Anda di halaman 1dari 13

MENULIS PUISI KREATIF BAHASA MAKASSAR

(Kiat Meningkatkan Kekayaan Bahasa, Imajinasi,

Kepekaan Lingkungan, Dan Kepekaan Perasaan)

Dosen Pengampu MK: Sakinah Fitri, S.S., S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 3 :

Karmila (1955042026)

Isramia Dewi Putri M. (1955041027)

Ria Astuti Hamzah (1955042011)

Nurkardiyanti (1955042015)

Khalifah Muslimah (1755042004)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH MAKASSAR


FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021

Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Kiat Meningkatkan Kekayaan Bahasa,
Imajinasi, Kepekaan Lingkungan, Dan Kepekaan Perasaan " dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Menulis Puisi Kreatif Bahasa
Makasar. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang dasar-dasar kebijakan
dalam pembinaan dan pengembangan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sakinah Fitri, S.S., S.Pd., M.Pd selaku
pengampu mata kuliah Menulis Puisi Kreatif Bahasa Makasar. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Takalar, 23 September 2021

Kelompok III

DAFTAR ISI
SAMPUL..............................................................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................

B. Rumusan Masalah...................................................................................................

C. Tujuan......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................

A. Kiat meningkatkan kekayaan bahasa…………………………………………….


B. Imajinasi ………………………………………………………………………..
C. Kepekaan Lingkungan ………………………………………………………….
D. Kepekaan perasaan……………………………………………………………….

BAB III PENUTUP............................................................................................................

Kesimpulan……………………………………………………………………………….

Saran……………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami
siswa. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan menyampaikan pesan dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalam komunikasi tulis setidaknya ada
empat unsur yang terlibat yaitu penulis, pesan atau isi tulisan, media berupa tulisan, dan
pembaca. Menulis merupakan suatu proses. Untuk menghasilkan tulisan yang baik umumnya
orang melakukannya berkali-kali. Sangat sedikit orang yang menghasilkan tulisan yang benar-
benar memuaskan dengan hanya sekali tulis.

Karya sastra menyajikan nilai-nilai keindahan dan paparan peristiwa yang memberikan
kepuasan batin pembaca, mengandung pandangan atau komtemplasi batin, baik yang
berhubungan dengan masalah agama, filsafat, politik, dan budaya, maupun berbagai problem
yang berhubungan dengan kompleksitas kehidupan yang tergambar lewat media bahasa media
tulisan, dan struktur wacana (Aminudin, 1991).

Bahasa merupakan salah satu bentuk kekayaan sebuah bangsa. Kekayaan bahasa menjadi
refleksi keragaman budaya sebuah bangsa. Secara historis, bahasa dapat dimaknai sebagai
panjangnya garis sejarah dalam sebuah perjalanan bangsa. Lebih dari itu, bahasa merupakan
representasi karakter sebuah bangsa. Bahkan, sebuah pepatah lama menyebut "bahasa
menunjukkan bangsa." Jika dimaknai lebih dalam, bahasa berkaitan erat dengan kehidupan
berbangsa dan bernegara, baik dari sisi budaya, sejarah, maupun keseharian.

imajinasi adalah daya pikir membentuk gambaran tentang sesuatu yang tidak ada pada indra
yang didapat dari kenyataan atau pengalaman seseorang secara umum maupun gambaran yang
mampu dihasilkan sekalipun tidak pernah sepenuhnya dirasakan dalam kenyataan sebelumnya.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kiat meningkatkan kekayaan bahasa, imajinasi,
kepekaan lingkungan, dan kepekaan perasaan !
2. Jelaskan macam jenis imajinasi dan peran imajinasi !
C. Tujuan
Untuk mengetahui materi tentang kiat meningkatkan kekayaan bahasa, imajinasi,
kepekaan lingkungan, dan kepekaan perasaan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kiat meningkatkan kekayaan bahasa

Bahasa merupakan salah satu bentuk kekayaan sebuah bangsa. Kekayaan bahasa menjadi
refleksi keragaman budaya sebuah bangsa. Secara historis, bahasa dapat dimaknai sebagai
panjangnya garis sejarah dalam sebuah perjalanan bangsa. Lebih dari itu, bahasa merupakan
representasi karakter sebuah bangsa. Bahkan, sebuah pepatah lama menyebut "bahasa
menunjukkan bangsa." Jika dimaknai lebih dalam, bahasa berkaitan erat dengan kehidupan
berbangsa dan bernegara, baik dari sisi budaya, sejarah, maupun keseharian.

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki
penduduk beragam suku bangsa. Hal itu membuat penduduk Indonesia memiliki berbagai
macam bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Keragaman bahasa yang
digunakan membuat Indonesia menduduki peringkat kedua negara dengan bahasa terbanyak di
dunia. Kemampuan berbahasa adalah kemampuan menggunakan bahasa. Kemampuan itu terlihat
di dalam empat aspek keterampilan. Keempat aspek itu mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis.

Bahasa Indonesia seharusnya adalah bahasa yang kaya raya Alasannya cukup sederhana.
Dewasa ini, bahasa Indonesia memiliki konkuren berupa bahasa asing dan bahasa gaul yang
merajalela. Bahkan, tidak jarang kedua bahasa tersebut diserap ke dalam lema Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI). Melihat hal tersebut, sudah sepantasnya bahasa daerah di negeri ini—
yang tercatat berjumlah 742 macam bahasa—diserap sebanyak mungkin ke dalam bahasa
Indonesia.

Serapan bahasa daerah yang berjuta ragamnya, jelas akan memperkaya perbendaharaan kata
dalam bahasa Indonesia serta melestarikan bahasa daerah tersebut. Di samping itu, anak bangsa
juga dapat mengurangi penggunaan bahasa asing. Hal ini lantaran hadirnya kata yang masih
belum memiliki terjemahan bahasa Indonesia, namun memiliki kata dalam bahasa daerah yang
dapat diserap.

1. Bekal kemampuan bahasa

Cara pemakaian bahasa dalam karya sastra harus menibulkan kesan tertentu dalam diri
pembaca. Kesan itu berupa gambaran imajinasi, baik imajinasi penglihatan, pendengaran,
penciuman, maupun imajinasi perabaan serta membangkitkan perasaan tertentu dalam batin
pembaca. Bahasa dalam karya sastra sering menggunakan cara tersirat dan bersifat konotatif.

Penulis karya sastra harus mempunyai bekal kemampuan bahasa yang memadai. Untuk
mengembangkan kemampuan bahasa dapat dilakukan dengan cara;

(1) mengembangkan kosakata,


(2) mengembangkan penguasaan kaidah bahasa, dan

(3) mengembangkan pengetahuan makna.

2. Mengembangkan kemampuan bahasa

Kemampuan seorang penulis dalam memahami bahasa akan mempermudah kegiatan


menuangkan ide dalam bahasa tulis. Untuk mengembangkan kemampuan bahasa seorang penulis
dapat dilakukan dengan cara: (1) mengembangkan kosakata, (2) mengembangkan penguasaan
kaidah bahasa, dan (3) mengembangkan pengetahuan makna.

Pembendaharaan kata seorang penulis akan membantu kelancaran penuangan ide dalam
bahasa tulis. Untuk menambah kekayaan kosakata seorang penulis dapat dilakukan dengan
membaca. Semakin banyak membaca, semakin banyak pula jumlah kosakata yang dikuasai
seseorang.

Penguasaan seorang penulis tentang kaidah bahasa akan mempermudah penulis menuangkan
ide dengan tepat dan cermat. Kaidah bahasa dapat dipelajari dengan banyak membaca buku-buku
tata bahasa. Untuk mengembangkan kemampuan seorang penulis dalam menguasai kaidah
bahasa dapat dilakukan dengan tekun berlatih membentuk kata (membentuk kata dengan afiksasi
dan pengulangan), berlatih membentuk frase, dan latihan mengubah struktur kalimat. Misalnya
mengubah kalimat sederhana menjadi kalimat kompleks, mengubah kalimat langsung menjadi
kalmiat tidak langsung, mengubah kalimat pasif menjadi kalimat aktif, dan lain sebagainya.

Pemahaman sesorang penulis tentang makna akan mepermudah penyampaian pesan kepada
pembaca sesuai dengan keinginannya. Untuk itu penulis perlu memahami tentang tata makna.
Misalnya, makna leksikan dan makna gramatikal, makna denotatif dan makna konotatif,
perluasan makna, penyempitan makna, ameleorasi, peyorasi, sinestesia, asosiasi, kata umum dan
kata khusus, sinonim, antonim, homonim, polisemi, majas, ungkapan, dan peribahasa.

B. Imajinasi
1. Pengertian imajinasi

Seseorang menulis cerita, karena tersentuh pikiran dan perasaannya oleh sesuatu, atau oleh
sebuah peristiwa yang sangat mengesankan. Sentuhan tersebut kemudian berkembang dan
berkembang – berkat kekuatan imajinasi. Manusia kreatif, punya daya imajinasi tinggi. Ini
merupakan aset utama untuk memperkaya dan memperindah cerita yang akan ditulisnya.
Imajinasi adalah energi untuk membentuk suasana atau dunia tersendiri. Tanpa imajinasi penulis
kesulitan untuk membangun sebuah alam fiktif. Tetapi imajinasi itu harus terkendalikan. Jika
tidak, imajinasi akan berubah, menjema menjadi kuda liar yang tidak terkendali. Akibatnya,
cerita yang akan kita tulis bisa berantakan. Sehingga imajinasi yang sangat bermanfaat itu
menjadi potensi yang sia-sia. Solusinya, imajinasi harus dikelola dengan baik melalui strategi
kendali imajinasi.

Jadi Imajinasi merupakan kekayaan seseorang karena ia memiliki kepekaan emosional yang
tinggidan pengalaman batin yang sangat kaya. Manusia seperti itu akan mudah tersulut dan
mampu mengobarkan api imanijasinya yang menyala-nyala. Kobaran api imajinasi harus
dijinakkan sebelum ‘mengaburkan’ imajinasi pokok (inti) yang sudah terbetuk.

Secara umum definisi atau pengertian imajinasi adalah daya pikir membentuk gambaran
tentang sesuatu yang tidak ada pada indra yang didapat dari kenyataan atau pengalaman
seseorang secara umum maupun gambaran yang mampu dihasilkan sekalipun tidak pernah
sepenuhnya dirasakan dalam kenyataan sebelumnya. Terkadang, memori juga disebut dengan
imajinasi reproduksi sebab di dalamnya terdapat isi pengalaman dari masa lalu yang diproduksi
dalam bentuk serta urutan yang sama. Contohnya, anda mempersepsikan sebuah taman dengan
banyak jenis bunga serta tanaman yang tersusun dengan urutan tertentu.

2. Macam jenis Imajinasi

Imajinasi dibagi menjadi 8 jenis yakni imajinasi pasif, imajinasi aktif, imajinasi reseptif dan
beberapa jenis imajinasi lainnya.

Imajinasi Pasif

Pikiran tidak sepenuhnya pasif di segala situasi karena sebagian aktif pada saat kita sedang
sadar. Pada imajinasi pasif, pikiran relatif pasif dan tidak berusaha untuk membuat gambar.
Gambat nantinya akan muncul dari disi sendiri ke pikiran kemudian dikombinasikan secara
otomatis dari kekuatan sugestif. Ini merupakan permainan imajinasi yang bisa dikatakan mudah.
Pada saat anda ada dalam suasana hati yang tidak baik kemudian membayangkan sedang
membangun istana di udara atau bayangan lainnya, maka imajinasi anda akan berjenis pasif.

Imajinasi Aktif

Pada imajinasi aktif, pikiran akan berusaha untuk membuat sebuah gambar seingga bisa
menerima konten dari pengalaman di masa lalu kemudian menggabungkannya ke sebuah pola
yang baru. Namun gambar tidak secara otomatis akan dikombinasikan oleh kekuatan sugestif.
Kombinasi gambar akan dipengaruhi dengan keinginan. Pikiran secara aktif nantinya bisa
memilih bahan tertentu dan membangun citra yang baru.

Imajinasi Reseptif

Pada imajinasi reseptif, pikiran akan berusaha untuk menggambar adegan yang ingin dibuat.
Bahan imajinasi serta urutan kombinasinya akan disarankan untuk pikiran dari luar. Contohnya
ketika anda membaca drama, novel, pusi, perjalanan geografi dan masih banyak lagi. Bisa
dikatakan jika imajinasi reseptif adalah ketika anda menerima gambar dari luar.
Imajinasi Kreatif

Pada imajinasi kreatif, pikiran akan membuat situasi imajiner yang menghasilkan gambar
baru dari bahan yang diterima dari dalam diri kemudian mengaturnya menjadi urutan yang baru.
Contohnya seorang insinyur yang membangun rencana sebuah bangunan, maka ia mempunyai
imajinasi kreatif.

Imajinasi Intelektual

Imajinasi intelektual melayani tujuan pengetahuan yang biasa disebut juga dengan imajinasi
kognitif. Sedangkan imajinasi yang terlibat dalam konstruksi intelektual dinamakan dengan
imajinasi intellective.Pada saat newton menemukan hipotesis gravitasi ketika menjelaskan
jatuhnya tubuh ke bumi dengan satu sentuhan imajinasi, maka menandakan ia mempunyai
imajinasi intelektual.

Imajinasi Praktis

Imajinasi praktis mempunyai tujuan praktis yang disebut juga dengan imajinasi pragmatis
dan dikendalikan dengan kondisi objektif. Agar bisa mewujudkan tujuan tertentu, maka ini harus
memenuhi kondisi nyata dari dunia luar.Imajinasi praktis harus sesuai dengan kondisi objektif.
Contohnya ketika anda menyusun rencana mesin atau bangunan, maka ini menandakan anda
memiliki imajinasi praktis.

Imajinasi Estetika

Imajinasi estetika merupakan jenis imajinasi yang memuaskan dorongan estetika. Ini akan
diarahkan untuk kepuasan sentimen dan tidak memenuhi kebutuhan praktis apapun serta tidak
menambah pengetahuan. Imajinasi estetika merupakan konstruksi praktis atau imajinasi yang
tidak intelek. Imajinasi estetika akan memuaskan keinginan akan kecantikan yakni imajinasi
yang terlibat pada penciptaan serta apresiasi keindahan. Contohnya ketika seseorang membuat
lagu, maka ia sedang melatih imajinasi estetika.

Imajinasi Gambar

Memori merupakan imajinasi reproduksi dan ini menjadi reproduksi yang tepat dari
pengalaman di masa lalu. Ini terdiri dari mereproduksi elemen pengalaman di masa lalu
kemudian akan dibagi menjadi pola yang baru. Imajinasi gambar merupakan reproduksi setia
dari persepsi asli. Seperti contohnya anda mengingat Candi Borobudur, maka anda akan
memiliki gambar memori.

3. Peran Imajinasi

Imajinasi memiliki beberapa peran atau fungsi pada manusia, seperti:


 Kenikmatan : Memberikan kesenangan untuk seseorang dengan cara mengingat masa lalu
yang sangat menyenangkan dan membayangkan dirinya menikmati imajinasi tersebut.
 Simpati : Kemampuan berbagi perasaan dan emosi orang lain tergantung dari
kemampuan untuk menempatkan diri di posisi orang lain yang melibatkan imajinasi.
 Pekerjaan Kreatif: Membuat adegan menarik, menciptakan mesin dan lainnya yang
tergantung dari imajinasi kreatif.
 Penyalahgunaan imajinasi : Seperti berbohong seperti anak kecil yang tidak bisa
membedakan hal yang dirasakan dengan makhluk dari imajinasi, ketakutan di malam hari
pada anak yang terjadi karena kebingungan antara gambar dan persepsi.

C. Kepekaan Lingkungan

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Sehingga ada beberapa dari kita hanya
memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan kondisi disekitar mereka yang termasuk di
dalamnya lingkungan.

Dengan adanya lingkungan yang bersih atau sehat dapat membuat orang-orang disekitarnya
nyaman dan sehat. Sehingga hal tersebut menjadi bagian penting dan perlu disadari bagi setiap
kita. Menanamkan kebiasan sejak dini untuk sadar arti pentingnya lingkungan merupakan cara
yang sangat baik. Peran mahasiswa sebagai agent of change sangatlah diperlukan dalam usaha
mengajak meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan.

Kepekaan secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berinteraksi secara
cepat dan tepat terhadap obyek atau situasi sosial tertentu yang ada di sekitarnya. Dalam
pembentukan manusia, menurut Siti Irine proses sosialisai adalah proses belajar seseorang
menghayati norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga terbentuk diri yang unik.
Kepekaan sosial bukan suatu kemampuan yang dibawa sejak lahir, kepekaan sosial muncul dan
berkembang melalui pengalamann. Pengalaman belajar individu diperoleh dari hasil interaksi
antar pribadi dengan orang lain.

Ini semua ditekankan kepada kepakaan sosial (sosial sensivity). Kepekaan sosial adalah suatu
kecerdasan dalam bidang sosial. Kepekaan sosial merupakan kemampuan menjalin hubungan
dengan orang lain, kemampuan untuk bereaksi secara cepat dan tepat terhadap objek serta situasi
sosial tertentu yang ada disekitarnya. Namun kepekaan sosial muncul sendiri dalam diri individu,
perlu adanya penanaman, pembentukan dan bimbingan sikap sejak dini.

D. Kepekaan perasaan

Kepekaan bukan saja perkara tentang kemampuan indra kita pada dunia sekitar kita, mulai
dari peka terhadap warna, rasa, suara, dan seterusnya. Saya berpikir bahwa kepekaan pada
akhirnya bukan sebatas persoalan mengenai indra lahir dengan suatu objek saja, tapi pual adanya
peran indra batin, baik itu hati, jiwa, maupun pikiran. Indra lahir mempengaruhi indra batin, dari
sana akan kembali mempengaruhi indra lahir, yang pangkalnya akan membentuk suatu dampak
pada pemikiran, perasaan, penjiwaan, maupun tindakan atau sikap kita.

Kepekaan yang tak diasah hanya akan membuat sulit dalam memahami sesuatu.  Setidaknya
ada beberapa poin menurut saya, mengapa melatih kepekaan itu penting sekali dalam menulis
puisi, di antaranya sebagai berikut:

1) Membuat kita mudah dalam mencari maupun menciptakan inspirasi menulis puisi;
2) Memahami lebih baik pada apa yang terjadi di dalam maupun sekitar diri kita, juga yang
ingin kita tulis menjadi puisi;
3) Membuat pikiran menjadi terbiasa terlatih dalam membuat kata-kata secara alami tanpa
perlu berpikir keras; dan
4) Menjadikan kita lebih sadar makna dari puisi yang kita tulis, maupun puisi oranglain.

Melatih kepekaan menulis sebetulnya sulit-mudahnya tergantung sekali pada faktor si


penyair itu sendiri, baik dari segi kedisiplinan latihan, kesungguhan latihan, kuantitas dan
kualitas latihan, kesabaran, keuletan, maupun ketekunan dalam berlatih.

 Saya memiliki beberapa cara untuk melatih kepekaan yang biasa saya sendiri
gunakan, yaitu: Membaca buku dengan berbagai jenis, lebih cepat, lebih sering, lebih
banyak, dan berulang tapi beri jeda waktu agak lama dalam membaca satu buku;
 Merenung akan apa yang ada di sekitar maupun dalam diri kita, termasuk apa yang
kita baca dan alami;
 Menulis lebih rutin lagi dengan penuh disiplin setiap hari, tidak perlu menunggu
menjadi bentuk yang jelas itu jenis tulisan apa, entah itu puisi, esai, cerpen, atau
apapun. Minimal menulis yang terjadi di hari itu, apa yang kita alami secara fisik atau
rasakan dalam batin, termasuk pemikiran kita, juga ide-ide yang muncul sekalipun
masih berantakan dan tidak jelas arah dan bentuknya.
 Mengubah sikap apapun menjadi lebih baik, mulai dari kebiasaan bicara, tindakan,
pikiran, perasaan, dan lain seterusnya.

Kepekaan yang tidak diasah hanya akan membuat kita kesulitan dalam banyak hal,
seperti dalam memahami, menafsirkan, memaknai, merasakan, memikirkan, membaca, dan
lainnya, termasuk menulis puisi. Kesadaran dipengaruhi oleh kepekaan. Dan tidak semua yang
sadar telah berhasil peka dan memahami atau menguasai sesuatu. 

Namun, perlu diketahui bahwa puisi juga meningkatan daya kepekaan kita pada sekitar
maupun dalam diri kita. Karna dengan puisi kita dilatih untuk menyelami relung hati, pikiran,
atau jiwa kita yang paling dalam, juga merenungi sekitar kita dengan lebih baik dan terfokus.
Pemadatan kata-kata yang terbatas, tidak seperti prosa, justru membuat kita lebih fokus, lebih
dalam, dan lebih terinci. Kepekaan puisi kita pada kenyataan tergantung kepekaan kita dalam
menulis puisi.  Mungkin kini sudah saatnya kita melatih kepekaan dengan menulis puisi sekaligus
melatih menulis puisi dengan kepekaan. Dan biarkan dari rasa ke kata hingga siap dinikmati dan
membuka indera para pembaca.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Bahasa merupakan salah satu bentuk kekayaan sebuah bangsa. Kekayaan bahasa menjadi
refleksi keragaman budaya sebuah bangsa. Secara historis, bahasa dapat dimaknai sebagai
panjangnya garis sejarah dalam sebuah perjalanan bangsa. Lebih dari itu, bahasa merupakan
representasi karakter sebuah bangsa. Bahkan, sebuah pepatah lama menyebut "bahasa
menunjukkan bangsa." Jika dimaknai lebih dalam, bahasa berkaitan erat dengan kehidupan
berbangsa dan bernegara, baik dari sisi budaya, sejarah, maupun keseharian.

Cara pemakaian bahasa dalam karya sastra harus menimbulkan kesan tertentu dalam diri
pembaca. Kesan itu berupa gambaran imajinasi, baik imajinasi penglihatan, pendengaran,
penciuman, maupun imajinasi perabaan serta membangkitkan perasaan tertentu dalam batin
pembaca. Bahasa dalam karya sastra sering menggunakan cara tersirat dan bersifat konotatif.

Imajinasi merupakan kekayaan seseorang karena ia memiliki kepekaan emosional yang


tinggidan pengalaman batin yang sangat kaya. Manusia seperti itu akan mudah tersulut dan
mampu mengobarkan api imanijasinya yang menyala-nyala. Kobaran api imajinasi harus
dijinakkan sebelum ‘mengaburkan’ imajinasi pokok (inti) yang sudah terbetuk.

Perlu diketahui bahwa puisi juga meningkatan daya kepekaan kita pada sekitar maupun
dalam diri kita. Karna dengan puisi kita dilatih untuk menyelami relung hati, pikiran, atau jiwa
kita yang paling dalam, juga merenungi sekitar kita dengan lebih baik dan terfokus. Pemadatan
kata-kata yang terbatas, tidak seperti prosa, justru membuat kita lebih fokus, lebih dalam, dan
lebih terinci. Kepekaan puisi kita pada kenyataan tergantung kepekaan kita dalam menulis puisi. 
Mungkin kini sudah saatnya kita melatih kepekaan dengan menulis puisi sekaligus melatih
menulis puisi dengan kepekaan. Dan biarkan dari rasa ke kata hingga siap dinikmati dan
membuka indera para pembaca.

Saran

Semoga makalah ini dapat membantu dan menjadi sebuah referensi bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya. Kritik dan Saran sangat kami harapkan untuk
membangun dan menjadikan lebih baik lagi di tugas- tugas selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
https://jagad.id/pengertian-imajinasi/

https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/berita/3126/bahasa-ibu-kekayaan-indonesia-
yang-harus-dijaga

https://rayakultura.net/strategi-menjinakkan-imajinasi/

http://rudi-spjgt.blogspot.com/2009/04/kreatif-menulis-sastra.html?m=1

https://www.its.ac.id/news/2020/05/03/melirik-potensi-kekayaan-bahasa-indonesia/

https://feb.ub.ac.id/id/sensitivity-and-environmental-concern.html

https://penerbitdeepublish.com/teknik-menulis-puisi-b1/

Anda mungkin juga menyukai