Anda di halaman 1dari 36

TUGAS RUTIN

MK. PENDIDIKAN BAHASA


INDONESIA
PRODI S1 PGSD - FIP

Skor Nilai:

TEKS NON AKADEMIK

KELAS E REGULER 2021


OLEH KELOMPOK 4:
1. FRENGKI SIPAHUTAR (1213111052)
2. FRITSWIN SIHOMBING (1213111024)
3. INDRI YOHANA SIRAIT (1213111087)
4. IRMA ARMITA APRIANI (1213111043)
5. IVO ARDILA (1212411018)
6. KENDEDES SIMANULLANG (1213111026)
7. VIDY VICY GULTOM (1212411022)

DOSEN PENGAMPU : SYAIRAL FAHMI DALIMUNTHE, S.Sos., M.I.Kom.

MATA KULIAH: PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga kami masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat
menyelesaikan Tugas Makalah yang membahas tentang ―Teks Non Akademik‖ Kami
berterima kasih kepada Bapak Syairal Fahmi Dalimunthe, S.Sos., M.I.Kom, sebagai dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia yang sudah memberikan bimbingan
serta arahan dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa makalah tugas rutin ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan juga dapat
menambah pengetahuan kita semua untuk lebih memahami tentang teks non akademik.

Medan, Maret 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I.PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II.KAJIAN TEORI................................................................................... 3
2.1 Defenisi Teks Non Akademik .................................................................. 3
2.2 Tujuan Teks Non Akademi ...................................................................... 3
2.3 Fungsi Teks Non Akademik ..................................................................... 4
2.4 Ciri-ciri Teks Non Akademik ................................................................... 4
2.5 Jenis-Jenis Teks Non Akademik .............................................................. 5
2.6 Jenis-Jenis Teks Non Akademik ............................................................. 12
2.7 Perbedaan Teks Akademik dan Non Akademik....................................... 15
2.8 Temuan Kasus Tentang Teks Non Akademik.......................................... 17
BAB III.PENUTUP ......................................................................................... 29
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 29
3.2 Saran ....................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini keterampilan menulis merupakan hal penting dan harus dimiliki oleh
mahasiswa.Keterampilan menulis muncul secara bertahap ketika seseorang itu terbiasa
menulis. Mahasiswa saat ini hidup di zaman modern,sehingga aktivitas menulis tidak
hanya dapat dilakukan di selembar kertas melainkan juga di media massa maupun
berbagai platform media sosial. Dan kegiatan menulis merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami oleh siswa. Karena kegiatan
menulis mempunyai banyak keuntungan, yaitu dengan menulis kita dapat menggali
kemampuan dan potensi diri kita, melalui kegiatan menulis kita dapat mengembangkan
berbagai gagasan serta, menulis adalah salah satu cara untuk mengungkapkan ide atau
gagasan dan juga Keterampilan menulis dapat memberi manfaat untuk kemajuan studi
mahasiswa. Diera saat ini teks non-akademik sangat populer dikalangan masyarakat
seperti: novel, cerpen, dongeng, puisi dan yang lainnya dan juga telah banyak penulis
penulis muda yang semakin berkarya dan tentunya memotivasi para kaum muda lainnya
untuk berkarya
Teks non akademik meru.akan teks yang tidak didasari dengan fakta-fakta yang
sebenarnya. Dan juga teks non Akademik adalah karya yang ditulis tidak berdasarkan
kenyataan dan penalaran ilmiah. Semua jenis karya non ilmiah menyajikan fakta umum
maupun pribadi, namun disajikan tidak dengan metode yang baik dan benar.Biasanya teks
non akademik hanya menggunakan opini penulis tersebut. Atau bisa dikatakan teks non-
akademik ini adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Dan bahasa yang digunakan dalam penulisan
non akademik bersifat informal atau santai bahkan sebagian tulisannya mengandung
bahasa gaul seperti yang dimuat artikel koran, novel, website, pesan teks dan lain-lain.
Mempelajari teks non-akademik ini sangat penting dikalangan masyarakat
khususnya pelajar. Dikarenakan masih banyak kesalahan yang terjadi dalam proses
penulisan, untuk itulah makalah ini dibuat untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mahasiswa tentang apa itu teks non akademik serta jug alangkah langkah yang harus
diperhatikan dalam menulis teks teks non-akademik supaya kiranya mahasiswa dapat
menjadi penulis yang bai dimasa depan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu defenisi teks non-akademik ?
2. Apa itu tujuan dari teks non-akademik ?
3. Apa fungsi dari teks non-akademik ?
4. Bagaimana ciri ciri teks non-akademik ?
5. Apa saja jenis jenis dari teks non-akademik ?
6. Bagaimana langkah langkah menulis teks non-akademik ?
7. Seperti apa perbedaan teks akademik dan teks non-akademik ?
8. Seperti apa contoh temuan kasus tentang teks non-akademik ?

1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu memahami apa itu defenisi teks non-akademik.
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui tujuan dari teks non-akademik.
3. Agar mahasiswa mampu mengetahui fungsi dari teks non-akademik.
4. Agar mahasiswa mampu mengetahui ciri ciri dari teks non-akademik.
5. Agar mahasiswa mampu mangetahui jenis jenis dari teks non-akademik.
6. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana langkah langkah menulis teks non-akademik.
7. Agar mahasiwa mengetahui perbedaan antara teks akademik dan teks non-akademik.
8. Agar mahasiswa mampu mengetahui contoh temuan kasus mengenai teks non-
akademik.

2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Defenisi Teks Non Akademik
Bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran wajib yang ada di sekolah dasar.
Teks akademik dan non akademik merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran
bahasa Indonesia. Jika teks akademik sering disebut teks ilmiah. Lalu apa teks non
akademik? Menurut Djuruto Toto (2019) menjelaskan bahwa teks non akademik
merupakan teks yang penulisannya tidak didukung oleh fakta umum yang biasanya
hanya berdasarkan fakta pribadi dan menggunakan bahasa formal yang populer
menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-
hari. Sependapat dengan pernyataan diatas, Paristiyanti Nurwadani (2016) menjelaskan
bahwa teks non akademik adalah karya tulis non ilmiah atau karangan yang menyajikan
fakta pribadi tentang pengetahuan maupun pengalaman dalam kehidupan sehari-hari,
bersifat subjektif dan tidak didukung oleh fakta umum. Sedangkan menurut Tri Wiratno
(2016) mengungkapkan bahwa teks non akademik merupakan segala sesuatu yang diluar
nalar hal-hal bersifat ilmiah dan tidak menerapkan satu teori tertentu dan teks non
akademik dapat dikatakan karya tulis non ilmiah.
Berdasarkan ketiga pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
teks non akademik merupakan teks yang penulisannya tidak didukung oleh fakta umum
maupun penalaran ilmiah tetapi berdasarkan fakta pribadi yang membahas tentang
pengetahuan dan pengalaman kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa formal yang
populer dan biasanya teks non akademik disebut dengan karya tulis non ilmiah.

2.2 Tujuan Teks Non Akademik


Teks non akademik memiliki beberapa tujuan. Berikut tujuan dari penulisan teks
non akademik diantaranya:
1. Sebagai hiburan karena menceritakan suatu peristiwa yang menarik.
2. Sebagai media mengekspresikan perasaan dan pengalaman penulis.
3. Sebagai penyajian fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Sebagai pengembangan nilai praktis, normatis dan estetis.

3
2.3 Fungsi Teks Non Akademik
Teks non-akademik adalah teks yang didalamnya tidak bertujuan untuk
menyampaikan sebuah ilmu pengetahuan dan biasanya diperuntukkan untuk sebuah
hiburan semata contohnya adalah novel, cerpen, puisi, dll. Fungsi lain dari teks non-
akademik adalah sebagai berikut:
 Media hiburan.
 Media pengekspresian perasaan penulis. Untuk mengembangkan dan memperbanyak
nilai prkatis, normatis, dan estetis.

2.4 Ciri- Ciri Teks Non Akademik


Adapun ciri-ciri teks non Akademik adalah sebagai berikut:

a. Teks non-akademik merupakan karya yang ditulis tidak berdasarkan pada penalaran
ilmiah dan tidak terpaku pada suatu teori tertentu.
b. Teks non akademik adalah teks yang penulisannya tidak didukung fakta umum yang
biasanya hanya menggunakan fakta pribadi.
c. Teks non akademik juga disebut sebgai teks non ilmiah. teks non akademik adalah
teks yang lebih mengandung opini penulis dan tidak mengandung unsur ilmiah
ataupun sebuah penelitian.
d. Teks non akademik memiliki ciri - ciri bersifat subjektif, tidak didukung fakta umum,
dan biasanya menggunakan bahasa populer sehari-hari. Wujud teks non akademik
yaitu novel, majalah, puisi, dll.
Ciri- ciri teks akademik secara lebih jauh bserta perbedaannya dengan teks non
akademik disajikan dalam tabel berikut:
No Teks Akademik Teks Non Akademik
1 Sederhana dalam struktur kalimat. Rumit dalam struktur kalimat.
2 Padat informasi. Cenderung tidak padat informasi.
3 Padat kata-kata leksikal. Padat kata-kata struktural.
4 Banyak memanfaatkan nominalisasi. Cenderung sedikit memanfaatkan
nominalisasi.
5 Banyak menggunakan metafora Cenderung sedikit memanfaatkan
gramatika melalui ungkapan inkongruen. metafora gramatika,sehingga tidak
banyak mengandung ungkapan

4
inkongruen.
6 Banyak menggunakan istilah teknis. Cenderung sedikit memanfaatkan
istilah teknis.
7 Bersifat taksonomik dan abstrak. Lebih konkret dan cenderung tidak
bersufat taksonomik.
8 Banyak emanfaatkan sistem pengacuan Tidak menunjukkan pengacuan esfora
esfora. sebagai ciri penting.
9 Banyak memanfaatkan proses rasional Tidak menonjol pada salah satu jenis
identifikatif dan proses relasional proses.
atributif.
10 Bersifat monologis dengan banyak Bersifat dialogis dengan
mendayagunakan kalimat indikatif- mendayagunakan jenis kalimat yang
deklaratif. lebih bervariasi.
11 Memanfaatkan bentuk pasif untuk Menekankan kepada pelaku dalam
menekankan pokok persoalan,bukan peristiwa dialog,sehingga pelaku
pelaku, sehingga teks akademik menjadi peristiwa menjadi lebih penting dan
objektif. menimbulkan sifat subjektif.
12 Seharusnya tidak mengandung kalimat Sering mengandung kalimat minor.
minor.
13 Seharusnya tidak mengandung kalimat Sering mengandung kalimat
takgramatikal. takgramatikal.
14 Tergolong ke dalam genre faktual. Tergolong ke dalam genre yang lebih
bervariasi,dapat faktual atau fiksional.

2.5 Jenis- Jenis Teks Non Akademik


2.5.1 Dongeng
Dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar
terjadi. Dongeng diceritakanterutama untuk hiburan, meskipun kenyataannya
banyak dongeng yang melukiskan kebenaran,mengandung pelajaran moral, atau
sindiran.
Menurut Hanis dalam Gunawan, dkk (2019 )menyatakan bahwa Dongeng
merupakan suatu cerita yang sifatnya fiksi dan bersifat menyenangkan (menghibur)
bagi yang mendengarkannya didalamnya sering didalamnya terkandung unsur-

5
unsur petuah pula.Sedangkan menurut Fitroh dan Sari (2015). Dongeng merupakan
rangkaian peristiwa nyata atau tidak nyata yang disampaikan secara sederhana dan
mengandung pesan moral yang baik. Sementara dalam KBBI.web.id menjelaskan
bahwa Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi tentang kejadian
zaman dulu.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dongeng adalah cerita
nyata ataupun tidak nyata yang diangkat menjadi sebuah cerita fiksi yang
menghibur dan memiliki makna tersendiri.

Cuplikan Dongeng “ Gajah dan Si Kerbau‖


Seekor gajah yang bersahabat dengan seekor kerbau pembajak milik dari
petani desa. Setiap kali kerbau membajak sawah, gajah selalu menemaninya. Pada
suatu hari pak tani berpesan pada kerbau agar menjaga barang-barangnya biar tidak
diambil oleh monyet liar dari hutan. Dari dulu kerbau ingin sekali jalan-jalan
kehutan mumpung pak tani pergi lalu ia mengajak gajah, kata gajah ―sebaiknya
kamu memasukkan gerobak itu dulu karena banyak barang-barang pak tani
didalamnya, kalau dicuri oleh monyet liar itu bisa-bisa pak tani marah‖. Tapi
kerbau tidak mendengarkannya kerbau tetap berangkat ke hutan tanpa
memasukkan gerobak kedalam gudang. Alhasil setelah kerbau kembali ternyata
barang –barang pak tani hilang dicuri monyet.....‖

2.5.2 Cerpen
Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa .Menurut Tarsinih
(2018) Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang memaparkan kisah
atau cerita mengenai manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan pendek dan
singkat. Dan menurut H.B Jushin dalam Tarsinih (2018) Cerpen ialah sebuah cerita
yang singkat yang harus memiliki bagian terpenting yakni perkenalan, pertikaian,
serta penyelesaian. Dan menurut Puspitasari (2017) cerpen adalah karya fiksi
berupa prosa dengan mengungkapkan satu permasalahan yang ditulis secara
singkat dan padat yang dibentuk oleh beberapa komponen, yakni tema, alur, latar,
penokohan, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa.
Dari penjelasan tersebut kami simpulkan bahwa cerpen adalah karangan
kisah cerita manusia yang memiliki bagian perkenalan,pertikaian,serta
penyelesaian yang singkat padat dan dibentuk beberapa komponen.

6
Cuplikan cepen ―Persahabatan‖

Di suatu siang yang cerah, terdapat dua orang gadis bernama Lisa dan
Yeni yang sedang mengerjakan tugas sekolah di rumahnya Lisa. Mereka berdua
mengerjakan tugas sekolah dengan serius dan suasananya pun menjadi sangat
hening.Lalu, datanglah teman Lisa yang bernama Rosi di depan rumahnya. Akan
tetapi, Lisa sendiri seakan tak memperhatikan kehadiran Rosi tersebut.―Lisa, itu di
depan pintu ada Rosi yang sudah menunggu kamu, buruan temui dia, kasian sudah
sejak tadi Rosi menunggu kita.‖ Ujar Yeni yang sedang mengerjakan tugas di
rumah Lisa.―Bi, tolong bilang ke Rosi yang ada di depan rumah jika aku sedang
pergi atau bilang lagi tidur gitu ya.‖ Pinta Lisa kepada orang yang dipanggilnya
Bibi, orang yang bekerja sebagai ART di rumahnya.―Baik non, akan Bibi
sampaikan.‖ Jawab si Bibi.―Eh Lisa, kenapa kamu bersikap seperti itu kepada
Rosi? Padahal kan Rosi pastinya sudah datang jauh-jauh untuk datang ke sini,
kenapa malah kamu usir, gak enak kan. Kasian dia, dia juga anak yang baik kok
Lis.‖ Ujar Yeni yang mencoba menasehati Lisa.―Kamu itu gak paham sama Rosi
apa Yen, dari luarnya memang dia tampak seperti orang yang baik, ramah dan juga
manis. Akan tetapi, masa kamu hanya mengukur sifat dan sikap seseorang dengan
semudah itu saja, Rosi itu sekadar tampak manis di luar, tetapi di dalamnya sangat
pahit tahu.‖ Jawab Lisa dengan tatapan yang sinis.―Loh, pahit gimana maksudnya
Lis?‖ Balas Yeni yang masih merasa bingung dengan jawaban Lisa.―Tahu gak sih
kamu Yen, Rosi itu sering banget lho membicarakan keburukan orang lain.
Bahkan, dia juga sering banget membicarakan keburukan temannya sendiri di
belakangnya. Pokoknya bakal banyak banget deh kalo harus dijelasin.‖ Jawab Lisa
dengan nada yang sinis.Rosi itu sangat berbeda dengan kamu, Yen. Meskipun
kamu itu judes dan sering ceplas-ceplos kalau sedang ngobrol sama aku, tetapi
setidaknya kamu memiliki hati yang tulus, Yen. Menurutku, kamu bukan tiper
sahabat yang baik di luarnya saja, tetapi di dalamnya busuk. Dalam hubungan
pertemanan, aku tak memerlukan penampilan luar dari seseorang, Yen‖ Jelas Lisa
panjang lebar kepada Yeni.

7
2.5.3 Drama
Drama pada hakikatnya merupakan salah satu bagian dari karya sastra yang
dapat membangun lakon menjadi semakin menarik. Menurut Koshasi dalam
Mahmud,dkk (2021)drama adalah bentuk karya sastra yang bertujuan
menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui
lakuan dan dialog.Sedangkan menurut Suyoto dalam Marantika (2014) drama
adalah kisah kehidupan manusia yang dikemukakan di pentas berdasarkan naskah,
menggunakan percakapan, gerak laku, unsur-unsur pembantu sepeerti tatat
panggung, serta disaksikan oleh penonton. Sementara menurut Wuloyo Marantika
(2014) drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas
pentas.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa drama adalah cerita gambaran
kehidupan manusia yang menyampaikan masalah masalah yang dipentaskan atau
dilakonkan diatas panggung berdasarkan naskah dan unsur-unsur lain nya.

Contoh cuplikan drama "Tantangan Masa Depan"


Ilham, Mamad, Zahra, Rira, Alan, dan Intan adalah 6 orang yang
sudah bersahabat sejak sekian lama.Berbeda dengan keempat temannya, sikap dan
kepribadian Rira dan Alan sangat kontras dengan pemikiran Ilham, Mamad, Zahra,
dan Intan.Pada suatu hari ketika mereka sedang bertemu, Rira dan Alan mendapat
teguran dari teman-temannya lantaran sikapnya masih saja seperti anak kecil.
Ilham: "Apa sih yang harus kita lakukan supaya keinginan kita itu nantinya bisa
terealisasi dan tidak hanya sekedar mimpi saja? (sambil melirik ke arah Rira dan
Alan)
Mamad: "Ya tentunya harus banyak sekali yang harus kamu lakukan! Sederhananya,
misalkan dari sekarang, kamu harus mulai menata kehidupan dan kepribadian kamu
lebih dewasa lagi!"

Jawaban Mamad sejatinya ditunjukan kepada Riri dan Alan. Pasalnya, sebagai
sahabat ia ingin membuat sahabatnya bersikap lebih baik lagi dan sama-sama belajar
untuk memahami dan menghormati karakter masing-masing, agar pertemanan tetap
terjalin.

8
2.5.4 Novel
Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel berasal dari bahasa Italia
novella, yang dalam bahasa Jerman disebut novelle dan novel dalam bahasa Inggris,
dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia. Secara harfiah novella berarti sebuah
barang baru yang kecil, yang kemudian diartikan sebagai cerita pendek yang
berbentuk prosa. Menurut Nurgiyantoro (2013) novel adalah sebuah karya prosa
fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu
pendek. Menurut Kosasih (2012) novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan
sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh.
Selanjutnya Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa ( 2007 : 788) menjelaskan bahwa
novel merupakan karangan prosa yang panjang yang mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan
sifat setiap pelaku.
Berdasarkan defenisi defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa novel
merupakan karya sastra berbentuk prosa yang mengisahkan suatu problematika
kehidupan seseorang ataupun beberapa orang tokoh , baik yang berdasarkan
kenyataan ataupun hanya imajinasi si pengarang novel.

Cuplikan novel ―Laskar Pelangi‖

Tahun lalu SD Muhammadiyah hanya mendapatkan sebelas siswa, dan


tahun ini Pak Harfan pesimis dapat memenuhi target sepuluh. Maka diam-
diam beliau telah mempersiapkan sebuah pidato pembubaran sekolah di
depan para orangtua murid pada kesempatan pagi ini. Kenyataan bahwa
beliau hanya memerlukan satu siswa lagi untuk memnuhi target itu
menyebabkan pidato ini akan menjadi sesuatu yang menyakitkan hati.

―Kita tunggu sampai pukul sebelas,‖ kata Pak Harfan pada Bu Mus dan
seluruh orangtua yang telah pasrah. Suasana hening.

Para orangtua mungkin menganggap kekurangan satu murid sebagai


pertanda bagi anak-anaknya bahwa mereka memang sebaiknya didaftarkan
pada para juragan saja. Sedangkan aku dan agaknya juga anak-anak yang
lain merasa amat pedih: pedih pada orangtua kami yang tak mampu, pedih
menyaksikan detik-detik terakhir sebuah sekolah tua yang tutup justru pada
hari pertama kami ingin sekolah, dan pedih pada niat kuat kami untuk

9
belajar tapi tinggal selangkah lagi harus terhenti hanya karena kekurangan
satu murid. Kami menunduk dalam-dalam.

2.5.5 Roman
Roman adalah suatu karya sastra yang disebut fiksi. Kata fiksi di sini berarti
sebuah karya khayalan atau rekaan. Roman dikenal sebagai satu diantara karya
sastra yang berupa fiksi atau rekaan. Pada masa lalu, keberadaan roman sangat
diperhitungkan dan menjadi andalan penulisan sastra termasuk juga
di Indonesia. Kata roman berasal dari bahasa Perancis ―romantis’ dan ungkapan
Latin “lingua romana” yang bermakna karya sastra dari rakyat biasa. Definisi
roman secara singkat adalah bentuk karya sastra yang menampilkan keseluruhan
hidup seseorang dari lahir hingga ajalnya, beberapa juga mengenal roman sebagai
kisah percintaan. Menurut Leeuwen (dalam Nurgiyantoro, 2010: 15) adalah cerita
prosa yang melukiskan pengalaman-pengalaman batin dari beberapa orang tokoh
yang berhubungan satu dengan yang lainnya dalam suatu keadaan.
Jadi, roman adalah sebuah karya gambaran dunia yang diciptakan oleh
pengarangnya, yang di dalamnya menampilkan keseluruhan hidup suatu tokoh
beserta permasalahannya, terutama dalam hubungan dengan kehidupan sosialnya.

Cuplikan roman singkat ―Kecupan di Batu Nisan ― Oleh Gayatri

Fahri, nama pemuda asal Minangkabau yang bekerja sebagai pembuat


perahu cadik. Fahri hanya pemuda desa yang selalu bermimpi dapat
membahagiakan kedua orang tuanya. Fahri berasal dari keluarga miskin yang
sederhana. Namun, Fahri sungguh pandai. Menomorsatukan pendidikan dan
spiritualitasnya. Dia dikenal sebagai pemuda yang baik budi dan pandai membaca
Al-Quran. Suaranya sangat indah saat menggema melantunkan ayat suci tersebut.
Jikalau tidak ada pesanan perahu atau perbaikan, Fahri ikut bekerja sebagai
penjaga kebun dirumah seorang saudagar kaya bernama Sultan Mahmud.

Sultan Mahmud memiliki seorang putri yang bernama Siti. Disinilah


mereka bertemu dan akhirnya timbul perasaan cinta antara keduanya. Namun,
Fahri mengetahui jalinan kasihnya hanya bisa diangan-angan saja. Siti adalah putri
saudagar kaya yang sudah melenggang hingga keluar negeri. Tidak mungkin bisa
keluarganya mengimbangi Siti. Tetapi ketika cinta sudah menjadi kuat hingga ke
akarnya sepertinya Siti tidak peduli. Fahri sebagai seorang tukang kebun terkadang

10
juga merangkap sopir dan sebagainya. Dirumah Sultan Mahmud, dirinya diterima
dengan baik. Waktu pun berlalu. Hingga pada suatu pagi, Sultan Mahmud
mendengar kabar tentang hubungan Fahri dengan anaknya. Sultan Mahmud
meminta Fahri untuk pergi jauh dari rumahnya dan mempekerjakannya di ladang
peternakan. Sultan Mahmud tidak tega mengusir Fahri karena kebaikan orang
tuanya dulu. Dia hanya memindahkan Fahri ke ladang ternak sapi miliknya yang
jauh dari tempatnya sekarang. Sultan Mahmud berharap dengan jarak yang jauh
tersebut, Siti bisa mudah melupakan Fahri.

2.5.6 Puisi
Puisi adalah bahasa perasaan, yang dapat memadukan suatu respon yang
mendalam dalam beberapa kata. Puisi termasuk salah satu bentuk karya sastra,
kehadiran sebuah puisi merupakan pernyataan seorang penyair pernyataan itu
berisi pengalaman batinnya sebagai hasil proses kreatif terhadap objek seni.
Menurut Kosasih (2012: 97) puisi adalah bentuk karya sastra yang menggunakan
kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi,
majas, rima dan irama yang terkandung dalam puisi disebabkan oleh pemadatan
segala unsur bahasa. Dan menurut Dresden (dalam Padi 2013:21) puisi adalah
sebuah dunia dalam kata. Isi yang terkandung di dalam puisi merupakan cerminan
pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair yang membentuk sebuah dunia
bernama puisi.
Sedangkan menurut Suyuti (dalam Padi 2013:21) puisi adalah pengucapan
bahasa yang memperhitungkan adanya aspek-aspek bunyi di dalamnya, yang
mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang
ditimba dari kehidupan individu dan sosialnya, yang diungkapkan dengan teknik
tertentu, sehingga puisi itu dapat membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam
diri pembaca atau pendengarnya. Dari defenisi diatas puisi merupakan karya sastra
yang menggunakan kata-kata indah dan mengungkapkan pengalaman imajinatif,
emosional, dan intelektual penyairnya.

Puisi ―Aku‖ oleh Chairil Anwar


Aku
Kalau sampai waktuku
„Ku mau tak seorang„kan merayu
Tidak juga kau

11
Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang


Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku


Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari


Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli


Aku mau hidup seribu tahun lagi.

2.6 Langkah- Langkah Menulis Teks Non Akademik


Karya tulis non akademik ini ssama seperti cerita-cerita fiksi dimana bisa
menggunakan imajinasi atau fakta pribadi yang dituangkan menjadi sebuah
cerita.Berikut langkah-langkah menulis karya ilmiah non akademik:
 Pertama, harus menentukan tema dan judul terlebih dahulu sebelum membuat cerita
fiksi dan juga harus bisa menentukan karya tersebut akan berkisah tentang
petualnagan,fantasi,horor,atau fiksi ilmiah.
 Selanjutnya ciptakan tokoh-tokoh yang akan hadir dalam cerita tersebut.Kamu juga
harus menentukan nama dan bagaimana karakter dari pelaku-pelaku dalam cerita
kamu.
 Buat alur dan latar belakang untuk cerita fiksi kamu. Alurnya bisa maju mundur,
atau keuanya. Jangan lupa untuk menciptakn latarnya juga ya.
 Lakukan riset, sekalipun ini cerita fiksi tetapi membutuhkan riset untuk bisa
mengetahui hal-hal penting yang ada dalam ceritamu.
 Kembangkanlah konsep jika semua langkah-langkah tersebut sebuah dilakukan.
Dengan mengembankan cerita, maka akan menjadi lebih luas dan harus
memperhatikan kata- kata sesuai dengan standar yang berlaku.

12
2.6.1 Puisi
Endraswara dalam Anisa Nur Laeli dkk (2013 : 1-8) menyebutkan
langkah-langkah menulis puisi yang terdiri atas tiga tahap yaitu tahap pertama
adalah penginderaan, tahap kedua adalah perenungan, dan tahap yang ketiga adalah
tahap memainkan kata. Dapat diketahui bahwa langkah dalam menulis puisi adalah
sebagai berikut :
a. Menentukan tema
b. Menentukan gaya puisi
c. Membayangkan suasana
d. Menentukan gaya bahasa
e. Mengembangkan kata.

2.6.2 Cerpen
Unsur pembangun cerpen mencakupi tema dan amanat, penokohan, alur,
latar, pusat pengisahan/sudut pandang, dan gaya cerita. Dari hal ini dapat kita
ketahui bahwa tahapan dalam menulis cerpen ada beberapa yakni :
a. Menentukan tema dan amanat
b. Menentukan tokoh dan penokohan
c. Menentukan alur
d. Menentukan latar
e. Membuat Pengisahan / Sudut Pandang
f. Menetukan gaya cerita

2.6.3 Novel
Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa, kisah dalam novel
merupakan karya imajasi yang membahas tentang permasalahan kehidupan
seseorang atau berbagai tokoh. Dalam menulis novel perlu melakukan langkah
sebagai berikut :
a. Pilih genre novel yang akan ditulis
b. Buat garis besar cerita
c. Bangun karakter yang menarik
d. Pilih sudut pandang yang sesuai
e. Kembangkan konflik dan penyelesaiannya
f. Tulis dengan jelas dan presisi dan jangan bertele-tele
g. Tentukan batas waktu

13
h. Konsisten menulis
i. Lakukan revisi dan

2.6.4 Dongeng
Dongeng adalah salah satu cerita prosa yang dianggap tidak benar-benar
terjadi atau fiktif, dongeng memiliki struktur tema, latar, tokoh dan penokohan,
alur, dan amanat. Dari defenisi ini dapat diketahui bahwa langkah menulis
dongeng sebagai berikut :

a. Menentukan tema
b. Menentukan latar
c. Menentukan tokoh
d. Membuat sudut pandang
e. Menciptakan konflik
f. Membuat alur
g. Membuat akhir cerita

2.6.5 Drama
Drama adalah juga salah satu karya sastra yang menggambarkan kehidupan
manusia dengan gerak, drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta
tingkah laku manusia melalui peran dan dialog. Dalam menulis drama ada tahapan
yang harus dilakukan yakni sebagai berikut :
a. Menentukan tema
b. Membuat garis besar cerita
c. Menentukan tokoh dan peran
d. Menentukan pola babak dan adegan
e. Mengembangkan dialog.

2.6.6 Roman
Roman juga termasuk karya sastra yang berbentuk prosa, roman memiliki
persamaan dengan novel hanya saja novel memiliki durasi atau waktu yang
panjang. Dalam menulis novel perlu diperhatikan langkah berikut :
a. Menentukan tema
b. Menentukan tokoh
c. Menentukan alur

14
d. Menentukan latar
e. Menentukan konflik
f. Membuat penyelesaian.

2.7 Perbedaan Teks Akademik dengan Teks Non Akademik.


Perbedaan teks akademik dan teks non akademik perlu dijelaskan secara
memadai dengan mengidentifikasi ciri–ciri yang ada. Ciri–ciri teks akademik antara lain
sederhana, padat, objektif dan logis (Moliono dalam Sohora, 2018). Akan tetapi selama
ini pula belum terdapat bukti-bukti empiris yang diajukan untuk memberikan penjelasan
yang memadai secara linguistic tentang pengertian sederhana, padat, objektif dan logis,
(Wiratno, 2012). Akibatnya ciri–ciri tersebut biasanya hanya dipahami secara naluri
tanpa didasarkan pada data atau teori tertentu.
Pengeksplorasian ciri–ciri keilmiahan pada teks akademik menjadi penting
karena teks akademik merupakan dimensi tersendiri apabila dibandingkan dengan teks
jenis– jenis teks yang lain (Bazerman, dalam Widiastuti, 2013) dan teks akademik
cenderung membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk memahamkan isinya kepada
target pembaca (Martin dan Veel, dalam Abidin, 2014). Secara umum teks akademik
ditandai oleh sifat–sifat baku, logis, lugas dan objektif. Teks akademik diasosiasikan
dengan teks lisan. Teks tulisan bukan teks yang dimediakan dengan tulisan. Sebaliknya
teks lisan bukan teks yang dituturkan secara lisan. Sebagai contoh,teks berita yang
didengarkan di radio adalah teks tulis yang dimediakan secara lisan,dan naskah drama
dalam bentuk dialog adalah teks lisan yang dimediakan dengan tulisan.

Berikut perbedaan teks akademik dan non akademik:

Teks Akademik Teks Non Akademik

1.Sederhana dalam hal struktur kalimat. 1.Rumit dalam struktur kalimat

2.Padat informasi 2.Cenderung tidak padat informasi

3.Padat akan kata – kata leksikal 3.Padat akan kata kata structural

4.Banyak memanfaatkan nominalisasi 4.Cenderung sedikit memanfaatkan


nominalisasi

15
5.Banyak memanfaatkan metafora 5.Cenderung sedikit memnfaatkan
gramatika,dan karenanya banyak metafora gramatika dan karenanya
mengandung ungkapan yang in- tidak banyak mengandung
kongruen ungkapan yang inkongruen

6.Banyak memanfaatkan istilah teknis 6.Cenderung sedikit memanfaatkan


istilah teknis.

7.Bersifat taksonomik dan abstrak 7.Lebih konkret dan cenderung tidak


bersifat taksonomik

8.Banyak memanfaatkan sistem 8.Tidak menunjukkan pengacuan


pengacuan esfora sebagai ciri penting

9.Banyak memanfaatkan proses 9.Tidak menonjol pada salah satu jenis


relasional identifikatif untuk proses
membuat defenisi atau identifikasi
dan proses relasional atributif untuk
membuat deskripsitif

10.Bersifat monologis dan untuk itu lebih 10.Bersifat dialogis dan untuk itu
banyak mendayagunakan jenis mendayagunakan jenis kalimat yang
kalimat lebih bervariasi
indikatif- deklaratif

11.Memanfaatkan bentuk pasif untuk 11.Memberikan tekanan kepada pelaku


memberikan tekanan kepada pokok dalam peristiwa dialog, sehingga
persoalan yang dikemukakan, bukan pelaku peristiwa yang menjadi lebih
kepada pelaku dan akibatnya teks penting tersebut menimbulkan sifat
akademik menjadi objektif bukan subjektif
subjektif

12.Seharusnya tidak mengandung 12.Sering mengandung kalimat minor


kalimat minor.

13.Seharusnya tidak mengandung 13.Sering mengandung kalimat


kalimat takgramatikal takgramatikal

16
14.Biasanya mengambil genre faktual, 14.Mengambil genre yang lebih
seperti deskripsi, prosedur, bervariasi dan dapat factual atau
eksplanasi, eksposisi, dll bukan fiksional.
penceritaan fiktif.

Teks akademik atau yang juga sering disebut teks ilmiah berbeda dengan teks
Nonakademik. Teks akademik dan teks non akademik ditandai oleh ciri-ciri tertentu
(Depdikbud dalam Widiastuti, 2013). Karya tulis ilmiah merupakan salah satu bagian
yang tak terpisahkan dalam kehidupan akademik dalam setiap langkah akademik karya
tulis ilmiah selalu hadir dan menjadi tugas insan akademik guna menundukan derajat
keilmiahannya. Teks akademik atau karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang
membahas ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan
bahasa yang benar. (Abidin dkk, 2014:16). Sedangkan teks nonakademik adalah segala
sesuatu diluar hal-hal yang tersirat ilmiah dan tidak terlaku pada satu teori tertentu. Jadi
teks nonakademik merupakan karya yang penulisannya tidak didukung oleh fakta, yang
biasanya hanya berdasarkan fakta pribadi.

2.8 Temuan Kasus Tentang Teks Non Akademik


2.8.1 Temuan Pertama
Berdasarkan jurnal karya Maya Ulfa Alfianingsih dan Cintya Nurika
Irma (2021) yang berjudul ―Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi
Dalam Antologi Puisi Buku Minta Disayang Karya Rintik Sedu‖ dengan sumber
data yang digunakan adalah puisi dalam antologi puisi Buku Minta Disayang karya
Rintik Sedu yang terbit pada tahun 2021. Ditemukan beberapa kesalahan berbahasa
tataran morfologi dalam menulis teks non akademik berupa puisi yaitu sebagai
berikut.
1) Kesalahan Afiksasi
Kesalahan afiksasi yang ditemukan meliputi (1) pembubuhan depan
(prefiks), (2) pembubuhan tengah (infiks), (3) pembubuhan akhir (sufiks), dan
(4) pembubuhan terbagi (konfiks) dengan pemaparan sebagai berikut:
Data 1
Caramu menatapku terasa memabukkan, sejenak nyaliku ciut (Sedu, 2021).

17
Berdasarkan data (1) di atas, terdapat kesalahan berupa penulisan kata
ciut. Kesalahan tersebut terjadi karena penghilangan prefiks men- pada kata
ciut. Penulisan kata ciut seharusnya ditulis menciut dengan menggunakan
prefiks men-. Dengan demikian, kalimat pada data (1) dapat diperbaiki
menjadi, ―Caramu menatapku terasa memabukkan, sejenak nyaliku menciut.‖

Data 2
Jatuh cinta di umur 20-an emang ribet. Berantemin hal-hal yang sebenarnya
nggak perlu dipusingin (Sedu, 2021).
Berdasarkan data (2) di atas, penulisan dipusingin tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan tersebut terjadi karena penggunaan afiks
yang tidak tepat. Kesalahan penggunaan afiks dalam kata dipusingin terdapat
pada penggunaan sufiks–in. Penulisan kata dipusingin seharusnya ditulis
dipusingkan dengan menggunakan sufiks –kan. Dengan demikian, kalimat
pada data (2) dapat diperbaiki menjadi, ―Jatuh cinta di umur 20-an emang
ribet. Berantemin hal-hal yang sebenarnya nggak perlu dipusingkan.‖

Data 3
Yang harusnya indah, yang bisa redain lelah, malah nambah masalah (Sedu,
2021).
Berdasarkan data (3) di atas, penulisan redain dan nambah tidak sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam kata redain kesalahan terjadi karena
penghilangan prefiksme- dan penggunaan sufiks –in yang tidak tepat.
Penulisan kata redain seharusnya ditulis meredakan dengan menggunakan
konfiks me-/-kan. Dalam kata nambah kesalahan terjadi karena penghilangan
prefiks me-. Penulisan kata nambah seharusnya ditulis menambah dengan
menggunakan prefiks me-. Dengan demikian, kalimat pada data (3) dapat
diperbaiki menjadi, ―Yang harusnya indah, yang bisa meredakan lelah, malah
menambah masalah.‖

18
Data 4
Di satu sisi ingin berdua, di sisi lain kita bahkan belum nyatu sama diri sendiri
(Sedu, 2021).
Berdasarkan data (4) di atas, penulisan nyatu tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia. Kesalahan tersebut terjadi karena penghilangan prefiks me-
pada kata nyatu. Penulisan kata nyatu seharusnya ditulis menyatu dengan
menggunakan prefiksme-. Dengan demikian, kalimat pada data (4) dapat
diperbaiki menjadi, ―Di satusisi ingin berdua, di sisi lain kita bahkan belum
menyatu sama diri sendiri.‖

Data 5
Yang diperjuangin memori sehari, yang harus dikorbanin masa depan sendiri
(Sedu, 2021).
Berdasarkan data (5) di atas, penulisan diperjuangin dan dikorbanin
tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan tersebut terjadi
karena penggunaan afiks yang tidak tepat. Penggunaan afiks yang tidak tepat
dalam kata diperjuangin dan dikorbanin tersebut khususnya pada penggunaan
konfiks di-/–in. Penulisan kata diperjuangin dan dikorbanin seharusnya ditulis
diperjuangkan dan dikorbankan dengan menggunakan konfiks di-/-kan.
Dengan demikian, kalimat pada data (5) dapat diperbaiki menjadi, ―Yang
diperjuangkan memori sehari, yang harus dikorbankan masa depan sendiri.‖

Data 6
Kadang kita udah ketemu orang yang tepat di waktu yang tepat, tapi dianya
nggak bisa ngerasain itu. Mungkin tepat buat kita, belum tentu tepat menurut
dia (Sedu, 2021).
Berdasarkan data (6) di atas, penulisan ketemu dan ngerasain tidak
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan tersebut terjadi karena
penggunaan afiks yang tidak tepat. Penggunaan afiks yang tidak tepat dalam
kata ketemu terdapat pada prefiks ke-. Penulisan kata ketemu seharusnya
ditulis bertemu dengan menggunakan prefiks ber-. Dalam kata ngerasain,
kesalahan penggunaan afiks yang tidak tepat terdapat pada konfiks nge-/-in.
Penulisan kata ngerasain seharusnya ditulis merasakan dengan menggunakan
konfiks me-/-kan. Dengan demikian, kalimat pada data (6) dapat diperbaiki

19
menjadi, ―Kadang kita udah bertemu orang yang tepat di waktu yang tepat,
tapi dianya nggak bisa merasakan itu. Mungkin tepat buat kita, belum tentu
tepat menurut dia.‖
2) Kesalahan Menentukan Bentuk Asal
Suatu kata yang penentuan bentuk asalnya salah, mengakibatkan
kesalahan bentuk penulisannya. Beberapa kesalahan menentukan bentuk asal
sebagai berikut:

Data 7
―Hati-hati, penyesalan datengnya belakangan, lho.‖ (Sedu, 2021).
Berdasarkan data (7) di atas, penulisan datengnya tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan tersebut terjadi karena salah menentukan
bentuk asal dalam kata datengnya. Kata datengnya dianggap terbentuk dari
kata asal dateng, sedangkan kata dateng merupakan bentuk kata tidak baku.
Bentuk baku yang benar adalah kata datang, sehingga penulisan yang tepat
adalah datangnya. Dengan demikian, kalimat pada data (7) dapat diperbaiki
menjadi, ―Hati-hati, penyesalan datangnya belakangan, lho.‖

Data 8
Kalau harus nurutin dia yang cuma bercanda, lebih baik pergi sebelum
kadaluwarsa (Sedu, 2021).
Berdasarkan data (8) di atas, penulisan nurutin tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan tersebut terjadi karena salah menentukan
bentuk asal dalam kata nurutin. Kata nurutin dianggap terbentuk dari kata asal
nurut, sedangkan kata nurut merupakan bentuk kata tidak baku. Bentuk baku
yang benar adalah kata turut, sehingga penulisan yang tepat adalah turutin.
Dengan demikian, kalimat pada data (8) dapat diperbaiki menjadi, ―Kalau
harus turutin dia yang cuma bercanda, lebih baik pergi sebelum kadaluwarsa.‖

2.8.2 Temuan Kedua


Berdasarkan jurnal karya Risna Windika Cahyani dan Ririn Setyorini
(2021) yang berjudul ―Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Cerpen Jasmine Karya
Gol A Gong Terbitan Republika.Co.Id‖ dengan objek yang menjadi kajian dalam
penelitian ini yaitu cerpen berjudul ―Jasmine‖ karya Gol A Gong edisi 27

20
November 2020 yang terbit pada media Republika.co.id. Ditemukan beberapa
kesalahan dalam berbahasa dalam menulis teks non akademik berupa cerpen yaitu
sebagai berikut.
1) Kesalahan Tanda Baca
Berikut ini temuan kesalahan tanda baca:
―Sedang PSBB! Tidak menerima tamu!‖
Aku hendak menutup pintu.
―Papa…‖ Istriku sudah ada di belakangku.
Pada kutipan di atas penggunaan tanda baca titik seharusnya cukup
hanya menggunakan satu saja. Tidak perlu menggunakan lebih dari satu titik.
Selain itu, kutipan di atas merupakan kata seruan yang seharusnya
menggunakan tanda seru bukan menggunakan tanda titik.

―Kamu tarik kursinya ya. Silahkan duduk.‖


Terdengar suara kaki kursi bergesekan dengan lantai keramik.
―Kenal di mana sama Jasmine?‖
Pada kutipan di atas, terdapat kesalahan pada tanda baca yang terdapat
pada kutipan ―Kamu tarik kursinya ya. Silahkan duduk.‖ Kutipan tersebut
jelas menunjukkan tanda perintah kepada tokoh yang sedang di ajak berbicara,
namun penulis menuliskannya dengan mengakhiri tanda baca titik.
Seharusnya, tanda baca yang digunakan dalam kalimat tersebut adalah tanda
seru (!) karena kalimat tersebut merupakan kalimat perintah.

Aku dongkol juga. ―Pakai maskernya.‖ Aku sodorkan kepada istriku. Lalu
bergegas masuk ke ruangan dalam. Tujuanku sekarang ke kamar Jasmine.
Shalat Isya bisa ditunda sebentar. Urusan Jasmine dan anak sialan ini harus
disegerakan juga!
Pada kutipan di atas terdapat kesalahan pada penggunaan tanda baca
yaitu pada penulisan kalimat ―Pakai maskernya.‖ Kalimat tersebut merupakan
kalimat perintah yang seharusnya apabila dituliskan harus menggunakan tanda
baca seru (!). Namun, penulis menggunakan tanda baca titik di akhir kalimat
tersebut. Hal ini menunjukkan kesalahan berbahasa pada tanda baca.

21
Wajah Jasmin memancarkan perasaan kaget dan kecewa. ―Jangan takut,
Sayang. Mama menyuruh dia untuk datang lagi kalau PSBB sudah dicabut.
Sekarang video call saja dulu.‖
Pada kutipan di atas letak kesalahan berbahasa terhadap penulisan
cerpen tersebut masih sama yaitu terhadap tanda baca. Dapat dilihat bahwa
pada kutipan di atas menunjukkan kalimat perintah yang seharusnya di akhiri
dengan tanda seru (!). Namun, penulis masih melakukan kesalahan dengan
menggunakan tanda titik (.) pada kalimat perintah.

Aku menahan tawa! Apa aku bilang! Mincing perhatian putriku hanya dengan
sebuah kursi? Hah! Kursi bus kota lagi! Lalu aku ambil masker di rak buku.
Pada kutipan di atas, kesalahan berbahasa terletak pada penggunaan
tanda baca seru (!) pada kalimat ―aku menahan tawa‖. Kalimat tersebut
merupakan kalimat penjelas, bukan kalimat seruan atau perintah. Oleh karena
itu, penggunaannya seharusnya menggunakan tanda baca titik (.) bukan tanda
seru (!).

―Papa?‖ istriku mengingatkan. ―Katanya mau menyegerakan shalat?‖


Pada kutipan di atas, kesalahan berbahasa terletak pada penggunaan
tandabacapada kata ―Papa?‖. Pada kata tersebut sudah dijelaskan dengan
kalimat penjelas bahwa kata tersebut merupakan peringatan atau seruan,
seharusnya tanda baca yang digunakan bukanlah tanda baca tanya (?)
melainkan tanda baca seru (!).

―Hallo, anybody home!‖ Tiba-tiba istriku muncul di pintu kamar.


―Tamunya, Ma?‖ Jasmine cemas melihat ibunya.
―Mama suruh pulang.‖
Pada kutipan di atas kesalahan terletak pada tanda baca pada kutipan
awal ―Hallo, anybody home!‖ Kalimat tersebut merupakan kalimat tanya.
Namun, penulis memberikan tanda baca seru (!) pada kalimat langsung
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kalimat tersebut mendapatkan tanda
baca yang salah.

22
2) Kesalahan Penulisan
Berikut ini temuan kesalahan penulisan:
Anak sialan itu menunjukkan tas punggungnya. ―Saya selalu bawa sarung,
baju koko, peci, dan Quran kecil, Om,‖ kata dia sambil menepuk-nepuktas
punggungnya.
Pada data di atas terlihat salah satu kutipan yang menunjukkan tulisan
―Quran‖ yang salah dalam penulisannya. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia V atau KBBI V penulisan ―Quran‖ seharusnya ditulis dengan ejaan
yang benar yaitu ―Al-Quran‖. Hal ini menunjukkan kesalahan berbahasa dari
segi penulisan.

Istriku menatapku. Wajahnya yang dilingkari jilbab putih tampak lucu. Dia
tersenyum simpul.
―Kayak kamu dulu.‖
Istriku balas berbisik berbisik di telingaku.
Pada kutipan di atas kesalahan terletak pada penulisan kata sapaan
―kamu‖ yang memiliki kesalahan dalam tata penulisan. Kata tersebut
seharusnya ditulis dengan huruf kapital karena merupakan kata sapaan.
Namun, pada kutipan di atas terlihat penulis tidak menuliskannya dengan
menggunakan huruf kapital.

Dia anak kuliahan juga! Sok-soknya cari perhatian putriku hanya dengan
sebuah kursi!
―Wah, kamu baik sekali…‖
Tapi Jasminenya nolak, Tante.‖
Pada kutipan di atas juga memiliki kesalahan pada kata sapaan ―kamu‖.
Karena kata sapaan tersebut harusnya ditulis dengan huruf kapital, namun
penulis tidak menuliskan kata tersebut dengan huruf kapital.

Jasmine menganjurkan anak sialan ini untuk menyegerakan shalat? Anak


brengsek ini shalat juga? ―Shalat pake celana robek-robek begini?‖ Sindirku
tidak percaya. Ah, cari perhatian!

23
Pada kutipan di atas kesalahan terletak pada penulisan ―pake‖ kata
tersebut merupakan kesalahan berbahasa. Kata tersebut seharusnya dituliskan
sesuai dengan aturan yang benar yaitu ―pakai‖.

―Mau ketemu Jasmine,‖ bisikku meminggir, memberi ruang kepada istriku.


Istriku menatapku. Wajahnya yang dilingkari jilbab putih tampak lucu. Dia
tersenyum simpul.
―Kayak kamu dulu‖
Pada kutipan di atas kesalahan terletak pada kata ketemu kata tersebut
merupakan kalimat langsung yang sudah diberi tanda petik sebelumnya.
Sehingga tidak perlu ditulis miring. Selain itu, kesalahan yang sama juga
terletak pada kata ―kayak‖ kata tersebut tidak perlu ditulis miring.

Di awal-awal aku ke rumahnya, rambutku masih gondrong dan penampilanku


slengekan juga kayak genderuwo satu itu! Tapi, tiga bulan kemudian, dengan
sangat drastis penampilanku berubah. Rambut gondrongku dibabat di tukang
cukur! Celana blue jeans bluwek dan yang namanya serba jaket tinggal
kenangan!
Pada kutipan di atas kesalahan terletak pada penulisan ―blue jeans‖.
Seharusnya, penulisan kata yang menggunakan bahasa asing dan diapit dengan
bahasa Indonesia harus ditulis dengan cetak miring. Sementara, dalam
penulisan cerpen di atas kata ―blue jeans‖ tidak dicetak miring. Hal ini
menunjukkan kesalahan penulisan.

2.8.3 Temuan Kasus 3


Kesalahan dalam penulisan autobiografi oleh mahasiswa prodi S1 Sastra
Indonesia Angkatan 2019 Kelas A Universitas Diponegoro

Kesalahan-kesalahan pemakaian ejaan yang ada dalam penulisan autobigrafi


mahasiswa Prodi S-1 Sastra Indonesia Angkatan 2019 Kelas A dapat dipaparkan
sebagai berikut.

24
Kesalahan Pemakaian Huruf

Kesalahan pemakaian huruf meliputi kesalahan pemakaian huruf kapital dan huruf
miring. Perhatikan data berikut.
1) Dengan penuh harapan dan rasa cemas, Alhamdulillah aku diterima di
Universitas Diponegoro, tepatnya program studi Sastra Indonesia.
2) Awal masuk perkuliahan, tanggal 12 agustus setelah masa orientasi.
3) Semoga kami bisa bertemu di Surga-Nya nanti.
4) Di universitas Diponegoro saya mengambil jurusan Sastra Indonesia.
5) ayah dan ibu saya adalah orang Jawa Tengah.
6) Bahkan, aku menjawabnya dengan bahasa inggris.

Pada data (1)-(6) di atas, terdapat kesalahan pemakaian huruf, yang


benar harusnya diketik dengan huruf kapital, tetapi diketik dengan huruf kecil.
Pada data (1) tertulis program studi Sastra Indonesia, harusnya Program Studi S-1
Sastra Indonesia. Kemudian, pada data (2) tertulis tanggal 12 agustus, nama bulan
ditulis dengan huruf awal kecil. Harusnya --sesuai dengan PUEBI—penulisan
yang betul adalah tanggal 12 Agustus. Pada data (3), kata Surga- Nya ditulis
dengan huruf awal huruf kapital dan itu tidak sesuai dengan aturan yang ada di
PUEBI, harusnya ditulis dengan huruf awal huruf kecil, yaitu surga-Nya.
Selanjutnya, pada data (4), kata universitas dan jurusan, harusnya ditulis dengan
huruf awal kapital karena kata tersebut diikuti nama. Jadi, yang betul adalah
Universitas Diponegoro dan Jurusan Sastra Indonesia. Demikian pula pada data
(5), kata ayah harusnya ditulis dengan huruf awal kapital karena kata tersebut
terletak pada awal kalimat. Pada data (6), frasa Bahasa inggris harusnya ditulis
menjadi Bahasa Inggris. Jadi, data (1)-(6) pembetulannya bisa dilihat pada (1a)-
(6a) berikut.
1a) Dengan penuh harapan dan rasa cemas, alhamdulillah aku diterima di
Universitas Diponegoro, tepatnya Program Studi Sastra Indonesia.
2a) Awal masuk perkuliahan, tanggal 12 Agustus setelah masa orientasi.
3a) Semoga kami bisa bertemu di surga-Nya nanti.
4a) Di Universitas Diponegoro saya mengambil Jurusan Sastra Indonesia.
5a) Ayah dan ibu saya adalah orang Jawa Tengah.
6a) Bahkan, aku menjawabnya dengan bahasa Inggris.

25
2.8.4 Temuan Kasus 4
Kesalahan dalam penulisan surat ijin siswa MTs. Al-Muslimun Kawistolegi

Sesuai dengan tujuan penelitian, hasil penelitian ini terbagi atas dua bagian
yakni kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat dalam Surat Izin Siswa MTs. Al-
Muslimun Kawistolegi.

Kesalahan Ejaan dalam Surat Izin Siswa Kesalahan ejaan yang ditemukan
dalam penelitian ini diklasifikasikan atas 5 macam yakni kesalahan penulisan kata
dasar, kesalahan pemakaian huruf kapital, kesalahan penulisan kata depan,
kesalahan penulisan singkatan, dan kesalahan pemakaian tanda baca. Pedoman
yang digunakan dalam menentukan kesalahan ejaan adalah Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (Sugiyono, 2016).

a. Kesalahan Penulisan Kata Dasar


Benar atau salahnya penulisan kata dasar didasarkan pada penulisan kata dasar
yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Ghufron, 2015:103).
Penulisan kata dasar yang salah dalam surat izin siswa MTs. Al-Muslimun
Kawistolegi dapat diamati pada data-data di bawah ini.
1. bahwah (05/E/AAF)
2. jum’at (11E/AAP)
3. kasian (28/E/NUM)
4. karna (43/E/ZAP)

Data (1)—(4) merupakan penulisan kata dasar yang salah. Penulisan


kata tersebut salah karena penulisan kata tersebut tidak sesuai dengan kata dasar
yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kesalahan tersebut adalah
kesalahan penulisan yang terjadi karena huruf-huruf yang tertulis pada kata
dasar tidak lengkap atau tidak sesuai dengan kata dasar yang terdapat dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata bahwah, jum’at, kasian, karna tidak
terdapat dalam KBBI. Dengan demikian, kata-kata pada data (1)—(4)
seharusnya ditulis sebagai berikut.
1. Bahwa
2. Jumat
3. Kasih
4. karena

26
b. Kesalahan Pemakaian Huruf Kapital
Kesalahan pemakaian huruf kapital dalam surat izin siswa MTs. Al-Muslimun
Kawistolegi dapat diamati pada data-data di bawah ini.
5. mei (01/E/ADP)
6. ALFIN ALDIN FEBRIANSYAH (05/E/AAF)
7. dengan surat izin ini saya memberitahukan bahwa ….(10/E/ARM)
8. kawistolegi (12/E/AMV)
9. MTs almusimun (26/E/NPA)

Data (5) merupakan penulisan huruf kapital yang salah berdasarkan


PUEBI yang berbunyi, ―Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. Kata ―mei‖ seharusnya ditulis
―Mei‖. Data (6) merupakan penulisan huruf kapital yang salah berdasar pada
PUEBI yang berbunyi, ―Huruf kapital digunakan pada huruf pertama setiap kata
nama orang‖. Nama ―ALFIN ALDIN FEBRIANSYAH‖ seharusnya ditulis
―Alfin Aldin Febriansyah‖. Data (7) merupakan penulisan huruf kapital yang
salah berdasarkan PUEBI yang berbunyi, ―Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama awal kalimat‖. Kalimat ―dengan surat izin ini saya memberitahukan
bahwa ….‖ seharusnya ditulis ―Dengan surat izin ini saya memberitahukan
bahwa ….‖ Data (8) merupakan penulisan huruf kapital yang salah didasarkan
pada PUEBI yang berbunyi, ―Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
geografi.‖ Kata ―kawistolegi‖ seharusnya ditulis ―Kawistolegi‖. Data (9)
merupakan penulisan huruf kapital yang salah didasarkan pada PUEBI yang
berbunyi, ―huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata dalam nama
negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di,
ke, dari, dan, yang, dan untuk‖. Nama ―MTs almuslimun‖ seharusnya ditulis
―MTs Al-Muslimun‖. Dengan demikian, data 5—9 di atas seharusnya
diperbaiki penulisannya seperti 5a—9a berikut:
5a. Mei
6a. Alfin Aldin Febriansyah
7a. Dengan surat izin ini saya memberitahukan bahwa…..
8a. Kawistolegi
9a. MTs. Al-Musimun

27
c. Kesalahan Penulisan Kata Depan
Dalam Sugiyono (2016:24) disebutkan bahwa kata depan, seperti di, ke, dan
dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Berdasarkan pedoman itu,
ditemukan kesalahan penulisan kata depan di antaranya sebagai berikut.
10. keSby (01/E/ADP)
11. dikelas (15/E/DAP)
12. keWbl (24/E/MAL)
13. kerumah (25/E/MTF)

Keempat data di atas merupakan penulisan kata depan yang salah karena
menyimpang dari PUEBI. Penulisan kata depan tersebut harus diubah seperti
berikut.
10a. ke Surabaya
11a. di kelas
12a. ke Wisata Bahari Lamongan
13a. ke rumah

28
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari hasil kajian teori dan pembahasan yang didapat maka dapat disimpulkan
beberapa hal berikut:
1. Teks non akademik merupakan teks yang penulisannya tidak didukung oleh fakta
umum maupun penalaran ilmiah tetapi berdasarkan fakta pribadi yang membahas
tentang pengetahuan dan pengalaman kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa
formal yang populer dan biasanya teks non akademik disebut dengan karya tulis non
ilmiah.
2. Tujuan dari penulisan teks non akademik diantaranya:1) Sebagai hiburan karena
menceritakan suatu peristiwa yang menarik.2) Sebagai media mengekspresikan
perasaan dan pengalaman penulis.3) Sebagai penyajian fakta pribadi tentang
pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.4)Sebagai pengembangan
nilai praktis, normatis dan estetis.
3. Fungsi lain dari teks non-akademik adalah sebagai media hiburan dan media
pengekspresian perasaan penulis. Untuk mengembangkan dan memperbanyak nilai
prkatis, normatis, dan estetis.
4. Ciri-ciri teks non Akademik adalah sebagai berikut:1) Teks non-akademik merupakan
karya yang ditulis tidak berdasarkan pada penalaran ilmiah dan tidak terpaku pada
suatu teori tertentu.2) Teks non akademik adalah teks yang penulisannya tidak
didukung fakta umum yang biasanya hanya menggunakan fakta pribadi. 3) Teks non
akademik juga disebut sebgai teks non ilmiah. teks non akademik adalah teks yang
lebih mengandung opini penulis dan tidak mengandung unsur ilmiah ataupun sebuah
penelitian. 4) Teks non akademik memiliki ciri - ciri bersifat subjektif, tidak didukung
fakta umum, dan biasanya menggunakan bahasa populer sehari-hari. Wujud teks non
akademik yaitu novel, majalah, puisi, dll.
5. Jenis-jenis dari teks non akademik yaitu:doneng, cerpen, drama, novel, roman, puisi.
6. Langkah- langkah penulisan teks non akademik adalah dengan:1) Pertama, harus
menentukan tema dan judul terlebih dahulu sebelum membuat cerita fiksi dan juga
harus bisa menentukan karya tersebut akan berkisah tentang
petualnagan,fantasi,horor,atau fiksi ilmiah. 2) Selanjutnya ciptakan tokoh-tokoh yang
akan hadir dalam cerita tersebut.Kamu juga harus menentukan nama dan bagaimana
karakter dari pelaku-pelaku dalam cerita kamu. 3) Buat alur dan latar belakang untuk

29
cerita fiksi kamu. Alurnya bisa maju mundur, atau keuanya. Jangan lupa untuk
menciptakn latarnya juga ya.4) Lakukan riset, sekalipun ini cerita fiksi tetapi
membutuhkan riset untuk bisa mengetahui hal-hal penting yang ada dalam
ceritamu.5) Kembangkanlah konsep jika semua langkah-langkah tersebut sebuah
dilakukan. Dengan mengembankan cerita, maka akan menjadi lebih luas dan harus
memperhatikan kata- kata sesuai dengan standar yang berlaku.
7. Perbedaan teks akademik dan non akademik yaitu : Teks akademik atau karya tulis
ilmiah merupakan tulisan yang membahas ilmu pengetahuan yang disusun secara
sistematis dengan menggunakan bahasa yang benar. Sedangkan teks nonakademik
adalah segala sesuatu diluar hal-hal yang tersirat ilmiah dan tidak terlaku pada satu
teori tertentu. Jadi teks nonakademik merupakan karya yang penulisannya tidak
didukung oleh fakta, yang biasanya hanya berdasarkan fakta pribadi.
8. Berbagai temuan kasus yang terkait dengan teks non akademik yaitu kesalahan
afiksasi, kesalahan bentuk kata asal, kesalahan tanda baca, kesalahan penulisan,
kesalahan pemakaian huruf, kesalahan penulisan kata dasar, kesalahan pemakaian
huruf kapital, kesalahan penulisan kata depan.

3.2 Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca Dari Makalah ini, penulis mengharapkan pembaca dapat mengerti dan
memahami paparan ringkasan materi yang telah penulis sajikan.Akhir kata, penulis
meminta maaf yang sebesar-besarnya jika ada kekurangan yang penulis sajikan dalam
makalah ini ataupun ada bagian yang kurang menurut pembaca nantinya.Penulis sangat
berharap dan menantikan saran dan kritikannya terhadap makalah ini.

30
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Kemampuan Menulis Berbicara Akademik. Bandung: Rizki Press.

Alfianingsih dan Irma. 2021.Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi Dalam


Antologi Puisi Buku Minta Disayang Karya Rintik Sedu. Dialektika, 25-33. Vol 1,No
1

Amin, Mujid Farihul. (2020). Kesalahan Pemakaian Ejaan dalam Penulisan Autobiografi
Mahasiswa Prodi S-1 Sastra Indonesia Universitas Diponegoro Angkatan 2019 Kelas
A. Jawa Tengah : NUSA

Anisa Nur Laeli, dkk. Peningkatan keterampilan menulis puisi keindahan alam menggunakan
metode partisipatori dengan media gambar. JPBSI. 2(3). 1-8.

Ghufron, Syamsul DKK. (2020). Kesalahan Ejaan dan Kesalahan Penulisan Kalimat dalam
Surat Izin Siswa. Wanastra : Jurnal Bahasa dan Sastra

Gunawan I Gede Dharman, dkk. 2019. Cerita Dongeng Sebagai Media Pendidikan Karakter
Anak Usia Dini. Palangka Raya: Tampung Penyang, Vol 17, No 01.

Kosasih, E. (2012). Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: YramaWidya.

Marantika Juliaans E.R. 2014. Drama dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Ambon:
Universitas Pattimura. Vol 11, No 2.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press

Nurwadani, Paristiyanti, dkk. 2016. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kemenristek Dikti.

Padi. (2013). Kumpulan Super Lengkap Sastra Indonesia. Jakarta: PustakaMakmur.

Puspitasari Anggun Citra Dini Dwi. 2017. Hubungan Kemampuan Berfikir Kreatif Dengan
Kemampuan Menulis Cerpen. Jurnal SAP Vol.1 No 3.

Royana Liza Faida. 2021. Analisis Pembelajara Bahasa Indonesia Pada Materi Teks Drama
Untuk Siswa Kelas XI MIPA SMAN 2 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa: UBBG.
Vil 2, No 1.

31
Rukiyah. 2018. Dongeng, Mendongeng, dan Manfaat nya. Semarang: Anuva, 99-106. Vol 2,
No1.

Sari Evi Dwi Novita, dkk. 2015. Dongeng Sebagai Media Penanaman Karakter Padaa Anak
Usia Dini. Jurnal PG-PAUD Trunojoyo. Vol 2, No 2

Sohora, S. (2018). Analisis Ciri Keilmiahan Tesis Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia PPS, UNM 2015 (Pendekatan Linguistik Sistemik Fungsional).
Seminar Nasional Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (SEMNAS KBSP) V
2018.

Tarsinih Eny. 2018. Kajian Terhadap Nilai- Nilai Sosial Dalam Kumpulan Cerpen “ Rumah
Malam di Mata Ibu” Karya Alex R.Nainggolan Sebagai Alternatif Bahan Ajar.Jurnal
Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol.3, No 2.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Cetakan ke 4.
Jakarta: Balai Pustaka.

Toto, Djuruto. 2019. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung; PT Remaja Rodakarya.

Widiastuti. (2013). Analisis Ciri Keilmiahan Teks Akademik Pada Teks Laporan Hasil
Observasi (Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X). Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Wiratno, Tri. (2012). Ciri-ciri Keilmiahan Teks Ilmiah dalam Bahasa Indonesia. Indonesian
Journal of Systeemic Fungtional Linguistics, Vol.1, Hal. 88-11.

Wiratno, Tri, dkk. 2016. Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Kemenristek Dikti.

10 Langkah menulis novel bagi pemula diakses dari https://www.kuncie.com/posts/cara-


menulis-novel-bagi-pemula pada 4 maret

Tips cara membuat dongeng sendiri dengan cepat. Diakses dari https://bukunesia.com/cara-
membuat-dongeng/ pada 4 maret

Pengertian dan cara menulis roman yang benar. Diakses dari


https://www.sastrawacana.id/2018/08/pengertian-roman-dan-cara-menulis-
roman.html?m=1 pada 4 maret

32
https://dosenbahasa.com/contoh-roman-singkat

https://id.scribd.com/presentation/489824831/teks-akademik-dan-teks-non-akademik

https://lokasenaid.wordpress.com/2020/11/19/ciri-ciri-teks-akademik-dan-perbedaannya-
dengan-teks-nonakademik/

33

Anda mungkin juga menyukai