Nim : 210903502010
Kelas : Manajemen A
Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu: 1) Sebagai
Bahasa
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara salah satunya berfungsi sebagai
bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan. Berdasarkan hal inilah maka bahasa
Indonesia dijadikan sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai
dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
semua lembaga perguruan tinggi di Indonesia. Untuk itu pulalah perlu dan
pentingnya pembelajaran bahasa Indonesia di semua lembaga pendikan di Indonesia.
Dalam kurikulum 2004 untuk SMA dan MA disebutkan bahwa tujuan bahasa
indonesia adalah:
(1) Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
(nasional) dan bahasa negara,
(2) Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, fungsi, serta
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk macam-macam tujuan, keperluan,
dan keadaan,
(3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial,
(4) Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis),
(5) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan
kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa, dan
(6) Siswa menghargai dan membanggakan Sastra Indonesia sebagai Khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi modal dasar untuk belajar dan
perkembangan anak-anak Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia membina dan
mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator, pemikir
imajinatif dan warga negara Indonesia yang literat atau melek informasi.
Pembelajaran Bahasa Indonesia bertujuan membina dan mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi yang dibutuhkan peserta didik dalam
menempuh pendidikan dan di dunia kerja.
Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia secara umum bertujuan agar
peserta didik mampu mendengarkan, membaca, memirsa, berbicara, dan menulis.
Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan tiga hal yang saling berhubungan dan
saling mendukung dalam mengembangkan pengetahuan siswa, memahami, dan
memiliki kompetensi mendengarkan, membaca, memirsa, berbicara, dan menulis.
Ketiga hal tersebut adalah bahasa (pengetahuan tentang Bahasa Indonesia); sastra
(memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan menciptakan karya
sastra; literasi (memperluas kompetensi berbahasa Indonesia dalam berbagai tujuan
khususnya yang berkaitan dengan membaca dan menulis).
Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian
kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang
dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.
Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah: (1) Isi atau konten kurikulum
adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) mata
pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi Dasar (KD); (2) Kompetensi
Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran; (3)
Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk
suatu mata pelajaran di kelas tertentu; (4) penekanan kompetensi ranah sikap,
keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu
satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya KD pada suatu mata
pelajaran; (5) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep,
generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary–based
curriculum” atau “content-based curriculum”; (6) Kompetensi Dasar yang
dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat dan
memperkaya antar mata pelajaran; (7) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya
menguasai kompetensi pada tingkat yang memuaskan dengan memerhatikan
karakteristik isi kompetensi di mana pengetahuan adalah konten yang bersifat tuntas.
Keterampilan kognitif dan psikomotorik merupakan kemampuan penguasaan konten
yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah kemampuan penguasaan konten yang
lebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung; (8)
Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan
kompetensi pada tingkat memuaskan.
guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan
kesusasteraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta
didiknya;
orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program
kebahasaan dan kesusasteraan di sekolah;
daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesusasteraan
sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan
nasional.
Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan
maupun tertulis, menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
dan bahasa negara, memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
untuk berbagai tujuan,
menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, menghargai dan
membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Semoga kreativitas Bapak-Ibu guru dalam memberi pelajaran bahasa Indonesia berhasil
mengantar anak-anak bangsa tidak hanya menjadi cerdas, tetapi juga bijaksana.