Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAHASA INDONESIA

BAHASA SURAT

disusun oleh: Kelompok 3


Rointan Putri Fenita Situmorang (120503250) Bukhori Safianda (120503246) Chelsi Andingi Putri (120503281) Cut Meulila (1205032) Jessica Bernacilia (120503242) Ovirdo Novan Hutabarat (120503235) Ribka Steffi Lieda (120503252) Richard Harun (120503262) Samuel Silalahi (120503251) Vina Gabriella (120503255)

S-1 AKUNTANSI 2012/2013

Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, hanya karena berkat dan pertolongan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang turut berpartisipasi dalam pengerjaan makalah ini, mulai saran hingga ide-idenya. Tak lupa kami juga berterima kasih pada dosen kami, pengajar mata kuliah Bahasa Indonesia, Bapak Asrul Siregar, S.Pd, M.Hum, yang telah memberikan kami tugas makalah ini. Adapun makalah yang kami buat berjudul Bahasa Surat. Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan pengertian dari surat, peranan, fungsi serta bagaimana penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam penulisan surat itu sendiri. Kami berharap dengan adanya makalah ini, teman-teman dari Jurusan S-1 Akuntansi Grup D dapat memahami tentang pokok pembahasan kami ini. Di atas segalanya itu, kami selaku penulis menyadari bahwa kami adalah manusia yang tak luput dari kesalahan, dan makalah ini tidaklah sempurna. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua.

Medan, Mei 2013 Kelompok 3

Bahasa Surat | 1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..... 1 DAFTAR ISI 2 BAB I PENDAHULUAN .. 3 BAB II PEMBAHASAN . 3 II.1 SURAT . 3 II.1.1 Peranan Surat . .. 3 II.1.2 Fungsi Surat .. 4 II.1.3 Bagian-bagian surat .. 5 II.2 BAHASA SURAT .. . 8 II.2.1 Pengertian Bahasa Surat.. 8 II.2.2 Syarat dan ciri bahasa surat. 9 II.2.3 Penggunaan Bahasa dalam Surat Menyurat.. 10

BAB III PENUTUP .. 14 3.1 Kesimpulan ...14 3.2 Saran .14 DAFTAR PUSTAKA .. 15

Bahasa Surat | 2

BAB I

PENDAHULUAN

Surat menyurat merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam komunikasi tertulis. Dalam hal ini, terlibat dua komponen yaitu penulis surat dan pembaca surat. Penulis surat dapat mencapai sasarannya apabila bahasa yang dipergunakannya dapat mengungkapkan isi surat sesuai dengan sifat surat, kedudukan penulis, dan pembaca surat. Bahasa, sebagai alat komunikasi dalam surat, memegang peranan terpenting disamping bentuk-bentuk non-bahasa. Surat pada hakekatnya adalah sebuah komposisi atau karangan. Oleh karena itu semua ketentuan mengenai komposisi khusus, terikat pula oleh kaidah-kaidah khusus surat menyurat. Kaidah-kaidah itu perlu diperhatikan supaya surat itu memenuhi syarat penyusunan dan dapat mencapai sasaran secara efisien dan efektif. Kegiatan surat menyurat pada setiap organisasi merupakan kegiatan yang dominan sekali sehingga dapat dijadikan indikator mengenai besarnya beban kerja dalam organisasi yang bersangkutan. Selain itu, mutu surat menyurat dapat menggambarkan kondisi intern organisasi dan kepribadian pejabat organisasi . Namun, kenyataan sekrang menunjukkan bahwa surat menyurat pada umumnya banyak mengandung kelemahan, antara lain: a. b. c. d. e. f. g. h. i. Bentuk surat belum memenuhi asas efisiensi dan serasi; Susunan surat ruwet; Pilihan kata dan penggunaan istilah tidak tepat; Susunan kalimat tidak lengkap, tidak jelas, kurang sopan, atau sebaliknya terlalu bertele-tele; Pengungkapan gagasan tidak jelas; Penggunaan ejaan banyak yang salah, tidak sesuai dengan kaidah ejaan yang berlaku; Terlalu banyak menggunakan tanda baca yang tidak perlu; Penyusunan dan pengetikan alamat (objek surat) tidak tepat atau kurang cermat; Ketikan banyak yang salah dan/atau kotor.

Masalah pokok dalam hal surat-menyurat yang perlu mendapat perhatian kita adalah bagaimana usaha kita mengatasi kelemahan-kelemahan surat itu sehingga dapat menghasilkan surat-surat yang jelas, rapi, sopan ataupun terhormat dan benar-benar perlu ditulis, serta efektif dan efisien. Untuk mengatasi masalah itu, dianggap sangat perlu adanya pedoman surat-menyurat yang dapat memberikan petunjuk-petunjuk teknik serta normatif surat menyurat sekaligus memberi bahan latihan keterampilan surat yang berdaya guna dan berhasil guna.

Bahasa Surat | 3

BAB II

PEMBAHASAN

1. SURAT II.1.1 Peranan Surat Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan informasi tertulis kepada pihak lain. Informasi itu dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, perintah, permintaan atau permohonan, laporan, buah pikiran atau gagasan, dan lain-lain. Surat sebagai sarana komunikasi tertulis memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan alat-alat komunikasi lain, yakni: Merupakan bukti nyata hitam di atas putih dan dapat dijadikan bukti otentik apabila terdapat tanda tangan beserta cap perusahaan atau instansi. Surat merupakan sarana yang dapat merekam informasi secara panjang lebar, terperinci, dan terurai. Surat lebih dapat menyimpan rahasia dibandingkan dengan telepon yang mungkin dapat disadap oleh orang lain. Setiap kata-kata dan kalimat dalam penyampaian berita dengan surat bisa diperkirakan dengan seksama untuk menghilangkan perasaan yang tidak enak. Surat lebih efektif karena informasi itu asli sesuai dengan sumbernya.

II.1.2 Fungsi Surat Fungsi surat adalah kegunaan sebuah surat pada diri pembuatnya baik perseorangan maupun organisasi. Secara umum fungsi surat diantaranya: Sebagai wakil atau duta orang/organisasi Surat adalah wakil atau duta orang atau organisasi yang berbentuk tertulis. Karena itu, bentuk, bahasa, cara penyampaian, maupun isinya akan berpengaruh terhadap citra orang atau organisasi tersebut. Karena kedudukannya yang begitu penting, maka sebelum surat dibuat, penulis harus memperhatikan pengaruh yang dimungkinkan timbul dari surat tersebut karena citra yang melekat akan sulit untuk mengubahnya. Sebagai alat bukti yang otentik Keunggulan utama komunikasi tertulis (surat) dibandingkan jenis komunikasi lainnya adalah pada aspek pembuktian. Sepanjang aspek sahnya sebuah surat terpenuhi, surat adalah alat pembuktian yang sah terhadap tindakan maupun kesepakatan. Sebagai alat ukut (barometer) kegiatan organisasi Kedinamisan sebuah organisasi dapat dilihat dari jenis dan jumlah, baik yang diterima maupun yang dikeluarkan. Semakin banyak jumlah dan semakin beragamnya jenis surat menunjukkan semakin dinamis sebuah organisasi.
Bahasa Surat | 4

Sebagai dasar pengambilan keputusan Mutu sebuah keputusan ditentukan oleh daya analisis orang yangmengambilnya dan informasi yang digunakan. Salah satu asal informasi tersebut adalah surat. Dengan dukungan informasi tersebut, maka mutu dari sebuah keputusan ditentukan. Alat bantu pengingat Seperti kita ketahui bersama, daya ingat manusia sangat terbatas. Semakin tinggi usia dan keberadaan suatu organisasi, maka semakin banyak urusan dan berakibat semakin banyak pula permasalahan yang dilupakan. Penataan surat yang baik (arsip) akan menyegarkan kembali daya ingat kita kepada kegiatan-kegiatan di masa lalu. Sebagai dasar penelusuran sejarah organisasi Sejarah adalah bagian dari kehidupan perseorangan maupun organisasi yang tidak dapat dilupakan. Karena dengan sejarah kita dapat belajar kesalahan-kesalahan di masa lalu, dan dengan surat dari awal kegiatan organisasi, seseorang dapat melihat perkembangan organisasi tersebut.

II.1.3. Bagian-bagian Surat Sama seperti benda lainnya, surat terdiri dari bagian-bagian yang terkumpul sehingga menjadi suaru kesatuan. Pada praktiknya tidak semua surat terdiri dari keseluruhan bagian surat yang ada pada penjelasan berikut dan itu dapat dijadikan pedoman sejauh manakah pemahaman penulis terhadap cara penulisan surat yang baik. Secara umum bagian surat terdiri dari empat belas bagian yaitu: 1. Kepala Surat Kepala surat adalah bagian dari surat yang menunjukkan eksistensi atau keberadaan pembuat surat. Seperti namanya, kepala surat berada di bagian paling atas sebuah surat. Biasanya kepala surat terdiri dari: a. Logo Perusahaan b. Nama perusahaan dan jenis usahanya c. Alamat perusahaan baik kantor pusat, cabang, maupun website d. Nomor perusahaan, baik nomor pada alamat, telepon atau fax e. Hal-hal lain yang dianggap perlu seperti motto, hiasan tertentu dan sebagainya.

Bahasa Surat | 5

Contoh kepala surat: LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI INDONESIA GEDUNG SENTRA KRAMAT
Jalan Raya Kramat Nomor 7 Jakarta Pusat Phone: (021) 3148636 Fax: (021) 314827 Website: www.kliklp3i.com

2. Nomor Surat Nomor surat adalah kode tertentu dari sebuah surat. Fungsi nomor surat yang paling utama adalah untuk mengetahui kapan surat itu dibuat dan bagian mana yang bertanggung jawab pada sebuah surat. Karena itu nomor surat pada suatu organisasi dibuat berdasarkan standarisasi tertentu. Biasanya nomor surat dibuat dengan kode: AA/BA/BB/CC/DD Keterangan: AA : menunjukkan surat keberapa dibuat pada waktu penulisan surat tersebut BA : menunjukkan perihal surat BB : menunjukkan kode organisasi, biasanya disesuaikan dengan kode daftar klasifikasi arsip di instansi tersebut CC : menunjukkan bulan pada waktu surat dibuat DD : menunjukkan tahun pada waktu surat dibuat Contoh No : 021/PS/H-01/V/07 Keterangan: PS: Pesanan ; H: HRD ; V: bulan 5 (angka romawi) ; 07: tahun 2007 3. Tanggal Surat Tanggal surat menunjukkan tanggal pada waktu surat itu dibuat. 4. Lampiran Lampiran adalah lembar lain dalam sebuah surat. Isi lampiran dapat berupa tabel, daftar harga, foto, booklet, dan sebagainya. Kegunaan dari lampiran adalah sebagai dasar pemeriksaan oleh penerima surat lengkap atau tidaknya surat yang diterima. Isi lampiran juga dapar berupa jumlah lembar atau jenis lampiran. Contoh: Lampiran : 2 (dua) lembar 5. Hal/Perihal Hal/perihal adalah isi ringkas atau resume dari sebuah surat. Kegunaan perihal adalah untuk membantu penerima mengetahui isi surat tanpa membaca surat secara keseluruhan. Contoh: Perihal : Undangan rapat dinas
Bahasa Surat | 6

6. Alamat Tujuan Alamat tujuan adalah bagian dalam surat yang berisi mengenai kepada siapa surat itu ditujukan. Walaupun alamat surat sudah ditulis pada amplop surat, pencantuman alamat ini tetap penting karena seringkali pada praktiknya amplop surat terpisah atau hilang dari suratnya. Contoh: Kepada Yth. Manajer Marketing PT SANYO Jalan Hang Leukir Nomor 23 Ujung Pandang 7. Salam Pembuka Salam pembuka adalah suatu bagian dalam surat yang berisi penghormatan kepada penerima surat. Lazimnya, salam pembuka adalah Dengan Hormat,, tetapi kadangkala dengan salam lain sesuai kebiasaan dari pengirim dan penerima surat. Selain salam pembuka di atas, yang paling sering dipakai adalah salam berdasarkan keagamaan seperti Assalamualaikum wr.wb., Salam Sejahtera, dan sejenisnya atas salam yang biasanya digunakan oleh suku tertentu. 8. Isi Surat Isi surat atau tubuh surat adalah bagian isi surat, yang terdiri dari (1) alinea pembuka, (2) alinea isi (isi pokok surat), dan (3) alinea penutup. (1) Alinea pembuka Alinea pembuka merupakan pengantar isi surat untuk menarik perhatian pembaca kepada pokok surat. Contoh alinea pembuka adalah sebagai berikut. Kami beritahukan bahwa... Dalam rangka peringatan HUT ke-68 RI yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 2013, kami akan... (2) Alinea Isi Isi pokok surat memuat sesuatu yang ingin dikemukakan, dinyatakan, diminta dan lain-lain yang ingin disampaikan kepada penerima surat. (3) Alinea penutup Alinea penutup merupakan kesimpulan yang berfungsi sebagai kunci isi surat atau penegasan isi surat. Selain itu, alinea penutup dapat mengandung harapan penulis atau ucapan terima kasih kepada penerima surat atas perhatiannya terhadap apa yang dikemukakannya di dalam surat. Dengan adanya alinea penutup, berarti pembicaraan telah selesai. Contoh alinea penutup adalah sebagai berikut. Atas perhatian dan bantuan saudara, kami ucapkan terima kasih. Harapan kami, semoga kerja sama kita dapat kita tingkatkan terus. 9. Salam Penutup Untuk menunjukkan rasa hormat dan keakraban pengirim terhadap penerima surat, lazimnya dicantumkan salam penutup yang terletak sesudah kata penutup dan sebelum tanda tangan. Bunyi salam penutup itu bermacam-macam . bergantung pada pertimbangan bagaimana posisi pengirim terhadap penerima surat. Misalnya: Hormat kami, Salam kami, Wassalam,
Bahasa Surat | 7

10. Nama Organisasi/Bagian Organisasi yang menulis surat Nama organisasi atau nama bagian organisasi dibuat apabiloa surat tersebut mewakili organisasi atau suatu bagian dalam organisasi. Namun, untuk surat pribadi, tidak ada pencantuman bagian ini. 11. Jabatan Penanda tangan Surat Jabatan penanda tangan surat perlu dicantumkan untuk mengetahui pada kapasitas apa penanda tangan surat membuat surat. Sama seperti nama organisasi, pencantuman bagian ini hanya untuk surat resmi atau mewakili kepentingan organisasi. 12. Tanda Tangan dan Nama Penanggung Jawab Surat Tanda tangan dan nama penanggung jawab surat wajib dicantumkan untuk semua surat, baik surat pribadi maupun surat resmi. Sebuah surat disebut sah bila surat sudah ditandatangani. Bahkan untuk surat resmi perlu diberi cap/stempel dan surat yang memiliki aspek hukum dan keuangan, harus diberi materai dalam jumlah tertentu. 13. Tembusan Tembusan adalah bagian surat yang menunjukkan kepada siapa lagi sebuah surat dikirim selain kepada penerima surat. Tujuan penulisan tembusan adalah karena keharusan dinas dan untuk memenuhi aspek keterbukaan bagi pengirim dan penerima. Penulisan tembusan kepada arsip merupakan penulisan yang keliru karena setiap surat yang dikeluarkan wajib diarsipkan untuk berjaga-jaga kemungkinan surat tersebut bermasalah pada masa yang akan datang. 14. Inisial Pengonsep dan Pengetik Adalah suatu bagian surat yang menunjukkan siapa yang memberi perintah, mengonsep, dan mengetik surat. Inisial surat biasanya ditulis dengan huruf awal dari nama-nama pihak yang tersebut di atas. Biasanya inisial pemberi perintah dan pengonsep surat ditulis dengan huruf besar sementara inisial pengetik surat ditulis dengan huruf kecil dan pembeda di antara ketiganya adalah berupa garis miring. Contoh: WSA/ZA/at Keterangan: WZA : Wahyono Sasto Amidjojo (pemberi perintah pembuatan surat) ZA : Zaenudin Ahmad (pengonsep surat) at : Aty Tresnowati (pengetik surat)

Bahasa Surat | 8

2. BAHASA SURAT II.2.1 Pengertian Bahasa Surat Bahasa adalah alat komunikasi antar orang-orang dalam masyarakat yang merupakan lambang bunyi suara yang dikeluarkan oleh alat ucapannya. Dengan mempergunakan bahasa, orang dapat mengemukakan buah pikirannya baik secara lisan maupun secara tulisan. Bahasa lisan dipergunakan bilamana antara orang-orang yang berbicara itu berhadapan secara langsung, sedangkan bahasa tertulis dipergunakan apabila orang yang berbicara itu tidak berhadapan secara langsung, melainkan dengan perantaraan surat. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa bahasa surat adalah bahasa yang dilahirkan secara tertulis.

II.2.2 Syarat dan Ciri Bahasa Surat Agar dapat mengerti maksud dan tujuan surat secara jelas, surat harus disusun dengan mengggunakan bahasa yang relatif singkat. Sebelum menulis surat hendaknya dipertimbangkan penyusunan kalimat, arti maupun ketepatan penggunaan kata-katanya. Hindari pemakaian kata-kata yang kurang tepat serta jangan menyinggung perasaan penerima surat. Bahasa yang digunakan juga harus benar atau baku sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, baik tentang ejaan, pemilihan kata, serta penulisan kata dan kalimat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan bahasa surat adalah sebagai berikut: Hindari kata-kata yang panjang dan berbelit-belit Gunakan kata-kata dan istilah yang sudah lazim dipakai Tempatkan tanda baca dengan tepat Gunakan ejaan yang benar Gunakan singkatan yang umum dipakai Salah satu syarat agar surat dikatakan baik adalah jelas dan sopan, hal itu akan dapat dicapai kalau kita menggunakan bahasa praktis. Bahasa praktis, maksudnya adalah: o Menggunakan kata-kata yang minim, yang artinya dimengerti oleh penulis surat. o Penulis mampu menggunakan kata tersebut o Kata yang digunakan sederhana dan umum, bukan kata daerah, asing, dan lain-lain. Selain sebuah keharusan mempergunakan bahasa praktis keberhasilan suatu surat juga dipengaruhi oleh gaya bahasa. Dalam surat menyurat, gaya bahasa sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu. Kedudukan penulis surat terhadap yang dikirimi surat. Persoalan yang akan dikemukakan di dalam surat, misalnya: intruksi, pemberitahuan, permohonan dan sebagainnya. Komponen penilaian bahasa surat yang baik adalah keefektifannya. Untuk itu bahasa surat haruslah logis, wajar, hemat, cermat, sopan dan menarik. Sedapat mungkin dihindari pemakaian kata-kata asing yang sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Bahasa
Bahasa Surat | 9

efektif ialah bahasa yang secara tepat dapat mencapai sasarannya. Bahasa efektif dapat dikenali dari pemakaian bahasa yang: 1. Sederhana Sederhana berarti bersahaja, lugas, mudah, tidak berbelit-belit, baik tentang pemakaian katakatanya maupun kalimatnya. Untuk itu hendaklah dipakai kata-kata yang biasa dan lazim 2. Ringkas Kalimat yang ringkas umumnya lebih tegas dan mudah dipahami sedangkan kalimat yang panjang biasanya lemah dan kabur serta tidak cepat dipahami maksunya. 3. Jelas Jelas berarti tidak samar-samar, tidak meragukan, tidak mendua makna atau tidak menimbulkan salah paham. 4. Sopan Dalam surat-surat resmi bahasa sopan itu dapat dicapai dengan beberapa cara sebagai berikut: o Menggunakan kata-kata yang sopan atau halus o Menggunakan kata sapaan atau kata ganti o Menggunakan kata-kata resmi (bukan kata sehari-hari) 5. Menarik Menarik berarti dapat membangkitkan perhatian, tidak membosankan dan mengesankan pada angan-angan pembaca. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah: o o o o Memahami kedudukan masalah yang dikemukakan. Memahami peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah itu. Mengetahui posisi dan bidang tugasnya. Hal-hal lainnya yang berkaitan dengan ketatausahaan dapat

Bahasa Surat | 10

II.2.3 Penggunaan Bahasa dalam Surat-Menyurat


Agar dapat menulis surat dengan bahasa surat yang baik dan benar, maka perlu diketahui tentang bagaimana teknik penulisannya berdasarkan tata atau aturan berdasarkan ejaan yang sudah disempurnakan (EyD).

Ejaan
Ejaan meliputi penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan unsur serapan. a) Penulisan huruf (Huruf Kapital dan Huruf Miring)

Huruf kapital digunakan untuk: Penulisan huruf pertama dari kata pada awal kalimat Contoh: Ada gula ada semut. Huruf pertama petikan langsung Contoh: Adik bertanya, Kapan kita pulang? Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan Contoh: Ketuhanan Yang Maha Esa Huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang Contoh: Haji Abdul Rozak, Cut Nyak Dien Huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang Contoh: Walikota Rahudman Harahap Huruf pertama nama orang Contoh: Wage Rudolf Supratman Huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa Contoh: Suku Jawa merupakan suku terbanyak di Indonesia. Huruf pertama nama bulan, tahun, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah Contoh: Mudik adalah tradisi yang sudah membudaya pada waktu Lebaran. Huruf pertama nama khas geografi Contoh: Danau terbesar di Indonesia adalah Danau Toba, di Sumatera Utara. Huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama resmi Contoh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Huruf pertama di dalam sebuah buku majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali partikel seperti di, ke, untuk, dan yang tidak terletak pada posisi awal Contoh: Buku Salah Asuhan merupakan buku yang baik untuk dibaca generasi muda. Singkatan, nama gelar, dan sapaan Contoh: Penelitian itu dipimpin oleh Prof. Sunarya.
Bahasa Surat | 11

Huruf pertama yang menunjuk hubungan kekerabatan Contoh: Kapan Bapak berangkat?

Sedangkan huruf miring digunakan untuk: Menuliskan nama buku, majalah, surat kabar yang dikutip dalam tulisan Contoh: Pernyataan tersebut disadur dari harian Kompas edisi Senin, 1 Juni 2009. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata Contoh: Uraian pada bab ini tidak membahas pemakaian huruf besar. Menuliskan nama-nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya Contoh: Apakah kita tidak sebaiknya menggunakan kata penataran untuk kata upgrading?

b)

Penulisan Kata

Beberapa bentuk kata yang harus diperhatikan dalam penulisan adalah: 1. Kata Dasar Kata yang merupakan bentuk asli dan memiliki makna yang berdiri sendiri. Contoh: kantor, buku, rumah, investasi. 2. Kata turunan, terdiri dari: Imbuhan Imbuhan baik itu awalan, sisipan, maupun akhiran harus ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Contoh: bergetar, diperlebar, dibiayai. Awalan atau akhiran Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan. Gabungan antara awalan dan akhiran Gabungan antara awalan dan akhiran pada sebuah kata ditulis serangkai Contoh: memberitahukan, mempertanggungjawabkan, dilipatgandakan. Kombinasi Apabila salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata juga harus ditulis serangkai. Contoh: amoral, antarkota, antikomunis, mahasiswa, purnawirawan. 3. Kata ulang Bentuk kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Contoh: anak-anak, buku-buku, lauk-pauk, mondar-mandir, tunggang-langgang. 4. Gabungan kata, yang terdiri dari: a. Kata majemuk Gabungan kata yang lazim disebut dengan majemuk ditulis terpisah.
Bahasa Surat | 12

Contoh: duta besar, kambing hitam, meja tulis, simpang empat. b. Istilah khusus Gabungan kata yang merupakan istilah khusus, untuk menghindari salah baca atau salah pengertian, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian antara unsur-unsur yang bersangkutan. Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri, ibu-bapak. c. Gabungan kata yang dianggap satu kata Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata dan menghasilkan makna baru ditulis serangkai. Contoh: alhamdulillah, apabila, kacamata, kepada, darimana. 5. Kata ganti Kata ganti ku- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan kata -ku, mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan. 6. Kata depan Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali untuk kata yang dianggap sudah menjadi kesatuan seperti daripada dan kepada. Contoh: Di mana ada Mikha, di situ ada Fatin. 7. Partikel a. Partikel -lah, -kah, dan -tah Partikel -lah, -kah, -tah ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Contoh: Apakah arti cinta?, Bacalah buku ini! b. Partikel -pun partikel pun dipisah dari kata yang mengikutinya, kecuali kata yang sudah padu seperti adapun, meskipun, maupun, walaupun, dan sejenisnya. Contoh: Siapa pun akan tertegun melihat penampilannya. c. Partikel per Partikel per yang berarti mulai, demi dan tiap ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh: Kuliah semester ini mulai per 3 September 2015.

Bahasa Surat | 13

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan informasi tertulis kepada pihak lain. Informasi itu dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, perintah, permintaan atau permohonan, laporan, buah pikiran atau gagasan, dan lainlain. Agar dapat mengerti maksud dan tujuan surat secara jelas, surat harus disusun dengan mengggunakan bahasa yang relatif singkat dan tepat sasaran. Bahasa yang digunakan juga harus benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, baik tentang ejaan, pemilihann kata, serta penulisan kata dan kalimat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan bahasa surat: Hindari kata-kata yang panjang dan berbelit-belit Gunakan kata-kata dan istilah yang sudah lazim dipakai Tempatkan tanda baca yang tepat Gunakan ejaan yang benar Gunakan singkatan yang umum dipakai

3.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka surat menyurat sangatlah penting dalam suatu organisasi karena surat-menyurat merupakan salah satu bagian dari proses komunikasi dalam organisasi yang berbentuk tulisan, proses surat menyurat ini lebih diutamakan untuk lingkungan ekstern organisasi yang sangat berpengaruh dalam menciptakan link organisasi. Dengan adanya surat menyurat yang baik dan rapi, maka dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi yaitu bisa bertahan (Survival) dan bisa tumbuh berkembang (Growth).

Bahasa Surat | 14

Daftar Pustaka
1. Achmad Zen, Wahyono, Korespondensi Bisnis Indonesia, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007. 2. Utami, Sintowati Rini, Bahasa Indonesia untuk Keperawatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1999. 3. http://blogsukrihsb.blogspot.com/2012/02/macam-macam-surat-dan-bahasa-surat.html 4. http://dian4nggraeni.wordpress.com/2013/01/04/penggunaan-tata-bahasa-dalam-suratmenyurat/

Bahasa Surat | 15

Anda mungkin juga menyukai