Bahasa
Indonesia
Modul 4
Menulis Surat Dinas
Standar Kompetensi:
Setelah mempelajari materi pada bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami pengertian, jenis-
jenis, bagian-bagian, bentuk-bentuk, dan contoh-contoh surat dinas, serta mampu menyusun surat
dinas secara benar dan efektif.
Kompetensi Dasar :
Indikator :
Pasti kita pernah berkirim surat kepada orang lain, entah itu kepada teman, orang tua, atau
kepada guru di sekolah. Pada zaman dahulu surat merupakan alat komunikasi yang sangat efektif
untuk menyampaikan berita atau informasi. Biasanya, seseorang mengirim surat melalui jasa pos
dengan menggunakan amplop dan membubuhkan perangko yang sesuai. Namun, zaman sekarang kita
dapat mengirimkan berita atau informasi lebih efektif dengan menggunakan media yang lain, seperti
faksimili, SMS (Short Message Service atau layanan pesan singkat), dan e-mail (electronic mail atau
surat elektronik).
Surat adalah alat komunikasi yang dibuat secara tertulis untuk menyampaikan
berita/informasi dari seseorang/lembaga/instansi kepada seseorang/lembaga/instansi dengan
1
mengikuti aturan dan bentuk tertentu. Surat juga merupakan sarana komunikasi yang digunakan
untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain yang berupa
pemberitahuan, pernyataan, perintah, permintaan atau permohonan, laporan. Selain itu, surat
merupakan salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan dari pembuatnya kepada
pihak yang dituju.2 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) surat adalah kertas yang tertulis;
secarik kertas sebagai tanda atau keterangan; dan sesuatu yang ditulis, sehingga surat merupakan alat
komunikasi tertulis penyampai pesan yang dapat memberikan kemudahan bagi penggunanya. Dalam
mencari teman, seseorang memiliki kriteria tertentu yang dapat dijadikan sebagai patokan. Nah!
Seperti itu pula dalam membuat sebuah surat. Untuk dapat membuat surat yang baik, kita harus
memenuhi kriteria di bawah ini, yaitu
1
J.S. Marjo,Surat Menyurat Lengkap,Semarang:Aneka Ilmu, 1990,32.
2
Lamuddin Finoza,Aneka Surat Sekretaris dan Surat Bisnis Indonesia .Jakarta:Mawar Gempita, 1991,
5.
Sekarang kita sudah mengetahui fungsi surat. Seperti halnya manusia yang memiliki jenis
kelamin laki-laki dan perempuan, surat pun memiliki beberapa jenis jika dilihat dari segi bentuk, isi,
dan bahasanya;3 (1) Surat pribadi merupakan alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan
berita/informasi yang dibuat/dikirim oleh seseorang, baik kepada perorangan maupun kepada
organisasi/lembaga. Surat yang dibuat oleh seseorang yang isinya menyangkut kepentingan pribadi,
seperti komunikasi antara anak dengan orang tua, antarkerabat, antarsejawat, dan antarteman.
Biasanya pada surat pribadi digunakan semacam kartu pos, warkat pos, atau surat bersampul. (2)
Surat dagang atau niaga merupakan alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan berita/informasi
yang berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan penawaran barang-barang/berhubungan dengan
kegiatan dagang. Surat yang dipergunakan orang atau badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha
niaga, seperti perdagangan, perindustrian, dan usaha jasa. Beberapa macam surat niaga, yaitu surat
penawaran, surat pengaduan, surat pemesanan, surat pengiriman, surat pembayaran barang, dan surat
penagihan. (3) Surat dinas atau resmi merupakan alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan
berita/informasi yang berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan kedinasan/kegiatan dinas
sebuah instansi pemerintah. Selain itu, surat dinas menjadi hal yang berhubungan dengan segala
komunikasi tertulis yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi, sehingga
menjadi alat komunikasi kedinasan yang sangat penting dalam pengelolaan administrasi, seperti
penyampaian berita tertulis yang berisi pemberitahuan, penjelasan, permintaan, pernyataan pendapat
dari instansi kepada instansi lain dan dari instansi kepada perseorangan atau sebaliknya. Surat dinas
merupakan salah satu jenis surat yang diklasifikasikan berdasarkan dari isinya atau kepentingannya.
Dengan demikian surat dinas yaitu surat yang berisi masalah-masalah kedinasan. Umumnya
surat ini dikeluarkan oleh kantor atau jawatan pemerintahan. 4 Oleh karena itu, surat dinas juga disebut
dengan surat jawatan. Disebut surat jawatan karena surat dinas umumnya dikeluarkan oleh jawatan
atau kantor-kantor pemerintah. Namun, surat dinas mungkin pula dikeluarkan oleh lembaga-lembaga
swasta, atau oleh perseorangan. Maka surat itu merupakan surat dinas karena surat tersebut isinya
ditujukan untuk kepentingan kedinasan, baik dinas di kalangan pemerintahan maupun di kalangan
swasta. Akan tetapi, fungsi-fungsi kedinasan sebenarnya tidak hanya berlaku di instansi-instansi
pemerintahan, tetapi berlaku juga di instansi swasta. Urusan-urusan seperti pemberian tugas,
3
Suyono,Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Program Studi
IPA/IPS,Jakarta:Ganeca Exact, 2007, 85.
4
Suyono,Cerdas Berpikir,86.
Selain itu, pikirkan juga kata atau istilah-istilah yang akan digunakan dalam surat dinas.
Hindari kata-kata yang dapat menyinggung perasaan atau kata-kata yang tidak jelas maksudnya. Perlu
diperhatikan juga pemakaian tanda baca. Tanda baca sangat menentuksan maksud isi surat. Tanda
baca dapat memperjelas gagasan dan membantu pengungkapan perasaan penulis. Akan tetapi,
penggunaan tanda baca sebaiknya tidak berlebihan karena akan memgaburkan maksud kalimat.
Berdasarkan wujudnya, surat dinas dapat berupa warkat pos dan surat bersampul. Warkat
berarti “surat” atau “isi surat”. Warkat pos merupakan lembaran surat yang dapat dilipat seperti surat
tertutup. Dengan demikian, warkat pos merupakan surat dinas yang tidak menggunakan amplop.
Wujudnya berupa lembaran kertas surat yang hanya berupa lipatan-lipatan. Bagian yang tertutup
merupakan isi surat dan bagian luarnya tercantum alamat surat beserta nama pengirimnya. Surat yang
disajikan dalam bentuk warkat, biasanya surat-surat yang tidak bersifat rahasia. Kemudian, surat
bersampul. Sesuai dengan namanya, surat ini menggunakan sampul atau amplop. Surat-surat yang
5
E. Zaenal Arifin. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas.(Jakarta:Akademika Pressindo,
1996),hlm. 2.
6
Finoza, Aneka Surat, 6.
Berdasarkan, banyaknya sasaran atau jumlah objek yang dikehendaki, surat dinas dapat
diklasifikasikan sebagai surat biasa, surtat edaran, dan pengumuman. 7 Yang pertama, surat biasa, surat
ini hanya dikirimkan kepada seorang atau instansi tertentu saja. Yang termasuk jenis surat ini,
misalnya, surat tugas, surat perjanjian kerja, surat peringatan, surat penunjukkan, dan surat
rekomendasi. Kemudian, surat edaran. Surat ini disebut dengan surat sirkuler. Sesuai dengan
namanya, surat ditujukan kepada beberapa orang atau pejabat tertentu dengan harapan diedarkan pula
kepada lingkup yang lebih luas. Yang terakhitr, pengumuman. Pengumuman ditujukan kepada banyak
orang atau instansi. Jika orang atau instansi yang dituju itu tidak jelas karena terlalu banyaknya dan
sulit dihubungi, maka sebaiknya digunakan dengan model pengumuman. Selain lebih efektif, cara itu
lebih menghemat biaya.
Berdasarkan keamanan isinya, yaitu menurut bobot kerahasiaanya, isi surat terbagi ke dalam
beberapa macam. Ada bersifat sangat rahasia, rahasia, dan biasa. Yang pertama, surat sangat rahasia. 8
Surat ini umumnya berupa surat yang berhubungan erat dengan keamanan sebuah negara dan
biasanya dikeluarkan oleh dinas-dinas rahasia negara, seperti badan intelijen negara atau dinas-dinas
rahasia lainnya yang berada di bawah instansi kepolisian atau kejaksaan. Surat semacam ini disebut
dengan istilah dokumen rahasia dan biasanya ditandai dengan SRHS atau SR (sangat rahasia).
Kemudian, surat rahasia. Surat ini berisi RHS atau R (rahasia) hanya boleh dibaca oleh pihak yang
dituju dalam surat itu. Hampir serupa dengan surat sangat rahasia, dikenal surat konfidental, yaitu
surat yang isinya hanya boleh diketahui atau dibaca pejabat yang bersangkutan. Yang terakhir surat
biasa. Surat ini bila dibaca pihak lain walaupun bukan pihak yang ditujunya. Hal ini karena walaupun
isi surat tersebut diketahui banyak orang, tidak akan merugikan penerima maupun pengirimnya.
Berdasarkan urgensi pengiriman, surat dinas diklasifikasikan sebagai surat kilat khusus, surat
kilat, dan surat biasa. Yang pertama, surat kilat khusus. Surat ini harus diketahui dan ditanggapi oleh
penerimanya dengan secepat-cepatnya. Baik penyelesaian atau pun pengirimanya tidak boleh ditunda-
tunda, tapi harus dilakukan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Yang temasuk dalam surat ini,
misalnya surat panggilan kerja, surat perintah, dan surat tugas. Berikutnya, surat kilat. Surat ini harus
pula diketahui dan ditanggapi oleh penerimanya dengan secepatnya. Namun denikian, tidak secepat
surat kilat khusus. Sifatnya fleksibel, dalam arti semakin cepat diketahui atau direspon, akan menjadi
7
Marjo, Surat Menyurat, 33.
8
Arifin, Penggunaan Bahasa, 3.
Berdasarkan tujuan atau maksud isi surat dinas, yaitu (1) surat pengumuman, (2) surat
pemberitahuan, (3) surat keterangan, (4) surat edaran, (5) surat undangan, (6) surat laporan, (7) surat
berita acara, (8) surat pengantar, (9) surat rekomendasi, (10) surat perintah, (11) surat tugas, (12) surat
kuasa, (13) surat pengusulan, (14) surat pernyataan, (15) surat keputusan, (16) surat permohonan
bantuan, (17) surat permohonan izin, (18) surat peringatan, (19) surat balasan, dan (20) surat
perjanjian.9
9
Marjo, Surat Menyurat, 34.
10
Suyono, Cerdas Berpikir , 87.
Salah Benar
3 Nomor Surat
Setiap surat keluar dari sebuah jawatan atau perusahaan harus diberi nomor untuk
memudahkan pengagendaan, pengarsipan, dan pengacuan di dalam balasan surat. 13 Oleh
penerima surat nomor surat yang diterima dapat disebutkan sebagai acuan atau petunjuk di
dalam surat jawaban. Demikian pula memudahkan mencari surat itu kembali jika diperlukan,
dan mengetahui setiap waktu banyaknya surat yang keluar. Penggunaan nomor surat berguna
untuk:14
11
Arifin, Penggunaan Bahasa, 16.
12
Arifin, Penggunaan Bahasa,17.
13
Marjo, Surat Menyurat, 35.
14
Marjo, Surat Menyurat, 36..
Nomor :45/SP/III/2009
Keterangan:
45 = nomor urut surat keluar
SP = singkatan dari Surat Penawaran
III = penanda bulan (Maret) saat surat dikirim
2009 = tahun surat dikirim
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan nomor surat adalah sebagai berikut:
4 Lampiran
Melampirkan berarti menyertakan suatu dengan yang lain. Lampiran merupakan
penjelasan dari jumlah dokumen yang disertakan dalam surat tersebut. 15 Penulisan lampiran
setelah nomor surat berguna agar penerima surat dapat meneliti dan melihat kembali
banyaknya sesuatu yang dilampirkan.
Jika dokumen itu berjumlah satu lembar, harus disebut satu lembar. Namun, jika
terdiri atas satu berkas, harus dinyatakan satu berkas. Lampiran berguna sebagai penunjuk
bagi penerima surat tentang adanya keterangan-keterangan tambahan selain surat itu sendiri.
Yang dilampirkan itu dapat berupa buku, fotokopi surat keterangan yang diperlukan, brosur,
kuitansi, dan sebagainya. Kaidah-kaidah dalam penulisan lampiran, ialah sebagai berikut: 16
15
Suyono, Cerdas Berpikir, 87.
16
Suyono, Cerdas Berpikir.
5 Hal Surat
Penulisan Hal setelah Lampiran berguna agar pembaca dengan cepat mengetahui hal
yang dibicarakan dalam surat tersebut sebelum membaca isi surat selengkapnya. Hal surat
dituliskan dengan singkat karena hal surat sama dengan judul karangan. 17 Oleh karena itu,
cara penulisannya pun tidak jauh dari cara penulisan judul dalam karangan biasa, yaitu
singkat, jelas, dan menarik serta berupa kata atau frasa dan buka berupa kalimat. Selain itu,
sebaiknya gunakanlah kata Hal dan bukan Perihal, contoh:
Salah
17
Marjo, Surat Menyurat, 36.
6 Alamat Surat
Alamat (bagian dalam) surat digunakan sebagai petunjuk langsung siapa yang harus
menerima surat. Selain itu, alamat dalam merupakan alamat yang ditulis langsung pada
kertas surat. Fungsinya adalah sebagai pengontrol bagi penerima surat dan bahwa hanya
dirinyalah yang berhak menerima surat tersebut. 18 Bagi pengirim surat, alamat dalam
berfungsi untuk mengetahui kecocokan alamat yang dituju sewaktu pemasukan ke dalam
surat.
Alamat yang dituju ini sebenarnya tercantum pula pada sampul surat atau pada alamat
luar. Alamat pada surat sampul surat berfungsi sebagai penunjuk bagi kurir surat dalam
menyampaikan surat itu. Maka dari itu, kita harus cermat dan hati-hati dalam menulis alamat
surat agar surat sampai pada tujuan. Tulislah alamat dengan lengkap dan jelas, yang meliputi
nama orang atau institusi yang terkirim, nama jalan, nomor kantor, dan nama kota serta kode
pos. Penulisan alamat surat diatur sebagai berikut:
Alamat yang dituju ditulis di sebelah kiri surat pada jarak tengah antara hal surat dan
salam pembuka. Posisi alamat surat pada sisi sebelah kiri ini lebih menguntungkan
daripada dituliskan di sebelah kanan karena kemungkinan pemenggalan alamat tidak ada.
Alamat yang cukup panjang pun dapat dituliskan tanpa dipenggal karena tempatnya
cukup leluasa.
Alamat surat tidak diawali kata kepada karena kata tersebut berfungsi sebagai
penghubung intrakalimat yang menyatakan arah.
Alamat yang dituju diawali dengan Yth. (diikuti titik) atau Yang terhormat (tidak diikuti
titik).
Sebelum mencantumkan nama orang yang dituju, biasanya penulis surat mencantumkan
sapaan Ibu, Bapak, Saudara atau Sdr.
Jika nama orang yang dituju bergelar akademik yang ditulis di depan namanya, seperti
Dr., Ir., kata sapaan Bapak, Ibu, dan Saudara tidak digunakan. Demikian juga, jika alamat
yang dituju itu memiliki pangkat, seperti sersan atau kapten, kata sapaan Bapak, Ibu, atau
Saudara tidak digunakan. Jika yang dituju adalah jabatan orang tersebut seperti direktur
PT atau kepala instansi tertentu, kata sapaan juga tidak digunakan. Ketentuan-ketentuan
18
Finoza, Aneka Surat ,10.
7 Salam Pembuka
Salam pembuka merupakan tanda hormat penulis surat sebelum penulis surat
berkomunikasi.19 Salam pembuka yang lazim digunakan dalam surat dinas adalah Dengan
hormat. Salam pembuka dalam surat resmi perlu dipertahankan karena bagian ini merupakan
salah satu penanda surat yang sopan dan beradab. Salam pembuka dicantumkan di sebelah
kiri satu garis tepi dengan nomor, lampiran, hal, dan alamat surat. Huruf pertama awal kata
ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata yang lain ditulis dengan huruf kecil semua,
kemudian salam pemuka itu diikuti koma (,), contoh:
8 Tubuh Surat
a. Paragraf Pembuka Surat
19
Marjo, Surat Menyurat, 37.
Setiap paragraf isi surat hanya berbicara tentang satu masalah. Jika ada
masalah lain, masalah itu dituangkan dalam paragraf yang berbeda. Kalimat-kalimat
dalam paragraf isi hendaknya pendek, tetapi jelas, tidak menimbulkan salah tafsir.
Rumusan surat juga harus menarik, tidak membosankan, hormat dan sopan. Alinea ini
20
Arifin, Penggunaan Bahasa, 29.
21
Arifin, Penggunaan Bahasa, 31.
Berkenaan dengan hal tersebut, kami atas nama Pemimpin Kursus BIPA Pravda Quest
mengucapkan terima kasih kepada Saudara …
Berkenaan dengan hal tersebut, kami mohon Bapak untuk memberikan bantuan
sebanyak tersebut di atas.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, kami mohon Saudara untuk memperlancar
pengurusan izin penggunaan gedung tersebut.
Untuk itu, kami mohon izin agar dapat menggunakan tempat tersebut pada waktunya.
Keterangan selengkapnya kami lampirkan bersama surat ini.
Jika tugas tersebut sudah dilaksanakan, kami mengharapkan Saudara menyusun
laporannya. Laporan harus kami terima selambat-lambatnya satu minggu setelah tugas
itu selesai.
22
Arifin, Penggunaan Bahasa, 31.
9 Salam Penutup
Salam penutup berfungsi untuk menunjukkan rasa hormat penulis surat setelah
berkomunikasi dengan pembaca surat.23 Salam penutup dicantumkan di antara paragraf
penutup dan tanda tangan pengirim. Salam penutup yang lazim digunakan dalam surat-urat
dinas bermacam-macam bergantung pada posisi pengirim terhadap penerima surat. Huruf
awal kata salam penutup ditulis dengan huruf kapital, sedangkan kata lainnya ditulis dengan
huruf kecil.
Salam penutup yang sering digunakan adalah hormat kami, hormat saya, salam
takzim, salam kami, dan wasalam. Hal-hal penting perlu diperhatikan dalam penulisan salam
penutup, yaitu; diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma. Sesudah salam
penutup dibubuhkan tanda koma (,). Bila tidak ada salam pembuka, tidak perlu dicantumkan
salam penutup, contoh:
Salah:
Salam Takzim,
Hormat Kami,
Benar
Salam takzim
Wasalam,
Hormat kami,
23
Marjo, Surat Menyurat, 38.
Salah
Tanda tangan
(IR. SOEKARNO)
Kepala
atau
Tanda tangan
(DRS. M.
HATTA)
Benar
(tanda tangan)
Ir. Soekarno
Kepala
atau
(tanda tangan)
Drs. M. Hatta
NIP
11 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat surat dinas selain hal-hal tersebut di atas:
a. Nama Jelas Pengiriman
Pengiriman surat adalah pihak yang menuliskan atau menyampaikan surat.
Dalam surat dinas akan lebih baik apabila nama pengirim dilengkapi identitas diri
kedinasan, yaitu jabatan, nomor induk pegawai, dan cap dinas, contoh:
Kepala,
Ttd.
Prof. Dr. Erick Estrada, S.S., M.Pd., Ph.D.
NIP 131288009
Seperti yang tampak pada contoh sebelumnya bahwa dalam penulisan nama
pengirim berlaku ketentuan-ketentuan seperti berikut:
1) Pencantum identitas jabatan diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
koma.
2) Huruf awal setiap unsur nama ditulis dengan huruf kapital.
3) Nama pengirim tidak digaris bawahi dan tidak pula berada diantara tanda kurung.
4) Pada akhir baris tidak diakhiri tanda titik kecuali untuk singkatan gelar, seperti; Prof.,
Dr., S.S., S.H., M.H., M.Pd., L.L.M., Ph.D.
5) Singkatan NIP tidak bertanda titik.
Dalam surat-surat dinas pada bagian pengiriman tersebut sering ditemukan
singkatan-singkatan seperti a.n, anb., dan U.b. Berikut merupakan uraian dari maksud
singkatan-singkatan tersebut.
a) Singkatan a.n
Singkatan ini merupakan kepanjangan dari atas nama. Singkatan ini
digunakan jika pengirim mendatangi surat yang mengatas namakan pejabat lain. Surat
yang ditandatangani tidak perlu dikonsultasikan isinya kepada atasan pengirim surat,
contoh:
a.n Rektor
Pembantu Rektor I
Ttd
Wandasti Nasha Vechnaya Lyubov, M.A., Ph.D.
NIP 131087554
b) Singkatan anb.
Dapat diinformasikan bahwa format setengah lurus termasuk format surat resmi Indonesia
versi lama. Berdasarkan pengamatan, surat-surat resmi Indonesia lama banyak menggunakan format
setengah lurus. Dalam kaitan dengan format surat, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
dalam kegiatan surat-menyurat sehari-hari melazimkan format setengah lurus. Pusat Bahasa juga
menganjurkan kepada masyarakat melalui penyuluhan bahasa Indonesia di berbagai instansi, baik
melalui telepon maupun surat, untuk menggunakan format setengah lurus.
Walaupun pada dasarnya format yang digunakan bergantung sepenuhnya pada kelaziman
instansi masing-masing, Pusat Bahasa akan merasa senang dan simpati jika anjurannya, yakni agar
masyarakat menggunakan format setengah lurus, ditaati dan digunakan.
Surat dinas terdiri dari berbagai jenis. Penjelasan jenis-jenis surat dinas dapat dilakukan
berdasarkan wujud, banyaknya sasaran, keamanan, urgensi, dan tujuan atau maksud isinya.
Berdasarkan wujudnya, surat dinas dapat berupa warkat pos dan surat bersampul. Berdasarkan,
banyaknya sasaran atau jumlah objek yang dikehendaki, surat dinas dapat diklasifikasikan sebagai
surat biasa, surtat edaran, dan pengumuman. Berdasarkan keamanan isinya, yaitu menurut bobot
kerahasiaanya, isi surat terbagi ke dalam beberapa macam. Ada bersifat sangat rahasia, rahasia, dan
biasa. Berdasarkan urgensi pengiriman, surat dinas diklasifikasikan sebagai surat kilat khusus, surat
kilat, dan surat biasa.
Bagian-bagian surat dinas, yaitu; (a) kepala surat, yaitu nama, alanat, dan identitas lainnya
dari instansi organisasi, (b) nomor surat, yaitu nomor inventaris surat, (c) tanggal surat, yaitu memuat
tanggal surat dibuat, (d) lampiran, yaitu hal-hal lain yang disertakan dalam surat, misalnya, jadwal
kegiatan, daftar peserta, atau perincian biaya, (e) hal atau perihal, yaitu persoalan atau perkara yang
dibicarakan dalam surat tersebut, (f) alamat surat, yaitu surat tersebut ditujukan atau diberikan untuk
siapa, (g) salam pembuka, yaitu penghormatan terhadap penerima surat, (h) isi surat, yaitu memuat
alinea pembuka, alinea isi, dan alinea penutup dan (i) pengirim surat, yaitu pihak yang bertanggung
jawab atas penulisan atau penyampaian surat, biasanya disertai dengan pencantuman status/jabatan,
tanda tangan, dan nama jelas.
Arifin, E. Zaenal. 1996. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas. Jakarta:
CV Akademika Pressindo.
Finoza, Lamuddin. 1991. Aneka Surat Sekretaris dan Surat Bisnis Indonesia.
Jakarta:Mawar Gempita.
Suyono. 2007. Cerdas Berpikir Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Program
Studi IPA/IPS. Jakarta:Ganeca Exact.