Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KORESPONDENSIF

Dosen Pengampu:
Muhammad Singgih, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Riska Aprilia : 22113013
2. Yeni Susilawati : 22113018

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)


DARUL FATTAH BANDAR LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “ Korespondensif”. Sebagai mata kuliah Bahasa Indonesia.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan dalam maalah ini


karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca unuk
melengkapi segala kekurangan dan kesalahan makalah ini. kami
jugamengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama
proses penyususnan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1


B. Fokus Masalah ....................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah ................................................................................... 1

BAB II PEMBAHSAN ...................................................................................... 2

A. Dasar Surat Menyurat ............................................................................. 2


1. Pengertian Surat ................................................................................ 2
2. Fungsi Surat ...................................................................................... 2
3. Syarat Syarat Surat Yang Baik .......................................................... 3
4. Bentuk Bentuk Surat ......................................................................... 5
B. Bagian-Bagian Surat dan Fungsinya ....................................................... 6
C. Bahasa Surat ............................................................................................ 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 13

A. KESIMPULAN ....................................................................................... 14
B. SARAN ................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA
15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korespondensif searti dengan surat-menyurat. Korespondensif adalah


suatu kegiatan atau hubungan yang dilakukan secara terus-menerus antara
dua pihak yang dilakukan dengan saling berkiriman surat dari satu pihak
kepada pihak lain dapat atas nama jabatan dalam suatu perusahaan/organisasi
dan dapat atas nama perseorangan (individu).
Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan informasi secara tertulis
dari pihak yang satu kepada pihak lain. Informasi dalam surat dapat berupa
pemberitahuan, pernyataan, permintaan, laporan, pemikiran, sanggahan, dan
sebagainya. Agar komunikasi melalui surat dinilai efektif, maka isi atau
maksud surat harus terang dan jelas, serta tidak menimbulkan salah arti pada
pihak penerima.
Gagasan yang dituangkan dalam surat dapat berupa tujuan atau maksud-
maksud tertentu antara lain: memeberitahukan, memperingatkan,
menanyakan, menjawab, meminta, menawarkan, memerintahkan,
melaporkan, memanggil, memesan, mengirimkan, menjanjikan, memutuskan,
mengantarkan, dan lain-lain.
Oleh karena itu, korespondensi atau surat menyurat cukup penting untuk
dipelajari dan dipahami karena sangat berkaitan dengan menejemen dan
dengan memahami serta mempelajari korespondensi kita akan mempunyai
dasar serta acuan dalam penulisan karya ilmiah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang menjadi dasar dalam penyusunan surat?


2. Apa saja bagian-bagian surat dan bagaimana fungsinya?
3. Bagaimana penggunaan bahasa dalam surat menyurat?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami dasar surat menyurat.


2. Mengetahui dan memahami bagian-bagian surat serta fungsinya.
3. Mengetahui dan memahami cara penggunaan bahasa dalam surat
menyurat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Surat Menyurat


1. Pengertian Surat

Kata surat berasal dari bahasa Arab, yaitu surah yang berarti suatu sarana
komunikasi untuk menyampaikan pernyataan atau pikiran secara tertulis
kepada orang lain. Orang lain di sini dapat diartikan perorangan, badan usaha,
oeganisasi, atau lembaga.
Sebagai akibat perkembangan ilmu dan teknologi modern, sudah banyak
sarana komunikasi mutakhir yang lebih cepat dan praktis yang diciptakan
manusia, seperti teleks, telepon, radio, televisi, telegram, dan sebagainya, di
samping surat sebagai sarana komunikasi secara tertulis. Namun sampai
sekarang ini, surat-menyurat masih tetap penting dan diperlukan sebagai
suatu dokumentasi bagi setiap kegiatan dan perkantoran modern, yang belum
dapat tergantikan sepenuhnya oleh sarana komunikasi lainnya.
Kegiatan surat-menyurat disebut korespondensi. Orang yang mengerjakan
kegiatan surat menyurat disebut koresponden. Kegiatan surat-menyurat dalam
suatu organisasi/badan usaha merupakan suatu kegiatan yang sangat penting,
sehingga dapat dikatakan bahwa surat menyurat itu merupakan urat nadi
dalam suatu lembaga/organisasi. Bila kegiatan surat-menyurat itu berhenti,
dapat pula dikatakan badan usaha/lembaga itu berhenti (pasif). Apabila
kegiatan surat menyurat meningkat dari waktu ke waktu, berarti kegiatan atau
usaha lembaga itu mengalami peningkatan atau kemajuan.
Berdasarkan uraian-uarain tersebut di atas, maka dapat disimpulkan,
bahwa surat adalah buah pikiran seseorang secara pribadi atau seorang
pejabat yang mewakili badan/lembaga yang diutarakan secara tertulis di atas
kertas dan terikat dengan tatacara penulisan tertentu untuk disampaikan
kepada pihak lain, dengan tujuan memperoleh umpan balik sesuai dengan
maksud yang terkandung dalam pikiran tersebut.

2. Fungsi Surat

Di tinjau dari fungsinya, surat merupakan suatu sarana komunikasi tertulis


untuk menyampaikan informasi kepada orang lain atau lembaga. Fungsi surat
sebagai sarana komunikasi masi memegang peranan penting dalam
komunikasi di antara komunikasi lainnya untuk menyampaikan informasi
kepada orang lain atau lembaga adalah sebagai berikut:
a. Surat sebagai media komunikasi
Berkomunikasi berarti mengemukakan buah pikiran/ gagasan/ pesan/
melalui media. Berkirim surat pada hakikatnya melakukan komunikasi,
sehingga tujuan utama penulis surat tercapai dan mendapat tanggapan dari
si penerima surat sesuai dengan informasi yang ingin disampaikan oleh si
penulis surat itu sendiri.
b. Surat sebagai bahan dokumentasi
Surat merupakan dokumen tertulis yang memiliki kegunaan sesuai
dengan isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, surat harus
disimpang dengan sebaik-baiknya, karena surat dapat dipergunakan
sebagai alat pembuktian suatu kegiatan atau keterangan. Surat juga
merupakan pedoman kerja dalam melaksanakan pekerjaan seperti instruksi
dan surat keputusan.
c. Surat sebagai duta suatu lembaga
Surat sebagai duta atau wakil si penulis surat, berarti dengan
perantaraan surat seakan-akan si penulis hadir dihadapan si penerima
(pembaca) surat.
d. Surat sebagai tanda bukti sejarah
Surat sebagai bukti sejarah bila dipergunakan sebagai bahan riset untuk
mengetahi keadaan atau aktivitas suatu organisasi/lembaga pada waktu
yang lampau.
e. Surat sebagai tanda bukti
Surat sebagai tanda bukti tertulis dipergunakan bila sewaktu-waktu
terjadi perselisihan (persoalan) dikemudian hari yang tidak diinginkan
antar lembaga atau perorangan yang mengadakan hubungan surat
menyurat (korespondensi).
f. Surat sebagai alat pengingat
Surat sebagi alat pengingat karena surat dapat diarsipkan dan dapat
dilihat kembali jika sewaktu-waktu diperlukan.
g. Surat berfungsi menjamin keamanan

Dengan menggunakan surat sebagai sarana komunikasi, maka kerahasiaan


dan keamanan serta keterangan lain dalam segala aktivitas dapat terjamin.

3. Syarat-Syarat Surat yang Baik

Surat yang baik haruslah memenuhi syarat-syarat penyusunan sebagai


berikut: Memahami masalah pokok yang akan disampaikan. Agar dapat
menulis surat dengan jelas, pengonsep surat harus benar-benar menyadari
atau memahami dengan baik masalah pokok dan tujuan yang akan

3
disampaikan serta cara yang terbaik dalam penyampaiannya kepada calon
penerima surat supaya maksud tercapai sesuai yang diinginkan penulis surat.

a. Menurut tata bahasa yang baku


Surat sebagai sarana komunikasi resmi tentunya harus menggunakan
bahasa baku agar isi surat mudah dimengerti agar isi suratmudah
dimengerti dan unsur-unsur gramatikanya seperti subjek dan predikat
dinyatakan secara tegas serta tanda-tanda baca digunakan dengan tepat dan
benar.
b. Menggunakan bahasa yang lugas
Bahasa yang digunakan cukup sederhana dan tidak perlu panjang
lebar.
c. Pilihan kata yang tepat
d. Pergunakan istilah-istilah yang sudah umum dipakai dalam surat
menyurat dan jangan membuat singkatan-singkatan yang tidak umum
dipakai serta pergunakan bahasa yang sopan dan hormat.
e. Pemilihan bentuk surat yang tepat Surat sebagai sarana komunikasi
tertulis sebaiknya menggunakan bentuk yang menarik sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam bentuk surat yang digunakan.
f. Isi surat hendaknya ditulis secara terperinci dan jelas.

Untuk menyusun surat yang baik, penulis harus mengindahkan hal-hal


berikut:
a) Menetapkann lebih dahulu maksud surat, yaitu pokok pembicaraan yang
ingin disampaikan kepada penerima surat, apakah itu berupa
pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan, permintaan, laporan atau hal lain.
b) Menetapkan urutan masalah yang akan dituliskan.
c) Merumuskan pokok pembicaraan itu satu persatu secara runtut, logis,
teratur dengan menggunakan kalimat dan ungkapan yang menarik, segar,
sopan, dan mudah ditangkap pembaca.
d) Menghindarkan sejauh mungkin penggunaan singkatan kata atau akronim,
lebih- lebih yang tidak biasa atau singkatan bentuk sendiri.
e) Memperhatikan dan menguasai bentuk surat dan penulisan bagian-
bagiannya.
f) Mengikuti pedoman penulisan ejaan dan tanda baca sebagaimana
digariskan oleh Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan dan Pedoman Pembentukan Istilah dalam Bahasa
Indonesia.

4
4. Bentuk-Bentuk Surat

Ada 7 (tujuh) bentuk dan tataletak penulisan surat resmi yang digunakan
di Indonesia.

a. Bentuk Lurus Penuh (Full Block Style)


Yaitu bentuk surat yang penulisannya semua dimulai dari pinggir
sebelah kiri. artinya, mulai dari tanggal, kata penutup sampai kata
lampiran yang ditulis di sebelah bawah penulisannya dimulai dari kiri.

b. Bentuk Lurus (Block Style)


Bentuk ini adalah yang paling sering digunakan di perusahaan.
Instansi/ lembaga di jajaran Gerakan Pramuka seringkali menggunakan
bentuk ini. Perbedaan dengan Full Block Style ada pada letak tanda tangan
penanggung jawab surat.

c. Bentuk Setengah Lurus (Semi Block Style)


Sebenarnya sama dengan bentuk surat lurus, perbedaannya terletak
pada penulisan isi surat dan tiap alinea baru menjoraok (masuk ke dalam).
pada praktiknya, surat dengan bentuk ini banyak dipergunakan oleh
perusahaan.

d. Bentuk Lekuk (Indented Style)


Penulisan alamat pada surat tidak rata atau berbentuk seperti tangga,
dan setiap alinea baru menjorok kedalam.

e. Bentuk Resmi (Official Style)


Bentuk resmi ini sering digunakan dalam institusi pemerintahan, pada
pengetikannya alamat dalam berada pada sisi sebelah kanan, kemudian
paragraf isi surat menjorok sedikit kedalam, setiap awal paragraf menjorok
5 spasi kedalam.

f. Bentuk Alinea Menggantung (Hanging Paragraph Style)


Sebenarnya juga sama dengan surat bentuk lurus, perbedaannya
hanya pada penukisan alamat dan alineanya. Setiap alinea ditulis rata kiri,
sedang baris berikutnya menjorok kedalam.

g. Bentuk Surat Resmi Gaya Baru


Bentuk surat resmi yang digunakan saat ini adalah bentuk resmi
gaya baru ini.

5
B. Bagian-Bagian Surat dan Fungsinya

Setiap surat resmi terdiri atas bagian-bagian yang lengkap, baik surat niaga
maupun surat resmi dinas pemerintahan. Setiap bagian surat mempunyai
fungsi dan cara penulisan.

1. Kepala surat

Untuk mempermudah mengetahui nama dan alamat kantor/organisasi atau


keterangan lain mengenai badan, organisasi atau instansi yang mengirim
surat tersebut. Dalam kepala surat yang lengkap tercantum:

a. Nama lengkap instansi atau badan usaha,


b. Alamat lengkap,
c. Nomor telepon, teleks, kotak pos, (jika ada),
d. Alamat kawat,
e. Nama kantor cabang,
f. Nama bangkernya,
g. Jenis usaha atau aktivitasnya, dan
h. Gambar-gambar sebagai simbol/larang.

Secara sederhana dapat dikemukakan fungsi kepala surat sebagai berikut:


a. Untuk mengetahui nama dan alamat suatu instansi atau lembaga
(pengirim surat),
b. Sebagai identitas suatu instansi atau lembaga,
c. Sebagai lambang/simbol suatu instansi atau lembaga, dan
d. Sebagai alat promosi
Contoh:
PT SERBA GUNA
JALAN NUSANTARA NOMOR 6
MAKASSAR
2. Nomor surat

Setiap surat resmi yang keluar hendaknya diberi nomor, yang biasanya
dinamakan nomor verbal (urut). Nomor surat dan kode tertentu pada surat
dinas itu berguna untuk:

a. Memudahkan pengaturan dan penyimpanan sebagai arsip


b. Memudahkan penunjukan pada waktu mengadakan hubungan surat
menyurat
c. Memudahkan mencari surat itu kembali bilamana surat diperlukan

6
d. Memudahkan petugas kearsipan dalam menggolongkan
(mengklasifikasikan) penyimpanan surat
e. Mengetahui jumlah surat keluar pada suatu periode tertentu
f. contoh: Nomor: 23/FAKSAS.UH/II/2014 atau No. :
23/FAKSAS.UH/II/2014

3. Tanggal surat

Tanggal surat berfungsi:


a. Untuk memberitahukan kepada si penerima surat, kapan surat itu
ditulis.
b. Untuk memberikan informasi kepada si penerima surat, berapa lama
itu diperjalanan
c. Contoh:
24 Mei 2014

4. Lampiran

Surat yang melampirkan sesuatu misalnya kuitansi atau fotokopi, dalam


bagian surat perlu dituliskan kata Lampiran atau singkatan lamp. yang diikuti
titik dua (:) kemudian jumlah yang dilampirkan dan nama barang yang
dilampirkan serta tidak diikuti tanda baca. Untuk surat resmi ada dua cara
yaitu di bawah nomor (surat resmi) dan di kiri bawah (surat niaga).

5. Hal atau perihal

Sebaiknya pada setiap surat resmi, baik surat dinas pemerintah maupun
swasta (bisnis), selalu dicantumkan pokok atau inti dari surat tersebut.
Hal surat berguna untuk:
a. Menyimpulkan isi surat,
b. Mempermudah si penerima dalam membahas masalah,
c. Contoh Hal : Jadwal Ujian Semester, Hal : JADWAL UJIAN
SEMESTER

6. Nama dan alamat surat

Dalam surat menyurat resmi bahasa indonesia, alamat surat dimulai


dengan kata depan kepada tanpa tanda baca. Di muka nama orang
dicantumkan ucapan penghormatan yang terhormat ( Yth.), kemudian

7
dituliskan kata sebutan saudara (Sdr.), Bapak, Ibu Tuan (Tn.). Jika disebutkna
nama jabatannya, maka tidak perlu memakai sebutan dan tanpa tanda titik.
Nama jalan hendaknya ditulis lengkap. Nama kota biasanya didahului kata
depan di sebagai pengantar nama kota boleh dihilangkan. Nama kota digaris
bawahi secara berimpit atau nama kota ditik dengan menggunakan huruf besar
semuanya tanpa digaris bawahi dan tidak diikuti tanda baca.
Contoh:

Kepada atau
Yth. Sdr. Ahmad Ruyadi Kepada
Jalan Masjid Raya Nomor 35 Yth. Sdr. Drs. Nur Ainun
Di Jln. Salemba Raya No. 76
Makassar JAKARTA

7. Pembuka surat atau salam pembuka

Salam pembuka merupakan tanda hormat penulis sebelum memulai


pembicaraan. Namun untuk surat resmi/dinas pemerintah lazimnya tidak perlu
diberi salam pembuka. Salam pembuka pada surat niaga yang lazim digunakan
ialah kata-kata: Dengan hormat, Saudara …….. yang terhormat, Bapak
……… yang terhormat.

8. Pembuka kata atau alinea pembuka

Merupakan pengantar ke isi surat yang sesungguhnya guna menarik


perhatian pembaca kepada pokok pembicaraan dalam surat tersebut. Contoh
alinea pembuka pada surat yang bersifat pemberitahuan, pernyataan,
permintaan, atau laporan:
a. Dengan ini kami beritahukan bahwa ……
b. Bersama ini kami lampirkan …..
c. Kami mengundang …..
d. Sesuai dengan pemberitahuan ….
e. Dengan sangat menyesal kami beritahukan bahwa …..
f. Perkenankanlah kami melaporkan
g. Menyambung surat kami tanggal … No. ...

Orang sering mengacaukan pemakaian kata : “bersama ini” dan


“dengan ini”dalam menulis surat. Perkataan “bersama ini” hanya dipakai
apabila pada surat ada sesuatu yang disertakan atau dilampirkan. Contoh
alinea pembuka pada surat balasan :

8
a. Sehubungan dengan surat Saudara tanggal …… No. ...
b. Membahas surat Saudara tanggal….. No. ...
c. Memenuhi permintaan Saudara melalui surat tanggal …… No. ...
d. Memperhatikan surat Saudara tanggal ... No. ...
e. Surat Saudara tanggal .... No. .... telah kami terima dengan baik.
Sehubungan dengan itu ……

9. Isi surat atau alinea peralihan

Isi atau pokok surat yang sesungguhnya memuat sesuatu yang


diberitahukan, dilaporkan, ditanyakan, diminta atau hal-hal lain yang
disampaikan pengirim kepada penerima surat. Untuk menghindarkan salah
tafsir dan demi efisiensi, isi surat hendaknya singkat, jelas, tepat dan hormat.
Hindari penulisan kalimat yang panjang dan bertele-tele. Kalimat dalam surat
itu haruslah memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang baku. Misalnya jangan
sampai ada kalimat yang tanpa subyek, atau hanya terdiri dari keterangan
tempat saja.
Isi surat hendaknya disusun dengan baik, untuk itu perlu diperhatikan
pedoman di bawah ini:

a. Tetapkan dahulu maksud yang akan disampaikan, diberitahukan,


dikemukakan, diminta, atau dinyatakan secara jelas,
b. Tetapkan urutan isi surat itu secara sistematis dan logis,
c. Tuliskan isi surat iti dalam alinea-alinea yang jelas,
d. Hendaknya dihindari penggunaan akronimdan singkatan yang
belum lasim,
e. Hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang benar dan tepat,
sederhana, lugas, sopan, logis, dan menarik.
f. Bentuk surat yang tepat dan menarik,
g. Ketikan yang serapi-rapinya.

10. penutup kata atau alinea penutup

Merupakan kesimpulan dan berfungsi sebagai kunci atau penegasan isi


surat. Dalam alinea penutup biasanya mengandung harapan pengirim surat
atau ucapan terima kasih kepada penerima surat dan pembicaraan telah selesai.
Contoh:
a. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
b. Kami berharap kerjasama kita membuahkan hasil baik dan
berkembang terus, terimakasih.
c. Sambil menunggu kabar selanjutnya, kami ucapkan terima kasih.

9
d. Demikian laporan kami, semoga mendapat perhatian Saudara.
e. Besar harapan kami atas terkabulnya permohonan ini dan untuk itu
kami ucapkan terima kasih.

11. Salam penutup atau penutup surat

Fungsi salam penutup ialah untuk menunjukkan rasa hormat dan


keakraban pengirim terhadap penerima surat. Contoh: Hormat kami, Salam
kami, Wassalam.
Pada surat dinas pemerintah tidak dicantumkan salam penutup melainkan
cukup disebutkan nama jabatan atau kantornya, kemudian mencantumkan
nama terang di bawah tandatangan. Dewasa ini di bawah nama terang
dituliskan pula Nomor Induk Pegawai (NIP).

12. Nama terang dan jabatan penanda tangan surat

Surat resmi dianggap sah jika ditandatangani oleh pejabat yang


berwenang. Nama terang penanda tangan dicantumkan di bawah tanda tangan
dengan menggunakan huruf besar pada awal pada awal setiap kata dan diberi
garis bawah atau menggumakan huruf besar semuanya tanpa digaris bawah
serta tidak diikuti tanda baca apa pun di belakang nama penanda tangan.
Penempatan nama jabatan dalam surat dinas pemerintahan, nama jabatan
ditulis lebih dahulu baru diikuti nama terang dibawahnya. Sedangkan dalam
surat niaga, jabatan ditempatkan dibawah nama penanda tangan.
Contoh:

Surat dinas Surat niaga


Rektor, Hormat
kami
Prof. Dr. H. Syaifullah Burhan, M. Sc. H. Akhmad Syrif M., S.H
NIP 130183125 Direktur

13. Tembusan

Tembusan (c.c. = carbon copy;) surat atau tindasan dikirimkan ke


beberapa instansi atau pihak lain yang ada kaitannya dengan surat yang
bersangkutan. Kata tembusan di tuliskan di sebelah kiri bawah
Contoh:
Tembusan:
a. Yth. Dirjen Pendidikan Tinggi
b. Yth. Dirjen Kebudayaan

10
14. Inisial

Inisial atau singkatan biasanya diambil huruf pertama dari nama penyusun
konsep surat dan pengetik surat tersebut. Biasanya hal ini hanya dipakai pada
surat niaga. Gunanya untuk mengetahui siapa konseptor surat tersebut dan
siapa pula pengetiknya, sehingga bila dikemudian hari terjadi kekeliruan,
maka mudah mengurusnya.

C. Bahasa Surat
1. Bahasa surat harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Bahasa baku
b. Bahasa jelas atau tidak bermakna ganda
c. Lugas: tidak mubazir, tidak banyak basa-basi, mengikuti
perkembangan bahasa surat
d. Efektif dan efisien
e. Bahasa padu, tiap gagasan dituangkan dalam 1 paragraf

2.Ciri paragraf yang baik:


a. mengandung kesatuan isi
b. kepaduan antar kalimat
c. ada pengembangan gagasan pokok
d. Bernalar
e. Menarik atau mengandung rasa bahasa: kosa kata tepat, optimis,
menghindari pengungkapan secara langsung hal-hal yang tidak
menyenangkan
f. Taat asas
g.
Contoh Surat
PT PUSPA RAYA
Jalan Manggis Merah 55
Jakarta
Nomor :112/PR/V-03
Lamp :2 (dua) lembar
Perihal :Pengiriman Pesanan Kompor

Kepada
Yth. Sdr. Andri Kusumastuti
Tokoh Indah Ria
Jalan Semangka 132
Jambi

11
Dengan hormat
Memenuhi pesanan surat Saudara nomor 57/IR/V/03 tanggal 2 Mei 2003 tentang
pesanan 50 buah kompor gas, maka dengan ini kami ucapkan terima kasih dan
barang tersebut dalam persediaan kami.
Kami akan mengirimkannya ke alamat saudara dengan kapal J-S primaga, pada
tanggal 16 Mei 3003. Kompor itu kami pak dalam lima peti yang kuat. Setiap peti
berisi 10 kompor, tiap-tiap peti kami beri kode dan nomor KG-1 s.d KG-5.
Bersama ini kami lampirkan selembar faktur dan selembar packinglist. Kami
berharap barang tersebut sampai di tempat dengan selamat. Dan sesudahnya sisa
pembayaran 40% segera dikirimkan melalui BNI 46 sesuai dengan janji Saudara.
Atas pesanan Saaudara kami mengucapkan terima kasih. Kami tunggu pesanan
selanjutnya.

Hormat kami

Yuli Pratama
Menejer Penjualan

Tembusan:
Yth. Direktur PT Puspa Raya
YP/AM

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dasar surat menyurat


a. Pengertian surat
b. Fungsi surat
c. Syarat-syarat surat yang baik
d. Bentuk-bentuk surat

2. Bagian-bagian surat dan fungsinya


a. Kepala surat
b. Nomor surat
c. Tanggal surat
d. Lampiran
e. Hal atau perihal
f. Nama dan alamat surat
g. Pembuka surat atau salam pembuka
h. Pembuka kata atau alinea pembuka
i. Isi surat aau alinea peralihan
j. Penutup kata atau alinea penutup
k. Salam penutup atau penutup surat
l. Nama terang dan jabatan penanda tangan
m. Tembusan
n. Inisial

3. Bahasa Surat
a. Bahasa baku
b. Bahasa jelas atau tidak bermakna ganda
c. Lugas: tidak mubazir, tidak banyak basa-basi, mengikuti perkembangan
bahasa surat
d. Efektif dan efisien
e. Bahasa padu, tiap gagasan dituangkan dalam 1 paragraf

B. Saran
Korespondensi atau surat menyurat cukup penting untuk dipelajari dan
dipahami karena sangat berkaitan dengan menejemen. Dengan memahami
serta mempelajari korespondensi kita akan mempunyai dasar serta acuan
dalam penulisan karya ilmiah.
Dalam praktik di lapangan, masih banyak surat resmi yang penyusunannya
tidak cermat, tidak memenuhi syarat-syarat surat yang baik. Oleh karena itu,
pahamilah aturan-aturan tentang surat yang baik serta milikilah kepandaian
atau keterampilan dalam menyusun surat.
Dengan terselesaikannya makalah ini sebagai bahan diskusi dan memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia kami berharap dapat
menambah pengetahun kepada pembaca dan terkhusus kapada penulis.
Maka dari itu, kami lebih berharap kepada peserta diskusi ataupun
pembaca makalah ini dapat berperan aktif dalam diskusi dengan materi yang
kami paparkan yaitu Korespondensi Bahasa Indonesia.
Kami menyadari bahwa, dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
kesalahan baik dalam penyusunan maupun penulisan. Maka dari itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari Dosen pembimbing serta rekan-
rekan mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini serta makalah yang akan
kami buat selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Suryanto , Alex , Haryanta , Agus . 2006 . Bahasa dan Sastra Indonesia .


Tangerang:Erlangga
.
www.wikipedia.com

15

Anda mungkin juga menyukai