Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“VALIDITAS DAN REBILIALITAS TES HASIL BELAJAR”


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
EVALUASI BELAJAR
Dosen Pengampu
Dr. Hj. Darmiyati, M.Pd
Diani Ayu Pratiwi, M.Pd

Kelompok 3
Kelas 6 B (2018)

Muhammad Azril Mubarak (1810125210003) (14)


Ika Sepriyani (1810125220012) (25)
Nor Fadilla (1810125220037) (29)
Aula Rahma Putri (1810125220039) (31)
Annisa Eka Putri (1810125220064) (53)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT


serta sholawat dan salam tak lupa senantiasa kita hanturkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad saw yang mana atas karunia-Nya dan syafaat beliau kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Penyusunan makalah yang berjudul “Validitas Dan Rebilialitas Tes Hasil


Belajar” ini dilakukan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Evaluasi Belajar
dengan dosen pengampu Ibu Dr. Hj. Darmiyati, M.Pd dan Ibu Diani Ayu Pratiwi,
M.Pd.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah


Evaluasi Belajar yang sudah membimbing untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan guna menjadikan tulisan ini
menjadi lebih baik kedepannya. Aamiin Yarobbal Allaamiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Banjarmasin, 25 April 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR PEMBAGIAN TUGAS

Materi

A. Validitas (Ika Sepriyani)

B. Macam-macam validitas (Aula Rahma Putri)

C. Cara mengetahui validitas alat ukur (Nor Fadilla)

D. Validitas butir soal atau validitas item (Muhammad Azril Mubarak)

BAB I (Annisa Eka Putri)

BAB III (Aula Rahma Putri)

Edit Makalah (Nor Fadilla)

Edit PPT (Ika Sepriyani)

Edit Video (Annisa Eka Putri)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR PEMBAGIAN TUGAS..........................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Validitas........................................................................................................3

B. Macam-Macam Validitas..............................................................................4

C. Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur..........................................................6

D. Validitas Butir Soal Atau Validitas Item......................................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................10

A. Kesimpulan.................................................................................................10

B. Saran...........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini


menunjukkan arah yang lebih luas. Penilaian program pendidikan atau penilaian
kurikulum menyangkut penilaian terhadap tujuan pendidikan, isi program, strategi
pelaksanaan program dan sarana pendidikan. Penilaian proses belajar-mengajar
menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-
siswa dan keterlaksanaan program belajar-mengajar. Sedangkan penilaian hasil
hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil belajar jangka
panjang. Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau
menentukan nilaikepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Proses pemberian nilai tersebutberlangsung, baik dalam bentuk validitas
maupun reliabilitas. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah
hasil belajar siswa. Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa
sebagaimana adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat tergantung pada kualitas
alat penilaiannya di sampingpada cara pelaksanaannya.
Berdasarkan beberapa data di atas serta dikaitkan dengan permasalahan
yang kami akan jelajahi, maka penulisan ini akan difokuskan pada pembahasan
tentang “ Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siswa ” agar dapat lebih
memahami apa itu sebenarnya validitas dan reliabilitas serta lebih memahami
bagaimana mengetahui suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang
baik.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:


1. Apa yang dimaksud dengan validitas ?
2. Apa saja macam-macam validitas ?
3. Bagaimana cara mengetahui validitas alat ukur ?
4. Bagaimana validitas butir soal atau validitas item?

1
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat menguraikan


tujuan darimasalah tersebut, yaitu:

1. Untuk mengetahui apa itu validitas.


2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam validitas.
3. Untuk mengetahui cara validitas alat ukur.
4. Untuk mengetahui butir soal atau validitas item.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Validitas

Secara etimologi validitas berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu
“Valid”. valid didalam kamus oxford dikatakan “Valid is the state of being
legally acceptable” Atau sesuatu yang bisa diterima menurut hukum. Mudahnya,
valid dapat diartikan benar atau sah.
Seperti yang kita ketahui validitas berasal dari kata valid, tetapi ada sedikit
perbedaan dalam penempatannya. Contohnya, jika dikatakan “ Soal itu valid”,
merupakan kalimat yang dapat dipahami, sedangkan jika dikatakan “Soal itu
validitas”, maka kalimat tersebut tidak akan dapat dipahami, kecuali bila
dikatakan “Soal itu memiliki validitas yang tinggi”, maka kalimat tersebut dapat
dipahami. ( Suharsimi Arikunto, 2001)
Dari paragraf diatas dapat kita pahami bahwasannya, validitas memang
berasal dari kata valid, tetapi dalam penggunaannya ada sedikit perbedaan. Kata
valid dapat diartikan benar atau sah sedangkan bila berubah menjadi kata validitas
diartikan sebagai takaran atau ukuran kebenaran atau keabsahan sesuatu. Adapun
dalam kamus besar bahasa indonesia, validitas adalah kesahan, sahnya,
berlakunya sesuatu. (Poerwadarminta. 2007)
Validitas dalam evaluasi pendidikan berhubungan erat dengan pelaksanaan
tes hasil belajar. Bila dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat pengukur, maka
sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dengan secara tepat, secara benar,
secara shahih, atau secara absah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dengan kata lain, sebuah tes dikatakan telah memiliki “Validitas” apabila tes
tersebut secara tepat, benar, absah atau shahih telah dapat mengungkap atau
mengukur apa yang seharusnya diungkap atau diukur lewat tes tersebut (Anas &
Sudjiono. 2001)

3
B. Macam-Macam Validitas

Menurut (Sudjiono, 1996) validitas dibagi menjadi 2 yaitu validitas tes dan
validitas item. Berikut akan dijelaskan macam-macam validitas:

1) Validitas Tes
Validitas tes dibagi menjadi 2 yaitu validitas tes secara rasional, validitas tes
secara empirik. Perincianya sebagai berikut:
a) Validitas tes secara rasional
Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh atas dasart hasil
pemikiran, validitas yang diperoleh dengan berpikir secara logis. Validitas
tes secara rasional dibagi menjadi validitas isi dan validitas konstruksi.
(1)Validitas isi
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan
khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang
diberikan. Oleh karena itu materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum
maka validitas isi sering disebut validitas kurikuler (Arikunto, 1999).
Validitas isi diharapkan mampu mengungkap isi suatu konsep atau
variabel yang hendak diukur. Misalnya tes hasil belajar mata pelajaran
biologi, maka validitas isi harus bisa mengukur isi mata pelajaran biologi
tersebut.
(2)Validitas konstruksi
Validitas konstruksi disebut juga Validitas bangun pengertian yaitu
validitas yang berkenaan dengan kesanggupan alat ukur mengukur
pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya
(Sujana & Ibrahim, 2009). Seperti hanya validitas isi, validitas konstruksi
dapat diketahui dengan cara merinci dan memasangkan setiap butir soal
dalam setiap aspek dalam mata pelajaran biologi.
b) Validitas tes secara empirik
Validitas secara empirik adalah ketepatan mengukur yang didasarkan hasil
analisis yang bersifat empirik (Sudjiono, 1996). Validitas empirik dibagi
menjadi dua yaitu validitas ramalan dan validitas bandingan.

4
(1)Validitas ramalan
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas ramalan/prediksi apabila
mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang terjadi pada masa
yang akan datang (Arikunto, 1999). Misalnya tes hasil belajar biologi,
jika nilai tes lebih tinggi daripada KKM maka dikatakan tuntas, tapi nilai
tes kurang dari KKM maka tidak tuntas.
(2)Validitas bandingan
Tes sebagai alat ukur dapat dikatakan telah memiliki validitas banding
apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama dengan secara tepat
telah mampu menunjukkan adanya hubungan searah, antara tes pertama
dengan tes berikutnya (Sudjiono, 1996). Validitas banding disebut juga
validitas ada sekarang.
2) Validitas Item
Validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki
sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu
totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut
(Sudjiono, 1996). Untuk mengetahui validitas item/butir soal digunakan rumus
korelasi product moment, sebagai berikut:

Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = Banyaknya peserta tes
ΣX = Jumlah skor item
ΣY = Jumlah skor total item
ΣXY = Hasil perkalian antara skor item dengan skor total
ΣX2 = Jumlah skor item kuadrat
ΣY2 = Jumlah skor total kuadrat (Arikunto, 1999).

5
C. Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan


kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan
kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik
kolerasi prodak moment yang dikemukakan oleh Pearson.
Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:
a.         Korelasi product moment dengan simpangan

Dimana:
Rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
Σxy = Jumlah perkalian X dan Y
X2 = kuadrat dari X
Y2 = kuadrat dari Y

b.         Korelasi product moment dengan angka kasar

Rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y


Σxy = Jumlah perkalian X dan Y
X2 = kuadrat dari X
Y2 = kuadrat dari Y

Prinsip dari validation adalah membandingkan hasil-hasil dari pengukuran


faktor dengan suatu kriterium, (suatu ukuran yang telah dipandang valid untuk
menunjukkan faktor yang dimaksud). Jadi misalnya suatu alat pengukur hendak

6
menyelidiki faktor keberhasilan belajar siswa, maka harus diambil lebih dahulu
suatu kriterium yang telah dipandang mencerminkan suatu keberhasilan belajar
siswa. Melalui kriterium itulah kemudian hasil dari pengukuran faktor
keberhasilan belajar siswa disoroti, Jika hasil pengukuran faktor keberhasilan
belajar siswa menunjukkan besarnya sesuai dengan kriterium, maka alat pengukur
itu dipandang valid. Ada dua jenis kriterium yang digunakan untuk menguji
kejituan alat pengukur, yaitu :

a. Kriterium luar (external criterion)


Yaitu suatu kriterium yang diambil dari luar (external) alat itu sendiri. Misalnya :
suatu tes tentang keberhasilan belajar siswa, diuji validitasnya dengan prestasi
belajar yang sesungguhnya sebagaimana ditunjukkan oleh catatan-catatan hasil
belajar.
b. Kriterium dalam alat (internal criterion)
Yaitu suatu kriterium yang diambil dari dalam (internal) alat itu sendiri. Biasanya
diambil hasil keseluruhan pengukuran atau total score sebagai kriteriumnya.
Misalnya, kita ingin mengukur intelegensi (yang terdiri dari faktor-faktorl; daya
analisa, daya klarifikasi, daya ingatan, daya pemahaman, daya kritik dan
sebagainya), maka untuk menguji apakah sekelompk item benar-benar mengukur
daya analisa, misalnya, jawaban-jawaban terhadap item daya analisa dicocokkan
dengan hasil tes secara keseluruhan atau total score-nya. Antara nilai total harus
terdapat korelasi yang positif (tinggi dan cukup meyakinkan). Kecocokkan antara
hasil-hasil dari item yang disangka mengukur suatu faktor dengan suatu kriterium
yang dipandang telah valid disebut factorial validity atau validitas faktor, di mana
besar kecilnya validitas faktor tergantung kepada besar kecilnya kecocokan itu.
Validitas alat tes berkaitan dengan ketepatan dan kecermatan alat tes tersebut
dalam melakukan fungsi tes atau fungsi ukurnya.
Validitas mengacu pada derajat dimana bukti dan teori menyokong
interpretasi dari skor tes dan mengacu pada tujuan tes. Validitas adalah hal yang
paling mendasar dalam pengembangan dan evaluasi tes. Proses validasi meliputi
akumulasi, membuktikan tujuan dari evaluasi tersebut, bukan terhadap test itu
sendiri. Pada alat tes biasanya validitas akan dihitung secara statistik dan dalam
bentuk rumusan angka.

7
D. Validitas Butir Soal Atau Validitas Item

Menurut Sudijono (2005 : 182), “Validitas item dari suatu tes adalah
ketetapan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas) dalam mengukur apa yang
seharusnya diukur lewat butir item soal tersebut”. Eratnya hubungan antara butir
item dengan tes hasil belajar sebagai totalitas itu kiranya dapat dipahami dari
kenyataan, bahwa semakin banyak butir item yang dapat dijawab dengan betul
oleh testee, maka skor-skor total hasil tes akan semakin tinggi. Sebaliknya,
semakin sedikit butir- butir item yang dapat dijawab dengan betul oleh testee,
maka skor-skor total hasil tes itu akan semakin rendah atau menurun.
Setiap item soal dianalisis validitas butirnya dengan cara sebagai berikut:
a. Tabel skor diurutkan dari total skor tertinggi ke terendah.
b. Setiap butir soal dihitung nilai validitasnya dengan menggunakan rumus
korelasi product moment person :

Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
n = Jumlah Responden
ΣX = Jumlah skor item variabel X
ΣY = Jumlah skor variabel Y
ΣXY = Jumlah skor dalam sebaran X dan Y
ΣX2 = Jumlah kuadrat dari jumlah skor dalam sebaran X
ΣY2 = Jumlah kuadrat dari jumlah skor dalam sebaran Y
c. Harga/nilai koefisien korelasi (r) dikonfirmasikan dengan tabel kritik product
moment pada taraf singnifikansi 5% (α = 0,05) dan dk n-1. Kreteria nilai
koefisien korelasi tersebut dikategorikan sebagai berikut:
0,8≤ r ≤ 1 sangat tinggi.
0,6 ≤ r ≤ 0,79 tinggi.
0,4 ≤ r ≤ 0,59 cukup.
0,2 ≤ r ≤0,39 rendah.

8
0,0 ≤ r ≤ 0,19 rendah sekali.
Apabila hasil perhitungan validitas butir untuk soal tertentu diperoleh r-
hitung lebih besar jika dibandingkan dengan r-tabel pada taraf signifikansi 5% (α
= 0,05) dan dk n-1 berarti soal tersebut valid. Perhitungan serupa dilakukan untuk
semua soal yang ada. Terkait dengan penafsiran nilai koefesien korelasi r,
Widoyoko dan Sugiyono mengatakan, bahwa harga kritik untuk validitas
instrumen adalah 0,3. Artinya, bahwa butir soal dikatakan valid jika nilai
koefesien korelasi 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3) dan sebaliknya dikategorikan
butir soal tidak valid. Dari sejumlah soal yang divalidasi, maka kemungkinan
terdapat beberapa soal yang tidak valid.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Validitas dalam evaluasi pendidikan berhubungan erat dengan pelaksanaan


tes hasil belajar. Bila dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat pengukur, maka
sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dengan secara tepat, secara benar,
secara shahih, atau secara absah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dengan kata lain, sebuah tes dikatakan telah memiliki “Validitas” apabila tes
tersebut secara tepat, benar, absah atau shahih telah dapat mengungkap atau
mengukur apa yang seharusnya diungkap atau diukur lewat tes tersebut.
Macam-macam validitas ada dua yaitu validitas tes dan validitas item.
Validitas tes dibagi menjadi dua lagi yaitu validitas secara rasional dan validitas
secara empirik. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai
dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan
kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik
kolerasi prodak moment yang dikemukakan oleh Pearson.
Validitas item dari suatu tes adalah ketetapan mengukur yang dimiliki oleh
sebutir item (yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari tes sebagai suatu
totalitas) dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item soal
tersebut”. Eratnya hubungan antara butir item dengan tes hasil belajar sebagai
totalitas itu kiranya dapat dipahami dari kenyataan, bahwa semakin banyak butir
item yang dapat dijawab dengan betul oleh testee, maka skor-skor total hasil tes
akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin sedikit butir- butir item yang dapat
dijawab dengan betul oleh testee, maka skor-skor total hasil tes itu akan semakin
rendah atau menurun. Butir soal dikatakan valid jika nilai koefesien korelasi 0,3
atau lebih (paling kecil 0,3) dan sebaliknya dikategorikan butir soal tidak valid.
Dari sejumlah soal yang divalidasi, maka kemungkinan terdapat beberapa soal
yang tidak valid.

10
B. Saran

Makalah kami ini disusun dari beberapa sumber buku, maupun sumber-
sumber lain yang berhubungan dengan materi makalah yang diberikan. Namun
isinya masih jauh dari kata sempurna. Ada banyak kekurangan dari makalah ini,
seperti kurangnya sumber referensi buku, serta pengetahuan kami yang terbatas.
Oleh karena itu, makalah ini perlu mendapatkan respon positif baik itu berupa
saran ataupun kritik yang mengarah kepada yang lebih baik, guna
mengembangkan dan meningkatkan disiplin ilmu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S.. (1999). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Jakarta:


Bumi Aksara.

Anas & Sudjiono. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo


Persada: Jakarta

Kadir, Abdul. 2015. Menyusun dan Menganalisis Tes Hasil Belajar, Jurnal Al-
Ta’dib, Vol. 8 No. 2. (Online), (ejournal.iainkendari.ac.id), diakses 24 April
2021.

Nurjanah., dan Marlianingsih, Noni. 2015. Analisis Butir Soal Pilihan Ganda
dari Aspek Kebahasaan, FAKTOR : Jurnal Ilmu Kependidikan, Volume II,
Nomor 1. (Online), (journal.lppmunindra.ac.id/), diakses 24 April 2021.

Oeleo, Sri., Marhadi, Hendri., dan Kurniaman, Otang. 2017. Analisis Butir Soal
Ujian Semester Ganjil Kelas V SD Negeri 163 Pekanbaru Tahun
Pelajaran 2016/2017. (Online), (www.neliti.com), diakses 24 April 2021.

Poerwadarminta. 2007 Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Edisi Ketiga ). Balai


Pustaka, Jakarta

Riyani, Rizki., Maizora, Syafdi., dan Hanifah. 2017. Uji Validitas Pengembangan
Tes untuk Mengukur Kemampuan Pemahaman Relasional pada Materi
Persamaan Kuadrat Siswa Kelas VIII SMP, Jurnal Penelitian Pembelajaran
Matematika Sekolah (JP2MS), Vol. 1, No. 1. Online, (ejournal.unib.ac.id),
diakses 24 April 2021.

Sari, Apriyani Permata. 2017. Analisis Validitas Butir Soal IPA Fisika Kelas VIII
Buatan Mahasiswa Berdasarkan Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar
dan Tujuan Pembelajaran di SMP Negeri 26 Makassar. Skripsi tidak

12
diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan : UIN Alauddin Makasar.
Online, (repositori.uin-alauddin.ac.id), diakses 24 April 2021.

Sudjiono, Anas. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada.

Suharsimi Arikunto, 2001 Dasar-dasar evaluasi pendidikan, cet.2. Bumi


Aksara: Jakarta, hlm.62

Sujana, N. & Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:


Sinar Baru Algendindo.

13

Anda mungkin juga menyukai