Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR


Dosen Pengampu :
Agus Kistian,M,pd

Disusun Oleh :
Alfira Putri 2203210002
Eni Liyasih 2203210015
Rikke Mahara 2203210028
Kartijah 2203210032
Fitri Fadhilla 2203210035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BINA BANGSA MEULABOH
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di Sekolah Dasar” ini dengan baik dan tepat waktu. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa kita dari
alam yang penuh kegelapan menuju alam yang terang benderang. Sebelumnya kami sampaikan
rasa terimakasih kepada bapak Agus Kristian, M.pd selaku dosen pengampu kami dalam mata
kuliah Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia Kelas Tinggi yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam proses pendalaman materi yang di sampaikan kepada kami.
Makalah ini kami susun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas pada Mata
Kuliah Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia Kelas Tinggi Program studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar STKIP Bina Bangsa Meulaboh. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis butuhkan demi
kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pada pembaca umumnya.

Meulaboh ,21 September 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................7
A. Saran.....................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar merupakan pembelajaran yang paling


utama. Dengan bahasa siswa dapat menimba ilmu pengetahuan, teknologi, seni serta informasi
yang ditularkan dari guru. Mencermati hal itu maka guru sebagai pelaksana dan pengelola
pembelajaran di sekolah dituntut untuk dapat merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
aspek-aspek yang tercakup dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Untuk mencapai kompetensi
hasil belajar bahasa Indonesia yang telah dirumuskan secara nasional maka pembelajaran bahasa
Indonesia dikembangkan melalui empat aspek keterampilan utama bahasa Indonesia yaitu:
menyimak, berbicara, membaca dan menulis serta dua aspek keterampilan penunjang yakni
berbahasa dan apresiasi bahasa dan sastra Indonesia, yang dalam pelaksanaannya aspek-aspek itu
dapat dijadikan fokus dalam setiap pertemuan (Depdiknas, 2006: 1).
Dalam merancang pembelajaran bahasa Indonesia di SD guru harus dapat mencermati
fungsi dari keempat aspek utama dalam pembelajaran bahasa Indonesia tersebut. Karena melalui
keempat aspek keterampilan bahasa tersebut, siswa dapat menyerap semua informasi (reseptif)
dan seterusnya siswa dapat menyampaikan hasil pikiran, ide-ide, penalarannya (produktif)
kepada orang lain melalui kemampuan berbicara secara lisan atau menulis (melalui bentuk
tulisan/karya ilmiah). Kemampuan itu dapat dilakukan siswa jika telah memiliki pengetahuan
yang memadai tentang kebahasaan, kosakata yang cukup, serta didukung oleh sikap positif
terhadap bahasa dan sastra (Santoso, 2003:31).
Sehubungan dengan hal itu, maka kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia
berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan
belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Pembelajaran
bahasa Indonesia 1 2 diarahkan agar siswa terampil berbahasa Indonesia dari berbagai segi
komponen bahasa yang meliputi siswa terampil di bidang pemahaman (menyimak dan
membaca), terampil di bidang penggunaan (menulis dan berbicara), dan terampil di bidang
kebahasaan (kaidah-kaidah bahasa). Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia agar para
siswa memiliki kemampuan menyimak (mendengarkan), membaca, menulis dan berbicara
dengan baik. Melalui keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh siswa diharapkan dapat

1
digunakan untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis serta menimbulkan
penghargaan terhadap hasil karya manusia Indonesia (Depdiknas, 2004:3).
B. Rumusan Masalah
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
2. Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia di Sekolah Dasar
3. Konsep Dasar dan Manfaat Sastra Dalam Pendidikan
C. Tujuan
1. Untuk Mempelajari Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
2. Untuk Mempelajari Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia di Sekolah Dasar
3. Untuk Mempelajari Konsep Dasar dan Manfaat Sastra Dalam Pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra melibatkan pemahaman dan pengembangan


kemampuan komunikasi verbal, pemahaman budaya, dan apresiasi seni dalam bahasa tertentu.
Berikut adalah beberapa aspek utama dari hakikat pembelajaran bahasa dan sastra:

1. Komunikasi Verbal: Pembelajaran bahasa melibatkan pengembangan keterampilan dalam


berbicara, mendengar, membaca, dan menulis dalam bahasa yang dipelajari. Ini
mencakup pemahaman tata bahasa, kosakata, dan konvensi komunikasi yang sesuai.
2. Pemahaman Budaya: Bahasa dan sastra merupakan cerminan budaya di mana mereka
digunakan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra juga melibatkan pemahaman
tentang budaya yang berkaitan dengan bahasa tersebut. Ini termasuk pemahaman tentang
tradisi, nilai, norma sosial, dan sejarah budaya.
3. Pengembangan Kreativitas: Sastra memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kreativitas mereka melalui penulisan kreatif, analisis sastra, dan interpretasi teks sastra.
Ini membantu siswa mengasah kemampuan berpikir kritis dan ekspresi diri mereka.
4. Apresiasi Seni: Pembelajaran sastra melibatkan apresiasi terhadap karya seni dalam
bentuk tulisan. Siswa mempelajari berbagai jenis karya sastra, seperti puisi, prosa, drama,
dan fiksi, serta mengembangkan kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi
kualitas artistiknya.
5. Pemahaman Makna: Hakikat pembelajaran bahasa dan sastra juga mencakup pemahaman
makna yang lebih dalam dalam teks-teks sastra. Siswa diajak untuk menggali tema,
simbolisme, karakterisasi, dan pesan yang terkandung dalam karya sastra.
6. Keterampilan Berpikir Kritis: Sastra memungkinkan siswa untuk melatih keterampilan
berpikir kritis mereka. Mereka harus menganalisis teks, mengevaluasi argumen, dan
membuat interpretasi yang rasional dan terinformasi.
7. Pengembangan Identitas Budaya: Pembelajaran bahasa dan sastra juga dapat membantu
siswa mengembangkan identitas budaya mereka sendiri, karena mereka lebih memahami
latar belakang budaya mereka melalui bahasa dan sastra.

Pembelajaran bahasa dan sastra bukan hanya tentang menguasai teknik berbicara dan
menulis, tetapi juga tentang memahami dunia melalui lensa bahasa dan seni. Ini memberikan

3
wawasan yang mendalam tentang budaya, manusia, dan pengalaman manusia, sambil
meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemikiran kritis siswa.
Berbicara bahasa Indonesia memiliki sejumlah kelebihan dan manfaat, terutama jika Anda
adalah warga negara Indonesia atau memiliki kepentingan yang signifikan dalam budaya dan
komunikasi Indonesia. Berikut adalah beberapa kelebihan berbicara bahasa Indonesia:
1. Komunikasi dalam Kehidupan Sehari-hari: Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dan
nasional Indonesia. Mampu berbicara bahasa ini memungkinkan Anda untuk
berkomunikasi dengan lebih banyak orang di Indonesia, dari berbagai latar belakang dan
wilayah.
2. Akses ke Informasi dan Sumber Daya: Bahasa Indonesia digunakan di berbagai media,
termasuk surat kabar, televisi, radio, dan internet. Kemampuan berbicara bahasa ini akan
memberikan Anda akses yang lebih baik ke informasi dan sumber daya dalam bahasa
Indonesia.
3. Kemudahan Berinteraksi dengan Orang Indonesia: Berbicara bahasa Indonesia akan
membuat Anda lebih mudah berinteraksi dengan penduduk lokal dan menumbuhkan
hubungan sosial yang lebih baik jika Anda tinggal atau bekerja di Indonesia.
4. Pekerjaan dan Peluang Karier: Jika Anda berencana untuk bekerja atau berkarier di
Indonesia, memiliki kemampuan berbicara bahasa Indonesia dapat menjadi kelebihan
besar. Banyak pekerjaan dan peluang bisnis memerlukan kemampuan berbicara bahasa
ini.
5. Pemahaman Budaya: Bahasa sering kali mencerminkan budaya dan cara berpikir
masyarakat. Berbicara bahasa Indonesia akan membantu Anda lebih memahami budaya
Indonesia, termasuk nilai-nilai, tradisi, dan norma sosialnya.
6. Keterampilan Komunikasi Antarbudaya: Kemampuan berbicara bahasa Indonesia akan
membantu Anda mengembangkan keterampilan komunikasi antarbudaya, yang berguna
dalam situasi-situasi di mana Anda berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang
budaya yang berbeda.
7. Keuntungan dalam Pendidikan: Jika Anda belajar atau mengajar di Indonesia,
kemampuan berbicara bahasa Indonesia akan memudahkan Anda dalam proses
pembelajaran dan mengajar. Anda juga akan dapat memahami materi pendidikan dengan
lebih baik.

4
8. Penghargaan dari Masyarakat Lokal: Orang Indonesia sering menghargai upaya orang
asing yang belajar dan berbicara dalam bahasa Indonesia. Hal ini dapat meningkatkan
integrasi sosial dan penerimaan dari masyarakat lokal.
9. Kemampuan untuk Mengikuti Perkembangan Terbaru: Mengikuti berita dan
perkembangan terbaru dalam bahasa Indonesia akan memberikan Anda pemahaman yang
lebih baik tentang isu-isu yang terjadi di Indonesia dan Asia Tenggara.
10. Kesempatan untuk Mengeksplorasi Budaya dan Wisata: Berbicara bahasa Indonesia akan
membuat Anda lebih mudah untuk mengeksplorasi berbagai aspek budaya Indonesia,
termasuk kuliner, seni, musik, dan tempat wisata.
Namun, penting untuk diingat bahwa bahasa hanyalah satu aspek dari budaya dan
komunikasi. Oleh karena itu, selain berbicara bahasa Indonesia, penting juga untuk menghormati
dan memahami norma-norma sosial dan budaya yang berlaku di Indonesia agar dapat
berkomunikasi secara efektif dan menghindari kesalahpahaman.
Siswa di sekolah dasar dapat mengalami berbagai kesulitan dalam belajar bahasa dan sastra.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar bahasa dan sastra di tingkat sekolah
dasar meliputi:
1. Keterbatasan Kemampuan Bahasa: Siswa mungkin memiliki keterbatasan dalam
kemampuan berbahasa, seperti kosakata yang terbatas, tata bahasa yang kurang benar, atau
kesulitan dalam pengucapan. Hal ini dapat menghambat pemahaman dan ekspresi dalam bahasa.
2. Kemampuan Membaca yang Lemah: Membaca merupakan keterampilan dasar dalam
pembelajaran bahasa dan sastra. Siswa yang memiliki kesulitan dalam membaca, seperti
kesulitan memahami kata-kata atau frasa, akan menghadapi kesulitan dalam memahami teks
sastra dan materi bahasa lainnya.
3. Kemampuan Menulis yang Kurang: Kemampuan menulis yang kurang baik, termasuk
kesulitan dalam mengorganisir pikiran dan menyusun kalimat dengan benar, dapat membuat
siswa kesulitan dalam mengekspresikan ide-ide mereka dalam tulisan.
4. Kurangnya Minat: Minat terhadap bahasa dan sastra dapat memengaruhi motivasi siswa
untuk belajar. Jika siswa tidak tertarik atau tidak merasa terhubung dengan materi yang
diajarkan, mereka mungkin kurang termotivasi untuk belajar.
5. Kurangnya Stimulasi dan Pengalaman Literasi: Lingkungan di rumah dan pengalaman
literasi sebelum masuk sekolah dapat memainkan peran penting dalam perkembangan

5
keterampilan bahasa dan sastra. Siswa yang kurang memiliki akses ke buku, cerita, dan
pengalaman membaca mungkin mengalami kesulitan.
6. Masalah Kesehatan atau Perkembangan: Beberapa siswa mungkin menghadapi masalah
kesehatan atau perkembangan yang memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar bahasa dan
sastra dengan baik.
7. Metode Pengajaran yang Tidak Sesuai: Metode pengajaran yang tidak sesuai dengan
kebutuhan siswa juga dapat menyebabkan kesulitan belajar. Siswa memiliki gaya belajar yang
berbeda, dan pengajaran yang hanya mengandalkan satu pendekatan mungkin tidak efektif bagi
semua siswa.
8. Faktor Lingkungan: Lingkungan di sekolah dan di rumah dapat memengaruhi kesulitan
belajar bahasa dan sastra. Misalnya, lingkungan yang tidak mendukung pembelajaran, seperti
gangguan atau kurangnya dukungan dari orang tua, dapat menjadi faktor yang mempengaruhi.
9. Gangguan Pembelajaran: Beberapa siswa mungkin memiliki gangguan pembelajaran,
seperti disleksia, yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam membaca dan menulis.
10. Kurangnya Sumber Daya Pendidikan: Sekolah yang kurang memiliki sumber daya dan
materi pembelajaran yang memadai juga dapat menjadi kendala dalam mengatasi kesulitan
belajar bahasa dan sastra.
Penting bagi pendidik dan orang tua untuk mengidentifikasi faktor-faktor ini dan mencari
solusi yang sesuai untuk membantu siswa mengatasi kesulitan belajar bahasa dan sastra.
Pendekatan yang individual dan dukungan yang tepat dapat membantu siswa mengembangkan
keterampilan bahasa dan sastra mereka dengan lebih baik.

6
BAB III
PENUTUP

A. Saran
Pada dasarnya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam praktiknya saling
berhubungan karena keduanya saling membutuhkan. Sastra tanpa bahasa tidak akan terwujud.
Namun ada kekhasan bahasa dalam sastra adalah aspek estetik. Pembelajaran bahasa berbasis
teks telah mewarnai keseluruhan genre teks bahasa maupun sastra. Pada konteks ini,
pengintegrasian semua kepentingan bahasa dan sastra terwadahi secara baik. Apresiasi sastra
mampu menumbuhkan kecerdasan manusia secara operasional melalui tiga dimensi, yakni
kognitif, psikomotorik, dan afektif. Ketiga dimensi tersebut saling berhubungan untuk menopang
potensi peserta didik berkarakter .

7
DAFTAR PUSTAKA

Atmazaki. 2013. Mengungkap Masa Depan: Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam
Konteks Pengembangan Karakter Cerdas. Makalah. Padang: UNP
Alwasilah., A. Chaedar. 2006. Pengajaran Berbasis Sastra. Pikiran Rakyat, 27 Desember 2006
Alwi, Hasan dan Dendy Sugono. 2004. Telaah Bahasa dan Sastra. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.
Djojosuroto, Kinayati. 2010. Pendidikan Karakter Melalui Karya Sastra. Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Jakarta.
Efendi, Anwar (ed) . 2008. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta dengan Penerbit Tiara Wacana.
Mahsun. 2013. Pembelajaran Teks dalam Kurikulum 2013.
http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/artikel-kurikulum-mahsun. Diakses 2 Agustus 2016 .
Mahsun. 2014. Teks Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: Raja Grafindo
Persada Oemarjati, Boen S. 2006. Pengajaran Sastra pada Pendidikan Menengah di Indonesia :
Quo Vadis. Susastra 3 Jurnal Ilmu Sastra dan Budaya. HISKI. Jakarta: yayasan Obor
Pranadji , Tri 2010 , Perspektif Pengembangan Nilai-Nilai Sosial-Budaya Bangsa

Anda mungkin juga menyukai