Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan hidup yang ada dibumi mengalami perubahan dari waktu
kewaktu. Seiring dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula pada makhluk
hidup. Perubahan-perubahan terjadi pada makhluk hidup dari zaman ke zaman yang
dipelajari dalam suatu teori yaitu teori evolusi.
Sejak abad ke-6 sebelum masehi, banyak ahli yang telah berusaha
mengemukakan pendapatnya tentang asal-usul barbagai jenis makhluk hidup yang
ada didunia dan banyak pendapat mereka menjadi fondasi teori evolusi.
Banyak teori relvolusi yang dikemukakan oleh para ahli, tetapi tampaknya
belum ada satupun yang dapat menjawab semua fakta dan fenomena tentang sejarah
perkembangan makhluk hidup. Namun kita perlu mengenal dan mempelari berbagai
fenomena dan fakta yang terjadi di bumi ini. Namun tidak dapat dijadikan sebagai
landasan kepercayaan atau keyakinan karena ada beberapa teori yang menyimpang
dan tidak sesuai dengan Aqidah, misalnya bahwa manusia berasal dari kera. Hal itu
sama sekali tidak sesuai dengan al-qur’an (Q.S Al-hijr : 26,28,29,33,Q.S As-
Sajdah:7,Q.S Al-Imron:59,Q.S Nuh:17,Q.S 80: 19,Q.S Al-Alaq: 2) bahwa manusia
diciptakan dari tanah liyat yang kemudian allah menjadikanya nabi Adam As, untuk
itu kita sebagai manusia harus dapat memilah dan menimbang dari teori evolusi
yang telah dikemukakan
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian evolusi?
2. Bagaimana teori evolusi?
3. Bagaimana perkembangan evolusi sebelum teori darwin?
4. Bagaimana pandangan evolusi menurut islam?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1. Untuk melatih penulis agar mampu menyusun tulisan ilmiah yang benar
2. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembacanya
3. Untuk memberi sumbangan pemikiran baik berupa konsep teoritis maupun
praktis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EVOLUSI
Evolusi adalah proses perubahan mahluk hidup secara bertahap dalam
jangka waktu yang lama dari bentuk sederhana menjadi bentuk yang kompleks.
Evolusi (juga dikenal sebagai evolusi biologi, genetik atau organik) adalah
perubahan sifat mewarisi dari populasi organisme melalui generasi berturut-turut.
Perubahan ini hasil dari interaksi antara proses-proses yang memperkenalkan
variasi dalam populasi, dan proses lainnya yang menghapus itu. Akibatnya, varian
1
dengan sifat-sifat tertentu menjadi lebih, atau kurang, umum. sifat adalah ciri-
anatomi tertentu, biokimia atau perilaku-yang merupakan hasil dari interaksi gen-
lingkungan.
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan
suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-
perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan
seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan
kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu
populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat
yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun
transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara
seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang
dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-
perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi berusaha memahami faktor-faktor yang mendorong terbentuknya
berbagai makhluk hidup yang ada didunia saat ini. Evolusi mempelajari bagaimana
spesies baru dapat muncul dari berbagai spesias tumbuhan dan hewan dalam jangka
waktu tertentu. Evolusi juga mempelajari bagaimana spesies-spesies yang berbeda
dapat memiliki kekerabatan. (2006:Biologi kelas XII. Erlangga   Hlm. 140)
Jadi,evolusi menurut ilmu IPA adalah perkembangan makhluk hidup dari
bentuk yang sederhana kebetuk yang lebih kompleks menuju kesempurnaan secara
bertahap dan memakan waktu yang sangat lama. Contoh ikan menjadi reptil, dan
lain sebagainya.
B. TEORI EVOLUSI
Dari semua teori yang kita tahu dan yang ada di dunia ini mungkin teorinya
Charles Darwin yang kita paling kenal dan yang paling kita tahu. Karena teori ini
sangatlah fenomenal adanya, karena dalam teori Darwin tersebut menyangkut
tantang peradaban manusia. Jauh sebelum adanya teori Darwin manusia pada
zaman dahulu selalau ingin tahu dari manakah asal manusia. Evolusi adalah
perubahan makhluk hidup yang memerlukan waktu yang sangat lama atau waktu
yang sangat panjang. Dalam teori evolusi yang dikaji oleh Darwin ini menyuguhkan
dua fersi pokok bahasan evolusi yaitu: makhluk hidup atau spesies yang ada pada
saat ini adalah berasal dari makhluk hidup atau spesies yang hidup pada zaman jauh
sebelum spesies atau makhluk hidup yang sekarang ini ada. Teori pokok selanjutnya
adalah teori evolusi tentang seleksi alam. Teori evolusi yang Charles Darwin
kemukakan memang sangat lah menarik untuk kita kaji. Selain teori ini memiliki
dua pokok bahasa teori ini juga memiliki macam-macam tanggapan atas apa yang
telah ia kemukakan. Salah satu yang memiliki banyak tanggapan adalah tentang
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelunya makhluk hidup yang
sekarang ini ada.

2
Darwin mengatakan, kita harus mengakui kebenaran tentang dalil-dalil
berikut ini; gradasi-gradasi dalam kesempurnaaan suatu organ atau isnting, yang
bisa kita pikirkan, sekarang ini ada atau bisa saja sudah ada, masing-masing
menurut jenisnya yakni bahwa semua organ dan insting bisa bervariasi,biarpun
hanya sedikit tingkatnya dan akhirnya, bahwa terdapat sebuah perjuangn untuk bisa
eksis dengan menjaga setiap deviasi struktur atau insting yang sekiranya penting
dan menguntungkan.dengan fakta kebenaran ini, maka teori keturunan daengan
modifikasi melalui seleksi alam harus di terima. Darwin memandang adnya
kesatuan dalam kehidupan, dimana semua organisme berkerabat melalui garis
keturunan dari prototype yang tidak diketahui yang hidup pada zaman dahulu kala.
Ketika turunan organisme itu terpencar ke berbagai habitat yang berbeda selama
jutaan tahun, organisme itu akan mengakumulasi modifikasi atau adaptasi, yang
beraneka ragam, yang membuat mereka menjadi cocok dengan suatu cara hidup
tertentu.
Dalam pandangan Darwinian, sejarah kehidupan diibaratkan sebagai sebuah
pohon dengan banyak sekali cabang yang memunculkan cabang-cabang yang lebih
kecil lagi dari batang yang sama, terus sampai ke ujung ranting yang paling muda,
suatu symbol keanekaragaman organisme hidup, pada setiap titik percabangan
pohon evolusi itu terdapat nenek moyang dimiliki bersama oleh semua garis cabang
evolusi dari titik percabangan tersebut. Spesies yang erat sekali hubungannya,
seperti singa dan harimau, memiliki banyak sifat dan ciri yang sama karena garis
turunan nenek moyangnya sama sampai kecabang terkecil pada pohon kehidupan
itu. Banyak cabang evolusi bahkan cabang utama sekalipun merupakan ujung buntu
sekitar 99% dari semua spesies yang pernah hidup di bumi ini sudah punah.
Bagi Darwin, hirarki alamiah dari skema Linneaus mereflesikan geneologi
bercabang dari pohon kehidupan dengan organisme pada level taksonomik yang
berbeda dihubungkan melalui turunan dari nenek moyang yang sama. Jika kita bisa
mengakui bahwa singa dan harimau lebih erat hubungan kekerabatannya di
bandingkan antara singa dan kuda, maka kita telah mengakui bahwa evolusi telah
meninggalkan dalam bentuk derajat kekerabatan yang berbeda diantar spesies
modern. Karena taksonomi adalah penemuan manusia dengan sendirinya.
Akan tetapi, bersama dengan banyak bukti lain, implikasi taksonomi pada
evolusi tidak mungkin keliru. Analisis genetik, misalnya membeberkan bahwa
spesies yang seperti singa dan harimau, meskipun sangat erat
hubungankekeluargaannya atas dasar ciri anatominya dan kriteria lain, memang
merupakan kerabat dekat dengan latar belakang hereditas yang sangat mirip. Kita
bisa melihat dengan keyakinan, kata Darwin, suatu masa depan yang pasti dari
lamanya waktu yang sama-sama tak dimengerti.
Dan karena seleksi alam bekerja sendirian dengan untuk kepentingan setiap
makhluk, maka semua yang bisa mendukung baik secara badani maupun mental
akan cenderung untuk berkembang terus sampai kesempurnaan. Pandangan bahwa
3
seleksi alam yang membawa kesuatu kelangsungan hidup yang paling cocok, dalam
populasi individu yang berkarakter macam-macam dan yang saling bersaing
diantara mereka sendiri, telah menghasilkan serangkaian transformasi geogologis
secara berangsur, dimulai dari organisme yang primitif dan sederhana sampai
kebentuk kehidpan yang sangat tinggi, tanpa adanya interversi sarana atau daya
kekuatan.yang mengatur. Inilah sensi sikap penganut Darwin. J .S. huxley
mengatakan, bahwa evolusi yang tanpa sengaja dan tanpa diperintah ini akhirnya
menghasilkan manusia, suatu mahkluk yang mamou bertujuan dan mampu
mengatur perubahan evolusioner.tampak bagi saya bahwa, bahwa hal initetap
menjadi pandangan kaum Darwinian modern yang representatif. Darwin sendiri
mengakui adanya unsur lamarchikian, yang merupakan dampak dari pemakaian dan
tidaknya. Dan Sir Arthur Keith membela dia untuk menentang orang-orang yang
menuduh dia haya bersandar pada seleksi alam. Namun dalam pandangan modern,
ini justru merupakan kebaikan dari teori darwin karena sekarang ini warisan
karakter-karakter yang diperoleh, umumnya ditolak oleh para biologi. Sekarang kita
haruus meneliti tentang argumen-argumen mengenai pembuktian bahwa hukum
evolusi itu bener adanya. Argumen pertama Darwin, dimana ia mencurahkan
sebagian bear tenaganya untuk itu, ialah bahwa terdapat variasi-variasi besar pada
individu-individu dari banyak spesies. Variasi ini menjadi nyataterutama pada
binatang- binatang yang dijinakkan dan pada tanaman.
Dari fakta-fakta yag tidak bisa dipungkiri ini Darwin dapat menarik
kesimpulan salah satunya ialah bahwa spesies bukannya sama sekali tidak bisa
berubah, sebagai mana umumnya pendapat para ahli biologi. Perbedaan antara
berbagai tippe spesies yang dijinakkan seringkli jauh lebih besar dari perbedaan
yang ada diantara spesies-spesies liar, bahkan dalam hal ini seringkali sulit untuk
menentukan apakah suatu bentuk khas adalah sebuah spesies atau suatu varietas.
Darwin menunjukan dalam keadaan tertentu bisa dihasilkan individu yang abnormal
dan ia tetap berpendapat bahwa tidak mungkin untuk menarik garis antara yang
ganjil-ganjil dan individu-individu yang di anggap normal.
Argumen-argumen yang betitik temu ini menunjukan bahwa apa yang kita
sebut spesies hanyalah suatu tahap transisi dalam pergantian genealogis, yang
kapanpun tidak bisa dianggap mempunyai esensi atau hakikat yang permanen dan
tegas. Mengenai seleksi alam yang mengacu jalannya evolusi, Darwin tidak dapat
membuktikannya dengan menarik fakta-fakta.
Bertambah dalam rasio geometris, dan masing-masing hidup lewat
perjuangan karena tuntutan dalam kurun wakktu hidupnya dan bahwa pada
individu-inividu yang berbeda tingkatannya. Argumen-argumen pendukung lainnya
dikemukakan oleh Darwin, sepertinya misalnya tentang perubahan yang llamban
dan kemajuan nyata dari bentuk-bentuk organik dalam strata geologis; fakta
mengenai eksistensi variestas dimasa lalu, sekarang sudah tidak ada, kesamaan
antara tahap-tahap embrionik darii organisme sangat berbeda dalam kondisi
4
dewasa; keberadaan atau eksistensi organ-organ elementer, dan fakta bahwa
klasifikasi organisme yang alami bisa dimungkinkan karena hal ini menunjukan
adanya hubungan darah yang nyata, dalam arti suatu cermin sistem genealogis, dan
lewat itulah mereka muncul
C. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN EVOLUSI SEBELUM CHARLES
DARWIN
Sejarah munculnya teori-teori evolusi sebenarnya baru dimulai pada tahun
1859, dengan dipublikasikan buku On the Origin of Species, meskipun kebanyakan
idea-idea Darwin kenyataannya telah ada sejak masa lampau. Kenyataan bahwa
bahwa makhluk hidup beraneka ragam dan megalamimi perubahan sudah teramati
sejak lama, namun hal ini tidak melahirkan konsep-konsep evolusi sebagaimana
yang terjadi pada masa Darwin. Parmenides menyatakan bahwa sesuatu yang
terlihat adalah suatu ilusi. Berbeda dengan apa yang dikemukakan Parmenides,
Heraclitus menyatakan bahwa dalam perjalanan hidupnya makhluk hidup selama
mengalami proses yang tetap Teori ini dikenal dengan teori Fixise. Berasal dari kata
‘Fixed’., artinya ‘unchanging’ atau tetap, tidak berubah. Teori ini muncul satu atau
dua abad sebelum teori Darwin. Pada masa itu tidak pernah dipersoalkan mengenai
hubungan kekerabatan antar satu organisme dengan organisme lain. Semua kegiatan
biologis dianggap tetap seperti apa adanya, tidak ada perubahan. Namun para
Naturalis dan Philosohpy sering berspekulasi bahwa ada terjadi transfomasi spesies.
Para ahli yang mempertanyakan kebenaran teori ‘Fixed’ misalnya: Maupertuis
ilmuwan dari Prancis, kakek Charles Darwin yaitu Erasmus Darwin. Walaupun
tidak ada pemikir-pemikir khusus yang mempersoalkan teori Fixed dengan
penjelasan yang ilmiah bahwa spesies berubah, namun sebenarnya terdapat
perhatian dan minat yang kuat berdasarkan kenyataan bahwa dapat saja satu spesies
berubah menjadi spesies kedua.
Pada 250 tahun sebelum Masehi, Anaximander (Yunani) mengemukakan
bahwa manusia berasal dari makhluk yang menyerupai ikan. Pernyataan
Empedocles yang berbau evolusi namun janggal kedengarannya berbunyi bahwa
manusia dan juga binatang lainnya berasal dari bagian-bagian kepala, badan, dan
tangan yang terpisah-pisah, yang pada makhluk tertentu ketiganya tumbuh menjadi
satu, sedangkan pada makhluk lain hanya kepala dan badan yang tumbuh seperti
pada ikan. Artinya ada yang pertumbuhannya lengkap dan adapula yang tidak
lengkap.
Teori Autogenesis merupakan teori yang berkaitan dengan proses evolusi
namun dorongan evolusinya beasal dari dalam menyatakan bahwa dorongan dari
dalam itulah yang lebih menentukan sedangkan lingkungan tidak memberikan
pengaruh.
Selain itu dikenal pula paham finalisme dan telefinalisme yang mempunyai
kemiripan dengan paham vitalisme. Paham finalisme lebih menitikberatkan pada
tujuan akhir, bagaimana makhluk berevolusi sampai bentuk akhir sudah
5
dinyatakankarena adanya kekuatan trasenden, namun apa yang dimaksudkan
dengan kekuatan trasenden itu tidak disebutkan. Kaum finalis tidak dapat
menjelaskan proses perubahan yang ditentukan oleh kekuatan tersebut. Pada kaum
vitalis jelas bahwa kekuatan trasenden itu adalah kekuatan alam yang maha hebat.
Ada beberapa penganut paham lain yang mengelak terhadap adanya
pengaturan atau tuntunan khusus seperti pada vitalisme Para penganut paham lain
ini berpegang pada teori Orthogenesis, Nomogenesis, dan Aristogenesis yang
menganggap bahwa makhluk hidup itu berubah secara evolutif dan penentu
perubahan itu adalah germ plasma. Contoh: perkembangan bentuk dewasa manusia
dinyatakan sudah ada sejak tingkat embrio; Warna, bentuk, letak dan bentuk putik,
serta serbuk sari telah ada pada kuncup bunga. Perubahan pada kuncup menjadi
bunga hanya memerlukan tenaga untuk mekarnya sang bunga.
Ketiga teori ini mempunyai perbedaan yaitu: Orthogenesis menitikberatkan
perkembangan makhluk hidup pada garis lurus artinya terjadi perkembangan yang
semakin besar, semakin bervariasi, namun semuanya bertolak dari yang sudah ada.
Nomogenesis menyatakan bahwa perkembangan hanya berlangsung sesuai dengan
aturan tertentu. Untuk setiap makhluk ada aturan tertentu yang mengikat.
Aristogenesis menyatakan bahwa perkembangan yang terjadi adalah perubahan
menuju ke yang lebih baik.
Beberapa tokoh dan peristiwa yang mendukung dan dipandang dapat
melahirkan teori evolusi antara lain Carolus Linnaeus (Swedia) yang disebut
sebagai bapak Sistematik, telah berhasil memberi nama  4.235 spesies hewan dan
5.250 spesies tumbuhan menyatakan bahwa makhluk-makhluk hidup tersebut
diciptakan dan tetap (konstan), serta tergolong makhluk pertama yang benar-benar
ada.  Charles Bonnet (ahli pengetahuan alam) percaya bahwa semua organisme,
bahkan semua benda tak hidup mengalami proses pembentukan melalui
rantai/tangga yang panjang dantek terputus, tak tersisipi. Rantai ini bermula dari
mineral yang selanjutnya berkembang menjadi bentuk yang semakin kompleks
seperti tumbuhan, invertebrata, ikan, burung, dsb.
Pada zaman sebelum abad 18 yaitu 3 abad sebelum Masehi, di Yunani
berkembang suatu paham bahwa organisme membentuk suatu tangga yaitu tangga
kehidupan atau tangga alam. Pada tangga kehidupan ini yang berada di dasar adalah
organisme yang sederhana, selanjutnya organisme yang berada di atasnya adalah
organisme yang lebih sempurna. Tetapi dalam hal ini tidak disinggung hubungan
antara organisme yang berada pada masing-masing anak tangga, sehingga dapat
dimengerti mengapa teori evolusi tidak lahir melalui paham ini. Dikemudian hari
beberapa pengikut evolusi menerima pendapat tersebut dengan melihat pandangan
yang semakin maju dan semakin kompleks. Linnaeus, meskipun percaya adanya
penciptaan tetapi tetap beranggapan bahwa tangga kehidupan tersebut ada.
Pada abad 17, tangga kehidupan ini dibangkitkan kembali oleh Leibnitz
yang mengemukakan adanya “Hukum Kesinambungan” dalam hal ini antara 
6
spesies yang satu dengan spesies lainnya ada spesies penyambungnya yang dikenal
dengan spesies peralihan. Namun Leibnitz tidak berani mengemukakan adanya
spesies peralihan antara manusia dan kera. Pemikiran tentang kesinambungan ini
tidak juga melahirkan teori evolusi karena pandangan dan penerapannya hanya
sepotong-sepotong.
Cuvier (Perancis) yang mempunyai pendapat yang sama dengan Linnaeus
tentang penciptaan, mengemukakan bahwa pada dasarnya evolusi itu tidak pernah
terjadi. Cuvier berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini berasal dari
proses penciptaan, spesies itu tetap dan tidak pernah berubah. Menurut Cuvier jika
sekarang ini dijumpai beragam fosil pada lapisan tanah yang berbeda maka hal itu
disebabkan terjadinya bencana alam. Bencana alam inilah yang melahirkan teori
Catastrophisme. Melalui teori ini Cuvier mengemukakan bahwa di bumi ini terjadi
beberapa kali bencana alam yang besar. Akibat bencana ini dijumpai makhluk-
makhluk yang mati dan memfosil. Fosil yang berbeda yang terletak pada strata yang
berbeda adalah hasil dari suatu ciptaan baru. Lebih jauh tentang fosil yang terletak
pada setiap strata oleh William Smith dikemukakan bahwa tiap strata mempunyai
tipe fosil yang khas dan semakin ke bawah fosil yang dikandung semakin jauh
berbeda dengan makhluk yang ada sekarang ini.
Berbeda dengan yang dikemukakan Cuvier, Charles Lyell dalam bukunya
“Principle of Geology” mengemukakan bahwa terjadinya strata lapisan bumi yang
mengandung fosil tidak karena terjadinya bencana alam, tetapi berlangsung sedikit
demi sedikit seperti yang kita alami seperti sekarang ini., dengan menggunakan
teori Uniformitarianisme, yaitu teori yang menyatakan bahwa bentuk dan struktur
bumi disebabkan oleh kekuatan angin, air, dan panas yang bekerja sekarang ini
identik dengan yang bekerja dan mempengaruhi bentuk dan struktur bumi di masa
lalu. Pendapat ini dikemudian hari memberikan sumbangan yang besar terhadap
perkembangan teori evolusi.
Erasmus Darwin pada tahun 1731 – 1802 menyatakan dalam bukunya
“Zoonomia”  bahwa kehidupan bermula dari asal mula yang sama. Gagasan tersebut
pula yang kemudian mengilhami Charles Darwin dalam mengemukakan
gagasannya pada tahun 1859.
Dikemudian hari gagasan tentang diwariskannya sifat yang didapat
dimunculkan oleh Jean Baptis Lamarck (1744 – 1829) dalam bukunya ‘Philosophie
Zoologique”, dan dikenal dengan teori adaptasi-transformasi. Ahli lain yang sejalan
dengan pendapat Lamarck adalah Count de Buffon yang menyatakan bahwa proses
evolusi itu berlandaskan pada diwariskannya sifat-sifat yang di dapat.
Teori ini didasarkan atas kenyataan bahwa tidak ada satupun makluk hidup
yang identik. Ada dua konsep evolusi yang dikemukakan oleh Lamarck yaitu:
Pertama, spesies berubah dalam waktu lama menjadi spesies baru. Konsep ini yang
sangat berbeda dengan teori Darwin. Lamarck berpendapat bahwa dalam suatu
periode tertentu suatu spesies dapat berubah bentuk akibat suatu kebiasaan atau
7
latihan. Kedua, perubahan yang terjadi tersebut dapat diturunkan. Gambar 1.2
menunjukkan perbedaan teori Lamarck dan teori Darwin.
Berpegang pada konsep yang mengatakan bahwa organ-organ baru muncul
sebagai respons atas tuntutan lingkungan. Lamarck mengajukan postulat sebagai
berikut: Ukuran organ sebanding dengan penggunaannya. Hal ini berarti bahwa tiap
perubahan yang terjadi karena digunakan atau tidak digunakannya organ tersebut
akan diwariskan kepada generasi keturunannya. Peristiwa yang terjadi secara
berulang-ulang akan berakibat terjadinya pembaharuan bentuk dan fungsi. Contoh
yang dipakai Lamarck untuk menjelaskan teorinya adalah leher Jerapah. Ia
berpendapat bahwa leher jerapah menjadi panjang akibat dari usaha atau kerja
kerasnya ‘striving’ untuk mendapatkan daun-daun (makanan) yang terletak pada
dahan yang tinggi. Leher yang dipanjangkan inilah yang diwariskan. Dalam hal ini
Lamarck telah memperhitungkan faktor lingkungan dan memperkenalkan hukum
Use and Disuse yang artinya organ yang digunakan cenderung akan berkembang
sedangkan yang tidak digunakan cenderung akan menyusut. Hal ini sejalan dengan
apa yang dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus dalam bukunya Essay on the
Principle Population bahwa tidak ada keseimbangan antara pertambahan penduduk
dan jumlah bahan makanan, artinya adanya perjuangan untuk hidup dimana
kenaikan produksi bahan makanan menurut deret hitung sedangkan kenaikan
jumlah penduduk menurut deret ukur.  Teori Lamarck, oleh para ahli sejarah
disebut: adaptasi-transformasi.

D. PANDANGAN ISLAM TENTANG EVOLUSI


Al-qur’an menyatakan dengan tegas bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan
berbagai istilah seperti debu (Surah Ali Imran: 59), tanah kering dan lumpur hitam
(Surah Al-hijr: 28), tanah liat (Surah Ashshafat: 11), sari pati tanah (Surah Al-shad:
71) dan sebagainya. Semasa penciptaan Adam, Allah telah berfirman bahawa “Jadilah, maka
jadilah ia” (Surah Ali Imran: 59). Oleh itu, proses kejadian manusia menurut Al-Quran
adalah lebih sahih dan relevan karena mempunyai bukti yang kukuh. Setalah
berpandukan pada (Surah Al-A’la: 1-3),  penciptaan atau kejadian manusia terbagi
menjadi tiga (3). Hal ini telah menjadi titik tolak kepada proses kejadian manusia dan
menunjukkan tanda-tanda kemuliaan manusia.
Bagi banyak  orang, pertanyaan pertama adalah bagaimana makhluk hidup pertama
muncul di bumi Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa
makhluk hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari
benda mati secara kebetulan. Menurut teori ini,  pada saat bumi masih terdiri atas
bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara
kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini
bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi; kehidupan hanya
berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak memunculkan
8
kehidupan. Selain menggugurkan teori evolusi, hukum “kehidupan muncul dari
kehidupan sebelumnya” juga menunjukkan bahwa makhluk hidup pertama muncul di bumi
dari kehidupan yang ada sebelumnya, dan ini berarti ia diciptakan oleh Allah. Allah,
Dia-lah satu-satunya pencipta yang dapat menghidupkan benda mati. Dalam Q.S. Ar-
Ruum {30):19, disebutkan:
“Dia mengeluarkan  yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang
hidup.”.
Berbicara tentang asal-usul kejadian manusia mengharuskan kita untuk berbicara tentang
asal-usul kehidupan dan hidup. Teori pertama yang dapat dikenali dari Aristotle
(384-322M) yang disebut sebagai teori Abiogenesis atau Generasio Spontanea.
Menurut teori ini, semua yang hidup muncul secara terus menerus dari yang mati
atau materi. Namun teori ini di ragui oleh Lazardo Spanlazani, Frencesco Redi (dari Itali)
dan Louise Pasteur (dari Perancis), berhasil membuktikan bahawa makhluk hidup tidak dari
materi yang mati. Semenjak itu, pada tahun 1860, telah muncul teori baru yang menyatakan
bahwa semua makhluk yang hidup berasal dari yang hidup sebelumnya (omne vivum ex
vivo). Setelah itu, munculnya teori evolusi dari Charles Darwin(1809-1882). Pada
hakikatnya merupakan kelanjutan sahaja dari teori “omne vivum ex vivo”.
Menurut Charles Robert Darwin  pada tahun 1800-1882 bahwa hewan,
tumbuhan, dan juga manusia merupakan hasil perubahan evolusi dari makhluk hidup
yang sangat sederhana pada awal kehidupan di bumi, yang secara  perlahan-lahan melalui
proses penurunan dengan modifikasi yang akhirnya berkembang menjadi spesies
organisme di muka bumi ini, termasuk di dalamnya adalah kejadian manusia.
Teori Darwin berdasarkan atas seleksi alam yang dapat menghasilkan
perubahan  besar pada organisme setelah waktu yang lama bahkan pada suatu saat
tertentu dapat menghasilkan spesies baru. Dia juga mengatakan bahwa semua
organisme yang meliputi seluruh tumbuhan dan hewan yang ada dan pernah ada
berkembang dari beberapa atau  bahkan satu satu bentuk yang sangat sederhana
melalui proses penurunan dengan modifikasi melalui seleksi alam. Evolusi dalam
pengertian-pengertian di atas adalah sebatas hipotesis ilmiah tanpa  bukti, atau justru
sekedar perkiraan yang kemudian diangkat menjadi kebenaran ilmiah oleh para
pendukungnya dan diterima begitu saja oleh masyarakat umum lewatkediktatoran
intelektual serta keyakinan yang membabi buta masyarakat pada integritas moral
ilmuwan. Dalam teori evolusi Darwin, setiap spesies hidup berasal dari satu nenek moyang
spesies yang ada sebelumnya lambat laun berubah menjadi spesies lain, dan semua spesies
muncul dengan cara ini. Perubahan spesies ini berlangsung secara bertahap sedikit demi sedikit
dalam  jangka waktu jutaan tahun. Alquran dengan ayat-ayat yang relevan sangat
mengesankan sekali tentang tahap-tahap penciptaan makhluk hidup dapat dilihat
dalam Q,S at-tin ayat 4-6

9
Ayat 4. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menciptakannya (manusia) dengan
tubuh yang tegak, shingga dapat memakan makanannya dengan tangan; dan Allah
menciptakannya dengan kemampuan memahami, berbicara, mengatur, dan berbuat
bijak, sehingga memungkinkanya menjadi khalifah di muka bumi sebagaimana
kehendak dari Allah SWT.

• Ayat 5. Namun, manusia akan terjatuh kedalam jurang neraka Jahanam jika dia
tidak mengikuti jalan petunjuk. Kemudian Allah menyebutkan (‫ )سافلين‬dengan kata
jamak, karena yang dimaksud adalah seluruh manusia. Mereka -dengan
kepercayaan yang sesat- telah merubah fitrah mereka dan meyakini batu dan waktu
sebagai tuhan.

Q.S. An-Nur (24):45, Q.S.Thaha (20):53, dan Q.S. Nuh (71):14. Apa yang
disebut Darwin sebagai seleksi alam, memanglah seleksi alami dalam pengertian Allah
SWT., yang mengatur seleksi itu sebagai bagian dari proses penyempurnaan, proses penyelarasan
terhadap keadaan lingkungan dan proses perakitan dalam bentuk yang diberikan-Nya
kepada manusia untuk menjadi khalifah- Nya di bumi. Alquran tidak menguraikan
secara rinci proses kejadian Adam, namun mayoritas ulama dinamai manusia pertama. Yang
disampaikannya dalam konteks ini hanyalah:

a.Bahan awal manusia dari tanah.


b.Bahan tersebut disempurnakan.
c.Setelah proses penyempurnaan selesai, ditiupkan kepadanya ruh Ilahi (Q.S.
Al-Hijr {15}:28)

Dalam surat Al- Hijir ayat 28 Allah berfirman "Maka apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-
Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.". Firman Allah dalam
kalimat ' maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud' menandakan bahwa
manusia lebih tinggi derajatnya daripada malaikat sekalipun. Jika dalam al-quran
malaikat digambarkan sebagai makhluk Allah yang Indah maka pantaskah
manusia -- manusia purba disebut lebih sempurna daripada malaikat ?
Dari ayat-ayat diatas Dr. Maurice Bucaille menyimpulkan bahwa
manusia bukanlah berasal atau hasil evolusi dari kera. Kelompok manusia purba

10
pernah hidup di bumi ini dalam bentuk tubuh yang berbeda -- beda yang
semuanya adalah menurut rencana Tuhan. Kelompok manusia purba hidup dan
punah dan digantikan oleh kelompok lain. Itulah yang dikemukakan Al-Quran.
Akhirnya, Dr. Maurice bucaile dalam bukunya menyatakan bahwa sia -- sialah
mencari perbedaan dari Al-Quran dan data-data paleontology atau dengan
informasi mengenai evolusi karena sesungguhnya apa yang disebut evolusi
memang tidak pernah ada
Dalam hadis Rasulullah SAW, disebutkan bahwa: “Setiap orang diantaramu
diciptakan dalam rahim ibunya dari setetes “nuthfah” selama empat puluh hari,
lalu dia menjadi “alaqah” selama kurun waktu yang sama, kemudian menjadi
“mudghah”(seperti makanan yang dikunyah) selama kurun waktu yang sama
juga. Kemudian Allah mengutus Malaikat datang kepadanya dengan membawa
empat perintah. Sang malaikat itu diperintahkan untuk menuliskan rezeki, usia,
amal-perbuatan dan akhir nasibnya bahagia atau sengsara, lantas meniupkan ruh
kepadanya (HR Bukhari, 1971:152). Hadis lain disebutkan: Ketika “nuthfah”
telah berusia empat puluh hari, Allah mengutus malaikat yang membentuknya,
menciptakan pendengaran, pengelihatan, kulit, daging dan tulangnya, lalu
bertanya, Tuhanku, apakah dia laki-laki atau perempuan.(HR Muslim, 1993:45).
Teori evolusi merupakan buah filsafat materialistis yang muncul bersamaan
dengankebangkitan filsafat-filsafat materialistis kuno dan kemudian menyebar luas
di abad ke-19. Paham materialisme berusaha menjelaskan alam semata melalui faktor-faktor
materi dan mengingkari penciptaan Filsafat materialistis, yang bertentangan dengan
karakteristik paling mendasar akal manusia ini, memunculkan “teori evolusi” di
pertengahan abad ke-19. Seiring dengan perjalanan waktu, perkembangan ilmu
pengetahuan justru mementahkan teori evolusi. Teori Darwin semakin tidak sesuai
dengan ilmu pengetahuan modern. Ilmu pengetahuan modern menyuguhkan informasi bahwa
segala sesuatu yang ada di dunia ini, termasuk pada makhluk hidup, dirancang dan dibangun
dalam sebuah sistem yang sangat rumit namun mekanisme yang  bekerja di dalamnya sangat
teratur dan sempurna. Tentu ada “invisible hand” di balik semua rancangan cerdas ini.
Kenyataan ini telah membukakan mata para ilmuan, sehingga mereka yang sebelumnya
menjadi pendukung teori evolusi menjadi berbalik menolak teori tersebut. Maka
semakin hari semakin banyak buku-buku yang dihasilkan para ilmuan untuk membuktikan
kekeliruan teori Darwin. Dampaknya, semakin banyak pula kalangan pendidik yang
menolak teori Darwin dan berpihak pada teori  Intelegent Design atau teori
Perancangan Cerdas (PC)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

11
Evolusi merupakan ilmu yang  mempelajari perubahan yang berangsur-angsur
menuju ke arah yang sesuai dengan masa dan tempat. Teori evolusi merupakan suatu
teori yang dinamis, selain penting dalam biologi juga dalam perkembangan
teknologi.

Teori evolusi biologis mengemukakan bahwa makhluk hidup  merupakan hasil


perkembanagn evolusi dari makhluk-makhluk hidup yang berbentuk lebih
sederhana, yang secara perlahan-lahan berkembang menjadi berbagai spesies
organisme. Namun, saat ini teori evolusi biologi tidak lagi identik dengan prototype
darwinisme dan neo-darwinisme. Terdapat penjelasan yang berasal dari beberapa
cabang biologi seperti genetika, sistematika, morfologi perbandingan, palaeontologi,
embriologi, ekologi, dan sebagainya.

islam mencoba menukil dalil Al-Quraan sebagai sebuah pijakan untuk menolak
teori evolusi. Seperti surat At Tin 4 dan Al- Baqarah 30: “Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (At-Tin : 4). "Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : ‘Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka 5 bumi’. Mereka berkata : ‘Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’. Tuhan berfirman : ‘Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tdak kamu ketahui’."(QS. Al Baqarah (2) : 30)

B. SARAN
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan ,kami dari kelompok 1
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah kami,oleh karena itu
kami mohon bimbingan dari bapak .

12
DAFTAR PUSTAKA
http://organisasi.org/
faktor_alasan_penyebab_terjadinya_evolusi_mutasi_gen_rekombinasi_gen_dan_lingku
ngan_luar_pendidikan_sejarah_evolusi_biologi)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi#Akibat_evolusi)

13

Anda mungkin juga menyukai