Anda di halaman 1dari 109

BAHAN AJAR

TEKNIK KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI


(KIE) DAN KONSELING

Pelatihan Teknis
Program Bangga Kencana
Bagi Penyuluh Lapangan
Keluarga Berencana (PLKB)
Non Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Balai Diklat KKB Jember


Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur
Jember, 2020
i
Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas disusunnya
“Bahan Ajar Teknik Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) dan Konseling”
Pelatihan Teknis Program Bangga kencana Bagi Penyuluh Lapangan Keluarga
Berencana (PLKB) Non Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Bahan Ajar ini disiapkan untuk meningkatkan pengetahuan/ pemahaman tentang


Bahan Ajar Bahan Ajar Teknik Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) dan
Konseling sehingga dapat membantu PLKB Non dalam PNS
mengimplementasikannya pada pelaksanaan tugas di wilayah kerjanya.

Kepada semua pihak yang telah banyak berperan dan berkontribusi dalam
memberikan sumbangan pemikiran, saran serta pendapat dalam penyusunan bahan
ajar ini kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua


pihak yang telah membantu tersusunnya bahan pembelajaran ini, semoga
bermanfaat untuk kelancaran dalam pelaksanaan Pelatihan Teknis Program
Bangga Kencana Bagi Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Non
Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Jember, Mei 2020


Kepala
Balai Diklat KKB Jember

Ronald Stefen Rigo, SE, MM

ii
Daftar Isi

Table of Contents
Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I KONSEP DASAR KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI........5

A. Pengertian KIE................................................................................................5

C. Sasaran KIE.....................................................................................................7

D. Komponen KIE...............................................................................................8

BAB II JENIS DAN BENTUK KIE........................................................................9

A. Jenis KIE.........................................................................................................9

B. Bentuk KIE.....................................................................................................9

C. Prinsip-prinsip KIE........................................................................................10

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam KIE.................................................11

E. Pokok-pokok pengelolaan KIE......................................................................12

BAB III MEDIA KIE.............................................................................................14

A. Media KIE.....................................................................................................14

B. Jenis-jenis media dalam KIE.........................................................................17

C. Materi KIE.....................................................................................................22

D. Rangkuman...................................................................................................25

BAB IV LANGKAH-LANGKAH KIE.................................................................27

A. Langkah-langkah KIE...................................................................................27

B. Hambatan dan kiat memperbaiki diri dalam KIE.........................................29

BAB V KONSELING............................................................................................33

A. Gambaran Umum Konseling.........................................................................33

iii
B. Keterampilan Mikro dalam Konseling..........................................................36

BAB VI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SEKITAR KITA


................................................................................................................................50

A. Latar Belakang..............................................................................................50

B. Perkembangan Teknologi Seluler...............................................................51

C. Pemanfaatan Teknologi Seluler.....................................................................52

D. Daftar Aplikasi yang Bermanfaat untuk Penyuluh KB.................................55

BAB VII APLIKASI PENYULUHAN KKBPK...................................................58

A. Manfaat Aplikasi Penyuluhan KKBPK........................................................58

B. Fitur Aplikasi KKBPK................................................................................58

C. Tata Cara Instalasi Aplikasi KKBPK.........................................................60

D. Cara Menggunakan Aplikasi KKBPK..........................................................71

BAB VIII APLIKASI DAN WEBSITE SKATA..................................................99

A. Deskripsi Singkat Terkait Materi..................................................................99

B. Manfaat Aplikasi dan Website......................................................................99

C. Fitur Aplikasi SKATA................................................................................100

D. Tata Cara Pengunduhan Aplikasi SKATA.................................................101

E. Cara Penggunaan SKATA.........................................................................105

BAB IX PENUTUP............................................................................................107

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................110

iv
BAB I
KONSEP DASAR KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI

Keberhasilan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga


Berencana (Bangga Kencana) antara lain ditandai dengan adanya penurunan Laju
Pertumbuhan Penduduk, Penurunan tingkat Fertilitas, peningkatan kesadaran
masyarakat tentang makna keluarga kecil, hal ini mencerminkan betapa besarnya
peran Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dalam melaksanakan
kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan konseling program
Bangga Kencana di wilayah binaan di tingkat desa/ kelurahan.

PLKB non PNS merupakan salah satu ujung tombak program sangat strategis
perannya dalam melakukan pembinaan langsung kepada indivudu, keluarga dan
masyarakat di tingkat desa/ kelurahan. Oleh karena itu para PLKB perlu dibekali
pengetahuan tentang program Bangga Kencana dengan jelas dalam melakukan
pembinaan kepada individu, keluarga dan masyarakat di tingkat desa/ kelurahan
sehingga dapat melaksanakan tugas dalam memberikan KIE dan Konseling
program Bangga Kencana dengan mudah dan percaya diri.

Bahan Ajar Teknik KIE dan Konseling ini dimaksudkan untuk menyiapkan pesan
tentang KIE dan konseling program Bangga Kencana, agar kegiatan pelayanan
KIE dan Konseling Program Bangga Kencana dapat dilaksanakan secara
profesional di tingkah desa/ kelurahan.

A. Pengertian KIE
KIE merupakan gabungan dari tiga konsep, yaitu Komunikasi, Informasi dan
Edukasi. Pengertian ketiga konsep tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain.
BKKBN mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses penyampaian isi pesan
dari seseorang kepada pihak lain untuk mendapatkan tanggapan, informasi

5
sebagai data dan fakta untuk diketahui dan dimanfaatkan oleh siapa saja,
sementara edukasi didefinisikan sebagai sesuatu kegiatan yang mendorong
terjadinya perubahan (pengetahuan, sikap, perilaku dan keterampilan) seseorang,
kelompok dan masyarakat. KIE juga biasa disebut dengan penyuluhan adalah
suatu kegiatan dimana terjadi proses komunikasi dan edukasi dengan penyebaran
informasi.

Dalam kaitannya dengan program Bangga Kencana, Komunikasi, Infomasi dan


Edukasi (KIE) adalah kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
program kependudukan dan keluarga berencana (BKKBN, 2011).

KIE dapat dilaksanakan degan baik dengan memperhatikan materi/saluran yang


digunakan, dimana materi/saluran merupakan suatu alat bantu/wadah yang
digunakan untuk menyampaikan informasi/pesan kepada khalayak. Selain itu,
dalam penyampaian KIE juga harus memahami materi KIE yang akan
disampaikan. Materi KIE adalah keseluruhan bahan pendukung yang
dihasilkan/diproduksi untuk dipergunakan sebagai alat bantu penyampaian pesan
KIE Program Bangga Kencana kepada sasaran/khalayak, baik berupa bahan
cetakan, elektronik, fotografi maupun alat peraga yang siap dikomunikasikan.
Adapun isi pesan KIE itu sendiri merupakan informasi program Bangga Kencana
yang perlu diketahui oleh keluarga dan masyarakat.

B. Tujuan KIE
Tujuan KIE adalah mengubah sikap mental, kepercayaan nilai-nilai dan perilaku
individu serta kelompok masyarakat (BKKBN, 2011). Ditambahkan dalam Soleh
(2011), dalam kaitannya dengan program KB, tujuan dilaksanakannya program
KIE adalah :

6
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai
penambahan peserta baru.
2. Membina kelestarian peserta KB.
3. Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin
berlangsungnya proses penerimaan.
4. Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif,
peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara
wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai
perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.

Sementara BKKBN (2010) merangkum bahwa tujuan KIE program KKB untuk
mempercepat pencapaian suatu perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat tentang kependudukan dan KB yang dapat
dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi.

C. Sasaran KIE
Menurut BKKBN (2010), berdasarkan tujuan yang disebutkan di atas dapat
diketahui sasaran KIE adalah sebagai berikut :
1. Individu
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas
di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
2. Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
3. Masyarakat
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling
tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk

7
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas
yang teratur.

D. Komponen KIE
Dalam mempelajari KIE maka kita harus mengetahui pula komponen dari
KIE, yaitu :
1. Pemberi KIE (Penyuluh KB, Toma, Toga atau Kader).
2. Penerima KIE (Individu, Keluarga, Masyarakat).
3. Isi KIE.
4. Cara/metode menyampaikan KIE
5. Media penyampaian KIE
6. Hasil KIE

8
BAB II
JENIS DAN BENTUK KIE

A. Jenis KIE
1. KIE Individu
KIE individu merupakan suatu proses KIE timbul secara langsung anatara
petugas KIE dengan individu sasaran program KB. Biasanya dilakukan oleh
PLKB dalam kegiatan kunjungan rumah atau jika sasaran individu mendatangi
PLKB untuk mendapatkan KIE sesuai keinginannya.

2. KIE Kelompok
KIE kelompok merupakan suatu proses KIE timbul secara langsung antara
petugas KIE dengan kelompok (2-15 orang). PLKB harus mempunyai jadwal
kegiatan rutin pertemuan-pertemuan di tingkat kelurahan dan kelompok
kegiatan (poktan) yang ada. Contohnya kegiatan pertemuan rutin bulanan di
tingkat kelurahan, kegiatan poktan BKB,BKR, BKL dan UPPKS.

3. KIE Massa
KIE massa merupakan suatu proses KIE tentang program KKB yang dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam
jumlah yang besar. PLKB bisa berkoordinasi dengan SKPDKB untuk minta
bantuan mobil penerangan (Mupen) untuk menanyakan film program KKB
dan mobil pelayanan (Muyan) untuk melakukan pelayanan KB disaat
kegiatan-kegiatan momentum.

B. Bentuk KIE
1. KIE Tatap Muka
KIE tatap muka biasanya dilakukan oleh PLKB pada saat kunjungan rumah
atau jika sasaran individu mendatangi PLKB di kelurahan. Sasara KIE
individu dalam kegiatan kunjungan rumah adalah bisa calon akseptor KB atau

9
ibu hamil atau peserta KB pasca pelayanan atau pasca rujukan komplikasi atau
juga keluarga yang mempunyai balita atau keluarga yang mempunyai remaja
atau keluarga yang mempunyai lansia atau keluarga yang mempunyai
permasalahan yang berhubungan dengan program KB.

2. KIE Penyuluhan
Biasanya dilakukan di pendopo kelurahan atau dipertemuan tingkat RW,
pertemuan RT atau pertemuan rutin lainnya (di poktan posyandu, BKB, BKR,
BKL dan UPPKS). Sasaran KIE kelompok adalah masyarakat setempat yang
disesuaikan dengan tema KIE-nya dan berjumlah antara 2 sampai 15 orang.
Jika KIE kelompok akan menyampaikan informasi tentang Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) maka sasarannya adalah pasangan calon
akseptor, ibu pasca melahirkan dan akseptor non MKJP. PLKB harus juga
mengguncang peserta KB MKJP untuk ikut menyampaikan testimoninya
sehingga KIE yang dilakukan akan lebih efektif dan berhasil.

3. KIE Media Massa


KIE dengan menggunakan media massa ditujukan pada sasaran yang
berjumlah banyak. Biasanya dilakukan pada kegiatan momentum seperti
kegiatan TNI Menunggal KB Kesehatan (TMKK), dengan menayangkan film
program KKB. Selain menggunakan sarana mobil penerangan juga digunakan
mobil pelayanan KB.

C. Prinsip-prinsip KIE

Pada dasarnya kegiatan advokasi dan KIE adalah untuk melakukan perubahan,
maka akan selalu ada resistensi, oposisi dan konflik. Tidak ada faktor tunggal
yang menjamin keberhasilan KIE. Beberapa prinsip di bawah ini dapat dijadikan
pedoman dalam melakukan KIE yang sukses :

1. Realistis

10
Advokasi dan KIE yang berhasil bersandar pada isu dan agenda yang spesifik,
jelas dan terukur. Biasanya berdasarkan identifikasi permasalahan atau hasil
dari analisis pendataan keluarga.
2. Sistematis
Advokasi dan KIE adalah seni tetapi bukan lukisan abstrak sehingga
diperlukan perencanaan yang akurat. KIE memerlukan perencanaan yang
matang mulai dari persiapan sampai tahapan pelaksanaan dan evaluasi.
3. Taktis
Advokasi dan KIE tidak mungkin dlakukan secara sendri sehingga harus
membangun kemitraan. PLKB hendaknya selalu membangun hubungan baik
dengan mitra kerja, antara lain Kepala Desa/Lurah, Kepala Puskesmas, dokter,
bidan, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK, LSM lainnya, kader dan
masyarakat.
4. Strategis
KIE tidak selalu menjadi kegiatan yang berdiri sendiri namun bisa dilakukan
secara integratif dengan kegiatan lainnya di lini lapangan (bersifat luwes
sesuai karakteristik wilayahnya).
5. Berani
KIE yang bertujuan mengubah sikap mental, kepercayaan nilai-nilai perilaku
individu serta kelompok masyarakat haruslah bersifat berani memberikan
informasi yang jujur apa adanya. Contohnya efek samping alat dan obat
kontrasepsi.

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam KIE

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE adalah :


1. Memperlakukan sasaran dengan sopan, baik ramah.
2. Memahami, menghargai dan menerima keadaan sasaran (status pendidikan,
sosial ekonomi dan emosi) sebagai adanya.
3. Memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.

11
4. Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari
kehidupan sehari-hari.
5. Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan dan resiko yang dimiliki
sasaran.

E. Pokok-pokok pengelolaan KIE

Pokok-pokok pengelolaan KIE program Bangga Kencana Nasional meliputi hal-


hal berikut :
1. Analisis
Kegiatan analisis meliputi analisis khalayak, analisis kebutuhan program,
analisis isi pesan dan analisis potensi pendukung.
2. Penetapan strategi
Penetapan strategi meliputi penetapan tahapan, penetapan
tujuan/sasaran/target, pemilihan media KIE, perumusan isi pesan dan
pengaturan pendayagunaan sumber dukungan (tenaga, dana, sarana) termasuk
penyiapan sumber daya manusia.
3. Penyusunan isi pesan
Penyusunan isi pesan merupakan penjabaran dari program yang ingin
disampaikan dalam bentuk tulisan, suara atau gambar yang dapat dimengerti
sasaran.
4. Pemilihan media
Pemilihan media harus sesuai dengan isi pesan dari program yang akan
disampaikan kepada sasaran. Contoh media untuk KIE KB bisa berupa leaflet
tentang alokon, lembar balik tentang alokon serta alat dan obat kontrasepsi.
5. Pelaksanaan
Isi pesan dan media yang akan digunakan harus disesuaikan dengan kondisi
sasaran dan tujuan dari KIE yang ingin dicapai. Demikian juga penentuan
waktu dan tempatnya haruslah sesuai dengan karakteristik wilayah.

12
6. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dilakukan mengacu kepada rencana KIE yang telah disusun,
sedangkan evaluasi dilakukan secara berkala untuk melihat proses, hasil
ataupun dampak dari KIE Bangga Kencana yang dilakukan. Contoh : setelah 3
bulan apakah sasaran calon abseptor pada saat KIE sudah mendapatkan
pelayanan KB.

13
BAB III
MEDIA KIE

A. Media KIE
Media berarti wadah atau sarana merupakan salah satu unsur dalam komunikasi
yang memainkan peranan penting dalam proses pelaksanaan KIE karena
efektifitas KIE itu tergantung pada ketepatan media yang digunakan.

1. Jenis-jenis media komunikasi


Berdasarkan sifatnya terdapat tiga jenis media komunikasi. Ketiga jenis media
komunikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Media Komunikasi Audial
Yaitu alat komunikasi yang dapat ditangkap, didengar dan dipahami oleh alat
pendengaran. Misalnya, telepon, intercom, radio serta tape recorder.
b. Media Komunikasi Visual
Yaitu alat komunikasi yang dapat ditangkap, dilihat dan dipahami oleh alat
penglihatan. Misalnya, surat, KIE Kit, surat kabar, faksimili, majalah, buku,
buletin dan sejenisnya.
c. Media Komunikasi Audio-visual
Yaitu alat komunikasi yang dapat ditangkap, dilihat dan dipahami melalui alat
pendengaran dan penglihatan. Misalnya, televisi, film layar lebar, VCD,
internet dan sejenisnya.

Berdasarkan penggunaanya, media atau saluran komunikasi dapat dibagi dua,


yaitu media personal dan non-personal. Saluran komunikasi personal adalah
meliputi orang atau lebih yang berkomunkasi langsung secara tatap muka,
pembicara dengan audensinya, menggunakan telepon, atau e-mail, dan bisa lebih
efektif karena adanya peluang untuk mengindividualisikan penyampaian pesan
dan umpan baliknya. Sementara dalam saluran komunikasi non-pesonal atau
media massa mempunyai karakteristik yang berbeda. Cangara (2003)
memaparkan lima karakteristik media massa sebagai berikut :

14
a. Pertama, bersifat melembaga, pihak yang mengelola media melibatkan banyak
individu mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian
informasi.
b. Kedua, bersifat satu arah.
c. Ketiga, jangkauan yang luas, artinya media massa memiliki kemampuan untuk
menghadapi jangkauan yang lebih luas dan kecepatan dari segi waktu. Juga,
bergerak secara luas dan simultan dimana dalam waktu bersamaan informasi
yang disebarkan dapat diterima oleh banyak individu.
d. Keempat, pesan yang disampiakan dapat diserap oleh siapa saja tanpa
membedakan faktor demografi seperti jenis kelamin, usia, suku bangsa, dan
bahkan tingkat pendidikan.
e. Kelima, dalam penyampaian pesan media massa memakai peralatan teknis dan
mekanis.

Dalam Amri (2010) berdasarkan bentuknya, media terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Media Cetak
Media cetak merupakan sekumpulan bahan-bahan informasi yang dicetak di
atas kertas, dengan maksud untuk mencapai tujuan seperti memotivasi tingkat
perhatian dan perilaku seseorang, menyampaikan informasi dan pengetahuan
serta memberikan instruksi.
Kelebihan :
1) Repeatable, dapat dibaca berkali-kali dengan menyimpannya atau
menglipingnya.
2) Visual yang terbatas, media cetak hanya dapat memberikan visual berupa
gambar yang mewakili keseluruhan isi berita.
3) Produksi, biaya produksi yang cukup mahal karena media cetak harus
mencetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati masyarakat.

Kekurangan :

Lambat, dari segi waktu media cetak adalah yang terlambat karena media
cetak tidak dapat menyebarkan langsung berita yang terjadi kepada

15
masyarakat dan harus menunggu turun cetak. Media cetak sering kali hanya
memuat berita yang telah disebarluaskan oleh media lainnya.

b. Media Elektronik
Media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik untuk
mengakses kontennya.
Kelebihan :
1) Cepat,dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam
menyebarkan berita ke masyarakat luas.
2) Ada audio visual, media elektronik mempunyai audio visual yang
memudahkan para audensinya untuk memahami berita (khusus televisi).
3) Terjangkau luas, media elektronik menjangkau masyarakat secara luas.
Kekurangan :
Tidak ada pengulangan, media elektronik tidak dapat mengulang apa yang
sudah ditayangkan.

c. Media Online
Media online adalah media massa yang dapat ditemukan di internet memiliki
kelebihan dan kekurangan (Jonru, 2006).
Kelebihan :
1) Sangat cepat, dari segi waktu media online sangat cepat dalam
menyampaikan beritanya.
2) Audio visual, media online juga mempunyai audio visual dengan
melakukan streaming.
3) Praktis dan fleksibel, media online dapat diakses dari mana saja dan
kapan saja yang kita mau.
Kekurangan :
Tidak selalu tepat, karena mengutamakan kecepatan berita yang dimuat di
media online biasanya tidak seakurat media lainnya.

16
B. Jenis-jenis media dalam KIE
Sebagai sebuah bentuk komunikasi, KIE tidak bisa terlepas dari penggunaan
media karena media berperan membantu proses KIE berjalan efektif dan efisien.
Karena KIE memiliki sasaran khalayak yang banyak, maka media komunikasi
massa merupakan media yang paling banyak digunakan karena mampu
menjangkau khalayak yang banyak dan tersebar di wilayah yang luas.

Media KIE bisa dibedakan menjadi 3 (tiga) :


a. Media lini atas (above the line media).
Media lini atas adalah media untuk aktifitas marketing/promosi yang biasanya
dilakukan oleh manajemen pusat sebagai upaya membentuk brand image
yang diinginkan atau strategi promosi yang dilakukan secara terbuka melalui
media massa (Triadi dan Bharata, 2010).
b. Media lini bawah (below the line media).
Sedangkan media lini bawah adalah aktifitas marketing atau promosi yang
dilakukan di tingkat retail/konsumen dengan salah satu tujuannya adalah
merangkul konsumen supaya sadar dengan suatu produk atau strategi promosi
yang dilakukan dengan melakukan penjualan langsung ke konsumen (Triadi
dan Bharata, 2010).
c. Media lini atas-lini bawah (through the line media).
Media lini atas-lini bawah merupakan kombinasi dari dua jenis media tersebut
yaitu strategi promosi yang dilakukan secara terbuka melalui media massa
dilakukan di tingkat retail/konsumen (Triadi dan Bharata, 2010).

KIE dilakukan menggunakan ketiga jenis media tersebut. Contoh-contoh dari


jenis-jenis media tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :

17
Tabel 1. Jenis Media Massa

No Nama Media Jenis Media


1 Media lini atas (above the line media) 1. Televisi
2. Radio
3. Surat kabar
4. Majalah/tabloid
5. Internet
2 Media lini bawah (below the line media) 1. Pamflet
2. Leaflet
3. Booklet
4. Lembar balik
5. Fact sheet
6. Jurnal
7. Folder
8. Kartu ucapan
9. Kaset CD
10. Kaset audio video
3 Media lini atas-lini bawah (through the line 1. Poster
media) 2. Neon sign
3. Billboard
4. Umbul-umbul
5. Spanduk
6. Mobil unit penerangan
7. Transit media
8. Mobil media
Sumber : BKKBN, 2010

Setiap jenis media memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Agar


penggunaan media yang tepat sasaran, tepat guna dan tepat wilayah, yang kita
perlukan adalah kejelian, kecerdasan, kreativitas, inovasi dan modifikasi. Oleh
karena itu, pemahaman tentang jenis media dan karakteristiknya sangat penting
untuk mengidentifikasi media mana yang tepat untuk sebuah program.

18
Contoh-contoh media dan karakteristiknya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Jenis Media dan Karakteristiknya


No Jenis Media Karakteristik
1. Pamflet Transmisi informasi. Terbaik jika hasil/akibat
(outcome) yang diinginkan kognisi daripada emosi.

2. Lembar informasi Informasi yang singkat dan sesuai. Digunakan


sebagai rangkaian dengan folder penyimpanan
informasi, tidak tepat untuk perubahan perilaku
yang kompleks.

3. Laporan berkala Kontinunitas, lebih pribadi, menuntut banyak


tenaga untuk mengerjakan dan komitmen dan
penilaian kebutuhan yang detail sebelum dimiliki.

4. Poster Fungsi penyusunan agenda. Pesan visual.


Membutuhkan masukan kreatif. Kemungkinan
grafiti jadi bahan pertimbangan.

5. T-shirt Bisa menonjolkan emosi personal. Digunakan untuk


menyatakan sikap dan komitmen terhadap
program/ide.

6. Stiker Pesan singkat untuk mengidentifikasi/memotivasi


penggunaan, menyatakan komitmen serta murah
dan persuasif.

7. Video Instruksional, motivasional, berguna untuk ditonton


dengan orang dewasa sebagai cadangan untuk
program lain.

8. Televisi Menumbuhkan kesadaran, peran penciptaan,


kebangkitan, permodelan, dan gambar. Dapat
menjadi keterampilan saat kesadaran dan minat
terhadap kesehatan meningkat. Menimbulkan
dampak yang kuat untuk mempengaruhi persepsi
khalayak. Sedangkan kelemahannya yang dimiliki
adalah sangat mahal, banyak gangguan, khalayak
tidak selektif.

9. Radio Informatif, interaktif (percakapan dua arah).


Berbiaya rendah namun efektif dan berguna dalam
menciptakan kesadaran dan menyediakan informasi.

10. Surat kabar Lembar informasinya panjang dan pendek.


Material/bahan tergantung pada kertas dan hari-hari
dalam seminggu, keunggulannya fleksibel, diterima
luas, merupakan referensi yang bisa dibawa-bawa,

19
No Jenis Media Karakteristik
memuat hal-hal yang aktual. Sedangkan
kelemahannya adalah hanya dibaca dalam waktu
singkat.

11. Majalah Berguna dalam peran pendukung dan untuk


menginformasikan dan menyediakan bukti sosial.
Khalayak pembaca cukup luas dan khusus. Kualitas
reproduksi sangat bagus, dapat digunakan sebagai
media humas dan sales promotion. Sedangkan
kelemahannya adalah waktu edar sangat lambat,
biaya mahal, pemesanan tempat iklan di majalah
harus jauh hari.
Sumber : Egger dalam Donovan et. al., 2003 dalam BKKBN (2010) dan berbagai sumber

Sebagaimana telah disebutkan di atas, media massa adalah media yang paling
banyak digunakan dalam KIE karena kemampuannya menjangkau khalayak yang
sangat besar (banyak) dan tersebar di wilayang yang sangat luas.

Contoh-contoh penggunaan media lini atas tersebut antara lain :

a. Televisi
Televisi banyak digunakan, baik televisi nasional dan televisi lokal. Contoh
penggunaannya adalah mempromosikan Genre (Generasi Berencana) sebagai
bagian dari program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, yaitu
antara lain :
1) GenRe (Generasi Berencana) Talkshow yaitu acara talkshow tentang
permasalahan remaja yang dikemas dalam drama di televisi.
2) Pesan sisipan melalui sandiwara/humor dan program-program populer.
3) KB File dalam berita, management issue yang dikemas menjadi video
teks yang disisipkan dalam program berita.
4) Iklan bermuatan pesan-pesan Genre.

b. Radio
Radio banyak dugunakan karena mempunyai pendengar yang setia. Contoh
penggunaannya dapat dilihat pada upaya mempromosikan Genre (Generasi

20
Berencana) sebagai bagian dari program penyiapam kehidupan berkeluarga
bagi remaja, yaitu :
1) Pembentukan opini melalui media massa baik melalui pejabat dan/atau
penentu kebijakan melalui program talkshow yang sudah ada (sisipan
petanyaan/inspirasi).
2) Memberikan inspirasi pembentukan PIK Remaja atau PIK Mahasiswa
sebagai bagian dari Genre melalui ide-ide yang disampaikan oleh penyiar,
sehingga terkesan menjadi bagian dalam siaran.
3) Seluruh informasi tentang Genre di radio selalu diakhiri dengan Mars KB
untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya Genre.

c. Surat Kabar
Surat kabar banyak digunakan karena merupakan sumber informasi terpercaya
dan banyak pembacanya. Contoh penggunaannya antara lain :
1) Pembentukan opini melalui media massa melalui penulisan, baik oleh
wartawan, pejabat maupun penulis ahli.
2) Mengangkat profil keluarga yang berhasil menjalankan konsep KB dalam
majalah-majalah.
3) Memberikan inspirasi tentang pentingnya memelihara kesehatan
reproduksi ibu agar bisa mengoptimalkan potensinya.
4) Memberikan inspirasi kesehatan reproduksi dan penundaan usia
perkawinan demi persiapan pembentukan keluarga yang lebih baik,
dengan membuka rubik remaja.

d. Internet
Internet banyak digunakan dalam KIE karena saat ini internet merupakan
media yang banyak digunakan oleh masyarakat. Berbeda dengan media lain,
tidak ada intervensi dalam mengakses informasi apapun di internet. Pengguna
bebas mengakses informasi apapun dan dalam waktu yang bersamaan. Contoh
penggunaannya antara lain membuat website khusus untuk kalangan remaja

21
yang menyediakan banyak informasi dengan isi pesan yang memberi inspirasi
tentang kesehatan reproduksi dan penundaan usia perkawinan.

Media yang selama ini paling sering diunakan oleh PKN, antara lain :
1) Lembar balik.
2) Q chard.
3) Leaflet.
4) Poster.
5) Buku.
6) Celemek alat reproduksi (wanita dan pria).
7) Alokon kit.
8) Beberan simulasi.
9) Kantong wasiat.

C. Materi KIE
PLKB sebagai ujung tombak program KKB haruslah memahami materi yang
diperlukan dalam KIE KKB dalam pelaksanaan program KKB.
1. Program Kependudukan
a. Masalah pokok kepedudukan di Indonesia dipengaruhi antara lain :
1) Masalah jumlah penduduk yang besar.
2) Masalah pertumbuhan penduduk yang cepat.
3) Masalah penyebaran penduduk yang timpang/tidak merata.
4) Masalah komposisi umur penduduk.
5) Masalah mobilitas penduduk.
6) Masalah tingkat kelahiran yang tinggi.
7) Karakteristik sosial ekonomi penduduk.

b. Implikasi terhadap pembangunan


1) peningkatan kesejahteraan lambat.
2) Pemafaatan sumber alam berlebihan.
3) Pinjaman luar negeri meningkat.
4) Penanggulangan kemiskinan sulit.

22
5) Masalah ketenaga kerjaan meningkat.
6) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) rendah, rangking 108 dari 179
negara.

c. Kebijakan dan perencanaan bidang kependudukan


Kebijakan dan perencanaan dalam bidang kependudukan yang
segmentatif adalah mutlak sesuai dengan perkembangan lingkungan
strategis (Pembangunan berwawasan kependudukan), yang meliputi
antara lain :
1) Pengendalian kuantitas peduduk.
2) Peingkatan kualitas peduduk.
3) Mobilitas diarahkan sesuai visi BKKBN dan sasaran MDG’s.
4) TFR diharapkan konstan pada angka 1,6-2,1
5) Komitmen program KKB harus tetap tinggi di berbagai tingkat
wilayah.

2. Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi


a. Keluarga Berencana
Program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi bertujuan untuk
membantu keluarga dalam merencanakan keluarga, mengatur
kehamilan, mencegah kehamilan tak diinginkan, meningkatkan akses
dan kualitas informasi, konseling dan pendidikan KB dan KR,
meningkatkan peran serta pria dalam KB, meningkatkan kemitraan dan
menggerakkan seluruh elemen masyarakat dalam program KB dan
KR.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut


dilakukan melalui kegiatan pokok :
1) Pelayanan Kontrasepsi dan Alokon
Pelayanan kontrasepsi yang ada meliputi :
a) Pelayanan Kontrasepsi Sederhana

23
Adalah pelayanan yang memberikan pelayanan : cara
sederhana, pil KB, suntik KB, IUD dan upaya penanggulangan
efek samping, komplikasi sesuai dengan kewenangannya serta
upaya rujukannya.
b) Pelayanan Kontrasepsi Lengkap
Adalah pelayanan yang memberikan pelayanan : cara
sederhana, pil KB, suntik KB, IUD pemasangan dan
pencabutan Implan, Kotap Pria bagi fasilitas yang memenuhi
persyaratan.
c) Pelayanan Kontrasepsi Sempurna
Adalah pelayanan yang memberikan pelayanan : kontrasepsi
sederhana, pil KB, suntik KB, IUD, pemasangan dan
pencabutan implan, kontap Pria dan Wanita bagi fasilitas yang
memenuhi persyaratan dan penanggulangan infertilitas sesuai
dengan kemampuan. Alat dan obat kontrasepsi (Alokon).

2) Macam-macam Alat Kontrasepsi


a) Kondom
Yaitu sarung karet tipis penutup penis yang menampung
cairan sperma pada saat pria berejakulasi.
b) KB Suntik
Adalah obat KB yang disuntikkan 1 bulan sekali atau 3
bulan sekali. Untuk wanita yang menyusui sebaiknya tidak
menggunakan yang 1 bulan karena akan mempengaruhi
produksi Air Susu Ibu (ASI)
c) Pil KB
d) Susuk KB
e) IUD/AKDR
f) Vasektomi (MOP)

24
Vasektomi merupakan pengikatan dan pemotongan saluran
benih agar sperma tidak keluarg dari buah zakar, cara ini
dipakai untuk kontrasepsi mantap pria.
g) Tubektomi (MOW)
Tubektomi merupakan metode kontrasepsi dengan
melakukan engikatan dan pemotongan saluran telur agar sel
telur tidak dapat dibuahi sperma.

b. Kesehatan Reproduksi Remaja


1) Program GenRe
2) Triad Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
a) Seksualitas
b) HIV dan AIDS
c) NAPZA
3) PIK R/M (Pusat Informasi Konseling Remaha/Mahasiswa)
Pusat informasi dan konseling remaja/mahasiswa adalah suatu
wadah yang dikelola dari oleh dan untuk remaja dalam
memberikan informasi, dan layangan konseling tentang
kesehatan reproduksi remaja.

3. Program Pembangunan Keluarga

a. Bina Keluarga Balita (BKB)


b. Bina Keluarga Remaja (BKR)
c. Bina Keluarga Lansia (BKL)
d. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)

D. Rangkuman
Dalam pelaksanaan KIE diperlukan media untuk mempermudah pemberi KIE
dalam proses penyampaian pesan Media terbagi menjadi dua, yaitu media
personal dan media non personal atau media massa. Media massa adalah media

25
yang paling banyak digunakan dalam KIE karena kemampuannya menjangkau
sasaran yang sangat besar (banyak) dan tersebar di wilayah yang sangat luas.
Media ini terbagi menjadi tiga, yaitu media lini atas (above the lini media), media
lini bawah (below the line media), media lini atas-lini bawah (through the line
media). Pemahaman tentang jenis media dan karakteristiknya sangat penting
untuk mengidentifikasi media mana yang tepat untuk program tertentu. Pemilihan
media KIE yang tepat dapat mempermudah dalam pencapai hasil KIE yang
diharapkan.

Materi KIE KKB yang dilaksanakan oleh PLKB mencakup program


kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, program ketahanan
kesejahteraan keluarga, program pembangunan keluarga yang mengarah pada
NKKBS, delapan (8) fungsi keluarga, pembentukan karakter sejak dini, institusi
masyarakat pedesaan, dan gender dalam program keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi.

26
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH KIE

A. Langkah-langkah KIE
PLKB dalam melaksanakan KIE haruslah mengetahui langkah-langkah teknisnya
agar tujuan dari KIE tercapai secara efektif dan efisien. Adapaun langkah-
langkahnya sebagai berikut :
1. Persiapan
a. Identifikasi dan analisis permasalahan
Permasalahan di wilayah binaan didapatkan dari data basis (hasil pendataan
keluarga), kondisi wilayah geografi, topografi, sosial budaya serta hasil
pelaksanaan program KB. Cotohnya : Desa Sidomulyo merupakan daerah
pegunungan. Peserta KB aktif pada Desa Sidomulyo adalah 47% dan alat
kontrasepsi yang paling diminati adalah pil. Penduduknya sebagian bekerja
sebagai petani. Puskesmas letaknya jauh di kecamatan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa permasalahannya adalah kesertaan ber-KB masih rendah dan
kontrasepsi yang diminati adalah pil.

b. Mengetahui sasaran yang akan diberi KIE


PLKB harus mengetahui kondisi sasaran yang akan dihadapi dalam pelayanan
KIE Bangga Kencana. Beberapa hal yang perlu diketahui antara lain adalah
jenis pekerjaan, latar belakang pendidikan, rata-rata jumlah anak yang
dipunyai pada tiap keluarga. Kita sudah mempelajari sasaran KIE pada bab
sebelunya, dimana sasaran KIE adalah sebagai berikut :
1) Disesuaikan dengan permasalahan yang ada di wilayah binaan (kondisi
data base KB dan KS yang ada).
2) Sesuai dengan materi KIE yang akan disampaikan.
3) Sesuai dengan tujuan KIE yang ingin dicapai.

27
4) Disesuaikan dengan kondisi wilayah binaan menyakut : geografi, topografi
dan sosial budaya.
a. Menetapkan tujuan KIE yang akan dicapai
Sangatlah diperhatikan apa yang sebenarnya ingin dicapai dalam
pelayanan KIE. Hal ini harus disepakati dengan pemerintah/pihak
kelurahan, Toma dan Toga sehingga PLKB dapat mengetahui secara jelas
tujuan pelayanan KIE sesuai dengan kondisi wilayah binaan.
b. Menentukan bahan/materi KIE
Bahan/materi yang disiapkan disesuaikan dengan permasalahan yang telah
ditentukan.
c. Menentukan metode KIE
PLKB harus memperhatikan kehidupan sosial budaya dan agama di
wilayah binaannya. Bisa dengan menyampaikan KIE dengan metode
cerama tanya jawab, dengan memperagakan atau dengan cara diskusi.
d. Menentukan media KIE
Penentuan media KIE yang digunakan hendaknya yang sesuai dengan latar
belakang masyarakat. Bisa dengan cara memberikan KIE sebelum dan di
tengah-tengah pemutaran film. Media KIE dapat juga digunakan KIE Kit.
e. Menentukan tempat KIE
Pertimbangan pemilihan tempat adalah salah satu kunci sukses kegiatan
KIE Bangga Kencana. Bisa di balai kelurahan, bisa juga di balai RW, bisa
dilakukan dari rumah ke rumah (kunjungan rumah) sesuai dengan kondisi
alam dan letak rumah penduduk.
f. Menentukan waktu KIE
g. Menentukan waktu pelayanan KIE Bangga Kencana juga harus
memperhatikan pekerjaan masyarakat.
h. Menyiapkan diri (percaya diri, penampilan, penguasaan materi, kualitas
suara, penggunaan bahasa dan memperhatikan adat budaya setempat).

28
2. Pelaksanaan
Hal-hal yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan KIE diantaranya adalah :
a. Mengucapkan salam pembuka.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menyampaikan isi pesan denga baik.
d. Penggunakan metoda yang sudah ditentukan termasuk tanya jawab.
e. Menyampaikan kesimpulan.
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

3. Monitoring dan Evaluasi


a. Mengetahui keadaan (pengetahuan, sikap dan perilaku) sebelum mendapatkan
KIE
b. Memperhatikan respon sasaran pada saat diberikan KIE.
c. Mengetahui perubahan (pengetahuan, sikap dan perilaku) sesudah diberi KIE.
(Bisa melalui kunjungan rumah atau hasil kesertaan ber-KB atau pelaksanaan
KIE berikutnya). Evaluasi bisa dilakukan mingguan, bulanan, atau triwulan.

B. Hambatan dan kiat memperbaiki diri dalam KIE


1. Hambatan KIE
Dalam pelaksanaan KIE Bangga Kencana, tidak jarang PLKB mengalami
kesulitan atau hambatan, maka perlu diketahui beberapa hambatan dalam KIE,
yaitu :
a. Percaya diri dan peguasaan materi kurang.
b. Waktu terbatas.
c. Budaya yang berbeda antara sasaran dan PLKB (pemberi KIE).
d. Gaduh.
e. Waktu yang kurang tepat (rawan ngantuk).
f. Penerima pesan acuh tak acuh.
g. Pertanyaan yang sulit.
h. Penerima pesan yang nakal atau melecehkan.

29
2. Kiat memperbaiki diri dalam KIE
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan KB, maka PLKB diharapkan mampu
untuk selalu memperbaiki diri dalam KIE. Berikut adalah poin-poin kiat
memperbaiki diri dalam KIE:
a. Belajar dan berlatih terus menerus.
b. Bekerja sesuai perencanaan.
c. Mengoptomalkan media KIE.
d. Mencatat semua yang akan dikerjakan (bisa dijadikan angka kredit).
e. Mengevaluasi program dan diri sendiri.
f. Meningkatkan kreativitas dan inovasi.
g. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi lain, kepala desa,
PKK, LSOM, TOMA dan TOGA.
h. Membuang penyakit MALAS.

30
31
32
BAB V
KONSELING

A. Gambaran Umum Konseling


1. Pengertian
Konseling adalah suatu proses dimana seseorang membantu orang lain dalam
membuat keputusan atau mencari jalan untuk mengatasi masalah, melalui
pemahaman tentang fakta-fakta dan perasaan yang terlibat di dalamnya.

Tujuan konseling dalam KB-KR adalah membantu klien dalam mengambil


keputusan secara sadar dan bertanggung jawab dalam pemilihan alat obat
kontrasepsi atau pemecahan masalah yang dihadapi sehubungan dengan kesehatan
reproduksi.

2. Perbedaan motivasi, nasihat dan konseling


Tabel Perbedaan motivasi, nasihat dan konseling

ASPEK MOTIVASI NASIHAT KONSELING


Tujuan Mengharap klien mau Mengharapkan klien Membantu kilen agar
mengikuti usul mengkuti usul petugas dapat menentukan
petugas keinginannya
(mengambil keputusan)

Informasi yang Menekankan pada hal Menekankan pada hal Harus memberikan
diberikan yang baik yang baik atau buruk, informasi yang lengkap
sesuai dengan nasihat dan benar. Serta objektif
yang diberikan dan netral

Arah Lebih banyak satu Lebih banyak satu arah Harus dua arah
komunikasi arah
Komunikasi Kurang menerapkan Menerapkan komunikasi Menerapkan komunikasi
verbal dan komunikasi verbal verbal dan nonverbal verbal dan nonverbal
nonverbal dan nonverbal merupakan suatu hal
yang mutlak dilakukan

3. Syarat Konseling:
a. Perlakukan klien dengan baik, hargai agar timbul rasa percaya dan mau bicara
terbuka

33
b. Interaksi antar petugas dan klien. Dengarkan, pelajari dan tanggapi keadaan
klien. Pahami bahwa ia membutuhkan perhatian dan bantuan
c. Beri informasi yang dibutuhkan. Gunakan bahasa yang mudah dipahami.
Berikan waktu dan dorong klien untuk bertanya dan berpendapat.
d. Bantu klien untuk mengerti. Perlihatkan dan jelaskan cara penggunaan
alat/obat kostrasepsi. Kaji apakah ia sudah memahami informasi tentang
alat/obat kontrasepsi yang dipilihnya.

4. Langkah konseling praktis


Dalam melakukan konseling secara praktis terdapat enam langkah yang dikenal
dengan langkah SATU-TUJU. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel Penjabaran Langkah SATU-TUJU


S Beri SA lam kepada klien sambik menyambut kedatangannya dan memberi
A perhatian (menciptakan hubungan baik)
T Ajukan perTanyaan untuk mengetahui kebutuhan, pengetahuan, perasaan
klien tentang masalah KB-KR yang dihadapi
U Uraikan hal-hal yang berkaitan dengan KB-KR yang ingin diketahui klien.
Hindari pemberian informasi yang terlalu rinci atau banyak, karena pada
tahap ini yang diperlukan informasi umum mengenai alternative pilihan
pemecahan masalah untuk pengambilan keputusan
T BanTU klien untuk mengambil keputusan yang diinginkan
U
J Jelaskan secara rinci mengenai alternative pemecahan masalah yang telah
dipilih oleh klien. Ajukan pertanyaan untuk mengetahui apakah klien sudah
mengerti apa yang disampaikan
U Rencanakan kunjungan Ulang atau rujuk ke tempat pelayanan konseling
lain bila diperlukan

Perhatian:
a. Tidak semua pertemuan konseling, melakukan keenam langkah secara
berurutan. Hal ini tergantung dari permasalahan klien dan pertemuan
konseling yang keberapa. Setiap situasi konseling harus disesuaikan dengan
kebutuhan klien.
b. Tidak semua pertemuan konseling menghasilkan suatu keputusan klien,
karena klien memerlukan waktu untuk menentukan keputusannya.

34
Dalam melakukan konseling seorang provider atau konselor harus menguasai tiga
tahapan keterampilan dalam proses konseling agar tercapai konseling yang efektif
yaitu keterampilan observasi dan memantapkan hubungan baik, keterampilan
mendengar aktif dan bertanya efektif serta membantu klien dalam mengambil
keputusan. Adapun tahapan keterampilan tersebut/mikroskill adalah sebagai
berikut:

MEMBANTU KLIEN MENGAMBIL KEPUTUSAN


W
Kondisi, kemungkinan, konsekuensi, keputusan
A
W
a. KETERAMPILAN MENDENGAR DAN BERTANYA
A Menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup, pertanyaan
N mendalam, refleksi isi (paraphrasing) dan refleksi perasaan

C
A
R KETERAMPILAN OBSERVASI DAN
A MEMANTAPKAN HUBUNGAN BAIK
Memberikan perhatian, menggunakan tatapan mata yang
sesuai dengan budaya, menyimak ucapan verbal, kualitas
suara dan bahasa tubuh

Keterangan
1. Konseling yang berpusat pada klien, merupakan kunci tersedianya pelayanan
yang berkualitas
2. Konseling yang baik akan meningkatkan kualitas (mutu) dan memuaskan
provider, petugas KB, klien dan masyarakat
3. Klien yang puas akan memiliki sikap dan perilkau yang positif dalam
menghadapi masalah KB, kehamilan/persalinan serta menjaga kesehatan
reproduksi dan berpotensi untuk mempromosikan KB di antara anggota
keluarga, teman-teman dan anggota masyarakat

35
4. Konseling perlu dilengkapi dengan Alat Bantu Pengambilan Keputusan
(ABPK)
5. Konseling KB yang baik tidak akan menambah beban pekerjaan provider
6. Konseling yang baik dapat dicapai dengan penguasaan dan kemampuan dalam
keterampilan spesifik.
7. Memberi kesempatan klien untuk berbicara merupakan unsur pokok suatu
konseling yang baik
8. Menciptakan suasana hubungan yang baik dengan klien dan menjadi
pendengar yang aktif adalah dasar terlaksananya konseling yang baik
9. Komunikasi nonverbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal
10. Tujuan utama suatu konseling KB yang baik adalah agar klien dapat membuat
keputusan sendiri tentang cara mengatasi masalah-masalah yang berkaitan
dengan pemilihan metode KB dan membangkitkan hak-hak reproduksi
berdasarkan informasi serta pemahaman yang tepat
11. Konseling adalah suatu proses yang berkelanjutan/berkesinambungan

B. Keterampilan Mikro dalam Konseling


1. Observasi dan Memantapkan Hubungan Baik
Dalam proses konseling, konselor harus banyak mengumpulkan informasi dari
yang mereka lihat dan dengar sela percakapan konseling berlangsung. Hal
penting yang perlu ditekankan adalah bahwa informasi-informasi tersebut
sebaiknya tidak ditafsirkan maknanya (diinterpretasikan). Ungkapan yang
dianggap tidak bermakna pun dalam percakapan sebaiknya tetap dimasukkan
ke dalam informasi yang akan dikumpulkan.
Kebanyakan kita tidak memisahkan antara aktivitas pengumpulan informasi
(khususnya melalui pengertian) dan melakukan penafsiran terhadap informasi
tersebut. Kemampuan kita dalam memisahkan kedua hal tersebut (pengertian
informasi dan penafsiran) dapat mengurangi kebiasaan melakukan penafsiran
sepihak (subjektif) dan memungkinkan kita untuk melihat klien sebagai
individu yang unik. Mungkin saja terjadi bahwa di antara kita tidak bisa
memisahkan perbedaan antara pengertian informasi dan penafsiran.

36
Kemampuan mengumpulkan informasi tersebut di atas disebut dengan
kemampuan observasi dan kemampuan memantapkan hubungan baik, yang
dalam konseling merupakan keterampilan yang paling terbawah.
Dalam melakukan observasi perlu memerhatikan tingkah laku verbal dan
nonverbal dari orang yang kita hadapi untuk memperoleh informasi yang
lengkap, termasuk perasaan-perasaan dan kebutuhan/harapan orang tersebut,
agar tidak terjadi kesenjangan antara tingkah laku verbal dan nonverbal.

Untuk melakukan observasi dalam proses konseling, provider/ konselor perlu


memerhatikan hal-hal berikut:
a. Tingkah laku nonverbal
Bahasa tubuh, tatapan mata, maupun nada/intonasi suara, semuanya
merupakan indicator penting untuk mengetahui apa yang telah terjadi pada
diri seseorang. Indicator lain dari tingkah laku nonverbal adalah jangka
waktu (tempo bicara, reaksi yang terselubung, masa diam saat
pembicaraan maupun gerak- gerakan fisik). Contoh tingkah laku
nonverbal antara lain sentuhan, posisi tubuh, kontak mata, ekspresi wajah
(raut muka). Posisi tubuh layak mendapat perhatian khusus, seperti
misalnya postur kepala dan tubuh, cara dan tempat seseorang duduk atau
berdiri serta cara menggerakkan anggota badan.
b. Tingkah laku verbal
Tingkah laku verbal adalah semua suara suara bermakna dari
konselor/klien. Termasuk juga ungkapan- ungkapan seperti penjelasan
secara rinci, saling memberi atau saling memuji atau pertanyaan langsung.
Begitu juga mengenai kapan klien beralih topic dan apa saja kata-kata
kunci yang dikatakan oleh klien.
c. Kesenjangan
Seorang pewawancara yang jeli dalam pengamatannya akan mengenali
jika terjadi ketidaksesuaian antara tingkah laku verbal dan nonverbal klien,
antara dua pernyataan, atau antara apa yang dikatakan dan apa yang
dilakukan. Hal ini tidak saja penting untuk mengamati orang lain, tetapi

37
juga dalam mengamati/ menilai diri kita sendiri. Selama proses konseling,
konselor perlu mengamati tingkah laku verbal dan nonverbal klien untuk
mengidentifikasi peran-peran yang tidak sejalan (kesenjangan).

Mengapa memantapkan hubungan baik itu penting dilakukan oleh konselor?


Karena keterampilan memantapkan hubungan baik dengan klien merupakan dasar
dari proses pemberian bantuan. Tanpa hubungan yang baik, klien tidak akan
memahami informasi yang telah diberikan, sekali pun konselor menggunakan alat
bantu pengambilan keputusan.
Ada tiga hal penting yang perlu dilakukan untuk memantapkan hubungan baik
dengan klien yaitu:
a. Menunjukkan penerimaan klien seperti apa adanya sehingga klien akan lebih
banyak bicara dibandingkan konselor.
b. Menjalin kerja sama dengan klien.
c. Memberikan respon yang positif berupa pujian dan dukungan

Yang dimaksud dengan pujian adalah mengungkapkan persetujuan atau


kekaguman sehingga mendorong tingkah laku yang baik, penghargaan terhadap
tindakan/usaha yang dilakukan klien dengan baik. Sedang yang dimaksud dengan
dukungan adalah memberi dukungan, kepercayaan dan harapan. Konselor
mengungkapkan kata-kata agar klien tahu bahwa konselor percaya klien dapat
mengatasi masalah dan membantu klien mengatasi masalah.

Catatan:
a. Contoh- contoh respon positif yang mendukung klien adalah:
1) Menyalami dengan ramah
2) Bersabar
3) Jangan memotong pembicaraan, hargai klien sebagai sesama manusia
4) Tersenyum, gunakan kontak mata
5) Jangan membicarakan klien-klien lain
6) Hindari melakukan penilaian

38
7) Mendengarkan dengan penuh perhatian
8) Menggunakan pertanyaan- pertanyaan terbuka
9) Melakukan refleksi/ pharaphrasing
10) Menanyakan alas an kedatangan klien

b. Klien perlu mengetahui bahwa petugas konseling telah mendengarkan apa


yang klien katakan, mengetahui maksud klien dan merasakan hal- hal yang
dialami klien

c. Yang termasuk ke dalam hal- hal pendukung adalah berbagai aspek verbal dan
nonverbal dari petugas konseling KB-KR yang dapat digunakan untuk
melanjutkan pembicaraan dengan klien. Termasuk di sini, anggukan kepala,
gerakan tangan yang terbuka, kata-kata seperti “hemm… heemmm” dan
pengulangan kata- kata penting yang telah diucapkan oleh klien. Membuat
pernyataan- pernyataan yang positif dapat membantu petugas konseling untuk
berpikir baik mengenai diri klien. Saat klien berada dalam keadaan kritis,
teknik ini dapat membantu klien mengontrol keadaan mereka. Hindari
penggunaan ungkapan- ungkapan yang menyanjung yang tidak tepat pada
tempatnya.

Contoh pujian, dukungan dan penentraman hati:


Pujian : “hari ini anda kelihatan segar/sehat sekali.”
Dukungan : “anda melakukan hal yang tepat dengan datang ke sini.”

Penentraman hati : “banyak orang yang prihatin akan hal itu. Tetapi dengan
mengidap HIV positif tidak berarti bahwa anda akan
meninggal hari ini.”

39
Petugas konseling KB-KR di lapangan yang di lingkungan kerjanya menghargai
semua klien, merupakan petugas yang sukses. Hasil studi mengutarakan bahwa
klien akan merasa lebih puas dengan pelayanan jika para staf menghargai dan
bersikap ramah terhadap mereka.

2. Ketrampilan Mendengar Efektif


Dalam proses konseling hendaknya mempergunakan kalimat-
kalimat/menyampaikan ucapan yang bersifat mendorong klien untuk banyak
berbicara dan jangan memotong pembicaraan klien. Sebab seringkali pembicaraan
yang terpotong adalah merupakan informasi penting yang diperlukan dalam
proses pengambilan keputusan. Ucapan-ucapan yang bersifat memotong
pembicaraan tidak menunjukkan rasa hormat kepada klien sehingga klien akan
merasa tidak nyaman.

Maka untuk mewujudkan agar klien merasa nyaman dalam proses konseling,
konselor harus mempunyai ketrampilan mendengar dengan baik. Karena sering
kali terjadi bahwa konselor mendengarkan klien, namun tidak benar-benar
mendengarkan klien dengan baik. Sebab dapat dikatakan mendengar dengan baik
(aktif), konselor harus mampu melakukan refleksi isi dan refleksi perasaan.
Karena pada prakteknya biasanya klien kita tidak dapat mengungkapkan perasaan
mereka secara bebas, namun ungkapan perasaaan klien tersebut dapat ditangkap
dari intonasi suaranya, raut wajahnya maupun bahasa tubuhnya. Kalau klien tidak
secara verbal mengungkapkan perasaannya tetapi secara non verbal perasaan itu
akan terlihat, sehungga konselor dapat memberitahukan kepada klien apa yang dia
ketahui mengenai perasaan klien. Contoh: Jika klien terlihat bingung, konselor
dapat mengatakan, “anda kelihatannya bingung.” Inilah yang disebut dengan
refleksi perasaan. Dalam melakukan konseling mendengar saja tidak cukup untuk
menunjukkan kepada klien bahwakonselor benar-benar mengerti apa yang
diucapkan klien, konselor perlu mengecek benar tidaknya hal-hal yang kita dengar
dengan apa yang dimaksud oleh klien. Untuk itu konselor tidak diam mendengar,
tetapi menyimak dengan melakukan refleksi atau mengungkapkan kembali inti

40
kata-kata klien, sehingga apa yang ingin ia sampaikan dapat kita tangkap secara
tepat. Dengan pengertian itu bisa dikatakan bahwa refleksi merupakan salah satu
ketrampilan mendengar efektif.
Melakukan refleksi yang akurat dan mengakui perasaan yang dirasakan klien,
merupakan hal yang sangat perlu dan penting di dalam proses konseling. Sebelum
klien siap dan mau mengatasi situasinya, mendengarkan pilihan-pilihan, dan
mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi, ia harus terlebih dahulu
percaya bahwa konselor mendengarkan dan mengerti akan perasaan, kepentingan
individu dan keprihatinannya.

Dalam teori konseling, refleksi dibedakan menjadi 2 yaitu refleksi isi dan
perasaan.
a. Refleksi isi (pharaphrasing ).
Merefleksi isi percakapan klien adalah mengingkapkan tentang inti dari apa
saja yang baru dikatakan klien dengan cara meringkas dan memperjelas
pendapat klien. Merefleksi isi tidak sama dengan membeo karena refleksi isi
menggunakan sebagian dari kata-kata konselor yang ditambah dengan kata-
kata inti klien.
Merefleksi isi mencakup:
1) Penggunaan cabang kalimat, seperti, “anda mengatakan……”
2) Keterangan kunci dan pokok yang digunakan oleh klien untuk
memperjelas situasi atau seseorang. Gunakanlah kata-kata yang digunakan
oleg klien mengenai hal terpenting yang ingin diutarakannya.
3) Inti dari apa yang telah dikatan oleh klien dalam bentuk yang singkat.
4) Pengecekan secara akurat. Apakah saya mendengarkan klien dengan
benar.

Contoh:
Klien : “Saya tidak tahu apa yang terjadi, hari ini saya merasa
tidak enak

41
badan.”
Konselor : “Anda merasa sakit dan bingung karena hal ini?”

b. Refleksi Perasaan
Refleksi isi merupakan refleksi dari inti ucapan yang baru saja dikatakan
klien, sedangkan refleksi perasaan menyangkut emosi klien dan umpan balik
inti dari perasaaan klien yang telah teramati oleh petugas konseling.
Mengenali perasaan klien dan membantu klien untuk memperjelas perasaan
itu bisa menjadi satu hal yang sangat berguna. Saat konselor mereleksi
perasaan, konselor menambahkan refleksi isi dengan kondisi emosi klien yang
konselor tangkap, baik dari aspek verbal maupun non verbal yang ditampilkan
oleh klien. Hal ini menunjukkan kesadaran konselor tentang kesadaran
perasaan klien.
Contoh Kasus:
Saya benar-benar merasa ketakutan saat ini. Saya telah 2 tahun menopause,
tetapi dalam 3 bulan terakhir ini saya mengalami perdarahan yang cukup
banyak. Teman saya mengatakan bahwa hal itu bukan merupakan sesuatu
yang harus dicemaskan, karena kondisi demikian memang biasa terjadi pada
awal-awal menopause yang akan hilang jika saya minum jamu secara teratur.
Kakak saya mengatakan bahwa perdarahan yang terjadi setelah menopause
dapat merupakan salah satu gejala adanya kanker dalam rahim saya,
sedangkan suami saya kurang menanggapi keluhan saya. Apakah saya harus
segera ke Dokter? Saya sangat bingung dan kesal serta tidak tahu harus
berbuat apa.

Kemungkinan Tanggapan:
Refleksi perasaan : Kelihatannya ibu sedang merasa cemas dan
bingung

42
Refleksi isi : Ibu merasa tidak tahu harus berbuat apa kaena
berbagai keadaan dan pendapat tentang perdarahan
yang sedang ibu alami?
Seringkali kita tidak memisahkan (tapi menggabungkan) refleksi isi dan
perasaan.

Contoh refleksi (isi dan perasaan): Ibu sedang merasa cemas dan bingung
tidak tahu harus berbuat apa karena berbagai keadaan dan pendapat tentang
perdarahan yang sedang ibu alami.

Tips Mendengar Aktif:


a. Terima klien apa adanya, hargai klien sebagai individu yang berbeda dari
individu lainnya.
b. Dengarkan apa yang dikatakan klien dan juga bagaimana ia mengatakan
hal itu. Perhatikan intonasi suara, pemilihan kata, ekspresi wajah dan
gerakan-gerakan tubuh.
c. Tempatkan diri pada posisi klien selama mendengarkan.
d. Beri waktu pada klien untuk berpikir, bertanya dan berbicara, sesuaikan
dengan kecepatan klien.
e. Dengarkan klien dengan seksama, jangan berpikir apa yang akan anda
katakana selanjutnya.
f. Lakukan pengulangan/refleksikan apa yang ada dengar, sehingga baik
anda maupun klien anda tahu bahwa anda telah paham.
g. Duduk menghadap klien dengan nyaman, hindari gerakan yang
mengganggu, tatap dan perhatikan klien ketika berbicara.
h. Tunjukkan tanda perhatian verbal (hmm, ya, lalu, terus, oh… begitu) dan
non verbal (sesekali mengangguk).

3. Keterampilan bertanya efektif


Dari hasil pelayann KB menunjukkan bahwa petugas konseling KB memiliki
kecenderungan untuk menanyakan berbagai macam pertanyaan secara sekaligus

43
sebelum memberi kesempatan kepada klien untuk memberikan tanggapan, yang
seharusnya hanya menanyakan pertanyaan satu persatu. Hal ini membatasi
partisipasi klien di dalam konseling yang berarti juga petugas konseling KB tidak
bisa menyerap semua informasi yang mungkin mereka butuhkan untuk membantu
klien untuk membuat keputusan.

Kemudian studi interaksi klien provider yang dilakukan pada tahun 1997 hasilnya
menyatakan bahwa provider mempunyai kecenderungan untuk lebih
menggunakan pertanyaan- pertanyaan tertutup atau pertanyaan yang mengarahkan
ke dalam konseling, hal ini membatasi kesempatan klien untuk berbagi informasi
serta menyatakan pendapat dan perasaannya. Pada dasarnya bahwa jenis- jenis
pertanyaan dapat dikelompokkan menjadi pertanyaan tertutup dan terbuka.
berbeda dengan pertanyaan tertutup yang bisa dijawab singkat, pertanyaan terbuka
adalah pertanyaan yang memungkinkan adanya beragai macam jawaban. Jenis
pertanyaan terbuka biasanya memakai kata Tanya “Bagaimana” atau “Apa”. Cara
yang efektif untuk bertanya adalah dengan menggunakan pertanyaan terbuka juga
perlu digunakan nada suara yang menunjukkan minat dan perhatian. Pertanyaan
tertutup menghasilkan jawaban “Ya” atau “Tidak”, pertanyaan jenis ini berguna
untuk mengumpulkan informasi yang factual (biasanya dilakukan pada awal
percakapan) namun tidak menciptakan suasana nyaman. Dengan menggunakan
sejumlah pertanyaan tertutup petugas konseling membatasi jalannya percakapan,
klien hanya akan memberikan informasi yang bersangkut paut dengan pertanyaan
yang diajukan oleh petugas konseling. Sedangkan pertanyaan terbuka akan
memberikan kebebasan atau kesempatan kepada klien dalam menjawab dan
kemungkinan partisipasi aktif klien dalam percakapan.

Selain dua jenis pertanyaan tersebut di atas masih ada dua jenis pertanyaan lagi
yaitu pertanyaan yang mengarahkan dan pertanyaan mendalam. Tapi perlu
diketahui bahwa jenis pertanyaan mengarahkan tidak akan pernah cocok

44
digunakan dalam konseling, karena berfungsi sebagai penutup pintu dan tidak
mendorong klien untuk mengatakan apa yang benar- benar dirasakannya.

Contoh pertanyaan:
Tertutup : Berapa putra ibu?
Apakah ibu sudah ikut KB?
Berapa usia ibu?
Kenapa ibu periksa ke dokter?
Terbuka : Coba ibu ceritakan apa yang dikatakan dokter saat ibu
periksa?
Bagaimana pendapat ibu mengenai ASI eksklusif?
Apa yang mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilan?
Mendalam : Apa yang telah ibu ketahui tentang IUD?
Apakah maksud ibu dengan pendarahan yang menakutkan
itu?
Mengarahkan : Apakah tidak sebaiknya ibu menggunakan IUD?
Bagaimana kalau ibu menggunakan susuk KB saja?

Di bawah ini adalah tabel jenis pertanyaan dan kegunaannya

Tabel Jenis pertanyaan dan kegunaannya


JENIS KEGUNAAN CONTOH
Pertanyaan Untuk menanyakan “Berapakah jumlah anak ibu?”
Tertutup riwayat kesehatan “Apakah ibu bekerja?”
data diri “Apakah ibu pernah memakai alat KB
sebelumnya?”

Pertanyaan Untuk mempelajari “Coba ibu ceritakan, Apa yang ibu rasakan saat
Terbuka perasaan, memakai IUD?”
kepercayaan dan “Bagaimana pendapat suami dengan keputusan
pengetahuan klien ibu untuk melakukan tubektomi?”

Pertanyaan Untuk menanggapi “Apa yang ibu ketahui tentang IUD?”


Mendalam pertanyaan klien “Apa yang ibu ketahui tentang ASI Eksklusif?”

Pertanyaan Tidak tepat “Apakah tidak sebaiknya ibu menggunakan IUD


Mengarahkan digunakan saja?”
(bersifat “Tentunya ibu tidak ingin memiliki anak ketiga
sugestif) setelah ini, kan?”

45
Tips bertanya efektif
a. Gunakan intonasi suara yang menunjukkan perhatian, minat dan keakraban
b. Gunakan kata- kata yang dipahami klien
c. Ajukan pertanyaan satu- persatu. Tunggu jawabn dengan penuh minat, jangan
memotong
d. Gunakan kata- kata yang mendorong klien tetap berbicara seperti “dan?”
“apa?” “bagaimana?” “lalu?” “maksudnya?”
e. Bila harus menanyakan hal- hal yang bersifat pribadi jelaskan mengapa hal
itu perlu ditanyakan
f. Hidari penggunaan kata Tanya “ mengapa”. Karena kemungkinan klien dapat
merasa “disalahkan”
g. Ajukan pertanyaan yang sama dengan berbagai cara bila klien belum paham
h. Hindari pertanyaan yang mengarahkan
i. Gunakan pertanyaan terbuka karena lebih efektif daripada pertanyaan
tertutup

4. Keterampilan membantu klien dalam mengambil keputusan


Proses konseling sudah kita lalui, maka sampailah pada langkah terahir yaitu
membantu atau membimbing klien dalam pengambilan keputusan. Perlu diketahui
bahwa setiap keputusan yang akan kita buat bersifat kompleks, terdapat banyak
factor dan perasaan yang tercakup di dalamnya, keputusan- keputusan mungkin
diambil berdasarkan alas an tertentu. Adapun factor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan adalah:
a. Keadaan Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami tubuh, seperti rasa sakit, tidak nyaman atau
nikmat. Orang akan menghindari pilihan yang menimbulkan rasa sakit dan
cenderung memilih sesuatu yang memberikan rasa nikmat/nyaman.
b. Emosi
Didasarkan pada perasaan. Orang akan bereaksi terhadap suatu situasi secara
subjektif, demikian pula dalam membuat pilihan/ keputusan

46
c. Rasio/ akal
Didasarkan pada pengetahuan dan penalaran. Orang bisa memutuskan semata
berdasarkan informasi yang dipahaminya dengan berbagai konsekuensi yang
masuk akal baginya
d. Pertimbangan praktis
Didasarkan pada pertimbangan kepraktisan dalam menjalankan pilihan/
keputusan. Orang menilai potensi, kemampuan dan kepercayaan dirinya dalam
menindaklanjuti pilihan tersebut.
e. Hubungan interpersonal
Didasarkan pada hubungan social yang terkait dengan keputusan tersebut.
Keputusan yang dapat merusak hubungan dengan orang lain yang dianggap
penting akan cenderung dihindari dan sebaliknya
f. Kondisi structural
Didasarkan pada lingkup social, ekonomi dan politik lingkungan luas ini bisa
mendukung atau menolak suatu keputusan yang diambil seseorang

Pengambilan keputusan di samping dipengaruhi factor tersebut di atas, juga


dikenal ada beberapa tipe dalam pengambilan keputusan

Tipe- tipe pengambilan keputusan:


a. Pengambilan keputusan karena ketidaksanggupan
b. Penambilan keputusan intuitif
c. Pengambilan keputusan yang terpaksa
d. Pengambilan keputusan yang reaktif
e. Pengambilan keputusan yang ditangguhkan
f. Pengambilan keputusan secara berhati-hati

Proses pengambilan keputusan untuk pemilihan metode KB hendaknya


memerhatikan factor- factor dan tipe- tipe yang mempengaruhi pengambilan
keputusan secara tepat tersebut, yaitu secara rasional dan berhati- hati yang

47
didasarkan pada pengetahuan, kenyataan- kenyataan dan juga mempertimbangkan
semua pilihan.
Kebutuhan kilen telah diungkapkan dan dinyatakan secara jelas, selanjutnya
konselor sampai pada kegiatan membantu klien dalam membuat keputusan
tentang pemilihan metode KB atau mengatasi masalah KB. Konselor akan
membantu klien memberikan informasi yang tepat untuk pengambilan keputusan,
tetapi akhirnya pengambilan keputusan adalah merupakan tanggung jawab klien.
Untuk mempermudah konselor dalam membimbing konselor dalam membimbing
klien dalam pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan teknis 4K.

4K proses pengambilan keputusan


a. Kondisi masalah yang dihadapi
Apa masalahnya, ruang lingkupnya dan tujuan yang hendak dicapai dengan
keputusan yang akan diambil
b. Kemungkinan pilihan atau alternative keputusan
Cari kemungkinan sebanyak mungkin pilihan- pilihan. Kalau pilihannya
hanya satu berarti melakukan motivasi
c. Konsekuensi dari setiap pilihan yang ada
Setiap pilihan selalu mengandung konsekuensi baik yang positif maupun yang
negative
Timbang tiap pilihan sesuai kondisi masalah factor- factor berpengarih akan
secara otomatis masuk ke dalam pertimbangan ini hingga menghasilkan
prioritas pilihan
d. Keputusan dan tinjau kembali apakah keputusan itu
Tinjau kembali apakah keputusan itu sudah merupakan pilihan terbaik bagi
kita

48
BAB VI
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SEKITAR KITA

A. Latar Belakang
Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (2014), pengguna telepon
seluler di Indonesia telah mencapai lebih dari 84% jumlah penduduknya.
Penetrasi telepon genggam begitu tinggi ditunjang oleh biaya produksinya
yang semakin rendah dan persaingan pasar yang luar biasa antara produsen
telepon genggam. Data yang sama menyebutkan bahwa ada banyak orang di
Indonesia yang memiliki lebih dari satu telepon genggam, bahkan dua atau tiga
telepon genggam sekaligus.

Data lain yang dikeluarkan oleh Google pada tahun 2013 menyatakan bahwa
rata- rata orang Indonesia mengecek telepon genggam yang dimilikinya
sebanyak 150 kali per hari dan tidak bisa berpisah jauh darinya lebih dari 1,5
m. Telepon genggam telah menjadi sebuah alat komunikasi dan informasi yang
luar biasa pemanfaatannya.

Data pada tahun 2015 oleh e-Marketer, yang juga digunakan sebagai dasar oleh
Google, menyebutkan bahwa pada tahun 2018 akan ada 100 juta pengguna
smartphone (telepon pintar) di Indonesia. Ini berarti lebih dari 1/3 populasi di
Indonesia. Data ini tentu akan jauh lebih besar ketika kita memperhitungkan
penduduk Indonesia yang menggunakan teknologi seluler termasuk
featurephone atau basic phone. Jumlahnya disinyalir lebih besar dari 282 juta
(lebih dari jumlah populasi rakyat Indonesia).

Data-data di atas menunjukkan pada kita bahwa

1. Telepon seluler semakin menjadi salah satu barang kebutuhan yang


keberadaannya umum dimiliki oleh keluarga di Indonesia.
2. Sebuah keluarga di Indonesia memiliki setidaknya satu akses terhadap
telepon genggam.

49
3. Telah terjadi pergeseran atas penggunaan telepon genggam menjadi lebih
dari sekedar alat komunikasi, namun juga alat informasi. Jika sebelumnya
peranan informasi dikuasai oleh jalur informasi konvensional, seperti TV,
radio, publikasi cetak, dan pertemuan-pertemuan tatap muka langsung, kini
jalur- jalur komunikasi dan informasi ini berbagi tempat dengan telepon
genggam, media sosial, media online, dan internet.
4. Selain itu, jika sebelumnya penyebaran informasi dan komunikasi bersifat
sentral/terpusat, kini sumber informasi terdistribusi ke tangan-tangan
pengguna telepon dan internet. Setiap orang dapat menggunakan telepon
genggamnya dan koneksi internet yang dimilikinya untuk menyampaikan
sesuatu kepada orang lain dan berdampak massal

B. Perkembangan Teknologi Seluler


Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ini membawa
potensi dan juga tantangan yang luar biasa untuk program Bangga Kencana.
Sebagai potensi, TIK memungkinkan penjangkauan masyarakat secara
langsung dengan pesan yang sama ke masing-masing telepon genggam yang
dimiliki oleh puluhan juta Pasangan Usia Subur (PUS) di Indonesia. Hanya
dengan beberapa langkah sederhana sebuah pesan masal langsung sampai ke
dalam genggaman tangan tiap individu. Namun demikian sebagai tantangan,
TIK juga mengharuskan peningkatan kapasitas pengelola program

KB di lapangan untuk mengoptimalkan alat ini sebagai alat bantu mereka


dalam bekerja. Karena sebaliknya dari pesan yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, pesan yang salah juga dapat dengan
mudah menyebar melalui TIK jika petugas KB di lapangan tidak cukup sigap
dalam melakukan upaya pengkoreksian atau pelurusan informasi.

Berikut adalah perbedaan antara masing-masing jenis telepon seluler yang


beredar di Indonesia hingga kini:1

50
Basic phone: seperti namanya berarti jenis telepon
yang memiliki fungsi paling minimal/basic. Telepon
ini hanya bisa menerima pesan suara dan teks SMS,
serta bebeberapa fungsi bawaan seperti kalkulator atau
kalender. Contohnya adalah Nokia 1100.

Feature phone: satu tahap di atas basic phone, dikenal


telepon jenis feature phone. Lagi-lagi seperti namanya,
telepon ini memiliki beberapa tambahan fitur diluar
audio dan teks yang dimiliki oleh telepon basic.
Telepon jenis ini bisa terhubung dengan internet, sudah
bisa melakukan browsing di internet, bisa
menggunakan aplikasi-aplikasi java, seperti games,
memutar dan mengirim video singkat dan gambar.
Contohnya adalah Noia 5130.

Smartphone: jenis telepon diatas feature phone dan


saat ini merupakan telepon yang paling canggih yang
beredar di pasaran. Fitur yang membedakannya dengan
feture phone biasanya adalah layar sentuh yang
dimiliki oleh smartphone, wifi dan GPS yang
terintegrasi yang jauh lebih canggih dan sangat spesifik
dibandingkan featurephone, layar yang lebih besar
dengan aplikasi antar muka/interface grafis yang lebih
baik. Secara singkatnya tidak berlebihan jika dikatakan
smartphone dapat berfungsi seperti layaknya komputer
saku.

C. Pemanfaatan Teknologi Seluler


BKKBN menyadari bahwa perubahan lingkungan eksternal telah membawa
konsekuensi pada berubahnya cara bekerja di lapangan. Dalam upaya untuk
mempersiapkan petugas lapangan dengan sebaik-baiknya, BKKBN melalui
DAK melakukan pengadaan smartphone untuk Penyuluh KB sejak Tahun
2016.

PKB dan Penyuluh KB dituntut lebih profesional dan mempunyai kompetensi


dalam memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat dan juga
pembinaan IMP dan PPKBD dengan mengoptimalkan seluruh potensi TIK
yang ada.

51
Oleh karena itu, Penyuluh KB perlu dibangun kapasitasnya untuk dapat secara
optimal mengoperasikan smartphone dan aplikasi yang dimilikinya sehingga
mampu menggunakannya sebagai alat bantu mereka di lapangan dalam
menyampaikan informasi yang akurat tentang kontrasepsi. Bahan ajar Aplikasi
Penyuluh KB ini disusun sebagai materi Diklat Dasar Fungsional Penyuluh KB
dan dapat dijadikan referensi bagi Penyuluh KB dalam memberikan informasi
kepada Pasangan Usia Subur (PUS) secara langsung maupun sebagai alat
dalam membina IMP, PPKBD, dan Sub PPKBD, termasuk Kader maupun
Motivator sehingga pada gilirannya mereka mampu menyampaikan informasi
yang akurat ke PUS. Hal ini penting, karena disisi yang lain, Penyuluh KB juga
mengalami penurunan jumlah yang signifikan dilapangan sehingga
mewajibkan mereka untuk secara optimal menggerakan lini bawah dari
berbagai unsur untuk kegiatan promosi KB.

Pada bagian ini peserta pelatihan akan mendapatkan pengetahuan terkait tata
cara mendapatkan Aplikasi Penyuluhan KKBPK, bagaimana mengunduhnya
secara mandiri, kemudian peserta pelatihan juga diharapkan dapat memahami
peruntukan seluruh menu yang ada di dalam aplikasi ini dan sekaligus mampu
mengoperasikannya/menggunakannnya sesuai kebutuhan mereka sebagai
penyuluh dan pembina.

Pada Tahun 2015, BKKBN bersama dengan Johns Hopkins Center for
Communication Programs (CCP), melalui sebuah program bernama PilihanKu,
meluncurkan dua buah aplikasi percontohan untuk penyuluhan KB yang
berbasis pada teknologi seluler dan pemanfaatan media sosial. Aplikasi ini
dikenal dengan nama 1) Aplikasi PilihanKu yang diujicobakan pada 600 kader
dari Organisasi Masyarakat Muslimat dan Aisyiyah dan 2) Aplikasi SKATA
yang diluncurkan di bulan Oktober 2015 di berbagai platform Android, iOS,
dan website serta saat ini sudah memiliki ratusan ribu pengunjung dan
pengunduh (orang yang men-download).

52
Aplikasi Pilihanku digunakan oleh para Kader/Motivator di lapangan untuk
menyampaikan manfaat Keluarga Berencana dan berbagai macam informasi
terkait metode kontrasepsi dalam berbagai forum dan kesempatan, baik itu
dalam forum kelompok maupun pertemuan tatap muka antara individual.
Melalui aplikasi yang dimasukkan (install) ke dalam perangkat Tablet, Kader
dapat memainkan video penunjang, mengakses informasi akurat tentang cara
kerja sebuah metode kontrasepsi, serta meningkatkan kapasitas diri melalui
akses terhadap berbagai macam publikasi. Aplikasi ini bersifat offline, yang
artinya, dapat diakses tanpa membutuhkan koneksi internet.

Aplikasi SKATA adalah sebuah aplikasi publik yang dapat diakses secara
gratis melalui Apps Store, Play Store, seperti ketika kita mengunduh aplikasi
WhatsApp. Aplikasi SKATA juga tersedia dalam bentuk layanan website, dan
juga dilengkapi dengan kanal sosial media, seperti Facebook, Twitter,
Instagram dan YouTube.

Aplikasi ini berisikan seluruh informasi terkait perencanaan keluarga,


kontrasepsi, dan kesehatan reproduksi. Aplikasi ini menyediakan informasi
yang akurat dan praktis sekaligus menghubungkan PUS dengan layanan
kesehatan yang ada di sekitarnya melalui sebuah fitur yang diberi nama Cari
Bidan. Aplikasi ini bersifat online dan diupdate/diperharui secara reguler setiap
harinya.

D. Daftar Aplikasi yang Bermanfaat untuk Penyuluh KB


Berikut ini adalah Sebelas (11) aplikasi yang ada dan dapat dimanfaatkan oleh
Penyuluh KB BKKBN, baik dalam fungsinya untuk kepegawaian, maupun
dalam fungsinya sebagai Penyuluh KB dan memerlukan bahan konten
pengayaan diri dan rujukan ketika berinteraksi dengan PUS. Sebelas aplikasi
tersebut adalah sebagai berikut:

53
1. Aplikasi SIMSDM - Untuk databasis kepegawaian.
2. Aplikasi SIPP - Untuk informasi pendapatan pegawai.
3. Aplikasi Sertifikasi PKB - Untuk pemetaan kompetensi PKB.
4. Aplikasi E-Visum - Untuk pelaporan kegiatan Operasional dan
Penyuluhan.
5. Aplikasi SIGA - Untuk monitoring kinerja Program Bangga Kencana.
6. Aplikasi Kampung KB - Untuk monitoring perkembangan Kampung KB.
7. Aplikasi Penyuluhan - Untuk media Penyuluhan PKB.
8. Aplikasi SKATA - Untuk informasi program KB.
9. Aplikasi Orangtua Hebat - Untuk Informasi menjadi orangtua hebat.
10. Aplikasi GenRe - Untuk Informasi program GenRe dan Lokasi PIK.
11. Aplikasi Lansia Tangguh - Untuk Informasi Lansia Tangguh.

Rata-rata aplikasi ini berbasis web/dapat diakses melalui web, kecuali dari
aplikasi Orang Tua Hebat, Lansia Tangguh, GenRe, dan SKATA yang dapat
diakses di Play Store, serta aplikasi Penyuluhan KKBPK yang mesti diinstall
secara manual.

Selain dari aplikasi-aplikasi yang telah dikembangkan diatas, berikut ini juga
adalah aplikasi gratis yang dapat diunduh secara bebas di Play Store dan App
Store yang perlu diketahui oleh Penyuluh KB untuk dapat dimanfaatkan dalam
mendukung kinerja di lapangan. Aplikasi ini adalah aplikasi yang sangat
populer dan sudah banyak digunakan di seluruh dunia.

No Nama Penjelasan
Aplikasi
1 Files go (by Aplikasi khusus yang akan memburu berbagai berkas
Google) yang tidak dibutuhkan, seperti foto, chache dan file lain
yang tidak dibutuhkan. Files go tidak perlu menghapus
satu persatu file, namun bisa sekaligus dengan
rekomendasi dari aplikasinya.
Sangat membantu untuk smartphone yang memiliki
internal storage kecil.

54
No Nama Penjelasan
Aplikasi
2 WPS Notes Aplikasi tersimpel untuk membuat catatan, to-list,
pengingat kerja dan hal lainnya.

3 Facebook Aplikasi media sosial yang berguna untuk menyebarkan


sebuah informasi dan berinteraksi dengan sesama
penggunanya, keunggulannya terdapat banyak sekali
fitur dan pilihan dalam mempublikasikan sebuah
postingan.

4 Kurio Aplikasi paling baik untuk mendapatkan berita


terupdate. Memiliki kategori berita yang sangat
beragam.

5 Instagram Salah satu aplikasi media sosial yang berbasis foto dan
video. Baik untuk digunakan untuk menyebarkan
informasi atau membagikan kegiatan sehari-hari.

6 WhatsApp Aplikasi chat yang sangat baik dan cepat. Menyediakan


fitur-fitur yang memudahkan untuk berkirim pesan,
gambar dan berkas.

7 Line Salah satu aplikasi chat yang memiliki keunggulan fitur


tentang berita terupdatenya yaitu line today. Berita
terupdate tersebut langsung dikirimkan layaknya
mendapatkan chat.

8 UC Browser Aplikasi browser yang paling ringan dan cepat.


Ragamnya fitur yang ditawarkan dan kemudahan dalam
mengoperasikannya menjadikan aplikasi ini lebih baik
dibanding dengan aplikasi browser lainnya.

9 WPS Office Sebuah aplikasi yang berguna untuk membuka,


mengedit dan menyimpan file-file office. Simpel dan
mudah digunakan.

10 MX Player Salah satu aplikasi pemutar video yang paling baik dan
layak untuk dijadikan pemutar video default. Dapat
membaca segala macam format video.

11 Google Maps Aplikasi yang sangat berguna untuk penunjuk arah.

12 Gmail App Merupakan sebuah aplikasi email yang sangat


berguna untuk membuka email, membalas dan
menyimpan. Perlu dipahami aplikasi ini hanya
untuk email dengan basis gmail.

55
56
BAB VII
APLIKASI PENYULUHAN KKBPK

A. Manfaat Aplikasi Penyuluhan KKBPK


Pada bagian manfaat Aplikasi Penyuluhan KKBPK akan disampaikan beberapa
manfaatnya bagi Penyuluh KB, yaitu:

a. Menggunakan Aplikasi Penyuluhan KKBPK berarti Penyuluh KB memiliki


akses terhadap alat-alat penyuluhan audio dan video untuk melakukan
tugasnya. Ini berarti Penyuluh KB tidak hanya terbatas pada teks saja.
Gambar dan video dipercaya memiliki tingkat pengaruh yang jauh lebih
tinggi daripada penggunaan teks dalam konteks memberikan keyakinan dan
pemahaman baru. Kekuatan video adalah pada dilibatkannya panca indera
sebagai input seseorang belajar dan emosi yang ditimbulkannya (rasa riang,
hormat, sedih/haru, dll).
b. Dengan menggunakan Aplikasi ini, seluruh dokumen penunjang dan
publikasi yang berjumlah ratusan dan ribuan dapat disimpan, diakses, dan
kemudian digunakan untuk diperlihatkan secara mudah hanya dengan
beberapa langkah sederhana.
c. Penyuluh KB juga tidak harus membawa-bawa semua alat bantu yang
dimilikinya dan bahkan dapat memperlihatkan testimoni seseorang dan
menggunakan pendapat ahli tanpa harus menghadirkan ahli tersebut secara
langsung.

B. Fitur Aplikasi KKBPK


Aplikasi Penyuluhan KKBPK dan perangkat teknologi yang dimiliki penyuluh
KB adalah alat bantu dalam bekerja. Sebagai alat bantu, perangkat dan
aplikasinya tidak boleh menggantikan peran dan fungsi interaksi antara
penyuluh dan masyarakat/PUS yang sedang dihadapinya. Interaksi antara
manusia harus tetap terjadi dalam proses penyuluhan, itu berarti Penyuluh KB
tidak boleh hanya mengandalkan alat bantu dan tidak mengindahkan pola-pola
komunikasi aktif, mendengarkan dengan baik, menghargai PUS, dan berdialog
secara terbuka. Seringkali tanpa disadari, ketika memiliki alat bantu, Penyuluh
KB dapat tergoda untuk memfokuskan diri pada penggunaan TIK-nya dan

57
kemudian melupakan interaksi yang seharusnya dibangun antara penyuluh dan
masyarakat yang disuluh.

Sebaiknya, bahkan, sebelum menggunakan alat bantu aplikasi ini, mintalah ijin
pada PUS yang sedang dihadapi bahwa Penyuluh KB akan menggunakan alat
bantu aplikasi dan jelaskan bahwa dengan alat bantu ini, PUS akan
mendapatkan informasi yang komprehensif, akurat, dan dapat dipercaya. PUS
juga dapat melihat video cara kerja dan testimoni metode kontrasepsi dari
mereka yang sudah menggunakan dan tenaga kesehatan.

Selain itu, untuk memastikan kelancarkan proses penyuluhan, Penyuluh


KB juga harus memastikan bahwa dirinya sudah mahir menggunakan alat
bantu ini dan tidak tersendat-sendat dalam mengoperasikannya. Umumnya
kendala seperti ini muncul karena Penyuluh KB belum terbiasa menggunakan
aplikasinya. Beberapa contoh masalah yang umumnya misalnya adalah
Penyuluh KB tidak bisa mengakses fitur yang dibutuhkan atau lupa dimana
informasi tertentu disimpan. Hal-hal seperti ini dapat dihindari dengan melatih
diri untuk menggunakan aplikasi ini dengan sebaik-baiknya. Di awal-awal,
Penyuluh KB dapat meluangkan waktu setidaknya 10 menit setiap hari untuk
melihat-melihat informasi apa saja yang dapat digunakan di Aplikasi KKBPK.
Jika dilakukan dengan rutin, tentunya Penyuluh KB akan cepat merasa terbiasa
dan tidak lagi bingung ketika mengoperasikan aplikasi Penyuluhan KKBPK.

Penyuluh KB seyogianya merasa bahwa setiap kali sedang melakukan


penyuluhan itu ibaratnya melakukan pentas di atas panggung, semua hal mesti
dipersiapkan dengan sebaik- baiknya, termasuk cara Penyuluh KB berbicara
dan beraksi. Penonton pentas akan merasa sangat terganggu dan buyar
konsentrasinya ketika pertunjukan tersendat-sendat karena aktor utama tidak
menguasai panggung dengan baik.

Dalam hubungannya dengan mempersiapkan diri sebaik-baiknya ini juga


Penyuluh KB harus memastikan baterai perangkat TIK/smartphone yang
dimilikinya dan akan digunakan sebagai alat bantu telah terisi penuh. Hal ini

58
penting agar proses penyuluhan tidak terganggu oleh masalah-masalah teknis
seperti baterai yang lupa diisi lagi sehingga perangkat lemah, cepat habis
baterainya, atau bahkan tidak bisa dihidupkan sama sekali.

Materi dalam bagian ini akan dimasukkan dalam pelatihan dalam bentuk
penugasan bermain peran. Masing-masing partisipan dapat berlatih bermain
peran sebagai Penyuluh KB dengan menggunakan alat bantu yang dimilikinya.

Aplikasi Penyuluhan KKBPK dapat diakses diseluruh perangkat teknologi yang


Penyuluh KB miliki. Aplikasi Penyuluhan ini telah dibuat responsif terhadap
semua ukuran layar, yaitu ukuran layar telepon genggam normal (4–6,5 inchi)
dan ukuran tablet (diatas 7 inchi), serta ukuran desktop/laptop.

Aplikasi KKBPK terdiri atas 5 fitur, yaitu:


1. Kontrasepsi
2. Konseling
3. Video
4. Perpustakaan
5. Tanya Jawab

C. Tata Cara Instalasi Aplikasi KKBPK


Sebelum memulai installasi Aplikasi, pastikan Anda memiliki:
1. File aplikasi (dengan nama kkbpk- 15.11.2017.apk)
2. Folder dokumen bernama folder KKBPK, yang berisi data video, data
kontrasepsi, data buku, dan data-data konten aplikasi lainnya
3. Perangkat telepon genggam atau tablet android yang minimal masih memiliki
ruang penyimpanan minimal sebesar 250 MB.
4. Kabel data atau kabel OTG. Jika file di atas Anda terima dalam bentuk CD
atau sudah dipindahkan ke dalam komputer, maka Anda akan membutuhkan
kabel data untuk menghubungkan komputer Anda dengan telepon genggam.

59
Namun jika file di atas ada di dalam USB, Anda akan membutuhkan kabel
OTG untuk menghubungkan antara USB dan perangkat telepon.

Tahap Persiapan
1. Pastikan fitur unknown source atau sumber yang tidak dikenal dicentang atau
dihidupkan untuk memberikan ijin kepada aplikasi yang akan dimasukkan ke
dalam perangkat telepon genggam Anda.
Anda bisa menemukan fitur ini di bawah fitur Keamanan. Fitur Keamanan
atau Security sendiri dapat ditemukan di dalam Setting atau Setelan atau
Pengaturan.

2. Pastikan telepon genggam Anda diijinkan untuk membaca kabel OTG dengan
cara menghidupkan fitur OTG (menggeser menjadi on/hidup). Anda bisa
menemukan fitur OTG di bawah fitur Setting atau Setelan atau Pengaturan.
Fitur ini hanya berlaku di beberapa merk telepon genggam.

60
Proses Instalasi
1. Setelah Anda memastikan ini semua, Anda siap untuk memulai instalasi.
Instalasi dari sumber komputer atau USB pada prinsipnya adalah sama. Anda
perlu menemukan dimana file .apk dari Aplikasi KKBPK dan Folder KBBPK
tersimpan untuk kemudian Anda copy paste / pindahkan ke telepon genggam
Anda.
2. Instalasi dari USB:
a. Pasangkan USB ke kabel OTG dan hubungkan ujung satu lagi dengan
telepon genggam Anda.

61
b. Buka file di dalam USB Anda dan copy folder KKBPK dari USB dan
pindahkan ke Internal Storage di telepon genggam Anda

62
c. Setelah menyalin folder data KKBPK , lakukan hal yang sama dengan
file .apk. Pindahkan file .apk ke folder Downloads.

63
d. Setelah selesai klik file . apk untuk mengintall aplikasi

e. Tunggu dan lanjutkan hingga proses instalasi selesai

64
f. Klik Allow / ijinkan untuk membuka aplikasi KKBPK

g. Selamat aplikasi Anda sudah bisa digunakan.

3. Jika Anda melakukan pemindahan file dari computer:


a. Hubungkan antara komputer dan telepon genggam dengan kabel data
b. Buka file di dalam komputer anda dan copy folder KKBPK dan pindahkan
ke Internal Storage di telepon genggam Anda

c. Setelah menyalin folder data KKBPK , lakukan hal yang sama dengan
file .apk. Pindahkan file .apk ke folder Downloads.

65
d. Setelah selesai klik . apk untuk mengintall aplikasi

e. Tunggu dan lanjutkan hingga proses instalasi selesai

66
f. Klik Allow / ijinkan untuk membuka aplikasi KKBPK

g. Selamat aplikasi Anda sudah bisa digunakan.

Instalasi Aplikasi KKBPK pada perangkat komputer (laptop/Desktop)

Aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis desktop untuk system operasi windows
yang berjalan pada spesifikasi minimum Windows 7 sistem operasi Windows
yang berbasiskan 32-bit ataupun 64-bit. Aplikasi ini tidak perlu di installkan
kedalam komputer dan hanya cukup di extract dari file aslinya atau di kopikan
saja folder yang telah di extract sebelumnya.

Berikut langkah-langkahnya:

1. Kopikan file kkbpk-x86-x64.rar kedalam komputer anda. dan letakkan pada


drive C:\

67
2. Letakkan file tersebut pada C:\

3. Extract file tersebut dan tetap letakkan folder dari extract tersebut di C:\

68
4. Masuk kedalam folder yang telah diextract C:\kkbpk-x86-x64 dan temukan
file kkbpk.exe. ini merupakan file untuk menjalankan aplikasi KKBPK pada
desktop. Klik file tersebut untuk menjalankan aplikasi KKBPK.

5. Tekan Allow apabila firewall sistem meminta untuk memberikan otorisasi


akses untuk menjalankan aplikasi ini.

6. Untuk lebih memudahkan dalam memanggil kembali atau mengeksekusi


ulang aplikasi KKBPK ini ada baiknya kita membuat shortcut dari aplikasi
ini dalam bentuk icon pada desktop. Klik kanan pada kkbpk.exe pada
C:\kkbpk-x86-x64\ dan pilih Send to Desktop (create shortcut)

69
7. Maka icon dari aplikasi KKBPK akan dapat ditemukan pada desktop untuk

memudahkan melakukuan eksekusi atau pemanggilan kembali.

D. Cara Menggunakan Aplikasi KKBPK


Begitu terunduh di dalam alat elektronik Penyuluh KB, akan muncul simbol
aplikasi sebagai berikut:

70
Ketika simbol/icon ini diklik atau ditekan/diketuk secara halus akan muncul
layar Home sebagai berikut:

Layar Beranda adalah layar utama. Anda bisa mengakses lima fitur utama
melalui layar ini.
Sesi ini akan membahas masing- masing fitur mulai dari:
1. Kontrasepsi
2. Konseling
3. Video
4. Perpustakaan
5. Tanya Jawab

71
Gunakan selalu simbol ini untuk kembali ke
Beranda atau Home.

Kita akan memulai dengan fitur:


Kontrasepsi.
Pilih fitur ini melalui layar Beranda

72
Anda akan dapat memilih berbagai metode kontrasepsi melalui halaman ini.
Terdapat dua pilihan tampilan: pemilihan metode kontrasepsi dengan cara
menggeser ke kiri dan ke kanan atau pemilihan metode kontrasepsi dengan
menggeser ke atas bawah

Kedua pilihan setelan ini dapat Anda ubah dengan tombol simbol di ujung
kanan atas.

73
Pilihan metode kontrasepsi yang ada meliputi : Implan KB, IUD, Vasektomi,
Tubektomi, SUntik, Kombinasi, SUntik Progestin, MAL, Pil Kombinasi, Pil
Progestin/Mini Pil, Kondom

Kontrasepsi

Tiap metode kontrasepsi akan memuat Tinjauan Umum pada bagian awal
penjelasan. Tinjauan Umum berisi definisi dan informasi umum mengenai
metode yang bersangkutan.

Selanjutnya, untuk masing-masing alat kontrasepsi akan dibahas dengan pokok


bahasan meliputi: Cara Kerja, Kelebihan, Keterbatasan, Cara Penggunaan,
Tidak Bisa Digunakan Jika, Tempat Pelayanan, Rumor dan Fakta, serta Video.

74
Cara Kerja berisi penjelasan tentang bagaimana metode kontrasepsi yang
bersangkutan bekerja didalam tubuh untuk mempengaruhi kesuburan.

Kelebihan berisi informasi mengenai kelebihan dari pemakaian metode


kontrasepsi tersebut.

75
Keterbatasan berisi informasi mengenai hal-hal yang perlu diantisipasi oleh
pengguna terkait kontrasepsi yang dipilihnya.

Cara penggunaan berisi informasi mengenai kapan dan bagaimana


penggunaan metode kontrasepsi yang bersangkutan.

76
Tidak Bisa Digunakan Jika berisi informasi mengenai dalam kondisi apa
Anda tidak boleh menggunakan metode yang bersangkutan.

Tempat Pelayanan berisi dimana pengguna metode tersebut bisa


mendapatkan pelayahan pihak medis.

77
Rumor dan Fakta berisi serangkaian rumor yang ditemui di lapangan dan
penjelasan medis mengenai rumor–rumor tersebut.

Video Berisi cara kerja metode kontrasepsi dan pendapat para ahli serta
testimoni penggunaannya.

78
KONSELING

Fitur berikutnya adalah Fitur Konseling

Fitur ini dikembangkan berdasarkan metode Strategi Konseling Berimbang


yang pernah diuji coba di tempat lain. Dibawah fitur Konseling Anda dapat
memilih dengan menggeser ke kiri dan ke kanan tiga sub fitur di dalamnya:
Konseling Strategi Berimbang, Konseling Pasca Persalinan, dan Konseling
Pasca Keguguran

Untuk sub fitur Konseling Strategi Berimbang, Anda akan dapat memilih apakah
konseling yang Anda lakukan adalah konseling perseorangan atau konseling
kelompok.

79
Sentuh tombol yang sesuai dengan jenis konseling yang Anda lakukan.

Sekarang akan dijelaskan alur untuk Konseling Perseorangan

80
Proses ini akan dimulai dengan Anda menciptakan suasana yang nyaman
dengan klien Anda. Sapa dan ajak bicara klien Anda. Didalam aplikasi
memberikan beberapa contoh pertanyaan yang dapat Anda tanyakan pada
klien.

Selanjutnya dalam rangkaian laman dalam fitur Konseling Perseorangan Anda


akan mendapat petunjuk untuk menanyaka kondisi ibu yang berkonsultasi.
Cukup tanyakan sebagaimana yang tertulis di laman ini. Jika klien menjawab
‘ya’, sentuh di kotak di sebelah pertanyaan yang bersangkutan untuk
memberikan tanda Jika sudah, sentuh tombol ‘Lanjut’.

Jawaban tertentu menentukan apakah klien Anda kemungkinan hamil atau


tidak.

81
Jika ia hamil, maka akan masuk ke layar di atas. Jika kemungkinan dia tidak
hamil, ia akan masuk ke layar di bawah.

Jika kemungkinan klien Anda tidak hamil, maka Anda akan menanyakan 3
pertanyaan lagi.

82
Pertanyaan pertama adalah “Apakah Ibu ingin punya anak di masa depan?”

Sentuh ya/tidak sesuai dengan jawaban klien.

Pertanyaan kedua adalah “Apakah ibu baru melahirkan dalam kurun waktu 0
hari–2 tahun lalu?”

Sentuh ya/tidak sesuai dengan jawaban klien.

83
Pertanyaan ketiga adalah “Apakah Ibu sedang menyusui bayi di bawah 6
bulan?”

Sentuh sesuai dengan jawaban klien.

Sesuai dengan jawaban klien, ia akan mendapatkan rekomendasi metode


kontrasepsi. Setiap jawaban klien menentukan, sehingga klien dengan kondisi
yang berbeda akan mendapatkan rekomendasi yang berbeda.

Sesuai dengan panah di sebelah kiri, metode yang ditempatkan lebih atas
dianggap lebih efektifuntuk kondisi klien Anda.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai masing-masing metode kontrasepsi,


sentuh ikon metode yang bersangkutan.

84
Konseling Kelompok

Pada bagian awal perlakuan


yang sama akan dilakukan pada
klien perseorangan.

Sapa dan Ajak Bicara. Ciptakan


suasana nyaman untuk saling

Setelahnya Anda akan dihadapi kepada pertanyaan mengenai perencanaan


klien Anda kedepannya; apakah ia ingin memberi jarak pada anak selanjutnya,
tidak ingin memiliki anak lagi, atau baru melahirkan.

85
Anda dapat menggeser ke kiri dan ke kanan untuk pilihannya.

Pilih salah satu untuk masuk ke laman rekomendasi metode kontrasepsi

Anda akan dihadapkan ke laman rekomendasi yang berbeda-beda sesuai


dengan pilihan klien Anda di laman sebelumnya.

Laman ini memiliki fungsi yang sama dengan laman rekomendasi metode
kontrasepsi didalam Konseling Perseorangan.

86
Konseling Pasca Persalinan

Pada bagian awal perlakuan yang


sama akan dilakukan pada klien
perseorangan. Sapa dan Ajak
Bicara. Ciptakan suasana nyaman
untuk saling berbagi.

Kemudian akan ditanyakan


mengenai rencana kehamilan
berikutnya dari pasangan
setelah mereka melahirkan
anak yang sekarang.

87
Aplikasi kemudian akan menuntun Anda untuk menanyakan kepada pasangan
yang sedang Anda hadapi terkait perencanaan keluarganya. Pertanyaan
penuntun berikutnya terkait ini adalah kapan mereka berencana memiliki anak
kembali yang berikutnya.

Aplikasi kemudian akan menuntun Anda untuk memberikan penjelasan terhadap


rentang waktu terbaik untuk hamil kembali setelah melahirkan dan mengapa ini
penting.

88
Aplikasi kemudian akan membantu Anda menggali lebih dalam terkait
pengetahuan pasangan yang sedang Anda hadapi mengenai kesuburan dan kapan
wanita bisa hamil kembali setelah melahirkan.

Selanjutnya aplikasi akan menanyakan mengenai rencana menyusui klien


Anda. Sentuh jawaban yang sesuai dengan jawaban yang diberikan.

Pilihan jawaban akan menentukan pilihan kontrasepsi yang tersedia untuk


mereka.

89
Aplikasi kemudian akan menanyakan mengenai rencana pemberian makanan
tambahan kepada bayi.

Pilihan jawaban klien akan menentukan apakah MAL masih bisa menjadi
pilihan kontrasepsi yang diberikan.

Aplikasi kemudian akan menanyakan pengetahuan klien terhadap pilihan


metode kontrasepsi setelah persalinan.

90
Aplikasi kemudian akan memberikan pengetahuan yang dapat dibacakan dari
kartu bantu mengenai waktu dan jarak kehamilan yang sehat.

Aplikasi kemudian akan membantu Anda untuk menggali lebih dalam


mengenai pengalaman klien terhadap kontrasepsi yang mereka gunakan
sebelumnya.

Setelah Anda mendengarkan klien,

Anda kemudian dapat mengetuk tombol Selanjutnya untuk melanjutkan proses


konseling.

91
Aplikasi kemudian akan menanyakan kesediaan dan komitmen klien untuk
mengikuti proses konseling selanjutnya.

Selanjutnya aplikasi akan memberikan Anda sejumlah kartu bantu yang dapat
Anda pilih sesuai dengan diskusi yang Anda lakukan bersama-sama dengan
klien. Kartu bantu ini meliputi: waktu dan jarak kehamilan yang sehat, kembali
ke masa subur, mempromosikan KBPP sebelum ibu pulang, dan sejumlah
kartu bantu mengenai metode kontrasepsi.

92
Anda bisa melanjutkan konseling dengan memilih kartu bantu yang lain untuk
dibacakan atau jika Anda ingin menyudahi proses konseling, Anda bisa
memilih tanda panah di pojok kiri atas dan memilih pilihan Sudahi.

Konseling Pasca Keguguran

93
Pada prinsipnya langkah-langkah yang akan dilakukan sama dengan fitur
sebelumnya. Anda tinggal mengikuti panduan dari aplikasi ini.

Video

Masuklah ke fitur Video melalui laman Beranda

Anda bisa memilih berbagai macam video yang ada di halaman ini. Anda bisa
menggesernya ke kanan dan ke kiri atau merubah bentuk layout ke atas dan
kebawah dengan mengetuk tombol di pojok kanan atas.

94
Anda dapat memulai video dengan menyentuh icon video yang bersangkutan.

Ketika memutar video, jangan lupa bahwa Anda dapat mengatur volume
melalui tombol volume di bagian samping tablet Anda.

Perpustakaan

Masuklah ke fitur Perpustakaan melalui layar Beranda

95
Fitur ini berisi berbagai buku yang dapat membantu penyuluh dalam
meningkatkan kemampuannya

Pilihlah salah satu yang ingin Anda akses dengan menyentuh tombol atau
simbol bukunya.

Tanya Jawab

Masuklah ke fitur Tanya Jawab melalui layar Beranda

96
Terdapat beberapa fitur di dalam Tanya Jawab:
- Kehamilan dan persalinan
- Kehamilan resiko tinggi
- AKDR
- Senggama terputus
- AKBK implan
- Suntik tiga bulan
- Suntik kombinasi
- Kondom
- Vasektomi
- Tubektomi
- MAL

Setelahnya pilihlah salah satu pertanyaan didalam topik tersebut.

Jawaban akan muncul di bagian kanan.

97
BAB VIII
APLIKASI DAN WEBSITE SKATA

A. Deskripsi Singkat Terkait Materi


Sejak Tahun 2015, telah diluncurkan sebuah aplikasi smartphone, website, dan
jejaring media sosial yang diberi nama SKATA. SKATA adalah sebuah alat
perencanaan keluarga yang berfungsi sebagai alat bantu bagi keluarga di
Indonesia untuk merencanakan keluarganya, kehamilan, dan anak-anaknya.
SKATA berasal dari frase “seia sekata”, yang visinya adalah membangun
komunikasi antara pasangan untuk bersama-sama merencanakan keluarga
melalui misi menghadirkan informasi yang akurat dan praktis terkait
perencanaan keluarga dan menghubungkan keluarga dengan fasilitas kesehatan
yang terdekat dengannya.

SKATA diluncurkan pertama kali pada bulan Oktober 2015 dan setahun
kemudian, Oktober 2016 diluncurkan update terbarunya. Update terbaru
SKATA dapat langsung diunduh oleh pengguna Android dari PlayStore dan
pengguna iPhone di App Store. SKATA juga dapat diakses di website
www.skata.info dan media sosialnya ada di Facebook (SKATAID), Twitter
@SKATA_ID), Instagram (SKATA_ID), dan YouTube (SKATA
PERENCANAAN KELUARGA).

SKATA mendapatkan dukungan yang luar biasa dari pemerintah daerah. Di


berbagai tempat yang menjadi lokasi percontohan, Bupati, Sekretaris Daerah,
Bappeda, dan Kantor KB kabupaten/kota telah berperan serta dalam
meluncurkan SKATA karena dianggap sebagai alat bantu yang dapat
melengkapi petugas penyuluh lapangan dalam melakukan promosi KB.

B. Manfaat Aplikasi dan Website


Bagi Penyuluh KB, SKATA adalah alat KIE yang dapat dipromosikan kepada
PUS untuk mendapatkan informasi yang akurat dan praktis serta mendalam

98
terkait keluarga berencana, kesehatan reproduksi, dan kontrasepsi. SKATA
memudahkan Penyuluh KB dalam melakukan penyuluhan KKBPK, karena
SKATA memfasilitasi PUS untuk mendapatkan informasi- informasi yang
bermanfaat terhadap dirinya dan keluarga secara mandiri ataupun dengan
pasangannya dengan cara yang lebih praktis karena langsung dapat mereka
akses di telepon genggam mereka sendiri.

Aplikasi KKBPK bersama-sama dengan aplikasi publik SKATA diharapkan


dapat saling melengkapi sebagai media kreatif KIE baru, dimana penyuluh
KKBPK dapat merujukkan PUS pada aplikasi SKATA atau website-nya
setelah selesai dijangkau.

C. Fitur Aplikasi SKATA


Di dalam SKATA, terdapat tujuh (7) menu utama:

a. Artikel: membantu keluarga di Indonesia menemukan informasi yang


bermanfaat seputar perencanaan keluarga, pengasuhan anak, kesehatan
reproduksi, penjelasan metode kontrasepsi, dan komunikasi pasangan.
b. Metode kontrasepsi: memberikan informasi yang akurat dan praktis
tentang semua metode kontrasepsi yang ada di Indonesia, termasuk cara
kerja, manfaat, efek samping, dan rumor serta fakta mengenainya.
c. Cari petugas kesehatan: menghubungkan pengguna SKATA dengan
petugas kesehatan terdekat agar memudahkan seseorang dan pasangannya
dalam berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
d. Kuis uji pengetahuan: menghadirkan sejumlah topik pertanyaan untuk
dapat mengetes pengetahuan terkait kesehatan reproduksi dan
perencanaan keluarga. Kuis juga dilengkapi dengan jawaban yang benar
dan penjelasannya.
e. Simulasi perencanaan keluarga: membantu keluarga di Indonesia dalam
memproyeksikan masa depan keluarga dan kebutuhan finansialnya.
f. Kalender menstruasi: membantu pengguna SKATA dalam memonitor

99
jadwal haidnya.
g. Tahapan kehidupan: memberikan penjelasan terkait tahapan kehidupan
dan pilihan yang dimiliki seseorang dan pasangannya terkait tahapannya
tersebut.

D. Tata Cara Pengunduhan Aplikasi SKATA

Dua cara untuk mendapatkan Aplikasi Penyuluhan KKBPK, yaitu:

1. Melalui Playstore
Melalui Playstore akan diunduh file umum aplikasi. Penyuluh KB tinggal
mencari simbol aplikasi dengan cara mengetikkan nama Aplikasi
Penyuluhan KKBPK di kolom pencarian. Setelah terinstall, Penyuluh KB
perlu terkoneksi dengan internet dan melakukan proses unduh isi Aplikasi.
SKATA dapat ditemukan di App Store untuk pengguna iOS dan di Play
Store untuk pengguna Android.

1. Masuk ke Google Play Store dengan mengklik icon Google Play


Store.

100
2. Pada kotak “search” di Google Play Store ketikkan “SKATA”

3. Pilihlah SKATA seperti pada gambar berikut

4. Pilih install untuk lanjut pada proses SKATA

101
5. Pilih accept/terima ketika muncul layar berikut

6. Proses installasi akan dimulai dan tunggu hingga proses selesai dengan
sempurna

7. Ketika proses installasi selesai, pilihlah OPEN/Buka untuk membuka


aplikasi SKATA untuk pertama kali

102
8. Icon SKATA akan muncul di smartphone Anda seperti berikut

2. Melalui Website
Selain dapat di download pada Apps Store dan juga Play Store, SKATA juga

103
dapat dilihat melalui website www.skata.info. SKATA juga ada di media sosial,
seperti Facebook (SKATAID), Twitter (@skata_id), di Instagram (@skata_id),
dan Youtube (SKATA perencanaan keluarga).

E. Cara Penggunaan SKATA

Saat ini sumber informasi tentang KB didapat masyarakat dari:


1. Bidan/tenaga kesehatan

2. TV

3. Teman/tetangga/keluarga

Namun sumber-sumber informasi di atas memiliki beberapa kelemahan, di


antaranya adalah:
1. Bidan/Tenaga kesehatan tidak selalu bertemu dengan PUS. PUS harus
menyediakan waktu untuk menemui mereka, sehingga pertukaran
informasi tidak selalu terjadi antara tenaga kesehatan dan PUS
2. TV hanya menyampaikan iklan sehingga informasi yang akurat tidak
tersampaikan dengan mendalam
3. Teman/tetangga/keluarga dapat dengan mudah diakses namun belum tentu
informasi yang diperoleh dari mereka adalah akurat.

SKATA adalah sumber informasi akurat untuk PUS yang dapat disampaikan
oleh Penyuluh KB. Dengan jumlah petugas lapangan yang secara proporsional

104
tidak lagi seimbang dengan wilayah yang harus dijangkaunya, SKATA adalah
salah satu alat yang dapat menjangkau mereka secara langsung dan membantu
pekerjaan Penyuluh KB. Jika sebelumnya Penyuluh KB meninggalkan
selembar flyer terkait informasi bermanfaat setelah selesai melakukan
penyuluhan, kini Penyuluh KB dapat meninggalkn alamat website dan ajakan
untuk mengunduh aplikasinya jika PUS ingin mencari informasi lebih
mendalam atau memiliki pertanyaan lanjutan yang tidak dapat didiskusikan
pada saat itu juga.

Visi dari SKATA adalah :

1. PUS dapat memperoleh informasi akurat tentang KB, bahkan dapat


mencari lokasi bidan terdekat.
2. Perencanaan keluarga menjadi topik pembicaraan. Tidak lagi sosial media
diisi dengan hanya mengenai makanan, restoran, selfie.

105
BAB IX
PENUTUP

KIE adalah suatu kegiatan dimana terjadi proses komunikasi dan edukasi dengan
penyebaran informasi. KIE bertujuan untuk mempercepat mencapai suatu
perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang dapat diukur diantara kelompok
audiensi atau sasaran (individu, keluarga dan masyarakat) yang jelas melalui
berbagai saluran komunikasi.

Dalam pelaksanaan KIE, haruslah diperhatikan materi sesuai dengan isu yang ada
di wilayah kerja PLKB. Materi KIE meliputi: Program Kependudukan; Program
KB dan Kesehatan Reproduksi; Program Keluarga Sejahtera/ Ketahanan
Keluarga, Program Keluarga yang mengarah pada NKKBS; Gender dalam
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

PLKB harus memperhatikan Langkah-Langkah Advokasi, KIE, yaitu: Persiapan,


pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. KIE tidak bisa terlepas dari penggunaan
media. Media terbagi menjadi dua, yaitu media personal dan media non personal
atau media massa. Media massa adalah media yang paling banyak digunakan
dalam KIE karena kemampuannya menjangkau khalayak yang sangat besar
(banyak) dan tersebar di wilayah yang sangat luas. Pemahaman tentang jenis
media dan karakteristiknya sangat penting untuk mengidentifikasi media mana
yang tepat untuk program tertentu. Pelaksanaan KIE akan lebih efektif jika selalu
memperhatikan tujuan, sasaran, metode dan media yang digunakan.
Dalam pelaksanaan KIE tak jarang PLKB mengalami hambatan. Hambatan yang
ada tidak boleh diabaikan, namun harus dipelajari dan dicari cara atau kiat untuk
mengatasinya. Dengan demikian diharapkan tujuan KIE dapat tercapai.
Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan seseorang
kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan masalah
melalui pemahaman tentang fakta-fakta dan perasaan yang terlibat di dalamnya.

106
Dalam proses konseling Petugas KB di lapangan harus mampu melakukan
observasi, Karena observasi penting dilakukan dalam mengumpulkan informasi
tentang diri klien. Dalam proses konseling yang paling efektif untuk menggali
informasi kepada klien adalah dengan menggunakan pertanyaan terbuka namun
tidak mengarahkan

Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (2014), pengguna telepon


seluler di Indonesia telah mencapai lebih dari 84% jumlah penduduknya. Data
lain yang dikeluarkan oleh Google pada tahun 2013 menyatakan bahwa rata-
rata orang Indonesia mengecek telepon genggam yang dimilikinya sebanyak
150 kali per hari dan tidak bisa berpisah jauh darinya lebih dari 1,5 m. Telepon
genggam telah menjadi sebuah alat komunikasi dan informasi yang luar biasa
pemanfaatannya.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ini membawa


potensi dan juga tantangan yang luar biasa untuk program KKBPK. Sebagai
potensi, TIK memungkinkan penjangkauan masyarakat secara langsung
dengan pesan yang sama ke masing-masing telepon genggam yang dimiliki
oleh puluhan juta Pasangan Usia Subur (PUS) di Indonesia. Namun demikian
sebagai tantangan, TIK juga mengharuskan peningkatan kapasitas pengelola
program KB di lapangan untuk mengoptimalkan alat ini sebagai alat bantu
mereka dalam bekerja. Jenis telepon seluler yang beredar di Indonesia ada tiga
yaitu basic phone, feature phone dan juga smartphone.

Perubahan lingkungan eksternal telah membawa konsekuensi pada berubahnya


cara bekerja di lapangan. Dalam upaya untuk mempersiapkan petugas lapangan
dengan sebaik-baiknya, BKKBN melalui DAK melakukan pengadaan
smartphone untuk Penyuluh KB sejak Tahun 2016. BKKBN bersama dengan
Johns Hopkins Center for Communication Programs (CCP), melalui sebuah
program bernama PilihanKu, meluncurkan dua buah aplikasi percontohan
untuk penyuluhan KB yang berbasis pada teknologi seluler dan pemanfaatan
media sosial yaitu aplikasi PilihanKu dan juga aplikasi SKATA

107
Ada Sebelas (11) aplikasi yang ada dan dapat dimanfaatkan oleh Penyuluh KB
BKKBN, baik dalam fungsinya untuk kepegawaian, maupun dalam fungsinya
sebagai Penyuluh KB dan memerlukan bahan konten pengayaan diri dan
rujukan ketika berinteraksi dengan PUS. Selain 11 aplikasi tersebut, Penyuluh
KB dapat mengunduh secara bebas di Play Store maupun Apps Store berbagai
aplikasi yang bermanfaat dalam mendukung kinerja di lapangan, seperti
Facebook, WPS Office, Google Maps dan lain-lain.

Salah satu manfaat dari aplikasi penyuluhan KKBPK bagi Penyuluh KB, yaitu
dengan menggunakan Aplikasi ini, seluruh dokumen penunjang dan publikasi
yang berjumlah ratusan dan ribuan dapat disimpan, diakses, dan kemudian
digunakan untuk diperlihatkan secara mudah hanya dengan beberapa langkah
sederhana. Aplikasi KKBPK sendiri terdiri atas lima fitur yaitu kontrasepsi,
konseling, video, perpustakaan, dan tanya jawab. Sebelum memulai instalasi
aplikasi, pastikan Anda memiliki file aplikasi, folder dokumen bernama folder
KKBPK, perangkat telepon genggam atau tablet, dan kabel data atau kabel
OTG.

Selain aplikasi penyuluhan KKBPK, ada aplikasi yang di beri nama SKATA.
SKATA adalah sebuah alat perencanaan keluarga yang berfungsi sebagai alat
bantu bagi keluarga di Indonesia untuk merencanakan keluarganya, kehamilan,
dan anak-anaknya. SKATA diluncurkan pertama kali pada bulan Oktober 2015
dan setahun kemudian, Oktober 2016 diluncurkan update terbarunya. Aplikasi
KKBPK bersama-sama dengan aplikasi publik SKATA diharapkan dapat
saling melengkapi sebagai media kreatif KIE baru, dimana penyuluh KKBPK
dapat merujukkan PUS pada aplikasi SKATA atau website-nya setelah selesai
dijangkau.

108
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN, 2010. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Keluarga Berencana


dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten/Kota. Jakarta

BKKBN, 2009. Pedoman KIE Program KB Nasional. Jakarta

BKKBN, UU RI No.52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan


Pembangunan Keluarga. Jakarta

BKKBN, 2006. Advokasi dan KIE Program KB Nasional. Jakarta

BKKBN, Prototype Produksi Media Advokasi dan KIE Program Pembangunan


Kependudukan dan KB. Jakarta

BKKBN, 2004. Kebijakan Nasional Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi


Dalam Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta

BKKBN Provinsi Jawa Tengah, 2003. Buku Pedoman Materi Penanggulangan


Masalah Kesehatan Reproduksi (Informasi Dasar Penanggulangan Masalah
Kesehatan Reproduksi) Materi Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi, dan anak
Balita (Menyiapkan Anak Balita yang Sehat dan Berkualitas)

BKKBN, UU RI No.10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan


Pembangunan Keluarga Sejahtera. Jakarta

BKKBN, 1986, Sistem Informasi Manajemen Program KB Nasional.

Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN, 2009,


Panduan Pengelolaan Pusat Informasi & Konseling Kesehatan Reproduksi
Remaja (PIK – KRR). Jakarta.

Endang Parwieningrum, BKKBN, 2009. Modul Gender Dalam KB/ KR BKKBN.


Jakarta.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010. Dasar-


Dasar Demografi, Salemba Empat, Jakarta.

109

Anda mungkin juga menyukai