KORESPONDENSIF
Dosen Pengampu:
Muhammad Singgih, M.Pd
Disusun Oleh :
1. Riska Aprilia : 22113013
2. Yeni Susilawati : 22113018
Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “ Korespondensif”. Sebagai mata kuliah Bahasa Indonesia.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
A. KESIMPULAN ....................................................................................... 14
B. SARAN ................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Kata surat berasal dari bahasa Arab, yaitu surah yang berarti suatu sarana
komunikasi untuk menyampaikan pernyataan atau pikiran secara tertulis
kepada orang lain. Orang lain di sini dapat diartikan perorangan, badan usaha,
oeganisasi, atau lembaga.
Sebagai akibat perkembangan ilmu dan teknologi modern, sudah banyak
sarana komunikasi mutakhir yang lebih cepat dan praktis yang diciptakan
manusia, seperti teleks, telepon, radio, televisi, telegram, dan sebagainya, di
samping surat sebagai sarana komunikasi secara tertulis. Namun sampai
sekarang ini, surat-menyurat masih tetap penting dan diperlukan sebagai
suatu dokumentasi bagi setiap kegiatan dan perkantoran modern, yang belum
dapat tergantikan sepenuhnya oleh sarana komunikasi lainnya.
Kegiatan surat-menyurat disebut korespondensi. Orang yang mengerjakan
kegiatan surat menyurat disebut koresponden. Kegiatan surat-menyurat dalam
suatu organisasi/badan usaha merupakan suatu kegiatan yang sangat penting,
sehingga dapat dikatakan bahwa surat menyurat itu merupakan urat nadi
dalam suatu lembaga/organisasi. Bila kegiatan surat-menyurat itu berhenti,
dapat pula dikatakan badan usaha/lembaga itu berhenti (pasif). Apabila
kegiatan surat menyurat meningkat dari waktu ke waktu, berarti kegiatan atau
usaha lembaga itu mengalami peningkatan atau kemajuan.
Berdasarkan uraian-uarain tersebut di atas, maka dapat disimpulkan,
bahwa surat adalah buah pikiran seseorang secara pribadi atau seorang
pejabat yang mewakili badan/lembaga yang diutarakan secara tertulis di atas
kertas dan terikat dengan tatacara penulisan tertentu untuk disampaikan
kepada pihak lain, dengan tujuan memperoleh umpan balik sesuai dengan
maksud yang terkandung dalam pikiran tersebut.
2. Fungsi Surat
3
disampaikan serta cara yang terbaik dalam penyampaiannya kepada calon
penerima surat supaya maksud tercapai sesuai yang diinginkan penulis surat.
4
4. Bentuk-Bentuk Surat
Ada 7 (tujuh) bentuk dan tataletak penulisan surat resmi yang digunakan
di Indonesia.
5
B. Bagian-Bagian Surat dan Fungsinya
Setiap surat resmi terdiri atas bagian-bagian yang lengkap, baik surat niaga
maupun surat resmi dinas pemerintahan. Setiap bagian surat mempunyai
fungsi dan cara penulisan.
1. Kepala surat
Setiap surat resmi yang keluar hendaknya diberi nomor, yang biasanya
dinamakan nomor verbal (urut). Nomor surat dan kode tertentu pada surat
dinas itu berguna untuk:
6
d. Memudahkan petugas kearsipan dalam menggolongkan
(mengklasifikasikan) penyimpanan surat
e. Mengetahui jumlah surat keluar pada suatu periode tertentu
f. contoh: Nomor: 23/FAKSAS.UH/II/2014 atau No. :
23/FAKSAS.UH/II/2014
3. Tanggal surat
4. Lampiran
Sebaiknya pada setiap surat resmi, baik surat dinas pemerintah maupun
swasta (bisnis), selalu dicantumkan pokok atau inti dari surat tersebut.
Hal surat berguna untuk:
a. Menyimpulkan isi surat,
b. Mempermudah si penerima dalam membahas masalah,
c. Contoh Hal : Jadwal Ujian Semester, Hal : JADWAL UJIAN
SEMESTER
7
dituliskan kata sebutan saudara (Sdr.), Bapak, Ibu Tuan (Tn.). Jika disebutkna
nama jabatannya, maka tidak perlu memakai sebutan dan tanpa tanda titik.
Nama jalan hendaknya ditulis lengkap. Nama kota biasanya didahului kata
depan di sebagai pengantar nama kota boleh dihilangkan. Nama kota digaris
bawahi secara berimpit atau nama kota ditik dengan menggunakan huruf besar
semuanya tanpa digaris bawahi dan tidak diikuti tanda baca.
Contoh:
Kepada atau
Yth. Sdr. Ahmad Ruyadi Kepada
Jalan Masjid Raya Nomor 35 Yth. Sdr. Drs. Nur Ainun
Di Jln. Salemba Raya No. 76
Makassar JAKARTA
8
a. Sehubungan dengan surat Saudara tanggal …… No. ...
b. Membahas surat Saudara tanggal….. No. ...
c. Memenuhi permintaan Saudara melalui surat tanggal …… No. ...
d. Memperhatikan surat Saudara tanggal ... No. ...
e. Surat Saudara tanggal .... No. .... telah kami terima dengan baik.
Sehubungan dengan itu ……
9
d. Demikian laporan kami, semoga mendapat perhatian Saudara.
e. Besar harapan kami atas terkabulnya permohonan ini dan untuk itu
kami ucapkan terima kasih.
13. Tembusan
10
14. Inisial
Inisial atau singkatan biasanya diambil huruf pertama dari nama penyusun
konsep surat dan pengetik surat tersebut. Biasanya hal ini hanya dipakai pada
surat niaga. Gunanya untuk mengetahui siapa konseptor surat tersebut dan
siapa pula pengetiknya, sehingga bila dikemudian hari terjadi kekeliruan,
maka mudah mengurusnya.
C. Bahasa Surat
1. Bahasa surat harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Bahasa baku
b. Bahasa jelas atau tidak bermakna ganda
c. Lugas: tidak mubazir, tidak banyak basa-basi, mengikuti
perkembangan bahasa surat
d. Efektif dan efisien
e. Bahasa padu, tiap gagasan dituangkan dalam 1 paragraf
Kepada
Yth. Sdr. Andri Kusumastuti
Tokoh Indah Ria
Jalan Semangka 132
Jambi
11
Dengan hormat
Memenuhi pesanan surat Saudara nomor 57/IR/V/03 tanggal 2 Mei 2003 tentang
pesanan 50 buah kompor gas, maka dengan ini kami ucapkan terima kasih dan
barang tersebut dalam persediaan kami.
Kami akan mengirimkannya ke alamat saudara dengan kapal J-S primaga, pada
tanggal 16 Mei 3003. Kompor itu kami pak dalam lima peti yang kuat. Setiap peti
berisi 10 kompor, tiap-tiap peti kami beri kode dan nomor KG-1 s.d KG-5.
Bersama ini kami lampirkan selembar faktur dan selembar packinglist. Kami
berharap barang tersebut sampai di tempat dengan selamat. Dan sesudahnya sisa
pembayaran 40% segera dikirimkan melalui BNI 46 sesuai dengan janji Saudara.
Atas pesanan Saaudara kami mengucapkan terima kasih. Kami tunggu pesanan
selanjutnya.
Hormat kami
Yuli Pratama
Menejer Penjualan
Tembusan:
Yth. Direktur PT Puspa Raya
YP/AM
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Bahasa Surat
a. Bahasa baku
b. Bahasa jelas atau tidak bermakna ganda
c. Lugas: tidak mubazir, tidak banyak basa-basi, mengikuti perkembangan
bahasa surat
d. Efektif dan efisien
e. Bahasa padu, tiap gagasan dituangkan dalam 1 paragraf
B. Saran
Korespondensi atau surat menyurat cukup penting untuk dipelajari dan
dipahami karena sangat berkaitan dengan menejemen. Dengan memahami
serta mempelajari korespondensi kita akan mempunyai dasar serta acuan
dalam penulisan karya ilmiah.
Dalam praktik di lapangan, masih banyak surat resmi yang penyusunannya
tidak cermat, tidak memenuhi syarat-syarat surat yang baik. Oleh karena itu,
pahamilah aturan-aturan tentang surat yang baik serta milikilah kepandaian
atau keterampilan dalam menyusun surat.
Dengan terselesaikannya makalah ini sebagai bahan diskusi dan memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia kami berharap dapat
menambah pengetahun kepada pembaca dan terkhusus kapada penulis.
Maka dari itu, kami lebih berharap kepada peserta diskusi ataupun
pembaca makalah ini dapat berperan aktif dalam diskusi dengan materi yang
kami paparkan yaitu Korespondensi Bahasa Indonesia.
Kami menyadari bahwa, dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
kesalahan baik dalam penyusunan maupun penulisan. Maka dari itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari Dosen pembimbing serta rekan-
rekan mahasiswa demi kesempurnaan makalah ini serta makalah yang akan
kami buat selanjutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15