that there have been a lot of possible trends inside and outside the classroom. Thus, discuss the trends
and roles of digital platforms in providing authentic, contextual, and communicative English Language
Learning (ELL)
Dalam pedagogi siber, siswa dan guru memaksimalkan platform digital dalam
kegiatan belajar-mengajar sehingga banyak kemungkinan tren di dalam dan di
luar kelas. Maka, diskusikan tren dan peran platform digital dalam menyediakan
Pembelajaran Bahasa Inggris (ELL) yang autentik, kontekstual, dan komunikatif.
Saat ini kita sudah memasuki era digital yang menuntut guru dan siswa bisa mengintegrasikan
pembelajaran dengan media digital yang ada. Siswa di era digital ini memiliki kemampuan yang
bermacam-macam seperti bisa mengedit video melalui kinemaster lalu hasil video diupload ke youtube,
bisa mengedit gambar melalui corel draw dan lain-lain lalu dijadikan status yang bermakna. Dari situ
menurut saya pembelajaran berbasis platform digital sangat diperlukan sehingga menunjang
pembelajarn kontekstual yang bermakna dalam kehidupan sehari-hari. Siswa bisa mengaplikasikan hasil
dari pembelajaran ke dalam kehidupan mereka dengan paltfom digital yang ada. Ada beberapa platform
digital yang bisa digunakan dalam pembeljaran Bahasa inggris seperti facebook, whatssap, youtube
video downloaded, instagram,dan lain-lain. Sebagai guru kita bisa memanfaat beberapa platfom
tersebut kedalam pembelajaran. Di dunia digital siswa biasanya sering menggunakan tren media
facebook, whatssap, Instagram dan lain-lain, kita bisa memanfaatkan itu sebagai media pembelajaran
yang menarik bagi siswa mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Lalu kita juga bisa menggunakan
youtube untuk referensi pembelajaran yang autentik karena siswa biasanya mendownload video video
dari youtube. Namun dalam pembelajaran kita juga peru membimbing siswa supaya tidak mendapatkan
informasi yang salah dengan menggunakan sumber media tersebut. Misalnya seperti mengajar materi
news item, kita meminta siswa untuk mencari sumber informasi berita melalui youtube tentang
menyebarkan virus korona di daerah kita masing-masing. Kita harus memandu siswa supaya tidak
mendapatkan informasi yang salah, sebagai pembelajarn yang authentic kita juga bisa meminta siswa
mencari sumber dari orang-orang disekita selain menggunakan platform yang ada untuk mendukung
pembelajaran yang bermakna dan siswa bisa mengaplikasikan kedalam kehidupan mereka dengan
tepat.
In order to anticipate the students from becoming hoax victims, the teacher should do some
actions as follows:
Fake information is usually spread through unofficial media, like blog. Ministry of
Communication and Information (Kominfo) has already done registration and verification to
mainstream news sites. Beware of information from unverified and unofficial sites.
Pay attention to the source of information, for example, quotation from government institution
and police department press conference. Do not get easily believe if the source is from political
figures, society organizational members, or an observer. Check the validity then compare to
other references.
It is important that the teacher chooses the news article wisely. The teacher should consider the
following criteria.
· Avoiding articles that are particularly long. Reading a news report in a second language is
demanding, and if the article is too long it will discourage students.
· When working with authentic material there are issues concerning the authenticity of the
tasks. The most authentic task is for students to simply read the article. Although we usually look
to exploit the text a little more in the classroom, it is important to keep tasks as realistic as
possible.
As the teacher we are supposed to concern of some issue, such as " Hoax in news item" . We
know that most of the teenagers specially students are lazy to read accurately about the news
they received without checking the sources, the validity, accuracy and etc. So that why they will
not know whether the news are fake or not. Some of the tips should be given to them so they will
be carefully to receive, share, like about the news they received. Here are some :
1 . Checking the sources of the news ; there are some link to check the validity of the news in the
internet for example FactCheck.org
2. Looking for the evidence that the news are real.
3. The students are conducted not to share directly to the other after receiving the new.
4. To be continued............
Istilah hoax atau berita palsu kini semakin santer terdengar di dunia maya. Kemudahan dalam
menyebarkan pesan melalui media sosial mempermudah hoax berkembang dengan cepat. Dalam
hitungan menit saja bisa dikatakan sudah dibagikan sebanyak ratusan kali oleh pengguna media
sosial atau yang disebut netizen. Efeknya, orang-orang yang tidak mencari tahu kebenarannya
jadi mudah terhasut dan bila dibiarkan bisa mengakibatkan kerusuhan. Sebagai netizen yang
cerdas, tidak seharusnya semua berita yang tersebar ditelan mentah-mentah begitu saja. Jika
tidak ingin ikut termakan berita palsu. Berkaitan dengan penjelasan tersebut dikaitkan dengan
penggunaan platform digital untuk pembelajaran online,sebagai seorang guru hendaknya kita
memandu siswa dan menuntun untuk pandai dan bijak dalam memilih informasi yang benar
sesuai dengan materi yang ada. Sebagai contoh pembelajaran materi news item yang diajarkan
dengan menggunakan platform Jakarta post online, Ketika kita meminta siswa untuk mencari
text terkait news item yang ada diberita, kita harus tetap memantau dan membimbing siswa
untuk bijak dalam memilih topik yang ada, jangan sampai siswa mendapatkan informasi yang
salah atau palsu sehingga Ketika mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari menerapkan
sumber yang salah. Sebagai guru yang bijak, kita tahu bahwa anak muda zaman sekarang itu
literasi membacanya sangat kurang dan perlu dimunculkan. Biasanya siswa Ketika mendapat
satu sumber dari platfom yang ada mereka langsung menggunakanya tanpa menacri apakah
informasi yang mereka dapatkan itu benar atau tidak. Untuk mencegah hal tersebut terjadi,
sebagai guru hebat abad 21 yang tanggap akan perkembangan teknologi, ada beberapa Langkah
yang bisa kita gunakan untuk membimbing siswa kita akan tidak mendapatkan sumber informasi
materi yang salah terutama di platform digital:
1. Meminta siswa untuk membaca topic berita/informasi yang mereka peroleh apakah sudah
sesuai dengan isinya.
2. Meminta siswa untuk mengecek sumber berita dan menelusuri Alamat Situs
3. Meminta siswa untuk Melihat bukti nyata yang ada dengan bertanya langsung pada
narasumber
4. Meminta siswa untuk tidakmenyebar informasi yang belum jelas kebenaran dan
kevalidan nya.
5. Meminta mereka untuk membandingakn berita yang diperoleh dengan sumber yang lain
Selain itu saya juga memperoleh ilmu baru mengenai Paradigm in teaching learning process in English
terkait trends in Language Instruction yaitu ELT (English language Teaching) atau ELL (English Language
Learning). Sebagai guru kita harus bisa memahami bedanya method, technique, approach, strategy, and
others. Jadi kita tidak salah dalam memberikan materi yang bisa diterima dengan baik oleh siswa. Ada
dua jenis paradigma pengajaran, yaitu old paradigm dan new paradigm. Old paradigm pembelajrannya
berpusat pada guru. Guru lebih menguasai dan aktif dikegiatan pembelajaran. Paradigma ini sudah tidak
cocok lagi jika diterapkan di pembelajaran zaman sekarang. Jika melihat new paradigm in learning ada
Namanya students center learning. Disini siswa yang dituntut aktif dalam kegiatan pembelajaran, guru
hanya sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. Didalam pembelajaran dengan paradigma
yang baru kita tidak bisa memfokuskan pembelajaran pada guru saja, maksudnya Ketika teacher center
learning diaplikasikan di masa lampau maka kegiatan pembajaran banyak terfokus pada guru.
Sedangkan student center learning pembelajaran berpusat pada siswa.
Lalu di old paradigm ada Namanya pembelajaran mekanistik dan meaningful learning. Pembelajaran
mekanistik adalah pembelaran yang berbasis pada rumus-rumus namun tidak tahu arah konteksnya
kemana. Sementara pembelajaran yang meaningful berarti setelah pembelajaran usai siswa itu tahu
makna dari materi pelajaran yang sudah mereka pelajari dan bisa mengaplikasikan nya kedalam
kehidupan sehari-sehari. Pembelajaran Mekanistik bicara tentang rumus-rumus tanpa mengetahui itu
digunakan diwaktu kapan. Menurut saya Belajar tidak hanya pada rumus tapi how to use the correct
expression/ sentences in the correct context.
Pembelajaran zaman dulu(old paradigm) bisa diistilahkan sebagai Swing of endulance yang artinya
diibaratkan seperti jam jaman dahulu yang jarumnya bergerak kearah kanan, ketengah, dan ke balik lagi
ke kiri.
Selain itu pula ada pmbelajaran Discrete (terpisah) di old paradigm dan integrated (terpadu/terintegrasi)
d new paradigm, dipembelajaran discrete kitahanya mempelajari materi namun tidak bisa diaplikasikan
ke banyak element,misalnya kita belajar vocabulary 20 kata dalam sehari tanpa memahami ini dipakai
dikonteks yang mna sedangkan kalau integrated itu menyatu. Misalkan materi teks bisa dgunakan untuk
belajar speaking, grammar, vocabulary, dll yang artinya satu materi bisa digunakan untuk berbagai hal.
Yang terakhir ada pembelajaran Artificial (abstrak/palsu) dan pembelajaran authentic ( asli). kalau dulu
belajar namun tidak tahu konteksnya kemana dan sebagainya itu artinya kita itu berpura-pura. Namu
kalua pembelajaran dengan new paradigm skrg yaitu pembelajaran yang otentik itu Lebih kearah
integrated arahnya lebih jelas. Artificial itu memberikan materi Bahasa inggris tanpa siswa itu tau itu
digunakan untuk apa. Tapi kalau authentic itu nyata, siswa bisa mnggunakan pembelajaran Bahasa
untuk kebutuhan sehari hari. Sebagai contoh di module 5 english practical use itu pembelajaran benar-
benar sangat kontekstual dan komunikatif serta aplikatif. Prosedur teks berkaitan dengan bagaiman
seseorang melakukan sesuatu atau membuat sesuatu, Itinerary keterkaitannya denga esp atau tourism,
news item berkaitan denga journalism. Jadi siswa dalam mengaplikasikan nya dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam prosedur teks contohnya pembuatan kopi, tujuan pembuatan kopi itu tidak dibutuhkan
dalam pebelajaran namun hanya untuk user, didalam nya kita hanya mengadopsi materi ke dalam
pembelajaran dan pengaplikasiannya dalam kehidupan nyata. Itu berlaku juga untuk itinerary dan news
item. Sebagai kesimpulan pembelajaran dengan old paradigm tidak cocok lagi jika diterapkan dengan
pembelajaran masa sekarang. Saat ini kita harus mengubah pola piker dan new mindset dalam
menerapkan new paradigm sehingga tercipta pembelajaran yang otentik dan meaningful.