DI SUSUN OLEH
KELAS : XI MIPA 4
TAHUN AJARAN
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaan-Nya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan.
Ucapan terima kasih kepada dosen pengampuh matakulia Pendidikan bahasa dan
Sastra Indonesia di kelas tinggi yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan
membantu dalam pembuatan makalah ini. Kepada teman-teman kelompok dan semua
pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini yang turut memberikan ide-ide.
Semoga makalah Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia di kelas tinggi dapat
bermanfaat bagi semua yang ingin menambah pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca.
penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul........................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
Bab II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan...........................................................................................14
3.2. Saran......................................................................................................14
Daftar pustaka......................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.3.TUJUAN.
BAB II
PEMBAHASAN
Sastra berfungsi menghibur dan sekaligus mendidik, sehingga paling sedikit yang
diperoleh dari sastra yaitu memahami kebutuhan akan kepuasan pribadi dan
pengembangan kemampuan bahasa. Kepuasan pribadi anak-anak setelah membaca
karya sastra sangat penting, artinya selain mereka diminta menguasai keterampilan
membaca selanjutnya karya sastra juga berfungsi mengembangkan wawasan.Dalam
fungsi karya sastra dalam mengembangkan kemampuan berbahasa dapat disebut
sebagai nilai pendidikan.
Ø Sastra anak-anak dan pengembangan keberwacanaan
Ø Awal keberwacaan
Imflikasi dari hal ini adalah bahwa dalam perkembangan anak-anak ada saat-saat
yang tepat untuk mengajari mereka membaca. Persfektif tentang cara anak menjadi
anak itulah yang disebut awal keberwacanaan (emergency literacy).
Berdasarkan keberwacanaan ditentukan oleh 4 komponen, atau 4 elemen umum
yaitu:
Pada bagian awal tulisan ini dikemikakan bahwa keberwacanaan mnengacu pada
kemampuan membaca dan menulis. Terkait dengan dua kemampuan inilah fungsi
sastra anak-anak dalam pengembangan keberwacanaan dijelaskan dengan
memanfaatkan informasi (Huck, 1987: 15-16) menyimak cerita dapat
memperkenalkan anak pada pola-pola bahasa dan mengembangkan kosakata serta
maknanya, peran membaca juga cukup signifikan dalam pengembangan
menulis.Smith mengetakan pengembangan komposisi dalam menulis tidak dapat
dikembangkan dalam menulis saja tetapi menuntut aktifitas membaca dan
kegemaran membaca.
Ø Kegiatan murid-guru
Diadakan diskusi antara murid dan guru untuk menolng anak-anak yang
memerlukan peningkatan dalam hal keterampilan khusus atau pemahaman. Melalui
diskusi-diskusi, murid dengan guru dapat mengumpulkan informasi penting
mengenai minat anak, sikap terhadap kegiatan membaca dan perkembangan dalam
keterampilan membaca dan keterampilan berpikir.
3. Membaca nyaring bagian bacaannya dipilih sendiri oleh murid yaitu bagian
yang dia sukai
Pengajaran bahasa dengan bahan ajar sastra mengajak anak untuk memahami
karakteristik bahasa sastra sebagai salah satu ragam bahasa Indonesia, dan
karakteristik komunikasi sastra sebagai salah satu bentuk komunikasi tulis bahasa
Indonesia.
Kegiatan mengenal meliputi melihat, mendengar, menyimak, dan membaca.
Kegiatan memahami meliputi kegiatan menafsirkan, mengartikan, memproposikan,
mencari hubungan, menemukan pola, menarik kesimpulan dan menggeneralisasi.
v Tujuan umum pengajaran, yakni tujuan yang harus dicapai oleh pengajaran
bahasa dan sastra Indonesia.
Teknik Cloze
RBM dikembangkan dari prosedur klos yang sudah lajim melalui dua cara;
pertama siswa belajar melalui ringkasan bukan dengan teks asli, kedua kata-kata
terpilih digantikan kata kosong awal kata, RBM juga disajikan sebagai permainan.
Tangga cerita dibciptakan dengan membuat ringkasan cerita yang bagian akhir
kalimatnya dihapus. Anak ditugaskan mengkreasikan sendiri lanjutannya tapi
bukan kalimat aslinya. Anak akan senang memprediksi cerita sebelum membaca
dan merevisinya setelah membaca.
· Teknik skala
Tujuan
v Siswa mampu membedakan ragam bahasa sastra dan ragam bahasa lainnya.
v materi pelajaran harus relevan terhadap tujuan intruksional yang jarus dipakai
v materi pelajaran harus membantu untuk melihat diri secara aktif, baik dengan
berpikir atau dengan mengadakan kegiatan
Guru
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam keseluruhan proses pengajaran
satra di kelas, guru dituntut mampu melaksanakan tugasnya secara propesional.
Guru harus memiliki 10 kopetensi yaitu:
Siswa
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebagai seorang calon pendidik ada beberapa hal yang sapat kita lakukan
diantaranya:
1. Pendidik harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar ketika
memberikan pengajaran kepada anak didiknya.
Rofi’udin, Ahmad dan Zuhdi, Darmiyati. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di kelas tinggi. Malang : penerbit Universitas Negeri Malang .