Disusun Oleh:
RAUZATUL FAJRIAH
NPM: 21102111015
Dosen Pembimbing :
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan
salam tetap tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, yang membimbing
umat manusia dari gelapan menuju jalan yang terang benderang dan dipenuhi
teknologi yang canggih seperti sekarang ini dengan atas ridha Allah SWT.
menyelesaikan makalah ini, saya tetap menyadari penulisan makalah ini jauh dari
kurang jelas maupun cara penulisannya. Sehingga kritik dan saran yang sifatnya
kepada semua pihak dan dosen mata kuliah yang telah membantu dalam
SWT akan membalas dengan pahala yang berlipat ganda dan makalah ini selalu
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Manfaat Teoritis :
Untuk memperluas khasanah berbagai gejala sosial yang ada dalam
masyarakat. Lebih memahami struktur sosial dalam masyarakat.
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan
seharihari kadang kita tidak menyadari akan ada perbedaan status sosial secara
otomatis yang terjadi dalam masyarakat dimana masyarakat secara otomatis akan
menempatkan seseorang pada kedudukan tertentu berdasarkan hal-hal yang
dihargai dalam masyarakat yang bersangkutan. Dan mereka juga akan
memperlakukan setiap orang sesuai dengan kedudukan/statusnya tersebut.
6
golongan rendah dan menengah. Pendidikan tinggi saat ini masih sangat
selektif, dengan menggunakan komputer untuk menilai tes seleksi menjadi
obyektif artinya tidak lagi dipengaruhi kedudukan orang tua atau orang yang
memberikan rekomendasi. Cara itu membuka kesempatan yang lebih luas
bagi anak-anak golongan rendah dan menengah untuk memasuki perguruan
tinggi atas dasar prestasinya dalam tes masuk itu. Meskipun tidak semua
orang tua mampu membiayai studi anaknya di perguruan tinggi karena
biaya yang cukup mahal, menjadi suatu hambatan bagi golongan rendah
untuk menyekolahkan anaknya pada tingkat universitas.
7
tingkatan sosial itu. Akhirnya banyak sekolah yang memberikan pendidikan
sesuai golongan-golongannya bahkan membedakan kurikulumnya.
8
Sedangkan ukuran atau kriteria yang dominan sebagai dasar pembentukan
status sosial adalah sebagai berikut:
1. Ukuran kekayaan, Kekayaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki
kekayaan paling banyak maka ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem
pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai
kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah.
2. Ukuran kekuasaan dan wewenang, Seseorang yang mempunyai kekuasaan
atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem
pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan
sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam
masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau
sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran kehormatan, Kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan
atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati
lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan
ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat
menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para
orang tua ataupun orang-orang yang berperilaku dan berbudi luhur.
4. Ukuran ilmu pengetahuan, Ilmu pengetahuan sering dipakai oleh masyarakat
yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu
pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial
dimasyarakatnya. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam
gelar-gelar akademik, profesi yang disandang oleh seseorang misalnya
dokter, insinyur, doktor ataupun profesor. Namun sering timbul akibat-akibat
negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai
tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha
dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan,
misalnya dengan membeli skripsi, membuat ijazah palsu dan seterusnya.”
9
Kriteria atau ukuran di atas umumnya digunakan untuk mengelompokkan
para anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan tertentu. Misalnya, dalam dunia
akademik orang akan cenderung menggunakan tingkat pendidikan untuk
menentukan statusnya.
10
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Peran Pendidikan Dalam Status sosial
a. Pendidikan sebagai mobilitas sosial
b. Jenis pendidikan mempengaruhi golongan sosial
2. Sebab-Sebab Terjadinya Status sosial
a. Perbedaan ras dan budaya
b. Pembagian tugas/kerja yang terspesialisasi
c. Kelangkaan sumber daya maupun kekuasaan
3. Macam – Macam Status Sosial
a. Ascribed, Ascribed
b. Achieved, Achieved status
c. Assigned, Assigned status
3.2 Saran
kesadaran dari diri sendiri. Dan juga pendidikan juga pendidikan merupakan salah
http://bayuekayulian.blogspot.com/2007/06/stratifikasi-sosial-dalam-
http://republika.co.id/berita/jurnalismewarga/wacana/16/03/14/o408c733
jenismacam-macam-status-sosial-stratifikasi-sosial-dalam-
13