Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS PENERAPAN

ILMU BAHASA PADA PENULISAN


SURAT RESMI

DISUSUN OLEH:
Abdillah Rezeki (2111016210014)
Ahmad Arif Prasetyo (2111016310020)
Ahmad Julianor (2111016110008)
Hafiz Ilhami (2111016210011)
Muhammad Helman Azhari (1911016210026)
Muhammad Rafi (2111016210018)
Nida Muallimah (2111016120010)
Raden Bagus Adam Kusuma Firdaus (2111016310011)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘alamin segala puji bagi Allah SWT yang mana kita masih diberi
kesempatan untuk ikut serta dalam menempuh hiruk pikuk kehidupan dunia seperti saat ini,
sholawat serta salam tidak lupa kita hantarkan kepada nabi besar kita Muhammad SAW yang
mana karena beliau lah kita dapat hidup di dunia yang penuh terang benderang seperti saat
ini.
Alhamdulillah laporan yang penulis buat yang berjudul “Analisis Penerapan Ilmu
Bahasa pada Penulisan Surat Resmi” telah selesai dan terima kasih penulis hanturkan kepada
dosen kami Bapak Isnu Wahyuno S.Pd.,M.Pd yang telah membimbing kami sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar.
Laporan penelitian kami tidak bisa mendekati atas sempurna karena kesempurnaan
itu hanyalah milik Allah SWT semata, kami berharap makalah kami berguna terutama
mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat sendiri selanjutnya kami mohon maaf apabila
ada kekurangan dalam penulisan laporan ini.

Banjarmasin, 3 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Batasan Masalah...............................................................................................1
1.4 Tujuan Penulisan...............................................................................................1
1.5 Metode Penulisan.............................................................................................2
BAB II Acuan Teori....................................................................................................3
2.1 Definisi................................................................................................................3
2.2 Ciri-ciri Surat Resmi............................................................................................3
2.3 Fungsi Surat Resmi.............................................................................................4
2.4 Bagian-Bagian Surat Resmi.................................................................................4
2.5 Bentuk-Bentuk Surat........................................................................................11
2.6 Surat Lamaran Kerja.........................................................................................19
BAB III Analisis Kesalahan Penerapan Ilmu Bahasa Pada Surat Resmi..................23
3.1 Kesalahan Penulisan pada Bagian-Bagian Surat Resmi........................................
3.2 Kesalahan Penerapan Kata Baku pada Surat Resmi.............................................
3.3 Kesalahan Penerapan Kata Efektif pada Surat Resmi..........................................
BAB IV Penutup..........................................................................................................
4.1 Simpulan...............................................................................................................
4.2 Saran-saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
LAMPIRAN..................................................................................................................
PROFIL SINGKAT PENULIS...........................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Surat adalah media komunikasi dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh
seseorang atau lembaga ke seseorang atau lembaga lainnya. Banyak kesalahan yang
sering kita temukan dalam halnya penulisan surat. Maka dari itu makalah ini membahas
tentang seluk beluk surat sehingga dapat memberikan informasi yang
mendalam kepada pembaca.
Pengenalan terhadap jenis dan sifat surat merupakan hal yang penting diketahui
agar dapat mengambil suatu tindakan atau menyelesaikan sesuatu tugas yang sesuai
dengan isi atau maksud dari surat tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud surat resmi?
b. Apa saja bagian dari surat resmi?
c. Apa saja jenis-jenis surat resmi?
d. Bagaimana penulisan surat lamaran kerja?

1.3 Batasan Masalah


a. Untuk mengetahui surat resmi
b. Untuk Mengetahui bagian surat resmi
c. Mengetahui jenis-jenis surat resmi
d. Mengetahu cara penulisan surat lamaran kerja.

1.4 Tujuan Penulisan


a. Bagi Masyarakat
 Menyadari bahwa pentingnya surat menyurat dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengetahui cara penulisan surat resmi yang benar

iv
 Mengetahui cara penulisan surat lamaran pekerjaan yang benar.
 Mengetahui unsur-unsur surat resmi.
 Mengetahui unsur-unsur surat lamaran pekerjaan.
 Mengetahui bentuk-bentuk surat

b. Bagi Mahasiswa
Memberi referensi baru dalam hal surat menyurat terutama surat lamaran kerja.

1.5 Metode Penulisan


Adapun metode penulisan yang dilakukan dalam makalah ini sebagai berikut:
a. Sumber dan jenis data.
b. Pengumpulan data.
c. Analisis data.
d. Penarikan kesimpulan.

v
BAB II
ACUAN TEORI
2.1 Definisi
a. Pengertian Surat
Menurut Marjo (2000), surat adalah alat komunikasi tertulis, atau sarana untuk
menyampaikan pemberitahuan, pernyataan, permintaan, laporan, pemikiran, sanggahan
dan lain sebagainya. Dalam hal ini surat berfungsi sebagai sarana komunikasi tertulis
untuk menyampaikan pesan dari satu pihak ke pihak lain.
Unsur-unsur surat yaitu:
1. Pesan
2. Pengirim
3. Penerima
b. Pengertian Surat Resmi
Menurut Suparno dan Muhammad Yunus (2011) surat resmi adalah sarana
komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan yang menyangkut kepentingan formal
atau dinas. Hal ini sejalan dengan Rahardi (2008) surat dinas atau resmi adalah surat
yang isinya menunjuk pada segala sesuatu yang bersifat kedinasan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa surat resmi adalah surat
yang membuat segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas kedinasan yang dibuat oleh
organisasi atau instansi dengan memperhatikan aturan-aturan mengenai sistematika, isi,
dan Bahasa surat.

2.2 Ciri-ciri Surat Resmi


1. Menggunakan bahasa baku sesuai kaidah bahasa Indonesia dan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).
2. Dibuat dengan bahasa yang singkat, padat, dan efektif, serta mudah dipahami konteksnya.
3. Surat resmi tidak menggunakan bahasa implisit, melainkan bahasa eksplisit.
4. Dilengkapi kop surat yang menyebutkan pihak yang mengeluarkan surat resmi tersebut.

vi
5. Di dalam surat resmi selalu dicantumkan nomor surat, perihal, tanggal, alamat tujuan, dan
lampiran jika tersedia.
6. Dibubuhkan stempel atau cap khusus untuk kondisi tertentu.

2.3 Fungsi Surat Resmi


1. Surat resmi memiliki fungsi utama, yaitu sebagai sarana informasi atau
pemberitahuan mengenai hal-hal khusus yang disampaikan oleh satu pihak kepada
pihak lainnya.
2. Fungsi surat resmi juga dapat sebagai bukti tertulis dalam bentuk dokumen di mana
isinya harus bisa dipertanggungjawabkan.
3. Surat resmi berfungsi sebagai pedoman kerja dalam melakukan suatu kegiatan yang
berisi tentang Langkah-langkah kerja untuk keperluan tertentu.
4. Fungsi lain dari surat resmi, yaitu sebagai alat untuk pengingat bagi penerima surat,
baik itu perorangan, organisasi, atau Lembaga.
5. Surat resmi juga berfungsi sebagai bukti historis dan bukti kronologis jika sewaktu-
waktu diperlukan.

2.4 Bagian-Bagian Surat Resmi


1. Kepala Surat
Kepala surat merupakan identitas singkat tentang sebuah instansi yang mengirim
surat (Suprapto dalam Dalman, 2018). Penulisan kepala surat menurut Soedjito
(2010) sebagai berikut:
a. Kepala surat diketik di tengah atas.
b. Lambing (logo) dicetak sebelah kiri.
c. Nama departemen dicetak pada baris pertama dengan huruf kapital semua.
d. Nama Instansi dicetak pada baris kedua dengan huruf kapital dan dicetak lebih
tebal dari pada nama Departemen.
e. Alamat dicetak lengkap pada baris akhir (tanpa singkatan), meliputi nama jalan,
nomor kode pos, dan nomor telepon serta teks atau faksimile (jika ada).

vii
f. Kepala surat ditutup dengan garis tebal tunggal dan tidak ada tanda titik (.) pada
akhir kalimat.
Contoh kepala surat sebagai berikut.

2. Tanggal surat
Tanggal surat menunjukkan tanggal pembuatan surat tersebut. Untuk
penulisan tanggal surat yang mempunyai kepala surat atau berkop, tanggal surat
cukup dituliskan dengan tanggal, bulan, dan tahun.
Contoh:

(Sumber: Buku Korespondensi, Sri Endang R., dkk, 2019)

Apabila surat dibuat pada kota yang berlainan dengan kop surat, nama kota harus
dicantumkan. Sebagai contoh: Anda membuat surat dibandung, sedangkan kop
suratnya adalah Depok. Dengan demikian, bandung harus dicantumkan.
Penulisannya sebelum tanggal seperti berikut ini.

(Sumber: Buku Korespondensi, Sri Endang R., dkk, 2019)

viii
3. Nomor Surat
Surat resmi yang dikeluarkan harus diberi nomor surat dan kode surat. Cara
penomoran surat sangat bervariasi sesuai dengan pengodean yang diatur oleh intern
setiap organisasi/perusahaan.
Contoh:
Nomor: 235/PP/XI/2021
235 merupakan nomor urut surat,
PP merupakan kode intern organisasi/perusahaan,
XI menunjukkan bulan pembuatan surat, dan
2021 menunjukkan tahun pembuatan surat.
4. Lampiran
Lampiran adalah sesuatu atau dokumen yang disertakan ke dalam surat.
Contohnya fotokopi bukti pembayaran, brosur, faktur, dan lain-lain. Penulisan
lampiran dapat diletakkan di bawah nomor surat. Jika surat tidak disertai lampiran,
tidak perlu dituliskan keterangan lampiran.
Contoh:

(Sumber: Buku Korespondensi, Sri Endang R., dkk, 2019)

5. Perihal/Hal
Perihal/hal berfungsi untuk memberikan petunjuk kepada pembaca mengenai
isi pokok surat. Secara umum, tata cara penulisan perihal adalah sebagai berikut.
 Setiap awal kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan kata tugas.
 Perihal tidak boleh menggunakan huruf kapital semua, kecuali digunakan pada
surat yang memakai judul.

ix
 Pada akhir perihal tidak boleh diberi tanda titik.
Contoh:
Perihal: Pesanan Barang Elektronik

6. Alamat surat
Penulisan alamat ada dua jenis, yakni sebagai berikut.
 Alamat luar : alamat yang ditulis pada amplop surat.
 Alamat dalam : alamat yang ditulis di dalam kertas surat.
Penulisan alamat dalam harus jelas karena merupakan petunjuk langsung bagi
si penerima surat. Kata “kepada” pada penulisan surat dalam/alamat tujuan tidak
wajib dituliskan, sedangkan penggunaan kata ”Yth.” Dipergunakan jika diikuti oleh
nama orang atau jabatan seseorang dalam suatu organisasi atau unit organisasi.
Contoh:
Yth. Ibu Farah Dila
Direktur PT SBG
Jalan Insani 16
Yogyakarta

7. Salam Pembuka
Pemakaian salam pembuka dalam sebuah surat secara teoritis tidak
diwajibkan, tetapi salam pembuka berguna agar surat tidak terasa kaku. Pada surat
Lembaga pemerintahan, penulisan salam pembuka tidak wajib.
Contoh:
Dengan hormat,
Assalamualaikum, wr.wb.
Salam sejahtera,
Bapak …. yang terhormat,
Ibu ….. yang terhormat,

x
8. Isi Surat
Isi surat terdiri atas Alinea pembuka (pendahuluan), alinea isi (isi surat), dan Alinea
penutup (kata penutup).
a. Alinea pembuka
Alinea pembuka merupakan pengantar bagi pembaca untuk mengetahui
masalah pokok surat. Alinea pembuka harus dapat memotivasi pembaca untuk
tetap membaca seluruh isi surat.
Contoh kalimat Alinea pembuka:
Kami beritahukan bahwa ……
Sehubungan dengan surat …….
Bersama ini, kami kirimkan …….

b. Alinea isi
Alinea isi berisikan pesan (keterangan/penjelasan dari masalah pokok surat)
yang ingin disampaikan oleh si pengirim surat. Dalam penyampaian pesan, penulis
harus dapat menyampaikan pesan secara ringkas, lengkap, jelas dan sopan.

c. Alinea penutup
Alinea penutup berisi tentang harapan atas isi surat, serta ucapan terima kasih
atas perhatian pembaca.
Contoh:
 Atas perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih.
 Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, semoga mendapat perhatian
Saudara.
 Demikian surat tugas ini dibuat untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab.
9. Salam penutup

xi
Seperti halnya salam pembuka, pemakaian salam penutup di dalam penulisan
surat tidak diwajibkan. Namun, salam penutup dapat berguna untuk menunjukkan
rasa hormat atau keakraban pengirim kepada penerima surat.
Contoh:
1) Hormat kami,
2) Wassalamualaikum wr.wb.,
3) Salam hormat,

10. Jabatan
Umumnya penulisan nama jabatan diletakkan di bawah nama penanggung
jawab surat.
Pada surat dinas pemerintah, nama jabatan diletakkan di bawah nama instansi
yang bersangkutan di atas tanda tangan karena surat dinas pemerintah
mencantumkan nomor induk pegawai dari penanggung jawab surat.
Contoh:
Kantor Urusan Agama,
Kabag. Kepegawaian

Drs. Ali Mustafa


NIP ………………..
11. Penanggung Jawab Surat
Dalam kegiatan surat-menyurat di Indonesia, orang yang berwenang
menandatangani surat adalah yang Namanya tercantum dalam surat tersebut, yaitu
orang-orang yang bertanggung jawab atas organisasi atau kegiatan yang
dilaksanakannya, baik atas nama organisasi secara keseluruhan maupun atas nama
unit organisasi yang bersangkutan.
Berikut ini dijelaskan lebih lanjut mengenai cara penulisan penanggung jawab surat.
a. Atas nama, disingkat menjadi a.n.

xii
Cara ini dipakai jika pejabat utama melimpahkan kekuasaan kepada bawahannya
untuk menandatangani sura tatas nama pejabat utama.
Contoh:
a.n. Menteri Pemuda dan Olahraga
Sekretaris Jenderal

Drs. Soebarjo
NIP ……………….
b. Untuk beliau, disingkat menjadi u.b.
Cara ini dipakai jika pejabat yang telah mendapatkan wewenang atau atas
nama, kemudian melimpahkan Kembali kepada pejabat yang berada di bawahnya
dan memberi kuasa menandatangani surat sesuai dengan tugas rutinnya.
Contoh:
a.n. Menteri Pemuda dan Olahraga
Sekretaris Jenderal
u.b.
Kepala Biro Keuangan

Permata Kasih, S.E.


NIP ………………

12. Tanda tangan dan cap stempel


Tanda tangan dibubuhkan setelah nama jabatan penanda tangan. Cap dinas
atau cap jabatan dibubuhkan dengan menyentuh bagian kiri tanda tangan pejabat.
Contoh tanda tangan dan stempel sebagai berikut.

xiii
13. Nama Pengirim
Nama pengirim merupakan pihak yang bertanggung jawab atas surat tersebut.
Penulisan nama pengirim yaitu:
 Huruf awal setiap unsur nama ditulisa dengan huruf kapital.
 Nama pengirim tidak perlu digaris bawahi, tidak dikurung, tidak ditebalkan dan
tidak diakhiri tanda titik.
 Singkatan NIP tidak diberi tanda titik dan tidak berspasi setiap tiga angka.
 Untuk tanda tangan yang diwakilkan dapat menggunakan a.n. (atas nama) dan u.b.
(untuk beliau).

14. Tembusan
Surat menggunakan tembusan jika Salinan surat diberikan kepada pihak lain
yang ada kaitannya dengan isi surat. Penulisan tembusan diletakkan di kiri bawah
surat. Jika tidak memilikinya, tembusan tidak perlu ditulis.
Contoh:
Tembusan:
1. Kepala Tata Usaha
2. Kepala Subbag Keuangan

2.5 Bentuk-Bentuk Surat


1. Bentuk Surat Lurus Penuh (Full Block Style)

xiv
Full Block Style merupakan bentuk surat dimana leher surat, tubuh dan surat
kaki Surat tidak membentuk sebuah paragraph melainkan membentuk sebuah blok
penuh dari kiri hingga kanan. Maksudnya surat tersebut terlihat seperti balok yang
tulisannya mulai dari leher surat, tubuh, hingga kaki surat terlihat rata kanan-kiri
serta tidak terdapat paragraf yang masuk ataupun keluar alias semuanya rata.

Contoh:

(Sumber: nurfasta.com)

2. Bentuk Surat Lurus (Block Style)

xv
Bentuk surat lurus (block style) mirip dengan bentuk surat lurus penuh.
Perbedaannya terletak pada penempatan tanggal, salam penutup, nama
organisasi/perusahaan, nama penanda tangan, dan jabatan penanda tangan yang
diketik di sebelah kanan kertas.

Contoh:

(Sumber: nurfasta.com)

3. Bentuk Surat Setengah Lurus (Semi Block Style)


Bentuk surat setengah lurus (semi block style) merupakan campuran antara bentuk
surat lurus (block style) dan bentuk surat lekuk (intended style). Format pengetikan
alamat suratnya sama dengan bentuk surat lurus. Sementara itu, format pengetikan
isi suratnya sama dengan bentuk surat lekuk, yaitu setiap Alinea masuk lima entakan.

xvi
Contoh:

(Sumber: nurfasta.com)

4. Bentuk Surat Lekuk (Intended Style)


Bentuk surat lekuk hampir sama dengan bentuk surat setengah lurus. Perbedaannya
terletak pada penulisan alamat tujuan yang bergerigi. Baris pertama dimulai dari
margin kiri dan baris kedua dan seterusnya menjorok lima entakan. Pengetikan

xvii
tempat dan tanggal, salam penutup, serta nama dan jabatan diketik sebelah kanan
(dari tengah-tengah kertas), sedangkan pada isi surat, setiap pergantian Alinea baru,
pengetikannya masuk ke dalam sebanyak lima entakan.
Contoh:

(sumber: nurfasta.com)

5. Bentuk Surat Menggantung (Hanging Paragraph Style)


Bentuk surat menggantung hamper sama dengan bentuk surat lurus (block
style). Hanya saja, saat pengetikan, surat pada baris pertama setiap Alinea
diketik sebelah kiri, kemudian baris berikutnya diketik menjorok lima spasi
sampai pergantian Alinea. Berikut ini contoh surat menggantung (hanging
paragraph style).

xviii
Contoh:

(Sumber: nurfasta.com)

6. Bentuk Surat Resmi (Official Style)


Bentuk surat resmi yang sering dipakai oleh instansi-instansi pemerintah untuk
penulisan surat dinas. Bentuk official style terdapat perubahan sehingga menjadi dua
jenis bentuk surat yaitu bentuk surat resmi lama dan baru. Pada bentuk tulisan gaya
lama, alamat sejajar dengan perihal dan tempat menjorok lima spasi. Lalu pada isi
surat menjorok lima spasi dan posisi penandatanganannya berada di kanan.

Untuk bentuk gaya baru pada alamat tujuan dan isi suarat ditulis di bawah huruf
pertama nomor, lampiran dan hal berada di sebelah kiri menjorok lima spasi. Untuk
penulisan nama jabatan, salam penutup, nama penanda tangan, tanda tangan, dan
NIP dapat dimulai dari tengah kertas.

a. Bentuk Resmi Indonesia Lama

xix
Pada bentuk surat resmi indonesia lama penulisannya yaitu pada alamat surat
diketik pada sebelah kanan dibawah tanggal surat. Berikut contoh bentuk surat resmi
Indonesia lama.

Contoh:

(Sumber: scribd.com)

b. Bentuk Resmi Indonesia Baru


Untuk bentuk surat resmi baru terdapat variasi bentuk setangah lurus,
bedanya dengan bentuk surat setengah lurus, bedanya pada letak penulisan
salam penutup yang berada pada margin kanan setara dengan penulisan
tembusan. Berikut contoh bentuk surat resmi Indonesia Baru.

xx
Contoh:

(Sumber: pinterest.com)

xxi
2.6 Surat Lamaran Kerja
Surat lamaran pekerjaan adalah surat yang dibuat oleh seseorang yang ditunjukan
kepada perusahaan dan berisikan permohonan untuk memperoleh pekerjaan sesuai
dengan jabatan yang ditawarkan, serta kemampuan yang dimiliki oleh si pelamar.
Surat lamaran sangat penting bagi orang yang melamar ataupun perusahaan yang
bersangkutan. Melalui surat inilah pelamar dapat menunjukkan kepada pihak
perusahaan tentang segala hal dan kemampuan yang pelamar miliki. Sebaliknya, bagi
pihak perusahaan, surat lamaran dapat menjadi panduan dalam mencari dan menjaring
siapa saja yang layak untuk menjadi calon karyawan.
Penulisan surat lamaran kerja yang baik perlu memperhatikan kaidah-kaidah baku
dalam penulisan surat lamaran kerja. Artinya, seorang pelamar kerja harus memahami
dan mempersiapkan dengan sebaik-baiknya apa saja yang perlu dituliskan dalam surat
lamaran kerja serta bagaimana pengorganisasian penulisannya. Hal ini memiliki arti
penting baik bagi pelamar kerja maupun bagian evaluasi lembaga atau organisasi
penerima kerja.
Secara umum, pengorganisasian penulisan surat lamaran kerja memiliki tiga bagian
utama, yaitu paragraph pembuka, pertengahan, dan penutup. Masing-masing dapat
dijelaskan lebih rinci berikut ini.
a. Paragraf pembuka
Surat lamaran kerja sebagaimana bentuk surat-surat bisnis yang lain, harus
dibuat sebaik mungkin dan menarik perhatian (attention) bagi pembacanya. Surat
lamaran kerja harus menyatakan secara jelas bahwa pelamar kerja sedang
melamar suatu pekerjaan, sehingga ia perlu juga mengidentifikasi jenis pekerjaan
yang diminati. Suatu lamaran kerja yang baik, yang menarik perhatian
pembacanya, perlu mencantumkan hal-hal berikut ini.
1. Rangkuman

xxii
Pada bagian awal surat lamaran kerja, pelamar kerja perlu mengemukakan
kualifikasi yang dimiliki, yang paling relevan dengan jabatan yang diinginkan dan
jelaskan bahwa kualifikasi tersebut akan menguntungkan atau memberikan
manfaat bagi perusahaan atau lembaga yang dilamar.
2. Nama
Pelamar kerja dapat menyebutkan nama seseorang yang sudah dikenal oleh
pembaca (yang menawarkan kerja) atau seseorang yang menyarankan pelamar
kerja untuk melamar pekerjaan di perusahaan atau lembaga tersebut. meskipun
demikian, pemenuhan terhadap kualifikasi yang dibutuhkan tetap menjadi
penilaian yang pertama dan utama. Pada umumnya, pola ini digunakan ketika
lowongan/kesempatan kerja tersebut hanya digunakan untuk 7 kepentingan
internal organisasi tersebut, misalnya jumlah karyawan baru yang dibutuhkan
hanya satu orang, maka pola rekrutmennya cenderung tertutup bukan terbuka.
3. Pertanyaan
Gunakan kalimat tanya pada awal paragraf untuk menarik perhatian pembaca
yang menunjukkan bahwa pelamar kerja mengetahui problem, kebutuhan, dan
tujuan suatu organisasi serta mempunyai keinginan untuk membantu
memecahkan masalah tersebut. jadi, hal itu akan memberikan manfaat bagi
pembaca.
4. Cuplikan Berita
Pelamar kerja dapat mengambil cuplikan berita di surat kabar atau majalah yang
menyebutkan bahwa suatu perusahaan sedang merencanakan membuka kantor
cabang, memperkenalkan produk baru, atau memerlukan tenaga operator, dan
sebagainya.

b. Paragraf Pertengahan
Setelah menarik perhatian pembaca pada awal paragraf, pelamar kerja perlu
menyajikan kualifikasi yang dimilkinya untuk mengisi suatu pekerjaan yang
diinginkannya. Dalam suatu ruangan yang singkat (mungkin tidak boleh lebih dari tiga

xxiii
paragraf) pelamar kerja tidak boleh mengulang apa yang sudah dinyatakan dalam
resume. Usahakan penjelasan dalam paragraf tersebut benar-benar sangat diminati
(interest) dan sangat diharapkan (desire) oleh pembaca.
Dalam paragraf pertengahan ini pelamar kerja perlu mendiskusikan kualifikasi
yang dimilikinya dari sudut pandang pembaca (employer) yang mencakup :
1. Pendidikan
Kebanyakan para lulusan suatu perguruan tinggi mempertimbangkan pendidikan
sebagai kualifikasi yang paling penting. Jika demikian, mereka harus menempatkan
pendidikan pada bagian yang pertama, baik pada surat lamaran kerja maupun
resume. Pada bagian pendidikan ini, pelamar kerja akan dapat :
1) Menunjukkan bahwa ia mempunyai latar belakang dalam dunia bisnis yang cukup
luas dan bidang tertentu secara mendalam.
2) Menunjukkan bagaimana pendidikannya relevan dengan jenis pekerjaan yang
dilamar.
3) Menjelaskan bagaimana dan mengapa ia menambahkan bidang studi pilihan
penting di luar bidang studi inti.
2. Pengalaman Kerja
Berbagai jenis pekerjaan yang pernah dilakukan, terutama yang berhubungan
dengan pekerjaan yang dilamar, dapat digunakan untuk membantu memperkuat
klasifikasi yang dimilikinya. Dalam hal ini, pelamar kerja perlu menyatakan secara
jelas berbagai fungsi atau kegiatan yang dapat dilakukan. Atas dasar itu, pelamar
kerja akan dapat menunjukkan kepada pembaca bahwa :
1) Pelamar kerja memperoleh suatu pengalaman yang dapat membantu
mempercepat penyelesaian tugas atau pekerjaan baru.
2) Pelamar kerja akan dapat melakukan adaptasi dan mencoba bekerja sama dengan
lingkungan.
3) Pelamar kerja dapat memikul tanggung jawab suatu pekerjaan dengan lebih baik.
4) Pelamar kerja adalah orang yang mampu bekerja keras.

xxiv
3. Sikap, Minat, Aktifitas, dan Kualitas
Selain latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja, pelamar kerja dapat
menambahkan berbagai informasi yang dapat mendukung pekerjaan yang dilamar.
Pelamar kerja dapat menjelaskan tentang kemampuannya dalam melakukan kerja sama
dengan orang lain, sikap pelamar kerja terhadap bidang pekerjaan, perusahaan, suasana
kerja, dan kualitas personal (kegiatan ekstrakulikuler dan sejenisnya).
c. Paragraf penutup
Paragraf terakhir dari surat lamaran kerja pada umunya berisi harapan tindakan
(action) sebagaimana yang terdapat pada surat-surat penjualan. Pelamar kerja dengan
jelas mengatakan keinginannya untuk melakukan wawancara sesuai dengan waktu yang
telah disediakan oleh organisasi perusahaan atau lembaga yang dilamar.
Untuk mempermudah pihak perusahaan menghubunginya, pelamar kerja perlu
memberikan alamat yang jelas dan lengkap, termasuk nomor telepon, faksimile (kalau
ada), alamat e-mail (bila ada), dan jam berapa pelamar kerja dapat dihubungi, pagi,
siang, atau malam hari. Untuk beberapa perusahaan, barangkali pelamar kerja perlu
melampirkan amplop plus prangko balasannya. Namun, ada juga beberapa organisasi
perusahaan yang tidak mensyaratkan untuk melampirkan prangko balasan.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa dilihat dari cara pengorganisasiannya,
surat lamaran kerja memilki kesamaan dengan surat penjualan (sales letters) yang sama-
sama menggunakan cara-cara persuasif.

xxv
Contoh:

(Sumber: nurfasta.com)

xxvi
BAB III
ANALISIS KESALAHAN PENERAPAN ILMU BAHASA PADA SURAT RESMI

3.1 Kesalahan Penulisan Pada Bagian-Bagian Surat Resmi


a. Kasus penulisan bagian kop surat.
Kasus 1: Kata telepon dan faksimile tidak boleh disingkat.
Bentuk salah:
Telp/fax : 05114772970, e-mail : skensa.banjarbaru@gmail.com, website :
www.smkn1banjarbaru.sch.id
Bentuk disunting:
Telepon/faksimile : 05114772970, e-mail : skensa.banjarbaru@gmail.com,
website : www.smkn1banjarbaru.sch.id

Kasus 2: Kata telepon tidak boleh disingkat telpon.


Bentuk salah:
Telpon : (0511) 3306694 – 3304195 Laman: https://ulm.ac.id
Bentuk disunting:
Telepon: (0511) 3306694 – 3304195 Laman: https://ulm.ac.id

Kasus 3: Kata Jalan dan Kode Pos tidak boleh disingkat.


Bentuk salah:
Jl. A. Yani Km. 32,5 Loktabat Selatan, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan KP.
70712
Bentuk disunting:
Jalan Ahmad Yani Km. 32,5 Loktabat Selatan, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan
70712

xxvii
b. Kasus Kesalahan Penulisan tanggal Surat
Kasus 1: Nama tempat seharusnya tidak perlu ditulis lagi karena pada bagian
kepala surat sudah ada alamat pengirim surat.

Bentuk salah:
Banjarbaru, 6 Mei 2021
Bentuk disunting:
6 Mei 2021

c. Kasus penempatan alamat surat


Kasus 1: Penempatan alamat surat yang dituju tidak di tempatkan di sebelah
nomor dan perihal surat. Seharusnya alamat surat yang dituju berada di bawah
perihal.

Bentuk salah:

Bentuk disunting:

Nomor : 421.5/122/SMKN-1/2021
Perihal : Libur Lebaran 1442 H

Kepada:
Siswa/siswi SMKN 1 Banjarbaru
Banjarbaru

xxviii
Kasus 2 : Penempatan alamat surat yang dituju tidak dtempatkan di sebelah kanan
bawah nomor dan perihal surat. Seharusnya alamat surat yang dituju berada di
bawah perihal dan kata Yth. tidak perlu dua kali.
Bentuk salah :

Bentuk disunting:
Nomor :440.007 /PKM-KLP/VI/2021
Lampiran :-
Perihal :Lokakarya Mini Lintas Sektor
Puskesmas Kalumpang

Kepada:
Yth. Bapak/Ibu
Kapolsek Kalumpang
Di tempat

Kasus 3: Penempatan alamat surat yang dituju tidak ditempatkan di samping


kanan nomor dan perihal surat. Seharusnya berada di bawah nomor dan perihal.
Bentuk salah:

xxix
Bentuk disunting:
Nomor : 400/607/Kesra
Sifat : Penting
Lampiran :
Perihal : Peringatan Tahun Baru Islam dan Do’a Bersama

Kepada Yth:
Camat se-Kab.HSS
Di tempat
d. Kasus Penulisan Alamat surat
Kasus 1: Kata “di-“ tidak tepat digunakan seharusnya nama tempat saja tidak usah
menggunakan “di-“.

Bentuk salah:
Kepada:
Siswa/siswi SMKN 1 Banjarbaru
di-
Banjarbaru

Bentuk disunting:
Kepada
Siswa/siswi SMKN 1 Banjarbaru
Banjarbaru

e. Kasus Penulisan Nama Pengirim


Kasus 1: Nama Pengirim seharusnya tidak perlu digaris bawahi.
Bentuk salah:
Rosehan Anwar, M.M.Pd

xxx
Bentuk disunting:
Rosehan Anwar, M.M.Pd

Kasus 2: Singkatan NIP seharusnya tidak bertanda titik dan tidak berspasi setiap
tiga angka.

Bentuk salah:
NIP. 19680819 199412 1 002
Bentuk disunting:
NIP 196808191994121002

f. Kasus Penulisan Tembusan Surat


Kasus 1: Kesalahan penulisan tembusan yang disertai kata “Yth” seharusnya
tembusan tidak perlu memakai “Yth”
Bentuk salah:
Tembusan Yth:
 Kepala BAK

Bentuk disunting:

Tembusan:
 Kepala BAK

3.2 Kesalahan Penerapan Kata Baku Pada Surat Resmi


1. Kasus Kata tidak Baku pada Bagian isi surat.

Kasus kesalahan kata test tidak baku, seharusnya kata bakunya yaitu tes.

Bentuk salah:

xxxi
Bentuk disunting:
1. Mahasiswa Baru Angkatan 2021 yang belum mengikuti tes kesehatan
wajib membayar biaya tes kesehatan untuk syarat registrasi, pelaksanaan
tes kesehatan diwajibkan apabila kondisi sudah memungkinkan.
2. Mahasiswa Lama Angkatan 2020 ke bawah yang belum mengikuti tes
kesehatan agar segera mengikuti tes kesehatan apabila sudah
memungkinkan.

3.3 Kesalahan Penerapan Kata Efektif Pada Surat Resmi


Kasus 1
Bentuk salah:
Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Bentuk disunting:
Demikian surat pemberitahuan ini disampaikan, kami mengucapkan terima kasih.

Kasus 2
Bentuk salah:
Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.

xxxii
Bentuk disunting:
Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami
mengucapkan terima kasih.

Kasus 3
Bentuk salah:
Demikian disampaikan atas perhatian dan kerjasamanya, diucapkan terima kasih.
Bentuk disunting:
Demikian kami sampaikan atas perhatian dan kerjasamanya, kami mengucapkan
terima kasih.

Kasus 4
Bentuk salah:
Kepala Sekolah,

Bentuk disunting:
Kepala SMKN 1 Banjarbaru,

xxxiii
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang kami buat mengenai analisis surat, dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam pembuatan surat harus memuat bagian seperti kepala surat,
nomor surat, tanggal, bulan dan tahun surat, lampiran, hal atau perihal, alamat, salam
pembuka, isi surat, salam penutup, nama organisasi, nama terang dan tanda tangan
penanggung jawab surat.
4.2 Saran-saran
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan surat adalah bagian-bagiannya dan
juga pemilihan kata-kata yang efektif agar mudah dipahami dan tidak terjadi
kesalahpahaman
4.2.1 Pengajar
Isnu Wahyono M. Pd

xxxiv
4.2.2 Para Mahasiswa
1. Hafiz Ilhami (2111016210011)
2. Muhammad Rafi (2111016210018)
3. Nida Muallimah (2111016120010)
4. Abdillah Rezeki (2111016210014)
5. Raden Bagus Adam Kusuma Firdaus (2111016310011)
6. Ahmad Julianor (2111016110008)
7. Muhammad Helman Azhari (1911016210026)

xxxv
DAFTAR PUSAKA

Idayanti, R., & Zufriadi. (2019). Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. ANALISIS KETERAMPILAN MENULIS
SURAT RESMI MAHASISWA PGSD FKIP UNIVERSITAS RIAU, 2-5.

Nurfasta. (2019, September 19). nurfasa.com. Retrieved from https://nurfasa.com:


https://nurfasa.com/bentuk-bentuk-surat/

Putra, Pramana Anggara; dkk. (2015). MAKALAH. KETERAMPILAN MENULIS SURAT RESMI, 10-14.

R., E. S., Mulyani, S., & Suyetty. (2018). Korespondensi. Buku Erlangga.

xxxvi
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xxxvii
PROFIL SINGKAT PENULIS

xxxviii
xxxix

Anda mungkin juga menyukai