Anda di halaman 1dari 13

Makalah Bahasa Indonesia

Isi Dan Sistematika Surat Resmi/Dinas

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT semoga sholawat serta
salam tetap tercurah kepada junjungan nabi kita, nabi bsar Muhammad SAW
karena berkat rahmat dan hidayahnya lah sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah kami ini yang berjudul “Isi Dan Sistemaika Surat Resmi”.

Kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami bapak Ahmad


fatoni,M.Pd. dan kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan di bidang Bahasa Indonesia baik itu terhadap
kelompok kami sendiri maupun terhadap teman-teman sekalian.
DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................................. i
Daftar isI...................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan ……………………………………………………………. 1

BAB II Pembahasan..................................................................................... 2
A. Pengertian Surat Dinas..................................................................... 2
B. Fungsi Surat Dinas........................................................................... 3
C. Syarat-syarat Surat Dinas................................................................. 3
D. Format Surat Dinas.......................................................................... 4
E. Bagian-bagian Surat Dinas.……………………………………….. 5
F. Jenis-jenis Surat Dinas.……………………………………………. 8
G. Penggunaan Bahasa Dalam Surat Dinas…………………………. 10

BAB III Penutup......................................................................................... 15


A. simpulan...................................................................................... 15
B. Saran................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalahah
Surat adalah media komunikasi dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh
seseorang atau lembaga ke seseorang atau lembaga lainnya. Banyak kesalahan
yang sering kita temukan dalam halnya penulisan surat. Maka dari itu makalah ini
membahas tentang seluk beluk surat sehingga dapat memberikan informasi yang
mendalam tentang pembaca.
Pengenalan terhadap jenis dan sifat surat merupakan hal yang penting di
ketahui agar dapat mengambil suatu tindakan atau menyelesaikan sesuatu tugas
yang sesuai dengan isi atau maksud dari surat terebut.
B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan makalah ini lebih terfokus, terarah, dan tidak melebar kami
akan menguraikan beberapa ruang lingkup pembahasannya, yaitu sebagai berikut :
1. Pengertian surat dinas
2. Fungsi surat dinas
3. Syarat-syarat surat dinas
4. Format surat dinas
5. Bagian-bagian surat dinas
6. Jenis-jenis surat dinas
7. Penggunaan bahasa dalam surat dinas
C. Tujuan
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui bagaimana tatacara penulisan surat yang baik dan benar, untuk itulah
makalah ini di buat dengan tujuan untuk mengetahui sistematika cara penulisan
yang baik dan benar serta kita dapat membedakan format dan jenis-jenis surat yang
kita ketemui.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Surat Dinas
Dalam kehidupan sehari-hari manusia akan bergaul dengan sesamanya.
Dalam kedudukannya sebagai karyawan suatu insttansi, ia akan bergaul dengan
tetangganya, dengan ketua RT-nya, dengan ketua RW-nya dan seterusya. Dalam
kedudukan sebagai anggota suatu keluarga, ia akan bergaul dengan saudara-
saudaranya dan dengan kedua orang tuanya. Demikian pula, dalam rangkan
menjamin suatu pemerintahan, suatu instansi atau suatu dapartemen akan
berkomunikasi dengan suatu instansi atau dapartemen yang lain karena kedua
belah pihak saling memerlukan. Dalam dunia bisnis dan dunia ekonomi terjadi
peristiwa yang sama. Berbagai perusahaan akan saling mengisi dan saling
memesan barang yang di produksi perusahaan lain, dan sebagainya.
Dalam pergaulan seperti yang di sebutkan di atas, manusia tidak terlepas
dari saling memberikan informasi, baik secara lisan maupun secara tertulis.
Informasi secara lisan terjadi jika si pemberi informasi berhadap-hadapan atau
bersemuka dengan si penerima informasi. Pemberian informasi melalui telepon ,
radio dan melalui televise masih tergolong ke dalam pemberian informasi secara
lisan. Selanjutnya, informasi secara tertulis terjadi jika pemberi informasi tidak
mungkin dapat berhadap-hadapan dengan penerima informasi dan tidak mungkin
menggunakan media seperti tertera di atas. Sarana komunikasi tertulis yang biasa
digunakan untuk keperluan seperti di gambarkan di atas terdiri dari beberapa
macam, salah satu di antaranya adalah surat. Jadi surat adalah salah satu sarana
komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi dari satu pihak, (orang,
instansi, atau organisasi) kepada pihak lain (orang, instansi, atau organisasi).
Apabila surat dari satu pihak kepada pihak lain itu berisi informasi yang
menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan dinas instansi yang bersangkutan,
surat semacam itu di sebut surat dinas atau surat resmi.

B. Fungsi Surat Dinas


Surat dinas mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Surat dinas sebagai bukti tertulis hitam di atas putih, terutama surat-surat
perjanjian.
2. Surat dinas sebagai alat pengingat karena surat dapat diarsipkan dan dapat dilihat
lagi jika di perlukan.
3. Surat dinas sebagai bukti sejarah, seperti pada surat-surat tentang perubahan dan
perkembangan suatu intansi.
4. Surat dinas sebagai pedoman kerja, seperti surat putusan atau surat intruksi.
5. Surat dinas sebagai duta atau wakil penulis untuk berhadapan dengan lawan
bicaranya. Oleh karena itu, isi surat merupakan gambaran mentalitas pengirimnya.

C. Syarat-syarat Surat Dinas yang Baik


Surat dinas mempunyai beberapa syarat sebagai berikut :
1. Surat dinas sebaiknya menggunakan format yang menarik, tidak terlalu panjang,
serta memakai bahasa yang jelas, padat, adab, dan takzim.
2. Format surat dinas dikatakan menarik jika letak bagian-bagian surat teratur sesuai
dengan ketentuan, bagian-bagian surat dinas tidak di tempatkan seenaknya
menurut keinginan penulis.
3. Surat dinas di usahakan tidak terlalu panjang karena surat yang panjang dan
bertele-tele akan menjemukan.
4. Bahasa surat dinas harus jelas maksudnya mudah di tangkap dan unsur-unsur
dramatikal, seperti subjek dan predikat di nyatakan secara tegas, serta tanda-tanda
baca di gunakan dengan tepat.
5. Bahasa surat dinas harus padat maksudnya langsung mengungkapkan pokok
pikiran yang ingin di sampaikan.
6. Bahasa surat dinas harus adab maksudnya pernyataan yang di kemukakan itu
sopan dan simpatik, tidak menyinggung perasaan si penerima.
Surat dinas merupakan suatu media untuk menyampaikan informasi.
Informasi yang di sampaikan secara tertulis dalam surat dapat berebntuk
pernyataan, pemberitahuan, pertanyaan, permintaan, permohonan, laporan dan
lain-lain.
Informasi akan mencapai sasarannya jika bahasa yang di gunakan dapat
mengungkapkan isi surat sesuai dengan sifat surat serta kedudukan penulis dan
pembaca surat dinas.
D. Format Surat Dinas
Salah satu yang menentukan baik atau kurang baiknya surat dinas
formatnya. Yang dimaksud dengan format surat dinas adalah tata letak atau adalah
posisi bagian-bagian surat dinas. Termasuk di dalamnya penempatan tanggal,
nomor, salam pembuka, salam penutup, tembusan dan lain-lain.
Format surat dinas yang di pakai oleh berbagai instansi di Indonesia, antara
lain format lurus penuh, format lurus, format setengah lurus a, format setengah
lurus b,format takuk atau format bergerigi dan format paragraph menggantung.
Format surat dinas yang sering di jumpai dan digunakan oleh berbagai
instansi, baik pemerintahan maupun swasta, adalah format lurus penuh, format
lurus dan format setengah lurus, baik format setengah lurus a maupun format
setengah lurus b, sedangkan format tekuk atau bergerigi dan format paragraf
menggantung agak langka pemakainnya.
E. Bagian-bagian Surat Dinas
Kepala surat, tanggal surat, nomor surat, lampiran surat, hal atau prihal
surat, alamat yang di tuju, Salam pembuka, paragraf pembuka surat, paragraf isi
surat, paragraf penutup surat, salam penutup, tanda tangan, nama jelas penanda
tangan, jabatan penanda tangan, tembusan dan, inisial
1. Kepala surat
Dalam kepala surat yang lengkap tercantum (biasanya sudah tercetak) :
a) Nama istansi atau badan
b) Alamat lengkap
c) Nomor telpon
d) Nomor kotak pos
e) Alamat kawat,dan
f) Lambing istansi atau logo
g) Alamat kantor
h) Nama bank dan
i) Jenis usaha
Kepala surat berguna untuk memberikan informasi kepada penerima surat
tentang nama,alamat,serta keterangan lainyang berkaitan dengan istansi atau badan
pengirim surat.
2. Tangal surat
Tanggal surat berfungsi untuk memberitahukan kepada si penerima surat
kepada si penerima surat kapan surat itu di tulis. Seperti di ketahui, pengirim surat
kadang-kadang cepat jika menggunakan prangko kilat atau kilat khusus, tapi
kadang-kadang lambat jika menggunakan prangko biasa. Adakalanya pengirim
surat lambat sekali jika mengalami hambatan di perjalanan,seperti sulitnya
transportasi atau alamat yang di tuju terletak di daerah yang terpencil. Dengan
tercantumnya tanggal surat, si penerima akaan mengetahui berapa lama surat itu di
perjalanan.
3. Nomor Surat
Setiap surat dinas yang keluar diberi nomor dan kode. Nomor dan kode surat
berguna untuk memudahkan mengatur menyimpan surat, memudahkan mencari
surat itu kembali jika di perlukan, dan mengetahui setiap waktu banyaknya surat
yang keluar.
4. Lampiran
Penulisan lampiran setelah nomor surat berguna agar penerima surat dapat
meneliti dan melihat kembali banyaknya sesuatu yang di lampirkan. Yang di
lampirkan itu baik berupa buku, fotokopy surat keterangan yang di perlukan,
brosur, kuitansi,dan sebagainya.
5. Hal surat
Penulisan hal setelah lampiran berguna agar pembaca dengan cepat
mengetahui hal yang di bicarakan dalam surat tersebut sebelum membaca isi surat
lengkapnya. Seperti kata nomor dan lampiran, kata halpun harus diikuti tanda titik
tanda titik dua. Hal surat harus di tuliskan dengan singkat, tidak perlu di tulis
panjang-panjang dan tidak di akhiri tanda baca apapaun.
6. Alamat surat
Alamat (bagian dalam) surat di gunakan sebagai petunjuk langsung siapa
yang harus menerima surat. Alamat yang dituju ini, sebenarnya tercantum pula
dalam sampul surat.atau alamat dalam sekaligus dapat berfungsi sebagai alat luar
jika di gunakan sampul berjendela
7. Salam pembuka
Salam pembuka dapat diibaratkan dengan ucapan permisi, punten, atau
ketukan pintu ketika anda bertamu kerumah orang lain. Salam pembuka
merupakan tanda hormat penulis surat sebelum penulis surat berkomunikasi. Salam
pembuka dari surat-surat resmi perlu dipertahankan karena bagian ini merupakan
salah satu penanda surat yang sopan dan adab.
Penulisan salam pembuka mengikuti aturan berikut. Salam pembuka di
cantumkan disebelah kiri satu garis tepi dengan nomor, lampiran, hal dan alamat
surat. Huruf pertama awal kata dituliskan dengan huruf capital,sedangkan kata
yang lain di tuliskan kecil semua kemudian salam pembuka itu di ikuti tanda koma.
8. Isi surat
Isi surat di sebut juga tubuh surat. Bagian inimerupakan bagian yang paling
menentukan tercapai atau tidaknya maksud penulis surat, sesuai dengan keinginan
penulis surat,tergantung pada jelas atau tidaknya bagian ini. Isi surat terbagi
menjadi tiga bagian yaitu:
a) paragraf pembuka
b) paragraph isi surat yang sesungguhnya
c) paragraph penutup
9. Salam penutup
Salam penutup berfungsi untuk menunjukan rasa hormat penulis surat
setelah penulis surat berkomunikasi dengan pembaca surat. Salam penutup di
cantumkan di antara paragrn tandatangan penutup dan tanda tangan pengirim.
Salam penutup yang lazim di gunakan dalam surat-surat dinas bermacam-macam
bergantung pada posisi pengirim terhdp penerima surat.
Huruf awal kata salam penutup ditulis dengan huruf capital, sedangkan kata-
kata lainya ditulis kecil. Sesudah salam penutup dibubuhkan tanda koma.
10. Tanda tangan, nama jelas, dan jabatan
Surat dinas dianggap sah jika di tandatangani oleh pejabat yang
berwewenang, yaitu pemegang pimpinan atau instansi ,lembaga, atau organisasi.
nama jelas penanda tangan jelas dicantumkan di bawah tanda tangan dengan hanya
huruf awal setiap kata di tulis capital, tanpa diberi kurung dan tanpa diberi tanda
baca apapaun. Dibawah nama penanda tangan di cantumkan nama jabatan sebagi
identitas penanda tangan tersebut. Juka akan di cantumkan pula nomor induk
pegawai pejabat yang bersangkutan, pencantumannya di antara nama jelas dan
jabatan. Akan tetapi, sebenarnya pencantuman NIP bukan merupakan suatu
keharusan.
F. Jenis-jenis Surat Dinas
Beberapa jenis surat yang termasuk surat dinas adalah sebagai berikut :
1. Surat permohonan
Surat permohonan berisi permohonan atau permintaan sesuatu kepada pihak
lain. Misalnya permohonan kepada seseorang untuk menjadi pembicara dalam
suatu seminar, permohonan kepada pejabat untuk meresmikan suatu acara,
permohonan untuk menyebarluaskan suatu informasi, permohonan izin,
permohonan mutasi atau pindah tugas dan permohonan peminjaman sesuatu
Surat permohonan lazimnya dikirimkan kepada intansi yang secara struktual
organisasi lebih tinggi. Sementara untuk instansi atau pejabat yang lebih rendah,
lebih tepat di sebut sebagai surat permintaan atau penugasan.
Dalam surat permohonan harus disebutkan pokok-pokok sebagai berikut :
a) Identitas pemohon
b) Isi permohonan
c) Tujuan dan alasan memohon
d) Batas waktu maksimal untuk menjawab permohonan
e) Pernyataan kesungguhan dalam memohon
2. Surat Pemberitahuan
Surat pemberitahuan berisi suatu pengumuman atau sosialisasi informasi
baru yang perlu di ketahui oleh pihak lain yang terkait. Surat ini sifatnya hanya
mengabarkan suatu peristiwa sehingga tidak perlu untuk di tanggapi dalam bentuk
surat.
Secara umum sistematika surat pemberitahuan adalah sebagai berikut :

a) Bagian pembuka, berisi masalah pokok surat


b) Bagian isi, berisi rincian, uraian, keterangan atau penjelasan dari masalah pokok
yang akan diberitahukan
c) Bagian penutup, berisi harapan agar pihak yang dituju memaklumi hal yang
disampaikan
3. Surat Keterangan
Surat keterangan berisi keterangan resmi tentang status atau kondisi seorang
atau barang yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang. Misalnya, surat
berkelakuan baik, surat keterangan sehat terbebas dari narkoba, surat keterangan
tidak mampu dan surat keterangan pengalaman kerja.
Surat ini biasanya di buat oleh pimpinan atau pejabat tinggi dalam suatu
institusi atau permintaan seseorang yang berkepentingan dengan isi keterangannya.
Dalam surat keterangan ini harus disebutkan :
a) Data pribadi dan jabatan pihak yang membuat keterangan
b) Data pribadi pihak yang di terangkan
c) Isi keterangan
d) Keterangan tanggal berlakunya surat
e) Pernyataan bahwa keterangan yang di buat adalah benar
4. Memo dan Nota Dinas
Memo merupakan singkatan dari kata memorandum, yang berasal dari kata
memory yang berarti ingatan. Istilah nota berasal dari kata note yang berarti
catatan. Memo atau nota dinas adalah surat khusu yang dipakai antara pejabat di
lingkungan suatu lembaga. Pemakaian memo tersebut berbeda dengan memo
pribadi.
Memo pribadi dipakai oleh perseorangan dan dapat dikirim kepada siapasaja
asal orang yang dituju sudah kenal baik dengan pengirim memo pribadi itu.

G. Penggunaan Bahasa Dalam Surat Dinas


Dalam pembahasan ini akan dibicakan bagaimana penggunaan bahasa yang
benar dalam bagian isi surat.
Seperti kita sadari, dalam bagian isi surat tercantum pesan penulis yang ingin
disampaikan kepada penerima surat. Agar pesan yang terdapat di dalam surat itu
komunikatif dan mudah dipahami oleh penerimanya, surat, sabagai salah satu jenis
karangan tertulis, hendaknya menggunakan bahasa yang benar, sesuai dengan
kaidah komposisi atau kaidah karang-mengarang. Pembicaraan kaidah komposisi
yang bertalian dengan surat-menyurat mencakupi pemilihan kata, pemakaian ejaan
yang disempurnakan, penyusunan kalimat, dan penyusunan paragraf. Berikut akan
dibahas satu persatu.
1. Pemilihan Kata
Untuk surat-surat resmi perlu dipilihkan kata-kata yang memenuhi syatat
baik atau baku, lazim, dan cermat. Di samping itu, pemakaian ungkapan idiomatik,
ungkapan penghubung, atau ungkapan yang bersinonim harus dituliskan dengan
benar.
a) Kata yang Baik atau Baku
Penggunaan kata-kata dialek yang belum diakui kebakuannya tidak
dibenarkan. Penggunaan kata-kata gimana, ngapain, kenapa, entar, kasih, bikin
betulin, kagak dan cuman termasuk tidak baik. Padanan kata-kata tersebut yang
dianggap baku adalah bagaimana, mengapa, nanti, beri, membuat, memperbaiki,
tidak, dan hanya.
b) Kata yang Lazim
Untuk surat resmi hendaklah dipilihkan kata-kata yang lazim dalam
masyarakat, yaitu kata-kata yang sudah dikenal. Hindarilah perasaan ingin
memperlihatkan keintelekan atau kesarjanaan Anda dengan menggunakan kata
atau istilah asing. Sedapat-dapatnya Anda harus menggunakan kata atau istilah
dalam bahasa indonesia. Gunakanlah kata-kata masukan bukan input, suku
cadang, bukan sparepart; usaha patungan bukan joint venture,
pendekatan bukan approach; lentur bukan flexible; pantau bukan monitor,
peringkat bukan rangking; dampak bukan impact; kendala bukan constraint; loka
karya bukan work shop, dan sebagainya.
c) Kata yang Cermat
Kata-kata memohon ,meminta, menugasi, memerintahkan,
menganjurkan dan menyarankan merupakan kata-kata yang mempunyai arti yang
sama. Dalam hal in, penulis surat dinas hendaknya dapat memilih kata tersebut
dengan tepat sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dalam surat.
Pengunaan sapaan Bapak, Ibu, Saudara, dan Anda hendaknya tepat pula sesuai
dengan kedudukan orang yang dikirimi surat tersebut, apakah penerima surai itu
lebih tinggi pangkat dan kedudukannya, ataukah penerima surat itu sederajat
kedudukannya dengan pengirim surat.
d) Ungkapan Idiomatik
Unsur-unsur dalam ungkapan idiomatik sudah tetap dan senyawa. Oleh
karena itu, unsur-unsur tersebut tidak boleh ditambahi, dikurangi, atau
dipertukarkan. Yang termasuk ungkapan idiomatik itu, antara lain;
Sesuai dengan,
Bertemu dengan,
Berhubung dengan,
Sehubungan dengan,
Bertalian dengan,
Bersamaan dengan,
Sejalan dengan.
Seirama dengan.
Tidak ubahnya seperti,
Berbicara tentang.
Berdiskusi tentang
Bermustawarah tentang
Berkenaan dengan,
Disediakan untuk
Terbuat dari
Terjadi dari
Luput dari
Terdiri atas
Tidak berbeda dengan
Desebabkan oleh
e) Ungkapan Penghubung
Ungkapan penghubung dalam bahasa Indonesia ada dua, yaitu ungkapan
penghubung intrakalimat dan ungkapan penghubung antarkalimat. Ungkapan
penghubung intrakalimat berfungsi menghubungkan unsur-unsur dalam suatu
kalimat. Yang termasuk ungkapan penghubung intrakalimat adalah, antara
lain, baik . . . . maupun, antara . . .dan, seperti dan misalnya, serta demikian dan
sebagai berikut.
f) Ungkapan yang Bersinonim
Ungkapan-ungkapan yang bersinonim berikut tidak digunakan sekaligus
karena penggunaan dua kata yang berarti sama merupakan penulisan yang
mubazir. Penulis surat dinas harus menentukan salah satu di antaranya.
g) Kata-kata yang Bermiripan
Dalam bahasa Indonesia terdapat kata-kata bermiripan, baik dari segi bentuk
maupun dari segi makna. Bahkan, dari segi makna boleh dikatan bahwa kata-kata
tersebut bersinonim. Yang termasuk kata-kata bermiripan, antara
lain, suatu dan sesuatu, masing-masing dan tiap-
tiap, jam dan pukul, serta dari dan daripada.
2. Penerapan Ejaan yang Disempurnakan
Penulis surat dinas sebaiknya menguasai kaidah-kaidah ejaan yang terdapat
dalam Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Harus diakui, selam ini masih ada penulis surat dinas yang kurang
memperhatikan kaidah ejaan. Dalam surat-surat resmi masih terdapat penulisan
yang serangkai, padahal seharusnya terpisah, atau sebaliknya.
3. Penyusunan Kalimat
Kalimat-kalimat yang digunakan dalam surat dinas hendaknya berupa kalimat
efektif, yaitu kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, singkat, dan enak dibaca.
Kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa adalah kalimat yang tidak menyimpang
dari kaidah yang berlaku. Kalimat itu sekurang-kurangnya memiliki subjek dan
predikat. Selanjutnya, kalimat yang digunakan adalah kalimat yang tidak bertele-
tele atau tidak berbelit-belit. Namin, tidak berarti bahwa unsur-unsur yang wajib
ada dalam sebuah kalimat itu boleh dihilangkan. Kemudian, kalimat yang enak
dibaca adalah sopan dan simpatik, tidak bernada menghina atau meremehkan
pembaca.
4. Penyusunan Paragraf
Gagasan penulis yang ditungkan dalam surat hendaklah ditata dan diatur
sedemikian rupa dalam paragraf-paragraf sehingga gagasan itu mudah dipahami
oleh penerima surat. Setiap gagasan disusun dalam satu paragraf yang utuh, yakni
paragraf yang memenuhi syarat adanya kesatuan dan kepaduan. Dengan kata lain,
gagasan yang sama tidak ditungkan dalam beberapa paragraf. Seballiknyam
beberapa gagasan berbeda tidak ditungkan dalam sebuah paragraf yang sama.
Sebuah paragraf dikatakn memiliki kesatuan jika paragraf itu betul-betul
hanya berbicara satu masalah. Selanjutnya, paragraf dikatan memiliki kepaduan
jika kalimat-kalimat yang disusunnya saling berhubungan, dan saling berkaitan.
Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf akan saling berhubungan dan akan saling
berkaitan jika diikat dengan pengait paragraf, yang berupa ungkapan penghubung
antarkalimat, seperti selanjutnya, selain itu, sebaliknya, namun, dan oleh sebab
itu, diikat dengan kata ganti, seperti itu, ini, nya, dan tersebut, atau diikat dengan
pengulangan kata yang dipentingkan.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Surat menyurat adalah salah satu bentuk komunikasi dengan
mempergunakan surat sebgai alat, oleh karna itu surat menyurat merupakan salah
satu alat komunikasi yang sangat penting dan setiap waktu dilakukan dalam tugas
sehari-hari dalam kantor.
Surat merupakan salah satu alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak
dan di tunjukan dari pihak lain untuk menyampaikan berita dengan demikian jelas
bahwa surat sangat penting artinya dalam membantu memperlancar tercapainya
tujuan organisasi.
Perlu di usahakan agar dapat membuat surat dengan baik, sebab penilaian negative
terhadap surat akan dapat mempengaruhi pula penilaian negative dalam organisasi.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka surat menyurat sangatlah penting dalam
suatu organisasi karna surat menyurat merupakan salah satu bagian dari proses
komunikasi dalam organisasi yang berbentuk tulisan, proses surat menyurat ini
lebih di utamakan untuk lingkungan ekstern organisasi yang sangat berpengaruh
dalam menciptakan link organisasi. Dengan adanya surat menyurat yang baik dan
rapi, maka dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi yaitu bisa bertahan dan
bisa tumbuh berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 1996. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam SURAT DINAS.


Jakarta: AKADEMIKA PRESSINDO.
http://dlanfadlan.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai