PERANGKAT
PELATIHAN TEKNIS
PROGRAM PEMBANGUNAN KELUARGA, KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA
BAGI PETUGAS KB NON ASN MELALUI E – LEARNING
PERANGKAT
PELATIHAN TEKNIS
PROGRAM PEMBANGUNAN KELUARGA, KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA
BAGI PETUGAS KB NON ASN MELALUI E – LEARNING
Pengarah :
Prof. drh. Muhammad Rizal Damanik, MrepSc., PhD.
Penanggung Jawab :
Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si
Ketua Tim:
Dr. Moh. Tohirin Hasan, M. Pd
Koordinator Pelaksana:
Achmad Sopian, M. Pd
Tim Penyusun :
Dr. Wendy Hartanto, M.A
Uswatun Nisa, S.Sos, MAPS
Afif Miftahul Majid, S.Sos, M.Pd
Tim Teknis :
Reni Dwi Jayanti, M.Pd
Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
MODUL PROGRAM BANGGA KENCANA
KATA SAMBUTAN
Seiring dengan penyediaan pelayanaan yang lebih berkualitas perlu sumber daya manusia
PKB Non ASN yang handal. Untuk itu, perlu peningkatan dimensi penyelenggaraan
program di setiap lini lapangan, termasuk peran dan fungsi para PKB Non ASN.
Modul Pembelajaran untuk Pelatihan PKB Non ASN ini dimaksudkan sebagai sumber
pengetahuan bagi para PKB Non ASN dalam rangka upaya meningkatkan pengetahuan
maupun keterampilan para PKB Non ASN. Selain itu, melalui Modul Pembelajaran untuk
Pelatihan PKB Non PNS ini diharapkan dapat menginspirasi para PKB Non ASN dalam
berkarya.
i
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
MODUL PROGRAM BANGGA KENCANA
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas penerbitan
buku ini. Semoga Modul Pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta
tercatat sebagai amal shaleh di dunia dan di akhirat.
ii
KATA PENGANTAR
Untuk tercapainya tujuan pelatihan sebagaimana yang diharapkan, maka kurikulum dan
bahan pembelajaran pelatihan teknis bagi petugas lapangan KB non ASN dilengkapi dengan
berbagai media antara lain modul dan handout slide yang secara terus menerus
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan lapangan. Penyempurnaan dan pengembangan
perangkat pelatihan kekinian tentunya akan terus dilakukan dan ditingkatkan sesuai dengan
kebutuhan wilayah, masyarakat, serta perkembangan program, ilmu pengetahuan dan
teknologi. Semoga dengan diterbitkannya modul ini dapat meningkatkan kualitas
pelaksanaan pelatihan bagi petugas teknis KB Non ASN. Akhir kata, penghargaan dan apresiasi
yang setingi-tingginya serta ucapan terima kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang
iii
telah membantu penyusunan Paket Perangkat Pelatihan ini. Semoga paket pelatihan ini
bermanfaat untuk menjamin terlaksananya penyelenggaraan pelatihan yang berkualitas.
iv
DAFTAR ISI
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagaimana
diamanatkan pada Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, khususnya pada Pasal 56 ayat (1)
menyebutkan bahwa BKKBN memiliki tugas untuk melaksanakan pengendalian
penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana. Pada akhir tahun 2019 yang lalu,
BKKBN melakukan rebranding dengan mengemas dan memperkenalkan istilah Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) menjadi
Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana atau yang
disingkat menjadi Bangga Kencana.
Perubahan nama program dari KKBPK menjadi Bangga Kencana memiliki tujuan untuk
memudahkan penyebutan program, yang seringkali sulit untuk diucapkan. Penempatan
kata Pembangunan Keluarga di awal menunjukan bahwa BKKBN merupakan lembaga
yang ingin memberikan manfaat kepada seluruh keluarga Indonesia. Selain itu, BKKBN
harus dapat mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas,
kualitas, dan persebaran penduduk dan lingkungan hidup, serta meningkatkan kualitas
keluarga agar dapat timbul rasa tenteram dan harapan masa depan yang lebih baik atau
mandiri dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
i
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
MODUL PROGRAM BANGGA KENCANA
Program Prioritas (PP) yang masing-masing memiliki Kegiatan Prioritas (KP) sebagai
berikut: PP 1) Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan, dengan KP; (1) Integrasi
Sistem Administrasi Kependudukan, dan (2) Pemaduan dan Sinkronisasi Kebijakan
Pengendalian Penduduk. PP 2) Penguatan Pelaksanaan Perlindungan Sosial, dengan KP;
Kesejahteraan Sosial. PP 3) Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, dengan
KP; (1) Peningkatan Kesehatan Ibu Anak, Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan
Reproduksi, dan (2) Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat.
Pada PN Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan, BKKBN memiliki peran pada
PP Revolusi Mental dan Pembinaan Ideologi Pancasila untuk Memperkukuh Ketahanan
Budaya Bangsa dan Membentuk Mentalitas Bangsa yang Maju, Modern, dan Berkarakter,
dengan KP pada Revolusi mental dalam sistem sosial untuk memperkuat ketahanan,
kualitas dan peran keluarga serta masyarakat dalam pembentukan karakter.
Oleh sebab itu, sebagai langkah awal dalam pengenalan terhadap program Bangga
Kencana yang ada di BKKBN, maka modul ini disusun agar para peserta Pelatihan
Program Bangga Kencana Bagi Petugas Lapangan KB Non PNS dapat memanfaatkan dan
menggunakan modul ini dengan baik. Dengan mempelajari seluruh pokok bahasan yang
ada di dalam modul ini, diharapkan pada pembaca, terutama peserta pelatihan mampu
memahami ruang lingkup kebijakan dan strategi yang ada di BKKBN.
B. Diskripsi Singkat
Selamat!
Anda sedang mempelajari modul pembelajaran Program Bangga Kencana. Modul ini
akan membahas dan memberikan penjelasan secara lengkap dan komprehensif
tentang sejarah program KB, perkembangan program, visi dan misi serta tujuan dan
sasaran program Bangga Kencana hingga kebijakan dan strategi yang dilakukan BKKBN.
Modul ini disusun diantaranya berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) BKKBN 2020-
2024.
C. Manfaat Modul
Setelah membaca modul ini peserta diharapkan dapat memiliki pemahaman mengenai
program Bangga Kencana mulai dari sejarah program KB, perkembangan program, visi
dan misi serta tujuan dan sasaran program Bangga Kencana hingga kebijakan dan
strategi yang dilakukan BKKBN. Peserta pelatihan dapat memanfaatkan modul ini
sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di wilayah kerja
masing-masing. Melalui modul ini diharapkan para peserta pelatihan maupun pembaca
dapat lebih memahami BKKBN beserta kebijakan dan strateginya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah selesai pembelajaran, peserta diharapkan mampu memiliki pemahaman
tentang sejarah dan perkembangan program KB di Indonesia, visi, misi, tujuan,
kebijakan dan program Bangga Kencana serta BKKBN di era yang sudah berubah.
E. Materi pokok
1. Sejarah dan perkembangan program Bangga Kencana
2. Visi dan Misi, Tujuan dan sasaran Program Bangga Kencana
3. Kebijakan dan Strategi Program Bangga Kencana
4. BKKBN di Era yang sudah berubah
F. Petunjuk Belajar
Agar dapat memahami isi modul ini dengan cepat, Anda perlu melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Bacalah modul ini tahap demi tahap. Sebelum anda benar-benar paham tentang
materi pada tahap awal, jangan membaca materi pada halaman berikutnya.
Lakukan pengulangan pada halaman tersebut sampai anda benar-benar
memahaminya.
2. Jika anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada halaman atau sub
bahasan tertentu, diskusikan dengan teman anda atau fasilitator yang sekiranya
dapat membantu untuk memahami materi modul ini.
3. Setelah selesai memahami materi pada setiap kegiatan belajar sebaiknya anda
mengerjakan latihan-latihan dengan menjawab soal-soal.
4. Lakukan pengulangan untuk mengerjakan soal latihan hingga Anda memahami
materi tiap bab.
BAB II
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PROGRAM KB
A. Sejarah Program KB
Membahas tentang penduduk dan kependudukan sangat erat kaitannya
dengan seorang ahli bernama Malthus. Malthus merupakan seseorang yang pertama
kali mengemukakan teori tentang penduduk. Dalam “Essay on Population”, Malthus
beranggapan bahwa bahan makanan penting untuk kelangsungan hidup, dimana nafsu
manusia tidak dapat ditahan dan pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan
makanan. Menurut pendapatnya, faktor pencegah dari ketidakseimbangan penduduk
dan manusia antara lain Preventive checks (penundaan perkawinan, mengendalikan
hawa nafsu dan pantangan kawin) serta Possitive checks (bencana alam, wabah
penyakit, kejahatan dan peperangan). (Bidadarti, 2020). Teori Malthus ini menuai
kontroversi karena mengabaikan peningkatan teknologi, penanaman modal dan
perencanaan produksi. Pengikut Malthus (Neo Malthusionism) berpendapat bahwa
salah satu upaya untuk mencegah laju cepatnya peningkatan penduduk adalah dengan
dilakukannya Birth Control Method dengan menggunakan alat kontrasepsi.
Sebelum abad ke-20, di negara barat sudah ada usaha pencegahan
kelangsungan hidup anak karena berbagai alasan. Beberapa cara yang dilakukan
diantaranya dengan membunuh bayi yang sudah lahir, melakukan abortus dan
mencegah/mengatur kehamilan. Keluarga buruh diantaranya menggunakan cara-cara
sederhana seperti kondom dan pantang berkala yang dapat digunakan unutk mengatur
jumlah kelahiran dalam keluarga sebagai upaya untuk perbaikan ekonomi. Di Amerika
Serikat, seorang aktivis perempuan dan keluarga berencana yakni Margareth Sanger
(1879-1966) menulis buku “Family Limitation” (Pembatasan Keluarga). Ia menemukan
berbagai pengalaman perempuan Amerika termasuk ibunya sendiri yang bertaruh
Dua tahun kemudian, pada tahun 1972 terbit Keppres No. 33 Tahun 1972
sebagai penyempurnaan terhadap organisasi dan tata kerja BKKBN yang telah
dibentuk sebelumnya. Status badan ini berubah menjadi Lembaga Pemerintah Non
Departemen yang berkedudukan langsung di bawah Presiden. Untuk melaksanakan
Program Keluarga Berencana di masyarakat dikembangkan berbagai pendekatan yang
disesuaikan dengan kebutuhan program dan situasi serta kondisi masyarakat.
Pada Periode Pelita I dikembangkan periode pendekatan Klinik (Clinical
Approach) karena pada awal program, tantangan terhadap ide Keluarga Berencana
(KB) masih sangat kuat, untuk itu pendekatan melalui kesehatan menjadi pendekatan
yang paling tepat. Pada saat pelaksanaan Pelita I ini, daerah program Keluarga
Berencana meliputi 6 propinsi yaitu Jawa Bali (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali). Provinsi tersebut diatas merupakan daerah
perintis dari BKKBN. Tahun 1974 muncul program-program integral (Beyond Family
Planning) dan gagasan tentang fase program pencapaian akseptor aktif. Berdasar
Keppres 38 tahun 1978 BKKBN bertambah besar jangkauan programnya tidak terbatas
hanya KB tetapi juga program Kependudukan.
10
11
12
13
14
Nasional (BKKBN). Selanjutnya, pada tanggal 13 Juni 2013 Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono menetapkan mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Fasli
Jalal sebagai Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
hingga tahun 2014.
Pada masa Era Pemerintahan Presiden Joko Widodo, setelah mengalami
kekosongan selama delapan bulan, posisi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) akhirnya terisi oleh dr. Surya Chandra Surapaty, MPH, PhD
yang dilantik pada 26 Mei 2015. Selanjutnya masih pada Era Pemerintahan yang sama,
dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dilantik menjadi Kepala BKKBN dimana sebelumnya
beliau menjabat sebagai Bupati Kulon Progo. Jabatan sebagai Kepala BKKBN resmi
diemban oleh beliau pada tanggal 1 Juli 2019.
Visi BKKBN menjadi keluarga berkualitas pada tahun 2015. Visi ini pun didukung
dengan misi yakni Membangun setiap keluarga Indonesia untuk memiliki anak ideal, sehat,
berpendidikan, sejahtera, berketahanan dan terpenuhi hak-hak reproduksinya melalui
pengembangan kebijakan, penyediaan layanan promosi, fasilitasi, perlindungan, informasi
kependudukan dan keluarga, serta penguatan kelembagaan dan jejaring KB. Fisilosofi yang
digunakan adalah menggerakkan peran serta masyarakat dalam keluarga berencana.
Selanjutnya Tugas pokok BKKBN adalah melaksanakan tugas pemerintahan dibidang keluarga
berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
15
yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugas pokok ini, BKKBN menjalan setidaknya 5 (lima) grand
strategy yakni:
Nilai-nilai yang terkandung dalam grand strategi tersebut adalah integritas, energik,
profesional kompeten, partisipatif, konsisten, organisasi pembelajaran, kreatif/ inovatif.
Kebijakan dari adanya grand strategi adalah pendekatan pemberdayaan, pendekatan
desentralisasi, pendekatan kemitraan, pendekatan kemandirian, pendekatan segmentasi
sasaran, pendekatan pemenuhan hak (rightbased), pendekatan lintas sektor.
Strategi yang dilakukan BKKBN untuk mencapai target dan sasaran kinerja adalah:
1. Re-Establishment adalah membangun kembali sendi-sendi pogram KB nasional
sampai ke tingkat lini lapanngan pasca penyerahan kewenangan.
2. Sustainability adalah memantapkan komitmen program dan kesinambungan
dukungan oleh segenap stakeholder dari tingkat pusat sampai dengan tingkat
daerah.
Program yang diusung oleh BKKBN sebelum dilakukannya Rebranding adalah program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga yang disingkat menjadi
program KKBPK. Tujuan dari program KKBPK ini terdiri dari:
1. Keluarga dengan anak ideal.
2. Keluarga sehat.
3. Keluarga berpendidikan.
4. Keluarga sejahtera.
5. Keluarga berketahanan.
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya.
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
Selanjutnya dalam pelaksanaannya program KKBPK tersebut meliputi:
16
1. Keluarga berencana
2. Kesehatan reproduksi remaja
3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
5. Keserasian kebijakan kependudukan
6. Pengelolaan SDM aparatur
7. Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan
8. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara
C. Rebranding BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagaimana
diamanatkan pada Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, memiliki tugas untuk melaksanakan Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Akhir tahun 2019
BKKBN mengemas dan memperkenalkan istilah Program KKBPK menjadi Program
Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana atau yang disingkat menjadi
Bangga Kencana.
Perubahan penyebutan dari program KKBPK menjadi program Bangga Kencana
tersebut bertujuan untuk memudahkan penyebutan program, yang seringkali agak sulit untuk
diucapkan. Peletakan kata Pembangunan Keluarga di depan menunjukan bahwa BKKBN
merupakan lembaga yang ingin memberikan manfaat kepada seluruh keluarga Indonesia.
Selain itu, BKKBN harus dapat mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara
kuantitas, kualitas, dan persebaran penduduk dan lingkungan hidup, serta meningkatkan
kualitas keluarga agar dapat timbul rasa tenteram dan harapan masa depan yang lebih baik
atau mandiri dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
Merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024, BKKBN diberi mandat
untuk berkontribusi secara langsung terhadap 2 (dua) dari 7 (tujuh) agenda
Pembangunan/Prioritas Nasional (PN) pada RPJMN IV 2020-2024, yaitu untuk “Meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas dan Berdaya Saing”, serta mendukung “Revolusi
Mental dan Pembangunan Kebudayaan”.
17
Dalam PN Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas dan Berdaya Saing,
BKKBN berperan dalam 3 Program Prioritas (PP) yang masing-masing memiliki Kegiatan
Prioritas (KP) sebagai berikut: 1) Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan, dengan
KP; (1) Integrasi Sistem Administrasi Kependudukan, dan (2) Pemaduan dan Sinkronisasi
Kebijakan Pengendalian Penduduk. 2) Penguatan Pelaksanaan Perlindungan Sosial, dengan KP;
Kesejahteraan Sosial. Rencana Strategis BKKBN 2020-2024 2 3) Peningkatan akses dan mutu
pelayanan kesehatan, dengan KP; (1) Peningkatan Kesehatan Ibu Anak, Keluarga Berencana
(KB) dan Kesehatan Reproduksi, dan (2) Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat. Sedangkan
pada PN Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan, BKKBN memiliki peran pada PP
Revolusi Mental dan Pembinaan Ideologi Pancasila untuk Memperkukuh Ketahanan Budaya
Bangsa dan Membentuk Mentalitas Bangsa yang Maju, Modern, dan Berkarakter, dengan KP
pada Revolusi mental dalam sistem sosial untuk memperkuat ketahanan, kualitas dan peran
keluarga serta masyarakat dalam pembentukan karakter.
Selanjutnya, saat ini salah satu persoalan terkait SDM yang perlu mendapatkan
intervensi segera adalah stunting. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo memberikan
amanat melalui Peraturan Presiden Nomor: 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting. Berdasarkan Perpres RI tersebut, BKKBN ditugaskan sebagai koordinator
pelaksanaan percepatan penurunan stunting di lapangan. Dalam upaya penurunan stunting
peran keluarga merupakan sesuatu yang perlu dioptimalkan. Keluarga perlu memperhatikan
periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dalam pencegahan stunting dan perlu
didampingi oleh pendampingan petugas BKKBN yang bersinergi dengan Kader PKK maupun
bidan, yang disebut sebagai tim pendamping keluarga. Pembahasan lebih lengkap mengenai
hal ini dibahas pada materi Kebijakan Program Percepatan Penurunan Stunting.
D. Rangkuman
Sejarah munculnya dan berkembangnya Program Keluarga Berencana di Indonesia
pada dasarnya meliputi proses yang sangat panjang. Pada awalnya program ini tercetus dari
sebuah organisasi keluarga berencana yakni Perkumpulan Keluarga Berencana yang
berkembang menjadi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) atau Indonesia
Planned Parenthood Federation (IPPF). Upaya ini berkembang karena pemerintah, saat itu
Presiden Soeharto memasukkan program ini ke dalam program pemerintah. Bentuk nyatanya
18
adalah pada tahun 1967 Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi Kependudukan Dunia
yang berisikan kesadaran betapa pentingnya menentukan atau merencanakan jumlah anak,
dan menjarangkan kelahiran dalam keluarga sebagai hak asasi manusia. Sejak saat ini Program
Keluarga Berencana berkembang hingga kini. Bahkan dalam proses menuju pendewasaannya
program yang diusung oleh BKKBN ini telah di rebranding. Namun demikian tentunya tujuan
pelaksanaan program ini tidak berubah, yakni tentunya tetap bertujuan untuk melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga
berencana.
E. Latihan
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Uraikanlah sejarah Program KB pada periode perintisan!
2. Uraikanlah bagaimana kondisi dari BKKBN pada era desentralisasi!
3. BKKBN adalah lembaga non kementerian yang bergerak dalam program
kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga. Jelaskanlah dasar
pertimbangan dibentuknya BKKBN!
4. Uraikanlah bagaimana perkembangan KB di Indonesia berdasarkan periodenya!
5. Jelaskanlah bagaimana konsekuensi dari diterbitkannya Undang-undang Nomor 52
Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera terhadap BKKBN!
19
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM BANGGA KENCANA
BKKBN
Indikator Hasil Belajar: Setelah mempelajari bab ini peserta diharapkan dapat
menjelaskan visi, misi, tujuan, dan sasaran program Bangga Kencana
20
22
D. Sasaran Strategis
Untuk menjamin dukungan BKKBN terhadap upaya pencapaian Visi, Misi dan
Janji Presiden 2020-2024 dan Prioritas Pembangunan Nasional yang tertera dalam
RPJMN 2020-2024, serta untuk memastikan Visi, Misi dan Tujuan BKKBN yang telah
ditetapkan dapat tercapai, diperlukan suatu ukuran keberhasilan atas seluruh Program
dan Kegiatan Prioritas yang dilakukan dalam bentuk Sasaran Strategis. Dalam Renstra
BKKBN 2020-2024 ditetapkan Sasaran Strategis yang harus dicapai sebagai berikut:
1. Menurunnya Angka Kelahiran Total/Total Fertility Rate (TFR) dapat mencapai 2,26
pada tahun 2020 dan ditargetkan menjadi 2,1 pada 2024.
2. Meningkatnya Angka Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Modern/Modern
Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) 61,78 persen pada tahun 2020 dan
ditargetkan menjadi 63,41 persen pada tahun 2024.
3. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/UnmetNeed 8,6 persen pada
tahun 2020 dan ditargetkan menjadi 7,4 persen pada 2024.
4. Menurunnya Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur 15-19 tahun/Age Specific
Fertility Ratio (ASFR) 15-19 tahun, dengan target 25 per-1.000 kelahiran pada tahun
2020 dan ditagetkan menjadi 18 per 1.000 kelahiran pada 2024.
5. Meningkatnya Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) sebesar 53,57 pada tahun
2020 serta ditargetkan menjadi 61,00 pada tahun 2024.
6. Meningkatnya Median Usia Kawin Pertama (MUKP) dari 21,9 tahun pada 2020 dan
menjadi 22,1 tahun pada 2024.
23
Ditetapkan target LPP dalam periode 2015-2020 dapat mencapai 1,11 persen, dan diharapkan
penurunan LPP dapat mencapai 0,95 persen selama periode 2020-2025.
Rencana Strategis (Renstra BKKBN) 2020-2024 telah secara resmi disahkan melalui
Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 6 Tahun 2020 dan
telah masuk di dalam Lembaran Negara Nomor 466 Tahun 2020. Dokumen Renstra BKKBN
2020-2024 tersebut dapat digunakan sebagai salah satu acuan utama baik dalam
perencanaan/penyusunan program/kegiatan prioritas, pelaksanaannya, maupun dalam
evaluasi capaian program, kebijakan dan kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan BKKBN
selama periode tahun 2020-2024.
Pada dasarnya Renstra BKKBN 2020-2024 mengalami Redesign Program, dimana
sebelumnya terdapat 4 (empat) Program di BKKBN, untuk periode 2021-2024 dilakukan re-
design menjadi 2 (dua) Program yaitu Program Bangga Kencana (KSPK, Dalduk, KBKR, ADPIN
dan Lalitbang) dan Program Dukungan Manajemen (DKM) yang terdiri dari Settama dan
Irtama.
E. Rangkuman
Dalam pengelolaan Program Bangga Kencana yang lebih efektif dan efisien, dengan
memperhatikan kerangka waktu dalam pencapaian sasaran program/kegiatan prioritas, baik
selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan, maupun di setiap tahunnya (program/kegiatan
jangka pendek/ tahunan), BKKBN mengacu kepada Renstra BKKBN 2020-2024. Pembangunan
Program Bangga Kencana diharapkan mampu mengikuti perkembangan isu dan lingkungan
strategis sebagai rangkaian yang tidak terpisahkan untuk pencapaian tujuan BKKBN.
24
F. Latihan
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Sebutkanlah visi dan misi BKKBN (2020-2024)!
2. Jelaskanlah tujuan BKKBN salam rangka mencapai sasaran program prioritas
Presiden untuk periode 2020-2024!
3. Uraikanlah sasaran strategis yang dimiliki oleh BKKBN yang mengacu pada
prioritas pembangunan nasional yang tertera dalam RPJMN 2020-2024 serta
memperhatikan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan!
4. Menurut pendapat Saudara, bagaimanakah cara Angka Kelahiran Total/Total
Fertility Rate (TFR) dapat mencapai target menjadi 2,1 pada 2024?
5. Menurut pendapat Saudara bagaimana visi dari BKKBN tersebut berkaitan dengan
tugas Saudara sebagai seorang PKB?
25
BAB IV
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI,
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
Indikator Hasil Belajar: Setelah mempelajari bab ini peserta diharapkan dapat
menjelaskan Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi, Dan Kerangka
Kelembagaan.
26
27
usia dini. Dari KP tersebut, BKKBN berkontribusi melalui beberapa fokus strategi,
diantaranya:
a. Peningkatan pemahaman peran keluarga yang memiliki anak remaja dalam
pengasuhan dan pembentukan karakter remaja.
b. Peningkatan penyampaian informasi dan edukasi pada remaja dalam
pembentukan karakter.
c. Peningkatan pemahaman keluarga dalam pola pengasuhan dan pendampingan
anak sejak usia dini.
d. Penguatan pemberdayaan ekonomi keluarga guna meningkatkan kualitas
keluarga.
28
29
Berbagai arah kebijakan dan strategi BKKBN sebagaimana tersebut diatas tentunya
memerlukan dukungan untuk membantu agar operasionalisasi Program Bangga Kencana
dapat berjalan dengan baik, diantaranya:
1. Dari sisi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Program BanggaKencana, arah
kebijakan yang diambil diantaranya untuk meningkatkan Kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM), Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengembangan Inovasi, serta
Penguatan Kerjasama Global Program Bangga Kencana, yang dapat diwujudkan
melalui strategi:
a. peningkatan kualitas SDM Program Bangga Kencana melalui pendidikan dan
pelatihan yang terstandarisasi berbasis teknologi informasi;
b. peningkatan kualitas, pemanfaatan hasil Penelitian dan Pengembangan Inovasi
Program Bangga Kencana sebagai input/masukan atas rumusan kebijakan;
c. peningkatan kemitraan dan kerjasama global di bidang pendidikan, pelatihan,
dan pengembangan untuk memperkuat kelembagaan.
2. Dari sisi Dukungan Manajemen, Sekretariat Utama memiliki arah kebijakan untuk
dukungan manajemen yang berkualitas dalam mendukung Penyelenggaraan Program
Bangga Kencana, yang dapat diwujudkan melalui strategi: Rencana Strategis BKKBN
2020-2024 27
a. penyediaan dan sinkronisasi landasan hukum Kependudukan dan KB, serta
Pengelolaan Organisasi dan Tatalaksana;
b. peningkatan kualitas pengelolaan keuangan dan BMN;
c. penguatan Perencanaan Program dan Anggaran;
d. peningkatan kualitas pengelolaan administrasi kepegawaian dan
Pengembangan SDM Aparatur; dan
e. penyediaan pelayanan administrasi perkantoran dan kerumahtanggaan yang
berkualitas.
3. Dari sisi pengawasan dan peningkatan akuntabilitas, Inspektorat Utama memiliki arah
kebijakan untuk meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Program Bangga Kencana
30
guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, yang akan diwujudkan melalui
strategi:
a. mendorong pengelolaan keuangan BKKBN secara tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, ekonomis, efisien, dan efektif;
b. mendorong pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP),
Reformasi Birokrasi dilaksanakan secara efektif dan efisien oleh seluruh Unit
Kerja Eselon I dan Perwakilan BKKBN Provinsi;
c. mendorong seluruh kebijakan yang ditetapkan Kepala BKKBN dilaksanakan
secara konsisten oleh seluruh Unit Kerja Eselon I dan Perwakilan BKKBN
Provinsi; dan
d. mendorong pencapaian sasaran strategis BKKBN secara efektif dan efisien.
Dalam menjabarkan arah kebijakan dan strategi BKKBN sebagaimana tertera diatas,
terutama dalam implemetasinya, BKKBN akan terus memperhatikan perkembangan
situasi/kondisi dan isu strategis nasional serta prioritas strategi pembangunan
nasional. Salah satu strategi pembangunan nasional yang perlu mendapat perhatian
adalah Pengarusutamaan Gender yang telah diamanatkan dalam Instruksi Presiden
(Inpres) No 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan
Nasional. Pengarusutamaan Gender merupakan isu lintas sektor yang tanggung jawab
implementasinya harus didukung baik oleh Pemerintah Pusat (lintas K/L) maupun oleh
Pemerintah Daerah. BKKBN berkomitmen untuk memastikan setiap orang (laki-laki
dan perempuan) mendapatkan hak yang sama dalam pelayanan Program Bangga
Kencana serta memperhatikan konsep Pengarusutamaan Gender dalam perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi Program/Kegiatan
Bangga Kencana yang inklusif gender.
C. Kerangka Regulasi
Untuk mengimplementasikan Program Bangga Kencana secara maksimal diseluruh
tingkatan wilayah, diperlukan dukungan kerangka regulasi selain dari apa yang telah
ditetapkan dalam Undang-Undang No. 52 Tahun 2009. Upaya implementasi Program Bangga
Kencana di seluruh tingkatan wilayah juga telah didukung dengan telah diterbitkannya
31
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,
Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah yang telah
memasukan kegiatan-kegiatan prioritas lapangan Program Bangga Kencana di Tk. Provinsi
dan Kabupaten/Kota. Akan tetapi, integrasi kerangka regulasi dalam dokumen perencanaan
tetap harus disusun guna mensinergikan kerangka pendanaan dan kerangka pelayanan
umum dan investasi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional dan Peraturan
Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Renstra
K/L Tahun 2020-2024, yang menyatakan bahwa Kerangka Regulasi adalah perencanaan
pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku
masyarakat dan penyelenggaraan negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
Oleh sebab itu, kerangka regulasi BKKBN diarahkan untuk menjamin terwujudnya
pencapaian target/sasaran yang ditetapkan dalam RPJMN dan Renstra BKKBN 2020-2024.
Secara umum, diperlukan dukungan regulasi yang dapat memperkuat posisi dan pelaksanaan
Program Bangga Kencana, diantaranya:
1. Harmonisasi UU No. 52 Tahun 2009 dengan UU No. 23 Tahun 2014 terkait dengan
Kelembagaan Program Bangga Kencana di daerah Provinsi dan Kab/Kota serta
penguatan Program Bangga Kencana di Desa, sebagai dukungan untuk:
32
33
a. Penerbitan landasan hukum dan penyerasian kebijakan yang saat ini belum
memadai, dimana masih terdapat beberapa peraturan pemerintah dari UU
nomor 52 tahun 2009 yang belum disusun dan ditetapkan, dan masih banyak
kebijakan pembangunan sektor lain yang belum sinergi dengan pembangunan
Program Bangga Kencana.
34
35
7. Peraturan Kepala BKKBN Tentang Sertifikasi tenaga Penyuluh KB/ petugas lapangan KB
(PKB/PLKB) yang memperhatikan penjenjangan/ pengembangan kompetensi sesuai
tuntutan program dan memperhatikan pemerataan distribusi tenaga PKB/PLKB di
desa.
8. Peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pendayagunaan Tenaga
Penyuluh Bangga Kencana BKKBN yang intinya sebagai acuan dan pedoman kerja bagi
OPD Bidang Dalduk dan KB yang menangani bidang Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Kabupaten/ Kota namun belum mengatur secara teknis tentang
bentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Program Bangga Kencana di tingkat kecamatan.
Untuk itu perlu disusun regulasi dalam bentuk Peraturan Kepala BKKBN Tentang Balai
Penyuluhan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Program Bangga Kencana di Tingkat
Kecamatan agar program-program Bangga Kencana dapat terlaksana dengan baik
sesuai dengan rancangan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
9. Menteri Dalam Negeri sebagai kementerian yang membawahi organisasi pelaksana
kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu pada Dinas
atau Badan Daerah, telah mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi
Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah. Peraturan teknis tersebut dibentuk
atas perintah Pasal 19 ayat (5), Pasal 22 ayat (8), Pasal 28 ayat (5), Pasal 41 ayat (5),
dan Pasal 49 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah. Oleh karena itu, dalam menyusun regulasi tentang Balai Penyuluhan sebagai
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Program Bangga Kencana di Tingkat Kecamatan
diperlukan harmonisasi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas
dan Unit Pelaksana Teknis Daerah agar tidak ada kontradiksi antar peraturan.
D. Kerangka Kelembagaan
Dalam rangka mendukung upaya pencapaian Visi, Misi dan Janji Presiden, BKKBN harus
didukung oleh perangkat organisasi, proses bisnis (tata laksana), dan sumber daya aparatur
yang mampu melaksanakan tugas yang dibebankan kepada BKKBN secara efektif dan efisien
36
baik di tingkat Kantor Pusat maupun di tingkat kantor perwakilan di wilayah. Dalam perspektif
ini kegiatan pengembangan dan penataan kelembagaan mutlak dilaksanakan secara efektif,
intensif, dan berkesinambungan. Dari sisi regulasi yang berlaku, penataan kelembagaan
BKKBN berangkat dari Undang-undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Keluarga, Peraturan Presiden No. 62 Tahun 2010 tentang Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Peraturan Presiden No.3 Tahun 2013
tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Kementerian, dan Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kedelapan atas
Keputuan Presiden No. 110 Tahun 2001 Tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga
Pemerintah Non Kementerian.
Memperhatikan bahwa permasalahan dan tantangan yang dihadapi BKKBN dewasa ini
dan dimasa mendatang semakin kompleks dan dinamis, pengembangan dan penataan
kelembagaan BKKBN perlu berorientasi pada sekurang-kurangnya lima prioritas sebagai
berikut:
37
E. Rangkuman
Pengembangan dan penataan Kelembagaan BKKBN memerlukan proses yang cukup
panjang, selain harus mempertimbangkan arah kebijakan, strategi, tujuan, sasaran strategis
serta sasaran program dan Indikator Kinerja Utama per-unit Eselon I yang akan dicapai dalam
RPJMN dan Renstra BKKBN periode 2020- 2024, juga harus memperhatikan sinergitas lintas
sektor/lintas Kementerian/ Lembaga (KL) serta memperhatikan arahan Presiden RI terkait
penyederhanaan struktur organisasi K/L, pemangkasan alur birokrasi (pemangkasan Tk.
Eselon III dan Eselon IV), serta penambahan Jabatan Fungsional Aparatur Sipil Negara untuk
mempercepat pelaksanaan pelayanan fungsional sesuai dengan keahlian/ keterampilannya.
Untuk melaksanakan Program Bangga Kencana ini maka perlu memperhatikan arah
kebijakan, strategi, kerangka regulasi serta kerangka kelembagaan yang secara
keseluruhannya telah tercantum di dalam Renstra BKKBN 2020-2024.
D. Latihan
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1) Jelaskanlah arah kebijakan nasional Indonesia terkini yang diharapkan akan dapat
dicapai melalui strategi prioritas pembangunan nasional!
2) Jelaskanlah arah kebijakan dan strategi nasional di dalam RPJMN yang terkait
langsung dengan BKKBN!
3) Arah kebijakan dan strategi BKKBN secara umum mengacu pada arah kebijakan
dan strategi nasional yang dijabarkan dalam RPJMN 2020-2024, terutama dalam
menerjemahkan Prioritas Nasional melalui Program Prioritas (PP) dan Kegiatan
Prioritas (KP) yang menjadi arahan Presiden RI sebagai fokus penggarapan
Pembangunan Nasional Indonesia periode 2020-2024. Jelaskanlah Arah
Kebijakan dan Strategi BKKBN!
38
BAB V
BKKBN DI ERA YANG TELAH BERUBAH
Indikator Hasil Belajar: Setelah mempelajari bab ini peserta diharapkan dapat
menjelaskan BKKBN di era yang telah berubah yang menunjukkan bagaimana
BKKBN di rebranding dalam berbagai aspek
Generasi milenial ini adalah penduduk yang lahir pada kisaran tahun 1980 hingga tahun
2000-an. Generasi milenial menjadi istimewa karena generasi ini sangat berbeda dengan
generasi sebelumnya, apalagi dalam hal yang berkaitan dengan konsep diri, konsep hidup,
dan penggunaan teknologi. Dari toal jumlah penduduk di Indonesia yang mencapai 265 juta
penduduk, terdapat 81 juta diantaranya merupakan generasi milenial atau berusia antara 15
hingga 39 tahun. Oleh sebab itu, maka pendekatan pelaksnaan program BKKBN perlu diubah.
Pendekatan lama yang dahulu digunakan untuk era Baby Boomer, yakni penduduk yang lahir
di antara tahun 1946 – 1955, menjadi tidak relevan untuk terus digunakan. BKKBN memerlukan
pendekatan jenis baru yang sesuai dengan sasaran saat ini, yakni generasi milenial.
masa kampanye KB begitu masih dilakukan oleh pemerintah pada masa itu. Namun pada saat
yang sama, masyarakat usia milenial muda dan generasi Z (zillenials) tidak begitu mengenal
BKKBN. Padahal jumlah kelompok tersebut merupakan komposisi terbesar di Indonesia saat
ini, dan mereka adalah sasaran dari program- program BKKBN.
BKKBN ingin terus relevan dengan masyarakat. Jaman berubah, tantangan pun
berbeda dari masa ke masa. Saat ini, pilihan media lebih beragam dan dekat dengan
keseharian Milenial dan Zillenial, yang menjadi khalayak utama BKKBN. Generasi Milenial dan
Zillenial adalah generasi sangat aktif, pilihan aktivitasnya beragam, mengandalkan internet
dan gadget smartphone sebagai saluran interaksi dan aktualisasinya. Milenial dan Zillenial
adalah generasi yang hanya mau menerima sesuatu jika hal itu relevan dengan hidup mereka.
BKKBN yang pernah eksis dan diingat publik di era 70an-90an, ingin eksis dan relevan dengan
konteks kekinian bagi Milenial dan Zillenial.
Satu hal yang bisa membuat BKKBN tetap relevan dengan dunia Milenial dan Zillenial
adalah Rencana atau Perencanaan. Kata ‘rencana’ sendiri sudah tersirat dan tersurat dalam
kata ‘Berencana’ di nama ‘Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional’. Juga,
tujuan ideal dari kata ‘Kependudukan’ hanya mungkin terwujud jika masyarakat bisa diajak
untuk punya orientasi perencanaan dalam hidup mereka, utamanya bagi kalangan remaja.
Dari masa remajanya hingga mereka beranjak dewasa/tua dan nanti berkeluarga, Milenial dan
Zillenial membutuhkan perencanaan dalam hidupnya. Mereka perlu perencanaan dari hal
kecil/sepele hingga perkara yang penting dan menentukan hidup. Dengan kata
lain, ‘perencanaan’ ingin dikomunikasikan sebagai gagasan yang penting dan dirasa punya
banyak manfaat bagi Milenial dan Zillenial. Bukan sebagai anjuran dari sosok yang
menempatkan diri lebih tua, lebih paham dan punya kuasa tapi saran dari sosok yang dekat
di hati dan dunia remaja. Bukan BKKBN sebagai suara orang tua yang coba ‘sok muda’, tapi
memang BKKBN adalah suara anak muda itu sendiri.
‘Perencanaan’ sebetulnya merupakan konsep yang bisa dijadikan sebagai sikap hidup
atau mind-set. BKKBN ingin menyampaikan gagasan perencanaan dengan cara yang fun bagi
generasi remaja (Milenial dan Zillenial), bukan dengan cara top-down, menggurui, taglineistik,
jargonistik dan terkesan memerintah. BKKBN ingin dilihat sebagai teman dan sahabat bagi
generasi remaja dalam menjalani hidup mereka. BKKBN ingin diterima sebagai teman kaum
40
remaja merencanakan hidup mereka agar mereka bisa menikmati hidup secara maksimal
sesuai cita-cita mereka. Karenanya, perencanaan (dengan segala spektrumnya) adalah kata
kunci dan menjadi tema lomba ini. Rencana atau perencanaan diharapkan bisa langsung
terasa dari karya-karya yang dikirimkan.
41
berkualitas” dan mengembangkan tagline kampanye yang relevan sesuai zaman dan cocok
di seluruh karakteristik daerah di Indonesia yakni “Berencana Itu Keren”.
Untuk mendukung rebranding yang dilakukan oleh BKKBN, juga diluncurkan logo, tagline
dan jingle terbaru.
2. Logo BKKBN
Pada dasarnya BKKBN telah melakukan beberapa kali perubahan logo, yakni pada tahun
1970, 2009 dan 2010. Masing-masing logo memiliki nilai filosofis tersendiri yang mewakili
visi dan misi serta tujuan dari program yang diselenggarakan oleh BKKBN. Berikut adalah
transformasi logo BKKBN yang pernah ada:
Tahun 1970
Tahun 2009
Tahun 2010
Setelah dilakukan rebranding, BKKBN turut melakukan perubahan logo. Berikut adalah logo
terbaru BKKBN pada tahun 2020:
42
Penggunaan logo ini didasarkan kepada Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional No. 1 Tahun 2020 tentang LOGO BKKBN. Makna dari simbol yang
tergambar di dalam simbol tersebut adalah sebagai berikut:
43
3. Program BKKBN
Agar masyarakat lebih mudah mengenali program yang diusung oleh BKKBN, maka juga
diilakukan perubahan singkatan dari program yang dilaksanakan. Sebelum rebranding
diketahui bahwa BKKBN memiliki program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga yang disingkat dengan Program KKBPK. Setelah dilakukan
Rebranding, program yang diusung oleh BKKBN adalah program Pembangunan Keluarga,
Kependudukan dan Keluarga Berencana yang disingkat menjadi Program Bangga Kencana.
Penyebutan nama program Bangga Kencana menjadi lebih mudah diingat dan diucapkan.
44
6. Tagline BKKBN
BKKBN mengajak target sasaran utama yakti generasi milenial dan zilenial agar dapat
merencanakan hidup agar menjadi manusia yang berkualitas. Beberapa hal yang harus
direncanakan antara lain pendidikan, finansial, pernikahan, rencana jumlah anak,
pekerjaan/ karir, liburan, pendidikan anak hingga persiapan di hari tua. Oleh sebab itu
BKKBN muncul dengan tagline yang lebih baru yakni “Berencana Itu Keren”.
Strategi yang dilakukan oleh BKKBN dalam sosialiasi rebranding program Bangga Kencana dan
flagship campaign ini adalah dengan melakukan sosialisasi yang dilaksanakan secara
terintegrasi dalam setiap momentum sosialisasi, komunikasi dan advokasi.
C. Rangkuman
Dinamisnya perubahan zaman dan semakin besarnya tantangan masa kini dan masa
depan membuat BKKBN selalu ingin terus relevan dengan kebutuhan masyarakat. BKKBN ingin
menjadi lebih dekat dengan generasi Milenial dan Zilenial, yang saat ini menjadi target sarasan
utama BKKBN. BKKBN telah melakukan rebranding untuk menjawab perubahan dan tantangan
yang muncul. Rebranding adalah cara baru BKKBN untuk menguatkan relevansinya dengan
generasi baru zaman now, yaitu generasi remaja (Milenial dan Zillenial). BKKBN adalah
lembaga yang sangat strategis untuk menyiapkan generasi baru yang unggul, agar Indonesia
menjadi lebih maju.
46
D. Latihan
Jawablah pertanyaan berikut ini!
47
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan Program Keluarga Berencana di Indonesia pada dasarnya meliputi
proses yang sangat panjang. Pada awalnya program ini tercetus dari sebuah organisasi
keluarga berencana yakni Perkumpulan Keluarga Berencana yang berkembang menjadi
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) atau Indonesia Planned Parenthood
Federation (IPPF). Upaya ini berkembang karena pemerintah, saat itu Presiden Soeharto
memasukkan program ini ke dalam program pemerintah. Bentuk nyatanya adalah pada tahun
1967 Presiden Soeharto menandatangani Deklarasi Kependudukan Dunia yang berisikan
kesadaran betapa pentingnya menentukan atau merencanakan jumlah anak, dan
menjarangkan kelahiran dalam keluarga sebagai hak asasi manusia. Sejak saat ini Program
Keluarga Berencana berkembang hingga kini. Bahkan dalam proses menuju pendewasaannya
program yang diusung oleh BKKBN ini telah di rebranding. Namun demikian tentunya tujuan
pelaksanaan program ini tidak berubah, yakni tentunya tetap bertujuan untuk melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga
berencana.Pembangunan Program Bangga Kencana diharapkan mampu mengikuti
perkembangan isu dan lingkungan strategis sebagai rangkaian yang tidak terpisahkan untuk
pencapaian tujuan BKKBN.
48
memperhatikan arah kebijakan, strategi, kerangka regukasi serta kjerangka kelembagaan yang
secara keseluruhannya telah tercantum di dalam Renstra BKKBN 2020-2024.
Perubahan zaman dan semakin besarnya tantangan membuat BKKBN selalu ingin
terus relevan dengan kebutuhan masyarakat. BKKBN ingin menjadi lebih dekat dengan
generasi Milenial dan Zilenial, yang saat ini menjadi target sarasan utama BKKBN. BKKBN telah
melakukan rebranding untuk menjawab perubahan dan tantangan yang muncul. Rebranding
adalah cara baru BKKBN untuk menguatkan relevansinya dengan generasi baru zaman now,
yaitu generasi remaja (Milenial dan Zillenial). BKKBN adalah lembaga yang sangat strategis
untuk menyiapkan generasi baru yang unggul, agar Indonesia menjadi lebih maju.
B. Evaluasi
Kerjakan soal latihan berikut untuk memperkaya pemahaman Anda!
1. Uraikanlah secara singkat sejarah program BKKBN!
2. Jelaskanlah visi dan misi yang dimiliki oleh BKKBN!
3. Uraikanlah sasaran strategis yang dimiliki oleh BKKBN yang mengacu pada prioritas
pembangunan nasional yang tertera dalam RPJMN 2020-2024 serta
memperhatikan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan!
49
50
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024
Peraturan BKKBN nomor 1 tahun 2020 tentang Logo Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional.
Peraturan BKKBN nomor 6 tahun 2020 tentang Rencana Strategis BKKBN tahun 2020-2024
Peraturan Kepala BKKBN Nomor 72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
51
52
53