DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
Kelas 7 B PGSD
Angelica Sugiono 1516619018 (UNJ)
Ridha Nadhira 1810125120014 (02)
Fitriyati 1810125220038 (30)
Mardhiatul Husna 1810125220042 (34)
M. Rizki Fahma 1810125310027 (35)
M. Arif Nor Rahman 1810125310034 (37)
M. Padillah 1810125310060 (38)
Husna Amelia 1810125320029 (42)
Marwiah Raya 1810125320030 (43)
Salma 1810125320057 (48)
Annisa Eka Putri 1810125320064 (52)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PEDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunianya pada kami. Sholawat serta salam tetap kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliah
ke zaman penuh ilmu ini.
Makalah yang berisikan tentang “Fungsi – Fungsi Lain Dari Sekolah” ini kami
susun guna memenuhi tugas mata kuliah Hubungan Sekolah dan Masyarakat. Tak
lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Hubungan Sekolah dan Maysarakat Ibu Dr. Hj. Asniwati, M.Pd dan bapak Zain
Ahmad Fauzi, M.Pd. yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk menyusun
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir baik secara langsung
maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala ikhtiar kita.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB II MATERI...........................................................................................................3
A. Fungsi Sosialisasi............................................................................................3
B. Fungsi Seleksi, Training Dan Alokasi.............................................................7
C. Fungsi Inovasi Dan Perubahan Sosial...........................................................10
D. Fungsi Pengembangan Pribadi Dan Sosial....................................................11
E. Fungsi Sertifikasi...........................................................................................15
F. Mengembangkan Dan Memantapkan Hubungan - Hubungan Sosial...........16
G. Strategi Membentuk Semangat Kebangsaan.................................................18
BAB III PENUTUP.....................................................................................................22
A. Kesimpulan....................................................................................................22
B. Saran..............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan salah satu elemen pendidikan yang membantu dalam
pembentukan anak serta perbaikan pendidikan mereka. Ketika Sekolah memiliki
niat baik serta metode-metode yang benar, yang dikelola oleh badan pendidikan
yang sungguh-sungguh, akan menghasilkan generasi yang sadar yang meyakini
tujuan bangsa. Di sisi lain tatkala sekolah mengabaikan tugas dan tanggung jawab
mereka, maka nilai-nilai bangsa akan runtuh dan prilaku generasi mendatang akan
mudah terpengaruh hal-hal negatif.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah :
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
2
BAB II
MATERI
A. Fungsi Sosialisasi
Secara sederhana sosialisasi adalah sebagai sebuah proses seumur hidup
yang berkenaan dengan cara individu mempelajari hidup, norma, dan nilai sosial
yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang
dapat diterima oleh kelompoknya. Adapun definisi sosialisasi menurut para ahli
antara lain:
3
informal. Proses tersebut mulai dari pendidikan tahap permulaan di lingkungan
keluarga (pendidikan anak usia dini) sampai perguruan tinggi. Di samping itu
juga dilakukan di lingkungan sekolah-sekolah keterampilan, sekolah-sekolah
masyarakat, training-training. pengalaman di dalam organisasi, pengamatan-
pengamatan sendiri, serta dalam seluruh kegiatan interaksi sosialnya. Hal
tersebut semuanya pada dasarnya merupakan proses sosialisasi. Dengan
demikian proses sosialisasi itu sebenarnya dapat terjadi dalam berbagai bentuk
dan cara, tetapi proses sosialisasi tidak selamanya berjalan dengan mulus. Apa
yang diajarkan, siapa yang mengajar, dan bagaimana mengajar, oleh para
pendidik, oleh para pemimpin, atau apakah oleh tokoh masyarkat tertentu, akan
mempengaruhi keberhasilan proses sosialisasi yang dilakukan oleh seseorang.
4
2. Kepentingan masyarakat Sosialisasi berfungsi sebagai sarana pelestarian, p
enyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai serta norma sosial. Nilai dan norm
a terpelihara dari generasi ke generasi dalam masyarakat tersebut.
Adapun fungsi sosialisasi adalah :
1. Membentuk pola perilaku dan kepribadian individu berdasarkan kaidah nila
i dan norma suatu masyarakat
2. Menjaga keteraturan hidup dalam masyarakat atas keragaman pola tingkah l
aku berdasarkan nilai dan norma yang diajarkan
3. Menjaga integrasi kelompok dalam masyarakat
5
penyelenggaraan pendidikan melalui pengembangan nilai-nilai budaya adalah
impelementasi nyata dari pendekatan kontekstual. Dalam pendekatan ini
pendidikan dan kebudayaan berada pada jalinan interaksi dan interrelasi yang
saling mendukung dan melengkapi. Apalagi inti kebudayaan adalah sistem nilai
yang membangun gagasan dan perilaku masyarakat serta seluruh hasil karyanya
yang harus dikembangkan melalui proses pembelajaran (Koentjaraningrat,
2002:3).
Pertama, fungsi dan tujuan pendidikan sebagai sosialisasi. Di dalam
masyarakat pra industri, generasi baru berusaha mengikuti cara hidup generasi
sebelumbnya tidak melalui lembaga-lembaga sekolah seperti pada jaman
sekarang. Pada jaman dulu para generasi bangsa melakukan peniruan terhadap
orang-ornag sebelumnya dengan ikut terjun langsung kedalam fenomena yang
ingin diketahuinya. Mulai dari mengamatai hingga menuri segala seesuatu yang
dilakukan oleh orang dewasa. Untuk itu para anak-anak belajar mengenali
bahasa dan simbol yanng berlaku didalam lingkup oranng-orang dewasa serta
menyesuaikan diri seperti hal orang dewasa.
6
perekonomian juga ditekankan untuk melakukan tugas yang sama sehingga di
setiap lini masyarakat tirikat ketat untuk melakukan tugas tersebut. Dalam
permulaan pendidikanya sangatlah penting bagi anak didik dalam menelaah
nilai-nilai tersebut. Hal ini dilakukan karena pada tahap awal seorang individu
dapat memilki kritikal dan evaluasi yang rasional.
Pendidikan-pendidikan juga mempromosikan terkait cita-cita sosial yang
akan dicapainya. Semua peserta didik didorong dan diarahkan untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh generasi sebelumnya karena
semuanya dianggap sebagai budaya yang sedang berlaku. Dengan cara tersebut
anak-anak diarahkan untuk berperilaku yang sopan, hormat, dan juga patuh
kepada orang tuannya dan norma-norma yang berlaku (Idi. 2014:73).
1. Fungsi Seleksi
Pada proses ini sekolah harus memilih sumber daya yang akan
menjadi guru baru di sekolah untuk mengisi kekosongan atau kekurangan
guru di sekolah dengan tujuan agar proses belajar mengajar sekolah tetap
berjalan sesuai dengan sistemnya. Dalam proses ini sekolah dituntut untuk
bisa menentukan sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidangnya
untuk bergabung dengan sekolah.
7
Fungsi utama dilakukannya seleksi penerimaan tenaga kerja bagi
sekolah adalah 1) Mengisi kekosongan jabatan dengan personil yang
memenuhi persyaratan yang ditentukan dan dinilai mampu dalam
menjalankan tugas dalam jabatan tesebut, mendapatkan kepuasan dalam
jabatannya sehingga dapat bertahan dalam sistem, menjadi kontributor efektif
bagi pencapaian tujuan dalam sistem, memilik motivasi untuk
mengembangkan diri. 2) Membantu meminimalisasi pemborosan waktu,
usaha, dan biaya yang harus diinvestigasikan bagi pengembangan pendidikan
para pegawai.
2. Fungsi Training
8
6) Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mere
ka.
9
10) Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa depan.
3. Fungsi Alokasi Bagi Sekolah
Alokasi dapat diartikan sebagai penentuan banyaknya uang (biaya) yang dised
iakan untuk suatu keperluan. Selain itu, juga sebagai penentuan penggunaan s
umber daya secara matematis demi pencapaian hasil yang optimal. Fungsi alo
kasi bagi sekolah dapat diartikan sebagai sekolah mengalokasikan atau memb
agi dana yang tersedia untuk digunakan pada sector-sektor yang ada dan sesua
i dangan sasaran yang dituju.
10
perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Definisi ini
menekankan perubahan lembaga sosial, yang selanjutnya memengaruhi segi-segi
lain dalam struktur masyarakat.
Perubahan sering akan mengancam pola-pola lama yang ada dan sering pula
mendapat penolakan dari sebagian masyarakat, sehingga sering menjadi sesuatu
yang kontraversi. Adanya sikap menolak dan cenderung betahan dengan cara
yang telah ada sering terjadi di masyarakat dalam menyikapi setiap perubahan
baru. Tetapi hal tersebut akan berhenti menjadi kontraversi apabila perubahan
tersebut dapat diimplementasikan dan memberikan hasil yang dapat
meningkatkan harkat dan martabat serta kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab
itu hal yang terpenting dalam setiap perubahan bagi masyarakat adalah
keyakinan bahwa perubahan membawa perbaikan signifikan bagi mereka.
Disinilah peran penting lembaga pendidikan untuk mengadvokasi perubahan
kepada generasi muda dan masyarakat. [ CITATION Sur151 \l 1033 ]
Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka meningkatkan kema
mpuan peserta didik yang analisis kritis berperan untuk menanamkan keyakinank
eyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berpikir manusia. Pendidikan pada aba
d modern telah berhasil menciptakan generasi baru dengan daya kreasi dan kema
mpuan berpikir kritis, sikap tidak mudah menyerah pada situasi yang ada dan dig
anti dengan sikap yang sanggup terhadap perubahan. Cara berpikir dan sikapsika
p tersebut akan melepaskan diri dari ketergantungan terhadap bantuan orang lain.
Dengan demikian peserta didik selain sebagai memahami perubahan dalam kehid
upan sosial bisa juga sebagai agen perubahan itu sendiri.
11
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan
diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir
peserta didik.
Pengembangan diri dan sosial yang terprogram meliputi layanan konseling
dan kegiatan pendukung konseling, serta kegiatan ekstrakurikuler. Pelayanan
konseling difasilitasi/ dilaksanakan oleh konselor, sementara kegiatan
ekstrakurikuler dapat dibina konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain
sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya. Pengembangan diri dan sosial
dapat mengembangkan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari
peserta didik.
1. Layanan Konseling
Kegiatan layanan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk peserta
didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mampu mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma
yang berlaku. Layanan ini juga membantu mengatasi kelemahan, hambatan
serta masalah yang dihadapai peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangan peserta didik SD/MI.
Di dalam memenuhi tugas perkembangan diri dan sosial siswa tersebut
maka layanan konseling menyediakan berbagai jenis layanan, yakni :
a. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan
baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di
lingkungan yang baru.
b. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan.
12
c. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan
kegiatan ekstra kurikuler.
d. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang
berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
e. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
mengentaskan masalah pribadinya.
f. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan
tertentu melalui dinamika kelompok.
g. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
h. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan caracara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
i. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.
13
sekolah/madrasah dan secara ekstern oleh pengawas sekolah/madrasah bidang
konseling, untuk meningkatkan mutu layanan.
2. Ekstrakurikuler
Kegiatan pengembangan diri dan sosial sekolah dasar selain layanan
konseling adalah ekstrakurikuler. Ada berbagai jenis kegiatan ekstra kurikuler
yang diselenggarakan di lingkungan sekolah dasar yang meliputi bidang seni
budaya, olahraga, kepramukaan, dan lain-lain. Adapun jenis-jenis kegiatan
ekstrakurikuler sekolah/madrasah meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan
Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA). Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan
Ilmiah Remaja (KIR), penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik,
penelitian. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan
bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.
Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir,
pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.
Kegiatan ekstrakurikuler dapat diikuti secara individual, kelompok,
klasikal, gabungan (antar kelas/antar sekolah/antar madrasah) dan lapangan,
yaitu diikuti oleh seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar
kelas atau kegiatan lapangan. Kegiatan ini berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan
minat mereka. Selain itu, ekstrakurikuler juga dapat mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik, mengembangkan
suasana rileks dan menyenangkan serta mengembangkan kesiapan karir
peserta didik.
Di sekolah dasar, pelaksana kegiatan ekstrakurikuler adalah pendidik atau
tenaga kependidikan yang mampu dan mempunyai kewenangan pada
substansi kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud. Pada setiap akhir semester,
untuk setiap peserta didik diberikan nilai yang dilaporkan secara kualitatif
maupun deskriptif pada kolom pengembangan diri dan sosial di laporan hasil
14
belajar. Di samping itu, hasil penilaian pada kegiatan ekstrakurikuler juga
dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah dan pemangku kepentingan
lainnya oleh penanggung jawab kegiatan. Pelaksanaan pada kegiatan
ekstrakurikuler dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan pengawasan
oleh kepala sekolah/madrasah dan oleh pihak yang secara
struktural/fungsional memiliki kewenangan membina kegiatan ekstrakurikuler
tersebut. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti
untuk peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah/ madrasah.
E. Fungsi Sertifikasi
Lembaga-lembaga pendidikan selalu memberikan sertifikat bagi siswa- siswa
nya yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu dalam bentuk ijazah, di
ploma atau surat keterangan tanda kecakapan. Surat keterangan tersebut bernilai
bagi pemiliknya karena ia akan memiliki hak-hak tertentu untuk memperoleh pek
erjaan sesuai dengan bidang yang dikuasainya sebagaimana diterangkan di dalam
sertifikat. Dalam masyarakat industry pekerjaan-pekerjaan hanya bagi pemegang
sertifikat/diploma. Pekerjaan yang lebih baik akan direbut oleh mereka yang me
miliki sertifikat tertentu, sehingga sertifikat merupakan sesuatu yang sangat berh
arga. Pemegang sertifikat akan memiliki prestise tertentu. Dalam masyarakat den
gan sistem kompetisi dalam menentukan jenjang karier, sertifikat tersebut merup
akan ukuran tertentu bagi pencari pekerjaan.
Dalam hubungannya dengan hal tersebut nampak secara jelas fungsi pendidik
an sebagai persiapan kerja dan pelatihan kerja sehingga keberhasilan sekolah, seb
agian dari fungsinya adalah mempersiapkan anak/pemuda untuk memperoleh pek
erjaan. Dalam masyarakat yang masih sederhana, fungsi job training belum begit
u terasa merupakan suatu kebutuhan, dan oleh karena itu belum banyak mendapa
t perhatian. Akan tetapi dalam masyarakat modern, fungsi persiapan kerja melalu
i latihan kerja (fungsi job training) sudah merupakan sesuatu kebutuhan yang san
gat mendesak. Adanya job training dimaksudkan untuk memberikan latihan-latih
15
an sebelumnya, seseorang memangku pekerjaannya yang tetap. Dengan demikian
berarti bahwa pendidikan berfungsi memberikan bekal pengetahuan, terutama ket
erampilan-keterampilan menjelang pekerjaan yang sebenarnya. Didalam masyara
kat modern jenis-jenis pekerjaan begitu kompleks dan rumit sehingga tamatan pe
ndidikan formal tertentu dikhawatirkan belum dapat langsung menyesuaikan diri
dan kemampuannya terhadap pekerjaan yang harus dipangkunya. Dalam kondisi
inilah sekolah harus mempersiapkan kemampuan-kemampuan peserta didik untu
k dapat menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang mungkin dapat dilakukannya d
i masyarakat masa akan datang. Untuk itu model pembelajaran dalam rangka per
siapan ini harus terkait dengan apa yang sebenarnya diperlukan oleh jenis-jenis p
ekerjaan di masyarakat. Ini berarti kurikulum muatan lokal yang didesain secara
baik dan sistimatis akan sangat membantu pembentukan peserta didik yang akrab
dengan jenis pekerjaan di masyarakatnya.
Kondisi tersebutlah sebenarnya mendorong paradigma link and match dalam d
unia pendidikan. Hal ini akan dapat dicapai secara efektif dan efesien apabila terb
entuk kemitraan (partnership) yang baik dan harmonis antara dunia pendidikan d
engan dunia kerja dan masyarakat secara sinergis dan berkelanjutan.
16
olah, anak-anak selalu mengadakan interaksi secara kontinu dalam kehidupannya
sehari-hari. Melalui hubungan interpesonal antar anak, yang sebaiknya selalu dia
wasi dan dibimbing oleh guru-guru mereka, anak-anak mengadakan hubungan in
terpersonal sehingga sifat-sifat sosial dan emosional anak akan berkembang dari
sifat-sifat egois menjadi sifat-sifat menghargai pendapat kawan, kerja sama, salin
g bantu membantu, rasa tepo seliro dan sebagainya akan berkembang secara opti
mal dan terarah. Berbagai bentuk organisasi siswa, seperti OSIS, kelompok belaj
ar, kelompok-kelompok hobi (olah raga, kesenian), kelompok palang merah pelaj
ar, kelompok lalu lintas, dan kelompok pramuka, semuanya merupakan wadah te
mpat di mana aspek-aspek sosial anak dapat dikembangkan. Karena itulah dalam
lingkungan pendidikan kurikulum tidak hanya dirancang untuk kegiatan kurikulu
m itu sendiri, tetapi juga ko kurikuler dan ekstra kurikuler yang dapat menumbuh
kembangkan hubungan-hubungan sosial tersebut.
Tumbuh kembangnya proses-proses sosialisasi di sekolah, sangat tergantung p
ada kesiapan sekolah merancang secara baik pola-pola interaksi yang dapat dike
mbangkan di lingkungan sekolah melalui kegiatan ekstra kurikuler. Tatapi kegiat
an ekstra kurikuler yang dirancang harus tetap memerhatikan pola budaya masya
rakat setempat agar tidak menimbulkan benturan budaya.
Bagaimana merancang kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan budaya d
an tata nilai di masyarakat diperlukan pemahaman yang baik dan akurat tentang
masyarakat. Pemahaman yang mendalam tentang masyarakat memerlukan upaya
sekolah untuk selalu dekat dan bermitra secara harmonis dengan masyarakat. Unt
uk itu mengapa sekolah perlu bermitra dengan masyarakat agar apa yang diranca
ng oleh sekolah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat. Dengan kat
a lain sekolah perlu dikelola dengan berbasiskan masyarakat, karena masyarakat
sebagai pemilik sekolah, sekaligus pelanggan sekolah.
Fungsi ini membentuk peserta didik lebih mengetahui, memahami dan menger
ti kelompok-kelompok sosial yang ada di lingkungan sosial mereka. Dalam prose
s ini yang lebih berperan adalah pendidikan nonformal dan informal, tetapi pendi
dikan formal juga mempengaruhi sebagai wadah pengembangan secara akademis
17
Wajarlah kesempatan pendidikan terbuka lebar untuk mendudkung keberhasilan
pembangunan nasional. Hal ini berarti memperbaiki citra masyarakat dari lingku
ngan primitif menuju ke masyarakat yang modern dan berpandangan luas terhada
p dunianya. Pendidikan membawa masyarakat ke arah perubahan yang menuju k
e perbaikan.
18
1) Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa dipandang sebagai alat ekspresi diri pribadi, alat ekspresi diri
makhluk sosial, dan alat ekspresi diri warga negara. Berbagai macam
ekspresi tersebut, yang mengandung pesan komunikatif, secara alami akan
memperoleh tanggapan dari pihak lain, baik diminta maupun tidak, baik
negatif, netral, maupun positif. Bahasa juga memiliki berbagai peran
sebagai alat penyebaran dan penyerapan ilmu, alat pengembangan diri
secara umum, alat berpikir nalar, alat komunikasi dan pengembangan
sosial-budaya, dan alat pendidikan.
2) Pramuka
19
pramuka untuk taat kepada Tuhan YME, Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta mengamalkan Pancasila, peduli kepada sesama dan
menepati Dasa Darma Pramuka. Semangat Tri Satya inilah yang membuat
setiap Penegak Bantara menjadi seorang patriot paripurna, berjiwa
Pancasila, memiliki semangat juang, cinta alam dan lingkungan sekitar,
pantang menyerah, solidaritas dan setia kawan, serta beriman dan berilmu.
3) Pendidikan Karakter
20
dengan mempelajari pendidikan karakter, peserta didik juga akan mencapai
tujuan pendidikan nasional yang salah satunya yaitu semangat kebangsaan.
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Secara umum, sosialisasi berfungsi sebagai media untuk pelestarian individu,
penyebarluasan serta pewarisan norma-norma dan juga nilai sosial.
2. Seleksi bagi sekolah berfungsi untuk mengisi kekosongan jabatan, dan Memb
antu meminimalisasi pemborosan waktu, usaha, dan biaya yang harus diinvest
igasikan bagi pengembangan pendidikan para pegawai. Training berfungsi seb
agai memberikan kemudahan dalam mengerjakan tugasnya. Pelatihan juga me
mbantu guru dalam mengembangkan kemampuannya ke arah yang lebih baik
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Fungsi alokasi bagi sekolah dapat diarti
kan sebagai sekolah mengalokasikan atau membagi dana yang tersedia untuk
digunakan pada sector-sektor yang ada dan sesuai dangan sasaran yang dituju.
3. Sekolah harus mentransformasikan penemuan-penemuan baru dalam bidang il
mu pengetahuan dan teknologi.selain itu Para pendidik, pengajar, peneliti dan
para pengkaji ilmu pengetahuan di dalam lembaga-lembaga pendidikan, juga
perlu untuk memberikan ide-ide yang dapat mendorong ke arah perubahan sos
ial dan peningkatan kesejahteraan kehidupan masyarakat
4. Sekolah berfungsi untuk pengembangan pribadi dan sosial peseta didik yang
bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
dan minat setiap peserta didik. Pengembangan diri dan sosial yang terprogram
meliputi layanan konseling dan kegiatan pendukung konseling, serta kegiatan
ekstrakurikuler. Pelayanan konseling difasilitasi/ dilaksanakan oleh konselor,
sementara kegiatan ekstrakurikuler dapat dibina konselor, guru dan atau
tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya.
5. Dalam hubungannya dengan hal tersebut nampak secara jelas fungsi pendidik
an sebagai persiapan kerja dan pelatihan kerja sehingga keberhasilan sekolah,
22
sebagian dari fungsinya adalah mempersiapkan anak/pemuda untuk memperol
eh pekerjaan. Dengan demikian berarti bahwa pendidikan berfungsi memberik
an bekal pengetahuan, terutama keterampilan-keterampilan menjelang pekerja
an yang sebenarnya. Di dalam masyarakat modern jenis-jenis pekerjaan begitu
kompleks dan rumit sehingga tamatan pendidikan formal tertentu dikhawatirk
an belum dapat langsung menyesuaikan diri dan kemampuannya terhadap pek
erjaan yang harus dipangkunya.Dalam kondisi inilah sekolah harus mempersia
pkan kemampuan-kemampuan peserta didik untuk dapat menyesuaikan diri de
ngan pekerjaan yang mungkin dapat dilakukannya di masyarakat masa akan d
atang.
6. Pemahaman yang mendalam tentang masyarakat memerlukan upaya sekolah u
ntuk selalu dekat dan bermitra secara harmonis dengan masyarakat. Untuk itu
mengapa sekolah perlu bermitra dengan masyarakat agar apa yang dirancang
oleh sekolah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat. Dengan kat
a lain sekolah perlu dikelola dengan berbasiskan masyarakat, karena masyarak
at sebagai pemilik sekolah, sekaligus pelanggan sekolah.
7. Semangat kebangsaan yaitu cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang m
enempatkan kepentingan bangsa dan bernegara di atas kepentingan diri dan ke
lompoknya.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa materi yang diberikan masih jauh dari kata
sempurna. Kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang materi di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya
dapat dipertanggungjwabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dan bahasan makalah
yang telah dijelaskan.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
Sumardjono P, Setyorini. Tanpa tahun. Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial.
Jurnal Kependidikan.
Suriansyah, Ahmad. (2015). Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat:
Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.
25