Anda di halaman 1dari 26

Bahasa Indonesia dan Korespondensi

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas

ujian akhir semester ( UAS )

pada Mata kuliah “Bahasa Indonesia”

Dosen pengampu:

Rahmi Zanatika, Spd.,Mpd.

Disusun oleh:

Abdul Ghofur ( 71200612053 )

Program Studi Ilmu Sosial dan Politik


Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Sumatera Utara

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dalam jangka
waktu yang telah ditentukan.

Adapun pembahasan yang dibahas dalam makalah ini adalah


“korespondensi”. Penulisan ini bertujuan agar pembaca mengetahui pengertian
pemilihan dan pengelompokkan kata dalam bahasa Indonesia, jenis-jenis kelompok
kata, cara memilih dan mengelompokkan kata, fungsi dari pemilihan dan
pengelompokkan kata, serta memberikan contoh pemilihan dan pengelompokkan kata
yang benar.

Penulisan makalah ini telah diselesaikan dengan semaksimal mungkin.


Namun, sekiranya masih terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 22 Januari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Sampul..................................................................................................................1

Kata Pengantar..................................................................................................... 2

Daftar isi...............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................3

1.1 Latar belakang..........................................................................................3

1.2 Rumusan massalah...................................................................................4

1.3 Tujuan penulisan......................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................6

2.1 Dasar surat menyurat................................................................................6

2.2Bagian-bagian surat dan fungsinya..........................................................12

2.3Bahasa surat..............................................................................................21

BAB III PENUTUP.............................................................................................24

3.1 Kesimpulan .............................................................................................24

3.2 Saaran......................................................................................................25
BAB I

PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang

Korespondensi searti dengan surat-menyurat. Korespondensi adalah


suatu     kegiatan atau hubungan yang dilakukan secara terus-menerus antara dua
pihak yang dilakukan dengan saling berkiriman surat dari satu pihak kepada pihak
lain dapat atas nama jabatan dalam suatu perusahaan/organisasi dan dapat atas nama
perseorangan (individu).

Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan informasi secara tertulis


dari    pihak yang satu kepada pihak lain. Informasi dalam surat dapat berupa
pemberitahuan, pernyataan, permintaan, laporan, pemikiran, sanggahan, dan
sebagainya. Agar   komunikasi melalui surat dinilai efektif, maka isi atau maksud
surat harus terang dan jelas, serta tidak menimbulkan salah arti pada pihak penerima.

Gagasan yang dituangkan dalam surat dapat berupa tujuan atau maksud-maksud
tertentu antara lain: memeberitahukan, memperingatkan, menanyakan, menjawab,
meminta, menawarkan, memerintahkan, melaporkan, memanggil, memesan,
mengirimkan, menjanjikan, memutuskan, mengantarkan, dan lain-lain.

Oleh karena itu, korespondensi atau surat menyurat  cukup  penting untuk


dipelajari dan dipahami karena sangat berkaitan dengan menejemen dan dengan
memahami serta mempelajari korespondensi kita akan mempunyai dasar serta acuan
dalam penulisan karya ilmiah.
B.      Rumusan Masalah

1.    Apa saja yang menjadi dasar dalam penyusunan surat?

2.    Apa saja bagian-bagian surat dan bagaimana fungsinya?

3.    Bagaimana penggunaan bahasa dalam surat menyurat?

C.    Tujuan Penulisan

1.     Mengetahui dan memahami dasar surat menyurat.

2.     Mengetahui dan memahami bagian-bagian surat serta fungsinya.

3.     Mengetahui dan memahami cara penggunaan bahasa dalam surat menyurat.

 BAB II

PEMBAHASAN

2.1.       Dasar Surat Menyurat

1.        Pengertian Surat
Kata surat berasal dari bahasa Arab, yaitu surah yang berarti suatu sarana
komunikasi untuk menyampaikan pernyataan atau pikiran secara tertulis kepada
orang lain. Orang lain di sini dapat diartikan perorangan, badan usaha, oeganisasi,
atau lembaga.

Sebagai akibat perkembangan ilmu dan teknologi modern, sudah banyak sarana
komunikasi mutakhir yang lebih cepat dan praktis yang diciptakan manusia, seperti
teleks, telepon, radio, televisi, telegram, dan sebagainya, di samping surat sebagai
sarana komunikasi secara tertulis. Namun sampai sekarang ini, surat-menyurat masih
tetap penting dan diperlukan sebagai suatu dokumentasi bagi setiap kegiatan dan
perkantoran modern, yang belum dapat tergantikan sepenuhnya oleh sarana
komunikasi lainnya.

Kegiatan surat-menyurat disebut korespondensi. Orang yang mengerjakan


kegiatan surat menyurat disebut koresponden. Kegiatan surat-menyurat dalam suatu
organisasi/badan usaha merupakan suatu kegiatan yang sangat penting, sehingga
dapat dikatakan bahwa surat menyurat itu merupakan urat nadi dalam suatu
lembaga/organisasi. Bila kegiatan surat-menyurat itu berhenti, dapat pula
dikatakan   badan usaha/lembaga itu berhenti (pasif). Apabila kegiatan surat menyurat
meningkat dari waktu ke waktu, berarti kegiatan atau usaha lembaga itu mengalami
peningkatan   atau kemajuan.

Berdasarkan uraian-uarain tersebut di atas, maka dapat disimpulkan,


bahwa    surat adalah buah pikiran seseorang secara pribadi atau seorang pejabat yang
mewakili badan/lembaga yang diutarakan secara tertulis di atas kertas dan terikat
dengan tatacara penulisan tertentu untuk disampaikan kepada pihak lain, dengan
tujuan memperoleh umpan balik sesuai dengan maksud yang terkandung dalam
pikiran tersebut.

2.        Fungsi Surat
Di tinjau dari fungsinya, surat merupakan suatu sarana komunikasi tertulis untuk
menyampaikan informasi kepada orang lain atau lembaga. Fungsi surat sebagai
sarana komunikasi masi memegang peranan penting dalam komunikasi di antara
komunikasi lainnya untuk menyampaikan informasi kepada orang lain atau lembaga
adalah sebagai berikut:

a.         Surat sebagai media komunikasi

Berkomunikasi berarti mengemukakan buah pikiran/ gagasan/ pesan/ melalui media.


Berkirim surat pada hakikatnya melakukan komunikasi, sehingga tujuan utama
penulis surat tercapai dan mendapat tanggapan dari si penerima surat sesuai dengan
informasi yang ingin disampaikan oleh si penulis surat itu sendiri.

b.       Surat sebagai bahan dokumentasi

Surat merupakan dokumen tertulis yang memiliki kegunaan sesuai dengan isi yang
terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, surat harus disimpang dengan sebaik-
baiknya, karena surat dapat dipergunakan sebagai alat pembuktian suatu kegiatan atau
keterangan. Surat juga merupakan pedoman kerja dalam melaksanakan pekerjaan
seperti instruksi dan surat keputusan.

c.         Surat sebagai duta suatu lembaga

Surat sebagai duta atau wakil si penulis surat, berarti dengan perantaraan surat
seakan-akan si penulis hadir dihadapan si penerima (pembaca) surat.

d.        Surat sebagai tanda bukti sejarah

Surat sebagai bukti sejarah bila dipergunakan sebagai bahan riset untuk mengetahi
keadaan atau aktivitas suatu organisasi/lembaga pada waktu yang lampau.
e.         Surat sebagai tanda bukti

Surat sebagai tanda bukti tertulis dipergunakan bila sewaktu-waktu terjadi


perselisihan (persoalan) dikemudian hari yang tidak diinginkan antar lembaga  atau
perorangan yang mengadakan hubungan surat menyurat (korespondensi).

f.         Surat sebagai alat pengingat

Surat sebagi alat pengingat karena  surat dapat diarsipkan dan dapat dilihat kembali
jika sewaktu-waktu diperlukan.

g.         Surat berfungsi menjamin keamanan

Dengan menggunakan surat sebagai sarana komunikasi, maka kerahasiaan dan


keamanan serta keterangan lain dalam segala aktivitas dapat terjamin.

3. Syarat-Syarat Surat yang Baik

     Surat yang baik haruslah memenuhi syarat-syarat penyusunan sebagai


berikut: Memahami masalah pokok yang akan disampaikan

Agar dapat menulis surat dengan jelas, pengonsep surat harus benar-benar
menyadari atau memahami dengan baik masalah pokok dan tujuan yang akan
disampaikan serta cara yang terbaik dalam penyampaiannya kepada calon penerima
surat supaya maksud tercapai sesuai yang diinginkan penulis surat.

     a.     Menurut tata bahasa yang baku

Surat sebagai sarana komunikasi resmi tentunya harus menggunakan bahasa


baku agar isi surat mudah dimengerti agar isi suratmudah dimengerti dan unsur-unsur
gramatikanya seperti subjek dan predikat dinyatakan secara tegas serta tanda-tanda
baca digunakan dengan tepat dan benar.
            b.    Menggunakan bahasa yang lugas

Bahasa yang digunakan cukup sederhana dan tidak perlu panjang lebar.

            c.    Pilihan kata yang tepat

     d.    Pergunakan istilah-istilah yang sudah umum dipakai dalam surat menyurat dan
jangan membuat singkatan-singkatan yang tidak umum dipakai serta pergunakan
bahasa yang sopan dan hormat.

     e.    Pemilihan bentuk surat yang tepat Surat sebagai sarana komunikasi tertulis


sebaiknya menggunakan bentuk yang menarik sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam bentuk surat yang digunakan.

     f.       Isi surat hendaknya ditulis secara terperinci dan jelas.

Untuk menyusun surat yang baik, penulis harus mengindahkan hal-hal berikut: 

       a.    Menetapkann lebih dahulu maksud surat, yaitu pokok pembicaraan yang ingin
disampaikan kepada penerima surat, apakah itu berupa pemberitahuan, pernyataan,
pertanyaan, permintaan, laporan atau hal lain.

b.   Menetapkan urutan masalah yang akan dituliskan.

       c.   Merumuskan pokok pembicaraan itu satu persatu secara runtut, logis, teratur
dengan menggunakan kalimat dan ungkapan yang menarik, segar, sopan, dan mudah
ditangkap pembaca.

d.    Menghindarkan sejauh mungkin penggunaan singkatan kata atau akronim, lebih-


lebih yang tidak biasa atau singkatan bentuk sendiri.

e.    Memperhatikan dan menguasai bentuk surat dan penulisan bagian-bagiannya.


f.    Mengikuti pedoman penulisan ejaan dan tanda baca sebagaimana digariskan oleh
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman
Pembentukan Istilah dalam Bahasa Indonesia.

4.        Bentuk-Bentuk Surat

Ada 7 (tujuh) bentuk dan tataletak penulisan surat resmi yang digunakan di Indonesia.

a.       Bentuk Lurus Penuh (Full Block Style)

yaitu bentuk surat yang penulisannya semua dimulai dari pinggir sebelah kiri. artinya,
mulai dari tanggal, kata penutup sampai kata lampiran yang ditulis di sebelah bawah
penulisannya dimulai dari kiri.

b.      Bentuk Lurus (Block Style)

Bentuk ini adalah yang paling sering digunakan di perusahaan. Instansi/ lembaga
di jajaran Gerakan Pramuka seringkali menggunakan bentuk ini. Perbedaan dengan
Full Block Style ada pada letak tanda tangan penanggung jawab surat.

c.       Bentuk Setengah Lurus (Semi Block Style)

sebenarnya sama dengan bentuk surat lurus, perbedaannya terletak pada penulisan isi
surat dan tiap alinea baru menjoraok (masuk ke dalam). pada praktiknya, surat
dengan bentuk ini banyak dipergunakan oleh perusahaan.

d.      Bentuk Lekuk (Indented Style)

penulisan alamat pada surat tidak rata atau berbentuk seperti tangga, dan setiap alinea
baru menjorok kedalam.
e.       Bentuk Resmi (Official Style)

Bentuk resmi ini sering digunakan dalam institusi pemerintahan, pada pengetikannya
alamat dalam berada pada sisi sebelah kanan, kemudian paragraf isi surat menjorok
sedikit kedalam, setiap awal paragraf menjorok 5 spasi kedalam.

f.        Bentuk Alinea Menggantung (Hanging Paragraph Style)

sebenarnya juga sama dengan surat bentuk lurus, perbedaannya hanya pada penukisan
alamat dan alineanya. Setiap alinea ditulis rata kiri, sedang baris berikutnya menjorok
kedalam.

g.      Bentuk Surat Resmi Gaya Baru

Bentuk surat resmi yang digunakan saat ini adalah bentuk resmi gaya baru ini.

2.2.     Bagian-Bagian Surat dan Fungsinya

Setipa surat resmi terdiri atas bagian-bagian yang lengkap, baik surat niaga maupun
surat resmi dinas pemerintahan. Setiap bagian surat mempunyai fungsi dan cara
penulisan.  

1.    Kepala surat

Untuk mempermudah mengetahui nama dan alamat kantor/organisasi atau keterangan


lain mengenai badan, organisasi atau instansi yang mengirim surat tersebut. Dalam
kepala surat yang lengkap tercantum:
a.       Nama lengkap instansi atau badan usaha,

b.      Alamat lengkap,

c.       Nomor telepon, teleks, kotak pos, (jika ada),

d.      Alamat kawat,

e.       Nama kantor cabang,

f.       Nama bangkernya,

g.       Jenis usaha atau aktivitasnya, dan

h.      Gambar-gambar sebagai simbol/larang.

Secara sederhana dapat dikemukakan fungsi kepala surat sebagai berikut:

a.       Untuk mengetahui nama dan alamat suatu instansi atau lembaga (pengirim surat),

b.      Sebagai identitas suatu instansi atau lembaga,

c.       Sebagai lambang/simbol suatu instansi atau lembaga, dan

d.      Sebagai alat promosi.

Contoh:

PT SERBA GUNA

JALAN NUSANTARA NOMOR 6


MAKASSAR

2.    Nomor surat

Setiap surat resmi yang keluar hendaknya diberi nomor, yang biasanya dinamakan
nomor verbal (urut). Nomor surat dan kode tertentu pada surat dinas itu berguna
untuk:

a. Memudahkan pengaturan dan penyimpanan sebagai arsip

b. Memudahkan penunjukan pada waktu mengadakan hubungan surat menyurat

c. Memudahkan mencari surat itu kembali bilamana surat diperlukan

d. Memudahkan petugas kearsipan dalam menggolongkan (mengklasifikasikan)


penyimpanan surat

e. Mengetahui jumlah surat keluar pada suatu periode tertentu

contoh: Nomor: 23/FAKSAS.UH/II/2014 atau No. : 23/FAKSAS.UH/II/2014

3.    Tanggal surat

Tanggal surat berfungsi:

a.       Untuk memberitahukan kepada si penerima surat, kapan surat itu ditulis.

b.      Untuk memberikan informasi kepada si penerima surat, berapa lama itu


diperjalanan.

Contoh:
24 Mei 2014

4.    Lampiran

Surat yang melampirkan sesuatu misalnya kuitansi atau fotokopi, dalam bagian
surat perlu dituliskan kata Lampiran atau singkatan lamp. yang diikuti titik dua
(:)   kemudian jumlah yang dilampirkan dan nama barang yang dilampirkan serta
tidak diikuti tanda baca.

Untuk surat resmi ada dua cara yaitu di bawah nomor (surat resmi) dan di kiri bawah
(surat niaga). 

5.    Hal atau perihal

Sebaiknya pada setiap surat resmi, baik surat dinas pemerintah maupun swasta
(bisnis), selalu dicantumkan pokok atau inti dari surat tersebut.

Hal surat berguna untuk

a.       Menyimpulkan isi surat,

b.       Mempermudah si penerima dalam membahas masalah,

Contoh Hal : Jadwal Ujian Semester, Hal : JADWAL UJIAN SEMESTER

6.    Nama dan alamat surat

Dalam surat menyurat resmi bahasa indonesia, alamat surat dimulai dengan kata
depan kepada tanpa tanda baca. Di muka nama orang dicantumkan ucapan
penghormatan yang terhormat ( Yth.), kemudian dituliskan kata sebutan saudara
(Sdr.), Bapak, Ibu Tuan (Tn.). Jika disebutkna nama jabatannya, maka tidak perlu
memakai sebutan dan tanpa tanda titik.

Nama jalan hendaknya ditulis lengkap. Nama kota biasanya didahului kata
depan di sebagai pengantar nama kota boleh dihilangkan. Nama kota digaris bawahi
secara berimpit atau nama kota ditik dengan menggunakan huruf besar semuanya
tanpa digaris bawahi dan tidak diikuti tanda baca.

Contoh:                                                       

Kepada                                                       atau

jYth. Sdr. Ahmad Ruyadi                                       Kepada

Jalan Masjid Raya Nomor 35                     Yth. Sdr. Drs. Nur Ainun

Di                                                               Jln. Salemba Raya No. 76

Makassar                                                    JAKARTA

7.    Pembuka surat atau salam pembuka

Salam pembuka merupakan tanda hormat penulis sebelum memulai pembicaraan.


Namun untuk surat resmi/dinas pemerintah lazimnya tidak perlu diberi salam
pembuka. Salam pembuka pada surat niaga yang lazim digunakan ialah kata-kata:
Dengan hormat, Saudara …….. yang terhormat, Bapak ……… yang terhormat.
8.    Pembuka kata atau alinea pembuka

Merupakan pengantar ke isi surat yang sesungguhnya guna menarik perhatian


pembaca kepada pokok pembicaraan dalam surat tersebut. Contoh alinea pembuka
pada surat yang bersifat pemberitahuan, pernyataan, permintaan, atau laporan:

a.    Dengan ini kami beritahukan bahwa ……

b.    Bersama ini kami lampirkan …..

c.    Kami mengundang …..

d.   Sesuai dengan pemberitahuan ….

e.       Dengan sangat menyesal kami beritahukan bahwa …..

f.       Perkenankanlah kami melaporkan

g.      Menyambung surat kami tanggal … No. ...

Orang sering mengacaukan pemakaian kata : “bersama ini” dan “dengan ini”dalam
menulis surat. Perkataan “bersama ini” hanya dipakai apabila pada surat ada sesuatu
yang disertakan atau dilampirkan. Contoh alinea pembuka pada surat balasan :

a.    Sehubungan dengan surat Saudara tanggal …… No. ...

b.    Membahas surat Saudara tanggal….. No. ...

c.    Mgemenuhi permintaan Saudara melalui surat tanggal …… No. ...

d.   Memperhatikan surat Saudara tanggal ... No. ...

e.    Surat Saudara tanggal .... No. .... telah kami terima dengan baik. Sehubungan dengan
itu ……
9.    Isi surat atau alinea peralihan

Isi atau pokok surat yang sesungguhnya memuat sesuatu yang diberitahukan,
dilaporkan, ditanyakan, diminta atau hal-hal lain yang disampaikan pengirim kepada
penerima surat. Untuk menghindarkan salah tafsir dan demi efisiensi, isi surat
hendaknya singkat, jelas, tepat dan hormat. Hindari penulisan kalimat yang panjang
dan bertele-tele. Kalimat dalam surat itu haruslah memenuhi kaidah bahasa Indonesia
yang baku. Misalnya jangan sampai ada kalimat yang tanpa subyek, atau hanya terdiri
dari keterangan tempat saja.

Isi surat hendaknya disusun dengan baik, untuk itu perlu diperhatikan pedoman
di bawah ini

a.    Tetapkan dahulu maksud yang akan disampaikan, diberitahukan, dikemukakan,


diminta, atau dinyatakan secara jelas,

b.    Tetapkan urutan isi surat itu secara sistematis dan logis,

c.    Tuliskan isi surat iti dalam alinea-alinea yang jelas,

d.   Hendaknya dihindari penggunaan akronimdan singkatan yang belum lasim,

e.    Hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang benar dan tepat, sederhana, lugas,
sopan, logis, dan menarik.

f.     Bentuk surat yang tepat dan menarik,

g.    Ketikan yang serapi-rapinya.

10.    penutup kata atau alinea penutup


Merupakan kesimpulan dan berfungsi sebagai kunci atau penegasan isi surat.
Dalam alinea penutup biasanya mengandung harapan pengirim surat atau ucapan
terima kasih kepada penerima surat dan pembicaraan telah selesai. Contoh:

a.    Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

b.    Kami berharap kerjasama kita membuahkan hasil baik dan berkembang terus,
terimakasih.

c.    Sambil menunggu kabar selanjutnya, kami ucapkan terima kasih.

d.   Demikian laporan kami, semoga mendapat perhatian Saudara.

e.    Besar harapan kami atas terkabulnya permohonan ini dan untuk itu kami ucapkan
terima kasih.

11.    Salam penutup atau penutup surat

Fungsi salam penutup ialah untuk menunjukkan rasa hormat dan keakraban
pengirim terhadap penerima surat. Contoh:

Hormat kami, Salam kami, Wassalam.

Pada surat dinas pemerintah tidak dicantumkan salam penutup melainkan cukup
disebutkan nama jabatan atau kantornya, kemudian mencantumkan nama terang di
bawah tandatangan. Dewasa ini di bawah nama terang dituliskan pula Nomor Induk
Pegawai (NIP).
12.    Nama terang dan jabatan penanda tangan surat

Surat resmi dianggap sah jika ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
Nama terang penanda tangan dicantumkan di bawah tanda tangan dengan
menggunakan huruf besar pada awal pada awal setiap kata dan diberi garis bawah
atau menggumakan huruf besar semuanya tanpa digaris bawah serta tidak diikuti
tanda baca apa pun di belakang nama penanda tangan. Penempatan nama jabatan
dalam surat dinas pemerintahan, nama jabatan ditulis lebih dahulu baru diikuti nama
terang dibawahnya. Sedangkan dalam surat niaga, jabatan ditempatkan dibawah nama
penanda tangan. Contoh

Surat dinas                                                           Surat niaga     

Rektor,                                                                                                Hormat
kami                                                              

Prof. Dr. H. Syaifullah Burhan, M. Sc.                      H. Akhmad Syrif M., S.H

NIP 130183125                                                                      Direktur

 13.    Tembusan

Tembusan (c.c. = carbon copy;) surat atau tindasan dikirimkan ke .beberapa


instansi atau pihak lain yang ada kaitannya dengan surat yang bersangkutan. Kata
tembusan di tuliskan di sebelah kiri bawah

Contoh:

Tembusan:

1.      Yth. Dirjen Pendidikan Tinggi


2.      Yth. Dirjen Kebudayaan

14.    Inisial

Inisial atau singkatan biasanya diambil huruf pertama dari nama penyusun
konsep surat dan pengetik surat tersebut. Biasanya hal ini hanya dipakai pada surat
niaga. Gunanya untuk mengetahui siapa konseptor surat tersebut dan siapa pula
pengetiknya, sehingga bila dikemudian hari terjadi kekeliruan, maka mudah
mengurusnya.

2.3.    Bahasa Surat

Bahasa surat harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Bahasa baku
2. Bahasa jelas atau tidak bermakna ganda

3. Lugas: tidak mubazir, tidak banyak basa-basi, mengikuti perkembangan bahasa


surat

4. Efektif dan efisien

5. Bahasa padu, tiap gagasan dituangkan dalam 1 paragraf

Ciri paragraf yang baik:

a. mengandung kesatuan isi

b. kepaduan antar kalimat

c. ada pengembangan gagasan pokok

6. Bernalar

7. Menarik atau mengandung rasa bahasa: kosa kata tepat, optimis, menghindari
pengungkapan secara langsung hal-hal yang tidak menyenangkan

8. Taat asas
Contoh Surat

PT PUSPA RAYA

Jalan Manggis Merah 55

Jakarta 

Nomor :112/PR/V-03

Lamp   :2 (dua) lembar

Perihal :Pengiriman Pesanan Kompor

Kepada

Yth. Sdr. Andri Kusumastuti

Tokoh Indah Ria

Jalan Semangka 132

Jambi

Dengan hormat

Memenuhi pesanan surat Saudara nomor 57/IR/V/03 tanggal 2 Mei 2003 tentang
pesanan 50 buah kompor gas, maka dengan ini kami ucapkan terima kasih dan barang
tersebut dalam persediaan kami.
Kami akan mengirimkannya ke alamat saudara dengan kapal J-S primaga, pada
tanggal 16 Mei 3003. Kompor itu kami pak dalam lima peti yang kuat. Setiap peti
berisi 10 kompor, tiap-tiap peti kami beri kode dan nomor KG-1 s.d KG-5.

Bersama ini kami lampirkan selembar faktur dan selembar packinglist. Kami
berharap barang tersebut sampai di tempat dengan selamat. Dan sesudahnya sisa
pembayaran 40%  segera dikirimkan melalui BNI 46 sesuai dengan janji Saudara.

Atas pesanan Saaudara kami mengucapkan terima kasih. Kami tunggu pesanan
selanjutnya. 

Hormat kami

Yuli Pratama

Menejer Penjualan

Tembusan:

Yth. Direktur PT Puspa Raya

YP/AM          
BAB III

PENUTUP

3.1.  Simpulan

1.    Dasar surat menyurat

a.       Pengertian surat

b.      Fungsi surat

c.       Syarat-syarat surat yang baik

d.      Bentuk-bentuk surat

2.    Bagian-bagian surat dan fungsinya

a.    Kepala surat                                              h. Pembuka kata atau alinea pembuka

b.    Nomor surat                                              i. Isi surat atau alinea peralihan

c.    Tanggal surat                                             j. Penutup kata atau alinea penutup

d.    Lampiran                                                   k. Salam penutup atau penutup surat

e.    Hal atau perihal                                         l.  Nama terang dan jabatan penanda tangan

f.     Nama dan alamat surat                             m. Tembusan

g.    Pembuka surat atau salam pembuka         n. Iinisial

3.    Bahasa Surat
a.    Bahasa baku

b.    Bahasa jelas atau tidak bermakna ganda

c.    Lugas: tidak mubazir, tidak banyak basa-basi, mengikuti perkembangan bahasa surat

d.   Efektif dan efisien

e.    Bahasa padu, tiap gagasan dituangkan dalam 1 paragraf

3.2.       Saran

Korespondensi atau surat menyurat  cukup  penting untuk dipelajari dan


dipahami karena sangat berkaitan dengan menejemen. Dengan memahami serta
mempelajari korespondensi kita akan mempunyai dasar serta acuan dalam penulisan
karya ilmiah.

Dalam praktik di lapangan, masih banyak surat resmi yang penyusunannya tidak
cermat, tidak memenuhi syarat-syarat surat yang baik. Oleh karena itu, pahamilah
aturan-aturan tentang surat yang baik serta milikilah kepandaian atau keterampilan
dalam menyusun surat.

Dengan terselesaikannya makalah ini sebagai bahan diskusi dan memenuhi salah
satu tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia kami berharap dapat menambah
pengetahun kepada pembaca dan terkhusus kapada penulis.

Maka dari itu, kami lebih berharap kepada peserta diskusi ataupun pembaca
makalah ini dapat berperan aktif dalam diskusi dengan materi yang kami paparkan
yaitu Korespondensi Bahasa Indonesia. 

          Kami menyadari bahwa, dalam  makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan


baik dalam penyusunan maupun penulisan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari Dosen pembimbing serta rekan-rekan mahasiswa demi
kesempurnaan makalah ini serta makalah yang akan kami buat selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai