Anda di halaman 1dari 16

TUGAS BAHASA INDONESIA

MAKALAH BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

“MEMBACA DAN SASTRA ANAK “

DI SUSUN OLEH

NAMA : ZAHRA REVALINA A

KELAS : XI MIPA 4

SMA NEGERI 9 KENDARI

TAHUN AJARAN

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaan-Nya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan.

Ucapan terima kasih kepada dosen pengampuh matakulia Pendidikan bahasa dan
Sastra Indonesia di kelas tinggi yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan
membantu dalam pembuatan makalah ini. Kepada teman-teman kelompok dan semua
pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini yang turut memberikan ide-ide.
Semoga makalah Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia di kelas tinggi dapat
bermanfaat bagi semua yang ingin menambah pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca.

Weetebula, 6 Oktober 2015

penulis
DAFTAR ISI

Halaman

Judul........................................................................................................i

Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang...........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................2

1.2.1 apa pengertian membaca dan sastra …………………………….2

1.2.2 apa itu sastra sebagai landasan pengembangan membaca……..2

1.2.3 apa itu pengajaran sastra indonesia………………………………2

1.3. Tujuan Pembahasan..................................................................................2

Bab II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Membaca dan Sastra............................................................3

2.2. Sastra Sebagai Landasan Pengembangan Membaca..........................5

2.3. Pemanfaatan Bahan Ajar Sastra Bagi Penumbuhkembangan


Kemampuan
Berbahasa......................................................................8

2.4. Pengajaran Sastra Indonesia...............................................................10

Bab III PENUTUP

3.1. Kesimpulan...........................................................................................14

3.2. Saran......................................................................................................14

Daftar pustaka......................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pendidikan sastra dan bahasa Indonesia mempunyai peranan yang penting


didalam dunia pendidikan. Seperti dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, kita harus mempelajari
ilmu pendidikan tentang bahasa dan sastra Indonesia. Agar kita dapat belajar dan
mengetahui bagaimana cara kita menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar.

Terutama bagi pendidik, pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dirasakan


memang sangat penting. Karena ketika seorang pendidik memberikan pengajaran
kepada anak-anak didiknya, harus bisa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar. Apabila seorang pendidik mengunakan bahasa yang kurang baik, maka
akan dicontoh oleh anak-anak didiknya.

1.2. Rumusan masalah

1.2.1 Apa pengertian Membaca dan Sastra?

1.2.2 Apa itu Sastra Sebagai Landasan Pengembangan Membaca?

1.2.3 Apa itu pengajaran Sastra Indonesia?

1.3.TUJUAN.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Membaca dan Sastra

Secara keseluruhan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD berfungsi untuk


mengembangkan kemampuan bernalar, berkomunikasi, dan menggunakan pikiran
juga perasaan, serta membina persatuan dan kesatuan bangsa. Di SD, khususnya di
kelas 1 dan 2 diutamakan pengembangan kemampuan berbahasa Indonesia
sederhana melalui membaca, menulis, mengarang dan imla (dikte) dengan
menggunakan bahasa Indonesia baku. Untuk mengembangkan kemampuan dan
keterampilan dasar menggunakan bahasa, dalam kegiatan kegiatan belajar di kelas
1 dan 2 diberikan pengetahuan sederhana tentang lingkungan alam dan social.

Menurut Spodek dan Saracho, membeca merupakan proses mendapatkan makna


dari barang cetak. Ada dua cara yang ditempuh dalam membaca untuk memperoleh
makna dari barang cetak yaitu :

1. Langsung, yakni menghubungkan ciri penanda visual dari tulisan dengan


maknanya.

2. Tidak langsung, yakni mengidentifikasi bunyi dalam kata dan


menghubungkannya dengan makna.

3. Kaitan Membaca dan Sastra

Sastra berfungsi menghibur dan sekaligus mendidik, sehingga paling sedikit yang
diperoleh dari sastra yaitu memahami kebutuhan akan kepuasan pribadi dan
pengembangan kemampuan bahasa. Kepuasan pribadi anak-anak setelah membaca
karya sastra sangat penting, artinya selain mereka diminta menguasai keterampilan
membaca selanjutnya karya sastra juga berfungsi mengembangkan wawasan.Dalam
fungsi karya sastra dalam mengembangkan kemampuan berbahasa dapat disebut
sebagai nilai pendidikan.
Ø Sastra anak-anak dan pengembangan keberwacanaan

Kebewaraan adalah kemampuan membaca dan menulis dalam menunaikan tugas-


tugas yang berkaitan dengan dunia kerja dan kehidupan diluar sekolah (Tompkins,
1991:81). Pengembangan membaca dan menulis telah diamanatkan di dalam
kurikulum Pendidikan Dasar khususnya pendiikan dasar yang diselenggarakan di
SD.

Pelajaran Bahasa Indonesia berfungsi untuk mengembangkan kemampuan


berkomunikasi, mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan membeca
dan menulis (Kurikulum Pendidikan Tahun 1994). Pengembangan keberwacanaan
dapat dilaksanakan melalui pemanpaatan ini anak-anak sebagai media pembelajaran
membaca dan menulis. Pemanpaatan ini didasarkan pada asumsi bahwa sastra dapat
mengembangkan bahasa, sastra dapat mengembangkan bahasa anak (Huck, 1987:
Ellis, 1989)

Istilah keberwacanaan merupakan terjemahan “Literacy” dari bahasa Inggris.


Semula, literacy diartikan sebagai pengetahuan tentang cara membaca
(keberaksaraan) tetapi kemudian karena tujuan yang diharapkan bukan sekedar
mengenal aksara atau tulisan. Para guru memperkrnalkan komputer pada anak SD
dan mengembangkan keberwacanaan komputer (computer literacy).Bagaimanapun,
keberwacanaan adalah suatu alat atau sarana yang dipakai untuk belajar tentang
dunia dan untuk berperan penuh dalam masyarakat.

Ø Awal keberwacaan

Keberwacanaan adalah proses yang dimulai sebelum pendidikan dasar berlanjut


kemasa dewasa. Keberwacanaan dilakukan pada anak berumur 5 tahun atau pada
saat memasuki taman kanak-kanak. Sebagai “persiapan” untuk pembelajaran
membaca dan menulis yang akan dimulai secara formal pada tingkat pertama.

Imflikasi dari hal ini adalah bahwa dalam perkembangan anak-anak ada saat-saat
yang tepat untuk mengajari mereka membaca. Persfektif tentang cara anak menjadi
anak itulah yang disebut awal keberwacanaan (emergency literacy).
Berdasarkan keberwacanaan ditentukan oleh 4 komponen, atau 4 elemen umum
yaitu:

1. Pesan tekstual (textual intent)

2. Daya tawar (negotiability)

3. Bahasa digunakan untuk meningkatkan bahasa

(language use to tinetune language)

4. Pengambilan risik (risk takinag)

5. Fungsi sastra anak-anak dalam pengembangan keberwacanaan

Pada bagian awal tulisan ini dikemikakan bahwa keberwacanaan mnengacu pada
kemampuan membaca dan menulis. Terkait dengan dua kemampuan inilah fungsi
sastra anak-anak dalam pengembangan keberwacanaan dijelaskan dengan
memanfaatkan informasi (Huck, 1987: 15-16) menyimak cerita dapat
memperkenalkan anak pada pola-pola bahasa dan mengembangkan kosakata serta
maknanya, peran membaca juga cukup signifikan dalam pengembangan
menulis.Smith mengetakan pengembangan komposisi dalam menulis tidak dapat
dikembangkan dalam menulis saja tetapi menuntut aktifitas membaca dan
kegemaran membaca.

2.2.Sastra Sebagai Landasan Pengembangan Membaca

Program pembelajaran sastra yang berlandaskan sastra menggunakan berbagai


pendekatan dan strategi untuk membentuk keterampilan berbahasa. Pembelajaran
bersifat terpadu yang sudah diterapkan dalam situasi kelas. Jadwal membaca tiap
hari dapat digabarkan dengan cara, yaitu waktu dua jam dipandang sudah sesuai
karena keterampilan berkomunikasi dalam bidang membaca, menulis, menyimak
dan berbicara diajarkan secara terpadu.
Guru memerlukan waktu khusus untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan
tertentu kepada kelompok anak atau seluruh anak di kelas.
Ø Kegiatan bebas

Anak-anak perlu diberikan kesempatan untuk memprakarsai kegiatan-kegiatan


mereka sendiri dan bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Memberikan
kesempatan kepada anak-anak untuk membuat keputusan, mengatasi masalah, dan
bertanggung jawab atas kegiatan belajar, mereka sendiri dapat mempersiapkan
anak-anak menghadapi tuntutan dunia kerja dalam kehidupan yang sebenarnya.

Ø Kegiatan murid-guru

Diadakan diskusi antara murid dan guru untuk menolng anak-anak yang
memerlukan peningkatan dalam hal keterampilan khusus atau pemahaman. Melalui
diskusi-diskusi, murid dengan guru dapat mengumpulkan informasi penting
mengenai minat anak, sikap terhadap kegiatan membaca dan perkembangan dalam
keterampilan membaca dan keterampilan berpikir.

Diskusi murid dan guru tersebut hendaknya mengandung hal-hal berikut:

1. Diskusi dapat difokuskan pada unsur-unsur bacaan, konsep atau


permasalahan yang ada dalam bacaan pengarang atau jenis karya sastra.

2. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang menuju pada hal-hal tertentu sehingga


murid yang bersangkutan terlihat dalam kegiatan berpikir tingkat tinggi
(menganalisis, mensintesa dan mengevaluasi).

3. Membaca nyaring bagian bacaannya dipilih sendiri oleh murid yaitu bagian
yang dia sukai

4. Diskusi difokuskan pada proses pemilihan kegiatan, rencana untuk


mengatasi hambatan penyelesaian tugas

5. Saran untuk kegiatan membaca selanjutnga dan petunjuk mengenai


pengembangan ketermpilan.

6. Karakteristik sastra sebagai bahan ajar kemampuan berbahasa.


Pembaca sastra memerlukan strategi baca yang berbeda dengan strategi
membaca teks-teks nonsastra, itu disebabkan oleh bahasa sastra bersifat
konotatif/kias, yang berarti pesan disajikan oleh pengarang secara terselubung.
Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra, yaitu nilai keindahan dan nilai
moral akan meresap dan berkembang dalam diri anak secara alami.

Karya sastra dapat menolong anak-anak memahami dunia mereka, membentuk


sikap-sikap yang positif, dan menyadari hubungan dengan manusia. lewat karya
sastra anak-anak dapat mempelajari dan memaknai dunia mereka misalnya dengan
membaca karya sastra yang melukiskan seorang anak yang sering menolong
sehingga disayang oleh gurunya dan teman-temanya, anak akan mengerti bahwa
mereka harus bersikap seperti itu agar banyak yang sayang.

2.3.Pemanfaatan Bahan Ajar Sastra Bagi Penumbuhkembangan


Kemampuan Berbahasa

Pengajaran bahasa Indonesia dimaksudkan untuk menyiapkan agar anak mampu


berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Pengajaran yang
demikian pada hakekatnya adalah pengajaran yang dimaksudkan untuk membentuk
kompetensi komunikasi. Kompetensi ini memiliki empat unsur pokok yaitu
pengetahuan dan penguasaan kaidah tata bahasa baik fonologi, morfologi, sintaksis
maupun sematik. Pengajaran apresiasi sastra dengan bahan -bahan ajar sastranya,
berfungsi sebagai wahana penbentukan kompetensi komunikasi khusus kepada
anak. Kompetensi yang dimaksud disini adalah kompetensi komunikasi sastra dan
kompetensi komunikasi bahasa yang lain yang berarah emotif-imajinatif.

Pengajaran bahasa dengan bahan ajar sastra mengajak anak untuk memahami
karakteristik bahasa sastra sebagai salah satu ragam bahasa Indonesia, dan
karakteristik komunikasi sastra sebagai salah satu bentuk komunikasi tulis bahasa
Indonesia.
Kegiatan mengenal meliputi melihat, mendengar, menyimak, dan membaca.
Kegiatan memahami meliputi kegiatan menafsirkan, mengartikan, memproposikan,
mencari hubungan, menemukan pola, menarik kesimpulan dan menggeneralisasi.

Ø Kedudukan pengajaran sastra dalam kurikulum 1994, dalam kurikulum 1994,


tujuan dibagi atas:

v Tujuan umum pengajaran, yakni tujuan yang harus dicapai oleh pengajaran
bahasa dan sastra Indonesia.

v Tujuan khusus pemahaman, yakni tujuan agarsiswa menguasai dan


mengembangkan kemampuan-kemampuan reseptif.

v Tujuan khusus penggunaan, yakni tujuan agar siswa menguasai dan


mengembangkan kemampuan-kemampuan produktif.

Kemampuan apresiasi sastra tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan


apresiasi itu sendiri, memahami dan dapat mengapresiasi karya sastra Indonesia
serta dapat mengkomunukasikan secara lisan dan tulisan. Tetapi juga pengajaran
lewat sastra, pengajaran sastra yang digunakan sebagai sarana untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa dan mengembangkan kepribadian.

1. Pengembangan Pembelajaran Membaca Berdasarkan Karya Sastra

2. Pendekatan untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca

Menurut teori Schema, sering membaca buku dengan jumlah banyak


memungkinkan anak mengembangkan pengetahuan, selanjutnya memudahkan
mereka juga dapat bervariasi bacaannya. Mereka akan memiliki apresiasi terhadap
karya sastra dan kemumgkinannya mereka menjadi pembaca sepanjang hidupnya
(North, 1989: 426). Murid-murid perlu diberi kesempatan untuk membaca karya
sastra yang mereka pilih sendiri, di samping kegiatan membaca dengan pengarahan
guru. Pendekatan-pendekatan yang dapat diterapkan antara lain membaca dalam
hati dalam waktu yang relatif lama tanpa diganggu, kelompok membaca.
Ø Strategi pengembangan

Beberapa strategi pengembangan dengan teknik utama latihan yang didasarkan


pada uraian Johnson (1987) dalam Literacy Through Literature, untuk mendukung
agar penerapan strategi bisa dilakukan diperlukan buku-buku sederhana dan
menarik agar anak mudah juga tertantang membacanya. Dalam memilih dan
mengembangkan latihan, peran guru adalah menjamin tersedianya bahan, yaitu
menyajikan cerita secara lisan dan melalui latihan membimbing dan memberikan
bimbingan individu pada siswa yang berusaha menerapkan latihan pada buku
latihannya.

Ø Jenis strategi diantaranya yaitu:

 Teknik Cloze

 Ringkasan Model Burgs (RMB)

RBM dikembangkan dari prosedur klos yang sudah lajim melalui dua cara;
pertama siswa belajar melalui ringkasan bukan dengan teks asli, kedua kata-kata
terpilih digantikan kata kosong awal kata, RBM juga disajikan sebagai permainan.

· Tangga cerita (story ladders)

Tangga cerita dibciptakan dengan membuat ringkasan cerita yang bagian akhir
kalimatnya dihapus. Anak ditugaskan mengkreasikan sendiri lanjutannya tapi
bukan kalimat aslinya. Anak akan senang memprediksi cerita sebelum membaca
dan merevisinya setelah membaca.

· Teknik skala

Skala penilaian dikembanngkan dengan daftar pasangan kata yang berlawanan


seperti, baik/jahat, hangat/dingin, cepat/lambat dan berat/ringan. Selanjutnya anak
diminta menilai tokoh cerita dengan skala yang dibuat oleh guru. Latihan ini dapat
membantu siswa yang berekspresi dalam tulisan.
2.4.Pengajaran Sastra Indonesia

Pengajaran sastra Indonesia merupakan suatu sistem yang didalamnya


mengandung beberapa komponen, maka problematik yang ada dalam pembelajaran
sastra di SD dapat bersumber pada komponen-komponen berikut ini:

 Tujuan

Sejak kurikulum SD 1975, kurikulum SD 1984, maupun kurikulum SD 1994


seperti sekarang. Pelajaran sastra Indonesia selalu dimasukan kedalam pengajaran
bahasa Indonesia, khususnya di SD. Fungsi pelajaran bahasa Indonesia adalah:

1. pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa

2. peningkatan pengetahuan dan keterampilan bahasa Indonesia dalam rangka


pelestarian dan pengembangan budaya

3. peningkatan pengetahuan dan keterampilan bahasa Indoneia untuk meraih


dan mengembangkan ilmu pengetehuan teknologi dan eni.

Tujuan megenai sastra yaitu:

v Siswa mampu mengenal dan mampu membedakan bentuk-bentuk puisi, prosa


dan drama.

v Siswa mampu membedakan ragam bahasa sastra dan ragam bahasa lainnya.

Ø Isi materi pelajaran

v materi pelajaran harus relevan terhadap tujuan intruksional yang jarus dipakai

v materi pelajaran haru sesuai taraf kesulitannya dengan kemampuan siswa

v materi pelajaran harus dapat menunjang motivasi siswa

v materi pelajaran harus membantu untuk melihat diri secara aktif, baik dengan
berpikir atau dengan mengadakan kegiatan
 Guru

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam keseluruhan proses pengajaran
satra di kelas, guru dituntut mampu melaksanakan tugasnya secara propesional.
Guru harus memiliki 10 kopetensi yaitu:

1. Kemampuan menguasai bahan materi bidang study.

2. Kemampuan mengelola program belajar mengajar.

3. Kemampuan mengelola kelas.

4. Kemampuan menggunakan media dan sumber.

5. Penguasaan landasan-landasan pendidikan.

6. Kemampuan mengelola interaksi belajar megajar.

7. Kemampuan menilai kemampuan siswa.

8. Pengenalan fungsi dan program layanan dan bimbingan dan konseling di


sekolah.

9. Pengenalan dan penyelenggaraan admisistrasi sekolah.

10. Pemahaman prinsip-prinsip dan penafsiran hasil penelitian guna pengajaran

 Siswa

Siswa merupakan komponen yang sangat penting dalam pembelajaran sastra.


Dalam pengajaran siswa di SD, problem yang berkaitan dengan siswa yang dapat
diidentifikasi antara lain motivasi minat belajar sastra, serta lingkungan belajar
siswa.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seperti yang nyatakan sebelumnya bahwa pendidikan Bahasa dan Sastra


Indonesia mempunyai arti yang cukup penting. Poin yamg lebih penting lagi di
dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terutama adalah membaca. Karena
ketika kita duduk dibangku SD, hal pertama yang harus dipelajari adalah membaca,
kemudian kita akan dapat menulis juga menghitung serta merangkai berbagai
macam kalimat. Jika begitu kita akan dapat membacakan karya-karya sastra. Sastra
juga sarana yng diberikan untuk mengembangkan kreatifitas anak di dalam
pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

3.2 Saran

Sebagai seorang calon pendidik ada beberapa hal yang sapat kita lakukan
diantaranya:

1. Pendidik harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar ketika
memberikan pengajaran kepada anak didiknya.

2. Pendidik harus memastikan bahwa anak-anak didiknya senang, suka, juga


nyaman diajar oleh kita, agar mereka dapat menerima materi dengan baik
dan tidak merasa terpaksa.

3. Belajarlah terus agar menjadi guru yang profesional.


DAFTAR PUSTAKA

Rofi’udin, Ahmad dan Zuhdi, Darmiyati. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di kelas tinggi. Malang : penerbit Universitas Negeri Malang .

Tyok. 2008. Membaca dan Sastra Anak.

Anda mungkin juga menyukai