Anda di halaman 1dari 45

PENGARUH PENGGUNA MODEL PEMBELAJARAN SQ4R

TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PUISI PADA


SISWA KELAS VIII SMPN 3 CIKUPA

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh
Nama Mahasiswa : Annisa Aprillia Dewi
Nim : 1988201050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2022

KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...............................................................................................................4
1.3 Pembatasan Masalah.............................................................................................................5
1.4 Perumusan Masalah..............................................................................................................5
1.5 Tujuan Penelitian...................................................................................................................5
1.6 Manfaat Penelitian................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................8
KERANGKA TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS...........................................8
2.1 Model Pembelajaran.......................................................................................................................8
2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran.......................................................................................8
2.1.2 Karakteristik Model Pembelajaran...................................................................................13
2.1.3 Fungsi Model Pembelajaran...................................................................................................16
2.1.4 Ciri-ciri Model Pembelajaran...........................................................................................20
2.1.5 Manfaat Model Pembelajaran........................................................................................22
2.1.6 Aspek-aspek Model Pembelajaran.........................................................................................23
2.2 Definisi Puisi.............................................................................................................................23
2.2.1 Pengertian Puisi...............................................................................................................23
2.2.2 Jenis-Jenis Puisi................................................................................................................25
2.2.3 Struktur Batin Puisi..........................................................................................................28
2.2.4 Unsur Pembentukan Puisi................................................................................................29
2.2.5 Bentuk Penyampaian Puisi...............................................................................................31
2.3 MEMBACA...............................................................................................................................32
2.3.1 Pengertian Membaca.......................................................................................................32
2.3.2 Jenis- Jenis Membaca.......................................................................................................34
2.3.3 Tujuan Membaca.............................................................................................................36
2.3.4 Aspek-Aspek Membaca....................................................................................................37
2.3.5 Manfaat Membaca..........................................................................................................38
2.4 Model Pembelajaran SQ4R......................................................................................................38
1
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

diajarkan. Bahasa merupakan suatu budaya yang dibentuk, dibina, dan serta dapat

dilestarikan untuk indentitas nasional dan juga sebagai bahsa pemersatu bangsa

bangsa indonesia. Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyai fungsi utama

bahasa adalah bahwa komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh

seseorang kepada orang lain dapat memikirkan sesuatu masalah secara teratur,

terus-menerus, dan berkelanjutan. Tanpa bahasa peradaban manusia tidak

mungkin dapat kembang baik. Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya

merupakan salah satu dalam mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahsa

Indonesia. Kemampuan berbahsa dapat meningkatkan kecerdasan, sikap dan

keterampilan peserta didik.

Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekatan menggunakan

bahasa yang dapat meliputi mendengar atau menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis. Keterampilan berbahasa dibagi menjadi 2, yaitu Lisan dan Tulis. Lisan

meliputi menyimak dan berbicara, sedangkan keterampilan berbahasa tulis

meliputi membaca dan menulis. keterampilan berbahasa merupakan sesuatu yang

penting untuk dikuasai setiap orang. Dalam suatu masyarakat, setiap orang saling

berhubungan dengan orang lain dengan cara berkomunikasi. Tidak dapat

1
dipungkiri bahwa keterampilan berbahasa adalah salah satu unsur penting yang

menentukan kesuksesan mereka dalam berkomunikasi.

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang berperan

penting bagi kehidupan sebagai sarana komunikasi serta informasi dalam rangka

pengembangan pengetahuan. Membaca merupakan salah satu keterampilan

berbahasa yang bersifat resepif. Dikatakan reseptif karena membaca merupakan

suatu kegiatan berbahasa yang bertujuan memperoleh atau memahami informasi

dari bahan bacaan. Oleh karenanya membaca memiliki peran penting dalam

pengembangan pengetahuan karena sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui

membaca. Membaca merupakan proses kognitif yang berupaya untuk

menemukan informasi yang terkandung dalam tulisan. Membaca bukan sekadar

melihat kumpulan huruf yang berupa kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan

wacana, tetapi membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan

lambang-lambang tertulis yang bermakna sehingga pesan penulis dapat dipahami

oleh pembaca.

Puisi merupakan karya sastra yang berisi tanggapan serta pendapat

penyair mengenai berbagai hal. Pemikiran penyair ini kemudian dituangkan

dengan menggunakan bahasa-bahasa apik serta memiliki struktur batin dan fisik

khas penyair. Pemikiran penyair dituliskan dengan menggunakan beragam

pemilihan kata yang indah, sehingga dapat memikat para pembaca. Puisi memiliki

nilai estetika yang berbeda-beda bergantung penulis puisi. Setiap penyair

biasanya memiliki kekhasan dalam menulis puisinya.

1
Pembelajaran puisi pada kelas VIII sudah dipelajari sesuai KD 3.8.

Menelaah unsur-unsur pembangun teks puisi (perjuangan, lingkungan hidup,

kondisi sosial, dan lain-lain) yang diperdengarkan atau dibaca. Peserta didik

mampu menentukan topik penulisan puisi, menganalisis diksi yang sesuai topik

penulisan puisi, mengembangkan diksi menjadi bentuk puisi yang utuh,

menyunting teks puisi dengan memperhatikan unsur-unsur pembangunnya,

mengkreasikan ide/gagasan dalam bentuk teks puisi secara lisan dengan

memperhatikan tekanan, nada, lafal, intonasi, dan ekspresi.

Kelas VIII dapat membaca puisi dengan memperhartikan pengunaan

bahasa, kata-kata (konotasi dan denotasi), dan unsur-unsur pembangunan puisi.

Namun, dalam proses pembelajarannya ditemukan masalah-masalah, antara lain

kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran membaca puisi, sehingga masih

banyaknya siswa yang belum bisa membaca puisi dengan baik dan benar. Di

samping itu, guru kesulitan dalam menggunakan metode pengajaran yang dapat

memotivasi dan meningkatkan minat baca siswa tentang puisi. Sehingga siswa

berasumsi bahwa membaca puisi adalah hal yang membosankan.

Permasalahan yang terjadi, perlu adanya usaha dengan menggunakan

metode yang dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu metode yang terdapat dalam

keterampilan membaca yang mampu dalam meningkatkan kemampuan membaca

siswa adalah metode SQ4R. Model pembelajaran SQ4R adalah salah satu cara

untuk mengembangkan kegiata membaca puisi, karena model pembelajaran

tersebut memiliki alur pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran SQ4R

1
merupakan model pembelajaran membaca yang dapat mengembangkan meta

kognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar

dengan seksama, cermat, dan sintaks yang terdiri dari enam langkah yakni Survey

dengan mencermati teks bacaan. Question dengan membuat pertanyaan

(mengapa, bagaimana, dan dari mana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar).

Read dengan membaca teks dan mencari jawabannya. Reflec yaitu aktifitas

memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks actual yang

relevan. Recite merupakan mempertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-

bahasa bersama) dan Review yaitu cara meninjau ulang menyeluruh.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa

judul yang tepat dalam penelitian ini adalah Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran SQ4R Terhadap Keterampilan Membaca Teks Puisi Pada

Siswa Kelas VIII SMPN 3 Cikupa.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditemukan identifikasi masalah

sebagai berikut.

1. Apakah model pembelajaran SQ4R berpengaruh terhadap membaca

puisi?

2. Apakah model pengajaran puisi yang diterapkan guru selama ini kurang

mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi?

1
1.3 Pembatasan Masalah

Mengingat kompleksnya pembahasan masalah pada indentifikasi

masalah di atas, maka perlu ditentukan batasan masalahnya. masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada : Pengaruh pengguna model pembelajaran SQ4R

terhadap keterampilan membaca teks puisi pada siswa kelas VIII SMPN 3 Cikupa

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dalam penelitian ini akan

diangkat beberapa permasalahan, yaitu: Adakah Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran SQ4R Terhadap Keterampilan Membaca Teks Puisi Pada Siswa

Kelas VIII SMPN 3 Cikupa?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini :

1. Untuk mengetahui minat membaca puisi pada siswa kelas VIII SMPN 3

Cikupa

2. Untuk mengetahui pengaruh pengguna model pembelajaran SQ4R

terhadap keterampilan membaca teks puisi pada siswa kelas VIII SMPN 3

Cikupa

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis yaitu:

1. Manfaat Teoritis

1
Menambah khasanah pustaka kependidikan dan memberikan

sumbangan informasi yang selanjutnya dapat memberi motifasi penelitian

tentang masalah sejenis guna penyempurnaan penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

1. Memperoleh pengalaman, wawasan dan pengetahuan tentang

kompetensi guru khususnya strategi pembelajaran inkuiri dalam

pembelajaran puisi di sekolah.

2. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai calon pengajar

puisi yang hasilnya akan diterapkan pada saat mengajar di sekolah

nantinya.

b. Bagi Siswa

1. Siswa telah termotivasi untuk belajar membaca puisi.

2. Siswa dapat meningkatkan keaktifan bertannya dan menjawab

pertanyaan yang sejalan dengan meningkatnya pemahaman siswa

akan materi yang telah disampaikan.

3. Siswa memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya

kebebasan dalam belajar sesuai perkembangan berfikirnya.

c. Bagi Guru

1. Memperoleh pengalaman untuk meningkatkan keterampilan

memilih model pembelajaran yang bervariasi.

2. Dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran

dikelas.

1
3. Memberikan informasi kepada guru dan calon guru untuk lebih

menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

d. Bagi Sekolah

1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan

yang baik pada sekolah dalam rangka perbaikan dalam proses

belajar mengajar khususnya pada mata pembelajaran puisi.

2. Dapat digunakan sebagai masukan dalam usaha meningkatkan

prestasi belajar puisi.

3. Memotivasi kepada guru-guru agar menerapkan metode yang

bervariasi dala pembelajaran.

1
BAB II

KERANGKA TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

2.1 Model Pembelajaran


2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan

gambaran sistematis untuk melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar

siswa dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai. Artinya, model pembelajaran

merupakan gambaran umum namun tetap mengerucut pada tujuan khusus. Model

pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam

tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan

digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam

kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends,

1997).

Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

Model pembelajaran merupakan suaturangkaian proses belajar mengajar dari awal

1
hingga akhir, yang melibatkan bagaimana aktivitas guru dan siswa, dalam desain

pembelajaran tertentu yang berbantuan bahan ajar khusus, serta bagaimana

interaksi antara guru siswa bahan ajar yang terjadi. Umumnya, sebuah model

pembelajaran terdiri beberapa tahapan-tahapan proses pembelajaran yang harus

dilakukan. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta

didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style), yang keduanya

disingkat menjadi SOLAT (Style of Learning and Teaching).

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan

pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pengajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan

pengelolaan kelas. Sedangkan menurut Joyce & Weil dalam Mulyani Sumantri,

dkk model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktifitas belajar mengajar. Berdasarkan beberapa uraian diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah cara atau teknik

penyajian sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi

perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan

proses belajar mengajar.

1
Menurut Kardi & Nur dalam Ngalimun model pembelajaran

mempunyai empat ciri khusus yang membedakan dengan strategi, metode atau

prosedur. Ciri-ciri tersebut antara lain:

1. Model pembelajaran merupakan rasional teoretik logis yang disusun oleh

para pencipta atau pengembangnya.

2. Berupa landasan pemikiran mengenai apa dan bagaimana peserta didik

akan belajar (memiliki tujuan belajar dan pembelajaran yang ingin

dicapai). Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut

dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan

3. lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai.

Menurut Martinis (2013) mengatakan “Model merupakan contoh yang

dipergunakan para ahli dalam menyusun langkah-langkah dalm melaksanakan

pembelajaran.Maka dari itu strategi merupakan bagian dari langkah yang

digunakan model untuk melaksanakan pembelajaran.dengan demikian, strategi

merupakan bagian dari model pembelajaran dan ia bukanlah merupakan strategi

pembelajaran”.

Menurut Komaruddin dalam Sagala (2012) “Untuk mengatasi segala

problamatika dalam pelaksanaan pembelajaran, diperlukan model-model

pembelajaran yang dipandang dapat mengatasi kesulitan guru dan peserta didik.

Sehingga Model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan

1
sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan”. Model dapat dipahami sebagai

berikut:

1. Suatu tipe atau desain.

2. Suatu deskriptif atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses

visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati.

3. Suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang

dipakai untuk menggambarkan secara matimatis suatu objek atau

peristiwa.

4. Suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu

terjemahan realitas yang disederhanakan.

5. Suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner, dan

6. Penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukan sifat

bentuk aslinya.

Adapun Soekamto dkk, mengemukakan model pembelajaran adalah,

“kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar

dalam merencanakan aktivitas belajar dan mengajar”. Menurut kardi dan nur 

istilah Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi,

metode atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang

tidak dimiliki oleh strategi, metode atau proseder. Ciri-ciri tersebut ialah :

1
1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangnya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan diciptakan).

3. Tingkah laku mengajar yang diperluakan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil; dan.

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan belajar dapat tercapai.

Model pembelajaran merupakan rasional teoretik logis yang disusun

oleh para pencipta atau pengembangnya. Berupa landasan pemikiran mengenai

apa dan bagaimana peserta didik akan belajar (memiliki tujuan belajar dan

pembelajaran yang ingin dicapai).

Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil; dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan

pembelajaran itu dapat tercapai.

Istilah “model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan

sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Pada pembelajaran istilah model

diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar

tertentu. Model berfungsi sebagai pedoman dalam merencanankan dan

melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model dapat diartikan sebagai suatu pola

yang digunakan dalam menyusun kurikulum, merancang dan menyampaikan

materi, mengorganisasikan, dan memilih media dan metode dalam suatu kondisi

1
pembelajaran. Model menggambarkan tingkat terluas dari praktek pembelajaran

dan berisikan orientasi filosofi pembelajaran, yang digunakan untuk menyeleksi

dan menyusun strategi pengajaran, metode, keterampilan, dan aktivitas pebelajar

untuk memberikan tekanan pada salah satu bagian pembelajaran (topik konten).

Memilih atau menentukan model pembelajaran sangat dipengaruhi

oleh kondisi Kompetensi Dasar (KD), tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran,

sifat dari materi yang akan diajarkan, dantingkat kemampuan peserta didik. Di

samping itu, setiap model pembelajaran mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang

dapat dilakukan siswa dengan bimbingan guru.

Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa model pembelajaran

merupakan kerangka pembelajaran yang melukiskan prosedur yang sistematis

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan

belajaran.

2.1.2 Karakteristik Model Pembelajaran


Model pembelajaran memiliki sintaks (pola urutan tertentu) dari suatu

model pembelajaran adalah pola yang menggambarkan urutan alur tahap-tahap

keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan

pembelajaran. Sintaks dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukkan

dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang harus dilakukan guru atau peserta didik.

Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang

menggambarkan tahap-tahap keseluruhan, yang pada umumnya disertai dengan

serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari suatu model

pembelajaran tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang

1
harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks (pola urutan) dari bermacammacam

model pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama. Contoh, setiap

model pembelajaran diawali dengan upaya menarik perhatian siswa dan

memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap model

pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, di dalamnya meliputi

kegiatan merangkum pokok pelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan

bimbingan guru. Model pembelajaran dalam penelitian ini, sesuai dengan

kurikulum 2013 yang menekankan pada konsep pendekatan scientific dalam

pembelajaran sebagaimana dimaksud, yaitu yang meliputi mengamati, menanya,

menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan

saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintific dapat

menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model

pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri,

sintaks, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based

learning, problem-based learning, inquiry learning.

Model pembelajaran pada kurikulum 2013 memiliki kriteria sebagai

berikut :

a. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan

dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda,

atau dongeng semata.

1
b. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari

prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang

menyimpang dari alur berpikir logis.

c. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat

dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan

materi pembelajaran.

d. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetis dalam melihat

perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan

mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi

pembelajaran.

e. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat

dipertanggungjawabkan.

f. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik

sistem penyajiannya.

Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 menyentuh tiga ranah,

yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 8 Sehingga menghasilkan peserta

didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

a. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta

didik "tahu mengapa."

1
b. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar

peserta didik "tahu apa."

c. Ranah keterampiian menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar

peserta didik "tahu bagaimana".

2.1.3 Fungsi Model Pembelajaran

Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang

pengajaran dan para guru dalam melaksanakan pembalajaran. Pemilihan model

pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan

yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut serta tingkat kemampuan peserta

didik.

Menurut Trianto, fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman

bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.10

Untuk memilih model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang

akan diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam

pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu pula,

setiap model pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat

dilakukan siswa dengan bimbingan guru. Sehingga model pembelajaran berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pembelajar dalam

merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Model pembelajaran adalah “suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau

pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat

1
pembelajaran termasuk didalam nya buku-buku, film, computer, kurikulum dan

lain-lain”. Menurut Joyce Weil dalam Fathurohman (2015:30) “mendefenisikan

model pembelajaran sebagai suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran dikelas suatu pembelajaran

dalam ltutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran”.

Fungsi model pembelajaran tersebut adalah:

1. Membantu dan membimbing guru untuk memilih teknik, strategi, dan

metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Seperti telah

dipelajari sebelumnya bahwa model pembelajaran pada dasarnya memuat

metode, strategi, teknik, dan taktik pembelajaran. Untuk itu,ketika guru

menggunakan model pembelajaran tertentu secara otomatis dia/ia akan

mengetahui taktik, teknik, strategi, dan metode pembelajaran yang akan

dilakukan. Tentang metode pembelajaran dapat diikuti pembahasan

selanjutnya.

2. Membantu guru untuk menciptakan perubahan perilaku peserta didik yang

diinginkan. Guru telah mengetahui bahwa model pembelajaran digunakan

untuk merealisasikan target pembelajaran atau tujuan pembelajaran dalam

RPP dan implementasinya dalam pembelajaran.Bentuk perubahan perilaku

yang ditargetkan pada siswa sebenarnya termuat dalam rumusan tujuan

pembelajaran (ingat rumus tujuan pembelajaran ABCD). Oleh karena itu,

model pembelajaran dapat membentuk atau menciptakan tercapainya

tujuan pembelajaran atau menciptakan perubahan perilaku pada siswa.

1
Perubahan-perubahan perilku tersebut misalnya, menulis rumus gaya,

menghitung kuat arus listrik, mengukur kecepatan udara, menentukan

massa jenis zat, dan lain-lain.

3. Membantu guru dalam menentukan cara dan sarana untuk menciptakan

lingkungan yang sesuai untuk melaksanakan pembelajaran. Ketika guru

menetapkan untuk menggunakan model pembelajaran tertentu, secara

otomatis guru harus menentukan cara dan sarana agar tercipta lingkungan

seperti yang dikehendaki dalam model pembelajaran yang guru pilih.

Misalnya cara mendemonstrasikan konsep tekanan dan media atau alat

peraga yang diperlukan. Misalnya cara memegang alat, cara menunjukkan

konsep-konsep besaran yang ada pada konsep tekanan (gaya dan luas)

pada siswa. Sarana misalnya, menggunakan benda nyata, visualisasi, atau

menggunakan analogi untuk demonstrasi tersebut. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran dapat secara

langsung membantu guru untuk menentukan cara dan sarana agar tujuan

pembelajaran tercapai.

4. Membantu menciptakan interaksi antara guru dan siswa yang diinginkan

selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan model pembelajaran,

guru dapat mempunyai pedoman untuk berinteraksi dengan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Misalnya cara mengkomunikasikan

informasi, cara memunculkan masalah, cara menanggapi pertanyaan dan

jawaban siswa, cara membangkitkan semangat siswa, dan lain-lain.

1
5. Membantu guru dalam mengkonstruk kurikulum, silabus, atau konten

dalam suatu pelajaran atau matakuliah. Dengan memahami modelmodel

pembelajaran, dapat membantu guru untuk mengembangkan dan

mengkonstruk kurikulum atau program pembelajaran pada suatu mata

pelajaran atau mata kuliah.

6. Membantu guru atau instruktur dalam memilih materi pembelajaran yang

tepat untuk pembelajaran, penyusunan RPP, dan silabus. Dengan

memahami model pembelajaran yang baik, guru akan terbantu dalam

menganalisis dan menetapkan materi yang dipikirkan sesuai untuk siswa.

7. Membantu guru dalam merancang kegiatan pendidikan atau pembelajaran

yang sesuai. Oleh karena dalam model pembelajaran ada sintakmatik atau

fase-fase kegiatan pembelajaran, maka dengan model pembelajaran yang

telah dipilih, guru akan terpandu dalam merancang kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

8. Memberikan bahan prosedur untuk mengembangkan materi dan sumber

belajar yang menarik dan efektif. Dalam setiap model pembelajaran ada

sistem pendukung. Dengan sistem pendukung pada model pembelajaran

tertentu, guru akan terbimbing untuk mengembangkan materi dan sumber

belajar, misalnya membuat handout, modul, diktat, dan lain-lain.

9. Merangsang pengembangan inovasi pendidikan atau pembelajaran baru.

Dengan memahami dan menerapkan model-model pembelajaran, guru

mungkin menemukan beberapa kendala. Jika kendala-kendala yang

1
ditemukan kemudian dicarikan solusinya, maka akan memunculkan ide

model atau strategi pembelajaran baru.

10. Membantu mengkomunikasikan informasi tentang teori mengajar.Setiap

model pembelajaran tentu memerlukan teori-teori mengajar berupa

pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik. Oleh karena itu, ketika

guru menggunakan model pembelajaran tertentu secara otomatis guru akan

mengkomunikasikan teori-teori tentang mengajar seperti yang telah

disebutkan.

11. Membantu membangun hubungan antara belajar dan mengajar secara

empiris. Ketika guru menerapkan model pembelajaran tertentu, guru akan

mengamati aktivitas belajar dan mengajar dalam suatu kegiatan

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran

tertentu guru dapat terpandu untuk membangun hubungan antara kegiatan

yang dilakukan oleh siswa dan kegiatan yang dilakukan oleh guru.

2.1.4 Ciri-ciri Model Pembelajaran

Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih khas luas dari

pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Karena itu, rancangan pembelajaran atau

rencana pembelajaran disebut menggunakan model pembelajaran apa bila

mempunyai empat ciri khusus, yaitu rasional teoretis yang logis yang disusun oleh

penciptanya atau pengembangnya, landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana

siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai), tingkah laku yang

1
diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan

lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai

(Kardi dan Nur dalam Trianto, 2007). Dalam Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 41 Tahun 2007 mengenai Standar Proses untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah, diuraikan bahwa pembelajaran adalah proses

interaksi siswa dan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Peroses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai dan diawali,

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan

pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Kegiatan inti pembelajaran di dalamnya ada implementasi model pembelajaran

sesuai dengan yang direncanakan.

Pada umumnya model-model mengajar yang baik memiliki sifat-sifat

atau ciri-ciri yang dapat dikenali secara umum sebagai berikut :

1. Memiliki prosedur yang sistematik. Jadi, sebuah model memodifikasi

perilaku siswa, yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu.

2. Hasil belajar ditetapkan secara khusus. Setiap model pembelajaran

menentukan tujuan-tujan khusus hasil belajar yang diharapkan dicapai

siswa secara rinci dalam bentuk unjuk kerja yang dapat diamati. Apa yang

harus dipertunjukan oleh siswa setelah menyelesaikan urutan pengajaran

disusun secara rinci dan khusus.

3. Penetapan lingkungan secara khusus. Menetapkan keadaan lingkungan

secara spesifik dalam model mengajar.

1
4. Ukuran keberhasilan. Mengambarkan dan menjelaskan hasil-hasil belajar

dalam bentuk perilaku yang seharusnya ditunjukan siswa setelah

menempuh dan menyelesaikan urutan pengajaran.

5. Interaksi dengan lingkungan. Semua model pengajar menetapkan cara

yang memungkinkan siswa melakukan interaksi dan bereaksi dengan

lingkungan.

2.1.5 Manfaat Model Pembelajaran

Manfaat model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan

dan pelaksanaan pembelajaran. Karna itu pemilihan model sangat dipengaruhi

oleh sifat dari materi yang akan di belajarkan, tujuan ( kompetensi) yang akan

dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan siswa (Mulyono,

2018: 90).

1. Bagi guru :

a. Memudahkan dalam melaksanakan tugas pembelajaran sebab

langkah-langkah yang akan ditempuh sesuai dengan waktu yang

tersedia, tujuan yang hendak dicapai, kemampuan daya setiap siswa,

serta ketersediaan media yang ada.

b. Dapat dijadikan sebagai alat untuk mendorong aktivitas siswa dalam

pembelajaran.

c. Memudahkan untuk melakukan analisis terhadap prilaku siswa

secara personal maupun kelompok dalam waktu relatif singkat.

1
d. memudahkan untuk menyusun bahan pertimbangan dasar dalam

merencanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam rangka

memperbaiki atau menyempurnakan kualitas pembelajaran.

2. Bagi siswa

a. Kesempatan yang luas untuk berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran.

b. Memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran.

c. Mendorong semangat belajar setara ketertarikan mengikuti

pembelajaran secara penuh.

d. Dapat melihat atau membaca kemampuan pribadi di kelompok

seecara objektif.

2.1.6 Aspek-aspek Model Pembelajaran

Menurut Johnson, untuk mengetahui kualitas model pembelajaran

harus dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu

apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan

(Joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berpikir kreatif.

Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapaitujuan, yaitu

meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau

kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih

dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung baik.

1
2.2 Definisi Puisi

2.2.1 Pengertian Puisi

Pengertian puisi adalah teks atau karangan yang mengungkapkan

pikiran dan perasaan penyairnya dengan mengutamakan keindahan kata-kata.

Dalam puisi, kita dapat mengungkapkan berbagai hal, seperti kerinduan,

kegelisahan, atau pengagungan yang kamu ungkapkan dalam bahasa indah. Hanya

saja, kamu jarang menyadarinya bahwa itu adalah puisi.

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya

sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait. Penulisan

puisi dilakukan dengan bahasa yang cermat dan pilihan kata yang tepat, sehingga

meningkatkan kesadaran orang akan pengalaman dan memberikan tanggapan

khusus lewat penataan bunyi, irama, dan pemaknaan khusus. Puisi mengandung

seluruh unsur sastra di dalam penulisannya. Perkembangan dan perubahan bentuk

dan isi pada puisi selalu mengikuti perkembangan selera, perubahan konsep

estetika dan kemajuan intelektual manusia. Puisi mampu membuat ekspresi dari

pemikiran yang mempengaruhi perasaan dan meningkatkan imajinasi panca indra

dalam susunan yang berirama. Penyampaian puisi dilakukan dengan bahasa yang

memiliki makna mendalam dan menarik. Isi di dalam puisi merupakan catatan dan

perwakilan dari pengalaman penting yang dialami oleh manusia.

Auden (1978: 3) mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan

pernyataan perasaan yang bercampur-baur. Puisi merupakan suatu karya yang

terbentuk atas susunan kata penuh makna. Menurut Herman J. Waluyo (1987)

1
puisi merupakan bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan

penyair secara imajinatif yang disusun dengan mengonsentrasikan struktur fisik

dan struktur batinnya.

Istilah yanga berkaitan dengan puisi di antaranya sebagai berikut :

1. Penyair yaitu orang yang menulis puisi.

2. Larik yaitu baris dalam puisi

3. Bait yaitu kumpulan larik

4. Licentia Poetica yaitu kebahasaan yang diberikan sastrawan, khususnya

penyair untuk memanipulasi pengunaan bahasa. Tujuan untuk memberikan

efek tertentu dalam karyanya.

2.2.2 Jenis-Jenis Puisi

Puisi terdiri atas puisi lama dan puisi modern. Puisi lama umumnya

anonim atau tidak diketahui penyairnya. Puisi lama memiliki ciri terikat pada

beberapa kiteria, seperti jumlah baris tiap bait, jumlah kata tiap baris, rima atau

persamaan bunyi, dan irama. Puisi lama dibedakan menjadi beberapa jenis, antara

lain pantun, syair, talibun, mantera, dan gurindam.

1. Mantera merupakan jenis puisi paling lama yang diciptakan dalam

kepercayaan animisme untuk dibacakan dalam acara atau ritual kebudayaan.

Mantera memiliki ciri yaitu menggunakan pemilihan kata dengan bunyi yang

diusahakan berulang, menggunakan kata-kata yang tidak umum dalam

kehidupan sehari-hari, dan menimbulkan efek bunyi yang bersifat magis.

1
2. Pantun memiliki ciri bersajak a b a b, dengan tiap baris terdiri atas empat

baris, dua baris sampiran dan dua baris isi.

3. Talibun terdiri atas sampiran dan isi yang lebih dari empat, serta selalu genap,

seperti enam, delapan, sepuluh, dan dua belas.

4. Syair merupakan puisi yang berlarik empat bait dan bersajak a a a a yang

mengisahkan suatu hal.

5. Gurindam terdiri atas dua baris, berirama sama a a. Baris pertama merupakan

sebab dan baris kedua merupakan akibat.

Puisi modern adalah bentuk puisi yang tidak lagi terikat oleh aturan

jumlah baris, rima atau ikatan lain yang umumnya digunakan dalam puisi lama.

Puisi modern atau puisi bebas muncul pada angkatan 45, yang dipelopri oleh

Chairil Anwar. Puisi modern tidak mengutamakan bentuk atau banyak baris

dalam satu bait dan irama atau persajakan, tetapi lebih mengutamakan pada isi

puisi itu sendiri. Puisi modern memiliki ciri sebagai berikut.

1. Mempunyai unsur humanisme universal atau sudah terbuka untuk menerima

pengaruh dari segala penjuru dunia.

2. Realis dan terimbas unsur naturalis

3. Menyampaikan maksud dengan penghematan kata serta menghadirkan

perbandingan-perbandingan membayang dan berkesan.

4. Menggunakan perbandingan visual secara jelas sampai pada bagian-bagian di

balik kenyataan.

5. Menunjukan sinisme dan sarkasme terhadap kepincangan dalam masyarakat

akibat pergolakan.

1
6. Menggunakan kata dalam percakapan sehari-hari

7. Tidak mengutamakan tipografi bahkan tidak lagi memperhatikan bunyi (rima)

dalam baris dan baitnya.

8. Unsur utama yang harus selalu diperhatikan dalam pembacaan puisi modern

adalah lafal, intonasi, dan ekspresi.

Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang

hendak disampaikan, puisi dibedakan menjadi puisi naratif, puisi lirik, dan puisi

deskriptif.

1. Puisi Naratif

Puisi naratif adalah puisi yang digunakan untuk menyampaikan suatu

cerita. Puisi ini dibedakan menjadi epik, romansa, dan balada. Epic atau epos

adalah puisi naratif yang menceritakan kepahlawanan tokoh. Contohnya puisi

“Ramayana” yang menggambarkan kepahlawanan Rama Wijaya dalam

melawan Rahwana. Romansa menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah

percintaan tokoh kesatria yang penuh rintangan. Contohnya puisi yang

mengisahkan kisah cinta antara Damarwulan dengan Anjasmara dalam puisi

“Asmaradana”. Balada adalah ragam puisi yang menceritakan kehidupan

manusia dengan berbagai macam sifatnya, seperti pengasih, cemburu, dengki,

takut, sedih, ataupun riang. Contohnya puisi karya WS Rendra yang berjudul ”

Balada Terbunuhnya Atmo Karpo”.

2. Puisi Lirik

Puisi lirik adalah puisi yang mengungkapkan berbagai perasaan

penyairnya. Puisi lirik dibagi menjadi tiga macam, yaitu elegi, serenada, dan

1
ode. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka dari si

penyairnya. Contohnya, Elegi Jakarta I karya Asrul Sani. Selanjutnya,

serenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Nyanyian serenada

ini tepat dinyanyikan pada waktu senja. Contohnya puisi Serenada Biru karya

W.S. Rendra. Terakhir, ode merupakan jenis puisi yang berisi pujian yang

dapat ditunjukkan untuk seseorang, suatu hal, maupun suatu keadaan.

Contohnya, puisi yang ditulis oleh Chairil Anwar yang berjudul Diponegoro.

3. Puisi Deskriptif

Puisi deskriptif adalah puisi di mana penyair bertindak sebagai

pemberi kesan terhadap suatu keadaan, peristiwa, benda, maupun suasana

yang menarik perhatiannya. Puisi deskriptif terbagi menjadi dua, yaitu satire

dan puisi kritik sosial.

Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair

terhadap suatu keadaan, tetapi dengan cara menyindir atau menyatakan hal

yang sebaliknya. Contohnya, puisi karya KH A Mustofa Bisri yang berjudul

Negeriku. Sementara itu, puisi kritik sosial juga merupakan jenis puisi yang

mengungkapkan ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dengan

cara membeberkan atau menyebarkan ketidakadilan yang terjadi. Contohnya,

puisi yang berjudul Aku Tulis Pamplet Ini karya W.S. Rendra.

2.2.3 Struktur Batin Puisi

Ada empat unsur batin puisi, yaitu tema, perasaan, nada atau sikap,

dan amanat.

1
1. Tema

Tema adalah gagasan pokok yang ingin diungkapkan oleh penyair.

Tema biasanya tersirat dalam keseluruhan isi puisi. Tema yang diungkapkan

merupakan penggambaran suasana batin atau juga berupa respons penyair

terhadap kenyataan sosial budaya.

Sebuah puisi tentunya memiliki tema yang melingkupi keseluruhan

puisi. Menurut Herman J. Waluyo (1987: 106) tema merupakan pokok atau

subject-matter yang dikemukakan oleh penyair. Ungkapan tersebut

menjelaskan bahwa tema merupakan sebuah atmosfer dari sebuah puisi. Oleh

sebab itu, untuk menafsirkan tema dalam sebuah puisi haruslah ditafsirkan

secara utuh.

2. Nada dan suasana

Nada dalam puisi disesuaikan dengan isi yang hendak disampaikan,

baik itu berupa nasihat, kritik, sindiran, ungkapan perasaan, atau hanya

berupa cerita. Sering kali puisi bernada santai seperti dalam puisi-puisi

mbeling. Kemudian, suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca

puisi tersebut atau psikologis yang ditimbulkan terhadap pembaca. Nada dan

suasana saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana

terhadap pembacanya. Misalnya, nada duka dapat menimbulkan suasana iba

bagi pembaca.

3. Perasaan dalam Puisi

1
Puisi mengungkapkan perasaan dari penyair. Jika penyair hendak

mengungkapkan keindahan alam, maka sebagai sarana ekspresi ia akan

menggunakan imaji-imaji, majas serta diksi yang mewakili makna tentang

keindahan alam.

4. Amanat

Dapat menelaah amanat dalam suatu puisi jika telah memahami tema,

rasa, dan nada pada puisi tersebut. Amanat atau pesan merupakan kesan yang

ditangkap pembaca atau pendengar puisi. Amanat tersirat dibalik kata-kata

yang disusun dan berada di balik tema yang digunakan.

2.2.4 Unsur Pembentukan Puisi


1. Majas dan Irama

Teks puisi merupakan teks atau karangan yang mengungkapkan

pikiran dan perasaan penyairnya dengan mengutamakan keindahan

kata-kata. Teks puisi mengutamakan majas dan juga irama.

Majas (figurative language) adalah bahasa kias yang

dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau

pembacanya. Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang

dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan

perumpamaan. Majas yang biasanya digunakan adalah majas

personifikasi, majas paralelisme, majas metafora, majas hiperbola, dan

majas perumpamaan.

Irama (musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan

berulang-ulang. Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata

1
dalam sebuah puisi yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi

tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia.

2. Penggunaan Kata-Kata Konotasi

Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata

itu telah mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan

pengalaman, kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair. Puisi

memang banyak menggunakan kata-kata bermakna konotatif. Hal itu

merupakan kiasan atau merupakan suatu perbandingan.

3. Kata-Kata Berlambang

Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda,

ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu. Misalnya, rantai dan

padi kapas dalam gambar Garuda Pancasila, tunas kelapa sebagai

lambang Pramuka. Lambang-lambang itu menyatakan arti tertentu

yang bisa dipahami umum.

Untuk kata-kata dalam puisi, seperti kata putih yang

melambangkan kesucian atau kebersihan, bunga yang melambangkan

kecantikan, api yang melambangkan kemarahan, dan baja yang

melambangkan kekuatan atau ketangguhan.

4. Pengimajinasian dalam Puisi

Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat

menimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut,

pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang

diungkapkan penyair. Kata-kata yang digunakan penyair membuat

1
pembaca seolah-olah mendengar suara (imajinasi auditif), melihat

benda-benda (imajinasi visual), atau meraba dan menyentuh benda-

benda (imajinasi taktil).

2.2.5 Bentuk Penyampaian Puisi

1. Membacakan Puisi

Membacakan puisi berarti menyampaikan puisi dengan bahasa lisan

atau melalui ucapan. Saat membacakan puisi, teks puisi bisa dibawa ke atas

pentas.

2. Deklamasi Puisi

Deklamasi puisi adalah menyampaikan puisi secara lisan juga,

namun bedanya, penyampaiannya dilakukan dengan penuh penghayatan dan

luapan kejiwaan, bisa disertai dengan gerakan tangan atau kaki.

3. Pertunjukkan Puisi

Penyampaian puisi dalam bentuk pertunjukkan dibagi menjadi

musikalisasi puisi dan dramatisasi puisi. Pada musikalisasi puisi, kamu akan

mengubah puisi menjadi sebuah lagi. Oleh karena itu, penyampaian puisi dan

irama lagu harus memiliki keselarasan, supaya lebih hikmat didengar. Selain itu,

dramatisasi puisi dilakukan dengan memperagakan atau memerankan tokoh sesuai

peristiwa yang ada di dalam puisi itu sendiri. Dramatisasi puisi bisa dilakukan

secara individu maupun berkelompok layaknya pementasan drama.

1
2.3 MEMBACA

Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Berikut

ini akan dijelaskan apa sebenarnya pengertian istilah membaca, tujuan yang

terkandung dalam kegiatan membaca, serta jenis-jenisnya.

2.3.1 Pengertian Membaca


Menurut (Henry Guntur Tarigan, 2008: 7) Membaca adalah suatu proses

yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang

hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Suatu

proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan

terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual

akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang

tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak

terlaksanakan dengan baik (Hodgson 1968 :43 – 44).

Dari segi linguistik, membaca adalah suatu peroses penyandingan

kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding proses), berlainan

dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandingan (encoding).

Sebuah aspek pembaca sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis

(written word) dengan makna bahsa lisan (oral language meaning) yang

mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna. (Anderson

1972 : 209-210).

(Henry Guntur Tarigan, 2008: 8) Membaca pun dapat pula diartikan

sebagai metode yang digunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan

kadang-kadang dengan orang lain – yaitu mengomunikasikan makna yang


1
terkandung atau tersirat pada lamvbang lambang tertulis. Bahkan, ada pula

beberapa penulis yang seolah-seolah beranggapan bahwa “membaca” adalah suatu

kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-

lambang tertulis tersebut memalui fonik (phonics = suatu metode pengajaran

membaca, ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa)

menjadi/menuju membaca lisan (oral reading). Membaca dapat pula dianggap

sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat

pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Tindakan hubungan

antara makna yang hendak dikemukakan oleh penulis dan penafsiran atau

interpretasi pembaca turut menentukan keterampilan membaca. Makna bacaan

tidak terletak pada halaman tertulis, tetapi berada pada pikiran pembaca.

Demikianlah, makna itu berubah karena setiap pembaca memiliki pengalaman

yang berbeda–beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan

kata-kata tersebut (Anderson 1972 : 211).

Secara singkat dapat dikatakan bahwa reading adalah bringing meaning

to and getting meaning from printed or writeen material, memetik serta

memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahasa tertulis (Finochiaro

and Bonom 1973 : 119). Jelaslah bagi kita bahwa membaca adalah suatu proses

yang bersangkutan dengan bahasa. Oleh karena itu, para pelajar harus dibantu

untuk menggapai atau memberi respon terhadap lambang-lambang visual yang

menggambarkan tanda-tanda oritori yang sama yang telah mereka tanggapi

sebelum itu. Menyimak dan membaca haruslah selalu mendahului kegiata

membaca. Ketika membaca kita membuat bunyi dalam krongkongan kita. Kita

1
membaca lebih cepat kalau kita tau bagaimana cara mengatakan serta

mengelompokan bunyi-bunyi tersebut dan kalu kita tidak tertegun-tegun

melakukannya. Oleh karena itu, sangat penting sekali diingat agar setiap kesulitan

yang terkenaan dengan bunyi , urutan bunyi, intonasi, atau jeda haruslah

dijelaskan sebelum para pelajar disuruh membaca dalam hati ataupun membaca

lisan. (Finocchiaro and Bonomo 1973: 120). Kesimpulan yang dapat diartikan dari

pembicaraan di atas adalah bahwa “membaca ialah memahami pola-pola bahasa

dari gambaran tertulisnya” (Lado 1976 :132).

2.3.2 Jenis- Jenis Membaca

Membaca dapat dibedakan menjadi empat tingkat kerumitan proses

berpikir, yaitu membaca literal, membaca interpretatif, membaca kritis, dan

membaca kreatif. Membaca literal merupakan tingkatan membaca yang hanya

bertujuan menemukan informasi yang dinyatakan secara jelas di dalam bacaan.

Membaca interpretatif melibatkan kemampuan memperoleh informasi yang

dihasilkan dari penggabungan pernyataan antarbaris dalam bacaan. Membaca

kritis melibatkan kemampuan memperoleh informasi melalui proses berpikir kritis

yang meliputi proses analisis, sintesis, dan evaluasi isi bacaan. Sedangkan

membaca kreatif melibatkan kemampuan memproduksi ide dengan cara

berimajinasi dan berkreasi. Capaian tingkatan kegiatan membaca diperoleh

melalui pemahaman dan kegiatan membaca secara berjenjang. Pemahaman akan

bacaan dengan tingkat tinggi terlebih dahulu memerlukan keterampilan membaca

di tingkat yang lebih rendah.

Terdapat 5 jenis membaca, yaitu:


1
1. Membaca teliti yaitu membaca yang penekannya diarahkan pada

keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan,

2. Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekannya diarahkan pada

keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan,

3. Membaca ide yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta

memanfaatkan ide-ide yang tedapat pada bacaan.

4. Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh

tegang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, bukan hanya mencari

kesalahan.

5. Membaca telaah bahasa.

2.3.3 Tujuan Membaca

Tujuan utama mebaca adalah untuk mencari serta memperoleh

informasi, mencakup isi, memahami makna baca. Makna arti (meaning) erat

sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.

Berikut ini, kemukakan beberapa yang penting :

1. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for

details or facts) menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah

dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang terjadi

pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat

oleh tokoh.

2. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas)

mengetahui mengapa hal itu mengubah topik yang baik dan menarik, masalah

1
yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh,

dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan tokoh untuk mencapai tujuannya.

3. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading

for sequence or organization) mengetahui apa yang terjadi disetiap bagian

cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/ seterusnya

setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adaegan-adegan dana

kejadian, kejadian buat dramatis.

4. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference)

untuk mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa

yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada pembaca, mengapa para

tokoh berubah, kulaitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat

mereka berhasil atau gagal.

5. Membaca untuk mengelompokan, membaca untuk mengklarifikasikan

(reading to classify) untuk mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar

mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apa cerita itu benar

atau tidak benar.

2.3.4 Aspek-Aspek Membaca

Tujuan utama dari kegiatan membaca adalah untuk mengumpulkan

informasi serta memahami makna bacaan. Aspek penting di dalam kegiatan

membaca yaitu aspek kepenulisan dan aspek kebahasaan. Aspek penulisan

merupakan aspek dasar yang berkaitan dengan kemampuan mengenali bentuk

huruf dan unsur-unsur linguistik. Sedangkan aspek kebahasaaan merupakan aspek

lanjutan yang meliputi pembacaan secara lambat dalam memahami pengertian

1
leksikal, gramatikal, retorikal, keterkaitan, penilaian isi, dan penilaian bentuk.

Aspek kebahasaan juga dapat dibaca dengan tempo waktu yang beragam dan

disesuaikan dengan keadaan yang mudah dilakukan.

Membaca suatu bacaan tidak dilakukan dalam sekali baca dan tanpa

pengulangan. Pembacaan yang berulang-ulang membuat bacaan mudah diingat

dalam waktu yang relatif lama, Keterampilan mengingat bacaan dapa dilakukan

mulai dari mengorganisasikan bahan yang dibaca agar mudah dipahami.

Selanjutnya, bahan bacaan dikaitkan dengan fakta-fakta atau menghubungkan

dengan pengalaman pembaca. Pembaca juga perlu mencatat ide pokok atau detail

penting yang diperlukan, menguasai diksi serta terbiasa dengan struktur dasar

dalam penulisan kalimat, paragraf, dan tata bahasa.

2.3.5 Manfaat Membaca


1. Meningkatkan kapasitas berpikir

Kegiatan membaca memerlukan pemahaman, interpretasi dan

penilaian informasi serta tanggapan terhadap bacaan, sehingga terjadi

proses berpikir. Pengembangan kemampuan berpikir setiap individu dapat

dicapai melalui kegiatan membaca. Selama membaca, individu

memperoleh pengetahuan yang berguna untuk meningkatkan kapasitas

berpikirnya.

2. Meningkatkan keterampilan menulis

Kegiatan menulis selalu berkaitan dengan kegiatan membaca. Penulis yang

banyak membaca akan memiliki kemahiran dalam memilih kata dan

menggunakan permainan kata. Selain itu, membaca secara bebas bacaan

1
dengan topik, judul dan bentuk yang beragam akan memberikan banyak

informasi bagi penulis.

2.4 Model Pembelajaran SQ4R

Peroses belajar adalah fenomena kognitif. Setelah proses belajar

terjadi, seseorang dapat memiliki cara pandangan baru terhadap suatu problem.

SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect,

yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks

aktual yang relevan.

1. Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci.

2. Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, dari mana)

tentang bahan bacaan (materi atau bahan ajar).

3. Read dengan membaca teks dan cari jawabannya.

4. Recite dengan pertimbangan jawaban yang diberikan (catatan-bahsa

bersama).

5. Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh.

6. Reflect yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan

membayangkan konteks aktual yang relevan.

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran SQ4R yaitu:

1. Kelebihan model pembelajaran SQ4R

a. Membantu siswa untuk lebih memahami suatu bacaan.

b. Menyimpan informasi yang dipelajarai dengan baik dalam sistem memori

jangka panjang pada siswa.

c. Membantu siswa untuk belajar sendiri (mandiri).


1
d. Membantu siswa untuk berpikir kritis.

e. Meningkatkan rasa senang siswa pada pembelajaran.

2. Kekurangan model pembelajaran SQ4R

a. Apabila dalam penggunaan model SQ4R siswa tidak teliti, siswa akan

mengalami kesulitan dalam mengikuti materi berikutnya.

b. Apabila siswa tidak aktif di dalam proses belajar maka siswa tidak akan

mendapatkan hasil baik dalam proses belajar.

1
1

Anda mungkin juga menyukai