Anda di halaman 1dari 17

“ Tehknik – Tehknik Korespodensi “

Diajukan Sebagai salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan


Tugas Pada Mata Manajemen Perkantoraan dan Kearsipan

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Drs. M. Ali Alhamidi. M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 6 :

 Ida Fitri Yanti


 Maspupah
 Rapika Duri

Semester : 4 MPI D

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM(YPI)

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)

NUSANTARA BATANG HARI

TAHUN 2019 /2020


DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Pendahuluan........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Pengertian Korespondensi..................................................................3
B. Pengertian Surat..................................................................................5
C. Fungsi Surat........................................................................................5
D. Ciri-ciri surat.........................................................................................7
E. Bagian-Bagian dan Bentuk Surat........................................................9
F. Syarat-Syarat dan Langkah – langkah Menulis Surat yang Baik......11
BAB III PENUTUP......................................................................................13
A. Kesimpulan........................................................................................13
B. Saran.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................14

2
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Manajemen Perkantoran dan Kearsipan. Dengan judul “Tehknik – Tehknik
Korespodensi.” di fakultas Tarbiyah dalam menempuh pendidikan di
Institut Agama Islam Nusantara Batang Hari (IAIN ) Muara Bulian.

Penulis mengucapkan terimaksih kepada Dosen Pengampu mata


kuliah Manajemen Perkantoran dan Kearsipan, yaitu Bapak
Drs. M. Ali Alhamidi. M.Pd. karena berkat bimbingan dari beliau penulis
dapat menyelesaikan tugas ini. Dan juga kepada teman-teman yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan


keterbatasan dalam penyajian data dalam pembuatan tugas ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.

Muara Bulian, 4 Juni 2020

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Dewasa ini dalam kehidupan yang penuh kesibukan dan serba

cepat suatu komunikasi tidak selalu dapat dilakukan secara lisan.Dalam

hal ini, jika tidak dapat dilakukan secara lisan, komunikais itu tentu

dilakukan secara tertulis. Salah satu sarana komunikasi tertulis yang

umum dikenal adalah surat. Dengan demikian, surat pada dasarnya

dapat dipandang sebagai salah satu jenis alat atau sarana komunikasi.

Sebagai sarana komunikasi tertulis, surat paling tidak

melibatkan dua pihak, yaitu pihak pertama pengirim surat dan pihak

kedua penerima surat. Pihak pertama atau pengirim surat dapat berupa

perorangan atau instansi dan demikian pula halnya dengan pihak

kedua atau penerima surat. Oleh karena itu, segala sesuatu yang

tertulis di dalam surat tersebut dapat dinilai sebagai cermin pribadi,

organisasi, ataupun instansi pengirimnya. Atas dasar itu, surat dibuat

semenarik mungkin, baik dari segi bentuk maupun isinya, agar pribadi

penulis atau instansi pengirimnya memperoleh citra yang baik.

Oleh karena bebagai hal di atas, kami melakukan penyusunan

makalah mengenai Korespondensi Bahasa Indonesia yang diharapkan

setelah pembaca mempelajari isi dari makalah kami ini, pembaca

mampu menjelaskan arti dan fungsi dari surat, menyebutkan syarat-

syarat dalam penyusunan surat yang baik, mengemukakan jenis-jenis

surat yang berkembang selama ini di masyarat saat ini. Kemudian

pembaca dapat menyebutkan bagian-bagian surat dalam surat resmi.

1
B. Rumusan Masalah
Dalam Uraian Makalah Ini Ada Beberapa Pokok Permasalahan
yang akan bahas antara lain :
 Apa Itu Pengertian Korespodensi ?
 Apa Itu Pengertian Surat ?
 Apa Fungsi dari Surat ?
 Apa Saja Ciri Ciri Surat ?
 Apa Saja Bentuk-Bentuk dan Bagian dari Surat ?
 Apa saja Syarat – Syarat dan langkah – langkah Menulis Surat
yang Baik ?

C. Tujuan Penulisan
 Untuk Mengetahui Pegertian Korespodensi
 Untuk Mengetahui pengertian dari Surat
 Untuk Mengetahui apa saja Fungsi dari surat
 Untuk Mengetahui Apa saja ciri – ciri Surat yang baik
 Untuk Mengetahui apa saja Bentuk-bentuk dan Bagian dari Surat
 Untuk Mnegetahui apa saja Syarat – Syarat dan langkah- Langkah
Menulis Surat Yang baik dan benar

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korespondensi
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Korespondensi
Mempunyai makna Perihal Surat Menyurat atau Perihal Berkirim-
kirim Surat.
2. Secara etimologi, korespondensi berasal dari bahasa Inggris,
yakni kata corresponcence atau dari bahasa Belanda yakni
correspondentie.
3. Menurut Finoza (2009:4), Kegiatan saling berkirim surat oleh
perseorangan atau oleh organisasi disebut surat – menyurat atau
korespondensi.Menurut Nuraeni (2008:42) Dalam bidang
korespondensi tentunya berkaitan dengan pekerjaan sekretaris
yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Menerima dan menyortir surat masuk, baik yang datang
melalui kurir, tukang pos, maupun email.
 Menindaklanjuti surat masuk dengan menyampaikan
langsung kepada pimpinan atau kepada orang yang bisa
mendapat izin mewakili pimpinan.
 Membuat dan menyusun surat keluar yang sesuai dengan
konsep atau petunjuk pimpinan
4. Menurut Djuharie et al., (2001:10) Kegiatan surat menyurat
sebagai salah satu sarana komunikasi tertulis banyak dilakukan
orang, sebab berkomunikasi melalui surat memiliki beberapa
faktor yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi.
Faktor-faktor kemudahan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
 Biaya relatif murah
 Tidak terikat waktu dan tempat
 Jangkauan lebih luas
 Dapat diarsipkan sebagai tanda bukti

3
 Pesan sampai ketujuan sesuai dengan sumbernya
 Pesan dapat dibaca berulang-ulang

Oleh karena kemudahan itulah pada akhirnya surat


menyurat merupakan kegiatan yang penting dalam berkomunikasi.
Namun kenyataannya, berkomunikasi melalui surat masih banyak
ditemui kesulitan oleh pemakainya, terutama dalam penggunaan
aturan surat menyurat yang umum, baik dari segi bahasa maupun
bentuknya. Keuslitan yang ada pada umumnya diungkapkan oleh
penulis surat di antaranya dalam beberapa hal, yaitu;

 Bagaimana penggunaan bentuk surat yang tepat.


 Bagaimana menyusun bagian-bagian surat secara cermat.
 Bagaimana menggunakan EYD dalam surat.
 Bagaimana menggunakan kalimat efektif dalam surat. 1

Dari kesulitan-kesulitan di atas, sebagiknya dalam


menyusun surat harus memperhatikan ketentuan pembuatan surat
yang baik agar tujuan yang diinginkan dan pesan yang
disampaikan dapat mencapai sasaran. Tidak jarang surat yang
dibuat seseorang atau instansi tidak beroleh jawaban yang
dikehendaki. Hal itu mungkin salah satu akibat kurang tepat di
dalam penyusunan bentuk dan bahasa surat sehingga pesan yang
ingin disampaikan melalui surat tidak tercapai.

Oleh karena itu untuk menulis surat yang baik setidaknya


dibutuhkan:

 Wawasan (schemata) tentang surat-menyurat dan


administrasi
 Penguasaan bahasa tulis yang memadai
 Penguasaan lingkup permasalahan yang hendak ditulis atau
1
Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia)

4
permasalahan yang dibicarakan dalam surat
 Adab sopan-santun surat
 Konten surat yang layak
 Objektivitas
 Keefektifan kata.
 Keruntutan kalimat (koheren), dan keruntutan
gagasan (kohesif)
 Pengindahan terhadap kaidah korespondensi.

B. Pengertian Surat
Surat merupakan suatu sarana komunikasi tertulis untuk
menyampaikan informasi, pernyataan, atau pesan kepada pihak lain
yang mempunyai keperluan kegiatan dengan bentuk tertentu (Djuharie
et al.2001:11).2

Dengan demikian surat membawa informasi, pernyataan atau


pesan yang diharapkan informasi itu akan tersampaikan kepada yang
dituju oleh penulis surat.

Apabila ditinjau dari sifat isinya, surat adalah jenis karangan


paparan, sebab pengirim surat mengemukakan maksud dan tujuannya,
menjelaskan apa yang dipikirkan dari wujud penuturannya, surat
merupakan percakapan tertulis, dari seseorang kepada seseorang, dari
seseorang kepada lembaga, dari lembaga kepada seseorang, atau dari
lembaga ke lembaga. Apabila ditinjau dari fungsinya, surat merupakan
sarana komunikasi tertulis. Komunikasi tersebut dapat berupa
pengumuman, pemberitahuan, keterangan, dan sebagainya.

C. Fungsi Surat
Menurut Djuharie (2001:12), Dari berbagai jenis surat yang biasa
digunakan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa fungsi surat
sebagai salah satu sarana dalam kegiatan berbahasa tulis, sebagai
berikut:
2
Ibid hlm. 59

5
 Sebagai alat komunikasi : Dalam hal ini surat dapat berfungsi
untuk menyampaikan informasi-informasi yang dimaksud dapat
berpa pemberitahuan, pernyataan, permintaan, penawaran,
laporan usulan, dan sejenisnya.
 Sebagai wakil penulis : Pada fungsi ini, surat dapat mewakili
keinginan penulis, sehingga penulis tidak perlu bersusah payah
untuk bertemu dengan penerima surat, yang mungkin jarak
tinggalnya cukup jauh. Harapan dan keinginan penulis cukup
diungkapkan dan diwakili oleh surat tersebut.
 Sebagai alat bukti historis : Surat merupakan wujud kegiatan
berbagasat tertulis, seingga dapat diabadikan sebagai bukti
historis, contohnya ialah surat-surat pada arsip lama yand apat
digunakan sebagai bahan penelitian atau pengkajian guna
mengetahui kegiatan atau keadaan suatu instansi atau sesuatu
hal pada masa yang lampau.
 Sebagai pedoman pelaksanaan kerja : Sebagai wujud tertulis,
surat dapat berpa ketentuan atau pedoman bagi pelaksanaan
sesuatu. Surat-surat yang dimaksud pada fungsi ini, misalnya
surat keputusan, intruksi, surat edaran, dan sebaginya
 Sebagai alat pengingat : Surat dapat disimpan dan diamankan ,
sehingga dapat dijadikan sebagai pengingat apabila terdapat
kekhilapan terhadap pesan surat. Contoh-contoh surat dalam
fungsi ini ialah surat-surat yang diarsipkan dan sewaktu-waktu
dapat dibuka lagi untuk mempermudah penyelesaian suatu
masalah atau pekerjaan.
 Sebagai alat bukti tertulis : Surat dapat dijadikan sebagai bukti
tertulis dari sesuatu urusan, Sehingga jika terjadi kekeliruan atau
kesalahpahama surat merupakan bukti tertulis. Contohnya, surat
perjanjian, surat sewa menyewa, surat jual beli, surat wasiat, dan
sebagainya.
 Sebagai alat untuk memperpendek jarak dan penghemat tenaga,
Surat dapat dijadikan media hantar informasi yang tidak

6
terhambat oleh jarak, dengan surat hambatan jarak tidak menjadi
alasan pemborosan energi dan waktu.

D. Ciri-ciri surat
Ciri-ciri surat menurut Ramelan (2005:5) terdiri atas 6 (enam)
macam, yaitu sebagai berikut:
1. Surat merupakan pesan tertulis, surat merupakan sarana tertulis
untuk menyampaikan pesan. Meskipun tidak semua pesan tertulis
bisa disebut surat, namu pesan yang disampaikan secara verbal
jelas tidak bisa disebut sebagai surat. Karena perkembangan
teknoogi, kita mengenal voice mail. Voice mail adalah pesan yang
disampaikan melalui telepon dan diterima dengan alat perekam.
Penerima yang ingin mengetahui isi pesan ini tidak tertulis,
walaupun ada istilah mail (surat) di dalamnya, tidak kita masukkan
dalam kategori surat. Kita juga mengenal istilah electronic mail,
suatu pesan tertulis yang disampaikan melalui jaringan komputer.
Meskipun pesan tersebut tidak tertulis di atas kertas, tetapi karena
disampaikan melalui tulisan, bisa disebut sebagai surat.
2. Isi pesan dalam surat berupa informasi atau persuasi, secara garis
besar dalam surat dibagi menjadi dua golongan, yaitu informasi
dan persuasi. Pesan disebut sebagai informasi jika isinya adalah
menyampaikan fakta (atau bukan fakta) yang dikathui oleh penulis
kepada pembacanya. Pesan disebut persuasi jika isinya
merupakan unkapan keinginan atau pikiran penulis kepada
pembacanya dengan harapan pmbaanya bisa berpikir atau
bertindak sesuai dengan keinginannya.
3. Surat memiliki bagian-bagian yang standar, ciri khas surat yang
membedakannya dengan pesan tertulis lain adalah bagian-bagian
yang membentuknya. Namun dengan demikian, secara singkat
bisa disampaikan bahwa bagian-bagian yang membentuk surat
adalah kepala surat, nomor surat, tanggal surat, lampiran, perihal,
alamat surat, salam pembuka, isi surat (tubuh surat), salam
penutup, nama organisasi/perusahaan, nama terang dan tanda

7
tangan, tembusan, dan inisial.
4. Surat memiliki bentuk yang standar, faktor yang membedakan
surat dengan jenis pesan tertulis lain bukan hanya isinya, tetapi
juga bentuk tempilannya. Surat memiliki bentuk standar yang
sudah disepakati di di antara para pemakainya. Kesepakatan ini
merupakan hasil dari praktek korespondensi yang telah
berlangsung sangat lama. Bentuk standar tersebut bisa
merupakan kesepakatan dalam organisasi tertentu, dalam negara
tertentu, dan kesepakatan internasional. Kesepakatan
internasional merupakan kesepakatan dasar; kesepakatan dalam
negara tertentu biasanya merupakan variasi atau modifikasi dari
standar internasiona; demikian pula standar dalam suatu
organiasasi merupakan modifikasi atau variasi dari standar
nasional. Dalam tradisi surat-menyurat di Indonesia (nasional)
dikenal tiga bentuk utama surat dengan variasi, yaitu:
 Bentuk resmi dengan variasi bentuk resmi Indonesia lama
dan bentuk resmi Indonesia baru.
 Bentuk Lurus dengan variasinya bentuk lurus penuh, bentuk
lurus, dan bentuk setengah lurus.
 Bentuk bertakuk dengan variasinya bentuk bertakukndan
bentuk alinea menggantung.
5. Surat memiliki satu pesan inti, praktek yang umum dalam
korepondensi selalu menganut azas “satu surat satu pesan”. Surat
tidak memungkinkan untuk menyampaikan banyak pesan. Pesan
yang berbeda disampaikan melalui surat yang berbeda. Surat
panggilan wawancara, pesannya hanya memberitahukan
pembacanya agar datang untuk diwawancarai sehubungan
denganlamaran yang telah dikirimnya.; Surat tersebut tentu harus
merinci kapan dan dimana wawancara akan dilakukan , siapa yang
mewawaancarai, apa saja yang perlu disiapkan. Tetapi surat ini
tidak relevan utnk membicarakan soal gaji atau bonus. Dalam surat
juga tidak bolah ada titipan pesan. Satu surat, satu pesan!

8
Konsekuensi dari azas ini adalah bahwa surat umumnya tidak
memerlukan banyak lembar kertas. Surat bisnis yang efektif
maksumum 3 halaman dirasa tidak cukup, kemungkinan besar
penulisnya telah melanggar azas ‘satu pesan satu surat’. Atau,
surat bukan sarana yang tepat untuk menyampaikan pesan
tersebut.
6. Gaya bahasa surat bisa formal ataupun informal, surat bisnis
umumnya disampaikan secara formal. Bahasa formal adalah
bahasa yang biasa digunakan dalam forum resmi seperti rapat
resmi, pidato resmi, atau pembicaraan akademik. Ada juga yang
menyebutnya sebagai bahasa tinggi. Ciri menonjol dari bahasa
resmi adalah mengikuti secara ketat tata bahasa resmi (baku),
perbendaharaan kata-katanya terbatas untuk memciarakan
masalah kedinasan, dan memberi kesan terdapat jarak
(impersonal) antara penulis dengan pembacanya. Sebagai lawan
dari bahasa resmi adalah bahasa tidak resmi, atau lebih tepat
disebut sebagai bahsa pergaulan sehari-hari. Ada juga yang
menyebutnya sebagai bahasa rendah. Ciri dari bahasa ini adalah
sering mengadaikan tata bahasa formal, ekspreksif. Dalam bahasa
informal perbendaharaan kata yang digunakan sering ditemukan
pada obrolan, tawar-menawar di pasar, pembicaraaan di telepon,
ataupun pertengkara.

E. Bagian-Bagian dan Bentuk Surat


Surat-surat yang resmi, biasanya, mempunyai bagian-bagian surat
seperti berikut ini:
a) Kepala surat
b) Tanggal surat
c) Nomor surat
d) Sifat surat
e) Lampiran
f) Hal atau perihal
g) Alamat surat

9
h) Salam pembuka
i) Tubuh surat (pembuka, isi, dan penutup surat)
j) Salam penutup
k) Tanda tangan, nama, dan jabatan
l) Tembusan
m) Inisial, (Qonita Dewi. 2004 )3

Cara penulisan surat dapat dikelompokkan ke dalam beberapa


bentuk penulisan surat. Adapun yang dimaksud bentuk surat adalah
tata letak atau posisi bagian-bagian surat. Cara penulisan surat pada
setiap instansi atau organisasi berbeda-beda. Keragaman itu
bergantung pada kebiasaan dan aturan instansi yang bersangkutan.
Pada umumnya, dalam surat-menyurat resmi, dikenal beberapa macam
bentuk surat, yaitu:
1. Bentuk Lurus Penuh (full block style), Semua bagian surat yang
dibuat dengan bentuk ini, diketik mulai dari margin kiri. Jarak
penulisan paragraf yang satu dengan paragraph yang lainnya
diberi spasi satu baris.
2. Bentuk Lurus (block style) Pada surat bentuk lurus, semua bagian
surat diketik dari margin kiri. Akan tetapi, tanggal surat, salam
penutup, tanda tangan, nama terang, dan jabatan pengirim surat
diketik pada bagian kanan surat.
3. Bentuk Setengah Lurus (semi block style) Pada surat berbentuk
setengah lurus, semua bagian surat diketik seperti bentuk lurus,
kecuali isi surat. Setiap alinea baru diketik sesudah lima ketukan
dari margin kiri. Alinea yang satu dengan alinea yang lainnya tidak
diberi jarak.
4. Bentuk Resmi Indonesia Bentuk surat resmi Indonesia, biasanya,
dipakai oleh instansi-instansi pemerintah. Bentuk ini mempunyai
dua variasi, yaitu:
 Bentuk Resmi Indonesia Lama, Surat-surat dengan bentuk
3
Dikutip dari https://www.insandesainstitute.web.id/2018/02/teknik-korespondensi-teknis-
menulis.html

10
ini mempunyai ciri-ciri: (1) Tanggal surat didahului nama
tempat, (2) Alamat surat ditulis di sebelah kanan surat, di
bawah nama tempat dan tanggal surat, (3) Jabatan
pengirim surat ditulis di atas tanda tangan, nama ditulis di
antara tanda kurung, dan (4) nama pengirim surat digaris
bawahi.
 Bentuk Resmi Indonesia Baru Surat yang dibuat dengan
bentuk ini mempunyai ciri-ciri: (l) tanggal surat ditulis tanpa
didahului nama tempat karena nama tempat sudah tertulis
pada kepala surat; (2) alamat surat ditulis pada sebelah kiri;
(3) di atas tanda tangan ditulis salam penutup dari pengirim
surat, jabatan secara singkat ditulis di bawah nama.
Khusus untuk surat dinas yang sifatnya formal, jabatan
ditulis di atas tanda tangan; (4) sifatnya tidak formal,
jabatan secara singkat ditulis di bawah nama; (5) nama
pengirim ditulis tanpa diapit tanda kurung.

F. Syarat-Syarat dan Langkah – langkah Menulis Surat yang Baik


Surat yang baik haruslah memenuhi syarat-syarat penyusunan
sebagai berikut:
a) Pertama, surat harus disusun dengan teknik penyusunan surat
benar yaitu:
 Penyusunan letak bagian-bagian surat yang tepat sesuai
dengan aturan yang telash ditentukan (lihat format surat)
 Pengetikan yang betul, jelas, bersih dan rapi.
 Pemakaian kertas yang sesuai dengan ukuran, jenis dan
warna yang telah ditentukan (oleh kantor atau perusahaan).
b) Kedua, isi surat harus dinyatakan secara ringkas, jelas dan
eksplisit. Hal itu menguntungkan kedua belah pihak, yaitu:
 Penerima dapat memahami isinya dengan tepat dan tidak
ragu-ragu.

11
 Pengirim memperoleh jawaban secara cepat apa yang
dikehendakinya.
c) Ketiga, bahasa yang digunakan adalah bahasa yang benar
(ejaan dan kaidahnya), bahasa baku, dan bahasa yang efektif.
Untuk itu bahasa surat haruslah logis, wajar hemat, cermat,
sopan dan menarik. Sedapat mungkin dihindari pemakaiaan
kata-kata asing yang sudah ada padanya dalam bahasa
Indonesia. Juga, harus dihindarigaya yang keasing–asingan atau
yang kedaerah–daerahan, (Mahathir Muhammad, 2006:27)4

Disamping ketiga syarat diatas, ada hal penting lainnya yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan menyusun surat yang baik dan benar,
yaitu:
 Memahami kedudukan masalah yang dihadapi dan akan
dikemukakan.
 Memahami peraturan-peraturn yang berkaitan dengan masalah
itu.
 Mengetahui posisi dan bidang tugasnya
 Hal-hal lainnya yang berkaitan dengan ketata usahaan.

Langkah teknis menulis surat


 Penegasan tujuan pokok penulisan surat
 Pengumpulan data / informasi
 Perkiraan tentang pembaca
 Penyusunan draft atau konsep
 Penyelesaian

4
Ibid hlm. 173

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korespodensi atau surat menyurat adalah salah satu bentuk
komunikasi dengan mempergunakan surat sebagai alat, oleh karena itu
korespondensi merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat
penting dan setiap waktu dilakukan dalam tugas sehari-hari dalam
kantor.
Surat merupakan salah satu alat komunikasi tertulis yang
berasal dari satu pihak dan ditujukan dari pihak lain untuk
menyampaikan berita dengan demikian jelas bahwa surat sangat
penting artinya dalam membantu memperlancar tercapainya tujuan
organisasi.
Perlu diusahakan agar dapat membuat surat dengan baik,
sebab penilaian negatif terhadap surat akan dapat mempengaruhi pula
penilaian negatif dalam organisasi.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka korespondensi
sangatlah penting dalam suatu organisasi karena surat-menyurat
merupakan salah satu bagian dari proses komunikasi dalam
organisasi yang berbentuk tulisan, proses korespondensi ini lebih
diutamakan untuk lingkungan ekstern organisasi yang sangat
berpengaruh dalam menciptakan link organisasi. Dengan adanya
korespondensi yang baik dan rapi, maka dapat mendukung
tercapainya tujuan organisasi yaitu bisa bertahan (Survival) dan bisa
tumbuh berkembang (Growth).

13
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Arifin, Zaenal dan Farid Hadi. 2001. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta:
Akademi Pressindo.
Dewi, Qonita. 2004. Teknik Lengkap Surat Menyurat.Jakarta: Arti Bumi
Intran.
https://www.insandesainstitute.web.id/2018/02/teknik-korespondensi-
teknis-menulis.html

14

Anda mungkin juga menyukai