Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“HUBUNGAN INDIVIDU DAN MASYARAKAT DEGAN PENDIDIKAN”


Disusun Untuk Memenuhi Sosiologi Pedidikan

Dosen Pengampu :

Dosen Pengampu:
.

DISUSUN OLEH :
YENITA : 211402023
HANI RAUNISA : 211402024
NURUL GIANTI : 211402030

JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)AL-MA’ARIF
WAY KANAN LAMPUNG
T.A : 2022

i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama perkenankan saya selaku penyusun makalah ini
mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat
menyusun makalah dengan judul Konsep Hadis Pendidikan Islam.
Ucapan terimakasih dan puji syukur saya sampaikan kepada Allah swt
dan semua pihak yang telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta
ide-ide untuk menyusun makalah ini.
Saya selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk
menyempurnakan makalah ini namun, namun tidak mustahil apabila terdapat
kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu saya mohon saran serta komentar
yang dapat saya jadikan motivasi untuk menyempurnakan pedoman di masa yang
akan datang.
Way Kanan,02 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB 1.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Penulis.................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

A. Pengertian Pendidikan....................................................................................3

B. Hubungan Antara Individu dan Masyarakat...................................................4

1. Individu........................................................................................................4

2. Pengertian Masyarakat.................................................................................4

3. Hubungan individu dan masyarakat secara umum :.....................................5

4. Hubungan Individu dan Masyarakat Indonesia............................................5

C. Fungsi Pendidikan Bagi Individu dan Masyarakat.........................................7

1.Fungsi pendidikan bagi individu...................................................................7

2. Fungsi Pendidikan Bagi Masyarakat............................................................9

BAB III...................................................................................................................12

PENUTUP..............................................................................................................12

A. Kesimpulan...................................................................................................12

B. Saran.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan produk dari masyarakat,karena apabila kita sadari
arti pendidikan sebagai proses transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keterampilan dan aspek- aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda maka
seluruh upaya tersebut sudah dilakukan sepenuhnya oleh kekuatan-kekuatan
masyarakat. Hampir segala sesuatu yang kita pelajari merupakan hasil hubungan
kita dengan orang lain baik di rumah,sekolah, tempat permainan, pekerjaan dan
sebagainya dan bagi masyarakat sendiri hakikat pendidikan sangat bermanfaat
bagi kelangsungan dan proses kemajuan hidupnya. Agar masyarakat itu dapat
melanjutkan eksistensinya, maka kepada anggota mudanya harus diteruskan nilai-
nilai, pengetahuan, keterampilan dan bentuk tata perilaku lainnya
Setiap masyarakat berupaya meneruskan kebudayaannya dengan proses
adaptasi tertentu sesuai corak masing-masing periode jaman kepada generasi
muda melaluipendidikan, secara khusus melalui interaksi sosial. Dengan demikian
pendidikan dapat diartikan sebagai proses sosialisasi.Dalam pengertian tersebut,
pendidikan sudah dimulai semenjak seorang individu pertama kali berinteraksi
dengan lingkungan eksternal di luar dirinya,Dalam konteks sosial, pendidikan
juga memiliki fungsi, peran dan kiprah lain yang berkorelasi dengan kekuatan-
kekuatan kolektif yang sudah mapan. Tidak hanya puas dalam kondisi demikian
pendidikan juga memberikan andil menterjemahkan nilai-nilai baru yang tumbuh
akibat proses pergulatan sejarah dalam wujud emansipasi integrasi dengan sistem
dan struktur sosialnya. Sehingga dengan begitu masyarakat tidak pernah kering
dari dinamika perubahan dan evolusi sosialnya.
B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam makalah ini dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan ?
2. Bagaimana hubungan antara individu dan masyarakat ?
3. Apa fungsi pendidikan bagi individu dan masyarakat ?

1
Ketiga pertanyaan di atas akan menjadi sasaran pembahasan kami,
dengan harapan pembahasan yang kami lakukan menjadi terarah.
C. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan
2. Untuk mengetahui hubungan antara individu dan masyarakat
3. Untuk mengetahui fungsi pendidikan bagi individu dan masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Secara umum
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran untuk peserta didik agar secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
Pendidikan dapat juga diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk
mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan yang lebih baik. Pendidikan dapat
mengembangkan karakter melalui berbagai macam kegiatan, seperti penanaman
nilai, pengembangan budi pekerti, nilai agama, pembelajaran dan pelatihan nilai-
nilal moral, dan pendidikan itu proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat
mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam berpikir. (Anonim,
2017)
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Secara umum
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran untuk peserta didik agar secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
Pendidikan dapat juga diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk
mencapai taraf hidup atau untuk kemajuan yang lebih baik. Pendidikan dapat
mengembangkan karakter melalui berbagai macam kegiatan, seperti penanaman
nilai, pengembangan budi pekerti, nilai agama, pembelajaran dan pelatihan nilai-

3
nilal moral, dan pendidikan itu proses pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat
mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam berpikir. (Anonim,
2017)
B. Hubungan Antara Individu dan Masyarakat
1. Individu
Individu berasal dari bahasa latin “Indivuduum” yang artinya yang tak
terbagi, dan merupakan kesatuan yang tak terbatas. Maksudnya bahwa manusia
merupakan satu kesatuan jiwa dan raga yang tak dapat dipisah satu sama lain.
Setiap manusia lahir ke dunia dengan membawa potensi diri masing-masing yang
dapat dikembangkan kemudian hari melalui proses balajar atau pendidikan.
Contohnya: seseorang melakukan kegiatan menulis , hal tersebut merupaka
perintah dari jiwa atau psikisnya untuk menyuruh fisiknya untuk menulis sesuatu
dengan pulpen dan kertas. Setiap individu lazim memiliki ciri – ciri khas yang
melekat dalam dirinya, sehingga memberikan identitas khusus, yang disebut
kepribadian.

2. Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat merupakan terjemahan dari kata (community atau
komunitas). Secara definitif dapat didefinisikan sebagai sekelompok manusia
yang terdiri dari sejumlah keluarga yang bertempat tinggal di suatu wilayah
tertentu baik di desa ataupun
Di kota yang telah terjadi interaksi sosial antar anggotanya atau adanya
hubungan sosial yang memilki norma dan nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh
semua anggotanya dan memiliki tujuan tertentu pula. Masyarakat adalah satuan
kelompok terkecil yang terikat melalaui sistem yang terorganisasikan dan
kekerabatan yang didasarkan pada prinsip- prinsip demokrasi, dalam kehidupan
sosial politik, kehidupan ekonomi dan lapangan kehidupan yang lain. Ikatan yang
paling kuat adalah adanya satu pandangan hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila
dan dasar hukum nasional yang satu yaitu UUD 1945.

4
3. Hubungan individu dan masyarakat secara umum :
Hubungan antara individu dan masyarakat telah.banyak disoroti oleh para
ahli baik ara filsuf maupun para ilmuan sosial. Berbagai pandangan itu pada
dasarnya dapat dikelompokkan kedalam tiga pendapat yaitu pendapat yang
menyatakan bahwa (1) masyarakat yang menentukan individu, (2) individu yang
menentuk masyarakat, dan(3) idividu dan masyarakat saling menentukan.
4. Hubungan Individu dan Masyarakat Indonesia
Hubungan individu dan masyarakat itu dapat ditinjau dari segi masyarakat
saja (totalisme), ditinjau dari segi individu saja (individualisme) dan ditinjau dari
segi interaksi individu dan masyarakat. Dengan memperhatikan tiga pandangan
ini Profesor Supomo menyatakan bahwa hubungan antara warga negana dan
negara Indonesia adalah hubungan yang integral. Beliau menyatakan bahwa
hubungan masyarakat Indonesia pada dasarnya adalah hubungan yang integral.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa paham yang dianut untuk
menggambarkan hubungan antara individu dan masyarakat di Indonesia adalah
paham integralisme. (Anonim, 2015)
Paham inntegralisme berpendapat bahwa individu-individu yang
bermacam- macam itu merupakan suatu kesatuan dan keseluruhan yang utuh.
Manusia dalam masyarakat yang teratur dan tertib itu berada dalam suatu
integrasi. Integrasi semacam ini dapat berarti dalam arti sosiologis dan psikologis,
sebab manusia yang berada dalam integrasi itu merasa aman, tenang dan bahagia.
Integrasi semacam ini terdapat dalam masyanakat kecil maupun besar, seperti
keluarga, desa dan negara.
Hubungan individu dan masyarakat dalam Indonesia merdeka seperti yang
dimaksud Prof. Supomo dapat diperhatikan dalam rumusan Proklamasi
Kemerdekaan RI, Undang-Undang Dasar 1945 dan GBHN. Dalam Proklamasi
dirumuskan: Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan
dengan cara seksama dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Atas nama bangsa
Indonesia. Sukarno Hatta.

5
Penggunaan kata kami dan atas nama bangsa Indonesia menunjukkan
bahwa negara yang dikemerdekaan itu untuk semua warga bangsa Indonesia,
bukan untuk Sukarno maupun Hatta. Hal ini berarti bahwa kemerdekaan untuk
seluruh bangsa Indonesia diperjuangkan oleh masing-masing warga bangsa
Indonesia. Jadi individu dan masyarakat terinntegrasi untuk memperjuangkan dan
mempertahankan kemederkaan Indonesia.
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea pertama dinyatakan bahwa
kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Pada alinea kedua dinyatakan bahwa
perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah mengantarkan negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pada alinea yang
ketiga atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan
yang luhur supaya berkebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan
kemerdekaannya. Pada alinea keempat dinyatakan bahwa pemerintahan negara
Indonesia yang dibentuk adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dari kenyataan
ini dapat disimpulkan bahwa kepentingan yang diperjuangkan adalah masyarakat
secara keseluruhan dan individu-individu sebagai warga bangsa secara
perseorangan.
Perhatian terhadap masyarakat dan individu dapat dijumpai pada pasal-
pasal dalam UUD 1945 seperti: pasal 30, 31 yang mengatur hak dan kewajiban,
pasal 33 yang mengatur tentang perekonomian, pasal 34 tentang fakir miskin dan
anak-anak terlantar, dan lain-lain. Dalam Ketetapan MPR nomor II/MPR/l988
tentang tujuan pembangunan nasional dijelaskan bahwa pembangunan nasional
adalah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan
spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara Kesatauan Republik
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam
suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta
dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Dan peryataan ini dapat diketahui bahwa kepentingan individu dan kepentingan

6
bersama-sama mendapat perhatian dan diberi tempat yang sama dalam
menciptakan kehidupan yang bahagia sejahtera.
Berdasarkan ketetapan MPR NO. II/MPR/1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dijelaskan tentang Pandangan Pancasila
terhadap hubungan individu dan masyarakat bahwa. kebahagian manusia akan
tercapai jika dapat
Dikembangkan hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antara
manusia dan masyarakat. Hubungan sosial yang selarasdan serasi, selaras dan
seimbang itu antara individu dan masyarakat itu tidak netral, tetapi dijiwai oleh
nilai-nilal yang terkandung dalam lima sila dalam Pancasila secara kesatuan.
Dan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pandangan
integralisme ini tidak lain adalah pandangan Pancasila yang memandang
hubungan individu dan masyarakat itu secara serasi selaras dan seimbang dalam
menciptakan manusia yang sejahtera dan bahagia lahir batin, dunia dan akhirat.
(Anonim, 2017)

C. Fungsi Pendidikan Bagi Individu dan Masyarakat


Telah disadari bersama bahwa saat ini pendidikan sudah menjadi
kebutuhan bagi umat manusia, hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya
kesadaran umat manusia akan pentingnya arti pendidikan, baik bagi individu,
maupun masyarakat.
1.Fungsi pendidikan bagi individu:
Bagi individu, pendidikan memiliki fungsi:
1. Sebagai sarana untuk mengembangkan potensi yang dibawa sejak lahir.
Melalui pendidikan seseorang akan dapat mengasah bakat bawaannya.
Orang yang cerdas adalah orang yang memiliki bakat cerdas dan bakat
cerdasnya tersebut telah terasah melalui proses yang disebut dengan
pendidikan. Demikian halnya dengan orang yang terampil dalam bidang
tertentu, ia menjadi terampil bukan semata- mata karena bakat, melainkan
bakat yang dibawa sejak lahir tersebut telah diasah melalui latihan, dimana
latihan merupakan bagian dari pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut

7
maka para pengelola pendidikan – khususnya guru dan kepala sekolah -
harus mampu memfasilitasi kegiatan belajar para siswa, sedemikian rupa
sehingga para siswa dapat belajar untuk mengembangkan bakatnya
masing- masing semaksimal mungkin dan berupaya mengantarkan mereka
untuk menjadi individu yang bermartabat.Sebagai sarana untuk mengubah
2. Perilaku. Perilaku merupakan representasi dari fikiran dan perbuatan
seseorang. Seseorang akan dikatakan berperilaku baik jika fikiran dan
perbuatannya baik. Pendidikan memiliki peran penting dalam mengubah
perilaku seseorang dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Melalui
pendidikan yang baik seseorang akan dilatih untuk hanya berfikir dan
berbuat hal-hal yang prositif, oleh karena itu pendidikan memiliki arti
yang sangat penting dalam mengubah perilaku seseorang. Implikasinya
adalah bahwa para pengelola dan pelaksana pendidikan harus mampu
memfasilitasi peserta didik agar dapat memiliki perilaku yang baik.
Adapun wujud fasilitasi yang dapat dilakukan oleh guru dan kepala
sekolah adalah melalui keteladanan dan pembiasaan.
3. Sebagai sarana untuk mengembangkan fisik, mental dan sipiritual
seseorang. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dapat
memfasilitasi perkembangan fisik, mental dan spiritual peserta didik
secara seimbang. Dengan demikian, kepala sekolah dan guru dituntut
untuk dapat mendidik para peserta didik bukan saja dari sisi kemampuan
intelektualnya saja – yang dilakukan melalui pembelajaran mata pelajaran
mata pelajaran sain – melainkan mereka harus dapat membimbing para
siswa untuk dapat mengembangkan fisiknya dan ketajaman sipiritualnya,
diantaranya dengan memberikan ruang belajar, tempat bermain, sarana
bersosialisasi, fasilitas dan pembiasaan untuk beribadah dan lain-lain, yang
memadai.
4. Sebagai sarana untuk mempersiapkan masa depan. Melalui pendidikan
yang baik, yang dapat mengembangkan potensi peserta didik secara
maksimal, baik intelektual, psikomotorik maupun spiritualnya, akan
memungkinkan bagi peserta didik untuk lebih siap dalam menghadapi

8
masa depan. Oleh karena itu, guru dan kepala sekolah harus dapat
memfasilitasi peserta didik dengan pendidikan berupa bekal kecakapan
hidup.
5. Sebagai sarana untuk mengembangkan kepribadian. Kepribadian
seseorang tercermin dari pola perilaku seseorang, perilaku tersebut
merupakan representasi dari fikiran (kemampuan intelektual/kognitif) dan
perbuatan (psikomotorik dan akhlak). Sementara itu kemampuan
intelektual/kognitif serta psikomotorik dan akhlak seseorang dapat
diperoleh melalui pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan yang baik akan
tercermin dari kepribadian individu-individu hasil didikannya.
Implikasinya bagi pendidik adalah bahwa pendidikan harus senantiasa
mengedepankan pengembangan kepribadian melalui pendidikan
akhlak/karakter.
6. Membantu seseorang dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Orang yang terdidik dengan baik (bedakan dengan berpendidikan tinggi),
akan memungkinkan baginya untuk memiliki kemampuan adaptasi
terhadap perubahan yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang
tidak terdidik, karena kemapuan intelektual dan kecakapan hidupnya
memungkinkan bagi dirinya untuk dapat memecahkan persoalan-persoalan
yang dihadapinya. Implikasinya bagi para guru dan kepala sekolah adalah
bahwa sudah selayaknya kegiatan pembelajaran senantiasa diarahkan
kepada pendekatan-pendekatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta
didik untuk berlatih memecahkan permasalahan, seperti pembelajaran
dengan pendekatan problem based leraning, project based leraning,
product based learning, discovery learning dan inquiry learning.Telah
disadari bersama bahwa saat ini pendidikan sudah menjadi kebutuhan bagi
umat manusia, hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya kesadaran
umat manusia akan pentingnya arti pendidikan, baik bagi individu,
maupun masyarakat.
2. Fungsi Pendidikan Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut:

9
1. Pendidikan berperan dalam mendorong terjadinya perubahan dan kendali
sosial. Hal tersebut sangat mungkin terjadi karena dengan dihasilkannya
individu- individu yang terdidik dengan baik secara tidak langsung akan
mendorong tumbuhnya masyarakat pembangun - yaitu masyarakat yang
senantiasa memiliki keinginan untuk melakukan perubahan ke arah yang
lebih baik – dan masyarakat ‘yang kritis’ – yaitu masyarakat yang
senantiasa menyuarakan upaya perbaikan ketika sesuatu yang tidak baik
terjadi.
2. Pendidikan berperan dalam rekonstruksi pengalaman-pengalaman.
Pendidikan terkait erat dengan upaya untuk memberikan pengalaman-
pengalaman baru dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
merekonstruksi pengalaman-pengalaman tersebut di dalam dirinya.
Sebagaimana kita fahami bahwa masyarakat terbentuk dari gabungan
individu-individu, oleh karenanya pengalaman-pengalaman dari individu-
individu tersebut akan tergambar pula dalam kehidupan sebuah
masyarakat. Dengan kata lain, hasil-hasil pendidikan yang diperoleh oleh
individu-individu dalam masyarakat akan mewarnai kehidupan masyarakat
tersebut. Sebaliknya, karena pendidikan pada dasarnya merupakan sebuah
sistem sosial yang terbuka, maka pengalaman- pengalaman yang terdapat
dalam sebuah masyarakat akan mewarnai sistem pendidikan yang ada di
lingkungan masyarakat tersebut.
3. Pendidikan berperan dalam mengembangkan nilai-nilai sosial dan moral.
Telah saya sebutkan di atas bahwa pada dasarnya pendidikan tidak hanya
semata-mata membekali peserta didik dengan kemampuan kognitif dan
psikomotorik saja melainkan juga sebagai upaya untuk mengembangkan
sikap atau akhlak mereka ke arah yang lebih baik. Artinya, jika melalui
aktifitas pendidikan telah dapat dihasilkan individu-individu yang
berakhlak baik, maka sudah dapat dipastikan nilai-nilai sosial dan moral
yang tumbuh dalam masyarakatpun akan menjadi baik.
4. Pendidikan berperan dalam menyediakan peluang dan kesetaraan.
Individu- individu yang terdidik dengan baik akan memiliki kemungkinan

10
untuk dapat beradaptasi dengan berbagai lingkungan dan perubahan,
sehingga akan memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk memperoleh
kehidupan yang lebih baik, dengan demikian, individu-individu tersebut
akan memiliki kesempatan yang lebih baik pula dalam mencapai
kehidupan yang lebih bermartabat. Sebagaimana telah disebutkan bahwa
masyarakat pada dasarnya terbentuk karena adanya gabungan dari
individu-individu, oleh karena itu, jika individu-individu dalam sebuah
masyarakat terdidik dengan baik maka masyarakat tersebut akan memiliki
peluang yang lebih baik untuk menjadi masyarakat yang bermartabat.
(Heny, 2016)

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan itu sangat bermanfaat bagi kelangsungan dan proses kemajuan
hidup masyarakat. Agar masyarakat itu dapat melanjutkan eksistensinya, maka
kepada anggota mudanya harus diteruskan nilai-nilai, pengetahuan, keterampilan
dan bentuk tata perilaku lainnya yang diharapkan akan dimiliki oleh setiap
anggota. Setiap masyarakat berupaya meneruskan kebudayaannya dengan proses
adaptasi tertentu sesuaicorak masing-masing periode jaman kepada generasi muda
melaluipendidikan, secara khusus melalui interaksi sosial. Dengan demikian
pendidikan dapat diartikan sebagai proses sosialisasi.Dalam pengertian tersebut,
pendidikan sudah dimulai semenjak seorang individu pertama kali berinteraksi
dengan lingkungan eksternal di luar dirinya,Dengan semakin majunya
masyarakat, pola budaya menjadi lebih kompleks dan memiliki diferensiasi antara
kelompok masyarakat yang satu dengan yang lain, antara yang dianut oleh
individu yang satu dengan individu yang lain. Dengan perkataan lain masyarakat
tersebut telah mengalami perubahan-perubahan sosial. Ketentuan-ketentuan untuk
berubah ini sebagaimana telah disinggung di halaman-halaman situs web ini
sebelumnya, mengakibatkan terjadinya setiap transmisi budaya dan satu generasi
ke generasi berikutnya selalu menjumpai permasalahan-permasalahan. Di dalam
suatu masyarakat sekolah telah melembaga demikian kuat, maka sekolah menjadi
sangat diperlukan bagi upaya menciptakan/melahirkan nilai-nilai budaya baru
(cultural reproduction).
Dalam proses belajar untuk mengikuti pola acuan bagi tatanan masyarakat
yang telah mapan dan melembaga, anak-anak belajar untuk menyesuaikan dengan
nilai-nilai tradisional di mana institusi tradisional tersebut dibangun. Keseluruhan

12
proses di mana anak-anak belajar mengikuti pola-pola dan nilai-nilai budaya yang
berlaku tersebut dinamakan proses sosialisasi. Proses sosialisasi tersebut harus
beijalan dengan wajar dan mulus oleh karena kita semua mengetahui betapa
pentingnya masa-masa permulaan proses sosialisasi.
Dalam proses pendidikan pula perubahan peranan guru mempunyai arti
yang sangat penting sekali. Berbicara tentang perubahan peranan guru berarti
berbicara tentang perubahan batasan fungsi sekolah. Dalam dunia yang sedang
berubah menuntut perubahan-perubahan pendidikan. Anak-anak yang
dipersiapkan untuk memasuki tanggung jawab dan orang dewasa membutuhkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang jauh berbeda dengan pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang dimiliki orang tuanya. Oleh karena itu maka orang
tua sendiri dituntut untuk memperluas dan mempebaharui pengetahuan, sikap dan
ketrampilannya agar supaya dapat menyesuaikan dengan masyarakat yang sedang
berubah ini. (Anonim, 2015)
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami menyadari bahwa
masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat diharapkan demi kesempurnaannya makalah kami . semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

13
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2015. Pendidikan Individu.


http://www.kabarcianjur.com/2015/04/arti-penting- pendidikan-bagi-
individu.html. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2022 Pukul 14.30 Wib.
Anonim, 2017. Pengertian
Pendidikan.https://www.zonareferensi.com/pengertian-
pendidikan/ . Diakses pada tanggal 21 Oktober 2022 Pukul 14.00 Wib.
Anonim, 2017. Pendidikan Individu.http://junsatu.blogspot.com/2017/12/makalah-
pendidikan-individu-dan.html. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2022 Pukul
14.10 Wib.

Heny,2016.Individu dan Masyarakat.

http://henyrahayu8697.blogspot.com/2016/10/individu-dan-masyarakat.html.
Diakses
pada tanggal 21 Oktober 2022 Pukul 14.20 Wib.

14

Anda mungkin juga menyukai