Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
“MENULIS SURAT RESMI”

Kelompok 3
Gita Medila 201000484205001
Yuanita Andriani 201000484205012
Mike Yulisa Jefri 201000484205002
Joko Arbi 201000484205014

DOSEN PENGAMPU :
Elan Halid, S.S., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN (UMMY)
SOLOK
2021

1
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa  yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya yang berjudul “Menulis Surat Resmi” ini dengan baik meskipun
banyak sekali kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih kepada Ibu Elan
Halid, S.S, M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberi
tugas ini kepada kami.
            Makalah ini berisikan tentang pembelajaran bagaimana menulis surat resmi
yang baik dan benar. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
            Akhir kata, kami sampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

Solok, 7 Juli 2021


                                                                         

   Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................2

DAFTAR ISI .........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................4

A. Latar Belakang ..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah .........................................................................................4

C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5

A. Surat Resmi dan Pembagiannya ...................................................................5

B. Bentuk- Bentuk Surat ...................................................................................7

C. Penulisan Bagian-Bagian Surat ...................................................................10

BAB III PENUTUP .............................................................................................16

A. Kesimpulan .................................................................................................16

B. Saran ...........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................17

.
BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
. Zaman sekarang ini, tentunya ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat
berkembang pesat apalagi di era globalisasi ini. Teknologi rata-rata telah hidup
bersama manusia, tak khayal teknologi yang kerap memanjakan manusia cenderung
membuat manusia menjadi seorang yang pemalas. Teknologi ini bermacam-macam
bidangnya, salah satunya teknologi di bidang informasi dan komunikasi.
Sekarang untuk mendapatkan informasi kita tak harus lagi bertanya secara
langsung kepada orang yang ahli atau pergi membaca ke perpustakaan, tetapi cukup
dengan sebuah telepon genggam atau computer kita dapat mencarinya di google
dengan mengetik kata kunci saja. Berjuta informasi rata-rata terdapat di google.
Begitu juga dengan media komunikasi. Kita tak harus lagi menulis surat dan pergi ke
kantor pos untuk mengirimnya serta menunggu beberapa hari atau bahkan beberapa
minggu untuk menerima balasannya.
Dengan teknologi yang canggih, sekarang kita bisa mengirim sms atau
menggunakan media sosial. Hal ini juga menyebabkan generasi sekarang hanya melek
surat, tetapi tidak melek menulis. Oleh karena itu, penulis ingin memaparkan tentang
bagian dan bentuk-bentuk surat dan cara-cara penulisannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembagian surat resmi ?
2. Apa saja bentuk-bentuk surat resmi?
3. Bagaimana cara menulis surat resmi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui pembagian surat resmi.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui bentuk-bentuk surat resmi.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menulis surat resmi.
BAB II

4
PEMBAHASAN

A. SURAT RESMI DAN PEMBAGIANNYA


1. Pengertian
Surat adalah sehelai kertas atau lebih yang digunakan sebagai alat komunikasi
untuk menyampaikan pernyataan maunpun informasi secara tertulis dari pihak
satu kepada pihak lain. Informasi berupa pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan,
permintaan, laporan, pemikiran, sanggahan, dan lain sebagainya.1
Surat pada hakikatnya adalah suatu bentuk komunikasi tulis antar seseorang
dan orang lain, antara seseorang dan instasi/lembaga/organisasi, atau antar
instasi/lembaga/organisasi dan instasi/lembaga/organisasi lain. Surat masih
beredar saat ini karena, yakni ada beberapa hal yang tidak dapat di lakukan oleh
media komunikasi lain sehingga surat dapat mendukung segala aktivitas manusia
seperti surat dagang, surat perjanjian dan lain sebagainya.2
Menurut Hikmat dan Solihati dalam buku Dewi dkk (2020: 164), pada zaman
dahulu surat berisi dokumen-dokumen pemerintahan yang dikirimkan dari suatu
tempat ke tempat lain. Pengiriman surat tersebut menggunakan transportasi kuda
atau burung merpati sehingga dikenal adanya istilah merpati pos.3

2. Fungsi surat
Adapun fungsi surat sebagai berikut :
a) Alat untuk menyampaikan pemberitahuan, permintaan atau permohonan, buah
pikiran atau gagasan.
b) Alat bukti tertulis, misalnya surat perjanjian.
c) Alat untu mengingat, misalnya surat-surat yang diarsipkan.
d) Bukti historis misalnya surat-surat yang bersejarah.
e) Pedoman kerja, misalnya surat keputusan dan surat perintah. 4
1
Adlan Ali dan Tanzili, Pedoman Lengkap Menulis Surat, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2006), hlm. 1.

2
Ermanto dan Emidar, Bahasa Indonesia Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, ( Padang: UNP
Press, 2013), hlm. 246
3
Rishe Purnama Dewi, Bijak Berbahasa Indonesia, ( Yogyakarta: PT Kanisius, 2020), hlm. 164.
4
Depdikbud, Surat- Menyurat dalam Bahasa Indonesia, seri penyuluhan 2, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, 1991), Hlm. 3.

5
3. Persyaratan Surat
Dalam pembuatan surat resmi ada beberapa hal yang harus dipenuhi yakni.
a) Ditulis dalam bentuk dan isi yang menarik dan sistematis.
b) Disusun secara sederhana dan tidak terlalu panjang.
c) Harus disusun secara jelas, lugas dan komunikatif
d) Menggunakan komunikasi yang sopan dan simpatik, bersifat adab dan hormat.
e) Surat hendaknya bersih, rapi, dan necis. Kertas harus putih tidak, tidak terdapat
coretan atau bekas hapusan.5
4. Jenis Surat
Berikut ini penulis akan memaparkan jenis-jenis surat yaitu :
a) Berdasarkan tujuannya yaitu : surat pemberitahuan, surat pengantar, surat
perintah, surat pesanan, surat permohonan, surat panggilan, surat laporan, surat
susulan, surat keputusan, dan surat kuasa.
b) Berdasarkan sifat isinya yaitu : surat dinas, surat pribadi, dan surat dagang
c) Berdasarkan bentuknya yaitu : surat biasa, memo dan nota, telegram, dan wesel
d) Berdasarkan prosedurnya yaitu : surat masuk dan surat keluar
e) Berdasarkan Jangkauannya yaitu : surat intern dan ekstern
f) Berdasarkan Isinya yaitu : surat rutin dan nonrutin
g) Berdasarkan jumlah penerimanya yaitu : surat biasa, surat edaran, dan
pengumuman
h) Berdasarkan keamanannya yaitu : surat sangat rahasia, surat rahasia, dan surat
biasa.
i) Berdasarkan kegunaannya yaitu : konsep, tembusan, petikan, turunan, lampiran
j) Berdasarkan cara pengirimannya yaitu : surat dibawa sendiri, surat dikirim
dengan kurir, surat dikirim dengan pos. 6
B. BENTUK-BENTUK SURAT

Bentuk atau format surat adalah pola surat menurut susunan letak bagian-
bagian surat. Menurut Hamzah dan Fauziah (2017:6), Format surat merupakan
5
Zaenal Arifin dan Mustakim, Bahasa Indonesia bagi Sekretaris, (Jakarta: Grasindo, 2005), hlm. 25-26.
6
Ermanto dan Emidar, Bahasa Indonesia Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, ( Padang: UNP
Press, 2013), hlm. 251-253

6
salah satu yang dianggap ikut menentukan baik atau kurang baiknya suatu surat
adalah tata letak atau posisi bagian- bagian surat dinas yang dibut. Termasuk
didalamnya mengenai penempatan tanggal, nomor, salam pembuka, salam
penutup, tembusan, dll.7

Menurut pola umum dalam surat-menyurat, ada beberapa macam bentuk


surat adalah sebagai berikut :

1. Bentuk lurus penuh (full block style)


2. Bentuk lurus (full block)
3. Bentuk setengah lurus (semiblock style)
4. Bentuk bertekuk (indented style)
5. Bentuk paragraf menggantung (hanging paragraph style)
6. Bentuk surat America (American style)
7. Bentuk surat Inggris (British style)
8. Bentuk resmi Indonesia 8

Diantara sekian bentuk surat, yang banyak digunakan adalah bentuk lurus,
setengah lurus, dan bentuk resmi Indonesia. Adapun bentuk lurus penuh, takuk
dan paragraf menggantung tampaknya belum banyak digunakan.9

Pemilihan atau pemakaian bentuk surat berbeda-beda pada setiap


organisasi atau instansi, bergantung kepada ketentuan yang berlaku pada
organisasi atau instansi tersebut. Namun demikian, sekarang ada pola yang
dianjurkan pemakaiannya, yaitu bentuk resmi Indonesia.
Dalam pemilihan bentuk atau format surat perlu diperhatikan keterpaduan
tiga faktor yaitu kemudahan, kehematan, dan keserasian (Sudarsa, dkk. 1992:7).
a) Faktor Kemudahan.

Mencakup penulisan bagian-bagian surat yang berbentuk lurus sehingga


lebih mudah dan lebih cepat penulisannya dibandingkan dengan bentuk lekuk.
Hal ini dapat dipahami karena pada bentuk lurus setiap penggantian baris tidak
7
Drs. Muhammad Hamzah dan Andi Neneng Nur Fauziah, S.Pd. Penuntun Praktis Menulis Surat Dinas,
(Makassar: CV. Social Politic Genius, 2017), hlm. 6.
8
Drs. Djoko Purwanto, M.B.A. Komunikasi Bisnis, (Jakarta: Erlangga, 2019), hlm. 153
9
Dra. Mulyati, M.Pd. Terampil Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 188)

7
perlu menggeser pias kiri. Perpindahan pias kiri dapat menggangu kelancaran
pengetikan, sedangkan pada bentuk lekuk, pengetik memerlukan banyak waktu
untuk menggeser pias kiri. Demikian juga halnya dengan penulisan alamat di
sebelah kiri. Hal ini selain lebih mudah karena dimulai dari pias kiri yang lurus,
juga memiliki posisi yang lebih leluasa ke bagian alamat (yang tidak layak)
tidak terjadi. Selain itu, kemudahan bagi pembaca atau penerima surat perlu
diperhatikan.

Bagian surat yang perlu dipahami oleh pembaca dengan sebaik-baiknya


adalah isi surat. Oleh karena itu, bagian ini hendaklah disusun atas paragraf-
paragraf yang mudah serta cepat dibaca. Peralihan paragraf yang dinyatakan
dengan spasi rangkap atau baris pertama paragraf itu dibuat berlekuk ke dalam
sebanyak lebih kurang 5 ketukan.

b) Faktor Kehematan
Pada penulisan surat menurut bentuk lurus penuh, semua bagian surat
ditulis dari garis pias kiri. Jika dilihat dari faktor kemudahan memang sangat
mudah, akan tetapi bentuk seperti itu bersifat boros dalam menggunakan
halaman surat. Penggantian baris yang terus-menerus dapat memadati bagian
surat sebelah kiri, sedangkan bagian surat sebelah kanan kelihatan kosong.
Jadi, salah satu kelemahan bentuk lurus penuh adalah pemakaian halaman surat
yang tidak efektif. Jika dilihat faktor kehematan, bentuk lurus dan setengah
lurus dianggap lebih hemat.
Selain itu, ada beberapa bagian surat yang hanya diperlukan menurut
keperluan surat tertentu. Misalnya, lampiran dan tembusan kadang-kadang
diperlukan dan kadang-kadang tidak diperlukan. Demi kehematan, jika kedua
bagian itu tidak berfungsi sebaiknya tidak dibuat.

c) Faktor Keserasian

Dalam hal ini susunan letak bagian-bagian surat dapat membuat bentuk
surat itu tampak serasi dan kadang-kadang juga tampak tidak serasi. Oleh
karena itu, kepandaian menyusun atau menata bagian-bagian surat sangat

8
diperlukan. Ukuran kertas dan format surat yang memiliki perimbangan yang
tepat dapat menambah keserasian bentuk surat.10

Pemilihan format surat sangat menentukan keserasian bentuk surat. Hal


yang perlu diperhatikan dalam format adalah ketentuan pias kanan dan pias
kiri. Demikian juga, ketentuan pias atas dan pias bawah.
Berdasarkan faktor-faktor yang disebutkan di atas, selanjutnya
dikemukakan bentuk surat resmi Indonesia lama yang ditandai dengan ciri-ciri
berikut ini.
1. Tanggal surat didahului nama tempat.
2. Alamat ditulis di sebelah kanan di bawah tanggal surat
3. Di atas tanda tangan, ditulis jabatan serta instansi pengirim secara
lengkap
Sebagai perbandingan, berikut ini dikemukakan ciri-ciri bentuk surat
Indonesia baru yang dianjurkan pemakaianya saat ini.
1. Tanggal surat ditulis tanpa nama tempat.
2. Alamat ditulis di sebelah kiri.
3. Di atas tanda tangan, hanya ditulis salam penutup.
4. Jabatan ditulis secara singkat di bawah nama terang.11
Menurut Sotyaningrum dalam buku Dewi dkk (2020:167), tentang aspek
kebahasaan yang perlu diperhatikan dalam penulisan surat tanda baca, kata,
kalimat dan paragraf. Kesalahan pemilihan kata, penyusunan kalimat, dan
ketidakpaduan bentuk alinea merupakan hal yang harus dihindari dalam
penulisan surat.12
C. PENULISAN BAGIAN-BAGIAN SURAT
1. Langkah- Langkah Menulis Surat
Untuk menghasilkan surat yang baik, kita perlu merancangnya dengan baik
pula. Berkaitan dengan itu, kita perlu merancangnya dengan baik pula. Kita perlu
10
Depdikbud, Surat- Menyurat dalam Bahasa Indonesia, seri penyuluhan 2, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, 1991), Hlm. 7-8.

11
Ermanto dan Emidar, Bahasa Indonesia Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, ( Padang: UNP
Press, 2013), hlm. 256.
12
Rishe Purnama Dewi, Bijak Berbahasa Indonesia, ( Yogyakarta: PT Kanisius, 2020), hlm. 167.

9
memperhatikan beberapa langkah menulis surat tersebut. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa dalam buku Ermanto (2013: 253) mengenalkan tujuh
langkah penyusunan surat yakni :
a) Persiapan dan perencanaan yang baik
b) Penetapan dan penguasaan masalah
c) Penyusunan pokok masalah dan penguraiannya secara sistematis, runtut, dan
taat asas
d) Penetapan bahan dan data penyusunan
e) Penetapan pihak yang hendak dituju
f) Pemahaman dan penentuan posisi penulis
g) Penggunaan kelengkapan fasilitas yang memadai 13

2. Penulisan Bagian-Bagian Surat


Penulisan surat resmi ini memiliki format yang sedikit berbeda dengan
surat pribadi karena memiliki bagian-bagian yang berbeda dengan surat
pribadi. Bagian-bagian tersebut antara lain adanya kepala surat, nomor surat,
dan tembusan.14
a. Kepala Surat (Heading, Letter Head)
Kepala Surat adalah bagian kepala surat yang diterakan atau dicantumkan
pada bagian atas kertas surat untuk menunjukkan ciri pengenal (identitas)
instansi pengiriman surat.
Dalam penulisan kop surat ada peraturannya yaitu :
1) Nama intasi tidak disingkat,
2) Kata “jalan” tidak disingkat
3) Kata “Telepon” tidak disingkat
4) Kata “Kotak pos” tidak disingkat, tidak di tulis “p.o box” atau “post office box”
5) Kata “alamat kawat” tidak ditulis “cable address”
6) Kata “telepon” dan “kotak  pos” diikuti oleh nomor tanpa diantarai tanda titik
dua (:).

13
Ibid, hlm. 256.

14
Sahrul Romadhon, M.Pd. Manajerial Keterampilan Menulis, (Pamekasan: Duta Media, 2019), hlm. 63.

10
Contoh kepala surat yang salah penulisannya.
P.T. ASRI JAYA
Jln. Pepaya 5-Ciledug-Tangerang-Jawa Barat
PO.Box 519/K.B.Y Telp. 5.865.238
Contoh kepala surat yang telah diperbaiki.
PT ASRI JAYA
Jalan Pepaya 5, Ciledug, Tangerang, Barat
Kotak Pos 519/KBY Telepon. 5865238

Kepala surat berfungsi untuk memberikan informasi kepada masyarakat,


terutama penerima surat, mengenai nama, alamat, nomor telepon, dan keterangan
lain yang berkaitan dengan instansi tersebut, sekaligus berfungsi sebagai sarana
mempromosikan nama instansi atau badan usaha beserta jenis usaha yang
dilakukan.15
b. Penulisan Tanggal Surat
Tanggal surat adalah bagian surat yang menunjukkan hari, bulan, dan tahun
ditulisnya surat tersebut. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus dipenuhi :
1) Nama bulan ditulis dengan huruf
2) Nama bulan tidak disingkat
3) Tanggal di tulis dengan angka, tahun di tulis dengan angka
4) Tidak boleh diikuti tanda baca apapun
Fungsi tanggal surat adalah :
a. Mempermudah penetapan waktu pembalas surat.
b. Mempermudah mengingat kembali serta pengagendannya si penerima.
c. Sebagai referensi dan petunju bagi petugas administrasi dan kearsipan.16
Contoh tanggal surat yang salah : 22-3-1990
Contoh tanggal yang benar: 22 Maret 1990

c. Penulisan Nomor, Halaman, dan Lampiran.

15
Zaenal Arifin dan Mustakim, Bahasa Indonesia bagi Sekretaris, (Jakarta: Grasindo, 2005), hlm. 35.
16
Adlan Ali dan Tanzili, Pedoman Lengkap Menulis Surat, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2006), hlm. 19.

11
Penulisan nomor, lampiran, dan hal harus taat asas. Jika surat tidak disertai,
kata “lampiran” tidak perlu di tulis. Penulisan nomor surat segaris atau sejajar
dengan dengan tanggal surat.
Fungsi nomor surat adalah :
1) Referensi atau petunjuk bagi petugas kearsipan.
2) Petunjuk unit atau departemen asal surat.
3) Mengetahui jumlah surat keluar pada sutu periode tertentu
4) Memudahkan pengaturan dan pencarian jika diperlukan kembali.

Fungsi perihal atau hal surat adalah :

1) Menyimpulkan pokok isi atau intisari surat.


2) Memudahkan penerima mengetahui pokok permasalahannya dan
memberikan jawaban.
3) Sebagai petunjuk bagi petugas administrasi, filling, dan kearsipan.17

d. Penulisan Alamat Surat


Dalam penulisan alamat surat,, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Nama penerima surat harus ditulis secara lengkap dengan huruf kapital hanya
pada setiap awal kata
2) Kata “kepada” tidak  perlu tertulis
3) Kata “yang Terhormat” disingkat “Yth.”
4) Kata sapaan “bapak dan ibu” tidak disingkat, kata “Saudara” cukup fitulis “sdr”.
jika nama penerima surat ditulis lengkap dengan gelar atau pangkat, kata sapaan
tidak digunakan
5) Jika penerima surat yang dituju adalah nama jabatan, kata sapaan tidak
digunakan,
6) Kata “jalan” tidak disingkat
7) Nama yang dituju adalah nama orang dan jabatannya atau nama jabatannya saja
(bukan instansi). 18
17
Ibid, hlm. 19

18
Ermanto dan Emidar, Bahasa Indonesia Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, ( Padang: UNP
Press, 2013), hlm. 259

12
Fungsi alamat surat sebagai berikut.
1) Petunjuk bagi penerima surat.
2) Petunjuk bagi petugas kearsipan.
Contoh alamat surat yang salah :
Yth. Bapak Rektor
Universitas Jayabaya
Jalan Sudirman 17
Jakarta
Contoh alamat surat yang benar :
Yth. Bapak Ansyar
Rektor Universitas Jayabaya
Jalan Sudirman 17
Jakarta
e.  Penulisan Salam Pembuka
Salam pembuka dalam surat dinas merupakan pernyataan rasa hormat pengirim
surat terhadap penerima surat. Pada akhir ungkapan salam pembuka dibubuhkan
tanda koma dan huruf kapital hanya dipakai pada huruf pertama pada awal
ungkapan salam.
Contoh penulisan salam pembuka yang salah :
Dengan Hormat.
Contoh Penulisan salam pembuka yang benar :
Dengan hormat,19
f. Penulisan isi surat
Dalam pembuatan isi surat harus Terdiri dari rujukan, tujuan, dan harapan, ujukan
atau pengantar isi surat ditulis dalam paragraf pembuka, tujuan.

g. Penulisan Salam Penutup


Salam penutup dalam surat dinas merupakan pernyataan rasa hormat pengirim surat
terhadap penerima surat.
Contoh penulisan salam penutup yang salah :

19
Ibid, hlm. 260

13
Hormat Kami.
Salam Takzim.
Wasalam.
Contoh penulisan salam penutup yang benar :
Hormat kami,
Salam takzim,
Wasalam,

h. Penulisan Penulisan Nama Pengirim (Tanda Tangan dan Nama)


Nama pengirim surat ditulis di bawah tanda tangan (di bawah salam penutup).
Tanda tangan diperlukan sebagai keabsahan surat dinas. Dalam penulisan nama
pengirim (dan tanda tangan) perlu diperhatikan hal berikut ini.
1) Nama ditulis di bawah salam penutup.
2) Disertai dengan tanda tangan (untuk keabsahan ) di atas nama.
3) Nama pengirim tidak diberi tanda kurung.
4) Huruf kapital hanya pada awal kata nama pengirim.
5) Nama jabatan atau NIP boleh dicantumkan di bawah nama pengirim

i. Penulisan Tembusan Surat


Tembusan hanya dicantumkan apabila surat itu memang memerlukan tembusan.
Awal kata “tembusan" ditulis dengan huruf kapital (Tembusan), dan diikuti oleh
tanda titik dua (:) dan tanpa digarisbawahi. Ketentuan isi tembusan itu adalah
sebagai berikut.
1) Jika penerima tembusan lebih dari satu, diberi nomor urut sesuai dengan
jenjang jabatan.
2) Tembusan ditujukan kepada orang atau jabatan, bukan nama kantor atau
instansi.
3) Tidak perlu ditulis “kepada yth." atau "yth."

14
4) Tidak perlu ditulis ungkapan untuk perhatian (u.p.), untuk menjadi perhatian,
sebagai laporan, arsip, dan lain-lain yang mengikat.

Berikut ini dikemukakan contoh tembusan yang salah penulisannya :


Tembusan ;
Kepada Yth. Bapak Kepala Bagian Tata Usaha.

Contoh penulisan tembusan yang salah tersebut, seharusnya diperbaiki menjadi


berikut ini :
Tembusan :
Kepala Bagian Tata Usaha

j. Penulisan Inisial
Inisial (sandi) ditempatkan pada bagian paling bawah sebelah kiri bawah
tembusan (kalau ada). Inisal ini merupakan tanda pengenal singkatan nama
pengonsep dan pengetik surat. Inisial berguna untuk keperluan internal
dilingkungan pengirim surat. Misalnya, SS singkatan nama pengetik untuk Susi
Susanti.20

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Suatu bentuk komunikasi tulis antar seseorang dan orang lain , antara
seseorang dan instasi/lembaga/organisasi, atau antar instasi/lembaga/organisasi
dan instasi/lembaga/organisasi lain. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan
menulis surat sangat diperlukan untuk dunia kerja yaitu surat lamaran kerja. Surat
tersebut harus dibuat sesuai dengan peraturan-peraturan yang mengikuti

20
Ibid, hlm. 262

15
perkembangan zaman sehingga dasar yang harus di kuatkan yaitu kemampuan
menulis surat resmi yang sudah mencakup tata cara penulisan surat lamaran kerja.

B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung
jawabkan. Oleh karena itu, segala kritik, saran atau masukan dari pembaca sangat
diharapkan untuk menunjang perbaikan makalah yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Adlan, dan Tanzili. 2006. Pedoman Lengkap Menulis Surat. Jakarta: Kawan
Pustaka.
Arifin, Zaenal dan Mustakim. 2005. Bahasa Indonesia bagi Sekretaris. Jakarta: PT
Gramedia.
Depdikbud. 1991. Surat-menyurat dalam Bahasa Indonesia, seri penyuluhan 2.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

16
Dewi, Rishe Purnama dkk. 2020. Bijak Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: PT
Kanisius.
Ermanto, dan Emidar. 2015. Bahasa Indonesia pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Padang: UNP Press.
Hamzah, Muhammad dan Andi Neneng Nur Fauziah. 2017. Penuntun Praktis
Menulis Surat Dinas. Makassar: CV. Social Politic Genius.
Mulyati. 2017. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: Kencana.
Purwanto, Djoko. 2019. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.
Romadhon, Sahrul. 2019. Manajerial Keterampilan Menulis. Pamekasan: Duta
Media.
 

17

Anda mungkin juga menyukai