dengan keamanan sebuah negara dan biasanya
dikeluarkan oleh dinas-dinas rahasia negara, seperti badan intelijen negara atau dinas-dinas rahasia
lainnya yang berada di bawah instansi kepolisian atau kejaksaan. Surat semacam ini disebut dengan
istilah dokumen rahasia dan biasanya ditandai dengan SRHS atau SR (sangat rahasia). Kemudian, surat
rahasia. Surat ini berisi RHS atau R (rahasia) hanya boleh dibaca oleh pihak yang dituju dalam surat
itu. Hampir serupa dengan surat sangat rahasia, dikenal surat konfidental, yaitu surat yang isinya hanya
boleh diketahui atau dibaca pejabat yang bersangkutan. Yang terakhir surat biasa. Surat ini bila dibaca
pihak lain walaupun bukan pihak yang ditujunya. Hal ini karena walaupun isi surat tersebut diketahui
banyak orang, tidak akan merugikan penerima maupun pengirimnya.
Berdasarkan urgensi pengiriman, surat dinas diklasifikasikan sebagai surat kilat khusus, surat
kilat, dan surat biasa. Yang pertama, surat kilat khusus. Surat ini harus diketahui dan ditanggapi oleh
penerimanya dengan secepat-cepatnya. Baik penyelesaian atau pun pengirimanya tidak boleh ditunda-
tunda, tapi harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Yang temasuk dalam surat ini,
misalnya surat panggilan kerja, surat perintah, dan surat tugas. Berikutnya, surat kilat. Surat ini harus
pula diketahui dan ditanggapi oleh penerimanya dengan secepatnya. Namun denikian, tidak secepat
surat kilat khusus. Sifatnya fleksibel, dalam arti semakin cepat diketahui atau direspon, akan menjadi
lebih baik. Terakhir, surat biasa. Surat ini kadang-kadang tidak memerlukan tanggapan atau balasan.
Isinya lebih kepada pemberitahuan biasa.
Berdasarkan tujuan atau maksud isi surat dinas, yaitu (1) surat pengumuman, (2) surat
pemberitahuan, (3) surat keterangan, (4) surat edaran, (5) surat undangan, (6) surat laporan, (7) surat
berita acara, (8) surat pengantar, (9) surat rekomendasi, (10) surat perintah, (11) surat tugas, (12) surat
2 Tanggal Surat
Tanggal surat berfungsi untuk memberi tahu kepada si penerima surat kapan surat itu
ditulis. 11 Tanggal surat dinas tidak perlu didahului nama kota, karena nama kota sudah
Salah Benar
- 14 Mar. 2009
14 Maret 2009
- 14-03-‘09
3 Nomor Surat
Setiap surat keluar dari sebuah jawatan atau perusahaan harus diberi nomor untuk
memudahkan pengagendaan, pengarsipan, dan pengacuan di dalam balasan surat. 13 Oleh
penerima surat nomor surat yang diterima dapat disebutkan sebagai acuan atau petunjuk di
dalam surat jawaban. Demikian pula memudahkan mencari surat itu kembali jika diperlukan,
dan mengetahui setiap waktu banyaknya surat yang keluar. Penggunaan nomor surat berguna
untuk:14
Keterangan:
45 = nomor urut surat keluar
SP = singkatan dari Surat Penawaran
III = penanda bulan (Maret) saat surat dikirim
2009 = tahun surat dikirim
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan nomor surat adalah sebagai berikut:
4 Lampiran
Melampirkan berarti menyertakan suatu dengan yang lain. Lampiran merupakan
penjelasan dari jumlah dokumen yang disertakan dalam surat tersebut.15 Penulisan lampiran
setelah nomor surat berguna agar penerima surat dapat meneliti dan melihat kembali
banyaknya sesuatu yang dilampirkan.
Jika dokumen itu berjumlah satu lembar, harus disebut satu lembar. Namun, jika terdiri
atas satu berkas, harus dinyatakan satu berkas. Lampiran berguna sebagai penunjuk bagi
penerima surat tentang adanya keterangan-keterangan tambahan selain surat itu sendiri. Yang
dilampirkan itu dapat berupa buku, fotokopi surat keterangan yang diperlukan, brosur,
kuitansi, dan sebagainya. Kaidah-kaidah dalam penulisan lampiran, ialah sebagai berikut:16
5 Hal Surat
Penulisan Hal setelah Lampiran berguna agar pembaca dengan cepat mengetahui hal
yang dibicarakan dalam surat tersebut sebelum membaca isi surat selengkapnya. Hal surat
dituliskan dengan singkat karena hal surat sama dengan judul karangan.17 Oleh karena itu, cara
penulisannya pun tidak jauh dari cara penulisan judul dalam karangan biasa, yaitu singkat,
jelas, dan menarik serta berupa kata atau frasa dan buka berupa kalimat. Selain itu, sebaiknya
gunakanlah kata Hal dan bukan Perihal, contoh:
Salah
6 Alamat Surat
Alamat (bagian dalam) surat digunakan sebagai petunjuk langsung siapa yang harus
menerima surat. Selain itu, alamat dalam merupakan alamat yang ditulis langsung pada kertas
surat. Fungsinya adalah sebagai pengontrol bagi penerima surat dan bahwa hanya dirinyalah
yang berhak menerima surat tersebut.18 Bagi pengirim surat, alamat dalam berfungsi untuk
mengetahui kecocokan alamat yang dituju sewaktu pemasukan ke dalam surat.
Alamat yang dituju ini sebenarnya tercantum pula pada sampul surat atau pada alamat
luar. Alamat pada surat sampul surat berfungsi sebagai penunjuk bagi kurir surat dalam
menyampaikan surat itu. Maka dari itu, kita harus cermat dan hati-hati dalam menulis alamat
surat agar surat sampai pada tujuan. Tulislah alamat dengan lengkap dan jelas, yang meliputi
nama orang atau institusi yang terkirim, nama jalan, nomor kantor, dan nama kota serta kode
pos. Penulisan alamat surat diatur sebagai berikut:
Alamat yang dituju ditulis di sebelah kiri surat pada jarak tengah antara hal surat dan salam
pembuka. Posisi alamat surat pada sisi sebelah kiri ini lebih menguntungkan daripada
dituliskan di sebelah kanan karena kemungkinan pemenggalan alamat tidak ada. Alamat
yang cukup panjang pun dapat dituliskan tanpa dipenggal karena tempatnya cukup leluasa.
Alamat surat tidak diawali kata kepada karena kata tersebut berfungsi sebagai penghubung
intrakalimat yang menyatakan arah.
Alamat yang dituju diawali dengan Yth. (diikuti titik) atau Yang terhormat (tidak diikuti
titik).
Sebelum mencantumkan nama orang yang dituju, biasanya penulis surat mencantumkan
sapaan Ibu, Bapak, Saudara atau Sdr.
Jika nama orang yang dituju bergelar akademik yang ditulis di depan namanya, seperti Dr.,
Ir., kata sapaan Bapak, Ibu, dan Saudara tidak digunakan. Demikian juga, jika alamat yang
dituju itu memiliki pangkat, seperti sersan atau kapten, kata sapaan Bapak, Ibu, atau
Saudara tidak digunakan. Jika yang dituju adalah jabatan orang tersebut seperti direktur PT
atau kepala instansi tertentu, kata sapaan juga tidak digunakan. Ketentuan-ketentuan ini
7 Salam Pembuka
Salam pembuka merupakan tanda hormat penulis surat sebelum penulis surat
berkomunikasi.19 Salam pembuka yang lazim digunakan dalam surat dinas adalah Dengan
hormat. Salam pembuka dalam surat resmi perlu dipertahankan karena bagian ini merupakan
salah satu penanda surat yang sopan dan beradab. Salam pembuka dicantumkan di sebelah kiri
satu garis tepi dengan nomor, lampiran, hal, dan alamat surat. Huruf pertama awal kata ditulis
dengan huruf kapital, sedangkan kata yang lain ditulis dengan huruf kecil semua, kemudian
salam pemuka itu diikuti koma (,), contoh:
8 Tubuh Surat
a. Paragraf Pembuka Surat
Dengan ini perkenankanlah kami untuk melaporkan kepada Bapak tentang pelaksanaan
ujian di ….
Bersama ini saya kirimkan contoh laporan teknis yang Saudara minta, yaitu berupa….
Dengan ini kami beritahukan bahwa…….
Dengan ini saya mohon bantuan Saudara untuk……
Bersama surat ini kami kirimkan kepada Bapak……..
Berkenaan dengan…., kami meminta Saudara untuk…..
Dalam rangka melaksanakan…., dengan ini kami menugasi...
Melalui surat ini kami mohon kepada Bapak untuk membuka acara...
Setiap paragraf isi surat hanya berbicara tentang satu masalah. Jika ada
masalah lain, masalah itu dituangkan dalam paragraf yang berbeda. Kalimat-kalimat dalam
paragraf isi hendaknya pendek, tetapi jelas, tidak menimbulkan salah tafsir. Rumusan surat
Berkenaan dengan hal tersebut, kami atas nama Pemimpin Kursus BIPA Pravda Quest
mengucapkan terima kasih kepada Saudara …
Berkenaan dengan hal tersebut, kami mohon Bapak untuk memberikan bantuan
sebanyak tersebut di atas.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, kami mohon Saudara untuk memperlancar
pengurusan izin penggunaan gedung tersebut.
Untuk itu, kami mohon izin agar dapat menggunakan tempat tersebut pada waktunya.
Keterangan selengkapnya kami lampirkan bersama surat ini.
Jika tugas tersebut sudah dilaksanakan, kami mengharapkan Saudara menyusun
laporannya. Laporan harus kami terima selambat-lambatnya satu minggu setelah tugas
itu selesai.
9 Salam Penutup
Salam penutup berfungsi untuk menunjukkan rasa hormat penulis surat setelah
berkomunikasi dengan pembaca surat. 23 Salam penutup dicantumkan di antara paragraf
penutup dan tanda tangan pengirim. Salam penutup yang lazim digunakan dalam surat-urat
dinas bermacam-macam bergantung pada posisi pengirim terhadap penerima surat. Huruf awal
kata salam penutup ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata lainnya ditulis dengan huruf
kecil.
Salam penutup yang sering digunakan adalah hormat kami, hormat saya, salam takzim,
salam kami, dan wasalam. Hal-hal penting perlu diperhatikan dalam penulisan salam penutup,
yaitu; diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma. Sesudah salam penutup
dibubuhkan tanda koma (,). Bila tidak ada salam pembuka, tidak perlu dicantumkan salam
penutup, contoh:
Salah:
Salam Takzim,
Hormat Kami,
Benar
Salam takzim
Wasalam,
Hormat kami,
Salah
Tanda tangan
(IR. SOEKARNO)
Kepala
atau
Tanda tangan
(DRS. M. HATTA)
NIP.0816728672
Benar
(tanda tangan)
Ir. Soekarno
Kepala
atau
(tanda tangan)
Drs. M. Hatta
NIP
0816728672
11 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat surat dinas selain hal-hal tersebut di atas:
a. Nama Jelas Pengiriman
Pengiriman surat adalah pihak yang menuliskan atau menyampaikan surat.
Dalam surat dinas akan lebih baik apabila nama pengirim dilengkapi identitas diri
kedinasan, yaitu jabatan, nomor induk pegawai, dan cap dinas, contoh:
Kepala,
Ttd.
Prof. Dr. Erick Estrada, S.S., M.Pd., Ph.D.
NIP 131288009
Seperti yang tampak pada contoh sebelumnya bahwa dalam penulisan nama
pengirim berlaku ketentuan-ketentuan seperti berikut:
1) Pencantum identitas jabatan diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
koma.
2) Huruf awal setiap unsur nama ditulis dengan huruf kapital.
3) Nama pengirim tidak digaris bawahi dan tidak pula berada diantara tanda kurung.
4) Pada akhir baris tidak diakhiri tanda titik kecuali untuk singkatan gelar, seperti; Prof.,
Dr., S.S., S.H., M.H., M.Pd., L.L.M., Ph.D.
5) Singkatan NIP tidak bertanda titik.
Dalam surat-surat dinas pada bagian pengiriman tersebut sering ditemukan
singkatan-singkatan seperti a.n, anb., dan U.b. Berikut merupakan uraian dari maksud
singkatan-singkatan tersebut.
a) Singkatan a.n
Singkatan ini merupakan kepanjangan dari atas nama. Singkatan ini digunakan
jika pengirim mendatangi surat yang mengatas namakan pejabat lain. Surat yang
ditandatangani tidak perlu dikonsultasikan isinya kepada atasan pengirim surat, contoh:
a.n Rektor
Pembantu Rektor I
Ttd
Wandasti Nasha Vechnaya Lyubov, M.A., Ph.D.
NIP 131087554
b) Singkatan anb.
Dapat diinformasikan bahwa format setengah lurus termasuk format surat resmi Indonesia versi
lama. Berdasarkan pengamatan, surat-surat resmi Indonesia lama banyak menggunakan format
setengah lurus. Dalam kaitan dengan format surat, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dalam
kegiatan surat-menyurat sehari-hari melazimkan format setengah lurus. Pusat Bahasa juga
menganjurkan kepada masyarakat melalui penyuluhan bahasa Indonesia di berbagai instansi, baik
melalui telepon maupun surat, untuk menggunakan format setengah lurus.
Walaupun pada dasarnya format yang digunakan bergantung sepenuhnya pada kelaziman
instansi masing-masing, Pusat Bahasa akan merasa senang dan simpati jika anjurannya, yakni agar
masyarakat menggunakan format setengah lurus, ditaati dan digunakan.
Surat dinas terdiri dari berbagai jenis. Penjelasan jenis-jenis surat dinas dapat dilakukan
berdasarkan wujud, banyaknya sasaran, keamanan, urgensi, dan tujuan atau maksud isinya. Berdasarkan
wujudnya, surat dinas dapat berupa warkat pos dan surat bersampul. Berdasarkan, banyaknya sasaran
atau jumlah objek yang dikehendaki, surat dinas dapat diklasifikasikan sebagai surat biasa, surtat
edaran, dan pengumuman. Berdasarkan keamanan isinya, yaitu menurut bobot kerahasiaanya, isi surat
terbagi ke dalam beberapa macam. Ada bersifat sangat rahasia, rahasia, dan biasa. Berdasarkan urgensi
pengiriman, surat dinas diklasifikasikan sebagai surat kilat khusus, surat kilat, dan surat biasa.
Bagian-bagian surat dinas, yaitu; (a) kepala surat, yaitu nama, alanat, dan identitas lainnya dari
instansi organisasi, (b) nomor surat, yaitu nomor inventaris surat, (c) tanggal surat, yaitu memuat
tanggal surat dibuat, (d) lampiran, yaitu hal-hal lain yang disertakan dalam surat, misalnya, jadwal
kegiatan, daftar peserta, atau perincian biaya, (e) hal atau perihal, yaitu persoalan atau perkara yang
dibicarakan dalam surat tersebut, (f) alamat surat, yaitu surat tersebut ditujukan atau diberikan untuk
siapa, (g) salam pembuka, yaitu penghormatan terhadap penerima surat, (h) isi surat, yaitu memuat
alinea pembuka, alinea isi, dan alinea penutup dan (i) pengirim surat, yaitu pihak yang bertanggung
jawab atas penulisan atau penyampaian surat, biasanya disertai dengan pencantuman status/jabatan,
tanda tangan, dan nama jelas.
Finoza, Lamuddin. 1991. Aneka Surat Sekretaris dan Surat Bisnis Indonesia.
Jakarta:Mawar Gempita.
Suyono. 2007. Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Program
Studi IPA/IPS. Jakarta:Ganeca Exact.